INOVASI KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS PENDIDIKAN DI MTS NEGERI 1 KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Oleh:
SEBASTIAN WISNU AJI
NIM: G000140137
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
HALAMAN PENGESAHAN
INOVASI KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS PENDIDIKAN DI MTS NEGERI 1 KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Oleh:
Sebastian Wisnu Aji
G000140137
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Jum’at, 4 Januari 2019
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. (Istanto, S.Pd.I, M.Pd) (...............................)
( Penguji I )
2. (Dr. Mutohharun Jinan, M.Ag) (...............................)
(Penguji II)
3. (Drs. Saifuddin Zuhri, M.Ag) (...............................)
(Penguji III)
Dekan,
Dr. Syamsul Hidayat, M. Ag
NIDN. 0605096402
iii
1
INOVASI KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS PENDIDIKAN DI MTS NEGERI 1 KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program inovasi yang dilakukan oleh
Kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Klaten dalam meningkatkan
kualitas pendidikan madrasah tahun pelajaran 2017/2018 serta menjelaskan
pelaksanaan program inovasi tesebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian
lapangan dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data
yang digunakan adalah dengan metode Miles and Hubberman dengan kerangka
berfikir deduktif. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat beberapa inovasi yang dilakukan oleh Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Klaten dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Madrasah tersebut. Inovasi yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) pengadaan program kelas unggulan, 2) program peningkatan sarana dan prasarana, 3) program peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) secara bersama sama dan 4) program penanaman pendidikan karakter berbasis keagamaan (Islam). Dalam program kelas unggulan, Kepala MTs Negeri 1 Klaten juga melakukan inovasi di bidang kurikulum yakni dengan adanya penambahan jam pelajaran serta penambahan muatan materi pada kelas itu. Di bidang sarana prasarana, Kepala MTs Negeri 1 Klaten mempunyai program membangun gedung baru yang rencananya akan digunakan untuk penambahan kelas unggulan dan laborat komputer. Demi meningkatkan kualitas guru, siswa dan karyawan (SDM) madrasah secara bersama-sama, Kepala Madrasah memiliki program menegakkan kedisiplinan di lingkungan Madrasah, mengikutsertakan guru dalam kegiatan workshop dan mengadakan pelatihan jurnalistik bagi guru dan siswa. Selain itu, Kepala MTs Negeri 1 Klaten juga berinisiasi menanamkan pendidikan karakter melalui kegiatan-kegiatan yang berbasis keagamaan seperti tadarus Al-Qur’an, sholat dhuha, sholat dhuhur berjamaah, kultum dan tahfid.
Kata Kunci: Inovasi, Kepala Madrasah, Kualitas Pendidikan
Abstract
This research aims at revealing the innovation program carried out by the Head of Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) 1 Klaten in improving the quality of madrasah education in the school year of 2017/2018 and explaining the implementation of the innovation program. This type of research is a field research with a qualitative approach. The data collection method used is the method of observation, interviews and documentation. The data analysis used is the method of Miles and Hubberman with a deductive thinking framework. The
results of this study are that there are several innovations carried out by the
Head of MTs N 1 Klaten in order to improve the quality of education in the
2
madrasa. The innovations carried out are as follows: 1) excellent class programs,
2) programs for improving facilities and infrastructure, 3) programs to improve
the quality of human resources together and 4) planting programs on religious
(Islamic) based character education. In the excellent class program, the Head of
MTs N 1 Klaten also innovated in the curriculum field, namely by adding hours of
lessons and adding material content to the class. In the field of infrastructure, the
Head of MTs N 1 Klaten has a program to build a new building which is planned
to be used for the addition of excellent classes and laboratory computers. In order
to improve the quality of teachers, students and employees of madrasa together,
the Head of Madrasa has a discipline-enforcing program in the madrasa
environment, engages teachers in workshop activities and holds journalistic
training for teachers and students. In addition, the Head of MTs N 1 Klaten also
initiated instilling character education through based religion activities such as
read the Qur’an, dhuha prayer, dhuhur prayer in congregation, short lecture and
tahfid.
Keywords: Innovation, Head Madrasa, Education Quality
1. PENDAHULUAN
Madrasah merupakan satuan pendidikan formal dibawah naungan
Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dan kejuruan
dengan kekhasan agama Islam yang meliputi Raudhotul Athfal (RA),
Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS), Madrasah Aliyah
(MA) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).1 Selama ini, masyarakat
cenderung menganggap madrasah sebagai pilihan kedua dibandingkan
dengan sekolah umum. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendaftar
saat penerimaan peserta didik baru. Jumlah pendaftar di sekolah umum
mayoritas lebih banyak jika dibandingkan dengan madrasah. Semua itu
menunjukkan bahwa daya tarik madrasah secara umum masih kalah jika
dibandingkan dengan sekolah umum. Meskipun begitu terdapat beberapa
madrasah yang memiliki peminat atau pendaftar yang lebih banyak
dibandingkan di sekolah umum.
Ketertarikan masyarakat kepada sekolah umum dari pada madrasah
bisa diakibatkan karena tingkat kualitas pendidikan. Salah satu madrasah
yang memiliki potensi besar adalah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1
Klaten. Meskipun berada di kota, madrasah ini termasuk salah satu madrasah
1Terdapat dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 29 Tahun 2014 tentang Kepala
Madrasah Pasal 1.
3
yang memiliki siswa cukup banyak. Pada tahun pelajaran 2017/2018 ini,
jumlah peserta didik di MTs Negeri 1 Klaten adalah sebanyak 794 siswa.
Jumlah itu sama dengan tahun pelajaran 2016/2017 yang lalu.2 Jumlah
peserta didik yang banyak di satuan pendidikan menjadi salah satu indikator
bahwa sekolah tersebut diminati dan mendapat kepercayaan lebih dari
masyarakat. Jumlah peserta didik yang banyak tidak akan ada artinya, jika
tidak diimbangi dengan kualitas pendidikan. Sedangkan kualitas pendidikan
menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat terhadap sekolah maupun
madrasah.
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Klaten merupakan salah satu
madrasah yang memperoleh nilai akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/Madrasah BAN-S/M. Selain itu, pada tahun pelajaran 2016/2017
yang lalu, sekolah ini mampu meluluskan semua siswanya yang mengikuti
Ujian Nasional (UN). Mekipun 100 persen siswanya mampu lulus UN, akan
tetapi dari segi hasil nilai masih kalah jika dibandingkan dengan sekolah
menengah pertama (SMP) Negeri di wilayah Klaten kota. Berdasarkan hasil
Ujian Nasional (UN) dalam 3 tahun terakhir menunjukkan bahwa MTs
Negeri 1 Klaten mengalami penurunan nilai ujian.3 Meskipun pada
kenyataanya, nilai tersebut merupakan akumulasi dari siswa MTs Negeri 1
Klaten sendiri dengan siswa Madrasah Tsanawiyah lainya (MTs Filial).4
Dengan menurunya prestasi siswanya, menunjukkan bahwa perlu adanya
pembenahan dalam sistem pendidikan di madrasah ini.
Kualitas pendidikan suatu sekolah atau madrasah dapat diukur salah
satunya melalui mutu lulusanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keberhasilan sekolah dalam meningkatkan mutu lulusan banyak ditentukan
oleh kapasitas kepalanya, disamping adanya guru-guru yang kompeten di
2 Berdasarkan dokumentasi yang didapatkan dari MTs Negeri 1 Klaten bagian Tata Usaha
(TU) 3 Berdasarkan Rekap Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat Sekolah dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/) diakses pada tanggal
31 Oktober 2017 Jam 20:32 WIB 4 MTs Negeri 1 Klaten menyelenggarakan Ujian Nasional dengan peserta siswa internal
maupun siswa dari luar sekolah (MTs Filial)
4
sekolah tersebut.5 Oleh karena itu, menjadi tugas kepala madrasah, guru serta
seluruh warga madrasah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di MTs
Negeri 1 Klaten. Mengingat sekolah ini memiliki beberapa potensi yang besar
diantaranya, jumlah peserta didik yang banyak, fasilitas gedung yang
representatif, guru yang mencukupi serta ditunjang dengan kegiatan
ekstrakurikuler yang beragam, seperti pramuka, Murotal, hadrah, Paskibra,
PMR, Menjahit dan lain sebagainya.
Peran kepala madrasah sangat penting dalam memajukan sekolah,
khususnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Di masa depan,
persaingan di dunia pendidikan akan semakin ketat. Kepala madrasah dituntut
untuk mampu membuat gebrakan maupun inovasi. Inovasi disini merupakan
suatu ide maupun langkah baru dalam memajukan madrasah. Pada tahun
2017, terjadi pergantian kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Klaten dari
Sapardjo kepada Nurul Qomariyah. Salah satu inovasi yang dilakukan Kepala
MTs Negeri 1 Klaten yang baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan
adalah membuat program kelas unggulan.
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah apa saja
inovasi yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di MTs Negeri 1 Klaten? Serta bagaimana pelaksanaan program
inovasi tersebut dalam meningkatkan kualitas pendidikan di MTs Negeri 1
Klaten?. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan inovasi yang
dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di MTs
Negeri 1 Klaten serta pelaksanaan program inovasi tersebut.
2. METODE
Penelitian tentang Inovasi Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan
Kualitas Pendidikan di MTs Negeri 1 Klaten Tahun Pelajaran 2017/2018 ini
termasuk dalam jenis penelitian lapangan (Field Research). Dalam
5Gibson (1988) dalam Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Bandung:Pustaka Setia, 2002), 145.
5
pelaksanaan penelitian ini, peneliti terjun secara langsung ke lokasi
penelitian. Peneliti berbaur langsung dengan subyek penelitian. Pendekatan
penelitian yang dipakai adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami
oleh subyek penelitian misalnya perilaku dan tindakan maupun lainya secara
menyeluruh dan dengan cara menjabarkanya dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah.6
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1
Klaten yang berlokasi di Jalan KI Ageng Gribik No.7, Gergunung, Klaten
Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Adapun subyek penelitianya adalah
kepala madrasah, tenaga kependidikan dan siswa. Adapun teknik
pengambilan datanya dilakukan secara alamiah dengan teknik pengumpulan
data lebih banyak pada observasi, wawancara secara mendalam dan
dokumentasi. Dalam hal menganalisis data, peneliti menggunakan model
analisis Miles dan Huberman dalam prosesnya. Setelah data terkumpul, tahap
pertama yang dilakukan adalah mereduksi data. Data yang diperoleh di
sederhanakan atau diklasifikasikan antara data yang penting dengan data yang
tidak penting. Setelah data direduksi, kemudian tahapan berikutnya adalah
penyajian data secara deskriptif yang memuat informasi untuk menjawab
rumusan masalah. Kemudian langkah terakhir adalah dengan menarik
kesimpulan. Dalam penarikan kesimpulan, penelitian ini menggunakan
metode deduktif.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Inovasi Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Terdapat beberapa pengertian tentang kepemimpinan, menurut
George R Terry, Kepemimpinan adalah kegiatan-kegiatan untuk untuk
mempengaruhi orang agar mau bekerjasama mencapai tujuan (Leadersip
6Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004, ), 6.
6
is the activity of influenching exercised to strive willingly for mutual
objectives). Menurut Thoha, Kepemimpinan adalah aktifitas untuk
mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu. Tugas utama pemimpin tidak hanya terbatas
pada kemampuan menjalankan program-program saja, akan tetapi juga
harus mampu melibatkan seluruh lapisan organisasi, anggota dan
masyarakatnya untuk ikut berperan dan berkontribusi positif dalam
pencapaian tujuan.7
Jadi, kepemimpinan kepala madrasah adalah kemampuan seorang
kepala madrasah dalam mempengaruhi semua anggotanya untuk
mencapai tujuan madrasah secara bersama-sama. Yang dimaksud dengan
anggota disini adalah seluruh warga madrasah seperti guru, siswa, tenaga
kependidikan dan sebagainya. Menurut peraturan pemerintah yang
terbaru, setiap kepala satuan pendidikan, termasuk kepala madrasah
memiliki beban kerja sepenuhnya untuk melaksakan tugas managerial,
pengembangan kewirausahaan serta melakukan supervisi terhadap guru
maupun tenaga kependidikan. Meskipun beban kerja kepala satuan
sepenuhnya untuk melaksanakan tugas tersebut, akan tetapi dalam
keadaan tertentu kepala madrasah dapat melaksanakan tugas
pembelajaran dan pembimbingan untuk memenuhi kebutuhan guru pada
sekolah/ madrasah.8
Inovasi adalah Suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara,
barang-barang buatan manusia, yang diamati atau dirasakan sebagai
suatu yang baru bagi seseorang atau masyarakat. Hal yang baru baru itu
dapat berupa invensi9 atau diskoveri
10, yang digunakan untuk mencapai
7Masduki Duryat, Kepemimpinan Pendidikan (meneguhkan legitimasi dalam
berkontestasi di bidang pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2016), 5. 8 Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2oo8 tentang Guru. 9 Diskoveri artinya penemuan sesuatu yang sebenarnya sudah pernah ada, akan tetapi
belum diketahui orang. 10
Invensi (invention) adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, benar-benar
belum pernah ada sebelumnya.
7
tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah.11
Inovasi pendidikan
adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal
yang baru oleh seseorang maupun sekelompok orang (masyarakat), baik
berupa penemuan hal yang baru (invensi) maupun baru ditemukan orang
(discovery) untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan
masalah yang dihadapi. Inovasi dalam dunia pendidikan dapat meliputi
apa saja, baik produk maupun sistem. Inovasi dibidang mencakup hal-hal
yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan dalam arti luas
(sistem pendidikan nasional) maupun dalam arti sempit (tingkat lembaga
pendidikan).12
Tugas utama dari pembaruan di bidang pendidikan (inovasi
pendidikan) adalah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
dalam dunia pendidikan dengan cara yang inovatif. Beberapa masalah
pokok yang harus diperbarui dalam pendidikan diantaranya adalah
kuantitas dan pemerataan kesempatan belajar, kualitas serta kurangnya
dana, kurangnya jumlah guru, kurangnya fasilitas pendidikan, kurangnya
kesesuaian antara materi pendidikan dengan menyusun kurikulum baru,
efisiensi dan keefektifan proses penyelenggaraan pendidikan.13
Inovasi pendidikan sebagai usaha pembaruan dan perubahan
pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus melibatkan beberapa
elemen yang berada di dalamnya. Keberhasilan inovasi pendidikan tidak
hanya ditentukan oleh satu atau dua faktor, akan tetapi ditentukan oleh
banyak faktor. Beberapa faktor utama yang perlu diperhatikan adalah
guru, siswa, kurikulum, fasilitas, lingkungan masyarakat dan tujuan.14
Inovasi dibidang pendidikan meliputi berbagai aspek, misalnya
pada bidang kurikulum, pembelajaran, administrasi maupun manajemen.
Inovasi dalam pengembangan kurikulum di indonesia diantaranya adalah
11Udin Saefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), 3 dan 5.
Terdapat juga dalam A. Rusdiana, Konsep Inovasi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia), 25. 12
A. Rusdiana, Konsep, 46. 13
Ibid, 46. 14
Ibid, 52-55.
8
inovasi pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, inovasi
pengembangan kurikulum berbasis masyarakat, inovasi pengembangan
kurikulum berbasis keterpaduan dan sebagainya.15
Contoh inovasi-inovasi
pada aspek pembelajaran adalah inovasi pembelajaran kuantum, inovasi
pembelajaran kompetensi, inovasi pembelajaran konstektual dan inovasi
pembelajaran melalui teknologi informasi (internet).
Selain inovasi diatas, masih banyak inovasi yang telah tercipta
dalam ranah pendidikan. Beberapa contoh inovasi tersebut adalah inovasi
di bidang administrasi, inovasi dalam manajemen sekolah (contoh:
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan manajemen berbasis
masyarakat), inovasi dalam manajemen kelas, contohnya adalah program
kelas unggulan dan sekolah program khusus.
Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu melakukan
proses pematangan kualitas peserta didik yang dikembangkan dengan
cara membebaskan peserta didik dari ketidaktahuan, ketidakmampuan,
ketidakberdayaan, ketidakbenaran, ketidakjujuran, dan dari buruknya
akhlak dan keimanan. Pendidikan yang berkualitas lahir dari sistem
perencanaan yang baik (good planning system) dengan materi dan sistem
tata kelola yang baik (good governance system) dan disampaikan oleh
guru yang baik (good teachers) dengan komponen pendidikan yang
bermutu, khususnya guru.16
3.2 Inovasi Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
di MTs Negeri 1 Klaten Tahun Pelajajaran 2017/2018
Beberapa inovasi yang dilakukan Kepala Madrasah Negeri 1
Klaten untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah sebagai berikut:
Pertama, Salah satu program inovasi Kepala Madrasah (MTs Negeri 1
Klaten) adalah dengan membuat program kelas unggulan. Program kelas
unggulan baru pertama kali dilaksanakan pada tahun pelajaran 2017/2018
dan baru ada satu kelas unggulan. Program kelas unggulan atau kelas
15 Lihat dalam Udin Saefudin Sa’ud, Inovasi, 87-120.
16 Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: Rosdakarya,
2011), 120.
9
Fullday di MTs Negeri 1 Klaten memiliki jumlah siswa keseluruhan 32,
yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.17
Program
kelas unggulan memang sudah dilaksanakan diberbagai sekolah maupun
madrasah. Akan tetapi setiap sekolah memiliki program tersendiri dalam
mengelola kelas unggulan. MTs Negeri 1 Klaten memiliki program baru
yakni program kelas unggulan (program fullday). Pada kelas ini, siswa
yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata dikelompokkan secara
tersendiri. Ketika membuka program baru ini, MTs Negeri melakukan
seleksi terhadap sekitar 70 siswa yang mendaftar. Karena baru pertama
kali, madrasah ini hanya menampung 32 siswa yang memiliki nilai
terbaik dari hasil proses seleksi. Dalam hal ini, MTs Negeri 1 Klaten
telah membuat kelas khusus bagi siswa yang memiliki kecerdasan dan
bakat istimewa. Hal itu dapat dilihat pada peserta didik di kelas unggulan
yang rata-rata memiliki prestasi akademik lebih baik dibandingkan kelas
reguler. Selain itu siswa kelas unggulan merupakan siswa pilihan dari
proses seleksi yang dilakukan ketika awal masuk madrasah. Dalam hal
ini kepala MTs Negeri 1 Klaten telah membuat terobosan baru dengan
membuat program kelas unggulan bagi siswa yang memiliki kecerdasan
diatas rata-rata.
Kedua, Kepala MTs Negeri 1 Klaten memiliki program untuk
meningkatkan sarana dan prasarana madrasah. Berdasarkan observasi,
MTs Negeri Klaten memiliki area yang cukup luas. Selain itu sarana dan
prasarana yang dimiliki MTs Negeri 1 Klaten dinilai mampu menunjang
kegiatan pembelajaran siswa. meskipun begitu kepala madrasah
mengatakan bahwa masih perlu menambah sarana maupun prasarana
guna meningkatkan efektifitas kegiatan di MTs Negeri 1 Klaten.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, memang awalnya dulu di gedung
sebelah depan MTs Negeri belum ada gedung di lantai 2. Akan tetapi
setelah berjalanya waktu, kini telah dibangun gedung di lantai 2.18
Tugas
17 Observasi dan dokumentasi pada tanggal 19 Januari 2018
18 Observasi pada tanggal 8 Mei 2018
10
utama dari pembaruan di bidang pendidikan (inovasi pendidikan) adalah
untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam dunia
pendidikan dengan cara yang inovatif. Beberapa masalah pokok yang
harus diperbarui dalam pendidikan diantaranya adalah kurangnya fasilitas
pendidikan. Dalam hal ini, kepala madrasah telah mengupayakan untuk
bekerja sama dengan komite madrasah guna membangun gedung baru.
Selain itu, pembangunan gedung di lantai 2 yang rencananya akan
digunakan sebagai lab komputer atau penambahan kelas unggulan
membuktikan bahwa kepala madrasah telah melakukan terobosan baru
dengan meningkatkan sarana prasarana madrasah dalam rangka
menunjang pembelajaran. Itu artinya, kepala madrasah sudah berupaya
untuk memecahkan masalah pokok yakni fasilitas pendidikan.
Ketiga, Kepala Madrasah Negeri 1 Klaten, Nurul Qomariyah juga
berupaya membuat inovasi dalam meningkatkan kualitas maupun
kuantitas guru, murid maupun karyawanya secara bersama-sama. Kepala
madrasah telah berupaya untuk menggerakkan semua elemen dalam
kepemimpinanya. Selain itu, dalam memimpin, Kepala Madrasah MTs
Negeri 1 Klaten juga menjaga komunikasinya dengan semua elemen
madrasah. Jika ditinjau dari perspektif operasional, sekolah dikatakan
bermutu apabila semua sumber daya manusianya dapat bekerja sama
dengan efektif dan efisien. Dalam upaya peningkatan kualitas/mutu
sekolah, memiliki tanggungjawab terhadap tugas pokok dan fungsinya
serta sikap mental adalah syarat utama yang harus dipenuhi oleh semua
sumber daya manusia. Dalam rangka untuk meningkatkan mutu dan
kualitas madrasah, kepala MTs Negeri 1 Klaten telah berupaya
menggerakkan semua elemen seperti guru, siswa dan karyawan agar
bekerja bersama-sama. Kerja sama yang terbangun di lingkungan
madrasah dapat tercermin dalam kegiatan sehari-hari, misalnya ketika
menegakkan kedisiplinan di lingkungan sekolah. Selain itu kepala
madrasah sering berkomunikasi dengan guru maupun siswa secara
langsung. Kepala madrasah berupaya menggerakkan semua potensi yang
11
ada. Dalam pengambilan keputusan, kepala madrasah selalu
berkomunikasi dengan bawahanya. Hal yang paling menonjol adalah
kepala madrasah berupaya meningkatkan kualitas siswa, guru, dan
karyawan secara bersama-sama melalui kedisiplinan.
Keempat, sebagai sekolah yang berbasis keagamaan, Madrasah
memiliki keunggulan dalam bidang agama, terutama masalah kegiatan
yang berbau agama islam. dalam hal ini Kepala MTs Negeri 1 Klaten
memiliki inovasi yakni menanamkan pendidikan karakter berbasis
keagamaan (islam). Kepala madrasah wajib memiliki beberapa
kompetensi, salah satunya adalah kompetensi kepribadian. Yang
dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kepala madrasah harus
mampu mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia di lingkungan
madrasah dan menjadi teladan yang baik. MTs Negeri 1 Klaten memiliki
program-program yang sudah dijalankan secara konsisten yang bertujuan
untuk membentuk perilaku religius anak-anak. Setiap pagi hari siswa
melaksanakan sholat dhuha secara terjadwal. Selain itu, pada waktu
dhuhur semua warga madrasah melaksanakan sholat dhuhur secara
berjamaah dilanjutkan dengan kultum oleh siswa. Pada kelas unggulan,
terdapat program menghafal Al-Qur’an yang dibimbing oleh guru tahfid.
3.3 Pelaksanaan Program Inovasi Kepala Madrasah Negeri 1 Klaten
Pelaksanaan Program Kelas Unggulan di MTs Negeri 1 Klaten
berbeda dengan kelas reguler. Ada beberapa perbedaan antara kelas
unggulan dengan kelas reguler, diantaranya adalah jumlah jam pelajaran,
kegiatan pembelajaran dan prestasi belajarnya. Selain itu perbedaanya
juga ada pada saat proses seleksi penerimaan peserta didik baru. Pada
kelas unggulan menggunakan tes tertulis dan wawancara dengan orang
tua calon peserta didik baru. Program Kelas Unggulan atau yang disebut
Kelas Fullday (FD) di MTs Negeri 1 Klaten memiliki waktu belajar
yang lebih banyak dibandingkan dengan kelas reguler, siswa kelas
unggulan lebih sore pulangnya dibandingkan dengan kelas reguler. Pada
12
kelas unggulan pulangnya biasanya setelah melaksanakan sholat asar
berjamaah di Masjid Al Furqan MTs negeri 1 Klaten.
Pada tahun pelajaran 2017/2018, MTs Negeri 1 Klaten sudah
menggunakan kurikulum 2013 di semua kelasnya, meskipun dalam
prakteknya belum menggunakan pendekatan saintifik semuanya. Salah
satu kelas yang memakai pendekatan saintifik adalah kelas unggulan.
Pada kelas unggulan juga sudah menerapkan pembelajaran kontekstual.
Hal itu tercermin dalam kegiatan outing class. Dalam kegiatan tersebut,
siswa langsung menghubungkan pengetahuan yang diperolehnya di kelas
dengan keadaan yang sebenarnya. Pada tahun pelajaran 2017/2018, kelas
unggulan sudah melakukan kegiatan outing class sebanyak tiga kali
yakni ke musium Sangiran untuk belajar manusia purba dan bledukuwu
untuk belajar tentang fenomena alam serta ke pantai Bandengan untuk
belajar materi Geografi.
Beberapa ciri-ciri yang harus dimiliki kelas unggulan adalah
pertama, masukan atau raw inputnya merupakan peserta didik yang
diseleksi secara baik. MTs Negeri 1 Klaten melakukan seleksi terhadap
siswa yang mendaftar termasuk siswa yang mendaftar di kelas unggulan.
Pada tahun 2017/2018, siswa yang mendaftar pada kelas unggulan sekitar
70 orang, akan tetapi hanya 32 orang yang diterima pada kelas ini. Siswa
tersebut merupakan siswa pilihan yang memiliki grade lebih tinggi
dibanding siswa lainya.
Ciri-ciri kelas unggulan yang kedua adalah adanya sarana dan
prasarana yang dapat menunjang kegiatan intra maupun ekstrakurikuler.
Jika dilihat keadaan di lapangan, MTs Negeri 1 Klaten memiliki sarana
dan prasarana yang sudah memenuhi standar nasional pendidikan.
Madrasah ini memiliki ruang kelas yang mencukupi untuk menampung
semua peserta didik. Memiliki fasilitas olahraga seperti lapangan basket,
memiliki sarana ibadah seperti masjid serta memiliki peralatan yang
menunjang kegiatan ekstra kurikuler seperti peralatan menjahit, peralatan
drumband, peralatan olahraga dan sebagainya.
13
Ciri-ciri kelas unggulan yang ketiga adalah lingkungan belajar
yang menunjang berkembannya potensi peserta didik, baik lingkungan
fisik maupun psikologis. MTs Negeri 1 Klaten merupakan sekolah yang
memiliki program penanaman karakter terutama karakter religius dan
disiplin. Kebiasaan siswa yang melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan
seperti sholat dhuha, sholat berjamaah, tadarus Al qur’an, kultum, dsb
akan menumbuhkan iklim lingkungan yang religius. Sedangkan tata
tertib dan kebiasaan yang diterapkan di MTs Negeri 1 Klaten, seperti
penutupan pintu gerbang saat tepat jam 7 pagi untuk mengantisipasi
siswa yang terlambat akan menumbuhkan sikap disiplin siswa. Pada
akhirnya tercipta suasana lingkungan yang menunjang potensi peserta
didik.
Ciri-Ciri kelas unggulan yang keempat yaitu tersedianya guru
yang memiliki keterampilan mengajar, menguasai metode dan materi
pembelajaran. Pada kelas unggulan, guru yang mengajar merupakan guru
yang sudah diberikan pembekalan secara bertahap. Selain itu guru yang
mengajar pada kelas unggulan merupakan guru yang memiliki rekam
jejak atau prestasi yang bagus. Guru yang mengajar di kelas unggulan
merupakan guru pilihan yang memiliki keterampilan mengajar dan sudah
menguasai metode serta materi pembelajaran. Meskipun harus diakui,
bahwa belum semua guru memperoleh pelatihan mengajar sesuai dengan
kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik.
Ciri-ciri kelas unggulan yang kelima dan keenam adalah
kurikulum yang dipakai telah dikembangkan sesuai dengan tuntutan
belajar dan motivasi siswa, proses belajar mengajar yang berkualitas
serta hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Program unggulan di MTs
Negeri 1 Klaten berbeda dengan program reguler. Diantara perbedanya
adalah penambahan jumlah jam pelajaran serta muatan materi pada kelas
unggulan. Hal itu membuktikan bahwa kurikulum yang dipakai pada
kelas unggulan telah dikembangkan sebagaimana mestinya. Selain itu,
terdapat kegiatan Outing Class pada program ini, sehingga pembelajaran
14
tidak hanya terbatas pada ruang dan waktu saja. Siswa dapat mempelajari
hal-hal dalam dunia nyata sebagai implementasi dari teori yang
didapatkan di kelas. Dan menurut pengakuan Wali Kelas Unggulan, hasil
belajar yang didapatkan oleh siswa kelas unggulan cukup valid.
Ciri-Ciri kelas unggulan yang ketujuh adalah adanya pembinaan
kepemimpinan yang menyatu dengan pembinaan lainya melalui praktek
dalam kehidupan sehari-hari. Semua kelas (termasuk kelas unggulan)
setiap hari terjadwal sebagai pengisi kultum pada saat shalat dhuhur
berjamaah. Dengan kegiatan kultum secara bergantian akan memupuk
jiwa kepemimpinan seorang siswa. Selain itu, melalui kegiatan ekstra
kurikuler pramuka, semua siswa MTs Negeri 1 Klaten secara otomatis
telah memperoleh pembinaan tentang kepemimpinan.
Ciri-Ciri kelas unggulan yang kedelapan yaitu jumlah jam
pelajaran yang diterapkan pada kelas unggulan lebih banyak
dibandingkan kelas biasa yang lainya. Program unggulan di MTs Negeri
1 Klaten berbeda dengan program reguler. Diantara perbedaanya adalah
penambahan jumlah jam pelajaran serta muatan materi pada kelas
unggulan berbeda dengan kelas reguler. Diantara penambahan jumlah
materi atau jam pembelajaran meliputi pengembangan Matematika,
Pengembangan muatan IPA, pengembangan Bahasa Arab,
pengembangan Bahasa Inggris dan pengembangan tahfid. Kepala
Madrasah MTs Negeri 1 Klaten telah melakukan inovasi pada bidang
kurikulum berupa penambahan jumlah jam pembelajaran dan muatan
materi pembelajaran. Jika dilihat pemaparan diatas, maka terdapat
kesesuaian antara teori dengan data lapangan, bahwa program kelas
unggulan di MTs Negeri 1 Klaten telah memenuhi ciri-ciri kelas
unggulan dan sudah berjalan dengan baik.
Beberapa karakteristik dari pembelajaran kontekstual yaitu,
pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tapi untuk diyakini dan
diterapkan, mempraktikkan pengalaman dalam kehidupan nyata,
melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan, belajar
15
dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru, merupakan
proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada. Pada kelas unggulan
juga memiliki kegiatan belajar di luar kelas (Outing Class). Pada
kegiatan ini, para siswa pernah belajar secara langsung tentang kejadian
riil atau melihat secara nyata apa yang yang dipelajari dalam teori. Para
siswa belajar dari fenomena alam maupun kejadian nyata, kemudian
merefleksikannya dalam bentuk laporan pembelajaran diluar kelas.
Selain itu, siswa juga memperoleh pengetahuan baru, yang selama ini
pengetahuan-pengetahuan tersebut diperoleh siswa di dalam bangku
kelas. Jika dilihat pemaparan diatas, maka terdapat kesesuaian antara
teori dengan data lapangan, bahwa MTs Negeri 1 Klaten telah melakukan
inovasi pembelajaran berupa pembelajaran kontekstual yang tercermin
pada pembelajaran di luar kelas (Outing Class) bagi kelas unggulan.
Jika dilihat dari ketersediaanya, MTs Negeri 1 Klaten merupakan
salah satu madrasah yang memiliki sarana dan prasarana yang lengkap.
Ruang kelas, Laborat komputer, perpustakaan, lapangan olah raga,
masjid, maupun fasilitas lainya sudah tersedia di madrasah ini. Memang
awalnya dulu di gedung sebelah depan madrasah belum ada gedung di
lantai dua, akan tetapi setelah berjalanya waktu, kini telah dibangun
gedung di lantai 2.19
Gedung baru yang dibangun dilantai 2 akan
digunakan sebagai Lab komputer. Jika dilihat dari standar yang
ditetapkan oleh pemerintah, MTs negeri 1 Klaten telah memenuhi standar
minimun yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sebagai contoh adalah
jumlah kelas yang dimiliki oleh MTs Negeri 1 Klaten adalah sebanyak 24
rombongan belajar. Selain itu MTs Negeri 1 Klaten juga sudah memiliki
fasilitas seperti ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium IPA,
ruang kepala madrasah, ruang guru, ruang tata usaha, masjid, ruang
konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban atau tolilet,
gudang, ruang sirkulasi, dan tempat bermain/berolahraga.
19 Observasi pada tanggal 8 Mei 2018
16
Tujuan dari manajemen sarana dan prasarana adalah untuk
mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan
efisien, untuk mengupayakan pemeliharaan sarana prasarana pendidikan
sehingga keadaanya selalu dalam kondisi siap pakai ketika diperlukan
oleh semua personel sekolah dan untuk mengupayakan pengadaan sarana
dan prasarana dengan perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan
seksama sehingga sekolah memiliki sarana dan prasarana sesuai
kebutuhan. Meskipun sudah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
oleh pemerintah. Pihak MTs Negeri 1 Klaten tetap melakukan
pengelolaan sarana maupun prasarana yang dimiliki, misalnya dengan
melakukan perawatan terhadap fasilitas yang sudah ada, memperbaiki
fasilitas yang rusak serta melakukan pendataan atau inventarisasi
terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki. Selain itu, dibawah
kepemimpinan kepala madrasah yang sekarang, telah dilakukan
pembangunan gedung baru di lantai dua yang rencananya akan
digunakan untuk lab komputer dan penambahan kelas unggulan. Hal itu
membuktikan bahwa kepala madrasah telah berupaya untuk
meningkatkan fasilitas pendidikan di MTs negeri 1 Klaten berupa
pembangunan gedung baru.
Pelaksanaan peningkatan SDM madrasah secara bersama-sama
dilaksanakan melalui penegakan kedisiplinan di lingkungan madrasah.
Dari hasil observasi memang setiap pagi, di pintu gerbang masuk MTs
Negeri 1 Klaten ada guru yang bertugas untuk menyambut kedatangan
para siswa. Jika waktu sudah melewati batas jam 7 pagi, maka satpam
akan menutup pintu gerbang. Dan yang menariknya adalah ketika semua
siswa maupun guru yang terlambat akan menunggu di luar gerbang
sampai pintu tersebut dibuka kembali jam 7.15 atau setelah selesai
tadarus Al-Qur’an.20
Kedisiplinan di sekolah mencakup beberapa
dimensi antara lain disiplin dalam kehadiran, disiplin pergaulan antar
peserta didik, disiplin dalam kegiatan belajar maupun ujian, disiplin
20 Observasi di MTs Negeri 1 Klaten
17
dalam pengawasan anak yang ijin atau membolos, disiplin dalam
kegiatan ritual, disiplin kehadiran guru, disiplin dalam pengawasan.
Kepala MTs negeri 1 Klaten telah memiliki cara-cara dalam menegakkan
kedisiplinan di lingkungan madrasah. Beberapa cara yang dilakukan
diantaranya adalah dengan menegakkan disiplin kehadiran. Setiap pagi,
petugas security akan menutup pintu gerbang masuk madrasah ketika
waktu sudah menunjukkan jam 7 pagi. Bagi guru maupun siswa yang
terlambat akan menunggu di luar gerbang sampai pintu gerbang di buka
lagi. Setelah itu siswa yang terlambat akan diarahkan ke kantor BP untuk
menerima sanksi. Biasanya kalau guru yang terlambat sampai berkali-
kali akan diberikan teguran oleh kepala madrasah.
Selain menegakkan kedisiplinan siswa, guru maupun karyawan
dalam kehadiran, Kepala MTs Negeri 1 Klaten juga menekankan
kedisiplinan dalam kegiatan spiritual. Hal itu terbukti dengan adanya
kegiatan sholat dhuhur berjamaah secara serentak dan tepat waktu.
Semua aktifitas berhenti dan gerbang keluar pintu madrasah ditutup
ketika waktu sholat dhuhur tiba.
Peran Kepala Sekolah/ Madrasah dalam menyediakan fasilitas
pembelajaran, melakukan pembinaan pertumbuhan jabatan guru, dan
dukungan profesionalitas lainya menjadi suatu kekuatan tersendiri bagi
guru untuk melaksanakan tugas profesionalnya. Selain itu, dari kajian
yang berkaitan dengan kepala sekolah, Salah satu tugas dan tanggung
jawab Kepala Sekolah/Madrasah adalah melakukan bimbingan dan
penyuluhan meningkatkan kemajuan belajar peserta didik di sekolah.
Kepala MTs Negeri 1 Klaten mengikutsertakan guru dalam kegiatan
workshop serta memberikan pelatihan jurnalistik kepada guru dan siswa.
Dalam meningkatkan SDM madrasah, Kepala MTs negeri 1 Klaten juga
berupaya meningkatkan kinerja guru atau profesionalisme guru dengan
cara mengikutsertakan guru dalam kegiatan workshop dan pelatihan
jurnalistik. Di sisi lain Kepala Madrasah telah berupaya melakukan
bimbingan dan penyuluhan meningkatkan kemajuan belajar peserta didik
18
di sekolah. Untuk masalah fasilitas, telah diuraikan sebelumnya bahwa
MTs Negeri Klaten telah memiliki fasilitas yang representatif serta
mendukung proses peningkatan kualitas belajar di Madrasah.
Dalam agama Islam, Pendidikan karakter memiliki kesamaan
dengan pendidikan akhlak. Ajaran akhlak sangatlah penting, sama halnya
dengan ajaran tentang akidah (keyakinan/tauhid), ibadah dan muamalah
(hubungan dengan masyarakat). Beberapa aspek yang perlu diajarkan
dalam pendidikan karakter diantaranya adalah mengajarkan ketauhidan,
mendirikan shalat, mengajarkan dan membiasakan anak membaca Al-
Qur’an, menghormati dan menyayangi kedua orangtua, serta
mengajarkan etiket dalam bergaul dan berperilaku dalam kehidupan
sehari-hari. MTs Negeri 1 Klaten memiliki beberapa kegiatan keagamaan
yang dapat meningkatkan religiusitas siswanya. Beberapa kegiatan
tersebut adalah pertama, Tadarus Al-Qur’an setiap pagi sebelum
pelajaran dimulai. Biasanya siswa yang tidak terjadwal melaksanakan
sholat dhuha, melakukan tadarus Al-Qur’an di kelas masing-masing.
Tadarus Al qur’an dilaksanakan pada pagi hari sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai. Waktunya bersamaan dengan shalat dhuha. Bagi
kelas yang tidak terjadwal shalat dhuha, maka melakukan tadarus Al-
Qur’an di kelasnya masing-masing. Dari hasil pengamatan, setiap pagi
para siswa melakukan tadarus Al-Qur’an sebelum pelajaran dimulai.
Tidak hanya itu saja, terkadang ada guru mata pelajaran tertentu yang
menuntun siswanya untuk membaca Al-Qur’an sebelum menyampaikan
materi pembelajaran.21
Pelaksanaan tadarus Al-Qur’an sudah berjalan
dengan baik dan dapat terlaksana dengan konsisten.
Pelaksanaan shalat Dhuha di MTs Negeri 1 Klaten dilaksanakan
setiap harinya secara bergantian sesuai jadwal. Setiap pagi siswa
memang melakukan sholat dhuha di masjid Al Furqon (masjid MTs
Negeri 1 Klaten ), akan tetapi jumlah siswa yang melaksanakan sholat
dhuha tidak sebanyak jamaah sholat dhuhur. Hal itu dikarenakan sholat
21 Observasi di MTs Negeri 1 Klaten
19
dhuha dilakukan secara bergantian dan terjadwal sedangkan sholat
dhuhur dilaksanakan secara berjamaah dan serentak.22
Bagi kelas yang
tidak terjadwal untuk melaksanakan sholat dhuha, maka kegiatanya
adalah tadarus Al-Qur’an di kelas masing-masing. Meskipun sudah
terjadwal, bagi siswa yang kelasnya tidak terjadwal di hari itu masih
dapat meaksanakan sholat dhuha ketika jam istirahat. Meskipun jumlah
siswa yang melaksanakan sholat dhuha tidak sebanyak jamaah sholat
dhuhur, Pelaksanaan sholat dhuha di MTs Negeri 1 Klaten sudah berjalan
dengan baik dan konsisten, meskipun jumlah yang melaksanakanya tidak
sebanyak jamaah sholat dhuhur.
Kegiatan keagamaan selanjutnya adalah sholat dhuhur berjamaah.
Yang menarik dari pelaksanaan shalat dhuhur adalah ketika semua siswa
dan guru melaksanakan shalat berjamaah secara serentak sehingga
jama’ah penuh hingga ke serambi masjid dan halaman masjid. Ketika
adzan di kumandangkan, semua siswa di beri pengarahan agar tenang dan
mendengarkan adzan. Apabila masih ada siswa yang berbicara ketika
azan, maka siswa yang gaduh akan di minta untuk mengulang azan.
Setelah azan selesai, siswa melantunkan do’a setelah azan bersama-sama
yang di pimpin oleh muazin. Selain itu, setelah sholat selesai juga
diadakan dzikir dan do’a bersama yang dipimpin oleh imam shalat, hal
ini dapat meningkatkan hafalan siswa dan membuat suasana tidak gaduh
selepas shalat.23
Pelaksanaan sholat dhuhur di MTs Negeri 1 Klaten
sudah berjalan dengan sangat maksimal. Dengan adanya kegiatan sholat
dhuhur berjamaah dan sholat dhuha, maka MTs Negeri 1 Klaten telah
membuat program untuk membiasakan sisiwa mendirikan sholat.
Setelah shalat dhuhur berjamaah, semua jamaah berdoa bersama
dengan dipimpin oleh imam. Setelah itu ada kultum dari siswa yang telah
dijadwalkan.Meskipun cara penyampaian pidatonya masih menggunakan
teks, akan tetapi mengandung ilmu yang bermanfaat untuk jamaah lainya
22 Observasi di MTs Negeri 1 Klaten
23 Observasi terhadap pelasanaan shalat dhuhur di masjid Al Furqon MTs Negeri Klaten
pada hari sabtu, 20 Januari 2018 jam 12.00 WIB
20
serta dapat melatih keberanian siswa dan memberikan pelatihan
kepemimpinan kepada siswa.24
Selain itu, masih ada program tahfid atau hafalan Al-Qur’an pada
kelas unggulan. Dengan bimbingan guru tahfid yang diambilkan dari
pondok pesantren, siswa ditargetkan dapat menghafal Juz 29 dan 30.
Program tahfid merupakan salah satu penambahan pelajaran inti pada
kelas unggulan. Pelaksanaan menghafal Alqu’an pada kelas unggulan
sudah berjalan dengan baik. Dengan adanya program Tadarus Al-Qur’an
dan Tahfid, Kepala MTs Negeri 1 Klaten telah menyusun program
dengan tujuan mengajarkan dan membiasakan anak membaca Al-Qur’an.
Aspek yang perlu diajarkan dalam pendidikan karakter (berbasis
keagamaan) berikutnya adalah mengajarkan ketauhidan, menghormati
dan menyayangi kedua orangtua, serta mengajarkan etiket dalam bergaul
dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga hal tersebut sudah
masuk pada muatan kurikulum mata pelajaran Akidah Akhlaq. Ketiga
aspek tersebut dapat dilakukan melalui pembelajaran di kelas. Di MTs
Negeri 1 Klaten terdapat mata pelajaran Akidah Akhlaq, yang
mengajarkan ketauhidan, menghormati dan menyayangi kedua orang tua
serta mengajarkan etiket dalam bergaul dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, MTs Negeri 1 Klaten juga memiliki program kultum bagi
siswa. Kultum atau ceramah singkat itu dilaksanakan sehabis sholat
dhuhur berjamaah dan sudah berjalan dengan baik dan konsisten. Dalam
kultum tersebut para siswa menyampaikan beberapa nasihat yang
berhubungan dengan agama. Jika dilihat dari nilai hasil Ujian Nasional
(UN), MTs Negeri 1 Klaten mengalami peningkatan nilai di Tahun
Pelajaran 2017/2018 ini. Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya nilai
semua mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional (Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA) dari tahun sebelumnya.
Pada Tahun Pelajaran 2016/2017, nilai rata-rata mapel Bahasa Indonesia
24 Observasi terhadap pelasanaan shalat dhuhur di masjid Al Furqon MTs Negeri Klaten
pada hari sabtu, 20 Januari 2018 jam 12.00 WIB
21
64,80, Bahasa Inggris 43,30, Matematika 41,30 dan IPA 45,00.
Sedangkan pada Tahun Pelajaran 2017/2018, nilai rata-rata mapel Bahasa
Indonesia 69,70, Bahasa Inggris 50,00, Matematika 41,50 dan IPA 46,30.
Secara keseluruhan, pada tahun 2017/2018 mengalami peningkatan rata-
rata jumlah nilai mata pelajaran dari 48,60 menjadi 51,90 serta
mengalami peningkatan rata-rata jumlah nilai dari tahun pelajaran
sebelumnya yakni 194,30 menjadi 207,20. Dengan adanya peningkatan
nilai UN dari tahun sebelumnya, membuktikan bahwa inovasi yang
dilakukan oleh Kepala Madrasah dapat meningkatkan kualitas
pendidikan di MTs Negeri 1 Klaten.
4. PENUTUP
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan madrasah, Kepala
MTs Negeri 1 Klaten memiliki program-program inovasi, yaitu: 1) Inovasi
program kelas unggulan, 2) Inovasi peningkatan sarana dan prasarana
pendidikan, 3) Inovasi peningkatan kualitas sumber daya manusia secara
bersama-sama melalui kedisiplinan dan 4) Inovasi penanaman karakter
berbasis keagamaan (islam).
Pada program kelas ungulan, kepala madrasah melakukan inovasi di
bidang kurikulum dan pembelajaran. Inovasi di bidang kurikulum berupa
penambahan jam pelajaran dan penambahan muatan materi pembelajaran
Matematika, IPA, Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Tahfid. Sedangkan
inovasi di bidang pembelajaran yaitu dengan menerapkan pembelajaran
kontekstual yang tercermin pada pembelajaran di luar kelas (Outing Class).
Dalam program peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, Kepala
MTs Negeri 1 klaten memiliki inovasi dengan membangun unit gedung baru
di lantai dua. Ruangan yang dibangun itu, rencananya akan digunakan untuk
laboratorium komputer dan penambahan kelas unggulan. Pada program
peningkatan sumber daya manusia (SDM) secara bersama-sama, Inovasi
Kepala Madrasah adalah menegakkan kedisiplinan di lingkungan madrasah,
mengikutsertakan guru dalam kegiatan workshop, dan mengadakan pelatihan
jurnalistik kepada guru dan siswa. Dalam program penanaman karakter, MTs
22
Negeri 1 Klaten memiliki inovasi yaitu membuat program-program
penanaman karakter dengan berbasis keagamaan. Kegiatan penanaman
karakter yang dilaksanakan secara rutin yaitu sholat dhuha, tadarus Al-
Qur’an, sholat dhuhur berjamaah, kultum dan tahfid.
Berdasarkan dari hasil pembahasan dan simpulan dalam penelitian ini,
maka peneliti ingin memberikan saran kepada beberapa pihak yang terkait.
Beberapa saran tersebut adalah sebagai berikut: pertama, Kepala Madrasah
diharapkan tetap melakukan inovasi atau terobosan-terobosan baru dalam
rangka meningkatkan kualitas pendidikan di MTs Negeri 1 Klaten. Selain itu,
Kepala Madrasah harus berupaya mengembangkan sekolah sesuai dengan
tuntutan zaman dengan melibatkan semua elemen yaitu siswa, guru,
karyawan maupun semua stakeholder madrasah. Kedua, semua guru
diharapkan tetap memberikan teladan yang baik kepada semua siswa. Guru
juga harus meningkatkan keterampilan mengajarnya agar bisa menyesuaikan
dengan kurikulum yang ditetapkan pemerintah maupun internal madrasah.
Selain itu, di jaman modern seperti ini, guru dituntut untuk menguasai
teknologi informasi (IT). Ketiga, Para siswa diharapkan dapat meningkatkan
kedisiplinan di lingkungan madrasah maupun diluar madrasah. Selain itu
siswa harus menjalin komunikasi yang baik antar sesama siswa agar tercipta
suasana belajar yang nyaman dan aman. Jika dilihat dari nilai hasil Ujian
Nasional (UN), MTs Negeri 1 Klaten mengalami peningkatan nilai di Tahun
Pelajaran 2017/2018 ini. Dengan adanya peningkatan nilai UN dari tahun
sebelumnya, membuktikan bahwa inovasi yang dilakukan oleh Kepala
Madrasah dapat meningkatkan kualitas pendidikan di MTs Negeri 1 Klaten.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta
Ancok, Djamaludin. 2012. Psikologi Kepemimpinan & Inovasi, Jakarta: Penerbit
Erlangga
Bafadal, Ibrahim. 2006. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Dari
Sentralisasi Menuju Desentralisasi, Jakarta: Bumi Aksara
23
Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia
Dhewanto, Wawan, dkk. 2015. Manajemen Inovasi untuk Usaha Kecil dan Mikro,
Bandung: Alfabeta
Duryat, Masduki. 2016. Kepemimpinan Pendidikan (meneguhkan legitimasi
dalam berkontestasi di bidang pendidikan, Bandung: Alfabeta
Herdiansyah, Haris. 2015. Wawancara, Observasi dan Focus Groups Sebagai
Instrumen Penggalian Data Kualitatif, Jakarta: RajaGrafindo Persada
Masaong, Abd. Kadim, dkk. 2014. Kepemimpinan Pendidikan Berbasis Multiple
Intelligence, Bandung: Alfabeta
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mulyadi, Deddy. 2015. Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan Pelayanan,
Bandung: Alfabeta
Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi,
Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyasana, Dedy. 2011. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Bandung:
Rosdakarya
Mustari, Mohamad. 2014. Manajemen Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Nashir, Haedar. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya,
Yogyakarta: Multi Presindo
Nasution, M.N. 2001. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management,
Jakarta: Ghalia Indonesia
Rivai, Veithzal, dkk. 2013. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi,
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Rusdiana A. 2014. Konsep Inovasi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter,
Bandung: Rosda
Sani, Ridwan Abdullah dan Kadri, Muhammad. 2016. Pendidikan Karakter
Mengembangkan Karakter Anak yang Islami, Jakarta: Bumi Aksara
Sa’ud, Udin Saefudin. 2008. Inovasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta
Subadi, Tjipto. 2011. Inovasi Pendidikan, Surakarta: FKIP UMS
24
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian & Pengembangan Research and
Development, Bandung: Alfabeta
Suryabrata, Sumadi. 2016. Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajagrafindo Persada
Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, Jakarta:
Grasindo
Umiarso dan Gojali, Imam. 2010. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi
Pendidikan, Jogjakarta:Ircisod
Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Widdah, El Minnah, dkk. 2012. Kepemimpinan Berbasis Nilai dan
Pengembangan Mutu Madrasah, Bandung: Alfabeta
Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa Edisi keempat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Peraturan Perundangan-undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Menteri Agama Nomor 29 Tahun 2014 tentang Kepala Madrasah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru
25
Sumber Internet
Aufa. 2016. Upaya Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di
MI Ma’arif Giriloyo II Bantul Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Madrasah,
hlm. 199-210 vol 1 no. 2. (http://ejournal.uin-suka.ac.id/), diakses pada
tanggal 1 Oktober 2017
Ifaqoh, Julvita Imroini. 2016. Inovasi Kreatifitas dalam Manajemen Kepala
Sekolah sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Karanganyar Tahun Ajaran 2015/2016.
Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana IAIN Surakarta.
(http://eprints.iain-surakarta.ac.id/), diakses pada tanggal 6 November
2017
Puspendik, Rekap Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat Sekolah dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-
un/) diakses pada tanggal 31 Oktober 2017 Jam 20:32 WIB
Supriyono, Agus. 2009. Penyelenggaraan Kelas Unggulan di SMA Negeri 2
Ngawi. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas
Maret.
Taufik, Abdurrahman. 2014. Determinasi Madrasah Efektif. Jurnal Administrasi
pendidikan, vol. 22, no. 2. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia diunduh
dari (ejournal.upi.edu) pada 10 September 2018
Vatima, Vini. 2015. Peran Kepala Madrasah dalam Upaya Meningkatkan Mutu
Pendidikan di MAN Purwodadi Tahun Ajaran 2014-2015. Skripsi.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
(http://eprints.ums.ac.id/), diakses pada tanggal 1 Oktober 2017
Wibowo, Tri. 2011. Inovasi Kepemimpinan Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri
Karanganyar. Tesis. Surakarta: Program Pasca sarjana, Universitas
Muhammadiyah Surakarta. (http://eprints.ums.ac.id/), diakses pada tanggal
6 November 2017