IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI
UPAYAPENINGKATAN KEAKTIFAN
BELAJAR MATEMATIKA
(PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Jurusan Pendidikan Matematika
Diajukan Oleh:
TRI MARGONO
A 410 060 192
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010
ii
�
PERSETUJUAN
IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN
BELAJAR MATEMATIKA
(PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo)
Diajukan Oleh :
TRI MARGONO
A 410 060 192
Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Para
Dewan Penguji Skripsi Strata – 1
Pembimbing I
Drs. Slamet HW, M.Pd
Pembimbing II
MASDUKI, M.Si
Tanggal Persetujuan : Tanggal Persetujuan :
iii
�
PENGESAHAN
IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN
BELAJAR MATEMATIKA
(PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo)
Dipersiapkan dan disusun oleh:
TRI MARGONO A 410 060 192
Telah dipertahankan di depan dewan penguji Pada tanggal :
Dan telah dinyatakan memenuhi syarat.
Susunan Dewan Penguji:
1. Drs. Slamet HW, M.Pd ( )
2. Masduki, M.Si. ( )
3. Dra. Sri Sutarni, M. Pd ( )
Surakarta, Desember 2010 Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dekan,
Drs. H. Sofyan Anif, M.Si. NIK. 547
iv
�
PERNYATAAN
�
Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidak-benaran
dalam pernyataan saya diatas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.
Surakarta, Juli 2010
Tanda Tangan
TRI MARGONO
A 410 060 192
v
�
������
�
“Bangunlah pribadi di atas Keabaikan, karena kebaikan adalah satu-satunya bentuk ilmu yang tidak pernah Menua”
(Mario Teguh)(Mario Teguh)(Mario Teguh)(Mario Teguh)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap”
(Q.S. Alam Nasyrah : 6(Q.S. Alam Nasyrah : 6(Q.S. Alam Nasyrah : 6(Q.S. Alam Nasyrah : 6----8)8)8)8)
Bahwa sesungguhnya Allah meninggikan derajat bagi orang-orang yang berilmu
pengetahuan diantaramu, dengan beberapa derajat. Dan Allah maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan
(Q.S. Al(Q.S. Al(Q.S. Al(Q.S. Al----Mujadalah : 4)Mujadalah : 4)Mujadalah : 4)Mujadalah : 4)
“Jujur akan menunjukan jalan kebahagiaan untuk kita”
(Penulis)(Penulis)(Penulis)(Penulis)
� �
�
�
�
�
�
�
vi
�
� � � �� � � � � � � � �� � � � � � � � �� � � � � � � � �� � � � � ����
Dengan segenap Cinta dan Do’a, untaian kata dan goresan sederhana ini
teruntuk :
♥ Kepada Allah SWT atas kehendak-Nya sehingga pembuatan skripsi
ini dapat selesai.
♥ Untuk bapak dan ibu tercinta terimakasih atas segala curahan kasih
sayang, do’a dan perhatian yang diberikan kepada ananda, sebuah
karya ini kupersembahkan sebagai tanda kasih sayang dan baktiku.
♥ Untuk kakakku semoga usahamu berhasil.
♥ Untuk kekasihku weli yang telah memberi kasih sayang dan semangat
di saat aku malas beserta keluarganya semoga selalu bahagia.
♥ My best friends, Tante, Nunuk, Ajeng, Effendi, Adek Q ridho,
Windri, Arnis, Aris, Yuli, Fredy, Adi, Bakti, Syarif & Doni semoga
ALLAH SWT lebih mempererat ikatan hati nan indah dan tulus
diantara kita. Kalian tidak akan terlupakan sobat.
♥ Teman-teman Math ’06 FKIP UMS khususnya kelas D, terima kasih
untuk kebersamaannya selama menempuh kuliah di UMS.
♥ Almamaterku, tempat dimana mengajariku belajar, berkenalan,
dengan teman-teman berjuang bersama-sama mencari ilmu untuk
bekal di masa depan.
vii
�
KATA PENGANTAR
�
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia-
Nya yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan
skripsi ini adalah untuk memenuhi kewajiban penulis dalam melengkapi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dalam penulis ini, penulis telah banyak mendapat bantuan yang tulus dan
ikhlas dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
Skripsi ini. Untuk itu, penulis Mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Bambang Setiaji selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
2. Drs. H. Sofyan Anif, M.Pd , selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Dra. Sri Sutarni, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta
dan Pembimbing III yang dengan kesabarannya membimbing penulis
dalam menyusun skripsi ini.
4. Drs. Ariyanto, M. Pd, selaku Pembimbing Akademik, yang telah banyak
menyisakan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
viii
�
5. Drs. H. Slamet H.W, M. Pd, selaku Dosen pembimbing I, dan Bapak
Masduki, M.Si. selaku Pembimbing II, dengan penuh keikhlasan beliau
telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk
dan dorongan kepada penulis.
6. Drs. Suparto, S.H.,M.Pd. selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Gondarejo
yang telah memberikan ijin penelitian dan seluruh keluarga besar SMP
Negeri 2 Gondarejo yang sudah banyak membantu penulis dalam
penelitian.
7. Drs. Joko Sutrisno selaku guru bidang studi matematikla yang telah yang
telah banyak membimbing dan membantu penulis dalam penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penilisan yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan karunia-Nya kepada beliau-
beliau yang telah berjasa dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa
penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk segala kritik dan saran yang
bersifat membangun akan selalu diterima dengan tangan terbuka. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat dikelak kemudian hari bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wb. Wb.
Surakarta, Juli 2010 Penulis�
Tri Margono A 410060192
�
ix
�
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO...................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv
HALAMAN ABSTRAKSI .............................................................................. xvi
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang Permasalahan ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ............................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
G. Definisi Operasional Istilah………………………………………… 8
BAB II : LANDASAN TEORI……………………………………………… 9
x
�
A. Penelitian Yang Relevan...................................................................... 9
B. Tinjauan Teori ..................................................................................... 11
1 Pembelajaran Concept Mapping ................................................... 11
2 Pembelajaran Aktif………………………………………………. 13
3 Keaktifan siswa ............................................................................. 15
4 Pokok Bahasan Kubus dan Balok .................................................. 24
C. Kerangka Berfikir ............................................................................... 21
D. Hipotesis Tindakan ............................................................................. 24
BAB III : METODE PENELITIAN………………………………………… 25
A. Jenis Penelitian..................................................................................... 25
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 25
C. Subyek Penelitian ................................................................................ 26
D. Rancangan Penelitian .......................................................................... 26
1 Dialog Awal .................................................................................. 28
2 Perencanaan Tindakan .................................................................. 30
3 Pelaksanaan Tindakan ................................................................... 32
4 Observasi........................................................................................ 33
5 Refleksi ......................................................................................... 33
6 Evaluasi ......................................................................................... 34
E. Metode Pengumulan Data ................................................................... 35
1 Metode Pokok................................................................................. 35
a. Observasi.................................................................................. 35
b. Metode Tes................................................................................ 35
xi
�
2 Metode Bantu.................................................................................. 36
a. Catatan Lapangan................................................................ 36
b. Dokumentasi ....................................................................... 36
F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 37
G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 38
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………….. 40
A. Profil Tempat Penelitian ..................................................................... 40
B. Diskripsi Data ..................................................................................... 41
1 Kegiatan Awal…..……………………………………………….. 41
2 Putaran I ........................................................................................ 42
a. Perencanaan Tindakan Kelas Putaran I ................................... 42
b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran I ................................... 43
c. Hasil Tindakan Kelas Putaran I .............................................. 43
1) Tindak Mengajar ............................................................... 43
2) Tindak Belajar ................................................................... 45
d. Refleksi Putaran I .................................................................... 45
e. Evaluasi Putaran I ................................................................... 46
3 Putaran II ....................................................................................... 47
a. Perencanaan Tindakan II ......................................................... 47
b. Pelaksanaan Tindakan II ......................................................... 47
c. Hasil Tindakan Kelas Putaran II ............................................. 48
1) Tindak Mengajar ............................................................... 48
2) Tindak Belajar ................................................................... 49
xii
�
d. Refleksi Putaran II .................................................................. 50
e. Evaluasi Putaran II .................................................................. 50
4 Putaran III ..................................................................................... 51
a. Perencanaan Tindakan Kelas Putaran III ................................ 51
b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran III ................................ 51
c. Hasil Tindakan Kelas Putaran III............................................. 52
1) Tindak Mengajar ............................................................... 52
2) Tindak Belajar ................................................................... 53
d. Refleksi Putaran III ................................................................. 54
e. Evaluasi Putaran III ................................................................. 54
C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 59
BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ................................ 67
A. Kesimpulan ...................................................................................... .... 67
B. Implikasi............................................................................................... 69
C. Saran .................................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 71
LAMPIRAN
xiii
�
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Variabel-Variabel yang Diteliti................................. 11
Tabel 3.1 Rincian Waktu Penelitian ........................................................... 26
Tabel 4.1 Peningkatan Data Hasil Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa
dalam Pembelajaran Matematika................................................ 55
Tabel 4.2 Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika
melalui metode Concept Mapping.............................................. 70
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
xiv
�
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kubus ABCD.EFGH………………………………………... 16
Gambar 2.2 Jaring-Jaring Kubus……….………………………………… 17
Gambar 2.3 Kubus Satuan……………..………………………………….. 18
Gambar 2.4 Balok ABCD.EFGH………………………………………… 20
Gambar 2.5 Jaring-Jaring Balok …………………………………………. 20
Gambar 2.6 Skema Kerangka Pemikiran…………………………………... 23
Gambar 3.1 Langkah-langkah PTK……………………………………….. 32
Gambar 4.1 Data Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika……………………………………. 63
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Keaktifan siswa dalam pembelajaran
matematikaSiswa………………………………………………………….. 66
xv
�
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Catatan Observasi Pendahuluan
Lampiran 2 Pedoman Observasi Putaran I
Lampiran 3 Pedoman Observasi Putaran II
Lampiran 4 Pedoman Observasi Putaran III
Lampiran 5 Catatan Lapangan Putaran I
Lampiran 6 Catatan Lapangan Putaran II
Lampiran 7 Catatan Lapangan Putaran III
Lampiran 8 Tes Putaran I
Lampiran 9 Tes Putaran II
Lampiran 10 Tes Putaran III
Lampiran 11 Kunci Jawaban Tes Putaran I
Lampiran 12 Kunci Jawaban Tes Putaran II
Lampiran 13 Kunci Jawaban Tes Putaran III
Lampiran 14 RPP Putaran I
Lampiran 15 RPP Putaran II
Lampiran 16 RPP Putaran III
Lampiran 17 Daftar Nama
Lampiran 18 Daftar Nilai Siswa Sebelum Tindakan
Lampiran 19 Daftar Nilai Siswa Putaran I
Lampiran 20 Daftar Nilai Siswa Putaran II
Lampiran 21 Daftar Nilai Siswa Putaran III
Lampiran 22 Daftar kaktifan Siswa
Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 24 Surat Ijin Riset
Lampiran 25 Surat keterangan
Lampiran 26 Jadual Bimbingan Pembimbing I
Lampiran 27 Jadual Bimbingan Pembimbing II
xvi
�
ABSTRAK
IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN
BELAJAR MATEMATIKA
(PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Gondangrejo)
Tri Margono, A410060192,Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2010,
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode concept mapping. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-E SMP Negeri 2 Gondangrejo yang berjumlah 30 siswa dan obyek penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif dengan analisis interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari : 1) keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, sebelum tindakan sebesar 16,7%, sesudah tindakan naik menjadi 60%, 2) keaktifan siswa dalm mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas, sebelum tindakan sebesar 16,7%, sesudah tindakan naik menjadi 66,7%, 3) keaktifan siswa mengerjakan soal-soal latihan, sebelum tindakan 30%, sesudah tindakan naik menjadi 73,3%, 4) keaktifan menjawab pertanyaan, sebelum tindakan sebesar 20%, sesudah tindakan naik menjadi 70%. Hasil tes tertulis yang dilakukan sebelum dan sesudah penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada ketuntasan belajar siswa. Sebelum tindakan kelas prestasi belajar siswa hanya 46,7%, sesudah tindakan prestasi belajar siswa naik menjadi 70%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan metode concept maping dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga berdampak pada peningkatan ketuntasan belajar siswa.
Kata kunci : keaktifan belajar, metode concept mapping.
�
�
�
�
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan
untuk mengembangkan segala potensi yang sudah ada dalam diri manusia.
Begitu pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia untuk menghadapi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka diperlukan suatu
pendidikan yang berkualitas. Kenyataan saat ini dalam dunia pendidikan kita
masih terhalang masalah-masalah yang harus dicari solusinya. Masalah yang
berkaitan dengan proses pembelajaran baik berupa masalah belajar yang
dialami siswa dalam kelas, penggunaan strategi pembelajaran yang digunakan
oleh guru maupun sarana prasarana yang ada.
Dalam proses pembelajaran masih dijumpai masalah-masalah dialami
siswa didalam kelas dari dalam diri siswa maupun dari luar. Masalah dari diri
siswa diantaranya adalah siswa kurang fokus mengikuti pelajaran, siswa tidak
menyukai mata pelajaran, siswa tidak menyukai guru dan kurangnya keaktifan
siswa dalam mengikuti pelajaran. Adapun masalah siswa yang datang dari luar
yakni kondisi lingkungan keluarga siswa berupa kondisi keuangan atau pun
perhatian keluarga terhadap perkembangan pendidikan siswa dan lingkungan
disekitar siswa yakni pergaulan siswa. Selain masalah yang berasal dari siswa
penggunaan strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru, sarana dan
prasarana sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam pendidikan.
2
�
Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai kondisi siswa dan sarana
prasarana yang memadai akan dapat mengurangi masalah belajar yang dialami
siswa yakni siswa akan lebih tertarik mengikuti pelajaran dan akan
mengurangi ketidaksukaan siswa pada salah satu guru mata pelajaran.
Materi matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat hierarkis.
Hal tersebut berarti, dalam mempelajari matematika harus menguasai konsep
sebelumnya yang menjadikan prasyarat untuk memhami konsep yang
selanjutnya. Dengan demikian sangat penting kepahaman siswa tentang materi
sebelumnya untuk melanjutkan materi yang selanjutnya. Jika siswa sejak awal
kurang memahami atau bahkan tidak memahami sama sekali materi awal
maka siswa akan sulit mempelajari materi selanjutnya dan hal tersebut akan
berlanjut sampai siswa selesai menempuh pendidikan.
Pandangan siswa tentang mata pelajaran matematika sebagai mata
pelajaran yang sulit dan menjadi momok bagi siswa masih banyak ditemui
dilapangan. Pandangan seperti inilah yang mengakibatkan siswa menjadi
kurang aktif, siswa cenderung pasif, siswa takut untuk bertanya dan takut
mengerjakan soal didepan kelas. Hal ini, mungkin disebabkan oleh berbagai
hal seperti penggunan strategi atau metode pembelajaran dari guru yang
monoton.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan kususnya pada mata
pelajaran matematika. Siswa diharapkan benar-benar aktif dan sungguh-
sungguh dalam belajar matematika, dengan aktif mengikuti pelajaran,
3
�
mengejakan soal dan bertanya pada materi yang belum diketahui. Sehingga
akan berdampak pada ingatan siswa tentang materi pelajaran. Maka sangat
penting peran guru untuk mengupayakan siswa selalu aktif dalam mengikuti
pelajaran. Salah satu cara untuk melibatkan siswa selalu aktif dalam
pembelajaran yakni dengan menggunakan metode cocok dengan kondisi
tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah concept mapping.
Concept mapping merupakan salah satu bagian dari metode
organisasi. Concept mapping adalah suatu cara yang dapat digunakan oleh
guru untuk membantu siswa untuk mengorganisasikan materi yang sudah
dipelajari yang disusun antar konsep-konsep yang saling berhubungan.
Strategi ini bertujuan untuk membantu meningkatkan pemahaman terhadap
materi yang akan di pelajari. Martin (dalam Trianto,2009:157 )Mengatakan
bahwa pemetaan konsep merupakan inovasi baru yang penting untuk
membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas. Peta
konsep menyediakan bantuan visual yang nyata untuk membantu
mengorganisasikan informasi sebelum informasi itu di sampaikan.
Concept mapping merupakan sebuah instrumen untuk membantu
memahami masalah dan melakukan perancanaan dari seluruh informasi yang
berhasil dihimpun. Dari 4 langkah polya yakni (1) memahami masalah (2)
melakukan perancanaan (3)melaksanakan rencana (4) melihat kembali atau
melaskukan evaluasi, maka concept mapping memberikan makna dua dari
empat langkah polya yaitu: memahami masalah dan merencanakan cara
penyelesaian.
4
�
Pembentukan pemetaan konsep–konsep dalam pola pikir para siswa
dalam pembelajaran matematika sangat penting diterapkan oleh guru. Hal
tersebut penting karena dengan pembetukan pola pikir sejak awal pada siswa
akan membiasakan siswa untuk memahami masalah dan merencakan
penyelesaian masalah tersebut lebih cepat. Sesuai dengan sifat matematika
yang hierarki yang menuntut siswa mampu memahami dan menguasai materi
sejak awal. Melalui pemetaan siswa diharapkan akan lebih terampil dan
cekatan dalam mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya.
Pada dasarnya metode concept mapping akan membantu siswa untuk
membentuk suatu pemetaan konsep–konsep materi ajar pelajaran matematika
dalam pola pikir. Melalui concept mapping siswa dibantu membentuk pola
pikir memahami masalah dan menyelesaikan masalah tersebut. Pada akhirnya
siswa lebih tertarik untuk mempelajari matematika, sehingga akan
meningkatkan keaktifan belajar siswa. Setelah penulis melakukan dialog awal
dengan guru matematika ditempat penelitian yakni SMP Negeri 2
Gondangrejo yang beralamat di Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar
diketahui beberapa masalah-masalah dalam proses belajar mengajar antara
lain berupa sarana prasarana belajar yang belum lengkap misalnya belum
adanya media belajar yang maju seperti penggunaan OHP atau LCD dalam
proses pembelajaran. Namun demikian, perkembangan dari infrastruktur
sekolah sudah berkembang pesat jika dibandingkan pada waktu penulis
menempuh pendidikan disana. Selain dari masalah sarana prasarana masih
banyak masalah-masalah dari diri siswa pada proses pembelajaran di
5
�
antaranya siswa kurang fokus dalam mengikuti pelajaran, ketidaksukaan siswa
pada palajaran tertentu, ada pula rasa tidak suka bila diajar guru tertentu dan
masih rendahnya keaktifan belajar siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut,
penulis tertarik untuk meneliti tentang penggunaan metode concept mapping
dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Gondangrejo 2009/2010.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, timbul beberapa permasalahan
yang diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Siswa kurang fokus mengikuti pelajaran .
2. Kurangnya minat belajar siswa dalam pelajaran matematika .
3. Masih rendahnya keaktifan belajar siswa dalam pelajaran matematika.
Siswa masih cenderung pasif, kurang berani mengajukan pertanyaan jika
ada materi yang belum jelas, siswa kurang aktif mengerjakan soal-soal
latihan dan siswa masih takut untuk mengerjakan soal di depan kelas.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan dalam penelitian agar dapat tercapai
sasaran yang dituju dan sesuai dengan tujuan peneliti. Adapun pembatasan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Penggunaan strategi pembelajaran concept mapping sebagai salah satu
variasi dalam pelaksanaan pembelajaran.
6
�
2. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika dibatasi pada
aktivitas siswa untuk bertanya, mengemukakan pendapat, menjawab
pertanyaan guru, mengerjakan soal ke depan kelas, mengerjakan soal-soal
latihan yang diberikan oleh guru.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pembelajaran matematika dengan metode concept
mapping yang dilaksanakan sebagai upaya peningkatan keaktifan belajar
siswa dalam pembelajaran matematika.
2. Adakah peningkatan keaktifan belajar siswa selama proses belajar
matematika melalui metode concept mapping.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan
keaktifan belajar siswa selama proses belajar matematika melalui metode
concept mapping di SMP Negeri 2 Gondangrejo.
7
�
F. Manfaat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memberikan manfaat pada
pembelajaran matematika:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan tentang : peningkatan keaktifan belajar siswa selama proses
belajar matematika melalui metode concept mapping, proses pembelajaran
matematika dengan metode concept mapping yang dilaksanakan sebagai
upaya untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran
matematika melalui metode concept mapping.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis, dapat memberikan pengalaman langsung menggunakan
metode concept mapping dalam proses pembelajaran.
b. Bagi Guru
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru atau calon guru untuk
memlih metode pembelajaran.
2. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru, khususnya
guru matematika, sebagai salah satu altenatif metode pembelajaran
untuk meningkatkan keaktifan siswa.
c. Bagi Siswa
Khusunya bagi siswa memberikan masukan pada siswa untuk
meningkatkan keaktifan belajar matematika agar keberhasilan
pembelajaran matematika dapat tercapai.
8
�
G. Definisi Operasional Istilah
1. Concept Mapping
Concept mapping adalah ilustrasi grafis konkret yang
mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal di hubungkan ke
konsep-konsep lain pada kategori yang sama. Concept mapping
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk
membatu siswa dalam mengorganisai materi pelajaran yang telah
dipelajari dalam bentuk konsep-konsep yang saling berhubungan antar
konsep tersebut.
2. Keaktifan Siswa
Keaktifan adalah melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran matematika dalam kegiatan pemecahan masalah, dimana
siswa sebagai subyek didik. Subyek didik adalah siswa yang
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran tersebut.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Yang Relevan
Banyak penelitian yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan
kualitas pembelajaran matematika. Diantaranya penelitian terdahulu yang
relevan yang dilakukan oleh:
Dini Fitrasari (2007) tentang peningkatan kemandirian dan keaktifan
siswa dalam pembelajaran matematika dengan pola latihan interaktif
menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan pola latihan interaktif dapat
meningkatkan keaktifan siswa yang meliputi kemandirian mengerjakan soal
yang diberikan oleh guru meningkat 94,73%, menjawab pertanyaan guru
meningkat 39,47%, mengerjakan soal didepan kelas meningkat 39,47%, dan
mengajukan ide meningkat 39,47%.
Dwi Mirnawati (2007) tentang peningkatan keaktifan dan kreativitas
siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan STAD
menyimpulkan bahwa pembelajaran melalui pendekatan STAD dapat
meningkatankan keaktifan siswa dalam bertanya meningkat 32.5%,
mengemukakan gagasan atau ide 32,5% dan mengerjakan soal latihan didepan
kelas 40%.
10
�
Diah Rosi Kartika Sari (2006) tentang peningkatan motivasi dan
keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan
pendekatan montessori menyimpulkan bahwa pembelajaran melalui
pendekatan montessori dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam bertanya,
menjawab pertanyaan tanpa diminta, mengemukakan ide dan mengerjakan
soal latihan.
Penelitian yang dilakukan Riza Ery Ruriana (2009) tentang
peningkatan aktivitas siswa pada pokok bahasan perbandingan melalui
pendekatan realistik menyimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran meningkat. Peningkatan tersebut berupa mengemukakan
pendapat pada putaran III sebesar 67.8%, bertanya sebesar 75%, menjawab
pertanyaan guru 71.4%, mengerjakan soal-soal 85.7% dan mengerjakan PR.
82.1%.
Dari penelitian yang sudah dilakukan di atas, menunjukan adanya
peningkatan keaktifan belajar matematika siswa menggunakan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Dari penelitian di atas dapat
dijadikan sebagai acuan bagi penelitian yang akan dilakukan. Dari beberapa
hasil penelitian diatas terdapat perbedaan dengan penelitian yang dibuat oleh
peneliti. Dalam penelitian ini lebih menekankan keaktifan belajar matematika
siswa menggunakan metode concept mapping.
11
�
Perbedaan dan persamaan variabel yang diteliti oleh peneliti terdahulu
dan penelitian yang akan dilaksanakan dapat ditabelkan sebagai berikut:
Tabel 2.1
Perbedaan variabel yang diteliti dengan penelitian yang sudah ada
Variabel
N
o.
Peneliti keakti
fan
keman
dirian
Moti
vasi
Kreati
vitas
Latih
an
intera
ktif
Pendeka
tan
realistik
Tipe
STAD
monte
ssori
Concept
mapping
1 Dini F. � � �
2 Dwi M. � � �
3 Rosi K. � � �
4 Riza E. � �
5 Peneliti � �
B. Kajian Teori
Dalam kajian teori ini akan dibahas yang berkaitan dengan variabel
penelitian. Variabel tersebut antara lain:
1. Pembelajaran Concept Mapping
Concept mapping dalam bahasa indonesia di artikan sebagai peta
kognitif atau peta konsep. Martin (1994) dalam (Trianto;2009:158) adapun
yang di maksud pembelajaran concept mapping adalah ilustrasi grafis
konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal di
hubungkan ke konsep- konsep lain pada kategori yang sama. Pembelajaran
concept mapping adalah salah satu cara yang dapat di gunakan oleh guru
12
�
untuk membantu siswa mengorganisasi materi pelajaran dengan menyusun
ke dalam bentuk konsep-konsep yang saling berhubungan. Dalam
pembelajaran concept mapping atau peta konsep akan membantu siswa
menguatkan pengetahuan dan kepahaman terhadap materi yang telah
dipelajari. Melalui pembelajaran concept mapping para siswa terbiasa
mengidentifikasi masalah dan merencanakan penyelesaian masalah
tersebut.
Menurut Erman (2003) dalam (Trianto;2009:159) mendefinisikan
ciri-ciri dari concept mapping adalah:
a. Suatu cara yang melihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi
suatu bidang studi.
b. Merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi.
c. Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama, ini menunjukan
konsep yang lebih inklusif daripada konsep- konsep yang lain.
d. Bila dua atau lebih konsep di gambarkan di bawah sutu konsep yang
lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarkis pada peta konsep tersebut.
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode concept
mapping anatara lain sebagai berikut:
1. Memilih materi pokok yang akan dipelajari.
13
�
2. Meminta siswa untuk mengemukakan ide atau gagasan tentang materi
pokok yang akan dipelajari sebanyak mungkin dalam betuk konsep-
konsep.
3. Kemudian meminta siswa untuk memilih-milih konsep yang utama
dari ide atau gagasan yang telah dikemukakan sebelumnya.
4. Meminta siswa untuk menulis kembali konsep-konsep utama ke dalam
bentuk peta konsep pada kertas kosong.
5. Setelah ditulis mintalah siswa menggambarkan konsep-konsep yang
saling berhubungan.
6. Setelah semua konsep telah digambarkan pastikan para siswa memberi
garis tanda saling berhungan antar konsep.
7. Mengajak seluruh kelas untuk mengoreksi dan mengevaluasi terhadap
peta-peta yang telah dipresentasikan.
8. Di akhir pelajaran guru mengajak seluruh siswa untuk menyimpulkan
terhadap materi yang dipelajari melalui peta konsep tertentu.
2. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang
memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu
sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun dengan guru
14
�
dalam proses pembelajaran (T.M.A. Ari Samadi,2009:47). Menurut
Bonwell (1995), Paul D. Dierich yang dikutip Oemar Hamalik (Oemar
Hamalik,1995:90) mengemukakan ada delapan kelompok perbuatan
belajar aktif:
1) Kegiatan visual : membaca, melihat gambar-gambar, mengamati
eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau
bermain.
2) Kegiatan lisan (oral) : mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi
saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.
3) Kegiatan mendengarkan : mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan
suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.
4) Kegiatan menulis : menulis cerita, menulis laporan, memeriksa
karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman,
mengerjakan tes, mengisi angket.
5) Kegiatan menggambar : menggambar, membuat grafik, diagram, peta,
pola.
6) Kegiatan metrik : melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan
permainan (simulasi), menari, berkebun.
15
�
7) Kegiatan mental : merenungkan, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan,
membuat keputusan.
8) Kegiatan emosional : minat, membedakan, berani, tenang dan
sebagainya.
Disamping kegiatan belajar aktif secara fisik juga harus di dukung
dengan keaktifan secara rohani antara lain:
1. Keaktifan akal : siwa memliki akal yang positif untuk memcahakan
masalah.
2. Keaktifan ingatan : dalam proses pembelajaran siswa selalu menerima
informasi dan pengetahuan. Maka siswa dituntut untuk selalu
mengasah kemampuan ingatannya terus-menerus agar mampu
menyerap materi secara maksimal.
3. Keaktifan emosi : keaktifan siswa dalam memupuk perasaan suka
terhadap pelajaran.
3. Keaktifan Siswa
Keaktifan siswa adalah segala kegiatan atau akativitas siswa dalam
proses pembelajaran. Menurut Agus (2009: 22) menyatakan bahwa belajar
adalah proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan
menggunakan pengetahuan Keaktifan siswa merupakan salah satu faktor
penunjang keberhasilan dalam pembelajaran. Dimana siswa dituntut selalu
aktif dalam mengikuti pelajaran, baik berupa keaktifan fisik maupun
16
�
keaktifan rohani. Bila kedua faktor tersebut berjalan baik maka
keberhasilan pembelajaran akan lebih maksimal.
KUBUS DAN BALOK
1. KUBUS
Kubus ialah suatu benda yang dibatasi oleh enam bidang datar
yang masing–masing berbentuk persegi yang sama dan sebangun
(kongruen).
Gambar 2.1
Berdasarkan gambar 1.1 dapat diketahui sifat–sifat dari kubus
adalah :
1) Memiliki 6 sisi berbentuk persegi yang saling kongruen.
Sisi tersebt adalah bidang ABCD, ABFE, BCGF, CDHG, ADHE
dan EFGH.
2) Memiliki 12 rusuk yang sama panjang, yaitu AB, BC, CD, AD,
EF, FG, GH, EH, AE, BF, CG, dan DH
�� ��
��
��
��
��
��
�
17
�
Rusuk-rusuk AB, BC, CD, dan AD disebut rusuk alas
Rusuk-rusuk AE, BF, CG, dan DH disebut rusuk tegak
Rusuk-rusuk EF, FG, GH dan EH disebut rusuk atas
Rusuk-rusuk yang sejajar diantaranya AB//DC//EF//HG
3) Memiliki 8 titik sudut, yaitu A, B, C, D, E, F, G, dan H
4) Memiliki 12 diagonal bidang yang sama panjang, diantaranya AC,
BD, BG, dan CF
5) Memiliki 4 diagonal ruang yang sama panjang, yaitu AG, HB, CE,
dan DF
6) Memiliki 6 bidang diagonal berbentuk persegi panjang yang saling
kongruen, diantaranya bidang ACGE, BGHA, AFGD dan BEHC
a. Jaring – Jaring Kubus
Jaring–jaring kubus adalah bidang datar yang diperoleh
dengan cara membuka bidang–bidang sisi suatu kubus menjadi
sebidang dengan sisi alas.
Gambar 2.2
��
��
��
��
18
�
b. Luas Permukaan dan Volume Kubus
Keterangan :
r = panjang rusuk kubus Lp = luas permukaan kubus
V = volume kubus
c. Menghitung Volume Kubus dengan Menggunakan Kubus
Satuan
Kubus satuan adalah sebuah bangun kubus yang dibentuk
oleh beberapa kubus kecil. Contoh sebagai berikut :
1 kubus satuan
Gambar 2.3 p
Bagaimana cara menghitung volume bangun p tersebut ?
Contoh penyelesaian untuk bangun diatas dengan menggunakan kubus
satuan :
Dalam kubus berlaku rumus – rumus��
• Lp = 6r2 • V = r3
�
19
�
Jawaban : Volume kubus tersebut adalah 8 kubus satuan
d. Menghitung Volume Kubus Dengan Menggunakan Rumus
Dari gambar P diatas menunjukan sebuah kubus satuan
dengan panjang rusuk 2 satuan panjang. Sehingga diperoleh :
Volume kubus tersebut = panjang kubus satuan x lebar kubus satuan
x tinggi kubus satuan
= (2 x 2 x 2) satuan volume
= 2 3
= 8 satuan volume
Jadi diperoeh rumus volume kubus (V) dengan panjang rusuk s sbagai
berikut:
2. BALOK
Balok ialah suatu benda yang dibatasi oleh enam buah persegi
panjang yang masing–masing bidangnya disebut bidang sisi atau sisi
� = rusuk x rusuk x rusuk
= s x s x s
20
�
balok. Seperti pada kubus, bidang–bidang sisi balok juga diberi nama
bidang alas, bidang atas, dan bidang–bidang sisi tegak.
Gambar 2.4
a. Jaring – Jaring Balok
Jaring–jaring balok hampir sama dengan jaring–jaring pada
kubus, hanya dibedakan oleh bidang–bidang balok yang bukan persegi.
Gambar 2.5
��
����
��
�
���
��
��
��
��
�
���
������
��
��
��
��
��
��
21
�
b. Luas Permukaan dan Volume Balok
V = volume balok Lp = luas permukaan balok
p = panjang l = lebar
t = tinggi
c. Menghitung Volume Kubus dengan Menggunakan Kubus Satuan
(b)
Bagaimana cara menghitung volume bangun tersebut ?
Contoh penyelesaian untuk bangun diatas dengan menggunakan balok
satuan
��� Jawaban : Volume balok tersebut adalah 12 balok satuan
C. Kerangka Berfikir
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru sebagai
penyampai informasi dengan siswa sebagai penerima informasi dalam
���� ������������������ �������� ���
• �������������� ���� !� "��������� �
�
22
�
kelas dan waktu tertentu. Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu tujuan, isi atau materi, metode atau strategi
pembelajaran dan penilaian akhir. Dimana antara satu dengan yang lain
faktor tersebut saling berkaitan. Pemilihan metode atau strategi
pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan dan materi ajar maka akan
membantu siswa menguasai dan memahami materi secara maksimal.
Maka seorang guru harus pandai menyampaikan materi pelajaran melalui
metode atau strategi pembelajaran yang menyenangkan dan menarik agar
siswa merasa nyaman mengikuti pelajaran, bahkan pada pelajaran yang
sulit sekalipun salah satunya adalah pelajaran matematika.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran juga berpengaruh pada
hasil pendidikan yang akan ditempuh. Melalui metode atau pembelajaran
yang sesuai akan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembebelajaran salah satunya adalah menggunakan metode concept
mapping. Diharapkan dengan menggunakan metode concept mapping
dapat meningkatkan siswa keaktifan siswa.
Adapun kerangka pemikiran yang ditunjukkan untuk mengarahkan
jalannya penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan
maka kerangka berpikir diatas dilukiskan dalam sebuah skema agar peneliti
mempunyai gambaran yang jelas dalam penelitian.
23
�
Adapun skema tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.6 Kerangka Berpikir Penelitian.
Tindakan
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Rendahnya keaktifan siswa yang meliputi:
1. Siswa kurang aktif dalam bertanya 16,7%
2. Siswa kurang aktif menjawan pertanyaan dari
guru 20%
3. Kurangnya siswa berlatih menyelesaikan soal–
soal latihan 30%
4. Siswa kurang aktif mengerjakan soal didepan
kelas 16,7%
Pembelajaran matematika melalui metode concept
mapping
Peningkatan keaktifan siswa yang meliputi:
1. Siswa menjadi aktif bertanya 60%
2. Siswa menjadi aktif menjawab pertanyaan dari
guru 70%
3. Siswa lebih aktif berlatih menyelesaikan soal–
soal latihan 73,3%
4. Siswa menjadi aktif mengerjakan soal didepan
kelas 66,7%
24
�
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan penelitian yang relevan dan kerangka berpikir diatas,
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : adanya peningkatan
keaktifan belajar siswa dalam bertanya, mengerjakan soal-soal latihan dan
mengerjakan soal didepan kelas dengan mengefektifitaskan metode concept
mapping.
�
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas atau Classrom Action Research (CAR). Penelitian tindakan
kelas merupakan suatu penelitian yang besifat refleksi dengan
mengembangkan dan meningkatan praktek-praktek pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan melalui proses kerja kolaborasi antara kepala
sekolah, guru matematika, dan peneliti di lingkungan sekolah. Pada tahap
awal kepala sekolah, guru matematika, dan peneliti melakukan diskusi dan
menentukan tujuan penelitian, permasalahan penelitian, dan rencana tindakan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah di SMP
Negeri 2 Gondangrejo yang beralamat di jatikuwung, Gondangrejo,
Karanganyar. Peneliti mengambil sekolah ini sebagai tempat penelitian
dengan pertimbangan lokasi dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga
memudahkan bagi peneliti melakukan penelitian. Penelitian ini
dilaksanakan pada tahun ajaran 2009/2010, adapun rincian waktu
penelitian sebagai berikut:
26
�
Tabel 3.1
Rincian Waktu Penelitian
April Mei Juni Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Tahap
Perencanaan
Tahap
Pelaksanaan
Tahap
Analisis Data
Tahap
Pelaporan
C. Subjek Penelitian
Guru matematika adalah sebagai subjek pelaku tindakan. Kepala
sekolah membantu dalam perencanaan dan pengumpulan data penelitian.
Objek dalam penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa. Peneliti tidak
hanya sebagai observer tetapi juga bertugas mendiagnosis, membuat konsep
dan rancangan tindakan bersama guru matematika.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat
kolaboratif dan reflektif, bertujuan untuk melakukan perbaikan terus–menerus
dalam praktis pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menghasilkan strategi
pembelajaran matematika yang efektif dan menjamin diperolehnya manfaat
27
�
yang baik. Dalam penelitian ini peneliti terlibat dalam rangkaian sejak 1)
dialog awal, 2) Perencanaan tindakan, 3) Pelaksanaan tindakan, 4) Observasi
dan Monitoring, 5) Refleksi dan 6) Evaluasi.
Rancangan penelitian ini akan disusun menggunakan siklus perlakuan
pembelajaran matematika sebagai berikut :
Observasi
Refleksi
Pembahasan Siklus I
Pembahasan
Observasi
Siklus II
Selesai
Selesai
�
Permasalahan
Siklus I
Rencana
Pelaksanaan
Observasi
Refkeksi
Pembahasan
Siklus III
�
Selesai
Pembahasan
Pembahasan
Selesai
Pembahasan
#��
Ya Ya
#��
Tidak Tidak
$%����
$%����
Gambar 3.1 Proses Penelitian Tindakan
Sumber : Zainal Aqib (2008 : 308). �
28
�
Penjelasan tentang siklus pada gambar 3.1:
1. Dialog Awal
Dialog awal adalah pertama dalam penelitian sebagai upaya
merekam segala peristiwa untuk mengetahui permasalahan sehingga fokus
penelitian dapat ditentukan, selain ini bertujuan untuk mengetahui fakta-
fakta yang dapat digunakan untuk melengkapi kajian teori yang ada
Pelaksanaan dialog awal dilakukan peneliti sebanyak dua kali yang
pertama pada tanggal 12 April 2010 dengan kepala sekolah SMP Negeri 2
Gondangrejo. Dari dialog pertama ini peneliti kesepakatan bahwa (1)
kepala sekolah menyetujui dan bersedia membantu peneliti dalam
melaksanakan penelitian di sekolah tersebut, (2) peneliti mendapatkan
informasi kondisi sekolah secara menyeluruh dari segi perkembangan
infrastruktur yang sudah berjalan selami ini.
Peneliti melakukan dialog yang kedua pada tanggal 13 April 2010
dengan guru pengampu matematika di kelas yang akan diteliti yaitu pada
kelas VIII E. Dari dialog yang dilakukan peneliti dengan guru pengampu
matematika peneliti mendapatkan informasi tentang kondisi kelas, maslah-
masalah yang dialami siswa dalam proses pembelajaran dan pengalaman
mengajar selama ini. Setelah peneliti melakukan lebih lanjut peneliti dapat
mengetahui fakta-fakta masalah nyata yang masih dihadapi dan dapat
dijadikan sebagai fokus dalam penelitian. Dari beberapa masalah nyata
tersebut peneliti ingin berupaya mengurangi masalah yang masih dialami
siswa dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode
29
�
concept mapping sebagai upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa
yang menjadi salah satu fokus permasalahan nyata.
Hasil dialog awal yang dilakukan dua kali oleh peneliti
menghasilkan beberapa hal sebagai berikut :
a. Identifikasi Masalah dan Penyebabnya
Berdasarkan hasil pengamatan kelas yang dilakukan oleh guru
matematika selama ini sebagian besar siswa masih memiliki keaktifan
belajar matematika yang rendah. Siswa malas mengajukan pertanyaan,
mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas, mengemukakan ide dan
menjawab perrtanyaan. Walaupun guru sudah memberikan
kesempatan siswa untuk bertanya dan mengerjakan soal di depan kelas
tapi siswa tidak menggunakan kesempatan tersebut bahkan siswa
cenderung hanya mendengarkan guru menjelaskan materi sehingga
pembelajaran menjadi membosankan.
b. Perencanaan Solusi Masalah
Diskusi perencanaan solusi masalah bersama guru pengampu
matematika bersepakat penggunaan metode concept mapping
dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa.
Penggunaan metode concept mapping ini lebih mengutamakan
aktivitas siswa dan menyelesaikan permasalahan dengan ide yang
mereka kembangkan sendiri sehingga diharapkan siswa menjadi
tertarik dan senang belajar matematika yang akhirnya dapat melatih
siswa untuk aktif dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi.
30
�
2. Perencanaan Tindakan
Penyusunan perencanaan tindakan dipacu dari hasil dialog awal
yang telah dilakukan yaitu fokus permasalahan dalam proses
pembelajaran. Dalam dialog awal telah terindentifikasi permasalahan
dalam pembelajaran matematika terutama keaktifan belajar siswa. Kerja
sama kolaboratif antara guru dan peneliti menyusun langkah-langkah dan
cara untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses
pembelajaran matematika.
Berdasarkan kesepakatan kolaborasi, maka tindak pembelajaran
yang dilakukan adalah :
a. Putaran I
Perencanaan tindakan kelas putaran 1 dilaksanakan pada hari
Kamis 13 Mei 2010. Pembelajaran yang direncanakan pada putaran I
yaitu dengan menggunakan metode concept mapping yaitu guru
menciptakan suasana kondusif, menyenangkan, menghubungkan
materi yang akan diajarkan dengan apa yang sudah diketahui siswa
atau yang pernah dilakukan siswa, memberikan gambaran besar
tentang materi yang akan dipelajari, memberitahu kepada siswa
tentang tujuan apa yang akan diperoleh, pemasukan informasi,
melakukan aktivasi, demonstrasi, ulangi dan jangkarkan.
Ulangi dan jangkarkan yang di maksud disini adalah
melakukan pengulangan dan penjangkaran pada akhir sesi dan
sekaligus membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari. Materi
31
�
yang akan di bahas yaitu pengertian kubus dan balok, memberikan
contoh nyata yang ada di sekitar lingkungan siswa sehingga siswa
dapat memahami materi secara menyeluruh.
Sebagai pemantapan guru memberikan soal-soal untuk latihan,
dalam kesempatan ini guru berkeliling memantau untuk membimbing
siswa yang belum bisa atau yang mendapat kesulitan. Setelah selesai
mengerjakan soal di depan kelas kemudian siswa yang maju tersebut
diharapkan dapat dapat menjelaskan maka siswa yang di belakang
dapat membantu, jika masih belum bisa menjelaskan maka guru
memberikan penjelasan. Sebagai penutup, guru menyampaikan poin-
poin utama dari materi yang telah dijelaskan kemudian memberikan
pekerjaan rumah.
b. Putaran II
Perencanaan tindakan kelas putran II dilaksanakan pada hari
Jum’at 14 Mei 2010. Tindakan ini diambil sama dengan putaran I yang
sudah direvisi. Dengan kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan
membahas pekerjaan rumah yang diberikan pada pertemuan
sebelumnya dengan meminta siswa untuk mengerjakan di depan kelas
serta menjelaskannya dengan tujuan agar siswa yang lain paham
tentang perbedaan jawaban dan kesalahan. Pada putaran II ini guru
menjelaskan materi selanjutnya yaitu tentang cara menghitung panjang
diagonal sisi dan diagonal bidang kubus dan balok. Setelah itu siswa
diberikan latihan soal yang berkaitan dengan materi tersebut.
32
�
Dengan memperbanyak latihan soal-soal maka diharapkan
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika.
Siswa akan termotivasi untuk mengerjakan soal latihan, di depan kelas,
dan siswa akan menemukan soal-soal yang ditanyakan. Kemudian
guru memberikan poin-poin utama kemudian meminta siswa untuk
merangkum materi yang sudah dipelajari dan memberi pekerjaan
rumah.
c. Putaran III
Perencanaan tindakan kelas putaran III dilaksanakan pada hari
Senin 17 Mei 2010. langkah-langkah pembelajaran sama seperti yang
dilakukan seperti pada dua putaran sebelumnya. Guru membuka
pelajaran dengan membahas pekerjaan rumah dengan meminta siswa
untuk mengerjakan tugas rumah tersebut di depan kelas dan
menjelaskan agar siswa yang lain paham apa yang dikerjakan di depan
kelas dan tahu letak kesalahan. kemudian guru menjelaskan materi
selanjutnya yaitu luas permukaan dan volume kubus dan balok.
3. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan tindak lanjut dari recana tindakan
yang sudah dirancang sebelumnya. Namun, dalam pelaksanaan tindakan
tidak sepenuhnya berpacu pada rencana tindakan yang sudah disusun
sebelumnya. Karena dalam pelaksanaan yang sesungguhnya belum tentu
sesuai dengan rencana yang sudah dirancang sebelunya. Oleh karena itu,
33
�
recana tindakan hanya bersifat fleksibel yang dapat diubah setiap saat
menyesuaikan kondisi nyata yang dihadapi.
Pelaksana tindakan adalah peneliti yang bertindak sebagai guru
matematika yang lansung mengamati kondisi fakta yang berkaitan dengan
fokus dalam kelas. Dalam tindakan ini memuat pembaharuan atau inovasi
pembelajaran untuk melihat hasil dari penggunaan metode concept
mapping dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VIII E di SMP
Negeri 2 Gondangrejo.
4. Observasi
Observasi adalah upaya merekam segala sesuatu peristiwa dan
kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Pengamatan ini harus bersifat fleksibel dan terbuka untuk merekam dan
mencatat hal-hal yang tidak direncanakan. Dalam observasi inilah dapat
dilihat, apakah rencana awal yang disusun sesuai dengan kondisi yang
sesungguhnya dan adakah penyimpangan terhadap rencana tersebut. Maka
flesibilitas dari rencana tindakan memang mutlak untuk menghindari
penyimpagan tindakan yang akan menyebabkan tidak maksimal dalam
pencapaian tujuan awal.
5. Refleksi
Refleksi merupakan upaya untuk mengkaji atau menelaah apa
yang telah atau belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal tersebut
terjadi demikian dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya untuk
menghasilkan perbaikan. Hasil dari refleksi tersebut digunakan untuk
34
�
menetapkan tujuan lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian.
Maka dapat disimpulkan refleksi merupakan pengkajian keberhasilan atau
kegagalan pencapaian tujuan sementara.
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah lanjut setelah dilaksanakannya
refleksi. Tujuan diadakan evaluasi adalah untuk mengkaji atau menelaah
hasil perencanaan, observasi dan refleksi pada setiap pelaksanaan
penelitian. Evaluasi yang dilakukan mencakup evaluasi tindakan, evaluasi
hasil, evaluasi penggunaan strategi atau metode concept mapping, evaluasi
keadaan siswa dan evaluasi lingkungan kelas. Evaluasi diarahkan pada
penemuan bukti-bukti dari peningkatan keakatifan siswa dalam
pembelajaran matematika yang terjadi setelah dilaksanakan serangkaian
tindakan.
Hasil evaluasi diharapkan dapat memberi gambaran keberhasilan
tindakan yang telah dilakukan serta dapat mengetahui sejauh mana tujuan
penelitian yang telah dicapai. Tindakan dinyatakan berhasil bila setelah
dilakukan tindakan terjadi perubahan perilaku positif lebih baik dari
sebelumnya. Jika perilaku belajar tidak berbeda bahkan lebih buruk, maka
tindakan dinyatakan belum berhasil.
35
�
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan
data-data yang dibutuhkan dan dapat diolah menjadi suatu data yang dapat
disajikan sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Dalam
penelitia ini metode pengumpulan data dibedakan menjadi metode pokok dan
metode bantu:
1. Metode Pokok
a. Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara
menggadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematis (Suharsimi arikunto,2006:30). Kegiatan obsevasi dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perilaku tindakan
belajar matematika siswa yaitu peningkatan keaktifan belajar
matematika siswa. Guru matematika dan peneliti melaksanakan
kegiatan observasi sesuai dengan pedoman observasi yang telah
ditetapkan.
b. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok. Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang
tingkat hasil belajar matematika siswa sebelum penelitian, selama
penelitian, dan setelah penelitian dilaksanakan. Perangkat tes yaitu tes
36
�
uraian dengan altenatif jawaban, jawaban yang benar diberi skor dan
yang salah diberi skor nol.
2. Metode Bantu
Metode bantu dalam penelitian ini berupa catatan lapangan dan
dokumentasi.
a. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah beberapa catatan yng diperoleh
peneliti mengenai hasil pengamatan pada saat penelitian untuk
mendapatkan data yang sedetail mungkin, sehingga proses penelitian
dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam setiap tindakan–
tindakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Catatan
lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,
dialami dan difikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi
terhadap data dalam penelitian.
Model catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model catatan pengamatan. Dalam hal ini catatan lapangan
digunakan untuk mencatat kejadian–kejadian penting yang muncul
pada saat pembelajaran matematika berlangsung.
b. Dokumentasi
Dokumentasi ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi: nama, buku–buku relevan, peralatan-
peralatan, serta foto rekaman proses tindakan kelas.
37
�
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian tindakan kelas ini disusun dan dikembangkan
oleh peneliti (obsever) bersama guru matematika dengan menjaga validitas
isi. Berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan, penelitian ini menggunakan
observasi berbentuk partisipatif penuh. Observasi partisipatif penuh adalah
pengamatan yang dilakukan dimana observer selalu mengambil bagian dengan
melibatkam diri didalamnya dari serangkaian proses tanpa membedakan
kegiatan yang penting dan kurang penting. Bentuk partisipatif penuh
digunakan untuk mengamati tingkah laku siswa secara langsung, saat kegiatan
pembelajaran di dalam kelas dan menilai hasil belajar siswa.
Pedoman observasi dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian
yaitu: observasi mengajar yang disesuaikan dengan rencana pembelajaran,
obsevasi belajar yang berkaitan dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran
matematika, dan keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindakan
mengajar maupun tindakan belajar yang belum tercapai. Dapat disimpulkan
bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam ataupun sosial yang diamati. Dalam pengumpulan data
digunakan beberapa instrumen yaitu : catatan lapangan, observasi dan tes.
G. Validitas Data
Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan
dan dicatat maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk
mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Dalam penelitian ini
38
�
validitas yang akan digunakan adalah teknik triangulasi. Triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data tersebut (Moleong, 2009:78). Menurut Denzin (Moleong, 2009: 330)
membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi penyidik, yaitu
dengan jalam memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan
pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Dalam penelitian ini, pengamat
atau peneliti lain adalah guru matematika kelas VIII SMP Negeri 2
Gondangrejo.
H. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini data dianalisis sejak tindakan pembelajaran
dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai proses
penyusunan laporan. Analisis data yang digunakan dengan metode alur yang
meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data
adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhaan dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan. Kegiatan ini
dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajad kepercayaan yang tinggi
dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi. Penyajian data
dapat dilakukan dalam bentuk tabel maupun grafik. Penyajian data dilakukan
39
�
dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh
derajat kepercayaan yang tinggi. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan
memperhatikan hasil data yang telah mengalami reduksi. Tingkat keaktifan
peserta didik diamati berdasarkan indikator pencapaian yang telah
ditetapkan. Pengamatan ini dilakukan pada setiap putaran kegiatan
pembelajaran. Jika seluruh indikator terpenuhi hingga putaran terakhir
maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan peserta didik melalui metode
concept mapping mengalami peningkatan.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Tempat Penelitian
Sekolah yang dipilih menjadi tempat penelitian adalah SMP Negeri 2
Gondangrejo. Alamat lengkap SMP Negeri 2 Gondangrejo berada di
Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo dan Kabupaten Karanganyar. Letak dari
sekolah ini memang agak jauh dari perkotaan namun jika dilihat dari sarana
maupun prasarana sudah baik.
SMP Negeri 2 Gondangrejo memiliki luas tanah 8000 2m dan luas
bangunan 3983 2m yang meliputi ruang kelas 15 ruangan, 1 ruang
laboratorium, 1 ruang komputer, ruang seni, mushola, ruang tata usaha ( TU ),
ruang perpustakaan, ruang guru dan ruang kepala sekolah. Kondisi dari
seluruh bangunan dalam keadaan baik namun, ada sebagaian dari ruangan
tersebut mengalami kerusakan kecil. Selain bangunan gedung sekolah ini juga
memiliki halaman cukup luas yang dapat dipergunakan berbagai kegiatan
seperti kegiatan upacara, kegiatan olahraga dan kegiatan ekstra lainya. Seluruh
bangunan sudah tertata dengan baik yang dihiasi taman-taman yang berada
didepan ruang kelas maupun dihalaman depan sekolah.
Jumlah siswa SMP Negeri 2 Gondangrejo tahun ajaran 2009/2010
adalah 442 siswa yang terdiri 161 siswa kelas VII, 148 siswa kelas VIII dan
133 siswa kelas IX yang terbagi masing-masing ke dalam 5 kelas. Sekolah ini
41
�
mempunyai tenaga pengajar atau pembina sebanyak 36 orang yang mencakup
seluruh mata pelajaran dan 10 sebagai staf tata uasaha. Kebanyakan siswa
berasal dari sekitar sekolah tersebut. Hal ini dikarenakan lokasi yang kurang
strategis dan agak jauh dari perkotaan.
Lingkungan belajar SMP Negeri 2 Gondangrejo cukup nyaman karena
terletak disekitar persawahan dan tidak terletak dijalan besar sehingga udara
masih sangat segar dan tidak terganggu bisingnya suara kendaraan bermotor.
Keadaan ini sangat mendukung terjadinya suasana kondusif dalam belajar
serta siswa bisa berkonsentrasi dalam mengikiti pelajaran.
B. Deskripsi Data
1. Kegiatan Awal
Tindakan yang disepakati untuk mengidentifikasi masalah adalah
diskusi antara guru kelas, kepala sekolah, dan peneliti. Dalam hal ini
sudah dilakukan pada waktu dialog awal. Masalah yang perlu segera
diatasi dalam tindakan penelitian ini adalah rendahnya keaktifan belajar
siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu dilaksanakan
pembelajaran matematika dengan menggunakan suatu strategi atau metode
pembelajaran yang baru untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa.
Analisis kolaboratif menyimpulkan akar permasalahan rendahnya
keaktifan belajar siswa adalah sebagai berikut: a) kebosanan siswa,
anggapan siswa matematika suatu mata pelajaran yang sulit,
42
�
b) teknik pembelajaran kurang inovatif c) rendahnya penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran matematika.
Penggunaan metode pembelajaran yang baru merupakan suatu
usaha untuk mengatasi atau paling tidak mengurangi permasalahan yang
ada. Salah satu metode yang dapat diggunakan yaitu dengan metode
concept mapping. Dengan metode concept mapping diharapkan akan
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menumbuhkan
semangat belajar siswa dan meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran. Keaktifan belajar disini dilihat dari empat macam aspek
indikator yaitu aktif mengajukan pertanyaan, mengerjakan soal-soal
latihan, mengerjakan soal-soal di depan kelas dan menjawab pertanyaan.
Berdasarkan hasil observasi dan dialog awal dengan guru mitra
diperoleh beberapa keterangan atau gambaran bahwa dari sejumlah 30
siswa yang mengajukan pertanyaan hanya sebanyak 5 siswa (16.7%),
siswa yang mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 5 siswa
(16.7%), siswa yang mengerjakan soal-soal latihan 9 (30%), siswa yang
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru sebanyak 6 siswa (20%).
2. Putaran I
a. Perencanaan Tindakan Kelas Putaran I
Perencanaan tindakan kelas putaran I dilaksanakan sesuai
dengan pedoman Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selama 2
jam pelajaran ( 90 menit ), dengan materi ajar yang disampaikan yaitu
43
�
pengertian kubus dan balok serta mengenalkan diagonal bidang
maupun diagonal ruang.
b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran I
Pada tindakan putaran I dilaksanakan hari kamis pada tanggal
13 Mei 2010 mulai pukul 07.00 sampai dengan 08.20 WIB. Pada
putaran ini pemberi tindakan adalah peneliti sebagai guru matematika
sedangkan penerima tindakan adalah seluruh siswa kelas VIII-E yang
berjumlah 30 siswa. Sesuai dengan hasil dialog awal materi yang
digunakan adalah mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk, diagonal
bidang, bidang diagonal, serta diagonal ruang kubus dan balok.
Selama proses pembelajaran peneliti juga melakukan observasi
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disepakati bersama
(lembar observasi terlampir). Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan
proses refleksi, evaluasi, dan revisi. Dengan lembar observasi dan
catatan lapangan yang tersedia peneliti mencatat hasil-hasil proses
pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan refleksi.
a. Hasil Tindakan Kelas Putaran I
1) Tindakan Mengajar
Proses pembelajaran dimulai dengan salam dan
menanyakan adakah tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan
pada pertemuan sebelumnya. Sebelum materi selanjutnya
diberikan, guru menyampaikan tentang pembelajaran
menggunakan metode concept mapping. Kemudian guru
44
�
menjelaskan materi yang akan dibahas selanjutnya dengan metode
yang telah diterangkan sebelumnya. Pembelajaran dilaksanakan
dengan menggunakan metode concept mpping ditekankan untuk
meningkatkan keaktifan siswa dla belajar.
Guru mulai menjelaskan materi pembelajaran tentang
mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang, bidang
diagonal, serta diagonal ruang kubus dan balok dengan
menggunakan contoh real (nyata) yang ada di sekitar siswa agar
siswa dapat memahami materi dengan mudah misalnya dengan
memberi contoh bentuk ruang kelas atau meja. Kemudian meminta
siswa untuk menyimpulkan materi yang sudah dipelajari dalam
bentuk peta konsep sesui dengan kemauan siswa pada lembar
kertas serta meminta siswa untuk mempresentasikan di depan
kelas. Setelah siswa mempresentasikan, guru dan siswa kembali
menyimpulkan hal-hal yang sekiranya tidak perlu ditulis dalam
peta konsep materi yang sudah dipelajari. Memberikan kesempatan
pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum di mengerti.
Pada saat siswa menyelesaikan soal, guru mengelilingi kelas untuk
melihat pekerjaan siswa dan membimbing siswa bila masih ada
yang binggung. Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan
soal-soal latihan. Setelah siswa selesai mengerjakan soal latihan
guru menyuruh siswa mengumpulkan hasil pekerjaan mereka.
Kemudian dengan melihat hasil pekerjaan siswa yang berbeda
45
�
maka guru meminta siswa mengerjakan soal didepan kelas dan
meminta siswa menjelaskannya. Dengan demikian siswa dapat
mengetahui kenapa jawaban bisa berbeda dan mengetahui letak
kesalahannya. Terakhir guru memberikan soal latihan mandiri.
Soal ini dikerjakan secara mandiri, dimana hasilnya akan dijadikan
untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami
materi ajar yang diberikan pada tindakan I.
Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa membuat
kesimpulan tentang materi yang baru saja dipelajari. Untuk lebih
memantapkan materi dan agar siswa tetap belajar maka guru
memberikan pekerjaan rumah atau PR.
2) Tindakan Belajar
Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan tertib, hal ini
terlihat dari kondisi kelas yang tenang. Beberapa siswa tampak
mendominasi untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Pada putaran I ini siswa yang aktif
mengajukan pertanyaan sebanyak 7 siswa, siswa yang aktif
mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 8 siswa,
siswa yang menjawab pertanyaan 7 siswa dan siswa yang aktif
menyelesaikan soal-soal latihan 10 siswa.
b. Refleksi Putaran I
Perenungan, penelaahan atau refleksi terhadap tindakan kelas
putaran I dilaksanakan pada hari kamis tanggal 13 Mei 2010. Kegiatan
46
�
refleksi ini mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas putaran I.
Berdasarkan hasil kolaborasi diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat
sebagai masalah untuk perbaikan pada putaran II yaitu siswa masih
belum aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari ketidak
aktifan siswa dalam proses pembelajaran dan kebanyakan siswa masih
malas untuk bertanya, mengerjakan latihan soal, mengemukakan
pendapat atau ide, menjawab pertanyaan.
c. Evaluasi Putaran I
Berdasarkan hasil refleksi diatas dapat dikatakan bahwa
kegiatan yang dilakukan pada tindakan putaran I dalam pembelajaran
belum mengalami peningkatan yang berarti, hal ini terlihat dari adanya
beberapa siswa yang mendominasi untuk bertanya maupun menjawab
sehingga hal ini menunjukkan semangat belajar belum muncul pada
semua siswa.
Pada putaran I berdasarkan hasil catatan lapangan didapatkan
bahwa siswa yang aktif mengajukan pertanyaan sebanyak 7 siswa
(23.3%), siswa yang mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas
sebanyak 8 siswa (26.7%), siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak
7 siswa (23.3%), dan siswa yang aktif mengerjakan soal-soal latihan
10 siswa (33.3%).
Kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan tindakan yang
telah dilakukan pada putaran I ini masih perlu diadakan perbaikan pada
putaran selanjutnya karena hasil yang dicapai belum memuaskan.
47
�
Rencana tindakan I perlu direvisi, dan hasilnya akan digunakan
sebagai acuhan dalam pelaksanaan tindakan putaran II. Revisi yang
disepakati oleh peneliti dan mitra kolaborasi adalah dalam pertemuan
berikutnya guru perlu mengoptimalkan pemberian motivasi kepada
siswa pentingnya pendidikan dan memberikan contoh berdsarkan
pengalaman kesuksesan berawal dari pendidikan untuk meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran
3. Putaran II
a. Perencanaan Tindakan Kelas putaran II
Berdasarkan hasil kolaborasi, rencana yang disusun untuk
putaran II ini adalah guru akan lebih mengoptimalkan pemberian
motivasi kepada siswa tentang pentingnya memahami materi
matematika sejak dari awal karena sifat matematika yang hierarki atau
berkelanjutan untuk meningkatkan keaktifan siswa terhadap
pembelajaran. Siswa diberi motivasi sebelum, selama dan sesudah
pelajaran dengan harapan siswa yang aktif bertanya, mengerjakan soal
di depan kelas, aktif mengerjakan soal latihan dan menjawab
pertanyaan dari guru.
b. Pelaksanaan Tindakan Kelas putaran II
Tindakan putaran II dilaksanakan hari jum’at pada tanggal 14
Mei 2010 mulai pukul 06.50 sampai dengan 08.00 WIB. Pada putaran
ini pemberi tindakan adalah peneliti sebagai guru matematika
sedangkan penerima tindakan ini adalah siswa kelas VIII-E sebanyak
48
�
30 siswa. Materi ajar pada tindakan kedua ini adalah menghitung
panjang diagonal bidang, diagonal ruang bangun ruang kubus dan
balok.
Selama pembelajaran peneliti sebagi guru matematika
sekaligus sebagai observer yang melakukan observasi dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disepakati bersama (lembar
observasi terlampir). Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan refleksi,
evaluasi dan revisi. Dengan lembar observasi yang tersedia peneliti
mencatat hasil-hasil proses pembelajaran yang akan digunakan sebagai
bahan refleksi.
c. Hasil Tindakan Kelas Putaran II
1) Tindakan Mengajar
Pada awal pembelajaran guru menanyakan tentang PR yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya dan membahas bersama-
sama. Setelah selesai, guru memberikan gambaran umum materi
ajar selanjutnya yakni perhitungan panjang diagonal bidang dan
diagonal ruang serta memberi gambaran kegiatan yang akan
dilakukan. Sebelum memulai pelajaran guru memberikan motivasi
kepada siswa agar bersemangat dalam mengerjakan tugas atau
pekerjaan rumah. Setelah dirasa siswa sudah bersemangat
mengikuti pelajaran guru menyampaikan pokok bahasan materi
selanjutnya. Kemudian guru meminta siswa untuk menjelaskan
kembali materi yang sudah disampaikan dengan bahasanya sendiri
49
�
dihadapan siswa yang lain. Memberi kesempatan pada teman yang
lain untuk menanggapi presentasi yang sudah disampaikan dan
menjawab pertanyaan bila ada.
Setelah dirasa cukup, guru memberikan rangkuman materi
dan kesimpulan. Guru memuji para siswa karena terlihat lebih aktif
dalam belajar. Kemudian guru memberikan soal-soal latihan
mandiri. soal ini dikerjakan secara mandiri, dimana hasilnya akan
dijadikan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam
memahami materi ajar yang diberikan pada tidakan kelas putaran
II. Pertemuan ditutup oleh guru dengan salam dengan memberikan
soal sebagai PR yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
2) Tindakan Belajar
Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan tertib, hal ini
terlihat dari kondisi kelas yang tenang. Dominasi beberapa siswa
sudah tidak begitu nampak karena beberapa siswa yang mulai aktif
untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru. Pada putaran II ini siswa yang aktif mengajukan pertanyaan
sebanyak 10 siswa, siswa yang aktif mengerjakan soal-soal latihan
sebanyak 17 siswa, siswa yang aktif menjawab pertanyaan
sebanyak 11 siswa, dan siswa yang aktif mengerjakan soal di
depan kelas 12 siswa.
50
�
d. Refleksi Putaran II
Perenungan, penelaahan atau refleksi terhadap hasil tindakan
kelas putaran II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 15 Mei 2010.
Kegiatan refleksi ini mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas
putaran II. Berdasarkan hasil kolaborasi diperoleh beberapa hal yang
dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada putaran III yaitu
siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan melalui motivasi semangat
siswa terlihat meningkat.
e. Evaluasi Putaran II
Berdasarkan hasil refleksi diatas dapat disimpulkan bahwa
kegiatan yang dilakukan pada tindakan kelas putaran II dalam
pembelajaran mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari banyak
siswa yang bertanya, menjawab pertanyaan maupun banyak siswa
yang aktif mengerjakan soal di depan kelas sudah meningkat dari
pertemuan sebelumnya tetapi masih belum memuaskan.
Pada putaran II ini tercatat keaktifan siswa dalam pembelajaran
meningkat dari putaran sebelumnya, ini terlihat dari data yang di dapat
dari catatan lapangan menunjukkan siswa yang aktif mengajukan
pertanyaan sebanyak 10 siswa (33.3%), siswa yang aktif mengerjakan
soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 12 siswa (40%), siswa yang
aktif menjawab pertanyaan sebanyak 11 siswa (36,7%), dan siswa
yabg aktif mengerjakan soal-soal latihan sebanyak 17 siswa (56,7%).
51
�
Melihat hasil diatas maka rencana tindakan II perlu direvisi,dan
hasilnya akan di gunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan
putaran III. Revisi yang di sepakati oleh peneliti dan mitra kolaborasi
adalah perhatian, bimbingan dan motivasi yang di berikan guru
terhadap siswa perlu ditambah serta pemberian reward atau
penghargaan yang berupa pemberian nilai tambah bagi siswa yang
mau aktif dalam mengikuti pelajaran.
4. Putaran III
a. Perencanaan Tindakan Kelas Putaran III
Berdasarkan hasil kolaborasi, rencana yang di susun untuk
putaran III ini adalah sebagai berikut: 1) perhatian, bimbingan dan
motivasi yang diberikan guru terhadap siswa perlu ditambah. Dalam
perhatian dan bimbingan ini berfungsi untuk mendekatkan diri guru
dengan siswa serta mengetahui bagaimana keinginan siswa dalam
belajar yang membuat siswa senang untuk belajar. 2) guru memberikan
reward yaitu berupa nilai tambah bagai siswa yang mau aktif dalam
mengikuti pelajaran. Dengan dua hal tersebut diharapkan keaktifan
siswa akan lebih meningkat dari pada putaran yang II.
b. Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran III
Pada tindakan kelas putaran III dilaksanakan senin pada
tanggal 17 Mei 2010 mulai pukul 11.35 yang dipotong waktu istirahat
25 menit dan dilanjutkan sampai dengan jam 13.00 WIB. Pada putaran
ini pemberi tindakan adalah peneliti sekaligus guru matematika
52
�
sedangkan penerima tindakan adalah siswa kelas VIII-E sebanyak 30
siswa. Materi ajar pada tindakan ketiga ini adalah menghitung luas dan
volume bangun ruang kubus dan balok.
Selama guru melakukan proses pembelajaran peneliti
melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang
telah disepakati bersama (lembar observasi terlampir). Kegiatan
tersebut dilanjutkan dengan proses refleksi, evaluasi dan revisi.
Dengan lembar observasi yang tersedia peneliti mencatat hasil–hasil
proses pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan refleksi.
c. Hasil Tindakan Kelas Putaran III
1) Tindakan Mengajar
Pada awal pembelajaran guru memberikan gambaran umum
materi ajar dan juga gambaran kegiatan yang akan dilakukan.
Sebelum memulai pelajaran guru memberikan motivasi kepada
siswa agar bersemangat dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan
rumah. Kegiatan selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya seputar PR pada pertemuan sebelumnya.
Setelah selesai membahas PR guru melanjutkan dengan membahas
materi yang selanjutnya yaitu menghitung luas dan volume bangun
ruang kubus dan balok. Kemudian guru meminta siswa untuk
meringkas kembali materi yang sudah disampaikan tadi dengan
bahasanya sendiri. Setelah selesai, guru memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya tentang materi yang belum di mengerti dan
53
�
memberikan juga kesempatan pada teman yang lain untuk
menjawab pertanyaan sehinga terjadi diskusi yang akan
menimbulkan keaktifan dalam belajar. Kemudian guru
memberikan soal latihan pada siswa dan memberi waktu untuk
menyelesaikannya. Setelah selesai guru meminta pekerjaan siswa
untuk dikumpulkan dan meminta siswa untuk mengerjakan dengan
imbalan nilai akan ditambah walaupun jawaban salah. Siswa
terlihat sangat aktif mengikuti proses pembelajaran. Setelah dirasa
cukup, pada 20 menit akhir pembelajaran guru memberikan tes
putaran akhir untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi
pembelajaran.
2) Tindakan Belajar
Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan tertib, hal ini
terlihat dari kondisi kelas yang tenang. Siswa terlihat aktif dalam
proses pembelajaran, antusias siswa untuk bertanya, tampil di
depan kelas untuk mengerjakan maupun menjelaskan hasil kerja
mereka, menjawab pertanyaan, serta menyangah ide teman. Pada
putaran III ini siswa yang aktif mengajukan pertanyaan sebanyak
19 siswa, siswa yang aktif mangerjakan soal-soal latihan di depan
kelas sebanyak 20 siswa, siswa yang aktif menjawab pertanyaan
sebanyak 21 siswa, dan siswa yang aktif mengerjakan soal-soal
latihan sebanyak 22 siswa.
54
�
d. Refleksi Putaran III
Refleksi tindakan kelas putaran III dilaksanakan pada hari
selasa tanggal 18 Mei 2010. Berdasarkan hasil kolaborasi yang telah di
lakukan antara guru mitra dan peneliti menyepakati bahwa pada
putaran III ini keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat dari
putaran sebelumnya. Tindakan berjalan sesuai dengan yang sudah
direncanakan. Langkah–langkah yang diambil guru berhasil
meningkatkan keaktifan siswa. Indikator- indikator yang peneliti buat
mengalami peningkatan.
e. Evaluasi Putaran III
Berdasarkan hasil refleksi putaran III maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran sudah mengalami
peningkatan yang mendukung keaktifan siswa. Data yang didapat dari
catatan lapangan menunjukan siswa yang aktif mengajukan
pertanyaaan sebanyak 18 siswa (60%), siswa yang aktif mangerjakan
soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 20 siswa (66,7%), siswa
yang aktif menjawab pertanyaaan sebanyak 21 siswa (70%), dan siswa
yang aktif mengerjakan soal-soal latihan sebanyak 22 siswa (73,3%).
Data-data yang diperoleh mengenai keaktifan belajar siswa
kelas VIII-E dalam pembelajaran matematika dari sebelum tindakan
55
�
kelas sampai dengan tindakan kelas putaran III dapat disajikan dalam
tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Peningkatan Data Hasil Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Matematika
&�� Indikator
Keaktifan Belajar Siswa
Sebelum tindakan
Putaran I Putaran II Putaran III
� Aktif mengajukan pertanyaan.
5 siswa
(16,7%)
7 siswa
(23.3%)
10 siswa
(33.3%)
18 siswa
(60%)
�� Aktif mengerjakan soal-soal di depan kelas.
5 siswa
(16,7%)
8 siswa
(26.7%)
12 siswa
(40%),
20 siswa
(66,7%)
�� Aktif mengerjakan soal latihan
9 siswa
(30%)
10 siswa
(33.3%)
17 siswa
(56,7%)
22 siswa
(73,3%)
'� Aktif menjawab pertanyaan.
6 siswa
(20%)
7 siswa
(23.3%)
11 siswa
(36,7%)
21 siswa
(70%)
56
�
Adapun grafik peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran
matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas putaran III dapat
digambarkan sebagai berikut:��
�� ��������� �������� � � �
(
)
(
)
�(
�)
�(
*������
%+����+
,� ���+�- ,� ���+�-- ,� ���+�---
���� �����
. �+/�0���+�,�� �+1��+
. �+/��0���+�*�����%
���+�2����
�� %3�. �+/��0���+�*���
�� %4�+�
. �+0�5 ���,�� �+1��+
����
Gambar 4.1
Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika
Melalui Metode concept mapping
Keaktifan belajar siswa merupakan salah faktor utama keberhasilan
siswa dalam pembelajaran. Data tentang keaktifan siswa dalam penelitian
57
�
ini diperoleh dari tes putaran. Pada penelitian ini keaktifan siswa
mengalami peningkatan dari setiap putaran.
Secara terperinci peningkatan keaktifan siswa diuraikan sebagai
berikut :
1) Sebelum tindakan kelas
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas VIII-E
sebelum adanya tindakan kelas guru memberikan pre-test yang
dilaksanakan sebelum penelitian yaitu pada hari selasa tanggal 11
Mei 2010. Setiap siswa telah diberi buku paket dan LKS yang
digunakan sebagai buku pegangan yang diharapkan dapat
membantu siswa dalam belajar.
Data tingkat prestasi diswa diperoleh dari alat ukur
(instrumen) test yang terdiri dari 5 soal uraian dengan waktu 30
menit. Siswa dikatakan berhasil dalam belajar jika mencapai nilai
KKM lebih besar dari 56. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan
diperoleh daya serap kelas terhadap prestasi siswa sebesar 46,7%
(14 siswa) dari keseluruhan siswa yang hadir yaitu 30 siswa.
2) Tindakan kelas putaran I
Pada akhir tindakan kelas putaran I, guru memberikan soal
latihan individu. Soal yang dikerjakan secara mandiri, dimana
hasilnya akan dijadikan untuk mengukur tingkat prestasi belajar
siswa diberikan pada tindakan kelas putaran I. Adapun hasil yang
diperoleh yaitu siswa yang mencapai nilai KKM lebih besar dari
58
�
56 sebesar sebesar 58,6% (17 siswa) dari keseluruhan siswa yang
hadir yaitu 29 siswa.
3) Tindakan kelas putaran II
Pada akhir tindakan kelas putaran II, guru kembali
memberikan soal latihan individu. Soal yang dikerjakan secara
mandiri, dimana hasilnya akan dijadikan untuk mengukur tingkat
prestasi belajar siswa diberikan pada tindakan kelas putaran II.
Adapun hasil yang diperoleh siswa yaitu siswa yang mencapai
nilai KKM lebih besar dari 56 sebesar 65,5% (19 siswa) dari
keseluruhan siswa yang hadir yaitu 29 siswa.
4) Tindakan kelas putaran III
Pada 25 menit akhir tindakan kelas putaran III, guru
memberikan lima soal uraian yang digunakan untuk mengukur
tingkat prestasi belajar siswa sekaligus sebagai test akhir. Soal
yang diberikan langsung dikerjakan. Adapun hasil yang diperoleh
yaitu siswa yang mencapai nilai KKM lebih besar dari 56 sebesar
sebesar 70% (21 siswa) dari keseluruhan siswa yang hadir yaitu 30
siswa.
Data yang diperoleh mengenai prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran matematika melalui metode concept mapping dapat
dilihat pada table 4.2 sebagai berikut :
59
�
Tabel 4.2
Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui
metode concept mapping
Sebelum tindakan
Putaran I Putaran II Putaran III
14 siswa
(46,7%)
17 siswa
(58,6%)
19 siswa
(65,5%)
21 siswa
(70 %)
Adapun grafik peningkatan kekatifan belajar siswa sebagai berikut:
!������ � ��"� ���� ����� # �����
(
)
(
)
�(
�)
�(
*������
%+����+
,� ���+�- ,� ���+�-- ,� ���+�---
���� �����
,�+%+/�� �+
2��� %3�+�����0��
*%�5 �
Gambar 4.2
Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Matematika
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan terhadap permasalahan penelitian maupun hipotesis
tindakan berdasarkan analisis data kualitatif terhadap hasil penelitian yang
60
�
diperoleh dari kerja sama antara peneliti, guru matematika dan kepala sekolah.
Berdasarkan hasil refleksi dari setiap putaran ternyata dapat memberi masukan
bagi guru matematika dalam melakukan perbaikan pengajaran dengan lebih
banyak melibatkan siswa dalam belajar matematika melalui metode concept
mapping.
Perencanaan pembelajaran dengan strategi concept mapping sebagai
strategi pembelajaran yang disajikan dengan gaya mengajar terbuka. Berkaitan
dengan tindak mengajar yang dilakukan guru memberitahukan topik, inti
materi ajar, dan kegiatan yang dilakukan. Guru juga menjelaskan matreri ajar
kapada siswa dan membangun hubungan baik yaitu menjalin rasa simpati dan
saling pengertian. Dalam menyampaikan materi ajar secara sistematis,
komunikatif, dan concept mapping sebagai metode pembelajaran yang dapat
membantu pemahaman siswa serta memicu keaktifan dalam pembelajaran.
Selain itu guru juga terus memberi motivasi yang bisa mendorong semangat
siswa agar selalu aktif dalam pembelajaran yang berdampak pada peningkatan
prestasi belajar. Pembahasan secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pembelajaran matematika dengan metode concept
mapping yang dilaksanakan sebagai upaya peningkatan keaktifan belajar
siswa dalam pembelajaran matematika.
Proses pembelajaran matematika sudah berjalan sesuai dengan
rencana yakni penggunaan metode concept mapping dalam pembelajaran.
Berkaitan dengan tindak mengajar yang dilakukan oleh guru matematika
kelasVIII E adalah selalu memberitahukan tujuan dari pembelajaran, inti
61
�
materi ajar, dan kegiatan yang akan dilakukan, membimbing dan
mengarahkan serta memotivasi siswa agar selalu aktif dalam
menyelesaikan masalah yang muncul dengan baik dan benar dan
menciptakan suasana yang membuat siswa terlibat secara aktif dengan
memberikan soal latihan.
Penyampaian materi dilakukan oleh peneliti yang bertindak
sebagai guru matematika menggunakan metode concept mapping yang
membantu siswa dalam memahami permasalahan dan perencanaan
penyelesaiannya. Dalam proses pembelajaran concept mapping siswa
dibimbing bagaimana cara memahami dan perencanaan menyelesaian
masalah melalui peta konsep. Hal ini dilakukan untuk melatih siswa untuk
terampil menyelesaikan malasah dan membentuk pola pikir siswa sejak
awal tentang pemahaman serta penyelesaian dengan cepat dan tepat.
Melalui metode concept mapping ini juga siswa bisa membentuk suatu
ringkasan materi dalam bentuk peta konsep sesuai bahasa dan tulisan
sendiri sehingga siswa mudah mengingat kembali materi yang sudah
dipelajari.
Tindak mengajar yang dilakukan oleh guru matematika adalah
sebagai berikut :
1. Memberikan motivasi tentang pentingnya memahami materi dari awal.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran sebelum materi disampaikan.
3. Pembelajaran menerapkan concept mapping yaitu menggambarkan
materi dalam bentuk peta konsep yang saling berhunbungan.
62
�
4. Memberikan waktu yang cukup pada siswa untuk menyusun concept
mapping.
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
6. Memberikan bimbingan menyeluruh kepada siswa dan menciptakan
iklim belajar yang menyenangkan.
7. Penyampaian materi sistematis.
8. Memberikan contoh-contoh soal dan latihan-latihan soal pada siswa
untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang telah
disampaikan.
9. Meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal di depan kelas dan
menjelaskan kepada teman-temanya.
10. Membimbing siswa membuat kesimpulan materi sesuiai dengan
bahasa siswa masing-masing.
11. Di akhir pembelajaran selalu mengingatkan siswa untuk mempelajari
materi ajar yang akan disampaikan maupun mengulangi materi ajar
yang telah disampaikan.
Tindak mengajar yang telah disebutkan di atas sebagai kunci
keberhasilan atau memberikan hasil yang memuaskan dan dipandang
memberikan kontribusi yang cukup bagi keberhasilan usaha meningkatkan
keaktifan belajar siswa.
63
�
2. Adakah peningkatan keaktifan belajar siswa selama proses belajar
matematika melalui metode concept mapping.
Dalam putaran pertama belum begitu nampak perubahan
pembelajaran menggunakan metode concept mapping. Hal tersebut
disebabkan siswa masih asing dalam pembelajaran dengan metode concept
mapping selain itu juga siswa masih dalam perkenalan dengan peneliti
yang bertindak sebagai guru matematika maka siswa baru menyesuaikan
diri. Hal ini menyebabkan siswa masih enggan untuk bertanya, belum
berani menjawab pertanyaan dari guru dan masih ragu-ragu untuk
mengerjakan soal di depan kelas. Namun, guru berusaha untuk memotivasi
siswa dan menjadi pembimbing yang menyenangkan agar siswa merasa
nyaman dalam belajar. Pada putaran pertama ini penggunaan metode
concept mapping belum berjalan secara maksimal.
Pada putaran kedua suasana tampak berubah, siswa sudah merasa
nyaman dengan peneliti sebagai guru matematika serta penerapan metode
concept mapping sudah mulai dipahami oleh siswa. Dala putaran ini siswa
sudah tidak ragu-ragu menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan soal di
papan tulis. Siswa yang terlibat aktif mengalami peningkatan dalam
jumlah daripada putaran yang pertama. Namun, peningkatan ini belum
sesuai dengan yang diharapkan sehingga dilakukan pembenahan yaitu
guru lebih memberikan kebebasan dan motivasi yang lebih pada siswa
serta pembrian reward atau pengahargaan berupa nilai tambah bagi siswa
yang terlibat aktif dalam pembelajaran.
64
�
Pada putaran ketiga kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
metode concept mapping membawa perubahan ke arah yang lebih baik,
terdapat peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika.
Keaktifan belajar siwa yang diketahui dari empat indikator yaitu keaktifan
mengajukan pertanyaan, keaktifan mengerjakan soal-soal latihan di depan
kelas, keaktifan mengerjakan soal-soal latihan dan keaktifan menjawab
pertanyaan sudah memenuhi target yang telah direncanakan. Sebelum
dilakukan tindakan indikator-indikator tersebut masih sedikit ditemui pada
saat pembelajaran, hanya siswa tertentu saja yang semangat untuk
bertanya, menjawab, tampil di depan kelas, maupun menjawab pertanyaan
dari guru. Hal ini disebabkan siswa kurang percaya diri hanya yang
percaya diri dan memiliki kemampuan lebih yang mau aktif dalam
kegiatan belajar. Keaktifan belajar siswa mulai meningkat pada tindakan I
dan terus meningkat sampai putaran III. Pembelajaran yang dirancang
dengan metode concept mapping terbukti mampu meningkatkan keaktifan
siswa dalam proses belajar mengajar.
Tindakan putaran I tercatat siswa yang aktif mengajukan
pertanyaan sebanyak 7 siswa (23,3%), aktif mengerjakan soal-soal latihan
di depan kelas sebanyak 8 siswa (26,7%), aktif mengerjakan soal-soal
latihan 10 siswa (33,3%) dan aktif menjawab pertanyaan sebanyak 7
siswa (23,3%). Data menunjukkan bahwa keaktifan siswa terhadap proses
pembelajran belum meningkat secara signifikan. Hal ini disebabkan
65
�
kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru serta siswa masih belum
terbiasa untuk aktif dalam proses pembelajaran.
Putaran II disamping menggunakan strategi genius learning, guru
berusaha memotivasi siswa tentang pentingnaya pemahaman siswa
terhadap materi sejak awal karena sifat matematika yang hierarki atau
berkelanjutan. Hal ini ternyata cukup efektif terbukti dari catatan lapangan
didapatkan siswa yang aktif mengajukan pertanyaan sebanyak 10 siswa
(33.3%), aktif mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas sebanyak 12
siswa (40%), aktif mengerjakan soal-soal latihan 17 siswa (56.7%) dan
aktif menjawab pertanyaan sebanyak 11 siswa (36.7%).
Putaran III keaktifan siswa semakin meningkat hal ini disebabkan
siswa mulai tertarik dengan proses pembelajaran. Pada putaran ini guru
memberikan reward atau nilai tambah bagi siswa yang akatif dalam
kegiatan belajar mengajar. Siswa tidak merasa bosan dengan pembelajaran
seperti sebelum diadakan tindakan. Siswa terlihat bersemangat dan
menikmati proses pembelajaran. Dari catatan lapangan terlihat semua
indikator mengalami peningkatan. Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan
sebanyak 18 siswa (60%), aktif mengerjakan soal-soal latihan di depan
kelas sebanyak 20 siswa (66.7%), aktif mengerjakan soal-soal latihan
sebanyak 22 siswa (73.3%) dan aktif menjawab pertanyaan sebanyak 21
siswa (70 %).
Hipotesis tindakan : “jika pembelajaran matematika melalui metode
concept mapping dilakukan dengan benar dan tepat, maka kekatifan belajar
66
�
siswa dalam bertanya, mengerjakan soal di depan kelas, mengerjakan soal-
soal latihan dan menjawab pertanyaan dapat meningkat”. Tindakan mengajar
melalui metode concept mapping ternyata mendukung hipotesis tindakan.
Tindakan-tindakan guru tersebut memenuhi teori untuk menciptakan kondisi
belajar yang efektif.
�
67
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif
antara peneliti dengan guru matematika dalam pembelajaran matematika
melalui penerapan strategi pembelajaran concept mapping sebagai upaya
peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika dapat
diambil beberapa kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Perbaikan tindak mengajar yang dilakukan oleh guru matematika setelah
dikenai tindakan yaitu, perhatian dan bimbingan guru terhadap siswa
menyeluruh, guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan tidak
mendominasi kegiatan pembelajaran, proses kegiatan pembelajaran
dipusatkan pada siswa dan siswa terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Penerapan metode pembelajaran concept mapping dalam kegiatan
pembelajaran akan menambah variasi dalam kegiatan pembelajaran
sehingga dapat menarik perhatian siswa dan membuat siswa lebih
bersemangat dalam kegiatan pembelajaran, selain itu concept mapping
dapat membantu terciptanya kegiatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa dan mengurangi dominasi guru dalam kegiatan pembelajaran.
68
�
3. Keaktifan belajar siswa meningkat setelah dikenai tindakan. Hal ini dapat
dilihat dari indikator yang diamati dalam penelitian ini yaitu:
a. Adanya peningkatan siswa yang aktif dalam mengajukan pertanyaan
dapat dilihat dari data hasil tindakan kelas. Sebelum tindakan tercatat
siswa yang mengajukan pertanyaan sebanyak 5 siswa (5.41%) dan
setelah tindakan siswa yang aktif mengajukan pertanyaan meningkat
menjadi 18 siswa (60%).
b. Adanya peningkatan siswa yang aktif mengerjakan soal-soal latihan di
depan kelas dapat dilihat dari data hasil tindakan kelas. Sebelum
tindakan tercatat siswa yang aktif mengerjakan soal-soal latihan di
depan kelas sebanyak 5 siswa (16,7%)dan setelah tindakan siswa yang
aktif mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas meningkat menjadi
22 siswa (66,7%).
c. Adanya peningkatan siswa yang aktif dalam mengerjakan soal-soal
latihan dilihat dari data hasil tindakan kelas. Sebelum tindakan tercatat
siswa yang aktif dalam mengemukakan ide atau pendapat sebanyak 9
siswa (30%) dan setelah tindakan siswa yang aktif dalam
mengemukakan ide atau pendapat meningkat menjadi 22 siswa
(73,3%).
d. Adanya peningkatan siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan
dapat dilihat dari data hasil tindakan kelas. Sebelum tindakan tercatat
siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan sebanyak 6 siswa (20%)
69
�
dan setelah tindakan siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan
meningkat menjadi 21 siswa (70%)
B. IMPLIKASI
Kesimpulan butir pertama memberikan implikasi bahwa penerapan
tindakan menghasilkan perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Siswa
terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mendapat perhatian serta
bimbingan yang menyeluruh dari guru.
Kesimpulan butir kedua memberikan implikasi bahwa penerapan
concept mapping dalam kegiatan pembelajaran dapat dapat menarik perhatian
siswa dan membuat siswa lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran.
Selain itu kegiatan pembelajaran dapat berpusat pada siswa.
Kesimpulan butir ketiga memberikan implikasi bahwa penerapan
concept mapping mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini dilihat
dari beberapa aspek yaitu antusias siswa dalam bertanya dan mengerjakan soal
di papan tulis, aktif mengerjakan soal-soal latihan dan menjawab pertanyaan
dari guru. Maka dengan menggunakan metode concept mapping dapat
membantu dalam usaha peningkatan keaktifan belajar matematika siswa.
Suasana belajar yang ditimbulkan dalam pembelajaran lebih menyenangkan
karena siswa menemukan kesenangan sehingga meminimalisasi rasa bosan
dan jenuh dalam belajar matematika.
70
�
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dalam upaya
peningkatan keaktifan belajar siswa dengan penerapan strategi pembelajaran
concept mapping, maka diajukan sejumlah saran sebagai berikut:
1. Kepada kepala sekolah sebagai pemimpin dan penggerak harus terus
memantau jalannya proses pembelajaran dalam kelas sehingga dapat
mengetahui segala permasalahan dan berkolaborasi dengan guru dalam
penyelesaian masalah tersebut.
2. Kepada guru matematika hendaknya terus berinovasi dalam penggunaan
strategi pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa sehingga siswa
merasa nyaman dan mudah memahami materi yang disampaikan. Selain
itu, sebagai guru juga harus memberikan perhatian dan bimbingan secara
menyeluruh terhadap siswa serta berusaha menjadi guru yang dekat
dengan siswa agar peserta didik tidak takut bertanya maupun
mengemukakan pendapat.
3. Kepada siswa hendaknya mampu memberi semangat pada diri sendiri
untuk lebih giat dan aktif dalam belajar, baik di rumah ataupun di sekolah.
Sehingga dapat memperoleh kesuksesan belajar yang diinginkan, terutama
kesuksesan belajar matematika
4. Kepada peneliti selanjutnya, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
peneliti selanjutnya sebagai bahan referensi untuk pengembangan
penelitan yang sejenis agar jauh lebih baik dalam menyelesaikan masalah-
masalah pembelajaran matematika.
�
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2008. Penilaian Tindakan kelas.
Jakarta: Bumi Aksara
Ruriana Riza Ery. 2009. Upaya Peningkatan Aktivitas Siswa Pada Pokok
Bahasan Perbandingan Melalui Pendekatan Realistik. Skripsi. Surakarta:
FKIP UMS (tidak diterbitkan)
Fitrasari Dini. 2007. Upaya Peningkatan Kemandirian dan Keakatifan Siswa
Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Pola Interaktif
Pokok Bahasan Geometri. Skripsi. Surakarta: FKIP UMS (tidak
diterbitkan)
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Rochayatun Anip. (2005). Penerapan Peta Konsep Pada Sub Pokok Bahasan
Persamaan Logaritma Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa. Skripsi.
Surakarta: FKIP UMS (tidak diterbitkan).
Moleong, Lexy. 2009. Metode Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana.
�
�
Samadhi, T.M.A Ari. Pembelajaran Aktif. 2009.
http://eng.unri.ac.id/download/teaching-
improvement/BK2_Teach&Learn_1/ACtive%20Learning_5.PDF T.M.A.
Ari Samadhi. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2009.
�
�
�
�
�
CATATAN OBSERVASI PENDAHULUAN IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN
BELAJAR MATEMATIKA (PTK di Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2 Gondangrejo Tahun
Ajaran2009/2010)
Kelas : VIII E Hari/ tanggal : 11 Mei 2010
Waktu : 08.20 s/d 09.40 Nama Guru : Drs. Joko Sutrisno
A. TINDAK MENGAJAR
1. Guru mengajar dengan metode ceramah.
2. Guru memberikan latihan soal dan PR (Pekerjaan Rumah).
3. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum paham.
B. TINDAK BELAJAR
1. Siswa mendegarkan penjelasan guru, masih ada sebagian siswa
yang kurang memperhatikan pelajaran.
2. Siswa kurang aktif bertanya.
3. Siswa kurang aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4. Siswa masih takut mengerjakan soal-soal di depan kelas.
C. PENARIKAN MAKNA
1. Proses pembelajaran masih didominasi oleh guru karena siswa
masih pasif dalam pembelajaran matematika.
2. Siswa kurang memperhatikan pada pembelajaran matematika
sehingga siswa kurang bersemangat dalam proses pembelajaran
dikelas.
�
�
�
Pengamat
Tri Margono A 410 060 192
Lampiran 1
Guru matematika
Drs. Joko Sutrisno NIP : 196309181985021001
�
�
PEDOMAN OBSERVASI PUTARAN I IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN
BELAJAR MATEMATIKA (PTK di Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2 Gondangrejo Tahun Ajaran2009/2010)
Nama Guru : Drs. Joko Sutrisno
Satuan Pendidikan / Kelas : SMP Negeri 2 Gondangrejo / VIII E
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Ruang Dimensi Tiga Kubus dan Balok
Sub Pokok Bahasan : Pengertian dan Mengenalkan Digonalnya
Hari / Tanggal : Kamis / 13 Mei 2010
Jam Pelajaran ke : 1 : 2 (dari jam 07.00 s/d 08.20)
Jumlah siswa : 30 orang
I. Tindak Mengajar
No Komponen Aspek yang Diamati Ya Tidak
A
1.
2.
PENDAHULUAN
Membahas PR
Memotivasi Siswa
a. PR dibahas dengan
melibatkan siswa secara
aktif.
b. Pekerjaan Rumah (PR)
yang sulit diberi balikan.
c. Memberikan kesempatan
siswa menayakan materi
sebelumnya yang belum
jelas.
a. Memberitahukan tujuan
pembelajaran.
�
� �
�
�
Lampiran 2
�
�
3.
B
1.
2.
Apersepsi
PENGEMBANGAN
Menyampaikan
Materi Ajar
Mengadakan Variasi
b. Memberi gambaran umum
inti materi ajar.
c. Membangkitkan rasa ingin
tahu.
a. Meninjau ulang materi
pelajaran yang lampau dan
membuat materi pengkait.
b. Materi pengkait mendapat
respon siswa melalui tanya
jawab.
a. Materi yang disampaikan
benar, sesuai dengan
kurikulum yang ada.
b. Penyampaian materi ajar
lancar, tidak tersendat-
sendat.
c. Penyampaian materi
sistematis disertai contoh
yang sesuai topik.
d. Penyampaian materi jelas
dan mudah dimengerti oleh
siswa.
a. Menunjukkan sikap
bersahabat dan adil kepada
semua siswa.
b. Menghargai setiap
�
�
�
�
�
� �
�
�
�
�
�
�
�
� �
�
�
3.
4.
C
1.
Menciptakan
Suasana Belajar
Siswa yang Aktif
Memberi Penguatan
PENERAPAN
Metode Concept
Mapping
perbedaan pendapat siswa.
c. Menekankan bagian-bagian
yang penting pada materi
pelajaran.
d. Membantu siswa yang
mendapatkan kesulitan.
a. Memberikan pertanyaan
atas tugas selama
pembelajaran.
b. Memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya.
c. Mendorong siswa untuk
berani mengerjakan soal di
depan kelas.
d. Mendorong siswa untuk
aktif mengerjakan soal-soal
latihan.
a. Memberi perhatian dan
penguatan pada tingkah
laku siswa yang baik
b. Memberi semangat kepada
siswa yang belum berhasil.
c. Menumbuhkan
kepercayaan diri siswa.
a. Guru menyampaikan
materi pokok.
b. Siswa diminta
� �
�
�
�
� �
�
�
�
�
� � � �
�
�
� �
� �
�
�
2.
Latihan Soal
mengemukakan idea tau
gagasan tentang materi.
c. Siswa menggambarkan
konsep-konsep materi yang
saling berhubungan.
d. Siswa diminta merangkum
materi dalam bentuk
konsep-konsep sesuai
dengan kemauan siswa
agar mudah dipahami.
e. Menanamkan pola konsep
dalam berfikir
f. Latihan diarahkan dengan
jelas.
g. Melatih mental para siswa
dalam pembelajaran.
h. Menumbuhkan tanggung
jawab terhadap siswa
dalam pembelajaran.
i. Meningkatkan pemahaman
materi pembelajaran.
j. Meningkatkan daya ingat
siswa.
k. Menumbuhkan inisiatif
siswa dalam belajar.
a. Menumbuhkan
kepercayaan diri.
b. Merespon pertanyaan atau
pendapat siswa.
c. Melatih daya ingat siswa.
� �
�
�
�
�
�
3.
D
1.
2.
Tugas
PENUTUP
Kesimpulan
Tindak Lanjut
d. Mengukur kemampuan
siswa.
e. Meningkatkan kegiatan
siswa
a. Menumbuhkan inisiatif
siswa.
b. Tugas diarahkan dengan
jelas.
c. Menuntut tanggung jawab
setiap siswa.
a. Kesimpulan jelas dan
mencakup inti materi yang
dipelajari.
b. Siswa terlibat aktif dalam
menbuat kesimpulan.
a. Mengevaluasi kemampuan
siswa.
b. Menyarankan agar materi
ajar dipelajari kembali di
rumah.
c. Memberikan tugas individu
di rumah.
�
�
II. Tindak Belajar
Komponen No Indikator
Aspek yang diamati Jumlah
Jumlah
siswa
(%)
1.
Keaktifan siswa
a. Mengajukan pertanyaan.
b. Mengerjakan soal-soal di
depan kelas.
c. Mengerjakan soal-soal
latihan.
d. Menjawab pertanyaan.
7
8
�
10
7
(23.3%)
(26.7%)
(33.3%)
(23.3%)
�
�
III. Keterangan Tambahan
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode concept
mapping belum dapat terlaksana dengan baik. Siswa masih cenderung
pasif dalam pembelajaran dan masih ada siswa yang kurang fokus dalam
mengikuti pelajaran.
Validitas data oleh,
Guru matematika
Peneliti
Drs. Joko Sutrisno Tri Margono
NIP : 196309181985021001 A410060192
�
�
PEDOMAN OBSERVASI PUTARAN II
IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI
UPAYA PENINGKATANKEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA
(PTK di Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2 Gondangrejo Tahun Ajaran2009/2010)
Nama Guru : Drs. Joko Sutrisno
Satuan Pendidikan / Kelas : SMP Negeri 2 Gondangrejo / VIII E
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Ruang Dimensi Tiga Kubus dan Balok
Sub Pokok Bahasan : Menghitung Panjang Diagonal
Hari / Tanggal : Jum’at / 14 Mei 2010
Jam Pelajaran ke : 1 : 2 (dari jam 06.50 s/d 08.00)
Jumlah siswa : 30 orang
I. Tindak Mengajar
No Komponen Aspek yang Diamati Ya Tidak
A
1.
2.
PENDAHULUAN
Membahas PR
Memotivasi Siswa
a. PR dibahas dengan
melibatkan siswa secara
aktif.
b. Pekerjaan Rumah (PR)
yang sulit diberi balikan.
c. Memberikan kesempatan
siswa menayakan materi
sebelumnya yang belum
jelas.
a. Memberitahukan tujuan
pembelajaran.
�
� �
� �
�
Lampiran 3
�
�
3.
B
1.
2.
Apersepsi
PENGEMBANGAN
Menyampaikan
Materi Ajar
Mengadakan Variasi
b. Memberi gambaran umum
inti materi ajar.
c. Membangkitkan rasa ingin
tahu.
d. Membangkitkan semangat
belajar dalam kelas.
a. Meninjau ulang materi
pelajaran yang lampau dan
membuat materi pengkait.
b. Materi pengkait mendapat
respon siswa melalui tanya
jawab.
a. Materi yang disampaikan
benar, sesuai dengan
kurikulum yang ada.
b. Penyampaian materi ajar
lancar, tidak tersendat-
sendat.
c. Penyampaian materi
sistematis disertai contoh
yang sesuai topik.
d. Penyampaian materi jelas
dan mudah dimengerti oleh
siswa.
a. Menunjukkan sikap
bersahabat dan adil kepada
semua siswa.
�
�
�
�
�
� � �
�
�
�
�
� �
�
�
�
�
3.
4.
C
1.
Menciptakan
Suasana Belajar
Siswa yang Aktif
Memberi Penguatan
PENERAPAN
Metode Concept
b. Menghargai setiap
perbedaan pendapat siswa.
c. Menekankan bagian-bagian
yang penting pada materi
pelajaran.
d. Membantu siswa yang
mendapatkan kesulitan.
a. Memberikan pertanyaan
atas tugas selama
pembelajaran.
b. Memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya.
c. Mendorong siswa untuk
berani mengerjakan soal di
depan kelas.
d. Mendorong siswa untuk
aktif mengerjakan soal-soal
latihan.
a. Memberi perhatian dan
penguatan pada tingkah
laku siswa yang baik
b. Memberi semangat kepada
siswa yang belum berhasil.
c. Menumbuhkan
kepercayaan diri siswa.
a. Guru menyampaikan
materi pokok.
�
� � �
�
� � � � �
�
�
� � � � �
� � �
�
�
�
2.
Mapping
Latihan Soal
b. Siswa diminta
mengemukakan idea tau
gagasan tentang materi.
c. Siswa menggambarkan
konsep-konsep materi yang
saling berhubungan.
d. Siswa diminta merangkum
materi dalam bentuk
konsep-konsep sesuai
dengan kemauan siswa
agar mudah dipahami.
e. Menanamkan pola konsep
dalam berfikir
f. Latihan diarahkan dengan
jelas.
g. Melatih mental para siswa
dalam pembelajaran.
h. Menumbuhkan tanggung
jawab terhadap siswa
dalam pembelajaran.
i. Meningkatkan pemahaman
materi pembelajaran.
j. Meningkatkan daya ingat
siswa.
k. Menumbuhkan inisiatif
siswa dalam belajar.
a. Menumbuhkan
kepercayaan diri.
b. Merespon pertanyaan atau
pendapat siswa.
�
�
� � �
�
�
3.
D
1.
2.
Tugas
PENUTUP
Kesimpulan
Tindak Lanjut
c. Melatih daya ingat siswa.
d. Mengukur kemampuan
siswa.
e. Meningkatkan kegiatan
siswa
a. Menumbuhkan inisiatif
siswa.
b. Tugas diarahkan dengan
jelas.
c. Menuntut tanggung jawab
setiap siswa.
a. Kesimpulan jelas dan
mencakup inti materi yang
dipelajari.
b. Siswa terlibat aktif dalam
menbuat kesimpulan.
a. Mengevaluasi kemampuan
siswa.
b. Menyarankan agar materi
ajar dipelajari kembali di
rumah.
c. Memberikan tugas individu
di rumah.
�
�
II. Tindak Belajar
Komponen No Indikator
Aspek yang diamati Jumlah
Jumlah
siswa
(%)
1.
Keaktifan siswa
a. Mengajukan pertanyaan.
b. Mengerjakan soal-soal di
depan kelas.
c. Mengerjakan soal-soal
latihan.
d. Menjawab pertanyaan.
10
12
�
17
11
(33.3%)
(40%)
(56,7%)
(36,7%)
�
�
III. Keterangan Tambahan
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode concept
mapping dapat terlaksana dengan baik. Sudah menunjukan peningkatan
keaktifan belajar matematika daripada putaran pertama.
Validitas data oleh,
Guru matematika
Peneliti
Drs. Joko Sutrisno Tri Margono
NIP : 196309181985021001 A410060192
�
�
�
�
PEDOMAN OBSERVASI PUTARAN III
IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA
(PTK di Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2 Gondangrejo Tahun Ajaran2009/2010)
Nama Guru : Drs. Joko Sutrisno
Satuan Pendidikan / Kelas : SMP Negeri 2 Gondangrejo / VIII E
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Ruang Dimensi Tiga Kubus dan Balok
Sub Pokok Bahasan : Menghitung luas dan volume
Hari / Tanggal : Senin / 17 Mei 2010
Jam Pelajaran ke : 7 : 8 (dari jam 11.35, istirahat s/d 13.00)
Jumlah siswa : 30 orang
I. Tindak Mengajar
No Komponen Aspek yang Diamati Ya Tidak
A
1.
2.
PENDAHULUAN
Membahas PR
Memotivasi Siswa
a. PR dibahas dengan
melibatkan siswa secara
aktif.
b. Pekerjaan Rumah (PR)
yang sulit diberi balikan.
c. Memberikan kesempatan
siswa menayakan materi
sebelumnya yang belum
jelas.
a. Memberitahukan tujuan
pembelajaran.
�
� �
� �
�
Lampiran 4
�
�
3.
B
1.
Apersepsi
PENGEMBANGAN
Menyampaikan
Materi Ajar
b. Memberi gambaran umum
inti materi ajar.
c. Membangkitkan rasa ingin
tahu.
d. Membangkitkan semangat
belajar dalam kelas.
e. Memberikan reward beupa
tambahan nilai bagi siswa
yang aktif.
a. Meninjau ulang materi
pelajaran yang lampau dan
membuat materi pengkait.
b. Materi pengkait mendapat
respon siswa melalui tanya
jawab.
a. Materi yang disampaikan
benar, sesuai dengan
kurikulum yang ada.
b. Penyampaian materi ajar
lancar, tidak tersendat-
sendat.
c. Penyampaian materi
sistematis disertai contoh
yang sesuai topik.
d. Penyampaian materi jelas
dan mudah dimengerti oleh
siswa.
�
�
�
�
�
�
�
� �
� �
�
�
�
�
�
�
�
2.
3.
4.
Mengadakan Variasi
Menciptakan
Suasana Belajar
Siswa yang Aktif
Memberi Penguatan
a. Menunjukkan sikap
bersahabat dan adil kepada
semua siswa.
b. Menghargai setiap
perbedaan pendapat siswa.
c. Menekankan bagian-bagian
yang penting pada materi
pelajaran.
d. Membantu siswa yang
mendapatkan kesulitan.
a. Memberikan pertanyaan
atas tugas selama
pembelajaran.
b. Memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya.
c. Mendorong siswa untuk
berani mengerjakan soal di
depan kelas.
d. Mendorong siswa untuk
aktif mengerjakan soal-soal
latihan.
a. Memberi perhatian dan
penguatan pada tingkah
laku siswa yang baik
b. Memberi semangat kepada
siswa yang belum berhasil.
c. Menumbuhkan
kepercayaan diri siswa.
� �
� � �
�
� � �
�
�
�
� �
� � �
�
�
�
�
�
C
1.
PENERAPAN
Metode Concept
Mapping
a. Guru menyampaikan
materi pokok.
b. Siswa diminta
mengemukakan idea tau
gagasan tentang materi.
c. Siswa menggambarkan
konsep-konsep materi yang
saling berhubungan.
d. Siswa diminta merangkum
materi dalam bentuk
konsep-konsep sesuai
dengan kemauan siswa
agar mudah dipahami.
e. Menanamkan pola konsep
dalam berfikir
f. Latihan diarahkan dengan
jelas.
g. Melatih mental para siswa
dalam pembelajaran.
h. Menumbuhkan tanggung
jawab terhadap siswa
dalam pembelajaran.
i. Meningkatkan pemahaman
materi pembelajaran.
j. Meningkatkan daya ingat
siswa.
k. Menumbuhkan inisiatif
siswa dalam belajar.
�
�
�
�
�
� �
�
�
2.
3.
D
1.
2.
Latihan Soal
Tugas
PENUTUP
Kesimpulan
Tindak Lanjut
a. Menumbuhkan
kepercayaan diri.
b. Merespon pertanyaan atau
pendapat siswa.
c. Melatih daya ingat siswa.
d. Mengukur kemampuan
siswa.
e. Meningkatkan kegiatan
siswa
a. Menumbuhkan inisiatif
siswa.
b. Tugas diarahkan dengan
jelas.
c. Menuntut tanggung jawab
setiap siswa.
a. Kesimpulan jelas dan
mencakup inti materi yang
dipelajari.
b. Siswa terlibat aktif dalam
menbuat kesimpulan.
a. Mengevaluasi kemampuan
siswa.
b. Menyarankan agar materi
ajar dipelajari kembali di
rumah.
c. Memberikan tugas individu
di rumah.
�
�
II. Tindak Belajar
Komponen No Indikator
Aspek yang diamati Jumlah
Jumlah
siswa
(%)
1.
Keaktifan siswa
a. Mengajukan pertanyaan.
b. Mengerjakan soal-soal di
depan kelas.
c. Mengerjakan soal-soal
latihan.
d. Menjawab pertanyaan.
18
20
�
22
21
(60%)
(66,7%)
(73,3%)
(70%)
�
�
III. Keterangan Tambahan
Dalam proses pembelajaran menggunakan metode concept mapping sudah
terlaksana dengan baik dan siswa merespon positif dengan menunjukan
keaktifan belajar dalam proses pembelajaran.
Validitas data oleh,
Guru matematika
Peneliti
Drs. Joko Sutrisno Tri Margono
NIP : 196309181985021001 A410060192
�
�
�
CATATAN LAPANGAN PUTARAN I IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATANKEAKTIFAN
BELAJAR MATEMATIKA (PTK di Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2 Gondangrejo Tahun
Ajaran2009/2010)
Satuan Pendidikan / Kelas : SMP Negeri 2 Gondangrejo / VIII E
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Ruang Dimensi Tiga Kubus dan Balok
Sub Pokok Bahasan : Pengertian dan Mengenalkan Digonalnya
Hari / Tanggal : Kamis / 13 Mei 2010
Jam Pelajaran ke : 1 : 2 (dari jam 07.00 s/d 08.20)
Jumlah siswa hadir : 30 orang
D. TINDAK MENGAJAR
1. Guru membuka pelajaran dengan salam dan meminta ketua kelas untuk
memimpin doa sebelum pelajaran dimulai.
2. Guru menanyakan tugas pada pertemuan sebelumnya dan membahasnya.
3. Guru memberikan gambaran besar tentang materi yang akan dipelajari.
4. Guru memberitahu kepada siswa tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran.
5. Guru menjelaskan materi tentang pengertian bangun ruang kubus dan
balok serta menjelaskan tentang diagonal-diagonalnya.
6. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai materi
yang telah dijelaskan.
7. Guru membantu siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang telah
dipelajari.
8. Guru memberikan soal latihan untuk mengevaluasi seberapa besar
pemahaman siswa.
9. Guru memberikan PR.
Lampiran 5
�
�
E. TINDAK BELAJAR
1. Ada siswa terlihat aktif untuk mengajukan pertanyaan, ide atau pendapat.
2. Siswa menjawab pertanyaan jika ditunjuk oleh guru.
3. Beberapa siswa ikut aktif dalam menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
4. Sebagian siswa ada yang belum paham dengan materi yang diajarkan.
F. PENARIKAN MAKNA
Siswa masih takut untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami
dan mengerjakan soal didepan kelas di karenakan baru mengenal peneliti yang
bertindak sebagai guru matematika. Siswa masih cenderung pasif hanya
sebagian saja yang terlibat aktif dalam pembelajaran.
Guru Matematika Peneliti
Drs.Joko Sutrisno
NIP : 196309181985021001
Tri Margono
NIM : A 410 060 192
�
�
CATATAN LAPANGAN PUTARAN II IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN
BELAJAR MATEMATIKA (PTK di Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2 Gondangrejo Tahun
Ajaran2009/2010)
Satuan Pendidikan / Kelas : SMP Negeri 2 Gondangrejo / VIII E
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Ruang Dimensi Tiga Kubus dan Balok
Sub Pokok Bahasan : Menghitung Panjang Diagonal
Hari / Tanggal : Jum’at / 14 Mei 2010
Jam Pelajaran ke : 1 : 2 (dari jam 06.50 s/d 08.00)
Jumlah siswa hadir : 29 orang
A. TINDAK MENGAJAR
1. Guru membuka pelajaran dengan salam dan meminta ketua kelas untuk
memimpin doa sebelum pelajaran dimulai.
2. Guru menanyakan tugas pada pertemuan sebelumnya dan membahasnya.
3. Guru memberikan gambaran besar tentang materi yang akan dipelajari.
4. Guru memberitahu kepada siswa tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran.
5. Guru menjelaskan materi tentang perhitungan panjang diagonal kubus dan
balok.
6. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai materi
yang telah dijelaskan.
7. Guru membantu siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang telah
dipelajari.
8. Guru memberikan soal latihan untuk mengevaluasi seberapa besar
pemahaman siswa.
9. Guru memberikan PR.
Lampiran 6
�
�
B. TINDAK BELAJAR
1. Siswa sudah merasa nyaman belajar dengan peneliti sebagai guru
matematika.
2. Siswa sudah lebih aktif dalam proses pembelajaran dibandingkan
dengan putaran I namun juga masih ada siswa yang belum aktif.
3. Beberapa siswa sudah aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan,
mengemukakan pendapat, mengerjakan soal latihan ke depan kelas,
mngerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru.
4. Pada akhir pelajaran diberikan post tes.
C. PENARIKAN MAKNA
Siswa sudah biasa belajar dengan peneliti yang bertindak sebagi guru
matematika. Sebagian siswa sudah lebih aktif dalam pembelajaran dari
putaran pertama namun juga masih ada yang pasif. Oleh karena itu perlu
ditambah motivasi agar siswa bisa lebih aktif. Pembelajaran dengan
menggunakan metode concept mapping sudah berjalan baik.
Guru Matematika Peneliti
Drs.Joko Sutrisno
NIP : 196309181985021001
Tri Margono
NIM : A 410 060 192
�
�
CATATAN LAPANGAN PUTARAN III
IMPLEMENTASI METODE CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA
(PTK di Kelas VIII Semester II SMP Negeri 2 Gondangrejo Tahun Ajaran2009/2010)
Satuan Pendidikan / Kelas : SMP Negeri 2 Gondangrejo / VIII E
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Ruang Dimensi Tiga Kubus dan Balok
Sub Pokok Bahasan : Menghitung luas dan volume
Hari / Tanggal : Senin / 17 Mei 2010
Jam Pelajaran ke : 7 : 8 (dari jam 11.35, istirahat s/d 13.00)
Jumlah siswa hadir : 30 orang
A. TINDAK MENGAJAR
1. Guru membuka pelajaran dengan salam dan meminta ketua kelas
untuk memimpin doa sebelum pelajaran dimulai.
2. Guru menanyakan tugas pada pertemuan sebelumnya dan
membahasnya.
3. Guru memberikan gambaran besar tentang materi yang akan dipelajari.
4. Guru memberitahu kepada siswa tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran.
5. Guru menjelaskan materi tentang perhitungan luas dan volume bangun
ruang kubus dan balok.
6. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai materi
yang telah dijelaskan.
7. Guru membantu siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang
telah dipelajari.
��� �%��+�6�
�
�
8. Guru memberikan soal latihan untuk mengevaluasi seberapa besar
pemahaman siswa.
9. Guru memberikan PR.
B. TINDAK BELAJAR
1. Suasana belajar sudah kondusif dan siswa antusias mengikuti pelajaran.
2. Siswa sudah lebih aktif dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan
putaran II.
3. Beberapa siswa sudah aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan,
mengemukakan pendapat, mengerjakan soal latihan ke depan kelas,
mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru.
C. PENARIKAN MAKNA
Proses pembelajaran berjalan baik. Keaktifan belajar meningkat dari
putaran II dengan memotivasi dan pemberian reward berupa nilai tambah bagi
siswa yang aktif dalam pembelajaran.
Guru Matematika Peneliti
Drs.Joko Sutrisno
NIP : 196309181985021001
Tri Margono
NIM : A 410 060 192
�
�
Tes Putaran I
1.
Sebuah balok ABCDEFGH, seperti gambar di atas
a. Sebutkan pasangan sisi-sisi yang sama dan sejajar!
b. Sebutkan rusuk-rusuk yang sama panjang!
c. Sebutkan diagonal bidang yang sama panjang!
d. Sebutkan bidang yang sama luasnya!
e. Sebutkan diagonal ruangnya!
2. Dari gambar disamping, tentukan panjang
diagonal bidang BE dan panjang diagonal
Ruang CE, jika diketahui panjang rusuknya
6 cm!
3. Diketahui balok ABCDEFGH, panjang 6 cm, lebar 4 cm dan tinggi 2 cm.
Hitunglah luas diagonal bidang ADFG dan gambarkan bidang diagonal
bidang tersebut!
4. Dari soal nomor 2 hitunglah luas bidang BCE yang siku-siku di B!
��
����
��
��
���
��
����
��
����
��
��
7�8� �
Lampiran 8
�
�
Tes Putaran II
1. Jumlah luas sisi sebuah kubus adalah 150 , maka panjang diagonal
ruangnya adalah?
2. Sebuah balok, panjang diagonalnya adalah . Jika panjang = 8 cm dan
lebar 6 cm, maka tentukan volume balok tesebut!
3. Sebuah kolam ikan mempunyai ukuran panjang 500 cm, lebar 400 cm dan
tinggi 200. Berapa volume kolam tersebut jika hanya diisi setengahnya?
4. Carilah satu contoh benda real disekitar anda yang berbentuk balok atau
kubus dan hitunglah luas serta volumenya!
�
�
Lampiran 9
�
�
Tes Putaran III
1. Diketahui sebuah kubus ABCD.EFGH seperti
di samping. Tentukan volume bangun ruang
yang dibentuk oleh titik H.ACD jika panjang
rusuknya 6 cm!
2. Sebuah kubus ABCD.EFGH.PQ di samping.
Tetukan luas bidang yang dibentuk oleh titik
BEPQ jika panjang rusuk 8 cm!
�
�
�
�
3. Ada sebuah ruangan seperti gambar di samping.
Pada balok ABCD.EFGH dengan
panjang AB = 10 m, BC = 5 m, CG = 4 m,
EP = 5 cm.Sedangkan pada
kubus FGPQ.RSTU
memiliki panjang rusuk 5 m.
Tentukan volume dan luas
ruangan tersebut!
4. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. titik P adalah titik
tengah rusuk GH. hitunglah jarak :
a. titik E ke P
b. titik A ke P
c. titik C ke P
�� ��
��
��
��
��
��
�
�� ��
��
��
��
��
��
�
!�
$�
��
��
���
�
$�
!���
��
%� ��
��&�
��
Lampiran 10
�
�
JAWABAN TUGAS I
1. Diketahui : balok ABCD.EFGH Ditanya :
a. Sebutkan pasangan sisi-sisi yang sama dan sejajar. ABEF=CDGH ADEH=BCFG 5 ABCD=EFGH
b. Sebutkan rusuk-rusuk yang sama panjang. AE=BE=CG=DH AB=CD=GH=EF 5 AD=BC=FG=EH
c. Sebutkan diagonal bidang yang sama panjang. AF=DG AH=BG BE=CH DE=CF 5 AC=EG BD=FH
d. Sebutkan bidang yang sama luasnya. ABCD=AFGH ABEF=CDGH BCGH=ADEH 10
e. Sebutkan diagonal ruangnya. AG=GA, BH=HB, CE=EC, DF=FD
2. Diketahui : Kubus dengan panjang rusuk 6 cm. Ditanya : panjang diagonal bidang BE dan diagonal ruang CE Jawab :
Diagonal bidang BE =
=
= 10
= 6 cm
Diagonal ruang CE =
=
= 15
=
= 10 cm
Lampi��+�
�
�
3. Diketahui : p = 6 cm, l = 4 cm, t = 2 cm Ditanya : luas ADFG dan gambarkan bidang tersebut! Jawab :
Panjang AF =
=
= 10
=
= 2 cm
Luas ADFG = AF x FG = 2 x 4 15
= 8
4. Diketahui : analog soal nomor 2
Ditanya : Luas BCE Jawab :
BE =
= 15
=
= 6 cm
Luas BEC = ½ alas x tinggi
= ½ x 6 x 6 10
= 18
Keterangan :
Pedoman Penilaian :
Total skor keseluruhan = 100
�
�
�
JAWABAN TUGAS II
1. Diketahui : luas kubus = 150
ditanya : panjang diagonal ruang?
Jawab :
• L kubus = 6 ( r x r )
150 = 6 r2
= r2 10
r =
r = 5 cm
• ds = r
= 5 cm 5
• dr =
=
= 10
=
= 5 cm
2. Diketahui :
dr = cm
p = 8 cm
l = 6 cm
Ditanya : volume balok tersebut?
Jawab :
� Mencari tinggi terlebih dahulu
Lampiran 12
�
�
ds =
=
= = 10 cm
dr =
= 20
125 = 100 +
125 – 100 =
25 =
5 = t (tinggi balok)
Maka volume balok = p x l x t
= 8 x 6 x 5 10
= 240
3. Diketahui : sebuah balok
P =500 cm l = 400 cm t = 200 cm
` Ditanya : setengah volume balok tersebut?
Jawab :
V balok = p x l x t
= 500 x 400 x 200
= 40000000
= 40000 liter 25 V ½ balok = 40000 : 2 = 20000 liter
�
�
4. Jawaban nomor 4 ini berdasarkan saol yang dibuat oleh siswa dan
jawabanya. Hal ini menuntut kreativitas dan kepahaman siswa terhadap materi.
Keterangan :
Pedoman Penilaian :
Total skor keseluruhan = 100
�
�
JAWABAN SOAL III
1. Diketahui : Kubus ABCD.EFGH
r = 6 cm
Ditanya : volume yang dibentuk oleh titik H.ACD?
Jawab :
L alas = ½ alas segitiga x tinggi
= ½ 6 x 6 10
= 18
Maka volume H.ACD =
= x 18 x 6 10
= 36
2. Diketahui : Kubus ABCD.EFGH
r = 8 cm
ditanya : luas bidang yang dibentuk oleh titik BEPQ?
Jawab :
Bidang tersebut berupa trapesium
Maka rumus luas = ½ x t(tinggi) x ( jumlah 2 sisi yang sejajar)
• Panjang BE =
= 8 cm 10
• Panjang PQ =
= 4 cm
• Menentukan tinggi trapesium dengan menarik garis P dan
Q pada garis BE sehingga tegak lurus dengan garis BE dan
misalkan RS.
Panjang PQ =
=
Lampiran 13
�
�
= cm
Panjang RB =
= 10
= cm
Maka tinggi trapesium =
=
= 5
=
= 6
Luas BEPQ = ½ x t(tinggi) x ( jumlah 2 sisi yang sejajar)
= ½ x 6 x (8 + 4
= 3 x 12 5
= 64
3. Diketahui : Kubus p = 10 m, l = 5 m, t = 4 m dan balok dengan
panjang rusuk 5 m.
Ditanya : volume dan luas ke-2 bangun tersebut!
Jawab :
� Volume = V Kubus + V Balok
= ( s x s x s) + ( p x l x t )
= ( 5 x 5 x5 ) + (10 x 5 x 4 ) 10
= 125 + 200
= 325
�
�
� Luas permukaan = (luas kubus – bidang alas kubus) + luas
balok
Luas kubus =( 6 ( s x s ) – ( s x s ))
= 6 ( 5 x 5 ) – ( 5 x 5 ) 5
= 125
Luas balok = (2(p x l)- (luas alas balok))+2 ( p x t ) + 2( l x t))
= (2( 10 x 5 ) – ( 5 x 5) + 2 ( 10 x 4 ) + 2 ( 5 x 4 )
= 75 + 80 + 40
= 195 10
Luas permukaan = (luas kubus – bidang alas kubus) + luas balok
= 125 + 195
= 320 5
4. Diketahui : Kubus ABCD.EFGH
r = 6 cm
P adalah titik tengah GH
Ditanya :
a. Titik E ke P
b. Titik A ke P
c. Titik C ke P
Jawab ;
a) Titik E ke P =
�
�
=
= 5
=
= 3 cm
b) Titik A ke P =
AH = r =
Titik A ke P =
= 10
=
= cm
c) Titik C ke P =
=
= 5
=
= 3 cm
Keterangan :
Pedoman Penilaian :
Total skor keseluruhan = 100
�
�
�
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PUTARAN I
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/2
Pertemuan ke : 1
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok dan bagian-bagianya
serta menentukan ukuranya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok serta bagian-
bagianya.
Indikator : Mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk, diagonal
bidang, bidang diagonal, serta diagonal ruang kubus dan
balok.
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang,
bidang diagonal,serta diagonal ruang kubus dan balok.
B. Materi Ajar
1. KUBUS
Kubus ialah suatu benda yang dibatasi oleh enam bidang datar
yang masing–masing berbentuk persegi yang sama dan sebangun
(kongruen).
Gambar 1.1
�
�� ��
��
��
��
��
��
�
Lampiran 14
�
�
Berdasarkan gambar 1.1 dapat diketahui sifat–sifat dari kubus
adalah :
7) Memiliki 6 sisi berbentuk persegi yang saling kongruen.
Sisi tersebt adalah bidang ABCD, ABFE, BCGF, CDHG, ADHE
dan EFGH.
8) Memiliki 12 rusuk yang sama panjang, yaitu AB, BC, CD, AD,
EF, FG, GH, EH, AE, BF, CG, dan DH
Rusuk-rusuk AB, BC, CD, dan AD disebut rusuk alas
Rusuk-rusuk AE, BF, CG, dan DH disebut rusuk tegak
Rusuk-rusuk EF, FG, GH dan EH disebut rusuk atas
Rusuk-rusuk yang sejajar diantaranya AB//DC//EF//HG
9) Memiliki 8 titik sudut, yaitu A, B, C, D, E, F, G, dan H
10) Memiliki 12 diagonal bidang yang sama panjang, diantaranya AC,
BD, BG, dan CF
11) Memiliki 4 diagonal ruang yang sama panjang, yaitu AG, HB, CE,
dan DF
12) Memiliki 6 bidang diagonal berbentuk persegi panjang yang saling
kongruen, diantaranya bidang ACGE, BGHA, AFGD dan BEHC
Jaring – Jaring Kubus
jaring – jaring kubus adalah bidang datar yang diperoleh dengan
cara membuka bidang – bidang sisi suatu kubus menjadi sebidang dengan
sisi alas.
Gambar 1.2
��
��
��
��
�
�
2. BALOK
Balok ialah suatu benda yang dibatasi oleh enam buah persegi
panjang yang masing – masing bidangnya disebut bidang sisi atau sisi
balok. Seperti pada kubus, bidang – bidang sisi balok juga diberi nama
bidang alas, bidang atas, dan bidang – bidang sisi tegak.
Gambar 1. 3
Jaring – Jaring Balok
Jaring – jaring balok hampir sama dengan jaring – jaring pada kubus,
hanya dibedakan oleh bidang – bidang balok yang bukan persegi.
Gambar 1.4
��
����
��
��
���
��
��
��
��
�
���
������
��
��
��
��
��
��
�
�
C. Metode Pembelajaran
Pembelajaran menggunakan metode concept mapping.
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
Apersepsi : Mengingat kembali tentang bangun datar pada persegi dan
persegi panjang yang berkaitan dengan rusuk, diagonal dan
luas.
Motivasi : Mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan
nyata sehari-hari, misalnya dengan meminta siswa
memperhatikan kumpulan benda-benda yang ada di ruang
kelas, di rumah, dilingkungan sekitar, dan sebagainya..
Kegiatan Inti
1. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari yakni tentang
bangun ruang kubus dan balok.
2. Meminta siswa untuk mengemukakan ide atau gagasan tentang materi
pokok yang akan dipelajari sebanyak mungkin dalam betuk konsep-
konsep.
3. Kemudian meminta siswa untuk memilih-milih konsep yang utama dari
ide atau gagasan yang telah dikemukakan sebelumnya.
4. Meminta siswa untuk menulis kembali konsep-konsep utama ke dalam
bentuk peta konsep pada kertas kosong.
5. Setelah ditulis mintalah siswa menggambarkan konsep-konsep yang saling
berhubungan.
�
�
6. Setelah semua konsep telah digambarkan pastikan para siswa memberi
garis tanda saling berhungan antar konsep.
7. Guru mengajak seluruh siswa untuk menyimpulkan terhadap materi yang
dipelajari dalam bentuk peta konsep tertentu sesuai keinginan masing-
masing siswa sehingga yang mudah mereka pahami.
8. Guru memberikan soal-soal latihan dan meminta siswa mengerjakannya.
9. Guru meminta siswa mengerjakan soal di depan kelas dan
menjelaskannya.
10. Guru dan siswa mengevaluasi jawaban bersama
Penutup
1. Guru menyampaikan rangkuman dan klarifikasi dari jawaban-jawaban dari
penjelasan siswa.
2. Guru meminta siswa merangkum materi pelajaran yang sudah dipelajari.
3. Guru memberikan pekerjaan rumah.
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber :
1. Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan
Aplikasinya Untuk Kelas VIII SMP / MTS. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
2. Adiawan Sugiyono, M. Cholik. 1995.Matematika untuk SLTP Jilid 2A,
Jakarta: Erlangga.
�
�
Alat :
Spidol, papan tulis, penghapus, kertas, alat-alat tulis lainya.
F. Penilaian
1. Teknik : Tugas individu
2. Bentuk instrumen : Uraian
3. Instrumen : Tugas I (Terlampir)
Kunci jawaban tugas I (Terlampir)
Karanganyar, 8 Mei 2010
Guru Matematika Peneliti
Drs.Joko Sutrisno
NIP : 196309181985021001
Tri Margono
NIM : A 410 060 192
�
�
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PUTARAN II
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/2
Pertemuan ke : 2
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok dan bagian-bagianya
serta menentukan ukuranya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok serta bagian-
bagianya.
Indikator : Mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk, diagonal
bidang, bidang diagonal, serta diagonal ruang kubus dan
balok.
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang,
bidang diagonal,serta diagonal ruang kubus dan balok.
B. Materi Ajar
1. LUAS PERMUKAAN KUBUS
Luas permukaan kubus dan balok adalah jumlah seluruh sisi kubus
atau balok ganbar kubus ABCD.EFGH diatas menunjukkan sebuah kubus
yang panjangsetip rusuknya adalah s. Sebuah kubus memiliki 6 buah sisi
yang setiap rusuknya sama panjang. Pada ganbar kubus diatas keenam sisi
�� ��
��
��
��
��
��
�
Lampiran 15
�
�
tersebut adalah ABCD, ABFE, BCGF, EFGH, CDHG, dan ADHE. Karena
panjang setiap rusuk kubus adlah s ,maka luas setiap sisi kubus = s 2 .
dengn demikian lus permukaan kubus = 6s 2
Luas Permukaan dan Volume Kubus
Dengan :
r = panjang rusuk kubus Lp = luas permukaan kubus
V = volume kubus
� Misal : sebuah kubus panjang setiap rusuknya 4 cm. tentukan luas
permukaan kubus tersebut.
Jawab: Luas permukaan kubus = 6r 2
= 6 x 4 2
= 6 x 16
= 96 cm 2
2. Luas Permukaan Balok
Balok pada Gambar di atas mempunyai tiga pasang sisi yang
tiap pasangnya sama dan sebangun, yaitu
(a) sisi ABCD sama dan sebangun dengan sisi EFGH;
(b) sisi ADHE sama dan sebangun dengan sisi BCGF;
(c) sisi ABFE sama dan sebangun dengan sisi DCGH.
���� ������������������ �������� ����
"�'��(�)�*� +�,�(��
-�
�
��
����
��
��
�
�� ��
�
�
Akibatnya diperoleh
luas permukaan ABCD = luas permukaan EFGH = p x l
luas permukaan ADHE = luas permukaan BCGF = l x t
luas permukaan ABFE = luas permukaan DCGH= p x t
Luas Permukaan dan Volume Balok
V = volume balok Lp = luas permukaan balok
C. Metode Pembelajaran
Pembelajaran menggunakan metode concept mapping.
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
Apersepsi : Mengingat kembali tentang bangun datar pada persegi dan
persegi panjang yang berkaitan dengan rusuk, diagonal dan
luas.
Motivasi : Mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan
nyata sehari-hari, misalnya dengan meminta siswa
memperhatikan kumpulan benda-benda yang ada di ruang
kelas, di rumah, dilingkungan sekitar, dan sebagainya.
���� ������������������ �������� ���
• �������������� ���� !� "��������� �
�
�
�
Kegiatan Inti
1. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari yakni tentang
bangun ruang kubus dan balok.
2. Meminta siswa untuk mengemukakan ide atau gagasan tentang materi
pokok yang akan dipelajari sebanyak mungkin dalam betuk konsep-
konsep.
3. Kemudian meminta siswa untuk memilih-milih konsep yang utama dari
ide atau gagasan yang telah dikemukakan sebelumnya.
4. Meminta siswa untuk menulis kembali konsep-konsep utama ke dalam
bentuk peta konsep pada kertas kosong.
5. Setelah ditulis mintalah siswa menggambarkan konsep-konsep yang saling
berhubungan.
6. Setelah semua konsep telah digambarkan pastikan para siswa memberi
garis tanda saling berhungan antar konsep.
7. Guru mengajak seluruh siswa untuk menyimpulkan terhadap materi yang
dipelajari dalam bentuk peta konsep tertentu sesuai keinginan masing-
masing siswa sehingga yang mudah mereka pahami.
8. Guru memberikan soal-soal latihan dan meminta siswa mengerjakannya.
9. Guru meminta siswa mengerjakan soal di depan kelas dan
menjelaskannya.
10. Guru dan siswa mengevaluasi jawaban bersama
Penutup
1. Guru menyampaikan rangkuman dan klarifikasi dari jawaban-jawaban dari
penjelasan siswa.
�
�
2. Guru meminta siswa merangkum materi pelajaran yang sudah dipelajari.
3. Guru memberikan pekerjaan rumah.
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber :
3. Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan
Aplikasinya Untuk Kelas VIII SMP / MTS. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
4. Adiawan Sugiyono, M. Cholik. 1995.Matematika untuk SLTP Jilid 2A,
Jakarta: Erlangga.
Alat :
Spidol, papan tulis, penghapus, kertas, alat-alat tulis lainya.
F. Penilaian
1. Teknik : Tugas individu
2. Bentuk instrumen : Uraian
3. Instrumen : Tugas II (Terlampir)
Kunci jawaban tugas II (Terlampir)
Karanganyar, 2010
Guru Matematika Peneliti
Drs.Joko Sutrisno
NIP : 196309181985021001
Tri Margono
NIM : A 410 060 192
�
�
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PUTARAN III
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/2
Pertemuan ke : 3
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok dan bagian-bagianya
serta menentukan ukuranya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok serta bagian-
bagianya.
Indikator : Mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk, diagonal
bidang, bidang diagonal, serta diagonal ruang kubus dan
balok.
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang,
bidang diagonal,serta diagonal ruang kubus dan balok.
B. Materi Ajar
1. VOLUME KUBUS
a. Menghitung Volume Kubus dengan Menggunakan Kubus Satuan
Kubus satuan adalah sebuah bangun kubus yang dibentuk oleh
beberapa kubus kecil. Contoh sebagai berikut :
1 kubus satuan
p
Bagaimana cara menghitung volume bangun p tersebut ?
��� �%��+� 7�
�
�
Contoh penyelesaian untuk bangun diatas dengan menggunakan kubus
satuan :
Jawaban : Volume kubus tersebut adalah 8 kubus satuan
b. Menghitung Volume Kubus Dengan Menggunakan Rumus
Dari gambar P diatas menunjukan sebuah kubus satuan dengan
panjang rusuk 2 satuan panjang. Sehingga diperoleh
Volume kubus tersebut = panjang kubus satuan x lebar kubus satuan
x tinggi kubus satuan
= (2 x 2 x 2) satuan volume
= 2 3
= 8 satuan volume
Jadi diperoeh rumus volume kubus (V) dengan panjang rusuk s sbagai
berikut.
2. VOLUME BALOK
a. Menghitung Volume Kubus dengan Menggunakan Kubus Satuan
(b)
Bagaimana cara menghitung volume bangun tersebut ?
Contoh penyelesaian untuk bangun diatas dengan menggunakan balok
satuan
Jawaban : Volume balok tersebut adalah 12 balok satuan
�� ��������9�������9�������
� �����9�������
�
�
b. Menghitung Volume Balok Dengan Menggunakan Rumus
Dari gambar (b) diatas menunjukkan sebuah balok satuan dengan
ukuran panjang = 4 satuan panjang, lebar = 2 satuan panjang, dan
tinggi = 2 satuan panjang . Sehingga diperoleh
Volume balok = panjang balok satuan x lebar balok satuan x
tinggi balok satuan
= (4 x 2 x 2) satuan volume
= 16 satuan volume
Jadi volume balok (V) dengan ukuran (p x l x t) dirumuskan sebagai
berikut.
C. Metode Pembelajaran
Pembelajaran menggunakan metode concept mapping.
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
Apersepsi : Mengingat kembali tentang bangun datar pada persegi dan
persegi panjang yang berkaitan dengan rusuk, diagonal dan
luas.
Motivasi : Mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan
nyata sehari-hari, misalnya dengan meminta siswa
memperhatikan kumpulan benda-benda yang ada di ruang
kelas, di rumah, dilingkungan sekitar, dan sebagainya.
���������+0�+/�9�������9� %+//%�
���������������� �
�
�
Kegiatan Inti
1. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari yakni tentang
bangun ruang kubus dan balok.
2. Meminta siswa untuk mengemukakan ide atau gagasan tentang materi
pokok yang akan dipelajari sebanyak mungkin dalam betuk konsep-
konsep.
3. Kemudian meminta siswa untuk memilih-milih konsep yang utama dari
ide atau gagasan yang telah dikemukakan sebelumnya.
4. Meminta siswa untuk menulis kembali konsep-konsep utama ke dalam
bentuk peta konsep pada kertas kosong.
5. Setelah ditulis mintalah siswa menggambarkan konsep-konsep yang saling
berhubungan.
6. Setelah semua konsep telah digambarkan pastikan para siswa memberi
garis tanda saling berhungan antar konsep.
7. Guru mengajak seluruh siswa untuk menyimpulkan terhadap materi yang
dipelajari dalam bentuk peta konsep tertentu sesuai keinginan masing-
masing siswa sehingga yang mudah mereka pahami.
8. Guru memberikan soal-soal latihan dan meminta siswa mengerjakannya.
9. Guru meminta siswa mengerjakan soal di depan kelas dan
menjelaskannya.
10. Guru dan siswa mengevaluasi jawaban bersama
�
�
Penutup
1. Guru menyampaikan rangkuman dan klarifikasi dari jawaban-jawaban dari
penjelasan siswa.
2. Guru meminta siswa merangkum materi pelajaran yang sudah dipelajari.
3. Guru memberikan pekerjaan rumah.
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber :
1. Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan
Aplikasinya Untuk Kelas VIII SMP / MTS. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
2. Adiawan Sugiyono, M. Cholik. 1995.Matematika untuk SLTP Jilid 2A,
Jakarta: Erlangga.
Alat :
Spidol, papan tulis, penghapus, kertas, alat-alat tulis lainya.
F. Penilaian
1. Teknik : Tugas individu
2. Bentuk instrumen : Uraian
3. Instrumen : Tugas III (Terlampir)
Kunci jawaban tugas III (Terlampir)
Karanganyar, 2010
Guru Matematika Peneliti
Drs.Joko Sutrisno
NIP : 196309181985021001
Tri Margono
NIM : A 410 060 192
�
�
DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII E
SMP NEGERI 2 GONDANGREJO
TAHUN AJARAN 2009/2010
NOMOR
URUT INDUK NAMA L/P 1 2796 IBRAHIM L 2 2835 ILA MINAL M. L 3 2837 JOKO SLAMET S. L 4 2838 KURIH ABI KUSNAN L 5 2841 NIKO RAHMAT H. L 6 2843 NURDIN AQIB L 7 2844 PURWANTO L 8 2831 PRASETYO AJI SAPUTRO L 9 2845 RASTI YANING RAHAYU P
10 2802 RISKI WIBOWO L 11 2803 SANGSANG L 12 2846 SARYANTI P 13 2923 SETIYOKO L 14 2808 SUPRAPTO L 15 2810 SUPRIADI L 16 2926 SUROTO L 17 2848 SURYANI P 18 2849 TRIYANI P 19 2850 VICKI KRISNA W. P 20 2888 WAHONO ADI S.M. L 21 2814 WAHYU NUR CAHYANTO L 22 2889 WAHYU RIYADI L 23 2853 WARJANTI INDAH A. P 24 2890 WIDYA ANJARWATI P 25 2815 WULANDIKA P 26 2891 YENI STYANINGSIH P 27 2892 YULI AMBAR SARI P 28 2854 YULI KHUSNUL KOTIMAH P 29 2930 YULI SETYAWATI P 30 2816 YUSARI APRILINDA P
�
Lampiran 17
�
�
DAFTAR NILAI SISWA KELAS VIII E SEBELUM TINDAKAN
SMP NEGERI 2 GONDANGREJO
TAHUN AJARAN 2009/2010
NOMOR KETUNTASAN
URUT INDUK NAMA NILAI YA TIDAK
1 2796 IBRAHIM 60 V 2 2835 ILA MINAL M. 45 V 3 2837 JOKO SLAMET S. 40 V 4 2838 KURIH ABI KUSNAN 45 V 5 2841 NIKO RAHMAT H. 45 V 6 2843 NURDIN AQIB 50 V 7 2844 PURWANTO 55 V 8 2831 PRASETYO AJI SAPUTRO 64 V 9 2845 RASTI YANING RAHAYU 60 V 10 2802 RISKI WIBOWO 59 V 11 2803 SANGSANG 48 V 12 2846 SARYANTI 70 V 13 2923 SETIYOKO 40 V 14 2808 SUPRAPTO 45 V 15 2810 SUPRIADI 46 V 16 2926 SUROTO 50 V 17 2848 SURYANI 55 V 18 2849 TRIYANI 60 V 19 2850 VICKI KRISNA W. 44 V 20 2888 WAHONO ADI S.M. 46 V 21 2814 WAHYU NUR CAHYANTO 60 V 22 2889 WAHYU RIYADI 54 V 23 2853 WARJANTI INDAH A. 55 V 24 2890 WIDYA ANJARWATI 65 V 25 2815 WULANDIKA 65 V 26 2891 YENI STYANINGSIH 62 V 27 2892 YULI AMBAR SARI 60 V 28 2854 YULI KHUSNUL KOTIMAH 68 V 29 2930 YULI SETYAWATI 65 V 30 2816 YUSARI APRILINDA 65 V
JUMLAH 14 16 �
Lampiran 18
�
�
�
DAFTAR NILAI SISWA KELAS VIII E PUTARAN I
SMP NEGERI 2 GONDANGREJO
TAHUN AJARAN 2009/2010
NOMOR KETUNTASAN
URUT INDUK NAMA NILAI YA TIDAK
1 2796 IBRAHIM 59 V 2 2835 ILA MINAL M. 50 V 3 2837 JOKO SLAMET S. 45 V 4 2838 KURIH ABI KUSNAN 60 V 5 2841 NIKO RAHMAT H. 45 V 6 2843 NURDIN AQIB 48 V 7 2844 PURWANTO 45 V 8 2831 PRASETYO AJI SAPUTRO 60 V 9 2845 RASTI YANING RAHAYU 65 V 10 2802 RISKI WIBOWO 60 V 11 2803 SANGSANG 50 V 12 2846 SARYANTI 75 V 13 2923 SETIYOKO 45 V 14 2808 SUPRAPTO 60 V 15 2810 SUPRIADI 60 V 16 2926 SUROTO 60 V 17 2848 SURYANI 55 V 18 2849 TRIYANI 55 V 19 2850 VICKI KRISNA W. 45 V 20 2888 WAHONO ADI S.M. 50 V 21 2814 WAHYU NUR CAHYANTO 60 V 22 2889 WAHYU RIYADI 60 V 23 2853 WARJANTI INDAH A. 60 V 24 2890 WIDYA ANJARWATI 65 V 25 2815 WULANDIKA 70 V 26 2891 YENI STYANINGSIH 65 V 27 2892 YULI AMBAR SARI 65 V 28 2854 YULI KHUSNUL KOTIMAH 60 V 29 2930 YULI SETYAWATI 65 V 30 2816 YUSARI APRILINDA 70 V
JUMLAH 17 13 �
�
Lampiran 19
�
�
DAFTAR NILAI SISWA KELAS VIII E PUTARAN II
SMP NEGERI 2 GONDANGREJO
TAHUN AJARAN 2009/2010
NOMOR KETUNTASAN
URUT INDUK NAMA NILAI YA TIDAK
1 2796 IBRAHIM 60 V 2 2835 ILA MINAL M. 55 V 3 2837 JOKO SLAMET S. - - - 4 2838 KURIH ABI KUSNAN 65 V 5 2841 NIKO RAHMAT H. 55 V 6 2843 NURDIN AQIB 50 V 7 2844 PURWANTO 45 V 8 2831 PRASETYO AJI SAPUTRO 60 V 9 2845 RASTI YANING RAHAYU 70 V 10 2802 RISKI WIBOWO 60 V 11 2803 SANGSANG 55 V 12 2846 SARYANTI 75 V 13 2923 SETIYOKO 50 V 14 2808 SUPRAPTO 65 V 15 2810 SUPRIADI 65 V 16 2926 SUROTO 55 V 17 2848 SURYANI 65 V 18 2849 TRIYANI 60 V 19 2850 VICKI KRISNA W. 55 V 20 2888 WAHONO ADI S.M. 45 V 21 2814 WAHYU NUR CAHYANTO 65 V 22 2889 WAHYU RIYADI 55 V 23 2853 WARJANTI INDAH A. 60 V 24 2890 WIDYA ANJARWATI 65 V 25 2815 WULANDIKA 70 V 26 2891 YENI STYANINGSIH 70 V 27 2892 YULI AMBAR SARI 65 V 28 2854 YULI KHUSNUL KOTIMAH 70 V 29 2930 YULI SETYAWATI 75 V 30 2816 YUSARI APRILINDA 70 V
JUMLAH 19 10 �
Lampiran 20
�
�
DAFTAR NILAI SISWA KELAS VIII E PUTARAN III
SMP NEGERI 2 GONDANGREJO
TAHUN AJARAN 2009/2010
NOMOR KETUNTASAN
URUT INDUK NAMA NILAI YA TIDAK
1 2796 IBRAHIM 60 V 2 2835 ILA MINAL M. 55 V 3 2837 JOKO SLAMET S. - - - 4 2838 KURIH ABI KUSNAN 60 V 5 2841 NIKO RAHMAT H. 70 V 6 2843 NURDIN AQIB 55 V 7 2844 PURWANTO 50 V 8 2831 PRASETYO AJI SAPUTRO 70 V 9 2845 RASTI YANING RAHAYU 75 V 10 2802 RISKI WIBOWO 60 V 11 2803 SANGSANG 55 V 12 2846 SARYANTI 80 V 13 2923 SETIYOKO 55 V 14 2808 SUPRAPTO 60 V 15 2810 SUPRIADI 60 V 16 2926 SUROTO 50 V 17 2848 SURYANI 70 V 18 2849 TRIYANI 65 V 19 2850 VICKI KRISNA W. 55 V 20 2888 WAHONO ADI S.M. 60 V 21 2814 WAHYU NUR CAHYANTO 65 V 22 2889 WAHYU RIYADI 50 V 23 2853 WARJANTI INDAH A. 65 V 24 2890 WIDYA ANJARWATI 70 V 25 2815 WULANDIKA 65 V 26 2891 YENI STYANINGSIH 75 V 27 2892 YULI AMBAR SARI 70 V 28 2854 YULI KHUSNUL KOTIMAH 75 V 29 2930 YULI SETYAWATI 75 V 30 2816 YUSARI APRILINDA 80 V
JUMLAH 21 9 �
�
�
Lampiran 21
�
�
DAFTAR KEAKTIFAN SISWA
Sebelum Tindakan
No Indikator Aktivitas Nomor Absen Jumlah
1. Menjawab pertanyaan 6
2. Mengajukan pertanyaan 5
3. Mengerjakan soal ke depan kelas 5
4. Mengerjakan soal-soal latihan 9
Putaran I
No Indikator Aktivitas Nomor Absen Jumlah
1. Menjawab pertanyaan 12, 27,29,2,30, 17, 5 7
2. Mengajukan pertanyaan 4, 1, 12, 26, 24, 7, 10
7
3. Mengerjakan soal ke depan kelas 12, 30, 23, 20, 25, 21, 17
8
4. Mengerjakan soal-soal latihan 12, 30, 27, 9, 8, 1, 19, 5
10
Putaran II
No Indikator Aktivitas Nomor Absen Jumlah
1. Menjawab pertanyaan 18, 3, 6, 12, 26, 23, 30, 14, 19, 7
10
2. Mengajukan pertanyaan 1, 12, 29, 28, 9, 11, 13, 25, 26, 18, 20
11
3. Mengerjakan soal ke depan kelas 12, 3, 5, 2, 15, 17, 14, 21, 24, 29, 30, 9
12
4. Mengerjakan soal-soal latihan 8, 9, 11, 12, 14, 15, 19, 20, 24, 25, 28, 29, 20, 7, 21, 1, 2
17
��� �%��+����
�
�
Putaran III
No Indikator Aktivitas Nomor Absen Jumlah
1. Menjawab pertanyaan 4, 9, 10, 12, 14, 16, 18, 19, 20, 21, 25, 30, 22, 13, 2, 17, 28, 29
18
2. Mengajukan pertanyaan 12, 2, 16, 1, 11, 25, 29, 19, 27, 26, 6, 13, 17, 25, 23, 24, 9, 10, 20, 28, 4
21
3. Mengerjakan soal ke depan kelas 30, 27, 1, 5, 9 ,17, 14, 12, 19, 24, 29, 20, 11, 4, 28, 26, 13, 3, 2, 15, 10
20
4. Mengerjakan soal-soal latihan 1, 3, 12, 13, 4, 7, 25, 29, 30, 21, 19, 10, 14, 27, 23, 18, 2, 8, 9, 11, 20, 28
22
�
�
DOKUMENTASI TEMPAT PENELITIAN
�
�
Tempat Penelitian Yaitu SMP Negeri 2 Gondangrejo
�
Halaman Sekolah SMP Negeri 2 Gondangrejo
Lampiran 23
�
�
�
�
�
�
�
�
�
Siswa Mengajukan Pertanyaan Siswa mengerjakan Soal di depan kelas
Siswa mengerjakan Soal di depan kelas
�
�
�������� �
�
�
�
�
� �
Siswa Menjawab Pertanyaan Siswa mengerjakan Soal di depan kelas
Guru menjelaskan soal yang sulit