KEBIJAKAN KAWASAN INDUSTRI HALALINTERNATIONAL HALAL DIALOGUE 2019
Jakarta Convention Center, 12 November 2019
MENTERI PERINDUSTRIAN
REPUBLIK INDONESIA
D I R E K T O R A T P E R W I L A Y A H A N I N D U S T R I T A H U N 2 0 1 9 2
PENDAHULUAN
• Undang-Undang No 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal menyatakan bahwa Produk yang masuk,beredar dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal dikecualikan bagi Pelaku Usahayang memproduksi Produk dari bahan yang diharamkan dan wajib mencantumkan keterangan tidak halalpada produk. UU No. 33 Tahun 2014 berlaku mulai tanggal 17 Oktober 2019.
• Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2019 tentang jaminan Produk Halal, KementerianPerindustrian bekerjasama dengan BPJPH dalam hal :
Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan Industri, terkait dengan bahan baku,bahan olahan, bahan tambahan, dan bahan penolong yang digunakan untukmenghasilkan Produk Halal;
Fasilitasi Halal bagi Industri Kecil dan Menengah;
Pembentukan Kawasan Industri Halal; dan
Tugas lainnya terkait penyelenggaraan JPH sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Pelatihan dan Sertifikasi Penyelia
Halal
• Berdasarkan UU No 33 Tahun 2014, Pelaku usaha yang mengajukan sertifikasihalal diantaranya wajib memiliki Penyelia Halal.
• Kementerian Perindustrian pada Tahun 2019 telah melaksanakan Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi Penyelia Halal di 3 Provinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur) dengan total 60 SDM
Sosialisasi Kebijakan Sertifikasi Halal
Mengacu pada UU No. 33 Tahun 2014
• Kementerian Perindustrian bekerjasama dengan BPJPH melaksanakan sosialisasi terkait regulasi dan kebijakan sertifikasi yang baru berdasarkan UU No. 33 Tahun 2014.
• Pada tahun 2019 Sosialisasi dilaksanakan di Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur kepada para pelaku usaha
Program Kegiatan Kemenperin Terkait Halal
FasilitasiSertifikasi
Halal bagi IKM
• Tahun 2012 - 2019 telah dilakukan fasilitasi sertifikasi halalkepada 1.438 IKM, dan target pada Tahun 2020 sebanyak 788IKM
Zona IndustriHalal
• Seiring besarnya permintaan produk halal, sebagai langkahawal, Kementerian Perindustrian akan melakukan uji cobadengan membuat zona industri halal yang sudah mapansebagai percontohan yakni di Pulau Jawa karena di wilayah inisudah banyak kawasan industri.
Program Kegiatan Kemenperin Terkait Halal
D I R E K T O R A T P E R W I L A Y A H A N I N D U S T R I T A H U N 2 0 1 9 5
PERKEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI INDONESIA
Jumlah Kawasan Industri Operasional Tahun 2019Jumlah Kawasan Industri Operasional Tahun 2014
No Wilayah JumlahLuas Kawasan Industri (Ha)
PersentaseLuas (%)
1 Jawa 50 26,127.40 71.992 Sumatera 19 7,019.10 19.343 Sulawesi 2 2,203.00 6.074 Kalimantan 3 946.00 2.61
Total 74 36,295.50 100.00
Keterangan :
Terjadi peningkatan kawasan industri baik dari sisi jumlah maupunluasannya.
1. Dari sisi jumlah, terjadi peningkatan sebesar 28,15 persen,
2. Sementara dari sisi luas mengalami peningkatan 18.886 Haatau sebesar 34.22 persen. Kawasan industri di luar Jawamengalami peningkatan luas dari 28,01 persen menjadi 35.89persen pada tahun 2017
3. Meskipun dari sisi jumlah peningkatan masih banyak terjadi diJawa, tetapi karena di luar Jawa ketersediaan lahan masihrelatif luas maka peningkatan persentase luas kawasan di luarJawa lebih tinggi dibandingkan dengan di Jawa.
No Pulau Jumlah KI Luas (Ha)Persentase
Luas1 Jawa 58 35,376.89 64.11%2 Kalimantan 8 2,342.13 4.24%3 Sulawesi 4 5,500.00 9.97%4 Sumatera 33 11,962.40 21.68%
Total 103 55,181.42 100.00%Pertumbuhandalan 5 Tahun
Jumlah Kawasan Industri Dalam Tahap Konstruksi Tahun 2019*
*Lahan sudah clear & clean
No Pulau Jumlah KI Luas (Ha)
1 Jawa 15 4,067.48
2 Kalimantan 11 4,959.33
3 Maluku Papua 2 600.00
4 Nusa Tenggara 1 191.00
5 Sulawesi 2 849.00
6 Sumatera 7 4,083.00
Total 38 14,749.81
D I R E K T O R A T P E R W I L A Y A H A N I N D U S T R I T A H U N 2 0 1 9 6
PERSEBARAN KAWASAN INDUSTRI DI INDONESIA
D I R E K T O R A T P E R W I L A Y A H A N I N D U S T R I T A H U N 2 0 1 9 7
❑ Secara keseluruhan, konsumsi industri halal di Indonesia pada tahun 2017 mencapai lebih dari USD 200 miliar atau lebih dari 36persen dari total konsumsi rumah tangga (lebih dari 20 persen dari total PDB Indonesia).
❑ Konsumsi makanan halal sebanyak USD 169,7 miliar. Selama kurun waktu lima tahun terakhir, sektor pertanian, kehutanan, danperikanan, berkontribusi sebesar 13,63 persen terhadap produk domestik bruto (PDB)
❑ Indonesia berada di posisi ke-4 konsumsi produk farmasi terbanyak, dan negara kedua dengan jumlah konsumsi kosmetik terbesar.Pada tahun 2023 diperkirakan pangsa pasar farmasi akan naik sebesar 7.1 persen menjadi USD 131 miliar dan pangsa pasar kosmetiknaik sebesar 6.9 persen menjadi USD 90 miliar
❑ Indonesia dengan populasi muslim terbesar di dunia sebesar 222 juta jiwa, merupakan pasar potensial untuk produk halal
❑ Kewajiban industri berlokasi di kawasan industri (Pasal 106 ayat (1) UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian) dengan beberapapengecualian pada Pasal 106 ayat (2) dan ayat (3)
❑ Belum tersedia infrastruktur industri (zona/kawasan industri) yang memberikan sarana dan prasarana yang memenuhi persyaratanhalal serta kemudahan dalam menjalankan usaha industri yang memproduksi produk halal, dari bahan baku hingga distribusi kekonsumen
❑ Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah untuk mengatur tata cara investasi infrastruktur bagi pelaku usaha yang sesuaipersyaratan halal dan perwilayahan industri sehingga dapat meningkatkan daya saing kawasan dan pertumbuhan industri halal yangberpeluang untuk menangkap pangsa pasar dalam negeri dan pasar ekspor dunia
❑ Saat ini sedang disusun Permenperin tentang Pedoman Penetapan Kawasan Industri Halal yang mengatur NSPK Kawasan IndustriHalal, dan saat ini dalam tahap pengajuan harmonisasi di Kemenkumham
TARGET PEMERINTAH TERHADAP INDUSTRI HALAL
Sumber: Master Plan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024
D I R E K T O R A T P E R W I L A Y A H A N I N D U S T R I T A H U N 2 0 1 9 8
Kriteria Kawasan Industri Halal
1. seluruh area kawasannyadialokasikan untukperusahaan industri yang menghasilkan produk halal, atau kawasan industri yang sebagian areanya merupakanzona khusus berupahamparan lokasi utuh yang digunakan untuk menampungperusahaan industri yang menghasilkan produk halal
2. kawasan Industri yang di dalam areanya menyediakansarana dan prasarana yang secara fungsi dan lokasibersifat terintegrasi dan mendukung kehandalanPerusahaan Industri di dalamnya untuk menghasilkanproduk halal sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan di bidang jaminanproduk halal
Sarana dan prasarana
lembaga pemeriksa halal & laboratorium halal
instalasi pengolahan air baku halal
kantor pengelola
pembatas
tim manajemen halal
dokumen sistem manajemen halal
Persyaratan
a. izin usaha kawasan industri dan/atau izin perluasankawasan industri
b. rencana induk/masterplan kawasan industri halalc. menyelesaikan seluruh kewajiban perpajakan
Rpermenperin KI Halal
KONSEP KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN INDUSTRI HALAL
D I R E K T O R A T P E R W I L A Y A H A N I N D U S T R I T A H U N 2 0 1 9 9
MANFAAT DI KAWASAN INDUSTRI HALAL
Pelayanan terpadu berupa:
a. prioritas ekspor/impor bahan baku dan barang jadi;
b. percepatan dan kemudahan sertifikasi/registrasi produk halal;
c. pembinaan kompetensi sumber daya manusia pada lingkup halal;
d. jaminan halal atas bahan baku dan/atau barang jadi yang
masuk/keluar Kawasan Industri Halal; dan/atau
e. pelayanan prioritas untuk fasilitasi dalam peningkatan citra
produk halal
D I R E K T O R A T P E R W I L A Y A H A N I N D U S T R I T A H U N 2 0 1 9 10
KAWASAN INDUSTRI HALAL
1. MODERN CIKANDE INDUSTRIAL ESTATE
2. BINTAN INTI INDUSTRIAL ESTATE
Propos
ed
Halal
Zone
3. BATAMINDO INDUSTRIAL PARK
4. JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG
5. KAWASAN INDUSTRI SAFE N LOCK SIDOARJO => DITUJUKAN UNTUK
ZONA HALAL IKM
D I R E K T O R A T P E R W I L A Y A H A N I N D U S T R I T A H U N 2 0 1 9 11
Halal Zone : 500 HaDalam proses sertifikat halal untukinstalasi pengolahan air (IPA). Telah melakukan perjanjiankerjasama (MOU) dengan instansi-instansi terkait seperti BPJPH, LPPOM MUI, dan bank syariah
Comercial Area & Insfrastruktur Penunjang
Peletakan Batu Pertama & Kerjasasama Kawasan Halal
MODERN CIKANDE INDUSTRIAL ESTATE
D I R E K T O R A T P E R W I L A Y A H A N I N D U S T R I T A H U N 2 0 1 9
36
Total Luas Area: 320 Ha
Pilot Halal Zone: 6.5 Ha
Future Halal Zone: 100 Ha
H A L A L E K O S I S T E M
PRODUKSI PELAYANAN
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG
Tenant Kami:
BINTAN INTI INDUSTRIAL ESTATE
D I R E K T O R A T P E R W I L A Y A H A N I N D U S T R I T A H U N 2 0 1 9 13
Proposed
Halal
Zone
Total Luas Area : 320 Ha
Halal Zone : 17 Ha
H A L A L E K O S I S T E M
PRODUKSI PELAYANAN
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG
BATAMINDO INDUSTRIAL PARK
D I R E K T O R A T P E R W I L A Y A H A N I N D U S T R I T A H U N 2 0 1 9 14
Product Company
Mineral Water Danone; Arman Investment Utama; Varia Industri Tirta
Food & Beverage Bina San Prima; Nutrifood
Pharmaceutical, Beverage Bintang Toedjoe
Food, Pharmaceutical, Cosmetic Distriversa Buanaman
Pharmaceutical, Cosmetic Herlina Indah
Food Inkenas Agung III
Frozen Food Kemfoods; Kirana Elok
Pharmaceutical Kimia Farma; Sinar Himalaya; Sinar Intermark; Joenoes Ikamulya;Johnson and Son Indonesia
Cosmetics Martina Berto; Sari Ayu
Cooking Oil Multi Guna Gas; Multimas Nabati Asahan
Food Suplemen Soho Industri Farmasi
Food (Cone Ice Cream) Aladdin Indonesia
Fashion Buana Lautan Naga; Hansol Pleats – Fashion; Bina Busana Internusa; Morel Renee Parfum Multi Industries
Food (Ingredients) NP Foods Indonesia
JIEP menunggu persetujuan Pemprov DKI Jakarta dalam melakukan re-masterplan kawasannya. JIEP berencana untuk membangun halal hub di sektor logistik, selainzona halal untuk produk mode, farmasi dan kosmetik, pusat makanan, yang difungsikan untuk menampung tenant-tenant eksisting yang ada di JIEP selama ini. Di samping itu, JIEP telah bekerjasama dengan pihak Korea untuk pengembanganlaboratorium halal sehingga ke depan akan menajdi halal center terpadu pada kawasan industri halal tersebut
JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE PULOGADUNG
D I R E K T O R A T P E R W I L A Y A H A N I N D U S T R I T A H U N 2 0 1 9 15