DESA MEMBANGUN DATAKolaborasi Pemerintah dan CSO Untuk Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Dalam
Rangka Penanggulangan Kemiskinan
Jakarta, 29 Juni 2015
Isu -isu
Ketersediaan data di desa sangat terbatas, sehingga sering
kalah dalam memperebutkan anggaran dalam
muserbangcam dengan desa – desa lain
Banyak pihak luar melakukan pendataan dan penelitian data
tidak ditinggal didesa.
Beberapa Aplikasi data base desa dikembangkan dan diinstal
didesa, tetapi hanya membangun software dan hardware,
tetapi sumberdaya manusianya tidak dikembangkan.
Konteks
Mulai Kegiatan/Proyek 1 Juni 2012
Awal tutup proyek 3`September 2012
Dana Hibah Partner for Resilince ( PfR Program) kerjasama dengan
pemerintah Belanda.
Pelaksana LPTP –INSIST
Lokasi Desa Bu Utara, Kec. Tanawawo, Kabupaten Sikka
Kelompok target Masyarakat Desa, Pemerintah Desa, Pemerintah
Kabupaten
Penerima Keuntungan (l/p) Masyarakat desa Bu Utara
Konteks
Rendahnya kapasitas pemerintahan desa dalam menciptakan tatakelola pemerintahan desa yang baik termasuk sistem layanan warga.
Proyek ini akan merespon beberapa masalah mendasar di tingkat desa yaitu:
Rendahnya pemahaman secara mendalam dan kritis pemerintahan desa dan masyarakat desa
terhadap Undang-undang Desa dan aturan-aturan pelaksanaannya serta implikasi-implikasi
terhadap perubahan di tingkat desa;
Belum tersedianya sistem database desa dan sistem informasi desa sebagai acuan
perencanaan, monitoring dan evaluasi pembangunan desa;
Rendahnya kapasitas pemerintahan desa dan masyarakat desa dalam menyusun perencanaan,
monitoring dan evaluasi pembangunan desa;
Rendahnya kapasitas dan motivasi pemerintahan desa dan masyarakat desa dalam melakukan inovasi-
inovasi dalam dalam mengelola dan mengembangkan sumberdaya desa yg benar-benar dapat
menciptakan nilai tambah secara berkelanjutan (value chain);
Kegiatan
Kolaborasi antara INSIST – LPTP- Pemerintah kabupaten Sikka, PfR ( Partner for Riselince)
Geospatial & Social mapping
Database System
Information System
Village Planning (RPJM-RKP)
Village Regulation
Pendekatan :
Pendekatan Kepala Keluarga, kawasan dan pemerintah desa maupun
kabupaten, pendekatan sekolah lapangan , dan asistensi tekni s
Inovasi dan praktek menjawab temuan permasalahan
Pengembangan Sistem Informasi Desa
TAHAPAN PEMETAAN & DATA BASE DESA
1. Sosialisasi rencana pemetanaan desa
2. Kompilasi data sekunder (data keluarga)
3. Tracking batas desa
4. Cetak peta raster desa
5. Pembentukan tim desa
6. Pelatihan tim desa
7. Penyusunan rencana pelaksanaan
pemetaan partisipatif
14. Pembuatan data SHP
15. Pengintegrasian data spasial dan sosial
16. Membuat sisten database desa
17. Lounching system database desa
9. Pengumpulan data rumah tangga
10.Pengumpulan data tematik
11.Plotting bangunan
12.Pemotretan rumah dan fasilitas umum
13.Input data
Pembuatan System Informasi Desa
Tanpa ada database desa, tidak mungkin bisa dibuat sisteminformasi desa.
Syatem informasi desa pada dasarnya merupakan proses dansajian hasil analisa yang dilakukan secara otomatis olehperangkat lunak yang diinstal ke perangkat keras.
Sajian informasi ini sesuai dengan yang dibutuhkan bersifattematik dan visual sehingga mudah dipajami oleh warga desa.
System infoarmasi desa sangat vital untuk dasar menyusunperencanaan pembangunan desa, monitoring dan evaluasi, baik jangka pendek, menengah maupun panjang.
187
53
0
50
100
150
200
Laki-Laki Perempuan
Axis
Tit
le
R. ANCAMAN PADA RUMAH
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Wolobela Ratetegu Gaikiu
Axis
Title
U. Akses Air
Hasil :
1. Basis Data (Data Sosial)
2. Peta Spatial Desa (Data Kawasan)
Perubahan dan Hasil Perubahan yang terjadi :
◦ Pemerintah desa sekarang mampu memberikan pelayanan lebih cepat baik pada masyarakat maupun pihak lain yang membutuhkan data
◦ Sistem administrasi desa menjadi lebih baik
◦ Usulan pembangunan sesuai dengan kebutuhan dan realistis
◦ Alat advokasi untuk tingkat kabupaten dan provinsi
◦ Masyarakat lebih terbuka dalam memberikan data yang benar
◦ Pembahasan dalam muserbangdes lebih dinamis, dan masyarakat mulai menyadari untuk memprioritaskan permasalahan yang mendesak untuk diatasi,
Hasil-hasilnya?
◦ Tersedia SID dan sudah digunakan untuk menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan, monitoring dan evaluasi
◦ Usulan – Usulan pemerintah desa ke pemerintah kabupaten dan pihak lain menjadi lebih diperhitungkan, karena didukung data yang lengkap.
◦ Desa mengangkat satu staf khusus dengan anggaran desa untuk khusus mengelola data dan mengorganisir team desa
◦ Team Desa memiliki kapasitas untuk melakukan up date data base dan memfasilitasi pengembangan data didesa lain
Faktor keberhasilan
Sejak awal disepakati program ini adalah program desa, INSIST hanya sebagai mitra dan disepakati kepala desa yang akan mengkoordinir pelaksanaan penyusunan data base desa
Ada kerjasama dan pembagian peran sejak awal program antara masyarakat pemerintah kabupaten, pemerintah desa, NGO dan masyarakat dalam proses sistem membangun SID.
Totalitas team desa untuk terlibat dalam proses penyusunan dan pengelolaan SID
Pelaksana program secara intensif melakukan konsultasi terhadap perkembangan program kepada Bappeda
Pemerintah desa mengalokasikan anggaran untuk pengadaan sarana pendukung dan pengelolaan sistem informasi desa
AKTOR-AKTOR KUNCI UNTUK MENCIPTAKAN KEBERHASILAN
Kepala Desa : bersedia menjadi koordinator pelaksanaan program, mengalokasikan salah satu staf untuk terlibat penuh, mengalokasikan anggaran untuk pengadaan hardware, dan pengelolaan program
Team Desa ( Pemuda Desa ), mencurahkan pikiran, waktu, dan tenaga yang berkomitmen berproses dalam program
Pemerintah kabupaten : memberikan dukungan dan masukan instrumen data base
Fasilitator program : asistensi intensife terhadap team desa dalam penyusunan data base baik teknis maupun non terknis
Strategi Menjaga Keberlanjutan dan Memperluas/Mereplikasi Keberhasilan
Pemerintah desa menjadikan team data base menjadi bagian dari pemerintah desa, sehingga dialokasikan untuk pengelolaan dan up date data base setiap tahun
Melakukan promosi dan asistensi untuk replikasi SID ke desa –desa lain yang tertarik untuk mereplikasi, antara lain desa –desa lokasi jaringan Insist di program Partner for Resilince di kabupaten Ende, Kabupaten Sikka, dan Kabupaten TTS; Lokasi program piloting AIPD 2 desa dikabupaten Larantuka dan 2 desa di kabupaten Ngada
Melakukan promosi dan advokasi ke tingkat nasional
Pembelajaran
Keterbatasan data didesa harus disadari merupakan kondisi yang dihadapi hampir diseluruh desa di Indonesia, maka daripada memaksakan menggunakan data tersebut untuk dianalisis yang pada akhirnya bisa menyebabkan salah dalam melakukan intervensi. Maka lebih baik membantu desa untuk menyusun data desa.
Program ini tidak membuatkan SID didesa tetapi melakukan asistensi pemerintah desa dan team desa untuk menyusun SID bagi desanya. Sehingga program tidak hanya meninggalkan software tetapi juga social ware (skill bagi pengelolanya).
Pendekatan dalam penyusunan SID adalah bersifat lokal / unik. Sehingga setiap desa membutuhkan pendekatan dan strategi tersendiri.
Program penyusunan SID agar tidak berhenti pada sistem data base, perlu diikuti dengan piloting intervensi teknis meskipun sederhana, hal ini akan membantu dalam mendinamisir proses, untuk membangun kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah dan menginspirasi dalam penyusunan perencanaan desa.
. Apabila SID akan direplikasi sebaiknya dilakukan secara untuh yaitu :
Penyusunan data base – SID – Perencanaan Pembangunan desa – Peraturan desa –
Implementasi