perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DI
RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU
SURAKARTA
(Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Iklim Komunikasi Organisasi di Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Surakarta)
Disusun oleh :
ROOSDIANA ERIKA F D1207550
Skripsi Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Komunikasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh :
ROOSDIANA ERIKA F D1207550
Disetujui Dosen Pembimbing untuk diuji,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si Drs. Subagyo, SU NIP. 1950 0926198503 1 001 NIP. 1952 0917198003 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN
Dipertahankan di depan Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Hari : Rabu
Tanggal : 03 November 2010
Panitia Penguji :
1. Ketua : Drs. Nuryanto, M. Si ( ........................ ) NIP. 19490831 297802 1 001 2. Sekretaris : Dra. Tanti Hermawati S.Sos., M. Si ( ........................ ) NIP. 196902017 1995 12 1 001 3. Penguji 1 : Drs. Surisno Satrijo U.,M. Si ( ........................ ) NIP. 19500926 198403 1 001 4. Penguji 2 : Drs. Subagyo, S.U ( ........................ )
NIP. 19520917 198003 1 001
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Drs. H. Supriyadi. SN.,SU 19530128 198103 1 001
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
Motto
· Bekerja dengan keraguan adalah bekerja untuk kegagalan.
· Keberhasian adalah buah dari proses yang berliku, seseorang tidak akan
mengecap indahnya keberhasilan tanpa menjalani suatu proses.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Hasil karyaku ini aku persembahkan sebagai ungkapan rasa terima kasih
kepada :
· Jesus Christ atas berkat berkah dan anugerah yang selalu melimpah padaku.
· Bapak dan Ibu tercinta atas doa dan dukungan, baik moral dan spiritual.
· Kakak- kakakku yang selalu memberikan aku support
· Keluarga besarku yang telah memberikan semangat buatku.
· Rekan-rekan kuliah yang sama-sama telah berjuang
· Almamater tercinta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi dengan judul :IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI
YANG EFEKTIF DI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN
DI RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas segala bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam rangka penyusunan dan penyelesaian
skripsi ini. Ucapan terima kasih ini terutama penulis haturkan kepada :
1. Bapak Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si dan Drs. Subagyo, SU, selaku
Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing
dan memberikan masukan bagi penulis dari awal hingga akhir penulisan
skripsi ini.
2. Dr. Sugandi Harjanto, SpB selaku Direktur dan Dr. Ari Dartoko selaku
Manager Personalia, Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan memberikan informasi yang
semaksimal mungkin dapat di pahami dan di mengerti oleh penulis.
3. Ayah dan Ibuku tercinta terima kasih atas segala doa dan dukungannya yang
telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi sesuai dengan
keinginan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
4. Kakak- kakak yang senantiasa membimbing hingga selesainya skripsi ini serta
kasih sayang kakak yang mampu membesarkan hati.
5. Teman-teman semua di Jurusan Ilmu Komunikasi Ekstensi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tidak dapat
saya sebutkan satu per satu
6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis
untuk menyelesaikan penulisan skripsi.
Penulis menyadari bahwa masih sangat jauh dari kesempurnaan, skripsi ini
tidak lepas dari kekurangan dan kecacatan, masih banyak yang perlu digali dan
diungkap agar dapat memberikan manfaat untuk pembacanya. Dengan kebesaran
hati penulis menerima kritik dan saran dari para pembaca.
Surakarta, September 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
ROOSDIANA ERIKA F. D1207550. IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI YANG EFEKTIF DI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklim komunikasi organisasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta dalam meningkatkan kinerja staff dan karyawan.
Tingkat kinerja karyawan dalam perusahaan dapat bersumber dari berbagai hal seperti upah atau gaji karyawan yang dianggap penting sebagai faktor utama. Tidak hanya gaji saja yang dibutuhkan oleh karyawan tetapi faktor untuk memperoleh rasa aman, hubungan yang baik antara atasan dan bawahan, dan dukungan untuk memenuhi harapan dan hal ini sering sekali disebut dengan iklim organisasi.
Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Sampel diambil dari narasumber yang dianggap mengetahui secara benar dari kondisi populasi. Didalam pengambilan sampel ini penulis mempunyai seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan dari hasil penelitiannya yaitu karyawan dan seorang atasan atau kepala bagian yang terlibat didalam Rumah Sakit Ibu Surakarta. Teknik Pengumpulan Data menggunakan observasi, interview dan studi pustaka. Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber. Teknik analisis data menggunakan kualitatif interaktif.\
Penelitian ini menggunakan Grand Teori dari Pace and Faules, yang menjelaskan iklim komunikasi organisasi merupakan persepsi persepsi mengenai peran dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi yang dilakukan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta di bagian Medis dan Keperawatan menggunakan komunikasi terbuka dan diimplementasikan ke dalam tiga hal yaitu kegiatan briefing, partisipasi karyawan dan kerjasama antar karyawan di mana ketiga kegiatan tersebut sudah berjalan dengan baik. Iklim komunikasi organisasi di bagian Penunjang Medis bersifat terbuka. Tiga kegiatan utama yaitu kegiatan pertemuan, partisipasi karyawan dan kerjasama antar karyawan. Iklim komunikasi organisasi di bagian Umum menggunakan komunikasi bersifat terbuka dan diimplementasikan ke dalam tiga hal yaitu kegiatan Rapat Bimbingan Tekniks (RBT), partisipasi karyawan dan kerjasama antar karyawan di tiap-tiap bagian umum, dan sudah berjalan dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT ROOSDIANA ERIKA F. D1207550. Climate Effective Communication In Organizations In Improving The Performance Of Employees In Public Hospital “Kasih Ibu” Surakarta
The purpose of this study is to investigate the influence of organizational communication climate Kasih Ibu Hospital Surakarta in improving the performance of staff and employees.
Performance level of employees in the company can be sourced from a variety of things such as wages or salaries of employees that are considered important as a major factor. Not only salary is needed by the employees but the factors to gain a sense of security, good relationships between superiors and subordinates, and support to meet the expectations and this is often referred to as organizational climate.
The research method using descriptive qualitative research. Samples taken from sources deemed to know the true from the population. In this sampling writers have someone who can be accounted for from the results of research that is employee and a supervisor or department head involved in the Mother's Hospital Surakarta. Data collection using observation techniques, interview and literature study. Triangulation technique used was triangulation with the source. Qualitative analysis using interactive. \
This research utilize main theory from Pace and Faules what does word climatic communication organisationaling to constitute perceptions about roles and scene that is engaged order that happening deep organizational.
The results showed that the organizational communication climate by Kasih Ibu Hospital Surakarta in the Medical and Nursing uses open communication and implemented in three ways, namely a briefing, employee participation and cooperation among employees in which all three activities are already going well. Organizational communication climate at the Medical Support is open. Three main activities, namely meetings, employee participation and cooperation among employees. Organizational communication climate in the General section using the communication is open and implemented in three ways, namely a techie Guidance Meeting (RBT), employee participation and cooperation among employees in each and every part of the public, and has been running well.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL........................................................................................................... i
PERSETUJUAN ............................................................................................ ii
PENGESAHAN............................................................................................. iii
MOTTO ........................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN.......................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
ABSTRAK..................................................................................................... viii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ................................................................. ix
DAFTAR ISI.................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 4
E. Tinjauan Pustaka .................................................................... 5
F. Definisi Konsep....................................................................... 31
G. Implementasi Konsep.............................................................. 31
H. Metodologi Penelitian ............................................................. 32
BAB II. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Perkembangan RS Kasih Ibu Surakarta ..................... 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
B. Tujuan, Visi, Misi dan Motto.................................................. 42
C. Struktur Organisasi ................................................................. 43
D. Jenis Layanan Kesehatan ........................................................ 47
BAB III. PENYAJIAN DATA
A. Identitas Subyek Penelitian ..................................................... 59
B. Data tentang Iklim Organisasi dalam Menunjang Kinerja
Karyawan RSU Kasih Ibu Surakarta....................................... 60
BAB IV. ANALISIS DATA
A. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian
Medis dan Keperawatan........................................................ 90
B. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian
Penunjang Medis................................................................... 93
C. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian
Umum.................................................................................... 96
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 104
B. Saran-Saran .......................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
1. STRUKTUR ORGANISASI ……………………………….
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya
memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk
saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar
pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam
kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok/ organisasi itu selalu terdapat
bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan
hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/ karyawan.
Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau
komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan
adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita
pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja
sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan
sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya
suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang
nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.
Di dalam masyarakat modern, kelompok disebut juga dengan
organisasi. Secara individual masing-masing orang mempunyai keinginan,
kebutuhan fisik ekonomi, politis dan sebagainya yang secara sadar atau tidak
sadar akan berusaha untuk memenuhinya. Dalam rangka memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut manusia memerlukan suatu organisasi karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
ada hal-hal tertentu yang tidak dapat dicapai tanpa melalui organisasi. Dengan
kata lain mereka memasuki suatu organisasi karena di satu sisi untuk
memenuhi tujuan dan keinginannya, sedangkan disisi lain organisasi juga
mempunyai tujuan yang hanya bisa dicapai jika bekerja sama dengan
individu-individu atau para anggotanya dan melalui komunikasilah hal
tersebut dapat terwujud.
Penempatan komunikasi sebagai satu bagian yang penting baru terjadi
saat orang menyadari bahwa komunikasi sangat dibutuhkan dan mampu
menunjang bagian-bagian yang lain. Kemampuan komunikasi dapat kita lihat
melalui bagaimana kuatnya iklim komunikasi untuk meningkatkan kinerja
karyawan.
Sebuah kelompok dalam perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan
interaksi sosial yang mana dalam sebuah interaksi terjadi hubungan
komunikasi yang satu dengan yang lainnya baik itu dengan internal
perusahaan maupun publik masyarakat umum. Dengan dasar yang demikian
komumikasi selalu terjadi antar bagian-bagian yang terjalin dalam suatu
perusahaan. Untuk menjaga kehormanisan komunikasi terhadap bagian-bagian
yang terjadi dalam sebuah perusahaan maka komunikasi sangat penting sekali
digunakan supaya tidak kesinambungan antar bagian.
Rumah sakit sebagai organisasi yang menyediakan pelayanan
kesehatan memiliki karakteristik yang tidak sama dengan organisasi lainnya.
Adanya karakteristik tersebut menyebabkan iklim komunikasi organisasi yang
ada di rumah sakit berbeda dengan organisasi lainnya, terutama pada tenaga
medis dan non medis yang ada di rumah sakit. Fungsi yang paling utama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dalam pelaksanaan tugas karyawan dalam unit kerja adalah fungsi pelayanan
dalam Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta maka orientasi manajemen
harus berfokus pada pelanggan. Karena Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta
merupakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat kota Surakarta, maka
konteks seharusnya adalah bahwa arah pelaksanaan tugas karyawan adalah
memberikan pelayanan pada pelanggan, baik internal maupun eksternal.
Karyawan harus memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin di
dalam pemberian pelayanan kepada pasien ataupun keluarga pasien, di mana
karyawan dituntut untuk bekerja profesional meskipun ada karyawan yang
sedang mengalami persoalan tetapi tidak sampai di bawa ke dalam pekerjaan,
karena bukan tidak mungkin lembaga memperoleh citra yang buruk dari
pelanggan karena pelayanan yang tidak menyenangkan dari karyawannya.
Di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta menggunakan iklim komunikasi
formal yaitu dimana komunikasi formal terjadi antara karyawan melalui garis
kewenangan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Dari kewenangan tersebut
merupakan sistem urat saraf yang menyediakan saluran-saluran dimana
prosedur kerja, instruksi atau perintah dan gagasan serta umpan balik
mengenai permasalahan perkerjaan yang ada di bawah disampaikan ke bawah
yaitu dari pimpinan yang lebih tinggi ke karyawan bawahannya.
Disisi lain karyawan Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta menggunakan
komunikasi formal dan juga menetapakan saluran dimana komunikasi ke atas
berlangsung misalnya karyawan bawahan menyampaikan ide-ide atau gagasan
masalah perkerjaan yang melibatkan mereka. Dalam menggunakan
komunikasi formal ini, sangat penting bagi manajemen menciptakan kondisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
yang menyenangkan terjadinya komunikasi kesamping terjadi diantara
karyawan pada tingkatan yang relatif sama dalam struktur organisasi yang
mempunyai tugas sama dengan karyawan yang lain untuk meningkatkan
pelaksanaan tugas yang maksimal serta mendorong antara satu bagian dengan
bagian yang lain.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan yaitu : ”Bagaimana pelaksanaan iklim komunikasi organisasi di
dalam meningkatan kinerja karyawan di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Surakarta ?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan iklim komunikasi organisasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Surakarta di dalam meningkatkan kinerja staff dan karyawan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dalam penelitian ini adalah
1. Bagi Peneliti
Menambah ilmu dan wawasan mengenai pentingnya iklim komunikasi
organisasi di dalam meningkatkan kinerja karyawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Bagi Rumah Sakit Umum Ibu Surakarta
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuahan untuk meningkatkan
kinerja yang positif dan bertanggung jawab sesuai dengan prosedur yang
sudah ditetapakan oleh management
E. Landasan Teori
1. Komunikasi
Setiap ahli mendefinisikan komunikasi dari sudut yang berbeda-
beda akan tetapi pada intinya adalah sama. Berelson dan Steiner
mendefinisikan komunikasi adalah :”penyampaian informasi, ide, emosi,
keterampilan dan seterusnya melalui penggunaan simbol-kata, gambar,
angka, grafik dan yang lain-lain” (Aubrey Fisher, 1986 : 10).
Dance mendefinisikan komunikasi dalam kerangka psikologi
perilaku manusia yang luas melalui pendefinisian komunikasi manusia
sebagai : “pengungkapan respon melalui simbol-simbol verbal, dimana
simbol-simbol verbal itu bertindak sebagai perangsang (stimuli) bagi
respon yang terungkapkan tadi” ( Aubrey Fisher, 1986 : 10).
Menurut Wilbur Schramm istilah communication berasal dari
bahasa latin communis yang artinya sama dengan common. Sehingga
menurutnya jika kita mengadakan komunikasi dengan sesuatu pihak, maka
kita menyatakan gagasan kita untuk memperoleh communis dengan pihak
lain itu mengenai suatu obyek, Karena menurut Schramm, apabila kita
berkomunikasi sebenarnya kita berusaha untuk membangun kebersamaan
dengan seseorang, kita berupaya berbagi informasi, ide ataupun sikap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Proses komunikasi itu sendiri menurut Schramm terdiri dari
sembilan elemen yaitu:
a. Pengirim, pihak yang mengirim pesan kepada pihak yang lain (juga
disebut sumber atau komunikator).
b. Penulisan dalam bentuk sandi (encoding) adalah proses
mengungkapkan pendapat ke dalam bentuk simbolik.
c. Pesan, serangkaian simbol yang dikirim oleh pengirim.
d. Media, saluran-saluran komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan
pesan-pesan dari pengirim kepada penerima.
e. Pembacaan sandi (decoding), proses ketika penerima mengartikan
simbol-simbol yang dikirim oleh pengirim.
f. Penerima, pihak yang menerima pesan yang disampaikan oleh pihak
lain (disebut juga pendengar atau tujuan).
g. Tanggapan, serangkaian reaksi dari penerima setelah melihat atau
mendengar pesan-pesan yang dikirimkan oleh pihak pengirim.
h. Umpan balik, bagian dari tanggapan penerima bahwa penerima itu
mengkomunikasikan kembali kepada pengirim.
i. Gangguan, atau distorsi yang tak terduga selama proses komunikasi,
mengakibatkan penerima memperoleh pesan berbeda dari yang
dikirimkan pengirim. (Philip Kotler, 1998 : 244)
Model-model di atas menekankan faktor-faktor penting dalam
komunikasi yang efektif. Pengirim harus tahu yang akan mereka jangkau
dan bagaimana tanggapan yang mereka inginkan. Mereka juga harus tahu
bagaimana cara menyandikan pesan mereka dengan baik agar dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
dimengerti oleh khalayak sasaran mereka, dan mereka juga harus
menyediakan saluran-saluran umpan balik sehingga mereka dapat
mengerti bagaimana tanggapan khalayak terhadap pesan yang mereka
sampaikan. Menurut Schramm, supaya suatu pesan efektif, maka proses
penyandian pesan dari pengirim harus bertautan dengan proses pembacaan
sandi dari penerimanya. Pesan harus merupakan simbol-simbol penting
yang dikenal dengan baik oleh penerimanya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah upaya
penyampaian pesan atau informasi (pesan, ide, gagasan) dari komunikator
kepada komunikan melalui media tertentu dan menghasilkan dampak-
dampak tertentu pula. Jadi proses penyampaian pesan pada akhirnya akan
memberikan dampak pada kedua belah pihak antara komunikator dengan
komunikan.
Dari definisi komunikasi di atas, maka di bawah ini akan dijelaskan
komponen-komponen yang mencakup untuk terjadinya suatu proses
komunikasi menurut pendapat A.W. Widjaya (1986 : 39-41) yaitu sebagai
berikut :
a. Communicator (Komunikator)
Komunikator dapat berupa individu, kelompok, organisasi dan media
massa seperti surat kabar, radio, televisi dan sebagainya.
b. Message (Pesan)
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh
komunikator. Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
pengarah di dalam usaha mencoba mengubah tingkah laku komunikan.
Bentuk pesan dapat berupa :
1) Informatif
Memberikan keterangan-keterangan dan kemudian komunikan
dapat mengambil kesimpulan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan
informatif lebih berhasil dari pesan persuasif, misalnya pada
kalangan cendekiawan.
2) Persuasif
Yaitu pesan yang bersifat rujukan, yakni membangkitkan
pengertian dan kesadaran bahwa apa yang disampaikan akan
memberikan rupa atau pendapat atau sikap sehingga ada perubahan
sikap seperti yang diinginkan oleh komunikator.
3) Coersif/Instruktif
Memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuk yang
terkenal dari penyampaian pesan ini adalah agitasi dengan
penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin dan
ketakutan diantara sesamanya dan pada kalangan publik.
Sedangkan pesan yang bersifat instruktif, juga memiliki daya untuk
memerintah agar orang yang diberi perintah dapat/mau
melaksanakan apa yang diperintahkan.
c. Channel (Saluran)
Saluran atau media komunikasi merupakan sarana atau alat-alat yang
dipergunakan untuk menyebarluaskan pesan yang akan disampaikan
kepada komunikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
d. Communican (Komunikan)
Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan ke dalam tiga
bentuk yaitu personal, kelompok dan massa. Komunikasi akan berhasil
apabila pesan yang disampaikan sesuai dengan kerangka pengetahuan
dan lingkup pengalaman komunikan.
e. Effect (Efek)
Yang dimaksudkan dengan efek komunikasi adalah berbagai
perubahan yang timbul pada diri komunikan disebabkan terjadinya
kegiatan komunikasi. Efek itu bisa berarti penambahan pengetahuan,
perubahan sikap, perubahan tingkah laku dan sebagainya. Menurut
Onong Uchana Effendy (1992 : 8), di dalam kegiatan komunikasi
dapat di bagi ke dalam tiga bentuk efek, yaitu :
1) Efek kognitif, adalah yang timbul pada diri komunikan yang
menyebabkan komunikan menjadi tahu, atau bertambah
pengetahuannya (intelektualitasnya) dikarenakan informasi yang
diberikan.
2) Efek afektif, yaitu mempunyai kadar lebih tinggi dari efek kognitif
dikarenakan disini komunikan telah mempunyai rasa atau pesan
tersebut telah menimbulkan perasaan tertentu, seperti terharu, sedih
dan lain sebagainya.
3) Eek behavioral, yakni efek yang timbul dari dalam diri komunikan
dengan adanya perilaku tertentu dikarenakan esan yang disampaikan
oleh komunikator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Sasaran komunikasi dapat diterapkan dalam suatu organisasi baik
organisasi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi
perusahaan, maka sasaran yang dituju pun akan beraneka ragam, tapi
tujuan utamanya tentulah untuk mempersatukan individu-individu yang
tergabung dalam organisasi tersebut. Berdasarkan sifat komunikasi dan
jumlah komunikasi menurut Onong Uchyana Effendi (2001 : 50),
komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori:
a. Komunikasi antar pribadi
Komunikasi ini penerapannya antara pribadi/individu dalam usaha
menyampaikan informasi yang dimaksudkan untuk mencapai
kesamaan pengertian, sehingga dengan demikian dapat tercapai
keinginan bersama.
b. Komunikasi kelompok
Pada prinsipnya dalam melakukan suatu komunikasi yang ditekankan
adalah faktor kelompok, sehingga komunikasi menjadi lebih luas.
Dalam usaha menyampaikan informasi, komunikasi dalam kelompok
tidak seperti komunikasi antar pribadi.
c. Komunikasi massa
Komunikasi massa dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa
yang meliputi cetak dan elektronik.
2. Komunikasi Organisasi
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang
secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu
sistem, ada juga yang menamakannya sarana.
Sondang P. Siagian (2000 : 3), mendefinisikan “organisasi ialah
setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja
bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan
yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang /
beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang
disebut dengan bawahan.”
Malayu S.P. Hasibuan (2003 : 2) mengatakan “organisasi ialah
suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari
sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. organisasi
hanya merupakan alat dan wadah saja.”
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk
komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik
apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya,
faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-
jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah
untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu
organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan
lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat
komunikasi dilancarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal
dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005 : 17). Komunikasi formal adalah
komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya
berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam
organisasi, produkdivitas, dan berbagai perkerjaan yang harus dilakukan
dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pres,
dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi
yang disetujui secara sosial. Oreientasinya bukan pada organisasi, tetapi
lebih pada anggotanya secara individual.
Sendjaja (1994 : 55-56) menyatakan fungsi komunikasi dalam
organisasi adalah sebagai berikut:
a. Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem
pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu
organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak,
lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan
setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara
lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan
informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna
mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan
karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan
pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan,
jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
b. Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh
terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang
berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki
kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.
Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya
dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan.
Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya,
bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang
boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
c. Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan
kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih
suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.
Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan
menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan
sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d. Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan
saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan
pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat
mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti
penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan
laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti
perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan
menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam
diri karyawan terhadap organisasi.
Persepsi tentang komunikasi Organsasi menurut Redding dan
Sanborn yaitu bahwa komunikasi orgabisasi adalah pengiriman dan
peneriman informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk
dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia .
hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi
dari atasan kebawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan
ke atasan, komunikasi harizontal atau komunikasi dari orang-orang yang
sama level atau tingakatannya dalam organisasi, ketrampilan dan
berbicara, mendengarkan menulis dan komunikasi evaluasi progam. (Arni
Muhammad, 2005;65)
Iklim komunikasi penting karena mengikatkan konteks organisasi
dengan konsep-konsep, perasaan-perasaan dan harapan-harapan anggota
organisasi dan membantu menjelaskan perilaku anggota organisasi.
Menurut Reeding ”Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi
kegiatan yang terdapat dalam organisasi dalam menunjukan kepada
anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan
memberi mereka kebebasa dalam mengambil resiko, mendorong mereka
dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas
mereka, menyertakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi
mendengarkan dengan perhatian serta memperoleh informasi yang dapat
dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi, secara aktif memberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
penyuluhan kepada anggota organisasi sehingga meraka dapat melihat
bahwa keterlibatan mereka penting dalam mengambil suatu keputusan
dalam organisasi, memberi dan menaruh perhatian pada perkerjaan yang
bermutu tinggi dan memberi tantangan ”
Disisi lain menurut Werther dan Devis tentang antara hubungan
komunikasi dan organisasi yaitu ” Organisasi tidak dapat berdiri tanpa
komunikasi. Apabila dalam suatu organisasi tidak ada komunikasi, maka
anggota organisasi tidak dapat mengetahi apa yang sedang dikerjakan oleh
rekan-rekan mereka, manajemen tidak dapat menerima informasi dan
manajemen tidak dapat melakukan intruksi”. (Moekijat, 1993:1).
Iklim komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan
gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi.
Diasumsikan bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat
suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang
sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas
karakter-karakter yang relative langgeng pada organisasi. Iklim komuikasi
organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsure-unsur organisasi dan
pengaruh unsure-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini
didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan secara
berkesinambugan melalui dengan anggota organisasi lainya. Pengaruh ini
mengahsilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan
individu, dan mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Di Rumah Sakit Kasih Ibu dalam kesehariannya menggunakan
komunikasi kebawah yaitu dimana setiap informasi dalam komunikasi ke
bawah mengalir dari tingkatan manajemen puncak ke manajemen
menengah, manajemen yang lebih rendah dan sampai akhirnya sampai
pada karyawan yang lebih rendah. Komunikasi kebawah mempunyai
fungsi pengarahan dimana manajemen atas memberikan pengarahan,
perintah, dan evaluasi. Perintah dan instruksi biasanya menjadi lebih
terperinci dan spesifik karena di intrepetasikan oleh tingkatan manajemen
yang lebih rendah.
Unsur-unsur dalam organisasi tidak secara langsung menciptakan
iklim komunikasi organisasi, tetapi pengaruhnya terhadap iklim
komunikasi organisasi tergantung pada persepsi anggota organisasi
mengenai nilai dan hukum dan peraturan tersebut, yaitu apakah hukum dan
peraturan harus diabaikan. Jadi dengan kata lain, unsur-unsur yang
terdapat di dalam organisasi tidak secara otomatis menciptakan iklim
komunikasi organisasi tetapi tergantung kepada persepsi anggota-anggota
organisasi mengenai unsur-unsur organisasi tersebut.
Adapun dimensi-dimensi iklim komunikasi organisasi menurut
Pace dan Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi, Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan. (2002 : 159-160) :
a. Kepercayaan
Personel di semua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan
dan mempertahankan hubungan yang di dalamnya terdapat
kepercayaan, keyakinan dan kredibilitas yang didukung oleh pernyataan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dan tindakan. Para pemimpin hendaklah berusaha membentuk
kepercayaan di antara pengirim dan penerima pesan. Kepercayaan ini
akan mengarahkan kepada komunikasi yang terbuka yang akan
mempermudah adanya persetujuan yang diperlukan antara bawahan dan
atasan.
b. Pembuatan keputusan bersama
Para karyawan di semua tingkatan dalam organisasi harus diajak
berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam
semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan dengan kedudukan
mereka. Para pegawai di semua tingkat harus diberi kesempatan
berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka
agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan
tujuan. Tetapi umumnya pimpinan mau memberikan informasi ke
bawah bila merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas.
Tetapi apabila suatu pesan tidak relevan dengan tugas, pesan itu tetap
dipegangnya.
c. Kejujuran
Suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus
mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai
mampu mengatakan ”apa yang ada dalam pikiran mereka“ tanpa
mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat,
bawahan, atau atasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
d. Keterbukaan terhadap komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah menunjukan arus pesan yang mengalir dari para
atasan atau para pemimpin kepada bawahannya. Komunikasi ke bawah
adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk
pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena
salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi
dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan. Kecuali untuk keperluan informasi rahasia, anggota
organisasi harus relatif mudah memperoleh informasi yang
berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang
mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan
pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya, dan
yang berhubungan luas dengan perusahaan, organisasinya, para
pemimpin dan rencana-rencana.
e. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas
Yang dimaksud dengan komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir
dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepeda
tingkat yang lebih tinggi. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk
memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan
pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan
moral dan sikap karyawan.
f. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi
Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu
komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi-produktivitas tinggi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
kualitas tinggi, biaya rendah-demikian pula menunjukkan perhatian
besar pada anggota organisasi lainnya. Jadi secara singkat, yang
termasuk dalam dimensi iklim komunikasi organisasi itu adalah
kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan,
mendengarkan dalam komunikasi ke atas dan perhatian pada tujuan-
tujuan kinerja tinggi.
2. Kinerja Karyawan
Kinerja mempunyai arti penting bagi karyawan, oleh karena adanya
penilaian kinerja berarti karyawan mendapat perhatian dari atasannya, di
samping itu menambah gairah kerja karyawan, karena dengan penilaian
kinerja ini mungkin karyawan yang berprestasi dipromosikan,
dikembangkan dan diberi penghargaan atas prestasi tersebut, sebaliknya
karyawan yang tidak berprestasi mungkin akan didemosikan. Penilaian
kerja yang efektif dan adil berkelanjutan perlu diperhatikan karena akan
meningkatkan kinerja karyawan
Pengertian kinerja pada dasarnya adalah kegiatan dan hasil yang
dapat dicapai atau dilanjutkan seseorang atau kelompok orang didalam
pelaksanaan tugas, perkerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran atau
standar kerja yang telah ditetapkan sebelum atau bahkan dapat melebihi
standar yang ditentukan oleh perusahaan pada periode tertentu (Hani
Handoko, 2000: 135).
Mahsun (2006: 25) mendefinisikan kinerja adalah gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau progam atau
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi. Menurut Moch.
As’ad (2001: 48) kinerja merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut
ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.
Dari definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa kinerja merupakan
suatu bentuk kesuksesan seseorang untuk mencapai peran atau target
tertentu yang berasal dari perbuatannya sendiri.
Menurut Miner (1977) dalam Reza Surya dan Santoso Tri Hananto,
(2004 : 35) dinyatakan bahwa dimensi kinerja adalah ukuran dan penilaian
dari perilaku yang aktual di tempat kerja, dimensi kinerja tersebut
mencakup :
a. Quality of Output, kinerja seseorang individu dinyatakan baik apabila
kualitas output yang dihasilkan lebih baik atau paling tidak sama
dengan target yang telah ditentukan.
b. Quantity of Output, kinerja seseorang juga diukur dari jumlah output
yang dihasilkan. Seseorang individu dinyatakan mempunyai kinerja
yang baik apabila jumlah/kuantitas output yang di capai dapat melebihi
atau paling tidak sama dengan target yang telah ditentukan dengan tidak
mengabaikan kualitas output tersebut.
c. Time at Work, dimensi waktu juga menjadi pertimbangan di dalam
mengukur kinerja seseorang. Dengan tidak mengabaikan kualitas dan
kuantitas output yang harus dicapai, seorang individu dinilai
mempunyai kinerja yang baik apabila individu tersebut dapat
menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu atau bahkan melakukan
penghematan waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
d. Cooperation With Others’ Work, kinerja juga dinilai dari kemampuan
seseorang individu untuk tetap bersifat kooperatif dengan pekerja lain
yang juga harus menyelesaikan tugasnya masing-masing.
Manfaat yang dapat dipetik terhadap penilaian kinerja karyawan
menurut Hani Handoko (2000: 135) adalah sebagai berikut:
a. Perbaikan prestasi kerja, yang berarti umpan balik terhadap
pelaksanaan kerja akan memperbaiki kegiatan dan kinerja karyawan
b. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi, yang maksudnya membantu
para pengambil keputusan untuk menentukan perbaikan penggajian,
pemberian bonus dan sebagainya.
c. Keputusan-keputusan penempatan promosi, menentukan pemberian
penghargaan berupa promosi atau transfer karyawan.
d. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan, yang diukur dari prestasi
kerja para karyawan.
e. Perencanaan dan pengembangan karier.
f. Penyimpanan proses staffing, akan diketahui dari prestasi kerja para
karyawan yang baik dan jelek.
g. Ketidakakuratan informasi yang dilihat dari kerja yang jelek mungkin
disebabkan oleh kesalahan informasi, analisis jabatan, rencana sumber
daya manusia atau komponen sistem manajemen lainnya.
h. Kesalahan desain perkerjaan, akan diketahui apabila terjadi prestasi
yang jelek.
i. Memberikan kesempatan kerja yang adil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
j. Tantangan eksternal, akan dapat diketahui dari penilaian prestasi kerja
sehingga manajemen dapat mengambil tindakan untuk mengatasinya.
Mengacu pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa kinerja karyawan merupakan perwujudan atau penampilan seorang
karyawan dalam pelaksanan perkerjaan. Seseorang dapat dikatakan
berprestasi kerja baik, manakala mereka dapat melaksanakan pekerjaan
dengan baik artinya mencapai sasaran atau standar kerja yang telah
ditetapkan sebelum atau bahkan melebihi standar yang telah ditentukan.
Komponen penting dalam melakukan penaksiran kinerja adalah
kuantitas dan kualitas kinerja seorang individu. Individu dinilai
berdasarkan pencapaian kuantitas dan kualitas output yang dihasilkan dari
serangkaian tugas yang dilakukannya. Mempererat kaitan antara sistem
penilaian kinerja dan rencana-rencana strategik jangka panjang organisasi
dapat meningkatkan efektivitas organisasional. Dengan merancang sistem
penilaian kinerja yang sesuai dengan strategi organisasi, karyawan-
karyawan pada akhirnya akan bekerja dalam cara yang mendukung misi
organisasi. Kaitannya yang jelas di antara keduanya dapat pula
menciptakan suatu kultur yang akan lebih memperkukuh strategi
organisasi. Selain itu, jika sistem dirancang untuk membantu karyawan
mengelola daripada mencela kinerja-kinerja mereka, maka lebih besar
kemungkinan bahwa tujuan-tujuan individu dan organisasi akan bertemu.
Terdapat empat strategi organisasi berkenaan dengan sistem penilaian
kinerja.
Seorang karyawan yang dinilai menunjukkan kemungkinan tidak
berkinerja, akan tetapi sebenarnya dia mempunyai potensi, bisa jadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
lingkungan kerjanya yang tidak mendukung. Apakah karyawan tersebut
mempunyai kondisi kerja yang menguntungkan untuk bekerja, cukup
informasi untuk mengambil keputusan yang dikaitkan dengan
pekerjaannya, waktu yang memadai untuk melakukan pekerjaan yang baik
dan lain-lainnya. Jika karyawan tersebut tidak mendapatkan maka jelas
kinerja akan terganggu.
Penilaian kinerja (perfomance approach) memainkan peranan yang
sangat penting dalam peningkatan motivasi di tempat kerja. Karyawan
menginginkan dan memerlukan kompensasi yang berkenaan dengan
prestasi mereka dan penilaian menyediakan kesempatan untuk
memberikan kompensasi kepada mereka. Jika kinerja tidak sesuai dengan
standar, maka penilaian memberikan kesempatan untuk meninjau
kemajuan karyawan dan untuk menyusun rencana peningkatan kinerja
karyawannya.
Malayu Hasibuan (2003: 95) mengemukakan bahwa indikator-
indikator yang dapat digunakan dalam penilaian kinerja karyawan adalah:
a. Kesetiaan
Unsur kesetiaan dalam hal ini menyangkut loyalitas karyawan terhadap
pekerjaan, jabatannya dalam organisasi. Kesetiaan ini dicerminkan
oleh kesediaan karyawan menjaga dan membela organisasi di dalam
maupun di luar instansi.
b. Kedisiplinan
Penilai menilai disiplin dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada
dan melakukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan
kepadanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
c. Kejujuran
Penilai menilai kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya
memenuhi perjanjian, baik bagi dirinya maupun terhadap orang lain,
seperti kepada para bawahan.
d. Kreativitas
Penilai mempunyai kemampuan karyawan dalam mengembangkan
kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga bekerja
lebih berdaya guna dan berhasil guna.
e. Kerjasama
Penilai menilai kesediaan karyawan berpartisipasi dan bekerja sama
dengan karyawan lain secara vertikal atau horisontal di dalam maupun
di luar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik.
f. Kecakapan
Penilai menilai kecakapan dalam menyatukan dan menyelaraskan
bermacam-macam elemen yang semuanya terlibat didalam penyusunan
kebijaksanaan dan didalam situasi manajemen.
g. Kepribadian
Penilai menilai karyawan dan sikap perilaku kesopanan, periang,
disukai, memberi kesan menyenangkan, memperlihatkan sikap yang
baik, serta berpenampilan simpatik dan wajar.
h. Tanggung jawab
Penilai menilai kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan
kebijaksanannya, pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana
yang digunakannya serta perilaku kerjanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3. Hubungan Iklim Komunikasi dengan Kinerja Karyawan
Setiap manusia yang ada di dunia ini, tidak mungkin dapat terlepas
dari kehidupan berkelompok atau berorganisasi Hal ini dikarenakan,
manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang tidak
mungkin dapat hidup seorang diri. Dalam menjalani kehidupan
berorganisasi tersebut, manusia yang satu dengan yang lainnya saling
berinteraksi. Interaksi yang dilakukannya melalui komunikasi, baik secara
verbal maupun non-verbal, baik lisan maupun tulisan.
Tujuan komunikasi dalam organisasi adalah untuk membentuk saling
pengertian (mutual understanding) sehingga terjadi kesetaraan kerangka
referensi (frame of references) dan kesamaan pengalaman (field of
experience) diantara anggota organisasi. Dari pengalaman-pengalaman
komunikasi organisasi yang terjadi, perlahan-lahan akan membentuk suatu
iklim komunikasi organisasi. Iklim komunikasi organisasi merupakan
persepsi-persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan
pesan yang terjadi dalam organisasi (Pace, Wayne and Faules Don, 2002
:155).
Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang terdiri dari
unsur pemilik perusahaan, pimpinan perusahaan, dan juga karyawan.
Sebagai karyawan dalam suatu perusahaan, manusia akan berhadapan
dengan karyawan lain, dengan pimpinan perusahaan dan dengan aturan-
aturan (kebijakan-kebijakan) yang berlaku. Sekaligus menunjukkan
adanya keterikatan dalam pembagian dan pelaksanaan suatu tugas atau
pekerjaan. Karyawan merupakan salah satu aset terpenting bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
perusahaan untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan. Pada saat
seseorang akan memasuki lingkungan kerja, maka secara otomatis
karyawan akan terikat dan mengikatkan diri pada perjanjian yang ada,
perjanjian tersebut berupa lisan dan juga tulisan, sehingga karyawan
diwajibkan untuk mematuhi perjanjian yang telah disepakati bersama.
Sehubungan dengan hal ini, maka pembinaan, karyawan harus terus
menerus diupayakan, agar timbul suatu motivasi kerja yang tinggi yang
berpengaruh pada peningkatan kinerja kerja karyawan. Adanya motivasi
yang tinggi akan membuat karyawan dapat lebih giat bekerja dalam
menjalankan suatu pekerjaannya.
Redding mengatakan iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi
kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada
anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan
memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko; mendorong mereka
dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas
mereka dan menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang
organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh
informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi;
secara aktif memberi penyuluhan kepada pra anggota organisasi sehingga
mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-
keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang
bermutu tinggi dan memberi tantangan. (Pace dan Faules, 2002: 148)
Pace and Faules mengatakan iklim komunikasi organisasi terdiri
dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
unsur tersebut terhadap komunikasi. (Pace dan Faules, 2002: 149). Dennis
mendefinisikan iklim komunikasi organisasi sebagai kualitas pengalaman
yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang
mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan
dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi. (Soemirat dan Ardianto,
2005 : 69).
Tingkat kinerja karyawan dalam perusahaan dapat bersumber dari
berbagai hal seperti upah atau gaji karyawan yang dianggap penting
sebagai faktor utama. Tidak hanya gaji saja yang dibutuhkan oleh
karyawan tetapi faktor untuk memperoleh rasa aman, hubungan yang baik
antara atasan dan bawahan, dan dukungan untuk memenuhi harapan dan
hal ini sering sekali disebut dengan iklim organisasi.(Davis and Newstrom,
2004 : 44).
Salah satu faktor yang mendukung peningkatan kinerja kerja
karyawan adalah dengan cara komunikasi. Komunikasi merupakan
aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi manusia dapat saling
berhubungan satu sama lain. Tidak ada manusia yang tidak terlibat
komunikasi. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dihindari,
begitu halnya di dalam perusahaan.
Untuk memenuhi kebutuhan para karyawan, perusahaan yang
mempunyai fungsi manajemen harus mampu menciptakan suasana kerja
yang harmonis diantara perusahaan dan karyawan. Hubungan harmonis
sebaiknya dibina secara khusus dalam suatu fungsi atau divisi (bagian)
yang memang bertugas mengatur internal relations. Fungsi tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dilakukan oleh Hubungan Masyarakat (Humas) sebagai pengatur laku
employee relations.
Peran karyawan pada suatu perusahaan sangat penting, dan hal
tersebut merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri. Apabila kinerja
para karyawan pada suatu perusahaan tidak maksimal, maka hasil yang
akan dicapai oleh perusahaan tersebut pun tidak akan maksimal pula. Di
tempat lain, iklim di dalam sebuah organisasi juga sangatlah penting
karena secara tidak langsung iklim komunikasi organisasi dapat
mempengaruhi cara hidup orang-orang di dalam sebuah organisasi. Oleh
sebab itu, keberhasilan suatu organisasi dalam membangun iklim
komunikasi organisasi yang kondusif, sangatlah vital dalam meningkatkan
kinerja para karyawan.
Untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi
tersebut mempercayai karyawan dan memberi mereka kebebasan dalam
mengambil resiko; mendorong mereka dan memberi mereka tanggung
jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi
yang terbuka dan cukup tentang organisasi; mendengarkan dengan penuh
perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus
terang dari anggota organisasi; secara aktif memberi penyuluhan kepada
pra anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan
mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh
perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan.
Iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi itu penting karena secara
tidak langsung iklim komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
hidup orang-orang di dalam sebuah organisasi: kepada siapa orang-orang
berbicara, siapa saja yang disukai, bagaimana perasaan masing-masing
orang, bagaimana kegiatan kerja berlangsung dan bagaimana
perkembangan orang-orang di dalam organisasi (Pace dan Faules, 2002:
148).
Menurut Redding, yang dikutip oleh Pace dan Faules menyatakan
bahwa ”iklim komunikasi organisasi jauh lebih penting daripada
keterampilan atau teknik-teknik komunikasi semata-mata dalam
menciptakan suatu organisasi yang efektif“. (Pace dan Faules, 2002:149)
Dari sini dapat dilihat bahwa iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi
itu perlu untuk diperhatikan agar dapat menciptakan sebuah organisasi
yang efektif. Di dalam buku komunikasi organisasi yang ditulis oleh Pace
dan Faules menegaskan hal ini dengan mengemukakan bahwa iklim
komunikasi tertentu memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku
individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi
untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk mengikatkan
diri mereka dengan organisasi, untuk bersikap jujur dalam bekerja, untuk
meraih kesempatan dalam organisasi secara bersemangat, untuk
mendukung para rekan dan anggota organisasi lainnya, untuk
melaksanakan tugas secara kreatif, dan untuk menawarkan gagasan-
gagasan inovatif bagi penyempurnaan organisasi dan operasinya, semua
ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi. Iklim yang negatif dapat benar-
benar merusak yang dibuat anggota organisasi mengenai bagaimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
mereka akan bekerja dan berpartisipasi untuk organisasi. (Pace dan Faules,
2002: 155)
Iklim komunikasi yang penuh rasa persaudaraan mendorong para
anggota organisasi untuk berkomunikasi sercara terbuka, rileks, ramah
dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif
menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh
rasa persaudaraan. (Arni, 2004: 84) Jadi, iklim komunikasi memainkan
peranan sentral dalam mendorong anggota organisasi untuk mencurahkan
usaha kepada pekerjaan mereka dalam organisasi. (Pace dan Faules, 2002:
155)
Dari sini dapat dikatakan bahwa iklim komunikasi organisasi memiliki
pengaruh yang cukup penting bagi motivasi kerja dan masa kerja pegawai
dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif cenderung meningkatkan
dan mendukung komitmen pada organisasi dan iklim komunikasi yang
kuat seringkali menghasilkan praktik-praktik pengelolaan dan pedoman
organisasi yang lebih mendukung (Pace dan Faules, 2002: 156). Hal ini
didukung pula Soemirat, Ardianto dan Suminar bahwa iklim komunikasi
organisasi yang positif tidak hanya menguntungkan organisasi namun juga
penting bagi kehidupan manusia-manusia di dalam organisasi tersebut.
(Ardianto dan Soemirat, 2005: 68)
Dari uraian di atas mengenai iklim komunikasi organisasi, maka dapat
diketahui pentingnya peran iklim komunikasi organisasi bagi kehidupan
sebuah organisasi. Oleh karena itu iklim komunikasi organisasi merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
hal penting yang tidak boleh diabaikan, tetapi harus diperhatikan oleh
organisasi khususnya dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi.
F. Definisi Konsep
1 Komunikasi Organisasi
Adalah kualitas pengalaman objektif individu mengenai lingkungan
internal organisasi, mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan
dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi dalam organisasi. (Arni
muhammad, 1995:85)
2 Kinerja Karyawan
Semangata kerja karyawan adalah kemampuan sekelompok orang untuk
bekerjasama dengan giat dan konsekuensi dalam mengejar tujuan bersama.
G. Implementasi Konsep
Iklim Komunikasi Organisasi memiliki indikasi-indikasi sebagai berikut:
1. Kegiatan, yaitu:
a. Briefing dimana dilakukan setiap sebulan sekali untuk menyalurkan
aspirasi antara atasan dengan bawahan. Secara tidak langsung bawahan
memberikan dukungan atas semua keputusan yang diberikan oleh
atasan demi kelancaran dan peningkatan kinerja karyawan yang lebih
optimal.
b. Rapat Bimbingan Teknis sering disebut RBT yaitu dilakukan setiap
bulan sekali sesuai dengan tanggal yang ditentukan. Kegiatan ini semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan supaya terciptanya
kinerja karyawan yang lebih optimal.
2. Partisipasi dalam pembuatan keputusan bersama, meliputi:
Karyawan berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan
organisasi yang relevan dan sesuai dengan kedudukan mereka. Dimana
setipa di beri perkerjaan harus segera diselesaiakan tanpa penundaan
3. Bekerja sama untuk mencapai tujuan kinerja yang tinggi:
a. Karyawan bersedia bekerjasama dengan rekan-rekan kerja maupun
dengan pimpinan yang didasarkan pada tujuan bersama.
b. Karyawan bersedian membantu rekan-rekan kerja seperti pentingnya
tujuan bekinerja yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.
H. Metodologi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Peneliti memilih rumah Sakit Umum Kasih Ibu sebagai lokasi
penelitian dikarenakan ketertarikan terhadap kinerja karyawan yang sangat
maksimal dimana Rumah Sakit Kasih Ibu sebagi rumah sakit yayasan
yang tanpa menggunakan subsidi pemerintah sehingga penulis ingin
meneliti sebagaimana jauh kominikasi organisasi yang terjadi di Rumah
Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta
2. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif kualititatif. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
mudah untuk difahami dan mudah disimpulkan. Semua hasil fakta yang
sesuai dengan hasil risert dan kerja praktik di lapangan pada dasarnya
selalu jelas dan faktual. Peneliti mengembangkan konsep dan
penghimpunan fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa. Seperti
yang di ungkapkan oleh Sutopo, yaitu:
”Riset kualitatif cenderung menggunakan analisa induktif. Data
dikumpulkan bukanlah untuk mendukung atau menolak hipotesa yang
diajukan sebelum penelitian dimulai, tetapi abtraksi disusun kekhususun-
kekhususan yang telah dikumpulkan dan dikelompokan bersama lewat
pengumpulan data. Teori dikembangkan dimulai di lapangan dari data
yang terpisah-pisah, dan diatas bukti-bukti yang terkumpul yang saling
terkait” (HB, Sutopo, 2002:18).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Masri Singarimbun, populasi atau universe ialah jumlah
keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan digunakan. Dalam
penelitian ini populasinya adalah seluruh karyawan Rumah Sakit Kasih
Ibu Surakarta dimana Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta memiliki
beberapa bagian yang akan diwakili tiap-tiap bagian ada 3 orang
sebagai purposive sampling
b. Sampel
Sampel diambil dari narasumber yang dianggap mengetahui secara
benar dari kondisi populasi. Didalam pengambilan sampel ini penulis
mempunyai seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan dari hasil
penelitiannya yaitu karyawan dan seorang atasan atau kepala bagian
yang terlibat didalam Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta untuk
membantu supaya penulis bisa menyelesaikan praktiknya. Suatu sampel
dapat dikatakan mewakili apabila ciri-ciri sampel yang berkaitan
dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan ciri-ciri
populasinya
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan. Fungsi
pengamatan dalam penelitian ini adalah menjelaskan serta merinci
gejala yang terjadi. Pengamatan dilakukan secara pasif dengan fokus
kegiatan para karyawan Rumah Sakit Umum Kasih Ibu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b. Interview
Wawancara secara langsung dengan beberapa karyawan atau
responden. Teknik yang digunakan pada awal penelitian maupun pada
waktu proses penelitian berfungsi untuk memperjelas dan menambah
kelengkapan data yang diperlukan. Adapun data wawancara yang akan
penulis lakukan beberapa responden, antara lain:
1) Kepala Seksi
Penulis akan melakukan wawancara kepada kepala seksi di
beberapa departemen yang ada di Rumah Sakit Uum Kasih Ibu
untuk mengetahui fungsi dan kinerja tiap-tiap karyawan di masing-
masing departemen
2) Karyawan
Penulis akan mewawancarai beberapa karyawan tetap yang ada di
Rumah Sakit Umum Kasih Ibu untuk mengetahui tugas dan
kewajiban mereka sebagai karyawan
3) Pasien
Penulis akan mewawancarai beberapa pasien yang dirawat baik
inap maupun jalan, untuk mengetahui bagaimana menurut
pandangan mereka atas pelayanan dan kinerja para karyawan di
Rumah Sakit Umum Kasih Ibu.
c. Studi Pustaka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Pengumpulan data dan teori yang mendukung dengan berbagai macam
buku, selembaran serta informasi non manusia seperti dokumen, agenda
(contoh data-data, hasil pemeriksaan, kebijakan pemerintah dan
lembaga) yang ada di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta
5. Validitas Data
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih sempurna perlu
dilakukan validitas data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan cara,
triangulasi data. Menurut H.B. Sutopo (2002: 78), menerangkan bahwa
triangulasi data merupakan suatu teknik yang didasari pola pikir
fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik
simpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pendang.
Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa sumber data dengan
tujuan memberikan kebenaran, memperoleh kepercayaan terhadap suatu
data dengan membandingkan data yang diperoleh dari sumber yang
berbeda dimana data yang satu dikontrol oleh data yang sama pada situasi
yang berbeda.
Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah
triangulasi dengan sumber, yang artinya teknik triangulasi yang
mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib
menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya sama atau
sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa data
yang berbeda.
7. Teknik Analisa Data
Analisa data dalam suatu penelitian adalah menguraikan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
memecahkan suatu permasalahan yang diteliti berdasarkan data yang
diperoleh kemudian diolah pokok permasalahan yang diajukan terhadap
penelitian yang bersifat deskriptif. dalam penelitian ini penulis
menggunakan teknik analisa data kualitatif interaktif. Dalam model
interaktif ini komponen reduksi data dan penyajian data dilakukan secara
bersamaan dengan pengumpulan setelah data terkumpul. Tiga komponen
tersebut akan berinteraksi untuk mendapatkan kesimpulan dan apabila
kesimpulan yang didapat dirasa kurang maka perlu adanya verifikasi dan
penelitian kembali dengan mengumpulkan data di lapangan (H.B. Sutopo,
2002:98). Menurut H.B. Sutopo, ketiga komponen tersebut adalah :
a. Reduksi Data
Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi
data dari fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan
penelitian. Bahkan prosesnya diawali sebelum pelaksanaan
pengumpulan data, artinya reduksi data sudah berlangsung sejak
peneliti mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual,
melakukan pemilihan masalah, menyusun pertanyaan penelitian, dan
juga waktu menentukan cara pengumpulan data yang akan digunakan.
b. Penyajian Data
Adalah suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan
kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Penyajian data ini merupakan
rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga bila
dibaca, akan bisa difahami berbagai hal yang terjadi dan
memungkinkan peneliti untuk membuat sesuatu pada analisis ataupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
tindakan lain berdasarkan pemahamannya tersebut.
c. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi
Dalam pengumpulan data, peneliti harus memahami arti berbagai hal
yang ditemui dengan melakukan pencatatan - pencatatan, peraturan - -
peraturan, pola-pola, pernyataan - pernyataan, konfigurasi - konfigurasi
yang memungkinkan arahan sebab akibat dan berbagai proporsi.
Adapun skema kerja analisa interaktif dapat digambarkan sebagai
berikut :
(Sumber : H.B. Sutopo, 2002:96)
Gambar I.1 Model Analisis Interaktif
Keterangan skema tersebut adalah sebagai berikut :
Reduksi Data Sajian Data
Penarikan Simpulan / Verifikasi
Pengumpulan Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Proses analisa interaksi dimulai pada waktu pengumpulan data
penelitian. Penelitian selalu memuat reduksi data dan sajian data. Setelah
data terkumpul, tahap selanjutnya peneliti mulai melakukan usaha
penarikan kesimpulan berdasarkan apa yang terdapat dalam reduksi data
dan sajian data. Apabila data yang ada dalam reduksi dan sajian data
kurang lengkap maka kita kembalikan ke tahap pengumpulan data. Jadi
antara tahap satu dengan tahap yang lain harus terus berhubungan, dengan
membuat suatu siklus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA
A. Sejarah Perkembangan RS. Kasih Ibu Surakarta
Pendirian RS. Kasih Ibu Surakarta berangkat dari idealisme luhur yang
berkeinginan untuk mengabdi bagi masyarakat dan memberikan pelayanan
kesehatan tanpa memandang latar belakang penderita. Pendirian RS. Kasih Ibu
tersebut bermula dari dukung prakarsa beberapa tokoh masyarakat Surakarta
untuk mewujudkan serta meningkatkan pelayanan kesehatan, maka dihadapan
Notaris Soehartinah Ramli sepakat untuk mendirikan Yayasan “Kasih Ibu”
pada hari Sabtu tanggal 16 Juni 1979 di Surakarta. Para pendiri yayasan
tersebut adalah:
1. Bapak Hadi Soebroto
2. Bapak Robby Sumampow
3. Bapak Dokter H. Abdullah Hafid Zaini, SpOG.
Maksud dan tujuan dari pendirian Yayasan Kasih Ibu adalah untuk
dimanfaatkan bagi kemausiaan dan membantu pemerintah di bidang
pengobatan dan bidang sosial. Berdasarkan pada hal tersebut, maka diambil
langkah usaha dengan mendirikan poliklinik dan rumah sakit, khususnya
rumah sakit bersalin.
Pada tanggal 2 Februari 1981 diresmikan Rumah Bersalin Kasih Ibu
oleh Walikota Surakarta, yaitu Bapak Soekatmo, SH. dengan kapasitas 60
tempat tidur. Dalam perkembangan selanjutnya, Rumah Sakit Kasih Ibu
mengalami pasang surut dan berbagai perubahan terus terjadi. Pada tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
1981 Dr. Lo Siauw Ging bergabung dengan demikian terjadi perombakan
struktur dan pada tahun 1982 ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Umum
(RSU) Kasih Ibu atas pertimbangan kebutuhan akan jasa layanan kesehatan
masyarakat dan atas usul IKES (Inspektur Kesehatan).
Kasih Ibu sebagai RSU memberikan pelayanan kesehatan tidak hanya
seputar masalah kebidanan dan penyakit kandungan tetapi juga untuk berbagai
jenis penyakit yang lain, sehingga pada tahun 1982 semakin berkembang
dalam memberikan pelayanan kesehatan. Klinik umum, klinik gigi, dan juga
beragam poliklinik spesialis mulai dirintis.
Di bawah pimpinan Dr. Lo Siauw Ging, pada tahun 1983 sampai
dengan 1984 dilakukan perluasan sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 95
tempat tidur. Dengan adanya kemajuan yang pesat, maka direksi mengusulkan
perluasan gedung lima lantai dan usulan ini disetujui oleh Yayasan Kasih Ibu.
Program perluasan ini sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam GBHN
dan Sistem Kesehatan Nasional Departemen Kesahatan RI, yaitu bahwa
masyarakat termasuk swasta ikut bertanggung jawab dalam memlihara dan
mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan
gedung lima lantai dengan atap joglo yang merupakan jati diri daerah
Surakarta dimulai pada tanggal 20 September 1989.
Atas kerja keras dan komitmen yang tinggi RSU. Kasih Ibu di bawah
pimpinan Dr. Lo Siauw Ging sebagai direktur, berusaha menjadi yang terbaik
di Surakarta. Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan RSU. Kasih Ibu
pada tahun 1991 menjadi juara pertama dalam lomba bidang pelayanan
kesehatan, kebersihan dan ketertiban Rumah Sakit tingkat Jawa Tengah. Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
tahun yang sama RSU. Kasih Ibu juga menjadi juara pertama lomba rumah
sakit tingkat nasional dalam kategori Rumah Sakit Umum Swasta Kelas
Utama.
Pada tahun 2001 sampai dengan Februari 2002 dilakukan
pembangunan sistem pengelolaan pembuangan limbah medis cair “sistem
dewats” untuk menggantikan sistem sewage treatment. Dengan menggunakan
sistem yang baru ini, hasil test pengujian air limbah medis memenuhi
persyaratan dengan peraturan kadar maksimum yang diperbolehkan oleh
Standart Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Golongan II, SK GUB DIY No. 65 Tahun 1999.
Tidak hanya pembangunan fisik saja yang diperhatikan tetapi
kemajuan dalam pelayanan menjadi tujuan utama. Pembangunan Pelayanan
Persalinan yang telah dirintis oleh dr Hafidh Zaini, SpOG terus
dikembangkan, melalui tenaga yang terampil dan terlatih serta didukung
berbagai alat canggih, memberikan pelayanan persalinan yang aman, nyaman
dan benar Peran yang besar untuk mendukung perkembangan pada awal
pertumbuhan Pelayanan Kamar Bedah telah dilakukan oleh dr. Budi Kadarto,
SpB. beserta tim bedah RSU. Surakarta yang hingga kini terus berkembang,
dengan berbagai jenis layanan bedah maupun dengan peralatan yang semakin
cangih.
Pada tahun 1995, RSU Kasih Ibu telah mampu melakukan bedah
laparoscopy, pembedahan dengan luka minimal dan risiko lebih kecil yang
dikerjakan oleh dr. Sugandi, SpB, dokter bedah umum tetap RSU. Kasih Ibu.
Pada tahun yang sama, dilakukan pembaharuan alat USG. Pengoperasian CT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
scan mulai dilaksanakan pada tahun 2001. Dalam perkembangan selanjutnya,
RSU. Kasih Ibu berupaya untuk terus menambah jumlah dokter tetapnya baik
tenaga dokter spesialis maupun umum.
Pada tahun 1998, RSU. Kasih Ibu mendapatkan Sertifikat Akreditasi
Penuh dari Departemen Kesehatan RI sebagai pengakuan bahwa rumah sakit
telah memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang meliputi lima pokja,
yaitu: Administrasi dan manajemen, Pelayanan medis, Pelayanan gawat
darurat, Pelayanan keperawatan, Rekam medis. Untuk menghadapi era
globalisasi, pada tahun 2004 telah dilakukan regenerasi dengan melibatkan
generasi muda yang lebih dinamis dan energik dalam menghadapi masa yang
akan datang.
B. Tujuan, Visi, Misi dan Motto
Tujuan, visi, misi dan motto RSU. Kasih Ibu Surakarta adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan RSU. Kasih Ibu
Rumah Sakit Umum Kasih Ibu adalah sarana untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan tujuan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Visi RSU. Kasih Ibu
Terwujudnya derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh lapisan
masyarakat dengan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas
tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3. Misi RSU. Kasih Ibu
Melaksanakan pelayanan kesehatan dan administrasi secara profesional
tanpa memandang latar belakang penderita.
4. Motto RSU. Kasih Ibu
Kasih dalam pelayanan.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu
rangkaian herarki, artinya dalam suatu organisasi terdapat atasan yang
mempunyai bawahan. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-
bagian atau posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda.
Susunan atau struktur organisasi RSU. Kasih Ibu adalah sebagai
berikut:
1. Penasihat rumah sakit
2. Direktur
3. Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan
4. Wakil Direktur Penunjang Medis
5. Wakil Direktur Umum
6. Manajer Pelayanan Medis
7. Manajer Keperawatan
8. Manajer Diagnostik dan Terapi
9. Manajer Instalasi dan Farmasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
10. Manajer Sarana dan Rumah Tangga
11. Manajer HRD
12. Manajer Keuangan
13. Manajer Akuntansi
14. Sekretaris Rumah Sakit
15. Independent Officer Research and Development
16. Asisten Manajer Akuntansi
17. Supervisor IGD dan ICU
18. Supervisor VK dan Rawat Inap
19. Supervisor Rekam Medis
20. Supervisor Pembelian
21. Supervisor Pemasaran dan Humas
KASI MEDIS
22. Kasi VIP
23. Kasi Kelas I
24. Kasi Kelas II
25. Kasi Kelas III
26. Kasi Pediatrik VIP/I
27. Kasi Pediatrik II/III
28. Kasi Kebidanan/BKIA
29. Kasi UGD
30. Kasi OK
31. Kasi ICU/ICCU
32. Kasi Radiologi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
33. Kasi Mikrobiologi
34. Kasi Pathologi Klinik
35. Kasi Ins. Farmasi
KASI NON MEDIS
36. Kasi Rekam Medis
37. Kasi Gizi
38. Kasi Pemeliharaan
39. Kasi Rumah Tangga
40. Kasi Keamanan
41. Kasi Personalia
42. Kasi Keuangan
43. Kasi Billing
44. Kasi Tata Usaha
45. Staff Akuntansi
46. Staff Personalia
47. Staff Billing
Untuk lebih jelasnya susunan struktur organsasi RSU. Kasih Ibu akan
disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
D. Jenis Layanan Kesehatan
Jenis-jenis layanan kesehatan di RSU. Kasih Ibu Surakarta adalah
sebagai berikut:
1. Layanan Medis dan Perawatan
a. Instalasi Gawat Darurat (pelayanan 24 jam)
Sebagai instalasi pelayanan yang selalu siaga dalam penanganan kasus
kegawatan dan kedaruratan, IGD RSU. Kasih Ibu ditangani oleh
tenaga dokter yang berkompeten di bidangnya dan memiliki sertifikat
kegawatdaruratan. Refreshing dan perkembangan ilmu serta pelatihan
selalu dilakukan secara berkala bagi tenaga dokter dan paramedis yang
menangai IGD. IGD dilengkapi dengan peralatan dan sistem yang
mendukung untuk mengatasi kegawatan dan kedaruratan penderita.
Ruang resusitasi yang dilengkapi dengan DC Shock, EKG,
Endotrakeal Tube, Suction, Ambubag dewasa maupun anak,
memungkinkan untuk dilakukan life saving atau pernafasan buatan dan
pijat jantung untuk kasus-kasus gawat nafas atau jantung. Ruang
tindakan dan Bedah Minor di IGD memungkinkan untuk penanganan
luka dengan segera. Adanya ruang observasi memungkinkan pasien
yang telah ditangani kegawatannya dapat segera diobservasi dan jika
kondisi stabil memungkinkan untuk tidak dirawat dapat segera pulang.
b. Klinik Umum
Klinik Umum RSU Kasih Ibu memberikan pelayanan kepada
masyarakat yang memerlukan pemeriksaan dan pengobatan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
dokter umum yang berpengalaman dan profesional dalam menangani
masalah kesehatan. Jam Pelayanan : setiap hari kerja jak 08.00-14.00
WIB.
c. Klinik Gigi & Mulut
Menangani masalah kesehatan gigi pada segala usia baik berupa
perawatan dan pengobatan gigi yang bermasalah maupun pemeliharaan
gigi sehat agar tetap utuh dan semakin baik, serta memberikan
konsultasi seputar perawatan dan permasalahan gigi yang ditangani
oleh dokter gigi berpengalaman. Melayani setiap hari kerja Pagi jam
08.00-14.00 WIB, Sore jam 17.00-19.00 WIB.
d. Poliklinik Spesialis
Poliklinik Spesialis Full Time dan Poliklinik Spesialis Mitra untuk
memberikan pelayanan spesialistik
e. Klinik Ibu & Anak (BKIA) KB, Immunisasi, Pemeriksaan Kehamilan
Klinik ini melayani:
1) Berbagai vaksinasi dasar maupun lanjutan oleh tenaga dokter.
2) Pelayanan KB oral, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim/Spiral maupun
suntikan.
3) Pelayanan pemeriksaan ibu hamil oleh bidan berpengalaman.
Melayani setiap hari kerja jam 07.00-14.00 WIB. Pelayanan imunusasi
pada hari Selasa dan Jum’at.
f. Klinik Akupuntur dan Nyri
Cara pengobatan “tradisional” yang kini telah disertai pemahaman
ilmiah sehingga dapat dimanfaatkan unutk penanganan nyeri bersama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
kedokteran modern. Rangsangan pada titik akupuntur membantu
mengurangi / mengatasi segala rasa nyeri. Menggunakan disposabel
needle sehingga menghindari penularan penyakit melalui jarum yang
ditangani dokter spesialis yang telah menempuh pendidikan di Beijing.
Jam kerja klinik : Senin-jum’at jam 12.00 WIB
g. Ruang Perawatan Inap
Ruang Perawatan yang tersedia di RSU. Kasih Ibu adalah sebagai
berikut :
1) Kamar Perawatan Umum/Dewasa, dengan kelas:
a) Super VIP
b) VIP
c) Kelas I
d) Kelas II
e) Kelas III
2) Kamar Khusus Ibu Paska Melahirkan/kasus kebidanan dan
kandungan, dengan kelas:
a) Super VIP
b) VIP
c) Kelas I
d) Kelas II
e) Kelas III
3) Kamar Perawatan Anak, dengan kelas :
a) Super VIP
b) VIP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
c) Kelas I
d) Kelas II
e) Kelas III
4) Kamar Perawatan Bayi sakit
5) Kamar perawatan Bayi sehat (lahir di RSKI)
6) Kamar Isolasi
h. Intensif Care (ICU & ICCU) dengan ruang Isolasi
Intensif Care (ICU & ICCU) dengan ruang Isolasi Intensif Care (ICU
& ICCU) dengan ruang Isolasi di bawah pengawasan dokter jaga
khusus ICU/ICCU dan perawat yang berpengalaman. Didukung
dengan berbagai alat yang menjadi persyaratan : Central Monitor, Bed
Side Monitor, Central Oksigen, Ventilator, Suction, Infusion pump,
Syringe pump, Pulse Oksimeter, DC Shock, EKG, Decubitus Bed,
Ambubag dewasa maupun anak. Adanya ruang isolasi memungkinkan
kasus-kasus khausus yang semula ditangani di bangsal menjadi
mungkin untuk ditangani lebih intensif.
i. Persalinan
Layanan Persalinan dilakukan oleh dokter specialis dan bidan. Kamar
VK/Bersalin terdiri empat kamar yang didukung dengan alat monitor
baik untuk ibu maupun untuk monitor janin yang akan dilahirkan.
j. Pembedahan
RSU. Kasih Ibu memiliki 4 ruang operasi yang terdiri dari
1) Kamar Bedah Septik : 2 Kamar
2) Kamar Bedah A Septik : 2 Kamar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Serta fasilitas Ruang Sadar untuk memonitor dan menangani pasien
yang keluar dari kamar operasi sehingga setelah kondisi stabil, pasien
dapat dipindah ke bangsal. Masing-masing ruang operasi di lengkapi
dengan peralatan modern yang sesuai standar mulai dari meja operasi,
lampu operasi, mesin anestasi, perlatan bedah lainnya.
Dengan fasilitas dan peralatan tersebut kamar operasi ini dapat
melakukan operasi:
1) Bedah umum
2) Bedah ortopedi atau tulang
3) Bedah digesif atau pencernaan
4) Bedan urologi
5) Bedah saraf
6) Bedah plastik
7) Bedah mulut
8) Bedah mata
9) Bedah THT
10) Bedah tumor
RSU. Kasih Ibu juga memiliki layanan bedah tanpa mondok “one day
surgery” untuk menangani pasien wasir (ambien)
k. Endoskopi
Endoskopi adalah suatu cara untuk melihat bagian dalam tubuh
manusia secara langsung melalui berbagai lubang tubuh yang
dikendalikan dari luar, sehingga tidak merusak atau menciderai baian
tubuh. Dengan alat ini dapat digunakan untuk melihat berbagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
kelainan saluran pencernaan, dapat juga untuk mengobati secara
langsung, maupun mengambil contoh jaringan dalam (biopsi) untuk
pemeriksaan lebih lanjut.
l. Layanan kunjungan (home care/home visit)
Layanan kesehatan dan perawatan secara terpadu oleh
dokter/perawat/laborat /fisioterapis bersama anggota keluarga yan
diberikan kepada penderita yang kondisi kesehatannya telah
memungkinkan untuk dirawat keluarga di rumah dan maupun untuk
penderita dengan penyakit kronis.
m. Hot line service “Anda bertanya dokter menjawab”
Sebagai layanan konsultasi seputar permasalahan kesehatan via
telepon, dokter jaga akan membantu memberikan solusi bagi problem
kesehatan anda.
n. Sterilisator
Mensucikan segala peralatan medis dan set operasi serta ruangan
perawatan agar infeksi nosokomial (infeksi yang didapat dari rumah
sakit) dapat dihindari.
o. Rekam medis
Suatu sistem pengolahan catatan medik seluruh pasien agar tertata dan
tersimpan teratur, rapi untuk memudahkan pencarian sewaktu kembali
serta terjaga keamanannya.
p. Pendaftaran
Pendaftaran sebagai bagian penerimaan pasien yang akan memandu
pasien untuk mencatat data pasien, dengan sistem penomoran tunggal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
seumur hidup akan menjamin kesinambungan catatan medis yang
bersangkutan.
2. Layanan Penunjang Medis
Sesuai dengan namannya, layanan ini bersifat menunjang pelayanan medis
yang telah dilakukan, sehingga dengan bantuan layanan penunjang medis,
pelayanan medis yang diberikan menjadi lebih cepat, tepat dan akurat.
Layanan penunjang medis dapat bersifat diagnisis maupun teraputik.
Layanan ini meliputi:
a. Instalasi radiologi
Radiologi RSU. Kasih Ibu memberikan pelayanan 24 jam untuk kasus
darurat serta memiliki berbagai peralatan canggih yang terdiri dari:
1) Rontgen X ray, merupakan pemeriksaan dengan X ray yang
memberikan gambaran kondisi suatu bagian tubuh.
2) Panoramic dental foto yang mampu merekam sekaligus dalam satu
foto bagian rahang dan gigi geligi.
3) CT. scan, suatu sistem pemeriksaan rontgen dengan fasilitas
komputer yang mampu memeriksa lapis demi lapis.
4) USG 4 dimensi, merupakan cara memeriksa suatu bagian tubuh
dengan menggunakan getaran suara yang berfrekuensi ultra akan
memberikan gambaran yang dapat dilihat melalui monitor TV
maupun dicetak dalam kerta foto.
b. Instalasi laboratorium
Laboratorium RSU. Kasih Ibu memberikan pelayanan 24 jam untuk
kasus darurat, melayani pemeriksaan hematologi, kimia klinik, analisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
gas darah dan elektrolit, imunoserologi, mikrobiologi, urinalisa dan
analisa faeces.
c. Instalasi farmasi
Menyediakan keperluan obat dan perbekalan farmasi berkualitas baik
orang, infus, injeksi, obat luar, vaksin, dan lain-lain yang paten
maupun generik, tersedia pula obat askes untuk pelayanan rawat jalan
dan rawat inap.
d. Treadmill
Merupakan alat rekaman jantung pada saat jantung diberi beban
aktivitas yang bermanfaat untuk mengetahui adanya penyakit jantung
lebih dini, menilai kapasitas fungsi jantung baik pada orang normal
maupun penderita penyakit jantung, serta dapat pula untuk menentukan
efektivitas pengobatan yang telah dilakukan penderita penyakit
jantung.
e. Gizi
Pelayanan konsultasi gizi oleh tenaga ahli yang akan membantu
memberikan perencanaan dan solusi diet yang tepat sesuai dengan
kondisi kesehatan pasien. Bagian gizi menyediakan dan menyajikan
makanan bagi pasien yang sesuai dengan standar nilai gizi yang
dibutuhkan.
f. Fisioterapi
Suatu usaha penyembuhan yang menggunakan sarana pengobatan
berupa panas, dingin, latihan gerak, listrik, air untuk pemeliharaan,
peningkatan, pemulihan dan penyembuhan fisik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
3. Layanan Penunjang Non Medis
Fasilitas penunjang non medis merupakan bagian yang tidak dapat
dilepaskan dari pelayanan yang diberikan RSU. Kasih Ibu. Fasilitas
tersebut di antarannya:
a. Loundry atau pencucian
Fasilitas untuk menjamin tersedianya linen (sprei, selimut, sarung
bantal, handuk dan lain-lain) dalam keadaan bersih higienis dan rapi
agar pasien merasa nyaman.
b. Linen
Menyediakan keperluan linen seperti pakaian operasi, pakaian, ICU,
waslap dan lainnya untuk kebutuhan pelayanan.
c. Cleaning service atau kebersihan
Bertugas memelihara kebersihan di lingkungan RSU. Kasih Ibu 24 jam
sehari. Sampah atau limbah rumah sakit dibedakan dalam sampah
medis dan sampah non medis untuk membedakan cara penanganannya
sehingga lingkungan rumah sakit tetap sehat akan terjamin.
d. Sanitasi rumah sakit
Mengingat rumah sakit merupakan tempat yang rawan kuman, secara
berkala dilakukan penyemprotan di seluruh lingkungan RSU. Kasih
Ibu untuk mengeliminasi hewan penyebar kuman seperti tikus, lalat,
kecoa, nyamuk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
e. Pengolahan limbah rumah sakit
Meliputi pengolahan limbah cair maupun limbah padat agar tidak
mencemari lingkungan. Pengolahan limbah cair menggunakan sistem
dewarts yang sesuai dengan standar air limbah (IPAL) dewarts.
f. Kendaraan atau ambulance
Memberikan pelayanan penjemputan maupun mengantar pasien, serta
sebagai tim dalam pelayanan home care dan home visit.
g. Pemeliharaan
Melaksanakan pemeliharaan gedung atau lingkungan maupun isi
bangunan baik berupa alat non medis, alat medis, elektronik dan
komputer. Selain tenaga listrik dari PLN, RSU. Kasih Ibu
menyediakan tenaga listrik cadangan berupa generator pembangkit
listrik darurat.
4. Layanan Umum dan Administrasi
Layanan umum dan administrasi ini terdiri dari:
a. Informasi
Sebagai sarana yang disediakan untuk membantu
pasien/keluarga/pengunjung maupun masyarakat yang membutuhkan
informasi pasien yang diopname maupun informasi tentang pelayanan
yang tersedia di RSU. Kasih Ibu.
b. Operator
Menjamin kelancaran komunikasi pertelepon baik dari luar maupun
dari antar bagian rumah sakit, pelayanan tersedia 24 jam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
c. Pemasaran dan humas
Menjamin kelancaran hubungan yang baik dengan pelanggan melalui
sosialisasi program-program rumah sakit serta mengolah dan
menangani kritik, saran dan keluhan dari pelanggan agar terjadi
koreksi dan peningkatan mutu pelayanan.
d. Keamanan
Dalam rangka memberikan rasa aman, maka tenaga keamanan RSU.
Kasih Ibu selalu siap siaga 24 jam untuk menjaga dan menanggulangi
masalah keamanan di lingkungan RSU. Kasih Ibu.
e. Akuntansi
Bagian ini bertugas mengkoordinasi, mengawasi dan bertanggung
jawab terhadap pembukuan dan sistem administrasi rumah sakit.
f. Gudang medis
Bertanggung jawab atas ketersediaan obat, perbekalan farmasi dan alat
medis rumah sakit dalam jumlah yang cukup sehingga memperlancar
pelayanan yang diberikan oleh RSU. Kasih Ibu.
g. Gudang non medis
Bertanggung jawab atas ketersediaan bahan dan alat yang bersifat non
medis rumah sakit dalam jumlah yang optimal sehinga memperlancar
pelayanan yang diberikan oleh RSU. Kasih Ibu.
h. Keuangan
Bertanggung jawab atas keuangan rumah sakit, baik dari pemasukan,
pengolahan, penyimpanan, maupun pengeluaran yang didukung oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
tenaga billing, kasir, penagihan maupun penganalisa keuangan rumah
sakit.
i. Pembelian
Bertanggung jawab dalam pengadaan seluruh kebutuhan rumah sakit
sesuai dengan kriteria dan kebutuhan masing-masing bagian.
j. Personalia
Bertanggung jawab melakukan pengolahan dan pengembangan serta
pembinaan sumber daya manusia menuju budaya kerja positif dalam
rangka meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
k. Sekretariat
Bertanggung jawab dalam mengelola sistem kesekretariatan dengan
tujuan menjamin tertib administrasi manajemen RSU. Kasih Ibu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
BAB III
PENYAJIAN DATA
A. Identitas Subjek Penelitian
Subjek penelitian atau responden dalam penelitian ini antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Manajer di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta
Pemilihan subjek ini karena manajer merupakan jembatan antara Direktur
utama dengan kasi beserta karyawan dalam berinteraksi. Manajer yang
diwawancarai
a. Manajer pelayanan medis dan keperawatan : Dr. Ndarumurti Pangersti,
Sp.PD
Subyek penelitian ini berusia 40 tahun dengan kulit putih, rambut lurus dan
masih energik, selain itu responden bersikap ramah pada saat penelitian
dilakukan dan menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan peneliti
dengan baik dan terkadang juga tersenyum.
b. Manajer Perawatan : Sukini, S.Kep
Subyek penelitian ini berusia 38 tahun dengan kulit sawo matang, rambut
lurus panjang dan badannya agak sedikit gemuk tetapi tetap kelihatan segar
dan semangat di dalam bekerja.
c. Manajer Personalia : Dr. Ari Dartoko
Subyek penelitian ini berusia 35 tahun seorang pria yang masih muda yang
menjabat sebagai Manajer Personalia atau HRD. Penampilan subyek
penelitian ini menarik karena gagah dan berkulit sawo matang dengan
rambut pendek rapi dan menggunakan kacamata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
d. Manajer Diagnotik dan Terapi : Dr. Irveta Kania C, M.Kes
Responden penelitian ini berusia 38 tahun yang telah menjabat sebagai
Manajer Diagnostik dan Terapi selama 5 tahun. Responden berparas cantik
dan putih, rambutnya panjang, berkacamata dan tubuhnya langsing.
e. Manajer Instalasi Farmasi: Dra. Dwi Astuti, Apt
Responden penelitian ini berusia 44 tahun berkulit putih, mempunyai dua
orang anak, sudah bekerja selama 13 tahun di RSU Kasih Ibu Surakarta.
2. Kepala Seksi di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta
Pemilihan subjek tersebut dengan maksud bahwa mereka memahami sekaligus
pengambil kebijakan di departemennya masing dalam rangka meningkatkan
kinerja karyawannya. Kasi yang diwawancarai :
a. Kasi Perawat Bangsal : Yustina Purwaningsih, AMK
Subyek penelitian berusia 31 tahun dengan lulusan pendidikan DIII
Keperawatan sudah cukup umur karena telah berusia 55 tahun, tetapi
masih semangat dalam bekerja, rambutnya juga sebagian sudah ada yang
berwarna putih, dengan kulit putih.
b. Kasi Rawat Jalan : Tri Sundari, AMK
Subyek penelitian ini berusia 43 tahun, berparas cantik, putih dengan
rambut lurus, berkacamata dan masih kelihatan segar di usianya.
Responden sangat kooperatif dengan peneliti saat melakukan wawancara.
c. Kasi Gizi : Ari Mawarni, A.Md
Responden penelitian ini berusia 38 tahun, rambutnya ikal sebahu, kulitnya
sawo matang.
d. Kasi Instalasi Farmasi : Sri Banyuni, Apt
Responden penelitian ini berusia 32 tahun, rambutnya lurus cukup panjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
tetapi dikucir, kulitnya coklat dan responden aktif dalam menjawab
pertanyaan dari responden.
e. Kasi Personalia : Dra. Tarini
Responden penelitian ini berusia 40 tahun, rambutnya keriting,
berkacamata, kulitnya coklat dan responden kelihatan berwibawa dan
responden selalu tersenyum dalam menjawab pertanyaan dari peneliti.
f. Kasi Keamanan : Sodik Raba Sadikin, Amd
Subyek penelitian ini berusia 40 tahun seorang pria dengan badan yang
tegap, gagah dan berambut cepak. Kulitnya sawo matang, Subyek
penelitian ini sangat pro aktif dalam pelaksanaan penelitian untuk
membantu peneliti dalam sesi tanya jawab.
g. Kasi Rekam Medik : Yuni Rumpitnawati
Subyek penelitian ini sudah cukup umur karena telah berusia 55 tahun,
tetapi masih semangat dalam bekerja, rambutnya juga sebagian sudah ada
yang berwarna putih, dengan kulit putih.
3. Karyawan
Pemilihan subjek ini berdasarkan bahwa kinerja pelayanan rumah sakit tidak
terlepas dari karyawan baik karyawan medis maupun non medis. Oleh karena
itu diambil beberapa karyawan untuk dapat memberikan informasi dan data
yang dibutuhkan. Perawat yang di wawancarai yaitu:
a. Perawat : Mulani, AMK
Subyek penelitian berusia 38 tahun yang sudah bekerja di RSU Kasih Ibu
Surakarta selama 14 tahun. Responden berbadan agak kurus, kulit putih,
mempunyai etos kerja yang baik dan mampu bekomunikasi yang baik
dengan peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
b. Perawat : Aryadi AMK
Subyek penelitian berusia 39 tahun, seorang pria dengan dua orang anak
perempuan. Penampilan responden rambut keriting, berkumis dengan kulit
sawo matang.
c. Perawat : Sri Utami, AMK
Subyek penelitian berusia 39 tahun, seorang ibu dengan dua orang putra
dan satu orang putri. Ibu ini berbadan cukup gemuk, dengan rambut lurus
sebahu dan berkulit sawo matang.
d. Karyawan bagian Instalasi Farmasi
Subyek penelitian masih sangat muda dan masih fresh graduate berusia 25
tahun. Data diri responden bahwa responden berkulit putih, rambutnya
panjang dan cantik.
e. Karyawan Gizi : Gema Akber Ramadhan
Responden penelitian ini berusia 29 tahun, masih single atau belum
menikah, berpenampilan cukup menarik, dan sangat sopan menjawab
pertanyaan dari peneliti
f. Karyawan Bagian HRD : Kustiyati, A.Md
Responden penelitian ini berusia 30 tahun, cukup menarik, rambutnya
lurus, kulitnya coklat dan ramah dalam menjawab pertanyaan dari peneliti.
g. Karyawan Bagian Humas : Yovita, A.Md
Responden penelitian ini berusia 32 tahun, cukup menarik, ramah,
rambutnya lurus, kulitnya putih, interaktif.
h. Karyawan Bagian Keamanan : Sutrisno
Responden penelitian ini berusia 52 tahun, sudah kelihatan tua tetapi masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
energik, berpenampilan cukup rapi, rambutnya lurus tetapi sudah sedikit
beruban.
i. Karyawan Bagian Keamanan: Joko Tristiwanto
Responden penelitian ini berusia 50 tahun dengan rambutnya lurus, kulit
hitam, penampilan cukup rapi, sopan dan ramah.
j. Karyawan Bagian Marketing : David Pangaribuan
Responden penelitian ini berusia 26 tahun masih single, baru bekerja
selama 3 tahun, rambutnya lurus, kulit hitam, penampilan cukup rapi dan
ramah kepada peneliti.
k. Karyawan Kasir : Sri Nuryati, SE
Responden penelitian ini berusia 45 tahun, lulusan S1 program studi
akuntansi, rambutnya lurus sebahu, berkacamata, kulitnya sawo matang
dan masih cukup menarik.
l. Karyawan Kasir : Sri Heruwati
Responden penelitian ini berusia 50 tahun, seorang wanita yang sudah
cukup umur, berkacamata, kulitnya coklat, rambutnya sudah sedikit
beruban.
B. Data Tentang Iklim Organisasi dalam Menunjang Kinerja Karyawan di
RSU Kasih Ibu Surakarta
Rumah sakit adalah satu wadah badan hukum yang bertujuan untuk
pengobatan masyarakat luas. Begitu pentingnya rumah sakit bagi publik
menyebabkan peran rumah sakit sangat dibutuhkan. RSU Kasih Ibu Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
adalah salah satu organisasi swasta yang ada di Surakarta yang bergerak dalam
bidang jasa yaitu jasa pelayanan kesehatan.
Sebagai sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa pelayanan
kesehatan, tentunya rumah sakit ingin memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat/pasien dengan sebaik-baiknya. Maka dari itu untuk mewujudkan
pelayanan kesehatan yang memuaskan, RSU Kasih Ibu Surakarta
mengupayakannya dengan meningkatkan pelayanan kesehatan yang ada. Dalam
upaya peningkatan pelayanan kesehatan, rumah sakit menghadapi perubahan
lingkungan yang berjalan cukup pesat dan persaingan antar rumah sakit khususnya
di Surakarta ini begitu ketat, maka diperlukan berbagai upaya untuk memberikan
pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
Dalam bab ini akan dibahas mengenai upaya yang dilakukan oleh RSU
Kasih Ibu Surakarta dalam peningkatan pelayanan kesehatan melalui kinerja
karyawan baik medis maupun non medis di masing-masing bagian yaitu di bagian
medis dan keperawatan, bagian penunjang medis dan bagian umum.
1. Iklim Komunikasi Organisasi di Bagian Medis dan Keperawatan
Komunikasi yang terjadi antara para pegawai akan menciptakan suatu
iklim komunikasi. Iklim komunikasi organisasi merupakan suasana
komunikasi yang tercipta oleh pola hubungan antarpribadi yang berlaku dalam
organisasi. Dalam berkomunikasi, orang-orang selalu melibatkan persepsinya.
Iklim komunikasi merupakan salah satu dimensi penting dalam organisasi
karena ia merupakan persepsi keseluruhan pegawai atas sifat-sifat komunikasi
dalam organisasi. Karena iklim komunikasi merupakan refleksi kolektif
suasana perasaan pegawai, maka kondisi ini pada akhirnya akan sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
berpengaruh, baik terhadap peningkatan kemampuan kerja masing-masing
individu maupun terhadap efisiensi kerja di lingkungan instansi secara
keseluruhan.
Iklim komunikasi organisasi di bagian Medis dan Keperawatan bersifat
terbuka. Hal ini diketahui dari hasil wawancara dengan Manajer Pelayanan
Medis dan Keperawatan yaitu Dr. Ndarumurti Pangesti, Sp.PD ( 40 tahun)
yang menyatakan pendapatnya bahwa :
“Komunikasi di bagian kami bersifat terbuka, dimana antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan baik, bahkan komunikasi antara bawahan dengan level di atasnya juga berlangsung dengan baik, tetapi khusus tugas tertentu maka kami selaku pimpinan berhak memberikan keputusan yang harus ditaati oleh karyawan kami” (wawancara, Senin 14 Juni 2010). Hal senada juga diungkapkan oleh Manajer Perawatan Sukini, S.Kep (38
tahun) yang menyatakan :
“Penting bagi bagian kami untuk berkomunikasi dengan baik antar karyawan, kami juga open dengan karyawan, khususnya dalam interaksi masalah tugas dan pekerjaan, hal ini penting bagi kami untuk bekerjasama dalam tugas, bahkan kami mempunyai agenda yang berupa briefeng ataupun pertemuan antar anggota dan kami serahkan sepenuhnya kepada kepala seksi masing-masing bagian” (wawancara, 14 Juni 2010). Iklim komunikasi sebuah organisasi dapat mempengaruhi cara hidup
pegawai, kepada siapa pegawai bicara, siapa yang disukainya, bagaimana
perasaannya, bagaimana kegiatan pekerjaannya, bagaimana perkembangannya,
apa yang ingin dicapai dan bagaimana caranya menyesuaikan diri dengan
organisasi.
Keberadaan briefing di tiap-tiap bagian bertujuan untuk melakukan
koordinasi dalam rangka meningkatkan pelayanan. Mengenai pentingnya
briefing dalam rangka menunjang kinerja ini juga dikemukakan oleh Yuni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Rumpitnawati (55 tahun) selaku Kepala Seksi Rekam Medik RSU Kasih Ibu
Surakarta mengenai pertanyaan dari peneliti mengenai pentingnya kegiatan
briefing dalam rangka peningkatan kinerja karyawan :
“belum mbak... tingkat Pelayanan di Rumah Sakit Kasih Ibu belum memenuhi standar kesehatan yang bertaraf internasional, untuk itulah kami selalu mengadakan briefing seperti yang mbak ungkapkan tadi agar kerjasama antar bagian dengan baik, serta menciptakan komunikasi, yang baik dan benar serta berkesinambungan demi peningkatan pelayanan dan peningkatan kinerja karyawan” (wawancara, Selasa, 22 Juni 2010). Hal lain juga diungkapkan oleh Yustina Purwaningsih AMK (31 tahun)
selaku Kasi Perawat Bangsal di RSU Kasih Ibu Surakarta mengenai tingkat
pelayanan rumah sakit dan kinerja karyawan. Dalam kesempatan
wawancaranya Kasi Perawat menyatakan pendapatnya sebagai berikut :
Selama ini pelayanan kami memang belum berstandar internasional, tetapi kami bekerja menurut protap dan kami juga diwajibkan untuk melakukan briefing satu bulan sekali khususnya di bagian kami dalam rangka peningkatan kinerja kami sehingga kinerja kami yang akan datang akan jauh lebih baik (Wawancara, Selasa, 22 Juni 2010). Hal yang sama juga dinyatakan oleh perawat selaku karyawan medis
Mulani AMK (38 tahun) mengenai kegiatan yang dilakukan di RSU Kasih Ibu
Surakarta, dalam kesempatan wawancaranya menyatakan :
Tujuan pelayanan yang ditetapkan di bagian kami adalah pelayanan yang optimal, kita sebagai karyawan Rumah Sakit Kasih Ibu berusaha memberikan pelayanan dengan baik, ramah dan menghargai saran dan kritik dari pasien dan bila ada kritik dari pasien maka hal itu menjadi referensi pada saat kegiatan pertemuan antar bagian yang dilakukan setiap bulan sekali.(Wawancara, Selasa, 22 Juni 2010). Pelayanan yang baik berhubungan langsung dengan perawat, karena
bagian inilah yang melakukan interaksi secara langsung dengan pasien dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, sehingga langsung ataupun
tidak langsung kinerja perawat menjadi sorotan utama oleh keluarga pasien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
mengenai pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta.
Hasil wawancara dengan perawat RSU Kasih Ibu Surakarta yaitu Aryadi,
AMK (34 tahun) menyatakan pendapatnya :
“Saya cuma bekerja sebaik mungkin melayani para pasien entah penilaian apa yang diberikan kepada kami para perawat tetapi tugas kami adalah membantu pasien yang sakit agar cepat sembuh sehingga kami selaku perawat ada pertemuan setiap bulan untuk perbaikan kinerja kami (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010) Hal lain diungkapkan oleh Sri Utami AMK (39 tahun) yang juga salah
seorang perawat di RSU Kasih Ibu Surakarta dalam wawancaranya
menyatakan pendapatnya mengenai upaya peningkatan kinerja melalui
kegiatan-kegiatan karyawan :
“Ya kami selaku perawat ada pertemuan rutin selain silaturahmi antar karyawan, pertemuan ini hanya khusus karyawan di masing-masing kamar ataupun bangsal, yang dipimpin oleh kepala bangsal kami berupaya melakukan evaluasi pekerjaan kami guna perbaikan pelayanan kami pada pasien. (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010)
Komunikasi yang bersifat terbuka di bagian Medis dan Keperawatan
tentu saja mendorong partisipasi dari karyawan. Partisipasi karyawan di RSU
Kasih Ibu Surakarta khususnya di bagian Medis dan Keperawatan berupaya
untuk menyelaraskan kegiatan masing-masing karyawan dalam organisasi
dengan maksud agar supaya semua kegiatan yang terkait dapat diselesaikan
tepat waktu sesuai rencana dengan hasil kepuasan pasien.
Partisipasi karyawan dapat dilaksanakan pada saat mengadakan rapat-
rapat baik formal maupun non formal yang membahas berbagai hambatan
yang dihadapi oleh Bagian Medis dan Keperawatan di RSU Kasih Ibu
Surakarta dan dalam rapat atau pertemuan tersebut diharapkan akan mencapai
kesepakatan bersama apa yang harus dilakukan agar dapat mengatasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
hambatan-kelemahan dan meningkatkan kesempatan-kekuatan untuk
memperoleh hasil yang memuaskan.
Hasil wawancara dengan Manajer Pelayanan Medis menyatakan bahwa :
“Partisipasi karyawan itu penting… karena kami juga perlu mendengar aspirasi mereka, agar mereka itu terus berupaya meningkatkan kinerjanya dan itu baik bagi instansi” (wawancara, 14 Juni 2010). Sementara itu dalam kesempatan wawancaranya Manajer Perawatan
mengemukakan pendapatnya mengenai pentingnya partisipasi bagi karyawan
yaitu :
“Saya kira perlu adanya partisipasi dari karyawan, karena merekalah yang berhubungan langsung dengan pasien, bukan kami… kami akan mengambil kebijakan yang dianggap kami penting dan perlu, tetapi tetap mendengar aspirasi dari karyawan” (wawancara, 14 Juni 2010). Yustina Purwaningsih AMK (31 tahun) selaku Kasi Perawat juga
mengungkapkan hal yang sama mengenai pentingnya partisipasi karyawan di
RSU Kasih Ibu Surakarta yaitu :
Ya... kami selaku bagian medis di rumah sakit jelas memandang perlu partisipasi dari anggota kami.....karena kami bekerja sebagai tim perawat yang langsung mengurusi pasien sehingga perlu adanya kerjasama dan partisipasi antar anggota agar pelayanan yang kami berikan dapat maksimal. (wawancara, Selasa, 22 Juni 2010).
Untuk memanfaatkan sumberdaya manusia dalam mencapai tujuan
organisasi, diperlukan hubungan kerjasama antara sumberdaya manusia yang
ada dalam rumah sakit baik antara atasan dengan bawahan, antara bawahan
dengan atasan ataupun antara bawahan dengan bawahan dalam suatu
organisasi.
Salah seorang perawat RSU Kasih Ibu Surakarta Mulani, AMK
memandang penting peran ataupun partisipasi karyawan bagi kemajuan rumah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
sakit dan khususnya bagi kinerja karyawan. Dalam wawancaranya dengan
peneliti menyatakan :
“Kami bertugas secara shift dalam satu kelompok, oleh karena itu kami sering ngobrol bareng dalam menangani masalah pasien, cara penanganan pasien, secara tidak langsung itulah peran dan partisipasi kami bagi rumah sakit sekaligus bagi kemajuan kami sendiri”. Sementara itu hasil wawancara dengan Sri Utami, AMK salah seorang
perawat RSU Kasih Ibu Surakarta mengenai adanya partisipasi karyawan bagi
rumah sakit yaitu :
“Bagi saya partisipasi itu adalah bentuk kerja kami,,, dengan bekerja yang baik kami telah berpartisipasi bagi rumah sakit….(wawancara, Rabu 18 Agustus 2010)”. Hal lain dikemukakan oleh Aryadi AMK (34 tahun) yang juga salah
seorang perawat di RSU Kasih Ibu Surakarta, dalam kesempatan
wawancaranya menyatakan pendapatnya sebagai berikut :
“partisipasi yang kami lakukan…utamanya saat briefing maka tiap-tiap karyawan diharapkan memberikan pendapatnya…demi kebaikan bersama saya kira itulah partisipasi kami bagi rumah sakit ini. (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). Kasi Rekam Medik juga mempunyai kebijakan dalam rangka partisipasi
karyawan di bagiannya. Dalam kesempatan wawancaranya menyatakan :
“Partisipasi karyawan di bagian kami sebenarnya ada…karyawan kami minta untuk mengutarakan pendapatnya saat ada pertemuan rutin ataupun saat penanganan pada pasien” (wawancara, Selasa, 22 Juni 2010).
Iklim komunikasi organisasi di bagian Medis dan Keperawatan juga
berupaya untuk meningkatkan kerjasama tim di bagian tersebut. Kerjasama tim
di bagian Medis dan Keperawatan perlu dijalin karena dengan pekerjaan yang
shift maka antar karyawan dituntut untuk bekerja dan saling melakukan
komunikasi mengenai perawatan pasien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Hal ini dibenarkan oleh Manajer Pelayanan Medis dalam kesempatan
wawancaranya yang menyatakan :
“Selain partisipasi kami juga berupaya untuk meningkatkan kerjasama antar karyawan, hal ini kami galakkan dalam setiap briefing ataupun pertemuan yang kami lakukan, hal ini untuk membina kesadaran dari karyawan bahwa penting untuk bekerja sama” Hal ini diperkuat oleh Ibu Yuni Rumpitnawati selaku Kasi Rekam Medik
mengenai kerjasama antar karyawan di rumah sakit, dalam kesempatan
wawancaranya menyatakan bahwa :
“Kami selaku kasi rekam medik meminta karyawan kami untuk bekerja sama satu sama lain agar tercipta pelayanan optimal pada pasien..kami meminta masing-masing karyawan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan kepada karyawan lain sehingga pelayanan pada pasien tidak terhambat”
Dalam setiap melakukan pekerjaan, sangatlah diperlukan bagi seseorang
untuk memiliki pengetahuan,wawasan dan pengalaman terkait pekerjaan. akan
tetapi bila pekerjaan itu melibatkan lebih dari 2 (dua) orang, masih perlu
ditambah lagi perlu adanya kesadaran dan kerjasama yang baik antar
karyawan. Kerjasama tim antar karyawan ini juga dinyatakan oleh Aryadi
AMK, salah seorang karyawan yang menyatakan :
“Jelas ada kerjasama tim mbak… kan dibagi tiap shift jadi saat pergantian shift maka kami menunggu shift berikutnya dulu merekomendasikan pekerjaan setelah itu baru pulang, begitu seterusnya”
Adanya kerjasama antar karyawan tersebut maka rumah sakit dapat
melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan baik. Hal ini juga
disampaikan oleh Perawat yaitu Mulani, AMK dalam kesempatan
wawancaranya perawat ini menyatakan :
“Kerjasama jelas penting mbak. apalagi kita kerja shift.. di mana masing-masing karyawan bertugas melanjutkan tugas dari karyawan yang lain, misalnya kami masuk shift I yaitu pagi hari... maka selepas kami pulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
dan diganti dengan shift II yang bekerja siang sampai malam maka kami tidak pulang terlebih dahulu sebelum rekan kami datang.. setelah itu kami memberikan informasi mengenai kondisi pasien yang perlu diperhatikan dan begitu seterusnya”
Hal senada juga diungkapkan oleh Kasi Rawat Jalan yaitu Ibu Tri
Sundari AMK (43 tahun), dalam kesempatan wawancaranya menyatakan
bahwa :
“Perlu adanya kerjasama antar karyawan mbak...ataupun antar karyawan dengan pimpinan...hal ini untuk menghindari tumpang tindih kebijakan, jika ada komunikasi maka karyawan dapat menerima informasi pekerjaan dengan baik dan hal itu tentu berimbas pada kinerja karyawan itu sendiri”. (sumber, wawancara, selasa 22 Juni 2010).
2. Iklim Komunikasi Organisasi di Bagian Penunjang Medis
Bagian Penunjang Medis terdiri dari bagian diagnostik dan terapi,
instalasi farmasi dan bagian gizi, dimana masing-masing bagian tersebut
dikepalai oleh seorang kepala seksi.
Iklim komunikasi dalam rangka peningkatan kinerja di bagian
Penunjang Medis ini juga terdiri dari adanya kegiatan di lingkungan bagian
Penunjang Medis, partisipasi dan kerjasama yang terdapat di bagian ini.
Hasil wawancara dengan Manager Diagnostik dan Terapi Dr.Irveta
Kania C, M.Kes (38 tahun) mengenai peningkatan kinerja melalui kegiatan di
lingkungan Penunjang Medis diketahui bahwa :
“Ya ada kegiatan di bagian kami khususnya di bagian diagnostik dan terapi, dalam rangka meningkatkan kinerja kami maka kami selalu melakukan kegiatan pertemuan satu bulan sekali, ataupun saat-saat khusus tertentu” (wawancara, 15 Juni 2010).
Sementara itu Manager Instalasi Farmasi yaitu Dra. Dwi Astuti., Apt
(44 tahun) dalam kesempatan wawancaranya menyatakan bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
“Mengenai kegiatan di tempat kami khususnya bagian Instalasi Farmasi maka kami mengembangkan komunikasi terbuka tetapi khusus di lingkup karyawan Instalasi Farmasi, hal ini kami tekankan bahwa komunikasi di bagian kami memang untuk orang-orang kami saja”(wawancara, 15 Juni 2010).
Kekuatan seorang pemimpin adalah kuatnya kepatuhan bawahannya
kepadanya. Hal ini merupakan buah dari proses membangun kedekatan
manajer dengan karyawannya. Salah satu kemanfaatan dari suatu kedekatan
adalah manajer memiliki pemahaman yang mendalam tentang identitas berikut
kebutuhan dan kepentingannya. Sementara karyawan sendiri merasa
diperhatikan oleh manajernya. Dengan demikian ketika manajer menghadapi
permasalahan yang terjadi di tiap unit kerja maka pendekatannya adalah
pemberdayaan sumberdaya manusia. Pendekatan itu tidak mungkin berhasil
efektif kalau manajer itu sendiri tidak dekat dengan para karyawannya.
Hal ini diakui oleh Kasi Gizi, yaitu Ari Mawarni A.Md (38 tahun) ,
yang dalam wawancaranya menyatakan :
“Saya berusaha untuk dekat dengan karyawan, karena pada dasarnya kami juga karyawan dan mereka juga karyawan, oleh karena itu pendekatan melalui pertemuan dalam rangka meningkatkan kinerja secara kontinyu kami lakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan yaitu satu bulan sekali kami rapat” (wawancara, 15 Juni 2010).
Pertemuan dengan karyawan memang menjadi tolok ukur dalam
mengukur kinerja karyawan secara keseluruhan di satu bagian, hal ini terbutkti
dari hasil wawancara dengan karyawan bagian Gizi, yaitu Gema Akbar
Ramadhan (27 tahun) dalam kesempatan wawancaranya menyatakan bahwa :
“Pertemuan rutin diadakan sebulan sekali mbak.. di dalam pertemuan itu kami juga melakukan evaluasi untuk kinerja bulan lalu….masalah apa yang dihadapi saat bertugas dan rencana kegiatan bulan berikutnya” (wawancara, 15 Juni 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Sementara itu Karyawan bagian Instalasi Farmasi Monica, Apt (25 tahun)
dalam kesempatan wawancara mengenai pertemuan yang diadakan di tiap
bagian menyatakan bahwa :
“ya ada pertemuan tiap bulan sebagai bahan pertemuan antara kami dan rekan-rekan lain untuk saling kenal, saling evaluasi dalam pelaksanaan pekerjaan” (wawancara, 15 Juni 2010).
Karyawan merupakan faktor penting dalam organisasi, karena hal ini
terkait dengan kinerja sebuah organisasi. Sebagai lembaga pelayanan
kesehatan, tidak terlepas dari profesionalisme pegawai dalam menjalankan
tugasnya dan apabila karyawan mempunyai tingkat profesionalisme masih
rendah maka akan mempengaruhi kualitas pelayanan yang akan diberikan.
Hal ini terkait juga dengan komitmen dari para karyawan, karena dengan
karyawan yang memiliki komitmen maka profesionalisme akan dapat
terwujud. Untuk itulah diperlukan adanya partisipasi karyawan di dalam
pengambilan keputusan, di mana dengan adanya partisipasi tersebut maka akan
terjalin komunikasi antara karyawan sehingga karyawan merasa mempunyai
peran di dalam peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Adanya
partisipasi dari karyawan dalam berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai
kebijakan rumah sakit yang relevan dan sesuai dengan kedudukan mereka
sehingga karyawan akan lebih besemangat di dalam menyelesaikan
pekerjannya.
Hasil wawancara Kasi Gizi mengenai partisipasi karyawan bahwa :
“wah perlu itu mbak… karyawan perlu berpartisipasi itu semua demi kebaikan bersama khususnya di bagian kami ini, karena kami sebagai penyelenggara kebutuhan gizi di rumah sakit sehingga masukan dari karyawan sangat membantu kami di dalam menyusun menu masakan tiap harinya (wawancara, 15 Juli 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Sementara itu Kasi Instalasi Farmasi Sri Banyuni, Apt (32 tahun) dalam
kesempatan wawancaranya juga menyatakan pentingnya partisipasi dari
karyawan, hal ini diketahui bahwa :
“partisipasi itu merupakan tugas utama dari karyawan kalo menurut saya, karyawan yang baik pasti akan berpartisipasi karena adanya partisipasi dari karyawan berarti karyawan sendiri juga care terhadap pekerjannya”(wawancara, 15 Juli 2010). Suatu bagian harus mempunyai peraturan yang berlaku, sehingga dapat
membentuk kerangka usaha pencapai misi. Suatu kelompok atau grup dapat
menjadi tim manakala ada kesepakatan terhadap misi dan ketaatan terhadap
peraturan yang berlaku, untuk itulah kerjasama tim perlu dilakukan agar
karyawan dapat bekerja untuk mencapai tujuannya yaitu pelayanan
masyarakat.
Hasil wawancara dengan Gema Akber Ramadhan salah satu karyawan
bagian gizi mengenai kerjasama tim adalah :
“dalam menentukan menu biasanya kami berembug dulu mbak antar karyawan, baik untuk menu pagi, siang ataupun malam, sehingga antar karyawan tercipta kerjasama yang baik”
Keberadaan kerjasama tim ini juga menjadi perintah dari Kasi Bagian Gizi,
dalam kesempatan wawancaranya menyatakan :
“ya ada kerjasama donk… kami perintahkan untuk karyawan gizi membuat menu gizi lalu diberikan ke saya saya periksa dan ditindaklanjuti oleh karyawan tersebut, tetapi kami membebaskan kepada karyawan untuk bekerjasama menentukan jenis menunya” (wawancara, 15 Juli 2010)
Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa dalam rangka
peningkatan kinerja karyawan khususnya di bagian Penunjang Medis maka
sistem komunikasi yang terjadi adalah sistem terbuka karena antar karyawan
dan karyawan dengan pimpinan terjalin dengan baik dan saling bekerja sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
antar karyawan serta yang utama adalah memberikan kebebasan kepada
karyawan untuk berpartisipasi di dalam pekerjannya.
3. Pelaksanaan Iklim Komunikasi Organisasi di Bagian Umum
Perlunya peningkatan kinerja ini diketahui dari hasil wawancara dengan
salah seorang karyawan yaitu Dra. Tarini selaku Kepala Seksi HRD (Human
Resources Departement) yang menyatakan bahwa :
Kinerja kami saya rasa sudah cukup baik, terbukti dengan meningkatnya kunjungan pasien di Rumah Sakit Kasih Ibu, baik pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap, karena Rumah Sakit Kasih Ibu mengutamakan pelayanan pasien (wawancara hari Senin, 14 Juni 2010).
Hal ini diperkuat oleh karyawan bagian HRD yaitu Kustiyati A.md (30
tahun) yang menyatakan bahwa :
“Saya kira secara keseluruhan kinerja kami cukup baik karena biasanya kami selalu melakukan riset pada pasien ataupun keluarga pasien dan hasilnya selama ini bahwa kinerja kami cukup baik” (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010).
Hasil wawancara tersebut menyatakan bahwa pada dasarnya kinerja
karyawan di RSU Kasih Ibu sudah cukup baik, hal ini terbukti bahwa rumah
sakit melalui keberadaan Humasnya kontinyu di dalam penyebaran angket
untuk mengetahui kepuasan pasien dan hasilnya bahwa pasien cukup puas
dengan pelayanan atuapun kinerja dari rumah sakit.
Bagian HRD merupakan bagian yang bertugas di dalam pembagian
tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam rangka optimalisasi
kinerja dari rumah sakit. Penjabaran tugas dan estimasi beban kerja RSU Kasih
Ibu Surakarta seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tarini selaku Kasi HRD
menyatakan :
”Untuk pembagian tugas tiap-tiap bagian sudah sangat jelas sekali, jadi karyawan tidak bingung dalam pengerjaan pekerjaan sudah sendiri-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
sendiri jadi untuk tumpang tindih pekerjaan tidak terjadi. Diharapkan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan (pengguna jasa layanan kesehatan) dan juga pihak rumah sakit”. (Wawancara, Senin, 21 Juni 2010)
Sementara itu karyawan bagian Humas yang lain yaitu Yovita A.md (32
tahun) dalam kesempatan wawancaranya menyatakan pendapatnya mengenai
job deskripsi dari masing-masing karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta :
”Menjadi bagian dari manajemen rumah sakit memang tidak mudah karena kami dituntut jeli di dalam mengkoordinir karyawan di tiap-tiap bagian untuk berkesinambungan menjalankan tugasnya kami harus menetapkan hari kerja bagit tiap-tiap karyawan medis dan non medis agar semuanya tertata rapi dan saling bekerja sama demi pemberian pelayanan pada pasien (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010).
Kinerja karyawan di rumah sakit merupakan hasil kerja karyawan
baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang
telah ditentukan. Kinerja individu ini akan tercapai apabila didukung oleh
kemampuan individu, upaya kerja (work effort) dan dukungan organisasi.
Dengan kata lain kinerja individu merupakan hasil kerja dari pegawai.
Dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan tidak terlepas dari
adanya iklim komunikasi organisasi di dalam RSU Kasih Ibu Surakarta.
Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat
dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa
organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan
dalam mengambil resiko; mendorong mereka dan memberi mereka
tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan
informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi; mendengarkan
dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai
dan terus terang dari anggota organisasi sehingga secara aktif dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
memberi pemahaman kepada para anggota organisasi bahwa keterlibatan
mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh
perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan.
Keberadaan iklim organisasi di RSU Kasih Ibu Surakarta
berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi HRD Dra. Tarini menyatakan :
“Ya, selama ini kami telah membuat kebijakan dalam rangka meningkatkan komunikasi antar karyawan, sehingga karyawan dapat saling mengenal dan bekerja sama dalam rangka peningkatan kinerja dalam pemberian pelayanan pada masyarakat” (wawancara, Senin 21 Juni 2010.
Hal ini juga diperkuat oleh Kustiyati, Amd, dalam wawancaranya
dengan peneliti menyatakan pendapatnya :
“Iklim komunikasi di rumah sakit ini baik, walaupun diakui ada karyawan yang tidak mengenal karyawan satu dengan yang lain, misalnya karyawan medis kan masuknya shift sehingga terkadang tidak mengenal karyawan di bagian lain, tetapi hal itu bukan menjadi penghalang atas upaya komunikasi antar karyawan yang kami bangun” (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010).
Sementara itu Yovita, Amd (25 tahun) memberikan penjelasan
mengenai iklim komunikasi organisasi yang adai di RSU Kasih Ibu
Surakarta, dalam kesempatan wawancaranya beliau menyatakan
pendapatnya :
“Selaku bagian HRD tugas kami adalah menjadi jembatan antar karyawan, kami membuat rencana misalnya outbond…atau juga antar bagian di lingkungan kami juga mempunyai pertemuan sendiri misalnya ada arisan perawat, arisan bidan yang tempatnya keliling ke rumah-rumah karyawan secara bergantian, kegiatan ini merupakan hal positif sehingga kami selalu berupaya untuk andil menjaga kerukunan antar karyawan kami, karena secara tidak langsung jika karyawan saling rukun maka kinerja karyawan dalam pemberian pelayanan juga akan semakin baik” (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010).
Dari sini dapat dilihat bahwa iklim komunikasi di dalam RSU Kasih
Ibu Surakarta perlu diperhatikan agar dapat menciptakan sebuah organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
yang efektif. Iklim komunikasi dapat memberi pedoman bagi keputusan dan
perilaku karyawan. Keputusan-keputusan yang diambil oleh karyawan
untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk mengikatkan
diri mereka dengan organisasi, untuk bersikap jujur dalam bekerja, untuk
meraih kesempatan dalam pekerjaannya secara bersemangat, untuk
mendukung para rekan lainnya, untuk melaksanakan tugas secara kreatif,
dan untuk menawarkan gagasan-gagasan inovatif bagi penyempurnaan
organisasi dan operasinya, semua ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi.
Hal tersebut diperkuat oleh Manajer Human Resources Departement
RSU Kasih Ibu Surakarta Dr. Ari Dartoko (35 tahun) dalam kesempatan
wawancaranya kepada peneliti mengatakan bahwa :
“Kinerja yang baik menjadi tujuan utama bagi kami dalam pelayanan kesehatan, untuk itu kami selaku HRD berusaha membuat kebijakan untuk meningkatkan kinerja melalui pemberdayaan komunikasi yang baik antar karyawan baik medis maupun non medis, selain itu kami juga membuat kebijakan mempertemukan karyawan agar bisa saling sharing, atau mengungkapkan pendapat satu sama lain demi kemajuan bersama” (wawancara, Selasa, 22 Juni 2010). Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa iklim komunikasi
organisasi pentingnya peran iklim komunikasi organisasi bagi RSU Kasih
Ibu Surakarta. Dalam kesempatan wawancaranya juga Manajer HRD RSU
Kasih Ibu Surakarta juga menyatakan ada tiga hal yang menjadi kebijakan
rumah sakit dalam rangka meningkatkan iklim komunikasi organisasinya
yaitu :
“Selama ini kami membuat tiga kebijakan utama dalam rangka menciptakan iklim komunikasi organisasi di rumah sakit, antara lain yaitu mengadakan kegiatan yang berupa briefing di mana kami lakukan sebulan sekali untuk menyalurkan aspirasi karyawan, yang kedua adalah Rapat Bimbingan Teknis atau yang biasa kami sebut RBT yang juga kami lakukan sebulan sekali, selain itu kami juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
berusaha meningkatkan partisipasi karyawan dan kerjasama antar karyawan demi peningkatan kinerja pelayanan kesehatan kami (wawancara, Selasa, 22 Juni 2010).
Segala kegiatan karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta mempunyai
tujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Kegiatan yang rutin dilakukan
oleh karyawan antara lain adalah briefing dan Rapat Bimbingan Teknis
(RBT).
Kegiatan briefing dilakukan setiap sebulan sekali untuk menyalurkan
aspirasi antara atasan dengan bawahan dan hal ini secara tidak langsung
bawahan memberikan dukungan atas semua keputusan yang diberikan oleh
atasan demi kelancaran dan peningkatan kinerja karyawan yang lebih
optimal. Rapat Bimbingan Teknis sering disebut RBT dilakukan setiap bulan
sekali sesuai dengan tanggal yang ditentukan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Tri Sundari selaku Kasi Rawat
Jalan RSU Kasih Ibu Surakarta dalam kesempatan wawancaranya
mengatakan :
“Apa mbak.. briefieng oh ya ada... kami lakukan sebulan sekali, tetapi jika ada sesuatu yang penting kami juga melakukan briefing di mana briefing yang dilakukan tersebut hanya antar bagian, jadi tidak semua karyawan di briefing tetapi masing-masing bagian melalui kepala seksinya menetapkan briefing, misalnya kai di rawat jalan maka kami melakukan briefing dengan karyawan rawat jalan dan lain sebagainya. (wawancara, 22 Juni 2010).
Selain pelaksanaan briefing juga dilakukan Rapat Bimbingan Teknis
yang juga dilakukan setiap bulan sekali dengan tanggal yang telah ditentukan
oleh masing-masing bagian. Hal ini terbukti dari pernyataan Kasi Keamanan
dalam kesempatan wawancaranya mengenai Rapat Bimbingan Teknis yang
dilakukan oleh karyawan RSU PKU Kasih Ibu Surakarta :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
“Rapat Bimbingan Teknis kami lakukan sebulan sekali tetapi tidak menutup kemungkinan jika ada yang mendesak kami langsung melakukan koordinasi, hal ini kami lakukan apabila ada karyawan yang tidak bekerja dengan baik maka kami juga mengarahkan/menegur Satpam untuk mempelajari SOP/Protap, dan diharap intropeksi dan harus bekerja lebih baik (wawancara, Selasa 22 Juni 2010).
Kegiatan Rapat Bimbingan Teknis yang dilakukan oleh karyawan
memang mempunyai tujuan tertentu salah satunya adalah untuk menanggapi
komplain atau keluhan yang dilakukan oleh pasien ataupun keluarga pasien.
Keberadaan Rapat Bimbingan Teknis ini juga Hal ini dibenarkan oleh
karyawan keamanan RSU Kasih Ibu Surakarta. Hal ini diketahui saat
wawancara dengan karyawan keamanan Sutrisno (52 tahun) dan Joko
Tristiwanto (50 tahun). Dalam kesempatan wawancaranya Sutrisno
menyatakan pendapatnya :
“Ya benar mbak… Rapat Bimbingan Teknis dilakukan sebulan sekali… kami selaku anggota keamanan wajib hadir dalam acara tersebut guna silaturahmi antar anggota dan juga menunggu instruksi dari kepala keamanan” (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010).
Sementara itu dalam wawancaranya dengan Joko Tristiwanto diketahui
bahwa :
“Itu rapat rutin biasa kok mbak.. Cuma penting bagi kami untuk melakukan evaluasi tugas dan penyusunan jadwal kerja itu aja…tetapi kalo ada kejadian penting baru kami juga rapat dadakan” (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010) Di tiap-tiap bagian dalam rangka peningkatan kinerja membuat
kebijakan-kebijakan melalui kepala seksinya, begitu juga di bagian marketing
bahwa dalam rangka peningkatan kinerja karyawan maka perlu melakukan
konsolidasi antar karyawan di bagian yang sama. Hal ini terbukti dari hasil
wawancara dengan David Pangaribuan (26 tahun) selaku karyawan bagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
marketing yang menyatakan pendapatnya mengenai pertemuan antar bagian di
RSU Kasih Ibu Surakarta :
“Kami sering kumpul dengan teman-teman selepas pulang kerja ataupun setelah tugas keluar untuk mengurus sesuatu, walaupun tidak secara resmi pertemuan itu tetapi kami dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang baik dalam rangka membantu kinerja khususnya di bagian kami” (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010). Adanya pertemuan yang dilakukan oleh karyawan di tiap bagian tersebut
untuk meminimalisasi terjadinya kesalahan pada saat karyawan bertugas,
karena pasien perlu diberikan pelayanan dengan baik sehingga mereka merasa
puas dengan pelayanan rumah sakit dan bisa segera sembuh.
Sebagai sebuah institusi jasa pelayanan maka akan timbul pro dan kontra
bagi penggunanya. Ada yang merasa puas dan ada yang merasa tidak puas.
Pernyataan dari Kasi HRD dalam kesempatan wawancaranya mengenai
kinerja karyawan sudah bekerja dengan maksimal dan sesuai dengan prosedur
akan tetapi penilaian pasien pelayanan masih kurang memuaskan, di mana :
Jika ada pasien yang merasa pelayananya masih kurang memuaskan maka kami meminta semua bagian untuk melakukan Rapat Bimbingan Teknis untuk mempelajari masalah / kasus pasien yang masih belum memuaskan, kita diskusikan dengan karyawan untuk tetap bekerja konsisten. (wawancara, Senin 21 Juni 2010). Sementara itu hasil wawancara dengan perawat Mulani, AMK mengenai
adanya pasien ataupun keluarga pasien yang merasa tidak puas dengan
pelayanan yang diberikan menyatakan pendapatnya :
“Saya kira itu biasa mbak…ada yang puas ada yang merasa tidak dilayani…yang penting kami udah bertugas dengan baik itu aja… penilaian kan dari mereka…tapi kami yang sudah berusaha” (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Aryadi AMK salah seorang
perawat, dalam kesempatan wawancaranya menyatakan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
“Kalo masalah puas dan tidak puas pasti selalu ada…yang penting kerja udah maksimal…gitu aja mbak” (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010).
Hal yang sama juga dinyatakan oleh Humas RSU Kasih Ibu Surakarta,
mengenai adanya komplain dari pasien ataupun keluarga pasien dalam
pelayanan rumah sakit.
“Ya biasanya kami yang terkena komplain dari pasien mbak... kami kan di bagian sekretariat yang menjadi humas di rumah sakit ini dan kami berada di depan sehingga jika ada pasien yang tidak puas kami terkadang yang menjadi sasaran.. oleh karena itu kami perlu meningkatkan kerjasama yang baik dari semua pihak, sehingga peningkatan pelayanan bisa terus berjalan kearah yang optimal (wawancara, Selasa 22 Juni 2010). Pelayanan kepada pasien dan keluarga pasien tidak hanya diberikan oleh
karyawan medis saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab pada bagian yang
lain yaitu di kasir. Dalam hubungannya antara pelayanan dan pertemuan
ataupun kegiatan yang dilakukan oleh segenap karyawan di RSU Kasih Ibu
Surakarta, maka hasil wawancara dengan karyawan bagian kasir yaitu Sri
Nuryati S.E (45 tahun) menyatakan pendapatnya :
“Kami juga berhubungan langsung dengan pasien, saya kira masalah ketidakpuasan pada pasien di bagian kami hanya pada kekurangpahaman mereka tentang administrasi yang kami tentukan aja misalnya dalam pembayaran yang memakai PKMS dan yang tidak memakai kadang-kadang masih ada yang bingung dan keliatannya seperti marah” (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). Sementara itu wawancara dengan Sri Heruwati (50 tahun) yang juga
salah seorang kasir, dalam wawancaranya menyatakan :
“saya jarang menerima komplain secara langsung dari pasien dan keluarganya, tapi banyak yang bertanya apakah bisa nitip pembayaran, bagaimana ngurus PKMS saya kira itu-itu saja” (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). Berdasarkan hal tersebut maka iklim komunikasi organisasi yang
diterapkan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta adalah berusaha untuk meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
kinerja karyawannya melalui kebijakan untuk mengadakan briefing maupun
Rapat Bimbingan Teknis. Adanya briefing ataupun Rapat Bimbingan Teknis di
tiap-tiap bagian di rumah sakit tersebut untuk meminimalisasi terjadinya
komplain dari pasien ataupun keluarganya sekaligus sebagai sebuah institusi
jasa maka kepuasan pasien menjadi prioritas utama bagi rumah sakit sehingga
ke depannya pelayanan yang diberikan akan menjadi lebih baik.
Partisipasi karyawan merupakan indikator utama pembentuk iklim
komunikasi, oleh karena itu perlu ditingkatkan partisipasi karyawan dalam
upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara dengan Dra. Tarini selaku Kasi HRD dalam kesempatan
wawancaranya :
“ya kami memang mencoba untuk meningkatkan partisipasi karyawan agar karyawan merasa diorangkan di rumah sakit ini... adanya partisipasi karyawan akan berimbas pada kinerja mereka karena karyawan merasa senang dapat berpartisipasi di dalam peningkatan pelayanan yang kami lakukan, untuk itulah partisipasi menjadi kunci utama bagi HRD yang diamanatkan ke tiap bagian di instansi rumah sakit ini agar setiap Kasi yang ada perlu memberdayakan partisipasi karyawan di tiap bagiannya”(wawancara, Senin, 21 Juni 2010).
Keberadaan partisipasi karyawan akan membuat karyawan tersebut
merasa dihargai keberadaannya. Hal ini dibenarkan oleh Kusyati A.md selaku
karyawan bagian HRD, dalam kesempatan wawancaranya menyatakan
pendapatnya mengenai partisipasi karyawan yaitu :
“Keputusan yang diambil di bagian kami merupakan buah kerjasama antara kami di bagian HRD, maksudnya adalah kebijakan dari atasan kami akan kami upayakan tetapi kami juga dapat memberikan masukan mengenai pelaksanaanya apabila menyimpang dari kebijakan yang telah ditetapkan”. (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010).
Sementara itu karyawan bagian HRD mengutarakan pendapatnya
mengenai partisipasi karyawan khususnya di bagian HRD yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
“Ya kami diberi kebebasan berpartisipasi asalkan itu demi kemajuan rumah sakit secara keseluruhan” (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010).
Terwujudnya mutu pelayanan rumah sakit yang terus meningkat secara
berkelanjutan yang didukung kebijakan pimpinan rumah sakit dan memuaskan
pasien ataupun pengguna jasa rumah sakit. Partisipasi merupakan wawasan
organisasi dan dalam pengembangannya agar selalu sesuai dengan kebijakan
dan kebutuhan pengguna jasa karena itu selalu dapat dipertimbangkan inisiatif
atau referensi baru yang memperbaiki wawasan tersebut.
Hal ini juga sesuai dengan pernyataan karyawan bagian kasir yaitu Sri
Heruwati, di mana dalam kesempatan wawancaranya menyatakan :
“Partisipasi kami wujudkan dengan bekerja, itu aja….kalo pengambilan keputusan ada di pimpinan kami…kami berupaya untuk mematuhinya”(wawancara, Selasa, 22 Juni 2010). Sementara itu Sri Nuryati S.E yang juga salah seorang karyawan di
bagian kasir menyatakan pendapatnya mengenai partisipasi di dalam
pengambilan keputusan bersama di RSU Kasih Ibu Surakarta, di mana dalam
kesempatan wawancaranya :
“Partisipasi bagi saya adalah kerjasama tim khususnya di bagian kasir, karena dengan kerjasama tim maka segala masalah dapat diatasi bersama menyangkut masalah pengurusan keuangan” (Wawancara, Rabu 18 Agustus 2010).
Salah satu faktor yang dapat mendukung hubungan kerjasama tersebut
adalah komunikasi, adanya komunikasi antara sumberdaya manusia dalam
organisasi akan membentuk iklim komunikasi organisasi. Suasana komunikasi
yang kondusif di RSU Kasih Ibu Surakarta akan mampu mendorong
tumbuhnya partisipasi karyawan adanya partisipasi karyawan akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
meningkatkan kinerja positif yang memuaskan dan timbul kesediaan untuk
mengusahakan tingkat kinerja yang tinggi bagi kepentingan rumah sakit.
Kasi Keamanan Shidik Raba Shadikin A.md (40 tahun) dalam
kesempatan wawancaranya juga menyatakan pendapatnya bahwa :
Kami selaku tim keamanan secara pribadi memang menyatakan bahwa kejasama antar anggota kami terjalin baik hanya saja komunikasi kami memang kurang karena saya langsung yang mengambil keputusan di bagian kami tanpa koordinasi, akan tetapi setelah adanya masukan dari bagian HRD mengenai pentingnya partisipasi karyawan dan kami mencobanya di mana sekarang anggota kami bisa memberikan masukan-masukan yang dapat membantu saya di dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan keamanan rumah sakit. (wawancara, Selasa 22 Juni 2010). Kepala Seksi seksi harus mampu mengikut sertakan karyawan, agar
memahami secara jelas apa visi dan misi rumah sakit. Hal ini sangat perlu,
agar karyawan dapat memahami apa tujuan dari rumah sakit tersebut maka
karyawan akan merasa diikut sertakan dalam mencapai tujuan perusahaan, dan
hasil akhirnya karyawan juga akan ikut menikmati. Dengan menyadari hal
tersebut, karyawan akan lebih mudah memahami serta menyadari bahwa
rumah sakit harus tumbuh dan berkembang, agar dapat bersaing dengan
kompetitornya selaku industri pelayanan jasa.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Sutrisno selaku keamanan RSU
Kasih Ibu Surakarta dalam kesempatan wawancaranya mengatakan bahwa :
“Partisipasi kami adalah menjaga keamanan rumah sakit pada intinya tetapi kepala keamanan kami juga meminta saya untuk mengutarakan pendapatnya guna meningkatkan standarisasi keamanan kami, saya senang diajak ngobrol hal tersebut karena berarti saya menjadi bagian rumah sakit ini” (Wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). Sementara itu Joko Tristiwanto dalam kesempatan wawancaranya
mengenai partisipasi di bidang keamanan menyatakan pendapatnya bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
“Kepala keamanan kami meminta kami selalu berkoordinasi antara satu dengan yang lain.. kami juga dimintai pendapatnya dalam menangani masalah yang terjadi” (Wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010).
Berdasarkan hal tersebut maka peran kepala seksi atau kepala bagian di
RSU Kasih Ibu sangat penting, untuk duduk bersama dengan karyawan, dan
menjelaskan mengapa perlu dilakukan langkah-langkah dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab rumah sakit.
Salah satu keberhasilan sebuah instansi dalam hal ini RSU Kasih Ibu
Surakarta ditentukan oleh keberadaan karyawan yang berdedikasi tinggi untuk
kemajuan dan prestasi rumah sakit. Keberadaan karyawan yang demikian
bukanlah sekedar merupakan aset produksi, melainkan juga menjadi kunci
strategi membangun daya saing rumah sakit. Suatu rumah sakit dapat
mencetak karyawan yang berdedikasi tinggi apabila mampu menciptakan Rule
Of The Game di dalam membangun kinerja karyawan.
Salah satunya adalah kerjasama antar karyawan dalam rangka
meningkatkan kinerja karyawan. Kerjasama antar karyawan mempunyai dua
tujuan yaitu menciptakan komunikasi antar karyawan dan meningkatkan
hubungan antar karyawan. Hal ini diungkapkan oleh Manajer HRD RSU Kasih
Ibu Surakarta dalam kesempatan wawancaranya :
“Kerjasama antar karyawan yang kami maksud bertujuan untuk meningkatkan komunikasi antar karyawan sekaligus menciptakan hubungan kerja yang baik antar karyawan, sehingga karyawan lebih mengenal satu sama lain dan bekerjasama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat (wawancara, Senin 21 Juni 2010).
Hal senada juga diungkapkan oleh David Pangaribuan selaku Pemasaran atau
Marketing Rumah Sakit :
Kerjasama itu penting, kami bekerjasama dengan bagin humas sekaligus bekerja dengan bagian lain untuk memasarkan rumah sakit...sekaligus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
melakukan koordinasi untuk melakukan program-program tertentu agar rumah sakit menjadi lebih terkenal..misalnya ada program pelayanan kesehatan yang baru..maka kami selaku marketing akan membuat berbagai spanduk leaflet dan lain sebagainya agar pelayanan tersebut dapat diketahui oleh masyarakat. (wawancara, Selasa 22 Juni 2010).
Karyawan bagian kasir juga menyatakan pendapatnya mengenai pentingnya
kerjasama antar karyawan dalam menunjang kinerja rumah sakit. Dalam
kesempatan wawancaranya menyatakan bahwa :
Saya dan rekan-rekan bekerja sama mbak...kami membantu rekan yang lain tetapi dalam satu bagian...karena jelas kami tidak tahu masalah medis (wawancara Selasa, 22 Juni 2010)
Dalam kerjasama tim, semua tergantung pada bagaimana bersinerginya
kemampuan dan keahlian anggotanya dalam mencapai tujuan bersama. Ini
menunjukkan bahwa dalam sebuah tim, harus ada keinginan untuk berbagi
kemampuan, ide, dan pekerjaan di antara anggotanya. Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Aryadi AMK, salah seorang perawat yang menyatakan
pendapatnya bahwa :
“kami kan kerja shift mbak ….sama teman-teman jadi tidak langsungpun kami jelas sudah bekerja sama antara satu dengan yang lain…dan saya kira itu jauh lebih baik daripada harus sendirian (wawancara, Rabu 18 Agustus 2010). Sementara itu Mulani, AMK yang juga salah seorang perawat menyatakan
pendapatnya mengenai kerjasama tim sebagai berikut :
“Ya pasti kami bekerja sama…tidak mungkin menangani pasien seorang diri mbak… walaupun kadang kami juga datang ke kamar pasien sendiri tetapi pada saat tertentu saya datang sama teman satu shift untuk mengontrol keadaan pasien” (wawancara, Rabu 18 Agustus 2010). Demikian juga pernyataan dari Sodik Raba Sadikin, A.Md, selaku Kasi
Keamanan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
“Wah sangat perlu itu mbak.. kerjasama tim di sini memang saya tekankan.....karena antar anggota jika tidak ada kerjasama maka kami tidak dapat mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi” (wawancara, selasa, 22 Juni 2010). Kerjasama tim tersebut menyatukan berbagai individu-individu atau
karyawan yang saling bekerja sama dan memiliki saling ketergantungan satu
sama lain untuk mencapai tujuan. Kerja sama dan saling ketergantungan
menyiratkan bahwa individu-individu dalam tim boleh memiliki keahlian dan
kemampuan secara individu, tetapi pada akhirnya kemampuan dan keahlian itu
memberi sumbangan kepada hasil kelompok. Melalui kerjasama dapat
dilakukan saling berbagi pengetahuan serta ketrampilan dan dengan itu sebuah
tim mampu menyelesaikan tugas secara efektif, ketimbang dilakukan oleh
seorang individu.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Sutrisno mengenai pentingnya
kerjasama tim dalam bertugas :
“Wah penting sekali mbak.. dengan bekerja sama kami dapat memantau rumah sakit ini secara keseluruhan kan jelas tidak mungkin kami memantau keamanan di rumah sakit yang sebesar ini sendirian” (wawancara, Rabu 18 Agustus 2010).
Sementara itu Joko Tristiwanto juga mengutarakan hal yang tidak jauh
berbeda mengenai pentingnya kerjasama tim, dalam wawancaranya
menyatakan bahwa :
“ya jelas ada kerjasama antara saya dan teman-teman mbak…untuk mengurusi masalah keamanan jelas membutuhkan bantuan dan kerjasama kami” (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010).
Salah satu bentuk kerjasama tim adalah dalam pengambilan keputusan
kelompok adalah dengan melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan.
Hal ini juga berlaku di bagian marketing. Dalam kesempatan wawancaranya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
David Pangaribuan salah seorang karyawan marketing menyatakan
pendapatnya bahwa :
“di bagian kami khususnya di bagian marketing kami jelas bekerjasama baik dalam rangka mempromosikan keberadaan rumah sakit ataupun juga bertugas untuk untuk pengadaan bahan bagi rumah sakit” (wawancara, Rabu 18 Agustus 2010).
Kerjasama tim pada dasarnya adalah meningkatkan keterlibatan
karyawan di dalam pembuatan keputusan tergantung pada kondisi-kondisi
tertentu. Dengan kata lain, jika kerjasama tim berjalan dengan baik maka
kinerja karyawan akan menjadi baik akan tetapi jika kerjasama tim tersebut
tidak ada maka kinerja karyawan akan menjadi kurang optimal
Sementara itu Sri Nuryati, SE mengutarakan pendapatnya mengenai
adanya partisipasi karyawan di bagiannya yaitu sebagai berikut :
“Untuk di bagian kami di kasir ini, maka partisipasi bagi karyawan kami adalah pelaksanaan tugas yang teliti dan tanggung jawab, kami membuka partisipasi asal tidak menyalahi aturan yang berlaku di bagian saya, karena bagian kami rumit, salah keuangan kan bisa fatal to mbak”(wawancara, Selasa, 22 Juni 2010).
Berdasarkan hal tersebut maka jenis iklim komunikasi organisasi di bagian
Umum juga bersifat terbuka, karena di bagian tersebut mementingkan kinerja
secara tim, memberikan kebebasan adanya partisipasi kerja karyawan serta
menciptakan kerjasama tim yang baik dalam memberikan pelayanan kesehatan
pada masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
BAB IV
ANALISIS DATA
Pada penelitian kualitatif, proses analisis data dilakukan sejak awal
bersamaan dengan proses pengumpulan data. Komponen utama proses analisis
data adalah reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan serta verifikasinya.
Data yang direduksi sudah peneliti jabarkan pada Bab III Penyajian data.
Selanjutnya data perlu diverifikasi agar benar-benar bisa dipertanggungjawabkan.
Pada bab IV inilah peneliti akan melakukan pengecekan silang data yang sudah
diperoleh dengan teori iklim komunikasi organisasi dan kinerja yang ada, yang
berkaitan dengan berbagai kegiatan iklim komuniksi di RSU Kasih Ibu Surakarta.
A. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian Medis dan
Keperawatan
Hasil wawancara di bagian Medis dan Keperawatan mengenai iklim
komunikasi organisasi diketahui bahwa komunikasi yang dilakukan di bagian
tersebut adalah bersifat terbuka, hal ini diketahui dari adanya berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh bagian Medis dan Keperawatan antara lain
adanya kegiatan briefing tiap bulan sekali, memberikan kesempatan partisipasi
pada karyawan serta membentuk kerjasama tim yang baik di kalangan
karyawan.
Adanya kegiatan-kegiatan briefing, partisipasi karyawan dan kerjasama
tim maka mampu meningkatkan kinerja karyawan hal ini dibuktikan bahwa
karyawan datang saat briefing, adanya masukan-masukan dari karyawan saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
briefing dan tercipta kerjasama tim yang baik di kalangan karyawan dalam
melayani pasien.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Pace, Wayne and Faules Don,
(2002 :155). bahwa tujuan komunikasi dalam organisasi adalah untuk
membentuk saling pengertian (mutual understanding) sehingga terjadi
kesetaraan kerangka referensi (frame of references) dan kesamaan pengalaman
(field of experience) diantara anggota organisasi.
Kegiatan briefing bagian Medis dan Keperawatan dilakukan setiap
sebulan sekali untuk menyalurkan aspirasi antara atasan dengan bawahan dan
hal ini secara tidak langsung bawahan memberikan dukungan atas semua
keputusan yang diberikan oleh atasan demi kelancaran dan peningkatan
kinerja karyawan yang lebih optimal.
Adanya dua kegiatan di RSU Kasih Ibu tersebut telah sesuai dengan
fungsi iklim organisasi. Sendjaja (1994 : 55-56) menyatakan fungsi
komunikasi dalam organisasi 1) Fungsi informatif. RS Kasih Ibu dapat
dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, dengan
adanya kegiatan briefing maka seluruh karyawan bagian Medis dan
Keperawatan rumah sakit dapat memperoleh informasi yang lebih akurat,
lebih baik dan tepat waktu dengan informasi tersebut maka setiap karyawan
dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. 2) Fungsi regulatif.
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi, di mana dengan adanya kegiatan briefing tersebut maka pihak
manajemen memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi
yang disampaikan di mana melalui kepala seksi masing-masing bagian dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan
sedangkan berkaitan dengan pesan, maka karyawan RSU Kasih Ibu Surakarta
membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak
boleh untuk dilaksanakan. 3) Fungsi persuasif, bahwa dengan adanya kegiatan
briefing tersebut dapat mendelegasikan tugas dan tanggung jawab kepada
masing-masing bagian dengan baik sedangkan 4) Fungsi integratif dengan
adanya kegiatan tersebut maka pihak rumah sakit telah menyediakan saluran
komunikasi yang tepat bagi karyawannya.
Menurut hasil wawancara dengan seluruh informan dapat dijabarkan
bahwa kegiatan briefing bertujuan untuk melakukan koordinasi dalam rangka
meningkatkan pelayanan dan dalam rangka untuk melayani pasien.
Berdasarkan hal tersebut maka iklim komunikasi organisasi dalam rangka
meningkatkan kinerja karyawan di bagian Medis dan Keperawatan sudah
berjalan dengan baik.
Tugas dan tanggung jawab setiap individu di RSU Kasih Ibu Surakarta
untuk mengimplementasikan kerjasama ke dalam suatu wujud nyata
pelaksanaan kerja harian. Namun untuk tercapainya hal ini perlu adanya
komitmen bersama dan persamaan persepsi tentang arti dan makna teamwork
baik dikalangan karyawan maupun level manajemen. Hal ini diperlukan agar
terjalin kesamaan tujuan dalam pelaksanaanya sehingga tidak terjadi
kesimpangsiuran dan kesalahpahaman dikemudian hari.
Iklim komunikasi yang penuh rasa persaudaraan mendorong para
anggota organisasi untuk berkomunikasi sercara terbuka, rileks, ramah dengan
anggota yang lain. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif menjadikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa
persaudaraan. (Arni, 2004: 84) Jadi, iklim komunikasi memainkan peranan
sentral dalam mendorong anggota organisasi untuk mencurahkan usaha
kepada pekerjaan mereka dalam organisasi. (Pace dan Faules, 2002: 155)
B. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian Penunjang
Medis
Manajemen RSU Kasih Ibu Surakarta berusaha untuk meningkatkan
kinerja karyawannya dengan adanya kebijakan untuk mengadakan pertemuan
dalam pemberian pelayanan pada pasien ataupun keluarga pasien. Bagian
penunjang medis terdiri dari bagian diagnostik dan terapi, instalasi farmasi dan
bagian gizi.
Keterbukaan komunikasi antara pimpinan dengan karyawan di bagian
Penunjang Medis dilakukan dengan meningkatkan kebiasaan pimpinan
berkomunikasi langsung dengan karyawan karena dengan semakin seringnya
berkomunikasi diharapkan akan timbul kedekatan emosi dan menghilangkan
jarak antara kepala seksi dengan karyawan, sedangkan untuk mengembangkan
komunikasi sesama karyawan dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan
rutin sesama karyawan. Pemenuhan informasi bagi karyawan dalam bekerja
dapat dilakukan dengan mengadakan rapat atau pertemuan sebulan sekali
ataupun pada saat khusus tertentu guna membahas program kerja yang akan
dilaksanakan.
Sistem komunikasi yang dilakukan di bagian Penunjang Medis bersifat
terbuka di bagian masing-masing, misalnya komunikasi terbuka di bagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
instalasi farmasi bersifat terbuka di bagian instalasi farmasi saja, sedangkan
dengan bagian lain bersifat tertutup artinya apabila berhubungan dengan
masalah pekerjaan maka komunikasi vertikal antar bagian melalui kepala seksi
di masing-masing bagian ataupun antara karyawan bagian lain dengan kepala
seksi bagian lain.
Bagian Penunjang Medis RSU Kasih Ibu Surakarta juga membuka
partisipasi karyawan dan menciptakan kerjasama tim antar karyawan di
masing-masing bagian dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan tersebut.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Redding bahwa iklim komunikasi
organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk
menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut
mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil
resiko; mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam
mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang terbuka
dan cukup tentang organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian serta
memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota
organisasi; secara aktif memberi penyuluhan kepada pra anggota organisasi
sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi
keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada pekerjaan
yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. (Pace dan Faules, 2002: 148)
Karyawan merupakan faktor penting dalam organisasi, karena hal ini
terkait dengan kinerja sebuah organisasi. Sebagai lembaga pelayanan
kesehatan, tidak terlepas dari profesionalisme pegawai dalam menjalankan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
tugasnya. Dengan pegawai yang tingkat profesionalismenya masih rendah
maka akan mempengaruhi kualitas pelayanan yang akan diberikan.
Peran karyawan pada suatu perusahaan sangat penting, dan hal tersebut
merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri. Apabila kinerja para
karyawan pada suatu perusahaan tidak maksimal, maka hasil yang akan
dicapai oleh perusahaan tersebut pun tidak akan maksimal pula. Di tempat
lain, iklim di dalam sebuah organisasi juga sangatlah penting karena secara
tidak langsung iklim komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara hidup
orang-orang di dalam sebuah organisasi. Oleh sebab itu, keberhasilan suatu
organisasi dalam membangun iklim komunikasi organisasi yang kondusif,
sangatlah vital dalam meningkatkan kinerja para karyawan.
Pelaksanaan kerjasama tim di bagian Penunjang Medis beragam sesuai
dengan bagiannya masing-masing, misalnya di bagian gizi maka karyawan
bekerjasama dalam menyusun menu baik bagi pasien maupun bagi karyawan
itu sendiri, di mana di dalam penyusunan menu ini juga dibahas pada saat
pertemuan bulanan karyawan, dari hal tersebut jelas bahwa antara keberadaan
pertemuan antar karyawan, partisipasi dan kerjasama tim saling berkaitan erat
di bagian penunjang medis, hal ini apabila salah satu komponen tersebut tidak
berjalan dengan baik maka kinerja karyawan akan mengalami penurunan,
dimana apabila antar karyawan melakukan pertemuan dan partisipasi tetapi
tidak ada kerjasamanya maka hal tersebut akan sia-sia.
Hal ini sesuai dengan Pace dan Faules (2002 : 148) yang menyatakan
bahwa untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi
tersebut mempercayai karyawan dan memberi mereka kebebasan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
mengambil resiko; mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab
dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang
terbuka dan cukup tentang organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian
serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari
anggota organisasi; secara aktif memberi penyuluhan kepada pra anggota
organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting
bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada
pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. Iklim komunikasi di
dalam sebuah organisasi itu penting karena secara tidak langsung iklim
komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara hidup orang-orang di dalam
sebuah organisasi: kepada siapa orang-orang berbicara, siapa saja yang
disukai, bagaimana perasaan masing-masing orang, bagaimana kegiatan kerja
berlangsung dan bagaimana perkembangan orang-orang di dalam organisasi.
C. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian Umum
Bagian umum terdiri dari bagian sarana dan rumah tangga, bagian HRD
serta bagian pemasaran dan humas. Hasil wawancara dengan karyawan
diketahui bahwa pada dasarnya kinerja karyawan di RSU Kasih Ibu sudah
cukup baik, hal ini terbukti bahwa rumah sakit melalui keberadaan Humasnya
kontinyu di dalam penyebaran angket untuk mengetahui kepuasan pasien dan
hasilnya bahwa pasien cukup puas dengan pelayanan atuapun kinerja dari
rumah sakit.
Segala kegiatan karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta mempunyai
tujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Kegiatan yang rutin dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
oleh karyawan di bagian Umum adalah pelaksanaan Rapat Bimbingan Teknis
(RBT). Kegiatan Rapat Bimbingan Teknis (RBT) dilakukan setiap sebulan
sekali untuk menyalurkan aspirasi antara atasan dengan bawahan dan hal ini
secara tidak langsung bawahan memberikan dukungan atas semua keputusan
yang diberikan oleh atasan demi kelancaran dan peningkatan kinerja karyawan
yang lebih optimal. Rapat Bimbingan Teknis sering disebut RBT dilakukan
setiap bulan sekali sesuai dengan tanggal yang ditentukan.
Hal ini sesuai dengan Davis and Newstrom (2004: 44) yang
menyatakan bahwa tingkat kinerja karyawan dalam perusahaan dapat
bersumber dari berbagai hal seperti upah atau gaji karyawan yang dianggap
penting sebagai faktor utama, tidak hanya gaji saja yang dibutuhkan oleh
karyawan tetapi faktor untuk memperoleh rasa aman, hubungan yang baik
antara atasan dan bawahan, dan dukungan untuk memenuhi harapan dan hal
ini sering sekali disebut dengan iklim organisasi.
Selain adanya kegiatan RBT tersebut, bagian umum juga menekankan
adanya partisipasi dan kerjasama tim antar bagian, hal ini dikarenakan
partisipasi karyawan merupakan indikator utama pembentuk iklim
komunikasi, oleh karena itu perlu ditingkatkan partisipasi karyawan dalam
upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan. Ada dua bentuk partisipasi
karyawan yang diterapkan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta yaitu partisipasi
terkait dengan pekerjaan dan partisipasi terkait dengan pengembangan.
Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara dengan responden yang
menyatakan bahwa partisipasi dari karyawan akan mampu meningkatkan
pelaksanaan kerja atau kinerja dari karyawan selain itu adanya partisipasi dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
karyawan maka karyawan merasa diperhatikan dan karyawan akan mampu
mengembangkan dirinya dengan adanya partisipasi yang diberikan oleh pihak
RSU Kasih Ibu Surakarta.
Upaya peningkatan partisipasi karyawan terkait dengan pekerjaan dapat
dilakukan dengan memberikan keleluasaan dalam menentukan cara kerja,
mengatur pembagian tugas di unit kerja, memperbaiki suasana kerja dan
karyawan diberikan kesempatan untuk mengatasi permasalahan dalam bekerja
dan perubahan–perubahan dalam organisasi di unit–unit kerja masing–masing
karyawan. Peningkatan partisipasi karyawan terkait dengan pengembangan
dapat dilakukan dengan meningkatkan keterlibatan karyawan dalam
menentukan keputusan mengenai pelatihan karyawan, aturan–aturan mengenai
rekruitmen dan tata tertib pekerjaan.
Hal tersebut sesuai dengan pernyatan Arni Muhammad (2005 : 65) yang
menyatakan bahwa bidang komunikasi organisasi terdiri dari hubungan
manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau
komunikasi dari atasan ke bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari
bawahan ke atasan, komunikasi harizontal atau komunikasi dari orang-orang
yang sama level atau tingakatannya dalam organisasi, ketrampilan dan
berbicara, mendengarkan menulis dan komunikasi evaluasi progam.
Hal tersebut juga sesuai dengan dimensi-dimensi iklim komunikasi
organisasi menurut Pace dan Faules (2002 : 159-160) yaitu kepercayaan dan
pengambilan keputusan bersama. Karyawan di semua bagian RSU Kasih Ibu
Surakarta harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan
hubungan yang di dalamnya terdapat kepercayaan, keyakinan dan kredibilitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
yang didukung oleh pernyataan dan tindakan. Pihak manajemen ataupun
kepala seksi masing-masing bagian juga dituntut untuk percaya atau
membentuk kepercayaan antar karyawannya sehingga adanya kepercayaan
akan mengarahkan kepada komunikasi yang terbuka yang akan mempermudah
adanya persetujuan yang diperlukan antara bawahan dan atasan.
Salah satu faktor yang dapat mendukung partisipasi karyawan adalah
adanya komunikasi, adanya komunikasi antara sumberdaya manusia dalam
organisasi akan membentuk iklim komunikasi organisasi. Suasana komunikasi
yang kondusif di RSU Kasih Ibu Surakarta akan mampu mendorong
tumbuhnya partisipasi karyawan, adanya partisipasi karyawan akan
meningkatkan kinerja positif yang memuaskan dan timbul kesediaan untuk
mengusahakan tingkat kinerja yang tinggi bagi kepentingan rumah sakit.
Kerjasama atau yang lebih dikenal dengan teamwork merupakan salah
satu core competency yang berlaku di hamper setiap perusahaan. Dengan
posisinya tersebut, dengan demikian teamwork harus dipahami dan disadari
oleh semua lapisan karyawan perusahaan tersebut sebagai suatu keharusan.
Sejauh mana etos kerjasama antar karyawan mampu meningkatkan kinerja
perusahaan, itulah yang menjadi pertanyaan besar yang harus dijawab bukan
hanya oleh pihak manajeman melainkan seluruh lapisan karyawan.
Hasil wawancara dengan keseluruhan responden diketahui bahwa
kerjasama antar karyawan bertujuan untuk meningkatkan komunikasi antar
karyawan sekaligus menciptakan hubungan kerja yang baik antar karyawan,
sehingga karyawan lebih mengenal satu sama lain dan bekerjasama dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk megembangkan pola dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
kerjasama hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Hal ini perlu dilakukan di
tiap bagian di RSU Kasih Ibu Surakarta, sampai tercapai suatu pola yang
membudaya secara global di lingkungan RSU Kasih Ibu Surakarta itu sendiri
sehingga diharapkan nantinya pola kerjasama tersebut benar-benar menjadi
budaya yang tidak terkesan dipaksakan dan adanya kerelaan dari setiap unit
untuk melaksanakannya.
Ada beberapa cara yang dilakukan dalam upaya mengembangkan
budaya kerjasama dalam lingkungan kerja agar tercipta kinerja yang baik di
RSU Kasih Ibu Surakarta, diantaranya adalah :
1. Ditanamkan sikap saling membutuhkan di kalangan karyawan.
Sikap saling membutuhkan di lingkungan karyawan bisa menjadi
pemicu berkembangnya budaya kerjasama / teamwork. Hal ini jelas sekali
karena dengan adanya sikap saling membutuhkan maka akan terjadi saling
ketergantungan diantara para karyawan sehingga pola kerjasama akan
mudah untuk diterapkan. Hambatan yang bisa terjadi dalam hal ini adalah
bahwa biasanya ada perasaan ego dari masing masing karyawan sehingga
menghambat proses terjadinya pola kerjasama.
Ego tersebut diantaranya adalah perasaan lebih senior, lebih tua atau
ada beberapa bagian / unit kerja yang merasa lebih penting dari unit kerja
yang lainnya. Untuk mengatasinya diperlukan usaha dari pihak manajemen
untuk mensosialisasikan pentingnya sikap saling membutuhkan dan
perlunya penekanan dari profesionalisme dalam kerja. Bila semangat sikap
saling membutuhkan diantara para karyawan ini terwujud, maka kita telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
memenuhi syarat awal terciptanya budaya dan pola kerjasama dalam
perusahaan.
2. Penilaian berdasarkan hasil yang dicapai oleh team.
Sistem penilaian karyawan yang selama ini berkembang masih
menekankan kepada kualitas karyawan sebagai individu. Kinerja
karyawan akan dinilai baik bila target kerja individunya berhasil. Hal ini
kurang sesuai bila kita hendak menerapkan sikap kerjasama di lingkungan
perusahaan. Untuk itu perlu adanya sedikit perubahan bahwa penilaian
hasil kerja karyawan juga perlu dipengaruhi sejauh mana keberhasilan
team dari karyawan tersebut dalam mencapai target-target yag telah
ditetapkan.
Dengan penekanan pada hal tersebut maka diharapkan adanya
kerjasama dari semua anggota team untuk bekerja lebih baik, tidak hanya
untuk dirinya sendiri melainkan juga untuk teamnya. Dengan demikian
akan tercipta tanggung jawab dari semua anggota team untuk lebih bersatu
dalam mewujudkan target-target kerja yang telah ditetpakan sebelumnya.
Hal ini secara langsung akan berakibat pada peningkatan kinerja dan hasil
yang akan dicapai oleh perusahaan.
3. Pengembangan teamwork oleh manajemen.
Manajemen dalam hal ini pihak Human Resources Department
(HRD) RSU Kasih Ib Surakarta harus jeli dalam mensiasati
berkembangnya budaya kerjasama. Perlu dilakukan usaha-usaha yang
intensif sehingga hasil yang diharapkan akan dapat terwujud dan bukan
hanya menjadi impian. Usaha-usaha yang perlu dilakukan diantaranya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
adalah melakukan sosialisasi tentang pentingnya teamwork dalam
meningkatkan kinerja perusahaan, melakukan training atau seminar secara
berkala dan berkelanjutan tentang semangat teamwork yang ditujukan
kesemua level karyawan (bukan hanya level tertentu), atau melakukan
Reward program, adanya penghargaan secara berkala (tahunan atau
semesteran) untuk memilih ‘The Dreaming Team’ dari seluruh unit kerja
dalam rumah sakit.
4. Gabungan pelatihan teamwork antara beberapa kelompok dari direktorat
yang berbeda.
Program pelatihan kepemimpinan harus diadakan lebih intensif yang
melibatkan seluruh lapisan karyawan RSU Kasih Ibu Surakarta, namun
demikian harus diusahakan nuansa baru dalam pelaksanaannya, Ada istilah
‘Tak Kenal Maka Tak Sayang’, dan hal ini sangat sesuai dengan iklim
kerja di instansi besar seperti RSU Kasih Ibu. Kebanyakan tidak saling
mengenal. hal ini akan mengurangi ikatan yang seharusnya terjalin antar
karyawan. Dengan dipertemukuannya langsung dalam suatu kegiatan
diluar kerja, diharapkan akan terjalin hubungan yang lebih erat antar
sesama karyawan sehingga produktifitas kerja akan semakin meningkat.
5. Pembudayaan salam di lingkungan kerja.
Untuk menciptakan iklim kejasama antar sesama karyawan harus
dimulai dari perlunya sikap saling menghargai dari setiap individu di RSU
Kasih Ibu Surakarta. Ada cara sederhana untuk memulai suasana saling
menghargai antar sesama karyawan yaitu dengan pembudayaan salam
dilingkungan kerja. Adanya kerjasama tersebut memiliki keuntungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
bahwa penyelesaian yang cepat terhadap suatu permasalahan yang timbul
dalam kegiatan kerja, timbulnya ide-ide baru yang berasal dari kreatifitas
individu maupun team yang dapat menjawab tantangan-tantangan
menghadapi kompetisi yang semakin ketat dalam pelayanan kesehatan
akhir-akhir ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan iklim komunikasi organisasi dalam rangka meningkatkan
kinerja karyawan di bagian Medis dan Keperawatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi
yang dilakukan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta di bagian Medis dan
Keperawatan menggunakan komunikasi bersifat terbuka dan
diimplementasikan ke dalam tiga hal yaitu kegiatan briefing yang
dilakukan satu bulan sekali yang bertujuan untuk melakukan koordinasi
dalam rangka meningkatkan pelayanan dan dalam rangka untuk melayani
pasien, partisipasi karyawan di dalam pemberian pelayanan pada pasien
dan juga kerjasama antar karyawan di masing-masing bagian sehingga
dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi organisasi dalam rangka
meningkatkan kinerja karyawan di bagian Medis dan Keperawatan sudah
berjalan dengan baik.
2. Pelaksanaan iklim komunikasi organisasi dalam rangka meningkatkan
kinerja karyawan di bagian Penunjang Medis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi
yang dilakukan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta di bagian Penunjang Medis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
bersifat terbuka di bagiannya masing-masing tetapi tertutup dengan bagian
lain, hal ini merupakan kebijakan kepala seksi di masing-masing bidang.
Dalam rangka peningkatan kinerja karyawan di bagian penunjang medis
maka terdapat tiga kegiatan utama yaitu kegiatan pertemuan yang
dilakukan sebulan sekali atau pada saat khusus tertentu, partisipasi
karyawan dan adanya kerjasama antar karyawan,
Keterbukaan komunikasi antara pimpinan dengan karyawan di
bagian Penunjang Medis dilakukan dengan meningkatkan kebiasaan
pimpinan berkomunikasi langsung dengan karyawan karena dengan
semakin seringnya berkomunikasi diharapkan akan timbul kedekatan
emosi dan menghilangkan jarak antara kepala seksi dengan karyawan,
sedangkan untuk mengembangkan komunikasi sesama karyawan dapat
dilakukan dengan mengadakan pertemuan rutin sesama karyawan,
berdasaran hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi
organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan di bagian
Penunjang Medis sudah berjalan dengan baik.
3. Pelaksanaan iklim komunikasi organisasi dalam rangka meningkatkan
kinerja karyawan di bagian Umum
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi
yang dilakukan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta di bagian Umum
menggunakan komunikasi bersifat terbuka dan diimplementasikan ke
dalam tiga hal yaitu kegiatan Rapat Bimbingan Tekniks (RBT) yang
dilakukan satu bulan sekali, partisipasi karyawan dan kerjasama antar
karyawan di tiap-tiap bagian umum, partisipasi karyawan di bagian umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
bertujuan untuk memberikan apresiasi bagi karyawan untuk membantu
tugas rumah sakit sedangkan kerjasama antar karyawan di RSU Kasih Ibu
Surakarta bertujuan untuk meningkatkan pergaulan antar karyawan
sekaligus saling lebih mendekatkan hubungan antar karyawan sehingga
tercipta kondisi yang kondusif di dalam lingkungan pekerjaan.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi
organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan di bagian Umum
sudah berjalan dengan baik.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan antara lain adalah :
1. Bagi Pihak Rumah Sakit
Perlu adanya pelatihan ataupun program rutin tahunan bagi karyawan
rumah sakit misalnya melakukan outbond bagi karyawan yang tidak
berdinas, hal ini dilakukan agar karyawan saling mengenal dan mampu
meningkatkan kerjasama tim.
2. Bagi Karyawan
Perlu terus mempertahankan kerjasama tim antar bagian serta
meningkatkan partisipasi karyawan agar tercipta kinerja yang lebih baik
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.