Download - Infrastructure Sharing: Solusi atau Masalah
Infrastructure Sharing:
Solusi atau Masalah
Oleh
Dr. Edmon Makarim, SKom, SH, LLM
CVNama : Edmon Makarim: Dosen Inti bidang HKI & Telematika/Cyber Law FH-UI Peneliti Senior, Lembaga Kajian Hukum Teknologi FHUI
Pendidikan :• 1988-1993, “S.Kom” (computer degree), Informatics
Management, Universitas Gunadarma. • 1989-1994, “S.H.” (law degree), Economics Law, FH-UI• 2002-2004, “LL.M.” (Lex Legibus Master/Master in Law),
Comparative Law, University of Washington School of Law, Seattle.
• 2004-2009, “Doctor” (Doctoral of Law Sciences, FHUI, Depok).Pengalaman:
1994-1996, Assistant of Lawyer (“SHR Law Firm”) 1996-1999, In-house Legal Counsel (“Sisindosat telematics co) Jan 2008-Dec 2009, Staf Ahli Menteri Bidang Hukum,
Depkominfo. 1995- present, Dosen dan Peneliti (Legal Research for
Technology Law)
Anggota Dewan Penasehat => Masyarakat Fotografi Indonesia
Bidang Hukum Desk Cybersecurity National
E-mail : [email protected] & [email protected]
Pendahuluan• Bagaimana karakteristik khusus industri jasa telekomunikasi?
– Murni komersial ataukah pelayanan public ? <=> profit yang layak ?
• Bagaimana konteks persaingan di telekomunikasi Indonesia
– Apakah konsekwensi dari ex-ante regulation dlm UU Telekomunikasi?
– Apakah konsekwensi dari ex-post regulation pada UU 5/1999 ttg Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ?
• Dinamika terakhir dan kebutuhan ?
– Teknologi alternative semakin banyak => pusat ataukah rural
– Biaya pembangunan relative mahal sementara penjualan minimum
– Selain infrastructure dan Network sharing , apakah pelanggan juga boleh di sharing
• Apakah industri telekomunikasi sehat ….???
– Apakah kewajiban para operator untuk membangun infrastruktur sudah sama?
– Apakah sharing dalam suatu negara (baik pola federal maupun kesatuan)
merupakan sesuatu yang akan menguntungkan ataukah merugikan
Paradigma hukum Telekomunikasi
HAM utk berinformasi dan berkomunikasi => hak akses optimalisasi scare resources + infrastructure + network Who owns the air? Spektrum Frekwensi bersifat terbatas digunakan
utk sebesar2nya kemakmuran rakyat- Diperlukan regulasi untuk menata/mengalokasi penggunaan spektrum
tsb dengan prinsip efisiensi atau optimalisasi ?- Dinamika teknologi itu sendiri justru yg nantinya akan menentukan
batasan “kelangkaan” + dasar penataannya? - Who owns the wires?
- Semula ‘monopoly secara alamiah teknologi dan jaringannya, kemudian menjadi terbuka karena “essential facilities doctrine” lihat kasus AT&T dan lihat juga kasus IBM
- Who owns the content …??? =>- Whose responsibility to distribute the works (right to
communicate/making available to public) => lihat WIPO Copyright Treaty
Telecommunications Regulation
Telecoms Policy
Telecoms Regulation
Consumers Benefit
Competition
Administration of
Regulation
Social & Policy
Objectives
Consumers
ObjectivesControl of Monopoly &
Prevention of Monopoly Abuse
Source: John Buckley, p.48
ITU• Sharing mobile infrastructure is an alternative that lowers the cost of
network deployment, especially in rural areas or marginal markets.
Mobile infrastructure sharing may also stimulate migration to new
technologies and the deployment of mobile broadband. It may also
enhance competition between mobile operators and service providers,
when safeguards are used to prevent anti-competitive behaviour.
• There are two basic categories of mobile infrastructure sharing:
passive and active. The former refers to the sharing of physical space,
for example by buildings, sites and masts, where networks remain
separate (see Figure). In active sharing, elements of the active layer of
a mobile network are shared, such as antennas, entire base stations or
even elements of the core network. Active sharing includes mobile
roaming, which allows an operator to make use of another’s network in
a place where it has no coverage or infrastructure of its own.
• Policy-makers and regulators are examining the role that
mobile network sharing can play in increasing access to
information and communication technologies. The focus is
on how this could generate economic growth, improve
quality of life and help developing and developed countries
to meet the objectives of the World Summit on the
Information Society and the Millennium Development Goals
established by the United Nations.
Jadi Kenapa harus Berbagi, kewajiban atau pilihan ???
• Cut cost, optimizing investment/efficiency, coverage, quality of services.
• Kebutuhan masyarakat ataukah kebutuhan mencari keuntungan ?
• Keberpihakannya kepada siapa, public atau komersial ?
• Kalau tidak fair, bolehkah menolak ?
asas
• Pasal 2 UU
Telekomunikasi:
Telekomunikasi
diselenggarakan
berdasarkan;
• asas manfaat,
• adil dan merata,
• kepastian hukum,
• keamanan,
• kemitraan,
• etika, dan
• kepercayaan pada
diri sendiri.
• Asas manfaat berarti bahwa pembangunan telekomunikasi khususnya
penyelenggaraan telekomunikasi akan lebih berdaya guna dan berhasil guna baik
sebagai infrastruktur pembangunan, sarana penyelenggaraan pemerintahan, sarana
pendidikan, sarana perhubungan, maupun sebagai komoditas ekonomi yang dapat
lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat lahir batin.
• Asas adil dan merata adalah bahwa penyelenggaraan telekomunikasi memberikan
kesempatan dan perlakuan yang sama kepada semua pihak yang memenuhi syarat
dan hasilhasilnya dinikmati oleh masyarakat secara adil dan merata.
• Asas kepastian hukum berarti bahwa pembangunan telekomunikasi khususnya
penyelenggaraan telekomunikasi harus didasarkan kepada peraturan perundang-
undangan yang menjamin kepastian hukum, dan memberikan perlindungan hukum
baik bagi para investor, penyelenggara telekomunikasi, maupun kepada pengguna
telekomunikasi.
• Asas kepercayaan pada diri sendiri, dilaksanakan dengan memanfaatkan secara
maksimal potensi sumber daya nasional secara efisien serta penguasaan teknologi
telekomunikasi, sehingga dapat meningkatkan kemandirian dan mengurangi
ketergantungan sebagai suatu bangsa dalam menghadapi persaingan global.
• Asas kemitraan mengandung makna bahwa penyelenggaraan telekomunikasi harus
dapat mengembangkan iklim yang harmonis, timbal balik, dan sinergi dalam
penyelenggaraan telekomunikasi.
• Asas keamanan dimaksudkan agar penyelenggaraan telekomunikasi selalu
memperhatikan faktor keamanan dalam perencanaan, pembangunan, dan
pengoperasiannya.
• Asas etika dimaksudkan agar dalam penyelenggaraan telekomunikasi senantiasa
dilandasi oleh semangat profesionalisme, kejujuran, kesusilaan, dan keterbukaan.
Bagian Ketiga
Larangan Praktek Monopoli
Pasal 10
(1) Dalam penyelenggaraan
telekomunikasi dilarang
melakukan kegiatan yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek
monopoli dan persaingan usaha
tidak sehat di antara
penyelenggara telekomunikasi.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
yang berlaku
Ayat (1)
• Pasal ini dimaksudkan agar terjadi kompetisi
yang sehat antarpenyelenggara
telekomunikasi dalam melakukan
kegiatannya.
• Peraturan perundang-undangan yang berlaku
dimaksud adalah Undang-undang Nomor 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
serta peraturan pelaksanaannya.
Ayat (2)
• Cukup jelas.
Konsekwensi dari ex-ante regulation (larangan) seharusnya ada sanksi utk penegakannya.
Dan untuk deteksi dan pencegahan selayaknya ada pedoman dari instansi yang
bersangkutan. Akan lebih sempurna jika terdapat larangan baik langsung tidak langsung
yang mengakibatkan berpindahnya pihak penikmat (beneficiary) atas lisensi.
Interactive
Justice
Corrective
Justice
Pertanggungjawaban
Risk/Accident
Ex-post liabilityEx-ante liability
TORT LAWADMINISTRATIVEREGULATION
• Standard
• Safety regulation
• Good Governance
• harm
• proximate cause
• breach of duty
Pemulihan hak kepada keadaan semula
Penegakan hukum terhadap kewajiban setiap orang utk tidak merugikan orang lain dalam
melakukan hubungan interaktifnya => termasuk perilaku curang dan dampak pasarnya
Pidana => perlindungan terhadap
orang, benda dan norma masy.
Administratif => sanksi admistratif
contoh; denda dan pencabutan izin
Perdata => Kelalaian yang merugikan
dapat digugat Ganti Rugi
Solusi atau Masalah ?• Apakah sudah sesuai kaedah dan amanat yang diberikan UU
Telekomunikasi ataukah sebaliknya Mengkhianati kewajiban + “public trust” utk amanat penetrasi jaringan dan cost demi HAM penduduk/masy.
• Apakah tidak berakibat menguasai dari hulu sampai hilir => abuse dominan, diskriminasi, predatory, tying arrangement, etc
• Apakah akan menguasai lebih dari kapabilitas dan tanggung jawabnya
• Apakah menghambat atau mematikan kompetitor yang lain, atau sebaliknya ramai2 mengkeroyok satu kompetitor
• Apakah kebijakan dan mekanisme berbagi sudah fair mensetimbangkan biaya dan kepentingan => mutual benefit.
Terima KasihCapacity Building:
Indonesia Sentra
• Mata
melambangkan
wawasan
• Senyum
melambangkan
optimisme
• Lampu
melambangkan
HKI
• Chip
melambangkan
penguasaan ICT
• Indonesia Sentra
Geografis Dunia