-
8/6/2019 Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi Dengan Strategi Think
1/7
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASISKOMUNIKASI DENGAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE(TTW) DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KO
o View
o clicks
Posted December 18th, 2008 by arcnawa
o Matematika
abstraks:
ABSTRAK, Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan
komunikasi matematika siswa kelas VIII G SMP Negeri 2 Singaraja tahun ajaran 2006/2007 dan (2) mengetahui
sikap siswa terhadap model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi Think-Talk-Write (TTW). Jenis
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII
G SMP Negeri 2 Singaraja tahun ajaran 2006/2007 sebanyak 39 orang. Data tentang pemahaman konsep dan
kemampuan komunikasi matematika siswa dikumpulkan melalui tes dalam bentuk uraian dan data tentang sikap
siswa dikumpulkan dengan angket. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi Think-
Talk-Write (TTW) dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi matematika siswa.
Sebelum tindakan, sebagai refleksi awal diberikan tes berbentuk uraian kepada siswa dan didapatkan persentase
pemahaman konsep siswa sebesar 71,3 % serta belum memenuhi kriteria yang di tetapkan. Rata-rata skor
kemampuan komunikasi matematika siswa sebesar 15,3 dan berkategori cukup baik. Kriteria yang ditetapkan
dalam penelitian ini adalah persentase pemahaman konsep siswa minimal 85 % dan rata-rata skor kemampuan
komunikasi matematika siswa minimal berkategori baik. Pada siklus I, persentase pemahaman konsep siswa yaitu
78,9 % berarti mengalami peningkatan sebesar 7,6 %. Rata-rata skor kemampuan komunikasi matematika siswa
adalah 16,9 berarti mengalami peningkatan sebesar 1,6. Pada siklus II, persentase pemahaman konsep siswa yaitu
81,5 % berarti mengalami peningkatan sebesar 2,6 %. Rata-rata skor kemampuan komunikasi matematika siswa
adalah 20,6 berarti mengalami peningkatan sebesar 3,7. Pada siklus III, persentase pemahaman konsep siswa
yaitu 87,7 % berarti mengalami peningkatan sebesar 6,2 %. Rata-rata skor kemampuan komunikasi matematika
siswa adalah 25,1 berarti mengalami peningkatan sebesar 4,5. Sikap siswa terhadap pembelajaran tergolong
sangat positif dengan rata-rata skor 48,7.
http://one.indoskripsi.com/node/7009http://one.indoskripsi.com/node/7009/clickhttp://one.indoskripsi.com/category/jurusan/matematikahttp://one.indoskripsi.com/category/jurusan/matematikahttp://one.indoskripsi.com/node/7009/clickhttp://one.indoskripsi.com/category/jurusan/matematikahttp://one.indoskripsi.com/node/7009 -
8/6/2019 Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi Dengan Strategi Think
2/7
Kata-kata kunci : model pembelajaran berbasis komunikasi, strategi TTW, pemahaman konsep dan kemampuan
komunikasi matematika siswa.
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Banyak siswa di setiap jenjang pendidikan menganggap Matematika sebagai pelajaran yang sulit dan sering
menimbulkan berbagai masalah yang sulit untuk dipecahkan, sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar
siswa. Padahal, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin meningkat, peran
matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang memiliki nilai esensial yang dapat diterapkan dalam berbagai
bidang kehidupan menjadi sangat penting. Pola pikir matematika selalu menjadi andalan dalam pengembangan
ilmu pengetahuan tersebut.
Setiap individu dapat memanfaatkan matematika untuk memperoleh kemampuan-kemampuan dan keterampilan-
keterampilan tertentu, untuk pengembangan cara berpikir dan membentuk sikap. Ruseffendi (1988) menyatakan
bahwa matematika penting sebagai pembimbing pola pikir maupun sebagai pembentuk sikap. Oleh karena itu,
pendidikan matematika sebagai bagian internal dari kurikulum sekolah mempunyai potensi besar untuk
memainkan peran strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM).
Tujuan afektif belajar matematika di sekolah adalah sikap kritis, cermat, obyektif, dan terbuka, menghargai
keindahan matematika, serta rasa ingin tahu dan senang belajar matematika. Oleh karena itu, matematika sebagai
disiplin ilmu perlu
dikuasai dan dipahami dengan baik oleh segenap lapisan masyarakat, terutama siswa sekolah formal. Rendahnya
hasil belajar matematika bukan hanya disebabkan karena matematika yang sulit, melainkan disebabkan oleh
beberapa faktor yang meliputi siswa itu sendiri, guru, metode pembelajaran, maupun lingkungan belajar yang
saling berhubungan satu sama lain. Faktor dari siswa itu sendiri adalah kurangnya pemahaman konsep siswa
terhadap materi yang diajarkan. Selain itu, faktor lain yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa
adalah adanya anggapan/asumsi yang keliru dari guru-guru yang menganggap bahwa pengetahuan itu dapat
dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. Dengan adanya asumsi tersebut, guru memfokuskan
pembelajaran matematika pada upaya penuangan pengetahuan tentang matematika sebanyak mungkin kepada
siswa. Akan tetapi, dalam perkembangan seperti sekarang ini, guru dituntut agar tugas dan peranannya tidak lagi
sebagai pemberi informasi (transmission of knowledge), melainkan sebagai pendorong belajar agar siswa dapat
mengkonstruksi sendiri pengetahunnya melalui berbagai aktivitas seperti pemecahan masalah dan komunikasi.
-
8/6/2019 Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi Dengan Strategi Think
3/7
Pemerintah telah mengupayakan berbagai cara untuk meningkatkan mutu pendidikan termasuk mutu pendidikan
matematika. Salah satunya adalah dicanangkannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang sudah berlaku
mulai tahun ajaran 2004/2005 di semua jenjang sekolah. Mulyasa (2003) menyatakan bahwa acuan kurikulum
berbasis kompetensi menjadikan sosok manusia Indonesia memiliki kemampuan penalaran, pemecahan masalah,
koneksi dan berkomunikasi. Dalam KBK terdapat pembaharuan paradigma dalam pembelajaran yaitu
dariteaching menjadi learning atau learning how to learn yang berarti mengacu pada siswa belajar aktif.
Namun pada kenyataannya, efesiensi dan efektifitas pembelajaran matematika di sekolah belum mencapai hasil
belajar sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini tercermin dari rata-rata kelas, daya serap dan ketuntasan belajar
siswa Kelas VIII G SMP Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2005/2006 masih rendah, yaitu 6,4 untuk rata-rata
kelas, 64 % untuk daya serap, dan 69 % untuk ketuntasan belajar. Dari data di atas terlihat bahwa hasil belajar
matematika siswa masih belum mencapai yang diharapkan oleh kurikulum, yaitu 6,5 untuk rata-rata kelas, 65 %
untuk daya serap dan 85 % untuk ketuntasan belajar.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika di
kelas VIII G SMP Negeri 2 Singaraja diperoleh hasil sebagai berikut. (1) Guru masih menerapkan pembelajaran
yang bersifat konvensional yang pada tahap pelaksanaan pembelajarannya dimulai dari menjelaskan materi,
memberi contoh dan dilanjutkan dengan latihan soal, sehingga pembelajaran cenderung didominasi oleh guru.
Siswa kurang diberikan kesempatan untuk memikirkan dan menemukan konsep sendiri. Hal ini mengakibatkan
konsep yang dipelajari siswa cenderung tidak bertahan lama atau mudah hilang bahkan kadang-kadang siswa tidak
mengerti atau tidak memahami konsep yang sedang dipelajari. (2) Dominasi guru menyebabkan siswa menjadi
pasif, karena siswa kurang dapat mengemukakan ide-ide dan pendapat yang dimilikinya. (3) Siswa juga masih
enggan untuk bertanya kepada guru atau bertanya kepada temannya walaupun tidak bisa memecahkan masalah
yang diberikan dan jarang dikelompokkan dalam belajar, sehingga kurang terjadi komunikasi antara siswa dengan
siswa maupun siswa dengan guru. (4) Dalam menyelesaikan soal-soal atau masalah matematika, siswa jarang
diminta untuk mengungkapkan alasannya dan menjelaskan secara lisan atau tertulis mengapa mereka
memperoleh jawaban tersebut sehingga terjadi kesalahan konsep pada siswa itu sendiri serta siswa kurang
terbiasa menyimpulkan materi yang telah dipelajari secara sistematis. Permasalahan-permasalahan tersebut akan
berakibat pada rendahnya pemahaman konsep siswa dan kemampuan komunikasi siswa yang akan bermuara pada
rendahnya hasil belajar siswa. Peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi siswa dapat
dilakukan dengan mengadakan perubahan-perubahan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, perlu dirancang suatu
pembelajaran yang membiasakan siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, sehingga siswa lebih
memahami konsep yang diajarkan serta mampu mengkomunikasikan pemikirannya baik dengan guru, teman
-
8/6/2019 Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi Dengan Strategi Think
4/7
maupun terhadap materi matematika itu sendiri. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi matematika siswa adalah dengan melaksanakan model
pembelajaran yang relevan untuk diterapkan oleh guru. Model pembelajaran yang sebaiknya diterapkan adalah
model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri
sehingga siswa lebih mudah untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan dan mengkomunikasikan ide-idenya
dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas, sebagai alternatif dapat diterapkan model pembelajaran
berbasis komunikasi dengan strategi Think-Talk-Write (TTW). Pembelajaran ini sangat tepat dalam mengatasi
permasalahan-permasalahan di atas dan dipertegas dengan argumentasi sebagai berikut.
1) Model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik, siswa dapat mengkomunikasikan
atau mendiskusikan pemikirannya dengan temannya sehingga siswa saling membantu dan saling bertukar pikiran.
Hal ini akan membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan.
2) Model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW dapat melatih siswa untuk menuliskan hasil
diskusinya ke bentuk tulisan secara sistematis sehingga siswa akan lebih memahami materi dan membantu siswa
untuk mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan.
Hasil penelitian Huinker & Laughlin ( dalam Ansari, 2003) menyebutkan bahwa aktivitas yang dapat dilakukan
untuk menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi siswa adalah dengan menerapkan
strategi pembelajaran TTW. Selain itu, hasil penelitian Ansari (2003) menunjukkan bahwa model pembelajaran
berbasis komunikasi dengan strategi TTW dapat meningkatkan pemahaman konsep dan komunikasi matematika
siswa.
Dengan model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW siswa dapat mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri, mengkomunikasikan pemikirannya dan menuliskan hasil diskusinya sehingga siswa lebih
memahami konsep yang diajarkan dan membuat siswa terbiasa untuk mengkomunikasikan ide-idenya secara lisan
maupun tulisan dalam rangka memecahkan suatu masalah matematika. Oleh karena itu, diadakan suatu penelitian
dengan topik Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi dengan Strategi Think-Talk-Write (TTW)
dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VIII G SMP
Negeri 2 Singaraja.
1.2 Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, akan dijelaskan
beberapa istilah yang berkaitan yaitu sebagai berikut.
-
8/6/2019 Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi Dengan Strategi Think
5/7
1. Pembelajaran Berbasis Komunikasi
Berdasarkan uraian Bansu Irianto Ansari (2003) dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan model
pembelajaran berbasis komunikasi dalam penelitian ini yaitu pembelajaran yang bukan menggunakan strategi
transmission of knowledge yang dalam prakteknya berbagai usaha lebih banyak dilakukan oleh guru, tetapi
penekanannya pada siswa aktif berkomunikasi sebagai proses pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator
belajar agar siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui berbagai aktivitas seperti membaca,
berpikir/bernalar, berdiskusi, menyimpulkan, dan lain-lain. Lebih khusus lagi, pembelajaran berbasis komunikasi
disini mengacu pada pendapat Baroody (dalam Asikin, 2001) yang merekomendasikan bahwa pembelajaran
matematika harus dapat membantu siswa mengkomunikasikan ide matematika melalui lima aspek komunikasi
yaitu : (1) representasi, (2) mendengar, (3) membaca teks secara aktif, (4) diskusi, dan (5) menulis.
2. Pemahaman Konsep
Tentang pengertian pemahaman konsep menurut Erman Suherman (1994) berkenaan dengan pengertian yang
memadai tentang sesuatu, berbuat lebih daripada mengingat, dapat menangkap suatu makna, dan menjelaskan
makna atau ide pokok dengan menggunakan yang telah dipahami sebelumnya. Herman Hudojo (1981)
menyatakan bahwa belajar Matematika berarti belajar konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam
bahasan yang dipelajari. Jadi yang dimaksud dengan pemahaman konsep dalam penelitian ini adalah pemahaman
yang dilandasi oleh pengetahuan tentang mengapa konsep tertentu digunakan dalam memecahkan suatu masalah.
Jadi, yang dimaksud pemahaman konsep adalah seberapa jauh siswa dapat menyelesaikan soal-soal dengan
menggunakan konsep yang benar.
3. Komunikasi Matematika
Salah satu rekomendasi dari NCTM (dalam Ary Subariyati, 2006) tentang kemampuan komunikasi matematika
yang perlu dibangun yaitu mengkaji gagasan matematika melalui konjektur dengan alasan yang tepat. Schhoen,
Bean & Ziebarth (dalam Ary Subariyati, 2006) mengemukakan bahwa komunikasi matematika salah satunya
merupakan kemampuan siswa dalam hal menjelaskan suatu algoritma dan cara unik untuk memecahkan masalah.
Bagaimana melakukan penelitian terhadap jawaban yang diberikan oleh siswa, salah satu acuan yang dapat
digunakan adalah empat langkah Polya yang dikembangkan ke dalan sistem penilaian oleh Hamzah (2002). Hasil
pengembangan tersebut terdiri dari : (1) pemahaman masalah terdiri tiga bagian, (2) strategi pemecahan masalah
terdiri dari lima bagian, (3) pelaksanaan strategi pemecahan masalah meliputi lima bagian, (4) pengecekan hasil
terdiri dari empat bagian. Dalam penelitian ini, penilaian tentang kemampuan komunikasi matematika siswa
dibatasi hanya pada langkah pemahaman masalah dan pelaksanaan strategi pemecahan masalah. Selain itu,
komunikasi matematika yang diteliti hanya komunikasi yang dilakukan secara tertulis untuk memecahkan suatu
-
8/6/2019 Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi Dengan Strategi Think
6/7
masalah matematika.
1.3 Rumusan Masalah
Penelitian ini memfokuskan pada implementasi model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW
dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep dan komunikasi matematika siswa kelas VIII G SMP Negeri 2
Singaraja. Permasalahan yang akan dikaji adalah sebagai berikut.
1. Seberapa jauh model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW dapat meningkatkan pemahaman
konsep matematika siswa ?
2. Seberapa jauh model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematika siswa ?
3. Bagaimanakah sikap siswa kelas VIII G SMP Negeri 2 Singaraja terhadap model pembelajaran berbasis
komunikasi dengan strategi TTW ?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII G SMP Negeri 2 Singaraja melalui model
pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW.
2. Meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII G SMP Negeri 2 Singaraja melalui model
pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW.
3. Mengetahui sikap siswa kelas VIII G SMP Negeri 2 Singaraja terhadap model pembelajaran berbasis komunikasi
dengan strategi TTW.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini dilaksanakan adalah sebagai berikut.
1. Manfaat bagi guru
Guru memperoleh pengalaman dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran secara inovatif di kelas yang
relevan khususnya model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW. Diharapkan guru dapat
mengembangkan model, pendekatan atau strategi pembelajaran yang bervariasi dalam rangka memperbaiki
kualitas pembelajaran matematika bagi siswanya.
2. Manfaat bagi siswa
Penerapan model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW dalam pembelajaran diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman konsep, meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, mendorong siswa untuk
menyenangi matematika dan dapat berperan aktif dalam mengkonstruksi sendiri pengetahuannya.
3. Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung kepada peneliti sebagai calon guru dalam mengembangkan
-
8/6/2019 Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi Dengan Strategi Think
7/7
model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif serta implementasinya di sekolah/ di lapangan, yaitu
menerapkan model pembelajaran berbasis komunikasi dengan strategi TTW dalam pembelajaran matematika.
Sumber : http://one.indoskripsi.com/node/7009