IMPLEMENTASI STRATEGI PENGEMBANGAN
PEMASARAN KEPARIWISATAAN DAERAH
OLEH DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KABUPATEN PANDEGLANG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi satu syarat Ujian Sarjana Strata-1
Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Lilis Ma’rifah
061447
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG 2010
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL : IMPLEMENTASI STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN KEPARIWISATAAN DAERAH OLEH DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN PANDEGLANG
NAMA : LILIS MA’RIFAH
NIM : 061447
Serang, Juli 2010 Skripsi ini telah disetujui untuk diujikan
Pembimbing I
Agus Sjafari, S.Sos., M.si. NIP. 197108242005011002
Pembimbing II
Arenawati S.Sos. NIP. 197004102006042001
Mengetahui,
Dekan FISIP UNTIRTA
Ahmad Sihabudin, Drs., M.Si
NIP. 196507042005011002
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : LILIS MA’RIFAH
NIM : 061447
Tempat Tanggal Lahir : PANDEGLANG, 29 SEPTEMBER 1988
Program Studi : ADMINISTRASI NEGARA
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”IMPLEMENTASI STRATEGI
PENGEMBANGAN PEMASARAN KEPARIWISATAAN DAERAH OLEH
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN PANDEGLANG” adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutif maupun yang
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini
terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.
Serang, Juli 2010
Materai
6000
LILIS MA’RIFAH
061447
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Nama : LILIS MA’RIFAH NIM : 061447 Judul Skripsi : IMPLEMENTASI STRATEGI PENGEMBANGAN
PEMASARAN KEPARIWISATAAN DAERAH OLEH DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN PANDEGLANG
Telah diuji dihadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, tanggal 01 bulan Juli tahun 2010 dan dinyatakan LULUS.
Serang, Juli 2010 Ketua Penguji: Kristian Widya Wicaksono, S. Sos., M.Si. …………………..
NIP. 198003222005011005
Anggota: Riny Handayani, S.Si ………………….. NIP: 197601062006042007
Anggota: Agus Sjafari, S.Sos., M.Si. …………………..
NIP. 197108242005011002
Mengetahui,
Dekan FISIP Untirta
Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si. NIP: 196507042005011002
Ketua Program Studi
Kandung Sapto Nugroho, M.Si. NIP: 197809182005011002
Alhamdulillahi Rabil’alamin . . .
Untuk semua yang telah membantu,mendukung
dan mendoakan ku…..!!!
Aku memang tak punya sesuatu yang dapat di banggakan dan mungkin banyak
kekurangan. Ku persembahkan skripsi ini untuk keluarga besar terutama Almarhum ayahanda H. Munziat sang petualang sejati, ibunda Afiah yang banyak
memberikan inspirasinya serta bapak Ujin dengan kehadirannya menggantikan kasih sayang ku yang hilang. Mereka adalah yang senantiasa selalu
memberikan doa untuk kelancaran penyusunan skripsi ku
”Ku coba tumpuhkan angan berlahan tapi pasti. Ku resapi kasih sayang keluarga yang selalu ku sayangi. Ku
berjuang dengan cinta yang tak kan mati, mengalir dan tak akan pernah berhenti bagai desiran ombak samudra yang terus menghantam dan menghujam
dataran bumi ini. Salam dari ku adalah sapa dan dari mereka adalah doa. Agar diri ku raih mimpi sempurn.
Dorongan jiwa taburan cinta adalah anugrah tak terbatas. Semoga semuanya bertahta bertepi selalu
tersirami hingga kelak ku dapat meraih hati, semua cita-cita dan mimpi dengan cahaya cinta sejati”.
Terimakasih !!!
i
ABSTRAK
Lilis Ma’rifah. 061447. SKRIPSI. Implementasi Strategi Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang . Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang 2010. Pembimbing I Agus Sjafari, S.Sos.,M.Si. Pembimbing II Arenawati, S.Sos.
Kata Kunci: Implementasi Strategi, Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan.
Fokus penelitian ini adalah Implementasi Strategi Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang. Implemenentasi Strategi Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan Daerah merupakan salah satu alat kampanye untuk membangun keunggulan pariwisata daerah melalui strategi dan taktik sebagai bentuk promosi untuk menarik dan meningkatkan jumlah pengunjung sebanyak mungkin sebagai tamu ke Kabupaten Pandeglang. Dengan rumusan masalahnya yaitu bagaimanakah tingkat implementasi strategi pengembangan pemasaran kepariwisataan oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang ditinjau dari aspek program, penganggaran dan prosedur. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana tingkat implementasi strategi pengembangan pemasaran kepariwisataan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Pandeglang serta mampu memberikan informasi yang relevan dan menganalisis tentang implementasi strategi pengembangan pemasaran kepariwisataan daerah oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang . Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan dapat memberikan informasi bagi pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang dalam melakukan Implementasi Strategi tentang Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan Daerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang sebanyak 44 orang. Instrumen dalam penelitian ini diperoleh dari teori Hunger yang memuat 3 indikator yaitu Program, Anggaran dan Prosedur. Dalam mengumpulkan data yaitu dengan cara angket/kuesioner, wawancara tidak terstruktur, observasi, studi literatur dan studi dokumentasi. Teknik sampling menggunakan teknik sampling jenuh yang teknik penentuan sampel bila semua anggota populasinya digunakan sebagai sampel. Berdasarkan hasil pembahasan yang sudah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis thitung < ttabel sehingga Ho (-2.12 < 1,648), maka Ho diterima dan Ha ditolak maka tingkat implementasi strategi pengembangan pemasaran kepariwisataan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang masih kurang baik . Kemudian berdasarkan perbandingan antara skor yang terkumpul dengan skor yang diharapkan dapat diketahui bahwa tingkat penerapan Implementasi Strategi Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan Oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang adalah 67%. Sarannya yaitu lebih memperluas produk pengembangan pemasaran pariwisata dan memperbaiki kualitas infrastuktur jalan yang rusak menuju tempat pariwisata.
ii
ABSTRACT
Lilis Ma’rifah. 061447. SKRIPSI the implementation of development strategy tourism marketing in Dinas Kebudayaan pariwisata kabupaten Pandeglang. Study Program Public Administration, Faculty of Social and Political Sciences, University of Sultan Agung Tirtayasa, Serang 2010. The first Advisor Agus Sjafari, S.Sos.,M.Si. The second Advisor Arenawati, S.Sos. Keywords: Implementation Of Strategy, Development Of Tourism Marketing. The focus of this research is the implementation of development strategy tourism marketing by Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang. The implementation of strategy tourism marketing in district is one of the companion tool to build tourism superiority in district through the strategy and tactic as promotion tool to persuasive and increase sum of visitors as many as possible as the guests to Kabupaten Pandeglang. With the identification of problems as follows; how is the implementation of development strategy tourism commerce by dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Pandeglang which is looked from aspect, Programs, Budgeting , and Procedure. The purpose of this research to know how is the implementation of development strategy tourism marketing by dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Pandeglang and able to give relevant information and analyze about the implementation of development strategy tourism marketing by dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Pandeglang. The advantages of this research is hoped able to give information for officer of Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang in doing the implementation of strategy about the development of tourism marketing. The method of this research is quantitative descriptive. The population in this research is the officer of Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang is 44 respondent. The instrument in this research is got from Hunger’s theory which includes three indicators; Program, Budgeting , and Procedure. In the data collected by questionnaire / questionnaires, unstructured interviews, observation, literature study and study documentation. Sampling techniques using sampling techniques saturated which the technique is act of determining, sample if all the population is used as sample. According to the literature, it can be concluded that Hypothesis thitung < ttabel so that Ho (-2. 12 < 1. 648), thus Ho is accepted and Ha is not accepted implementation of development strategy tourism marketing level by dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Pandeglan is low . Then according the comparison between the collected score and score hoped it can be estimated that the improvement of implementation of strategy development tourism marketing by dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Pandeglang is 67%. The suggestion is dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Pandeglang have to expand the tourism product development of marketing and repair the infrastructure quall to the tour area.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur selalu kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat,
karunia, dan ridho-Nya serta hidayah-Nya yang telah diberikan kepada kita
semua. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat. Yang telah
membawakan Agama Islam untuk kita semua. Dan atas safa’at-Nya pula peneliti
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Hasil penelitian yang selanjutnya dinamakan skripsi ini diajukan untuk
untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
dengan judul “Implementasi Strategi Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan
Daerah Oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang”. Hasil
penelitian ini tentunya tak lepas dari bantuan banyak pihak yang selalu
mendukung peneliti secara moril dan materil. Maka dengan ketulusan hati,
peneliti ingin mengucapkan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-
pihak sebagai berikut
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Rahman Abdullah, M.Sc. sebagai Rektor Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Sihabudin M.Si. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
iv
3. Bapak Agus Sjafari, S.Sos., M.Si. Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan sebagai
Pembimbing I skripsi yang senantiasa sabar dan ramah dalam memberikan
saran serta bimbingan kepada peneliti.
4. Ibu Dra. Rahmi Winangsih, M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Idi Dimyati, S.Ikom selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., Msi. sebagai Ketua Program
Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa..
7. Ibu Rina Yulianti, S.IP.,M.Si. sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Ibu Arenawati, S.Sos. selaku Pembimbing II skripsi yang senantiasa sabar
dalam membimbing dan memberikan saran kepada peneliti dalam setiap
bimbingan yang telah dilakukan.
9. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah membekali
ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama proses perkuliahan.
10. Bapak Drs. Cecep Djuanda, M.Si., selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang yang telah memberikan izin dan
v
bantuan kepada peneliti untuk mencari data sesuai dengan yang peneliti
butuhkan.
11. Seluruh Pegawai Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang menjadi
populasi dalam penelitian ini dan yang telah membantu peneliti dalam
mencari data yang peneliti butuhkan.
12. Almarhum Ayahhanda H. Munziat Salim tercinta yang senantiasa
memberikan doa dan mengharapkan ku ketika dia bernafas untu ku. Dia
berharap agar suatu saat aku menjadi anak yang sukses dan penuh dengan
kebahagiaan. Aku berdoa semoga ayah tenang di alam sana.
13. Mamah dan Bapak tercinta yang senantiasa memberikan doa dan
dukungan baik moril maupun materil serta memberikan kasih sayang
yang tanpa batas semenjak aku mulai bernafas hingga saat ini.
Terimakasih atas semua yang telah Mamah dan Bapak didikasihkan untuk
ku.
14. Adik ku terkasih Mulki Rizkiana, terima kasih untuk semua pengertian dan
doanya. Dede semangat belajar, supaya menjadi anak yang pintar dan
menjdi anak yang soleh.
15. Haris Munandar, S.Sos., yang senantiasa banyak mondoakan ku serta
sudah memberikan warna dalam hidupku. Terima kasih atas kasih sayang
yang telah kau berikan serta kedewasaan yang kau ajarkan untuk ku. Ujian
apapun yang kita jalani, semoga dengan kesabaran ini kelak akan
berpangkal suatu kebahagiaan.
vi
16. Nufus, Ana, Ela, Jumanah. “Kalian semua adalah sahabat-sahabat
terbaikku. Canda, tawa, dan tangis yang pernah kita lalui bersama, akan
menjadi sebuah cerita dimasa depan.” Dan tidak lupa juga kepada Rifa
Atul Mahmudah “Terimakasih sudah mau mentrasletkan abstraknya”.
17. Adit, Vita, Tian, Ihya, Ita, Nenden, Budi, Jumanah, Nupus, Ana, Chandra,
Adam, Yusti, Yuly, Dina, Rista, Rika, Sita, Wenti, Irwan, Irfan, Novi,
Ulumidin, Anggia, Teni, Afan,dan seluruh teman-teman ANE A 2006 dan
seluruh teman-teman ANE B dan C 2006 yang tidak bisa disebutkan satu
persatu. Terima kasih atas semua hal yang indah selama kita kuliah.
18. Teman-teman satu kosan Teh Oji, Teh Eis, Teh Ilmi, Teh Eka, Teh Ratna,
Lela, Resma, Nita, Noe “Bersama kalian aku paham dan mengerti realitas
dan dinamika dalam pertemanan menjalin suatu persaudaraan”.
19. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan dukungan serta kerjasamanya kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Akhirnya peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
sangat jauh dari sempurna oleh karena itu peneliti mohon maaf jika terdapat
kesalahan dalam peneltian ini dan peneliti juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi untuk perbaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat, baik untuk
penulis sendiri pada khususnya dan untuk para pembaca pada umumnya.
Serang, Juli 2010
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK ................................................................................................................i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................... ..................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR GRAFIK...............................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................11
1.3 Pembatasan Masalah ...............................................................................12
1.4 Perumusan Masalah ................................................................................12
1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................................12
1.6 Manfaat penelitian...................................................................................13
1.7 Sistematika Penulisan .............................................................................13
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori........................................................................................18
2.1.1 Konsep Manajemen Strategi ........................................................18
2.1.2 Definisi Manajemen Publik...........................................................19
2.1.3 Definisi Organisasi Publik.............................................................21
2.1.4 Definisi Strategi............................................................. ...............23
2.1.5 Definisi Manajemen Strategi ................................ ....................... 26
viii
2.1.5.1 Proses Manajemen Strategi ................................................27
2.1.6 Definisi Implementasi Strategi.......................................................30
2.1.7 Definisi Pemasaran .................................................................... ...37
2.1.7.1 Pengembangan Pemasaran ..................................................42
2.1.8 Definisi Pariwisata .........................................................................43
2.1.8.1 Pemasaran Pariwisata.........................................................46
2.1.8.2 Pengembangan Pariwisata..................................................46
2.2. Kerangka Berfpikir .................................................................................48
2.3. Hipoteseis penelitian ...............................................................................52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian ....................................................................................54
3.2. Instrumen Penelitian ................................................................................55
3.3. Populasi Dan Sampel Penelitian ..............................................................59
3.4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .....................................................60
3.5. Lokasi dan Jadwal Penelitian...................................................................63
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian........................................................................65
4.1.1.Keadaan Sumber Daya Alam Dan Potensi Fisik Daerah
Kabupaten Pandeglang................................................................. 65
4.1.2.Karakteristik Sosial Masyarakat ....................................................67
4.1.3.Dasar Hukum Kepariwisataan........................................................68
4.1.4.Deskripsi Rencana Stratejik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang ................................................................. 69
4.1.5.Visi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang..................................................................71
4.1.6.Program Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang..................................................................71
4.1.7.Misi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang...................................................................73
4.1.8.Tujuan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang…………………………………………...74
ix
4.1.9. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang...................................................................74
4.1.10. Kebijakan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten
Pandeglang……………………………………………………….77
4.1.11. Unsur -Unsur Organisasi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang...................................................................78
4.1.12. Susunan Organisasi Dinas Pariwisata Seni dan Budaya................78
4.2. Deskripsi Data...........................................................................................80
4.2.1. Identitas Responden .........................................................................80
4.2.2. Tanggapan Responden Atas Angket/Kuisioner ...............................85
4.2.2.1. Program .............................................................................85
4.2.2.2. Penganggaran ...................................................................103
4.2.2.3. Prosedur ...........................................................................112
4.3. Pengujian Persyaratan Statistik ...............................................................137
4.3.1. Uji Validitas Instrumen ..................................................................137
4.3.2. Uji Reliabilitas Instrumen ..............................................................140
4.3.3 Uji Frekuensi data secara keseluruhan...........................................141
4.4. Pengujian Hipotesis.................................................................................144
4.5. Interpretasi Hasil Penelitian ....................................................................147
4.6. Pembahasan.............................................................................................148
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ...................................................................................................155
5.2. Saran..............................................................................................................156
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek Kabupaten
Pandeglang Tahun 2000-2009...................................................................5
Tabel 3.1 Skor Indikator Instrumen .......................................................................55
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian…………………………………............57 Tabel 3.3 Jadwal Penelitian .................................................................................. 63
Tabel 4.1 Pengembangan Produk Pariwisata .........................................................86
Tabel 4.2 Perbaikan Infrastuktur Jalan Di Sekitar Lingkungan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang............................................................................87
Tabel 4.3 Sistem Pengelolaan Produk Pariwisata Di Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang ..........................................................89
Tabel 4.4 Promosi Produk Pariwisata Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang............................................................................91
Tabel 4.5 Kualitas Promosi Yang Di Gunakan Di Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang ..........................................................93
Tabel 4.6 Strategi Meningkatkan Jumlah Wisata Dari Sektor Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang............................................................................94
Tabel 4.7 Penetrasi Pasar(Perluasan Pasar) Yang Dilakukan Oleh Dinas
Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang .............................96
Tabel 4.8 Setelah Di Lakukan Penetrasi Pasar(Perluasan Pasar) Berpengaruh
Terhadap Jumlah Pariwisata Kabupaten Pandeglang .............................98
Tabel 4.9 Pengelompokan Produk Pariwisata Oleh Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang ........................................................100
Tabel 4.10 Setelah Dilakukakan Pengelompokan Produk Pariwisata Oleh Dinas
Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang ........................102
Tabel 4.11 Perencanaan Anggaran Untuk Pengembangan Kepariwisataan
Kabupaten Pandeglang.......................................................................104
Tabel 4.12 Anggaran Yang Ada Di Rencanakan Di Alokasikan Untuk
Pengembangan Infrastuktur Jalan, Perbaikan SDM, Promosi,dll ......106
xi
Tabel 4.13 Penggunaan Anggaran Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang.......................................................................108
Tabel 4.14 Efektifitas Penggunaan Anggaran Untuk Pengembangan
Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang.............................................109
Tabel 4.15 Efisiensi Penggunaan Anggaran Untuk Pengembangan Kepariwisataan
Kabupaten Pandeglang..................................................................... `111
Tabel 4.16 Perencanaan Program Pengembangan Pemasaran Oleh Dinas
Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang .......................113
Tabel 4.17 Perencanaan Program Yang Dilakukan Sudah Sesuai Dengan Tujuan
Dalam Perencanaan Kinerja petugas raskin.......................................114
Tabel 4.18 Penorganisasian Dalam Pengangkatan Para Petugas Di Dinas
Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang ........................116
Tabel 4.19 Sistem Pengangkatan Para Petugas Di Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Sudah Sesuai Dengan Kecakapan ....................................118
Tabel 4.20 Sistem Pebagian Kerja Yang Sudah Dilakukan Di Dinas Kebudayaan
Dan Pariwisata ...................................................................................120
Tabel 4.21 Pelaksanaan Kinerja Petugas Pelaksana Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang .....................................................122
Tabel 4.22 Kemampuan Petugas Pelaksana Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang.......................................................................123
Tabel 4.23 Kemampuan Petugas Dalam Melaksanakan Program Pengembangan
Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang.............................................125
Tabel 4.24 Kewenangan Petugas Pelaksana Pengembangan Kepariwisataan
Kabupaten Pandeglang.......................................................................127
Tabel 4.25 Penggunaan Anggaran Sudah Sesuai Dengan Pelaksanaan………...128 Tabel 4.26 Tanggung Jawab Petugas Pelaksanaan Pada Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang .....................................................130
Tabel 4.27 Kualitas Pelaksanaan Program Pengembangan Kepariwisataan Di
Kabupaten Pandeglang.......................................................................132
Tabel 4.28 Sistem Pengwasan Pelaksanaan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang.......................................................................134
xii
Tabel 4.29 Pengawasan Yang Diberikan Oleh Pimpinan Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang .....................................................136
Tabel 4.30 Hasil Uji Validitas Instrumen ............................................................139
Tabel 4.31 Standar deviasi Tingkat Implementasi Strategi .................................141
Tabel 4.32 Distribusi Frekuensi Tingkat Implementasi Strategi………………..143
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model Sederhana Proses Implementasi Strategi……………………31
Gambar 2.2 Kerangka 7 S Mc. Kinsey..................................................................34
Gambar 2.3 Alur Kerangka Berfikir……………………………………………..49
Gambar 4.1 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis……………………...147
xiv
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Kategori Responden Berdasarkan Tingkat Jabatan ................................81
Grafik 2. Kategori Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..........................82
Grafik 3. Kategori Responden Berdasarkan Golongan .........................................83
Grafik 4. Kategori Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...................................84
Grafik 5. Pengembangan Produk Pariwisata..........................................................87
Grafik 6. Perbaikan Infrastuktur Jalan Di Sekitar Lingkungan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang............................................................................89
Grafik 7. Sistem Pengelolaan Produk Pariwisata Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang ..........................................................90
Grafik 8. Promosi Produk Pariwisata Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang............................................................................92
Grafik 9. Kualitas Promosi Yang Di Gunakan Di Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang ..........................................................94
Grafik 10. Strategi Meningkatkan Jumlah Wisata Dari Sektor Kepariwisataan
Kabupaten Pandeglang.........................................................................95
Grafik 11. Penetrasi Pasar(Perluasan Pasar) Yang Dilakukan Oleh Dinas
Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang ..........................97
Grafik 12. Setelah Di Lakukan Penetrasi Pasar(Perluasan Pasar) Berpengaruh
Terhadap Jumlah Pariwisata Kabupaten Pandeglang ..........................99
Grafik 13. Diferensiasi Produk Pariwisata (Pengelompokan Produk Pariwisata)
Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang .....101
Grafik 14. Setelah Dilakukakan Diferensiasi (Pengelompokan Produk Pariwisata)
Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang .....103
Grafik 15. Perencanaan Anggaran Untuk Pengembangan Kepariwisataan
Kabupaten Pandeglang.......................................................................105
Grafik 16. Anggaran Yang Ada Di Rencanakan Di Alokasikan Untuk
Pengembangan Infrastuktur Jalan, Perbaikan SDM, Promosi,dll ......107
xv
Grafik 17. Penggunaan Anggaran Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang ........................................................................109
Grafik 18. Efektifitas Penggunaan Anggaran Untuk Pengembangan
Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang.............................................110
Grafik 19. Efisiensi Penggunaan Anggaran Untuk Pengembangan Kepariwisataan
Kabupaten Pandeglang ........................................................................112
Grafik 20. Perencanaan Program Pengembangan Pemasaran Oleh Dinas
Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang ........................114
Grafik 21. Perencanaan Program Yang Dilakukan Sudah Sesuai Dengan Tujuan
Dalam Perencanaan............................................................................115
Grafik 22. Penorganisasian Dalam Pengangkatan Para Petugas Di Dinas
Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang Pandeglang.....117
Grafik 23. Sistem Pengangkatan Para Petugas Di Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Sudah Sesuai Dengan Kecakapan......................................119
Grafik 24. Sistem Pebagian Kerja Yang Sudah Dilakukan Di Dinas Kebudayaan
Dan Pariwisata ...................................................................................121
Grafik 25. Pelaksanaan Kinerja Petugas Pelaksana Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang ......................................................123
Grafik 26. Kemampuan Petugas Pelaksana Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang.......................................................................124
Grafik 27. Kemampuan Petugas Dalam Melaksanakan Program Pengembangan
Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang.............................................126
Grafik 28. Kewenangan Petugas Pelaksana Pengembangan Kepariwisataan
Kabupaten Pandeglang.......................................................................128
Grafik 29. Penggunaan Anggaran Sudah Sesuai Dengan Perencanaan..............129
Grafik 30. Tanggung Jawab Petugas Pelaksanaan Pada Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang .....................................................131
Grafik 31. Kualitas Pelaksanaan Program Pengembangan Kepariwisataan Di
Kabupaten Pandeglang.......................................................................133
Grafik 32. Sistem Pengwasan Pelaksanaan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang.......................................................................135
xvi
Grafik 33. Pengawasan Yang Diberikan Oleh Pimpinan Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang .....................................................137
Grafik 34. Distribusi Data Tingkat Implementasi Strategi ..................................144
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Keterangan Dan Rekomendasi Penyusunan SKRIPSI
2. Surat Ijin Penelitian
3. Surat Rekomendasi dari Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten
Pandeglang
4. Kuesioner
5. Jawaban Responden
6. Validitas
7. Reliabilitas
8. Nilai-nilai r Product Moment
9. Nilai-nilai distribusi t
10. Absensi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
11. Foto Salah Satu Objek Wisata Kabupaten Pandeglang
12. Catatan Bimbingan
13. Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara yang terdiri dari lima pulau besar,
diantaranya yaitu Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian jaya. Dan
selain itu juga terdapat beribu pulau kecil yang terbentang dari Sabang sampai
Merauke yang memiliki sumber daya alam yang melimpah serta memiliki
keanekaragaman bahasa, suku, agama, adat istiadat, dan budaya. Selain memiliki
sumber daya alam yang melimpah, secara geografis Indonesia terletak cukup
strategis yaitu berada di titik silang lalu lintas dan perdagangan dunia.
Keanekaragaman serta kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia tersebut
menjadi satu kesatuan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Disamping memiliki kekayaan alam yang melimpah seperti emas, baja,
tembaga, minyak bumi dan didukung pula oleh masyarakat yang bersifat
pluralisme serta berkepribadian dan berkarakter seperti ramah tamah, gotong
royong, sopan santun, murah senyum dan lain-lain membuat Bangsa Indonesia
memiliki keunikan dan kelebihan tersendiri dibanding dengan bangsa lain di
dunia. Apabila hal ini dapat dikelola dengan baik maka Indonesia akan memiliki
peluang besar dalam meningkata kan pendapatan masyarakat.
Selain potensi yang dimiliki oleh Indonesia yang telah dipaparkan di atas,
Indonesia memiliki potensi alam, keanekaragaman flora dan fauna, dan banyak
2
pula tempat-tempat yang unik dan indah serta banyaknya benda atau peninggalan
purbakala, peninggalan sejarah, yang cukup memiliki nilai yang tinggi untuk
bidang pendidikan atau sebagai objek wisata yang patut dipelihara dan
dikembangkan. Sehingga hal ini dapat menguntungkan negara pada umumnya
seperti meningkatkan sumber pendapatan untuk memanjukan dan
mensejahterakan masyarakat seutuhnya.(Direktoral Jendral Pariwisata:1998).
Pariwisata merupakan bagian dari pembangunan di daerah yang menyangkut
segala kegiatan dan hal-hal yang diperlukan oleh wisatawan. Pariwisata bertujuan
untuk memperkenalkan kebudayaan, keindahan alam, dan kepribadian Indonesia
membantu meningkatkan pendapatan masyarakat dan memberikan kesempatan
bagi wisatawan dalam negeri untuk mengenal tanah airnya sendiri. (Partono,
2002:10).
Pengembangan wisata alam yang dimanfaatkan sebagai suatu daerah tujuan
wisata lingkungan, yang nantinya akan sangat memberikan kontribusi yang sangat
menguntungkan bagi objek wisata alam itu sendiri dan masyarakat lokal serta
pemerintahan daerahnya.
Keluarnya Undang-Undang 32 tahun 2004, tentang pemerintahan daerah
berdampak pada dimilikinya kebebasan daerah untuk mengatur rumah tangga
daerahnya sendiri. Dengan adanya otonomi daerah, kedudukan sektor priwisata
sangat penting karena tiap daerah dipacu untuk mencari sumber-sumber
pendapatan yang dianggap potensial untuk di kembangkan sebagai nilai punggung
daerah yang bersangkutan.
3
Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Banten
yang pembentukannya ditetapkan bersamaan dengan kabupaten lainnya di
Propinsi Banten, yaitu dengan Undang-undang Nomor 23 tahun 2000, Tanggal 17
Oktober tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten. Kabupaten
Pandeglang memiliki andalan dibidang pariwisata dan agrobisnis yang memiliki
kekhususan yang memberikan posisi cukup strategis bagi pengembangan
perekonomian dan pembangunan.
Kabupaten Pandeglang yang memiliki visi “Terwujudnya Pandeglang
Berkah” sebagai daerah agrobisnis dan tujuan wisata unggul yang berkelanjutan di
dukung oleh SDM yang mandiri dan terbuka, menuju masyarakat mandiri,
sejahtera lahir dan batin., merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai
potensi yang cukup tinggi dalam potensi wisata. Berdasrkan hal tersebut, maka
pemerintah daerah perlu menetapkan objek wisata yang cukup potensial untuk di
kembangkan.
Dalam hal ini sektor pariwisata sangat penting dengan adanya otonomi
daerah, karena hak penduduk yang tinggal dalam suatu daerah sebagai kesatuan
masyarakat hukum untuk mengatur, mengurus, mengendalikan dan
mengembangkan urusannya sendiri sesuai dengan aspirasi masyarakat setempat
dengan tetap menghormati peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
memacu sumber-sumber pendapatan daerah sebagai tulang punggung
pembangunan daerah yang bersangkutan. Sehingga perlu adanya manajemen
pemasaran yang baik dalam mengembangkan potensi yang ada terutama objek
pariwisata tersebut. Manajemen pemasaran adalah proses dari program analisis,
4
perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian, dan pengawasan yang melibatkan
pemikiran, penetapan harga, promosi dan distribusi produk dan pelayanan serta
desain ide-ide untuk menciptakan dan menambah beneficial exchange melalui
target pasar untuk pencapaian tujuan organisasi (Partono,2002:195).
Dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA), Dinas
Kebudayaan dan Pariwiata terdapat 7(tujuh) kawasan wisata yang ada sekarang
ini di Kabupaten Pandeglang. Sesuai dengan PERDA Kabupaten Pandeglang
Nomor 9 Tahun 1989, tentang penunjukan pendapatan kawasan dan
pengembangan atau pembinaan kepariwisataan di Kabupaten Pandeglang (Dalam
LAKIP 2008) diantaranya yaitu:
1. Kawasan Pariwisata Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) diantaranya
yaitu, Pulau Peucang, Pulau Handeuelem, Pulau Panaitan, Taman Jaya,
Pulau Umang, Pulau Oar, Pantai Cigelis.
2. Kawasan Pariwisata Carita, yang terdiri dari Pantai Carita, Hutan Wisata,
Air terjun Curug Gendang, Penziarahan Caringin, Taman rekreasi terbuka
3. Kawasan Pariwisata Tanjung Lesung, diantaranya meliputi Pantai Tanjung
Lesung, Pantai Mega Camara, Desa Wisata, Pantai Cimahpar
4. Kawasan Pariwisata Situ Cikedal Situ Cikedal
5. Kawasan Pariwisata Pantai Bama, terdiri dari Pantai Panimbang, Pantai
Citerep, Pulau Popole dan Pulau Liwungan
6. Kawasan Pariwisata Gunung Karang dan Pulau Sari, terdiri dari Kolam
renang alam Cikoromoy, Sumber air panas Cisolong, Sumur tujuh Pasir
Peutey, Penziarahan Cibulakan, dan Penziarahan Kikaduwen
5
7. Kawasan Pariwisata Pantai Selatan diantaranya yaitu,Pulau Tinjil, Pulau
Deli, Pantai Cikiruh Wetan, Pantai Sidang kerta, Pantai Cikesik-Mentiung.
Dilihat dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata dan
akomodasi yang ada di Kabupaten Pandeglang terhitung dari Tahun 2000 sampai
dengan 2009 diantaranya dapat kita lihat tabel sebagai berikut:
Tabel 1.1 Data jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata dan akomodasi
yang ada di Kabupaten Pandeglang Tahun 2000-2009
NO TAHUN WISMAN WISNUS JUMLAH KETERANGAN 1. 2000 13.336 479.181 492.518 - 2. 2001 26.670 546.862 573.532 Naik 3. 2002 48.725 588.670 637.395 Naik 4. 2003 56.787 722.309 779.096 Naik 5. 2004 5.137 480.631 485.768 Turun 6. 2005 1.949 431.150 433.099 Turun 7. 2006 1.614 717.309 718.923 Naik 8. 2007 4.093 646.469 650.562 Turun 9. 2008 6.190 798.586 804.776 Naik 10. 2009 20.643 1.472.558 1.493.201 Naik
SUMBER : Leaflet Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang 2009
Dilihat dari tabel di atas, bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung
pertahunnya selalu mengalami naik turun. Angka-angka di atas membuktikan
bahwa dari tahun 2000-2003 mengalami peningkatan membuktikan bahwa
keterarikan pengunjung untuk berkunjung ke tempat pariwisata tinggi sehingga
jumlah wisman dan wisnus tetap cendrung bertahan naik. Dan dilihat mulai tahun
2004-2005 mengalami tingkat kemerosotan pengunjung, keadaan itu dikarnakan
terjadinya peristiwa tsunami yang menimpa daerah istimewa Aceh yang telah
6
mengakibatkan banyak korban. Oleh karena itu maka ditahun tersebut pengunjung
yang datang ke Kabupaten Pandegalang pun menurun, dikarenakan ketakutan
akan terjadi tsunami susulan seperti yang terjadi di daerah Aceh tersebut.
Di tahun 2006 menunjukan jumlah pengunjung naik, akan tetapi di tahun
2007 terjadi lagi bencana tsunami di pangandaran sehingga masyarakat ketakutan
untuk datang ke tempat pariwisata dan tempat-tempat pariwisata di Pandeglang
kembali mengalami penurunan pengunjung. Akan tetapi di tahun 2008-2009
jumlah pengunjung mengalami kenaikan, ini terbukti bahwa pada dasarnya datang
ke tempat pariwisata merupakan suatu kebutuhan untuk berlibur maupun
bersenang-senang.
Untuk mendukung pengembangan kepariwisataan tersebut maka keterlibatan
masyarakat luas baik dalam bentuk sadar wisata maupun keterlibatan langsung
sebagai investor di bidang kepariwisataan perlu dikembangkan baik itu skala
lokal, regional, nasional, maupun, internasional . Oleh karena itu, di perlukan cara
teknik pengembangan pemasaran yang tepat serta bentuk kerjasama pengelolaan
obyek atau kawasan wisata dengan pihak swasta atau investor perlu mendapat
perhatian khusus, terutama bagi obyek wisata yang potensial dipasarkan.
Pembangunan kepariwisataan tidak dapat terlepas dari konteks perancangan
pariwisata, pemanfaatan potensi sumberdaya, mindset pelaku pariwisata sebagai
hal yang paling kritikal bagi kesuksesan pembangunan pariwisata, dan strategi
atau desain pemasaran yang salah satunya bisa di lakukan melalui implemntasi
strategi dinas pariwisata dalam pengembangan pemasaran di setiap daerah tujuan
7
wisata yang ada di Kabupaten Pandeglang. Karena Kabupaten Pandeglang secara
umum memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan pariwisata
terutama dikarenakan posisi geografis dan kondisi alamnya
Bahwa dalam suatu pembangunan kepariwisataan harus mempertimbangkan
berdasarkan kewilayahan, pengembangan produk wisata lokal, pengembangan
segmentasi yang berdasrkan potensi dan spesifikasi produk khusus. Berbagai
referensi diketahui bahwa Kabupaten Pandeglang adalah daerah yang kaya dengan
sumber keanekaragaman potensi alam dan budaya dengan kata lain memiliki
peluang strategi yang seharusnya menjadikan kebudayaan pariwisata sebagai
sarana dalam mempercepat terwujudnya pembangunan daerah.
Keunggulan bersaing dan sehat dari tiap-tiap tourist destination area dapat di
bangun, segmen market atau costumer dapat diidentifikasi. Karena hal tersebut,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Pandegalang, karena sangat berhubungan dengan mata
kuliah dalam Program Ilmu Administrasi Negara khususnya mata kuliah
Manajemen Strategi (MENSTRA).
Setelah peneliti melakukan observasi awal pada lokasi penelitian, ada
beberapa permasalahan yang terjadi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang terkait dalam Implemntasi Strategi Pengembangan
Pemasaran Kepariwisataan Daerah . Teori yang dikemukakan oleh Hunger
(2003:17), mengenai implementasi strategi menyatakan bahwa proses dimana
manajemen mewujudkan strategi dan kebijakanya melalui pengembangan
8
program, anggaran, dan prosedur. Dari ketiga teori tersebut akan dikaitkan dengan
masalah-masalah yang ditemui, dimana masalah-masalahnya diantaranya :
Pertama, kenyataan di lapangan masih kurangnya sumberdaya manusia di
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang, dalam pengembangan
wisata lingkungan belum didukung tenaga trampil dan profesional dalam
pengelolaannya. Dari 44 orang pegawai, di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
hanya memiliki 3 orang pegawai ahli yang memiliki latar belakang lulusan
kepariwisataan sebagian besar berasal dari fungsional dan SMA. Hal tersebut
tentunya akan menyulitkan bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam
melakukan tugas, terutama dalam hal pengembangan kepariwisataan. Masalah
masih kurangnya SDM ini, terkait dengan prosedur yang telah dikemukakan
Hunger dalam hal pengorganisasian sistem pengangkatan atau pengrekrutan
pegawai di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang.
Kedua, dari banyaknya objek wisata di Kabupaten Pandeglang masih belum
tersedianya data-data yang cukup mengenai identifikasi kawasan yang berpotensi
untuk mengembangkan wisata yang potensial dan hanya beberapa tempat wisata
saja yang dapat dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Pandeglang. Sehingga minat masyarakat yang cukup besar untuk berwisata alam
belum terpenuhi sepenuhnya. Masalah ini terkait dengan prosedur yang telah
dikemukakan Hunger. Peran pegawai menggambarkan suatu tugas atau pekerjaan
dapat diselesaikan khususnya dalam hal melihat dan mengawasi data-data
mengenai mengenai objek-objek pariwisata yang potensial untuk mengembangkan
wisata lingkungan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang .
9
Ketiga, Salah satu pegawai Di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Pandeglang yakni, Drs. Emed sebagai Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata
mengatakan lemahnya pemasaran terkait dengan kurangnya pendanaan yang di
berikan oleh pemerintah dibidang promosi sehingga sulit baik itu dalam hal
pengembangan maupun pemasarannya. Dari masalah mengenai kurangnya
pendanaan ini, terkait dengan anggaran yang telah dikemukakan Hunger. Dan
anggaran ini merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu
implementasi strategi pengambangan pemsaran yang akan dilakukan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang.
Keempat, pengembangan strategi atau taktik pemasaran yang digunakan di
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang ini masih kurang dan
tidak ada terobosan baru dalam mengembangkan potensi daerah. Pengembangan
pemasaran disini diadakan hanya lewat pameran dan brosur saja seperti pameran
pada waktu perayaan hari Kemerdekaan, dan hari jadi Kota Pandeglang. Dalam
masalah ini, terkait dengan program yang telah dikemukakan Hunger dalam hal
pengembangan produk pariwisata, promosi produk pariwisata, penetrasi dan
diferensiasi produk pariwisata yang harus lebih di tingkatkan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang.
Kelima, dalam hal ini Ketersediaan infrastruktur dasar terutama kondisi jalan
yang sangat buruk, aksesibilitas menuju lokasi wisata, jarak dan waktu tempuh
perjalanan yang relatif panjang, sehingga mengakibatkan masih rendahnya
pengunjung. Masalah kondisi jalan yang sangat buruk, terkait dengan
10
penganggaran yang telah dikemukakan Hunger dalam hal perbaikan infrastuktur
jalan di sekitar lingkungan pariwisata Kabupaten Pandeglang.
Implementasi strategi merupakan realisasi yang telah dipilih. Strategi yang
telah dipilih harus dapat dilaksanakan secara konsisten, dan untuk itu perlu
dibangun suatu stuktur organisasi yang cocok, anggaran yang memadai, sistem
yang jelas dan kemampuan para pengelolanya. Dalam implemnentasi strategi
pengembangan pemasaran kepariwisataan daerah membangun keunggulan
pariwisata daerah melalui strategi dan taktik untuk menarik wisman dan wisnus
sebanyak mungkin sebagai tamu ke Kabupaten Pandeglang.
Oleh karena itu langkah yang bisa diformulasikan adalah implementasi
strategi pengembangan kepariwisataan daerah oleh dinas kebudayaan dan
pariwisata Kabupaten Pandeglang melalui pemasarannya sebagai salah satu alat
kompanye, untuk pariwisata maka akan lebih mudah bagi kita untuk memasarkan
diri ke investor ataupun wisatawan. Maka alokasi sumberdaya daerah akan efektif
dan terarah dan akan memudahkan bagi wisatawan memilih tourist destination
area yang mana yang akan dikunjungi.
Topik kajian yang peneliti ambil adalah dari masalah-masalah di atas yang
mendorong dan melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai
”Implementasi Strategi Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan Oleh Dinas
Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang”. Dengan alokasi
penelitian di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang.
11
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam bagian ini peneliti akan menuliskan berbagai masalah yang ada pada
objek yang akan diteliti. Seperti yang telah disinggung dalam latar belakang
masalah, peneliti menyimpulkan ada beberapa masalah pada Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang diantaranya :
1. Masih kurangnya Sumberdaya pegawai yang kurang trampil, dimana
hanya tiga orang yang memiliki latar belakang lulusan kepariwisataan
sebagian besar berasal dari fungsional dan SMA.
2. Masih belum tersedianya data-data yang cukup mengenai identifikasi
kawasan yang berpotensi untuk mengembangkan wisata yang potensial.
Hanya beberapa tempat wisata saja yang dapat dikelola oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang Sehingga minat
masyarakat yang cukup besar untuk berwisata alam belum terpenuhi
sepenuhnya.
3. Kurangnya anggaran dari pemerintah untuk mengembangkan
Kepariwisataan
4. Lemahnya strategi atau taktik pemasaran dan tidak ada terobosan baru
yang digunakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Pandeglang.
5. Ketersediaan sarana dan prasarana dalam hal ini ketersediaan infrastruktur
dasar yang masih kurang terutama kondisi jalan yang sangat buruk,
aksesibilitas menuju lokasi wisata, jarak dan waktu tempuh perjalanan
yang relatif panjang.
12
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba membatasi ruang lingkup
permasalahan agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuannya. Maka
penelitian ini terfokus pada objek penelitian, yaitu Implementasi Strategi
Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan Daerah Oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan pada batasan masalah di atas, maka perumusan masalahnya
adalah Bagaimanakah tingkat Implementasi Strategi Pengembangan Pemasaran
Kepariwisataan Daerah Oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Pandeglang ditinjau dari aspek program, penganggaran dan prosedur?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan esensi dasar dari sebuah penelitian, dan
menjadi faktor pendorong bagi para peneliti untuk melakukan penelitian. Selain
itu tujuan merupakan sebuah patokan atau arahan bagi sebuah penelitian.
Sehingga penelitian memiliki arah yang jelas dan lebih fokus kemana arah yang
hendak dituju dalam penelitian tersebut. Dan yang menjadi tujuan dari penelitian
adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi Strategi Pengembangan
Pemasaran Kepariwisataan Oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Pandeglang serta mampu memberikan informasi yang relevan dan menganalisis
13
tentang Implementasi Strategi Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan Daerah
oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan
penelitian, bila tujuan penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat
terjawab secara akurat, maka penelitian ini dapat menghasilkan informasi yang
berguna atau memiliki nilai kegunaan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberi manfaat dan dapat memberikan informasi bagi Pegawai Dinas Pariwisata
Kabupaten Pandeglang dalam melakukan Implementasi Strategi tentang
Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan Daerah.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan
permasalahan yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari
ruang lingkup yang paling umum hingga menukik ke masalah yang lebih
spesifik, yang relevan dengan judul skripsi.
14
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah akan memperjelas aspek permasalahan yang
muncul dan berkaitan dengan variaberl yang akan diteliti. Identifikasi
masalah dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah akan lebih mempersempit masalah yang akan diteliti,
sehingga objek penelitian, subjek penelitian, lokus penelitian, hingga
periode penelitian secara jelas termuat.
1.4 Perumusan Masalah
Bagian ini, peneliti mengidentifikasi masalah secara implisit secara
tepat atas aspek yang akan diteliti seperti terpapar dalam latar belakang
masalah dan pembatasan masalah.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian akan mengungkapkan tentang sasaran yang ingin
dicapai dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan yang
sudah dirumuskan sebelumnya.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian akan menjelaskan manfaat praktis dari diadakannya
penelitian ini.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan menjelaskan tentang isi bab per bab secara
singkat dan jelas.
15
BAB II DESKRIPSI TEORI
2.1 Deskripsi Teori
Mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang dan
variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi yang
digunakan untuk merumuskan hipotesis.
1.2 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir menggambarkan alur pikiran penelitian sebagai
kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca,
mengapa peneliti mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan dalam
hipotesis.
2.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang ada,
yang diteliti, dan akan diuji kebenarannya. Hipotesis dirumuskan
berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian menjelaskan tentang metode apa yang digunakan
dalam penelitian.
3.2 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis
alat pengumpulan data yang digunakan.
3.3 Populasi dan Teknik Sampling
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
16
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dan
teknik sampling merupakan pengambilan sampel yang ada di lapangan atau
objek penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data menjelaskan teknik pengambilan data-data
dilapangan. Sedangkan analisa data menjelaskan teknik analisa beserta
rasionalisasinya yang sesuai dengan sifat data yang diteliti.
3.5 Lokasi Jadwal Penelitian
Tempat peneliti melakukan penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Menjelaskan mengenai objek penelitian meliputi lokasi penelitian,
struktur organisasi dan sampel/populasi yang telah ditentukan.
4.2 Deskripsi Data
Merupakan penjelasan mengenai hasil penelitian yang telah diolah dari
data mentah dengan menggunakan teknik analisis data.
4.3 Pengujian Hipotesis
Peneliti melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik
analisis data.
4.4 Intrepretasi Hasil Penelitian
Melakukan penafsiran suatu keterangan-keterangan yang nyata
terhadap hasil pengujian hipotesis.
17
4.3 Pembahasan
Pada Sub bab ini dilakukan pembahasan secara lebih terperinci
terhadap hasil analisis data.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Merupakan kesimpulan dari hasil penelitian yang dijelaskan secar
singkat, jelas dan mudah dipahami.
5.2 Saran
Menjelaskan mengenai tindaklanjut dari sumbangan penelitian
terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis.
18
BAB II
DESKRIPSI TEORI
2.1 Deskripsi Teori
Dengan penggunaan teori akan ditemukan cara yang tepat untuk mengelola
sumber daya, waktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan dan alat yang
tepat untuk memperingan pekerjaan. Maka dari itu pada bab ini peneliti akan
menjelaskan beberapa teori yang berkaitan dengan masalah penelitian diantaranya
teori konsep manajemen , manajemen, strategi, manajemen strategi, implementasi
strategi, pemasaran , pengembangan pemasaran dan kepariwisataan.
2.1.1 Konsep Manajemen Strategi
Sebuah organisasi swasta maupun publik akan selalu dihadapkan pada
masalah, baik secara internal maupun eksternal. Masalah diartiakan sebagai
kesenjangan antara realita dan harapan. Masalah bukan untuk dihindari. Masalah
yang ada perlu dihadapi dan diolah dengan baik sehingga melahirkan sebuah
kebijakan yang baik pula. Tingkat persaingan yang semakin ketat membawa
pengaruh yang besar terhadap jalanya organisasai. Jika sebuah organisasi ingin
melangsungkan kehidupanya dan berkembang maka diperlukan sebuah
perencanaan strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi seperti perubahan lingkungan yang terjadi saat ini.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan organisasi terus
berlangsung, bahkan mempunyai kecenderungan perubahan yang sangat cepat.
19
Organisasi yang tidak mampu dalam mengatasi perubahan-perubahan lingkungan
ini akan mengalami kegagalan, yang mengancam keberadaan organisasi tersebut.
Organisasi publik maupun swasta, individu maupun kelompok tidak lepas
dari kegiatan administrasi. Setiap hari semua kegiatan akan selalu dihadapkan
pada administrasi. Administrasi erat kaitannya dengan manajemen. Mempelajari
ilmu manajemen berarti mempelajari ilmu Administrasi, demikian pula sebaliknya
mempelajai ilmu adminiastrasi saling terkait pula untuk mempelajari ilmu
manajemen. Administrasi sendiri diartikan, adalah suatu proses yang pada
umumnya terdapat pada semua usaha kelompok, negara atau swasta, sipil atau
militer, usaha yang besar ataupun yang kecil dan sebagainya.
Manajemen strategi adalah sebuah ilmu yansg berisi tentang penyusunan
rencana strategi organisasi secara sistematis, dalam rangka mencapai tujuan-
tujuan perusahaan / organisasi dengan cara memperhatikan perubahan-perubahan
lingkungan internal dan eksternal organisasi.
2.1.2 Definisi Manajemen Publik
Secara etimilogi, management (di Indonesia diterjemahkan sebagai
‘’manajemen”) berasal dari kata manus (tangan) dan agere (melakukan), yang
setelag digabung menjadi kata manage (bahasa inggris) berarti mengurus atau
managiere (bahasa latin) yang berarti melatih.
Manajemen menurut Teryy dalam Syafiie (2006:49) :
“Management is a distinct procces consisting of palnning, organizing, actuating and controlling performed to determine and accomplish stated objective by the use of human being and other resources.
20
Maksudnya, manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentuakan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya”.
Manajemen menuerut W.Taylor dalam Syafiie (2006:48) : The art of
management, is defined as knowing exactly what you want to do, and than seeing
that they do it in the best and cheapest way. Maksudnya, ilmu manajemen itu
dapat diterjemahkan sebagai ilmu pengetahuan yang mandiri yang sebenarnya
akan anda kerjakan, selanjutnya mengkaji apakah sesuatu itu di kerjakan dengan
cara terbaikserta termudah atau tidak.
Manajemen menurut Follet dalam Handoko (2003:8) manajemen sebagai
“Seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Yang mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan – tujuan organisasi melalui pengaturan orang – orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan.”
Sedangkan menurut Stoner dalam Handoko (2003:8 )
“Manajemen adalah proses prencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha- usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi lainya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Definisi lain mengenai manajemen merupakan sekelompok keputusan dan
tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang organisasi.
Sedangkan manajemen menurut Hasibuan ( 1994: 2 ) adalah sebagai ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber - sumber lainya
secara efektif dan efisien untuk suatu tujuan tertentu.
21
Dari berbagai definisi manajemen ditas tanpak bahwa organisasi cenderung
relatif lebih dibutuhkan. Manajemen publik sendiri oleh para pakar diartikan
bermacam-macam. Untuk membedakan manajemen publik dengan manajemen
swasta masih menjadi polemik dalam literatur organisasi dan manajemen.
Walaupun manajemen publik mempunyai warna pengabdian masyarakat yang
menonjol, namun manajemen juga memiliki warna pelayanan.
Berry Bozeman dalam buku All Organization Are Public : Bridging Public
and Private Organizational Theories berpendapat, hanya beberapa organisasi
bersifat publik (kerakyatan).
Jadi kepublikan dipandang sebagai kunci dalam memahami perilaku
organisasi dan manajeman di semua organisasi, tidak hanya organisasi
kepemerintahan. Kepublikan yang dimaksud oleh Berry Bozeman adalah
keabsahan di manajemen tersebut terlegitimasi mempunyai kekuasaan politik.
Dalam hal ini manajemen swasta dalam derajat tertentu dipengaruhi oleh otoritas
politik, dan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh orgaisasi pemerintahan.
2.1.3 Definisi Organisasi Publik
Organisasi menurut Luther Gulick dalam Syafiie (2006:52) :
“Organization is the means of interrelating the subdivisions of work by allocating them to men who are placed in structure of authority, so that the work may be coordinated by orders of superiors to sub ordinates, reching from the top to the bottom of the entire enterprise. Artinya organisasi adalah sebagai suatu alat yang berhubungan satuan-satuan kerja yang memberikan mereka kepada orang-orang yang di tempatkan dalam stuktur kewenangan. Jadi dengan demikian pekerjaan dapat dikoordinasikan oleh perintah para atasan kepada para bawahan yang menjangkau dari puncak sampai kedasar dari seluruh badan usaha”.
22
Organisasi menurut James D. Mooney dalam Syafiie (2006:51) :
Organization is the form of every human assosiation for the attainment of
commonn purpose. Maksudnya organisasi adalah sebagai bentuk setiap
perserikatan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Organisasi menurut John D. Millet dalam Syafiie (2006:51) :
“Organization is the structural framework within wich the work of many individuals is carried on for the relazation of common purpose. Maksudnya, organisasi adalah sebagai kerangka stuktur dimana pekerjaan dari beberapa orang diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama”.
Organisasi menurut HerbertA. Simon dalam Syafiie (2006:51) :
“Organization is the complex patern of cumunication and other relations in a group of human being. Maksudnya, organisasi adalah sebagai pola komunikasi yang lengkap dan hubungan-hubungan lain di dalam suatu kelompok orang-orang”.
Organisasi menurut Chaster. I Barnad dalam Syafiie (2006:52) :
“Organization is a system of coorperative activities of two or more person something intangible and impersonal, largely a matter of relationshif. Maksudnya, organisasi adalah sebuah sistem tentang aktivitas kerja sama dua orang atau lebih dari sesuatu yang tidak berwujud dan tidak pandang bulu, yang sebagian besar tentang persoalan silaturahmi”.
Dari definisi-definisi di atas dapat di simpulkan bahwa organisasi
merupakan, antara lain yaitu :
1. Wadah atau tempat terselenggaranya administrasi
2. Di dalamnya terjadi berbagai hubungan antara individu maupun
kelompok, baik dalam organisasi itu sendiri maupun keluar
3. Terjadinya kerjasama dan pembagian tugas
4. Berlangsungnya proses aktivitas berdasarkan kinerja masing-masing
23
Organisasi yan terbesar dimana pun sudah barang tentu organisasi publik
yang mewadahi seluruh lapisan masyarakat dengan ruang lingkup Negara. Oleh
karena itu, organisasi publik mempunyai kewenangan yang absah (terlegitimasi)
di bidang politik,organisasi, pemerintah dan hukum secara terlembaga sehingga
mempunyai kewajiban melindungi warganya, serta melayani kebutuhannya.
Sebaliknya berhak pula memungut pajak pendanaan, dan menjatuhkan hukuman
sebagai sanksi penegakan peraturan.
Itulah sebabnya dalam agama islam, organisasi publik di sebutkan dalam
kitab suci Al-Quran sebagai keharusan akan adanya segolongan umat yang
mengajak kepada kebenaran dan kebaikan serta melarang kepada keburukan. Ini
lah kemudian yang mendasari dibentuknnya berbagai lembaga departemantal
diberbagai organisasi publik.
Jadi, organisasi publik sering kita lihat pada bentuk organisasi instansi
pemerintah yang juga dikenal sebagai birokrasi pemerintah. Istilah birokrasi ini
diberikan kepada instansi pemerintah karena pada awal tipe organisasi yang ideal
(yang di sebut dengan birokrasi dan oang-orang di sebut birokrat ini) merupakan
bentuk yag sebagian besar diterima dan di terapkan oleh instansi pemerintah.
2.1.4 Definisi Strategi
Istilah strategi berasal dari bahasa yunani strategeia (stratos : militer; dan ag
: pemimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral, dimana
jendral tersebut dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat
selalu memenangkan perang. Konsep strategi militer seringkali diadaptasikan dan
24
diterapkan dalam dunia bisnis. Strategi merupakan cara terbaik yang dijalankan
untuk mencapai tujuan tertentu. Selain itu pula bahwa strategi adalah suatu cara
atau langkah-langkah yang harus ditempuh oleh perusahaan dalam mencapai
tujuannya dalam menentukan persaingan dengan para kompetitornya.
Menurut William F. Glueck Lawarence Jauch dalam Saladin (2003:1), yang
diartikan dengan strategi adalah:
“Sebuah rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi, yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi”.
Menurut kamus Wikipedia,
”Startegi diartikan sebagai suatu perencanaan jangka panjang suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Hutabarat dan Huseini (2008) menyatakan bahawa definisi strategi dari aspek manajemen adalah: arah dan cakupan jangka panjang organisasi untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak yang berkepentingan (stakeholder)”.
Menurut Chandler dalam Freddy Ranguti (2001: 3)
“Stategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun”.
Menurut Learned, Cristensen, Andrews, dan Guth, dalam Freddy Ranguti
(2001:3) “Strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing.
Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah strategi itu
harus ada ataupun tidak ada”.
25
Menurut Andrew dalam Freddy Ranguti (2001: 4)
“Stategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti menejer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung ataupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan".
Menurut Hamel dan Prahalad dalam Freddy Ranguti (2001:4)
“Strategi adalah yang bersifat senantiasa meningkat dan terus menerus. Dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelenggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi” bukan di mulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Dalam hal ini perusahaan harus mencari kompetisi di dalam bisnis yang dilakukan”.
Strategi disampaikan oleh Dirgantoro (2001:4)
”Strategi adalah hal menetapkan arah ke pada manajemen dalam arti orang tentang sumber daya di dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk dapat membantu memenangkan persaingan di dalam pasar.”
Dapat di simpulkan, bahwa dari definisi diatas tersebut memberikan
penjelasan strategi merupakan suatu rencana permanen atau cara terbaik dan
langkah-langkah yang harus di tampuh untuk sebuah kegiatan di dalamnya
termasuk formulasi tujuan dan kumpulan rencana kegiatan untuk memperoleh
suatu keberhasilan. Hal ini mengindikasikan adanya upaya memperkuat daya
saing pekerjaan kegiatan dalam mengelola organisasi dan mencegah pengaruh
luar.
26
2.1.5 Definisi Manajemen strategi
Dari pemaparan definisi manajemen dan strategi yang telah di paparkan di
atas maka selanjutnya akan dipaparkan mengenai manajemen strategi di antaranya
sebagi berikut :
“Manajemen stratejik didefinisikan sebagai keputusan-keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penetapan kinerja jangka panjang organisasi, yang meliputi analisis lingkungan internal dan eksternal, merumuskan strategi, yaitu rencana strategi jangka panjang, dan implementasi dan evaluasi strategi”. ( Hunger dan Wiliam 2000) (Indrianawati, 2003:1.3)
“Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapi tujuan. pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai objeknya. Oleh karena itu manajemen strategis memungkinkan suatu organisasi untuk lebih proaktif ketimbang reaktif dalam membentuk masa depan sendiri, hal itu memungkinkan suatu organisasi untuk mengawali dan mempengaruhi (ketimbang hanya memberi respons terhadap) aktivitas, dan dengan demikian dapat berusaha keras mengendalikan tujuan sendiri. (Fred R.David 2004)
Jadi pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi
merupkana suatu usaha untuk mengembangkan kekuatan yang ada di dalam suatu
perusahaan atau organisasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah di
tetapkan.
27
2.1.5.1 Proses Manajemen Strategi
Pada dasarnya di dalam suatu perusahaan untuk dapat mencapai suatu
tujuan dan keberhasilan di perlukan suatu proses manajemen yang baik, adapun
proses-proses dari manajemen strategi terdiri dari pengelaman lingkungan,
perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi pengendalian.
1. Pengalaman Lingkungan
a. Analisis Eksternal
Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan dan
ancaman) yang berada diluar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam
mengendalikan jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel tersebut
membentuk keadaan dalam organisasi dimana organisasi ini hidup. Lingkungan
eksternal memiliki dua bagian: lingkungan kerja dan lingkungan sosial.
Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara langsung
berpengaruh atau dipengaruhi oleh operasi-operasi utama organisasi.
Beberapa elemen tersebut adalah pemegang saham, pemerintah, pemasok,
komunitas lokal, pesaing, pelanggan, kreditur, serikat buruh, kelompok
kepentingan khusus, dan asosiasi perdagangan. Lingkungan kerja perusahaan
sering disebut industri. Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum-kekuatan
itu tidak berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek
organisasi tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan-keputusan jangka
panjang.
28
b. Analisis Internal
Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan)
yang ada didalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka
pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk suasana
dimana pekerjaan dilakukan. Variabel-variabel itu meliputi:
1. Struktur adalah cara bagaimana perusahaan diorganisasikan yang
berkenaan dengan komunikasi, wewenang, dan arus kerja.
2. Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan, dan nilai-nilai yang
diberikan oleh anggota organisasi.
2. Perumusan Strategi
Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk
manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dinilai dari
kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perumusan strategi meliputi menentukan
misi perusahaan, menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan
strategi, dan penetapan pedoman kebijakan.
a. Misi organisasi adalah tujuan atau alasan mengapa organisasi hidup. Misi
dapat ditetapkan secara sempit atau secara luas. Tipe pernyataan misi
sempit menegaskan secara jelas bisnis utama organisasi, misi ini juga
secara jelas membatasi jangkauan aktivitas perusahaan yang berhubungan
dengan produk atau jasa yang ditawarkan, teknologi yang digunakan dan
pasar yang dilayani. Misi sempit juga membatasi kesempatan-kesempatan
untuk tumbuh. Sebalikya, misi luas melebarkan jangkauan aktivitas
29
organisasi untuk memasukkan banyak tipe produk atau jasa, pasar dan
teknologi.
b. Tujuan adalah hasil akhir aktivitas perencanaan. Tujuan merumuskan apa
yang akan diselesaikan dan kapan akan diselesaikan, dan sebaiknya diukur
yang memungkinkan. Pencapaian tujuan perusahaan merupakan hasil dari
penyelesaian misi.
c. Strategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan komprehensif
tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi
akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan
keterbatasan bersaing.
d. Kebijakan menyediakan pedoman luas untuk pengambilan keputusan
organisasi secara keseluruhan. Kebijakan juga merupakan pedoman luas
yang menghubungkan perumusan strategi dan implementasi. Kebijakan
perusahaan merupakan pedoman luas untuk divisi guna mengikuti strategi
perusahaan. Kebijakan-kebijakan tersebut diinterpretasi dan
diimplementasi melalui strategi dan tujuan divisi masing-masing. Divisi-
divisi kemudian akan mengembangkan kebijakannya sendiri, yang akan
menjadi pedoman bagi wilayah fungsionalnya untuk diikuti.
3. Implementasi Strategi
Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan
strategi dan kebijakan dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran
dan prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara
30
menyeluruh, struktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secara
keseluruhan. Kecuali ketika diperlukan perubahan secara drastis pada perusahaan,
manajer level menengah dan bawah akan mengimplementasi strateginya secara
khusus dengan pertimbangan dari manajemen puncak.
4. Evaluasi dan Pengendalian
Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivitas-aktivitas
perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan
dengan kinerja yang diinginkan. Para manajer disemua level menggunakan
informasi hasil kinerja untuk melakukan tindakan perbaikan dan memecahkan
masalah. Walaupun evaluasi dan pengendalian merupakan elemen akhir yang
utama dari manajemen strategis, elemen itu juga dapat menunjukkan secara tepat
kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategi sebelumnya dan mendorong
proses keseluruhan untuk dimulai kembali.
2.1.6 Definisi Implementasi Strategi.
Implementasi (pelaksanaan) strategi merupakan realisasi yang telah dipilih.
Strategi yang telah dipilih harus dapat dilaksanakan secara konsisten, dan untuk
itu perlu dibangun suatu stuktur organisasi yang cocok, anggaran yang memadai,
system yang jelas dan kemampuan para pengelolanya.
Suatu strategi yang telah diformulasikan dengan baik, belum menjamin
bahwa dalam implementasinya juga akan sukses atau memberikan hasil sesuai
dengan yang diharapkan. Implementasi strategi agar dapat berjalan dengan baik,
31
Certo dan Paul mengajukan atau menawarkan sebuah model sederhana proses
implementasi strategi. Secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Model Sederhana Proses Implementasi Strategi
Sumber: Dirgantoro (2001 : 12)
Keterangan:
1. Analisis perubahan : Elemen pertama dari model implementasi strategi,
dimana analisis perubahan ini dilakukan untuk mengetahui beberapa besar
perubahan yang harus dilakukan agar implementasi strategi bisa
dilaksanakan dengan baik.
ANALISIS PERUBAHAN
ANALISIS STRUKTURORGANISASI
ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN
PEMILIHAN PENDEKATANIMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI + EVALUASI STRATEGI
32
2. Analisis stuktur organisasi : Stuktur organisasi akan menjelaskan tentang
bagaimana kebijakan akan disusun dan juga menjelaskan bagaimana
sumberdaya akan di alokasiakan.
3. Analisis budaya perusahaan : Mengacu kepada nilai diantara orang-orang
di dalam kelompok serta memiliki tendensi atau kecendrungan untuk tetap
ada, meskipun anggota kelompok berganti-ganti.
4. Pemilihan pendekatan implementasi : Pendekatan pemilihan pelaksanaan
strategi yang akan dilakukan dalam pencapaian tujuan.
5. Implementasi, evaluasi strategi : Pelaksanaan strategi yang dilakukan
dalam pencapian tujuan yang telah ditetapkan dan kemudian dilihat dan di
nilai seberapa jauh tujuan tersebut bisa tercapai ataupun berhasil.
Hunger (2003:17) mendefinisikan implementasi strategi sebagai berikut:
“proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakanya melauli pengembangan program,anggaran, dan prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara menyeluruh, stuktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secara keseluruhan. Kecuali ketika diperlukan perubahan secara drastis pada perusahaan, manajer level menengah dan manjer level bawahakan mengimplementasikan strateginya secara khusus dan pertimbangan dari manajemen puncak. Manajemen strategi sering melibatkan keputusan sehari-hari dalam alokasi sumber daya”.
Definisi implementasi strategi Hunger (2003:17) mengandung tiga
komponen.
1. Program, merupakan pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai. Program
33
melibatkan restukturisasi perusahaan, perubahan budaya internal perusahaan atau awal dari suatu usaha penelitian baru.
2. Anggaran, program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiapprogram akan dinyatakan secara rinci dalam biaya yang dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan.
3. Prusedur, biasanya disebut Standard Operating Procedures (SOP). Sistem langkah-langkah atau tehnik-tehnik yang berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan.
Selanjutnya Hunger (2003:18) “menjelaskan implementasi strategi
merupakan sejumlah total aktifitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk dapat
menjalankan sebuah perencanaan strategis”.Hunger (2003:18) pun menjelaskan
implementasi strategi merupakan proses berbagai strategi dan kebijakan berubah
menjadi tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur
walaupun implementasi merupakan kunsi sukses manajemen strategis.
Implementasi strategi menggunakan kerangka 7 S dari Mc. Kinsey
memberikan visualisasi yang berguna atas komponen-komponen penting yan
harus dipertimbangkan oleh pimpinan untuk menjamin bahwa strategi perusahaan
dapat berjalan dalam kehidupan organisasi. Terdapat enam komponen yang dapat
menjamin pelaksanaan srategi dengan baik yaitu, stuktur organisasi (structure),
sistem (system), budaya (share value), keahlian (skill), gaya kepemimpinan (style)
dan manajemen (staff) perlu dikelola dengan baik.
34
Gambar 2.2
Kerangka 7 S Mc. Kinsey
Sumber: Saladin (2003 : 108)
Keterangan:
Kerangka 7 S Mc. Kinsey memberikan gambaran untuk dapat melakukan
suatu implementasi strategi agar dapat berjalan dengan baik.
1. Strategy, seperangkat kegiatan atau aktivitas yang bertujuan untuk
memperolah keunggulan selama berkompetisi untuk dapat mencapai
tujuan.
Stuktur
Sistem
Gaya
Staf
keterampilan
Sasaran yang di pakai
Strategi
35
2. Structure, suatu kerangka organisasi dan informasi yang menunjukan
tentang laporan-laporan, tugas dan bagaimana keduanya dapat
berintegrasi.
3. System, suatu proses tentang bagaiman suatu organisasi beroperasi setiap
harinya, misalnya tentang system informasi, sistem anggaran belanja,
proses produksi, sistem control untuk kualitas, dan sistem pekerjaan atau
penampilan perusahaan.
4. Style , bagaiman para manajer mengalokasikan waktu dan perhatiannya
serta bagaiman mereka bertingkah laku untuk lebih mementingkan
menjalankan manajemen dari pada mengatur manajemen (lebih penting
bekerja dari pada berbicara).
5. Staff, bagaimana proses para manajermembantu mengembangkan
perusahaan dan membentuk suatu teammanajemen dasar yang bernilai.
6. Superordinate, nilai-nilai di luar jangkauan, tetapi biasanya meliputi
sasarandan tujuan yang telah di sepakati dalam menentukan
kelangsungan hidup perusahaan. Nilai-nilai ini disebarluaskan kepada
orang-orang yang bekerja di perusahaan.
7. Skills, kelengkapan-kelengkapan atau keterampilanyang dimiliki oleh
para personil perusahaan.
Pelaksanaan strategi akan mencapai sukses apabila :
1. Adanya kemampuan manajer untuk menggerakan orang (personilnya)
secara simultan.
36
2. Pengorganisasian dalam perusahaan harus mencerminkan strategi dan
tujuan dari perusahaan.
3. Adanya motivasi yang tinggi.
4. Terciptanya budaya yang menggambarkan rasa kesetiakawanan (positif)
yang berkesinambungan.
5. Adanya suatu system yang jelas untuk menghubungkan strategi-strategi
dengan rencana-rencana pelaksanaan, sehingga yang telah dipilih itu
bukan hanya sebagai macam kertas saja.
Sistem 7-S ini memberikan 4 (empat) gagasan penting, yaitu :
1. Faktor yang beraneka ragam akan mempengaruhi kemampuan organisasi
dan melakukan perubahan. Selain stuktur dan strategi yang begitu sulit,
ada factor lain.
2. Ke-7 variabel itu saling berhubungan atau terkait antara satu sama lain
dan satu hal yang mustahil akan mencapai kemajuan jika tidak terkait
satu sama lainnya.
3. Banyak strategi yang sudah di rancang rapi tapi mengalami kegagalan,
hal ini di sebabkan karena manajer-manajer yang kurang memperhatikan
7-S tersebut.
4. Hal ini tidaklah berarti bahwa ke-7 S factor tersebut penting sekali dalam
merombak suatu organisasi swasta, karena hal pada suatu waktu tertentu
bisa saja terdapat factor lain.
Dapat disimpulkan bahwa ke 7-S MC Kisney di atas tidaklah mutlak,
amat tergantung pada organisasi perusahaan, dan pada waktu-waktu kriteria bisa
37
saja faktor yang lain yang menjadi landasan starategi. Perlu diketahui bahwa
keberhasilan di dalam melaksanakan strategi tidak sekedar merubahstuktur
meleinkan, aka nada kemajuan-kemajuan dari variable sentral yang fungsional
kepada stuktur desentral yang devisional.
Strategi yang telah diformulasikan dengan baik, belum menjamin bahwa
dalam implementasinya juga akan sukses dan akan memberikan hasil sesuai yang
di harapkan, oleh karena itu diperlukan orang yang mampu melaksanakan suatu
strategi dalm Saladin (2003 : 109) diantarnya sebagai berikut:
1. Para manajer puncak : Yang peran dalam mengalokasikan sumber dan
pengaturannya serta mengambil keputusan dalam merumuskan
kebijaksanaan dan sistem administratif.
2. Dewan direksi : Mempunyai peran dalam menyetujui perubahan-
perubahan penting dan mengelola sistem perencanaan.
3. Suatu team : Suatu team yang ditunjuk eksekutif puncak, yang berperan
dalam merumuskan alokasi sumber dan pengaturannya.
4. Konsultan : Mempunyai peran dalam memberikan nasehat, tapi juga di
beri wewenang eksekutif puncak untuk pengaturan alokasi suber,
terutama dalam sumber dana.
2.1.7 Definisi Pemasaran
Pada dasarnya tidak mudah untuk memberi batasan mengenai pengertian
pemasaran yang demikian luas (komprehensip) dan juga begitu praktis
38
(operasional). Berikut ini disajikan beberapa batasan untuk memperbantu
memperjelas konsep pemasaran yang dimaksud.
Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian
harga, promosi dan pendistribusian ide, barang, dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi. Lembaga pemasaran
kerajaan inggris dalam Salah Wahab dan Frans Gromang (1976:22) menetapkan
batasan pemasaran sebagi berikut:
“Pemasaran adalah fungsi dari manajemen, yang mengorganisasi dan memimpin semua kegiatan usaha yang meliputi kegiatan penilaian dan penentuan daya beli para pelanggan sehinggamenjadi permintaan yang efektif terhadap suatu produk atau jasa-jasa tertentu dan membawa produk serta jasa-jasa itu kepada para pelanggan atau pemakai sedemikian rupa sehingga target keuntungan atau saran-saran yang telah ditetapkan perusahaan dapat tercapai”.
William H. Kaven dalam Wahab (1976:22), ilmu ekonomi dan pemasaran
di jurusan admistrasi perhotelan mengemukakan bahwa: “Pemasaran adalah
proses usaha, baik dengan permintaan yang nyata maupun yang masih potensial
akan barang-barang dan jasa-jasa dipormulasikan, diusahakan dan disediakan oleh
si penjual.
Philip Khotler dalam Wahab (1976:23), mengemukakan bahwa :
“Pemasaran adalah analisis, perencanaan dan pengawasan mengenai sumber-sumber kebijakan dan kegiatan yang berkenan dengan pelanggan perusahaan, yang bermaksud ingin memuaskan kebutuhan dan harapan dari kelompok pelanggan tertentu yang dipilih, agar dapat memperolah keuntungan.
Strategi pemasaran pada dasarnya rencana yang menyeluruh, terpadu dan
menyatu dibidang pemasaran, yang memberikan panduan yang akan dijalankan
untuk dapat tercapai tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain strategi
39
pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan urutan yang
memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu kewaktu,
pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya terutama dalam
menghadapi lingkungan.
Menurut Purnama (2000:80) mengatakan bahwa : “Strategi pemasaran
merupkan hal yang sangat penting yang perlu dilakukan oleh pemasar adalah
menerapkan segmentasi pasar, strategi penentuan pasar sasaran dan strategi
penentuan posisi pasar.”
Suryana dalam Salemba (2001:102), strategi pemasaran adalah panduan dari
kinerja wirausaha dengan hasil penguji dan peneliti pasar sebelumnya dalam
mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran.
Penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisis lingkungan dan
internal perusahaan melalui analisis keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta
analisis kesempatan dan ancaman yang dihadapi dari lingkungan. Faktor
lingkungan yang dianalisis dalam penyusunan strategi pemasaran adalah keadaan
pasar atau persaingan, perkembangan teknologi, keadaan ekonomi, peraturan dan
kebijakan pemerintah, keadaan sosial dan budaya politik.
Dalam strategi pemasaran untuk memantapkan persaingan, Suryana
(2001:111) menggunakan beberapa strategi pemasaran sebagai berikut :
1. Penetrasi pasar : Strategi pemasaran untuk meningkatkan jumlah
penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang sudah ada dengan
memperbesar usha-usaha penjualan dan periklanan.
40
2. Strategi pengembangan pasar : Meningkatkan penjualan dengan
memperkenalkan produk barang dan jasa yang ada kepada pasar baru.
3. Strategi pengembangan produk : Meningkatkan penjualan dengan
memperkenalkan produk dan jasa baru kepada pasar yang sudah ada.
4. Segmentasi pasar : Strategi pemasaran yang sangat terkenal bagi usaha
yang baru. Pada strategi ini, produk di pasarkan berdasarkan segmennya.
Misalnya, segmentasi berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, tingkat
pendapatan dan sifat masyarakat.
Dalam proses strategi pemasaran ada 6 tahap yang harus dilakukan
diantaranya adalah:
1. Menganalisis kesempatan atau peluang, dalam hal ini dapat
dimanfaatkan dalam usaha yang dilakukan perusahaan untuk mencapai
tujuan. Kesempatan atau peluang pasar ini, harus dipertimmbangkan
dengan diseleksi untuk memilih mana yang relevan dengan tujuan yang
direncanakan.
2. Penentuan sasaran pasar yang akan dilayani oleh perusahaan. Untuk
dapat melayani kebutuhan dan keinginan dari pasarnya sesuai dengan
kemampun perusahaan, maka perusahaan perlu menentukan segmentasi
pasar dan menetapkan segmen pasar yang mana yang akan dilayani
sebagai sasaran pasar.
3. Menilai kedudukan dan penetapan strategi peningkatan posisi atau
kedudukan perusahaan dalam persaingan pada sasaran pasar yang
41
dilayani. Dalam tahap ini perusahaan harus mempunyai pandangan atau
keputusan mengenai produk atau jasa.
4. Pengembangan system pemasaran dalam perusahaan. Dengan
mengembangkan system pemasaran dalam hal ini adalah untuk
mengembangkan organisasi pemasaran, system informasi pemasaran,
system perencanaan, dan pengendalian pemasaran yang dapat
menunjang tercapainya tujuan perusahaaan dalam melayani tujuan pasar.
5. Mengembangkan rencana pemasaran. Dalam hal ini diperluakan karena
keberhasilan perusahaan terletak pada kualitas rencana pemasaran yang
bersifat jangka panjang dan jangka pendek (tahunan, triwulan, dan
bulanan) yang diperlukan untuk mengarahkan kegiatan untuk mencapai
sasaran pasar.
Menerapkan atau melaksanakan rencana pemasaran yang telah disusun dan
mengendalikannya. Penerapan atau pelaksanaan rencana harus
mempertimbangkan situasi dan kondisipada saat itu, sehingga mempunyai taktik
yang dijalankan
Dari definisi pemasaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran
adalah suatu cara dalam menjalankan suatu uasaha dengan lebih menitikberatkan
perhatian terhadap pelanggan daripada terhadap produk. Semua fungsi manajemen
termasuk perencanaan, pengorganisasian, pengambilan keputusan, dan
pengawasan terhadap hasil-hasilnya, diarahkan pada orientasi pemasaran yang
mewujudkan pada suatu kumpulan teknik dan strategi guna mencapai tujuan.
42
Bahwa pengertian kepuasan konsumen lebih luas dalam konsep pemasaran,
karena hal itu merupakan pintu gerbang menuju tercapainya suatu keuntungan
2.1.7.1 Pengembangan Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan suatu analisis strategi pengembangan dan
pelaksanaan kegiatan dalam strategi penentuan sasaran bagi produk pada tiap unit
bisnis, penetapan tujuan pemasaran, dan pengembangan pelaksanaan, serta
pengelolaan strategi program pemasaran, penentuan posisi pasar yang dirancang
untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran. Menurut Purnama (2000:5)
pengembangan pemasaran berarti melaksanakan prosedur tiga langkah secara
sistematis, yang bermula dari segmentasi pasar, kemudian penentuan pasar
sasaran dan strategi penentuan posisi pasar.
Menurut Peggy Lambing dan Charles L.Kuehl dalam Suryana (2001:102),
keunggulan bersaing perusahaan baru terletak pada perbedaan (diperensiasi)
perusahaan tersebut dengan persaingannya dalam hal:
1. kualitas yang lebih baik
2. harga yang lebih murah dan bisa di tawar
3. lokasi yang lebih cocok, lebih dekat dan lebih cepat
4. seleksi barang dan jasa yang lebih menarik
5. pelayanan yang lebih menarik dan memuaskan pelanggan
43
2.1.8 Definisi Pariwisata
Istilah periwisata terlahir dari bahasa sengsakerta yang komponen-
komponennya terdiri dari Pari artinya penuh, lengkap, berkeliling. Wis (man)
yang artinya rumah, properti, kampung, komunitas. Ata artinya pergi terus
menerus, mengembara. Yang bila di rangakai menjadi satu kata melahirkan istilah
pariwisata, berarti : pergi secara lengkap meninggalkan rumah (kampung)
berkeliling terus menerus. Dalam operasionalnya istilah pariwisata sebagai
pengganti istilah asing tourism atau travel di beri makna oleh pemerintah
Indonesia :“ mereka yang meninggalkan rumah untuk mengadakan perjalanan
tanpa mencari nafkah di tempat-tempat yang di kunjungi sambil menikmati
kunjungan mereka”.(Robert C. Lonati dalam Nyoman S.Pendit 2002:3)
Menurut Robert C. Lonati dalam Nyoman S.Pendit (2002:32) :
”Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan persediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sector-sektor produktif lainnya. Selanjutnya sebagai sector yang kompleks, ia juga merealisasi industri-industri klasikseperti industri kerajinan tangan dan cendra mata. Penginapan dan transportasi secara ekonomis juga di andang sebagai industri”.
Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap
kemajuan-kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan-pelabuhan (laut
atau udara), jalan-jalan raya, pengangkutan setempat, program-program
kebersihan atau kesehatan, kelestarian lingkungan dan sebagainya, yang
keenuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat
44
dalam lingkungan daerah wilayah yang bersangkutan maupun wisatawan
pengunjung dari luar.
Institute of tourism in britaim tahun 1976 merumuskan: “ pariwisata adalah
kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat
tujuan di luar tempat tinggaldan pekerjaan sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan
mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut, ini mencangkup
kepergian untuk berbagai maksud termaksud kunjungan seharian atau
darmawisata.
E. Guyer-Fruer dalam Nyoman S.Pendit (2002: 34) di dalam bukunya yang
berjudul Hanbuch dan Schweizerishen volkswirtschaft, merumuskan pariwisata
ini sebagai berikut:
“Pariwisata dalam arti modern adalah merupakan gejala zaman sekarang yang di dasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuh terhadap keindahan alam, kesenangan dan kenikmatan alam semesta, dan pada khususnya di sebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas dalammasyarakat sebagai hasil perekembangan perniagaan, industri dan perdagangan serta penyempurnaan alat-alat pengangkutan.
Robert Mcinton bersama Shashikanta Gupta dalam Nyoman S.Pendit
(2002:34):
“mengungkapkan bahwa pariwisata adalah “gaungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatwan, bisnis, pemerintah, tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan seperti pengunjung lain”.
Menurut Robert Mc. Instosh Shashi Kant Cupta dalam Partono (2002:13)
“Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah serta masyarakat tuan rumah
45
dalam proses menarik dan melayani wisatawan ini serta pengunjung lainnya”.
Menurut Prof. Hans Buchi dalam Partono (2002:14): “Pariwisata adalah
peralihan tempat untuk sementara waktu dan mereka yang mengadakan perjalanan
tersebut memperoleh pelayanan dari perusahaan-perusahaan yang bergarak dalam
industri pariwisata”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu
perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari
suatu tempat ke tempat yang lain untuk menikmati pejalanan tersebut, guna
bertamasya dan rekreasi, melihat dan menyaksikan atraksi wisata di tempat lain
untuk memenuhi keinginannya yang beraneka ragam yang mencakup:
1. Keseluruhan fenomena alam maupun buatan manusia yang
dimanfaaatkan untuk kepentingan wisatawan.
2. Kegiatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama
melakukan aktivitas perjalanan.
Dengan memperhatikan faktor-faktor:
1. Perjalanan dilakukan untuk sementara waktu
2. Perjalanan dilakukan dari satu tempat ke tempat lain
3. Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya harus selalu dikatkan dengan
bertamasya dan rekreasi, melihat dan menyaksikan atraksi-atraksi
wisata.
46
4. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di
tempat atau daerah yang dikunjungi dan semata-mata sebagai konsumen
di tempat tersebut, dengan mendapatkan pelayanan (Partono, 2002 :15).
2.1.8.1 Pemasaran Pariwisata
Pemasaran sebagai suatu konsep terus saja berlaku tanpa kecuali untuk
bidang pariwisata, sebagaiman ditetapkan pada produk-produk lainnya baik yang
dapat dijamah maupun yang tidak dapat dijamah. Adapun definisi pemasaran
pariwisata diantranya sebagai berikut:
Krippendor (1976:27), dalam bukunya Marketing et Tourisme. Memberikan
batasan pemasaran wisata sebagai berikut:
“Penyesuaian yang sistematis dan terkoordinasi mengenai kebijakan dari badan-badan usaha wisata maupun kebijakan dalam sektor wisata pada tingkat pemerintah, lokal, regional, nasional, dan internasional, guna mencapai suatu titik keputusan optimal bagi kebutuhan-kebutuhan kelompok pelanggan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, sekalipun untuk mencapai tingkat keuntunagan yang memadai”
2.1.8.2 Pengembangan Pariwisata
Strategi Pengembangan Pariwisata Menurut Freddy Rangkuti (2002:3)
sebagaimana mengutip pendapat Chandler, strategi merupakan suatu alat untuk
mencapai tujuan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak
lanjut serta prioritas alokasi sumberdaya. Selanjutnya menurut Gamal Suwantoro
47
(1997:56) ada beberapa langkah pokok dalam melakukan strategi pengembangan
pariwisata yaitu:
1. Dalam Jangka pendek dititikberatkan pada optimal
2. Dalam Jangka menengah dititikberatkan pada konsolidasi
3. Dalam Jangka panjang dititikberatkan pada pengembangan dan
penyebaran
Menurut Happy Marpaung (2002:19):
“Perkembangan kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat. Pariwisata dapat memberikan kehidupan yang standar kepada warga setempat melalui keuntungan ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata. Dalam perkembangan infrastruktur dan fasilitas rekreasi, keduanya menguntungkan wisatawan dan warga setempat, sebaliknya kepariwisataan dikembangkan melalui penyediaan tempat tujuan wisata”.
Hal tersebut dilakukan melalui pemeliharaan kebudayaan, sejarah dan taraf
perkembangan ekonomi dan suatu tempat tujuan wisata yang masuk dalam
pendapatan untuk wisatawan akibatnya akan menjadikan pengalaman yang unik
dari tempat wisata. Pada waktu yang sama, ada nilai-nilai yang membawa serta
dalam perkembangan kepariwisataan. Sesuai dengan panduan, maka
perkembangan pariwisata dapat memperbesar keuntungan sambil memperkecil
masalah-masalah yang ada.
48
2.2. Kerangka Berfikir
Sebagaiman kita ketahui bahwa implementasi strategi merupakan realisasi
yang telah dipilih. Strategi yang telah dipilih harus dapat dilaksanakan secara
konsisten, dan untuk itu perlu dibangun suatu stuktur organisasi yang cocok,
anggaran yang memadai, system yang jelas dan kemampuan para pengelolanya.
Suatu strategi yang telah diformulasikan dengan baik, belum menjamin bahwa
dalam implementasinya juga akan berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
Selama peneliti melakukan pengamatan/observasi kelapangan, wawancara
kepada petugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang, peneliti
menemukan data-data dan informasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi dalam
implementasi strategi pengenbangan pemasaran. Ternyata banyak kekurangan-
kekurangan yang menyebabkan Implementasi strategi ini tidak berjalan efektif.
Melalui strategi implementasi pengembangan pemasaran, maka penelitian
ini di awali dengan melihat permasalah-permasalahan yang terdapat pada latar
belakang masalah. Permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan
implementasi strategi dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Pandeglang
dalam pengembangan pemasaran kepariwisataan daerah diantaranya yaitu
Kurangnya SDM yang kurang trampil, Masih belum tersedianya data-data yang
cukup mengenai identifikasi kawasan yang berpotensi untuk mengembangkan
wisata, Kurangnya anggaran dari pemerintah untuk mengembangkan
Kepariwisataan, Lemahnya strategi atau taktik pemasaran dan tidak ada terobosan
baru yang di gunakan dalam pemasaran daerah, serta ketersediaan sarana dan
49
prasarana dalam hal ini ketersediaan infrastruktur dasar yang masih kurang
terutama kondisi jalan yang sangat buruk, aksesibilitas menuju lokasi wisata, jarak
dan waktu tempuh perjalanan yang relatif panjang.
Kerangka berpikir merupakan alur berpikir peneliti dalam penelitian, adapun
alur peneliti adalah sebagai berikut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3
Alur Kerangka Berfikir
Input:
1. Sumber daya pegawai yang kurang trampil, di lihat dari latar belakang pendidikan.
2. Masih belum tersedianya data-data yang cukup mengenai identifikasi kawasan yang berpotensi untuk mengembangkan wisata
3. Kurangnya anggaran dari pemerintah untuk mengembangkan Kepariwisataan
4. Lemahnya strategi atau taktik pemasaran dan tidak ada terobosan baru yang di gunakan
5. Ketersediaan sarana dan prasarana dalam hal ini ketersediaan infrastruktur dasar yang masih kurang terutama kondisi jalan yang sangat buruk, aksesibilitas menuju lokasi wisata, jarak dan waktu tempuh perjalanan yang relatif panjang.
Proses:
Implementasi Strategi Menurut Teori Hunger :
1. program 2. penganggaran 3. prosedur
Output:
Diperoleh Gambaran Umum Tentang Implementasi Srategi Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan Daerah Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang.
Feedback:
Dapat memberi manfaat dan dapat memberikan informasi bagi Pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang dalam melakukan
l i S i
50
Definisi Teoritis mengenai Implementasi strategi menurut Hunger
(2003:17):
“proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakanya melauli pengembangan program,anggaran, dan prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara menyeluruh, stuktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secara keseluruhan. Kecuali ketika diperlukan perubahan secara drastis pada perusahaan, manajer level menengah dan manjer level bawahakan mengimplementasikan strateginya secara khusus dan pertimbangan dari manajemen puncak. Manajemen strategi sering melibatkan keputusan sehari-hari dalam alokasi sumber daya”.
Definisi implementasi strategi Hunger (2003:17) mengandung tiga
komponen.
1. Program, definisi teoritisnya merupakan pernyataan aktivitas-aktivitas atau
langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali
pakai. Program melibatkan restukturisasi perusahaan, perubahan budaya
internal perusahaan atau awal dari suatu usaha penelitian baru.
Definisi operasionalnya kegiatan dalam implementasi pengembangan
pemasaran kepariwisataan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata
Kabupaten Pandeglang merupakan suatu analisis strategi pengembangan
dan pelaksanaan kegiatan dalam strategi penentuan sasaran bagi produk,
penetapan tujuan pemasaran, dan pengembangan pelaksanaan, serta
pengelolaan strategi program pemasaran, penentuan posisi pasar yang
dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran.
Indikatornya adalah :
51
- Pengembangan produk pariwisata
- Promosi produk pariwisata
- Penetrasi pasar (perluasan pasar)
- Diferensiasi produk pariwisata (pengelompokan prouk pariwisata)
2. Anggaran, definisi teoritisnya adalah program yang dinyatakan dalam
bentuk satuan uang, setiapp rogram akan dinyatakan secara rinci dalam
biaya yang dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan
mengendalikan.
Definisi operasianalnya, dimana peranan pemerintah ialah memfasilitasi
dan menciptakan tempat tujuan wisata yang potensial. Namun lemahnya
pemasaran terkait dengan pendanaan di bidang promosi sehingga sulit baik
itu dalam hal pengembangan maupun pemasarannya. Jika anggaran untuk
pemasaran sangat terbatas, maka suatu hal tersebut jelas tidak akan
terlaksana. Indikatornya adalah :
- Rencana anggaran - Penggunaan anggaran
3. Prusedur, definisi teoritisnya biasanya disebut Standard Operating
Procedures (SOP). Sistem langkah-langkah atau tehnik-tehnik yang
berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau
pekerjaan diselesaikan.
52
Definisi operasianalnya , cara-cara yang dilakukan dalam melakukan
pekerjaan yang akan diselesaikan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata
Kabupaten Pandeglang dalam kegiatan implementasi pengembangan
pemasaran. Indikatornya adalah :
- Perencanaan program - Pelaksanaan
- Pengorganisasian - Pengawasan
2.3 Hipotesa Penelitian
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian,
setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2008:64). Dikatakan sementara, karena jawaban
yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
dilakukan mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel
satu dengan variabel yang lain maka menggunakan hipotesis deskriptif. Dimana
hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif
yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri.
53
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka peneliti dapat menentukan
hipotesis statistik dalam penelitian ini, yaitu:
“Implementasi Strategi Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan Daerah
Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang” Baru
Mencapai 70% Dari Kriteria Yang Diharapkan”.
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai langkah-langkah atau cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,
2005: 1). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif sebagai metode primer dan metode
penelitian kualitatif sebagai metode penunjang. Hal ini dikarenakan untuk
menjaga nilai keobjektifan hasil penelitian nantinya. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005:
11).
Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti satu variabel saja (variabel
mandiri), yaitu implementasi strategi pengembangan pemasaran kepariwisataan
oleh dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Pandeglang. Variabel indikator
kinerja implementasi strategi dinas kebudayaan dan pariwisata menurut Hunger,
memiliki tiga indikator yang sangat menentukan keberhasilan implementasi
strategi, yaitu: (1) program; (2) anggaran; dan (3) prosedur.
55
3.2 Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
penelitian dalam kegiatan mengumpulkan data, agar kegiatannya tersebut menjadi
sistematis dan mudah diolah. Instrumen penelitian bertujuan untuk menjelaskan
tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpul data yang digunakan. Proses
pengumpulan data dan teknik penentuan kualitas instrumen (validitas dan
realibilitasnya).
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2005:119). Secara
spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Dalam penelitian tentang
Implementasi Strategi Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan Daerah Oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang. Secara umum dalam
instrument kali ini, peneliti menggunakan skala pengukuran untuk menentukan
penilaian terhadap indikator-indikator yang ada. Penelitian ini diukur dengan
menggunakan skala skor tiap indikator. Berikut skor masing – masing indikator.
Tabel 3.1
Skor Tiap Indikator Instrumen
SKOR KATAGORI
4 Sangat baik
3 Baik
2 Kurang baik
1 Tidak baik
Sumber: Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
56
Skor tersebut digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skor tersebut
maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub
variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya
indikator- indikator yang dapat diukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk
menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan
yang perlu di jawab oleh responden.
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variable yang akan
diteliti. Seperti yang telah dijelaskan bahwa variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi sub variabel kemudian sub variable dijabarkan menjadi indikator –
indikator yang dapat diukur.
Adapun instrumen untuk mengukur implementasi strategi pengembangan
pemasaran kepariwisataan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Pandeglang yang menjadi variabel yaitu implementasi strategi, Secara umum,
menurut Hunger Terdapat tiga komponen yang dapat menjamin pelaksanaan
srategi dengan baik yaitu, Program, Anggaran dan Prosedur. Hal ini perlu dikelola
dengan baik untuk mencapai suatu keberhasilan. Dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
57
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Sub indikator
No butir
pada
instrume
nt
1. Program
- Pengmbangan Produk Pariwisata
- Promosi Produk Pariwisata
- Penetrasi Pasar
- Diperensiasi Produk Pariwisata
1,2,3
4,5,6
7,8
9,10
2. Angaran - Rencana Anggaran
- Penggunaan Anggaran
11,12
13,14,15
Implementasi Strategi
Pengembangan Pemasaran
Kepariwisataan Daerah Oleh
Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
3. Prosedur
- Perencanaan Program
- Pengorganisasian
- Pelaksanaan
- Pengawasan
16,17
18,19,20
21,22,23,24,25,26,27
28,29
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini menggua kan sumber
primer dan sekunder.
1. Sumber primer adalah yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, data yang diperoleh langsung dari sumbernya
(sampel/responden) dan masih bersifat mentah karena belum diolah atau
diinterprestasikan sifat dan kualifikasinya.
2. Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data misalnya melalui orang lain atau melalui
58
dokumen. Merupakan sumber data-data yang diperoleh berupa
dokumen-dokumen. Pengumpulan data ini diperoleh melalui surat,
laporan, dan juga dokumen-dokumen yang relevan dengan masalah yang
diteliti. Instrumen penelitian juga digunakan untuk mengukur jumlah
variabel yang diteliti dan diukur dalam indikator-indikator variabel yang
diberikan oleh peneliti
Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka
teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Terdapat beberapa pernyataan seputar
objek penelitian yang nantinya akan disebarkan kepada responden yang
telah ditentukan sebelumnya.
2. Wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara yang bebas atau bersifat insidental. Peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Wawancara dilakukan kepada
aparat pemerintah.
3. Studi dokumentasi. Pengumpulan data diperoleh melalui pengumpulan
peraturan, Undang-Undang, laporan-laporan, catatan serta dokumen-
dokumen yang relevan mengenai masalah penelitian ini.
59
4. Studi literatur atau studi kepustakaan. Pengumpulan data diperoleh dari
berbagai referensi yang relevan mengenai penelitian ini berdasarkan teks
books maupun jurnal ilmiah.
5. Observasi, Dalam penelitian ini pengamatan/observasi yang dilakukan
adalah nonpartisipan, dimana peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai
pengamat independen.
3.3 Populasi dan Teknik Sampling
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004 : 90).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata berjumlah 44 orang. Teknik sampling merupakan pengambilan sampel
yang ada di lapangan atau objek penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik sampel jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasinya digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2004 : 96), yaitu 44
pegawai (seluruh pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kabupaten
Pandeglang).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Karena populasinya cukup kecil yaitu sebesar 44, maka peneliti
akan menggunakan sampel jenuh dalam penelitiannya. Sampling jenuh adalah
teknik penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai sample.
60
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Menurut Sugiyono (2004:169) kegiatan dalam analisis data adalah
“mengelompokan data berdasarkan variable dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variable dari seluruh responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan.
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah:
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data
berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Data yang diperoleh selanjutnya ditulis secara sistematis, kemudian
diklasifikasikan menurut kategori masing-masing indikator dan variabel yang
bersangkutan, selanjutnya untuk mempermudah dan menganalisa data yang ditulis
secara sistematis disimpulkan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif guna
mendukung hasil penelitian sehingga dapat menjadi jelas dan mempermudah
untuk penarikan kesimpulan umum dari hasil penelitian ini. Data yang ditulis
secara sistematis tersebut selanjutnya dianalisa untuk mencari hubungan dengan
permasalahan tersebut membuktikan kebenarannya.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
kuantitatif. Metode analisis kuantitatif yaitu metode analisis terhadap data-data
berbentuk angka-angka dengan cara perhitungan secara statistik.
61
Untuk implementasi strategi pengembangan pemasaran kepariwisataan oleh
dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Pandeglang maka dalam menguji
hipotesis deskriptif ini menggunakan Teknik Pengolahan dan Analisis Data
sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Kevaliditasan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-
benar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam
penelitian serta mampu menunjukkan tingkat kesesuaian antar konsep dan
hasil pengukuran. Rumus Korelasi Product Moment.
n∑Xi Yi – (∑Xi)( ∑Yi)
rxy =
√ {n∑Xi2 – (∑Xi)2 }{n∑Yi
2 – (∑Yi)2 }
Dimana :
Korelasi Product Moment
X = Skor pertanyaan
Y = Skor total seluruh pertanyaan
XY = Skor pertanyaan dikalikan skor total
n = Jumlah responden
62
2. Uji Reliabilitas
Rehabilitas berasal dari kata dalam bahasa inggris rely, yang berarti
percaya, dan reliable yang artinya dapat dipercaya.dengan demikian
realibilitas dapat diartikan sebagai keterpercayaan. Pengujian relibilitas
instrument dilakukan dengan internal konsistensi dengan menggunakan
teknik Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan
menghitung rata-rata interkolerasi diantara butir-butir pertanyaa dalam
kuesioner variable dikatakan realibel jika nilai alphanya lebih dari 0,30.
Dengan dilakukan uji relibilitas maka akan menghasilkan suatau instrumen
yang benar-benar tepat/akurat dan mantap. Apabila koefisien reliabilitas
instumen yang dihasilkan lebih besar berarti instrumen tersebut memiliki
reliabilitas yang cukup baik.
Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :
n ∑ Si²
r11 = ( ) ( 1 - )
n – 1 ∑ St²
Dimana :
n = jumlah butir Si² = variasi butir
St² = variasi total
3. Uji t-test
Uji t-test. Karena uji t-test digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif
satu atau lebih variabel yang datanya berbentuk interval atau ratio, oleh
63
karena data dalam penelitian ini berbentuk interval maka digunakan uji t-test
sample, dan menggunakan uji pihak kiri, karena t tabel berada di sebelah kiri
t hitung. Uji t-test sampel digunakan dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
t = nilai t yang dihitung
x = nilai rata – rata
µ0 = nilai yang dihipotesiskan
s = simpangan baku sampel
n = jumlah anggota sample
3.5 Lokasi Dan Jadwal Penelitian
Adapun lokasi atau tempat dilakukannya penelitian ini adalah di Kantor
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang. Jl. K. H. Tb. Abdul
Halim No. 2. Pandeglang-Banten. Telp. 0253-201033. Ini merupakan sebagai
bentuk dari implementasi strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam
pengembangan pemasaran kepariwisataan Daerah, untuk mendapatkan dan
pengumpulan data penelitian dilakukan selama tujuh minggu mulai dari Oktober –
t = x - µ0
__s___
√n
64
Maret, Ujian proposal April dan untuk pengolahan data hasil penelitian Mei-Juni.
Untuk lebih jelasnya maka dibuat jadwal penelitian sebagai berikut.
Tabel 3.3
JADWAL PENELITIAN
Tahun 2009-2010
Bulan ke No Kegiatan
10 11 12 1 2 3 4 5 6 7
1 Pengajuan judul
2 Perizinan dan observasi awal
3 Pengumpulan data
4 Ujian proposal penelitian
5 Lapangan
6 Pengolhan dan analisis data
7 Pembuatan laporan hasil penelitian
8 Sidang hasil penelitian
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 3 Tahun 2004,
tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Pandeglang
(Lembaran Daerah Tahun 2004 Nomor 12 Seri D.1). Kabupaten Pandeglang
merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Banten yang pembentukannya
ditetapkan bersamaan dengan kabupaten lainnya di Propinsi Banten, yaitu dengan
Undang-undang Nomor 23 tahun 2000, Tanggal 17 Oktober tahun 2000 tentang
Pembentukan Propinsi Banten. Kabupaten Pandeglang memiliki andalan dibidang
pariwisata dan agrobisnis yang memiliki kekhususan yang memberikan posisi
cukup strategis bagi pengembangan perekonomian dan pembangunan.
4.1.1 Keadaan Sumber Daya Alam dan Potensi Fisik Daerah Kabupaten
Pandeglang
Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Banten
yang memiliki potensi daerah yang cukup tinggi, terutama wisata alam dan wisata
budayanya.
66
Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 6 Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten yang berada di ujung Barat Pulau Jawa. Secara geografis terletak
antara 6º21’- 7º10’ Lintang Selatan dan 104º48’- 106º11’ Bujur Timur, memiliki
luas wilayah 2.747 Km2, atau sebesar 29,98% dari luas Provinsi Banten dengan
panjang pantai mencapai 307 km. Secara administratif dibagi menjadi 335 Desa,
13 Kelurahan dan 31 Kecamatan, dengan batas-batas administrasi :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serang;
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda;
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia;
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lebak.
Luas pantai Kabupaten Pandeglang adalah 245 Km, dengan jumlah
penduduk 1.124.497 Orang, memiliki potensi pariwisata yang memenuhi unsur :
1. Keindahan Alam (Natural Beauty)
2. Keaslian (Originally)
3. Kelangkaan (Scaresity)
4. Keutuhan (Whole Somenees)
5. Seni dan Budaya (Art and Culture)
6. Flora dan Fauna
(Sumber: Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata KabupatenPandeglang:2009).
67
Kabupaten Pandeglang mempunyai banyak sumberdaya alam yang dapat di
kembangkan menjadi objek wisata, namun kegiatan pariwisata di Kabupaten
Pandeglang dalam pelaksanaan pengembangannya masih belum secara dapat
direalisasikan, mengingat masih terdapatnya keterbatasan dana dalam
pembangunan dan kurangnya sumber daya manusia yang memiliki wawasan
kepariwisataan yang luas.
Oleh karenanya pemerintah daerah perlu menetapkan dan mengembangkan
secara tepat terhadap objek-objek yang dinilai potensial, dimana kegiatan
pembangunan diarahkan sebagai kegiatan utama yang mampu memacu
perkembangan kegiatan perekonomian lainnya, meningkatkan lapangan pekerjaan
dan kesempatan berusaha bagi masyarakat, serta mampu meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pandeglang itu sendiri.
4.1.2 Karekteristik Sosial Masyarakat
Pembangunan artinya inovasi, yang dapat pula dikatakan modernisasi aspek
yang menonjol dalam modernisasi adalah penggantian cara tradisional kecara
modern. Dengan kata lain, modernisasi masayarakat adalah proses transformasi
yaitu perubahan masyarakat dengan segala aspek baik itu material maupun
sepiritual, yang akan mempengaruhi sistem sosial termasuk nilai dan perilaku
masyarakat Kabupaten Pandeglang dikenal sebagai masyarakat yang agamis,
patriotis dan historis. Dalam sejarahnya di Pandeglang tradisi pesantren dan
mengaji memang sangat tinggi, sehingga banyak menghasilkan tokoh/intelektual
68
yang berasal dari pesantren sehingga masyarakat Pandeglang memegang teguh
nilai-nilai budaya yang berakar agama.
Dalam Pembangunan, masyarakat Pandeglang akan selalu menerima, hal ini
terlihat dari pembangunan di Kabupaten Pandeglang berjalan dengan baik
diberbagai bidang termasuk bidang pariwisata, asalkan pembangunan tersebut
tidak bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan nila-nilai agama yang ada di
masyarakat.
4.1.3 Dasar Hukum Kepariwisataan
1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990, tentang kepariwisataan;
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992, tentang benda cagar Budaya;
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang otonomi daerah;
4. Keputusan Bupati Pandeglang Nomor 4 Tahun 2006, tentang perubahan
atas keputusan Bupati Pandeglang Nomor 16 Tahun 2004, Tentang
kedudukan, tugas pokok dan fungsi organisasi perangkat daerah kabupaten
Pandeglang Inttruksi Peresiden
5. Nomor 16 Tahun 2005, tentang kebijakan Pembangunan kebudayaan dan
pariwisata.
(Sumber: LAKIP 2008 Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang)
Berikut ini akan diuraikan deskripsi rencana strategi, program, visi, misi,
tujuan, tugas pokok dan fungsi serta kebijakan Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang.
69
4.1.4 Deskripsi Rencana Stratejik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang
Rencana stratejik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
ditetapkan untuk jangka waktu 5 tahun, mulai tahun 2006 sampai tahun 2010
dengan berdasarkan surat edaran Mendagri nomor 050/2020/sj/2005 pada Tanggal
11 agustus 2005, dan berdasarkan Peraturan Bupati Pandeglang nomor 21 tahun
2005, tentang RPJM Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2006 - 2010. Dalam
hal ini Renstra merupakan dokumen perencanaan teknis dan strategis yang
disusun dengan mengacu kepada pola dasar dan pembangunan daerah.
Renstra harus direncanakan secara terencana dan bertahap melalui sumber
pembiayaan yang berasal dari APBD sesuai dengan prioritas kebutuhan Satuan
Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang. Rencana yang
disajikan dalam LAKIP Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
tahun 2009 ini berupa visi, misi dan program, yang penjabarannya dilakukan
dalam bentuk Rencana Kinerja Tahunan. Rencana Kinerja Dinas Pariwisata, Seni
dan Budaya Kabupaten Pandeglang tahun 2008 terdiri atas 2 (dua) urusan
pemerintah, yaitu Urusan Wajib Kebudayaan memiliki 2 (dua) program dan 3
(tiga) kegiatan, dan Urusan Pilihan Pariwisata memiliki 6 (enam) program dan 26
(dua puluh enam) kegiatan, sebagaimana dijelaskan dalam Renstra – SKPD Tahun
2006 - 2010 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang.
70
Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang Tahun
2006-2010 dijabarkan setiap tahun ke dalam Rencana Kinerja yang berisi
kegiatan-kegiatan yang dianggap berhubungan sebab akibat dengan target
program yang telah ditetapkan, baik itu Urusan Wajib Kebudayaan maupun
Urusan Pilihan Pariwisata.
Rencana kinerja ini disusun dengan mengacu pada kebijakan pembangunan
dan dijabarkan ke dalam usulan kegiatan. Usulan-usulan ini kemudian dievaluasi
dari aspek anggarannya. Usulan-usulan kegiatan yang mendapat alokasi anggaran
kemudian digabungkan menjadi suatu Rencana Kegiatan Tahunan. Target dari
indikator kinerja program ditetapkan dalam bentuk satuan yang berbeda-beda
sesuai dengan karakteristik masing-masing indikator. Satuan ditetapkan dalam
bentuk kuantitatif yang dapat dihitung dan diukur, sehingga dapat dinilai untuk
menentukan tingkat keberhasilan dari masing-masing program. Indikator kinerja
program berikut target satuannya tersebut tercantum dalam dokumen Rencana
Kinerja.
Strategi yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang untuk Tahun 2006 – 2010 merupakan cara pencapaian
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan dijabarkan kedalam kebijaksanaan-
kebijaksanaan dan program-program pembangunan kepariwisataan.
Kebijaksanaan yang harus dilaksanakan dan dituangkan dalam kegiatan-
kegiatan Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Pandeglang tahun 2006 –
2010 adalah sebagai berikut :
71
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mempertahankan budaya
luhur dengan tetap menghargai nilai-nilai budaya luar yang positif.
2. Pembangunan kawasan pariwisata terpadu dengan mengembangkan
pariwisata yang berbasiskan ekowisata (wisata yang berorientasi pada
pemeliharaan ekologi dan lingkungan hidup serta nilai-nilai budaya
masyarakat yang santun) dalam meningkatkan pendapatan masyarakat
dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pandeglang .
4.1.5 Visi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Visi merupakan cara pandang ke depan dan cita-cita yang diinginkan oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang untuk terus
melaksanakan proses pembangunan yang berkelanjutan, berguna dan berhasil
guna, bertanggungjawab dan bertanggunggugat, komprehensif, terukur, efektif
dan efisien. Adapun visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Pandeglang yaitu “Terwujudnya Tujuan Pariwisata yang Unggul di Propinsi
Banten Tahun 2010”.
4.1.6 Program Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Program yang telah ditetapkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, yaitu
tahun 2006 – 2010 diantaranya adalah :
1. Program pengembangan nilai budaya
2. Program pengelolaan kekayaan budaya
72
3. Program pengelolaan keragaman budaya
4. Program Pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya
5. Program pengembangan pemasaran pariwisata
6. Program pengembangan destinasi pariwisata
7. Program pengembangan kemitraan
8. Program lanjutan DIPDA-L kepariwisataan
Dari beberapa program yang telah ditetapkan dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun diatas, fokus peneliti dalam melakukan penelitian ini di khususkan pada
program pengembangan pemasaran pariwisata. Adapun rincian program dan
kegiatan dalam program pengembangan pemasaran pariwisata berikut indikator
kinerja, satuan, dan targetnya.
Program Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan terdiri dari tiga kegiatan
diantaranya adalah :
1. Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pemasaran Pariwisata
- Indikator kinerjanya :
• Inputs : Dana (Rp: 20.000.0000) • Outputs : Input database kepariwisataan, updaing cd
interaktif, pemasaran pariwisata. • Outcome : Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang dapat
dengan mudah diakses oleh masyarak. (25%)
2. Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara di Dalam dan di Luar Negeri - Indikator kinerjanya :
• Inputs : Dana (Rp:60.000.0000) • Outputs : Peran serta dalam pelaksanaan kegiatan pameran
73
• Outcome : Mampu menarik minat kunjungan wisatawan dan para investor (70%)
3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Tourist Information Centre (TIC) - Indikator kinerjanya :
• Inputs : Dana (Rp:30.000.0000 • Outputs : Tersedianya sarana prasarana yang representatif • Outcomes : Meningkatnya sarana dan prasaran TIC dalam
pelayanan (40%) (Sumber: LAKIP 2008 Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang)
4.1.7 Misi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Misi merupakan hal-hal yang harus diemban atau dilaksanakan oleh
aparatur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang untuk
menjabarkan dan mencapai visi yang telah ditetapkan. Adapun Misi yang telah
ditetapkan untuk tahun 2006 -2010 adalah :
1. Mengembangkan objek dan atraksi wisata utama yang potensial dengan
memperhatikan kekhasan daya tarik objek dan atraksi wisata;
2. Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) aparatur dinas kebudayaan
dan pariwisata kabupaten pandeglang, masyarakat dan pelaku wisata.
3. Meningkatkan peran seluruh pelaku pembangunan pariwisata daerah,
swasta dan masyarakat luas dalam pengembangan dan mempromosikan
obyek dan atraksi wisata
4. Meningkatkan sadar wisata masyarakat melalui penyuluhan dan diklat
5. Meningkatkan net working lintas sektoral
74
4.1.8 Tujuan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
1. Membangun dan mengali serta memanfaatkan potensi pariwisata daerah,
sehingga sektor pariwisata dapat digunakan sebagai salah satu kegiatan
ekonomi yang dapat memperluas kesempatan berusaha bagi
masyarakatserta meningkatkan pendapatan asli daerah dan kesejaheraan
didaerah;
2. Melestarikan, menata dan memelihara objek dan daya tarik wisata yang
meliputi wisata alam, wisata budaya, eko wisata, desa wisata, wisata
religi serta wisata lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk membangun
ilmu pengetahuan, pendidikan dan memperluas pengalaman;
3. Meningkatkan peran serta masyarakat selaku pelaku wisata dalam
kegiatan
kepariwisataan melalui usaha pendidikan dan pembinaan agar sadar
wisata masyarakat itu sendiri meningkat.
4.1.9 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang
Berdasarkan keputusan Bupati Pandeglang Nomor 4 Tahun 2006, tentang
perubahan atas keputusan Bupati Pandeglang nomor 16 Tahun 2004, tentang
kedudukan, tugas pokok dan fungsi organisasi perangkat daerah Kabupaten
Pandeglang.
75
1. Tugas;
a. Dinas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
adalah unsur pelaksanaan pemerintah Kabupaten Pandeglang;
b. Dinas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada dibbawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Bupati Pandeglang melalui
sekertaris Daerah;
2. Fungsi;
a. Merumuskan kebijakan teknis dibidang Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata;
b. Menyelenggarakan pengawasan dan pembinaan bidang parawisata dan
budaya;
c. Pengendalian dan mengevaluasi kegiatan parawisata dan budaya;
d. Mengendalikan kegiatan kepariwisataan yang bersifat pendataan,
informasi dan perencanaan pembangunan sektor pariwisata dan
budaya;
e. Menyelenggarakan dan mengumpulkan data, pengendalian potensi
dan penyusunan program pembangunan kepariwisataan tingkat
Kabupaten;
76
f. Menyelenggarakan pembinaan pemasaran dan hubungan dengan dunia
pariwisata serta lembaga dan pasar ditingkat nasional maupun
internasional;
g. Menyelenggarakan bimbingan dan pembinaan terhadap sumber daya
manusia pariwisata dan pemberdayaan peran serta masyarakat dalam
mengembangkan kepariwisataan;
h. Menyelenggarakan pembinaan tehadap objek dan atraksi wisata;
i. Menyelenggarakan pembinaan terhadap pemilik dan pengelola sarana
penunjang kepariwisataan seperti hotel dan restoran serta penunjang
lainnya sesuai dengan kewenangan dinas;
j. Menyelenggarakan ketata usahaan dinas;
k. Pembinaan terhadap unit pelaksanaan teknisi dalam lingkup tugsnya;
l. Menyelenggarakan fungsi-fungsi lain yang berkaitan dengan
kepariwisataan dan budaya;
3. Kewenangan
a. Menandatangani kerjasama atau modal dengan pihak kedua setelah
mendapat rekomendasi Bupati Pandeglang;
b. Pengukuran, pendapataan dan penghitungan objek pajak hotel dan
restoran;
c. Penagihan dan pemungutan pajak hotel;
d. Penagihan dan pemungutan pajak restoran;
e. Penyetoran hasil pemungutan pajak hotel dan pajak restoran ke kas
daerah;
77
f. Menyelenggarakan promosi pariwisata dan budaya;
g. Menyelenggarakan jasa konvesi, perjalanan insetif;
h. Pengaturan inventarisasi dan pengaturan objek wisata;
i. Pengumpulan dan pengolahan data, penggalian potensi dan program
pengembangan pariwisata;
j. Penyelenggaraan dan pengawasan pembangunan dan pengembangann
kepariwisataan;
k. Penyelenggaraan kerjasama internasional dibidang kepariwisataan,
l. Penyelenggaraan pemungutan retribusi di kawasan wisata;
m. Pembinaan terhadap sumber daya manusia pariwisata dan
penggalangan peran serta masyarakat;
n. Pembinaan terhadap asosiasi dibidang pariwisata;
o. Penyelenggaraan dan pengembangan objek wisata milik pemerintah
daerah;
p. Penerbitan rekomendasi kegiatan kepariwisataan;
q. Pemungutan pajak tontonan dan hiburan;
r. Membuat usulan penetapan pajak retribusi kebendaharaan umum
daerah;
4.1.10 Kebijakan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
1. Pembangunan kawasan wisata terpadu dengan mengembangkan
pariwisata yang berbasis ekowisata (wisata yang berorientasi pada
pemeliharaan ekologi dan lingkungan hidup) serta nilai budaya
78
masyarakat yang santun dalam meningkatkan lapangan kerja dan
kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat;
2. Mempertahankan dan menghargai budaya luhur serta menerima
nilainilai budaya luar yang positif;
3. Meningkatkan pengembangan pariwisata, seni dan budaya yang
mampu menggalakan perekonomian, termasuk kegiatan sektor lainnya
yang terkait, sehingga dapat memperluas lapangan kerja dan
kesempatan berusaha yang dampaknya dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah.
4.1.11 Unsur -Unsur Organisasi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang
Unsur-unsur organisasi Dinas Pariwisata Seni Dan Budaya terdiri dari :
1. Pimpinan adalah Kepala Dinas
2. Pembantu pimpinan adalah Kepala Bagian Tata Usaha
3. Pelaksana adalah : Kepala Bidang Kepala UPTD, dan Kelompok Jabatan
Fungsional
4.1.12 Susunan Organisasi Dinas Pariwisata Seni dan Budaya
Susunan organisasi Dinas Pariwisata Seni dan Budaya terdiri dari:
1. Kepala Dinas
2. Bagian Tata Usaha
79
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Program
3. Bidang obyek dan daya tarik wisata
a. Seksi Pembinaan obyek dan daya tarik wisata
b. Seksi Kelembagaan obyek dan daya tarik wisata
c. Seksi Diklat obyek dan daya tarik wisata
4. Bidang kesenian :
a. Seksi Pembinaan kesenian
b. Seksi Diklat kesenian
c. Seksi Sarana dan Prasarana kesenian
5. Bidang Kebudayaan :
a. Seksi Kebudayaan
b. Seksi Sejarah, Museum dan Purbakala
c. Seksi Tradisi dan Lingkungan Budaya
6. Bidang Pariwisata
a. Seksi Promosi dan Pengembangan Pariwisata
b. Seksi Jasa dan Usaha Pariwisata
c. Seksi Sarana dan Bimbingan Masyarakat Wisata.
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
8. Kelompok jabatan fungsional.
80
4.2. Deskripsi Data
4.2.1. Identitas Responden
Responden adalah salah satu hal penting dalam penelitian ilmiah.
Responden dalam penelitian ini adalah para pegawai Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang. Jumlah pegawai Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang yang berjumlah 44 orang. yang terdiri dari 37
orang Pegawai Negeri Sipil (PNS), 3 orang calon pegawai negri sipil (CPNS), 2
orang Tenaga Kerja Kontrak (TKK) dan 2 orang Tenaga Kerja Sukarela (TKS).
Berdasarkan tabel nilai-nilai distribusi-t. Untuk memudahkan peneliti dalam
mengelompokkan dan mengolah data hasil penelitian maka peneliti membuat
tabel-tabel yang berisi tentang berbagai item mulai dari identitas responden
sampai pada jawaban dari pernyataan kuesioner/angket yang diajukan oleh
peneliti kepada responden.
Dari jumlah responden 44 orang tersebut, responden dikategorikan menjadi
4 kategori. Pertama, responden berdasarkan tingkatan kerja. Kedua, responden
berdasarkan golongan. Ketiga, responden berdasarkan tingkat pendidikan.
Keempat responden berdasarkan kelamin. Berikut disajikan dalam bentuk diagram
batang sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan sebelumnya.
81
Grafik 1
Kategori Responden Berdasarkan Tingkatan Jabatan
Sumber: data diolah, 2010
Berdasarkan grafik di atas maka dapat diketahui jumlah responden sebanyak
44 orang, terdiri dari 1 orang Kepala Dinas atau sekitar 2%, sekretaris 1 orang
sekitar 2% dan kabid terdiri dari 3 orang atau sekitar 9%, kasubag terdiri dari 4
orang atau sekitar 7%, kepala seksi (Kasi) terdiri dari 6 orang atau sekitar 14%,
staf pelaksana terdiri dari 20 orang atau sekitar 47%. Dari tingkat jabatan di atas
menunjukan bahwa tingkat jabatan dalam pembagian kerjanya lebih pada staf
peleksana sehingga pekerjaan lebih banyak dilakukan oleh para staf pelaksana.
Pemaparan tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang.
82
Grafik 2
Kategori Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat
Pendidikan terakhir SMA (Sekolah Menengah Atas) berjumlah 29 orang atau
sekitar 63%, pendidikan terakhir D3 berjumlah 3 orang atau sekitar 7%.
Pendidikan terakhir S1 berjumlah 10 orang atau sekitar 23%. Dan pendidikan
terakhir S2 berjumlah 2 orang atau sekitar 5%. Tingkat pendidikan di atas
menunjukan kurang bagus, karena sebagian besar pegawai berlatar belakangkan
dari SMA sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas kerja dengan beban kerja
yang akan dikerjakan pegawai. Dari keadaan ini strategi yang dilakukan oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang masih perlu
ditingkatkan karena dalam grafik tersebut bahwa tingkat pendidikan terakhir
masih didominasi oleh pegawai yang tingkat pendidikannya SMA atau sederajat.
83
Pemaparan tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang.
Grafik 3
Kategori Responden Berdasarkan Golongan
Sumber: data diolah, 2010
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa, dari jumlah
responden sebanyak 44 orang, terdapat 4 kategori golongan. Golongan I 0 orang
atau 0%, golongan II sebanyak 26 orang atau sekitar 65 %. Golongan III sebanyak
10 orang atau sekitar 23% dan Golongan IV sebanyak 4 orang atau sekitar 12%.
Katagori responden berdasarkan golongan, bahwa keadaan ini menunjukkan
bahwa golongan pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Pandeglang rata-rata adalah golongan menengah walaupun demikian sangat perlu
84
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Laki-laki Perempuan
adanya keterpaduan kerjasama antara pegawai, sehingga tidak ada perbedaan
status golongan yang dapat menghambat pelaksanaan kerja sehari-hari.
Pemaparan tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang.
Grafik 4
Kategori Responden Berdasarka Jenis Kelamin
Sumber: data diolah, 2010
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah responden sebanyak 44
orang, terdiri dari laki-laki sebanyak 31 orang atau sekitar 70% dan perempuan
sebanyak 13 orang atau sekitar 30%. Responden berdasarkan jenis kelamin
menunjukan lebih banyak laki-laki dibandingkan dengan perempuan hal ini sesuai
dengan beban kerja, karena beban kerja laki-laki lebih dibutuhkan ke lapangan
untuk berobservasi ke tempat-tempat wisata sedangkan untuk responden
85
perempuan lebih banyak terlibat untuk tenaga administrasi dan penindak lanjutan
laporan dari lapangan.
Pemaparan tersebut adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang.
4.2.2. Tanggapan Responden Atas Angket/Kuisioner
Selanjutnya penulis akan mendeskripsikan data dari hasil observasi penulis
melalui wawancara dan penyebaran angket kepada seluruh pegawai Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang, untuk mengetahui tanggapan
mereka mengenai Implementasi Strategi Pengembangan Pemasaran
Kepariwisataan Daerah Oleh Dinas Kbudayaan Dan Pariwisata Kabupaten
Pandeglang. Adapun lebih lengkapnya penulis menguraikannya dalam bentuk
batang diagram disertai pemaparan dan kesimpulan hasil jawaban dari pertanyaan
yang diajukan melalui angket kepada seluruh pegawai Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang, adalah sebagai berikut:
4.2.2.1 Program
A. Pengembangan Produk Pariwisata
1. Persepsi Responden Tentang Pengembangan Produk Pariwisata
Indikator implementasi strategi yang pertama menurut Hunger indikatornya
adalah program dimana sub indikator pertamanya adalah pengembangan produk
pariwisata. Data hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan produk
pariwisata berjalan dengan baik. Tercermin dari 95,5 persen menjawab baik dan
86
sangat baik, artinya memang tidak ada keraguan lagi bahwa pengembangan
produk berjalan dengan baik. Guna lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
Tabel 4.1
Tanggapan Responden Tentang Pengembangan Produk Pariwisata
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 29 responden (95.5
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa pengembangan produk
berjalan dengan baik. Menurut pemaparan yang didapatkan bahwa pengembangan
produk pariwisata di Kabupaten Pandeglang ini di katakana baik, terbukti di lihat
dari produk alam bebas yang ada di mana cuaca, iklim, panorama indah,
pegunungan, pantai pasir yang molek sehingga menarik perasaan ingin tau
pengunjung untuk dating ke tempat objek wisata. Namun ada sekitar 15 responden
(29,5 persen) yang menyatakan tidak sependapat dengan pernyataan bahwa
pengembangan produk berjalan baik hal ini diasumsikan oleh peneliti bahwa
masih kurangnya fasilitas sarana dan prasarana di sekitar objek pariwisata
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
pengembangan produk pariwisata di Kabupaten Pandeglang berjalan dengan baik
dapat dilihat pada grafik berikut:
pengembangan produk pariwisata
2 4.5 4.5 4.513 29.5 29.5 34.127 61.4 61.4 95.5
2 4.5 4.5 100.044 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaiksangat baikTotal
Valid Frekuensi Persen Valid Persent
Kumulatif persen
87
Grafik 5: Pengembangan Produk Pariwisata
Sumber: data diolah, 2010.
2. Persepsi Responden Tentang Perbaikan Infrastuktur Jalan Di
Sekitar Lingkungan Pariwisata
Indikator program dari sub indikator pengembangan produk pariwisata
adalah perbaikan infrastuktur jalan sebagai pengembangan produk pariwisata di
sekitar lingkungan pariwisata Kabupaten Pandeglang menunjukan bahwa 77.3
persen responden menganggap bahwa perbaikan infrastuktur jalan kurang baik.
Guna lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
Tabel 4.2
Tanggapan Responden Tentang Perbaikan Infrastuktur Jalan Di Sekitar Lingkungan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010.
Pengembangan produk pariwisataSBBKBTB
penembangan produk pariwisata
Frequency
30
20
10
0
Std. Dev = .64
Mean = 2.7 N = 44.00
PERT2
11 25.0 25.0 25.023 52.3 52.3 77.310 22.7 22.7 100.044 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaikTotal
ValidfFrekuensi Persen Valid Persen
KumulatifPersent
88
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 33 responden (77.3
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa perbaikan infrastuktur
jalan sebagai pengembangan produk pariwisata di sekitar lingkungan pariwisata
Kabupaten Pandeglang kurang baik, menurut pemaparan yang didapatkan dari
responden bahwa di sekitar objek wisata terdapat banyak jalan-jalan yang rusak
seperti jalan longsor dan jalan yang berlubang menuju tempat-tempat wisata
sehingga akan menghambat perjalanan pengunjung yang akan dating ke tempat
wisata. Namun 11 responden (25.0 persen) yang menyatakan tidak sependapat
dengan pernyataan bahwa bahwa perbaikan infrastuktur jalan sebagai
pengembangan produk pariwisata di sekitar lingkungan pariwisata Kabupaten
Pandeglang menjawab tidak baik, hal ini diasumsikan oleh peneliti bahwa
kerusakan jalan di sekitar lingkungan Kabupaten Pandeglang merupakan
tanggung jawab PU.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden bahwa
perbaikan infrastuktur jalan sebagai pengembangan produk pariwisata di sekitar
lingkungan pariwisata kurang baik dapat dilihat pada grafik berikut:
89
Grafik 6: Perbaikan Infrastuktur Jalan Di Sekitar Lingkungan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010.
3. Presepsi Responden Tentang Sistem Pengelolaan Produk Pariwisata
Indikator program dari sub indikator pengembangan produk pariwisata
adalah sistem pengelolaan produk pariwisata di Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang menunjukan bahwa 95.5 persen responden
menganggap bahwa sistem pengelolaan produk pariwisata sudah baik. Guna lebih
jelasnya perhatikan tabel berikut:
Tabel 4.3
Tanggapan Responden Tentang Sistem Pengelolaan Produk Pariwisata Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010.
PERT2
BKBTB
PERT2
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .70
Mean = 1.98 N = 44.00
PERT3
11 25.0 25.0 25.0 31 70.5 70.5 95.5
2 4.5 4.5 100.0 44 100.0 100.0
kurang baikbaiksangat baik Total
Valid Frekunsi Persen Valid Persen
Kumulatif Persen
90
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 33 responden (95.5
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa sistem pengelolaan
produk pariwisata di Kabupaten Pandeglang sudah baik, hanya 11 responden (25.0
persen) yang menyatakan tidak sependapat bahwa sistem pengelolaan produk
pariwisata di Kabupaten Pandeglang kurang baik. Berdasarkan tabel di atas bahwa
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah satu-satunya lembaga pemerintah yang
bertanggung jawab atas sisitem pengelolaan objek wisata di Kabupaten
Pandeglang sudah baik, hal tersebut dikarenakan sebagian pegawai beranggapan
bahwa dalam pengelolaan objek wisata di Kabupaten Pandeglang dalam
pengelolaannya adanya kerja sama dengan Dinas lain seperti Dinas lingkungan
hidup maupun pihak swasta.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang sistem
pengelolaan produk pariwisata di Kabupaten Pandeglang dapat dilihat pada grafik
berikut:
Grafik 7: Sistem Pengelolaan Produk Pariwisata
Sumber: data diolah, 2010
PERT3
SBBKB
PERT3
Frekuensiy
40
30
20
10
0
Std. Dev = .51
Mean = 2.80
N = 44.00
91
B. Promosi Produk Pariwisata Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang
1. Persepsi Responden Tentang Promosi Produk Pariwisata
Indikator program dari sub indikator ke dua adalah promosi produk
pariwisata. Sub indikator pertama dari promosi produk pariwisata adalah promosi
kepariwisataan dalam pengembangan kepariwisataan menunjukan bahwa 93.2
persen responden menganggap bahwa promosi kepariwisataan dalam
pengembangan kepariwisataan sudah baik. Guna lebih jelasnya perhatikan tabel
berikut:
Tabel 4.4
Tanggapan Responden Tentang Promosi Produk Pariwisata Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 27 responden (93.2
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa promosi kepariwisataan
dalam pengembangan kepariwisataan Kabupaten Pandeglang sudah berjalan
dengan baik. Menurut pemaparan responden, ada beberapa bentuk promosi yang
dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk mempromosikan objek
wisata, yaitu dengan membuat brosur mengenai objek wisata yang terdapat di
Kabupaten Pandeglang, mengadakan pameran pada saat perayaaan hari jadi
promosi produk pariwisata
17 38.6 38.6 38.624 54.5 54.5 93.2
3 6.8 6.8 100.044 100.0 100.0
kurang baikbaiksangat baikTotal
Valid Frekunsi Persen Valid Pert
Kumulatif Pesen
92
Kabupaten Pandeglang dan pada saat hari kemerdekaan. Namun ada sebanyak 17
responden (38.6 persen) yang menyatakan tidak sependapat bahwa promosi
kepariwisataan dalam pengembangan kepariwisataan sudah berjalan dengan baik.
Hal ini diasumsikan oleh peneliti, bahwa mempromosikan objek wisata melelui
brosur dan pameran saja tidak cukup, melainkan promosi harus lebih di tingkatkan
baik melalui mediamasa ataupun media elektronik.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
promosi kepariwisataan dalam pengembangan kepariwisataan Kabupaten
Pandeglang dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 8: Promosi Produk Pariwisata Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010.
2. Persepsi Responden Tentang Kualitas Promosi Yang Di Gunakan Di
Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sub indikator kedua dari promosi produk pariwisata adalah kualitas promosi
yang digunakan oleh kepariwisataan Kabupaten Pandeglang menunjukan bahwa
promosi produk pariwisataSBBKB
promosi produk pariwisata
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .60 Mean = 2.68
N = 44.00
93
97.7 persen responden menganggap bahwa kualitas promosi yang digunakan oleh
kepariwisataan Kabupaten Pandeglang sudah baik. Guna lebih jelasnya perhatikan
tabel berikut:
Tabel 4.5
Tanggapan Responden Tentang Kualitas Promosi Yang Di Gunakan Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 26 responden (97.7
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa kualitas promosi yang
digunakan oleh kepariwisataan Kabupaten Pandeglang sudah baik dan hanya 18
responden (40.9 persen) yang menyatakan tidak sependapat bahwa kualitas
promosi yang digunakan oleh kepariwisataan Kabupaten Pandeglang sudah baik.
Menurut pemaparan responden, promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu upaya dalam
memasarkan kepariwisataan daerah yang bertujuan untuk memperoleh pemasaran
objek wisata yang berkualitas di Kabupaten Pandeglang.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang kualitas
promosi yang digunakan oleh kepariwisataan Kabupaten Pandeglang dapat dilihat
pada grafik berikut:
PERT5
18 40.9 40.9 40.925 56.8 56.8 97.7
1 2.3 2.3 100.044 100.0 100.0
kurang baikbaik sangat baik Total
Valid Frekuensi Persen Valid Persen
KumulatifePersent
94
Grafik 9: Kualitas Promosi Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010.
3. Persepsi Responden Tentang Strategi Promosi Meningkatkan Jumlah
Wisata Dari Sektor Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang
Sub indikator ketiga dari promosi produk pariwisata adalah strategi promosi
meningkatkan jumlah wisata menunjukan bahwa 95.5 persen responden
menganggap bahwa strategi promosi meningkatkan jumlah wisata Kabupaten
Pandeglang tinggi. Guna lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
Tabel 4.6
Tanggapan Responden Tentang Strategi Meningkatkan Jumlah Wisata Dari Sektor Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010.
PERT5 SBBKB
PERT5
Frekuensiy
30
20
10
0
Std. Dev = .54
Mean = 2.61
N = 44.00
PERT6
14 31.8 31.8 31.828 63.6 63.6 95.5
2 4.5 4.5 100.044 100.0 100.0
rendahtinggisangat tinggiTotal
ValidFrekunsi Persen Valid Persen
Kumulatif Persen
95
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 30 responden (95.5
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa strategi promosi
meningkatkan jumlah wisata Kabupaten Pandeglang tinggi dan hanya 14
responden (31.8 persen) yang menyatakan tidak sependapat bahwa bahwa strategi
promosi meningkatkan jumlah wisata Kabupaten Pandeglang masih rendah. Hal
ini diasumsikan oleh peneliti, bahwa dengan dilakukannya strategi promosi ini
akan meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke tempat objek wisata
Kabupaten Pandeglang. Semakin tinggi promsi yang dilakukan, maka akan
semakin tinggi jumlah pengunjung ke tempat wisata, dan sebaliknya apabila
strategi promosi kurang dilakukan maka jumlah pengunjung wisata sedikit.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang strategi
promosi meningkatkan jumlah wisata Kabupaten Pandeglang dapat dilihat pada
grafik berikut:
Grafik 10: Strategi Meningkatkan Jumlah Wisata Dari Sektor Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
PERT6 STTR
PERT6
Frekuensiy
30
20
10
0
Std. Dev = .54
Mean = 2.73
N = 44.00
96
C. Penetrasi Pasar (Perluasan Pasar)
1. Persepsi Responden Tentang Perluasan Pasar
Indikator program dari sub indikator ketiga adalah perluasan pasar. Sub
indikator pertama dari perluasan pasar adalah perluasan pasar yang dilakukan oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang menunjukan bahwa
93.2 persen responden menganggap bahwa perluasan pasar yang dilakukan oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang sudah baik. Guna lebih
jelasnya perhatikan tabel berikut:
Tabel 4.7
Tanggapan Responden Tentang Penetrasi Pasar(Perluasan Pasar) Yang Dilakukan Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 27 responden (93.2
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa perluasan pasar yang
dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang sudah
baik. Menurut pemaparan responden, bahwa perluasan pasar merupakan salah satu
yang sangat penting dalam pengembangan objek wisata, dalam perluasan pasar
disini sudah dilakukan suatu pemasaran yang tidak hanya di lakukan di dalam
daerah objek wisata saja melainkan luar Daerah Kabupaten Pandeglang pun sudah
penetrasi pasar
1 2.3 2.3 2.3 16 36.4 36.4 38.6 24 54.5 54.5 93.2
3 6.8 6.8 100.0 44 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaiksangat baikTotal
Valid Frekuensi Persen Valid Persen
Kumulatif Persen
97
dilakukan. Dan hanya 17 responden (36.4 persen) yang menyatakan tidak
sependapat bahwa perluasan pasar yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang sudah baik. Hal ini diasumsikan oleh peneliti
bahwa perluasan pasar dalam hal pemasarannya tidak merata dan hanya sebagian
orang tertentu saja yang mengetahui objek wisata di Kabupaten Pandeglang .
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
perluasan pasar yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Pandeglang dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 11: Penetrasi Pasar(Perluasan Pasar) Yang Dilakukan Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
2.Persepsi Responden Tentang Setelah Di Lakukan Penetrasi
Pasar(Perluasan Pasar) Berpengaruh Terhadap Jumlah Pariwisata
Sub indikator kedua dari perluasan pasar adalah pengaruh terhadap jumlah
wisata setelah dilakukan perluasan pasar. Sub indikator pengaruh terhadap jumlah
wisata setelah dilakukan perluasan pasar yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan
perluasan pasar SBBKBTB
perluasan pasar
fFrekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .64 Mean = 2.7
N = 44.00
98
dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang menunjukan bahwa 88.6 persen responden
menganggap bahwa pengaruh terhadap jumlah wisata setelah dilakukan perluasan
pasar yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Pandeglang berpengaruh. Guna lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Tentang Setelah Di Lakukan Penetrasi Pasar(Perluasan Pasar) Berpengaruh Terhadap Jumlah Pariwisata
Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 32 responden (88.6
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa pengaruh terhadap jumlah
wisata setelah dilakukan perluasan pasar yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang berpengaruh dan hanya 12 responden (25.0
persen) yang menyatakan tidak sependapat bahwa pengaruh terhadap jumlah
wisata setelah dilakukan perluasan pasar yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang berpengaruh. Hal ini diasumsikan oleh
peneliti bahwa dengan dilakukan perluasan pasar jelas sangat berpengaruh
terhadap jumlah pengunjung wisata yang semakin meningkat baik wisatawan
nusantara maupun wisatawan mancanegara.
PERT8
1 2.3 2.3 2.311 25.0 25.0 27.327 61.4 61.4 88.6
5 11.4 11.4 100.044 100.0 100.0
tidak berpengaruh kurang berpengaruhberpengaruhsangat berpengaruh Total
ValidFrekuensi Persen Valid Persen
Kumulatif Persen
99
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
pengaruh terhadap jumlah wisata setelah dilakukan perluasan pasar yang
dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang dapat
dilihat pada grafik berikut:
Grafik 12: Setelah Di Lakukan Penetrasi Pasar(Perluasan Pasar) Berpengaruh Terhadap Jumlah Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
D. Diferensiasi Produk Pariwisat (Pengelompokan Produk Pariwisata )
1. Persepsi Responden Tentang Pengelompokan Produk Pariwisata
Indikator program ke empat adalah sub indikator pengelompokan produk
pariwisata. Sub indikator pertama adalah pengelompokan produk pariwisata oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang menunjukan bahwa
93.2 persen responden menganggap bahwa pengelompokan produk pariwisata
oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang sudah baik. Guna
lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
PERT8 SBBKBTB
PERT8
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .66
Mean = 2.8
N = 44.00
100
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Tentang Pengelompokan Produk Pariwisata Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 30 responden (93.2
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa pengelompokan produk
pariwisata oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang sudah
baik dan hanya 14 responden (29.5 persen) yang menyatakan tidak sependapat
bahwa pengelompokan produk pariwisata oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang sudah baik. Hal ini diasumsikan peneliti, bahwa
Kabupaten Pandeglang terdapat berbagai macam objek wisata diantaranya objek
wisata terdiri dari pantai, pegunungan, tempat penziarahan, pemandian, dan lain
sebagainya dengan adanya pengelompokan maka akan dengan mudah
membedakan objek wisata tersebut.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
pengelompokan produk pariwisata oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang dilihat pada grafik berikut:
diferensiasi produk pariwisata
1 2.3 2.3 2.3 13 29.5 29.5 31.8 27 61.4 61.4 93.2
3 6.8 6.8 100.0 44 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaiksangat baikTotal
Valid Frekuensi Persen Valid Persen
Kumulatif Persen
101
Grafik 13: Diferensiasi Produk Pariwisata (Pengelompokan Produk Pariwisata) Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
2. Persepsi Responden Tentang Setelah Dilakukakan Pengelompokan
Produk Pariwisata
Sub indikator pengelompokan produk pariwisata, Sub indikator kedua
adalah pengaruh setelah di lakukan pengelompokan produk pariwisata oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang menunjukan bahwa 93.2
persen responden menganggap bahwa pengelompokan produk pariwisata oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang mengatakan
berpengaruh. Guna lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
pengelompokan produk pariwisata
SBBKBTB
pengelompokan produk pariwisata
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .62
Mean = 2.7
N = 44.00
102
Tabel 4.10
Tanggapan Responden Tentang Setelah Dilakukakan Pengelompokan Produk Pariwisata Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten
Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 30 responden (93.2
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa pengaruh setelah di
lakukan pengelompokan produk pariwisata oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang berpengaruh dan hanya 14 responden (29.5
persen) yang menyatakan tidak sependapat bahwa setelah di lakukan
pengelompokan produk pariwisata oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang berpengaruh. Hal ini diasumsikan peneliti, bahwa setelah
dilakukan pengelompokan objek wisata berpengaruh terhadap jumlah pengunjung
dan dengan hal ini akan terlihat ke tempat wisata mana yang paling banyak
dikunjungi oleh para pengunjung.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
pengaruh terhadap pengelompokan produk pariwisata oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang dilihat pada grafik berikut:
PERT10
1 2.3 2.3 2.313 29.5 29.5 31.827 61.4 61.4 93.2
3 6.8 6.8 100.044 100.0 100.0
tidak berpengaruh kurang berpengaruhberpengaruhsangat berpengaruh Total
ValidFrekunsi Persen Valid Persent
KumulatifPersen
103
Grafik 14: Setelah Dilakukakan Diferensiasi (Pengelompokan Produk Pariwisata) Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten
Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
4.2.2.2 Penganggaran
A. Rencana Anggaran
1. Persepsi Responden Tentang Perencanaan Anggaran
Indikator implementasi strategi yang kedua dari Hunger adalah anggaran.
Sub indikator pertama dari anggaran adalah Rencana anggaran, dalam hal ini
mengenai perencanaan anggaran untuk pengenbangan kepariwisataan di
Kabupaten Pandeglang menunjukan bahwa 97.7 persen responden menganggap
bahwa perencanaan anggaran untuk pengenbangan kepariwisataan di Kabupaten
Pandeglang adalah baik. Guna lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
PERT10 SBBKBTB
PERT10
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .62
Mean = 2.7
N = 44.00
104
Tabel 4.11
Tanggapan Responden Tentang Perencanaan Anggaran Untuk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 20 responden (97.7
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa perencanaan anggaran
untuk pengenbangan kepariwisataan di Kabupaten Pandeglang sudah baik dan
hanya 24 responden (50.0 persen) yang menyatakan tidak sependapat bahwa
perencanaan anggaran untuk pengenbangan kepariwisataan di Kabupaten
Pandeglang sudah baik. Menurut pemaparan yang di dapatkan peneliti bahwa
perencanaan anggaran untuk pengenbangan kepariwisataan kurang baik, hal ini
dikarnakan anggaran yang direncanakan ternyata kurang, di butukan banyak untuk
biaya semua pengembangan objek wisata ataupun program yang lainnya.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
perencanaan anggaran untuk pengembangan kepariwisataan di Kabupaten
Pandeglang dilihat pada grafik berikut:
rencana anggaran
2 4.5 4.5 4.522 50.0 50.0 54.519 43.2 43.2 97.7
1 2.3 2.3 100.044 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaik sangat baikTotal
ValidFrekuensi Persen Valid Persen
Kumulatif Persen
105
Grafik 15: Perencanaan Anggaran Untuk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
2. Persepsi Responden Tentang Anggaran Yang Ada Di Rencanakan Di
Alokasikan Untuk Pengembangan Infrastuktur Jalan, Perbaikan
SDM, Promosi,dll
Sub indikator rencana anggaran adalah anggaran yang ada direncanakan,
dialokasikan untuk pengembangan infrastuktur jalan, perbaikan SDM, promosi,dll
menunjukan bahwa 92.2 persen responden menganggap bahwa anggaran yang ada
direncanakan, dialokasikan untuk pengembangan infrastuktur jalan, perbaikan
SDM, promosi,dll sudahbaik. Guna lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
rencana anggaran
SBBKBTB
rencana anggaran
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .62
Mean = 2.4
N = 44.00
106
Tabel 4.12
Tanggapan Responden Tentang Anggaran Yang Ada Di Rencanakan Di Alokasikan Untuk Pengembangan Infrastuktur Jalan, Perbaikan SDM,
Promosi,dll
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 22 responden (93.2
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa anggaran yang ada
direncanakan, dialokasikan untuk pengembangan infrastuktur jalan, perbaikan
SDM, promosi,dll sudah baik dan hanya 22 responden (45.5 persen) yang
menyatakan tidak sependapat bahwa anggaran yang ada direncanakan,
dialokasikan untuk pengembangan infrastuktur jalan, perbaikan SDM, promosi,dll
sudah baik. Pemaparan responden bahwa dalam anggaran yang ada direncanakan,
dialokasikan untuk pengembangan infrastuktur jalan, perbaikan SDM,
promosi,dll. Sudah dilakukan dan dialokasikan sesuai dengan rencana
penganggarannya masing-masing.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
anggaran yang ada direncanakan, dialokasikan untuk pengembangan infrastuktur
jalan, perbaikan SDM, promosi,dll dilihat pada grafik berikut:
PERT12
2 4.5 4.5 4.520 45.5 45.5 50.019 43.2 43.2 93.2
3 6.8 6.8 100.044 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaiksangat baik Total
ValidFrekuensi Persen Valid Persen
Kumulatif Persen
107
Grafik 16: Anggaran Yang Ada Di Rencanakan Di Alokasikan Untuk Pengembangan Infrastuktur Jalan, Perbaikan SDM, Promosi,dll
Sumber: data diolah, 2010
B. Penggunaan Anggaran
1. Persepsi Responden Tentang Penggunaan Anggaran
Sub indikator kedua dari anggaran adalah penggunaan anggaran. Dalam hal
ini kesesuaian penggunaan anggaran dalam rencana anggaran menunjukan bahwa
79.5 persen responden menganggap bahwa kesesuaian penggunaan anggaran
dalam rencana anggaran ada sebagian yang tidak sesuai. Guna lebih jelasnya
perhatikan tabel berikut:
PERT12 SBBKBTB
PERT12
Frekuens
30
20
10
0
Std. Dev = .70
Mean = 2.5
N = 44.00
108
Tabel 4.13
Tanggapan Responden Tentang Penggunaan Anggaran Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 31 responden (79.5
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa kesesuaian penggunaan
anggaran dalam rencana anggaran ada sebagian yang tidak sesuai dan hanya 13
responden (25.0 persen) yang menyatakan tidak sependapat bahwa kesesuaian
penggunaan anggaran dalam rencana anggaran ada sebagian yang tidak sesuai
anggaran yang ada direncanakan. Menurut pemaparan responden, kesesuaian
penggunaan anggaran dalam rencana anggaran tersebut ada sebagian yang tidak
sesuai dikarenakan kurangnya anggaran dari pemerintah sehingga anggaran yang
ada pun harus di sesuaikan dan di bagi sesuai dengan program-program yang telah
direnanakan.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
kesesuaian penggunaan anggaran dalam rencana anggaran dapat dilihat pada
grafik berikut:
penggunaan anggaran
2 4.5 4.5 4.5
11 25.0 25.0 29.5
22 50.0 50.0 79.5
9 20.5 20.5 100.0
44 100.0 100.0
semua tidak sesuai sebagian besar tidak sesuai ada sebagian yangtidak sesuaisemua yang direncanakan sesuai Total
ValidFrekuensi Persen Valid Persen
Kumulatif Persen
109
Grafik 17: Penggunaan Anggaran Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
2. Persepsi Responden Tentang Efektifitas Penggunaan Anggaran
Sub indikator dari penggunaan anggaran adalah efektifitas penggunaan
anggaran untuk pengembangan kepariwisataaan Kabupaten Pandeglang
menunjukan bahwa 88.6 persen responden menganggap bahwa efektifitas
penggunaan anggaran untuk pengembangan kepariwisataaan Kabupaten sudah
efektif. Guna lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
Tabel 4.14
Tanggapan Responden Tentang Efektifitas Penggunaan Anggaran Untuk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
penggunaan anggaran
SYDSASYTSSBTSSTS
penggunaan anggaran
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .80
Mean = 2.9
N = 44.00
PERT14
24 54.5 54.5 54.515 34.1 34.1 88.6
5 11.4 11.4 100.044 100.0 100.0
kurang efektifefektifsangat efektifTotal
Valid Frekuensi Persen Valid Persenn
Kumulatif Persen
110
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 20 responden (88.6
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa efektifitas penggunaan
anggaran untuk pengembangan kepariwisataaan Kabupaten sudah efektif dan
hanya 24 responden (54.5 persen) yang menyatakan tidak sependapat bahwa
efektifitas penggunaan anggaran untuk pengembangan kepariwisataaan
Kabupaten sudah efektif . Menurut pemaparan yang didapatkan dari efektifitas
penggunaan anggaran dikatakan kurang efektif, hal ini dikarnakan dengan
kurangnya anggaran dari pemerintah sehingga pengunaan anggaran untuk
program-program yang ada pun tidak efektif.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
efektifitas penggunaan anggaran untuk pengembangan kepariwisataaan
Kabupaten dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 18: Efektifitas Penggunaan Anggaran Untuk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
PERT14 SEEKE
PERT14
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .70
Mean = 2.57
N = 44.00
111
2. Persepsi Responden Tentang Efisiensi Penggunaan Anggaran
Sub indikator dari penggunaan anggaran adalah efisiensi penggunaan
anggaran untuk pengembangan kepariwisataaan Kabupaten Pandeglang
menunjukan bahwa 93.2 persen responden menganggap bahwa efisiensi
penggunaan anggaran untuk pengembangan kepariwisataaan Kabupaten sudah
efisien. Guna lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
Tabel 4.15
Tanggapan Responden Tentang Efisiensi Penggunaan Anggaran Untuk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 25 responden (93.2
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa efisiensi penggunaan
anggaran untuk pengembangan kepariwisataaan Kabupaten sudah efisien dan
hanya 19 responden (36.4 persen) yang menyatakan tidak sependapat bahwa
efisiensi penggunaan anggaran untuk pengembangan kepariwisataaan Kabupaten
sudah efisien. Menurut pemaparan yang didapatkan dari efisien penggunaan
anggaran dikatakan sudah efisien, hal ini dikarnakan dengan kurangnya anggaran
dari pemerintah sehingga pengunaan anggaran dilakukan dengan seefisien
mungkin dari banyaknya kebutuhan yang ada.
PERT15
3 6.8 6.8 6.816 36.4 36.4 43.222 50.0 50.0 93.2
3 6.8 6.8 100.044 100.0 100.0
tidak efisienkurang efisienefisiensangat efisienTotal
ValidFrekuensi Persen Valid Pesen
Kumulatif Persen
112
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
efisiensi penggunaan anggaran untuk pengembangan kepariwisataaan Kabupaten
dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 19: Efisiensi Penggunaan Anggaran Untuk Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
4.2.2.3 Prosedur
A. Perencanaan Program
1. Persepsi Responden Tentang Perencanaan Program Pengembangan
Pemasaran
Indikator implementasi strategidari Hunger yang tiga berindikator Prosedur.
Indikator pertama prosedur adalah perencanaan program pengembangan
pemasaran yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Pandeglang menunjukan bahwa 93.2 persen responden menganggap bahwa
perencanaan program pengembangan pemasaran yang dilakukan oleh Dinas
PERT15 SEEKETE
PERT15
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .73 Mean = 2.6 N = 44.00
113
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang sudah baik. Guna lebih
jelasnya perhatikan tabel berikut:
Tabel 4.16
Tanggapan Responden Tentang Perencanaan Program Pengembangan Pemasaran Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 32 responden (93.2
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa perencanaan program
pengembangan pemasaran yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang sudah baik dan hanya 12 responden (25.0 persen) yang
menyatakan tidak sependapat bahwa perencanaan program pengembangan
pemasaran yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Pandeglang sudah baik. Hal ini diasumsikan oleh peneliti dikarenakan adanya
suatu rencana yang matang dalam melakukan pemasaran sebagai alat sosialisasi
dalam mempromosikan objek wisata kepada pihak publik.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
perencanaan program pengembangan pemasaran yang dilakukan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang sudah baik dapat dilihat pada
grafik berikut:
perencanaan program
1 2.3 2.3 2.311 25.0 25.0 27.329 65.9 65.9 93.2
3 6.8 6.8 100.044 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaik sangat baikTotal
ValidFrekuensi Persen Valid Persen
KumulatifPersen
114
Grafik 20: Perencanaan Program Pengembangan Pemasaran
Sumber: data diolah, 2010
2. Persepsi Responden Tentang Kesesuaian Perencanaan Program
Sub indikator perencanaan program adalah kesesuaian perencanaan yang
dilakukan dalam perencanaan program menunjukan bahwa 77.3 persen responden
menganggap bahwa kesesuaian perencanaan yang dilakukan dalam perencanaan
program ada sebagian yang tidak sesuai. Guna lebih jelasnya perhatikan tabel
berikut:
Tabel 4.17
Tanggapan Responden Tentang Perencanaan Program Yang Dilakukan Sudah Sesuai Dengan Tujuan Dalam Perencanaan
Sumber: data diolah, 2010
perencanaan programSBBKBTB
perencanaan program
Frekuensi
40
30
20
10
0
Std. Dev = .60
Mean = 2.8
N = 44.00
PERT17
8 18.2 18.2 18.2
26 59.1 59.1 77.3
10 22.7 22.7 100.0
44 100.0 100.0
sebagian besar tidak sesuai ada sebagian yang tidak sesuaisemua yang direncanakan sesuai Total
ValidFrekuensi Persen Valid Persen
KumulatifPersen
115
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 36 responden (77.3
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa kesesuaian perencanaan
yang dilakukan dalam perencanaan program ada sebagian yang tidak sesuai dan
hanya 8 responden (18.2 persen) yang menyatakan tidak sependapat bahwa
kesesuaian perencanaan yang dilakukan dalam perencanaan program ada sebagian
besar tidak sesuai perencanaan program pengembangan pemasaran yang
dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang. Hal ini
diasumsikan oleh peneliti bahwa dalam kesesuaian perencanaan yang dilakukan
ada sebagian yang tidak sesuai dengan rencana ini diasumsikan peneliti adanya
hambatan atau masalah dalam program tersebut.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
kesesuaian perencanaan yang dilakukan dalam perencanaan program ada sebagian
yang tidak sesuai dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 21: Perencanaan Program Yang Dilakukan Sudah Sesuai Dengan Tujuan Dalam Perencanaan
Sumber: data diolah, 2010
PERT17 SYDSASYTSSBTS
PERT17
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .65
Mean = 3.05
N = 44.00
116
B. Pengorganisasian
1. Persepsi Responden Tentang Penorganisasian Dalam Pengangkatan
Para Petugas
Sub indikator kedua adalah pengorganisasian. Sub indikator
pengorganisasian adalah mengenai pengangkatan para petugas pelaksana
kepariwisataan di Kabupaten Pandeglang menunjukan bahwa 97.7 persen
responden menganggap bahwa pengangkatan para petugas pelaksana
kepariwisataan di Kabupaten Pandeglang sudah baik. Guna lebih jelasnya
perhatikan tabel berikut:
Tabel 4.18
Tanggapan Responden Tentang Penorganisasian Dalam Pengangkatan Para Petugas Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 28 responden (97.7
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa pengangkatan para
petugas kepariwisataan di Kabupaten Pandeglang sudah baik dan hanya 16
responden (29.5 persen) yang menyatakan tidak sependapat bahwa pengangkatan
para petugas pelaksana kepariwisataan di Kabupaten Pandeglang sudah baik. Hal
ini diasumsikan oleh peneliti bahwa pengangkatan para petugas dengan
ketersediaan SDM yang ada sudah di anggap memiliki keahlian.
pengorganisasian
3 6.8 6.8 6.8 13 29.5 29.5 36.427 61.4 61.4 97.71 2.3 2.3 100.0
44 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaiksangat baikTotal
ValidFrekuensi Persen Valid Persen
Kumulatif Persen
117
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
pengangkatan para petugas pelaksana kepariwisataan di Kabupaten Pandeglang
sudah baik dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 22: Penorganisasian Dalam Pengangkatan Para Petugas Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
2. Persepsi Responden Tentang Sistem Pengangkatan Petugas
Sub indikator dari pengorganisasian selanjutnya adalah kesesuaian sistem
pengrekrutan dengan kecakapan dan keahlian pegawai menunjukan bahwa 84.1
persen responden menganggap bahwa kesesuaian sistem pengrekrutan dengan
kecakapan dan keahlian pegawai ada sebagian yang tidak sesuai. Guna lebih
jelasnya perhatikan tabel berikut:
pengorganisasian
SBBKBTB
pengorganisasian
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .66
Mean = 2.6
N = 44.00
118
Tabel 4.19
Tanggapan Responden Tentang Sistem Pengangkatan Petugas Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Sudah Sesuai Dengan Kecakapan
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 29 responden (84.1
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa kesesuaian sistem
pengrekrutan dengan kecakapan dan keahlian pegawai ada sebagian yang tidak
sesuai dan hanya 15 responden (29.5 persen) yang menyatakan tidak sependapat
bahwa kesesuaian sistem pengrekrutan dengan kecakapan dan keahlian pegawai
sebagian besar tidak sesuai. Berdasarkan hasil tersebut di atas dapat dilihat bahwa
dalam pengangkatan para petugas ada sebagian yang tidak sesuai, ini diasumsikan
peneliti karena dilihat dari ketersediaan SDM yang bekerja di Dinas tersebut
terutama yang memiliki keahlian khusus sangatlah sedikit, hal ini diasumsikan
peneliti bahwa sebagian besar pegawai berasal dari fungsional.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
kesesuaian sistem pengrekrutan dengan kecakapan dan keahlian pegawai ada
sebagian yang tidak sesuai dapat dilihat pada grafik berikut:
PERT19
15 34.1 34.1 34.1
22 50.0 50.0 84.1
7 15.9 15.9 100.0
44 100.0 100.0
sebagian besar tidak sesuai ada sebagian yangtidak sesuaisemua yang direncanakan sesuai Total
ValidFrekuensi Persen Valid Persen
Kumulatif Persen
119
Grafik 23: Sistem Pengangkatan Para Petugas Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Sudah Sesuai Dengan Kecakapan
Sumber: data diolah, 2010
2. Persepsi Responden Tentang Sistem Pembagian Kerja
Sub indikator dari pengorganisasian selanjutnya adalah kesesuaian sistem
pembagian kerja yang sudah dilakukan menunjukan bahwa 84.1 persen responden
menganggap bahwa sistem pembagian kerja yang sudah dilakukan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang sudah baik. Guna lebih
jelasnya perhatikan tabel berikut:
PERT19
SYDSASYTSSBTS
PERT19
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .69
Mean = 2.82
N = 44.00
120
Tabel 4.20
Tanggapan Responden Tentang Sistem Pebagian Kerja Yang Sudah Dilakukan Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 30 responden (93.2
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa sistem pembagian kerja
yang sudah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Pandeglang sudah baik hal ini berarti dalam pelaksanaan tugasnya para pegawai
sudah mengetahui apa saja yang menjadi tugasnya masing-masing. Namun ada
sekitar 14 responden (29.5 persen) yang menyatakan tidak sependapat bahwa
sistem pembagian kerja yang sudah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang sudah baik,hal ini diasumsikan oleh peneliti
bahwa sebagian dari pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tidak mengetahui
tugasnya masing-masing dikarenakan ada beberapa dari pegawai di Dinas adalah
pegawai baru.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang sistem
pembagian kerja yang sudah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang sudah baik dapat dilihat pada grafik berikut:
PERT20
1 2.3 2.3 2.3 13 29.5 29.5 31.8 27 61.4 61.4 93.2
3 6.8 6.8 100.0 44 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaiksangat baikTotal
Valid Frekuensi Persen Valid Persen
Kumulatif Persen
121
Grafik 24:
Sistem Pebagian Kerja Yang Sudah Dilakukan Di Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
- Sumber: data diolah, 2010
C. Pelaksanaan
1. Persepsi Responden Tentang Pelaksanaan Kinerja
Indikator prosedur yang ketiga Sub indikatonya adalah pelaksanaan. Sub
indikator pelaksanaan pertama mengenai kinerja petugas pelaksana Dinas
Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang menunjukan bahwa 86.4
persen responden menganggap bahwa kinerja petugas pelaksana Dinas
Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang sudah baik. Guna lebih
jelasnya perhatikan tabel berikut:
PERT20 SBBKBTB
PERT20
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .62 Mean = 2.7 N = 44.00
122
Tabel 4.21
Tanggapan Responden Tentang Pelaksanaan Kinerja Petugas Pelaksana Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 29 responden (86.4
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa kinerja petugas pelaksana
Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang sudah baik dan
hanya 15 responden (31.8 persen) yang menyatakan tidak sependapat bahwa
kinerja petugas pelaksana Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten
Pandeglang sudah baik. Hal ini diasumsikan peneliti, bahwa adanya kesadaran
pegawai dalam melaksanakan kinerjanya dan merupkan beban kerja yang harus di
pertanggung jawabkan sesuai dengan tugas yang diembannya.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang kinerja
petugas pelaksana Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang
sudah baik dapat dilihat pada grafik berikut:
pelaksanaan
1 2.3 2.3 2.3 14 31.8 31.8 34.1 23 52.3 52.3 86.4
6 13.6 13.6 100.0 44 100.0 100.0
tidak baikkurang baik baik sangat baik Total
Valid Frekuensi Persen Valid Persen Kumulatif
Persen
123
Grafik 25: Pelaksanaan Kinerja Petugas Pelaksana Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
2. Persepsi Responden Tentang Kemampuan Petugas
Sub indikatonya pelaksanaan selanjutnya mengenai kemampuan petugas
pelaksana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang menunjukan
bahwa 97.7 persen responden menganggap bahwa mengenai kemampuan petugas
pelaksana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang sudah baik.
Guna lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
Tabel 4.22
Tanggapan Responden Tentang Kemampuan Petugas Pelaksana Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten
andeglang
Sumber: data diolah, 2010
PERT22
12 27.3 27.3 27.331 70.5 70.5 97.7
1 2.3 2.3 100.044 100.0 100.0
kurang baikbaik sangat baik Total
ValidFrekuensi Persen Valid Persent
Kumulatif Persent
pelaksanaan
SBBKB TB
pelaksanaan
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .71
Mean = 2.8
N = 44.00
124
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 32 responden (97.7
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa kemampuan petugas
pelaksana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang sudah baik
hal ini di asumsikan bahwa tingkat pendidikan pegawai lulusan sarjana atau yang
sedang melakukan penyetaraan sarjana. Namun 12 responden (70.5 persen) yang
menyatakan tidak sependapat bahwa mengenai kemampuan petugas pelaksana
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang sudah baik, ini
dikarnakan ada beberapa pegawai baru dan lulusan SMA .
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
mengenai kemampuan petugas pelaksana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang sudah baik dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 26: Kemampuan Petugas Pelaksana Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
PERT22 SBBKB
PERT22
Frekensi
40
30
20
10
0
Std. Dev = .49
Mean = 2.75
N = 44.00
125
3. Persepsi Responden Tentang Kemampuan Petugas Dalam Melaksanakan Program Pengembangan
Sub indikatonya pelaksanaan selanjutnya mengenai kemampuan petugas
dalam melaksanakan program pengembangan kepariwisataan Kabupaten
Pandeglang menunjukan bahwa 97.7 persen responden menganggap bahwa
kemampuan petugas dalam melaksanakan program pengembangan kepariwisataan
Kabupaten Pandeglang sudah baik. Guna lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
Tabel 4.23
Tanggapan Responden Tentang Kemampuan Petugas Dalam Melaksanakan Program Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 28 responden (97.7
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa kemampuan petugas
dalam melaksanakan program pengembangan kepariwisataan Kabupaten
Pandeglang sudah baik dan hanya 16 responden (34.1 persen) yang menyatakan
tidak sependapat bahwa kemampuan petugas dalam melaksanakan program
pengembangan kepariwisataan Kabupaten Pandeglang sudah baik. Hal ini
diasumsikan peneliti, para pegawai mengetahui program pengembangan objek
wisata yang terdapat di Kabupaten Pandeglang karena mayoritas para pegawai
berasal dari Kabupaten Pandeglang.
PERT23
1 2.3 2.3 2.315 34.1 34.1 36.427 61.4 61.4 97.7
1 2.3 2.3 100.044 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaiksangat baikTotal
Valid Frekuensi Persen Valid Pesen
Kumulatif Persen
126
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
kemampuan petugas dalam melaksanakan program pengembangan kepariwisataan
Kabupaten Pandeglang sudah baik dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 27: Kemampuan Petugas Dalam Melaksanakan Program Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
4. Persepsi Responden Tentang Kewenangan Petugas Pelaksana Pengembangan
Sub indikatonya pelaksanaan selanjutnya mengenai kewenangan petugas
pelaksana pengembangan kepariwisataan Kabupaten Pandeglang menunjukan
bahwa 88.6 persen responden menganggap bahwa kewenangan petugas pelaksana
pengembangan kepariwisataan Kabupaten Pandeglang ada sebagian yang tidak
sesuai. Guna lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
PERT23 SBBKBTB
PERT23
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .57
Mean = 2.6
N = 44.00
127
Tabel 4.24
Tanggapan Responden Tentang Kewenangan Petugas Pelaksana Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 37 responden (88.6
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa kewenangan petugas
pelaksana pengembangan kepariwisataan Kabupaten Pandeglang ada sebagian
yang tidak sesuai dan hanya 7 responden (15.9 persen) yang menyatakan tidak
sependapat bahwa kewenangan petugas pelaksana pengembangan kepariwisataan
Kabupaten Pandeglang menyatakan ada sebagian besar yang tidak sesuai. Hal ini
diasumsikan oleh peneliti bahwa sebagian dari pegawai tidak paham terhadap
kewenangannya dalam pelaksanaan pengembangan kepariwisataan.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
kewenangan petugas pelaksana pengembangan kepariwisataan Kabupaten
Pandeglang ada sebagian besar tidak sesuai dapat dilihat pada grafik berikut:
PERT24
7 15.9 15.9 15.9
32 72.7 72.7 88.6
5 11.4 11.4 100.0
44 100.0 100.0
sebagian besar tidaksesuai ada sebagian yangtidak sesuaisemua yang direncanakan sesuaiTotal
ValidFrekuensi Persen Valid Persen
Kumulatif Persen
128
Grafik 28: Kewenangan Petugas Pelaksana Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
5. Persepsi Responden Tentang Kesesuaian Anggaran Pelaksanaan
Sub indikatonya pelaksanaan selanjutnya mengenai kesesuaian pengguanaan
anggaran dengan pelaksanaan kepariwisataan Kabupaten Pandeglang menunjukan
bahwa 93.2 persen responden menganggap bahwa kesesuaian pengguanaan
anggaran dengan pelaksanaan kepariwisataan Kabupaten Pandeglang sudah
sesuai. Guna lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
Tabel 4.25
Tanggapan Responden Tentang Penggunaan Anggaran Sudah Sesuai Dengan Pelaksanaan
Sumber: data diolah, 2010
PERT24 SYDSASYTSSBTS
PERT24
Frekuensi
40
30
20
10
0
Std. Dev = .53
Mean = 2.95
N = 44.00
PERT25
1 2.3 2.3 2.315 34.1 34.1 36.425 56.8 56.8 93.2
3 6.8 6.8 100.044 100.0 100.0
tidak sesuaikurang sesuaisesuaisangat sesuaiTotal
Valid Frekuensi Persen Valid Persen
Kumulatif Persent
129
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 28 responden (93.2
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa kesesuaian pengguanaan
anggaran dengan pelaksanaan kepariwisataan Kabupaten Pandeglang sudah sesuai
dan hanya 16 responden (34.1 persen) yang menyatakan tidak sependapat bahwa
kesesuaian pengguanaan anggaran dengan pelaksanaan kepariwisataan Kabupaten
Pandeglangsudah sesuai. Hal ini diasumsikan peneliti, bahwa kesesuaian
pengguanaan anggaran dengan pelaksanaan kepariwisataan adanya kesadaran
pegawai untuk memakai angarannya dalam pelaksanaan tidak untuk di gunakan
yang lainnya.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
kesesuaian pengguanaan anggaran dengan pelaksanaan kepariwisataan Kabupaten
Pandeglang sudah sesuai dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 29: Penggunaan Anggaran Sudah Sesuai Dengan Perencanaan
Sumber: data diolah, 2010
PERT25 SSSKSTS
PERT25
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .64
Mean = 2.7
N = 44.00
130
6. Persepsi Responden Tentang Tanggung Jawab Petugas Pelaksanaan
Sub indikatonya pelaksanaan selanjutnya mengenai tanggung jawab petugas
pelaksana program pengembangan kepariwisataan Kabupaten Pandeglang
menunjukan bahwa 95.3 persen responden menganggap bahwa tanggung jawab
petugas pelaksana program pengembangan kepariwisataan Kabupaten Pandeglang
tinggi. Guna lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
Tabel 4.26
Tanggapan Responden Tentang Tanggung Jawab Petugas Pelaksanaan Pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 27 responden (95.3
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa tanggung jawab petugas
pelaksana program pengembangan kepariwisataan Kabupaten Pandeglang tinggi,
hal ini diasumsikan peneliti petugas bertanggung jawab terhadap tugas yang di
embannya. Namun 16 responden (34.1 persen) yang menyatakan tidak sependapat
bahwa tanggung jawab petugas pelaksana program pengembangan kepariwisataan
Kabupaten Pandeglang tinggi, hal ini di karenakan pegawai yang telah disebar
sesuai dengan pelaksanaan bagiannya masing-masing sudah memiliki fungsi dan
tanggung jawabnya.
PERT26
1 2.3 2.3 2.315 34.1 34.9 37.225 56.8 58.1 95.3
2 4.5 4.7 100.043 97.7 100.0
1 2.344 100.0
sangat rendahrendahtinggisangat tinggiTotal
Valid
System MissingTotal
Frekuensi Persen Valid PersenKumulatif
Persen
131
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
tanggung jawab petugas pelaksana program pengembangan kepariwisataan
Kabupaten Pandeglang tinggi dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 30: Tanggung Jawab Petugas Pelaksanaan Pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
7. Persepsi Responden Tentang Tanggung Kualitas Pelaksanaan
Sub indikatonya pelaksanaan selanjutnya mengenai kualitas pelaksanaan
program pengembangan kepariwisataan Kabupaten Pandeglang menunjukan
bahwa 95.5 persen responden menganggap bahwa mengenai kualitas pelaksanaan
program pengembangan kepariwisataan Kabupaten Pandeglang sudah baik. Guna
lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
PERT26 STTRSR
PERT26
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .61
Mean = 2.7 N = 43.00
132
Tabel 4.27
Tanggapan Responden Tentang Kualitas Pelaksanaan Program Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 24 responden (95.5
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa mengenai kualitas
pelaksanaan program pengembangan kepariwisataan Kabupaten Pandeglang
sudah baik dan hanya 20 responden (45.5 persen) yang menyatakan tidak
sependapat bahwa mengenai kualitas pelaksanaan program pengembangan
kepariwisataan Kabupaten Pandeglang sudah baik. Hal ini diasumsikan peneliti,
bahwa kualitas pelaksanaan program pengembangan di dukung dengan adanya
kerjasama dan kekompakan pegawai yang dilakukan dengan baik dalam
melaksanakan program tersebut.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
mengenai kualitas pelaksanaan program pengembangan kepariwisataan
Kabupaten Pandeglang sudah baik dapat dilihat pada grafik berikut:
PERT27
20 45.5 45.5 45.522 50.0 50.0 95.5
2 4.5 4.5 100.044 100.0 100.0
kurang baikbaiksangat baikTotal
Valid Frekuensi Persen Valid Persen
Kumulatif Persen
133
Grafik 31: Kualitas Pelaksanaan Program Pengembangan Kepariwisataan Di Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
D. Pengawasan
1. Persepsi Responden Tentang Sistem Pengwasan Pelaksanaan
Indikator prosedur yang keempat Sub indikatornya adalah pengawasan. Sub
indikator pengawasan pertama mengenai sistem pengawasan pelaksanaan Dinas
Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang menunjukan bahwa 97.7
persen responden menganggap bahwa sistem pengawasan pelaksanaan Dinas
Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang sudah baik. Guna lebih
jelasnya perhatikan tabel berikut:
PERT27 SBBKB
PERT27
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .58
Mean = 2.59
N = 44.00
134
Tabel 4.28
Tanggapan Responden Tentang Sistem Pengwasan Pelaksanaan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 28 responden (97.7
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa sistem pengawasan
pelaksanaan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang sudah
baik, hal ini diasumsikan oleh peneliti bahwa Dinas Kebudayaan dan
Kepariwisataan selalu mengawasi dengan ketat dan secara langsung terhadap
pelaksanaan yang dilakukan. Namun16 responden (36.4 persen) yang menyatakan
tidak sependapat bahwa sistem pengawasan pelaksanaan Dinas Kebudayaan dan
Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang kurang baik, dalam hal ini diasumsikan
bahwa dalam pengawasanya dianggap biasa saja .
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang sistem
pengawasan pelaksanaan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten
Pandeglang sudah baik dapat dilihat pada grafik berikut:
pengawasan
16 36.4 36.4 36.4 27 61.4 61.4 97.7 1 2.3 2.3 100.0
44 100.0 100.0
kurang baikbaiksangat baikTotal
ValidFrekuensi Persen Valid Persen
Kumulatif Persen
135
Grafik 32 Sistem Pengwasan Pelaksanaan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
2. Persepsi Responden Tentang Pengawasan Oleh Pimpinan
Sub indikator pengawasan selanjutnya mengenai pengawasan yang
diberiakan oleh pimpinan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten
Pandeglang menunjukan bahwa 90.9 persen responden menganggap bahwa
pengawasan yang diberiakan oleh pimpinan Dinas Kebudayaan dan
Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang sudah baik. Guna lebih jelasnya
perhatikan tabel berikut:
pengawasan SBBKB
pengawasan
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .53 Mean = 2.66
N = 44.00
136
Tabel 4.29
Tanggapan Responden Tentang Pengawasan Yang Diberikan Oleh Pimpinan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 31 responden (90.9
persen) menyatakan sependapat pada pernyataan bahwa pengawasan yang
diberiakan oleh pimpinan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten
Pandeglang sudah baik dan hanya 13 responden (29.5 persen) yang menyatakan
tidak sependapat bahwa pengawasan yang diberiakan oleh pimpinan Dinas
Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang kurang baik. Dalam hal
pengawasan yang telah diberikan pimpinan, dimna Kepala Dinas selalu
melakukan pengawasan langsung secara rutin baik terhadap kinerja pegawai
ataupun program yang dilaksanakan.
Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang
pengawasan yang diberiakan oleh pimpinan Dinas Kebudayaan dan
Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang sudah baik dapat dilihat pada grafik
berikut:
PERT29
13 29.5 29.5 29.5 27 61.4 61.4 90.9 4 9.1 9.1 100.0
44 100.0 100.0
kurang baikbaiksangat baikTotal
Valid Frekuensi Persen Valid Persen
Kumulatif Persen
137
Grafik 33: Pengawasan Yang Diberikan Oleh Pimpinan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Sumber: data diolah, 2010
4.3 Pengujian Persyaratan Statistik
4.3.1. Uji Validitas Instrumen
Analisis data penelitian yang dilakukan pertama kali adalah dengan
melakukan uji validitas instrumen guna menjaga ketepatan dan kecermatan suatu
alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji Validitas digunakan untuk sah
atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kevaliditasan instrumen menggambarkan
bahwa suatu instrumen benar-benar mampu mengukur variabel-variabel yang
akan diukur dalam penelitian serta mampu menunjukkan tingkat kesesuaian antar
konsep dan hasil pengukuran. Adapun rumus yang digunakan adalah
menggunakan statistik product momen dengan hasil sebagai berikut:
PERT29 SBBKB
PERT29
Frekuensi
30
20
10
0
Std. Dev = .59
Mean = 2.80
N = 44.00
138
Rumus Product Moment.
n∑Xi Yi – (∑Xi)( ∑Yi)
rxy =
√ {n∑Xi2 – (∑Xi)2 }{n∑Yi
2 – (∑Yi)2 }
Dimana :
Korelasi Product Moment
X = Skor pertanyaan
Y = Skor total seluruh pertanyaan
XY = Skor pertanyaan dikalikan skor total
n = Jumlah responden
139
Tabel 4.30
Hasil Uji Validitas Instrumen
No.Item r hitung r tabel Keterangan
1 0,466 0,297 Valid
2 0,616 0,297 Valid
3 0,718 0,297 Valid
4 0,788 0,297 Valid
5 0,656 0,297 Valid
6 0,430 0,297 Valid
7 0,568 0,297 Valid
8 0,567 0,297 Valid
9 0,761 0,297 Valid
10 0,495 0,297 Valid
11 0,420 0,297 Valid
12 0,440 0,297 Valid
13 0,588 0,297 Valid
14 0,698 0,297 Valid
15 0,734 0,297 Valid
16 0,505 0,297 Valid
17 0,590 0,297 Valid
18 0,693 0,297 Valid
19 0,604 0,297 Valid
20 0,652 0,297 Valid
21 0,708 0,297 Valid
22 0,454 0,297 Valid
23 0,604 0,297 Valid
24 0,500 0,297 Valid
25 0,595 0,297 Valid
26 0,549 0,297 Valid
27 0,764 0,297 Valid
28 0,754 0,297 Valid
29 0,691 0,297 Valid
Sumber: Data diolah, 2010.
140
Adapun kriteria item/butir instrumen yang digunakan adalah dimana jika r
hitung > r tabel, berarti item/butir instrumen bisa dinyatakan valid, dan jika r
hitung ≤ r tabel, berarti item/butir instrumen bisa dinyatakan tidak valid.
Berdasarkan tabel di atas, uji validitas untuk instrumen implementasi strategi
dapat diketahui bahwa keseluruhan dari 29 butir yang diuji menunjukkan hasil
yang valid (sah), karena bila koefisien korelasi sama dengan 0,297 (merupakan
rtabel dapat dilihat pada lampiran nilai-nilai r product moment) atau lebih, maka
semua butir instrumen dinyatakan valid.
4.3.2. Uji Reliabilitas Instrumen
Guna menjaga kehandalan dari sebuah instrumen atau alat ukur maka
peneliti melakukan uji reliabilitas, dimana instrumen yang dilakukan uji
reliabilitas adalah instrumen yang dinyatakan valid, sedangkan instrumen yang
dinyatakan tidak valid maka tidak bisa dilakukan uji reliabilitas. Dalam
pengukuran reliabilitas dapat menggunakan rumus Alpha Cronbach. Adapun hasil
dari uji reliabilitas yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah nilai Alpha
Cronbach sebesar 0,9160. jika kita mengacu pada Siegle yang menggunakan
pedoman reliability instrumen adalah sebesar 0.7. artinya 0.9160 > dari 0.7
sehingga instrumen yang diuji bisa reliabel.
141
4.3.3 Uji Frekuensi Data Secara Keseluruhan
Guna memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data hasil penelitian
ini maka peneliti mencoba untuk melakukan mean, median dan modus dan
Normalitas data guna menjaga ketepatan metode statistik yang digunakan, karena
apabila data yang dihasilkan tidak normal maka statistik yang digunakan adalah
atatistik non parametric sedangkan apabila data yang dihasilkan adalah normal
maka statistik yang digunakan adalah statistik parametric. Lebih jelasnya bisa
dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.31
Standar deviasi Tingkat Implementasi Strategi Total
N Valid
Missing
Mean
Std.Error of Mean
Median
Mode
Std.Deviation
Variance
Skewness
Std.Error of Skewness
Kurtosis
Std.Error of Kurtosis
Range
Minimum
Maximum
Sum
44
0
77.73
1.64
78.50
70
10.91
119.04
013
357
-1.324
702
36
61
97
3420
Sumber: Data diolah, 2010.
142
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata atau mean dari nilai
tingkat Implementasi diketahui sebesar 77.73 dengan standar error of mean 1.64.
Dengan demikian, rata-rata tingkat Implementasi Strategi populasi penelitian
adalah berkisar antara mean ± (2 x 1.64) atau berkisar antara 77.73. Standar
deviasi tingkat implementasi strategi sebesar 10.91 artinya sebaran data berkisar
antara 10.91 di bawah rata-rata (66.82) hingga 10.91 di atas rata-rata (88.64).
143
Tabel 4.32
Distribusi Frekuensi Tingkat Implementasi Strategi
Sumber: data diolah, 2010
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tingkat Implementasi Strategi
menunjukan bahwa tingkat implementasi sangat bervariasi, dimana nilai terendah
adalah 61 dan nilai tertinggi adalah 97. Demikian halnya dengan jumlah
TOTAL
1 2.3 2.3 2.3 3 6.8 6.8 9.1 1 2.3 2.3 11.4 2 4.5 4.5 15.9 1 2.3 2.3 18.2 2 4.5 4.5 22.7 1 2.3 2.3 25.0 1 2.3 2.3 27.3 4 9.1 9.1 36.4 1 2.3 2.3 38.6 1 2.3 2.3 40.9 1 2.3 2.3 43.2 1 2.3 2.3 45.5 1 2.3 2.3 47.7 1 2.3 2.3 50.0 1 2.3 2.3 52.3 2 4.5 4.5 56.8 1 2.3 2.3 59.1 1 2.3 2.3 61.4 2 4.5 4.5 65.9 2 4.5 4.5 70.5 1 2.3 2.3 72.7 3 6.8 6.8 79.5 3 6.8 6.8 86.4 1 2.3 2.3 88.6 1 2.3 2.3 90.9 2 4.5 4.5 95.5 1 2.3 2.3 97.7 1 2.3 2.3 100.0
44 100.0 100.0
61 62 63 64 65 66 67 69 70 71 72 74 76 77 78 79 81 82 83 84 85 86 87 89 91 92 94 95 97 Total
Valid Frekuensi Persen Valid Persen
Kumulatif Persen
144
responden yang memperoleh nilai-nilai tersebut. Dengan demikian dari 44
responden yang memperoleh nilai 61, 63, 65, 67, 69, 71,72, 74, 76, 77, 78, 79,82,
83, 86, 91, 92, 95 , 97 masing-masing hanya satu orang atau 2.3 persen. Nilai 64,
66, 81, 84, 85, 94, masing-masing hanya dua orang atau 4.5 persen. Nilai 62, 87,
89, masing-masing hanya tiga orang atau 6.8 persen. Nilai 70 hanya empat orang
atau 9.1 persen sekaligus menunjukan mode atau modus untuk tingkat
Implementasi strategi. Apabila dibandingkan dengan nilai tengah dari top skor
(target maksimun) tingkat Implementasi strategi yang sebesa 78.50 berarti nilai
mean tersebut berada di atasnya.
Grafik 34. Distribusi Data Tingkat Implementasi Strategi
Sumber: Data diolah,2010
4.4 Pengujian Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Implementasi Strategi Pengembangan
Pemasaran Kepariwisataan Daerah Oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten
Pandeglang dikatakan berhasil apabila mencapai minimal 70% dari kriteria yang
TOTAL
95.090.085.080.075.070.065.0 60.0
TOTAL
Frekuensi
10
8
6
4
2
0
Std. Dev = 10.91 Mean = 77.7 N = 44.00
145
diharapkan. Sebagaimana telah dikemukakan oleh peneliti bahwa dalam metode
penelitian yang dilakukan dalam pengujian hipotesis yaitu dengan menggunakan
t-tes satu sampel. Skor ideal untuk tingkat implementasi strategi pengembangan
pemasaran kepariwisataan daerah oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Pandeglang
adalah 29 x 4 x 44 = 5104 sedangkan rata-rata 5104 : 44 = 116.
Tingkat Implementasi strategi pengembangan pemasaran kepariwisataan
daerah Oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Pandeglang, nilai yang dihipotesiskan
adalah tertinggi 70% dari nilai ideal, ini berarti bahwa 0,70 x 5104 = 3572.8
dibagi 44 = 81.2. Hipotesis statistiknya dapat dirumuskan sebagai berikut : Ho
untuk memprediksi µ lebih rendah atau sama dengan 70% dari skor ideal paling
tinggi dan Ho hasil dari perhitungan yang didapat. Sedangkan Ha lebih besar dari
70% dari skor ideal yang diharapkan. Atau dapat ditulis dengan rumus:
Ho = µ ≤ 70% ≤ 0,70 x 5104 : 44 = 81.2
Ha = µ > 70% > 0,70 x 5104 : 44 = 81.2
Diketahui:
x = ∑X : 44 = 3420 : 44 = 77.72
µo = 70% = 0,70 x 5104 : 44 = 81.2
s = 10.91
n = 44
ditanya : t ?
146
Jawab : t =
ns
x µο−
t = 77.72 – 81.2
10.91
√ 44
t = -3.48
10.91
6.63
t = -3.48
1.64
t = -2.12
Harga thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel dengan
derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 44 – 1 = 43 dan taraf kesalahan = 5% untuk uji
satu pihak kiri (one tail test), maka harga ttabel nya yaitu 1,684. Karena harga thitung
lebih kecil dari pada harga ttabel atau Ho (-2.12 < 1,684) dan jatuh pada daerah
penerimaan Ho, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis kerja (Ha) ditolak.
Harga ini dapat ditunjukan pada Gambar 4.1 Harga -2.12 terletak pada daerah
penerimaan Ho.
147
Dari perhitungan populasi ditemukan bahwa Implementasi Strategi
Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan Daerah Oleh Dinas Kebudayaan
Kabupaten Pandeglang:
3420
Tingkat Implementasi Raskin x 100% = 67%
5104
Jadi, telah diketahui bahwa tingkat Implementasi Strategi Pengembangan
Pemasaran Kepariwisataan Daerah Oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten
Pandeglang 67%.
Daerah Penerimaan Daerah Penerimaan
Ho Ha
- 2.12 0 1,684 67% 70%
Gambar 4.1
Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
4.5. Interpretasi Hasil Penelitian
Pedoman untuk t-tes jenis uji pihak kanan adalah bila harga t-hitung lebih
kecil atau sama dengan (≤) harga t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Karena
Ho (-2.12 < 1,684) maka Ho diterima dan Ha ditolak ini berarti Ho dapat diterima
karena ≤ 70% maka hipotesis yang dinyatakan bahwa tingkat implementasi
148
strategi pengembangan pemasaran kepariwisataan daerah Oleh Dinas Kebudayaan
Kabupaten Pandeglang masih kurang baik , paling tinggi baru mencapai 70% dari
kriteria yang diharapkan dapat diterima, atau tidak terdapat perbedaan antara yang
diduga dalam populasi dengan data yang terkumpul dari sampel.
Kemudian berdasarkan data yang diperoleh, skor ideal instrumen adalah 4 x
29 x 44 = 5104. (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada
responden, 29 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden, 44 =
jumlah sampel yang dijadikan responden). Sedangkan nilai skor dari hasil
penelitian adalah sebesar 3420. Dengan demikian nilai tingkat implementasi
strategi pengembangan pemasaran kepariwisataan daerah Oleh Dinas Kebudayaan
Kabupaten Pandeglang adalah 3420 : 5104 = 0.6700 atau 67.00 persen
4.6 Pembahasan
Pada pembahasan akan memaparkan tentang pengujian hipotesis,
menjelaskan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Dari data tersebut dijelaskan
bahwa Implementasi Strategi Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan Daerah
Oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Pandeglang masih kurang baik. Selanjutnya
peneliti mencoba menjawab rumusan masalah yang terdapat pada Bab I yaitu
Bagaimana Implementasi Strategi Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan
Daerah Oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Pandeglang diantaranya :
Jawaban dari rumusan masalah yaitu tentang Bagaimana Implementasi
Strategi Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan Daerah Oleh Dinas
149
Kebudayaan Kabupaten Pandeglang, sebagai berikut : bahwa implementasi
strategi pengembangan pemasaran kepariwisataan daerah oleh Dinas Kebudayaan
Kabupaten Pandeglang kurang baik. Hal tersebut ditunjukan dari hasil
perhitungan dalam implementasi strategi pengembangan pemasaran
kepariwisataan daerah oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Pandeglang tersebut.
Skor ideal untuk Implementasi Strategi Pengembangan Pemasaran Kepariwisataan
Daerah Oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Pandeglang adalah 4 x 29 x 44 =
5104. (4 merupakan nilai tertinggi dari item pertanyaan yang ada, 29 merupakan
jumlah item pertanyaan yang ada, dan 44 merupakan jumlah responden yang ada),
sedangkan hasil kuesioner pengumpulan data adalah 3420 Dengan demikian
implementasi strategi pengembangan pemasaran kepariwisataan daerah Oleh
Dinas Kebudayaan Kabupaten Pandeglang adalah 3420: 5104= 0.6700 x 100% =
67.00 % dari yang diharapkan. Pengujian hipotesis pada bahasan sebelumnya pun
menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan data yang
terkumpul dapat diketahui bahwa tingkat implementasi strategi pengembangan
pemasaran kepariwisataan daerah Oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Pandeglang
mencapai angka 67.00 % dari yang diharapkan yaitu sebesar 100%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa implementasi strategi pengembangan pemasaran
kepariwisataan daerah oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Pandeglang masih
kurang baik.
Berikut implementasi strategi telah peneliti kaji melalui teori model teori
implementasi strategi yang dijelaskan oleh Hunger (2003:17), bahwa keberhasilan
150
implementasi strategi ditentukan oleh tiga indikator yaitu: 1. Program, 2.
Penganggaran , 3. Prosedur.
Dari hasil angket/kuesioner responden berdasarkan teori Hunger
keberhasilan tersebut yang telah dioleh yang didapat melalui wawancara tidak
terstruktur dan pertanyaan dalam bentuk kuesioner kepada 44 orang responden
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang, dalam implementasi
strategi pengembangan pemasaran kepariwisataan daerah Oleh Dinas Kebudayaan
Kabupaten Pandeglang antara lain:
Data yang memperkuat bahwa pengembangan produk pariwisata Kab.
Pandeglang berjalan dengan baik yang mencapai angka 95.5 % .Garis - Garis
Besar Haluan Negara mengamanatkan bahwa pembangunan dan pengembangan
sektor pariwisata bertujuan meningkatkan penerimaan devisa, meningkatkan
kesempatan berusaha dan kesempatan kerja, memperkenalkan alam dan budaya
nusantara serta mempererat pergaulan antar bangsa. Dilihat dari perbaikan
infrastuktur jalan sebagai pengembangan produk pariwisata di sekitar lingkungan
pariwisata Kabupaten Pandeglang menunjukan bahwa 77.3 % responden
menganggap bahwa perbaikan infrastuktur jalan kurang baik semakin buruknya
infrastruktur serta Sistem pengelolaan produk pariwisata di Dinas Kebudayaan
Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang menunjukan 95.5 % responden
menganggap bahwa sistem pengelolaan produk pariwisata sudah baik.
Promosi produk pariwisata dalam pengembangan kepariwisataan
menunjukan bahwa 93.2% responden menganggap bahwa promosi kepariwisataan
151
dalam pengembangan kepariwisataan sudah baik. Melakukan pendekatan yang
dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang dengan
melalui Promosi produk pariwisata dalam pengembangan pemasaran
kepariwisataan akan bisa di lihat suatu kualitas serta pengaruh terhadap
peningkatan jumlah pengunjung. Adapun dalam kualitas promosi menunjukan
bahwa 97.7 % berarti kualitas promosi yang digunakan sudah baik dan
peningkatan jumlah pengunjung pun menunjukan 95.5% responden menganggap
bahwa strategi promosi meningkatkan jumlah wisata Kabupaten Pandeglang
tinggi.
Promosi produk pariwisata merupakan salah satunya yang pertama untuk
perluasan pasar menunjukan bahwa 93.2% bertanda sudah baik hal ini di
sosialisasi melalui pemberitahuan kepariwisataan dalam upaya meningkatkan
pengaruh jumlah wisata hal ini menunjukan bahwa 88.6% menganggap bahwa
pengaruh terhadap jumlah wisata setelah dilakukan perluasan pasar berpengaruh.
Yang kedua adalah pengelompokan produk pariwisata menunjukan 93.2 % bahwa
pengelompokan produk pariwisata sudah baik dan berpengaruh terhdap jumlah
pengunjung ke tempat wisata Kab. Pandeglang mencapai 93.2%
Secara umum perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secara
sistematis kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Perencanaan itu sendiri merupakan “alat” dan bukan tujuan, perencanaan
adalah alat untuk mencapai tujuan. Dengan demikian Perencanaan anggran
sebagai alat untuk dibuat sedemikian rupa sehingga fleksibel untuk tiap
pengembangan kepariwisataan dan Perencanaan dipakai sebagai alat atau cara
152
karena hal ini didasarkan pada pertimbangan. Adapun perencanaan anggaran
untuk pengembangan kepariwisataan Kabupaten Pandeglang menunjukan 97.7%
sudah baik. Dan untuk anggaran yang ada direncanakan, dialokasikan untuk
pengembangan infrastuktur jalan, perbaikan SDM, promosi,dll menunjukan
bahwa 92.2 %, bahwa anggaran yang ada direncanakan, dialokasikan untuk
pengembangan infrastuktur jalan, perbaikan SDM, promosi,dll sudah baik.
Dalam penggunaan anggaran ada kesesuaian antara rencana anggaran
menunjukan 79.5% responden menganggap bahwa kesesuaian penggunaan
anggaran dalam rencana anggaran ada sebagian yang tidak sesuai dalam
penggunaan anggarannya. Sedangkan dalam efektifitas dan efisiensi penggunaan
anggaran untuk pengembangan kepariwisataaan Kabupaten Pandeglang
menunjukan 88.6% dan 93.2% bahwa efektifitas dan efisiensi penggunaan
anggaran untuk pengembangan kepariwisataaan Kabupaten sudah efektif dan
efisien.
Prosedur merupakan langkah-langkah atau tehknik-tehknik yang berurutan
yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan
diselesaikan. Dalam hal prosedur ini akan dijelaskan mengenai tugas atau
pekerjaan pada Dinas Kebudayaan Dan Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang di
antaranya seagai berikut:
Perencanaan program pengembangan pemasaran yang dilakukan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang menunjukan 93.2%
menganggap bahwa perencanaan program pengembangan pemasaran yang
153
dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang sudah
baik. Perencanaan program menunjukan bahwa 77.3 % menganggap bahwa
kesesuaian perencanaan yang dilakukan dalam perencanaan program ada sebagian
yang tidak sesuai.
Pengangkatan atau pengrekrutan para petugas pelaksana kepariwisataan di
Kabupaten Pandeglang menunjukan bahwa 97.7% menganggap bahwa
pengangkatan para petugas pelaksana kepariwisataan di Kabupaten Pandeglang
sudah baik. Kesesuaian sistem pengrekrutan dengan kecakapan dan keahlian
pegawai menunjukan bahwa 84.1 %menganggap bahwa kesesuaian sistem
pengrekrutan dengan kecakapan dan keahlian pegawai ada sebagian yang tidak
sesuai. Serta kesesuaian sistem pembagian kerja yang sudah dilakukan
menunjukan bahwa 84.1 % menganggap pembagian kerja yang sudah dilakukan
pegawai sudah baik.
Kinerja petugas pelaksana Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan
Kabupaten Pandeglang menunjukan bahwa 86.4% menandakan petugas
pelaksananya sudah baik. Serta kemampua petugas pelaksana dan kemampuan
petugas dalam melaksanakan program pengembangan kepariwisataan menunjukan
97.7% menandakan pelaksanakan program pengembangan kepariwisataan sudah
baik. Kesesuaian kewenangan petugas pelaksana pengembangan kepariwisataan
menunjukan 88.6% dalam hal ini ada sebagian yang tidak sesuai dengan
kewenangan yang di lakukan oleh petugas pelaksana.
154
Kesesuaian pelaksanaan dalam penggunaan anggaran dengan perencanaan
menunjukan 93.2% menandakan sudah sesuai. Dan tanggung jawab petugas
terhadap pelaksanaan pengembangan kepariwisataan menunjukan 95.3%
menandakan tanggung jawabnya sangat tinggi. Mengenai kualitas pelaksanaan
program pengembangan mencapai 95.5% bertanda kualitas pelaksanaan program
pengembangan sudah baik.
Mengenai sistem pengawasan pelaksanaan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang menunjukan 97.7% berari sudah baik. Dan
pengawasan yang di berikan pimpinan pun mancapai 90.9% ini berarti pimpinan
dalam melakukan pengawasannya sudah baik.
Akhirnya dengan adanya implementasi strategi pengembangan pemasaran
kepariwisataan daerah yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Pandeglang adalah untuk mengembangkan dan memperluas produk
dan kualitas pariwisata, kesenian dan sumber daya (pesona) alam lokal dengan
memperhatikan kelestarian seni dan budaya tradisional serta kelestarian
lingkungan hidup setempat dan mengembangkan serta memperluas pasar
pariwisata. Dari tahun ketahun jumlah pengunjung selalu meningkat dari apa yang
telah dicapai, kendati tidak sedikit pula kekurangan dan kelemahan dalam proses
pengembangan pemasarannya. Gambaran yang objektif sangat diperlukan guna
melihat capaian-capaian itu, disamping berbagai kelemahan dan kekurangan
secara apa adanya guna diperbaiki di masa mendatang.
155
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang sudah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan bahwa thitung < ttabel sehingga Ho (-2.12 < 1,684) maka Ho diterima
dan Ha ditolak ini berarti Ha dapat ditolak bila < 70% maka hipotesis yang
menyatakan bahwa tingkat implementasi strategi pengembangan pemasaran
kepariwisataan daerah Oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Pandeglang kurang
baik, paling tinggi 70% dari kriteria yang diharapkan dapat diterima. Kemudian
berdasarkan perbandingan antara skor yang terkumpul dengan skor yang
diharapkan dapat diketahui bahwa tingkat implementasi strategi pengembangan
pemasaran kepariwisataan daerah oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Pandeglang
adalah 67%.
Dalam hal ini Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu Kabupaten di
Provinsi Banten yang memiliki karakteristik dan potensi parawisata yang perlu
dikembangkan secara bertahan dan diarahkan sebagai kegiatan utama yang
mampu memacu perkembangan kegiatan perekonomian lainnya serta dapat
memberikan kepastian arah investasi yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah
dunia usaha dan masyarakat pada umumnya. Adapun usaha-usaha yang dilakukan
oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang dalam
Implementasi Pengmbangan Pemasaran Kepariwisataan Daerah di Kabupaten
Pandeglang adalah sebagai berikut:
156
1. Melakukan pengembangan pemasaran melalui pengembangan produk
pariwisa terbukti dilihat dari produk alam bebas yang ada di mana cuaca,
iklim, panorama indah, pegunungan, pantai pasir yang molek sehingga
menarik perasaan ingin tahu pengunjung untuk datang ke tempat objek
wisata.
2. Melakukan pengembangan pemasaran melalui promosi yang dilakukan
merupakan salah satu bentuk sosialisasi yang efektif dalam
mempromosikan objek wisata yang ada di Kabupaten Pandeglang. Dalam
hal ini ada beberapa bentuk promosi yang dilakukan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata untuk mempromosikan objek wisata, yaitu
dengan membuat dan menyebarkan brosur mengenai objek wisata yang
terdapat di Kabupaten Pandeglang, mengadakan pameran pada saat
perayaaan hari jadi Kabupaten Pandeglang dan pada saat hari
kemerdekaan.
5.2. Saran
1. Lebih memperluas produk dan kualitas pariwisata dalam hal
meningkatkan sarana dan prasarana kawasan objek wisata, atraksi wisata
dan sumber daya (pesona) alam lokal dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan hidup setempat dan mengembangkan serta memperluas pasar
pariwisata baik melalui media massa, media elektronik dan lain
sebagainya. Sebagai bentuk promosi dalam implementasi strategi
157
pengembangan pemasaran kepariwisataan daerah Oleh Dinas
Kebudayaan Kabupaten Pandeglang dalam peningkatan jumlah
pengunjung.
2. Melakukan pendekatan secara langsung ke lapangan yang dilakukan oleh
Dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Pandeglang dengan
membangun keunggulan pariwisata daerah melalui strategi dan taktik
untuk mearik pengunjung sebanyak mungkin sebagai tamu ke
Kabupaten Pandeglang. Oleh karena itu langkah yang bisa di
formulasikan adalah melelui implementasi strategi pengembangan
pemasaran kepariwisataan daerah oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten
Pandeglang, melalui pemasarannya sebagai salah satu alat kompanye
untuk lebih mudah memasarkan kepada pengunjung yang mana yang
akan dikunjungi.
3. Memperbaiki kualitas infrastuktur jalan yang rusak menuju tempat
pariwisata, seperti harus memperhatikan jalan-jalan raya maupun
memperhatikan kendaraan-kendaraan untuk memudahkan para
pengunjung yang akan mengunjungi tempat wisata.
4. Peningkatan alokasi dana untuk mengembangkan dan mengelola obyek
wisata, serta pembangunan kepariwisataan diarahkan kepada
peningkatan pariwisata melalui upaya pendaya gunaan berbagai potensi
yang dimiliki oleh Kabupaten Pandeglang
Daftar Pustaka
Assasury, Sofjan. 1987. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Chandara, Gregorius. 2001. Strategi Dan Program Pemasaran. Yogyakarta :
Andi
David, Fred. 1988. Manajemen Strategi. Jakarta : Indek Gramedia
David, J Hunger dan Thomas, L Wheelen. 1996. Manajemen Strategis.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Dirgantoro, Crown. 2001. Manajemen Stratejik. Jakarta : PT Gramedia
Widiasarana
Direktoral Jendral Pariwisata.1998. Pedoman Pengembangan Ekowisata. Jakarta :
Direktor Jendaral Pariwisata
Handoko, Hani T. 1985. Manajemen Personalia dan Sumber daya Manusia.
Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Larereche, Boyd Walker. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga
Partono. 2002. Industri Pariwisata. Pandeglang
Pendit, Nyoman. 2006. Ilmu Pariwisata. Jakarta : PT Pradnya Paramita
Ranguti, Freddy. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta :
Bumi Aksara
Reksohadipordjo, Sukanto. 1985. Manajemen Strategi. Jakarta : Bussiness Policy
Saladin, Djaslim. 2003. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta :
Linda karya
Siagian, Sondang .P. 2004. Manajemen Stratejik. Jakarta: Bumi Aksara.
Singarimbun Masri dan Effendi Sofian. 1989. Metodelogi Penelitian Survai.
Jakarta: LP3S
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi, Bandung : CV. Alfabeta
_______. 2008. Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta
Suryana. 2001. Kewirausahaan. Jakarta : Bumi Aksara
Syafiie, Inul Kencana. 2006. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta : Rineka Cipta
Wahab, Salah. 1989. Pemasaran Parawisata. Jakarta. PT Pradnya Paramita
Wahab, Solichin Abdul. 2005. Analisis Kebijaksanaan: dari Formulasi ke
Implementasi kebijaksanaan Negara. Edisi kedua, cet. 5. Jakarta: Bumi
Aksara
Dokumen:
http://arison001.blogspot.com/2008/02/pengertian-pariwisata.html
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan(LAKIP) Tahun 2008
Keputusan Bupati Pandeglang Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi Dan
Tata Kerja Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Proyak Pengkajian Budaya dan Imentarisasi Sejarah Pandeglang Tahun 2003
Undang-Undang Republik Indonesi Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan
LAMPIRAN
Pandeglang, April 2010
Yth. Bapak / Ibu Pegawai
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Di Tempat
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Sehubungan dengan diselenggarakan kegiatan Skripsi yang sedang saya
lakukan, maka saya yang bertandatangan dibawah ini mendapat tugas untuk
mencari data yang dibutuhkan :
Nama / NIM : Lilis Ma’rifah (061447)
Jur/Fak : Administrasi Negara / FISIP
Semestre : VIII
Mata Kuliah : Skripsi
Judul Skripsi :Implementasi Strategi Pengembangan Pemasaran
Kepariwisataan Daerah Oleh Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Kabupaten Pandeglang
Untuk itu saya berharap dan memohon kepada Bapak / Ibu untuk dapat
membantu saya mengisi beberapa pertanyaan pada kuesioner yang saya berikan.
Dan kerahasiaan identitas responden terjamin tidak berdasarkan pada pekerjaan
dan kepentingan tertentu.
Dengan demikian surat ini saya sampaikan. Atas perhatian dan
kerjasamanya, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak/Ibu atas
waktu dan kesempatannya untuk membantu peneliti dalam memberikan data dan
informasinya.
Peneliti
Lilis Ma’rifah
INFORMASI RESPONDEN
Kuesioner
I. Petunjuk
1. Lingkarilah huruf di depan jawaban dari setiap jawaban yang anda
pilih
2. Daftar pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner ini semata-mata
dalam rangka menyelasaikan studi dan dalam rangka penyusunan
skripsi
3. Untuk memudahkan dalam mengisi data, mohon diisi sesuai
dengan keadaan dan kondisi yang terjadi di lapangan
4. Keterangan dari jawaban
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Kurang Baik
1 = Tidak Baik
II. Identitas responden
1. Nomor Responden : ……………….(diisi oleh peneliti)
2. Nama : ……….. ……..(boleh tidak diisi)
3. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Umur :
5. Pendidikan terakhir : SMP
SMA
S1
S2
S3
6. Golongan pangkat :
7. Status pekerjaan : PNS CPNS TKK/TKS
A. Program
Pengembangan Produk Pariwisata
1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, strategi pengembangan produk pariwisata di Kab. Pandeglang? a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik d Tidak Baik
2. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana perbaikan infrastuktur jalan sebagai
pengembangan produk pariwisata di sekitar lingkungan parawisata Kab. Pandeglang? a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik d. Tidak Baik
3. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, sistem pengelolaan produk pariwisata di
dinas kebudayaan dan pariwisata Kab. Pandeglang? a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik d Tidak Baik
Promosi Produk Pariwisata 4. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana mengenai promosi kepariwisataan yang di
lakukan dinas kebudayaan dan pariwisata Kab. Pandeglang dalam pengembangan kepariwisataan? a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik d. Tidak Baik
5. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, kulitas promosi yang di gunakan oleh dinas kebudayaan dan kepariwisataan Kab. Pandeglang?
a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik d. Tidak Baik
6. Apakah strategi promosi meningkatkan jumlah wisata dari sektor kepariwisataan Kab. Pandeglang?
a. Sangat Tinggi b. Tinggi c. Rendah d. Sangat Rendah
Penetrasi Pasar (Perluasan Pasar)
7. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, penetrasi pasar pariwisata yang di lakukan
oleh dinas kebudayaan dan pariwisata Kab. Pandeglang?
a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik d. Tidak Baik
8. Menurut Bapak/Ibu, setelah dilakukan penetrasi pasar apakah berpengaruh terhadap jumlah wisata Kab. Pandeglang?
a. Sangat Berpengaruh c. Kurang Berpengaruh b. Berpengaruh d Tidak Berpengaruh
Diferensiasi Produk Pariwisata (Pengelompokan Produk Pariwisata)
9. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, pengelompokan produk parawisata yang di lakukan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata Kab. Pandeglang?
a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik d. Tidak Baik
10. Menurut Bapak/Ibu, setelah dilakukan pengelompokan produk pariwisata
apakah berpengaruh terhadap jumlah wisata Kab. Pandeglang?
b. Sangat Berpengaruh c. Kurang Berpengaruh b. Berpengaruh d Tidak Berpengaruh
B. Angaran
Rencana Anggaran 11. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, mengenai perencanaan anggaran untuk
pengembangan kepariwisataan di Kab. Pandeglang?
a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik d. Tidak Baik 12. Bagaiman menurut Bapak/Ibu, anggaran yang ada di rencanakan di
alokasikan untuk pengembangan infrastuktur jalan, perbaikan SDM, promosi dll?
a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik d. Tidak Baik
Penggunaan Anggaran 13. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, mengenai kesesuaian penggunaan
anggaran dalam rencana anggaran?
a. Semua yang Direncanakan Sesuai c. Sebagian besar Tidak Sesuai b. Ada sebagian yang Tidak Sesuai d. Semua Tidak Sesuai
14. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, efektifitas penggunaan anggaran untuk
pengembangan kepariwisataan di Kab. Paneglang?
a. Sangat Efektif b. Efektif c. Kurang Efektif d. Tidak Efektif
15. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, efisiensi penggunaan anggaran untuk pengembangan kepariwisataan di Kab. Paneglang ?
a. Sangat Efisien b. Efisien c. Kurang Efisien d. Tidak Efsien
C. Prosedur
Perencanaan Program 16. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, perencanaan program pengembangan
pemasaran yang dilakuakan di dinas kebudayaan dan pariwisata Kab. Paneglang ?
a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik d. Tidak Baik
17. Menurut Bapak/Ibu, apakah perencanaan yang di lakukan sudah sesuai
dengan tujuan dalam perencanaan program?
a. Semua yang Direncanakan Sesuai c. Sebagian besar Tidak Sesuai b. Ada sebagian yang Tidak Sesuai d. Semua Tidak Sesuai
Pengorganisasian
18. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, sistem pengangkatan atau perekrutan para petugas pelaksana kepariwisataan di Kab. Pandeglang ?
a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik d. Tidak Baik
19. Menurut Bapak/Ibu, apakah dalam sistem pengrekrutan sudah sesuai
dengan kecakapan dan keahlian?
a. Semua yang Direncanakan Sesuai c. Sebagian besar Tidak Sesuai b. Ada sebagian yang Tidak Sesuai d. Semua Tidak Sesuai
20. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, sistem pembangian kerja yang sudah
dilakukan?
a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik d. Tidak Baik
Pelaksanaan
21. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, kinerja petugas pelaksana dinas kebudayaan dan kepariwisataan Kab. Pandeglang?
a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik d. Tidak Baik
22. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, kemampuan petugas pelaksana dinas kebudayaan dan pariwisata Kab. Pandeglang?
a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik d. Tidak Baik
23. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana kemampuan petugas dalam melaksanakan
program pengembangan kepariwisataan di Kab. Pandeglang?
a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik d. Tidak Baik
24. Menurut Bapak/Ibu, apakah kewewenangan petugas pelaksana pengembangan kepariwisataan di Kab. Pandeglang sudah sesuai dengan job description? a. Semua yang Direncanakan Sesuai c. Sebagian besar Tidak Sesuai b. Ada sebagian yang Tidak Sesuai d. Semua Tidak Sesuai
25. Menurut Bapak/Ibu, apakah penggunaan anggaran sudah sesuai dengan
perencanaan?
a. Sangat Sesuai b. Sesuai c. Kurang Sesuai d. Tidak Sesuai
26. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana tanggung jawab petugas pelaksana program pengembangan kepariwisataan di Kab. Pandeglang?
a. Sangat Tinggi b. Tinggi c.Rendah d. Sangat Rendah
27. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, mengenai kualitas pelaksanaan program
pengembangan kepariwisataan di Kab. Pandeglang?
a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik d. Tidak Baik
Pengawasan
28. Bagaimana menurut Bapak/Ibu, mengenai sistem pengawasan pelaksanaan dinas kebudayaan dan pariwisata Kab. Pandeglang?
a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik d. Tidak Baik 29. Bagaimanakah pengawasan yang diberikan oleh pimpinan dinas
kebudayaan dan pariwisata Kab. Pandeglang?
a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik d. Tidak Baik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 291 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 782 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 893 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 874 1 2 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 815 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 816 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 1 1 3 2 2 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 747 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 868 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 619 3 2 4 3 3 3 4 4 3 1 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 9410 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 7711 3 2 3 3 3 2 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 8712 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 8713 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 6214 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 6215 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 8316 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 6217 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 1 2 1 3 3 2 2 2 2 6618 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 7919 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 6520 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 7021 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 6622 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 9423 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 6424 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 3 3 3 4 4 4 9525 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 7026 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 8927 2 1 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 7028 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 8529 2 1 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 6730 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 8231 3 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 7032 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 8933 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 6434 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 8435 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 9136 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 9737 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 1 2 3 3 7638 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 8539 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 7140 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 6941 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 2 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 9242 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 6343 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 7244 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 84
117 87 123 118 115 120 117 124 120 120 107 111 126 113 113 122 134 114 124 120 122 121 116 130 118 114 114 117 123 3420
DATA HASIL JAWABAN RESPONDEN
Res JumlahJawaban Responden Untuk Item Nomor
Correlations
1.000 .344* .420** .373* .148 .060 .441** .344* .457** .284 .431** .147 .134 .338* .174 .214 .206 .266 .275 .226 .233 .166 .285 .159 .239 .152 .239 .267 .300* .466**. .022 .005 .013 .338 .698 .003 .022 .002 .062 .003 .342 .386 .025 .257 .163 .180 .080 .071 .140 .128 .281 .060 .303 .119 .330 .119 .080 .048 .001
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.344* 1.000 .510** .592** .410** .106 .447** .194 .626** .359* .449** .025 .329* .506** .209 .153 .363* .333* .377* .199 .364* .392** .385** .124 .453** .201 .319* .485** .493** .616**.022 . .000 .000 .006 .495 .002 .208 .000 .017 .002 .872 .029 .000 .174 .323 .015 .027 .012 .195 .015 .008 .010 .424 .002 .197 .035 .001 .001 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.420** .510** 1.000 .542** .384* .214 .561** .512** .699** .333* .284 .307* .389** .401** .446** .374* .383* .369* .354* .333* .447** .351* .455** .311* .439** .292 .494** .515** .550** .718**.005 .000 . .000 .010 .164 .000 .000 .000 .027 .062 .042 .009 .007 .002 .012 .010 .014 .018 .027 .002 .020 .002 .040 .003 .058 .001 .000 .000 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.373* .592** .542** 1.000 .690** .368* .493** .321* .631** .383* .436** .295 .394** .665** .476** .244 .338* .545** .361* .445** .480** .515** .533** .321* .517** .328* .482** .679** .465** .788**.013 .000 .000 . .000 .014 .001 .033 .000 .010 .003 .052 .008 .000 .001 .110 .025 .000 .016 .002 .001 .000 .000 .034 .000 .032 .001 .000 .001 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.148 .410** .384* .690** 1.000 .347* .282 .192 .441** .303* .162 .241 .527** .476** .455** .153 .454** .331* .307* .372* .434** .332* .438** .347* .446** .364* .522** .510** .548** .656**.338 .006 .010 .000 . .021 .064 .213 .003 .046 .293 .116 .000 .001 .002 .322 .002 .028 .043 .013 .003 .028 .003 .021 .002 .016 .000 .000 .000 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.060 .106 .214 .368* .347* 1.000 .060 .053 .324* .255 -.056 .078 .288 .235 .400** .231 .235 .331* .236 .461** .437** .263 .271 .199 .012 .482** .226 .318* .255 .430**.698 .495 .164 .014 .021 . .698 .731 .032 .094 .718 .615 .058 .125 .007 .131 .125 .028 .123 .002 .003 .085 .076 .194 .938 .001 .139 .036 .094 .004
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.441** .447** .561** .493** .282 .060 1.000 .344* .515** -.005 .374* -.008 .270 .286 .274 .214 .262 .266 .327* .168 .487** .240 .348* .364* .352* .165 .486** .541** .482** .568**.003 .002 .000 .001 .064 .698 . .022 .000 .973 .012 .958 .076 .060 .072 .163 .086 .080 .030 .275 .001 .117 .021 .015 .019 .289 .001 .000 .001 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.344* .194 .512** .321* .192 .053 .344* 1.000 .501** .274 .196 .364* .397** .384* .562** .362* .239 .362* .284 .274 .358* .073 .252 .379* .302* .235 .408** .422** .380* .567**.022 .208 .000 .033 .213 .731 .022 . .001 .072 .203 .015 .008 .010 .000 .016 .117 .016 .062 .072 .017 .640 .099 .011 .046 .129 .006 .004 .011 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.457** .626** .699** .631** .441** .324* .515** .501** 1.000 .402** .249 .228 .439** .580** .503** .263 .378* .458** .368* .462** .539** .305* .496** .103 .419** .297 .517** .561** .537** .761**.002 .000 .000 .000 .003 .032 .000 .001 . .007 .102 .136 .003 .000 .001 .084 .011 .002 .014 .002 .000 .044 .001 .506 .005 .053 .000 .000 .000 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.284 .359* .333* .383* .303* .255 -.005 .274 .402** 1.000 .428** .335* .252 .366* .452** .140 .147 .288 .368* .342* .224 .229 .171 .174 .302* .095 .198 .419** .285 .495**.062 .017 .027 .010 .046 .094 .973 .072 .007 . .004 .026 .100 .015 .002 .364 .341 .058 .014 .023 .144 .135 .267 .259 .046 .544 .199 .005 .060 .001
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.431** .449** .284 .436** .162 -.056 .374* .196 .249 .428** 1.000 .270 .074 .439** .266 .204 .181 .213 .294 .190 .069 .133 .124 .202 .352* .017 -.014 .175 .181 .420**.003 .002 .062 .003 .293 .718 .012 .203 .102 .004 . .076 .631 .003 .081 .184 .240 .165 .053 .217 .656 .388 .424 .187 .019 .912 .926 .255 .240 .005
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.147 .025 .307* .295 .241 .078 -.008 .364* .228 .335* .270 1.000 .089 .140 .500** .453** .204 .425** .250 .335* .104 .119 .369* .256 .381* .135 .366* .243 .208 .440**.342 .872 .042 .052 .116 .615 .958 .015 .136 .026 .076 . .564 .363 .001 .002 .184 .004 .102 .026 .500 .440 .014 .094 .011 .387 .015 .112 .176 .003
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.134 .329* .389** .394** .527** .288 .270 .397** .439** .252 .074 .089 1.000 .354* .418** .273 .602** .246 .419** .252 .397** -.090 .296 .429** .325* .189 .529** .387** .481** .588**.386 .029 .009 .008 .000 .058 .076 .008 .003 .100 .631 .564 . .019 .005 .073 .000 .107 .005 .100 .008 .562 .051 .004 .032 .225 .000 .009 .001 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.338* .506** .401** .665** .476** .235 .286 .384* .580** .366* .439** .140 .354* 1.000 .496** .204 .304* .570** .317* .526** .503** .360* .296 .136 .521** .354* .414** .478** .513** .698**.025 .000 .007 .000 .001 .125 .060 .010 .000 .015 .003 .363 .019 . .001 .185 .045 .000 .036 .000 .001 .017 .051 .380 .000 .020 .005 .001 .000 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.174 .209 .446** .476** .455** .400** .274 .562** .503** .452** .266 .500** .418** .496** 1.000 .459** .389** .642** .487** .708** .525** .147 .339* .372* .348* .499** .560** .457** .329* .734**.257 .174 .002 .001 .002 .007 .072 .000 .001 .002 .081 .001 .005 .001 . .002 .009 .000 .001 .000 .000 .340 .024 .013 .021 .001 .000 .002 .029 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.214 .153 .374* .244 .153 .231 .214 .362* .263 .140 .204 .453** .273 .204 .459** 1.000 .385** .404** .233 .387** .310* .039 .292 .405** .350* .345* .324* .263 .321* .505**.163 .323 .012 .110 .322 .131 .163 .016 .084 .364 .184 .002 .073 .185 .002 . .010 .007 .129 .010 .041 .800 .054 .006 .020 .023 .032 .085 .034 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.206 .363* .383* .338* .454** .235 .262 .239 .378* .147 .181 .204 .602** .304* .389** .385** 1.000 .373* .436** .494** .327* .111 .234 .417** .487** .220 .421** .252 .328* .590**.180 .015 .010 .025 .002 .125 .086 .117 .011 .341 .240 .184 .000 .045 .009 .010 . .013 .003 .001 .030 .474 .127 .005 .001 .156 .004 .098 .030 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.266 .333* .369* .545** .331* .331* .266 .362* .458** .288 .213 .425** .246 .570** .642** .404** .373* 1.000 .446** .741** .443** .398** .459** .146 .347* .277 .523** .528** .376* .693**.080 .027 .014 .000 .028 .028 .080 .016 .002 .058 .165 .004 .107 .000 .000 .007 .013 . .002 .000 .003 .007 .002 .343 .021 .072 .000 .000 .012 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.275 .377* .354* .361* .307* .236 .327* .284 .368* .368* .294 .250 .419** .317* .487** .233 .436** .446** 1.000 .314* .435** .138 .240 .424** .235 .345* .503** .401** .247 .604**.071 .012 .018 .016 .043 .123 .030 .062 .014 .014 .053 .102 .005 .036 .001 .129 .003 .002 . .038 .003 .372 .117 .004 .125 .023 .000 .007 .106 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.226 .199 .333* .445** .372* .461** .168 .274 .462** .342* .190 .335* .252 .526** .708** .387** .494** .741** .314* 1.000 .381* .305* .236 .174 .302* .421** .453** .490** .411** .652**.140 .195 .027 .002 .013 .002 .275 .072 .002 .023 .217 .026 .100 .000 .000 .010 .001 .000 .038 . .011 .044 .123 .259 .046 .005 .002 .001 .006 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.233 .364* .447** .480** .434** .437** .487** .358* .539** .224 .069 .104 .397** .503** .525** .310* .327* .443** .435** .381* 1.000 .436** .533** .407** .247 .677** .612** .535** .493** .708**.128 .015 .002 .001 .003 .003 .001 .017 .000 .144 .656 .500 .008 .001 .000 .041 .030 .003 .003 .011 . .003 .000 .006 .106 .000 .000 .000 .001 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.166 .392** .351* .515** .332* .263 .240 .073 .305* .229 .133 .119 -.090 .360* .147 .039 .111 .398** .138 .305* .436** 1.000 .498** .226 .261 .328* .286 .476** .301* .454**.281 .008 .020 .000 .028 .085 .117 .640 .044 .135 .388 .440 .562 .017 .340 .800 .474 .007 .372 .044 .003 . .001 .140 .087 .032 .060 .001 .047 .002
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.285 .385** .455** .533** .438** .271 .348* .252 .496** .171 .124 .369* .296 .296 .339* .292 .234 .459** .240 .236 .533** .498** 1.000 .252 .248 .364* .517** .427** .391** .604**.060 .010 .002 .000 .003 .076 .021 .099 .001 .267 .424 .014 .051 .051 .024 .054 .127 .002 .117 .123 .000 .001 . .099 .105 .016 .000 .004 .009 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.159 .124 .311* .321* .347* .199 .364* .379* .103 .174 .202 .256 .429** .136 .372* .405** .417** .146 .424** .174 .407** .226 .252 1.000 .302* .456** .392** .363* .193 .500**.303 .424 .040 .034 .021 .194 .015 .011 .506 .259 .187 .094 .004 .380 .013 .006 .005 .343 .004 .259 .006 .140 .099 . .046 .002 .008 .015 .210 .001
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.239 .453** .439** .517** .446** .012 .352* .302* .419** .302* .352* .381* .325* .521** .348* .350* .487** .347* .235 .302* .247 .261 .248 .302* 1.000 .112 .516** .362* .376* .595**.119 .002 .003 .000 .002 .938 .019 .046 .005 .046 .019 .011 .032 .000 .021 .020 .001 .021 .125 .046 .106 .087 .105 .046 . .474 .000 .016 .012 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.152 .201 .292 .328* .364* .482** .165 .235 .297 .095 .017 .135 .189 .354* .499** .345* .220 .277 .345* .421** .677** .328* .364* .456** .112 1.000 .511** .423** .380* .549**.330 .197 .058 .032 .016 .001 .289 .129 .053 .544 .912 .387 .225 .020 .001 .023 .156 .072 .023 .005 .000 .032 .016 .002 .474 . .000 .005 .012 .000
43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43.239 .319* .494** .482** .522** .226 .486** .408** .517** .198 -.014 .366* .529** .414** .560** .324* .421** .523** .503** .453** .612** .286 .517** .392** .516** .511** 1.000 .672** .626** .746**.119 .035 .001 .001 .000 .139 .001 .006 .000 .199 .926 .015 .000 .005 .000 .032 .004 .000 .000 .002 .000 .060 .000 .008 .000 .000 . .000 .000 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.267 .485** .515** .679** .510** .318* .541** .422** .561** .419** .175 .243 .387** .478** .457** .263 .252 .528** .401** .490** .535** .476** .427** .363* .362* .423** .672** 1.000 .740** .754**.080 .001 .000 .000 .000 .036 .000 .004 .000 .005 .255 .112 .009 .001 .002 .085 .098 .000 .007 .001 .000 .001 .004 .015 .016 .005 .000 . .000 .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.300* .493** .550** .465** .548** .255 .482** .380* .537** .285 .181 .208 .481** .513** .329* .321* .328* .376* .247 .411** .493** .301* .391** .193 .376* .380* .626** .740** 1.000 .691**.048 .001 .000 .001 .000 .094 .001 .011 .000 .060 .240 .176 .001 .000 .029 .034 .030 .012 .106 .006 .001 .047 .009 .210 .012 .012 .000 .000 . .000
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44.466** .616** .718** .788** .656** .430** .568** .567** .761** .495** .420** .440** .588** .698** .734** .505** .590** .693** .604** .652** .708** .454** .604** .500** .595** .549** .746** .754** .691** 1.000.001 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000 .000 .001 .005 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .
44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 43 44 44 44 44
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
item X ke 1
item X ke 2
item X ke 3
item X ke 4
item X ke 5
item X ke 6
item X ke 7
item X ke 8
item X ke 9
item X ke 10
item X ke 11
item X ke 12
item X ke 13
item X ke 14
item X ke 15
item X ke 16
item X ke 17
item X ke 18
item X ke 19
item X ke 20
item X ke 21
item X ke 22
item X ke 23
item X ke 24
item X ke 25
item X ke 26
item X ke 27
item X ke 28
item X ke 29
total X
item X ke 1 item X ke 2 item X ke 3 item X ke 4 item X ke 5 item X ke 6 item X ke 7 item X ke 8 item X ke 9 item X ke 10 item X ke 11 item X ke 12 item X ke 13 item X ke 14 item X ke 15 item X ke 16 item X ke 17 item X ke 18 item X ke 19 item X ke 20 item X ke 21 item X ke 22 item X ke 23 item X ke 24 item X ke 25 item X ke 26 item X ke 27 item X ke 28 item X ke 29 total X
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Reliability ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) N of Cases = 44.0 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance 2.6699 1.9773 3.0455 1.0682 1.5402 .0431 Item Variances Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .4213 .2595 .6321 .3726 2.4358 .0075 Inter-item Covariances Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .1440 -.0190 .3214 .3404 -16.8889 .0041 Inter-item Correlations Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .3450 -.0560 .7414 .7974 -13.2492 .0207 Analysis of Variance Source of Variation Sum of Sq. DF Mean Square F Prob. Between People 141.9426 43 3.3010 Within People 276.3810 880 .3141 Between Measures 37.8918 20 1.8946 6.8320 .0000 Residual 238.4892 860 .2773 Nonadditivity .0041 1 .0041 .0149 .9030 Balance 238.4851 859 .2776 Total 418.3236 923 .4532 Grand Mean 2.6699
Intraclass Correlation Coefficient Two-Way Mixed Effect Model (Consistency Definition): People Effect Random, Measure Effect Fixed Single Measure Intraclass Correlation =.3418* 95.00% C.I.: Lower =.2506 Upper = .4652 F = 11.9035 DF = (43, 860.0)Sig. = .0000(Test Value = .0000 ) Average Measure Intraclass Correlation = .9160** 95.00% C.I.:Lower = .8754 Upper = .9481 F = 11.9035 DF = (43, 860.0) Sig.= .0000(Test Value = .0000 ) *: Notice that the same estimator is used whether the interaction effect is present or not. **: This estimate is computed if the interaction effect is absent, otherwise ICC is not estimable. Tukey estimate of power to which observations must be raised to achieve additivity = 1.0711 Hotelling's T-Squared = 222.1324 F = 6.1990 Prob. =.0000 Degrees of Freedom: umerator = 20 Denominator = 24 Reliability Coefficients 21 items Alpha = .9160 Standardized item alpha = .9171
Frequencies Frequency Table
pengembangan produk pariwisata
2 4.5 4.5 4.513 29.5 29.5 34.127 61.4 61.4 95.52 4.5 4.5 100.0
44 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaiksangat baikTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
pengembangan produk pariwisata
4.03.02.01.0
pengembangan produk pariwisata
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .64 Mean = 2.7
N = 44.00
PERT2
11 25.0 25.0 25.023 52.3 52.3 77.310 22.7 22.7 100.044 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaikTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PERT2
3.002.502.001.501.00
PERT2
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .70 Mean = 1.98
N = 44.00
PERT3
11 25.0 25.0 25.031 70.5 70.5 95.5
2 4.5 4.5 100.044 100.0 100.0
kurang baikbaiksangat baikTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PERT3
4.003.503.002.502.00
PERT3
Freq
uenc
y
40
30
20
10
0
Std. Dev = .51 Mean = 2.80
N = 44.00
promosi produk pariwisata
17 38.6 38.6 38.624 54.5 54.5 93.2
3 6.8 6.8 100.044 100.0 100.0
kurang baikbaiksangat baikTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
promosi produk pariwisata
4.003.503.002.502.00
promosi produk pariwisata
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .60 Mean = 2.68
N = 44.00
PERT5
18 40.9 40.9 40.925 56.8 56.8 97.7
1 2.3 2.3 100.044 100.0 100.0
kurang baikbaiksangat baikTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PERT5
4.003.503.002.502.00
PERT5
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .54 Mean = 2.61
N = 44.00
PERT6
14 31.8 31.8 31.828 63.6 63.6 95.5
2 4.5 4.5 100.044 100.0 100.0
rendahtinggisangat tinggiTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PERT6
4.003.503.002.502.00
PERT6
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .54 Mean = 2.73
N = 44.00
penetrasi pasar
1 2.3 2.3 2.316 36.4 36.4 38.624 54.5 54.5 93.2
3 6.8 6.8 100.044 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaiksangat baikTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
perluasan pasar
4.03.02.01.0
perluasan pasar
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .64 Mean = 2.7
N = 44.00
PERT8
1 2.3 2.3 2.311 25.0 25.0 27.327 61.4 61.4 88.6
5 11.4 11.4 100.044 100.0 100.0
tidak berpengaruhkurang berpengaruhberpengaruhsangat berpengaruhTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PERT8
4.03.02.01.0
PERT8
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .66 Mean = 2.8
N = 44.00
diferensiasi produk pariwisata
1 2.3 2.3 2.313 29.5 29.5 31.827 61.4 61.4 93.2
3 6.8 6.8 100.044 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaiksangat baikTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
pengelompokan produk pariwisata
4.03.02.01.0
pengelompokan produk pariwisata
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .62 Mean = 2.7
N = 44.00
PERT10
1 2.3 2.3 2.313 29.5 29.5 31.827 61.4 61.4 93.23 6.8 6.8 100.0
44 100.0 100.0
tidak berpengaruhkurang berpengaruhberpengaruhsangat berpengaruhTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PERT10
4.03.02.01.0
PERT10
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .62 Mean = 2.7
N = 44.00
rencana anggaran
2 4.5 4.5 4.522 50.0 50.0 54.519 43.2 43.2 97.7
1 2.3 2.3 100.044 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaiksangat baikTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
rencana anggaran
4.03.02.01.0
rencana anggaran
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .62 Mean = 2.4
N = 44.00
PERT12
2 4.5 4.5 4.520 45.5 45.5 50.019 43.2 43.2 93.2
3 6.8 6.8 100.044 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaiksangat baikTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PERT12
4.03.02.01.0
PERT12
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .70 Mean = 2.5
N = 44.00
penggunaan anggaran
2 4.5 4.5 4.5
11 25.0 25.0 29.5
22 50.0 50.0 79.5
9 20.5 20.5 100.0
44 100.0 100.0
semua tidak sesuaisebagian besar tidaksesuaiada sebagian yangtidak sesuaisemua yangdirencanakan sesuaiTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
penggunaan anggaaran
4.03.02.01.0
penggunaan anggaaran
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .80 Mean = 2.9
N = 44.00
PERT14
24 54.5 54.5 54.515 34.1 34.1 88.6
5 11.4 11.4 100.044 100.0 100.0
kurang efektifefektifsangat efektifTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PERT14
4.003.503.002.502.00
PERT14
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .70 Mean = 2.57
N = 44.00
PERT15
3 6.8 6.8 6.816 36.4 36.4 43.222 50.0 50.0 93.2
3 6.8 6.8 100.044 100.0 100.0
tidak efisienkurang efisienefisiensangat efisienTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PERT15
4.03.02.01.0
PERT15
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .73 Mean = 2.6
N = 44.00
perencanaan program
1 2.3 2.3 2.311 25.0 25.0 27.329 65.9 65.9 93.2
3 6.8 6.8 100.044 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaiksangat baikTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
perencanaan program
4.03.02.01.0
perencanaan program
Freq
uenc
y
40
30
20
10
0
Std. Dev = .60 Mean = 2.8
N = 44.00
PERT17
8 18.2 18.2 18.2
26 59.1 59.1 77.3
10 22.7 22.7 100.0
44 100.0 100.0
sebagian besar tidaksesuaiada sebagian yangtidak sesuaisemua yangdirencanakan sesuaiTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PERT17
4.003.503.002.502.00
PERT17
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .65 Mean = 3.05
N = 44.00
pengorganisasian
3 6.8 6.8 6.813 29.5 29.5 36.427 61.4 61.4 97.7
1 2.3 2.3 100.044 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaiksangat baikTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
pengorganisasian
4.03.02.01.0
pengorganisasian
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .66 Mean = 2.6
N = 44.00
PERT19
15 34.1 34.1 34.1
22 50.0 50.0 84.1
7 15.9 15.9 100.0
44 100.0 100.0
sebagian besar tidaksesuaiada sebagian yangtidak sesuaisemua yangdirencanakan sesuaiTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PERT19
4.003.503.002.502.00
PERT19
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .69 Mean = 2.82
N = 44.00
PERT20
1 2.3 2.3 2.313 29.5 29.5 31.827 61.4 61.4 93.2
3 6.8 6.8 100.044 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaiksangat baikTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PERT20
4.03.02.01.0
PERT20
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .62 Mean = 2.7
N = 44.00
pelaksanaan
1 2.3 2.3 2.314 31.8 31.8 34.123 52.3 52.3 86.4
6 13.6 13.6 100.044 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaiksangat baikTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
pelaksanaan
4.03.02.01.0
pelaksanaan
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .71 Mean = 2.8
N = 44.00
PERT22
12 27.3 27.3 27.331 70.5 70.5 97.7
1 2.3 2.3 100.044 100.0 100.0
kurang baikbaiksangat baikTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PERT22
4.003.503.002.502.00
PERT22
Freq
uenc
y
40
30
20
10
0
Std. Dev = .49 Mean = 2.75
N = 44.00
PERT23
1 2.3 2.3 2.315 34.1 34.1 36.427 61.4 61.4 97.7
1 2.3 2.3 100.044 100.0 100.0
tidak baikkurang baikbaiksangat baikTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PERT23
4.03.02.01.0
PERT23
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .57 Mean = 2.6
N = 44.00
PERT24
7 15.9 15.9 15.9
32 72.7 72.7 88.6
5 11.4 11.4 100.0
44 100.0 100.0
sebagian besar tidaksesuaiada sebagian yangtidak sesuaisemua yangdirencanakan sesuaiTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PERT24
4.003.503.002.502.00
PERT24
Freq
uenc
y
40
30
20
10
0
Std. Dev = .53 Mean = 2.95
N = 44.00
PERT25
1 2.3 2.3 2.315 34.1 34.1 36.425 56.8 56.8 93.2
3 6.8 6.8 100.044 100.0 100.0
tidak sesuaikurang sesuaisesuaisangat sesuaiTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PERT25
4.03.02.01.0
PERT25
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .64 Mean = 2.7
N = 44.00
PERT26
1 2.3 2.3 2.315 34.1 34.9 37.225 56.8 58.1 95.3
2 4.5 4.7 100.043 97.7 100.0
1 2.344 100.0
sangat rendahrendahtinggisangat tinggiTotal
Valid
SystemMissingTotal
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
PERT26
4.03.02.01.0
PERT26
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .61 Mean = 2.7
N = 43.00
PERT27
20 45.5 45.5 45.522 50.0 50.0 95.52 4.5 4.5 100.0
44 100.0 100.0
kurang baikbaiksangat baikTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PERT27
4.003.503.002.502.00
PERT27
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .58 Mean = 2.59
N = 44.00
pengawasan
16 36.4 36.4 36.427 61.4 61.4 97.7
1 2.3 2.3 100.044 100.0 100.0
kurang baikbaiksangat baikTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
pengawasan
4.003.503.002.502.00
pengawasan
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .53 Mean = 2.66
N = 44.00
PERT29
13 29.5 29.5 29.527 61.4 61.4 90.9
4 9.1 9.1 100.044 100.0 100.0
kurang baikbaiksangat baikTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
PERT29
4.003.503.002.502.00
PERT29
Freq
uenc
y
30
20
10
0
Std. Dev = .59 Mean = 2.80
N = 44.00
TOTAL
1 2.3 2.3 2.33 6.8 6.8 9.11 2.3 2.3 11.42 4.5 4.5 15.91 2.3 2.3 18.22 4.5 4.5 22.71 2.3 2.3 25.01 2.3 2.3 27.34 9.1 9.1 36.41 2.3 2.3 38.61 2.3 2.3 40.91 2.3 2.3 43.21 2.3 2.3 45.51 2.3 2.3 47.71 2.3 2.3 50.01 2.3 2.3 52.32 4.5 4.5 56.81 2.3 2.3 59.11 2.3 2.3 61.42 4.5 4.5 65.92 4.5 4.5 70.51 2.3 2.3 72.73 6.8 6.8 79.53 6.8 6.8 86.41 2.3 2.3 88.61 2.3 2.3 90.92 4.5 4.5 95.51 2.3 2.3 97.71 2.3 2.3 100.0
44 100.0 100.0
6162636465666769707172747677787981828384858687899192949597Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
TOTAL
95.090.085.080.075.070.065.060.0
TOTALFr
eque
ncy
10
8
6
4
2
0
Std. Dev = 10.91 Mean = 77.7
N = 44.00
Salah Satu Objek Wisata Kabupaten Pandeglang
Salah Satu Objek Wisata Kabupaten Pandeglang Yang Belum Di Kembangkan
Salah Satu Infrastuktur Jalan Rusak Menuju Tempat Objek Wisata Kabupaten Pandeglang
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Identitas Pribadi
Nama : Lilis Ma’rifah
NIM : 061447
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Pandeglang, 29 September 1988
Agama : I s l a m
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Saketi Malingping. Kp. Pasar
Bojong. No. 06. Rt/Rw 10/04.
Desa. Citumenggung.
Kecamatan. Bojong.
Kabupaten Pandeglang-Banten
2. Identitas Orang Tua
Nama Ayah : H. Munziat
Nama Ibu : Afiah
3. Riwayat Pendidikan
• SDN Citumenggung 1 (1994-2000)
• MTS MA Bojong (2000-2003)
• SMA N 6 Pandeglang (2003-2006)
• UNTIRTA (2006-2010)
4. Pengalaman Organisasi
• Pengalaman Organisasi : KOKESMA (Koperasi Kesejahteraan
Mahasiswa) Untirta Bagian Pendidikan
dan Pelatihan