Ilmu Sosial Dasar
Bag 1
ILMU PENGETAHUAN
Pengetahuan diperoleh karena ada rangsangan pada diri manusia untuk
mengetahui sesuatu dalam rangka mempertahankan hidupnya. Pengetahuan ada yang
umum dan ada yang khusus. Pengetahuan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara
pengetahuan dengan objeknya. Pengetahuan menjadi ilmiah karena adanya keinginan
yang mendalam untuk menyelidiki sesuatu yang ingin kita ketahui dengan menggunakan
metode tertentu, dan itulah yang kemudian disebut ilmu pengetahuan. Penelitian untuk
menyelidiki kebenaran ilmiah dapat dilakukan melalui pendekatan induktif maupun
deduktif. Ilmu pengetahuan dikembangkan bukan hanya untuk ilmu pengetahuan itu
sendiri, tetapi juga karena adanya kepentingan-kepentingan di dalamnya. Apa pun
kepentingannya, ilmu pengetahuan seharusnya dikembangkan untuk meningkatkan harkat
dan kesejahteraan manusia.
ILMU BUDAYA DASAR, ILMU ALAMIAH DASAR, DAN ILMU SOSIAL
DASAR
Ilmu pengetahuan dapat dikelompokan melalui beberapa cara. Secara umum ilmu
pengetahuan dikelompokan menjadi tiga yaitu ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, dan ilmu pengetahuan budaya atau lebih umum disebut ilmu pengetahuan
humaniora. Pengelompokan ilmu pengetahuan ini yang mendasari pengembangan Ilmu
Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, dan Ilmu Budaya Dasar sebagai matakuliah dasar
umum yang wajib diambil oleh mahasiswa di samping matakuliah dasar umum lainnya
seperti Agama, Pancasila, dan Kewiraan. Matakuliah Ilmu Sosial Dasar bukanlah
merupakan suatu disiplin ilmu tetapi lebih merupakan kajian yang sifatnya multi atau
interdisipliner. Ilmu Sosial Dasar diajarkan untuk memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum kepada mahasiswa tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji gejala-gejala sosial yang terjadi di sekitamya. Dengan demikian, diharapkan
mahasiswa dapat memiliki kepekaan sosial yang tinggi terhadap lingkungan sosialnya.
Dengan kepekaan sosial yang dimilikinya, mahasiswa diharapkan memiliki kepedulian
sosial dalam menerapkan ilmunya di masyarakat.
ILMU PENGETAHUAN DAN PEMANFAATANNYA
Ilmu pengetahuan dikembangkan untuk meningkatkan harkat hidup manusia,
sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Masalahnya, manusia sering
memiliki rasa serakah, sehingga ilmu pengetahuan tidak jarang digunakan untuk
memenuhi kepentingannya sendiri walaupun dengan cara mengorbankan orang lain. Hal
itulah yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan ilmu pengetahuan. Karena itulah
ilmu pengetahuan harus memiliki etika atau kode etik ilmu pengetahuan. Dalam
mempelajari etika ilmu pengetahuan, masalah yang menjadi perhatian utama adalah
masalah utilitarisme. Utilitarisme adalah nilai praktis kegunaan ilmu pengetahuan. Dalam
konteks utilitarisme, ilmu pengetahuan harus dikembangkan dalam rangka memberikan
kebahagiaan dan kesejehteraan semua manusia. Dari situlah perlu ada rasa keadilan
dalam penerapan ilmu pengetahuan
INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN
KONSEP INDIVIDU DAN KONSEP KELUARGA
Individu sebagai manusia perseorangan pada dasarnya dibentuk oleh tiga aspek
yaitu aspek organis jasmaniah, psikis rohaniah, dan sosial. Dalam perkembangannya
menjadi ‘manusia’, sebagaimana diistilahkan oleh Dick Hartoko, individu tersebut
menjalani sejumlah bentuk sosialisasi. Sosialisasi inilah yang membantu individu
mengembangkan ketiga aspeknya tersebut.
Salah satu bentuk sosialisasi adalah pola pengasuhan anak di dalam keluarga,
mengingat salah satu fungsi keluarga adalah sebagai media transmisi atas nilai, norma
dan simbol yang dianut masyarakat kepada anggotanya yang baru. Di masyarakat
terdapat berbagai bentuk keluarga di mana dalam proses pengorganisasiannya
mempunyai latar belakang maksud dan tujuannya sendiri. Pranata keluarga ini bukanlah
merupakan fenomena yang tetap melainkan sebuah fenomena yang berubah, karena di
dalam pranata keluarga ini terjadi sejumlah krisis. Krisis tersebut oleh sebagian kalangan
dikhawatirkan akan meruntuhkan pranata keluarga ini. Akan tetapi bagi kalangan yang
lain apa pun krisis yang terjadi, pranata keluarga ini akan tetap survive.
KONSEP MASYARAKAT DAN KONSEP KEBUDAYAAN
Masyarakat adalah sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama
untuk secara bersama-sama mengelola kehidupan. Terdapat berbagai alasan mengapa
individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk membentuk kehidupan
bersama. Alasan-alasan tersebut meliputi alasan biologis, psikologis, dan sosial.
Pembentukan kehidupan bersama itu sendiri melalui beberapa tahapan yaitu interaksi,
adaptasi, pengorganisasian tingkah laku, dan terbentuknya perasaan kelompok. Setelah
melewati tahapan tersebut, maka terbentuklah apa yang dinamakan masyarakat yang
bentuknya antara lain adalah masyarakat pemburu dan peramu, peternak, holtikultura,
petani, dan industri.
HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT, DAN
KEBUDAYAAN
Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial
yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak
akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu.
Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka
individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat
mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan
kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai
potensinya sebagai manusia.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah
lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas
pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai
gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga.
Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di
dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari
keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai
pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh
Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa
dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang
mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu.
Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya
dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.
KEPENDUDUKAN, GENERASI, DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
PENGERTIAN DAN KAJIAN KEPENDUDUKAN
Ilmu yang mempelajari masalah kependudukan adalah demografi.
Istilah ini pertama kali digunakan oleh Achille Guillard. Demografi sebagai suatu ilmu
telah muncul sejak abad ke-17.
John Graunt seorang pedagang di London, yang melakukan analisis data kelahiran
dan kematian, migrasi dan perkawinan dalam hubungannya dengan proses penduduk
dianggap sebagai Bapak Demografi.
Jumlah penduduk dapat meningkat, stabil atau menurun. Indikator dari perubahan
penduduk ini adalah tingkat kelahiran, kematian dan migrasi.
Komposisi penduduk merupakan suatu konsep yang mengacu pada susunan penduduk
menurut kriteria tertentu, seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, suku bangsa, dan
pendidikan.
Data mengenai struktur penduduk yang disajikan secara grafis disebut piramida
penduduk (population pyramid).
Kebijaksanaan kependudukan berhubungan dengan keputusan pemerintah.
Dengan mempengaruhi kelahiran, kematian, dan persebaran penduduk, pemerintah
memiliki strategi yang dianggap baik untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Di luar kebijaksanaan persebaran penduduk atau migrasi, secara garis besar,
kebijaksanaan kependudukan terbagi menjadi dua bagian, yaitu kebijaksanaan pronatal
dan kebijaksanaan antinatal.
Karakteristik angkatan kerja tidak terlepas dari pengaruh ketiga variabel utama
kependudukan (kelahiran, kematian, dan migrasi). Kehidupan sosial suatu negara dapat
digambarkan jika kita mengetahui komposisi lapangan pekerjaan dari angkatan kerjanya.
Antara kekuatan-kekuatan ekonomi dan kekuatan-kekuatan demografi ada hubungan
timbal balik dan saling mempengaruhi.
GENERASI, REGENERASI, DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Generasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu masa di mana kelompok
manusia pada masa tersebut mempunyai keunikan yang dapat memberi ciri pada dirinya
dan pada perubahan sejarah atau zaman.
Menurut Notosusanto, pengertian generasi itu sendiri sebenarnya lebih berlaku untuk
kelompok inti yang menjadi panutan masyarakat zamannya, yang dalam suatu situasi
sosial dianggap sebagai pimpinan atau paling tidak penggaris pola zamannya (pattern
setter).
Di Indonesia, dianggap telah ada empat generasi, yaitu generasi ‘20-an, generasi
’45, generasi ’66, dan generasi reformasi (’98).
Suatu generasi harus dipersiapkan untuk menghadapi tantangan pada zamannya,
melaksanakan pembangunan dengan sumber daya yang ada dan akan ada, serta menjaga
keberlangsungan dan keberlanjutan dari pembangunan dan sumber daya-sumber daya
tersebut.
Untuk itu diperlukan adanya suatu sistem dan mekanisme pembangunan dalam
keseluruhan yang melibatkan semua pihak, baik aparatur, peraturan, pengawas, maupun
rakyatnya (grass-root).
ILMU ALAMIAH DASAR
* RASA INGIN TAHU
Ilmu pengetahuan alam bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri
khas manusia.Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di alam
sekitarnya,bulan,nintang, dan matahari, bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri
(Antroposentris)
Rasa ingin tahu tidak dimiliki oleh makhluk lain seperti batu,tanah sungai, dan
sungai. Air dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, namun
gerakannya itu bukanlah atas kehendaknya sendiri, tetapi akibat darin pengaruh ilmiah
yang bersifat kekal.
Bagaimana halnya dengan makhluk-makhluk hidup seperti tumbuhan-tumbuhan
dan binatang?Sebatang pohon misalnya,menunjukkan tanda-tanda pertumnuhan atau
gerakan, namun gerakan itu terbatas pada upayanya untuk mempertahankan kelestarian
hidupnya yang bersifat tetap.Misalnya, daun-daun yang cenderung mencari sinar
matahari atau akar yang cenderung mencari air kaya mineral untuk pertumbuhan
hidupnya. Kecenderungan semacam ini terus berlangsung sepanjang zaman.
Bagaimana halnya dengan binatang yang juga menunjukan adanya kehendak
untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain?Kita ambil contoh misalnya ubur-
ubur. Binatang ini berpindah tidak atas kehendaknya sendiri.Namun, bagaimana halnya
dengan binatang tingkat lebih tinggi yang nyata-nyata mempunyai kemampuan untuk
mengadakan eksplorasi terhadap lam sekitarnya? Misalnya ikan,burung harimau, ataupun
binatang yang sangat dekat dengan manusia, yaitu monyet. Tentunya burung-burung
bergerak dari satu tempat ke tempat lain didorong oleh suatu keinginan, antaralain, rasa
ingin tahu,. Ingin tahu apakah disana ada cukup makanan untuknya sendiri atau bersama
yang lain.Ingin tahu apakah suatu tempat cukup aman untuk membuat sarang?setelah
mengadakan eksplorasi, tentu mereka jadi tahu. Itulah pengetahuan dari burung tadi.
Burung juga memiliki pengetahuan untuk membuat sarang diatas pohon. Burung manyar
atau burung tempua pandai menganyam sarangnya yang begitu indah bergelantungan
pada daun kelapa. Namun, pengetahuannya itu ternyata tidak berubah dari zaman ke
zaman.
Bagaimana halnya dengan monyet yang begitu pandai? Apabila kita perhatikan
baik-baik, kehendak mereka mengeksplorasi alam sekitar itu didorong oleh rasa ingin
tahu yang tetap sepanjang zaman atau yang oleh Asimov (1972) disebut juga idle
curiousity atau dibuku lain disebut insting. Insting itu bekerja pada satu hal saja, yaitu
mempertahankan kelestarian hidupnya.Untuk itu, mereka perlu makan, melindungi diri,
dan berkembang biak.
Bagaiman halnya dengan manusia? Manusia juga memiliki insting seperti yang
dimiliki oleh hewan dan tumbuhan-tumbuhan.Namun,manusia memiliki kelebihan, yaitu
adanya kemampuan berfikir. Dengan kata lain, curiousity-nya tidak idle, tidak tatap
sepanjang zaman. Mausia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang, atau
kemampuanberfikir. Setelah tahu tentang apa-nya mereka juga ingin tahu bagaimana dan
mengapa begitu.
Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk
dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru sehingga menjadi suatu akumulasi
pengetahuan. Sebagai ilustrasi, kita bayangkan saja manusia purba zaman dahulu yang
hidup di gua-gua atau di atas pohon. Karena kemampuan berfikirya tidak semata-mata
didorong oleh mempertahankan kelestarian hidupnya,tetapjuga untuk membuat hidupnya
lebih menyenangkan, mereka mampu membuat rumah diatas tiang-tiang kayu yang
kokoh. Bahkan, sekarang manusia mampu membuat istana mauoun gedung-gedung
pencakar langit.Bandingkan dengan burung tempua dengan sarangnya yang indah tak
mengalami perubahan sepanjang masa. Demikian juga harimau yang hidup dalam gua
atau monyet yang juga tidak mengalami perubahan sepanjang zaman.
Rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu
menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Hal ini tidak saja
meliputi kebutuhan –kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari, seperti bercocok
tanam atau membuat panah atau lembing untuk berburu, tetapi juga berkembang sampai
pada hal-hal yang menyangkut keindahan.
MITOS
Perkembangan selanjutnya adalah manusia berusaha memenuhi kebutuhan
nonfisik atau kebutuhan alam pikirnya.Rsa ingin tahu manusia ternyata tidak
dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan maupun pengalamannya.Untuk
itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban aras keingintahuannya itu.Sebagai
contoh:”Apakah pelangi itu?”, karena tak dapat dijawab, manusia mereka-reka
jawaban bahwa pelangi adalah selendang”bidadari”. Jadi, muncul pengetahuan
baru yaitu”bidadari”. Contoh lain, mengapa gunung meletus?, Karena tak tahu
jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban”Yang berkuasa dari
gunung itu sedang marah ”.Disinilah muncul pengetahuan baru yang disebut”yang
berkuasa”.Dengan menggunakan jalan pikiran yang sama, muncullah anggapan
adanya “yang berkuasa” didalam hutan lebat, sungai yang besar,pohon yang
besar, matahari, bulan atau adanya raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana
rembulan. Pengetahuan baru yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang
disebut mitos. Cerita yang disebabkan atas mitos disebut legenda. Mitos timbul
disebabkan antara lain oleh keterbatasan alat indera manusia..
1. ALAT PENGLIHATAN
Banyak benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas oleh
mata. Mata tak dapat membedakan 10 gambar dalam satu detik jika
ukuran partikel lebih kecil. Demikian juga, jika benda yang dilihat terlalu
jauh, mata tak mampu melihatnya.
2. ALAT PENDENGARAN
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi
dari 30 samoai 30.000 per detik. Getaran di bawah tiga puluh atau di atas
tiga puluh ribu per detik tak dapat terdengar telinga manusia.
3. ALAT PENCIUM DAN PENGECAP
Baud dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dikecap maupun yang
diciumnya. Manusia hanya dapat membedakan 4 jenis rasa yaitu rasa
manis, asam, asin, dan pahit. Bau seperti parfum dan lainnya dapat
tercium oleh hidung kita bila konsentrasinya di udara lebih dari
sepersepuluh juta bagian. Melalui bau, manusia dapat membedakan satu
benda dengan benda yang lain.
4. ALAT PERASA
Alat perasa pada kulit manusia dapt membedakan panas atau
dingin.Namun, ini sangat relative sehingga tidak dapat dipakai sebagai alat
observasi yang tepat.
Alat-alat indera tersebut berbeda-beda di antara manusia. Ada yang tajam
penglihatannya, ada pula yang tidak. Ada yang tajam penciumannya, ada
yang lemah.Akibat keterbatasan alat indera kita, maka mungkin saja
timbul salah informasi, salah tafsir atau salah pemikiran. Untuk
meningkatkan ketepatan alat indera tersebut manusia dapat juga orang
dilatih untuk itu, namun tetap sangat terbatas. Usaha-usaha lain adalah
penciptaan alat meskipun alat yang diciptakan ini masih mengalami
kesalahan.
Mitos dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena:
a keterbatasan pengetahuan yang disebabkan oleh keterbatasan
penginderaan, baik langsung maupun dengan alat.
b keterbatasan penalaran manusia pada masa itu,
c terpenuhinya hasrat ingin tahunya.
3 MITOS ANTARA PRO DAN KONTRA
Masyarakat dahulu dapat menerima mitos karena keterbatasan
pengetahuan, pengalaman, dan pemikirannya, sedangkan hasrat ingin
tahunya berkembang terus. Itulah sebabnya mitos merupakan jawaban
yang paling mememuaskan pada masa itu.
Puncak hasil pemikiran seperti di atas terjadi pada zaman
babilonia, yaitu kira-kira 700-600 SM. Pendapat orang babilonia tentang
alam semesta antra lain adalah bahwa alam semesta merupakan suatu
ruangan atau selungkup. Lantainya adalah bumi yang datar, sedangkan
langit dengan bintangnya merupakan atapnya. Di langit ada semacam
jendela yang memungkinkan air hujan dapat sampai ke bumi. Adapun
perhitungan bidang edar matahari sama dengan 365,25 hari.
Horoskop atau ramalan nasib manusia berdasarkan perbintangan
juga berasal dari zaman babilonia ini masyarakat waktu itu, bahkan
mungkin masih ada juga pada masa kini, dapat menerima karena
pengetahuan yang mereka peroleh dari kenyataan pengamatan dan
pengalaman tidak dapat digunakan untuk memecahkan masalah hidup
yang mereka hadapi.
Karena kemampuan berfikir manusia semakin maju dan disertai
pula oleh perlengkapan pengamatan misalnya teropong bintang, mitos
dengan berbagai legendanya makin ditinggalkan, dan mereka cenderung
menggunakan akal sehat atau rasionya.
Orang-orang yunani lainnya yang patut dicatat sebagai pelopor
perubahan pola masa itu ialah berikut ini:
1 Anaximander(610-546 SM)
Seorang pemikir yang sezaman dengan Thales berpendapat bahwa alam
semesta yang kita lihat itu berbentuk seperti bola dan bumi sebagai
pusatnya. Langit dengan segala isinya beredar mengelilingi bumi.
Pendapat ini bertahan hingga dua abad lamanya. Ia juga mengajarkan
pembuatan jam matahari atau petunjuk waktu, yaitu dengan menegakkan
sebuah tongkat diatas bumi yang horizontal, dan menentukan bahwa
bayangan tongkat itu menjadi petunjuk waktu dan juga titik balik
matahari.
2 Anaximenes (560-520 SM)
Berpendapat bahwa unsure dasar penbentukan semua benda adalah air.
Namun, air merupakan salah satu bentuk saja. Ia dapat merenggang
menjadi (gas) atau memadat menjadi tanah (padat). Inilah yang disebut
teori pertama tentang transmitasi unsur-unsur. Namun herakleitos(560-
470SM) menenrang pendapa itu. Ia berpendapat bahwa apilah yang
menyebabkan adanya transmutasi tanpa air, benda-benda akan tetap
seperti adanya.
3 Phitagoras(+500 SM)
Bependapat bahwa sebenatnya unsur dasar membentuk benda itu
ada empat, bukan satu, yang dapat berubah dalam tiga bentuk unsur
lainnya, seperti yang diungkapkan oleh para ahli sebelumnnya. Keempat
unsur dasar itu adalah tanah, api, udara dan air. Phitagoras juga terkenal di
bidang matematika. Salah satu penemuan yang terpakai sampai sekarang
adalah dalil phitagoras tentang segitiga siku-siku yaitu:Tentang alam
semesta, phitagoras berpendapat bahwa bumi itu bulat dan berputar.
Karena berputar, tampak seolah-olah alam berputar mengelilingi bumi.
Melanjutkan permasalahan tentang unsur dasar, demokritos(460-
370SM) berpendapat bahwa bila suatu benda dipecah atau dibnagi secara
terus-menerus, pada suatu saat akan sampailah pada bagian terkecil dari
benda itu. Bagian terkecil dari benda itu yang tak dapat dibagi-bagi lagi
disebut atomos atau atom. Karena kecilnya, atom itu tidak tampak oleh
mata. Kata atom inilah yang kita pakai sampai sekarang, tentunya dengan
konsep yang berbeda dengan konsep atomnnya demokritos.
4 Empedokles(480-430 SM)
Menyempurnakan ajaran phitagoras tentang empat unsur dasar yaitu tanah
air, udara, dan api. Ia memperkenalkan adanya tenaga penyekat atau tarik-
menarik dan tenaga pemisah atau tolak-menolak, kedua tenaga inilah yang
mempersatukan atau memisahkan unsur-unsur tadi.
5 Plato(427-347 SM)
Mempunyai titik tolak berfikir yang berbeda dengan para ahli sebelumnya.
Ia, yang sastrawan itu, menghindari pemikiran yang terlalu materialistik,
seperi Demokritos dan empedokles. Menurut plato, keanekaragaman yang
tampak ini sebenarnya merupakan suatu duplikat saja dari sesuatu yang
kekal dan immaterial.
6 Aristoteles(348-322 SM)
Ia adalah pemikir terbesar pada zamannya Karena berhasil membukukan
inti sari dari ajaran para ahli sebelumnya. Ia membuang hal-hal yang tidak
masuk akal dan menambahkan pendapatnya sendiri. Bukunya merupakan
insiklopedia pengetahuan masa itu. Tentang unsur-unsur dasar, ia
menyebutkan adanya zat tunggal yang disebut hule. Bentuk zat tunggal ini
bergantung dari kondisinya, dapat berbentuk tanah, air, udara, atau api.
Adanya transmutasi disebabkan oleh keadaan dingin, lembab, panas, dan
kering. Contoh. Bila hule dalam kondisi lembab dan panas, ia berbentuk
udara, bila dalam keadaan panas dan kering ia berbentuk api, dan bila
kering dan dingin berbentuk tanah. Aristoteles tidak mempercayai adanya
ruang hampa. Ia berpendapat bila di suatu tempat tidak ada apa-
apanya(benda), disitu pasti ada sesuatu immaterial, yaitu eter(bukan eter
yang kita kenal sebagai senyawa kimia). Ajaran Aristoteles yang penting
adanya suatu pola berfikir dalam memperoleh kebenaran berdasarkan
logika.
Contoh:
Semua benda bila dipanaskan dalam keadaan kering akan berubah menjadi
api (1)
Kayu adalah benda(2)
Kayu bila dipanaskan dalam keadaan kering akan berubah menjadi api((3)
(1) Disebut premis mayor yaitu sesuatu tang berlaku umum.
(2) Disebut premis minor, sesuatu yang khusus.
(3) Kesimpulan.
Contoh lain:
Semua manusia harus mengalami kematian (1)
Si Fulan adalah manusia (2)
Si Fulan adalah mengalami kematian (3)
Jadi, kesimpulan ditarik dari sesuatu yang umum menujunyang
khusus. Cara inilah yang kita kenal sekarang sebagai metode deduksi.
Tentang alam semesta, Aristoteles juga percaya bahwa bumi itu berbenruk
bulat dan merupakan pusat dari alam semesta yang beredar
mengelilinginya. Buku mengenai hal ini belum selesai ditulis pada saat ia
meninggal, namun ia sempat memberi judul pyisca pada bagian terakhir
dari buku itu, kemudian sekretarisnya memberi judul Methaphisicam
maksudnya suatu buku terakhir yang berkenaan dengan fisika. Buku ini
berisi segala pengetahuan tentang alam semesta yang oleh orang-orang
Yunani disebut sebagai philosophia. Kata philosopia secara harfiah berarti
cinta pengetahuan atau rasa ingin tahu. Pengaruh buah pikiran Aristoteles
dapat bertahan sampai kurang lebih 1500 tahun.
Empat ratus lima puluh tahun, setelah Aristoteles adalah
Ptolomeus (127-151 SM),mengemukakan pendapatnya yang patut dicatat
bahwa bumi adalah pusat dari jagad raya, berbentuk bulat, diam setimbang
tanpa tiang penyangga. Bintang-bintang menempel tetap pada langit dan
berputar mengelilingi bumi sekali dalam 24 jam. Planet beredar melalui
orbitnya sendiri dan terletak antara bumi dan bintang.
Berkat semakin sempurnanya alat pengamat bintang berupa
teleskop dan semakin meningkatkanya kemampuan berfikir manusia, pada
tahun 1500-1600 terjadi perubahan besar atas semua ajaran Aristoteles
maupun Ptolomeus. Sebagai tonggak sejarah dapat dicatat disini adalah
Nicolous Copernicus (1473-1543). Ia bukan saja astronom, tapi juga ahli
pengobatan. Tulisannya yang terkenal dan merombak pandangan astronom
zaman Yunani berjudul De Revelutionibus Orbium Caelestium. Artinya
peredaran alam semesta. Buku ini ditulis pada tahun 1507 namun tidak
segera diumumkan karena prinsip heliosentrisme (pusat matahari)
bertentangan dengan kepercayaan penguasa pada saat itu. Pokok ajarannya
antara lain:
1 Matahari adalah pusat system solar sedangkan bumi adalah salah
satu planet di antara planet-planet laibn yang beredar mengelilingi
matahari.
2 Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi
matahari.
3 Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur yang
mengakibatkan adanya siang dan malam dan pandangan gerakan
bintang-bintang.
Pengikut Copernicus adalah Bruno (1548-1600) ia memberikan kesimpulan lebih jauh
lagi, yaitu:
1 Jagat raya ini tak ada lagi
2 Bintang-bintang tersebar diseluruh jagat raya.
Karena keberaniannya mengungkapkan pendapat yang bertentangan dengan penguasa
waktu itu. Ia dianggap kemasukan setan lalu dibakar sampai mati pada tahun 1600.
Ahli astronomi lain juga penting dicatat adalah Johanes Kepler (1571-1630). Ia
mengungkapkan pendapatnya antara lain:
1 Planet –planet yang beredar mengelilingi matahari pada suatu garis edar
yang berbentuk elips dengan suatu fokus.
2 Bila ditarik garis imajinasi dari planet ke matahari dan ia bergerak
menurut garis edarnya, luas bidang yang ditempuh pada jangka waktu
yang sama adalah sama.
3 Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi
matahari secara penuh sebanding dengan pangkat tiga darijarak rata-rata
planet itu terhadap matahari.
Ahli lainnya yang perlu dicatat adalah Galileo Galilei (1564-1642). Orang
Italia ini berani mengumumkan penemuannya dengan teleskopnya yang
mutakhir, yang bertentangan dengan pandangan penguasa. Ia
membenarkan dengan ajran agama yang homosentris atau geosentris.
Lebih jauh, ia mengemukakan bahwa ada empat buah bulan yang
mengelilingi Jupiter, adanya gunung-gunung di bulan suatu bintik hitam di
matahari yang sangat penting untuk menghitung kecepatan rotasi
matahari, adanya Milky Way atau bima sakti. Dan yang sangat
menakjubkan adalah ditemukannya cincin saturnus.
Masa Copernicus sampai Galileo dapat kita anggap sebagai
permulaan abad ilmupengetahuan modern, yang menetapkan suatu
kebenaran berdasarkan induksi atau eksperimentasi. Dapatlah disimpulkan
bahwa daratan pemikir yunani dari Thales sampai Ptolomeus mempunyai
kesamaan pendapat bahwa bumi adalah pusat jagat raya. Pandangan ini
disebut geosentris. Tentang bentuk bumi pandangan mereka mengalami
perkembangan, yaitu dari bumi itu datar (Babilonia) lalu bumi itu seperti
piring mengapung (Thales) di atas air, sampai bumi itu bulat
(Phitagoras,Aristoteles,Ptolomeus)
Perubahan pola berpikir terjadi pula pada unsur dasar atau elemen
dasar. Pada zaman Babilonia, orang menganggap semua benda diciptakan
oleh dewa-dewa seperti apa adanya. Pada zaman Yunani, orang
berpendapat bahwa benda itu tidak begitu saja terbentuk Semua benda
terjadi dari unsur dasar yang sederhana dan berbentuk beraneka ragam
melalui suatu proses.
Adanya unsur dasar juga berkembang dari suatu zat tunggal, yaitu
udara, yang dapat berubah bentuk menjadi tiga, yaitu air, api, dan tanah
(aneximenes) berkembang menjadi empat yaitu tanah, air, udara, dan api
yang dapat mengadakan transmutasi yang disebabkan oleh panas, dingin,
kering, dan lembap (Phitagoras, Aristoteles)
Selanjutnya, Copernicis, Keples dan Galileo merupakan pelopor
ilmu pemgetahuan modern dengan metode induksinya. Dengan
kesempurnaan alat teropongnya mereka menolak ajaran Aristoteles
tentang geosentris dan sebagainya. Mereka beranggapan matahari sebagai
pusat system tata surya (heliosentrisme). Penemuan-penemuan mereka
antara lain bahwa:
Bulan mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilngi
matahari.
Bumi beserta planet-planet lain beredar mengelilingi
matahari melalui garis edr terbentuk elips.
Matahari merupakan salah satu bintang dari milky way
(Bima Sakti) yang anggotamya bermilyar bintang.
Jagat raya ini tak terbatas.
4 TERBENTUKNYA GALAKSI
Sejak lama manusia telah berusaha memahamialam semesta ini.
Pada zaman kejayaan Yunani orang percaya bahwa bumi
merupakan pusat dari alam semesta ini (geosentrisme). Namun,
pandangan itu berubah sejak abad pertengahan, yang dipelopori
oleh Copernicus, menjadi heliosentrik, yaitu mataharilah yang
menjadi pusat beredarnya bumi bersama planet-planet lain. Saat itu
dianggap sebagai awal dari perkembangan ilmu pengetahuan alam.
Pengamatan selanjutnya mengungkapkan bahwa matahari
merupakan salah satu dari beribu-ribu bintang yang beredar
mengikuti pusatnya. Pusat bintang-bintang itu berupa kabut gas
pijar yang lebih kecil dari pusatnya (nebule) dan tebaran ribuan
bintang. Kesemuanya itu termasuk matahari disebut galaksi.
Ternyata galaksi itu tidak hanya satu, tetapi beribu-ribu jumlahnya.
Galaksi tempat matahari berinduk diberi nama Milky Way atau
bima sakti. Apakah semua galaksi itu berpusat dari suatu induk
galaksi? Beberapa teori mengungkapkan sebagai berikut:
1 Teori Ledakan.
Teori ledakan ini bertolak dari asumsi adanya suatu masa sangat
besar dan mempunyai berat jenis yang sangat besar, meledak
dengan hebat karena adanya reaksi inti. Masa itu kemudian
berserakan dan mengembang dengan sangat cepatnya menjauhi
pusat ledakan. Setelah berjuta-juta tahun, masa yang berserakan itu
berbentuk kelompok dengan berat jenis yang relatif lebih kecil,
yang disebut galaksi yang sekarang. Mereka terus bergerak
menjauhi titik pusat yang sama.
2 Teori Ekspansi dan kontraksi.
Teori ini berlandaskan pemikiran bahwa ada suatu siklus dari alam
semesta, yaitu masa ekspansi dan masa kontraksi. Diduga bahwa
siklus ini berlangsung dalam waktu 30.000 juta tahun.
Dalam masa ekspansi, terbentuklah galaksi serta bintang-bintang
yang bersumber dari reaksi inti hydrogen yang pada akhirnya
membentuk berbagai unsur lain yang kompleks. Pada masa
kontraksi, galaksi dan bintang-buntang yang terbentuk menyusut
mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi.
Kedua teori ini(teori ledakan maupun teori ekspansi-kontraksi)
mendukung suatu kebenaran bahwa partikel yang ada pada zaman
dahulu. Berdasarkan teori ekspansi dan kontraksi, senenarnya alam
semesta ini tidak berawaldan tidak berakhir (asentris).
Teori terbentuknya Galaksi
Hipotesis Fowler (1957)
Menurut Flower, dua belas ribu juta tahun yang lalu galaksi kita
tidaklah seperti sekarang ini. Bentuknya berupa kabut gas
hydrogen yang sangat besar yang berada di ruang angkasa. Ia
bergerak perlahan mengadakan rotasi sehingga keseluruhan
berbentuk bulat. Karena gaya beratnya, ia mengadakan kontraksi.
Massa bagian luar banyak yang tertinggal. Pada bagian yang
berkisar lambat dan mempunyai berat jenis yang besar
terbentuklah bintang-bintang. Gumpalan kabut yang telah menjadi
kabut itu pun secara perlahan mengadakan kontraksi. Energi
potensialnya mereka keluarkan dalam bentuk sinar dan poanas
radiasi dan bintang-bintang itu pun semakin turun temperaturnya
setelah berpuluh-puluh ribu tahun, ia mempunyai bentuk yang
boleh dikatakan tetap, seperti halnya matahari hipotesis itu
diyakinkan oleh suatu observasi yang ditujukan pada pusat galaksi,
tempat dilahirkannya bintang baru, baik secara perlahan-lahan
maupun secara eksplosif.
1 Galaksi
Berdasarkan apa yang tampak dari hasil pengamatan, dapat kita bedakan
adanya tiga macam galaksi, yaitu:
A Galaksi spiral
B Galaksi berbentuk elips
C Galaksi berbentuk tak beraturan
2 Bima sakti
Induk dari matahari adalah galaksi bima sakti atau milky way. Bima sakti
berbentuk seperti spiral. Tetangga terdekat dari bima sakti adalah galaksi. Andromeda
yang juga berbentuk spiral dan jauhnya 780.000 tahun cahaya (cahaya bergerak dengan
kecepatan300.000 km/detik. Jadi, 1 tahun cahaya berjarak:300.000 x 365 ¼ x 24 x 60 x
60 km= 1013 km)
Bima sakti berbentuk bulat pipih seperti kue cucur. Model dari bima sakti tampak
pada gambar berikut:
Letak matahari dan bumi kira-kira sejauh 2/3 dari pusat galaksi sampai batas
tepian luarnya. Bulatan-bulatan yang terletak dibawah dan di atas pusat galaksi adalah
kumpulan bintang (globular). Dalam satu galaksi ada yang mencapai 1000 kumpulan
bintang seperti itu. Galaksi mengadakan rotasi engan arah yang berlawanan eengan jarum
jam.
Bima sakti memiliki tidak kurang dari 100 ribu juta bintang. Selain itu, masuh
terdapat gumpalan kabut gas maupun semacam galaksi kecil yang banyak jumlahnya.