Download - IND-PUU-7-2011-Permen LH 07 Th 2011 Adipura
-
1
SALINAN
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2011
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIPURA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat,
lingkungan hidup yang lestari, serta menjadikan sampah sebagai sumber daya perlu dilaksanakan program adipura di kabupaten/kota;
b. bahwa Pasal 63 huruf w Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pasal 21 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Pemerintah dapat memberikan insentif berupa penghargaan kepada pemerintah daerah;
c. bahwa Peraturan Menteri Nomor 01 Tahun 2009 tentang Program ADIPURA sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan, sehingga perlu dilakukan penyempurnaan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Program Pedoman Pelaksanaan Program Adipura;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian negara;
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup;
-
2
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIPURA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Program Adipura adalah program kerja Kementerian Lingkungan Hidup, yang
berlingkup nasional dalam rangka mewujudkan kabupaten/kota yang berwawasan lingkungan menuju pembangunan yang berkelanjutan.
2. Kabupaten/kota berwawasan lingkungan adalah kabupaten/kota yang pembangunannya memperhatikan dan mempertimbangkan keselarasan antara fungsi lingkungan hidup, sosial dan ekonomi yang mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
3. Periode pemantauan adalah rentang waktu pemantauan Program Adipura yang dimulai dari bulan Juni tahun berjalan sampai dengan bulan Juni tahun berikutnya.
4. Tempat pemrosesan akhir, yang selanjutnya disingkat TPA adalah tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan sehingga aman bagi manusia dan lingkungan.
5. Pengendalian pencemaran udara adalah upaya pencegahan dan/atau penanggulangan pencemaran udara serta pemulihan mutu udara.
6. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air.
7. Evaluasi kualitas udara kota adalah pengujian dan monitoring terhadap pelaksanaan upaya pengendalian pencemaran udara, baik upaya pencegahan maupun upaya penanggulangan pencemaran udara dari emisi dan kebisingan kendaraan bermotor di suatu perkotaan.
8. Evaluasi kualitas air adalah pengujian dan monitoring terhadap pelaksanaan upaya pengendalian pencemaran air, baik upaya pencegahan maupun upaya penanggulangan pencemaran air.
9. Mitigasi adalah usaha mengurangi emisi gas rumah kaca akibat kegiatan manusia dan/atau penanggulangan untuk mencegah terjadinya perubahan iklim yang semakin buruk.
10. Adaptasi perubahan iklim adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyesuaian diri terhadap perubahan iklim, termasuk keragaman iklim dan kejadian iklim ekstrem sehingga potensi kerusakan akibat perubahan iklim berkurang, peluang yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dapat dimanfaatkan, dan konsekuensi yang timbul akibat perubahan iklim dapat diatasi.
11. Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
-
3
pemusatan, dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
12. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
13. Deputi adalah deputi yang bertanggungjawab terhadap Program Adipura. 14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Pasal 2 Program Adipura bertujuan untuk mendorong pemerintah kabupaten/kota dan membangun partisipasi aktif masyarakat melalui penghargaan Adipura untuk mewujudkan kota-kota yang berkelanjutan, baik secara ekologis, sosial, dan ekonomi melalui penerapan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan demi terciptanya lingkungan yang baik dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Pasal 3 (1) Program Adipura diberlakukan bagi kota-kota dengan jumlah penduduk sama
dengan atau lebih dari 20.000 jiwa di wilayah kabupaten/kota. (2) Kota peserta Program Adipura dikelompokkan berdasarkan kategori:
a. kota metropolitan dengan jumlah penduduk > 1.000.000 jiwa; b. kota besar dengan jumlah penduduk 500.001-1.000.000 jiwa; c. kota sedang dengan jumlah penduduk 100.001-500.000 jiwa; dan d. kota kecil dengan jumlah penduduk 20.000-100.000 jiwa.
Pasal 4
Penghargaan Adipura sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diberikan dalam bentuk: a. anugerah adipura yang terdiri atas:
1. adipura kencana; dan 2. adipura;
b. piagam adipura; dan c. plakat adipura.
BAB II PENYELENGGARAAN PROGRAM ADIPURA
Pasal 5
(1) Menteri bertanggung jawab atas penyelenggaraan program Adipura. (2) Penyelenggara program Adipura terdiri atas:
a. Menteri; b. Dewan Pertimbangan Adipura; c. Tim Teknis; d. Tim Pemantau; dan e. Sekretariat Adipura.
-
4
Pasal 6 (1) Dewan Pertimbangan Adipura sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2)
huruf b ditetapkan oleh Menteri. (2) Dewan Pertimbangan Adipura terdiri atas pemangku kepentingan dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan seluruh pejabat eselon I Kementerian Lingkungan Hidup.
(3) Tugas dan wewenang Dewan Pertimbangan Adipura meliputi: a. memberikan telaahan dan rekomendasi terhadap hasil penilaian, evaluasi
dan pemeringkatan kabupaten/kota kepada Menteri; dan b. melakukan evaluasi bersama dengan Tim Teknis dan Tim Pemantau untuk
kabupaten/kota yang dinominasikan menerima penghargaan Adipura kencana.
Pasal 7
(1) Tim Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf c ditetapkan oleh Menteri.
(2) Tim Teknis Adipura terdiri atas pejabat eselon II Kementerian Lingkungan Hidup yang beranggotakan bidang terkait.
(3) Tugas dan wewenang Tim Teknis meliputi: a. pengembangan kriteria, indikator, dan mekanisme pelaksanaan program
Adipura; b. menyusun pemeringkatan kabupaten/kota dan melaporkannya kepada
Deputi; dan c. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Deputi dan/atau Menteri.
Pasal 8
(1) Tim pemantau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf d terdiri atas: a. tim pemantau untuk pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau; b. tim pemantau untuk pengendalian pencemaran air; dan c. tim pemantau untuk evaluasi kualitas udara kota.
(2) Tim pemantau harus memenuhi syarat: a. sehat jasmani dan rohani; b. bersifat netral dan obyektif; c. mempunyai kompetensi dan telah mengikuti pelatihan pemantauan
Adipura; d. memahami kriteria, indikator, dan mekanisme pemantauan yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri ini; dan e. Ketua Tim merupakan Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Lingkungan
Hidup yang berkompeten. (3) Anggota tim pemantau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri
atas: a. Kementerian Lingkungan Hidup; b. pemerintah provinsi yang berasal dari unsur instansi lingkungan hidup
provinsi, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, media massa, organisasi lingkungan, atau lembaga/dewan yang ditetapkan oleh gubernur untuk mengevaluasi lingkungan perkotaan.
-
5
(4) Anggota tim pemantau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas: a. Kementerian Lingkungan Hidup; b. pemerintah provinsi yang ditunjuk oleh gubernur; c. laboratorium yang terakreditasi; d. pemerintah kabupaten/kota yang ditunjuk oleh bupati/walikota; dan e. asosiasi di bidang sanitasi dan pengelolaan air limbah.
(5) Anggota tim pemantau sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, terdiri atas: a. Kementerian Lingkungan Hidup; b. pemerintah provinsi yang ditunjuk oleh gubernur; c. pemerintah kabupaten/kota yang ditunjuk oleh bupati/walikota; d. laboratorium terakreditasi; e. bengkel kendaraan bermotor; f. gabungan industri kendaraan bermotor; g. polisi resort kota; h. perguruan tinggi; i. PT. Pertamina; j. lembaga swadaya masyarakat; k. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP); l. PT. Kereta Api Indonesia; m. PT. Angkasa Pura; dan n. petugas pengambil sampel.
Pasal 9 (1) Tim pemantau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a
ditetapkan oleh: a. Menteri bagi tim pemantau dari Kementerian Lingkungan Hidup; b. gubernur untuk tim pemantau daerah provinsi.
(2) Tim pemantau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b dan huruf c ditetapkan oleh: a. Menteri bagi tim pemantau dari Kementerian Lingkungan Hidup; b. gubernur untuk tim pemantau dari daerah provinsi; c. walikota bagi tim pemantau dari kota.
Pasal 10
(1) Tugas dan wewenang tim pemantau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a, meliputi: a. menilai kota dengan kategori kota metropolitan, besar, sedang, dan kecil; b. melakukan pemantauan terhadap indikator kondisi fisik kabupaten/kota
dari awal sampai akhir penilaian; c. melakukan penilaian indikator non fisik; d. mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pengelolaan kebersihan
dan ruang terbuka hijau perkotaan; e. mempelajari daftar isian non fisik yang dikirimkan oleh bupati/walikota
dan/atau profil kabupaten/kota, serta menyusun ringkasan informasi awal;
-
6
f. mengisi, menandatangani, dan menyerahkan formulir isian nilai fisik kepada ketua tim;
g. menyerahkan foto kondisi lapangan kepada ketua tim; dan h. ketua tim pemantau wajib membuat dan menyampaikan berita acara hasil
penilaian yang dilengkapi: 1. formulir isian nilai fisik; 2. aplikasi penilaian fisik; 3. foto kondisi lapangan; 4. penilaian; dan 5. daftar kehadiran anggota tim pemantau; kepada Tim Teknis;
(2) Tugas dan wewenang Tim pemantau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b, meliputi: a. menilai kota dengan kategori kota metropolitan, besar, sedang, dan kecil; b. melakukan pemantauan langsung kualitas sumber air permukaan yang
dinilai dengan pengambilan contoh uji kualitas air pada sumber air permukaan yang dinilai;
c. melakukan verifikasi terhadap informasi ketersediaan sarana pengelolaan air limbah domestik dan usaha skala kecil secara komunal atau terpusat;
d. mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pengendalian pencemaran air perkotaan; dan
e. ketua tim membuat dan menyampaikan berita acara hasil pengukuran yang dilengkapi: 1. dengan formulir isian dari setiap kegiatan; 2. daftar kehadiran anggota Tim Pemantau; kepada Tim Teknis.
(3) Tugas dan wewenang Tim Pemantau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c meliputi: a. menilai kota dengan kategori kota metropolitan dan besar; b. melakukan pemantauan langsung terhadap kegiatan pengukuran kualitas
udara jalan raya, pengukuran kinerja lalu lintas, pengukuran kualitas bahan bakar, pengujian emisi kendaraan pribadi roda empat, kinerja fasilitas pengujian kendaraan bermotor, manajemen transportasi, pengujian kawasan pelabuhan, dan pemantauan kualitas udara kawasan;
c. mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pengendalian pencemaran udara perkotaan;
d. ketua tim membuat dan menyampaikan berita acara hasil pengukuran yang dilengkapi: 1. formulir isian dari setiap kegiatan; dan 2. daftar kehadiran anggota tim pemantau; kepada Tim Teknis.
(4) Tim pemantau melakukan pemantauan secara bersama-sama. (5) Dalam hal terdapat anggota tim pemantau berhalangan, pemantauan
dilaksanakan berdasarkan arahan dan persetujuan ketua tim teknis.
-
7
Pasal 11 (1) Dalam pelaksanaan pemantauan, tim pemantau:
a. mengikuti seluruh kegiatan penilaian sesuai jumlah kabupaten/kota dan hari yang telah ditetapkan dan melaporkan hasilnya kepada Tim Teknis;
b. meminta izin terlebih dahulu baik secara lisan ataupun tertulis, kepada penanggungjawab lokasi rumah sakit, pelabuhan laut, pelabuhan sungai, dan/atau pelabuhan udara;
c. membawa kartu tanda pengenal dan surat tugas dari: 1. Deputi Kementerian Lingkungan Hidup atau Kepala Pusat Pengelolaan
Ekoregion (PPE) Kementerian Lingkungan Hidup; 2. Instansi yang bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup di
pemerintah provinsi; dan 3. Instansi yang bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup di
pemerintah kota. (2) Dalam hal tim pemantau tidak mendapatkan izin sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, tim pemantau harus meminta bukti penolakan secara tertulis.
Pasal 12 (1) Sekretariat Adipura sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf e
ditetapkan oleh Menteri dan berkedudukan di Deputi. (2) Sekretariat Adipura sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas untuk
mengkoordinasi pelaksanaan Program Adipura dari aspek administrasi, penjadualan, penganggaran, pelaporan, melakukan pengelolaan data, dan pengembangan laman/website Adipura.
BAB III
PELAKSANAAN
Pasal 13 (1) Menteri dalam pelaksanaan penyelenggaraan Program Adipura
mendelegasikan kepada Deputi. (2) Pelaksanaan penyelenggaraan Program Adipura meliputi:
a. penilaian non fisik; dan b. pemantauan fisik.
(3) Pelaksanaan penyelenggaraan Program Adipura berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya.
Pasal 14 (1) Penilaian non fisik dan pemantauan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (2) dilaksanakan oleh tim pemantau untuk kabupaten/kota peserta Program Adipura.
(2) Penilaian non fisik dan pemantauan fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap: a. pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau; b. pengendalian pencemaran air; dan c. pengendalian pencemaran udara.
-
8
Pasal 15 (1) Pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 ayat (2) huruf a terdiri atas: a. Penilaian non fisik yang meliputi:
1. data umum; 2. institusi:
a) kelembagaan, b) produk hukum, c) anggaran, d) sarana dan prasarana/fasilitas, dan e) tingkat pelayanan,
3. manajemen; 4. partisipasi masyarakat; dan 5. peta.
b. Pemantauan fisik, meliputi: 1. pengelolaan sampah; dan 2. pengelolaan ruang terbuka hijau.
(2) Pengendalian pencemaran air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf b terdiri atas: a. penilaian non fisik, meliputi:
1. pelaksanaan pengendalian pencemaran air; 2. ketersediaan air bersih; 3. pemantauan kualitas air; 4. ketersediaan sarana pengelolaan air limbah domestik; dan 5. dukungan Sumber Daya Manusia, sarana, dan fasilitas dalam
pelaksanaan pengendalian pencemaran air. b. pemantauan fisik, meliputi:
1. Kualitas air permukaan; 2. Ketersediaan pengelolaan air limbah domestik dengan sistem terpusat
atau komunal; dan 3. Ketersediaan pengelolaan air limbah dari usaha skala kecil dengan
sistem terpusat atau komunal. (3) Pengendalian pencemaran udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat
(2) huruf c terdiri atas: a. penilaian non fisik, meliputi:
1. kegiatan pemantauan kualitas udara dari emisi sumber bergerak; 2. kegiatan mereduksi tingkat pencemaran udara dari emisi sumber
bergerak; dan 3. kegiatan terkait dengan awarness terhadap isu pencemaran
udara/kualitas udara. b. pemantauan fisik, meliputi:
1. pengukuran pencemaran udara jalan raya (roadside); 2. kinerja lalu lintas perkotaan; 3. uji emisi dan kebisingan kendaraan bermotor; 4. kualitas bahan bakar ramah lingkungan; 5. fasilitas pengujian kendaraan bermotor; 6. monitoring udara ambien;
-
9
7. manajemen transportasi (keberadaan transportasi umum, fasilitas, intermoda, pelayanan);
8. pemantauan kebisingan kawasan (pelabuhan, bandara, stasiun, terminal);
9. pemantauan kualitas udara kawasan (pelabuhan, bandara, stasiun, terminal); dan
10. pengolahan dan tabulasi data.
Pasal 16 (1) Penilaian non fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf a,
ayat (2) huruf a, dan ayat (3) huruf a dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) periode pelaksanaan Program Adipura.
(2) Penilaian non fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada daftar isian non fisik Program Adipura sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Berdasarkan daftar isian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Tim Pemantau melakukan penilaian sesuai dengan indikator dan skala nilai non fisik Program Adipura sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 17
Pemantauan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf b, ayat (2) huruf b, dan ayat (3) huruf b dilakukan berdasarkan: a. kriteria, indikator, dan skala nilai fisik Program Adipura sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; dan
b. mekanisme penilaian fisik kabupaten/kota Program Adipura sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 18 (1) Pemantauan fisik terhadap pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf a dilakukan melalui: a. pemantauan I; b. pemantauan II; dan/atau c. pemantauan verifikasi.
(2) Pemantauan verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c hanya dilakukan apabila dianggap perlu.
(3) Pemantauan fisik terhadap pengendalian pencemaran air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf b dilakukan pada musim hujan dan kemarau.
(4) Pemantauan fisik terhadap pengendalian pencemaran udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf c dilakukan 1 (satu) kali pada saat musim kemarau.
-
10
Pasal 19 (1) Pemantauan fisik sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 Ayat (2) huruf a
untuk: a. kota metropolitan, dilakukan paling sedikit 7 (tujuh) hari; b. kota besar, dilakukan paling sedikit 6 (enam) hari; c. kota sedang, dilakukan paling sedikit 3 (tiga) hari; dan d. kota kecil, dilakukan paling sedikit 2 (dua) hari.
(2) pemantauan fisik sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 Ayat (2) huruf b, untuk: a. kota metropolitan, dilakukan paling sedikit 5 (lima) hari; b. kota besar, dilakukan paling sedikit 4 (empat) hari; c. kota sedang, dilakukan paling sedikit 3 (tiga) hari; dan d. kota kecil, dilakukan paling sedikit 2 (dua) hari.
(3) pemantauan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) huruf c, dilakukan melalui kegiatan pengukuran dan pengujian selama 10 (sepuluh) hari pada 3 (tiga) lokasi di setiap kota.
Pasal 20 (1) Lokasi pemantauan I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 Ayat (1) huruf a
terdiri atas: a. permukiman, meliputi:
1. permukiman menengah, sederhana; dan 2. permukiman pasang surut;
b. fasilitas kota, meliputi: 1. jalan arteri dan kolektor; 2. pasar; 3. pertokoan; 4. perkantoran, 5. sekolah; 6. rumah sakit/puskesmas; 7. hutan kota; dan 8. taman kota;
c. fasilitas transportasi, meliputi: 1. terminal; 2. stasiun kereta api; dan 3. pelabuhan laut/sungai dan udara;
d. perairan terbuka: 1. sungai, danau, situ, dan/atau kanal; 2. saluran terbuka antara lain primer, sekunder, dan tersier;
e. fasilitas kebersihan, meliputi: 1. TPA; 2. Pemilahan sampah, antara lain melalui bank sampah; dan 3. Pengolahan sampah (reduce, reuse, and recycle), antara lain kompos,
waste to energy, dan daur ulang lainnya; f. pantai wisata; g. evaluasi kualitas udara kota meliputi jalan arteri atau jalan kolektor kota
(bukan jalan nasional);
-
11
h. pengendalian pencemaran air: 1. Perairan terbuka dan/atau sumber air permukaan; dan 2. Sarana pengelolaan limbah terpusat atau komunal baik untuk industri
dan/atau kegiatan usaha skala kecil, dan/atau domestik. (2) Lokasi pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang wajib dinilai,
terdiri atas: a. permukiman menengah dan sederhana; b. jalan arteri dan kolektor; c. pasar; d. perkantoran; e. pertokoan; f. sekolah; g. rumah sakit/puskesmas; h. hutan kota; i. taman kota; j. perairan terbuka/sumber air permukaan; k. TPA; l. pemilahan sampah; m. pengolahan sampah; dan n. pengelolaan air limbah oleh usaha dan/atau kegiatan, usaha skala kecil
dan/atau domestik. (3) Lokasi pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang tidak wajib
dinilai, terdiri atas: a. permukiman pasang surut; b. terminal bus/angkot; c. perairan terbuka (saluran terbuka); d. pelabuhan laut/sungai; e. bandar udara; f. stasiun kereta api; dan g. pantai wisata.
(4) Bagi kabupaten/kota yang tidak memiliki lokasi yang wajib dinilai sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberi nilai 30 (tiga puluh).
Pasal 21
(1) Penentuan lokasi pemantauan pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf b harus menyebar dan merata yang mewakili seluruh wilayah kabupaten/kota dan berlaku untuk seluruh kategori kabupaten/kota.
(2) Penentuan lokasi pemantauan pengendalian pencemaran air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf b dilakukan bersama-sama dengan instansi pengelola lingkungan hidup kabupaten/kota.
(3) Penentuan lokasi pemantauan pengendalian pencemaran udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) huruf b dilakukan bersama-sama dengan dinas perhubungan dan instansi pengelola lingkungan hidup kabupaten/kota.
-
12
Pasal 22 (1) Apabila terdapat perbedaan pendapat antara sesama anggota tim pemantau
dalam pemantauan fisik pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau, keputusan pemantauan diserahkan kepada tim teknis.
(2) Keputusan pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara: a. membandingkan setiap komponen penilaian terhadap kondisi fisik melalui
hasil foto kondisi lapangan dalam kategori kabupaten/kota yang sama; dan/atau
b. verifikasi ulang.
Pasal 23 (1) Hasil pemantauan fisik pada satu kabupaten/kota dibahas oleh tim pemantau
dengan membandingkan penilaian terhadap komponen yang sama dengan kabupaten/kota sebelumnya.
(2) Hasil penilaian tim pemantau yang telah dibahas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam berita acara pemantauan yang ditandatangani oleh seluruh anggota tim pemantau.
(3) Data hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diserahkan kepada Ketua Tim Teknis untuk diolah oleh Sekretariat Adipura.
(4) Data yang sudah diolah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalam berita acara dan diserahkan kepada ketua tim teknis.
Pasal 24
Ketua tim teknis berdasarkan data dari sekretariat Adipura sebagaimana dimaksud pada Pasal 23 ayat (4) membuat laporan hasil pemantauan fisik dan penilaian non fisik untuk di serahkan kepada deputi.
Pasal 25 (1) Berdasarkan laporan hasil pemantauan fisik sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24, Deputi menetapkan kabupaten/kota yang akan dilakukan pemantauan II.
(2) Penetapan pemantauan II kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila nilai fisik hasil pemantauan I baik.
Pasal 26
(1) Dalam hal nilai pemantauan I berbeda secara signifikan dengan pemantauan periode sebelumnya, dilakukan pemantauan verifikasi.
(2) Pemantauan verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara cross team antar regional.
(3) Tim pemantau melaksanakan verifikasi dilengkapi surat tugas dari Deputi. (4) Tim pemantau yang melaksanakan verifikasi melaporkan hasil verifikasi
kepada Tim Teknis yang dituangkan dalam berita acara. (5) Pemantauan Verifikasi dilaksanakan berdasarkan mekanisme verifikasi
Program Adipura sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
-
13
Pasal 27 Penilaian Adipura kencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a angka 1 didasarkan pada kriteria dan indikator sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB IV PENGHARGAAN ADIPURA
Pasal 28
(1) Tim Teknis melakukan evaluasi dan menyusun peringkat kabupaten/kota berdasarkan: a. data olahan hasil pemantauan fisik dan penilaian non fisik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4); dan b. berita acara hasil pemantauan verifikasi yang disampaikan kepada tim
teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (5). (2) Hasil evaluasi dan susunan peringkat kabupaten/kota dari Tim Teknis
disampaikan kepada Deputi untuk diteruskan kepada Menteri dan Dewan Pertimbangan Adipura yang dituangkan dalam berita acara.
(3) Dewan Pertimbangan Adipura memberikan telaahan dan rekomendasi terhadap hasil pemeringkatan kabupaten/kota kepada Menteri.
Pasal 29
(1) Menteri menetapkan kabupaten/kota dan lokasi yang mendapatkan penghargaan Adipura sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dengan mempertimbangkan hasil rapat Dewan Pertimbangan Adipura bersama Menteri.
(2) Hasil rapat sebagaimana tercantum dalam ayat (1) dituangkan dalam berita acara, yang ditandatangani oleh Menteri dan sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota Dewan Pertimbangan Adipura yang hadir.
Pasal 30
(1) Gubernur mengusulkan 1 (satu) kabupaten/kota yang memenuhi syarat untuk dinominasikan mendapat piagam Adipura kepada Menteri.
(2) Berdasarkan usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri menetapkan kabupaten/kota yang mendapatkan piagam Adipura dengan mempertimbangkan telaahan dan rekomendasi dari Dewan Pertimbangan Adipura.
Pasal 31
(1) Plakat Adipura sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c merupakan penghargaan atas sarana dan prasarana kabupaten/kota.
(2) Sarana dan prasarana kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan oleh Deputi kepada Menteri.
(3) Menteri berdasarkan usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menetapkan sarana dan prasarana kabupaten/kota yang mendapatkan Plakat Adipura dengan mempertimbangkan telaahan dan rekomendasi dari Dewan Pertimbangan Adipura.
-
14
BAB V KODE ETIK
Pasal 32
Kode etik penyelenggaraan Program Adipura: a. melakukan penyelenggaraan secara obyektif, netral, dan independen
berdasarkan fakta di lapangan; b. menaati semua ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini; c. tidak meminta dan/atau menerima sesuatu dalam bentuk apapun, yang
berhubungan dengan pelaksanaan penyelenggaraan Program Adipura; d. tim pemantau pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau, tidak
menginformasikan waktu dan lokasi pelaksanaan penilaian/lokasi yang akan dikunjungi, kepada aparat pemerintah kabupaten/kota terkait;
e. tidak menginformasikan hasil penilaian dan pemantauan kepada pihak manapun; dan
f. dalam melaksanakan penyelenggaraan Adipura, tim pemantau diharuskan berperilaku santun.
BAB VI PEMBINAAN
Pasal 33
Menteri dan/atau gubernur melakukan pembinaan kepada pemerintah kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan Program Adipura.
Pasal 34 (1) Untuk meningkatkan kinerja pemerintah daerah dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan perkotaannya, Menteri memberikan insentif kepada kabupaten/kota yang meraih Anugerah Adipura Kencana dan Anugerah Adipura.
(2) Insentif untuk kabupaten/kota peraih Anugerah Adipura Kencana berupa sarana dan prasarana pengolahan sampah, ruang terbuka hijau, alat pengendalian pencemaran air dan udara, serta kegiatan yang terkait dengan perubahan iklim.
(3) Insentif untuk kabupaten/kota peraih Anugerah Adipura berupa sarana dan prasarana pengolahan sampah dan ruang terbuka hijau.
Pasal 35
Dalam hal penerima Penghargaan Adipura tidak dapat menjaga kualitas lingkungan perkotaan secara berkelanjutan dalam kurun waktu 1 (satu) periode pelaksanaan Program Adipura, Anugerah Adipura Kencana atau Anugerah Adipura dicabut oleh Menteri.
-
15
BAB VII PENDANAAN
Pasal 36
Pendanaan pelaksanaan Program Adipura, dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota dan/atau sumber lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 37 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan Program Adipura dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 38
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 November 2011
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
ttd
BALTHASAR KAMBUAYA Diundangkan di Jakarta pada tanggal 21 November 2011 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd
AMIR SYAMSUDDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 727
Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Humas,
Inar Ichsana Ishak
-
1
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIPURA
DAFTAR ISIAN NON FISIK PROGRAM ADIPURA
BUKU I I. LEMBAR PERNYATAAN
Mengingat kebenaran data sangat diperlukan dalam analisis bagi penyusunan profil kota, bersama ini saya sebagai bupati/walikota.............................menyatakan bahwa format isian untuk penyusunan profil kota ini telah diisi dengan sebenarnya dan dapat saya pertanggungjawabkan.
................., ......................20...
Bupati/Walikota,
(............................................)
II. LEMBAR VISI, MISI DAN KOMITMEN KEPALA DAERAH
Terdiri dari Visi, Misi, Kebijakan, Rencana Strategis dan Program yang memuat tentang kebersihan dan keteduhan; pengendalian pencemaran udara (khusus untuk kota Metropolitan dan Besar) dan pengendalian pencemaran air. (Lampirkan dokumen terkait)
III. DAFTAR ISIAN DAN PERTANYAAN A. DATA UMUM KABUPATEN/KOTA 1. Nama kabupaten/kota : ............................................................... 2. Nama ibu kota : ............................................................... 3. Provinsi : ............................................................... 4. Pendapatan/kapita : ................................................... Rp/jiwa 5. Jumlah penduduk dan luas wilayah:
a. Isian untuk kota: 1). Luas wilayah administrasi perkotaan: ............................. (km2). 2). Jumlah penduduk di wilayah administrasi: .................... (jiwa).
b. Isian untuk kabupaten:
-
2
1). Luas wilayah administrasi: .............................................(km2). 2). Jumlah penduduk di wilayah perkotaan (urban): ............. (jiwa). 3). Luas daerah perkotaan/daerah pelayanan kebersihan: .... (km2). 4). Jumlah penduduk di daerah perkotaan/pelayanan kebersihan: ................. (jiwa)
6. Topografi:
a. Pantai : ................................. b. Pegunungan : ................................. c. Pasang surut : ................................. d. Rawa-rawa : ................................. e. Datar : .................................
7. Penghargaan tingkat Nasional untuk Pemerintah Daerah dalam
bidang Permukiman, Transportasi, Perkotaan yang diperoleh :
No. Jenis Penghargaan
Lembaga yang memberikan
Tahun
1. 2. 3. 4. dst
8. Sungai di Wilayah Pemerintah Daerah Pelaksana Kegiatan
Pengendalian Pencemaran Air: a. Jumlah sungai berada di dalam wilayah Kabupaten/Kota:
No Nama Sungai Panjang (m) Lebar (m) Kedalaman (m)
1
2
3
dst
b. Jumlah sungai lintas Kabupaten/Kota yang melintasi
Kabupaten/Kota No. Nama
Sungai Daerah yang
dilintasi
Ukuran (Besaran) ruas sungai di Wilayah Kabupaten/Kota Saudara
Panjang (m) Lebar (m)
Kedalaman (m)
1
2
3
dst
-
3
c. Jumlah sungai lintas Provinsi yang melintasi Kabupaten/Kota adalah
No Nama sungai
Daerah yang dilintasi
Ukuran (Besaran) ruas sungai di Wilayah Kabupaten/Kota Saudara
Panjang (m)
Lebar (m)
Kedalaman (m)
1
2
3
dst
9. Sumber air permukaan selain sungai di wilayah Kabupaten/Kota
pelaksana Pengendalian Pencemaran Air: a. Jumlah sumber air permukaan selain sungai yang berada di
wilayah Kabupaten/Kota: No. Nama sumber air
permukaan selain sungai Panjang
(m) Lebar (m)
Kedalaman (m)
1
2 3
dst
b. Jumlah sumber air permukaan selain sungai yang lintas
Kabupaten/Kota dan berada di wilayah Kabupaten/Kota: No. Nama
sumber air permukaan
selain sungai
Daerah yang
dilintasi
Ukuran (Besaran) ruas sungai di Wilayah Kabupaten/Kota
Saudara
Panjang (m)
Lebar (m)
Kedalaman (m)
1
2
3 dst
c. Jumlah sumber air permukaan selain sungai yang lintas Provinsi
dan berada di wilayah Kabupaten/Kota:
No. Nama sumber air permukaan selain sungai
Daerah yang
dilintasi
Ukuran (Besaran) ruas sungai di Wilayah Kabupaten/Kota
Saudara Panjang
(m) Lebar (m)
Kedalaman (m)
1
2 3
dst
-
4
B. INSTITUSI 1. Kelembagaan.
a. Pengelolaan lingkungan hidup. Apakah ada lembaga yang menangani pengelolaan lingkungan hidup di kabupaten/kota Saudara? (termasuk di dalamnya pengendalian pencemaran udara dan pengendalian pencemaran air) a). Ya, sebutkan dan lampirkan struktur dan tupoksi
organisasinya (Lampiran 1). b). Tidak.
b. Pengelolaan kebersihan dan pengelolaan sampah
1). Apakah ada lembaga/unit pengelola kebersihan/ sampah di kabupaten/kota Saudara? a). Ya, sebutkan dan lampirkan struktur organisasinya berikut
tupoksi (Lampiran 2). b). Tidak.
2). Apakah dalam pengelolaan kebersihan/sampah melibatkan pihak ketiga ? a). Ya, lampirkan surat perjanjian/kontrak kerja (Lampiran 3). b). Tidak.
c. Pengelolaan ruang terbuka hijau.
1). Apakah ada lembaga/unit pengelola RTH di kabupaten/kota Saudara? a) Ya, sebutkan dan lampirkan struktur organisasinya berikut
tupoksi (Lampiran 4). b) Tidak.
2). Apakah dalam pengelolaan RTH melibatkan pihak ketiga? a) Ya, lampirkan surat perjanjian/kontrak kerja (Lampiran 5). b) Tidak.
2. Produk hukum.
Sebutkan produk hukum yang dimiliki kabupaten/kota Saudara:
No.
Komponen
Bentuk Peraturan Dan atau pedoman
teknis
Nomor dan tanggal
pengesahan Tentang Keterangan
1. Pengelolaan lingkungan hidup (termasuk pengendalian pencemaran udara dan air)
2. Pengelolaan kebersihan/
-
5
sampah
3. RTH.
Catatan : Kolom keterangan diisi untuk memberikan keterangan jika produk hukum masih dalam proses (belum disahkan).
3. Anggaran.
a. Anggaran untuk pengelolaan sampah dan RTH No. Jumlah anggaran Jumlah anggaran Prosentase
(tahun terakhir)
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
1. APBD total 2. APBD sektor lain
yang terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup
3. Lembaga pengelola lingkungan hidup.
(diberi keterangan kalau lembaga tergabung dengan fungsi lain)
4. Lembaga pengelola sampah
5. Lembaga/unit pengelola RTH.
6. Pendapatan asli daerah (PAD).
Catatan : Prosentase = (jumlah anggaran tiap lembaga : jumlah anggaran APBD) x 100%, hanya untuk anggaran tahun terakhir)
b. Sebutkan potensi dan realisasi penerimaan retribusi untuk
kebersihan dan pemakaian air permukaan dan air tanah pada tahun 2010 dan 2011
Komponen Tahun Penerimaan
Retribusi (000,-) Prosentase Realisasi
Potensi Realisasi Kebersihan/sampah 2010
2011 Air permukaan/tanah 2010
2011
-
6
BUKU II KEBERSIHAN DAN KETEDUHAN
A. SARANA DAN PRASARANA 1. Fasilitas.
a. Pengelolaan kebersihan/sampah
No. Tempat Penanganan Lokasi Jumlah Volume
(m3/unit)
1. TPS a). Terbuka. b). Tertutup c). Dengan pemisahan sesuai jenis sampah.
2. Fasilitas pengolahan sampah
3. Fasilitas pemanfaatan sampah menjadi energi*
Keterangan : Sebutkan besarnya energi yang dihasilkan (Kv) b. Apakah kabupaten/kota Saudara memiliki tempat pengolahan
sampah terpadu (TPST)? a). Ya (sebutkan luas dan lokasinya). b). Tidak.
c. Apakah kabupaten/kota Saudara memiliki tempat pemrosesan akhir sampah (TPA)? a). Ya (sebutkan luas dan lokasinya). b). Tidak.
d. Sebutkan umur TPA dan tahun mulai operasional? e. Sebutkan luasan TPA yang sudah terpakai (dalam ha)? f. Sistem operasional TPA yang digunakan:
a) Open dumping. b) Control landfill. c) Sanitary landfill.
g. Jarak TPA a) Jarak TPA dengan perumahan/permukiman
terdekat..........km. b) Jarak TPA dengan sungai/badan air terdekat .........km. c) Jarak TPA dengan pantai ............km.
h. Apakah ada pengolahan lindi di TPA? Lampirkan hasil analisis laboratorium inlet dan outlet tahun 2010-2011(Lampiran 1).
i. Apakah ada sumur pantau di TPA? Lampirkan hasil analisis laboratorium (Lampiran 2)
j. Alat angkut:
No Jenis Alat
Angkut Jumlah
Kapasitas per unit
(m3) Ritasi
Masih Beroperasi
Ya Tidak a. Gerobak sampah
b. Gerobak motor sampah
-
7
c. Truk terbuka besar
d. Truk terbuka kecil
e. Mini truk (kijang)
f. Truk compactor besar
g. Truk compactor kecil
h. Dump truck besar
i. Dump truck kecil
j. Arm roll besar k. Arm roll kecil
l. Trailer container
k. Apakah kabupaten/kota Saudara memiliki alat angkut dengan fasilitas pemisahan? Sebutkan jumlah dan kapasitas per unit.
2. Pengelolaan RTH.
a. Apakah kabupaten/kota Saudara memiliki taman kota? b. Sebutkan jumlah dan luas seluruh taman kota di kabupaten/kota
Saudara? c. Siapa penanggung jawab pengelolaan taman kota? d. Apakah memiliki tempat pembibitan? Sebutkan alamat lengkap
lokasi tempat pembibitan tersebut. e. Apakah kabupaten/kota Saudara memiliki hutan kota? Sebutkan
lokasinya. f. Sebutkan jumlah dan luas seluruh hutan kota yang telah
ditetapkan dengan peraturan daerah/peraturan kepala daerah, dan lampirkan bukti pendukung (Lampiran 3).
g. Prosentase luas RTH dibandingkan dengan luas wilayah: 1) Perkotaan/urban area untuk Kabupaten 2) Administrasi kota untuk Kota
3. Tingkat pelayanan.
a. Pengelolaan kebersihan/sampah 1) Sebutkan total timbulan sampah kota tahun 2010-2011,
m3/hari. 2) Sebutkan jumlah sampah yang terangkut tahun 2010-2011:
......m3/hari 3) Penanganan sampah:
NO PENANGANAN VOLUME
(m3)/bulan
PROSENTASE (dari total timbulan)
a. Diangkut ke TPA.
b. Diolah :
-
8
(1). Kompos.
(2). Daur ulang.
(3). Pemanfaatan lain.
c. Dipilah (Bank Sampah)
d. Tidak terangkut
4) Komposisi sampah Kota Saudara
No Komponen sampah Volume (m3)
2009 2010 2011 1. Sampah basah/organik
2. Kertas
3. Plastik
4. Kayu
5. Logam
6. Kaca/gelas
7. Karet/kulit
8. Kain
9. Lain-lain
Jumlah
5) Berapa lama sampah berada di TPS (holding time)? a) < 6 jam. b) 7 jam 18 jam. c) 19 jam 24 jam. d) 25 jam 48 jam. e) 48 jam.
6) Lampirkan jadwal pengangkutan sampah (Lampiran 4). 7) Apakah penanganan transportasi sampah melibatkan swasta?
Jelaskan (untuk kota metropolitan). a) Ya . b) Tidak.
8) Jelaskan rute truk sampah, sertakan peta rutenya (Lampiran 5) dan peta daerah pelayanannya (Lampiran 6).
9) Sebutkan tingkat pelayanan kebersihan kota:
No Pelayanan
Tingkat Pelayanan
2009 2010 2011
a). Luas daerah pelayanan
........(ha) ........(ha) ........(ha)
b). Jumlah penduduk terlayani
........jiwa ........jiwa ........jiwa
-
9
c). Jumlah penduduk terlayani terhadap jumla penduduk perkotaan
.........% .........% .........%
B. MANAJEMEN
1. Perencanaan. a. Apakah pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana
pemerintah jangka menengah (RPJM) atau rencana strategis daerah (RENSTRADA)? a) Ya. b) Tidak.
b. Apakah dalam RPJM terdapat komitmen pemerintah daerah dalam menangani lingkungan hidup, khususnya pengelolaan sampah, keteduhan, pengendalian pencemaran air dan udara? a) Ada. b) Tidak ada.
c. Apakah pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana kerja pemerintah daerah tahunan (RKPDT)? a) Ya. b) Tidak.
d. Apakah dalam RKPDT terdapat rencana kerja yang terkait pengelolaan lingkungan hidup khususnya pengelolaan sampah, keteduhan, pengendalian pencemaran air dan udara? a) Ya. b) Tidak.
e. Apakah pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana kerja dan anggaran (RKA) khususnya dengan pengelolaan sampah, keteduhan, pengendalian pencemaran air dan udara? a) Ya. b) Tidak.
f. Berapa prosentase (%) realisasi rencana kerja dan anggaran (RKA) tahun 2011 terhadap output/hasil?
g. Apakah pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana strategis (RENSTRA) khususnya dengan pengelolaan sampah, keteduhan, pengendalian pencemaran air dan udara? a) Ya. b) Tidak.
h. Apakah pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana kerja (RENJA) khususnya dengan pengelolaan sampah, keteduhan, pengendalian pencemaran air dan udara? a) Ya. b) Tidak.
i. Apakah pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana umum tata ruang (RUTR) ? a) Ya. b) Tidak
j. Apakah ada penetapan lokasi TPA dan TPST dalam RUTR? Jelaskan.
-
10
k. Apakah ada penetapan target pengurangan volume sampah? Jelaskan prosentase pengurangan volume sampah (m3) per tahun.
Pengurangan volume sampah tahun 2010
Pengurangan volume sampah tahun 2011
Target (m3)
Realisasi
(m3)
SDM yang
melakukan
Perputaran
uang (Rp)
Target
(m3)
Realisasi
(m3)
SDM yang
melakukan
Perputaran (Rp)
l. Apakah ada penetapan target volume sampah yang diolah rata-rata (m3/bulan)? Jelaskan.
Volume sampah terolah tahun 2010
Volume sampah terolah tahun 2011
Target (m3)
Realisasi
(m3)
SDM yang
melakukan
Perputaran
uang (Rp)
Target
(m3)
Realisasi
(m3)
SDM yang
melakukan
Perputaran (Rp)
m. Apakah ada penetapan rencana fasilitas 3R? Sebutkan jumlah
(unit/tahun) dan kapasitasnya (m3/tahun). Rencana Fasilitas 3R 2010 Rencana Fasilitas 3R 2011
Target (m3)
Realisasi
(m3)
SDM yang
melakukan
Perputaran
uang (Rp)
Target (m3)
Realisasi
(m3)
SDM yang
melakukan
Perputaran (Rp)
n. Apakah ada penetapan rencana pemberian insentif dalam
pengurangan sampah? Jelaskan.
Pemberian insentif tahun 2010 Pemberian insentif tahun
2011 Target Realisasi Target Realisasi
o. Apakah kabupaten/kota Saudara telah memiliki rencana
penutupan TPA sistem open dumping? (bagi yang belum memiliki) a) Ya, jelaskan jadwal pelaksanaan dan lampirkan dokumen
perencanaannya. b) Dalam proses, lampirkan dokumennya. (Lampiran 7) c) Tidak.
p. Apakah ada rencana pengelolaan sampah pasca penutupan TPA sistem open dumping? Jelaskan.
-
11
2. Pelaksanaan. a. Apakah ada kegiatan pemanfaatan sampah selain 3R (waste to
energy)? Sebutkan lokasinya, jelaskan prosesnya dan berapa volume sampah (m3/bulan) yang dimanfaatkan.
b. Apakah ada kegiatan pengomposan di TPA? Jelaskan prosesnya, berapa volume sampah (m3/bulan) yang dibuat kompos?
c. Apakah ada kegiatan 3R pada lokasi-lokasi di bawah ini :
No Lokasi Alamat Jenis Kegiat
an
Pemanfaatan (kompos, daur ulang,
bank sampah)
Volume Sampah yang Diolah (m3)/Bulan
Pelaksana (Jelaskan)
a. Perumahan
b. Pasar
c. Perkantoran
d. Sekolah e. Hotel
f. Terminal
g. Rumah Sakit/ Puskesmas
h. Lainnya, sebutkan
3. Pengendalian.
a. Apakah ada pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pengelolaan kebersihan/sampah? a) Ya, lampirkan bukti-bukti hasil pengawasan/laporan
pelaksanaan (Lampiran 8). b) Tidak
b. Apakah hasil-hasil pengawasan ditindak lanjuti? a) Ya, sebutkan . b) Tidak.
c. Apakah ada pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pengelolaan RTH? a) Ya, lampirkan bukti-bukti hasil pengawasan/laporan
pelaksanaan (Lampiran 9). b) Tidak.
d. Apakah hasil-hasil pengawasan ditindak lanjuti? a) Ya, sebutkan. b) Tidak
-
12
C. PARTISIPASI MASYARAKAT 1. Apakah ada peran serta lembaga pendidikan di bidang kebersihan
dan keteduhan? Sebutkan.
No. Pendidikan
Bentuk peran serta
Karya tulis
Lomba poster/ karya seni
Satgas kebersihan
Lomba kebersihan dan lomba
taman
Lainnya
a. SD b. SMP
c. SMA Catatan : Lampirkan bukti-bukti pendukung (Lampiran 10).
2. Apakah ada peran serta media massa terhadap kebersihan dan
keteduhan kota? Sebutkan. a. Media cetak
No Nama Media
Frekuensi dan Bentuk Pemberitaan
Artikel Pemberitaan
Tajuk Renca
na
Surat Pembaca
Karikatur
Foto Lainnya
1).
2). 3).
4). Catatan : Lampirkan bukti-bukti pendukung (Lampiran 11).
b. Media elektronik.
No Nama
Stasiun Pemancar
Jenis Pemberitaan Kontak
Pendengar
Obrolan/ Talk Show
Hiburan
Laporan
khusus
Lainnya
1). 2).
3).
4). Catatan : Lampirkan bukti-bukti pendukung seperti MoU,
kontrak kerjasama dan lainnya (Lampiran 12).
3. Apakah pemerintah daerah mempunyai mekanisme pemberian usul, pertimbangan, saran dan pengaduan dalam pengelolaan sampah dan RTH dari masyarakat? Jelaskan dan lampirkan bukti-bukti pendukung (Lampiran 13).
4. Sebutkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan kebersihan dan penghijauan lingkungan perkotaan di kabupaten/kota Saudara? Lampirkan bukti-bukti pendukung (Lampiran 18).
-
13
5. Sebutkan wilayah perumahan/pemukiman dimana masyarakatnya telah melakukan kegiatan pemilahan pada tempatnya.
No Nama wilayah perumahan/ pemukiman
Desa/ Kelurahan
Kecamatan
Motif *)
1. a/b/c/d
2. a/b/c/d 3. a/b/c/d
4. a/b/c/d ....
....
Catatan: Lingkari huruf yang menunjukkan motif yang melatarbelakangi masyarakat melakukan aktivitas tersebut.
a. Karena adanya Program ADIPURA. b. Hasil kerjasama/pendampingan/kolaborasi/ kemitraan dengan
LSM. c. Hasil kerjasama/pendampingan/kolaborasi/ kemitraan dengan
pihak swasta. d. Inisiatif warga sendiri.
6. Sesuai dengan jawaban pertanyaan nomor 5), sebutkan lokasi yang
masyarakatnya melakukan kegiatan-kegiatan berikut : a. Membangun fasilitas pemilahan sampah. b. Membangun fasilitas pemilahan sampah sekaligus melakukan
upaya pengolahan sampah.
D. PETA Lampirkan peta yang terdiri dari atas :
1. Peta I : lokasi penilaian. 2. Peta II : lokasi pelaksanaan 3R dan pemanfaatan. 3. Peta III : lokasi TPS 3R. 4. Peta IV : rute truk sampah. 5. Peta V : daerah pelayanan pengangkutan sampah. 6. Peta VI : lokasi sistem pengolahan air limbah domestik
-
14
BUKU I TATA CARA PENGISIAN DAFTAR ISIAN NON FISIK
Daftar isian kabupaten/kota mencakup aspek-aspek penting dalam pengelolaan lingkungan hidup, yang terdiri atas komitmen pemerintah daerah, institusi dan manajemen. Daftar isian ini terdiri dari 3 (tiga) bagian utama yaitu lembar pernyataan; visi, misi dan komitmen Kepala Daerah serta daftar isian dan pertanyaan. Lembar pernyataan berisi tentang pernyataan dari bupati/walikota mengenai kebenaran data yang telah diisi. Lembar pernyataan ini ditandatangani oleh bupati/walikota, diberi cap dan ditulis di atas kertas kop bupati/walikota. Lembar visi, misi dan komitmen berisi tentang visi, misi dan komitmen Kepala Daerah dalam pengelolaan lingkungan perkotaannya yang dituangkan dalam bentuk kebijakan dan/atau program pengelolaan lingkungan perkotaan. Daftar isian dan pertanyaan terdiri dari data umum kota, institusi, manajemen dan partisipasi masyarakat. A. DATA UMUM KABUPATEN/KOTA.
Bagian ini memuat tentang informasi umum kota, kategori kota, jumlah penduduk, wilayah pelayanan, kondisi geografi dan pemetaan perairan terbuka. Jika tempat jawaban yang disediakan tidak mencukupi, jawaban dapat diisi dengan menggunakan lembar tersendiri sebagai lampiran. Angka 1, cukup jelas Angka 2, untuk kabupaten diisi dengan nama kota yang diusulkan sebagai peserta Program ADIPURA (dapat berupa ibu kota kabupaten atau kota lain dalam wilayah kabupaten tersebut). Angka 3, cukup jelas Angka 4, huruf a , angka 1), cukup jelas Angka 4, huruf a, angka 2) jumlah penduduk menggunakan jumlah penduduk administratif Angka 4, huruf b, angka 1) cukup jelas Angka 4, huruf b, angka 2) jumlah penduduk di wilayah perkotaan (urban)/daerah pelayanan Angka 4, huruf b, angka 3), dan huruf b angka 4) cukup jelas Angka 5, huruf a, huruf b dan huruf c cukup jelas (jika dalam satu kabupaten memilki lebih dari satu kondisi geografis maka cantumkan yang dominan). Angka 6, cukup jelas Angka 7, huruf a, b, dan c, matrik ini diisi dengan daftar nama-nama,
panjang, lebar, dan kedalaman sungai yang berada di wilayah kabupaten/kota setempat. Pernyataan tersebut dilampiri/dilengkapi dengan dokumen pendukung seperti laporan SLHD, laporan tahunan yang memuat data terkait,dll.
Angka 8, huruf a, huruf b, dan huruf c, matrik ini diisi dengan daftar nama-nama, panjang, lebar, dan kedalaman sungai yang berada di wilayah kabupaten/kota setempat. Pernyataan
-
15
tersebut dilampiri/dilengkapi dengan dokumen pendukung seperti laporan SLHD, laporan tahunan yang memuat data terkait, dll.
B. INSTITUSI.
1. Kelembagaan
a. Pengelolaan lingkungan hidup . Cukup jelas
b. Pengelolaan kebersihan/sampah Angka 1 dan angka 2, cukup jelas.
c. Pengelolaan ruang terbuka hijau. Angka 1 dan angka 2, cukup jelas.
2. Produk hukum
Sebutkan seluruh produk hukum dan/atau pedoman teknis yang dimiliki (jumlahnya dapat lebih dari satu untuk setiap isu) yang terkait dengan pengelolaan sampah/kebersihan, keteduhan, pengendalian pencemaran udara dan pengendalian pencemaran air. Khusus untuk pengendalian pencemaran air, dapat berupa: a. Dokumen tertulis tentang Kebijakan/Program/Kegiatan
Pengendalian Pencemaran Air b. Kebijakan/Program/Kegiatan Pengendalian Pencemaran air
dalam bentuk Perda/SK Bupati atau Walikota/Peraturan Bupati atau walikota
c. Kebijakan/Program/Kegiatan Pengendalian Pencemaran air digunakan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan pengendalian pencemaran air
d. Kebijakan/Program/Kegiatan Pengendalian Pencemaran air ditetapkan sesuai dengan kaidah yang tertuang di dalam Peraturan MENLH No. 01 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air
e. Kebijakan/Program/Kegiatan Pengendalian Pencemaran air ditetapkan berdasarkan kondisi daerah (berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar, hasil penetapan daya tampung beban pencemaran air, dll)
3. Anggaran
a. Jumlah anggaran. Angka 1, APBD total merupakan APBD keseluruhan untuk
kabupaten/kota. Angka 2, APBD sektor lingkungan hidup merupakan APBD yang
diperuntukan bagi pengelolaan lingkungan hidup di seluruh instansi yang ada di kabupaten/kota.
Angka 3, Anggaran lembaga pengelola lingkungan hidup merupakan anggaran yang ada di instansi pengelola
lingkungan hidup. Angka 4, dan angka 5), cukup jelas.
-
16
Angka 6, total PAD dalam struktur APBD pada tahun yang bersangkutan.
b. Potensi dan realisasi penerimaan retribusi. Cukup jelas.
-
17
BUKU II TATACARA PENGISIAN DAFTAR ISIAN
KEBERSIHAN DAN KETEDUHAN
A. Sarana dan Prasarana 1. Fasilitas
a. Pengelolaan kebersihan/sampah. Angka 1, TPS yang memiliki 2 (dua) ruang atau lebih untuk
pemisahan sampah sesuai dengan jenisnya. Angka 2, meliputi fasilitas 3R, TPS 3R atau TPST Angka 3, fasilitas yang mengubah sampah menjadi energi misalnya
instalasi biogas, instalasi pembangkit listrik tenaga sampah.
b. cukup jelas. c. cukup jelas d. umur TPA merupakan rencana masa pemakaian TPA dan tahun
berapa mulai beroperasi e. sampai dengan huruf g, cukup jelas f. analisis laboratorium 3 bulan terakhir g. analisis laboratorium 3 bulan terakhir h. cukup jelas i. alat angkut dengan fasilitas container yang memiliki 2 ruang atau
lebih untuk pemisahan sampah sesuai jenis 2. Pengelolaan RTH.
Huruf a, sampai dengan huruf e, cukup jelas Huruf f, lampirkan peraturan bupati/walikota atau peraturan daerah.
3. Tingkat pelayanan Pengelolaan kebersihan/sampah Angka 1) sampai dengan angka 9), cukup jelas
B. MANAJEMEN.
1. Perencanaan Angka 1 huruf a sampai dengan huruf m, o dan p cukup jelas. Huruf n: jelaskan bentuk insentif yang diberikan 2. Pelaksanaan Huruf a: kegiatan pemanfaatan sampah selain 3R antara lain
biogas, mengubah sampah menjadi energi Huruf b dan huruf c, cukup jelas 3. Pengendalian Huruf a sampai dengan huruf d, cukup jelas.
C. PARTISIPASI MASYARAKAT. Angka 1 sampai dengan angka 6 , cukup jelas
-
18
BUKU III PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
A. PELAKSANAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
1. Anggaran untuk pengendalian pencemaran air
No. Jumlah Anggaran Jumlah Anggaran Prosentase
(tahun terakhir)
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
1. APBD total 2. APBD sektor lain yang
terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup
3. Lembaga pengelola lingkungan hidup.
(diberi keterangan kalau lembaga tergabung dengan fungsi lain)
4. Lembaga pengelola sampah
5. Lembaga/unit pengelola RTH.
6. Pendapatan asli daerah (PAD).
2. Kebijakan pengendalian pencemaran air
Identifikasi ketersediaan kebijakan pengendalian pencemaran air: No. Uraian Status Keterangan
1. Dokumen tertulis tentang Kebijakan/Program/Kegiatan Pengendalian Pencemaran air
Ada/tidak ada *)
2. Kebijakan/Program/Kegiatan Pengendalian Pencemaran air dalam bentuk Perda/SK Bupati atau Walikota/Peraturan Bupati atau walikota
Ada/Tidak ada *)
3. Kebijakan/Program/Kegiatan Pengendalian Pencemaran air digunakan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan pengendalian pencemaran air
ya digunakan/ tidak digunakan*)
4. Kebijakan/Program/Kegiatan Pengendalian Pencemaran air ditetapkan sesuai dengan kaidah yang tertuang di dalam Peraturan MENLH No. 01 Tahun 2010 tentang
Ada/Tidak ada *)
-
19
Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air
5. Kebijakan/Program/Kegiatan Pengendalian Pencemaran air ditetapkan berdasarkan kondisi daerah (berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar, hasil penetapan daya tampung beban pencemaran air, dll)
Ya/Tidak *)
a. Pelaksanaan Inventarisasi dan Identifikasi Sumber Pencemar Air:
No. Uraian Status
Pelaksanaan Keterangan
sudah belum
1. Inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar air terhadap sumber pencemar institusi atau point source (industri/hotel/rumah sakit..dll)
2. Inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar air terhadap sumber pencemar institusi atau point source untuk usaha skala kecil (bengkel, pengrajin tahu, pengrajin batik....dll)
3. Inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar air terhadap sumber pencemar air untuk kegiatan domestik
4. Inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar air untuk kegiatan pertanian
5. Inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar air untuk kegiatan perikanan
6. Inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar
b. Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran (DTBP) Air:
No. Uraian Kegiatan Status
Pelaksanaan Keterangan
1. Pelaksanaan Penetapan DTBP Sudah/belum*)
2. Badan air yang telah ditetapkan DTBP-nya
Sungai....., sungai......, dst..
3. Hasil penetapan DTBP telah digunakan sebagai dasar penetapan kebijakan/program
Sudah/belum*)
-
20
kegiatan pengendalian pencemaran air
4. Hasil penetapan DTBP telah digunakan sebagai dasar penetapan izin pembuangan air limbah
Sudah/belum*)
c. Pelaksanaan Perizinan dalam Pengendalian Pencemaran Air:
No. Uraian Kegiatan Status
Pelaksanaan Keterangan
1. Daerah Saudara telah melaksanakan atau menerbitkan Izin Pembuangan/Pemanfaatan Air Limbah
Sudah/belum*)
2. Status Permohonan Izin a. Jumlah permohonan izin
pembuangan air limbah yang diterima
.... dokumen permohonan izin
b. Jumlah permohonan izin pemanfaatan air limbah pada tanah yang diterima
.... dokumen permohonan izin
c. Jumlah izin pembuangan air limbah yang diterbitkan
.... dokumen izin
d. Jumlah permohonan izin pemanfaatan air limbah pada tanah yang diterbitkan
.... dokumen izin
e. Jumlah permohonan izin pembuangan air limbah yang sedang dalam proses perbaikan
.... dokumen permohonan izin
f. Jumlah permohonan izin pemanfaatan air limbah pada tanah yang sedang dalam proses perbaikan
.... dokumen permohonan izin
3. Publikasi Status Perizinan: Papan pengumuman pemda/media elektronik setempat/media cetak setempat/tidak dipublikasikan*)
-
21
d. Pelaksanaan Pengawasan Pengendalian Pencemaran Air:
No. Uraian Status
Pelaksanaan Keterangan
1. Daerah Saudara telah melaksanakan
Sudah/belum*)
2. Jumlah sumber institusi (point source) yang diawasi
a. Jumlah industri yang diawasi
unit % dari total unit sejenis
b. Jumlah Rumah Sakit yang diawasi
unit % dari total unit sejenis
c. Jumlah Hotel yang diawasi unit % dari total unit sejenis
d. Jumlah kegiatan jasa Instansi Pengelola Air Limbah, PD PAM, Perniagaan, dll., yang diawasi
unit % dari total unit sejenis
e. Jumlah kegiatan yang diawasi
unit % dari total unit sejenis
3. Status penaatan dari hasil pengawasan yang dilakukan a. Jumlah Industri yang taat unit .. unit
pada tahun sebelumnya
b. Jumlah Rumah Sakit yang taat
unit .. unit pada tahun sebelumnya
c. Jumlah Hotel yang taat unit .. unit pada tahun sebelumnya
d. Jumlah kegiatan jasa Instansi Pengelola Air Limbah, PD PAM, Perniagaan, dll., yang taat
unit .. unit pada tahun sebelumnya
e. Jumlah kegiatan yang taat
unit .. unit pada tahun sebelumnya
e. Pelaksanaan pembinaan dalam pengendalian pencemaran air:
No. Uraian Status
Pelaksanaan Keterangan
1. Daerah Saudara telah melaksanakan
Sudah/belum*)
2. Pembinaan kepada penanggungjawab usaha dan atau
-
22
kegiatan berdasarkan jenisnya
a. Kegiatan Industri unit kali b. Kegiatan Hotel unit kali
c. Kegiatan Rumah Sakit
unit kali
d. Kegiatan Pertanian unit kali e. Kegiatan
Peternakan unit kali
f. Kegiatan Perikanan unit kali
g. Kegiatan Domestik (kepada masyarakat)
unit kali
h. Kegiatan Usaha skala kecil
unit kali
3. Pembinaan tentang pengendalian pencemaran air kepada aparat pemerintah daerah
a. Seluruh jajaran muspida setempat (sampai lurah)
orang kali
..% dari seluruh muspida
b. Staf Pemko (dinas-dinas sector)
orang kali
..% dari seluruh staf sector
c. Staf Instansi LH orang kali
..% dari seluruh staf Instansi LH
d. Staf Instansi LH yang menangani pengendalian pencemaran air (PPA)
orang kali
..% dari seluruh staf yang menangani PPA
f. Penyampaian Laporan:
No. Uraian Status
Pelaksanaan Keterangan
1. Penyusunan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pengendalian Pencemaran Air
Sudah/Belum*)
2. Frekuensi Penyusunan Laporan
Setiap triwulan/smester/ tahunan
3. Penyampaian Laporan
a. Bupati/Walikota Ya/tidak*) b. Gubernur Ya/tidak*)
c. Menteri Ya/tidak*)
-
23
B. Ketersediaan Air Bersih:
1. Ketersediaan Air Bersih: a. Jumlah Kebutuhan Air Bersih:
No. Tahun Jumlah Rumah
Tangga (KK)
Jumlah Kebutuhan Air Bersih
(liter atau m3)
1. 2007
2. 2008 3. 2009
b. Jenis sumber pemenuhan kebutuhan (pasokan) air bersih
berdasarkan volume:
No Tahun
Total Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih
Pemenuhan kebutuhan air bersih selain per jenis sumber
(liter atau m3) PD
PAM Sumur Sunga
i . .
1. 2008
2. 2009
3. 2010
c. Jenis sumber pemenuhan kebutuhan (pasokan) air bersih berdasarkan jumlah rumah tangga (KK):
No. Tahun
Total Rumah Tangga
(KK)
Jumlah KK yang
tersambung dengan PD
PAM (KK)
Jumlah KK yang mendapat air bersih selain dari PD
PAM (KK)
Sumur Sungai . . .
1. 2008 2. 2009
3. 2010
d. Kualitas Air PD PAM
No. Tahun
Jumlah kali pemantauan (frekuensi x jumlah titik
yang dipantau)
Pemenuhan Baku Mutu dalam Lampiran III
KeMENKES No. 907/MENKES/SK/VII/2002
1. 2008
2. 2009 3. 2010
-
24
e. Kualitas Air Sumur:
No. Tahun
Jumlah kali pemantauan setiap tahun (frekuensi x jumlah titik
yang dipantau)
Pemenuhan Baku Mutu dalam Lampiran III KeMENKES No. 907/MENKES/SK/VII/2002
1. 2008 2. 2009
3. 2010
f. Kualitas Air Sungai (untuk sungai yang digunakan sebagai air baku air minum):
No Tahun
Jumlah kali pemantauan setiap tahun (frekuensi x jumlah titik yang
dipantau)
Pemenuhan Baku Mutu dalam Lampiran III
KeMENKES No. 907/MENKES/SK/VII/2002
1. 2008 2. 2009
3. 2010
C. Pemantauan kualitas air:
1. Sumber air permukaan yang dipantau:
No. Uraian Status
Pelaksanaan Frekuensi (kali/thn)
1. Pelaksanaan pemantauan kualitas air permukaan
Sudah/belum
2. Pemantauan kualitas air sungai a. Sungai di
wilayah Kab/Kota
sungai
b. Sungai lintas Kab/Kota
sungai
c. Sungai lintas Provinsi
sungai
3. Pemantauan kualitas air pada sumber air permukaan selain sungai
a. Sumber Air Permukaan selain sungai di wilayah Kab/Kota
.badan air selain sungai
b. Sumber Air Permukaan
.badan air selain sungai
-
25
selain sungai lintas Kab/Kota
c. Sumber Air Permukaan selain sungai lintas Provinsi
....badan air selain sungai
2. Pemenuhan Baku Mutu Air dari sumber air permukaan yang
dipantau:
No. Uraian Sumber Air
Permukaan
Jumlah Pemantauan (Frekuensi x Titik
Pantau)
Jumlah Data Pemantauan
yang memenuhi BM Air untuk
Kelas II 1.
2. 3.
4. dst.
D. Ketersediaan Sarana Pengelolaan Air Limbah:
a. Pengelolaan Air Limbah oleh Usaha dan atau Kegiatan (point sources) non skala menengah ke atas: a. Jumlah usaha dan atau kegiatan yang menghasilkan air limbah
(baik air limbah proses maupun air limbah domestiknya):
No Tahu
n
Jumlah dan Jenis Usaha dan atau Kegiatan (unit)
Industri Hotel Rumah Makan
Rumah Sakit
Lain-lain
1. 2008
2. 2009 3. 2010
b. Jumlah usaha dan atau kegiatan yang mempunyai sarana pengelolaan air limbah:
No Tahu
n
Jumlah dan Jenis Usaha dan atau Kegiatan
Industri Hotel Rumah Makan
Rumah Sakit
Lain lain
unit
kap.*)
unit
kap.*)
unit
kap.*)
unit
kap.*)
unit
kap.*)
1. 2008
2. 2009 3. 2010
-
26
2. Jumlah usaha dan atau kegiatan yang melakukan pembuangan air
limbah domestik ke pusat pengelolaan air limbah domestik:
No. Tahun
Jenis sarana pengelolaan Air Limbah Domestik
PD PAL (unit)
IPAL Komunal selain PD PAL
(unit)
Lain-lain (unit)
1. 2008
2. 2009 3. 2010
3. Kualitas Air Limbah yang dibuang oleh setiap unit usaha dan atau
kegiatan:
No Nama
Perusahaan
Badan Air
Penerima
Kualitas Air Limbah Domestik
Parameter
(sesuai BMAL)
Nilai Standar
d (BMAL) (mg/l)
Hasil Pemantauan (mg/l)
2008
2009
2010
1. PT. pH
BOD
TSS Minyak Lemak
.
2. PT pH BOD
TSS Minyak Lemak
..
3. PT . pH BOD
TSS Minyak Lemak
.
4. .
-
27
E. Pengelolaan Air Limbah Kegiatan Usaha Skala Kecil (USK): 1. Jumlah usaha dan atau kegiatan skala kecil yang menghasilkan air
limbah (baik air limbah proses maupun air limbah domestiknya):
No. Tahun
Jumlah dan Jenis Usaha dan atau Kegiatan (unit)
Pembuat Tahu/Te
mpe
Bengkel..
..... ....... Lain-lain
1. 2008 2. 2009
3. 2010
2. Jumlah usaha dan atau kegiatan skala kecil yang mempunyai sarana pengelolaan air limbah sendiri maupun terpusat:
No Tahun
Jumlah dan Jenis Usaha dan atau Kegiatan
........ ............ .............
. .............
.. .........
Unit
kap.*)
unit
kap.*)
unit
kap.*)
unit
kap.*)
unit kap.*)
1. 2008
2. 2009 3. 2010
3. Jumlah sarana pengelolaan air limbah untuk skala kecil yang
terpusat:
No. Tahun Jumlah dan Jenis Usaha dan atau Kegiatan
Unit Kapasitas
(M3) air limbah Unit skala kecil yang
dapat dilayani
1. 2008
2. 2009 3. 2010
-
28
4. Kualitas Air Limbah yang dibuang oleh setiap pusat pengolahan air limbah usaha skala kecil:
No
Sentra Pengelola
an Air Limbah
Domestik
Badan Air Penerima
Kualitas Air Limba Domestik
Parameter
Nilai Standa
rd (mg/l)
Hasil Pemantauan (mg/l)
2007 2008
2009
1. PD PAL pH
BOD TSS
Minyak Lemak
2. IPAL Komunal
pH BOD
TSS Minyak Lemak
3. Lain-lain pH
BOD TSS
Minyak Lemak
F. Pengelolaan Air Limbah Domestik Penduduk
1. Jumlah timbulan air limbah domestik:
No. Tahun
Jumlah Rumah Tangga
(KK)
Estimasi Total Air Limbah Domestik Dihasilkan
1. 2008 2. 2009
3. 2010
2. Ketersediaan pusat pengelolaan air limbah domestik:
No Tahun
Jenis sarana pengelolaan Air Limbah Domestik
PD PAL IPAL Komunal (selain PD PAL)
Lain-lain
Unit
Kapasitas
(liter atau m3)
Unit
Kapasitas
(liter atau m3)
Unit Kapasitas (liter atau
m3)
1. 2008 2. 2009
3. 2010
-
29
3. Jumlah rumah tangga yang tersambung pusat pengelolaan air limbah domestik:
No. Tahun
Jumlah Rumah Tangga tersambung (KK)
PD PAL IPAL Komunal
(selain PD PAL)
Lain-lain
1. 2008 2. 2009
3. 2010
4. Jumlah rumah tangga yang tidak tersambung dengan pusat pengelolaan air limbah domestik dan jenis pengelolaan air limbah domestiknya:
No Tahun
Jumlah Rumah
Tangga Tidak Tersambung
Jenis Pembuangan Air Limbah Domestik
Septic-tank (KK)
Sungai (KK)
Lain-lain (KK)
1. 2008
2. 2009 3. 2010
5. Kualitas air limbah yang dihasilkan dari pusat pengelolaan air
limbah domestik:
No Nama
Perusahaan
Badan Air
Penerima
Kualitas Air Limba Domestik
Parameter
Nilai Standar
d (mg/l)
Hasil Pemantauan
(mg/l)
2008 2009
2010
1. PD PAL .
pH 6-9 BOD 100
TSS 100 Minyak Lemak
10
2. IPAL Komunal Selain PD
PAL
.
pH 6-9
BOD 100
TSS 100 Minyak Lemak
10
3. (sarana selain PDPAL/ IPAL Komunal)
..
pH 6-9
BOD 100 TSS 100
Minyak Lemak
10
-
30
G. Identifikasi keterkaitan antara ketersediaan air bersih dan water borne-diseases:
No. Tahun Jenis Penyakit Jumlah Pasien
1. 2008 a. ..... b. .....
c. ..... 2. 2009 a. .....
b. ..... c. .....
3. 2010 a. .... b. ....
c. .....
H. Dukungan SDM, Sarana dan Fasilitas dalam pelaksanaan
pengendalian pencemaran air: 1. Ketersediaan SDM dalam pelaksanaan Pengendalian Pencemaran :
No. Uraian Jumlah
2008 2009 2010 a. Jumlah seluruh staf instansi
lingkungan hidup
b. Jumlah staf yang bertugas yang bertugas pengendalian pencemaran air
c. Jumlah PPLHD yang bertugas menangani pengendalian pencemaran air
2. Ketersediaan Laboratorium terakreditasi yang mendukung
pelaksanaan pengendalian pencemaran air :
No. Uraian Jumlah
2008 2009 2010 a. Jumlah Laboratorium yang
tersedia
b. Jumlah Laboratorium yang terakreditasi untuk parameter-parameter terkait dengan pengendalian pencemaran air
c. Jumlah Laboratorium rujukan terakreditasi untuk parameter-parameter terkait dengan pengendalian pencemaran air
d. Jumlah Laboratorium rujukan tetapi belum terakreditasi untuk parameter-parameter terkait dengan pengendalian pencemaran air
-
31
I. Data/Informasi tambahan, kritik dan saran:
-
32
TATA CARA PENGISIAN BUKU III PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
A. PELAKSANAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
Angka 1 Pada kolom status untuk yang bertanda *) berarti pengisian dapat dilakukan dengan mencoret salah satu yang tidak sesuai. Kolom keterangan dapat diisi dengan uraian tambahan informasi atau alasan atas jawaban pada kolom status. Pernyataan ini dilengkapi dengan salinan dokumen kebijakan/program/kegiatan Pengendalian Pencemaran Air di daerah masing-masing.
Angka 2
Kolom pelaksanaan cukup diisi dengan simbul (tanda) pada kolom sudah atau kolom belum tergantung status pelaksanaan kegiatan tersebut di daerah masing-masing. Kolom keterangan dapat diisi dengan uraian tambahan informasi atau alasan atas jawaban pada kolom pelaksanaan. Apabila kegiatan inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar sudah dilaksanakan di daerah masing-masing, maka jawaban tersebut harus dilengkapi dengan salinan dokumen hasil inventarisasi. Angka 3 Kolom pelaksanaan cukup diisi dengan simbol (tanda) pada kolom sudah atau kolom belum tergantung status pelaksanaan kegiatan tersebut di daerah masing-masing. Kolom keterangan dapat diisi dengan uraian (informasi) tambahan atau alasan atas jawaban pada kolom pelaksanaan serta menyebutkan sumber air permukaan yang sudah ditetapkan nilai DTBP-nya. Apabila kegiatan pelaksanaan penetapan daya tamping beban pencemaran (DTBP) sumber pencemar air sudah dilaksanakan di daerah masing-masing. maka jawaban tersebut harus dilengkapi dengan salinan dokumen hasil perhitungan daya tamping beban pencemaran ai (DTBP) untuk masing-masing sumber air permukaan yang sudah ditetapkan DTBP-nya . Angka 4 Pada kolom status pelaksanaan untuk yang bertanda *) cukup dengan mencoret salah satu jawaban yang tidak bersesuaian dengan status pelaksanaan di daerah masing-masing. Untuk pertanyaan terkait dengan jumlah permohonan izin yang diterima dan/atau telah diproses dan/atau ditetapkan, maka kolom status dapat diisi dengan jumlah permohonan izin pembuangan air limbah dan/atau pemanfaatan air limbah pada tanah yang diterima dan/atau telah diproses dan/atau ditetapkan di daerah masing-masing. Kolom keterangan dapat diisi dengan penjelasan dan/atau alasan atas pernyataan dalam kolom status. Jawaban dilengkapi dengan salinan dokumen pendukung yang terkait.
-
33
Angka 5 Pada kolom status pelaksanaan untuk yang bertanda *) cukup dengan mencoret salah satu jawaban yang tidak bersesuaian dengan status pelaksanaan di daerah masing-masing. Untuk pertanyaan terkait dengan jumlah sumber institusi (point source) yang diawasi, maka kolom status diisi dengan jumlah sumber institusi yang telah diawasi pada tahun tahun 2008, 2009, 2010 secara berurutan. Kolom status untuk jumlah sumber institusi yang taat, dapat diisi dengan status jumlah sumber institusi yang taat terhadap pengendalian pencenaran air utamanya dan pengelolaan lingkungan pada umumnya. Kolom keterangan pada status pelaksanaan pengawasan pada sumber institusi (point source) diisi dengan persentase jumlah sumber institusi yang diawasi dan dibandingkan dengan seluruh sumber institusi yang ada di daerah masing-masing. Kolom keterangan pada status penaatan diisi dengan perbandingan jumlah sumber institusi yang taat pada tahun sebelumnya. Jawaban ini dilengkapi dengan salinan laporan hasil pengawasan. Angka 6 Pada kolom status pelaksanaan untuk yang bertanda *) cukup dengan mencoret salah satu jawaban yang tidak bersesuaian dengan status pelaksanaan pembinaan di daerah masing-masing. Untuk kolom status pelaksanaan pembinaan kepada penanggungjawab usaha dan atau kegiatan diisi dengan jumlah penanggungjawab masing-masing jenis usaha dan/atau kegiatan yang dibina pada tahun 2010, sedangkan kolom keterangan diisi dengan frekuensi pembinaan untuk masing-masing penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan pada tahun 2010. Untuk status pembinaan pada aparat pemerintah, kolom status pelaksanaan diisi dengan jumlah aparat yang dibina pada tahun 2010 dan frekuensi pembinaan pada tahun yang sama. Sedangkan kolom keterangan diisi dengan persentase antara jumlah aparat yang sudah mendapat pembinaan dan jumlah seluruh aparat yang ada di daerah masing-masing. Pernyataan atau jawaban masing-masing dilengkapi dengan salinan dokumen laporan pembinaan, daftar hadir pembinaan dan photo-photo pelaksanaan pembinaan. Angka 7 Kolom status pelaksanaan penyampaian laporan diisi dengan mencoret jawaban yang tidak sesuai. Kolom keterangan diisi dengan informasi tambahan, uraian penjelasan, dan/atau alasan dari jawaban yang diberikan pada kolom status pelaksanaan dan disesuaikan dengan kondisi daerah setempat. Jawaban dilengkapi dengan salinan bukti penyampaian laporan kepada pihak yang bersangkutan.
B. Ketersediaan Air Bersih: Angka 1 huruf a
Data yang disampaikan di dalam matrik tersebut dilengkapi dengan salinan dokumen pendukung.
Angka 1 huruf b
-
34
Kolom total pemenuhan air bersih diisi dengan total jumlah KK yang dapat dipenuhi tingkat kebutuhan air bersihnya dikalikan dengan kebutuhan air bersih setiap KK. Sedangkan kolom pemenuhan dari PDAM diisi dengan jumlah kebutuhan air bersih yang dapat dipenuhi dengan layanan air bersih dari instansi tersebut, kolom pemenuhan dari sumur dapat diisi dengan jumlah KK yang mendapat supply air bersih-nya dari sumur dikalikann dengan rata-rata kebutuhan air bersih setiap KK. Kolom pemenuhan dari sungai dapat diisi dengan jumlah KK yang mendapat supply air bersih-nya dari sungai dilakan dengan rata-rata kebutuhan air bersih setiap KK, kolom pemenuhan bertanda titik-titik () diisi dengan sumber lain dan jumlah pemenuhan kebutuhan air sumur. (catatan: untuk sumber selain PD PAM dapat dilakukan perhitungan estimasi kebutuhan per KK). Data dilengkapi dengan dokumen pendukung atas jawaban tersebut, seperti salinan laporan pasokan air bersih bagi penduduk di daerah setempat atau laporan sejenis lainnya..
Angka 1 huruf c
Kolom total pemenuhan air bersih diisi dengan total jumlah KK yang dapat dipenuhi tingkat kebutuhan air bersihnya. Sedangkan kolom pemenuhan dari PDAM diisi dengan jumlah KK yang dapat dilayani oleh instansi tersebut. Kolom pemenuhan dari sumur dapat diisi dengan jumlah KK yang mendapat supply air bersih-nya dari sumur. Kolom pemenuhan dari sungai dapat diisi dengan jumlah KK yang mendapat supply air bersih-nya dari sungai, kolom pemenuhan bertanda titik-titik () diisi dengan sumber lain dan jumlah KK yang mendatapkan air bersih dari sumber yang disebutkan. Data dilengkapi dengan dokumen pendukung atas jawaban tersebut seperti laporan pasokan air bersih bagi penduduk di daerah setempat atau laporan sejenis lainnya.
Angka 1 huruf d
Data ini diperlukan untuk mengidentifikasi sejauhmana tingkat pemenuhan kebutuhan air masyarakat dapat disediakan atau dilayani oleh PD PAM dengan kualitas yang memadai. Kolom jumlah kali pemantauan diisi dengan perkalian frekuensi pemantauan dalam satu tahun dan jumlah titik pantau kualitas air PD PAM sebelum didistribusikan kepada masyarakat. Frekuensi pemantauan dihitung dari jumlah kali pemantauan dalam setahun, misalkan pemantauan dilaksanakan setiap bulan sekali maka berarti frekuensi pemantauan adalah 12, sedang bila frekuensi pemantauan dilaksanakan tiga bulan sekali dalam setahun jumlah nilai frekuensi pemantauan menjadi 4 (empat) kali. Bila dilakukan pemantauan kualitas air setiap bulan sekali pada satu titik outlet pendistribusian kepada penduduk maka nilai dalam kolom jumlah kali pemantauan menjadi 12 x 1 = 12. Kolom pemenuhan baku mutu diisi dengan jumlah keseleuruhan parameter yang dipantau setiap kali pemantauan dan jumlah parameter yang dipenuhi dengan mengacu pada Baku Mutu dalam Lampiran III KepMENKES No. 907/MENKES/SK/VII/2002
-
35
Angka 1 huruf e
Data ini diperlukan untuk mengidentifikasi sejauhmana tingkat pemenuhan kebutuhan air masyarakat dapat dipenuhi dari air sumur dengan kualitas yang memadai. Kolom jumlah kali pemantauan diisi dengan perkalian frekuensi pemantauan dalam satu tahun dan jumlah titik pantau kualitas air sumur yang digunakan masyarakat. Frekuensi pemantauan dihitung dari jumlah kali pemantauan dalam setahun, misalkan pemantauan dilaksanakan setiap bulan sekali maka berarti frekuensi pemantauan adalah 12, sedang bila frekuensi pemantauan dilaksanakan tiga bulan sekali dalam setahun jumlah nilai frekuensi pemantauan menjadi 4 (empat) kali, jika dilakukan hanya satu kali setahun maka pemantauan menjadi 1 (satu) kali. Kolom pemenuhan baku mutu diisi dengan jumlah keseleuruhan parameter yang dipantau setiap kali pemantauan dan jumlah parameter yang dipenuhi dengan mengacu pada Baku Mutu dalam Lampiran III KepMENKES No. 907/MENKES/SK/VII/2002.
Angka 1 huruf f
Data ini diperlukan untuk mengidentifikasi sejauhmana tingkat pemenuhan kebutuhan air masyarakat dapat dipenuhi dari air sungai atau sumber air peemukaan lainnya dengan kualitas yang memadai. Kolom jumlah kali pemantauan diisi dengan perkalian frekuensi pemantauan dalam satu tahun dan jumlah titik pantau kualitas air PD PAM sebelum didistribusikan kepada masyarakat. Frekuensi pemantauan dihitung dari jumlah kali pemantauan dalam setahun, misalkan pemantauan dilaksanakan setiap bulan sekali maka berarti frekuensi pemantauan adalah 12, sedang bila frekuensi pemantauan dilaksanakan tiga bulan sekali dalam setahun jumlah nilai frekuensi pemantauan menjadi 4 (empat) kali. Bila dilakukan pemantauan kualitas air setiap bulan sekali pada satu titik outlet pendistribusian kepada penduduk maka nilai dalam kolom jumlah kali pemantauan menjadi 12 x 1 = 12. Kolom pemenuhan baku mutu diisi dengan jumlah keseleuruhan parameter yang dipantau setiap kali pemantauan dan jumlah parameter yang dipenuhi dengan mengacu pada Baku Mutu dalam Lampiran III KepMENKES No. 907/MENKES/SK/VII/2002.
C. Pemantauan kualitas air:
Angka 1 Data ini digunakan untuk mengidentifikasi pelaksanaan pemantuan kualitas sumber air permukaan dan kualitas sesuai dengan peruntukannya serta frekuensi pemantauannya. Data dilengkapi dengan salinan laporan pemantauan kualitas yang dilengkapi dengn titik koordinat pengambilan sampel dan sketsa posisi titik sampling di bandan air. Data ini dilengkapi dengan salinan laporan kegiatan pemantauan yan telah dilakukan.
-
36
Angka 2 Data ini diperlukan untuk mengidentifikasi sejauhmana tingkat pemenuhan kebutuhan air masyarakat dapat dipenuhi dari air sungai atau sumber air peemukaan lainnya dengan kualitas yang memadai bila dibandingkan dengan nilai-nilai dalam Kelas Air dalam Baku Mutu Air limbah. Kolom sumber air permukaan diisi dengan nama sumber air permukaan yang dipantau, kolom jumlah kali pemantauan diisi dengan perkalian frekuensi pemantauan dalam satu tahun dan jumlah titik pantau kualitas air sumber air permukaan tersebut dan peruntukannya. Frekuensi pemantauan dihitung dari jumlah kali pemantauan dalam setahun, misalkan pemantauan dilaksanakan setiap bulan sekali maka berarti frekuensi pemantauan adalah 12, sedang bila frekuensi pemantauan dilaksanakan tiga bulan sekali dalam setahun jumlah nilai frekuensi pemantauan menjadi 4 (empat) kali. Bila dilakukan pemantauan kualitas air setiap bulan sekali pada satu titik outlet pendistribusian kepada penduduk maka nilai dalam kolom jumlah kali pemantauan menjadi 12 x 1 = 12. Kolom pemenuhan baku mutu diisi dengan jumlah keseluruhan parameter yang dipantau setiap kali pemantauan dan jumlah parameter yang dipenuhi dengan mengacu pada Kelas Air dalam Lampiran Peraturan Pemerintah Nomo2 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air. Data ini dilengkapi dengan salinan laporan kegiatan pemantauan yan telah dilakukan.
D. Ketersediaan Sarana Pengelolaan Air Limbah
Angka 1 huruf a Data ini digunakan untuk mengidentifikasi banyaknya sumber institusi di daerah masing-masing. Untuk itu, kolom jumlah dan jenis usaha dan/atau kegiatan diisi dengan jumlah masing-masing jenis sumber institusi tersebut (industri, hotel, Rumah Makan, dll) yang menghasilkan air limbah dan melakukan pembuangan air limbah di sumber air permukaan. Pernyataan atau data dilengkapi dengan salinan dokumen hasil inventarisasi sumber pencemar institusi di daerah masing-masing.
Angka 1 huruf b Pernyataan ini digunakan untuk mengidentifikasi jumlah sumber institusi (industri, hotel, rumah sakit, rumah makan, rumah bersalin, pusat perniagaan (mall), dll) yang mempunyai sarana pengelolaan air limbah (IPAL). Dengan data tersebut dapat diketahui pula berapa jumlah sumber institusi yang tidak mempunyai sarana pengelolaan air limbah. Kolom jumlah dan jenis usaha dan/atau kegiaatan diisi dengan jumlah unit industri dan kapasitas masing-masing sarana pengelolaan air limbah, jumlah unit hotel dan kapasitas masing-masing sarana pengelolaan air limbah, dll, pada setiap tahun yang dimaksud. Data dilengkapi dengan salinan laporan hasil identifikasi status pengelolaan lingkungan sumber institusi yang bersangkutan.
-
37
Angka 1 huruf c Pernyataan ini digunakan untuk melakukan identifikasi jumlah usaha dan/atau kegiatan (perusahaan sebagai sumber pencemar institusi) yang menggunakan sarana pengelolaan air limbah domestik terpusat untuk mengelola air limbah domestiknya. Kolom jenis sarana pengelolaan air limbah domestik diisi dengan jumlah perusahaan (sumber instititusi) penghasil air limbah domestik mengalirkan air limbahnya ke PDPAL, IPAL Komunal atau pusat sarana pengelolaan air limbah domestik lainnya. Sebagai contoh: PD PAL menerima air limbah domestik dari 3 hotel berbintang 3 1, 2 industri rumah makan, dan 1 kegiatan perniagaan (mall). Data dilengkapi salinan rekapitulasi pelanggan masing-masing pusat pengelolaan air limbah domestik.
Angka 1 huruf d Kolom Nama Perusahaan diisi dengan nama perusahaan penghasil air limbah yang dibuang ke sumber air pemukaan. Kolom badan air penerima diisi dengan nama sumber air permukaan penerima outlet air limbah dan dilengkapi dengan informasi titik koordinat dari outlet buangan air limbah yang bersangkutan. Kolom nilai standar diisi dengan nilai Baku Mutu Air Limbah yang ditetapkan secara khusus di dalam izin pembuangan air limbah, baku mutu daerah provinsi, atau baku mutu nasional untuk sarana pengelolaan air limbah kegiatan yang bersangkutan. Kolom hasil pemantauan diisi dengan nilai konsentrasi hasil pemantauan untuk parameter-parameter terkait pada tahun yang dimaksud untuk outlet air limbah pada masing-masing perusahaan (sumber institusi) penghasil air limbah. Pernyataan ini dilengkapi dengan salinan hasil analisis sampelnya.
Angka 2 huruf a Kolom jumlah dan jenis usaha dan/atau kegiatan diisi dengan jumlah unit usaha skala kecil yang menghasilkan air limbah baik dari proses produksi dan limbah domestiknya berdasarkan kelompok jenis kegiatan seperti pembuatan tahu/tempe, bengkel, dll, sesuai dengan jenis usaha skala kecil yang ada di daerah masing-masing. Pernyataan dilengkapi dengan dokumen pendukung berupa rekap atau laporan identifikasi usaha skala kecil.
Angka 2 huruf b Data ini digunakan untuk mengidentifikasi jika ada usaha skala kecil yang secara bersama-sama atau sendiri-sendiri (individual) berswadaya menyediakan sarana pengelolaan air limbah untuk usaha skala kecil-nya. Kolom jumlah dan jenis usaha dan/atau kegiatan diisi dengan nama kegiatan usaha skala kecil yang mempunyai sarana pengelolaan air limbah (diisi pada kolom/baris yang diberi tanda titik-titik atau ............... . ). Sedangkan unit dan kapasitas diisi dengan jumlah unit dan kapasitas (m3/hari) dari masing-masing sarana pengelolaan air limbah. Sebagai contoh: jika di daerah Saudara terdapat usaha skala kecil pembuatan tahu dan electroplating masing-masing mempunyai 1 (satu) unit IPAL terpusat dengan
-
38
kapasitas masing-masing 30m3 per hari, maka pada ............ pertama diisi dengan electroplating dan kolom unit dan kapasitas di bawahnya diisi dengan 1 (satu) da