INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
BUPATI KULON PROGO
TAHUN ANGGARAN 2010
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segenap komponen masyarakat Kulon Progo yang kami banggakan.
Mengawali laporan ini marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat, hidayah dan karunia-Nya,
sehingga Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (ILPPD)
Tahun Anggaran 2010 dapat terlaksana. Laporan ini merupakan upaya
pemenuhan kewajiban konstitusional Kepala Daerah sesuai Undang-undang 32
Tahun 2004 yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun
2007 dan Permendagri Nomor 7A Tahun 2007 tentang Tatacara Penyampaian
Informasi dan Tanggapan atau Saran dari Masyarakat atas Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Selain itu, konsekuensi dari Pemilihan
Kepala Daerah secara langsung, sebagai perwujudan transparansi dan
akuntabilitas publik kinerja kepada masyarakat.
Secara ringkas kami sampaikan ILPPD Bupati Kulon Progo Tahun
Anggaran 2010 yang mencakup : pendahuluan, penyelenggaraan urusan
desentralisasi, dan penutup.
Gambaran umum demografis, jumlah penduduk Kabupaten Kulon Progo
pada tahun 2010 sebanyak 470.520 orang, dengan pertambahan penduduk
dibanding tahun 2009 turun sebesar 3,59 %, terdiri dari laki-laki sebanyak
231.672 orang dan perempuan sebanyak 238.848 orang.
Berdasar struktur usia penduduk didominasi kelompok usia produktif
dengan usai 20 s/d 59 tahun sebesar 250.317 orang atau 53,20 %, sedangkan
usia muda umur 0 s/d 19 tahun sebanyak 127.843 orang (27,17 %), dan
kelompok usia tua 60 tahun keatas sebanyak 92.360 orang (19.63%).
Berdasarkan jenis pekerjaan, didominasi oleh lima jenis pekerjaan yaitu
Petani/pekebun sebesar 125.261 orang (26,62%), belum/tidak bekerja sebesar
99.996 orang 21,25%, Pelajar/mahasiswa sebesar 64.468 (13,70%),
Wiraswasta sebesar 52.908 (11,24%), karyawan swasta sebesar 41.176
(8,75%). Menurut pendidikan, penduduk berpendidikan dasar (SD dan
SLTP/Sederajat) 191.436 orang (40,69%) dan menengah 124.902 orang
(26,55%), berpendidikan tinggi (Diploma/Strata I/Pasca Sarjana) sebesar
26.573 orang (5,65%). Untuk perkembangan pembangunan kesejahteraan
keluarga, pada tahun 2009 kelompok keluarga prasejahtera mengalami
penurunan dari 35,94% menjadi 34,98 % pada tahun 2010. Keluarga Sejahtera
I mengalami penurunan dari 22,90 % menjadi 20,22%. KS II mengalami
kenaikan dari 10,80 % menjadi 12,68 %. KS III mengalami kenaikan dari
27,63% menjadi 27,79 %. dan KS III plus naik dari 3,72% menjadi 4,33 %.
Sementara itu pertumbuhan kelompok keluarga miskin (keluarga prasejahtera
dan KS I) mengalami penurunan dari 58,84% pada tahun 2009 menjadi 55,20%
pada tahun 2010. Keluarga sejahtera (KS II, KS III dan KS III+) meningkat dari
41,16% menjadi 44,80%.
Sumber data: Badan PMPDPKB, 2010
Dalam hal ketenagakerjaan, penduduk usia kerja/tenaga kerja sebanyak
377.398 orang, angkatan kerja (AK) sebanyak 302.845 orang, bekerja: 291.959
orang dan tidak bekerja/penganggur sebanyak 10.886 orang. Untuk angkatan
kerja mengalami kenaikan sebanyak 1.864 orang.
20
30
40
50
60
70
2009 2010
Jum
lah K
K (
%)
Tahun
Grafik 1 Perkembangan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009-2010
Keluarga Miskin
Keluarga Sejahtera
Pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari nilai PDRB pada tahun 2008
pertumbuhannya sebesar 4,71% dan pada tahun 2009 naik 3,97%. Hal ini
menunjukkan terjadi perlambatan pertumbuhan yang terjadi pada sektor
pertanian terutama sub sektor tanaman bahan makanan dan perlambatan
pertumbuhan di sektor jasa terutama di jasa pemerintahan umum. Kedua sub
sektor ini punya kontribusi yang besar dalam perekonomian di Kabupaten Kulon
Progo sehingga akan berpengaruh pada perlambatan pertumbuhan di tahun
2009 secara umum. Perlambatan pertumbuhan diartikan sebagai perekonomian
Kulon Progo tahun 2009 tetap meningkat (pertumbuhan positif) tetapi besaran
pertumbuhannya tidak sebesar (lebih kecil) dibanding besaran pertumbuhan di
tahun 2008. Peranan kelompok sektor terhadap pembentukan PDRB
Kabupaten Kulon Progo selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun.
Selama periode tahun 2008-2009, pada tahun 2008 peran sektor primer
menjadi 25,01%, sektor sekunder sebesar 21,63%, dan sektor tersier sebesar
53,36%. Pada tahun 2009 peran sektor primer sebesar 25,16%, sektor
sekunder sebesar 21,73%, dan sektor tersier sebesar 53,11%. Hal ini
menunjukkan pada tahun 2009 kontribusi sektor primer dan sekunder sedikit
naik sedangkan sektor tersier mengalami penurunan dibanding tahun 2008.
Selain itu tidak terjadi pergeseran peran sektoral dalam menyumbang PDRB
secara signifikan.
Kondisi makro ekonomi di Kabupaten Kulon Progo menunjukkan adanya
peningkatan yang menggembirakan. Hal ini tercermin pada Nilai PDRB pada
tahun 2008 - 2009 meningkat. PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) pada
tahun 2008 sebesar Rp. 1.662.370.000.000,- naik pada tahun 2009 menjadi
sebesar Rp. 1.728.304.000.000,- atau pertumbuhan ekonomi meningkat 3,97 %
per tahun.
Sedangkan atas dasar harga berlaku Nilai PDRB pada tahun 2008
sebesar Rp. 3.038.165.000.000,- meningkat pada tahun 2009 menjadi sebesar
Rp. 3.286.278.000.000,-.
Seiring dengan akselerasi pembangunan di Kabupaten Kulon Progo,
maka kondisi kesejahteraan masyarakat juga mengalami peningkatan. Salah
satu indikatornya adalah pencapaian PDRB/kapita/tahun atas dasar harga
berlaku pada tahun 2008 sebesar Rp. 8.106.465,- menjadi Rp. 8.765.255,-
pada tahun 2009 atau meningkat rata-rata 8,13 % per tahun.
Sumber data : BPS Kabupaten Kulon Progo, 2010
Gambaran lebih lanjut hasil pembangunan dapat dilihat dengan
terjadinya kecenderungan penurunan jumlah penduduk miskin. Berdasarkan
data BPS penduduk miskin tahun 2008 menjadi 97.920 jiwa menjadi 89.910
jiwa pada tahun 2009 atau jumlah penduduk miskin mengalami penurunan 8,18
% per tahun.
Sumber data : BPS Kabupaten Kulon Progo, 2010
Usia Harapan Hidup Kabupaten Kulon Progo untuk tahun 2008 sebesar
73,79 tahun naik menjadi 74,09 tahun pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan
peningkatan derajat kesehatan pada khususnya dan kesejahteraan penduduk
pada umumnya. Indeks Pembangunan Manusia pada tahun 2008 sebesar
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500N
ilai (d
ala
m m
ilyar
Rp.)
Tahun
Grafik 2 Nilai PDRB Kabupaten Kulon Progo Tahun 2008-2009
ADHK 2008
ADHK 2009
ADHB 2008
ADHB 2009
80.000
85.000
90.000
95.000
100.000
Jum
lah J
iwa (
ora
ng))
Tahun
Grafik 3 Perkembangan Penduduk MiskinKabupaten Kulon Progo Tahun 2008-2009
2008
2009
73,26 meningkat menjadi 73,77 pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan
keberhasilan capaian pembangunan manusia bidang kesehatan, pendidikan
dan ekonomi di Kabupaten Kulon Progo.
Sumber data : BPS Kabupaten Kulon Progo, 2010
Berdasar data statistik, gini ratio selama dua tahun terakhir menunjukkan
angka dibawah 0,3 yang berarti distribusi pendapatan penduduk di Kabupaten
Kulon Progo dengan ketimpangan rendah. Untuk tahun 2009 gini ratio
Kabupaten Kulon Progo sebesar 0,2504, lebih merata distribusi pendapatan
penduduknya dibanding rata-rata Provinsi DIY dengan nilai sebesar 0,3112 dan
Nasional sebesar 0,36.
Mendasarkan pada gambaran umum tersebut, dan dengan
memperhatikan kondisi masyarakat Kabupaten Kulon Progo, permasalahan
dan tantangan yang dihadapi, serta dengan memperhitungkan faktor strategis
dan potensi yang dimiliki, maka Visi Kabupaten Kulon Progo yang ditetapkan
dalam RPJP Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005-2025 adalah
Masyarakat Kabupaten Kulon Progo yang Maju, Mandiri, Sejahtera Lahir
dan Batin.
Visi pembangunan jangka panjang ini untuk mewujudkan keinginan dan
amanat masyarakat Kabupaten Kulon Progo, dengan tetap mengacu pada
pencapaian tujuan nasional. Untuk menuju tercapainya visi jangka panjang
tersebut, maka telah ditetapkan Visi untuk periode 5 tahun pembangunan tahap
72
73
74
75
Usia
Ha
rapan H
idup (
tahu
n)
Tahun
Grafik 4 Usia Harapan HidupKabupaten Kulon Progo
Tahun 2008-2009
2008
2009
72
73
74
Nila
i IP
MTahun
Grafik 5 Indeks Pembangunan ManusiaKabupaten Kulon Progo
Tahun 2008-2009
2008
2009
pertama, sebagaimana Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 17
tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah tahun
2006-2011 yaitu : Membangun Kulon Progo dalam kebersamaan menuju
penguatan ekonomi lokal berbasis ekonomi kerakyatan demi mewujudkan
masyarakat Kulon Progo yang mandiri, aman, sejahtera, dinamis
berlandaskan iman dan taqwa.
Guna optimalisasi potensi lokal daerah dengan dilandasi semangat etos
kerja “Membangun Desa Menumbuhkan Kota” dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, kami telah melakukan hal-hal strategis pada tahun
2010 antara lain:
Pertama, Untuk perkembangan pengolahan potensi pasir besi, pada 4
November 2008 Kontrak Karya ditandatangani di Jakarta oleh Menteri ESDM
atas nama Pemerintah RI, Presiden Komisaris dan Presiden Direktur PT Jogja
Magasa Iron. Kontrak Karya ini merupakan satu-satunya kontrak karya mineral
logam di Pulau Jawa dan dikatakan Kontrak Karya generasi ke VII+, karena
Dana Community Development dan Regional Development dicantumkan
secara riil prosentasi nilainya. Kami telah memfasilitasi implementasi tahapan
Kontrak Karya Rencana Penambangan dan Pemrosesan Pasir Besi di
Kabupaten Kulon Progo. Berbagai masukan masyarakat dalam menyikapi
kegiatan ini merupakan masukan yang berharga. Selanjutnya terhadap belum
adanya kesamaan persepsi dari sebagian elemen masyarakat, hal ini
merupakan dinamika demokratisasi lokal. Pemerintah Daerah tidak ingin
merugikan kepentingan masyarakat umum dan akan selalu mengedepankan
pendekatan secara persuasif.
Kedua, untuk pembangunan pelabuhan perikanan Tanjung Adikarto
direncanakan pada tahun 2011 sudah mulai bisa difungsikan. Untuk
mendukung beroperasinya pelabuhan perikanan dibutuhkan beberapa industri
pendukung lainnya. Tahun 2010 dan 2011 investor Korea dan Jepang berminat
dan tertarik untuk mengembangkan usaha yang bergerak di bidang peralatan
industri (alat berat) sebagai mitra untuk mendukung pengembangan pelabuhan,
bahkan telah ditandatangani Mo.U dengan Pemerintah Kota Gijang Gun Korea
Selatan dan Korean Surimi Busan.
Ketiga, Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk Industri
Maritim kawasan pantai yang didahului dengan pembangunan pelabuhan
Tanjung Adikarto. Saat ini masih dalam penilaian dari Dewan Nasional KEK,
sehingga harus terus dilakukan upaya demi keberhasilan ditetapkannya
Kabupaten Kulon Progo sebagai satu-satunya kabupaten di DIY yang diberi
otoritas untuk mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus. Sebagai upaya
untuk pengembangan industri maritim telah dilakukan MoU dengan beberapa
perusahaan di Korea antara lain industri perahu nelayan, pabrik tepung ikan
dan pengalengan ikan.
Keempat, Pengembangan Swadaya Masyarakat dengan berbagai kebijakan
ditempuh untuk pemenuhan infrastruktur di wilayah dan lingkungan masyarakat
dengan memberikan bantuan semen dan aspal. Adapun nilai swadaya
masyarakat tahun 2010 sebesar Rp. 36.116.628.970,- mengalami kenaikan
signifikan di banding tahun 2009 sebesar Rp. 29.992.852.450. Atas kebijakan
dan dukungan masyarakat tersebut, maka Bupati Kulon Progo menerima
penghargaan sebagai Penggerak Pembangunan Daerah pada tahun 2010 dari
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Kelima, Pengembangan Usaha Kecil Menengah, Pemerintah Daerah telah
membentuk Lembaga Keuangan Mikro di 87 desa dan 1 kelurahan guna
menyediakan modal usaha mikro kecil sebagai Badan Usaha Milik Desa. Selain
itu juga memberikan pembinaan manajemen usaha dan permodalan bagi
koperasi dan usaha kecil menengah. Atas kebijakan ini, pada Tahun 2010
Bupati Kulon Progo menerima Penghargaan Satya Lancana Pembangunan
bidang Koperasi dan UKM dari Presiden Republik Indonesia.
Keenam, Upaya mendorong investasi kami lakukan melalui kerjasama dengan
luar negeri. Untuk kerjasama dengan Czech Republic telah menghasilkan Pra
Studi Kelayakan Bandara Udara, yang diserahkan kepada Pemerintah
Kabupaten. Tindak lanjutnya, telah kami mohonkan kepada Pemerintah Pusat
melalui Kementerian terkait dan Komisi V DPR RI. Selanjutnya telah dilakukan
kerjasama penyusunan kajian perencanaan pembangunan bandara baru yang
telah ditandatangani antara Dirut PT Angkasa Pura I dengan Gubernur DIY.
Rencana pengembangan bandara di Kulon Progo sudah ada Investor JVK Ltd
dari India yang telah mendandatangani MoU dengan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono. Perencanaan dan ketegasan langkah yang dilakukan bahwa
selambat-lambatnya tahun 2015 Bandara Internasional terwujud dan
beroperasional di Kabupaten Kulon Progo.
Dalam hal pengelolaan pendapatan daerah telah mengalami
peningkatan, pada tahun 2009 sebesar Rp 584.794.481.037,10 menjadi Rp.
633.089.179.742,16 pada tahun 2010. Hal ini selaras dengan peningkatan
Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2009 sebesar Rp. 39.735.240.412,10
menjadi Rp. 48.190.801.571,16 pada tahun 2010 atau meningkat 21,27%.
Sumber : DPPKA Kabupaten Kulon Progo, 2010
Pada sisi belanja pada tahun anggaran 2010 menunjukkan adanya
sedikit peningkatan, dengan realisasi total belanja tahun 2009 sebesar Rp.
577.736.981.100 naik menjadi Rp. 612.902.631.166,54 pada tahun 2010.
Belanja langsung pada tahun anggaran 2009 sebesar 132.970.368.976,- naik
menjadi Rp. 138.942.748.540,- pada tahun anggaran 2010.
Optimalisasi peningkatan kinerja BUMD ditandai dengan telah
mendapatkan sertifikat ISO 9001-2000 oleh PD. BPR Bank Pasar Kulon Progo
dari UKAS (Lembaga Sertifikasi Internasional) dalam standar mutu pelayanan
pada awal tahun 2009. Selanjutnya berdasarkan penghargaan kepada BUMD
dan CEO Award 2010 yang diadakan Business Review, IDEKU Group dan
Badan Kerjasama BUMD Seluruh Indonesia, menempatkan PD BPR-Bank
Pasar Kulon Progo sebagai peringkat I BPR terbaik 2010 dan Peringkat I
Manajemen Sumber Daya Manusia Terbaik 2010. Keberhasilan pembinaan
38.000
40.000
42.000
44.000
46.000
48.000
Jum
lah P
AD
(M
ilyar
rupia
h)
Tahun
Grafik 6 Pendapatan Asli DaerahKabupaten Kulon Progo Tahun 2009-2010
2009
2010
kepada BUMD dibuktikan dengan Bupati Kulon Progo mendapat penghargaan
sebagai pembina BPR terbaik I Nasional yang diperoleh satu-satunya Bupati se
Indonesia. Selain itu juga mendapat penghargaan dan sebagai pembina BUMD
terbaik ke-4 se Indonesia.
Untuk tahun anggaran 2010 telah dilaksanakan 26 urusan wajib dan 8
urusan pilihan yang seluruhnya diarahkan untuk peningkatan penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pemberdayaan masyarakat serta
pelayanan umum. Adapun realisasi pelaksanaan urusan wajib sebagai berikut :
1. Urusan Pendidikan
Program PAUD dilaksanakan melalui PAUD Formal dan Non Formal.
Jumlah Lembaga PAUD Formal sebanyak 332 sekolah dengan jumlah siswa
sebanyak 8.313 yang ditampung dalam 422 ruang kelas. Jumlah tamatan
TK/RA sebanyak 4.645. Pada PAUD Non Formal terdapat 398 lembaga yang
terdiri dari 8 Tempat Penitipan Anak (TPA), 221 Kelompok Bermain (KB) dan
179 Satuan PAUD Sejenis (SPS). Jumlah peserta didik sebanyak 10.922.
Keseluruhan peserta didik tersebut dalam asuhan 1.378 tenaga pendidik.
Program Wajib Belajar Sembilan Tahun pada jenjang pendidikan
dasar SD dengan jumlah SD/MI sebanyak 376 sekolah, siswa seluruhnya
sebanyak 36.897 yang tertampung dalam 2.280 kelas. Berdasarkan data
pada tahun 2009/2010, jumlah SMP dan MTs sebanyak 80 sekolah, dengan
jumlah siswa sebanyak 19.424, tertampung dalam 657 kelas. Berdasarkan
data statistik, Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang SD pada tahun 2009
sebesar 87,52 % naik menjadi 89,36% pada tahun 2010.
Selain itu, untuk efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan
dalam rangka mendukung wajib belajar, mulai tahun 2010 dilakukan
perubahan pengalokasian pendanaan biaya pendidikan dasar dengan
berdasarkan pada jumlah siswa setiap sekolah, melalui Bantuan Biaya
Pendidikan Dasar dan Biaya Operasional Sekolah dari Propinsi.
Untuk Program Pendidikan Menengah pada jenjang SMA/MA, dan
SMK, berdasarkan data pada tahun 2009/2010, jumlah SMA, SMK dan MA
sebanyak 55 sekolah, dengan jumlah siswa sebanyak 16.514, tertampung
dalam 574 kelas. Pada tahun 2010 penamaan Penyediaan Bantuan
Operasional Manajemen Mutu (BOMM) diganti menjadi Fasilitasi Bantuan
Biaya Pendidikan Menengah.
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dapat
digambarkan antara lain dengan latar belakang pendidikan akademik guru.
Sampai dengan tahun 2010, guru berlatar belakang pendidikan S1, S2
(layak mengajar) sebanyak 4.413 guru (61,15%).
Program pendidikan non formal, berdasarkan data pada tahun
2009/2010, jumlah lembaga/kelompok belajar keaksaraan fungsional
sebanyak 177 dengan 4.080 peserta/warga belajar, jumlah lulusan sebanyak
4.180, tutor sebanyak 408 serta penyelenggara sebanyak 141 orang.
Program kursus meliputi Kelompok Belajar Usaha (KBU), Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM) dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Jumlah
PKBM sebanyak 72 lembaga dan TBM sebanyak 24 lembaga.
Prestasi yang membanggakan diperoleh dengan terpilihnya siswa dari
Kulon Progo menjadi Paskibraka Nasional pada Upacara HUT Proklamasi
Kemerdekaan RI di Istana Negara pada tahun 2010 yaitu Titis Wardiyani,
siswa SMKN 1 Pengasih. Selain itu dalam kejuaraan Olimpiade Matematika,
Prasetyo dari SMA N 2 Wates memperoleh juara I Tingkat Propinsi dan
Juara III Tingkat Nasional.
2. Urusan Kesehatan
Pembangunan bidang kesehatan dilaksanakan melalui pendekatan 5
strategi akselerasi, yakni :
a. Strategi akselerasi, untuk memenuhi ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas, diantaranya melalui:
Pembangunan Puskesmas, Poskesdes, pembangunan gedung dan unit
hemodialisa RSUD, serta penyediaan alat-alat kesehatan. Dari sisi
manajemen kesehatan telah dikembangkan manajemen mutu ISO 9001-
2008 pada 2 Puskesmas yakni Puskesmas Sentolo I dan Puskemas
Nanggulan. Pencapaian lainnya adalah pengembangan sistem informasi
kesehatan yang komprehensif, peningkatan kelas RSUD dari Rumah Sakit
kelas C menjadi Rumah Sakit kelas B dengan pengelolaan keuangan
PPK-BLUD. Pemenuhan kebutuhan obat untuk pelayanan kesehatan
dasar selama lima tahun terakhir, pada tahun 2010 sudah mendekati
rekomendasi Kementerian Kesehatan yaitu Rp. 5.000,- per kapita
pertahun yaitu sebesar Rp.4.957,-.
b. Strategi akselerasi sisi permintaan, untuk mendorong masyarakat dalam
pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan, dilaksanakan melalui
pemasaran sosial, menyediakan media komunikasi, informasi dan edukasi
untuk seluruh lapisan masyarakat dengan salah satu media interaktif
dengan masyarakat berupa website www.dinkes.kulonprogokab.go.id dan
www.rsud.kulonprogokab.go.id.
c. Strategi akselerasi sisi keuangan, untuk memenuhi ketersediaan
pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara
adil dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna.
Menyadari keterbatasan kemampuan APBD, maka dilakukan melalui
intervensi anggaran untuk kegiatan yang cost effective dalam rangka
mencapai Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta mendorong
terwujudnya pembiayaan kesehatan secara pra upaya melalui lahirnya
kelembagaan dan Perda Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Jamkesda.
d. Strategi akselerasi perubahan perilaku, untuk mendorong kemandirian
masyarakat, berperilaku hidup bersih dan sehat serta memiliki kesadaran
akan gizi. Kegiatan yang dilakukan dalam merubah perilaku masyarakat
melalui tercapainya Desa Siaga Aktif, Revitalisasi Posyandu, serta
meningkatkan PHBS diberbagai tatanan.
e. Strategi akselerasi Kemitraan ditujukan kepada lembaga-lembaga
pemberi jaminan pelayanan kesehatan, seperti PT. ASKES, PT.
Jamsostek, JAMKESMAS dan JAMKESSOS. Melalui kemitraan tersebut
cakupan masyarakat yang memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan
mencapai 57 %.
Melalui pendekatan 5 strategi akselerasi tersebut, pembangunan
kesehatan di Kabupaten Kulon Progo telah menunjukkan hasil yang
menggembirakan, hal ini bisa dilihat dari pencapaian beberapa indikator
derajat kesehatan masyarakat. Pada tahun 2010 Angka Kematian Ibu (AKI)
di Kabupaten Kulon Progo mengalami penurunan dibanding tahun 2009 dari
167,34 per 100.000 kelahiran hidup menurun menjadi 69,97 per 100.000
kelahiran hidup. Angka kematian Bayi (AKB) menurun dari 15,89 menjadi
9,78 per 1.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2010 dan Angka Kematian Balita
(AKABA) 13,9 per 1.000 Kelahiran Hidup (KH). Perkembangan masalah gizi
masyarakat, menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan status gizi
masyarakat ditandai dengan menurunnya prevalensi gizi buruk yaitu sebesar
0,96% pada tahun 2009 menurun menjadi 0,88% pada tahun 2010.
Prevalensi gizi kurang tahun 2009 sebesar 10,50% menurun menjadi 10,46%
ditahun 2010, gizi baik meningkat dari 87,47% menjadi 87,58 di tahun 2010.
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, 2010
Beberapa penyakit menular tertentu yang perlu menjadi perhatian
selama tahun 2010 adalah: Malaria, DBD dan HIV/AIDS. Penderita Malaria
yang ditemukan sebagian besar merupakan penderita luar wilayah, dari 93
kasus pada tahun 2009 bisa ditekan menjadi 32 kasus pada tahun 2010
(menurun 65,6%). Angka kesakitan Malaria kabupaten yang dinilai dengan
indikator Annual Parasit Insident (API) pencapaiannya jauh dibawah 1 per
mil. Tidak ditemukannya daerah dengan tingkat kejadian malaria tinggi (High
Case Incident) pada tahun 2009 bisa dipertahankan pada tahun 2010. Untuk
penyakit DBD perlu terus diwaspadai, yang mana pada tahun 2009
ditemukan 292 kasus dengan 1 kematian meningkat menjadi 466 kasus pada
tahun 2010 dengan 4 kematian. Sedangkan penyakit Cikungunya pada awal
tahun 2010 kejadian sempat meningkat mulai minggu keempat tahun 2010,
50
70
90
110
130
150
170
Rata
-rata
per
100.0
00
kela
hiran h
idup
Tahun
Grafik 7 Angka Kematian IbuKabupaten Kulon Progo
Tahun 2009-2010
2009
2010
5
10
15
20
Rata
-rata
per
1.0
00
kela
hiran h
idup
Tahun
Grafik 8 Angka Kematian BayiKabupaten Kulon Progo
Tahun 2009-2010
2009
2010
dengan total dalam satu tahun sebanyak 4.771 kasus tersebar di 34 desa
dan 9 kecamatan. Kasus HIV/AIDS menunjukkan peningkatan yang sangat
tajam, tahun 2008 ditemukan 8 kasus HIV/AIDS sedang tahun dan sampai
dengan tahun 2010 ditemukan 71 kasus, dengan 34 kasus HIV dan 37 kasus
AIDS.
Penyakit Leptospirosis, sampai dengan awal tahun 2011 banyak
berjangkit di masyarakat sehingga telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar
Biasa (KLB). Untuk mencegah meningkatnya kasus leptospirosis perlu
budaya pemakaian alat pelindung diri bagi para petani. Penyakit kecacingan,
pada tahun 2009 dari 212 sampel ditemukan positif 8 (3,77%), dan pada
tahun 2010 dari 252 sampel tidak ditemukan positif (0%). Cakupan imunisasi
berdasar desa yang mencapai Universal Child Immunization (UCI) terjadi
peningkatan dari 97,7% pada tahun 2009 menjadi 100% pada tahun 2010.
Prestasi di bidang kesehatan dilakukan Sistem manajemen mutu pada
Sentolo I telah berhasil meraih dan mempertahankan sertifikat ISO 9001-
2008. Keberhasilan pembangunan bidang kesehatan telah memperoleh
pengakuan pemerintah pusat dengan dianugerahkannya Manggala Karya
Bhakti Husada Aruntala kepada Pemerintah Kabupaten Kulon Progo.
3. Urusan Lingkungan Hidup
Untuk pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan dan
konservasi/perbaikan lingkungan (sumberdaya alam), dilakukan
pembangunan biodigester, pembangunan sumur-sumur resapan,
penanganan kasus lingkungan, pemantauan kualitas lingkungan dan
penanaman pohon di sekitar sumber mata air. Pada tahun 2010 telah
dibentuk Komisi AMDAL Kabupaten yang bertujuan untuk menilai layak
tidaknya suatu rencana kegiatan berlangsung di wilayah Kulon Progo.
Sementara, sebagai upaya perlindungan masyarakat terhadap bahaya
pencemaran akibat asap rokok bagi perokok pasif, maka diterbitkan
Peraturan Bupati tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok, yang diikuti dengan
sosialisasi serta pembangunan tempat untuk merokok. Prestasi dalam
penanganan lingkungan hidup berupa anugerah Kabupaten Kulon Progo
Menuju Indonesia Hijau Tahun 2010 dari Pemerintah.
4. Urusan Pekerjaan Umum
Untuk bidang pengairan, pengelolaan sumber daya air meliputi
sumber daya air untuk lahan pertanian melalui rehabilitasi Daerah Irigasi di 6
lokasi, pemeliharaan Daerah Irigasi Kecil dan penguatan kelembagaan
melalui program WISMP (Water Irrigation Sector Management Program).
Pada tahun 2010 berhasil dipelihara saluran sepanjang 1,55 km dan
pemeliharaan saluran drainase dan irigasi sepanjang 22,5 km. Kegiatan
pendukung dilakukan dengan kerjasama pelaksanaan kegiatan dengan P3A
dan GP3A.
Pelaksanaan tugas pengelolaan jalan (kebinamargaan), pada tahun
2010 sepanjang 925,303 km. Untuk jalan mantap sampai dengan tahun 2010
ini berhasil ditingkatkan menjadi 400,965 km. Secara keseluruhan berhasil
menaikkan kondisi jalan sepanjang 24,03 km menjadi mantap dan membuka
isolasi wilayah dengan pembangunan perkerasan jalan kemiri sepanjang 120
m, penyiapan DED Pembangunan Jalan Kemiri (810 m), Penyiapan DED
underpass Kebonrejo (970 m) serta penyediaan dokumen administrasi
pembangunan jembatan (sebagai pendamping DAK) dan perencanaan
teknis Jembatan Sambiroto yang berbentang 48 m.
Pada tahun 2010 dilaksanakan tanggap darurat jalan dan jembatan
akibat adanya beberapa kejadian bencana alam yang terjadi pada kurun
waktu di bulan November-Desember 2008 sampai Desember 2009 yang
telah diverifikasi oleh Tim Penanggulangan Bencana Kabupaten Kulon
Progo. Kegiatan penanganan tanggap darurat yang dilaksanakan meliputi
normalisasi perhubungan antar wilayah dan normalisasi prasarana produksi
pertanian. Pada kegiatan ini berhasil menormalisasi arus lalu lintas dan
pembukaan isolasi wilayah melalui Jalan pringtali-kedungromo, Jalan
Nglambur-Plono, Jalan Pripih - Kalirejo (1), Jalan Pripih - Kalirejo (2), Jl. SD
Nogosari – Tegalsari, Jl. SD Nogosari – Tegalsari (bekas tambang), Jl.
Pelem dukuh – Jarakan dan Jl. Boro – Gerbosari.
Untuk bidang keciptakaryaan melaksanakan penanganan fasilitas
berupa bangunan gedung dan bangunan umum serta penanganan
infrastruktur jaringan jalan perdesaan dan perkotaan. Pemberdayaan
masyarakat terhadap infrastruktur perumahan dengan mendorong
masyarakat untuk membangun infrastruktur permukiman di desanya dan
belanja hibah/bantuan langsung masyarakat Program P2KP Reguler kepada
7 lokasi se Kabupaten.
Untuk penanganan tanggap darurat pasca gempa yang dilaksanakan
meliputi normalisasi perhubungan antar wilayah dan normalisasi prasarana
produksi pertanian yang berhasil menormalisasi arus lalu lintas dan
pembukaan isolasi wilayah.
Untuk pengelolaan tata ruang dan lingkungan dilakukan pemeliharaan
RTH dan kebersihan Kota Wates, pengoperasian armada pengelolaan
persampahan dan sosialisasi Tata Ruang guna meningkatkan pemahaman
masyarakat mengenai pentingnya tata ruang.
5. Urusan Penataan Ruang
Pada tahun 2010 dilaksanakan kegiatan Koordinasi Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah dan Koordinasi Pengawasan Pemanfaatan
Ruang. Tata ruang kabupaten mempunyai sasaran untuk keterpaduan
penggunaan sumberdaya alam, keharmonisan lingkungan hidup dan
perlindungan dampak negatif pemanfaatan ruang guna meningkatkan
pengembangan potensi unggulan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Koordinasi penyusunan RTRW ditempuh melalui upaya rekomendasi
Gubernur, persetujuan Menteri Pekerjaan Umum, persetujuan
Kabupaten/Kota Tetangga dan Masyarakat.
6. Urusan Perencanaan Pembangunan
Urusan perencanaan pembangunan diarahkan untuk meningkatkan
kualitas perencanaan yakni sistem perencanaan partisipatif yang melibatkan
para pemangku kepentingan. Kualitas perencanaan juga didukung pada
ketersediaan dan kevalidan data kondisi dan potensi daerah, sehingga
proses perencanaan pembangunan berjalan dengan baik dan konsisten
menuju visi dan misi yang telah ditetapkan.
Program yang telah dilaksanakan berupa perencanaan pembangunan
daerah, pembangunan ekonomi, sosial budaya, prasarana wilayah dan
sumberdaya alam serta program perencanaan pembangunan pemerintahan.
Untuk mendukung perencanaan pembangunan dilakukan beberapa
kajian dan evaluasi kebijakan pembangunan. Selain itu dilaksanakan
pengendalian terhadap perencanaan pembangunan yang telah disusun di
Kabupaten Kulon Progo baik yang bersumber APBD Kabupaten, APBD
Provinsi maupun APBN.
7. Urusan Perumahan
Dalam rangka mewujudkan lingkungan sehat perumahan,
dilaksanakan 4 kegiatan meliputi pendampingan Bantuan Lantainisasi
Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM), dengan sasaran 400 KK sangat
miskin yang tersebar di 12 kecamatan, penyediaan sarana air bersih
terutama bagi masyarakat miskin (DAK Bidang Air Minum) terbangunnya 5
jaringan distribusi air bersih, penyediaan sarana sanitasi terutama bagi
masyarakat miskin (DAK Bidang Sanitasi) berupa pembangunan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal di Kelurahan Wates (Kedungdowo
dan Wetanpasar), fasilitasi penyediaan sarana air bersih berupa penyusunan
dokumen perencanaan teknis guna meraih sumber pendanaan dari
kementerian. Dokumen teknis yang tersusun adalah dokumen bagi 6 (enam)
lokasi sumber air bersih.
Jumlah rumah layak huni meningkat menjadi 93,7% pada awal tahun
2010. Untuk pelayanan air bersih, baik jaringan air bersih perkotaan dan
perdesaan, berhasil meningkatkan jumlah pelanggan maupun jumlah
pengelolaan jaringan air bersih perdesaan. Pada akhir tahun 2010 tercapai
sebanyak 13.588 pelanggan.
8. Urusan Kepemudaan dan Olah Raga
Pembinaan generasi muda dan olahraga antara lain dilakukan dengan
pemberian bantuan berupa tali asih pemuda dan atlet berprestasi kepada 10
orang pemuda dan 143 atlet. Selain itu bantuan juga diberikan kepada 66
kelompok pemuda dan 52 kelompok olahraga. Guna mempersiapkan atlet
menyongsong PORPROV XI DIY tahun 2011, untuk pertama kalinya pada
tahun 2010 diselenggarakan Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) yang
diikuti kontingan 12 kecamatan, 1.600 atlet dan mempertandingkan 28
cabang olah raga. Prestasi olahraga yang menggembirakan ditorehkan
melalui cabang bulutangkis dan tinju. Hayom Rumbaka sebagai atlet
bulutangkis nasional dari Kulon Progo, pada tahun 2010, keluar sebagai
Juara I pada ajang India Open Grand Prix serta masuk dalam Tim Thomas
Cup. Atlet tinju profesional dan amatir dibawah binaan pelatih Ferdinand
Kuahaty telah membawa nama harum daerah dalam kancah regional
maupun nasional bahkan internasional. Atlet tinju profesional Heri Andriyanto
sebagai Juara Nasional Indonesia Kelas Ringan 61,2 Kg dan peringkat ke-8
PABA ASPAC. Edy Camarow sebagai Juara Nasional Indonesia Kelas
Ringan Junior 58,8 Kg pada 2 Komisi Tinju Indonesia.
Kiprah pemuda di ajang Pemuda Pelopor bidang Kebudayaan dan
Pariwisata Tingkat Provinsi DIY, pada tahun 2010, Arjuni Prasetya Rini
meraih Juara II.
9. Urusan Penanaman Modal
Telah disusun Profil Potensi Investasi Tepung Ikan, data bidang usaha
yang diminati investor mencakup 19 Bidang Usaha, Buku Sistem dan
Prosedur Perijinan, Data Informasi Penanaman Modal dan Peluang Investasi
Tahun 2010, penyusunan Data Potensi Investasi dan Peluang Investasi di
Kabupaten Kulon Progo, penyusunan Booklet dan Leaflet sebagai media
promosi investasi, dan keikutsertaan dalam pameran di tingkat Nasional dan
tingkat lokal, serta pengkajian Potensi dan Kelayakan Investasi Industri
Tepung Ikan (Fish Powder).
Perkembangan investasi pada tahun 2010, nilai investasi sebesar Rp.
1.868.236.256.955,- dengan serapan tenaga kerja 59.656 orang. Nilai
investasi ini dari sektor investasi PMA, PMDN, non Fasilitas dan investasi
sektor lapangan usaha serta investasi kredit perbankan.
10. Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Perkembangan koperasi di Kabupaten Kulon Progo menunjukkan
peningkatan yang baik. Pada tahun 2009 tercatat 310 unit koperasi menjadi
317 unit pada tahun 2010 atau naik sebesar 5,4%. Jumlah asset mengalami
kenaikan yaitu pada tahun 2009 sebesar Rp. 116.081.078.000,- dan pada
tahun 2010 naik menjadi Rp. 121.689.324.000,- atau mengalami kenaikan
4,83%. Jumlah volume usaha tahun 2009 sebesar Rp. 87.781.914.000
meningkat menjadi Rp. 111.179.693.000,- pada tahun 2010 atau naik 26,65
% dengan out standing/sisa piutang sebesar Rp. 90.121.999,000,. Kondisi
tersebut setelah dikonversikan dalam rangka penyerapan tenaga kerja oleh
Koperasi telah mampu menyerap tenaga kerja pada skala Usaha Mikro dan
Kecil sejumlah 18.024 orang atau 5,9 % dari 302.845 angkatan kerja. Jumlah
tersebut belum termasuk penyerapan tenaga kerja yang secara langsung
mengelola Koperasi sejumlah 1.311 orang.
Realisasi wirausaha baru dari target tahun 2009 sejumlah 3.142 orang
terealisir sejumlah 3.169 orang atau sebesar 100,86% dan untuk tahun 2010
dapat terealisasi sebesar 1.253 orang wirausaha baru. Hal ini menunjukkan
semakin banyaknya wirausaha baru yang timbul dalam upaya distribusi
pendapatan, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dalam rangka
menggerakkan potensi UMKM.
Tahun 2010, Bupati Kulon Progo menerima penghargaan Satya
Lancana Pembangunan dari Presiden Republik Indonesia; dan KRT Sudama
Wiwaha, Pengurus KUD “Sidosubur” menerima penghargaan Bhakti
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dari Menteri Koperasi dan UKM
Republik Indonesia.
11. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
Dalam pengelolaan administrasi kependudukan, telah menggunakan
software SIAK on line seluruh Indonesia. Dengan sarana dan prasarana
yang ada, telah on line dari 12 Kecamatan ke Kabupaten dan on line ke
Ditjen Administrasi Kependudukan, Kementerian Dalam Negeri. Pada tahun
2010 juga melaksanakan Pemutakhiran Data Kependudukan sebanyak
130.940 KK. Selain itu, telah dilakukan kegiatan sosialisasi Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan serta diterapkan
sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, sehingga kepuasan terhadap
pelayanan publik semakin meningkat.
12. Urusan Ketenagakerjaan
Dari jumlah pencari kerja yang terdaftar pada tahun 2010 berhasil
ditempatkan/mendapatkan pekerjaan sejumlah 6.218 orang yang terdiri dari
Antar Kerja Lokal (AKL) sebanyak 4.691 orang, Antar Kerja Antar Daerah
(AKAD) sebanyak 935 orang dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN)
sebanyak 440 orang, serta Penempatan Tenaga Kerja Pemerintah (PTKP)
sebanyak 152 orang. Penempatan tenaga kerja sampai dengan tahun 2010
terbanyak pada Antar Kerja Lokal, yang lebih banyak terserap di sektor
informal. Pada tahun 2010, jumlah pengangguran sebesar 10.886 orang atau
turun 3,59% jika dibandingkan tahun 2009. Untuk menyiapkan tenaga
terampil, diadakan pelatihan komputer, rias pengantin dan pelatihan
pertanian mandiri.
Fasilitasi penyelesaian prosedur pemberian perlindungan hukum dan
jaminan sosial ketenagakerjaan berupa survey dan analisa Kehidupan Hidup
Layak (KHL) yang dilaksanakan setiap bulan pemantauan UMP dan THR
keagamaan sebanyak 100 perusahaan di Kabupaten Kulon Progo, dan
pembinaan kepesertaan Jamsostek di perusahaan serta fasilitasi pemberian
perlindungan hukum berupa klaim Jamsostek bagi pekerja.
13. Urusan Ketahanan Pangan
Pada tahun 2010 tercatat jumlah petani yang bergabung dalam
kelompok tani sebanyak 75.362 orang atau meningkat 7,51 % dibanding
tahun 2009 sebanyak 70.095 orang. Jika dilihat dari rasio jumlah petani yang
bergabung dalam kelompok tani sebanyak 55,55% pada tahun 2010 dan
pada tahun 2009 rasio keanggotaan kelompok tani sebesar 51,68%.
Produksi beras berkurang sebesar 7,41% demikian halnya dengan surplus
beras menurun 14,70%. Hal ini disebabkan kondisi iklim yang tidak menentu.
Sedangkan produksi setara beras surplus meningkat sebesar 9,10 %.
14. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Upaya untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak
dilaksanakan melalui program keserasian kebijakan peningkatan kualitas
anak dan perempuan dengan Gerakan Sayang Ibu. Penanganan dan
perlindungan terhadap korban kekerasan pada perempuan dan anak
semakin meningkat sejak dibentuknya Jejaring Penanganan Korban
Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak dengan Peraturan Bupati Kulon
Progo Nomor 55 Tahun 2007.
Peningkatan peranserta perempuan dalam pembangunan pedesaan
terlihat melalui kiprah perempuan dalam kader kesehatan, Posyandu, PAUD,
PKK, serta Kelompok Bina Keluarga Balita, Remaja, Lansia, dan Posdaya.
Indikasi kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan untuk
berperan aktif dalam pembangunan, ditunjukkan pada tahun 2010 terlihat
adanya keseimbangan jumlah Pegawai Negeri Sipil Kulon Progo dengan
jumlah laki-laki 4.645 orang dan perempuan sebanyak 4.470 orang.
15. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Penyelenggaraan Program KB itu sendiri selain untuk mengendalikan
laju pertumbuhan penduduk juga untuk meningkatkan kualitas penduduk
melalui upaya peningkatan kesejahteraan dan ketahanan keluarga. Progam
kegiatan yang selama ini dilaksanakan utamanya dalam pelayanan KB
dengan mengupayakan kemudahan dalam pelayanan kontrasepsi,
kemudahan dalam pelayanan informasi, advokasi serta pendampingan
dalam pemenuhan hak-hak reproduksi. Prevalensi peserta KB tahun 2010
sedikit menurun dibanding tahun 2009, namun masih memenuhi capaian
Standar Pelayanan Minimal dengan target prevalensi sebesar 65%.
Sementara prevalensi pria dalam ber-KB, pada tahun 2010 sebesar 5,4 %,
meningkat dari tahun 2009 sebesar 4,51%.
Pemberdayaan ekonomi keluarga melalui kelompok UPPKS dengan
mengupayakan kemudahan dalam pelayanan pemberian kredit kencana dari
Bank Pasar Kulon Progo, Kredit Asosiasi Kelompok UPPKS “AKU Sejahtera”
dari BKKBN Propinsi DIY, kemudahan dalam memperoleh SP-IRT, serta
mengikuti Pameran baik tingkat Kabupaten, Propinsi dan Nasional, serta
pendampingan dalam pelatihan ketrampilan/magang.
Prestasi yang diperoleh antara lain:
a. UPPKS Sektor Tengah, Kopat Desa Karangsari Kecamatan Pengasih
sebagai juara I tingkat Propinsi dan Pemenang Terbaik III Tingkat
Nasional
b. Utik Wahyundari, Kader Bina Keluarga Balita (BKB) Ringin Ardi Desa
Karangsari Kecamatan Pengasih sebagai Pemenang Terbaik Harapan II
Tingkat Nasional
c. Sunaryo, SPd, PKB Kecamatan Temon sebagai Pemenang Terbaik
Harapan II Tingkat Nasional
d. Sugito/Sujinah, Peserta KB Lestari seleksi tingkat Provinsi peringkat I
kategori 20 tahun
16. Urusan Perhubungan
Untuk mewujudkan terciptanya kondisi lalu lintas yang aman, nyaman,
tertib dan lancar, telah dilakukan Pemeliharaan terhadap 13 traffic light, 17
lampu flip-flop (warning lamp) dan 1.392 unit lampu penerangan jalan umum,
pengelolaan dan penataan perparkiran di tepi jalan umum dan tempat
khusus sebanyak 44 lokasi, pelaksanaan pengujian kelaikan kendaraan
bermotor sebanyak 2.698 kendaraan, 2 kali dalam setahun, pengelolaan 1
terminal induk dan 5 sub terminal, melaksanakan operasi PPNS bidang
perhubungan terhadap angkutan orang dan barang bersama Polres dan Pol
PP sebanyak 18 kali. Pendapatan retribusi terminal dan pelayanan parkir tepi
jalan umum, hanya terealisasi sebesar 97,74%.
Untuk membuka keterisolasian wilayah dan meningkatkan
keselamatan berlalu-lintas, telah dilaksanakan pengadaan 7 buah mobil pick
up bagi daerah tertinggal dan terisolir dan di sekitar rel kereta api mulai tahun
2009 dilakukan pembangunan underpass. Sampai tahun 2010 telah
dibangun sebanyak 5 underpass.
17. Urusan Komunikasi dan Informatika
Telah diupayakan penerapan sistem informasi jejaring/network,
sehingga mudah untuk diakses oleh publik melalui www.kulonprogokab.go.id
dan pembentukan media centre. Pengadaan Layanan Pengadaan
Barang/Jasa secara Elekronik (LPSE) yang telah dimulai pada tahun 2009
dan dilanjutkan pada tahun 2010. Kegiatan ini untuk meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa yang
dilaksanakan Pemerintah Daerah sesuai peraturan perundangan yang
berlaku. Sedangkan untuk menata dan mengendalikan pembangunan
menara telekomunikasi seluler, dilaksanakan penyusunan cell plan.
18. Urusan Pertanahan
Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilakukan dalam rangka
memfasilitasi terbangunnya fasilitas umum yang dibangun Pemerintah. Pada
tahun 2010 dilaksanakan pengadaan tanah 16.970 m2 dengan lokasi: jalan
Trase Sentolo- Sermo, jalan trase Tambak-Gebangan, Underpass Margosari,
Underpass Kemiri Margosari, pengembangan wisata Suroloyo, Samigaluh,
Perumahan Nelayan Karangwuni Tahap II, Underpass Kebonrejo Temon,
dan Jalur Jalan Lintas Selatan.
Untuk peningkatan tertib administrasi pertanahan dilakukan
pensertifikatan tanah melalui berbagai program pemerintah pada tahun 2010
sebanyak 4.750 sertifikat, yaitu : Program PRONA sebanyak 4.002 buah,
Program keluarga miskin sebanyak 223 buah, Program pertanian dan
kehutanan sebanyak 425 buah dan Program koperasi dan UKM sebanyak
100 buah.
19. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Untuk mendukung rasa aman diseluruh lapisan masyarakat,
dilaksanakan penyelenggaraan Penolong Bahaya Kebakaran, melaksanakan
patroli Keamanan Lingkungan serta pengamanan dalam even-even daerah
dalam upaya pencegahan tindak kriminal. Penanganan terhadap
pelanggaran peraturan daerah berimbas pada turunnya jumlah pelanggaran.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur
budaya bangsa dan cinta tanah air telah diselenggarakan peringatan hari-
hari besar nasional dan pemantapan wawasan kebangsaan kepada tokoh
masyarakat, tokoh agama dan pemuda. Pencegahan penggunaan minuman
keras dan Narkoba kepada masyarakat juga telah dilakukan dengan
penyuluhan dan mengajak masyarakat berpartisipasi mencegah
penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya serta mencegah
berkembangnya praktek prostitusi.
Untuk penegakan Peraturan Daerah maupun Peraturan Bupati telah
mendayagunakan PPNS yang ada baik yustisi maupun non yustisi. Dalam
hal pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam,
dilaksanakan pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana
dan penerapan aspek-aspek kebencanaan. Pada akhir tahun 2010 juga telah
dilakukan dukungan kelancaran tahap persiapan Pemilukada Kabupaten
Kulon Progo.
20. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Program pengembangan kapasitas otonomi daerah telah dilakukan
didasarkan pada pembagian urusan pemerintahan sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007. Penyelenggaraan urusan pemerintah
kabupaten telah dilakukan sinkronisasi dan harmonisasi melalui koordinasi
dan evaluasi dengan provinsi dan Pemerintah. Untuk penyelenggaraan
urusan pemerintah kabupaten agar terlaksana secara efektif dan efisien,
telah dikeluarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) urusan wajib yang
harus dipedomani daerah. Untuk menjamin ketersediaan, keterjangkuan dan
peningkatan kualitas pelayanan dasar kepada masyarakat, telah disusun 6
(enam) Peraturan Bupati guna kelancaran penyelenggaraan SPM.
Dalam RPJMD target yang harus dicapai dalam pendidikan dan
pelatihan pada tahun 2009 sejumlah 1.063 orang dan pada tahun 2010
sejumlah 917. Realisasinya telah memenuhi target RPJM pada tahun 2009
sejumlah 1.097 orang dan 923 orang pada tahun 2010. Pegawai yang
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi pada tahun 2010
sebanyak 33 orang. Pada program peningkatan kapasitas sumber daya
aparatur telah mengirim 538 orang CPNSD ex honorer dalam diklat
Prajabatan, 33 orang pegawai melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi, melakukan orientasi kepada 42 orang PNS Sekretaris Desa.
Dalam rangka peningkatan sistem pengawasan internal pengendalian
pelaksanan kebijakan Kepala Daerah telah dilaksanakan secara sistematis
dan berkesinambungan. Keberhasilan program ini ditunjukkan dengan
meningkatnya opini BPK-RI pada tahun 2008 dan 2009 yaitu Wajar dengan
Pengecualian (WDP). Survei Indeks Kepuasan Masyarakat pada
Puskesmas, RSUD Wates, Kantor Pelayanan Terpadu, Kantor Perpustakaan
dan pelayanan Ketenagakerjaan serta kependudukan catatan sipil,
Pengujian Kendaraan Bermotor pada tahun 2010 menunjukkan kualitas
pelayanan publik dalam kategori baik.
Peraturan Daerah yang telah dihasilkan pada Tahun 2010 sebanyak
13 buah, Peraturan Bupati sebanyak 76 buah, Keputusan Bupati sebanyak
409 buah dan Instruksi Bupati sebanyak 4 buah.
Kuantitas dan kualitas produk hukum daerah yang dihasilkan dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil pengawasan
represif dari Pemerintah Provinsi terhadap Peraturan Daerah Kabupaten
Kulon Progo dalam tahun 2010, tidak ada Perda yang direkomendasikan
untuk dibatalkan.
Penyusunan organisasi perangkat daerah yang telah berpedoman pada
PP Nomor 41 Tahun 2007 dan tidak ada klarifikasi dari Pemerintah Provinsi.
Struktur organisasi perangkat daerah yang dibentuk telah mengikuti misi dan
strategi yang ada dalam RPJM Daerah (structure follows strategy). Adanya
beberapa masukan terkait penataan kelembagaan, kami telah melakukan
pengkajian/penyempurnaan kelembagaan perangkat daerah. Sebagai wujud
pencapaian target RPJMD dan upaya peningkatan pelayanan kepada
masyarakat di bidang perizinan, pada tahun 2007 telah dibentuk lembaga
struktural yaitu Kantor Pelayanan Terpadu.
Untuk menggerakkan perekonomian masyarakat terutama usaha
mikro, kecil dan menengah, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah
membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) pada setiap desa pada tahun
2007. Dari 88 LKM tersebut, pengoperasiannya telah dilaksanakan pada
tahun 2008.
Informasi LPPD yang telah dilaksanakan kepada masyarakat melalui
media cetak sebagai perwujudan adanya transparansi dan akuntabilitas
kinerja kepada masyarakat. Selain itu, Sistem Informasi LPPD dibuat untuk
memudahkan pelaporan penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat di
update dari SKPD. Sistem ini juga dapat diakses publik melalui
www.lppd.kulonprogokab.go.id, sehingga memberikan keterbukaan informasi
kepada masyarakat tentang kinerja yang dilaksanakan Pemerintah Daerah.
Selanjutnya untuk evaluasi kinerja yang dilakukan Pemerintah,
Kabupaten Kulon Progo menjadi salah satu kabupaten di Provinsi DIY
dengan kinerja terbaik penyelenggaraan pemerintahan kabupaten terbaik se-
Indonesia Peringkat ke 10 dari 298 Kabupaten.
Pembentukan Kelurahan Wates dilakukan untuk optimalisasi
pelayanan kepada masyarakat sebagai aspirasi masyarakat sesuai tuntutan
kebutuhan perkembangan masyarakat perkotaan dengan mendasarkan
Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2008 tentang Perubahan status Desa
Wates menjadi Kelurahan Wates yang telah dilaksanakan pada tanggal 1
Desember 2010.
21. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui melalui lomba desa,
bulan bhakti gotong royong masyarakat, TNI Manunggal Membangun Desa,
Bantuan Semen, Stimulan Dana Gotong Royong Masyarakat dan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat - Mandiri Perdesaan (PNPM-MP). Dari
berbagai program dan kegiatan tersebut, tingkat keswadayaan masyarakat
yang dicapai pada tahun 2009 sebesar Rp. 22.930.000.000,-meningkat
menjadi sebesar Rp. 27.999.000.000,- pada tahun 2010.
Pada tahun 2010 telah dilaksanakan alih status Desa Wates menjadi
Kelurahan Wates, pemilihan Kepala Desa di 2 lokasi, pemilihan Dukuh
sebanyak 22 formasi dan Kepala Bagian dan Staf Perangkat Desa sebanyak
12 formasi. Pemerintah Kabupaten telah melakukan fasilitasi terhadap
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, antara lain pemberian bantuan
keuangan kepada Desa yang meliputi Dana Alokasi Desa, Bagi Hasil Pajak
Kabupaten dan Bagi Hasil Retribusi Kabupaten.
22. Urusan Sosial
Telah dilakukan pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) untuk
tahun 2010 pemutakhiran data hanya dilaksanakan untuk 15 macam jenis
PMKS. Anggaran bantuan yang dialokasikan bagi PMKS dan PSKS, meliputi
orang terlantar/kehabisan bekal, pengiriman klien psikiotik ke RS Jiwa,
bantuan bagi lansia, bantuan penyandang cacat, bantuan bagi panti asuhan,
panti jompo, orsos, karang taruna dan hibah bagi PMI. Pada tahun 2010
juga telah diberikan pelatihan ketrampilan berupa pelatihan menjahit dan
bantuan sarana usaha berupa mesin jahit bagi penyandang cacat. Tersedia
pula 20 buah sarana sosial meliputi panti asuhan, panti jompo dan panti
rehabilitasi, rumah singgah dan lain-lain.
23. Urusan Kebudayaan
Pelaksanaan urusan kebudayaan dimaksudkan guna melestarikan,
mengelola nilai budaya, menumbuhkembangkan kreasi dan inovasi serta
kekayaan budaya. Dalam pelestarian peninggalan sejarah purbakala,
berhasil dilakukan inventarisasi sejumlah 202 benda cagar budaya. Dalam
upaya pelestarian benda cagar budaya, rumah Indies di kawasan eks pabrik
gula Sewugalur mendapatkan penghargaan sebagai benda warisan budaya
dari Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam perlindungan
hak cipta seni budaya telah dilakukan proses sertifikasi perlindungann hak
cipta seni budaya 2 karya cipta seni budaya yakni lengger tapeng dan
angguk. Upaya peningkatan kreasi, apresiasi dan prestasi seni budaya
dilakukan antara lain melalui penyelenggaraan festival kethoprak tingkat
kabupaten. Prestasi yang diperoleh, kontingen kethoprak Kulon Progo
meraih predikat Penyaji Terbaik dan memboyong Trophy bergilir Gubernur
sebagai Juara Umum Festival Kethoprak Tingkat Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
24. Urusan Statistik
Urusan statistik memiliki sasaran menyediakan data dan informasi
daerah yang berkualitas, sehingga akan terlihat kondisi dan potensi daerah.
Data yang tersedia berupa data Indikator Kesejahteraan Rakyat (Inkesra),
Analisis Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Inflasi, Gini Ratio, Daerah
Dalam Angka (DDA) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten dan Kecamatan, database daerah dan profil daerah.
25. Urusan Kearsipan
Penyelamatan dan pelestarian arsip/dokumen dilakukan dengan cara
melakukan penilaian terhadap arsip-arsip pemerintah daerah yang berada di
berbagai institusi yang meliputi semua SKPD, kecamatan, sekolah, swasta.
26. Urusan Perpustakaan
Pelayanan perpustakaan dilaksanakan di kantor, perpustakaan keliling
dan motor pintar di 55 lokasi, pembinaan terhadap perpustakaan sekolah
dan 4 perpustakaan desa, bimbingan teknis pengelola perpustakaan bagi 6
pengelola perpustakaan desa, 6 pengelola perpustakaan rumah ibadah, 3
perpustakaan sekolah dan 4 perpustakaan instansi. Disamping itu juga
diberikan bantuan pengembangan perpustakaan berupa buku hasil kerja
sama dengan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta kepada Perpustakaan Puskesmas Sentolo I dan
Puskesmas Galur II serta kepada 13 perpustakaan desa.
Kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan sarana prasarana
meliputi pengadaan dan rehabilitasi/pelestarian serta perawatan bahan
pustaka, pengadaan sistem otomasi pelayanan serta penyusunan dokumen
Detail Engineering Design (DED) pembangunan gedung perpustakaan.
Pada tahun 2010 telah diresmikan “Rumah Pintar” berbasis
perpustakaan oleh Ibu Hj. Ani Susilo Bambang Yudhoyono, sekaligus
pencanangan Desa Hargotirto Kecamatan Kokap sebagai Desa Sejahtera
binaan Solideritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), UGM dan
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo yang meliputi lima pilar yaitu Indonesia
Pintar, Sehat, Hijau, Kreatif dan Peduli.
B. Urusan Pilihan
1. Urusan Kelautan dan Perikanan
Produksi bidang kelautan dan perikanan secara umum mengalami
peningkatan, perikanan tangkap ikan laut pada tahun 2009 sebanyak
507.515 kg naik menjadi 512.542 kg (meningkat 0,99 %), perikanan
budidaya meningkat dari 111.998 kg menjadi 520.906 kg (meningkat
365,10%).
Pada bidang peternakan, produksi daging menurun 24,90%, produksi
telur meningkat 20,82% dan produksi susu meningkat 182,36%, populasi
ternak besar meningkat 12,62%, ternak kecil meningkat 5,25 %, ternak
unggas meningkat 0,96 % dan aneka ternak meningkat 32,64%.
Dari aspek pendapatan penyelenggaraan urusan kelautan dan
perikanan, target pendapatan sebesar Rp.356.489.700,- realisasi sebesar
Rp.328.282.366,- (92,09%).
2. Urusan Pertanian
Di bidang tanaman pangan, terjadi penurunan produksi pada
komoditas padi sawah sebesar 13,78%, kedelai 9,72% dan jagung 15,91%
sebagai imbas dari perbaikan saluran irigasi Kalibawang, perubahan iklim
dan pergeseran komoditas tanam. Meski demikian produksi padi ladang
justru meningkat sebesar 190,47%. Pada produksi komoditas hortikultura
pada tahun 2010 terjadi peningkatan produksi buah buahan sebesar 3,05%
dengan sumbangan terbesar pada komoditas manggis dan buah naga dan
peningkatan luas panennya sebesar 15,05%. Komoditas sayuran mengalami
peningkatan produksi sebesar 1,66% dengan luas panen naik 4,76%.
Tanaman biofarmaka meningkat sebesar 3,45% dan peningkatan luas panen
4,19%. Sedangkan pada bidang perkebunan, produksi naik sebesar 1,32%
dan penurunan luas panennya sebesar 1,05%.
Pada tahun 2010 disusun Masterplan Agropolitan Fase II yang
berlokasi di Kecamatan Temon, Wates dan Kokap.
Prestasi yang diperoleh oleh kelompok tani maupun petani selama
tahun 2010 sebagai berikut :
a. GP3A Papah, Sukoreno, Sentolo mendapatkan Penghargaan sebagaii
Juara IV Tingkat Nasional Lomba GP3A Tingkat Nasional.
b. KT Lumintu, Botokan, Jatirejo, Lendah mendapatkan penghargaan
sebagai Juara III Tingkat Nasional pada lomba Intensifikasi Kedelai
c. Sapto Daryono, Juara I Tingkat Nasional Petugas POPT
3. Urusan Kehutanan
Pada tahun 2010 telah ditanam pohon penghijauan sebanyak
911.937 batang dan pembuatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) dengan anggaran
dari Kementerian Kehutanan sebanyak 17 unit. Tercatat pada tahun 2009
lahan kritis Kabupaten Kulon Progo seluas 6.095,10 ha dan pada tahun 2010
lahan kritis tersebut telah berkurang menjadi 5.847,58 ha, atau telah
berkurang sebesar 4,06 % dan berimbas pada peningkatan produksi hasil
hutan kayu rakyat (kayu bulat) sebesar 27,68%.
Pada tahun 2010 Kabupaten Kulon Progo menjadi Juara Harapan III
Tingkat Nasional Lomba Kabupaten Peduli Kehutanan dalam rangka PKAN
dan Juara I Tingkat Propinsi Lomba Kabupaten Peduli Kehutanan dalam
rangka PKAN.
4. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral
Implementasi urusan energi sumber daya mineral pada tahun 2010
diantaranya adalah terealisasinya 36 buah pelayanan perijinan bidang
pertambangan, menghasilkan Pendapan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan
Pendapatan/Pajak Daerah sebesar Rp.30.404.171,- + US$ 3.664,10 ke kas
negara dan Rp.172.028.503,- + US$ 2.345,02 ke kas daerah, terlaksananya
fasilitasi implementasi Tahapan-Tahapan Kontrak Karya (KK) Rencana
Penambangan dan Pemrosesan Pasir Besi di Kabupaten Kulon Progo yang
akan terus dilakukan secara aktif sesuai mekanisme dan tahapan Studi
Kelayakan seperti tertuang dalam Naskah Kontrak Karya dan peraturan
perundangan yang berlaku.
Selain itu telah tersusun Peta Wilayah Pertambangan (WP) dan
Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) dan sosialisasi Regulasi Kegiatan
Pertambangan dengan materi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara serta good mining practice, dengan
jumlah peserta sebanyak 50 orang.
5. Urusan Pariwisata
Urusan pariwisata dilaksanakan pada waktu tahun 2010 melalui
pengembangan destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata dan kemitraan
pariwisata. Pengembangan destinasi pariwisata dilakukan penataan
kawasan dan kondisi obyek wisata serta melengkapi sarana dan prasarana
pariwisata. Kunjungan wisata pada tahun 2010 sejumlah 359.702
pengunjung di 8 obyek wisata yaitu Pantai Glagah, Congot dan Trisik, Waduk
Sremo, Gua Kiskendo, Puncak Suroloyo, Pemandian Alam Clereng dan
Kolam Renang Tanjungsari.
Pendapatan retribusi pariwisata tahun 2010 mencapai
Rp.987.868.300,- atau mengalami kenaikan sebesar 88 % dibanding tahun
sebelumnya. Trend back to nature turut membantu berkembangnya desa
wisata dan budaya di Kabupaten Kulon Progo, yang tersebar di Kecamatan
Samigaluh, Kalibawang, Girimulyo, Pengasih, Temon, Kokap dan Lendah.
Pada tahun 2010, dalam lomba desa wisata se-Provinsi DIY, desa wisata
Pagerharjo, Samigaluh berhasil meraih desa wisata terbaik kedua,
sedangkan Desa Wisata Pendoworejo dan Desa Wisata Banjarasri
mendapatkan penghargaan sebagai desa wisata potensi budaya.
6. Urusan Industri
Pertumbuhan sentra industri pada Tahun 2010 mengalami penurunan
dari 86 unit sentra menjadi 84 unit sentra, sedangkan jumlah industri kecil
mengalami penurunan dari 20.651 unit usaha pada tahun 2009 menjadi
20.575 unit usaha pada tahun 2010. Turunnya jumlah industri di Kabupaten
Kulon Progo merupakan imbas dari belum pulihnya perekonomian nasional
maupun global. Hal ini terkait dengan iklim investasi yang belum mampu
mendorong bergeraknya sektor informal.
Perhatian dalam bidang perindustrian diwujudkan dengan
diberikannya kemudahan persyaratan untuk mendapatkan perijinan Ijin
Usaha Industri (IUI) dan Tanda Daftar Industri (TDI) dan diterapkannya
sistem “jemput bola” dalam pelayanan perijinan. Pada tahun 2010 telah
menerbitkan 3 IUI dan 78 TDI.
Sebagai upaya penumbuhan dan pengembangan usaha industri kecil
menengah, dilaksanakan kerjasama dengan institusi lain, diantaranya:
Deutshe Geselscaft fur Technische Zusammenarbeit (GTZ), Akademi
Perindustrian “Akprind”, Universitas Ahmad Dahlan dan PT Tagashi.
7. Urusan Perdagangan
Penyelenggaraan urusan perdagangan direalisasikan melalui telah
tersedianya Pusat Perdagangan Ikan atau Kulon Progo Fish Centre (KFC) di
Wates yang telah dilengkapi dengan depo pemasaran ikan serta sarana
perparkiran. Telah dibangun juga rest area di Desa Sindutan, Kecamatan
Temon dan outlet handycraft di Desa Sentolo, Kecamatan Sentolo.
Pembangunan sektor perdagangan melalui berbagai program/
kegiatan telah menghasilkan kinerja dalam ekspor senilai 482.316.000.000
US$. Sedangkan kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Kabupaten
sebesar 14,68%.
8. Urusan Ketransmigrasian
Pelaksanaan transmigrasi pada tahun 2010 dilakukan dengan
memberangkatkan 68 Kepala Keluarga yang terdiri dari 236 jiwa. Kabupaten
Kulon Progo mendapat alokasi penempatan transmigrasi sebanyak 65 KK
terdiri dari 15 KK Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM) dan 50 KK
Transmigrasi Umum (TU).
Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat di kawasan transmigrasi lokal telah dilakukan pemberdayaan
masyarakat kawasan transmigrasi Ring I Desa Karangsewu, Kecamatan
Galur dan Desa Bugel, Kecamatan Panjatan.
Dari seluruh uraian yang telah kami sampaikan, dapat kami nyatakan
bahwa pada Tahun Anggaran 2010 pada umumnya program dan kegiatan telah
dilaksanakan dengan mengacu RPJMD tahun 2006-2011 dan RKPD tahun
2010. Keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan, partisipasi dan kerja keras
semua pihak, baik Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan segenap komponen
masyarakat. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Kulon Progo memberikan
apresiasi setinggi-tingginya atas kontribusi semua pihak dalam upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat
Demikian Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2010 yang kami sampaikan, dengan
harapan mendapatkan masukan dari masyarakat untuk meningkatkan kinerja
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Atas nama segenap jajaran
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, kami memohon maaf yang setulus-
tulusnya atas segala kekurangan. Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Wates, 31 Maret 2011