i
INTEGRASI MUSLIM DAN HINDU DALAM UPACARA PUJAWALI
DAN PERANG TOPAT (Studi Komunikasi Antar Budaya di Daerah
Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat)
TESIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat MagisterProgram Studi Ilmu Komunikasi
Minat Utama Riset dan Pengembangan Teori Komunikasi
Oleh :
Muhammad Fathoni
S221408006
PROGRAM MAGISTER ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
ii
iii
iv
MOTTO
“Sebarkanlah nama Allah, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
ذ ل ا لجھل طو ل حیا تھومن لم یذ ق مر ا لتعلم سا عة # تجر ع
“Barang siapa yang tidak tahan pahitnya menuntut ilmu, maka bersiaplah untuk
merasakan sakitnya kebodohan di sepanjang hidup”. (Imam Syafi’i dalam Diwan
ImamuSyafi’i).
v
PERSEMBAHAN
Teruntuk :“Bapak Abdul Rais, Ibu Johaeriah, Siti Shofiana Islamiatun,
Muhammad Febrian, dan Junia Haera Sabilla. Saya
mengucapkan terima kasih, karena haram lelah dalam do’a dan
usahan mereka untukku
Dan dia yang akan mendampingi sisa hidupku”
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang
selalu diberikan, sehingga penulis mampu menyusun tesis ini dengan lancar dan
dapat memenuhi persyaratan tugas akhir di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan kesempatan dan peluang kepada penulis
untuk menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dra. Prahastiwi Utari, Ph. D., selaku Kepala Studi S2 ilmu komunikasi yang
telah memberikan pelayanan dengan baik serta motivasi kepada penulis
sehingga mampu menyelsaikan tugas akhir.
3. Prof. Dr. H. Andrik Purwasito. DEA., dan Dr. H. Mahendra Wijaya, M.Si.,
selaku pembimbing I dan II, yang telah memberikan bimbingan dan arahan
serta spirit yang sangat berarti dalam proses penyusunan tesis ini sehingga
dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi S2 ilmu komunikasi, Pascasarjana,
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah ikhlas memberikan ilmu
kepada penulis.
5. Ayahanda Abdul Rais dan Ibunda Johairiah yang telah memberikan kasih
sayang, perhatian, nasihat, dan mendidik tanpa lelah kepada penulis, sehingga
tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Teman-teman senasib : Nawawi, Juen, Aree, Ferry A. Darma, Anton_o
(sutono), Subandy, Septa, Indra, Faozan, Mulyono,Busyairi, Diliyan Sasaki,
Andris Kamalae, aris, gofar, fian, dan Arya Dirawan yang telah memberikan
motivasi dan saran kepada penulis sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
7. Teman-teman pasca ilmu komunikasi tercinta Angkatan 2014 seperti Veki
Edison, Vinisa, Dea, Anis, Icha Alatas, Yanaa, Rukmi, Shinta, Fitria, virgin,
Ando, Ipeh, dan Linda yang telah banyak menyumbangkan sumbangsih
pemikiran berupa motivasi dan berbagi suka duka selama menempuh studi.
vii
8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu secara tidak
langsung membantu penulis dalam menyusun tesis.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran sangat peneliti harapkan untuk dapat membangun
kesempurnaan dalam penulisan selanjutnya. Semoga penulisan tesis ini dapat
bermanfaat dan memberikan sumbangan berarti untuk penulis sendiri maupun
semua pihak yang memerlukan.
Surakarta, Juni 2017 Membuat Pernyataan
Muhammad Fathoni
S221408006
viii
INTEGRATION OF MOSLEMS AND HINDUS IN PUJAWALI AND
PERANG TOPAT CEREMONIES (A Cross-Cultural Communication Study
on Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat Province)
Student : Muhammad Fathoni, Thesis Counselor: Prof. Dr. H. Andrik Purwasito, DEA, Co-Counselor: Prof. Dr. H. Mahendra Wijaya, M.S. Communication
Science Study Program, Faculty of Social and Political Science, Sebelas Maret University.
ABSTRACT
This research aimed to analyze the process of relationship between Moslems and Hindus in Pujawali and Perang Topat ceremonies becoming the part of Islam Wetu Telu in Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat Province through the role of communicator, media, and message. Those components are built in cross-cultural communication, thereby creating the integration of Moslems and Hindus in Lingsar. This research employed naturalistic inquiry method to elaborate and describe Pujawali and Perang Topat natural culture from the perspective of culture-owner citizens in Lingsar. Techniques of collecting data used were participatory observation and in-depth interview. The sample of informant was selected using purposive sampling. The process of collecting data was conducted using snowball sampling/chain sampling, obtaining 24 informants.
The result of research showed that there was a convergence of symbols through Datu Sumilir fantasy story in establishing the relationship between Moslems and Hindus. Such the convergence was constructed by the custom leaders (Pemangku) through customary rites, treatment, and religiosity as the media of communicating to Moslems and Hindus. The symbols converged in the message communicated by Moslems and Hindus were symbols of Datu Sumilir, Kelebutan and Kemalik. In addition, there were also barriers in the communication including different believes and prejudice due to internal problems of Pura Lingsar and assimilation was also found in the form of mutual cooperation, sasak language (verbal), melinggih customary attitude (non-verbal), and symbols in Pujawali and Perang Topat as the management of good relationship, so that the relationship between two communities with different religions was established and maintained to cooperate in holding Pujawali and Perang Topat ceremonial rite successfully.
Keywords: Symbol Convergence, Communication Barrier, Relationship, Cross-cultural Communication, Islam Wetu Telu, Pujawali and Perang Topat, Assimilation, Naturalistic Inquiry.
ix
INTEGRASI MUSLIM DAN HINDU DALAM UPACARA PUJAWALI DAN PERANG TOPAT (Studi Komunikasi Antar Budaya Di Daerah
Lingsar Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat)
Muhammad Fathoni, Andrik Purwasito, Mahendra Wijaya Program Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Sebelas Maret
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis proses hubungan antara warga Muslim dan Hindu pada upacara Pujawali dan Perang Topat yang menjadi bagian islam wetu telu di Lingsar, Lombok Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat melalui peran komunikator, media, dan pesan. Komponen tersebut dibangun dalam komunikasi antar budaya, sehingga membentuk integrasi warga Muslim dan Hindu di Lingsar. Penelitian ini menggunakan metode naturalistik inquiry untuk mengurai dan mendeskripsikan budaya alamiah Pujawali dan Perang Topat dari sudut pandangwarga pemilik budaya di Lingsar. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan observasi partisipan dan wawancara mendalam. Pengambilan sampel informan menggunakan Purposive sampling. Proses pengumpulan data dengan teknik snowball sampling/chain sampling sebanyak 24 orang informan.
Hasil yang ditemukan adalah terjadi konvergensi simbol melalui cerita fantasiDatu Sumilir dalam pembentukan hubungan warga Muslim dan Hindu. Konvergensi tersebut dikonstruksi oleh tokoh adat (Pemangku) melalui ritual-ritual adat, pengobatan, dan keagamaan sebagai media komunikasi kepada warga Muslim dan Hindu. Simbol terkonvergensi dalam pesan yang dikomunikasikan oleh warga Muslim dan Hindu yaitu simbol Datu Sumilir, Kelebutan, dan Kemaliq. Selain itu ditemukan barriers komunikasi berupa perbedaan kepercayaan dan prasangka yang disebabkan masalah internal Pura Lingsar dan ditemukan pula pembauran (asimilasi) berupa verbal, nonverbal dan simbol pada saat upacara Pujawali dan Perang Topat sebagai sebuah pengelolaan hubungan baik, sehingga terbentuk dan terjaga hubungan (relationship) antara kedua warga yang berbeda agama untuk bekerjasama mensukseskan ritual upacara Pujawalidan Perang Topat.
Kata Kunci: Konvergensi Simbol, Barrier Komunikasi, Hubungan, Komunikasi Antarbudaya, Islam Wetu Telu, Pujawali dan Perang Topat,Asimilas, Naturalistic Inquiry.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN DAN PERSYARATAN PUBLIKASI ....................... iii
MOTTO .............................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN .................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
GLOSARIUM...................................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
1.2.1 Secara Umum ................................................................................. 7
1.2.2 Secara Khusus .................................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 8
1.4.1 Manfaat Teoritis .............................................................................. 8
1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................ 8
1.5 Target Penelitian ....................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori .......................................................................................... 9
2.1.1 Integrasi Muslim Dan Hindu Dalam Perspektif Komunikasi .......... 9
2.1.2 Fungsi Komunikasi Dalam Intergrasi Muslim Dan Hindu............. 11
xi
2.1.3 Muslim Dan Hindu Dalam Strukturnya ......................................... 14
2.1.4 Komunikasi Antar Budaya Muslim Dan Hindu ............................ 17
2.1.5 Pembauran Budaya Warga Muslim Dan Hindu .............................19
2.1.6 Sekat Antara Muslim Dan Hindu Dalam Komunikasi Antarbu .... 21
2.1.7 Konvergensi Simbol Pujawali Dan Perang Topat ......................... 25
2.2 Kajian Terdahulu .................................................................................... 30
2.3 Kerangka Pikir ........................................................................................ 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Dan Sasaran Penelitian ............................................................... 38
3.2 Jenis Dan Metode Penelitian .................................................................. 38
3.3 Sumber Dan Jenis Data ........................................................................... 41
3.3.1 Data Primer..................................................................................... 41
3.3.2 Data Sekunder ................................................................................ 42
3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 42
3.4.1 Observasi Partisipan ...................................................................... 42
3.4.2 Depth Interview .............................................................................. 43
3.4.3 Dokumentasi................................................................................... 45
3.5 Teknik Analisis Data .............................................................................. 45
3.6 Langkah-Langkah yang Dilakukan ........................................................ 48
3.6.1 Penelitian Awal .............................................................................. 48
3.6.2 Penjajakan Lapangan ..................................................................... 49
3.6.3 Pelaporan ....................................................................................... 49
3.7 Keabsahan Data ..................................................................................... 50
3.7.1 Ketekunan Pengamatan ................................................................. 50
3.7.2 Triangulasi ..................................................................................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Objek Penelitian .................................................................... 52
4.1.1 Demografi Lokasi Penelitian ......................................................... 52
4.1.2 Informan Penelitian ....................................................................... 59
4.2 Hasil Penelitian ....................................................................................... 61
4.2.1 Sejarah Lingsar .............................................................................. 62
xii
4.2.2 Peran Komunikator, Media dan Pesan yang Dibangun Hingga
Menimbulkan Integrasi ............................................................................67
4.2.2.a Peran Amaqku/Mangku Kemaliq dalam Integrasi Muslim
dan Hindu ........................................................................................67
4.2.2.b Peran Pemangku Kerama Pura dalam Integrasi Muslim dan
Hindu .............................................................................................. 70
4.2.2.c Pesan Upacara Pujawali dan Perang Topat dalam Integrasi
Sosial .............................................................................................. 73
4.2.3 Sekat Komunikasi Antarbudaya Warga Muslim Dan Hindu ....... 83
4.2.3.a Perbedaan Keyakinan Bukan Suatu Hubungan Ber_Inti .... 83
4.2.3.b Prasangka Negatif .............................................................. 86
4.2.4 Prosesi Ritual Upacara Pujawali Dan Perang Topat ...................... 91
4.2.4.a Prosesi Pembukaan ............................................................ 91
4.2.4.b Hari Karya ....................................................................... 111
4.2.4.c Prosesi Penutupan ............................................................ 142
4.3 Pembahasan .......................................................................................... 151
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 163
5.2 Implikasi ............................................................................................... 165
5.2.1 Implikasi Teoritis ......................................................................... 165
5.2.2 Implikasi Metodologis ................................................................. 166
5.2.3 Implikasi Praktis ...........................................................................167
5.3 Saran ..................................................................................................... 167
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 170
LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 Tingkat Pendidikan Desa Lingsar Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat ......................................................................................... 53
2. Tabel 4.2 Mata Pencaharian Desa Lingsar Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat...........................................................................................54
3. Tabel 4.3 Daftar Informan........................................................................60
xiv
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 3.1 Lolasi Penelitian............................................................... 49
2. Gambar 4.1 Citra Satelit........................................................................52
3. Gambar 4.2 Pura Gaduh........................................................................57
4. Gambar 4.3 Halaman Kemaliq..............................................................58
5. Gambar 4.4 Kemaliq ............................................................................58
6. Gambar 4.5 Gerbang Masuk dan Halaman Parkir ...............................59
7. Gambar 4.6 Peneliti dan Mangku Parman ...........................................68
8. Gambar 4.7 Mangku Parman Memimpin Penziarah yang Mempunyai
Nazar dan Berobat Berdoa ...................................................................69
9. Gambar 4.8 Mangku Sedang Memimpin Ritual di Luar Kemaliq........71
10. Gambar 4.9 Pemangku dan Warga Berkomunikasi dan Berkoordinasi
Mempersiapkan Kelengkapan Upacara.................................................73
11. Gambar 4.10 Peziarah Solat di Kemaliq .............................................77
12. Gambar 4.11 Persembahyangan Hindu di Kemaliq..............................78
13. Gambar 4.12 Kelebutan Kemaliq (Simbol Air Suci) ...........................79
14. Gambar 4.13 Komunikasi Peziarah yang Meminta Berkah dari Air
Kemaliq Yang Sudah Didoakan...........................................................80
15. Gambar 4.14 Komunikasi Warga yang Meminta Air Kelebutan Sebagai
Obat .......................................................................................................80
16. Gambar 4.15 Pemangku Hindu Sedang Menaruh Sesajen Pemujaan di
Kelebutan Sebagai Simbol Penghormatan ...........................................81
17. Gambar 4.16. Pemangku Hindu Sedang Mengambil Air Suci
Kelebutandan Ditaruh Dibejana Kuningan. ..........................................82
18. Gambar 4.17 Simbol Air Suci...............................................................82
19. Gambar 4.18.Petima Sebagai Simbol Batu Suci dan Manifestasi Tuhan
...............................................................................................................85
20. Gambar 4.19 Lokasi Pura Gadoh dan Kemaliq ...................................87
21. Gambar 4.20 Hiburan Rakyat Presean di Area Taman Lingsar............93
xv
22. Gambar 4.21 Peneliti, Pemuda dan Pekembar yang Sedang Berkomunikasi
...............................................................................................................94
23. Gambar 4.22 Kelangsah dan Malaq hasil Gotong Royong Warga Muslim
dan Hindu..............................................................................................95
24. Gambar 4.23 Integrasi Muslim dan Hindu dalam Komunikasi Koordinasi
Gotong-Royong Pemasangan Abah-Abah ............................................96
25. Gambar 4.24 Gotong-Royong Pemasangan Abah-Abah di Berugak....96
26. Gambar 4.25. Intergrasi Muslim dan Hindu dalam Komunikasi Nonverbal
Gotong-royong Pembutan Penjor di Kemaliq.......................................97
27. Gambar 4.26 Peneliti (Baju Putih) Ikut Gotong-Royong Menghias Janur
Di Cendi Bersama Amaq Kar ...............................................................98
28. Gambar 4.27 Peneliti dan Suherman Sedang Ikut Menghias Kemaliq.98
29. Gambar 4.28 Mangku Parman, Pak ndul, dan Anggota DPR Nyoman
Widane Datang Melinggih untuk Berkomunikasi...............................100
30. Gambar 4.29 Komunikasi Anatarbudaya Mangku Rai dan Mangku Parman
.............................................................................................................100
31. Gambar 4.30 Komunikasi Antarbudaya Nganjeng Pemangku yang Sedang
Bertanya Kepada Warga Muslim........................................................102
32. Gambar 4.31 Warga Sambil Ngobrol Membuat Jajan untuk Penaek Gawe
.............................................................................................................103
33. Gambar 4.32 Komunikasi Remaja Mengupas Kelapa untuk Dibuat Santan
.............................................................................................................104
34. Gambar 4.33 Gotong Royong Mempersiapkan Bahan Kandoq..........104
35. Gambar 4.34 Warga Sedang Bergiliran Menjaga Api untuk Memasak Nasi
.............................................................................................................105
36. Gambar 4.35 Komunikasi Nonverbal Bapak-Bapak Sedang Bersama-Sama
Ngebat .................................................................................................106
37. Gambar 4.36 Warga Hindu dan Muslim Duduk Istirahat Bersama sambil
Berbincang-Bincang............................................................................107
38. Gambar 4.37 Tuaq Ili (pke topi), Amak Mandre (baju kuning) dan Warga
Hindu Duduk dan Bercakap-Cakap Seusai Gotong Royong ..............107
xvi
39. Gambar 4.38 Warga Hindu yang Berkoordinasi Membawa Petima dan
Taulan untuk Disucikan di Kemaliq ...................................................108
40. Gambar 4.39 Komunikasi Ritual, Pemangku Mendoakan Ayam yang
dipegang Warga untuk Upcara Ngecak-cag.......................................109
41. Gambar 4.40 Komunikasi Ritual Persembahyangan Mapendak.........110
42. Gambar 4.41 Koordinasi Pemangku pada Maturang Pioni.................111
43. Gambar 4.42 Kenbon Odeq.................................................................112
44. Gambar 4.43 Komunikasi Pembuatan Kebon Odeq oleh Apuk Mar, Apuk
Icuk, Apuk Selehe dan Mangku Pak Ndul ..........................................113
45. Gambar 4.44 Koordinasi Komunikasi Pembuatan Kebon Odeq.........113
46. Gambar 4.45 Peneliti dan Warga Mempersiapkan Dulang ................115
47. Gambar 4.46 Bantenan (Sesajen)........................................................115
48. Gambar 4.47 Seorang Warga Hindu Melakukan Prosesi Maturan Ayunan
.............................................................................................................116
49. Gambar 4.48 Komunikasi Koordinasi Warga Mempersiapkan Ziarahan.
.............................................................................................................117
50. Gambar 4.49 Komunikasi Nonverbal Lokak Sedang Mengisi Wadah yang
Diberikan Warga untuk Dulang..........................................................117
51. Gambar 4.50 Lokak Mengkomunikasikan untuk Berbaris di Depan Pintu
Kemaliq ...............................................................................................118
52. Gambar 4.51 Komunikasi Lokak Dengan Warga Muslim untuk Menaruh
dan Menjejerkan Dulang dan Rampe..................................................119
53. Gambar 4.52 Ritual Komunikasi Pendoaan Ziarahan.........................119
54. Gambar 4.53 Mangku Parman Mendoakan Air dari Kelebutan ........120
55. Gambar 4.54 Komunikasi Non Verbal Ritual Lokak Mengoleskan Kinang
Di Hulu Rambut ..................................................................................121
56. Gambar 4.55 Pemangku-Pemangku Sedang Berkomunikasi Dengan
Pedande di sebelah Warga yang berkomunikasi Mempersiapkan Bantenan
.............................................................................................................122
57. Gambar 4.56 Komunikasi Iringan Warga yang Melakukan Mendak Tirte
.............................................................................................................122
xvii
58. Gambar 4.57 Pemangku Membunyikan Lonceng, Membawa Bantenan,
dan Membaca Doa...............................................................................123
59. Gambar 4.58 Komunikasi Ritual Warga Muslim Bekuluh, Berdoa
Meminta Kelancaran Prosesi Ngliningan Kaoq..................................124
60. Gambar 4.59 Pebacaan Lontar dalam Mepuje Ngarga Tirtha Pelukatan
Kebo ....................................................................................................125
61. Gambar 4.60. Kerbau Sebagai Simbol Kesepakatan dalam Kebersamaan
.............................................................................................................125
62. Gambar 4.61 Integrasi Pemangku, Warga Muslim dan Hindu
Berkomunikasi Sambil Menunggu Kelengkapan..............................127
63. Gambar 4.62 Warga Muslim Membawa Kelengkapan Upacara
ke__Kemaliq .......................................................................................127
64. Gambar 4.63 Barisan Batek Baris dan Telek ......................................128
65. Gambar 4.64 Komunikasi Koordinasi Pembawa Tombak dan Rampe128
66. Gambar 4.65 Intergrasi Muslim dan Hindu dalam Iringan Kebon Odeq
Sebagai Simbol Menak........................................................................129
67. Gambar 4.66 Intergrasi Muslim dan Hindu dalam Iring-iringan
Ngeliningan Kaoq ...............................................................................130
68. Gambar 4.67 Iringan-iringan Muslim dan Hindu mengelilingi Kelebutan
dan Bale simbol kebersamaan.............................................................131
69. Gambar 4.68 Warga Muslim Disebelah Kanan Menaruh Kelengkapan
Upacara dan Didamping Kiri Warga Hindu Menunngu Sebagai Simbol
Toleransi..............................................................................................131
70. Gambar 4.69 Persembahyangan Pemuspayan ....................................132
71. Gambar 4.70 Peneliti (Pojok Tiang) dengan Warga Mengikuti Safaah ...
.............................................................................................................132
72. Gambar 4.71 Kaoq Yang Telah Disemblih Dijadikan Lauk Digantung Di
Pohon ..................................................................................................133
73. Gambar 4.72 Komunikasi Masyarakat Mempersiapkan Dulang dan
Ketuapat untuk Upacara Pujawali dan Perang Topat..........................134
74. Gambar 4.73 Pemangku dan Warga Mempersiapakan Bantenan.......135
xviii
75. Gambar 4.74 Komunikasi Nonverbal Ritual Maketis Pujawali Pemangku
Kepada Warga.....................................................................................135
76. Gambar 4.75 Tarian Rejang Dewe ......................................................136
77. Gambar 4.76 Komunikasi Persiapan Membawa Dulang Topat..........137
78. Gambar 4.77 Komunikasi Koordinasi Warga Muslim dan Hindu pada
Prosesi Perang Topat ..........................................................................137
79. Gambar 4.78 Komunikasi Nonverbal Mangku Hindu Membantu
Memasukkan Kelengkapan Perang Topat ..........................................138
80. Gambar 4.79 Komunikasi Ritual Pendoan Perang Topat...................139
81. Gambar 4.80 Peneliti dan Warga Berdoa............................................139
82. Gambar 4.81 Warga Berebutan Sesaji di Penjor ................................140
83. Gambar 4.82 Peneliti Membagikan Topat Ke_Peserta Perang Topat 140
84. Gambar 4.83 Warga Muslim dengan Ekspresi Senang Melempar Topat
Kearah Atas.........................................................................................141
85. Gambar 4.84 Warga Hindu dengan Ekspresi Senang Membalas Melempar
Topat Kearah Bawah...........................................................................141
86. Gambar 4.85 Hiburan Rakyat Malean Sampi Penutupan Pujawali dan
Perang Topat .......................................................................................143
87. Gambar 4.86. Komunikasi Hindu Mempersiapkan Bantenan ............145
88. Gambar 4.87 Komunikasi Ritual Pendoaan Ngelukar ........................145
89. Gambar 4.89 Komunikasi Peneliti (baju biru), Pemangku, Warga Muslim
dan Hindu pada Ritual Berkuluh Beteteh............................................146
90. Gambar 4.90 Peneliti dan Prajurit Batek Baris Bersiap Beteteh.........147
91. Gambar 4.91 Komunikasi Peneliti, Warga Muslim dan Hindu Melakukan
Upacara Beteteh ..................................................................................147
92. Gambar 4.92 Intergrasi Barisan Warga Muslim dan Hindu di Kemaliq dan
di Gadoh Berjalan Beteteh ..................................................................148
93. Gambar 4.93 Peneliti, Warga Muslim dan Hindu Melakukan Upacra
Beteteh.................................................................................................149
94. Gambar 4.94 Peneliti, Warga Muslim dan Hindu Melakukan Upacra
Beteteh.................................................................................................149
xix
GLOSARIUM
Abah-abah : Bahasa bali-sasak untuk menyatakan kain warna-warni yang dipakai menghias bangunan, sarana dan perlengkapan upacara.
Amangku/pemangku : Bahasa sasak-lombok yang ditujukan kepada pemimpin adat, berasal dari kata amaq yang berarti bapak.
Anak agung : Gelar bangsawan untuk raja dan keturan raja bali.
Ares : Makanan tradisonal sasak yang terbuat dari batang pohon pisang yang disajikan pada saat acara adat.
Bakak : Bahasa sasak untuk sebutan anyaman bambu yang dibuat menyerupai baskom lebar.
Bale : Bahasa sasak untuk menyebut bangunan, hunian dan persingga yang bisa ditempati.
Banjar : Bahasa sasak-bali untuk menyebut kelompok masayarakat yang berada dalam satu desa atau dusun.
Bantenan : Bahasa bali untuk sebutan sesajen yang digunakan pada persembahyangan warga hindu biasanya berupa buah-buahan, makanan, dan lain sebagainya.
Barriers komunikasi : Sekat yang menghambat terjadiinya pertukaran pesan antar komunikator sehingga komunikasi terganggu.
Batek baris : Sebuah seni tari adat warga lingsar menggunakan seragam perajurit belanda dengan gerakan baris-berbaris.
Begawe : Bahasa sasak untuk menyebut pesta yang digelar untuk upacara adat dan keagamaan.
Begibung : Bahasa sasak untuk menyebut makan bersama yang dilakukan pada saat pesta adat.
Berugak : Bagunan panggung terbuka terbuat dari kayu dengan empat atau enam tiang dan beratapkan alang-alang.
Besembeq : Tradisi warga suku sasak untuk diolesakan kinang di hulu rambut oleh tetua adat yang diyakini memiliki hasiat.
Betare : Bahasa bali untuk menyebut sosok supranatural yang dianggap memiilki kuasa dan kesaktian melebiihi manusia.
Beteteh/ngelukar : Upacara penutupan prosesi pujawali dan perang topat oleh warga muslim dan hindu
xx
sebagai siimbol buang sial.Budha munggahmepuja megelarsange puja trisandya
: Pendoaan dan persembahyangan warga hindu untuk meminta keselamatan dan kesempurnaan dalam upacara pujawali dan perang topat.
Busung : Hiasan rumbai-rumbai yang terpasang di bangunan terbuat dari daun kelapa atau pohon aren yang masih muda.
Ceret : Bahasa sasak untuk menyebut teko air yang terbuat dari tanah liat.
Dak-dak pong : Alat musik tradisonal warga lingsar yang terdiri dari gong, seruling, kenceng dan beduk yang ditabuh secara konstan.
Dulang : Bahasa sasak untuk menyebutkan nampan besar yangdipakai untuk menaruh sesaji atau makanan.
Dwijati/ekajati : Upacara pengangkatan pemimpin adat atau pemimpin agama oleh masyarakat hindu. Dwi jati berasal dari kata “dwi” yang artinya dua, dan ” jati” yang artinya lahir kembali, sehingga dwijati adalah prosesi kelahiran kembali yang kedua kalinya.
Etnosentris : Prasangaka yang kecendrungannya membanggakan apaya yang dimiliki dengan membandingkannya dengan milik orang lain.
Gau : Bahasa sasak untuk menyebut sebuah pelana sapi besar dan panjang berbentuk T terbuat dari kayu yang dipergunakan mengendarai sapi.
Hindu : Sebuah agama tertua didunia dan kepercayaan yang dianut oleh salah sebagian masyarakat yang berasal dari india, kata hindu diambil dari nama sungai yang ada di perbatasan pakistan.
Integrasi : Sebuah peroses penyesuaian diantara unsur-unsur yang berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menimbulkan keserasian (equilibrium).
Jero : Sebutan untuk pengurus tempat ibadah warga hindu atau pura.
Junub : Sebutan warga sasak untuk kondisi laki-laki atau perempuan yang dalam keadaan hadas besar.
Kandok : Bahasa sasak untuk menyebut sayuran atau daging yang telah dimasak dan dimakan bersama nasi.
xxi
Kebon odeq : Sebuah hiasan yang terbuat dari buah kelapa yang sematkan segala macam hasil kebun berupa buah dan dedauanan yang menjadi kelengkapan inti upacara pujawali dan perang topat
Kelebutan : Kolam sumber air berbentuk persegi terletak didalam banguan kemalik lingsar yang dipercaya bertuah oleh warga lingsar.
Kemaliq : Bangunan persegi panjang tepat moksanya wali datu sumilir yang dipercaya keramat oleh warga lingsar.
Kerotok : Lonceng besar terbuat dari kayu sebagai aksesoris sapi pada saat lomba malean sampi.
Khyangan : Sebutan lain dari pura atau tempat ibadah bagi warga hindu.
Klangsah : Bahasa sasak untuk atap yang terbuat dari anyaman daun pohon kelapa.
Komunikator : Seseorang atau sekelompok orang yang bertindak sebagai sumber pesan dalam sebuah proses komunikasi.
Komunikasi : Proses pertukaran pesan.
Kumkuman : Kelengkapan upacara pujawali dan perang topat berupa air yang ditaruh dalam batang bambu untuk dijadikan sarana upacara.
Lamak : Bahasa sasak untuk menyebut alas yang dipakai beristirahat.
Lang-lang : Pengawas adat yang dipilih untuk menjaga dan mengawasi rangkaian upacara pujawali dan perang topat.
Lokak : Tetua adat yang memimpin dan mengkoordinasi masyarakat dalam satu wilayah dusun atau desa.
Maketis : Prosesi seusai persembahyangan warga hindu dengan mencipratkan air oleh pemangku kepada warga.
Malaq : Bahasa sasak untuk menyebut altar yang terbuat dari bambu berbentuk persegi panjang dan memiliki empat atau enam kaki.
Malean sampi : Acara adat perani di lombok untuk melatih sapi sebelum membajak sawah dengan melakukan karapan sapi hias secara bersama-sama.
Mapuje ngarga tirta pelukatan
: Upacara pensucian kerbau yang digunakan pada upacara pujawali dan perang topat dengan mendoakaan air suci oleh pemangku.
xxii
Maturan ayunan : Pendoaan yang dilakukan oleh warga hindu dan dengan membakar seabut kelapa dan kayu disamping pintu-pintu pura di pimpin oleh mangku.
Maturan pioni : Pendoaan yang dilakukan oleh mangku dan warga hindu pada sore hari untuk mendapatkan keselamatan sebelum upacara pujawali dan perang topat.
Melinggih simpang pekedengan
: Bahasa sasak yang menyatakan proses komunikasi antarbudaya antara warga muslim dan hindu yang dilakukan dengan mendatangi rumah dan duduk bersama.
Menak : Sebutan bahasa sasak untuk kasta bangsawan.
Mendak/mapendak : Bahasa bali untuk menjemput batara.
Mendak tirte : Prosesi ritual warga hindu untuk menjempur batara yang diwakili oleh air suci yang diambil langsung dari sumbernya.
Mesilaq : Bahasa sasak mengundang dengan cara datang langsung ke warga yang akan diundang.
Moksa : Kejadian supranatural yang dilakukan oleh manusia dengan cara menghilangkan jasad, ini dipercaya sebagai bentuk kuasa yang diberikan tuhan.
Momot : Botol keramat yang dililitkan kain putih sebagai kelengkapan utama upacara pujawali dan perang topat.
Mongkak : Bahasa sasak untuk menyebut peroses memasak beras hingga menjadi nasi baik secara sendiri ataupun secara bersama-sama.
Munggah mepuja, trisandya muspa pengelemek
: Pendoaan warga hindu pada upacara pujawali dan perang topat sebagai penutup upacara agar diberi keselamatan.
Muslim : Sebutan untuk warga yang beragama islam.
Ngames : Proses membuat santan dalam jumlah yang besar oleh warga sasak dalam begawe adat.
Nganjeng : Bahasa sasak untuk menyatakan seseorang yang sedang berdiri tegak.
Ngebat : Proses pemotongan dan pencacahan bahan makanan seperti daging, bumbu dan rempah-rempah pada prosesi begawe adat.
Ngeliningan kaoq : Prosesi mengelilingi pura gaduh dan kemaliq oleh warga muslim dan hindu dengan mengarak kerbau sebagai simbol kebersamaan.
xxiii
Nifas : Pendarahan sehabis wanita melahirkan.
Nujak ragi : Prosesi menghaluskan rempah-rempah oleh warga dengan menggunakan cobek besar yang terbuat dari kayu yang disebut geneng.
Odalan : Ritual warga hindu untuk melakukan pendoaan dalam rangka ulang tahun pura yang diadakan setiap tahun sekali sebagai tanda penghormatan.
Panoan : Bahasa sasak untuk proses mengantarkan seseorang makanan.
Pedande : Gelar pemimpin keagamaan agama hindu di bali dan Lombok.
Pekembar : Wasit acara kesenian adat presean berjumlah dua oaring.
Penaek gawe : Prosesi pesta adat yang menandakan dimulainya upacara pujawali dan perang topat.
Penjor : Bahasa sasak untuk menyebut batang bambu panjang yang dihiasi rangkaian janur, kain dan makanan dipasang di depan pintu dan gerbang pure.
Pepadu : Orang yang ahli dalam olah raga adat presean di Lombok.
Perang topat : Upacara adat warga muslim dan hindu di Lombok dilakukan dengan saling melempar ketupat diantara mereka.
Pereret : Bahasa sasak untuk menyebut alat musik seruling yang ujungnya berbentuk terompet dan digunakan untuk upacara adat.
Presean : Olahraga adat warga sasak yang mempertandingkan dua orang laki-laki saling pukul dengan menggunakan rotan yang disebut penjalin dan tameng dari kulit sapi yang disebut ende.
Pujawali : Upacara adat warga muslim dan hindu daerah lingsar lombok untuk menghormati dan mendoakan wali karena telah dianggap berjasa.
Pura gadoh : Tempat persembahnyangan warga hindu di lingsar dengan bentuk bangunan tembok persegi panjang dan didalamnya terdapat sarana pemujaan yang disebut sanggah, gaduh sendiri bahasa bali artinya rendah.
Rarak kembang waru : Sebutan warga lingsar untuk menunjukan waktu sore hari bertepatan dengan moksanya wali di lingsar, ini juga menandakan batas akhir saling lempar ketupat antara warga
xxiv
muslim dan hindu pada saat upacara pujawali dan perang topat.
Rejang dewe : Sebuah tarian sakral yang dilakukan oleh remaja putri warga hindu yang masih perawan untuk menyambut betare-betari turun dari langit.
Safa’ah/ nyikir nyeribuk
: Ritual ngaji bersama oleh warga muslim di lingsar yang dibarengi dengan zikir seribukali dan diakhiri oleh doa untuk mendoakan wali.
Serbuk : Makanan khas Lombok yang terbuat dari cacahan rempah-rempah, parutan kelapa, daging bebek, daun belimbing dan ditambah bumbu tradisonal.
Simpang : Bahasa Lombok untuk menyatakan mampir ke suatu tempat.
Steretiotip : Penilaian terhadap dan cara pandang kepada seseorang terhadap rata-rata orang tersebut digolongkan.
Tauhid : konsef dalam akidah agama islam yang menyatakan keesaan Allah SWT.
Taulan/petima : Batu berhala suci dan keramat yang ditaruh dalam pure dan di beri kain warna putih, hitam, dan catur oleh waga hindu.
Telek : Penari perempuan bejumlah tiga orang untuk mengiringi musik kesenian tradisional dak-dak pong.
Unggul-unggul : Kain panjang yang dikan disepanjang kayu atau bambu biasanya kain tersebut berwarna kuning, merah atau putih.
Weda : Kitab suci agama hindu.