IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN
KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT
DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR AREA MALANG
TUGAS AKHIR
Oleh
MUHAMMAD ABDUH ROBIT HUDAYA
NIM : 15530020
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA (D-III) PERBANKAN
SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2018
i
IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN
KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT
DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR AREA MALANG
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada ;
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md)
Oleh :
MUHAMMAD ABDUH ROBIT HUDAYA
NIM : 15530020
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA (D-III) PERBANKAN
SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2018
ii
iii
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas Akhir penulis persembahkan untuk :
1. Allah SWT. Karena atas izin dan karunia-Nya maka tugas akhir ini dapat
terselesaikan tepat waktu dengan baik. Puji syukur kepada Allah SWT.
Yang meridhoi dan mengablkan segala doa yang hamba panjatkan.
2. Kedua Orang Tua tersayang, Ayahanda Ismail dan juga istri tercintanya
dunia dan akhirat, Ibunda Anis Cholidah yang tiada henti selalu
mendoakan, mendukung dan memberi semangat dengan tulus dan ikhlas
kepada saya.
3. Kakak tersayang Fitria Nur Fudla Ulin Nuha (Fla) yang sama-sama
berjuang dan saling mendukung agar terselesaikannya tugas akhir saya
tepat waktu.
4. Terima kasih kepada simbah, adik-adik, dan keluarga besar yang selalu
mendoakan saya agar lancar dalam kuliah.
5. Teman seperjuangan saya yang juga merupakan saudara, sahabat, dan
keluarga tersayang, Happy, Dinda, Adelina, dan teman-teman D-III
Perbankan Syariah 2015. Terima kasih untuk semangat, dukungan,
bantuan, susah bersama, senang bersama, dan juga terima kasih selama
tiga tahun terakhir ini sudah mengukir kenangan indan bersama-sama.
6. Terima kasih kepada semuanya, akhir kata semoga tugas akhir ini bisa
bermanfaat unutuk kedepannya. Amiin.
vi
MOTTO
“Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”
//
//
// Waktu bagaikan pedang
Jika engkau tidak memanfaatkannyadengan baik (untuk memotong) Maka ia akan memanfaatkanmu (dipotong)
(HR. Muslim)
vii
KATA PENGANTAR
حيم بسم هللا الرحمن الر
Alhamdulillah Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
rahmat serta karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“Implementasi Akad Murabahah Pada Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan
Bermotor Roda Empat Di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang”
dengan tepat waktu.
Sholawat serta Salam selalu dilimpahkan kepada Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW. Serta keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikutnya. Semoga
kelak kita nanti mendapatkan Syafaat di hari akhir kelak.
Terselesaikannya tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Abdul haris, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. Dr. H. Nur Asnawi, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
3. Ibu Irmayanti Hasan ST., MM selaku Ketua Program Studi Diploma
Tiga (D-III) Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
4. Ibu Zuraidah, SE., M.SA selaku Dosen Pembimbing Magang
Terstruktur (DPMT) dan Do sen Pembimbing Tugas Akhir serta
selaku Sekertaris Program Studi Diploma Tiga (D-III) Perbankan
Syariah yang telah bersabar dan selalu memberi motivasi dan arahan
viii
dalam menyelesaikan penulisan laporan ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
6. Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu memberi bimbingan ilmu atau doa,
perhatian serta kasih sayang tulus yang selama ini menyertai setiap
langkah dan memberikan dukungan kepada penulis baik moral maupun
material sehingga dapat terselesaikannya tugas akhir ini.
7. Bapak Anton Sofyan Roziki selaku CBRM yang telah membimbing,
membagi ilmu serta pengalaman beliau selama melakukan penelitian,
dan seluruh karyawan yang telah memnabtu dalam penelitian tugas
akhir di di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang.
8. Teman-teman D-III Perbankan syariah yang telah memberi semangat
dan dukungan dalam proses penulisan tugas akhir ini.
9. Dan serta seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu dalam
terselesaikannya penelitian tugas akhir ini.
Dalam segala hal ini menyadari akan kekurangan dalam penulisan tugas
akhir ini, disebabkan keterbatasan kemampuan penulis, oleh karenanya kritik dan
saran yang besifat membangun sangat diharapkan guna sebagai perbaikan dan
penyempurnaan tugas akhir ini.
ix
Terakhir penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis sendiri dan bagi semua yang membaca.
Malang, 02 Juli 2018
Penulis,
Muhammad Abduh R H
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL JUDUL
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................v
HALAMAN MOTTO ..........................................................................................vi
KATA PENGANTAR .........................................................................................vii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................x
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xv
ABSTRAK (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab) .............xvi
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................6
1.3 TujuanPenelitian.........................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................7
BAB II :KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu........................................................................9
2.2 Kajian Teoritis..........................................................................................12
2.2.1 Akad Murabahah...............................................................................12
2.2.1.1 Pengertian Akad Murabahah ..................................................12
2.2.1.2 Dasar Hukum Akad Murabahah .............................................14
2.2.1.3 Rukun dan Syarat Akad Murabahah.......................................17
2.2.1.4 Skema Pembiayaan Akad Murabahah ....................................18
xi
2.2.1.5 Manfaat Menggunakan Akad Murabahah...............................21
2.2.2 Pembiayaan.......................................................................................22
2.2.2.1 Pengertian Pembiayaan...........................................................22
2.2.2.2 Jenis-jenis Pembiayaan...........................................................24
2.2.2.3 TujuanPembiayaan..................................................................25
2.2.2.4 Fungsi Pembiayaan.................................................................27
2.2.2.5 Jenis-jenis Pembiayaan di Bank Syariah................................28
2.2.2.6 Pembiayaan di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang
.................................................................................................31
2.2.2.7 Pembiayaan Kendaraan Bermotor di PT. Bank Syariah Mandiri
Kantor Area Malang ....................................................................33
2.3 Kerangka Berfikir ............................................................................................33
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian....................................................................35
3.2 Lokasi Penelitian..............................................................................................35
3.3 Subjek Penelitian ............................................................................................36
3.4 Data dan Jenis Data ........................................................................................36
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................37
3.6 Analisis Data ...................................................................................................39
BAB IV : PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Paparan Data Hasil Penelitian...................................................................41
4.1.1 Latar Belakang PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang ....41
4.1.2 Visi dan Misi PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang .......42
4.1.3 Struktur Organisasi............................................................................43
4.1.4 Data Karyawan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang....45
4.1.5 Job Description Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang .........46
4.1.6 Produk dan Layanan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Area
Malang .............................................................................................56
4.2 Pembahasan Data Hasil Penelitian...........................................................58
4.2.1 Implementasi Akad Murabahah Pada Pembiayaan Kepemilikan
Kendaraan Bermotor Roda Empat................................................58
xii
4.2.1.1 Analisis Akad Murabahah Pada Pembiayaan Kepemilikan
Kendaraan Bermotor Roda Empat...............................................60
4.2.1.2 Analisis Rukun Akad Murabahah Pada Pembiayaan Kepemilikan
Kendaraan Bermotor Roda Empat...............................................61
4.2.1.3 Analisis Syarat Akad Murabahah Pada Pembiayaan Kepemilikan
Kendaraan Bermotor Roda Empat...............................................63
4.2.2 Prosedur Pembiayaan Akad Murabahah Pada Pembiayaan
Kepemilikan Kendaraan Bermotor Roda Empat...........................64
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..........................................................................................73
5.2 Saran ...................................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Syariah Tahun 2012-
2016..................................................................................................3
Tabel 1.2 Jumlah Pembiayaan Kendaraan Bermotor di PT. Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Malang .........................................................4
Tabel 4.1 Data Karyawan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang
........................................................................................................45
Tabel 4.2 Biaya-biaya Produk Pembiayaan Kendaraan Bermotor ................67
Tabel 4.2.1 Persyaratan Dokumen Pembiayaan Kendaraan Bermotor ............69
Tabel 4.2.2 Persyaratan Dokumen Pembiayaan Kendaraan Bermotor ............69
Tabel 4.2.3 Persyaratan Dokumen Pembiayaan Kendaraan Bermotor ............70
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Akad Murabahah...............................................................20
Gambar 2.2 Skema Kerangka Berfikir ..............................................................34
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang
........................................................................................................44
Gambar 4.2 Alur Operasi Pengajuan Pembiayaan Kendaraan Bermotor di PT.
Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang..................................65
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Biodata Peneliti
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 3 Bukti Konsultasi
Lampiran 4 Instrumen Wawancara
Lampiran 5 Hasil Wawancara
Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian
xvi
ABSTRAK
Muhammad Abduh Robit Hudaya, 2018, Tugas Akhir, Judul: “Implementasi
Akad Murabahah Pada Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor
Roda Empat Di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang”
Pembimbing : Zuraidah, SE., MSA
Kata Kunci : Kendaraan, Akad Murabahah, Pembiayaan
Dalam era globalisasi sekarang kebutuhan masyarakat akan sarana
transportasi semakin meningkat pesat. Transportasi dapat menghemat waktu
tempuh dalam suatu perjalanan yang jauh menjadi lebih cepat. Tetapi tidak semua
orang bisa memiliki sarana tranportasi yang mereka inginkan dikarenakan biaya
membeli sebuah kendaraan bermotor sangat tinggi. Namun, dewasa ini masalah
biaya bukan menjadi penghalang dalam memiliki kendaraan. Perbankan syariah
hadir dengan menawarkan sebuah produk yang dapat membuat masyarakat
memenuhi akan kebutuhan terutama kendaraan, sehingga dapat membuat
masyarakat lebih produktif dan efisien dalam hal waktu. Pembiayaan kendaraan
bermotor merupakan fasilitas yang diberikan bank syariah kepada nasabah untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dimana
tujuannya menggambarkan secara sistematis tentang fokus penelitian yaitu jenis
penelitian kualitatid dengan menggunakan metode deskriptif, subyek penelitian
adalah CBRM (Customer Banking Relationship Manager). Data dikumpulkan
dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam tahap analisa data
melalui: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan implementasi akad murabahah dan
prosedur pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor terutama roda empat di
PT. Bank Syariah Mandiri sudah sesuai dengan rukun dan syarat akad
murabahah. Implenetasi akad murabahah pada pembiayaan kendaraan bermotor
di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang ada akad tambahan yang
digunakan yaitu akad wakalah dalam pembelian barang dimana nasabah yang
membeli barang tersebut dengan menggunakan nama bank syariah dalam proses
pembeliannya.
xvii
ABSTRACT
Muhammad Abduh Robit Hudaya, 2018, Final Project, Title: "The
Implementation of Murabahah Agreement On Financing Of four-wheeled
drive Ownership at PT. Mandiri Sharia Bank of Malang Area Office "
Supervisor: Zuraidah, SE., MSA
Keywords: Vehicle, Murabahah Agreement, Financing
In the era of globalization, the needs of the public will be increasingly
rapid in transportation facilities. Transportation can save travel time in a distant
trip. But not all people may have the means of transportation because of the cost
in buying motor vehicle is very high. However, today's cost issues are not a
barrier in having a vehicle. Islamic banking comes by offering a product that can
make people meet the needs of the vehicle especially in making the community
more productive and efficient of time. Motor vehicle financing is a facility that is
provided by sharia banks to the customers to meet those needs.
The research used a qualitative descriptive approach to describe
systematically about the focus of research of the type of qualitative research by
using descriptive method; the subject of research is CBRM (Customer Banking
Relationship Manager). Data were collected by interview method, observation,
and documentation. In the data analysis was through: data collection, data
reduction, data presentation, and conclusion.
The research results showed the implementation of Murabahah Agreement
and motor vehicle ownership finance procedure, especially four-wheeled drive at
PT Mandiri Sharia Bank has been accordance with the terms and conditions of
murabahah agreement. Murabahah agreement implementation on motor vehicle
financing at PT Mandiri Sharia Bank Malang Area Office, there is an additional
contract of wakalah contract in purchasing goods where customers in buying the
goods by using the name of a sharia bank in the purchase process
xviii
ملخص البحثتنفيذ عقد المرابحة على ، البحث اجلامعي ، العنوان: " 8102حممد عبده روبيت هدايا ،
" شركة بنك مانديرى الشريعة للمكتب ماالنج تمويل الملكية المركبات الرباعية في االشراف: زريدة، ادلاجستري
متويلالكلمات الرئيسية: مركبة، عقد ادلراحبة،
يف عصر العودلة، ستصبح احتياجات اجلمهور عن وسائل النقل سريعة ومتزايد. النقل ميكن أن ينقذ وقت السفر يف رحلة بعيدة. ولكن ال ميكن للجميع احلصول على وسائل النقل اليت تريدوهنا بسبب تكلفة شراء ادلركبات احملركة عالية جدا. ومع ذلك، فإن ادلرافق عن مشكالت
لفة ليست حاجزا يف امتالك مركبة. تأيت اخلدمات ادلصرفية اإلسالمية مع عرض منتج الذى التكجيعل اجملتمع ميكن أن يليب احتياجات عن ادلركة خاصة ، وذلك جلعل اجملتمع أكثر إنتاجية وكفاءة من حيث الوقت. متويل ادلركبة هو وسيلة الىت توفرها للبنك الشريعة للعمالء لتلبية تلك
.حتياجاتاالاستخدم هذالبحث هنجا وصفيا نوعيا لوصف منهجيا حول تركيز البحث يعت نوع
CBRM(Customer البحث النوعي باستخدام ادلنهج الوصفي ، موضوع البحث هوBanking Relationship Manager .) مجعت البيانات عن طريق ادلقابلة وادلالحظة
ي من خالل: مجع البيانات، وحد البيانات، وعرض البيانات، والوثائق. يف مرحلة حتليل البيانات ه .واالستنتاج
دلت النتائج البحث عن تنفيذ عقد ادلراحبة وإجراءات امتالك ادلركبة، وخاصة ادلركبة الرباعية شركة بنك مانديرى الشريعة قد اتفق مع شروط وأحكام اتفاق ادلراحبة. تنفيذ عقد ادلراحبة يف يف
شركة بنك مانديرى الشريعة للمكتب ماالنج ، هناك عقد إضايف يعت عقد الوكالة يف متويل ادلركبة يف شراء السلع حيث يشتي العمالء السلع باستخدام اسم مصرف الشريعة يف عملية الشراء
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi yang sangat berkembang pesat dan kemajuan ilmu
pengetahuan serta teknologi yang berkembang sangat pesat, telah membawa
dampak positif terhadap kemajuan bangsa negara Indonesia. Dalam hal ini kita
juga harus mengikuti kemajuan teknologi salah satunya kemajuan dalam bidang
otomotif. Kemajuan otomotif ini sangat berkesinambungan dengan kebutuhan
masyarakat yang semakin banyak dan meningkat yang membuat negara ini harus
selalu dapat memnuhi kebutuhannya salah satunya dalam hal kendaraan.
Semua orang pasti mempunyai impian untuk memiliki kendaraan bermotor
dikarenakan sangat menunjang dalam hal pekerjaan dan aktivitas sehari-hari baik
bagi kalangan pegawai, pengusaha, karyawan hingga masyarakat biasa. Hal
tersebut dapat terpenuhi jika memiliki kecukupan dalam hal materi atau dana yang
digunakan untuk mendapatkan barang impian tersebut, jika dalam mewujudkan
hal tersebut terhalang oleh kecukupan dana maka, salah satu cara yang ditempuh
seseorang guna mendapatkan barang tersebut adalah meminjam dana pada pihak
yang memiliki kelebihan dana atau lembaga keuangan.
Banyak bermunculan lembaga-lembaga ekonomi yang berusaha menciptakan
prinsip-prinsip syariah, terutama lembaga-lembaga keuangan seperti perbankan.
2
Perbankan sendiri terdiri dari perbankan konvensional dan perbankan syariah.
Perbankan yang selama ini bersifat ribawi mulai terkikis oleh sistem yang
membawa kepada keadilan dan keberkahan. Salah satunya adalah perbankan
syariah. Satu perkembangan lain perbankan syariah diindonesia pasca reformasi
adalah diperkenalkannya konversi cabang konvensioanal menjadi syariah. Di
mana sistem kerjanya berdasarkan prinsip syariah dan melarang adanya bunga.
Perbankan syariah merupakan lembaga yang tugasnya menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta
memberikan jasa lainnya, baik hanya menghimpun, atau hanya menyalurkan dana
dengan tujuan memperoleh keuntungan (Kasmir, 2003:11).
Ismail (2011:32) Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut
tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Kasmir
(2002:2) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke
masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Bank syariah merupakan
bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam, dalam kegiatannya tidak
membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah.
Dewasa ini kebutuhan masyarakat akan sarana tranportasi juga semakin pesat
seperti yang telah dijelaskan di atas. Masyarakat Indonesia cenderung lebih suka
menggunakan trasportasi pribadi daripada menggunakan kendaraan umum. Tapi
ada beberapa orang juga mempunyai kendaraan pribadi yang bukan hanya
3
digunakan secara pribadi tapi juga digunakan untuk usaha trevel yang sekarang
semakin banyak berkembang dimana-mana. Namun perkembangan dewasa ini
masalah dana bukan lagi menjadi masalah utama dan penghalang untuk memiliki
kendaraan. Melihat kenyataan ini dunia perbankan hadir untuk menawarkan
sebuah produk yang dapat memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
terutama kebutuhan akan kendaraan. Produk yang ditawarkan yaitu berupa
pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor roda empat.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Statistik Perbakan Syariah tahun 2016
menunjukkan peningkatan signifikan terhadap pembiayaan yang diberikan oleh
bank dan pembiayaan yang paling banyak yaitu pembiayaan dengan akad
murabahah karena akad jual beli ini sangat mudah diterapkan pada perbankan
syariah. Berikut tabel jumalah pembiayaan pada bank syariah 2012-2016:
Tabel 1.1
Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank syariah 2012-2016
No. Akad 2012 2013 2014 2015 2016
1 Akad Mudharabah 99.361 106.851 122.467 165.516 156.256
2 Akad Musyarakah 321.131 426.528 567.658 652.316 774.949
3 Akad Murabahah 2.854.646 3.546.361 3.965.543 4.491.697 5.053.764
4 Akad Salam 197 26 16 15 14
5 Akad istishna 20.751 17.614 12.881 11.135 9.423
6 Akad Ijarah 13.522 8.318 5.179 6.175 6.763
7 Akad Qard 81.666 93.325 97.709 123.588 145.865
8 Multijasa 162.245 234.469 233.456 311.729 51.523
Total 3.553.520 4.433.492 5.004.909 5.765.171 6.662.556
Sumber : Statistik Perbankan Syariah, 2016
4
Tabel 1.2
Jumlah pembiayaan kendaraan bermotor di PT. Bank Syariah Mandiri
Kantor Area Malang
Bulan Kendaraan Jumlah
2015 Mobil Baru & Second 84
2016 Mobil Baru & Second 92
2017 Mobil Baru & Second 97
Sumber : Mandiri Tunas Finance, 2018
PT. Bank Syariah Mandiri merupakan lembaga keuangan yang berkontribusi
dalam industri perbankan syariah. Keberadaan PT. Bank Syariah Mandiri sebagai
salah satu badan usaha keuangan syariah yang memiliki produk berupa
pembiayaan. Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu
memberikan fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak
atau masyarakat yang memerlukan. Produk pembiayaan yang ada di PT. Bank
Syariah Mandiri salah satunya pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor
dengan akad murabahah atau yang disebut dengan pembiayaan BSM Oto.
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas
dana untuk memnuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defict unti
(Antonio, 2001:160). Sedangkan menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang
perbankan menyatakan “pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.
5
Karim (2006:113) Akad Murabahah adalah akad jual beli barang dengan
menyatakan harga perolehan dengan keuntungan (margin) yang disepakati oleh
penjual dan pembeli. Murabahahadalah jenis-jenis jual beli sebagaimana jual beli
pada umumnya akad ini meniscayakan adanya barang yang dijual, di samping itu
akad murabahah merupakan akad jual beli yang memiliki spesifikasi tertentu
yaitu keharusan adanya penyampaian harga semula secara jujur oleh penjual
kepada calon pembeli sekaligus keuntungan yang diinginkan oleh penjual,
keuntungan yang diinginkan oleh penjual tersebut harus atas dasar kesepakatan
kedua belah pihak hal spesifik inilah yang membedakan murabahah dengan jual
beli pada umumnya (Afandi, 2009:86).
Produk pembiayaan kendaraan bermotor di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor
Area Malang adalah pembiayaan yang tujuannya untuk pembiayaan pembelian
kendaraan berupa kendaraan roda empat baru maupun bekas. Pembiayaan
kendaraan bermotor tersebut menggunakan prinsip akad murabahah.
Dari hasil penelitian terdahulu (Marshalia, 2016) dimana hasil penelitian
tersebut menyatakan bahwa implenetasi akad murabahah yang diterapkan dalam
lembaga keuangan bank syariah sudah sesuai dengan teori, namun dalam dalam
syarat dan alur pembiayaannya tidak sesuai yaitu dengan menggunakan akad
tambahan yaitu akad wakalah.
Maka dari itu peneliti ingin mengkaji bagaimana implementasi dari akad
murabahah pada pembiayaan kepemilikan kendaraan roda empat, sehingga
penelitian ini mengambil judul “IMPLEMENTASI AKAD
6
MURABAHAHPADA PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN KENDARAAN
BERMOTOR RODA EMPAT DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI
KANTOR AREA MALANG”.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana Implementasi Akad Murabahah pada pembiayaan
kepemilikan kendaraan bermotor roda empat di PT. Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Malang?
1.2.2 Bagaimana prosedur pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor roda
empat di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk mengetahui Implementasi Akad Murabahah pada pembiayaan
kepemilikan kendaraan bermotor roda empat di PT. Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Malang.
1.3.2 Untuk mengetahui prosedur pembiayaan kepemilikan kendaraan
bermotor roda empat di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area
Malang.
7
1.4 Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian dapat menjadi referensi atau
masukan bagi perkembangan ilmu ekonomi perbankan syariah dan
menambah pengetahuan tentang akad murabahah untuk pembiayaan
kepemilikan kendaraan bermotor terutama kendaraan roda empat. Dan
juga penelitian ini berkaitan tentang bagaimana kesesuaian akad
murabahah menurut teori dan fatwa DSN MUI dari bank syariah itu
sendiri dimana setiap bank syariah memiliki cara dan prosedur tersendiri
yang berbeda. Kemudian hasil penelitian ini akan dikaitkan dengan teori-
teori penelitian yang terdahulu yang sudah ada untuk membuktikan
kebenaran teori-teori tersebut dan implementasi dari akad murabahah.
2. Secara Praktis
a. Bagi Pembaca
Penelitian ini lebih menekankan tentang akad murabahah pada
pembiayaan kepemilikan kendaraan kendaraan bermotor roda empat
yang dimiliki oleh PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang.
Dalam setiap pembiayaan yang diberikan selalu memiliki perbedaan
dan cara masing-masing lembaga. Oleh karena itu dengan adanya
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangkan bagi pembaca
yang melakukan penelitian pada bidang yang sama.
8
b. Bagi Bank
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu PT.
Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang dalam pembiayaan
kepemilikan kendaraan bermotor roda empat yang lebih baik dan akan
berimbas pada keuntungan yang akan didapatkan oleh pihak bank.
c. Bagi Peneliti
Dengan dilakukannya penelitian tentang pembiayaan kepemilikan
kendaraan bermotor roda empat dengan akad murabahah, peneliti akan
mengetahui apakah prosedur yang dilaksanakan sudah sesuai dengan
teori-teori yang sudah ada juga dengan Fatwa DSN MUI.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Dicantumkannya penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan
perbandingan dan juga sebagai bahan acuan. Juga untuk menghindari anggapan
kesamaan dengan penelitian terdahulu yang di lakukan. Untuk itu peneliti
mencantumkan hasil-hasil penelitian terdaulu:
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No. Nama, Tahun
Judul Penelitian
Tujuan Penelitian Metode/
Analisis
data
Hasil Penelitian
1. Siti Maryam,
2015,
Implementasi
Akad Murabahah
dalam
Pembiayaan
Pemilikan
Kendaraan
Bermotor Roda
Empat
1. Mengetahui
Implementasi
Akad Murabahah
pada Pembiayaan
Roda Empat
2. Mengetahui
Kendala-kendala
pelaksanaan akad
murabahah
dalam
pembiayaan
kendaraan
bermotor
3. Cara
menyelesaikan
kendala-kendala
yang dihadapi.
Kualitatif
Deskriptif
- Implementasi akad
murabahah yang
di terapkan tidak
murni
menggunakan akad
murabahah dan
tidak sesuai
dengan Fatwa
DSN MUI.
- Kendala yang
dihadapi tidak
begitu berpengaruh
terhadap ketentuan
syariat islam.
- Upaya
penyelesaian
dengan lebih
mengkaji ulang
akad yang
9
10
digunakan.
2. Marshalia Dwi
Linarki, 2016,
Implementasi
Akad Murabahah
Pembiayaan
Bermotor (Studi
Kasus Pada PT.
BRI Syariah
Cabang Surabaya
Gubeng)
1. Mengetahui
Implementasi
Akad Murabahah
pada Pembiayaan
Roda Empat
2. Mengetahui
kesesuaian akad
murabahah pada
pembiayaan
kendaraan
bermotor dengan
Fatwa DSN-MUI.
Kualitatif
Deskriptif
- Implementasi yang
diterapkan sudah
sesuai untuk teori
dan dalam
prakteknya
terdapat perbedaan
dalam pembelian
barang.
3. Luluk Fauziah
Nur Kholisah,
2015,
Implementasi
Akad Murabahah
Pada Pembiayaan
KPR Berdasarkan
Fatwa DSN-MUI
1. Mengetahui
Implementasi
Akad Murabahah
pada Pembiayaan
KPR
2. Mengetahui
pelaksanaan akad
murabahah pada
pembiayaan KPR
3. Mengetahui
kesesuaian akad
murabahah
apakah sudah
sesuai dengan
praktek dan teori
dalam perbankan
syariah.
Kualitatif
Deskriptif
- Prosedur sudah
sesuai dengan
Fatwa DSN MUI
baik dari segi
dokumen dan juga
akad yang
digunakan.
- Dalam pelaksanaan
pembiayaan akad
yang digunakan
murabahah
menggunakan
pesanan.
4. Lilik Zazilatul
Mufidah, 2014,
Implementasi
Akad Murabahah
Berdasarkan
Fatwa Dewan
Syariah Nasional
Majelis Ulama
Indonesia
1. Mengetahui
bagaimana
kesesuaian
prosedur
pembiayaan
murabahah
berdasarkan
Fatwa DSN-MUI
2. Mengetahui
implementasi
akad murabahah.
Kualitatif
Deskriptif
- Dalam
implementasinya
belum sepenuhnya
sesuai dengan
fatwa DSN MUI
tentang ketentuan
akad murabahah.
Sumber : Data diolah peneliti, 2018
11
Dari penelitian terdahulu yang penulis cantumkan, penulis dapat menganalisis
perbedaan antar penelitian terdahulu dengan penelitian yang diajukan oleh
penulis, yaitu:
1. Maryam (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Implementasi Akad
Murabahah dam Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Roda Empat. Pada
penelitian tersebut menjelaskan bagaimana implementasi akad murabahah
dalam pembiayaan kendaraan roda empat dan dalam penelitian tersebut lebih
fokus dalam menjelaskan kendala-kendala pelaksanaan akad murabahah
dalam pembiayaan kendaraan roda empat serta untuk mengetahui bagaimana
upaya-upaya terhadap penyelesaian kendala-kendala tersebut. Sedangkan
penelitian yang akan diajukan lebih fokus pada akad murabahah dan juga
kesesuainnya dengan Fatwa DSN MUI.
2. Marshalia (2016) dalam penelitiannya yang berjudul Implementasi Akad
Murabahah Kendaraan Bermotor. Pada penelitian terdahulu yang kedua
menjelaskan tentang bagaimana prosedur pembiayaan kendaraan bermotor di
PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Gubeng Surabaya serta kesesuaian akad
murabahah yang diterapkan di PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan
fatwa DSN MUI Tahun 2000. Sedangkan penelitian yang akan diajukan lebih
fokus pada akad murabahah dan juga kesesuainnya dengan Fatwa DSN MUI.
3. Luluk (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Implementasi Akad
Murabahah pada pembiayaan KPR Berdasarkan Fatwa DSN MUI. Pada
penelitan terdahulu menjelaskan tentang prosedur akad murabahah pada
pembiayaan KPR yang ada di BPD Jatim KCP Syariah Madiun. Sedangkan
12
penelitian yang akan diajukan lebih fokus pada implementasi akad
murabahah dan juga kesesuainnya dengan Fatwa DSN MUI.
4. Lilik (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Implementasi Akad
Murabahah Berdasarka Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia. Pada penelitian terdahulu menjelaskan tentang bagaimana
prosedur pembiayaan murabahah yang berada di KANINDO Syariah Turen
serta bagaimana implementasi akad murabahah berdasarkan fatwa DSN
MUI. Sedangkan penelitian yang akan diajukan lebih fokus pada
implementasi pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor roda empat di
PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang dengan menggunakan akad
murabahah serta kesesuaian akad murabahah dengan Fatwa DSN MUI.
2.2 Kajian Teoritis
2.2.1 Akad Murabahah
2.2.1.1 Pengertian Akad Murabahah
Menurut Hasan (2014:231) pengertian murabahah secara bahasa adalah kata
murabahah berasal dari bahasa Arab dengan kata Ribhu (الربح) yang berarti
kelebihan dan tambahan (keuntungan). Sedangkan dalam definisi para ulama
terdahulu adalah jual beli dengan modal ditambah keuntungan yang diketahui.
Menurut Karim (2014:113) Secara sederhana, murabahah berarti suatu
penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati.
Misalnya, seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan
13
keuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam
nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk persentase dari harga pembeliannya.
Menurut Antonio (2001 : 101) Bai’ al-murabahah adalah jual beli barang
pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai’ al-
murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang dibeli dan
menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.Menurut fatwa
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No.
04/DSNMUI/IV/2000, yang dimaksud murabahah yaitu menjual suatu barang
dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya
dengan harga yang lebih sebagai laba.
Berdasarkan berbagai pendapat yang ada dapat dinyatakan bahwa
murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
Pembayaran atas akad jual beli dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Hal
yang membedakan murabahah dengan jual beli lainnya adalah penjual harus
memberitahukan kepada pembeli harga barang pokok yang dijualnya serta jumlah
keuntungan yang diperoleh. Penjualan dapat dilakukan secara tunai atau kredit,
jika secara kredit harus dipisahkan antara keuntungan dan harga perolehan.
Keuntungan tidak boleh berubah sepanjang akad, kalau terjadi kesulitan bayar
dapat dilakukan restrukturisasi dan kalau kesulitan bayar karena lalai dapat
dikenakan denda. Denda tersebut akan dianggap sebagai dana kebajikan. Uang
muka juga dapat diterima, tetapi harus dianggap sebagai pengurang piutang.
14
2.2.1.2 Dasar Hukum Akad Murabahah
Dalam Islam, perdagangan dan perniagaan selalu dihubungkan dengan nilai-
nilai moral, sehingga semua transaksi bisnis yang bertentangan dengan kebajikan
tidaklah bersifat islami. Murabahah merupakan suatu akad yang dibolehkan
secara syar'i, serta didukung oleh sebagian besar ulama dari kalangan Sahabat,
Tabi'in serta ulama-ulama.
Sebagaimana diketahui bahwa murabahah adalah salah satu jenis dari jual
beli, khususnya jual beli amanah. Maka landasan syar’i akad murabahah adalah
keumuman dalil syara’ jual beli (Afandi, 2009 : 87) Landasan hukum akad
murabahah ini diantaranya:
a. Al Qur’an surat Al-Baqarah ayat 275:
Artinya:
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila[175]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali
(mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya”.
15
Ayat di atas Allah SWT. mempertegas legalitas dan keabsahan jual beli
secara umum serta menolak dan melarang konsep riba. Berdasarkan ketentuan ini
jual beli murabahah mendapat pengakuan dan legalitas dari syara’ dan sah untuk
dioperasionalisasikan dalam praktik pembiayaan di PT. Bank Syariah Mandiri
Kantor Area Malang karena ia merupakan salah satu bentuk jual beli dan tidak
mengandung riba.
b. Al Qur’an surat An-Nisaa’ Ayat 29:
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada-Mu”.
c. Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 280:
Artinya:
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh
sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu,
lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”.
d. Al-Hadits
Dari Suhaib ar-Rumi r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiga hal yang
di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah
16
(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah
bukan untuk dijual.” (HR Ibnu Majah).
Dari hadits di atas menegaskan bahwa dimana Nabi mengutarakan adanya
suatu keberkahan dalam 3 hal, salah satunya adalah menjual dengan tempo
pembayaran (kredit) karena di dalamnya unsur saling berbaik hati, saling
mempermudah urusan dan memberikan pertolongan kepada orang yang berhutang
dengan cara penundaan pembayaran.
e. Ijma Ulama
Imam Malik mendukung pendapatnya dengan acuan pada praktek orang-
orang Madinah, yaitu 'Ada konsesus pendapat di sini (di Madinah) mengenai
hukum orang yang membeli baju di sebuah kota, dan mengambilnya ke kota lain
untuk menjualnya berdasarkan suatu kesepakatan berdasarkan keuntungan.
Imam Syafi'i tanpa bermaksud untuk membela pandangannya mengatakan
jika seseorang menunjukkan komoditas kepada seseorang dan mengatakan, "kamu
beli untukku, aku akan memberikan keuntungan begini, begini", kemudian orang
itu membelinya, maka transaksi itu sah.
Ulama Hanafi, Marghinani, membenarkan berdasarkan kondisi penting bagi
validitas penjualan di dalamnya, dan juga karena manusia sangat
membutuhkannya. Ulama Syafi'i, Nawawi, secara sederhana mengemukakan
bahwa penjualan murabahah sah menurut hukum tanpa bantahan.
17
2.2.1.3 Rukun dan Syarat Akad Murabahah
Menururt Hasan (2014:82) Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi
dalam transaksi ada beberapa, yaitu:
1. Pelaku akad, yaitu
a. Ba’i (penjual) adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual atau pihak
yang ingin menjual barangnya dalam transaksi pembiayaan murabahah.
b. Musytari (pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan akan membeli
barang dari penjual.
2. Objek akad, yaitu
a. Barang yang diperjualbelikan. Barang tersebut harus sudah dimiiki oleh
penjual sebelum dijual kepada pembeli, atau penjual menyanggupi untuk
mengadakan barang yang diinginkan pembeli.
b. Tsaman (harga). Harga yang disepakati harus jelas jumlahnya dan jika
dibayar secara hutang maka harus jelas waktu pembayarannya.
3. Shighat, yaitu Ijab dan Qabul. Penjual dan pembeli harus saling ridha dalam
pernyataan persetujuan yang dituangkan dalam akad perjanjian murabahah.
Hasan (2014:83) Murabahah pada awalnya merupakan konsep jual beli yang
sama sekali tidak ada hubungannya dengan pembiayaan. Tetapi, bentuk jual beli
ini kemudian digunakan oleh perbankan syariah dengan menambah beberapa
konsep lain sehingga menjadi bentuk pembiayaan. Namun, validitas transaksi
seperti ini tergantung pada beberapa syarat yang benar-benar harus diperhatikan
agar transaksi tersebut diterima secara syariah.
18
Antonio (2001:102) Syarat-syarat dalam transaksi akad murabahah adalah
sebagai berikut:
1. Penjual memberi tahu biaya modal kepada pembeli.
2. Kontrak pertaman harus sah sesuai dengan rukun yang dikontrakkan.
3. Kontrak harus bebas dari riba.
4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang
sesudah pembelian.
5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misal pembelian dilakukan secara hutang.
Secara prinsip jika dalam syarat (1), (4) atau (5) tidak dipenuhi, maka
pembeli memiliki pilihan:
1. Pembeli dapat melanjutkan pembelian seperti apa adanya.
2. Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang yang
dijual.
3. Membatalkan kontrak.
2.2.1.4 Skema Pembiayaan Akad Murabahah
Murabahah merupakan skim fiqih yang paling populer diterapkan dalam
perbankan syariah. Murabahah dalam perbankan syariah didefinisikan sebagai
jasa pembiayaan dengan mengambil bentuk transaski jual beli barang antara bank
dengan nasabah dengan cara pembayaran angsuran. Dalam perjanjian murabahah,
bank membiayai pembelian barang atau asset yang dibutuhkan oleh nasabahnya
19
dengan membeli barang itu dari pemasok barang dan kemudian menjualnya
kepada nasabah tersebut dengan menambahkan suatu mark-up atau margin
keuntungan.
Murabahah sebagaimana yang diterapkan dalam perbankan syariah, pada
prinsipnya didasarkan pada 2 (dua) elemen pokok, yaitu harga beli serta biaya
yang terkait dan kesepakatan atas mark-up. Ciri dasar kontrak pembiayaan
murabahah adalah sebagai berikut:
a. Pembeli harus memiliki pengetahuan tentang biaya-biaya terkait dan harga
pokok barang dan batas mark-up harus ditetapkan dalam bentuk persentase
dari total harga plus biaya-biayanya.
b. Apa yang dijual adalah barang atau komoditas dan dibayar dengan uang.
c. Apa yang diperjual-belikan harus ada dan dimiliki oleh penjual atau wakilnya
dan harus mampu menyerahkan barang itu kepada pembeli.
d. Pembayarannya ditangguhkan.
Bank-bank syariah umumnya mengadopsi murabahah untuk memberikan
pembiayaan jangka pendek kepada para nasabah guna pembelian barang
meskipun mungkin nasabah tidak memiliki uang untuk membayar. Kemudian
Dalam prakteknya di perbankan islam, sebagian besar kontrak murabahah yang
dilakukan adalah dengan menggunakan sistem murabahah kepada pemesan
pembelian. Hal ini dinamakan demikian karena pihak bank syariah semata-mata
mengadakan barang atau asset untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang
memesannya.
20
Gambar 2.1
Skema Akad Murabahah
Sumber: Muhammad (2009:73)
Jual beli murabahah dengan pola seperti di atas yang kini banyak terjadi atau
dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Calon nasabah mengajukan permohonan pembiayaan murabahah untuk
pembelian suatu barang kepada Lembaga Keuangan Syariah dan
melakukan negoisasi atas segala persyaratannya.
2. Lembaga Keuangan Syariah dan calon nasabah melakukan akad jual beli
murabahah.
3. Lembaga Keuangan Syariah mendatangi pihak supplier untuk memesan
barang yang diajukan oleh nasabah.
4. Pihak supplier menyerahkan barang yang sudah di pesan kepada
nasabah/pembeli.
5. Nasabah/pemebeli menerima barang yang dipesan.
6. Nasabah/pemebeli membayar kepada pihak Lembaga Keuangan Syariah
dengan ketentuan yang telah disepakati pada waktu akad.
1
2
6
3 5
4
Bank Syariah Nasabah
Supllier/ Penjual
21
Bank atau Lembaga Keuangan Syariah (LKS) bertindak sebagai penjual
sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari
produsen (supplier) ditambah keuntungan. Kedua belah pihak harus menyepakati
harga jual tersebut dan jangka waktu pembayaran. Harga jual ini dicantumkan
dalam akad jual beli dan jika telah disepakati, tidak dapat berubah selama berlaku
akad. Barang atau objek harus diserahkan segera kepada nasabah, dan
pembayarannya dilakukan secara tangguh (Muhammad, 2009:73).
2.2.1.5 Manfaat Menggunakan Akad Murabahah
Menurut Antonio (2001:97-98) sesuai dengan sifat bisnis (tijarah), transaksi
bai’ al-murabahah memiliki beberapa manfaat, demikian juga risiko yang harus
diantisipasi. Bai’ al-murabahah memberi banyak manfaat kepada bank syariah.
Salah satunya adanya keuntungan yang muncul dari harga beli dengan penjual
dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem bai’ al-murabahah juga
sangat sederhana. Hal tersebut memudahkan penanganan administrasinya di bank
syariah.
Di antara kemungkinan risiko yang harus diantisipasi antara lain sebagai
berikut:
1. Default atau kelalaian
Nasabah sengaja tidak membayar angsuran.
2. Fluktuasi harga komparatif
22
Ini terjadi bila suatu barang di pasar naik setelah bank membelkannya untuk
nasabah. Bank tidak bisa mengubah harga jual beli tersebut.
3. Penolakan nasabah
Barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah karena berbagai sebab.
Bisa jadi karena rusak dalam perjalanan sehingga nasabah tidak mau
menerimanya. Karena itu sebaiknya dilindungi dengan asuransi.
Kemungkinan lain karena nasabah merasa spesifikasi barang tersebut berbeda
dengan barang yang dia pesan. Bila bank telah menandatangi kontrak
pembelian dengan penjualnya, barang tersebut akan menjadi milik bank.
Dengan demikian, bank mempunyai resiko untuk menjualnya kepada pihak
lain.
4. Dijual
Karena murabahah bersifat jual beli dengan utang, maka ketika kontrak
ditandatangnai, barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah bebas melakukan
apa pun terhadap aset miliknya tersebut, termasuk untuk menjualnya. Jika
terjadi demikian, risisko unutk default akan besar.
2.2.2 Pembiayaan
2.2.2.1 Pengertian Pembiayaan
Menurut Undang-undang perbankan No 10 tahun 1998 adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mengewajibkan pihak yang
23
dibiayai tertentu mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2003:73).
Pembiayaan secara luas berarti financing atau pebelanjaan, yaitu pendanaan
yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan baik
dilakukan sendiri maupun orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai
untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan
seperti bank syariah kepada nasabah (Muhammad, 2005:260).
Pengertian pembiayaan menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah adalah penyediaan dana atau
tagihan yang dipersamakan dengan hal itu berupa:
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;
b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk
ijarah muntahiya bittamlik;
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna;
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan
e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS
dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas
dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
Dalam aktivitas pembiayaan, bank syariah akan menjalankan dengan berbagai
teknik dan metode yang penerapannya tergantung pada tujuan dan aktifitas
24
nasabah penerima pembiayaan. Mekanisme pebankan syariah yang berdasarkan
prinsip mitra usaha, adalah bebas bunga. Oleh karena itu, masalah membayarkan
bunga kepada kepada debitur atau pembebanan bunga kepada nasabah
pembiayaan tidak akan timbul. Yang menjadi perbedaan antara kredit yang
diberikan oleh bank berdasarkan konvensional dengan pembiayaan yang diberikan
oleh bank berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang
diharapkan, bagi bank berdasarkan prinsip konvensional, keuntungan diperoleh
melalui bunga. Sedangkan bagi bank berdasarkan prinsip syariah berupa
imbalan/bagi hasil. Perbedaan lainnya terdiri dari analisis pemberian pembiayaan
(kredit) beserta persyaratannya.
2.2.2.2 Jenis-jenis Pembiayaan
Adapun jenis-jenis pembiayaan dapat dikelompokkan menurut beberapa
aspek:
a. Pembiayaan menurut sifat penggunannya, dapat dibagi menjadi dua hal
berikut:
- Pembiayaan produktif, yaitu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
produktif dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha
produksi, perdagangan, maupun investasi.
- Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen, yang akan habis digunakan untuk
memenuhi kebutuhan (Antonio, 2001:160).
25
b. Pembiayaan menurut tujuan, dibedakan menjadi:
- Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk
mendapatkan modal dalam rangka pengembangan usaha.
- Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk
melakukan investasi atau pengadaan barang konsumtif (Rivai, 2010:686).
2.2.2.3 Tujuan Pembiayaan
Secara umumtujuan pembiayaan menurut (Muhammad, 2005:17-18)
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: tujuan pembiayaan untuk tingkat makro,
dan tujuan untuk tingkat mikro. Secara makro, pembiayaan bertujuan untuk:
a. Peningkatan ekonomi umat
Masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi, dengan adanya
pembiayaan mereka dapat melakukan akses ekonomi. Dengan demikian dapat
meningkatkan taraf ekonominya.
b. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha
Untuk pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan
ini dapat diperoleh melakukan aktivitas pembiayaan. Pihak yang surplus dana
menyalurkan kepada pihak minus dana, sehingga dapat tergulirkan.
c. Meningkatkan produktivitas
Adanya pembiayaan memberikan peluang bagi masyarakat usaha mampu
meningkatkan daya produksinya. Sebab upaya produksi tidak akan dapat
jalan tanpa adanya dana.
d. Membuka lapangan kerja baru
26
Dengan dibukanya sektor-sektor usaha melalui penambahan dana
pembiayaan, maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja. Hal ini
berarti menambah atau membuka lapangan kerja baru.
e. Terjadi distribusi pendapatan
Masyarakat usaha produktif mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka
akan memperoleh pendapatan dari hasil usahanya. Penghasilan merupakan
bagian dari pendapatan masyarakat. Jika ia terjadi maka akan terdistribusi
pendapatan.
Adapun secara mikro, pembiayaan diberikan dalam rangka untuk:
a. Upaya memaksimalkan laba
b. Setiap usaha yang dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba
usaha. Setiap pengusaha menginginkan mampu mencapai laba maksimal.
Untuk dapat menghasilkan laba maksimal maka mereka perlu dukungan dana
yang cukup.
c. Upaya meminimalkan risiko
d. Usaha yang dilakukan agar mampu menghasilkan laba maksimal, maka
pengusaha harus mampu meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Risiko
kekurangan modal usaha dapat diperoleh melalui tindakan pembiayaan.
e. Pendayagunaan sumber ekonomi
f. Sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan mixing antara
sumber daya alam dengan sumber daya manusia serta sumber daya modal.
Jika sumber daya alam dan sumber daya manusianya ada, dan sumber daya
modal tidak ada. Maka dipastikan diperlukan pembiayaan. Dengan demikian,
27
pembiayaan pada dasarnya dapat meningkatkan daya guna sumber-sumber
daya ekonomi.
g. Penyaluran kelebihan dana
h. Dalam kehidupan masyarakat ini ada pihak yang memiliki kelebihan
sementara ada pihak yang kekurangan. Dalam kaitannya dengan masalah
dana, maka mekanisme pembiayaan dapat menjadi jembatan dalam
penyeimbangan dan penyaluran kelebihan dana dari pihak yang kelebihan
(surplus) kepada pihak yang kekurangan (minus) dana.
Tujuan dari pembiayaan dalam lingkup luas terbagi menjadi dua, yaitu:
pertama, profitability yang merupakan tujuan untuk memperoleh hasil dari
pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari
usaha yang dikelola bersama nasabah. Kedua, safety yaitu keamanan dari prestasi
yang diberikan dalam bentuk modal, barang atau jasa harus benarbenar terjamin
pengembaliannya sehingga keuntungan yang diharapkan dapat benar-benar
tercapai (Rivai, 2010:711).
2.2.2.4 Fungsi Pembiayaan
Pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah berfungsi membantu
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan usahanya.
Masyarakat merupakan individu, pengusaha, lembaga, badan usaha, dan lain-lain
yang membutuhkan dana.
28
Secara perinci pembiayaan memiliki fungsi antara lain:
a. Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar-menukar barang dan jasa.
b. Pembiayaan merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkan idle fund.
c. Pembiayaan sebagai alat pengendali harga
d. Pembiayaan dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat
ekonomi yang ada.
Menurut (Muhammad, 2005) Pembiayaan memiliki Fungsi untuk:
a. Meningkatkan daya guna uang.
b. Meningkatkan daya guna barang.
c. Meningkatkan peredaran uang.
d. Menimbulkan kegairahan berusaha.
e. Stabilitas ekonomi.
f. Sebagai jembatan untuk meningktkan pendapatan nasional.
2.2.2.5 Jenis-jenis Pembiayaan di Bank Syariah
Jenis-jenis pembiayaan yang sering digunakan dalam kegiatan penyaluran dana
bank syariah secara umum adalah sebagai berikut:
a. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan murabahah merupakan transaksi menjual barang yang
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh
penjual dan pembeli. Penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli
dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahanya.
29
b. Pembiayaan Istisna’
Pembiayaan yang disediakan bank mulai dari proses produksi sampai
menghasilkan barang jadi. Melalui fasilitas ini bank melakukan pemesanan
barang dengan harga yang disepakati kedua belah pihak dan dengan
pembayaran dimuka secara bertahap. Dengan demikian kewajiban dan
tanggung jawab pengusaha adalah keberhasilan proses produksi tersebut
sampai menghasilkan barang jadi sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang
telah diperjanjikan.
c. Pembiayaan Qard
Qard merupakan pinjaman kebajikan atau lunak tanpa imbalan,
biasanya untuk pembelian barang-barang fungible (yaitu barang yang dapat
diperkirakan dan diganti sesuai dengan berat, ukuran, dan jumlahnya).
Objek pinjaman qard biasanya adalah uang atau alat tukar lainya, yang
merupakan transaksi pinjaman murni tanpa bunga ketika pinjaman
mendapatkan uang tunai dari pemilik dana (dalam hal ini bank) dan hanya
wajib mengembalikan pokok hutang pada waktu tertentu dimasa yang akan
datang. Peminjam atas prakarsa sendiri dapat mengembalikan lebih banyak
sebagai ucapan terimakasih. Ulama-ulama tertentu memperbolehkan
pemberi pinjaman untuk membebani biaya jasa pengadaan pinjaman. Biaya
jasa ini bukan merupaka keuntungan, tetapi merupakan biaya aktual yang
dikeluarkan oleh pemberi pinjaman, seperti biaya sewa gedung, gaji
pegawai dan peralatan kantor.
30
d. Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan musyarakah adalah pembiayaan yang dilakukan oleh pihak
bank syariah atau bank muamalah untuk membiayai suatu proyek bersama
antara nasabah dengan bank. Nasabah dapat mengajukan proposal kepada
bank syariah untuk mendanai suatu proyek atau usaha tertentu dan
kemudian akan disepakati berapa modal dari bank dan berapa modal dari
nasabah serta akan ditentukan bagi hasilnya bagi masing-masing pihak
berdasarkan persentase pendapatan atau keuntungan bersih dari proyek
usaha tersebut sesuai dengan kesepakatan. Oleh karena itu, musyarakah
adalah perjanjian atau akad antara dua pihak atau lebih dalam suatu usaha
tertentu, yaitu masing-masing pihak akan memberikan kontribusi dengan
kesepakatan bila terjadi keuntungan. Namun bila terjadi kerugian maka
masing-masing pihak mendapat margin dalam bentuk menanggung resiko.
e. Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiayaan bagi hasil ketika bank
sebagai pemilik dana atau modal yang biasa disebut shahibul maal sebagai
penyedia modal 100% kepada pengusaha sebagai pengelola yang biasa
disebut dengan mudharib untuk melakukan aktivitas produktif dengan
syarat bahwa keuntungan yang dihasilkan akan dibagi diantara mereka
menurut kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad (yang
besarnya dipengaruhi oleh kekuatan pasar). Apabila terjadi kerugian karena
proses normal dari usaha, dan bukan karena kelalaian atau kecurangan
pengelola, kerugian ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal, sedangkan
31
kehilangan tenaga dan keahlian yang telah dicurahkan. Apabila terjadi
kerugian karena kelalaian dan kecurangan pengelola, maka pengelola
bertanggunng jawab sepenuhnya. Pengelola tidak ikut menyertakan modal,
tetapi menyertakan tenaga dan keahlianya, dan juga tidak meminta gaji atau
upah dalam menjalankan usahanya. Pemilik dana hanya menyediakan modal
dan tidak dibenarkan untuk ikut campur dalam manajemen usaha yang
dibiayainya. Kesediaan pemilik dana untuk memegang resiko apabila terjadi
kerugian menjadi dasar untuk mendapat bagian dari keuntungan.
Mudharabah dibagi menjadi dua yakni mudharabah mutlaqah dan
mudharabah muqayyadah.
2.2.2.6 Pembiayaan di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang
Seperti pada bank syariah umumnya, Bank Syariah Mandiri (BSM) juga
memiliki produk pembiayaan sebagai salah satu cara mendekatkan diri pada
masyarakat. Pembiayaan yang ada di BSM tetap menggunakan prinsip syariah
dimana terdapat akad sebagai pengikat dan dengan sistem bagi hasil. Berikut
jenis-jenis pembiayaan yang ada di BSM:
1. BSM Implan
Merupakan produk pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang
diberikan oleh bank kepada karyawan tetap sebuah perusahaan yang
pengajuannya sendiri dilakukan secara massal (kelompok).
32
Pembiayaan ini diperuntukan pada pembelian barang konsumer (halal) dan
pembelian/memperoleh manfaat atau jasa.
2. Pembiayaan Kepada Pensiun
Pembiayaan kepada pensiun merupakan penyaluran fasilitas pembiayaan
konsumer (termasuk pembiayaan multi guna) kepada para pensiun, dengan
pembayaran angsuran yang dilakukan melalui pemotongan uang pensiun
langsung yang diterima oleh bank setiap bulan (pensiun bulanan). Akad yang
digunakan adalah akad murabahah atau ijarah.
3. Pembiayaan Griya BSM
Pembiayaan griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, atau
panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru
maupun bekas, di lingkungan developer dengan sistem murabahah.
4. Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi
Merupakan jenis pembiayaan pemilikan rumah sederhana sehat yang
dibangun oleh pengembang yang didukung dengan fasilitas subsidi uang
muka dari pemerintah.
5. Pembiayaan Kendaraan Bermotor
Merupakan jenis pembiayaan untuk nasabah yang ingin memiliki kendaraan
bermotor dengan menggunakan sistem murabahah.
6. Pembiayaan Modal Kerja
7. Dll.
33
2.2.2.7 Pembiayaan Kendaraan Bermotor di PT. Bank Syariah Mandiri
Kantor Area Malang
Pembiayaan kepemikian kendaraan bermotor merupakan jenis pembiayaan
untuk nasabah yang ingin memiliki kendaraan bermotor dengan menggunakan
sistem akad murabahah. Pembiayaan ini termasuk dalam pembiayaan konsumer.
Dalam pembiayaan ini PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang hanya
melayani pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor roda empat. Akan tetapi
pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor roda empat dapat berupa kendaraan
dalam kondisi baru maupun bekas.
2.3 Kerangka Berfikir
Dalam kehidupan sehari-hari kendaraan bermotor merupakan salah satu
sarana tranportasi yang sangat signifikan dalam menunjang jarak termpuh yang
jauh dan memjadikan efisien dalam hal waktu. Akan tetapi tidak semua orang
mampu memiliki kendaraan bermotor dikarenakan beberapa masalah dimana
masalah-masalah tersebut akan menjadi penghambat untuk memiliki kendaraan
bermotor. Masalah utama dalam kepemilikan kendaraan bermotor adalah
keterbatasan dana yang cukup yang dimiliki seseorang. Agar impian tersebut
dapat terwujud maka diperlukan pihak ketiga yaitu lembaga keuangan syariah.
Pembiayaan merupakan penyaluran dana yang dilakukan oleh lembaga keuangan
syariah dengan berbagai prinsip pengelolaan yang ada. Pembiayaan dengan
sistem akad murabahah memberikan kemudahan kepada seseorang yang dimana
mengalami masalah dalam dana. Keterbatasan dana inilah yang menjadi
34
penghambat terbesar dalam memiliki kendaraan bermotor. Pembiayaan kendaraan
bermotor dengan akad murabahah akan memberikan dampak positif bagi
seseorang dalam mengatasi masalah keterbatasan dana. Dengan adanya
kemudahan dalam proses pembiayaan diharapkan seseorang lebih mudah dalam
memperoleh dan memiliki kendaraan bermotor. Sehingga pembiayaan
berpengaruh terhadap keberlangsungan dalam usaha memiliki kendaraan
bermotor. Untuk lebih mudahnya dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 2.2
Skema Kerangka Berfikir
Sumber : Data diolah peneliti, 2018
PT. Bank Syariah Mandiri
Kantor Area Malang
Implementasi Akad Murabahah
Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor
Roda Empat
PT. Bank Syariah Mandiri
Kantor Area Malang
Hasil Pembahasan
Nasabah
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian
Melihat dari tujuan penelitian pada bab pendahuluan diatas, maka peneliti
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan
deskriptif. Metode tersebut menururt Denzin & Lincoln (1987) dalam
Moleong (2010:6) adalah penelitian yang dilatar belakangi oleh fakta-fakta
alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan
dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Yaitu menganalisis
langsung kondisi objek penelitian tersebut dan bagaimana ia berjalan dan
dengan metode wawancara kepada pihak-pihak terkait serta
menginterprestasikan dada-data yang diperoleh.
Menurut Moleong (2016:11) Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis
statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Penelitian ini menggambarkan
bagaimana dari kondisi pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor roda
empat dari PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area
Malang yang beralamat dijalan Letjen Sutoyo No. 77B Malang. Alasan
35
36
peneliti melakuan penelitian di pada lokasi tersebut dikarenakan PT. Bank
Syariah Mandiri adalah salah satu bank yang menerapkan akad murabahah
pada pembiayaan kendaraan bermotor terutama roda empat dan PT. Bank
Syariah Mandiri Kantor Area Malang merupakan Kepala Area yang
membawahi Kantor Cabang (KC) dan Kantor Cabang Pembantu (KCP)
meliputi Malang Raya, Blitar, tulungagung, Trenggalek. Pembiayaan
kendaraan bermotor tersebut bernama pembiayaan BSM Oto.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang tempat data atau variabel
penelitian (Arikunto, 2006:116). Dalam penelitian ini subjek yang diteliti
adalah Bapak Anton Sofyan Roziki selaku pihak Customer Banking and
Relation Manager (CBRM) bagian pembiayaan kendaraan bermotor roda
empat di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang.
3.4 Data dan Jenis Data
Jenis dan sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini di bagi ke
dalam dua jenis, yaitu:
1. Data Primer, yaitu informasi yang penulis peroleh di lapangan secara
langsung dari subjek penelitian. Data penelitian ini di peroleh penulis
secara langsung melalui teknik wawancara dengan Customer Banking and
Relation Manager (CBRM) dari pihak BSM.
37
2. Data Sekunder, yaitu informasi yang diperoleh secara tidak langsung dari
subjek penelitian. Data sekunder bisa diperoleh melalui instansi atau
lembaga tempat penelitian seperti dari buku, karya ilmiah, dan dokumen
yang ada relevansinya dengan penelitian.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data atau bahan hukum yang digunakan dalam penelitian
ini adalah wawancara dan observasi.
a. Metode Wawancara
Wawancara merupakan suatu percakapan tanya jawab lisan antara
dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan
pada suatu masalah tertentu.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian langsung dengan
bagian Customer Banking and Relation Manager (CBRM) yaitu Bapak
Anton Sofyan Roziki selaku pihak yang mengetahui jumlah pembiayaan
dan yang mengajukan pembiayaan kendaraan roda empat yang ada di PT.
Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang.
b. Metode Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
Observasi dapat dibedakan berdasarkan peran peneliti, menjadi
observasi patisipan (partisipan observation) dan observasi non-partisispan
(non-partisipan observation).
38
Pertama, observasi partisipan adalah observasi yang dilakukan oleh
peneliti yang breperan sebagai anggota yang berperan serta dalam
kehidupan masyarakat topik penelitian (Emzir, 2010:39). Sambil
melakukan penelitian, peneliti mengerjakan apa yang dikerjakan oleh
suber data.
Kedua, observasi non-partisipan merupakan observasi yang
menjadikan peneliti sebagai penonton atau penyaksi terhadap gejala atau
kejadian yang menjadi topik penelitian (Emzir, 2010:40). Jadi peneliti
tidak terlibat langsung dengan kegiatan orang yang sedang diamati.
Dalam penelitian ini di butuhkan informan yang mengetahui tentang
tahap-tahap dan prosedur dalam pembiayaan kendaraan bermotor roda
empat yang ada di PT. Bank Syariah mandiri Kantor Area Malang.
Metode observasi ini digunakan peneliti untuk menggali data berupa
bagaimana penerapan pembiayaan kendaraan roda empat dengan datang
ke lokasi penelitian untuk memperoleh sumber informasi yang jelas sesuai
dengan di lapangan.
c. Dokumentasi
Sugiyono (2014:82) Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk lisa, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.
39
3.6 Analisis Data
Bogdan dalam Sugiyono (2008:334) menyebutkan analisis data adalah
proses mencari dan menyusun data secara sistematis data yang diperleh dari
hasil wawancara, catatan lapanga dan bahan-bahan lain sehingga mudah
difahami dan tentunya dapat diinformasikan kepada orang lain. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi akad murabahah
terhadap pembiayaan kendaraan bermotor di PT. Bank Syariah mandiri Kantor
Area Malang dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan
dokumentasi.
Berikut ini adalah cara untun menganalisa data yang digunakan dalam
penelitian ini:
1. Pengumpulan data
Sugiyono (2016:245) Analisis ini dilakukan terhadap data hasil studi
pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan
fokus penelitian.
2. Reduksi Data
Reduksi yaitu proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan,
pengabstrakan, dan pentransformasian data mentah yang terjadi dalam
catatan tertulis pada saat dilapangan.
3. Penyajian Data
Sebagaimana sudah diutarakan sebelumnya, data yang diperoleh penelitian
ini berbentuk narasi dan lebih bersifat deskriptif, karenanya penyajian data
yang paling sesuai adalah penyajian dalam bentuk deskripsi dan uraian
40
narasi atas data yang diperoleh dari proses pengumpulan data. Penyajian
data sendiri sering dipahami sebagai penyusunan informasi yang kompleks
ke dalam suatu bentuk deskripsi yang sistematis. Hal ini dapat diperoleh
dengan melakukan penyeleksian dan penyesuaian kompleksitas data di
lapangan dengan fokus penelitian ini, sehingga dapat dipahami maknanya.
4. Penarikan Simpulan
Penarikan simpulan merupakan proses terakhir analisis data, hal ini
dilakukan dengan cara menguji kebenaran data yang diperoleh di lapangan
kemudian diverifikasi lebih lanjut, sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan penelitian yang valid dan obyektif (Emzir, 2010:159).
41
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Paparan Data Hasil Penelitian
4.1.1 Latar Belakang PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang
Berdirinya PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang terhitung mulai
hari Jumat 1 Agustus 2002 yang saat itu diresmikan oleh salah satu direksi PT.
Bank Syariah Mandiri, Bapak Akmal Aziz. Dibukanya PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Malang yang berlokasi di jalan Brigjen Slamet Riyadi No. 8 Malang
(daerah Oro-Oro Dowo) merupakan upaya untuk mengembangkan jaringan PT.
Bank Syariah Mandiri. Kepala cabang pada saat itu yang dipercayakan dari
personel kantor pusat Bapak Lutfiano, Manager Marketing yaitu Bapak Gazali
Hasan (mutasi dari PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Surabaya) dan Manager
Operasional yaitu Bapak Arie Darma Permana.
Seiring perjalanan waktu pada bulan Juni 2004 terjadi pergantian
pemimpin yaitu dari Bapak Lutfiano digantikan oleh Bapak Zulfikar dan pada
tahun 2005 tepatnya bulan juli Kantor Cabang Malang pindah lokasi ke jalan
Basuki Rahmad No.8 Malang. Dua minggu sebelum ditempatinya kantor baru,
terjadi pergantian Kantor Cabang malang dari Bapak Zulfikar digantikan oleh
Bapak Didi Sunardi (dari cabang Pontianak). Dan pada bulan Mei 2006, Bapak
Didi Sunardi digantikan oleh Bapak Ramelan untuk menduduki Posisi Kepala
41
42
Cabang Malang. Pada tahun 2008, kepemimpinan diganti oleh Bapak Dwi Puji
Widodo hingga Oktober 2011, kepemimpinan PT. Bank Syariah Mandiri Malang
digantikan oleh Bapak Adam Malik. Kemudian Bapak Adam Malik digantikan
oleh Bapak Edi Mulyono. Pada tahun 2012 tepatnya bulan April PT. Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Malang pindah lokasi ke jalan Letjend Sutoyo No.77B
Malang sampai sekarang. Pada tahun 2015 digantikan kembali oleh bapak Hari
Nopa Kurniawan. Pada tahun 2016 digantikan oleh ibu Ninik Sa’idatul Hajjah.
4.1.2 Visi dan Misi PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang
Visi :
“Bank Syariah Terdepan dan Modern”
- Untuk Nasabah :
PT. Bank Syariah Mandiri merupakan bank pilihan yang memberikan
manfaat, menenteramkan dan memakmurkan.
- Untuk Pegawai :
PT. Bank Syariah Mandiri merupakan bank yang menyediakan kesempatan
untuk beramanah sekaligus berkarir profesional.
- Untuk Investor:
Institusi keuangan syariah Indonesia yang terpercaya yang terus memberikan
value berkesinambungan.
43
Misi :
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang
berkesinambungan.
2. Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang
melampaui harapan nasabah.
3. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada
segmen ritel.
4. Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.
5. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.
6. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
4.1.3 Struktur Organisasi
Untuk mewujudkan perencanan dalam rangka mencapai tujuan, diperlukan
adanya suatu organisasi sebagai wadah menampung kegiatan lembaga keuangan.
Oleh karena itu, perlu diketahui struktur organisasi dan pedoman kerja yang
berlaku.
Bentuk organisasi di PT. Bank Syariah Mandiri Area Malang yaitu Lini
dan Staf yang merupakan gabungan kedua jenis organisasi yang terdahulu
disebutkan (lini dan staf). Dalam organisasi ini staf bukan sekedar pelaksana tugas
tetapi juga diberikan wewenang untuk memberikan masukan demi tercapainya
tujuan secara baik. Demikian juga pemimpin tidak sekedar memberikan perintah
atau nasehat tetapi juga bertanggung jawab atas perintah nasehat tetapi juga
44
bertanggung jawab atas perintah atau nsehat tersebut. Struktur organisasi PT.
Bank Syariah Mandiri Area Malang dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang
Pelaksanaan
Accounting
Pelaksanaan admin
pembiayaan
Pelaksana
G dan C
Pelaksana
SDI dan
GA
Head Teller
Teller Customer
Service
Representative
Customer
servive officer Back
Office
Officer
IT
Coordinat
or
Pelaksanaan
marketing
Accounti
ng
Officer
Financing
Officer
Kantor Area pembantu
Kantor KAS
Marketing
Manager
KLS
Operating
Manager
KEPALA AREA
PKP
Officer
DKP
Sumber: PT.Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang, 2018
45
4.1.4 Data Karyawan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang
Data karyawan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.1
Data Karyawan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang
No. Jabatan Jumlah
1 Kepala Area 1 Orang
2 Kepala Cabang 1Orang
3 Account Officer 5 Orang
4 Funding Officer 4 Orang
5 Operating Manager 1 Orang
6 Costumer Service Officer 3 Orang
7 Customer Service Representatif 4 Orang
8 Head Teller 1 Orang
9 Teller 6 Orang
10 Back Office Officer 12 Orang
11 Pelaksana Admin Pembiayaan dan Trade Service 2 Orang
12 Pelaksana Domestik dan Cliring 1 Orang
13 IT Koordinator 1 Orang
14 Pelaksana Sumber Daya Insani dan General Affair 1 Orang
15 Pelaksana Accounting 3 Orang
Jumlah 46 f
Sumber : PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang, 2018.
46 Orang
46
4.1.5 Job Description PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang
Berikut ini penjelasan tugas dan wewenang dari setiap bagian struktur
organisasi PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang :
A. Kepala Kantor Area
Kepala Kantor Area bertugas untuk mengelola secara optimal sumber daya
kantor area agar dapat mendukung kelancaran operasional area, mengkoordinir
pembuatan rencana kerja (RKAP) tahunan area.
Tugas dan tanggung jawab :
1. Menetapkan dan melaksanakan strategi pemasaran produk bank guna
mencapai tingkat volume/sasaran yang telah ditetapkan baik pembiayaan,
pendanaan maupun jasa-jasa.
2. Melakukan kegiatan penghimpunan dana, pemasaran-pemasaran pembiayaan,
pemasaran jasa-jasa untuk mencapai target yang ditetapkan.
3. Melakukan review terhadap ketajaman dalam analisa pembiayaan guna
antisipasi resiko dengan penekanan kepada kesalahan pemohonan
pembiayaan, aspek legalitas pembiayaan, kewajaran limit pembiayaan,
perhitungan nisbah atau margin, aspek pengamanan untuk penetapan
prasyarat dan syarat pembiayaan.
4. Bersama dengan anggota komite lainnya memutuskan pembiayaan sesuai
dengan batas wewenangnya atau dimintakan persetujuan ke kantor pusat.
5. Memutuskan pencairan pembiayaan sesuai dengan wewenangnya.
6. Memonitoring pelaksanakan penagihan tunggakan direksi meliputi:
pendanaan, pembiayaan, jasa-jasa hasil usaha dan kualitas aktiva produktif.
47
7. Terlaksananya pelayanan yang baik bagi seluruh nasabah dengan tetap
dilaksanakannya sistem dan prosedur yang berlaku.
8. Terlaksanaanya pelayanan yang baik bagi seluruh nasabah dengan tetap
dilaksanakannya sistem dan prosedur yang berlaku.
9. Menjamin bahwa seluruh transaksi telah diadministrasikan dan dibukukan
sesuai ketentuan yang berlaku.
B. Pengawas Kepatuhan (PKP)
Tugas dan Tanggung Jawab :
1. Kebijakan atau Peraturan
a. Memastikan bahwa kebijakan intern, prosedur operasional/ peraturan
lainnya yang diterbitkan oleh kantor pusat telah tersedia di kantor area.
b. Memastikan bahwa kebijakan/ketentuan kantor pusat telah
disosialisasikan kepada pegawai terkait.
2. Operasional
Memeriksa ulang terhadap keabsahan dan kebenaran proses transaksi harian
serta memastikan kebenaran posting transaksi.
3. Pembiayaan
a. Memastikan bahwa proses pemberian maupun pencairan pembiayaan
telah sesuai dengan kebijakan / ketentuan intern bank.
b. Memastikan kebenaran administrasi pembiayaan yang diberikan.
c. Memastikan kelengkapan dan keabsahan legal dokumen.
48
4. Umum
a. Memastikan bahwa absensi pegawai telah dimonitor sesuai dengan
ketentuan.
b. Memastikan bahwa hak pegawai telah dipenuhi/dibayarkan sesuai
dengan ketentuan.
c. Memastikan pengelolaan arsip area telah berjalan sesuai dengan
ketentuan.
d. Tersedia dan dipatuhinya pedoman atas tindak lanjut hasil pemeriksaan
intern maupun ekstern.
C. Marketing manager
Tugas dan tanggung jawab :
1. Mengelola sumberdaya pemasaran secara optimal agar dapat mendukung
kelancaran operasioanal area.
2. Membuat rencana kerja tahunan bidang pendanaan, pembiayaan, jasa-jasa
dan hasil usaha.
3. Melaksakan strategi pemasaran produk baik guna mencapai tingkat volume
yang telah ditetapkan baik pembiayaan, pendanaan ataupun jasa-jasa.
4. Melakukan review atau proses pemberian pembiayaan dengan penekanan
upaya antisipasi resiko pembiayaan.
5. Terlaksananya pemberian pembiayaan yang aman dan efisien.
6. Terlaksananya pelayanan yang baik bagi seluruh nasabah dengan tetap
terpenuhinya system dan prosedur yang berlaku.
7. Melakukan tugas lain dari kepala area dan utusannya.
49
D. Operating Manager
Tugas dan tanggung jawab :
1. Mengelola secara formal sumber daya operasi agar dapat mendukung
kelancaran operasioanal.
2. Membuat rencana sasaran dan kerja tahunan dibidang operasi.
3. Memastikan pencapaian target operasional area.
4. Mengkoordinir pelaksanaan administrsi pembiayaan dan pelaporannya.
5. Merencanakan dan mengusulkan pendidikan / pelatihan yang diperlukan bagi
pegawai dibidang operasi.
6. Tercapainya targen tahunan yang telah ditetapkan.
7. Ketertiban administrasi legal dokumen pembiayaan, kecepatan pelayanan kas,
tersedianya sumber daya di unit operasi yang memadai.
8. Pelaporan ke kantor pusat dan bank Indonesia telah dilakukan dengan benar
dan tepat waktu.
9. Melakukan tugas lain dari kepala kantor area atau atasannya.
E. Account Officer
Tugas dan tanggung jawab :
1. Melayani nasabah, baik nasabah tabungan, deposito maupun nasabah
pembiayaan.
2. Memasarkan produk-produk bank syariah.
3. Mencari sumber dana dengan melihat kemungkinan–kemungkinan dan
peluang dana yang dapat dihiimpun dari masyarakat.
50
4. Melakukan koordinasi dengan manajer pemasaran tentang nasabah yang
mendapat fasilitas pembiayaan untuk segera melakukan angsuran.
5. Mencari calon kreditur atau debitur yang potensial.
6. Menganalisa pembiayaan yang layak atau tidak layak.
7. Melakukan tugas lain dari kepala cabang atau atasannya
F. Funding Officer
Tugas dan tanggung jawab :
1. Memasarkan produk pendanaan berupa tabungan dan deposito dengan
melakukan sosialisasi kepada nasabah untuk mencapai target pendanaan.
2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah sesuai dengan etika yang
islami dengan menjaga nama serta citra yang baik bagi perusahaan.
3. Mencari calon debitur yang potensial.
4. Mengetahui dengan pasti produk atau jasa yang telah diberikan oleh bank
kepada debitur.
5. Memeriksa kelengkapan pengajuan pembiayan dari nasabah.
6. Melakukan kegiatan menghimpun dana.
G. Customer Service Officer
Tugas dan tanggung jawab :
1. Memberikan penjelasan kepada nasabah / calon nasabah / investor mengenai
produk-produk bank syariah mandiri.
2. Melayani pembukuan rekening giro dan tabungan sesuia permohonan
investor.
51
3. Melayani nasabah untuk melakukan pemblokiran baik rekening giro maupun
rekening tabungan.
4. Melayani permohonan penerbitan dan pencairan deposito berjangka dari
investor.
5. Melayani investor yang membutuhkan informasi tentang saldo dan mutasi
rekeningnya.
6. Melayani nasabah dalam hal pelayanan jasa-jasa seperti transfer, inkaso,
pemindah bukuan antar rekening nasabah dsb.
7. Kebenaran memberikan penjelsan / informasi mengenai jenis-jenis produk
dan jasa yang ditawarkan kepada nasabah / investor.
8. Kebenaran input data nasabah .
9. Kelancaran dan ketetapan pelayanan kepada nasabah / investor.
10. Kerahasiaan password / sandi yang menjadi wewenangnya.
H. Back Office Officer
Tugas dan tanggung jawab :
1. Melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pembukuan antara
lain transfer, pemindah bukuan, dll.
2. Melaksanakan pencocokan saldo pada bank.
3. Monitoring ketertiban pelaksanaan pembiayaan kewajiban nasabah angsuran
atau bagi hasil.
4. Mempersiapkan data untuk laporan triwulan kekantor pusat.
52
I. Pelaksana Marketing Support
Tugas dan tanggung jawab :
1. Membantu account officer dan funding officer.
2. Membantu manajer pemasaran dalam menetapkan rencana kerja tahunan
dalam bidang pemasaran baik pembiayaan, pendanaan, maupun jasa-jasa
bank.
3. Melakukan survey atau pengamatan secara langsung terhadap kondisi atau
potensi bisnis.
4. Melakukan pengawasan dan membina nasabah sehubungan dengan fasilitas
yang diberikan.
5. Pemberian pelayanan prima kepada nasabah.
6. Terselanggaranya pengawasan dan pembinaan nasabah sehubungan dengan
fasilitas yang diberikan area.
J. Teller
Tugas dan tanggung jawab :
1. Melayani penyetoran tunai dan non tunai dengan benar dan cepat.
2. Bersama-sama dengan manajer operasi membuka atau menutup brankas,
menghitung uang yang akan disimpan kedalam brankas, mengambil atau
menyimpan uang tunai dari/ke dalam brankas, melaksanakan pengawas
brankas, menghitung persediaan uang yang ada di box teller.
3. Pada awal/akhir hari mengambil/menyimpan box teller dari/ke dalam
brankas.
4. Membukukan (posting) mutasi kas secara benar.
53
5. Kesesuaian jumlah penyetoran/penarikan nasabah, antara jumlah menurut
huruf dan jumlah menurut angka, jumlah uang tunai/warkat setoran serta data
yang direkam dalam komputer area.
6. Kesesuaian tanda tangan nasabah pada bukti penarikan dengan contoh tanda
tangan (CTT) nasabah.
7. Kesesuaian jumlah nominal dan jumlah warkat kliring penyerahan dengan
rekapitulasi kliring penyerahan.
8. Kebenaran input data dan dalam melaksanakan validasi sesuai dengan
aplikasinya dalam komputer.
9. Legalisasi pembayaran sesuai wewenangnya.
10. Kesesuaian jumlah saldo dalam perhitungan teller sesuai dengan jumlah fisik
yang ada dalam box teller yang bersangkutan.
K. Pelaksana Admin Pembiayaan
Tugas dan tanggung jawab :
1. Melakukan pengecekan kelengkapan pemenuhan dokumen pembiayaan
sebelum fasilitas dicairkan berdasarkan prasyarat atau syarat yang telah
disepakati.
2. Monitoring ketertiban pelaksanaan pembiayaan kewajiban nasabah (angsuran
atau bagi hasil).
3. Melakukan administrasi jaminan pembiayaan.
4. Monitoring kewajiban nasabah yang telah jatuh tempo untuk diinformasikan
kepada manajer operasi dan diteruskan kepada manajer pemasaran untuk
ditindak lanjuti.
54
5. Membuat dan menyampaikan laporan di bidang pembiayaan baik kepada
kantor pusat maupun kepada Bank Indonesia secara benar dan tepat waktu.
6. Pengecekan kelengkapan persyaratan pembiayaan sebelum fasilitas dicairkan.
7. Berjalannya pemberian informasi tentang kualitas aktiva produktif dan
nasabah yang menunggak kepada manajer operasi.
8. Terlaksananya pelaporan pembiayaan yang benar tepat waktu.
L. Pelaksana D & C (Domestic& Cliring)
Tugas dan tanggung jawab :
1. Melaksanakan pemeriksaan ulang atas semua transaksi keluar/masuk maupun
setiap hari.
2. Melayani dan menata usahakan penertiban deposito mudharabah.
3. Menata usahakan perhitungan bagi hasil yang secara otomatis tersentralisasi
pada divisi teknologi dan informasi.
4. Penertiban dan pembayaran pelunasan deposito dilakukan dengan benar dan
cepat.
5. Memonitor output komputer secara mingguan atau bulanan mengenai
deposito jatuh tempo, laporan mingguan deposito berjangka.
6. Menerima warkat kliring berupa sek giro bank lain, nota kredit atau nota
debet dari petugas terkait.
7. Mengadministrasi dengan baik data-data yang berhubungan dengan kegiatan
kliring.
8. Menjamin kebenaran penyampaian data, informasi dan saran-saran sebagai
bahan pengambilan keputusan.
55
9. Kebenaran dalam posting, keamanan, dan pemeliharaan berkas-berkas
kliring.
M. Pelaksana SDI dan GA (Sumber Daya &General Advertising)
Tugas dan tanggung jawab :
1. Mengkoordinir tugas dan tanggung jawab pegawai yang dibawahinya
(satpam, messenger, driver, office boy).
N. Pelaksana Accounting
Tugas dan tanggung jawab :
1. Mencetak mutasi bagian dari setiap bagian dan melaksanakan pemeriksaan
atas kebenaran transaksi harian area: mencocokkan anatara tiket-tiket
transaksi masing-masing bagian dengan hasil cetakan komputer, memeriksa
kelengkapan penulisan tiket-tiket transaksi.
2. Memeriksa kembali seluruh biaya dan memastikan bahwa tiket tersebut telah
disetujui oleh pejabat berwenang.
3. Mempersiapkan data keuangan untuk laporan triwulan ke kantor pusat.
4. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang ditunjuk atasan.
5. Mempersiapkan dan membuat laporan akhir tahun cabang.
6. Berjalannya pelaksanaan penulisan dan accounting dengan baik dan disajikan
dalam pelaporan keuangan cabang besar dan wajar.
7. Laporan ke kantor pusat dab bank Indonesia dilakukan dengan besar dan tepat
waktu.
56
4.1.6 Produk dan Layanan di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area
Malang
PT. Bank Syariah Mandiri menyediakan beberapa produk dana jasa
pelayanan perbankan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Produk dan jasa
pelayanan tersebut dibagi menjadi 3 yaitu : Pendanaan, pembiayaan, dan jasa.
a. Pendanaan
- Tabungan BSM
- BSM Tabungan Berencana
- BSM Tabungan Simpatik
- BSM Investa Cendikian
- BSM Tabungan Dollar
- BSM Tabungan Pensiun
- BSM Tabunganku
- Tabungan Mabrur
- Tabungan Mabrur Junior
- Tabungan Saham Syariah
- BSM Giro
- BSM Giro Valas
- BSM Giro Singapore
- BSM Giro Euro
- BSM Deposito
- BSM Deposito Valas
b. Pembiayaan
- BSM Implan
- Pembiayaan kepada pension
- Pembiayaan Griya BSM
- Investasi Reksadana
- Sukuk Negara Retail
- Pasar Perdana
- Pasar Sekunder
- Sukuk Tabungan
- BSM Gadai Emas
- BSM Cicil Emas
- Pembiayaan Mikro Umrah
c. Jasa
- BSM Card - BSM Sentra Bayar
57
- BSM SMS Banking
- BSM Mobile Banking
- BSM Net Banking
- Pembayaran melalui menu
Pemindahbukuan di ATM
(PPBA)
- BSM Jual Beli Valas
- BSM Electronic Payroll
- Transfer Uang Tunai
- BSM E-money
- BSM Kliring
- BSM Inkaso
- BSM Intencity Clearing
- BSM RTGS (Real Time
Gross Settlement)
- Transfer Dalam Kota (LLG)
- BSM Transfer Valas
- BSM Pajak Online
- BSM Referensi Bank
- BSM Standing Order
- BSM Payment Point
- Layanan BSM Pembayaran
- Institusi.
58
4.2 Pembahasan Data Hasil Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan pada bab I, maka peneliti
membahas terkait dengan implementasi akad murabahah untuk pembiayaan
kepemilikan kendaraan bermotor roda empat di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor
Area Malang.
4.2.1 Implementasi Akad Murabahah Pada Pembiayaan Kepemilikan
Kendaraan Bermotor Roda Empat
Dari teori menurut para ahli akad murabahah menurut Antonio (2001)
mengatakan bahwa murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati.
Jadi dari hasil wawancara peneliti dengan narasumber, praktik akad
murabahah di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang sudah sesuai
dengan teori fiqih muamalah. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara dengan
Bapak Anton selaku CBRM pada tanggal 04 Mei 2018 tentang kosep akad
murabahah :
“Akad murabahah adalah akad jual beli antara bank dan nasabah,
dimana bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjuanya kepada
nasabah dengan harga pokok ditambah margin keuntungan yang telah
disepakati pada saat akad.”
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan ternyata bank tidak hanya
menggunakan akad murabahah dalam pembiayaan kepemilikan kendaraan
bermotor tetapi bank juga menggunakan akad wakalah. Pihak bank mewakilkan
59
pembelian mobil kepada phak ketiga yaitu Mandiri Tunas Finance dengan dana
dari pihak bank. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara dengan bapak Anton
selaku CBRM Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang pada tanggal 04 Mei
2018 mengatakan bahwa :
“Dalam parktiknya penggunaan akad murabahah pada pembiayaan
kendaraan bermotor roda empat di Bank Syariah Mandiri juga
menyisispkan akad wakalah yaitu pihak bank mewakilkan kepada pihak
ketiga yaitu MTF untuk pembelian mobil yang diinginkan nasabah tetapi
tetap menggunakan atas nama bank syariah dalam pembeliannya.
Meskipun begitu akad yang sah di perjanjian selama transaksi tetap
menggunakan akad murabah.
Murabahah dengan akad wakalah di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor
Area Malang mengambil pembiayaan murabahah bil wakalah berdasarkan Fatwa
Dewan Syariah Nasional No: 04/DSN-MUI/IV/2000, yaitu jika bank mewakilkan
kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli
murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank.
Selalu terjadi akad wakalah dulu sebelum akad murabahah karena akad wakalah
akan berakhir pada saat nasabah menyerahkan barang yang dibeli pada bank dan
mempercepat proses pencairan dan memudahkan nasabah, sehingga setelah
barang diterima oleh bank maka terjadilah akad murabahah.
Untuk mengetahui bagaimana implementasi akad murabahah pada
pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor perlu dilakukan analisia-analisa
terkait dengan murabahah, berikut paparan hasil penelitian yang dilakukan
penulis pada tanggal 04 Mei 2018 :
60
4.2.1.1 Analisis Akad Murabahah pada Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan
Bermotor Roda Empat
Dari hasil wawancara secara langsung dengan Bapak Anton Sofyan Roziki
selaku CBRM di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang tanggal 04 Mei
2018 pukul 16.00 WIB menyatakan:
“PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang juga mempunyai
fasilitas pembiayaan salah satunya pembiayaan kendaraan bermotor,
pembelian kendaraan bermotor baik baru maupun second (bekas). Dalam
pembiayaan kendaraan bermotor ini kami menggunakan akad murabahah
dengan proses pembeliannya menggunakan akad wakalah karena dalam
proses pembelian diwakilkan oleh pihak ketiga yaitu Mandiri Tunas
Finance”
Kesesuaian akad murabahah pada pembiayaan kendaraan bermotor roda
empat (BSM Oto) di PT. Bank Syariah mandiri Kantor Area Malang dapat dilihat
dari analisis kesesuaian antara praktek dan teori. Menurut Antonio (2001:101)
Bai’ al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati.
Dari uraian pendapat diatas dapat dilihat bahwa akad murabahah menurut
Antonio maupun pengaplikasiannya dalam perbankan syariah belum sepenuhnya
terpenuhi. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Bapak Anton bahwa
untuk pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor yang menggunakan akad
murabahah masih ada penambahan akad dengan menggunakan akad wakalah
karena dalam proses pembelian barang dilakukan oleh pihak ketiga.
61
4.2.1.2 Analisis Rukun Murabahah pada Pembiayaan Kepemilikan
Kendaraan Bermotor Roda Empat
Dari hasil wawancara secara langsung denga Bapak Anton selaku CBRM
di PT. Bank Syariah mandiri Kantor Area Malang pada tanggal 04 Mei 2018
pukul 16.00 WIB menyatakan :
“Dalam akad murabahah terdapat rukun dan syarat yang harus dipenuhi
kedua belah pihak, seperti pada umumnya rukun dan syarat akad
murabhah yakni adanya nasabah (pembeli), pihak bank (penjual) harga
suatu barang sesuai kesepakatan, dan yang terpenting adanya ijab qabul
antara kedua pihak, apabila semua rukun dan syarat terpenuhi maka
sudah dikatakan sah.”
Rukun dan syarat merupakan hal terpenting yang harus disepakati kedua
belah pihak pada awal akad, karena apabila salah satu rukun dan syarat tidak
terpenuhi maka akad tersebut tidak dapat dilanjutkan. Dilihat dari
kesesuaiannya antara praktek dengan teori ahli ekonomi mengenai rukun
murabahah.
Menurut Hasan (2014:82) Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi
dalam transaksi ada beberapa, yaitu:
1. Pelaku akad, yaitu
a. Ba’i (penjual) adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual atau pihak
yang ingin menjual barangnya dalam transaksi pembiayaan murabahah.
b. Musytari (pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan akan membeli
barang dari penjual.
62
2. Objek akad, yaitu
a. Barang yang diperjualbelikan. Barang tersebut harus sudah dimiiki oleh
penjual sebelum dijual kepada pembeli, atau penjual menyanggupi untuk
mengadakan barang yang diinginkan pembeli.
b. Tsaman (harga). Harga yang disepakati harus jelas jumlahnya dan jika
dibayar secara hutang maka harus jelas waktu pembayarannya.
3. Shighat, yaitu Ijab dan Qabul. Penjual dan pembeli harus saling ridha dalam
pernyataan persetujuan yang dituangkan dalam akad perjanjian murabahah.
Adapun rukun murabahah dalam pelaksanaan pembiayaan kendaraan bermotor
di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang yaitu :
1. Penjual (ba’i)
Dalam hal ini pihak penjual yang dimaksud yaitu pihak PT. Bank Syariah
Mandiri yang mempunyai salah satu produk yaitu pembiayaan kepemilikan
kendaraan bermotor (BSM Oto).
2. Pembeli (musytari)
Pembeli yang dimaksud dalam hal ini adalah nasabah yang mengajukan
pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor.
3. Harga (tsaman)
PT. Bank Syariah Mandiri selaku pihak penjual menyampaikan margin
keutungan yang kemudian menjadi kewajiban nasabah untuk membayarnya
kepada pihak PT. Bank Syariah Mandiri pada saat proses akad. Apabila
nasabah sudah melakukan pembelian barang maka nasabah memiliki
kewajiban membayar angsuran pinjaman dana beserta margin kepada pihak
63
Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang selama jangka waktu yang telah
disepakati pada saat akad.
4. Objek jual beli
Objek jual beli dalam pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor yaitu
berupa mobil baru ataupun second (bekas) yang merupakan barang yang
diperjual belikan.
5. Ijab qabul
Ijab qabul merupakan kesepakatan yang dilakukan oleh nasabah dan pihak
bank pada saat pengisian dan penandatanganan aplikasi permohonan
pembiayaan kendaraan bermotor dengan menggunakan akad murabahah.
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa rukun murabahah menurut
Hasan dengan aplikasi dalam perbankan syariah sudah terpenuhi. Hal ini
berdasarkan pelaksanaan akad murabahah pada pembiayaan kepemilikan
kendaraan bermotor roda empat di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area
Malang.
4.2.1.3 Analisis Syarat Murabahah pada Pembiayaan Kepemilikan
Kendaraan Bermotor Roda Empat
Menurut Antonio (2001:102) Syarat-syarat dalam transaksi akad murabahah
adalah sebagai berikut:
1. Penjual memberi tahu biaya modal kepada pembeli.
2. Kontrak pertaman harus sah sesuai dengan rukun yang dikontrakkan.
3. Kontrak harus bebas dari riba.
64
4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang
sesudah pembelian.
5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misal pembelian dilakukan secara hutang.
Adapun syarat murabahah dalam pelaksanaan pembiayaan kendaraan bermotor di
PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang yaitu :
Pihak bank memberitahukan harga awal barang yang akan dibeli kemudian
pihak bank menentukan margain yang disepakati kedua belah pihak. Dalam
pelaksanaan akad harus bebas dari riba dan sah sesuai dengan rukun yang tertera
dalam kontrak. Dalam hal ini pihak ketiga selaku pihak yang menjual barang
harus memberitahukan kekurangan barang tersebut apabila ada cacat pada barang.
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa syarat murabahah menurut
Antonio antara teori dengan aplikasi dalam perbankan syariah sudah terpenuhi.
Hal ini berdasarkan pelaksanaan akad murabahah pada pembiayaan kepemilikan
kendaraan bermotor roda empat di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area
Malang.
4.2.2 Prosedur Pembiayaan Akad Murabahah pada Pembiayaan
Kepemilikan Kendaraan Bermotor
Berdasarkan tujuan kedua pada rumusan masalah yang diuraikan peneliti
pada bab I, maka peneliti akan membahas terkait prosedur pembiayaan
65
kepemilikan kendaraan bermotor roda empat di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor
Area Malang.
1. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor
Prosedur pembiayaan kendaraan bermotor yang ada di PT. Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Malang menurut Bapak Anton selaku CBRM di Bank
Mandiri Syariah menyatakan :
“Untuk di Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang dalam segi
pembiayaan kendaraan bermotor bekerja sama dengan Mandiri Tunas
Finance (MTF) selaku pihak ketiga dalam penjualan kendaraan itu. Dan
MTF juga sudah bekerja sama dengan hampir seluruh dealer mobil di
seluruh Malang Raya baik yang menjual mobil baru atau pun second
(bekas). Tetapi dalam proses pengajuan pembiayaannya semua dilakukan
oleh pihak Bank Syariah Mandiri.”
Ganbar 4.2
Alur operasi pengajuan pembiayaan kendaraan bermotor PT. Bank Syariah
Mandiri Kantor Area Malang
Sumber : Customer Banking Relationship & Manager, 2018
Suplier/dealer
Nasabah
(1) Pemesanan
(2) Pengajuan
Pembiayaan
(4) Pegajuan
Proses
Disburseme
nt
BSM
Processin
g BSM
(5) SP3
(3) Melihat Objek Barang
(6)Wakalah
(7)
Murabahah
(8) Dana Cair
66
Gambar diatas dapat menjelaskan gambaran tentang pelaksanaan
pembiayaan kendaraan bermotor di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area
Malang berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Anton selaku CBRM pada
tanggal 04 Mei 2018, berikut paparan pelaksanaannya :
1. Nasabah melakukan pemesanan mobil pada dealer yang ia inginkan dengan
bukti Surat Pesan Kendaraan (SPK). Surat pesan kendaraan berisi data diri
pelanggan, tipe mobil, dan pembayaran yang di inginkan pelanggan.
2. Nasabah mengajukan permohonan pembiayaan mobil di PT. Bank Syariah
Mandiri (BSM) dengan membawa SPK dari dealer. Pihak BSM menjelaskan
keunggulan dan kelemahan produk tersebut.
3. Nasabah menyerahkan tanda identitas diri dan berkas administrasi yg di
butuhkan sesuai dengan kategori nasabah. Apakah karyawan, pegawai,
pengusaha, wiswasta, dll.
4. Pada pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor yang menggunakan skim
murabahah, objek yang digunakan sebagai jaminan adalah jual beli itu sendiri
yaitu kendaraan tanpa adanya jaminan pengganti sehingga pihak bank melihat
objek yg akan diajukan sebagai fasilitas produk dan kelayakan harga. Bapak
Anton Sofyan Roziki selaku CBRM mengungkapkan:
Pada pembiayaan ini pengikat fidusa dengan nota riil, artinya
bahwa yang dijadikan jaminan adalah Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor
(BPKB) mobil yang menjadi objek pembiayaan tanpa adanya jaminan
pengganti.
67
5. Setelah pengajuan pembiayaan disetujuioleh bagian proses dan diterbitkan
Surat Persetujuan Pengajuan Permohonan (SP3) oleh staff SP3 sebagai tanda
nasabah layak mendapat pembiayaan.
Sebelum merealisasikan akad murabahah pihak bank menyisipkan akad
wakalah. Yaitu pihak bank mewakilkan dalam hal pembelian mobil kepada
nasabah, tetapi tetap dengan menggunakan atas nama bank.
6. Pembukaan akun rekening BSM dan pemberitahuan biaya-biaya yang harus
dibayarkan di awal sebelum pencairan dana oleh nasabah sebagai syarat
administratif dari jual beli murabahah.
Tabel 4.2
Biaya – biaya Produk Pembiayaan Kendaraan Bermotor
Nama Jumlah
Biaya Administrasi 1%
Biaya Notaris Sesuai tarif
Biaya Asuransi Jiwa Sesuai tarif
Biaya Kebakaran Sesuai tarif
Biaya Cadangan Sesuai tarif Sumber: Data di olah peneliti, 2018
Proses pencairan dana pembiayaan murabahah oleh bank adalah 70% dari
harga mobil tersebut. Nasabah membayar uang muka kepada dealer (sebagai bukti
pendahuluan) dan sisanya akan dibayarkan oleh pihak bank.
Dalam transaksi ini ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah,
diantaranya :
68
a. Persyartan Umum
Adapun persyaratan umum yang dibutuhkan dalam pembiayaan
kendaraan bermotor di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang
adalah sebagai berikut (Brosur BSM Oto) :
1. Warga Negara Indonesia (WNI), minimal usia 21 tahun pada saat jatu
tempo pengajuan pembiayaan dan tidak melebihi usia 55 tahun.
2. Masa kerja minimal dua tahun atau telah diangkat menajdi karyawan
tetap.
3. Maksimal angsuran perbulan 40% dari Take Home Pay
4. Limit pembiayaan:
1) Limit pembiayaan Rp. 50.000.000 s.d. Rp. 500.000.000
2) Limit pembiayaan kepemilikan kendaraan baru maksimal 70%
dari harga beli.
b. Persyaratan Khusus
Adapun persyaratan khusus yang dibutuhkan dalam pembiayaan
kendaraan bermotor di PT. Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut
(Bapak Anton selaku CBRM, 04 Mei 2018) :
1. Pembiayaan kepemilikan mobil baru
- Copy surat pesanan kendaraan (SPK) kepada dealer
- Jangka waktu maksimal lima tahun
2. Pembiayaan kepemilikan mobil second (bekas)
- Copy BPKB, faktur, dan STNK
- Surat penawaran dari penjual
69
- Jangka waktu maksimal lima tahun
- Maksimal usia kendaraan diakhir masa pembiayaan adalah 10
tahun
c. Persyaratan Dokumen
Adapun persyaratan dokumen yang dibutuhkan untuk mengajukan
pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor roda empat adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.2.1
Persyaratan Dokumen Pembiayaan Kendaraan Bermotor
Dokumen Agunan Mobil Baru Mobil Bekas
Surat Pesanan
Kendaraan (SPK) dari
dealer
√
Surat pernyataan dari
dealer limit
penyerahan BPKB
√ √
Sumber : Brosur BSM Oto PT. Bank Syariah Mandiri, 2018
Tabel 4.2.2
Dokumen Nasabah Karyawan Profesional Wiraswasta
FC KTP Pemohon √ √ √
FC KTP Suami/Istri √ √ √
FC KK/ Surat
Nikah/Cerai
√ √ √
FC SIUP, TDP dan
Akta Pendirian
Perusahaan
√
FC Laporan Keuangan √ √
FC Slip Gaji/SK
Pegawai Tetap
√
FC Ijin Praktek √
FC NPWP √ √ √
70
FC SHM/pembayaran
listrik/air atau PBB
√
FC Rek.
Koran/Tabungan 3
bulan terakhir
√ √ √
Kwitansi dari pihak
ketiga
√ √ √
Sumber : Brosur BSM Oto PT. Bank Syariah Mandiri, 2018
Tabel 4.3
Data Suplier Karyawan Profesional Wiraswasta
Surat penawaran
penjualan kendaraan
roda empat
√ √ √
Surat pelunasan
pembayaran uang
muka kendaraan
√ √ √
Sumber : Brosur BSM Oto PT. Bank Syariah Mandiri, 2018
Atas dasar akad yang dilaksanakan antara bank syariah dan nasabah, maka
bank syariah membeli barang dari supplier/penjual. Pembelian yang dilakukan
oleh bank syariah ini sesuai dengan keinginan nasabah yang telah tertuang dalam
akad.Supplier mengirimkan barang kepada nasabah atas perintah bank syariah.
1. Nasabah menerima barang dari supplier dan menerima dokumen
kepemilikan barang tersebut.
2. Setelah menerima barang dan dokumen, maka nasabah melakukan
pembayaran. Pembayaran yang lazim dilakukan oleh nasabah ialah dengan
cara angsuran.
71
2. Perhitungan Margin Keuntungan Untuk Pembiayaan Murābaḥah
Contoh :
Bapak Ahmad adalah seorang pengusaha catering makanan, dalam
mengantarkan pesanan ia membutuhkan sebuah kendaraan bermotor berupa
mobil untuk mengantarkan pesanan pelanggan dengan jumlah yang banyak.
Maka dari itu ia mengajukan pembiayaan kepada bank dan melakukan
negoisasi dengan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Malang untuk memperoleh
fasilitas pembiayaan murabahah dengan pesananuntuk pembelian mobil
dengan rincian sebagai berikut:
- Biaya Administrasi = Rp 1%
- Harga barang = Rp150.000.000
- Uang muka = Rp 35.000.000– Rp 1.250.000
= Rp 33.750.000
- Pembiayaan oleh bank = Rp 116.250.000
- Tingkat Margin = 14,61% per tahun
- Jangka waktu = 2 Tahun
- Margin murabahah = 14,61% x Rp 116.250.000 x 2
= Rp 33.968.250
- Harga jual bank = Rp 116.250.000 + Rp. 33.968.250
= Rp 150.218.250
Perhitungan Angsuran :
72
= Rp 4.852.800
Dalam perhitungan di atas, Bapak Ahmad dan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area
Malang sepakat dalam penetapan margin sebesar 14,61% atas harga mobil, uang
muka yang dibayarkan sebesar Rp 35.000.000 dikurangi biaya administrasi sebanyak
1% jadi Rp 33.750.000, serta jangka waktu pembayaran selama 2 tahy atau 24 bulan.
Angsuran yang harus dibayar Bapak Ahmad per bulan adalah Rp 4.852.800.
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan oleh peneliti dan
pembahasan, serta untuk menjawab masalah yang ada maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Implementasi akad murabahah di PT. Bank Syariah mandiri Kantor Area
Malang sedikit ada perbedaan dengan implementasi yang ditetapkan oleh
fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI)
No.04/DSN-MUI/IV/2000. Perbedaan nya teletak pada akad tambahan
berupa akad wakalah, jadi sebenarnya bank menggunakan akad
murabahah bil wakalah tetapi akad sah-nya tetap menggunakan akad
murabahah. alasan bank mengambil tindakan tersebut untuk
meminimalisir terjadinya resiko, karena jika bank langsung menentukan
barang yang diinginkan nasabah resikonya adalah ketidaksesuaian
spesifikasi antara barang dengan yang diinginkan nasabah.
2. Prosedur yang diterapkan oleh PT. Bank Syariah Mandiri pada produk
pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor roda empat dengan
menggunakan akad murabahah sudah sesuai dengan bebrapa pendapat
yang berkaitan dengan rukun, syarat dan akad. Tetapi dalam prosedur
73
74
pembelian barang belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan fatwa DSN
No.04/DSN-MUI/IV/2000 tentang ketentuan umum murabahah.
Ketidaksesuaian tersebut terdapat pada poin keempat, kelima, keenam, dan
kesembilan. Dalam ketentuan kesembilan dimana Bank Syariah Mandiri
menggunakan akad wakah dalam pembelian barang kepada nasabah dan
pihak bank tidak melakukan akad ulang. Sehingga barang yang diperjula
belikan belum menjadi milik bank melainkan langsung menggunakan atas
nama nasabah pada saat pembelian.
5.2 Saran
1. Dalam transaksi pembiayaan murabahah seharusnya pihak bank sudah
memberitahu bahwa ada akad tambahan berupa kad wakalah dalam proses
pembiayaan. Meskipun akad sah dalam perjanjian adalah akad
murabahah.
2. Dalam prosedur pembiayaan di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area
Malang sudah sangat baik dikarenaka dari pertama melakukan negoisasi
dengan nasabah, bank selalu mendampingi dari awal sampai akhir
pengajuan pembiayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemah.
Afandi, M. Yazid. 2009. Fiqh Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga
Keuangan Syariah.Yogyakarta:Logung Pustaka.
Antonio, muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik.Jakarta :
GemaInsani Press.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan:Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta: Rajawali Pers.
Ismail, Perbankan Syariah, 2011,Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Hakim, Lukman. 2012. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, Yogyakarta: Erlangga.
Hasan, Nurul Ichsan. 2014.Perbankan Syariah: Sebuah Pengantar, Ciputat : GP
Press Group.
Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 2002. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Karim, Adiwarman. 2006. Bank Islam-Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Kholisiah, Luluk. Implementasi Akad Murabahah Pada Pembiayaan KPR
Berdasarkan Fatwa DSN-MUI. Tugas Akhir. Mlang: UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang.
Linarki, Marshalia Dwi. 2016. Implememntasi Akad Murabahah Pembiayaan
Bermotor (Studi Kasus Pada PT. Bank BRISyariah cabang Surabaya
Gubeng). Tugas Akhir. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Maryam, Siti. 2015. Implementasi Akad Murabahah dalm Pembiayaan
Kepemilikan Kendaraan Bermotor Roda Empat. Tugas Akhir. Malang:
UIN Maulan Malik Ibrahim Malang.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Mufidah, Lilik. 2014. Implementasi Akad Murabahah Berdasarkan Fatwa DSN-
MUI. Tugas Akhri. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Syariah. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. 2010. Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabet.
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/04/24/110000026/bank.syariah.mandiri.g
enjot.pembiayaan.kendaraan.bermotor 25 Maret 2018
BIODATA PENELITI
Nama Lengkap : Muhammad Abduh Robit Hudaya
Tempat, tanggal lahir : Blitar, 10 Maret 1997
Alamat Asal : Ds. Krenceng RT 09 RW 03 Kec. Nglegok
Kab. Blitar
Alamat Di Malang : Perum. Joyogrand Blok N No. 162
Telepon/Hp : 081334496355
E-mail : [email protected]
Pendidikan Formal
2001 – 2003 : TK Al – Hidayah Krenceng
2003 – 2009 : MI Nurul Huda Krenceng
2009 – 2012 : SMP Negeri 1 Nglegok
2012 – 2015 : MA Negeri Kota Blitar
2015 – 2018 : Jurusan D-III perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang
Pendidikan Non Formal
2015 – 2016 : Program Khusus Perkuliahan Bahasa Arab
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
2016 – 2017 : English Language Center (ELC) UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang
Aktivitas dan Pelatihan
- Peserta Islamic Banking Skill Program (IBSP) D-III Perbankan Syariah
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun 2015.
- Peserta Pelatihan Develop and Practice of Marketing Program Studi D-III
Perbankan Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun 2015.
- Peserta Kuliah Tamu “Meningkatkan Performance sumber Insani
Perbankan Syariah” UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun 2015.
- Peserta Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Tematik Posdaya Berbasis
Masjid Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun 2015.
PEDOMAN WAWANCARA
Informan : Anton Sofyan Roziki
Jabatan : CBRM
Tanggal : 04 Mei 2018
Waktu : 16.00-17.00
Lokasi : PT. Bank Syariah mandiri Kantor Area malang
Jl. Letjen Sutoyo No. 77B Malang
Pertanyaan :
1. Bagaimana gambaran umum pembiayaan murabahah kepemilikan
kendaraan bermotor (BSM Oto) di PT. Bank Syariah mandiri Kantor Area
Malang?
2. Siapakah Segmentasi Pasar yang dituju?
3. Apa saja persyaratan untuk pembiayaan murabahah kendaraan bermotor?
4. Bagaiaman alur operasional produknya?
5. Bagaimanakah prosedur pembiayaan murabahah pada pembiayaan
kepemilikan kendaraan bermotor di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor
Area Malang?
6. Formulir apa saja yang harus di isi nasabah dalam pengajuan pembiayaan
kendaraan bermotor?
7. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi sejauh ini? Dan bagaimana upaya
penyelesaian kendala tersebut?
8. Apakah implementasi akad murabahah pada produk BSM Oto ini sudah
sesuai dengan fatwa DSN MUI?
9. Sejak Kapan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang bersinergi
dengan MTF?
DOKUMEN PENELITIAN