Download - Ini Daftar Isinya
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mekanisasi pekerjaan pada akhir dekade ini telah semakin bertambah maju, jenis
pekerjaan yang menggunakan kekuatan otot berangsur digantikan oleh kekuatan mesin yang
dapat diatur dan mengatasi pekerjaan berat.Sehingga peran manusia sebagai subjek
pekerjaan malah tergantikan dengan adanya mesin. Dalam hal ini karena mesin lebih
mempunyai tingkat konsistensi yang lebih baik dibanding manusia. Walaupun pada
kenyataannya mesin mempunyai keterbatasan dibanding manusia dalam hal kontrol. Secara
garis besar, kegiatan–kegiatan kerja manusia dapat dikelompokkan menjadi kerja fisik
(otot) dan kerja mental (otak). Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna, karena
terdapat hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya.
Tubuh manusia dirancang untuk melakukan aktivitas serhari-hari, adanya masa otot
yang bobotnya lebih dari separuh tubuh memungkinakan manusia untuk dapat
menggerakkan tubuh dan melakukan kerja. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban
kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai dan seimbang terhadap kemampuan fisik,
koknitif, maupun keterbatasan manusia menerima beban tersebut. Dalam hal ini sebuah
metode untuk memberikan rekomendasi mengenai berat beban yang mesti diangkat sangat
diperlukan, yaitu dengan menggunakan metode RWL (Recommended Weight Limit), serta
dengan menganalisis besarnya peresntasi berat beban dengan kemampuan angkat beban
yang seharusnya yaitu dengan menghitung LI (Lifting Indeks), untuk kesemuanya itu
diperlukan pula sebuah cara yang dapat menganalisis pengaruh postur tubuh ketika bekerja
terhadap kondisi kerja itu sendiri sehingga akan mendapatkan nilai yang baik yaitu dengan
menggunakan metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment).
1.2 Tujuan1. Mampu mengintegrasikan berbagai pertimbangan ergonomi, khususnya dari sisi
biomekanika dalam merancang berbagai system kerja untuk menghasilkan rancangan
yang ENASE serta mampu mengetahui poisisi postur yang baik untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dari kerja yang dilakukan.
2. Mampu menggunakan konsep dan teknik RWL dalam merancang gerakan-gerakan
perpindahan alat dan benda kerja yang ergonomis dan untuk mengetahui posisi postur
dengan menggunakan software Rula.
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 1
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
3. Mampu mengklarifikasi besar beban kerja untuk pekerjaan tertentu.
1.3Pembatasan MasalahMasalah yang dibahas pada praktikum ini meliputi data-data yang didapatkan pada
saat praktikum biomekanika. Dimana biomekanika mengambil data mengenai gerakan
suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian atas yang
disesuaikan dengan jarak vertikal dan jarak horisontal.
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
1.4 Metodelogi Penulisan
Gambar 1.1 Flowchart Metodologi Penilusan
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 3
Identifikasi Masalah
Studi Pustaka
Pengumpulan dan Pengolahan Data
Analisis
Kesimpulan dan Saran
Penutup
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
1.5 Sistematika PenulisanSistematika penulisan dalam laporan ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, tujuan praktikum, pembatasan masalah, metode penulisan
dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tinjauan pustaka yang melandasi praktikum.
BAB III PENGUMPULAN DATA
Berisi data hasil praktikum yang kemudian akan diolah.
BAB IV PENGOLAHAN DATA
Berisi pengolahan data biomekanika meliputii RWL dan LI dengan perhitungan
manual, software RULA dan software CATIA.
BAB V ANALISA
Berisi analisa terhadap hasil pengolahan data dengan hasil perhitungan manual
dan output RULA, dan software CATIA.
BAB VI PENUTUP
Berisi kesimpulan mengenai garis besar yang dapat ditarik dari analisa yang
telah diberikan pada bab sebelumnya dan saran dari penyusun.
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 4
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biomekanika Keluhan Muskuloskelektal adalah keluhan pada bagian otot skelektal dirasakan oleh
seseorang mulai keluhan yang ringan hingga keluhan yang terasa sangat sakit. Apabila otot
statis menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat
menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen, dan tendon. Hal inilah yang
menyebabkan rasa sakit, keluhan ini disebut keluhan Musculoskelektal disorders (MSDs) atau
cedera pada sistem Muskoskelektal (grandjean, 1993, Lemasters, 1996). Secara Garis besar
keluhan otot dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi saat otot menerima
beban statis, namun semikian keluhan tersebut akan segera hilang apabila pembebanan
dihentikan.
2. Keluhan menetap ( persisent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap, walaupun
pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot akan terus berlanjut.
Keluhan otot skelektal pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan
akibat pemberian beban kerja yang terlalu panjang dengan durasi pembebanan yang
panjang. Sebaliknya, keluhan otot kemungkinan tidak terjadi apabila kontraksi otot
berkisar antara 15 – 20 % dari kekuatan otot maksimum. Namun apabila kontraksi otot
melebihi 20% maka peredaran darah ke otot berkurang menurut tingkat kontraksi yang
dipengaruhi oleh besarnya tenaga yang diperlukan. Suplai oksigen ke otot menurun,
proses metabolisme karbohidrat terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan
asam laktat yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri otot.
(Suma’mur, 1982; Grandjean, 1993)
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 5
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
2.1.1 Faktor Penyebab Terjadinya Keluhan Muskuloskelatal Peter Vi (2000) menjelaskan bahwa, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya keluhan otot skelektal.
1. Peregangan otot yang berlebihan.
Peregangan otot yang berlebihan (over exertion) biasanya dialami pekerja yang
mengalami aktivitasa kerja yang menuntut tenaga yang besar. Peregangan otot yang
besar ini terjadi karena pengerahan tenaga yang dikerahkan melampaui kekuatan
optimum otot. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka akan mempertinggi resiko
terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skelektal.
2. Aktivitas berulang
Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus. Keluhan otot
terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus menerus, tanpa
memperoleh kesempatan untuk melakukan relaksasi.
3. Sikap kerja tidak alamiah
Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi-posisi bagian
tubuh bergerak menjauhi posisi alaminya. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat
gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skelektal.
Sikap kerja tidak alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan kerja tidak
sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja.
( Grandjean, 1993; Manuaba, 2000 ).
4. Faktor Penyebab Sekunder
Tekanan
Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak, seperti saat tangan
harus memegang alat dalam waktu yang lama, akan menyebabkan keluhan pada
otot tersebut akibat tekanan langsung yang diterima. Apabila hal ini
berlangsung terus menerus akan menyebabkan keluhan yang menetap.
Getaran
Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot bertambah.
Kontraksi statis ini akan menyebabkan peredaran darah tidak lancar,
penimbunan asam laktat meningkat dan akibatnya menimbulkan rasa nyeri otot
(Suma’mur, 1982)
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 6
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Mikroklimat
Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan, kepekaan
dan kekuatan pekerja, sehingga pekerja gerakannya menjadi lamban, sulit
bergerak yang disertai dengan menurunnya kekuatan otot. Demikian juga
dengan paparan suhu yang tinggi akan menyebabkan sebagian energi digunakan
oleh tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan. Apabila tidak disertai dengan
suplai energi yang cukup akan menyebabkan kekurangan suplai energi pada
otot.
5. Faktor Kombinasi
Resiko terjadinya keluhan otot skeletal akan semakin meningkat dengan tugas yang
semakin berat oleh tubuh. Beberapa hal yang mempengaruhi faktor kombinasi tersebut
adalah :
Umur
Chaffin (1979) dan Guo et al (1995) menyatakan bahwa keluhan otot skelektal
biasanya dialami oleh orang dalam usia kerja, yaitu 24-65 tahun. Biasanya
keluhan pertama dialami pada usia 35 tahun dan tingkat keluhan akan
meningkat seiring dengan bertambahnya umur.
Jenis kelamin
Dalam pendiasainan suatu beban tugas harus diperhatikan jenis kelamin
pemakainya, Astrand dan Rodahl (1977) menjelaskan bahwa kekuatan otot
wanita hanya 60% dari kekuatan otot pria, keluhan otot juga lebih banyak
dialami wanita dibandingkan pria. Namun pendapat ini masih diperdebatkan
oleh para ahli.
Kebiasaan Merokok
Sama halnya dengan jenis kelamin, kebiasaan merokok pun masih dalam taraf
perdebatan para ahli. Namun dari penelitian oleh para ahli diperoleh bahwa
meningkatnya frekuensi merokok dan lamanya kebiasaan merokok akan
meningkatkan keluhan otot yang dirasakan.
Kesegaran Jasmani
Pada umumnya, keluhan otot jarang dialami oleh seseorang yang dalam
aktivitas kesehariannya mempunyai cukup waktu untuk beristirahat.
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 7
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Sebaliknya, bagi yang dalam pekerjaan kesehariannya memerlukan tenaga
besar dan tidak cukup istirahat akan lebih sering mengalami keluhan otot.
Tingkat kesegaran tubuh yang rendah akan mempertinggi resiko terjadinya
keluhan otot. Keluhan otot akan meningkat sejalan dengan bertambahnya
aktivitas fisik.
Kekuatan fisik
Chaffin dan Park (1977) seperti yang dilaporkan oleh NIOSH menemukan
keluhan pungggung yang tajam pada para pekerja yang menuntut pekerjaan otot
di atas batas kekuatan otot maksimalnya. Dan pekerja yang memiliki kekuatan
otot rendah berisiko tiga kali lipat lebih besar mengalami keluhan otot
dibandingkan pekerja yang memiliki kekuatan otot yang tinggi. Namun sama
halnya dengan kebiasaan merokok dan jenis kelamin, pendapat ini masih
diperdebatkan.
Ukuran tubuh (antropometri)
Walaupun pengaruhnya relative kecil, ukuran tubuh juga menyebabkan
terjadinya keluhan otot skelektal. Vessy et al (1990) menyatakan bahwa wanita
yang gemuk memiliki resiko tiga kali lebih besar dibandingkan dengan wanita
yang kurus. Temuan lain menyatakan bahwa tubuh yang tinggi umumnya
sering mengalami keluhan sakit punggung, tetapi tubuh tinggi tak mempunyai
pengaruh terhadap keluhan pada leher, bahu, dan pergelangan tangan.
( Grandjean, 1993; Manuaba, 2000 ).
2.1.2 Mengukur dan Mengenali Sumber Penyebab Keluhan Muskoskeletal Ada beberapa cara yang telah diperkenalkan dalam melakukan evaluasi ergonomic
untuk mengetahui hubungan antara tekanan fisik dengan resiko keluhan otot skelektal.
Pengukuran terhadap tekanan fisik ini cukup sulit karena melibatkan berbagai faktor seperti
kinerja, motivasi, harapan, dan toleransi kelelahan (Waters & Anderson, 1996). Alat ukur
ergonomi yang dapat digunakan diantaranya adalah :
1. Checklist
Checklist merupakan alat ukur ergonomi yang paling sederhana dan mudah, oleh karena
itu biasanya menjadi pilihan pertama untuk melakukan pengukuran yang masih umum.
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 8
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Checklist berisi pertanyaan umum yang biasanya mengarah pada pengumpulan data
tentang tingkat beban kerja dan pertanyaan khusus yang berisi data yang lebih spesifik
seperti berat beban, jarak angkat, jenis pekerjaan dan frekuensi kerja. Checklist
merupakan cara yang mudah untuk digunakan, tetapi hasilnya kurang teliti. Oleh karena
itu Checklist lebih cocok digunakan untuk studi pendahuluan dan identifikasi masalah.
2. Model Biomekanik
Model Biomekanik menerapkan konsep mekanik teknik pada fungsi tubuh untuk
mengetahui reaksi otot yang terjadi akibat tekanan beban kerja. Beberapa faktor yang
harus dicermati apabila pengukuran dilakukan dengan model biomekanik adalah
sebagai berikut :
a. Sifat dasar mekanik (static atau dinamik)
b. Dimensi model (dua atau tiga dimensi)
c. Ketepatan dalam mengambil asumsi
d. Input yang diperlukan cukup kompleks.
3. Tabel Psikofisik
Psikofisik merupakan cabang ilmu psikologi yang digunakan untuk menguji hubungan
antara persepsi dari sensasi tubuh terhadap rangsangan fisik. Melalui persepsi dan
sensansi tubuh, dapat diketahui kapasitas kerja seseorang. Steven (1962) dan Snook &
Ciriello (1991) menjelaskan bahwa tingkat kekuatan seseorang dalam menerima beban
kerja dapat diukur melalui perasaan subjektif, dalam arti persepsi seseorang terhadap
beban kerja dapat digunakan untuk mengukur efek kombinasi dari tekanan fisik danh
tekanan biomekanik akibat aktivitas yang dilakukan. Untuk metode psikofisik ini hasil
dari pengukuran tergantung dari persepsi seseorang dan konsekuenainya, kemungkinan
terjadi perbedaan antara persepsi yang satu dengan yang lainnya.
4. Metode Fisik
Salah satu penyebab timbulnya keluhan otot adalah kelelahan yang terjadi akibat beban
kerja yang berlebihan. Oleh karena itu salah satu metode untuk mengetahui keluhan
fisik dapat dilakuakn secara langsung dengan mengukur tingkat beban kerja. Tingkat
beban kerja dapat diketahu melalui indikator denyut nadi, konsumsi oksigen, dan
kapasitas paru-paru. Melalui beban kerja inilah dapat diketahui tingkat reiko terjadinya
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 9
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
keluhan otot skelektal. Apabila beban kerja melebihi kapasitas kerja, maka resiko
terjadinya keluhan otot akan semakin besar.
5. Pengukuran dengan Video kamera.
Melalui video camera dapat direkam setiap tahapan aktivitas kerja, selanjutnya hasil
rekaman dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis terhadap sumber
terjadinya keluhan otot.
6. Pengamatan Melalui Monitor
Sistem ini terdiri dari sensor mekanik yang dipasang pada bagian tubuh pekerja yang
dapat mengukur berbagai aspek dari aktivitas tubuh, seperti posisi, kecepatan, dan
percepatan gerakan. Melalui monitor dapat dilihat secara langsung karakteristik dan
perubahan gerak yang dapat digunakan untuk mengestimasi keluhan otot yang akan
terjadi, dan sekaligus dapat dianalisa solusi ergonomiknya.
7. Metode Analitik
Metode analitik ini direkomendasikan oleh NIOSH (National Institute for Occupational
Safety and Health) untuk pekerjaan mengangkat. NIOSH memberikan cara sederhana
untuk mengestimasi kemungkinan terjadinya peregangan otot yang berlebihan
(overexertion) atas dasar karakteritik pekerjaan, yaitu dengan menghitung Recomended
Weight Limit (RWLH) dan Lifting Index (LI). RWLH adalah persamaan pengangkatan
beban kerja yang direkomendasikan oleh NIOSH. RWLH digunakan untuk
pengangkatan beban kerja spesifik pada waktu tertentu untuk pekerja dalam kondisi
normal, dimana mengurangi resiko terjadinya cedera pada musculoskeletal, NIOSH
merekomendasikan penggunaan RWLH dan LI berdasarkan konsep resiko
pengangkatan beban dan Low Back Pain (LBP) Batas penggunaan RWLH dan LI tidak
termasuk dalam hal yang terjadi di bawah ini :
Mengangkat atau menurunkan beban dengan satu tangan
Mengangkat atau menurunkan beban lebih dari 8 jam
Mengangkat atau menurunkan beban ketika duduk atau berlutut
Mengangkat atau menurunkan beban di tempat yang terlarang
Mengankat atau menurunkan beban dengan posisi yang tidak stabil
Menganngkat atau menurunkan beban sambil mendorong atau menarik
Mengangkat atau menurunkan beban menggunakan kereta sorong.
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 10
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Mengangkat atau menurunkan beban dengan kecepatan 30 inchi per sekon
(76.2 cm per sekon)
Mengangkat atau menurunkan beban dengan koefisien statik lantai dengan alas
kaki operator < 0.
Mengangkat atau menurunkan beban di luar suhu optimal (19-26 derajat C) dan
tidak berada pada kelembaban optimal (35-50%)
(http://www.phppo.cdc.gov/cdcRecommends/showarticle.asp?
a_artid=P0000427&TopNum=50&CallPg=Adv
RWLH dihitung berdasarkan enam variabel sebagai berikut :
Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam pemindahan material, adalah sebagai
berikut :
a. Berat beban yang harus diangkat dan perbandingannya terhadap berat badan
operator
b. Jarak horizontal dari beban relatif terhadap operator.
c. Ukuran beban yang harus diangkat (beban yang berukuran besar) akan memiliki
pusat massa yang letaknya jauh dari operator, hal tersebut juga akan
mempengaruhi pandangan operator.
d. Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak perpindahan beban
(mengangkat beban dari permukaan lantai akan relatif lebih sulit daripada
mengangkat beban dari ketinggian pada permukaan pinggang).
e. Prediksi terhadap berat beban yang akan diangkat. Hal ini adalah untuk
mengantisipasi beban yang lebih berat dari yang diperkirakan.
f. Stabilisasi beban yang akan diangkat
g. Kemudahan untuk dijangkau oleh pekerja
h. Frekuensi angkat, yaitu banyaknya aktifitas angkat
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 11
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 2.1 Reprentasi dari lokasi tangan
(Sumber : http://www.phppo.cdc.gov/cdcRecommends/showarticle.asp?a_artid=P0000427&TopNum=50&CallPg=Adv)
Gambar 2.2 Ilustrasi sudut putar saat memindahkan beban
(Sumber : http://www.phppo.cdc.gov/cdcRecommends/showarticle.asp?a_artid=P0000427&TopNum=50&CallPg=Adv)
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 12
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Berdasarkan enam variabel tersebut dapat dihitung rumus RWL
…………1.1
Dimana :
RWLH : batas beban yang direkomendasikan
LC : konstanta pembebanan = 23 kg
HM : faktor penggali horizontal = 25 / H (table 2A.1)
VM : faktor penggali vertical = (1-0.003/ V-75) (table 2A.2)
Untuk pekerja Indonesia, terdapat perbedaan untuk VM, sebagai berikut :
1. Untuk pengangkatan dengan ketinggian awal di bawah 75 :
……………………1.2
2. Untuk pengangkatan dengan ketinggian awal di atas 75 cm
..........................1.3
DM : faktor penggali perpindahan = 0,82 + 4,5 / D (table 2A.3)
AM : faktor penggali asimetrik = 1 – 0,0032 A(table 2A.4)
CM : faktor penggali kopling (table 2A.5)
FM : faktor pengali frekuensi (table 2A.6)
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 13
VM = 1 – 0,0132 ( V – 75 )
VM = 1 – 0,0145 ( 75 – V )
RWLH = LC X HM X VM X DM X AM X FM X CM
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Tabel 2.1 Faktor pengali kopling
(Tarwaka, Solichul, H.A Bakri, 2004)
Tipe Kopling CM
V < 75 V ≥ 75
Baik (Good) 1.00 1.00
Sedang (Fair) 0.95 1.00
Kurang (Poor) 0.90 0.90
Keterangan untuk Coupling Multiplier (CM) adalah
1. Kriteria Good, adalah :
- Kontainer atau Box merupakan design optimal, pegangan bahannya tidak licin.
- Benda yang didalamnya tidak mudah tumpah.
- Tangan dapat dengan nyaman meraih box tersebut.
2. Kriteria Fair, adalah :
- Kontainer atau Box tidak mempunyai pegangan.
- Tangan tidak dapat meraih dengan mudah.
3. Kriteria Poor, adalah :
- Box tidak mempunyai Handle/pegangan.
- Sulit dipegang (Licin, Tajam, dll).
- Berisi barang yang tidak stabil, (Pecah, Jatuh, Tumpah, dll).
- Memerlukan sarung tangan untuk mengangkatnya.
Tabel 2.2 Faktor pengali frekuensi
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 14
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
(Tarwaka, Solichul, H.A Bakri, 2004)
Frekuensi
(angkatan
per menit)
(F)
Lama Kerja Mengangakat
≤ 1 jam 1-2 jam 2-8 jam
V < 75 V > 75 V < 75 V > 75 V < 75 V > 75
≥ 0.2 1.00 1.00 0.95 0.95 0.85 0.85
0.5 0.97 0.97 0.92 0.92 0.81 0.81
1 0.94 0.94 0.88 0.88 0.75 0.75
2 0.91 0.91 0.84 0.84 0.65 0.65
3 0.88 0.88 0.79 0.79 0.55 0.55
4 0.84 0.84 0.72 0.72 0.45 0.45
5 0.80 0.80 0.60 0.60 0.35 0.35
6 0.75 0.75 0.50 0.50 0.27 0.27
7 0.70 0.70 0.42 0.42 0.22 0.22
8 0.60 0.60 0.35 0.35 0.18 0.18
9 0.52 0.52 0.26 0.26 0.00 0.15
10 0.45 0.45 0.00 0.23 0.00 0.13
11 0.41 0.41 0.00 0.21 0.00 0.00
12 0.37 0.37 0.00 0.00 0.00 0.00
13 0.00 0.34 0.00 0.00 0.00 0.00
14 0.00 0.31 0.00 0.00 0.00 0.00
Lanjutan Tabel 2.2 Faktor pengali frekuensi
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 15
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
15 0.00 0.28 0.00 0.00 0.00 0.00
> 15 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Lifting Index (LI) adalah estimasi sederhana terhadap resiko cedera yang diakibatkan
oleh overexertion. Berdasarkan beban dan nilai RWL, dapat ditentukan, besarnya LI
dengan rumus sebagai berikut.
………… (1. 3)
Aktifitas mengangkat dengan nilai LI > 1 (moderately stressful task), akan
meningkatkan keluhan terhadap sakit pinggang ( LBP), oleh karena itu, maka beban
kerja harus didesain sedemikian rupa sehingga nilai LI ≤ 1. untuk beban kerja LI>1,
mengandung resiko keluhan sakit pinggang, sedangkan untuk nilai LI > 3 (highly
stressfull task), menyebabkan overexertion ( Waters & Anderson, 1996)
8. Nordic Body Map (NBM)
Melalui NBM dapat diketahui bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat
keluhan dari tingkat rasa tidak nyaman (agak sakit) hingga sakit (Corlett, 1992).
Dengan melihat dan menganalisa peta tubuh (NBM) maka dapat diestimasi tingkat dan
jenis keluhan otot skelektal yang dirasakan oleh pekerja. Cara ini sangat sederhana,
namun kurang teliti karena mengandung nilai subjektifitas yang tinggi. Untuk menekan
bias yang mungkin terjadi, maka sebaiknya dilakuakn pengukuran sebelum dan sesudah
melakukan aktifitas (pre and post test).
( Steven, 1962; Snook & Ciriello, 1991).
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 16
LI=BeratBebanRWLH
≤3 .0
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
2.1.3 Langkah-Langkah Mengatasi Keluhan Muskoskelektal Berdasarkan rekomondasi dari Occupational Safety and Health Administration (OSHA)
tindakan ergonomic untuk mencegah adanya sumber penyakit adalah melalui dua cara, yaitu :
1. Rekayasa Teknik
Rekayasa teknik pada umumnya dilakukan melalui pemilihan beberapa alternative
sebagai berikut :
a. Eliminasi, yaitu menghilangkan sumber bahaya yang ada. Hal ini jarang bisa
dilakukan mengingat kondisi dan tuntutan pekerjaan yang mengharuskan untuk
menggunakan peralatan yang ada.
b. Subsitusi, yaitu mengganti alat atau bahan lama dengan alat atau bahan baru yang
aman menyempurnakan proses produksi dan menyempurnakan prosedur
penggunaan alat.
c. Partisi, yaitu melakukan pemisahan antara sumber bahaya dengan pekerja.
d. Ventilasi, yaitu dengan menambah ventilasi untuk mengurangi resiko sakit,
misalnya akibat suhu udara yang terlalu panas.
2. Rekayasa Manajemen
Rekayasa manajemen dapat dilakukan dengan tindakan sebagai berikut :
a. Pendidikan dan pelatihan.
Melalui pendidikan dan pelatihan, pekerja menjadi lebih memahami lingkungan dan
alat kerja, sehingga diharapkan dapat beradaptasi dan inovatif dalam melakukan
upaya-upaya pencegahan terhadap resiko sakit akibat kerja.
b. Pengaturan waktu kerja dan istirahat yang seimbang
Pengaturan waktu kerja dan istirahat yang seimbang, dalam arti disesuaikan dangan
kondisi lingkungan kerja dan karakteristik pekerjaan, sehingga dapat mencegah
paparan yang berlebih terhadap sumber bahaya.
c. Pengawasan yang intensif
Melalui pengawasan yang intensif dapat dilakukan pencegahan secara lebih dini
terhadap kemungkinan terjadinya resiko akibat kerja.
Sebagai gambaran, berikut ini dapat dilakukan pencegahan secara lebih dini terhadap
kemungkinan terjadi resiko kecelakaan kerja :
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 17
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
1. Aktivitas angkat-angkat material secara manual
Usahakan minimalkan aktivitas angkat-angkat secara manual
Upayakan agar lantai tidak licin
Upayakan menggunakan alat Bantu kerja yang memadai, seperti crane, kereta
dorong, dan pengungkit
Gunakan alas apabila mengangkat di atas kepala atau bahu
Upayakan agar beban angkat tidak melebihi kapasitas angkat pekerja
2. Berat beban dan alat
Upayakan untuk menggunakan bahan atau alat yang ringan
Upayakan menggunakan wadah atau alat angkut dengan kapasitas < 50 kg
3. Alat tangan
Upayakan agar ukuran pegangan tangan sesuai dengan lingkar gengga,m tangan
pekerja dan karakteristik pekerjaan (pekerjaan ringan atau berat)
Pasang alat peredam getaran pada tangan
Upayakan pemeliharaan yang rutin sehingga alat selalu dalam kondisi layak
pakai
Berikan pelatihan agar pekerja terampil dalam menggunakan alat.
( Grandjean, 1993; Manuaba, 2000 ).
2.1.4 Rapid Upper Limb Assessment (RULA)
2.1.4.1 DefinisiRULA adalah sebuah metode untuk menilai postur, gaya dan gerakan suatu aktivitas
kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian atas (upper limb). Metode ini
dikembangkan untuk menyelidiki resiko kelainan yang akan dialami oleh seorang pekerja dalam
melakukan aktivitas kerja yang memanfaatkan anggota tubuh bagian atas (upper limb).
Metode ini menggunakan diagram postur tubuh dan tiga tabel penilaian untuk
memberikan evaluasi terhadap faktor resiko yang akan dialami oleh pekerja. Faktor-faktor
resiko yang diselidiki dalam metode ini adalah yang telah dideskripsikan oleh McPhee’ sebagai
faktor beban eksternal (external load factors) yang meliputi :
Jumlah gerakan
Kerja otot statis
Gaya
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 18
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Postur kerja yang ditentukan oleh perlengkapan dan perabotan
Waktu kerja tanpa istirahat
Untuk menilai empat faktor beban eksternal pertama yang disebutkan di atas (jumlah
gerakan, kerja otot statis, gaya dan postur), RULA dikembangkan untuk :
1. Menyediakan metode penyaringan populasi kerja yang cepat, untuk penjabaran
kemungkinan resiko cidera dari pekerjaan yang berkaitan dengan anggota tubuh bagian
atas;
2. Mengenali usaha otot berkaitan dengan postur kerja, penggunaan gaya dan melakukan
pekerjaan statis atau repetitif, dan hal–hal yang dapat menyebabkan kelelahan otot;
3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dalam penilaian ergonomi yang lebih luas
meliputi faktor-faktor epidemiologi, fisik, mental, lingkungan dan organisasional; dan
biasanya digunakan untuk melengkapi persyaratan penilaian dari UK Guidelines on the
prevention of work-related upper limb disorder (Panduan dalam pencegahan cidera
kerja yang berkaitan dengan anggota tubuh bagian atas di negara Inggris).
( Grandjean, 1993; Manuaba, 2000 ).
2.1.4.2 ProsedurProsedur dalam pengembangan metode RULA meliputi tiga tahap. Tahap pertama
adalah pengembangan metode untuk merekam postur kerja, tahap kedua adalah pengembangan
sistem penilaian dengan skor, dan yang ketiga adalah pengembangan dari skala tingkat tindakan
yang memberikan panduan pada tingkat resiko dan kebutuhan tindakan untuk mengadakan
penilaian lanjut yang lebih detail.
1. TAHAP 1 : Pengembangan metode untuk merekam postur kerja
Untuk menghasilkan sebuah metode kerja yang cepat untuk digunakan, tubuh dibagi
dalam segmen-segmen yang membentuk dua kelompok atau grup yaitu grup A dan B. Grup
A meliputi bagian lengan atas dan bawah, serta pergelangan tangan. Sementara grup B
meliputi leher, punggung, dan kaki. Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh postur tubuh
terekam, sehingga segala kejanggalan atau batasan postur oleh kaki, punggung atau leher
yang mungkin saja mempengaruhi postur anggota tubuh bagian atas dapat tercakup dalam
penilaian.
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 19
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Jangkauan gerakan untuk tiap bagian tubuh dibagi dalam bagian-bagian berdasarkan
kriteria yang berasal dari literatur-literatur terkait yang telah ada. Bagian-bagian ini diberi
angka, kemudian angka 1 diberikan pada jangkauan gerakan atau postur kerja yang
memiliki faktor-faktor resiko paling kecil atau minimal. Angka yang lebih besar diberikan
pada bagian jangkauan gerakan dengan postur yang lebih ekstrim yang menunjukkan
peningkatan kehadiran faktor resiko yang menyebabkan beban pada struktur segmen tubuh.
Grup A Lengan bagian atas, lengan bagian bawah dan pergelangan tangan
Jangkauan gerakan untuk lengan bagian atas (upper arm) dinilai dan diberi skor
berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Tichauer, Chaffin, Herberts et al, Schuldt
et al, dan Harms-Ringdahl & Schuldt. Skornya sebagai berikut :
o 1 untuk ekstensi 20° dan fleksi 20°;
o 2 untuk ekstensi lebih dari 20° atau fleksi antara 20-45°;
o 3 untuk fleksi antara 45-90°;
o 4 untuk fleksi lebih dari 90°.
Jika bahu terangkat, skor dari postur di atas ditambahkan 1.
Jika lengan bagian atas abduksi maka skor postur juga ditambahkan 1.
Sedangkan bila operator bersandar atau berat lengan disangga atau diberi penyangga,
skor postur di atas dikurangkan 1.
Gambar 2. 3 Standar RULA untuk postur lengan atas
Jangkauan untuk lengan bagian bawah (lower arm) dikembangkan berdasarkan
penelitian Grandjean dan Tichauer. Skornya sebagai berikut :
o 1 untuk fleksi 60-100°;
o 2 untuk fleksi kurang dari 60° atau lebih dari 100°.
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 20
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Jika lengan bagian bawah bekerja melewati garis tengah (midline) tubuh atau berada di
luar sisi tubuh, maka skor postur di atas ditambahkan 1.
Gambar 2. 4 Standar RULA untuk postur lengan bawah
Panduan untuk pergelangan tangan (wrist) yang diterbitkan oleh Health and Safety
Executive digunakan untuk menghasilkan skor postur berikut :
o 1 jika pada posisi netral
o 2 untuk fleksi dan ekstensi 0-15°
o 3 untuk fleksi dan eks tensi lebih dari 15°
Jika pergelangan tangan dalam gerakan ulnar maupun radial, maka skor postur
ditambahkan 1.
Gambar 2. 5 Standar RULA untuk postur pergelangan tangan
Pronasi dan supinasi pergelangan tangan ditentukan menyertai postur netral berdasarkan
Tichauer. Skornya sebagai berikut :
o 1 jika pergelangan tangan berputar dalam jangkauan tengah
o 2 jika pergelangan tangan berputar dekat atau pada akhir jangkauan
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 21
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Grup B Leher, punggung dan kaki
Jangkauan postur untuk leher (neck) didasarkan pada studi yang dilakukan oleh Chaffin
dan Kilbom et al. Skor dan jangkauannya sebagai berikut :
o 1 untuk fleksi 0-10°;
o 2 untuk fleksi 10-20°;
o 3 untuk fleksi lebih dari 20°;
o 4 bila dalam posisi ekstensi.
Jika leher berputar, skor postur ditambahkan 1.
Jika leher bergerak ke samping, skor postur ditambahkan 1.
Gambar 2. 6 Standar RULA untuk postur leher
Jangkauan gerakan punggung (trunk) dikembangkan dari Drury, Grandjean dan
Grandjean et al. Skor posturnya sebagai berikut :
o 1 jika duduk dan tersangga baik dengan sudut antara pinggul dan punggung 90°
atau lebih;
o 2 untuk fleksi 0-20°;
o 3 untuk fleksi 20-60°;
o 4 untuk fleksi lebih dari 60°.
Jika punggung memuntir, maka skor postur ditambahkan 1.
Jika punggung melentur ke samping, maka skor postur ditambahkan 1.
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 22
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 2. 7 Standar RULA untuk postur punggung
Skor postur kaki (legs) ditentukan sebagai berikut :
o 1 jika kaki dan telapak kaki tersangga dengan baik ketika duduk dengan berat
yang seimbang;
o 1 jika berdiri dengan berat tubuh terdistribusi secara merata pada kedua kaki,
dengan ruang untuk mengganti posisi;
o 2 jika kaki dan telapak kaki tidak tersangga atau berat tidak merata seimbang.
TAHAP 2 : Pengembangan sistem skor untuk pengelompokan bagian tubuh.
Sebuah skor tunggal dibutuhkan dari Grup A dan B yang dapat mewakili tingkat
pembebanan postur dari sistem muskuloskeletal kaitannya dengan kombinasi postur bagian
tubuh.
Rekaman video yang dihasilkan dari postur Grup A yang meliputi lengan atas, lengan
bawah, pergelangan tangan dan putaran pergelangan tangan diamati dan ditentukan skor
untuk masing-masing postur. Kemudian skor tersebut dimasukkan dalam tabel A untuk
memperoleh skor A.
Tabel 2. 3 Skor Postur Grup A (Tabel A)
Upper Arm Score
Lower Arm Score
Wrist Posture Score
1 2 3 4
Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist Wrist Twist
1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 1 2 2 2 2 3 3 3
2 2 2 2 2 3 3 3 3
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 23
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Lanjutan Tabel 2.3 Skor postur Grup A ( Tabel A )
3 2 3 3 3 3 3 4 4
2 1 2 3 3 3 3 4 4 4
2 3 3 3 3 3 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 5 5
3 1 3 3 4 4 4 4 5 5
2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 4 4 4 4 4 5 5 5
4 1 4 4 4 4 4 5 5 5
2 4 4 4 4 4 5 5 5
3 4 4 4 5 5 5 6 6
5 1 5 5 5 5 5 6 6 7
2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
6 1 7 7 7 7 7 8 8 9
2 8 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 24
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Rekaman video yang dihasilkan dari postur Grup B yaitu leher, punggung dan kaki diamati
dan ditentukan skor untuk masing-masing postur. Kemudian skor tersebut dimasukkan ke dalam
tabel B untuk memperoleh skor B.
Tabel 2. 4 Skor Postur Grup B (Tabel B)
Neck Posture Score
Trunk Posture
1 2 3 4 5 6
Legs Legs Legs Legs Legs Legs
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 25
Upper Arm
Lower Arm
Wrist
Wrist Twist
Posture Score
A
Force+ + =Score C
Neck
Trunk
Legs
Posture Score
B
Muscle Force+ + =Score D
Grand Score
Use Table A
Use Table B
Use Table C
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Sistem penilaian dilanjutkan dengan melibatkan otot (mucle) dan tenaga (force) yang
digunakan. Skor yang melibatkan penggunaan otot dikembangkan berdasarkan penelitian
Drury, yaitu sebagai berikut:
o Tambahkan (+) 1 jika postur statis (dipertahankan dalam waktu 1 menit) atau
penggunaan postur tersebut berulang lebih dari 4 kali dalam 1 menit.
Skor untuk penggunaan tenaga (beban) dikembangkan berdasarkan penelitian Putz-
Anderson dan Stevenson dan Baida, yaitu sebagai berikut:
o Jika pembebanan sesekali atau tenaga kurang dari 2 Kg dan ditahan maka skor tidak
ditambah.
o Tambahkan (+) 1 jika beban sesekali antara 2 – 10 Kg.
o Tambahkan (+) 2 jika beban 2 – 10 Kg bersifat statis atau berulang-ulang atau beban
sesekali namun lebih dari 10 Kg.
o Tambahkan (+) 3 jika beban (tenaga) lebih dari 10 Kg dialami secara statis atau
berulang dan atau jika pembebanan seberapapun besarnya dialami dengan sentakan
cepat.
Skor penggunaan otot (muscle) dan skor tenaga (force) pada Grup tubuh bagian A dan
B diukur dan dicatat dalam kotak-kotak yang tersedia kemudian ditambahkan dengan skor
yang berasal dari tabel A dan B seperti pada lembar skor berikut :
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 26
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 2.8 Diagram Penilaian RULA
Hasil penjumlahan skor penggunaan otot (muscle) dan tenaga (force) dengan Skor
Postur A menghasilkan Skor C. sedangkan penjumlahan dengan Skor Postur B
menghasilkan Skor D.
TAHAP 3 : Pengembangan Grand Score dan Action List
Tahap ini bertujuan untuk menggabungkan Skor C dan Skor D menjadi suatu grand
score tunggal yang dapat memberikan panduan terhadap prioritas penyelidikan / investigasi
berikutnya. Tiap kemungkinan kombinasi Skor C dan Skor D telah diberikan peringkat,
yang disebut grand score dari 1-7 berdasarkan estimasi resiko cidera yang berkaitan dengan
pembebanan muskuloskeletal (Lihat Tabel 2.3).
Tabel 2. 5 Grand Score (Tabel C)
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 27
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Berdasarkan grand score dari Tabel C, tindakan yang akan dilakukan dapat dibedakan
menjadi 4 action level berikut :
o Action Level 1
Skor 1 atau 2 menunjukkan bahwa postur dapat diterima selama tidak dijaga
atau berulang untuk waktu yang lama.
o Action Level 2
Skor 3 atau 4 menunjukkan bahwa penyelidikan lebih jauh dibutuhkan dan
mungkin saja perubahan diperlukan.
o Action Level 3
Skor 5 atau 6 menunjukkan bahwa penyelidikan dan perubahan dibutuhkan
segera.
o Action Level 4
Skor 7 menunjukkan bahwa penyelidikan dan perubahan dibutuhkan sesegera
mungkin (mendesak).
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 28
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 2.9 Lembar Kerja Penilaian RULA
(McAtamney, 1993)
2.1.5 Software CATIA
CATIA yaitu sebuah software yang digunakan untuk design 2d maupun 3d, fitur di
dalamnya menurut saya lebih lengkap dan fleksibel dibandingkan product pesaingnya. menurut
saya software ini bisa untuk design berbagai jenis barang (tidak spesifik satu barang saja) dari
yang kecil sampai dengan tingkat kerumitan tinggi, setau saya IPTN (sekarang DI) dari berdiri
sudah menggunakan software CATIA. keunggulan utama CATIA (setau saya) adalah mampu
mendesign ribuan part (contoh : bukan hanya mobil yang di design, tapi seluruh komponen
pesawat maupun kapal).
CATIA merupakan sebuah product dari 3ds. di lingkungan saya product ini kurang
sebegitu terkenal seperti Solidwork (salah satu product 3ds juga) ataupun Inventor (Autodesk).
mungkin langsung saja saya masuk ke program CATIA ini, sebelumnya saya mohon maaf
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 29
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
apabila ada kesalahan ataupun kekurangan,(karena saya sendiri masih pemula,hehe). tampilan
utamanya sebagai berikut :
disitu banyak sekali fitur yang bisa kita gunakan,hampir seluruh kebutuhan teknik
(tentunya untuk desain teknik) ada disitu. namun dari informasi yang saya dapatkan kebanyakan
'worlbench'( 'workbench' adalah sebutan untuk area kerja yang akan kita gunakan, apabila kita
akan mendesain sesuatu dapat berpindah dari workbench satu ke yang lain) yang digunakan
adalah :
-Part design
-Assembly part
-Generative shape design
-Sketch Tracer
sebenarnya banyak sekali workbench yang terdapat disitu dan mempunyai fungsi
masing-masing. dibawah ini sedikit latihan menggunakan part design (untuk membuat sebuah
balok) :
1. start-mechanical design-part design
2. klik icon sketch kemudian pilih bidang yang akan kita gambar
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 30
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
3. buatlah kotak dengan menggunakan garis
4. kemudian keluar dari sketch (panah merah)
5. kemudian pindah insert-body
6. double klik body (panah putih)
7. pilih pad (panah kuning)
8. isi bidang yang ingin kita panjangkan dan ukurannya (panah merah)
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 31
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
9. Ok
2.1.6 Software RULA (Rapid Upper Limb Assessment)Terdapat 3 langkah untuk mendapatkan hasil dari metode RULA:
a. Merekam postur tubuh ketika sedang bekerja.
Bagian tubuh yang dianalisa meliputi: lengan (lengan atas), siku tangan
(lengan bawah), pergelangan tangan, leher, trunk, dan kaki. Padalangkah ini, peneliti merekam
dan memasukkan data postur tubuh pekerja pada software RULA. Kemudian, dari data tersebut
dapat diketahui bagian tubuh yang mempunyai kemungkinan terbesar mengalami cedera.
b. Menghitung nilai
Data hasil rekaman yang telah dimasukkan software, dihitung nilainya
untuk masing-masing bagian tubuh.
c. Action Level .
Dari hasil nilai yang didapatkan, kemudian diklasifikasikan menurut action level
Gambar 2.10 Tampilan Software Penilaian RULA
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 32
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
BAB III
PENGUMPULAN DATA
3.1 RWLHBerikut ini adalah data praktikum Biomekanika yang dilaksanakan pada tanggal 5 April
2011 dengan operator untuk praktikum ini adalah Yusfran Sitio, untuk pengangkatan
beban dengan berat 5 kg, 10 kg, dan 15 kg. Pengangkatan dilakukan dengan cara
twisting dan nontwisting dengan variasi jarak kaki ke box 0 cm dan 15 cm.
Tabel 3.1 Data RWL
No
Ber
at B
eban
(kg)
Lokasi Tangan (Cm)
Per
pind
ahan
V
erti
kal
Sudut Asimetrik Frekue
nsi (Lift/Menit) D
uras
i (Ja
m)
Kopling KomentarPosisi Awal Posisi Akhir
Awal
Akhir
L H V H V D A A F 1≤ 2 C Fair
1 5 38,8 20 69,7 50 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair
2 5 38,8 50 76,5 80 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair
3 5 38,8 80 114,5 110 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair
4 5 53,8 20 83,6 50 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair
5 5 53,8 50 86,5 80 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair
6 5 53,8 80 99,8 110 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair
7 5 38,8 20 49,5 50 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair
8 5 38,8 50 49,3 80 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair
9 5 38,8 80 51 110 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair
10 5 53,8 20 41,7 50 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair
11 5 53,8 50 44 80 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair
12 5 53,8 80 53,8 110 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair
13 10 38,8 20 64,5 50 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair
14 10 38,8 50 76 80 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair
15 10 38,8 80 85,6 110 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair
16 10 53,8 20 78 50 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair
17 10 53,8 50 83,4 80 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair
18 10 53,8 80 101,3 110 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair
Lanjutan Tabel 3.1 Data RWL
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 33
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
19 10 38,8 20 45,7 50 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair
20 10 38,8 50 44,1 80 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair
21 10 38,8 80 56,1 110 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair
22 10 53,8 20 40,9 50 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair
23 10 53,8 50 44,1 80 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair
24 10 53,8 80 49 110 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair
25 15 38,8 20 70,5 50 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair
26 15 38,8 50 83 80 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair
27 15 38,8 80 90,7 110 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair
28 15 53,8 20 70,5 50 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair
29 15 53,8 50 91,5 80 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair
30 15 53,8 80 98 110 30 0° 0° 4 1≤ 2 C Fair
31 15 38,8 20 38,8 50 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair
32 15 38,8 50 45,1 80 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair
33 15 38,8 80 51,6 110 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair
34 15 53,8 20 41,5 50 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair
35 15 53,8 50 44,7 80 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair
36 15 53,8 80 45 110 30 0° 90° 4 1≤ 2 C Fair
3.2 Data RULAMovie Plotter
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 34
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 3.2 penentuan titik kiri
Gambar 3.4 penentuan titik thrunk
Tabel 3.2 Rekap Data Titik Sudut Kiri
Kiri
titik sudut titik 1 titik 2sudut
x y x y X y
upper arms 222 216 184 227 238 265 91,94
lower arms 226 183 140 219 197 261 46,89
neck 226 211 193 216 190 235 25,07
trunk 247 271 299 272 229 215 108,92
Video 2
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 35
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 3.5 penentuan titik upper arm kanan
Gambar 3.6 penentuan titk lower arm k
Gambar 3.7 penentuan titik thrunk
Tabel 3.3 Rekap Titik Sudut Kanan
Kanan
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 36
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
titik sudut titik 1 titik 2sudut
x y x y x y
242 207 212 212 240 245 77,52
230 61 223 107 273 135 38,81
253 207 185 249 197 270 16,67
259 247 213 252 264 299 89,29
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 37
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Perhitungan RWLH dan LI (Worksheet)
Gambar 4.1 Worksheet Percobaan 1
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 38
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.2 Worksheet Percobaan 2
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 39
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.3 Worksheet Percobaan 3
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 40
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.4 Worksheet Percobaan 4
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 41
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.5 Worksheet Percobaan 5
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 42
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.6 Worksheet Percobaan 6
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 43
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.7 Worksheet Percobaan 7
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 44
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.8 Worksheet Percobaan 8
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 45
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.9 Worksheet Percobaan 9
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 46
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.10 Worksheet Percobaan 10
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 47
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.11 Worksheet Percobaan 11
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 48
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.12 Worksheet Percobaan 12
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 49
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.13 Worksheet Percobaan 13
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 50
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.14 Worksheet Percobaan 14
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 51
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.15 Worksheet Percobaan 15
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 52
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.16 Worksheet Percobaan 16
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 53
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.17 Worksheet Percobaan 17
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 54
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.18 Worksheet Percobaan 18
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 55
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.19 Worksheet Percobaan 19
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 56
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.20 Worksheet Percobaan 20
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 57
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.21 Worksheet Percobaan 21
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 58
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.22 Worksheet Percobaan 22
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 59
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.23 Worksheet Percobaan 23
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 60
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.24 Worksheet Percobaan 24
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 61
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.25 Worksheet Percobaan 25
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 62
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.26 Worksheet Percobaan 26
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 63
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.27 Worksheet Percobaan 27
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 64
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.28 Worksheet Percobaan 28
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 65
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.29 Worksheet Percobaan 29
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 66
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.30 Worksheet Percobaan 30
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 67
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.31 Worksheet Percobaan 31
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 68
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.32 Worksheet Percobaan 32
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 69
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.33 Worksheet Percobaan 33
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 70
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.34 Worksheet Percobaan 34
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 71
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.35 Worksheet Percobaan 35
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 72
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.36 Worksheet Percobaan 36
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 73
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
4.2 Perhitungan RWLH dan LI (Catia)1. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 5 Kg, Non twisting, awal
Posisi Awal H = 38,8 cmV = 20 cm
Gambar 4.37 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg non twisting awal
menggunakan software catia
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 74
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
2. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 5 Kg, Non twisting, akhirH = 69,7 cmV = 50 cm
Gambar 4.38 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg non twisting akhir
menggunakan software catia
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 75
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
3. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 5 Kg, Twisting, awalPosisi Awal H = 53,8 cmV = 20 cm
Gambar 4.39 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg twisting awal menggunakan
software catia
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 76
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
4. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 5 Kg, Twisting, akhir
Gambar 4.40 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg twisting akhir menggunakan
software catia
5. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 10 Kg, Non twisting, awal
Gambar 4.41 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 10 kg non twisting awal menggunakan software catia
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 77
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
6. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 10 Kg, Non twisting, akhir
Gambar 4.42 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 10 kg non twisting akhir
menggunakan software catia
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 78
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
7. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 10 Kg, Twisting, awal
Gambar 4.43 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 10 kg twisting awal menggunakan
software catia
8. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 10 Kg, Twisting, akhir
Gambar 4.44 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 10 kg twisting akhir menggunakan software catia
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 79
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
9. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 15 Kg, Non twisting, awal
Gambar 4.45 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 15 kg non twisting awal
menggunakan software catia
10. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 15 Kg, Non twisting, akhir
Gambar 4.46 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 15 kg non twisting akhir
menggunakan software catia
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 80
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
11. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 15 Kg, Twisting, awal
Gambar 4.47 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 15 kg twisting awal menggunakan software catia
12. Perhitungan RWL dan LI untuk beban 15 Kg, Twisting, akhir
Gambar 4.48 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 15 kg twisting akhir menggunakan
software catia
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 81
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
4.3 Rekap Manual RWLH dan LI
Perhitungan Manual (1)
Berat Beban : 5 kg
H awal : 38.8 Hakhir : 69.7
V awal : 20 Vakhir : 50
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 00
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.644 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 8.210 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
5 kg8.210 kg
= 0.609
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 82
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : Karena H > 63, maka HM = 0
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 0 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
5 kg0 kg
= ∞
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 83
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (2)
Berat Beban : 5 kg
H awal : 38.8 Hakhir : 76.5
V awal : 50 Vakhir : 80
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 00
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.644 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 9.095 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
5 kg9.095 kg
= 0.550
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 84
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : Karena H > 63, maka HM = 0
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
5 kg0 kg
= ∞
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 85
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (3)
Berat Beban : 5 kg
H awal : 38.8 Hakhir : 114.5
V awal : 80 Vakhir : 110
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 00
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.644 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 10.195 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
5 kg10.195 kg
= 0.490
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 86
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : Karena H > 63, maka HM = 0
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0 x 0.895 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
5 kg0 kg
= ∞
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 87
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (4)
Berat Beban : 5 kg
H awal : 53.8 Hakhir : 83.6
V awal : 20 Vakhir : 50
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 00
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.465 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 5.921 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
5 kg5.921kg
= 0.844
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 88
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : Karena H > 63, maka HM = 0
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 0 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
5 kg0 kg
= ∞
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 89
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (5)
Berat Beban : 5 kg
H awal : 53.8 Hakhir : 86.5
V awal : 50 Vakhir : 80
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 00
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.465 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 6.559 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
5 kg6.559 kg
= 0.762
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 90
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : Karena H > 63, maka HM = 0
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
5 kg0 kg
= ∞
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 91
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (6)
Berat Beban : 5 kg
H awal : 53.8 Hakhir : 99.8
V awal : 80 Vakhir : 110
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 00
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.465 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 7.352 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
5 kg7.352 kg
= 0.680
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 92
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : Karena H > 63, maka HM = 0
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0 x 0.895 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
5 kg0 kg
= ∞
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 93
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (7)
Berat Beban : 5 kg
H awal : 38.8 Hakhir : 49.5
V awal : 20 Vakhir : 50
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 900
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.644 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 8.210 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
5 kg8.210 kg
= 0.609
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 94
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/49.5 = 0.505
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.505 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 5.076 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
5 kg5.076 kg
= 0.985
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 95
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (8)
Berat Beban 5 kg
H awal : 38.8 Hakhir : 49.3
V awal : 50 Vakhir : 80
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 900
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95
Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.64 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 9.095 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
5 kg9,095 kg
= 0.55
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 96
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/49.3 = 0,507
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0,712
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V >30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.507x 0.985 x 0.97 x 0,712 x 0.72 x 1 = 5,713 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
5 kg5,713 kg
= 0.88
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 97
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (9)
Berat Beban 5 kg
H awal : 38.8 Hakhir : 51
V awal : 80 Vakhir : 110
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 900
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.644 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 10,195 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
5 kg10,195 kg
= 0.49
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 98
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/51 = 0,49
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.90
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0,712
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.49x 0.90 x 0.97 x 0,712 x 0.72 x 1 = 5,018 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
5 kg5,018 kg
= 0.996
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 99
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (10)
Berat Beban 5 kg
H awal : 53,8 Hakhir : 41,7
V awal : 20 Vakhir : 50
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 900
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53,8 = 0.465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V≤75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95
Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.465 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 5,921 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
5 kg5,921kg
= 0.84
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 100
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/41,7 = 0,60
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0,712
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95
Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.60x 0.925 x 0.97 x 0,712 x 0.72 x 0,95 = 6,025 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
5 kg6,025 kg
= 0.83
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 101
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (11)
Berat Beban 5 kg
H awal : 53.8 Hakhir : 44
V awal : 50 Vakhir : 80
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 900
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.46 5x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 6,559 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
5 kg6.559kg
= 0.76
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 102
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/44 = 0,568
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0,712
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.568 x 0.985 x 0.97 x 0,712 x 0.72 x 1 = 6,041 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
5 kg6,041 kg
= 0.78
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 103
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (12)
Berat Beban 5 kg
H awal : 53.8 Hakhir : 53,8
V awal : 80 Vakhir : 110
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 900
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V≥75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.465 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 7,352 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
5 kg7,352kg
= 0.68
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 104
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53,8 = 0,465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0,712
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.465 x 0.895 x 0.97 x 0,712 x 0.72 x 1 = 4,757 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
5 kg4,757 kg
= 1,05
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 105
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (13)
Berat Beban 10 kg
H awal : 38.8 Hakhir : 64,5
V awal : 20 Vakhir : 50
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 00
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.644 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 8,210 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
10 kg8,210 kg
= 1,22
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 106
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : Karena H> 63, maka HM = 0
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V >30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V≤75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95
Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 0 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
10 kg0 kg
= ∞
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 107
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (14)
Berat Beban 10 kg
H awal : 38.8 Hakhir : 76
V awal : 50 Vakhir : 80
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 00
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.64 x 0.93 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 9.095 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
10 kg9.095 kg
= 1.10
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 108
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : Karena H> 63, maka HM = 0
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V≥75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
10 kg0 kg
= ∞
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 109
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (15)
Berat Beban : 10 kg
H awal : 38.8 Hakhir : 85.6
V awal : 80 Vakhir : 110
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 00
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.644 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 10.195 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
10 kg10.195 kg
= 0.981
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 110
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : Karena H > 63, maka HM = 0
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0 x 0.895 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
10 kg0 kg
= ∞
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 111
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (16)
Berat Beban : 10 kg
H awal : 53.8 Hakhir : 78.0
V awal : 20 Vakhir : 50
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 00
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.465 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 5.921 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
10 kg5.921kg
= 1.689
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 112
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : Karena H > 63, maka HM = 0
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 0 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
10 kg0 kg
= ∞
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 113
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (17)
Berat Beban : 10 kg
H awal : 53.8 Hakhir : 83.4
V awal : 50 Vakhir : 80
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 00
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.465 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 6.493 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
10 kg6.493 kg
= 1.540
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 114
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : Karena H > 63, maka HM = 0
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
10 kg0 kg
= ∞
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 115
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (18)
Berat Beban : 10 kg
H awal : 53.8 Hakhir : 101.3
V awal : 80 Vakhir : 110
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 00
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.465 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 7.352 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
10 kg7.352kg
= 1.360
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 116
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : Karena H > 63, maka HM = 0
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0 x 0.895 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
10 kg0 kg
= ∞
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 117
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (19)
Berat Beban : 10 kg
H awal : 38.8 Hakhir : 45.7
V awal : 20 Vakhir : 50
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 900
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) =1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.644 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 8.210 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
10 kg8.210 kg
= 1.218
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 118
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/45.7 = 0.547
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0.712
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.547 x 0.925 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 0.95 = 5.498 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
10 kg5.498 kg
= 1.819
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 119
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (20)
Berat Beban : 10kg
H awal : 38,8 Hakhir : 44,1
V awal : 50 Vakhir : 80
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 900
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) =1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.644 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 9.095 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
10 kg9.095 kg
= 1.099
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 120
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/44.1 = 0.567
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0.712
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.567 x 0.985 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 1 = 6.386 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
10 kg6.386 kg
= 1.566
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 121
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (21)
Berat Beban : 10 kg
H awal : 38.8 Hakhir : 56.1
V awal : 80 Vakhir : 110
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 900
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) =1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.644 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 10.195 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
10 kg10.195 kg
= 0.981
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 122
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/56.1 = 0.446
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0.712
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.446 x 0.895 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 1 = 4.562 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
10 kg4.562 kg
= 2.192
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 123
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual ( 22 )
Berat Beban : 10 kg
H awal : 53.8 Hakhir : 40,09
V awal : 20 Vakhir : 50
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir :900
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53,8 = 0,465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0,835
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,465 x 0,835 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 5,921 kg
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 124
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
10 kg5,921kg
= 1,69
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/40,09 = 0,624
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0,925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0,712
FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V >30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V≥75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,624 x 0,925 x 0,97 x 0,712 x 0,72 x 0,95 = 6,267 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
10 kg6,267 kg
= 1,60
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 125
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual ( 23 )
Berat Beban : 10 kg
H awal : 53.8 Hakhir : 44,1
V awal : 50 Vakhir : 80
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir :900
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53,8 = 0,465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0,925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,465 x 0,925 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 6,559 kg
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 126
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
10 kg6,559kg
= 1,52
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/44,1 = 0,567
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0,985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0,712
FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V≥75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,567 x 0,985 x 0,97 x 0,712 x 0,72 x 1 = 6,386 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
10 kg6,386 kg
= 1,57
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 127
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual ( 24 )
Berat Beban : 10 kg
H awal : 53,8 Hakhir : 49
V awal : 80 Vakhir : 110
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir :900
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53,8 = 0,465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0,985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V≤75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,465 x 0,985 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 7,352 kg
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 128
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
10 kg7,352kg
= 1,36
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/49 = 0,510
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0,895
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0,712
FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V≥75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,510 x 0,895 x 0,97 x 0,712 x 0,72 x 1 = 5,223 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
10 kg5,223 kg
= 1,9
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 129
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual ( 25 )
Berat Beban : 15 kg
H awal : 38.8 Hakhir : 70,50
V awal : 20 Vakhir : 50
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 00
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0,644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0,835
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V≤75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,644 x 0,835 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 8,210 kg
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 130
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
15 kg8,210 kg
= 1,83
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : Karena H > 63, maka HM = 0
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0,925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V≤75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0 x 0,925 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 0 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
15 kg0kg
= ∞
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 131
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual ( 26 )
Berat Beban : 15 kg
H awal : 38.8 Hakhir : 83
V awal : 50 Vakhir : 80
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 00
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0,644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0,925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V≤75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,644 x 0,925 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 9,095 kg
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 132
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
15 kg9,095 kg
= 1,65
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : Karena H > 63, maka HM = 0
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0,985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V≥75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0 x 0,985 x 0,97 x 1 x 0,72 x 1 = 0 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
15 kg0kg
= ∞
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 133
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual ( 27 )
Berat Beban : 15 kg
H awal : 38.8 Hakhir : 90,70
V awal : 80 Vakhir : 110
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 00
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0,644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0,985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V≥75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0,644 x 0,985 x 0,97 x 1 x 0,72 x 1 = 10,195 kg
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 134
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Lifting Index Origin = ber at beban
RWL =
15 kg10,195 kg
= 1,47
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : Karena H > 63, maka HM = 0
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0,895
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V≥75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0 x 0,895 x 0,97 x 1 x 0,72 x 1 = 0 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
15 kg0kg
= ∞
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 135
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual ( 28 )
Berat Beban : 15 kg
H awal : 53,8 Hakhir : 91,50
V awal : 50 Vakhir : 80
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 00
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53,8 = 0,465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0,925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V≤75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 136
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
= 23 x 0,465 x 0,925 x 0,97 x 1 x 0,72 x 0,95 = 6,559 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
15 kg6,559kg
= 2,29
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/91,50 = 0,273. Karena H > 63, maka HM = 0
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0,985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0,97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0,72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0 x 0,985 x 0,97 x 1 x 0,72 x 1 = 0 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
15 kg0kg
= ∞
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 137
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (29)
Berat Beban : 15 kg
H awal : 53.8 Hakhir : 91.5
V awal : 50 Vakhir : 80
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 00
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 138
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.465 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 6.559 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
15 kg6.559kg
= 2.287
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : Karena H > 63, maka HM = 0
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
15 kg0kg
= ∞
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 139
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (30)
Berat Beban : 15 kg
H awal : 53.8 Hakhir : 98.0
V awal : 80 Vakhir : 110
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 00
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 140
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.465 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 7.352 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
15 kg7.352kg
= 2.040
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : Karena H > 63, maka HM = 0
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0 x 0.895 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 0 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
15 kg0kg
= ∞
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 141
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (31)
Berat Beban : 15 kg
H awal : 38.8 Hakhir : 38.8
V awal : 20 Vakhir : 50
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 900
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dengan
V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 142
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.644 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 8.210 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
15 kg8.210 kg
= 1.827
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0.712
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.644 x 0.925 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 0.95 = 6.476 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
15 kg6.476 kg
= 2.316
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 143
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (32)
Berat Beban : 15 kg
H awal : 38.8 Hakhir : 45.1
V awal : 50 Vakhir : 80
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 900
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 144
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.644 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 9.095 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
15 kg9.095 kg
= 1.649
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/45.1 = 0.554
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0.712
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.554 x 0.985 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 1 = 6.245 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
15 kg6.245 kg
= 2.402
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 145
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (33)
Berat Beban : 15 kg
H awal : 38.8 Hakhir : 51.6
V awal : 80 Vakhir : 110
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 900
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 146
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.644 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 10.195 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
15 kg10.195 kg
= 1.471
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/51.6 = 0.484
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 110 -75 |) = 0.895
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0.712
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.484 x 0.895 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 1 = 4.959 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
15 kg4.959 kg
= 3.025
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 147
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (34)
Berat Beban : 15 kg
H awal : 53.8 Hakhir : 41.5
V awal : 20 Vakhir : 50
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 900
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 148
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.465 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 5.921 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
15 kg5.921kg
= 2.533
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/41.5 = 0.602
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0.712
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.602 x 0.925 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 0.95 = 6.054 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
15 kg6.054kg
= 2.478
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 149
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
\
Perhitungan Manual (35)
Berat Beban : 15 kg
H awal : 53.8 Hakhir : 44.7
V awal : 50 Vakhir : 80
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 900
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 150
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.465 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 6.559 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
15 kg6.559kg
= 2.287
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/44.7 = 0.559
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0.712
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.559 x 0.985 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 1 = 6.301 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
15 kg6.301 kg
= 2.381
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 151
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Perhitungan Manual (36)
Berat Beban : 15 kg
H awal : 53.8 Hakhir : 45.0
V awal : 80 Vakhir : 110
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 900
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53.8 = 0.465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 152
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.465 x 0.985 x 0.97 x 1 x 0.72 x 1 = 7.352 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
15 kg7.352kg
= 2.040
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/44.7 = 0.559
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 80 -75 |) = 0.985
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0.712
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V ≥ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≥ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 1
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.559 x 0.985 x 0.97 x 0.712 x 0.72 x 1 = 5.687 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
15 kg5.687 kg
= 2.638
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 153
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
4.3 Rekap RWL dan LIManual
Berikut ini adalah rekapan data hasil perhitungan RWL dan LI secara manual
Tabel 4.1 Rekap Manual RWL dan LI
NOORIGIN DESTINATION
RWL ( kg ) LI RWL ( kg ) LI1 8,210 0,609 0 ∞2 9,095 0,550 0 ∞3 10,195 0,490 0 ∞4 5,921 0,844 0 ∞5 6,559 0,762 0 ∞6 7,352 0,680 0 ∞7 8,210 0,609 5,076 0,9858 9,095 0,55 5,713 0,889 10,195 0,49 5,018 0,99610 5,921 0,84 6,025 0,8311 6,559 0,76 6,401 0,7812 7,352 0,68 4,757 1,0513 8,210 1,22 0 ∞14 9,095 1,10 0 ∞15 10,195 0,981 0 ∞16 5,921 1,689 0 ∞17 6,493 1,540 0 ∞18 7,352 1,360 0 ∞19 8,210 1,218 5,498 1,81920 9,095 1,099 6,386 1,56621 10,195 0,981 4,562 2,192
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 154
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
22 5,921 1,69 6,267 1,6023 6,559 1,52 6,386 1,5724 7,352 1,36 5,223 1,9125 8,210 1,83 0 ∞26 9,095 1,65 0 ∞27 10,195 1,47 0 ∞28 6,559 2,29 0 ∞29 6,559 2,287 0 ∞30 7,352 2,040 0 ∞
Lanjutan Tabel 4.1 Rekap Manual RWL dan LI
31 8,2101,82
76,476
2,316
32 9,0951,64
96,245
2,402
33 10,1951,47
14,959
3,025
34 5,9212,53
36,054
2,478
35 6,5592,28
76,301
2,381
36 7,3522,04
05,687
2,638
CATIA
NOORIGIN DESTINATION
RWL ( kg ) LI RWL ( kg ) LI5 NT 8,448 0,59 0 ∞5 T 8,287 0,60 4,52 1,11
10 NT 8,448 1,18 0 ∞10 T 7,038 2,38 4,52 1,1
15 NT 8,979 1,67 0 ∞15 T 7,352 0,680 4,649 3,23
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 155
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
4.4 Perhitungan RULA ( Software RULA )1. RULA awal (5kg), video 1
Meja pertama non twisting
Gambar 4.49 Perhitungan RULA pada beban 5 kg non twisting awal
2. RULA akhir, video 1Meja pertama non twisting
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 156
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.50 Perhitungan RULA pada beban 5 kg non twisting akhir
3. RULA awal, video 10Meja pertama twisting (5 kg)
Gambar 4.51 Perhitungan RULA pada beban 5 kg twisting awal
4. RULA akhir, video 10Meja pertama twisting
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 157
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.52 Perhitungan RULA pada beban 5 kg twisting akhir
5. RULA awal, video 13Meja pertama non twisting (10kg)
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 158
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.53 Perhitungan RULA pada beban 10 kg non twisting awal
6. RULA akhir, video 13Meja pertama non twisting (10 kg)
Gambar 4.54 Perhitungan RULA pada beban 10 kg non twisting akhir
7. RULA awal, video 23Meja pertama twisting (10kg)
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 159
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.55 Perhitungan RULA pada beban 10 kg twisting awal
8. RULA akhir, video 23Meja akhir twisting (10 kg)
Gambar 4.56 Perhitungan RULA pada beban 10 kg twisting akhir
9. RULA awal, video 26Meja pertama non twisting (15 kg)
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 160
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.57 Perhitungan RULA pada beban 10 kg non twisting awal
10. RULA awal, video 26Meja pertama non twisting (15 kg)
Gambar 4.58 Perhitungan RULA pada beban 15 kg non twisting awal
11. Rula awal, video 36 (15 kg)Meja pertama twisting
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 161
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.59 Perhitungan RULA pada beban 15 kg twisting awal
12. Rula akhir, vide€o 36 (15 kg)Meja pertama twisting
Gambar 4.60 Perhitungan RULA pada beban 15 kg twisting awal
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 162
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
4.5 Perhitungan RULA ( Software CATIA )Beban 5 Kg Twisting
Gambar 4.61 Perhitungan RULA Catia pada beban 5 kg twisting awal
Gambar 4.62 Perhitungan RULA CATIA pada beban 5 kg twisting akhir
Beban 10 kg Twisting
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 163
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.63 Perhitungan RULA Catia pada beban 10 kg twisting awal
Gambar 4.64 Perhitungan RULA Catia pada beban 10 kg twisting akhir
Beban 15 Kg Nontwisting
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 164
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.65 Perhitungan RULA Catia pada beban 15 kg non twisting awal
Gambar 4.66 Perhitungan RULA Catia pada beban 15 kg nontwisting akhir
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 165
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Beban 15 kg Twisting
Gambar 4.67 Perhitungan RULA Catia pada beban 15 kg twisting awal
Gambar 4.68 Perhitungan RULA Catia pada beban 15 kg twisting akhir
Beban 5 Kg Nontwisting
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 166
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.69 Perhitungan RULA Catia pada beban 5 kg no twisting awal
Gambar 4.70 Perhitungan RULA Catia pada beban 5 kg nontwisting akhir
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 167
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Beban 10 Kg Nontwist
Gambar 4.71 Perhitungan RULA Catia pada beban 10 kg nontwisting awal
Gambar 4.72 Perhitungan RULA Catia pada beban 10 kg nontwisting akhir
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 168
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
4.6 Rekap RULABerikut ini adalah data rekapan perhitungan RULA baik secara manual maupun CATIA.
4.6.1 RULA Posisi Awal ManualTabel 4.2 Rekapitulasi Perhitungan RULA posisi awal
No. Wrist and Arm Process Neck, Trunk, and Leg Process
UAP LAP WP WT Posture MUS LSFinal Wrist
NP TP LP Posture MUS
FS Final Neck, Final
Score A And Score B Trunk, Score
Arm Score Leg Score
1 2 2 3 1 3 1 2 6 2 4 1 5 1 2 8 7
2 2 2 3 1 3 1 2 6 2 4 1 5 1 2 8 7
3 2 2 2 1 3 1 2 6 2 2 1 2 1 2 5 7
4 2 2 1 1 3 1 2 6 2 2 1 2 1 2 5 6
5 2 2 1 1 3 1 2 6 2 2 1 2 1 2 5 6
6 2 2 1 1 3 1 2 6 2 2 1 2 1 2 5 6
7 2 2 2 1 3 1 2 6 2 2 1 2 1 2 5 6
8 2 2 2 1 3 1 2 6 2 2 1 5 1 2 4 6
9 2 2 2 1 3 1 2 6 2 4 1 5 1 2 4 6
10 2 2 3 1 3 1 2 6 2 4 1 5 1 2 8 7
11 2 2 3 1 3 1 2 6 4 4 1 5 1 2 9 7
12 2 2 3 1 3 1 2 6 3 3 1 4 1 2 6 7
13 2 2 2 1 3 1 2 6 3 4 1 5 1 2 8 7
14 2 3 2 1 4 1 1 6 2 2 1 2 1 1 4 6
15 3 3 2 1 4 1 1 6 2 2 1 2 1 1 4 6
16 2 2 3 1 3 1 2 6 2 4 1 5 1 2 8 7
17 2 2 3 1 3 1 2 6 2 4 1 5 1 2 8 7
18 2 2 3 1 3 1 2 6 3 3 1 4 1 2 7 7
19 2 2 3 1 3 1 2 6 4 5 1 7 1 2 10 7
20 2 2 3 1 3 1 2 6 3 4 1 5 1 2 8 7
21 3 1 2 1 4 1 2 7 3 3 1 4 1 2 7 7
22 2 2 3 1 3 1 2 6 4 5 1 7 1 2 10 7
23 2 2 3 1 3 1 2 6 4 4 1 7 1 2 10 7
24 2 1 2 1 3 1 2 6 4 2 1 5 1 2 8 7
25 2 1 2 1 3 1 2 6 4 2 1 5 1 2 6 7
26 2 2 3 1 3 1 2 6 3 3 1 4 1 2 7 7
27 2 2 3 1 3 1 2 6 2 2 1 2 1 2 5 6
Lanjutan Tabel 4.2 Rekapitulasi Perhitungan RULA posisi awal
28 2 2 3 1 3 1 2 6 3 4 1 5 1 2 8 7
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 169
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
29 2 2 3 1 3 1 2 6 3 3 1 4 1 2 7 7
30 2 2 3 1 3 1 2 6 3 3 1 3 1 3 7 7
31 2 2 2 1 4 1 3 6 2 2 1 2 1 3 6 7
32 2 2 3 1 4 1 1 6 4 4 1 7 1 1 9 7
33 2 2 3 1 4 1 3 6 4 4 1 7 1 3 11 7
34 2 2 3 1 4 1 3 6 3 4 1 5 1 3 9 7
35 2 2 3 1 4 1 1 6 4 4 1 7 1 1 9 7
36 3 1 3 1 4 1 3 8 4 3 1 6 1 3 10 7
Keterangan ;
UAP : Upper Arm Position
LAP : Lower Arm Position
WP : Wrist Position
WT : Wrist Trunk
MUS : Muscle Use Score
LS : Load Score
NP : Neck Position
TP : Trunk Position
LP : Limb Positio
10_0_1 dua kali
4.6.2 Rula Akhir Manual
Tabel 4.3 Rekapitulasi Perhitungan RULA posisi awal
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 170
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
No.
Wrist and Arm Process Neck, Trunk, and Leg Process
UAP LAP WP WT PostureMUS LS
Final Wrist and Arm Score
NP TP LPPosture Score
B
MUS
FS Final Neck, Trunk,
Leg Score
Final Score
Score A
1 2 2 3 1 3 1 2 6 2 3 1 4 1 2 7 7
2 2 2 2 1 3 1 2 6 3 3 1 4 1 2 7 7
3 2 2 3 1 3 1 2 6 3 3 1 4 1 2 7 7
4 2 2 2 1 3 1 2 6 2 3 1 4 1 2 7 7
5 2 2 2 1 3 1 2 6 2 3 1 4 1 2 7 7
6 2 2 3 1 3 1 2 6 3 3 1 4 1 2 7 7
7 2 2 2 1 3 1 2 6 4 4 1 7 1 2 10 7
8 2 2 2 1 3 1 2 6 4 4 1 7 1 2 9 7
9 2 2 2 1 3 1 2 6 4 4 1 6 1 1 8 7
10 2 2 2 1 3 1 2 6 3 3 1 4 1 2 7 7
11 2 2 2 1 3 1 2 6 4 4 1 7 1 1 9 7
12 2 2 2 1 3 1 2 6 4 3 1 4 1 1 6 7
13 2 2 2 1 3 1 2 6 4 3 1 6 1 2 9 7
14 2 2 3 1 3 1 2 6 2 3 1 4 1 2 7 7
15 2 2 2 1 3 1 2 6 3 3 1 4 1 2 7 7
16 2 2 3 1 3 1 2 6 2 3 1 4 1 2 7 7
17 2 2 3 1 3 1 2 6 2 3 1 4 1 2 7 7
18 2 2 3 1 3 1 2 6 3 2 1 3 1 2 6 7
19 2 2 3 0 0 1 2 3 3 5 1 6 1 2 9 6
20 2 2 3 1 3 1 2 6 3 4 1 5 1 2 8 7
21 3 1 3 1 4 1 2 7 3 3 1 4 1 2 7 7
22 2 2 3 1 3 1 2 6 4 5 1 7 1 2 10 7
23 2 2 3 1 3 1 2 6 4 3 1 6 1 2 9 7
24 3 1 3 1 4 1 2 7 3 3 1 4 1 2 7 6
25 2 2 3 1 3 1 3 7 3 4 1 5 1 3 9 7
26 2 2 2 1 4 1 1 6 3 2 1 3 1 3 5 6
27 2 3 2 1 4 1 3 6 3 3 1 4 1 3 8 7
28 2 2 2 1 4 1 3 7 3 2 1 2 1 3 6 7
29 2 2 3 1 4 1 3 6 3 3 1 5 1 3 6 7
Lanjutan Tabel 4.3 Rekapitulasi Perhitungan RULA posisi awal
30 2 2 3 1 4 1 3 7 3 2 1 5 1 3 6 7
31 2 2 3 1 3 1 3 7 4 5 1 7 1 3 11 7
32 3 3 2 1 4 1 3 8 3 3 1 4 1 3 8 7
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 171
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
33 4 3 3 1 5 1 3 9 3 3 1 4 1 3 8 7
34 3 3 2 1 4 1 3 8 2 2 1 2 1 3 6 7
35 3 2 3 1 4 1 3 8 2 2 2 3 1 3 7 7
36 3 1 3 1 4 1 3 8 4 3 1 6 1 3 9 7
4.6.3 Rekap RULA CATIAPosisi Awal
Tabel 4.4 Rekap RULA CATIA awal
No.
Jenis Pengangkata
n
Score A Score B Score CFinal Score
Upper Arm
Lower Arm
Wrist
Twist
Neck
Trunk
Limb
Posture A
Posture B
Muscle Use
Force
1L 5kg Twisting 4 2 1 1 2 1 1 4 2 1 2 7
2L 10 Kg Twisting 3 3 1 1 1 2 1 4 2 1 2 7
3L 15kg Twisting 2 2 1 1 2 3 1 3 4 1 3 7
4L 5 Kg Nontwisting 4 2 1 1 1 4 1 4 5 1 2 7
5L 10 kg Nontwist 3 2 1 1 2 3 1 3 4 1 1 7
6L 15 Kg Nontwisting 2 2 1 1 1 3 1 3 3 1 2 7
Posisi akhir
Tabel 4.5 Rekap RULA CATIA Awal
No.
Jenis Pengangka
tan
Score A Score B Score C Final ScoreUpper Lower W T Ne Tr Li Postu Post Muscl Fo
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 172
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Arm Armrist
wist ck
unk
mb re A ure B e Use rce
1L 5kg Twisting 3 3 1 1 4 5 1 4 7 1 2 7
2L 10 Kg Twisting 2 3 1 1 2 3 1 4 4 1 2 7
3L 15kg Twisting 2 2 1 1 2 3 1 3 4 1 3 7
4
L 5 Kg Nontwisting 3 2 1 1 1 4 1 3 5 1 2 7
5L 10 kg Nontwist 3 2 1 1 2 3 1 3 4 1 2 7
6
L 15 Kg Nontwisting 3 2 1 1 1 3 1 3 3 1 3 7
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 173
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
BAB V
ANALISIS DATA
5.1 Analisis RWL dan LI ( Sebelum perbaikan)
NOORIGIN DESTINATION
RWL ( kg ) LI RWL ( kg ) LI1 8,210 0,609 0 ∞2 9,095 0,550 0 ∞3 10,195 0,490 0 ∞4 5,921 0,844 0 ∞5 6,559 0,762 0 ∞6 7,352 0,680 0 ∞7 8,210 0,609 5,076 0,9858 9,095 0,55 5,713 0,889 10,195 0,49 5,018 0,99610 5,921 0,84 6,025 0,8311 6,559 0,76 6,401 0,7812 7,352 0,68 4,757 1,0513 8,210 1,22 0 ∞14 9,095 1,10 0 ∞15 10,195 0,981 0 ∞16 5,921 1,689 0 ∞17 6,493 1,540 0 ∞18 7,352 1,360 0 ∞19 8,210 1,218 5,498 1,81920 9,095 1,099 6,386 1,56621 10,195 0,981 4,562 2,19222 5,921 1,69 6,267 1,6023 6,559 1,52 6,386 1,5724 7,352 1,36 5,223 1,9125 8,210 1,83 0 ∞26 9,095 1,65 0 ∞27 10,195 1,47 0 ∞28 6,559 2,29 0 ∞29 6,559 2,287 0 ∞30 7,352 2,040 0 ∞
Lanjutan Tabel 4.1 Rekap Manual RWL dan LI
31 8,210 1,82 6,476 2,31
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 174
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
7 6
32 9,0951,64
96,245
2,402
33 10,1951,47
14,959
3,025
34 5,9212,53
36,054
2,478
35 6,5592,28
76,301
2,381
36 7,3522,04
05,687
2,638
RWL (Recommended Weight Limit) merupakan batasan beban yang
direkomendasikan kapada operator yang akan mengangkat beban, sedangkan LI
(Lifting Indeks) merupakan estimasi sederhana terhadap resiko cedera yang
diakibatkan oleh overexertion. RWL dan LI diperngaruhi oleh LC, HM, VM, DM,
AM, FM dan CM. Aktifitas mengangkat dengan nilai LI > 1 (moderately stressful
task), akan meningkatkan keluhan terhadap sakit pinggang ( LBP), oleh karena itu,
maka beban kerja harus didesain sedemikian rupa sehingga nilai LI ≤ 1. untuk
beban kerja LI>1, mengandung resiko keluhan sakit pinggang, sedangkan untuk
nilai LI > 3 (highly stressfull task), menyebabkan overexertion. Sehingga
direkomendasikan nilai LI harus < 1, agar kecelakan kerja dapat di minimalisir.
Dari data rekap manual RWL dan LI diatas dapat terlihat bahwa terdapat nilai RWL
dan LI yang belum memenuhi nilai LI < 1. Sehingga diperlukan perbaikan dalam
proses pengangkatan tersebut.
Pada percobaan ini nilai RWL dan LI bervariasi,sebagai contoh yaitu;
Untuk pengangkatan yang nilai LI < 1, yaitu pada pengangkatan 1
Origin dimana diperoleh nilai RWL= 8,210 kg dan LI =0,609
Untuk pengangkatan yang nilai LI > 1, yaitu pada pengangkatan 12
Destination dimana diperoleh nilai RWL= 4,757 kg dan LI = 1,05
Untuk pengangkatan yang nilai LI > 3, yaitu pada pengangkatan 33
Destination dimana diperoleh nilai RWL= 1,471 kg dan LI = 3,025
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 175
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Untuk pengangkatan yang nilai LI = ∞, yaitu pada pengangkatan 1
Destination dimana diperoleh nilai RWL= 0 kg dan LI = ∞
5.2 Analisis Pengaruh H, V, Perpindahan, Frekuensi, Pengangkatan Posisi, Pemindahan, Dan Efek Kopling Ditambah Perhitungan PerbaikanSampel Perhitungan
Perhitungan Manual (1)
Berat Beban : 5 kg
H awal : 38.8 Hakhir : 69.7
V awal : 20 Vakhir : 50
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 00
RWL Origin :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/38.8 = 0.644
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka, RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.644 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 8.210 kg
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 176
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
5 kg8.210 kg
= 0.609
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : Karena H > 63, maka HM = 0
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0.95
Maka, RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0 x 0.925 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0.95 = 0 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
5 kg0 kg
= ∞
Perhitungan Manual (10)
Berat Beban 5 kg
H awal : 53,8 Hakhir : 41,7
V awal : 20 Vakhir : 50
Sudut awal : 00 Frequency : 4
Sudut Akhir : 900
RWL Origin :
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 177
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/53,8 = 0.465
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 20 -75 |) = 0.835
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |00 | ) = 1
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V ≤ 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤ 2 jam )
CM : Fair dengan V≤75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95
Maka. RWL origin = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 23 x 0.465 x 0.835 x 0.97 x 1 x 0.72 x 0,95 = 5,921 kg
Lifting Index Origin = berat beban
RWL =
5 kg5,921kg
= 0.84
RWL Destination :
LC : 23 kg
HM : 25/H = 25/41,7 = 0,60
VM : 1- (0.003 | V – 75 |) = 1 – ( 0.003 | 50 -75 |) = 0.925
DM : 0.82 + ( 4.5 / D ) = 0.82 + ( 4.5 / 30 ) = 0.97
AM : 1 – ( 0.0032 |A| ) = 1 – ( 0.0032 |900 | ) = 0,712
FM : 0.72 (dari tabel dengan frekuensi sebesar 4 lift/menit dan dengan
V > 30 dan 1 jam ≤ work duration ≤2 jam )
CM : Fair dengan V ≤ 75 sehingga ditemukan nilai CM sebesar 0,95
Maka. RWL Destination = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 178
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
= 23 x 0.60x 0.925 x 0.97 x 0,712 x 0.72 x 0,95 = 6,025 kg
Lifting Index Destination = berat beban
RWL =
5 kg6,025 kg
= 0.83
Analisis pengaruh H, V, perpindahan, frekuensi, pengangkatan posisi, pemindahan,
dan efek kopling ditambah perhitungan perbaikan
Besarnya H dari percobaan 1 meja pertama di dapatkan H sepanjang 38.8
sm. Hal ini berpengaruh terhadap nili HM yaitu hasil perbandingan antara
nilai 25 dengan jarak horizontal. Semakin besar nilai H maka nilai HM akan
semakin kecil, dalm hal ini pengecualian bila nilai H dibawah 25 maka nilai
HM akan secara otomatis menjadi 1. Dan bila nilai H lebih dari 63 maka
nilai HM secara otomatis adalah nol (0).
Pada percobaan 1 didapatkan nilai HM 0.644, sedang pada percobaan ke
10 diperoleh nilai HM 0.465 dengan nilai H adalah 53.8 cm. V atau jarak
vertikal juga berpengaruh terhadap nilai RWL maupun LI karena semakin
kecil jarak vertikalnya maka akan semakin kecil pula nilai VM yang
dihasilkan, dengan demikian maka nilai RWL akan semakin kecil dan nilai
LI akan semakin besar.
Besar peprpindahan atau D juga mempunyai pengaruh terhadap nilai
RWL dan LI pada percobaan 1 dan semuanya diperoleh nilai DM yang
sama, hal ini karena nilai D pada percobaan kali ini berniali sama yaitu 30
cm. Dengan kriteria pengukuran tinggi 20 cm, 50 cm,dan 80 cm. Semakin
kecil jaraknya makan akan semakin besar nilai DM nya.
Selanjuntnya adalah frekuensi (FM) dan efek kopling (CM), frekuensi
dan efek kopling yang diperoleh juga dapat mempengaruhi besar kecilnya
hasil perhitungan LI, untuk menghasilkan nilai LI kurang dari 1 maka harus
dilakukan perbaikan, baik itu memperkecil jarak akhir maupun memperkecil
frekuensi serta memperbaiki koplingnya. Pada percobaan kali ini frekuensi
yang diambil adalah sebesar 4, nilai ini kemudian dicari untuk mengasilkan
angka frekuensi 4 lift/menit. Angka ini merupakan standar yang diterapkan
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 179
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
oleh suatu perusahaan. Setelah kita mendapatkan angka-angka di
sebelumnya maka saatnya menentukan nilai kopling dari tabel yang
tersedia. Nilai kopling dalam hal ini terdapat 3 kriteria yaitu Good, fair dan
poor. Bila pekerjaan terasa nyaman maka bisa dikatakn baik maka
dinyatakan Good, bila pekerjaan terasa kurang nyaman maka fair, dan jika
pekerjaan sangat tidak nyaman dikatakan poor.
Masing –masing keadaan tersebut mempunyai nilai masing masing
sesuai dengan nilia V nya. Bila V kurang dari 75 maka secara berurutan
nilai good, fair, poor adalah 1, 0.95 dan 0.90. sedang bila V diatas 75 maka
nilai good, fair, poor nya adalah 1, 1, 0.9. semakin besar nilai CM maka
akna semakin besar pula nilai RWL nya, dan karena itu maka akan semakin
kecil nilia LI nya sekitar kurang dari 1. Dengan demikian resiko terjadinya
keluhan muskuloskeletal dapat terhindar.
5.3 Analisa RWLH dan LI ( Setelah Perbaikan )Perbandingan hasil perhitungan manual RWLH dan LI sebelum perbaikan dan setelah perbaikan.
Tabel perhitungan manual RWLH dan LI sebelum perbaikan
NO BEBAN ( kg ) H V D F C LC HM VM DM FM CM AM RWL ( kg ) LI
22 10AWAL
53,80 20,00 30,00 4,00 0,95
23,00 0,465 0,835 0,97 0,72 0,95
1,000 5,921 1,69
AKHIR40,0
9 50,00 30,00 4,00 0,9523,0
0 0,624 0,925 0,97 0,72 0,950,71
2 6,267 1,60
30 15AWAL
53,80 80,00 30,00 4,00 1,00
23,00 0,465 0,985 0,970 0,720 1,000
1,000 7,352 2,040
AKHIR98,0
0 110,00 30,00 4,00 1,0023,0
0 0,000 0,895 0,970 0,720 1,0001,00
0 0,000 0,000
33 15AWAL
38,80 80,00 30,00 4,00 1,00
23,00 0,644 0,985 0,970 0,720 1,000
1,000 10,195 1,471
AKHIR51,6
0 110,00 30,00 4,00 1,0023,0
0 0,484 0,895 0,970 0,720 1,0000,71
2 4,959 3,025
Tabel perhitungan manual RWLH dan LI setelah perbaikan
NO
BEBAN ( kg ) H V D F C LC HM VM DM FM CM AM
RWL ( kg ) LI
22 10AWAL
31,50 20,00
30,00
4,00
0,95
23,00
0,794
0,835 0,97 0,72 0,95
1,000 10,113 0,99
AKHIR
25,00 50,00
30,00
4,00
0,95
23,00
1,000
0,925 0,97 0,72 0,95
0,712 10,050 0,99
30 15 AWAL 24,0 80,00 30,0 4,0 1,0 23,0 1,04 0,98 0,97 0,72 1,00 1,00 16,482 0,91
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 180
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
0 0 0 0 0 2 5 0 0 0 0AKHIR
25,00 96,00
30,00
4,00
1,00
23,00
1,000
0,937
0,970
0,720
1,000
1,000 15,051
0,99
33 15AWAL
26,00 80,00
30,00
4,00
1,00
23,00
0,962
0,985
0,970
0,720
1,000
1,000 15,214
0,98
AKHIR
17,00
110,00
30,00
4,00
1,00
23,00
1,471
0,895
0,970
0,720
1,000
0,712 15,053
0,99
Analisis :
Dari tabel dapat dilihat perbedaan hasil perhitungan manual RWLH dan LI
sebelum perbaikan dengan RWLH dan LI setelah perbaikan. Perbaikan perhitungan
RWLH dan LI betujuan untuk memperoleh nilai RWLH dan LI yang dapat
meminimalkan terjadinya kecelakan kerja terhadap operator yaitu dengan nilai LI < 1.
Perbaikan dari perhitungan manual dilakukan dengan mengubah nilai dari variabel-
variabel H,V, F dan juga sudut. Pada perhitungan perbaikan no.22, mengganti nilai H
awal (sebelum)= 53,8 menjadi H awal (setelah)= 31,5 dari hasil perhitungan tersebut
maka nilai LI berubah dari LI (sebelum) = 1,69 menjadi nilai LI ( setelah ) = 0,99. Maka
LI < 1, sehingga pengangkatan beban secara manual dapat dilakukan tanpa
mengakibatkan kecelakaan kerja.
5.4 Analisis Perbedaan Hasil RWL dan LI Manual Vs CATIAPerhitungan nilai RWL dan LI baik dengan cara manual maupun dengan software
CATIA terdapat selisih angka yang tidak terlalu besar. Sebagai contoh, perhitungan
RWL dan LI untuk percobaan pertama yaitu pengangkatan beban seberat 5 kg dengan
jarak kaki ke box 0 cm diperoleh nilai LI awal sebesar 0,60 sedangakan pada CATIA
diperoleh nilai LI sebesar 0,59. Perbedaan disini tidak terlalu signifikan dikarenakan
pada perhitungan RWL dan LI menggunakan software CATIA penempatan titik – titik
acuan untuk pengukuran jarak horisontal dan vertikal diusahakan sebisa mungkin sama
dengan jarak horizontal dan vertikal pada saat praktikum.Contohnya, jarak horizontal
pada saat praktikum adalah 38,8 cm sedangkan di CATIA dibuat sedekat mungkin yaitu
dengan jarak 38,79. Tetapi pada hasil akhirnya nilai 37,79 tersebut secara otomatis
terkonversi ke 38,8 cm oleh software CATIA sehingga hasil akhir perhitungan RWL
nya tidak jauh berbeda.
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 181
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
5.5 Analisis RULARULA adalah sebuah metode untuk menilai postur, gaya dan gerakan suatu
aktivitas kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian atas (upper
limb). Metode ini dikembangkan untuk menyelidiki resiko kelainan yang akan dialami
oleh seorang pekerja dalam melakukan aktivitas kerja yang memanfaatkan anggota
tubuh bagian atas (upper limb).
Pada metedo ini untuk mendapatkan nilai yang mendeskripsikan keadaan postur
tubuh yaitu dengan menggunakan prosedur RULA. Prosedur dalam pengembangan
metode RULA meliputi tiga tahap. Tahap pertama adalah pengembangan metode untuk
merekam postur kerja, tahap kedua adalah pengembangan sistem penilaian dengan skor,
dan yang ketiga adalah pengembangan dari skala tingkat tindakan yang memberikan
panduan pada tingkat resiko dan kebutuhan tindakan untuk mengadakan penilaian lanjut
yang lebih detail.
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 182
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Pada percobaan yang kami lakukan nilai rata-rata untuk RULA yang dihasilkan
adalah skornya 7. Skor ini merupakan angka yang cukup kritis kerena skor ini berada
pada action level 4 dimana Skor 7 menunjukkan bahwa penyelidikan dan perubahan
dibutuhkan sesegera mungkin (mendesak). Nilai 7 ini merupakan Grand skor dari tahap-
tahapan yang ada, dengan memperhatikan tabel a (skor postur Grup A meliputi upper
dan lower), tabel b (skor postur Grup B meliputi neck dan trunk). Sedangkan untuk
menentukan skor postur tubuh grup A dan B kita wajib mengetahui besar sudut yang
terjadi ketika tubuh bagian atas kita beraktivitas. Skor nilai yang paling baik seharusnya
adalah antara 1 dan 2 berada pada action level 1 yang menunjukkan bahwa postur dapat
diterima selama tidak dijaga atau berulang untuk waktu yang lama. Akan tetapi untuk
mendapatkan keadaan tersebut sangatlah sulit, apalgi dengan beban yang cukup berat.
Skor 7 yang kami peroleh dari perhitungan RULA ini bisa disebabkan oleh beberapa
sebab, yang pertama adalah sudut yang dibetuk pada posisi upper arm tertalu lebar,
sehingga menghasilkan sudut yang relatif basar, begitu juga pada saat lower arm dan
Trunk.
5.6 Analisis RULA untuk perbaikan hasil software RULAPada perhitungan RULA menggunakan software RULA maupun Software
CATIA secara umum tidak terdapat perbandingan nilai hasil akhir RULA. Pada
perhitungan menggunakan software RULA semua hasil akhir RULA bernilai 7. Ini
berarti posisi kerja dan kondisi kerja pekerja sangat berbahaya dan harus segera
dilakukan investigasi. Artinya jika posisi ini terus dibiarkan, akan memebahayakan
kondisi pekerja. Sedangakan untuk perhitungan CATIA semua hasil akhir RULA
bernilai 7. Artinya perhitungan RULA dengan software maun dengan CATIA
penempatan posisi ataupun penganalisisan posisi kerjanya tepat, tidak dapat
perbedaan yang signifikan.
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 183
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
5.7 Analisis perbaikan hasil RULA (software RULA Vs catia)Perhitungan nilai RULA baik dengan CATIA maupun dengan software RULA
diperoleh nilai 7 artinya perlu perbaikan dengan sangat segera. Untuk perbaikan
nilai ini maka langakah yang diambil adalah tidak menganjurkan bagi pekerja untuk
mengangkat beban tersebut. Tapi beban dapat dipindahkan dengan cara
menggunakan alat bantu sehingga dapat mengutrangi resiko peregangan otot yang
berlebihan dan tidak membahayakan pekerja. Selain itu hal lain yang dapat
dilakukan adalah dengan cara mengurangi beban yang diangkat oleh pekerja
sehingga dengan demikian tidak menimbulkan resiko bagi pekerja. Nilai RULA
yang baik dengan Lifting Index bernilai 1, artinya kondisi tersebut dapat diterima.
Untuk memperoleh nilai tersebut maka diadakanlah perbaikan baik secara
administrative control ataupun engineering control. Administrative control
dilakukan dengan cara pemberian pelatihan kepada pekerja mengenai pentingnya
posisi kerja ataupun dengan pembagian kerja secara shift – shift atau rolling
kerja,dimana pada satu waktu pekerja yang satu ditempatkan ke pekerjaan yang
lain. Secara engineering control dilakukan perbaiakan dengan rekayasa pada
sistem kerja ataupun peralatan kerja yang digunakan, Misalnya dengan
menggunakan pegangan box yang aman, yang mudah dijangkau sehingga pekerja
merasa nyaman dalam bekerja.
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 184
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................................1
1.3Pembatasan Masalah..........................................................................................................2
1.4 Metodelogi Penulisan.........................................................................................................3
Gambar 1.1 Flowchart Metodologi Penilusan..............................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan.........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................5
2.1 Biomekanika.................................................................................................................5
2.1.1 Faktor Penyebab Terjadinya Keluhan Muskuloskelatal........................................6
2.1.2 Mengukur dan Mengenali Sumber Penyebab Keluhan Muskoskeletal.................8
Gambar 2.1 Reprentasi dari lokasi tangan.................................................................................12
Gambar 2.2 Ilustrasi sudut putar saat memindahkan beban.....................................................12
Tabel 2.1 Faktor pengali kopling................................................................................................14
2.1.3 Langkah-Langkah Mengatasi Keluhan Muskoskelektal............................................17
2.1.4 Rapid Upper Limb Assessment (RULA)...............................................................18
2.1.4.1 Definisi............................................................................................................18
2.1.4.2 Prosedur.........................................................................................................19
Gambar 2. 3 Standar RULA untuk postur lengan atas................................................................20
Gambar 2. 4 Standar RULA untuk postur lengan bawah............................................................21
Gambar 2. 6 Standar RULA untuk postur leher..........................................................................22
Gambar 2. 7 Standar RULA untuk postur punggung...................................................................23
Gambar 2.8 Diagram Penilaian RULA.........................................................................................27
Gambar 2.9 Lembar Kerja Penilaian RULA..................................................................................29
2.1.5 Software CATIA..........................................................................................................29
2.1.6 Software RULA (Rapid Upper Limb Assessment).......................................................32
Gambar 2.10 Tampilan Software Penilaian RULA.......................................................................32
BAB III.........................................................................................................................................33
PENGUMPULAN DATA................................................................................................................33
3.1 RWLH................................................................................................................................33
3.2 Data RULA........................................................................................................................34
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 185
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 3.2 penentuan titik kiri.................................................................................................35
Gambar 3.4 penentuan titik thrunk............................................................................................35
Gambar 3.5 penentuan titik upper arm kanan..........................................................................36
Gambar 3.6 penentuan titk lower arm k...................................................................................36
Gambar 3.7 penentuan titik thrunk............................................................................................36
BAB IV.........................................................................................................................................38
PENGOLAHAN DATA...................................................................................................................38
4.1 Perhitungan RWLH dan LI (Worksheet)............................................................................38
Gambar 4.1 Worksheet Percobaan 1.........................................................................................38
Gambar 4.3 Worksheet Percobaan 3.........................................................................................40
Gambar 4.4 Worksheet Percobaan 4.........................................................................................41
Gambar 4.5 Worksheet Percobaan 5.........................................................................................42
Gambar 4.6 Worksheet Percobaan 6.........................................................................................43
Gambar 4.7 Worksheet Percobaan 7.........................................................................................44
Gambar 4.8 Worksheet Percobaan 8.........................................................................................45
Gambar 4.9 Worksheet Percobaan 9.........................................................................................46
Gambar 4.10 Worksheet Percobaan 10.....................................................................................47
Gambar 4.11 Worksheet Percobaan 11.....................................................................................48
Gambar 4.12 Worksheet Percobaan 12.....................................................................................49
Gambar 4.13 Worksheet Percobaan 13.....................................................................................50
Gambar 4.14 Worksheet Percobaan 14.....................................................................................51
Gambar 4.15 Worksheet Percobaan 15.....................................................................................52
Gambar 4.16 Worksheet Percobaan 16.....................................................................................53
Gambar 4.17 Worksheet Percobaan 17.....................................................................................54
Gambar 4.18 Worksheet Percobaan 18.....................................................................................55
Gambar 4.19 Worksheet Percobaan 19.....................................................................................56
Gambar 4.20 Worksheet Percobaan 20.....................................................................................57
Gambar 4.21 Worksheet Percobaan 21.....................................................................................58
Gambar 4.22 Worksheet Percobaan 22.....................................................................................59
Gambar 4.23 Worksheet Percobaan 23.....................................................................................60
Gambar 4.24 Worksheet Percobaan 24.....................................................................................61
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 186
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
Gambar 4.25 Worksheet Percobaan 25.....................................................................................62
Gambar 4.26 Worksheet Percobaan 26.....................................................................................63
Gambar 4.27 Worksheet Percobaan 27.....................................................................................64
Gambar 4.28 Worksheet Percobaan 28.....................................................................................65
Gambar 4.29 Worksheet Percobaan 29.....................................................................................66
Gambar 4.30 Worksheet Percobaan 30.....................................................................................67
Gambar 4.31 Worksheet Percobaan 31.....................................................................................68
Gambar 4.32 Worksheet Percobaan 32.....................................................................................69
Gambar 4.33 Worksheet Percobaan 33.....................................................................................70
Gambar 4.34 Worksheet Percobaan 34.....................................................................................71
Gambar 4.35 Worksheet Percobaan 35.....................................................................................72
Gambar 4.36 Worksheet Percobaan 36.....................................................................................73
4.2 Perhitungan RWLH dan LI (Catia).....................................................................................74
Gambar 4.37 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg non twisting awal menggunakan software catia.............................................................................................................................74
Gambar 4.38 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg non twisting akhir menggunakan software catia.............................................................................................................................75
Gambar 4.39 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg twisting awal menggunakan software catia............................................................................................................................................76
Gambar 4.40 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 5 kg twisting akhir menggunakan software catia............................................................................................................................................77
Gambar 4.42 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 10 kg non twisting akhir menggunakan software catia.............................................................................................................................78
Gambar 4.43 Perhitungan RWLH dan LI untuk beban 10 kg twisting awal menggunakan software catia.............................................................................................................................79
4.3 Rekap Manual RWLH dan LI..............................................................................................82
4.3 Rekap RWL dan LI...........................................................................................................154
4.4 Perhitungan RULA ( Software RULA )..............................................................................156
4.5 Perhitungan RULA ( Software CATIA ).............................................................................162
4.6 Rekap RULA....................................................................................................................168
4.6.1 RULA Posisi Awal Manual.......................................................................................168
4.6.3 Rekap RULA CATIA...................................................................................................171
BAB V........................................................................................................................................173
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 187
Laporan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiModul 2 “Biomekanika Dalam Perancangan Sistem
Kerja dan Pengukuran Postur dengan Metode RULA ”Kelompok 24
ANALISIS DATA.........................................................................................................................173
5.1 Analisis RWL dan LI ( Sebelum perbaikan).....................................................................173
5.2 Analisis Pengaruh H, V, Perpindahan, Frekuensi, Pengangkatan Posisi, Pemindahan, Dan Efek Kopling Ditambah Perhitungan Perbaikan....................................................................175
5.3 Analisa RWLH dan LI ( Setelah Perbaikan ).....................................................................179
5.4 Analisis Perbedaan Hasil RWL dan LI Manual Vs CATIA..................................................180
5.5 Analisis RULA..................................................................................................................181
5.6 Analisis RULA untuk perbaikan hasil software RULA......................................................182
5.7 Analisis perbaikan hasil RULA (software RULA Vs catia).................................................183
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 188