I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi perekonomian
nasional. Sumber daya perikanan darat yang meliputi sungai, danau, waduk, dan
rawa merupakan sumber daya perikanan yang memiliki nilai ekonomi penting.
Produk perikanan darat diantaranya berasal dari budidaya air tawar.
Budidaya ikan hias memang cukup menarik, yang semula hanya dilakukan oleh
para hobis saat ini telah berkembang menjadi industri.
Bisnis perikanan seperti juga bisnis lainnya, perlu menerapkan manajemen
produksi. Tujuannya agar dapat mengarahkan usaha produksi sehingga
memperoleh hasil yang terbaik. Jika dilihat dari banyaknya peminat ikan hias dan
perkembangan ikan yang semakin banyak jenisnya sangat membuka peluang
untuk dapat meningkatkan pendapatan devisa negara (Mulyadi, 2005).
Ikan hias merupakan komoditi estetis yang berfungsi menambah
kesegaran, keindahan dan kesejukan lingkungan. Nilai estetis yang dihasilkan
tergantung pada jenis, warna, ukuran dan bentuk tubuh ikan. Jenis ikan Arwana
misalnya, mempunyai warna dan bentuk tubuh yang indah sekali ditambah lagi
mempunyai nilai mistis yang tinggi, sehingga harganya pun menjadi cukup mahal,
bahkan sampai mencapai jutaan rupiah. Dengan nilai jual yang cukup tinggi
tersebut dapat dijadikan peluang oleh pembudidaya, pengusaha, exportirdalam
pengembangan usahanya (Mulyadi, I. 1990)
Selain keindahanya yang memiliki harga jual yang tinggi, ikan hias air
tawar juga tergolong mudah untuk dibudidayakan. Pembenihan dan
2
pemeliharaanya tidak jauh berbeda dengan jenis ikan konsumsi air tawar seperti
ikan gurami, ikan lele atau ikan nila. Dengan membudidayakan ataupun menjual
ikan hias air tawar, kita bisa menghasilkan keuntungan beberapa kali lipat dari
ikan konsumsi air tawar karena jenis ikan hias air tawar tergolong memiliki harga
jual yang lebih mahal (KKP, 2012).
Hal lain yang mejadikan ikan hias air tawar memiliki harga jual yang
tinggi adalah, ikan hias air tawar dijual dengan kriteria tertentu yaitu dari jenis
ikan, ukuran ikan dan jumlah ikan. Ikan hias air tawar dijual dengan hitungan
jumlah satuan atau per ekor, beda dengan ikan konsumsi air tawar yang dijual
dengan hitungan berat atau per kilogram. Dari situ kita dapat membayangkan
perbedaan keuntungan yang didapat diantara kedua komoditi tersebut (Azmi,
2011).
Fungsi ikan hias selain sebagai sarana hiburan atau hobi, juga belakangan
ternyata sudah mulai dikembangkan sebagai objek untuk keperluan pendidikan,
medis, penelitian, dan konservasi alam. Bahkan yang fantastis lagi, ikan hias
merupakan komoditas ekspor yang mampu menyumbangkan devisa negara secara
signifikan diluar sektor nonmigas (Azmi, 2011).
Salah satu alasan mengapa budidaya ikan hias dipilih selain memiliki nilai
jual yang tinggi, proses pemijahan dan perawatan benih tidak terlalu
membutuhkan modal yang besar dan usaha pembenihan/dibudidayakan ikan hias
tersebut masih di didaerah tertentu saja sehingga masih memiliki potensi yang
luas. Karena suka terkadang penggemar ikan hias bersedia mengeluarkan uang
hingga jutaan rupiah untuk memiliki seekor ikan hias yang diidam-idamkannya
(Azmi, 2011).
3
Hal inilah yang terkadang membuat harga ikan hias melambung tinggi.
Selain faktor kesukaan faktor keindahan ikan hias juga turut andil dalam
menentukan harga. Secara umum ikan hias yang memiliki bentuk, warna, corak
yang indah akan berharga cukup mahal (Azmi, 2011).
Berdasarkan latar belakang mengenai ikan hias tersebut, saat ini perlu
dilakukan penelitian dengan judul analisis pendapatan pedagang ikan hias pada
toko varia baru di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
1.1.Perumusan Masalah
Permasalahan yang terjadi berdasarkan dari latar belakang penelitian di
atas yaitu, berapa dan bagaimana menganalisis pendapatan pedagang ikan hias
pada toko varia baru di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
1.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pendapatan
pedagang ikan hias pada toko varia baru . Untuk memberikan gambaran tentang
pendapatan dari penjualan ikan hias, serta memberikan kontribusi terhadap
perhitungan manajemen pendapatan pedagang ikan hias.
1.3. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi mengenai hasil dari pendapatan penjualan ikan
hias di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
4
2. Menjadi dasar pengembangan ilmu yang mengkaji ekonomi
perikanan penjualan ikan hias.
3. Sebagai pedoman bagi instansi terkait.
1.4. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu, pendapatan pedagang
dari hasil penjualan ikan hias pada toko varia baru di Meulaboh Kabupaten Aceh
Barat.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari
pembentukan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang masih bingung
dalam penggunaan istilah pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan dapat
diartikan sebagai revenue dan dapat juga diartikan sebagai income
income diartikan sebagai penghasilan dan kata revenue sebagai
pendapatan, penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun
keuntungan .Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan
yang dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa
(fees), bunga, dividen, royalti dan sewa (Siagian, R. 1999).
Definisi tersebut memberikan pengertian yang berbeda dimana income
memberikan pengertian pendapatan yang lebih luas, income meliputi pendapatan
yang berasal dari kegiatan operasi normal perusahaan maupun yang berasal dari
luar operasi normalnya. Sedangkan revenue merupakan penghasil dari penjualan
produk, barang dagangan, jasa dan perolehan dari setiap transaksi yang terjadi
(Siagian, R. 1999).
2.1.1. Pendapatan usaha
Pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap
perusahaan.Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan. Pendapatan
adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau
disebut penjualan, penghasilan jasa (fees),bunga,dividen,royalty dan sewa(Siagian,
R. 1999).
6
2.2 Pedagang
Perdagangan adalah semua tindakan yang tujuannya menyampaikan
barang untuk tujuan hidup sehari-hari, prosesnya berlangsung dari produsen
kepada konsumen. Orang yang pekerjaannya memperjualbelikan barang atas
prakarsa dan resiko dinamakan pedagang (kemenkraf, 2008).
Perdagangan dibedakan atas perdagangan besar dan perdagangan kecil.
Dalam perdagangan besar jual beli berlangsung secara besar-besaran. Dalam
perdagangan besar, barang tidak dijual/disampaikan langsung kepada konsumen
atau pengguna, sedangkan dalam perdagangan kecil, jual beli berlangsung secara
kecil-kecilan dan barang dijual langsung kepada konsumen (kemenkraf, 2008).
Sementara itu, pedagang sendiri jenisnya bermacam-macam. Ada
pedagang keliling, pedagang asongan, pedagang dari pintu ke pintu (door to door),
pedangang kios, pedangang kaki lima, grosir (pedagang besar), pedagang
supermarket dan sebagainya. Jenis-jenis pedagang ini lazim dibedakan
berdasarkan pada cara menawarkan barang dagangannya masing-masing
(kemenkraf, 2008).
1. Pedagang keliling
Pedagang keliling adalah pedagang yang menawarkan barang
dagangannya dengan cara berkeliling. Berkeliling di sini biasanya dilakukan dari
RT ke RT, dari RW ke RW, dari kampung ke kampung, atau dari desa ke desa.
Barang yang mereka tawarkan biasanya digendong, dipikul. Didorong dengan
gerobak, atau diangkut dengan sepeda atau kendaraan bermotor yang termasuk
pedagang jenis ini adalah pedagang jamu gendong, pedagang bakso, pedagang es
krim dan lain-lain (Akhinayasrin, 2011).
7
2. Pedagang Asongan
Pedagang asongan adalah pedagang yang menawarkan barang
dagangannya dengan cara menempatkannya di kotak kecil yang mudah dibawa
dan dipindah-pindahkan. Kotak tersebut biasanya mereka kalungkan di leher
seperti tas, dan barang-barang yang mereka tawarkan biasanya berupa rokok,
korek api, kembang gula, kertas tisu, kacang, kuaci, buah, dan barang-barang
ringan lainnya (Akhinayasrin, 2011).
3. Pedagang Kaki Lima
Pedagang kaki lima adalah pedagang yang menawarkan barang
dagangannya dengan cara menggelarnya di trotoar atau di tepi jalan yang ramai.
Untuk menggelar dagangannya, mereka menggunakan tikar, terpal atau semacam
balai-balai. Barang-barang yang mereka tawarkan umumnya berupa sepatu,
pakaian, makanan, buah-buahan dan lain – lain (Akhinayasrin, 2011).
4. Pedagang Grosir
Grosir adalah pedagang yang dalam menawarkan barang tidak langsung
berhadapan dengan calon pembeli. Pedagang grosir tidak langsung menawarkan
barang kepada calon pembeli sebagaimana pedagang eceran, melainkan calon
pembelilah yang mendatangi pedagang grosir (Akhinayasrin, 2011).
2.3. Distribusi
Distribusi artinya proses yang menunjukkan penyaluran barang dari
produsen sampai ke tangan masyarakat konsumen. Produsen artinya orang yang
melakukan kegiatan produksi. Konsumen artinya orang yang menggunakan atau
memakai barang/jasa dan orang yang melakukan kegiatan distribusi disebut
distributor.
8
Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan
produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan
konsumen. Dengan demikian kegunaan dari barang dan jasa akan lebih meningkat
setelah dapat dikonsumsi. Dari apa yang baru saja diuraikan, tampaklah bahwa
distribusi turut serta meningkatkan kegunaan menurut tempatnya (place utility)
dan menurut waktunya (time utility).
2.4. Ikan Hias
Indonesia kaya akan keanekaragaman spesies ikan hias. Indonesia
memiliki 400 spesies ikan air tawar dari 1.100 jenis ikan hias air tawar yang ada
di dunia1. Beberapa ikan hias air tawar yang telah berhasil dibudidayakan di
Indonesia antara lain adalah Angelfish (Pterophyllum Scalare), Black ghost
(Apteronotus Albifrons), Diamond Tetra (Moenkhausia Pittieri), False Chocolate
Doradid (Platydoras Armatulus), Leopard Ctenopoma (Ctenopoma Acutirostre),
Rasbora Galaxy (Rasbora Pauciperforata), White-Spotted Doradid
(AgamyxisPectinifrons) (Axelrods, 1992).
Pengertian ikan adalah binatang betulang belakang yang hidup di air dan
bernafas dengan insang. Dalam fakta hewan vetebrata yang paling tua. Dalam
pengetahuan kita kehidupan ikan sejak 430 juta tahun lalu. Ikan terbagi atas jenis
ikan air tawar dan ikan laut. Ikan air tawar juga masih bias dibagi menjadi 2 yang
bisa dikomsumsi dan di pelihara. Disini kita akan membahas tentang ikan hias air
tawar. Walaupun ikan hias ikan laut cukup menarik, tetapi ikan hias air tawar juga
tidak kalah menariknya. Dan ikan hias jenis air tawar ini mempunyai banyak jenis
yang menarik bila di telusuri lebih dalam (Natasyablogspot, 2012).
9
Sebagai Negara maritim kekayaan ikan hias cukup banyak dan beraneka
ragam. Banyak ikan hias Indonesia tidak terdapat di Negara lain. Salah satu
kawasan yang merupakan tempat habitat ikan air tawar adalah kawasan taman
nasional danau sentarum yang tercatat sebagai salah satu habitat ikan air tawar
terlengkap di dunia pada kawasan ini tercatat paling tidak 120 jenis ikan termasuk
jenis ikan yang langka serta bernilai tinggi yaitu ikan arwana (scleropages
formosus) serta terdapat berbagi jenis spesies yang hanya dimiliki oleh Indonesia
(Natasyablogspot, 2012).
Budidaya ikan hias air tawar ternyata mampu memberikan kehidupan
bagi banyak orang yang menekuninya. Selain orang suka akan keindahan ikan
hias ,banyak pula orang yang menggantungkan hidupnya dari membudidayakan
dan memasarkan ikan hias yang jenisnya bermacam-macam. Tak jarang beberapa
petani yang semula menekuni budidaya ikan konsumsi seperti ikan lele, ikan nila,
guramih dan lain sebagainya beralih menekuni budidaya ikan hias. Semua itu
dilakukan karena peluang usaha dan potensi ekonomis budidaya ikan hias lebih
menggiurkan dibandingkan dengan ikan konsumsi.
Dengan pola pemeliharaan dan pemberian makanan yang hampir sama
dengan ikan konsumsi , budidaya ikan hias mampu menghasilkan pemasukan
yang lebih besar karena harga ikan hias lebih mahal. Kunci membudidayakan ikan
hias adalah telaten dan senang di dalam memeliharanya (KKP, 2012).
Usaha budidaya ikan hias merupakan salah satu usaha yang memberikan
alternatif sumber penghasilan untuk meningkatkan pendapatan petani/pengusaha
ikan hias. Usaha budidaya ikan hias cukup prospek dikembangkan. Hal ini
10
disebabkan dalam budidaya ikan hias memiliki keunggulan-keunggulan sebagai
berikut :
1. Teknologinya mudah diserap dan diterapkan, karena teknologi yang
digunakan cukup sederhana.
2. Budi daya Ikan Hias Dapat diusahakan skala rumah tangga/ usaha kecil, tidak
membutuhkan lahan yang luas.
3. Perputaran modal cepat, dapat dipanen dalam jangka waktu yang singkat.
4. Budi daya ikan Hias mampu Menyerap tenaga kerja.
5. Pasar yang menjanjikan baik domestik maupun ekspor.
2.5 Analisis pendapatan
Menurut (Kasmir dan Jakfar 2007 ), ada dua konsep tentang pendapatan
yaitu:
1. Konsep pendapatan yang memusatkan pada arus masuk aktiva sebagai
hasil dari kegiatan operasi perusahaan.
2. Konsep pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang
dan jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya.
2.5.1. Biaya Total
Biaya Total adalah sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang
telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu biaya total atau
disebut juga pengeluaran usah adalah nilai semua masukan yang habis terpakai
atau dikeluarkan di dalam produksi. biaya total dapat terbentuk biaya tunai dan
biaya yang di perhitungkan. biaya tunai adalah biaya yang dibayar dengan uang,
11
seperti biaya pembelian sarana produksi dan biaya upah tenaga kerja. biaya yang
diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja
apabila bunga modal dan nilai kerja keluarga diperhitungkan (Kasmir dan Jakfar
2007 ).
Biaya total dalam usaha di bagi menjadi ;
1. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang dalam batas-batas tertentu tidak
berubah ketika tingkat kegiatan berubah dua macam biaya tetap yang telah
di ketahui secara umum adalah biaya tetap total dan biaya operasi
Contoh biaya tetap adalah
a. Investasi
b. Biaya pajak
2. Biaya variabel
Biaya variabel juga dikenal sebagai baiaya langsung. Sesuai namanya
biaya–biaya ini berubah-ubah mengikuti ukuran serta tingkat output suatu
kegiatan.
Contoh biaya variabel adalah :
a. Biaya bahan baku
b. Biaya tebaga kerja
c. Biaya bahan pembantu
d. Biaya listrik dan telepon
e. Biaya transportasi
12
2.5.2.Penerimaan
(Soekartawi 1986 ) berpendapat bahwa penerimaan usaha adalah nilai
uang yang diterima yang diterima dari hasil penjualan. Menurutnya, penerimaan
adalah nilai penjualan yang diperoleh dari produk total dikalikan dengan harga
jual.
2.5.3. Keuntungan
Dalam kaitannya untuk mencapai keuntungan yang besar harus diketahui
tingkat keuntungan yang akan diperoleh, dengan demikian dapat diketahui
efisiensi dari usaha tersebut. Keuntungan usaha atau pendapatan bersih adalah
besarnya penerimaan setelah dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk
proses produksi baik tetap maupun tidak tetap (Soekartawi, 1986)
2.5.4. Payback Period (PP)
merupakan dana yang dipinjam untuk membiayai proyek dan harus
dikembalikan sesuai dengan waktu yang telah disayaratkan dan investasi yang
telah dikeluarkan kembali seperti semula, untuk di investasikan pada yang lain.
Sehingga dapat dikatakan bahwa PP adalah periode yang diperlukan untuk
menutup investasi dengan aliran kas yang diterima. Apabila periode yang
diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran modal atau investasi lebih kecil
dari periode yang telah ditargetkan proyek maka investasi tersebut layak untuk
dikembangkan (Siagian, R. 1999).
13
2.5.5. Net Present Value (NPV)
merupakan metode untuk menilai suatu investasi yang sudah
memperhatikan time value of money, sehingga dalam menghitungnya adalah
antara nilai sekarang dari cashflow dengan nilai sekarang dari investasi. Apabila
hasil selisih tersebut positif atau NPV positif maka manfaat dari usaha tersebut
mempunyai nilai lebih dari biaya yang dikeluarkan, sehingga investasi dapat
dilanjutkan atau layak untuk dilaksanakan/dikembangkan, tetapi apabila
menghasilkan NPV neghatif maka investasi tersebut dianggap tidak layak
(Siagian, R. 1999).
2.5.6. Internal Rate of Return (IRR)
Adalah kemampuan suatu proyek untuk menghasilkan tingkat keuntungan
yang dapat dicapai dan merupakan tingkat suku bunga yang menggambarkan
bahwa proyek akan dipilih atau dilanjutkan apabila IRR lebih besar dari discoun
rate (Siagian, R. 1999).
14
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan bulan Juli
2013 pada toko Varia Baru di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini mencakup, 1. Pulpen,
2. Buku tulis.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah
kuisioner.
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei dengan pendekatan
studi kasus . Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh
fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara
faktual (Nazir, 2005).
Studi kasus adalah suatu pendekatan yang memfokuskan diri pada sebuah
objek penelitian yang khusus dan mendalam.studi kasus dilakuakan pada toko
varia baru dengan asumsi dapat mewakili seluruh populasi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis data yaitu
data primer dan data sekunder sebagai berikut :
1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan oleh orang yang melakukan pengamatan atau yang bersangkutan
yang memerlukannya. Data ini diperoleh secara langsung dengan melakukan
15
pengamatan dan pencatatan dari hasil observasi, wawancara dan partisipasi
aktif (Hasan, 2002).
- Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap mereka yang terkait
dengan penelitian ini. Disamping itu, melalui pengamatan ini diiharapkan
bahwa realitas dan konteks penelitian akan dapat dipahami secara
mendalam (Hasan, 2002).
- Wawancara dilakukan kepada informan yang ditemui di lokasi penelitian
Wawancara yang digunakan adalah wawancara berstruktur. Pertanyaan
disusun sedemikian rupa sehingga permasalahan yang diajukan dalam
penelitian ini dapat diungkap dari informan penelitian (Riduwan, 2008).
- Partisipasi aktif ini merupakan suatu kegiatan dimana kita turut serta
secara langsung dalam semua kegiatan.
- Dokumentasi bertujuan untuk memperoleh data sekunder, berupa hasil
observasi, catatan lapangan, dan sumber bacaan yang terkait dengan
permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini (Riduwan, 2008).
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya
diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu. Data
sekunder disebut juga data tersedia (Hasan, 2002).
3.5.Batasan Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Biaya Produksi yaitu jumlah biaya yang dikeluarkan pedagan dalam
melaksanakan usahanya, dihitung dalam Rupiah/Tahun.
Biaya ini terdiri dari :
16
Biaya tetap (Fixed Cost) yaitu biaya yang nilainya tidak berubah walaupun
produksi dan penjualan mengalami peningkatan atau penurunan.
Biaya variabel (Variable Cost) yaitu biaya yang diperlukan pada proses
produksi meliputi biaya bahan baku yang diperlukan dalam proses
produksi.
2. Pendapatan adalah nilai yang diterima setelah dikurangi dengan biaya-biaya
yang dikeluarkan setelah proses produksi dan dinyatakan dalam Rupiah/tahun.
Pendapatan bersih adalah penerimaan dari hasil berdagang setelah
dikurangi pengeluaran biaya dan dinyatakan dalam satuan Rupiah/tahun.
Pendapatan kotor adalah semua hasil yang diperoleh dari penerimaan hasil
melaut yang belum dikurangi terhadap biaya pengeluaran dan dinyatakan
dalam Rupiah/tahun.
3. Jumlah ikan hias adalah jumlah masing-masing persediaan ikan hias yang akan
dijual kepada konsumen yang dinyatakan dalam satuan Ekor/tahun.
4. Harga jual adalah rata-rata menurut jenis ikan hias pada tingkat pedagang
berdasarkan situasi pasar yang dinyatakan dalam satuan Rupiah/Ekor.
3.6. Analisis Data
Data yang dikumpulkan di lapangan, dibahas, dianalisis, diolah, serta di
tabulasikan untuk kemudian dipindahkan kedalam bentuk tabelaris yang sesuai
dengan kebutuhan analisis.
Biaya total merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan. Biaya ini didapat dari menjumlahkan biaya tetap dan biaya variabel .
17
TC = FC + VC……………………… (Kartasapoetra, A.G, 1998).
Dimana :
TC = Biaya Total (Rp/Tahun)
FC = Biaya Tetap (Rp/Tahun)
VC = Biaya Berubah (Rp/Tahun)
Total Revenue (Total Nilai Produksi) dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
TR = P x Q………………………………….. (Sukirno, 2003)
Dimana :
TR = Penerimaan Total (Rp/ Tahun)
P = Tingkat Harga (Rp/Ekor)
Q = Jumlah Penjualan (Ekor)
Untuk mencari tingkat pendapatan bersih (Keuntungan) yang didapat
pedagang ikan hias dapat menggunakan rumus :
π = TR – TC……………………………………….. (Soekartawi, 1993)
Dimana :
π = Keuntungan (Rp/ Tahun)
TR = Penerimaan Total (Rp/ Tahun)
TC = Biaya Total (Rp/ Tahun)
Payback periode (PP) merupakan metode yang mencoba mengukur
seberapa cepat investasi bisa kemabli, dimana rumus yang digunakan :
PP = 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙
𝑅𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 (𝑁𝑒𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 𝑡1−𝑡10) …………………… (Soekartawi, 1985)
Net Persen Value (NPV) adalah selisih antara benefit (penerimaan) dengan
cost (pengeluaran) yang telah dipersen valukan. Kriteria ini mengatakan bahwa
18
proyek akan dipilih apabila NPV > 0, dan tidak akan dipilih/tidak layak untuk
dijalankan bila NPV < 0, rumus :
NPV = 𝑛𝑡=1𝐵𝑡−𝐶𝑡
(1+𝑖)𝑡 ……………………………. (Soekartawi, 1985)
Dimana :
Bt = Benefit pada tahun t
Ct = Cost pada tahun t
n = Umur ekonomis suatu proyek
i = tingkat suku bunga yang berlaku
Internal Rate of Return (IRR) merupakan tingkat bunga yang
menggambarkan bahwa antara benefit dan cost yang telah dipersen valuekan sama
dengan 0. Kriteria IRR > tingkat bunga yang berlaku saat itu maka proyek akan
dipilih, bila IRR < tingkat bunga yang berlaku saat itu, maka proyek tersebut
tidak dipilih, rumus :
IRR = i 𝑁𝑃𝑉
𝑁𝑃𝑉"−𝑁𝑃𝑉 ′ x (i”-i’) ……………………… (Primyastanto M, 2003)
Dimana :
i’ = suku bunga pada interpolasi pertama
i” = suku bunga pada interpolasi kedua
NPV’ = nilai NPV pada discount rate pertama
NPV” = nilai NPV pada discount rate kedua
19
IV.GAMBARAN UMUM
4.1 Sejarah dan perkembangan usaha pedagang ikan hias toko varia baru
Toko varia baru merupakan salah satu tempat penjualan ikan hias yang ada
di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Yang telah berdiri dari tahun 2008 degan
bejualan kelontong dulu awal nya kemudian pada tahun 2009 mengambil kerdit
bank yaitu kredit KUR (Kredit Usaha Rakyat) senilai 50.000.000,- setelah
mendapatkan pinjaman modal dari bank usaha yang awal nya berjualan kelontong
berubah fungsi menjadi menjual ikan hias hal ini di lakukan karena hasil
penjualan kelontong di anggap tidak sesuai.
Mengingat pada tahun 2002 ikan hias pernah booming di Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat khusus nya ikan louhan alasan inilah yang membuat
Hendra Kesuma sebagai pemilik toko tertarik untuk memulai usaha ikan hias dan
bertahan sampai sekarang 2013.
4.2 Lokasi pedagang ikan hias toko varia baru
Toko varia baru terletak di Jln. Merdeka NO.B-6 Gampong Pasar Aceh,
Kecamatan Johan Pahlwan, Kota Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat. Bangunan ini
milik pemerintah Kabupaten Aceh Barat yang di sewakan senilai 19.500.000,-
pertahun bagunan ini terdiri dari dua lantai dengan luas bagunan 4 x 20 m
20
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis Pendapatan
Analisis pendapatan pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi
kegiatan penjualan pedagang ikan hias dalam 1 tahun, dengan tujuan untuk
membantu perbaikan pengelolaan usaha ikan hias. Analisis pendapatan
pedagang ikan hias di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat bertujuan untuk
mengetahui besar keuntungan yang diperoleh atas usaha yang dilakukan. Suatu
usaha dikatakan menguntungkan jika selisih antara penerimaan dan pengeluaran
bernilai positif. semakin besar selisih antara penerimaan dengan pengeluaran,
maka semakin menguntungkan usaha ikan hias. Pendapatan total pedagang ikan
hias diperoleh dari selisih antar penerimaan hasil produksi dengan pengeluaran
total pedagang ikan hias (total farm expense).
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan pendekatan studi
kasus pendekatan yang memfokuskan diri pada sebuah objek penelitian yang
khusus dan mendalam. studi kasus dilakuakan pada toko varia baru dengan asumsi
dapat mewakili seluruh populasi dari jumlah populasi. Dengan demikian dapat
dilihat sejauh mana usaha pedagang ikan hias yang ada dimeulaboh kabupaten
Aceh Barat dapat memberikan pendapatan yang menguntungkan.
Selain menghitung biaya-biaya dan pendapatan pedagang ikan hias di
meulaboh Kabupaten Aceh Barat, penelitian ini juga menghitung (pp) Payback
periode, Net Persen Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dengan tujuan
untuk mengetahui seberapa besar usaha pedagang ikan hias yang ada dimeulaboh
Kabupaten Aceh Barat
21
5.1.1 Arus Biaya
Arus biaya adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemilik usaha pedagang
ikan hias dalam menjalankan kegiatan usahanya dalam setiap periodik, biaya
usaha yang di keluarkan oleh pedagang ikan hias seperti biasanya ivestasi, pajak,
upah tenaga kerja, pembelian bahan baku maupun bahan pendukung, biaya
pemakaian listrik telpon, dan untuk biaya transportasi.
a. Biaya investasi
Biaya investasi merupakan modal awal yang dikeluarkan oleh pemilik
usaha ikan hias untuk memulai usaha baik dalam bentuk uang maupun peralatan
yang natinya akan digunakan dalam proses melakukan usahanya dalam menjual
ikan hias dagangan nya. Pedagang ikan hias mengeluarkan modal untuk keperluan
penyewaan toko,mesin pompa air,aquarium 12 unit, rak aquarium,lemari kaca 2
unit,aksesoris aquarium, meja, kursi, hand phone.
Nilai investasi dari tabel 1 toko varian baru untuk penyewaan 1 unit toko
degan biaya sewa nya pertahun sebesar Rp 19.500.000,-.Biaya berikut nya
pembelian 1 unit lemari pendigin (frezer)sebesar Rp 1.500.000 yang di gunakan
untuk penyimpanan pakan ikan seperti pellet,cacing sutra, udang. Biaya yang ke 3
pembelian 1 unit mesin pompa air sebesar Rp 500.000,- digunakan untuk
mensuplai air ke akuarium dan kolam fiber. Biaya yang ke 4 pembelian 15 unit
aquarium sebesar Rp 4.500.000, Biaya ke 5, 1 unit rak aquarium dengan
kapasistas 15 akuarium sebesar Rp 2.000.000 di gunakan untuk tempat menaruh
aquarium agar terlihat lebih rapi dan tertata. Biaya ke 6 pembelian 3 unit lemari
kaca sebesar Rp 5.400.000 yang di gunakan untuk tempat menaruh perlengakapan
aquarium aksesoris dan lain nya. Biaya ke 7 pembelian kolam fiber sebesar
22
Rp650.000 yang digunakan untuk menaruh stok ikan dan juga sebagai tempat ikan
koi. Biaya investasi selanjut nya yang di keluarkan oleh si pedagang ikan hias
adalah untuk pembelian aksesoris aquarium, kolam terpal,kolam fiber kecil,
meja,kursi,dan hanpone. Total biaya investasi yang dikeluarkan oleh pedagang
ikan hias sebesar Rp 39.722.500 dengan biaya penyusutan / tahun sebesar Rp
21.652.000
Tabel 1 Rincian Biaya investasi pedagang ikan hias pada toko Varia Baru
N0 Jenis Barang
Jumlah
Satuan
(unit)
Total biaya Umur
ekonomis
(Tahun)
Nilai Sisa Penyusutan
/tahun
1. Sewa Bagunan 1 19.500.000 1 - 19.500.000
2. Frezer 1 1.500.000 5 500.000 200.000
3. Mesin pompa air 1 500.000 5 50.000 90.000
4. Aquarium (Cembung) 1 1 500.000 10 150.000 35.000
5. Aquarium (Cembung) 2 1 500.000 10 150.000 35.000
6. Aquarium (Cembung) 3 1 500.000 10 150.000 35.000
7. Aquarium 4 1 300.000 10 100.000 20.000
8. Aquarium 5 1 300.000 10 100.000 20.000
9. Aquarium 6 1 300.000 10 100.000 20.000
10. Aquarium 7 1 300.000 10 100.000 20.000
11. Aquarium 8 1 300.000 10 100.000 20.000
12. Aquarium 9 1 300.000 10 100.000 20.000
13. Aquarium 10 1 300.000 10 100.000 20.000
14. Aquarium 11 1 300.000 10 100.000 20.000
15 Aquarium 12 1 300.000 10 100.000 20.000
16 Aquarium 13 1 300.000 10 100.000 20.000
17 Aquarium 14 1 300.000 10 100.000 20.000
18 Aquarium 15 1 300.000 10 100.000 20.000
19 Rak aquarium 1 2.000.000 10 - 200.000
20 Lemari kaca 3 5.400.000 10 1.40.000 400.000
21 Kolam fiber besar 1 650.000 5 100.000 110.000
22 Kolam fiber kecil 5 500.000 5 100.000 80.000
23 Tabung gas oksigen 1 1.800.000 20 1.000.000 40.000
24 Kolam terpal 1 150.000 1 - 150.000
25. Aksesoris aquarium 15 1.650.000 5 - 330.000
26 Pipa paralon 4 50.000 1O 5.000 4.500
27. Seser/ saringan 3 22.500 1 - 22.500
28. Meja 1 450.000 5 50.000 80.000
29. Kursi 1 250.000 5 50.000 50.000
30. Hand phone 1 200.000 3 50.000 50.000
Jumlah 39.722.500 21.652.000
Sumber : toko varian baru (2013)
23
b. Biaya Pajak
Biaya pajak merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh pedagang ikan
hias setiap tahun. Biaya pajak yang harus dikeluarkan oleh pedagang ikan hias
setiap tahun nya sebesar Rp 200.000 yaitu biaya PBB (pajak bumi dan
banggunan)
c. Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja dikeluarkan untuk memberikan gaji kepada karyawan
yang bekerja kepada pedagang ikan hias karyawan yang bekerja di toko ikan hias
yaitu pemilik nya sendiri yang mulai bekerja dari buka toko jam 08.00 sampai
dengan tutup toko pokul 17.00 setiap hari nya. jumlah pekerja yang bekerja
berjumlah 1 orang yaitu pemilik nya sendiri dengan gaji per bulan sebesar
800.000,- tiap bulan nya. biaya yang dikeluarkan oleh pedagang ikan hias untuk 1
tahun sebesar Rp 9.600.000,-
d. Biaya penyusutan
Biaya penyusutan merupakan biaya penyusutan dari biaya-biaya peralatan
yang di gunakan pedagang ikan hias yang di sesuaikan dengan nilai ekonomis
masing–masing peralatan yang mengacu pada tabel 1 tentang biaya investasi,
sehingga dapat diketahui bahwa besar nya biaya penyusutan yang dikeluarkan
oleh pedagang ikan hias yakni sebesar Rp 21.652.000.
e. Biaya bahan pembantu
Bahan pembantu merupakan bahan pendukung untuk penjualan ikan hias.
Bahan pembantu yang digunakan untuk penjualan ikan hias yaitu biaya pakan
agar ikan yang belum laku terjual tetap hidup biaya pakan yang di keluarkan oleh
pedagang ikan hias sebesar Rp 200.000,baiya pembantu selanjut nya tabung
24
oksigen yang berfungsi untuk mengisi udara kedalam pekingan ikan agar ikan
yang kita beli tidak kekurangan udara pada saat sampai dirumah serta plastic dan
karet untuk membungkus ikan biaya yang di keluarkan untuk mengisi ulang
tabung oksigen yaitu sebesar Rp100.000 per bulan dan biaya plastic dan karet
perbulan sebesar Rp 150.000 biaya yang di keluarkan pedagang ikan hias toko
Varian Baru untuk biaya pakan,pengisian ulang tabung oksigen,plastic dan karet
selama 1 tahun yakni sebesar Rp 5.400.000,-
f. Biaya listrik dan telepon
Biaya listrik yang di keluarkan para pedagang ikan hias selama satu bulan
yaitu sebesar Rp 500.000,- dengan rincian pemakaian 1 unit mesin pompa air,15
unit oksigen udara, 15 unit saringan aquarium,15 unit lampu aquarium,
penerangan dan pemakaian untuk rumah tangga , sedangkan untuk biaya telepon
untuk pemesanan barang pedagang ikan hias mengeluarkan biaya sebesar Rp
200.000,- maka baiaya listrik dan telpon yang dikeluarkan oleh pedagang ikan
toko Varian Baru selama 1 tahun yakni sebesar Rp 8.400.000,-
g. Biaya tranportasi
Biaya tranportasi yang dikeluarkan oleh pedagang ikan hias meliputi,
pembayaran jasa pengiriman dari Medan ke Meulaboh Aceh Barat dengan rata-
rata satu kali pengiriman dalam 1 bulan yaitu sebesar Rp 250.000,- per paket jadi
biaya tranpotasi yang di keluarkan oleh pedagang ikan hias toko Varia Baru
selama satu tahun yakni sebesar Rp3.000.000,-
25
5.2 Biaya oprasional usaha pedagang ikan hias
Biaya oprasional adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemilik usaha ikan
hias, dalam menjalankan kegiatan usaha nya setiap prodik dalam bentuk biaya
tetap dan biaya tidak tetap atau variable.
a. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pedagang ikan hias
yang besarnya tidak dipengaruhi oleh produksi yang di hasilkan. Dalam biaya
tetap yang dikeluarkan oleh pedagang ikan hias meliputi biaya investasi,biaya
pajak. Berikut disajikan tabel mengenai biaya tetap yang di keluarkan oleh
pedagang ikan hias dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2 Biaya tetap pedagang ikan hias toko Varia Baru
NO Komponen Biaya Jumlah Biaya
1. Biaya Ivestasi Rp 39.722.500
2. Biaya Pajak Rp 200.000
TOTAL Rp 39.522.500
Sumber : data primer diolah (2013)
Berdasarkan tabel diatas di peroleh biaya tetap yang dikeluarkan oleh
pedagang ikan hias toko Varia Baru senilai Rp 39.522.500, biaya tetap yang
terbesar dikeluarkan untuk baiaya investasi sebesar Rp 39.522.500, serta biaya
pajak / tahun pedagang ikan hias mengluarkan biaya pajak sebesar Rp 200.000
b. Biaya variable
Biaya variable disebut juga sebagai biaya tidak tetap yang merupakan
biaya yang biasa nya berubah-ubah mengikuti serta tingkat output suatu kegiatan.
Biaya variable yang dikeluarkan oleh pedagang ikan hias toko Varia Baru di
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat meliputi biaya pembelian ikan hias,biaya
26
pembelian aksesoris,tenaga kerja, biya listrik, biaya telepon dan biaya tranpotasi,
berikut disajikan tabel mengenai biaya variable yang dikeluarkan pedagang ikan
hias toko Varia Baru di Meulaboh kabupaten Aceh Barat dapat dilihat pada tabel.
Tabel 3 Biaya Variable
No Kommponen Biaya Jumlah Biaya
1 Biaya Pembelian Ikan Hias Rp 111.300.000
2 Biaya Pembelian Aksesoris Rp 115.606.200
3 Biaya Tenaga Kerja Rp 9.600.000
4 Biaya Bahan Pembantu Rp 5.400.000
5 Biaya Listrik dan Telepon Rp 8.400.000
6 Biaya Tranportasi Rp 3.000.000
TOTAL Rp 253.306.200
Sumber:data primer diolah (2013)
Berdasarkan tabel 3 diatas menjukkan kompenen biaya variable yang di
keluarkan oleh pedagang ikan hias , dimana terlihat bahwa biaya variable terbesar
yang dikeluarkan untuk biaya pembelian ikan hias yakni sebesar Rp 111.300.000
biaya variable lainnya yakni biaya pembelian aksesoris sebesar Rp 115.606.200
Biaya Tenaga Kerja yang di keluarkan selama satu tahun Rp 9.600.000 Biaya
Bahan Pembantu sebesar Rp 5.400.000 Biaya Listrik dan Telepon sebesar Rp
8.400.000 Juga Biaya Tranportasi sebesar Rp 3.000.000 dengan total biaya
variable yang dikeluarkan oleh pedagang ikan hias toko Varia Baru yaitu sebesar
Rp 253.306.200
c. Total biaya
Total biaya merupakan penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya
variable serta biaya investasi di keluarkan pedagang ikan hias di Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat. Berikut total biaya yang di keluarkan oleh pedagang ikan
hias di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat yang dapat di sajikan pada tabel 4
27
Tabel 4 Total biaya oprasional pedagang ikan hias toko varia baru
No Komponen Biaya Jumlah Biaya
1 Biaya Tetap Rp 39.522.500
2 Biaya variable Rp 253.306.200
TOTAL Rp 292.828.700
Sumber;data primer diolah (2013)
Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa total biaya oprasiaonal yang harus
dikeluarkan oleh pedagang ikan hias toko varia baru untuk menjalankan usahanya
yaitu sebesar Rp 292.828.700
5.3 Penerimaan pedagang ikan
Penerimaan pedagang ikan hias berasal dari hasil penjualan ikan hias dan
juga aksesoris akuarium.
5.3.1 Penerimaan pedagang ikan hias
Penerimaan pedagang ikan hias berasal dari hasil penjualan ikan hias dan
juga aksesoris akuarium,pakan ikan(pellet) berbagai merk,mesin akuarium
berbagai merek,saringan berbagai merk,lampu hias tergantung watt. berikut ini
di sajikan tabel agar dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4
5.3.2 Total penerimaan
Total penerimaan menghitung jumlah penerimaan dari hasil penjualan ikan
hias dan juga aksesoris aquarium. Berikut di jabarkan total penerimaan pedagang
ikan hias di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Berikut ini dapat dilihat pada tabel
hasil total penerimaan pedagang ikan hias
Tabel 5 Total penerimaan pedagang ikan hias
No Jenis biaya Penerimaan
1. Penjualan ikan hias Rp 181.740.000
2. Penjualan aksesoris Rp 133.242.000
Total Rp 314.982.000
Sumber;data primer diolah (2013)
28
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa total penerimaan yang di
peroleh pedagang ikan hias toko varia baru selama satu tahun yaitu sebesar
Rp 314.982.000 dengan penerimaan terbesar dari hasil penjualan ikan hias yakni
senilai Rp 181.740.000 dan juga dari hasil penjualan aksesoris yakni sebesar
Rp 133.242.000.
5.4 Pendapatan pedagang ikan hias
Pendapatan merupakan hasil dari penerimaan di kurangi dengan biaya-
biaya yang dikeluarkan dalam melakukan suatu produksi. Berikut dijabarkan
pendapatan pedagang ikan hias toko varia baru di Meulaboh Kabupaten Aceh
barat.
Tabel 6 pendapatan pedagang ikan hias toko varia baru
No KOMPONEN BIAYA NILAI
1. PENERIMAAN
a. Penjualan ikan hias
b. Penjualan aksesoris
aquarium
TOTAL PENERIMAAN
Rp 181.740.000
Rp 133.242.000
Rp 314.982.000
2. BIAYA
a. Biaya penyusutan
b. Biaya Variable
TOTAL BIAYA
Rp 21.652.000
Rp 253.306.200
Rp 274.958.200
3. PENDAPATAN Rp 40.023.800
Sumber;data primer diolah (2013)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat besarnya pendapatan pedagang ikan
hias toko varia baru di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat selama setahun sebesar
Rp 40.023.800 data diatas menunjukan bahwa pendapatan yang diperoleh
pedagang ikan hias toko varia baru memiliki nilai positif yang berarti usaha
pedagang ikan hias toko varia baru menguntungkan.
29
5.5 pembahasan hasil
Selain menghitung biaya-biaya dan pendapatan pedagang ikan hias di
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, penelitian ini juga menghitung (pp) Payback
periode, Net Persen Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dengan tujuan
untuk mengetahui seberapa besar usaha pedagang ikan hias yang ada di Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat.
a. Analisis Payback Period
Payback Period analisis bertujuan untuk mengetahui waktu yang
diperlukan (dalam tahun) untuk menutupi investasi. Payback Period dari
pedagang ikan hias toko varia baru di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat dapat
dilihat pada tabel
Tabel 7 Analisis Payback Period
No Keterangan Nilai (Rp)
1 Investasi 39.122.500
2 Pendapatan 40.023.800
3 Payback Period 0,97
Sumber: data primer diolah,2013
Payback Period dari pedagang ikan hias toko varia baru di Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat adalah 0,97 dikalikan dengan 12 bulan yaitu 11,64 yang
artinya pedagang ikan hias dapat mengembalikan modal dalam jangka waktu 11
bulan 20 hari nilai tersebut diambil dari hasil perbandingan total investasi dengan
keutungan bersih dikalikan satu tahun . Perincian total ivestasi,keuntungan bersih,
dan nilai Payback Period.
b. Net Present Value (NPV)
Net Present Value adalah selisih antara benefit (penerimaan) dengan cost
(pengeluaran) yang telah dipersen valukan. Kriteria ini mengatakan bahwa proyek
30
akan dipilih apabila NPV > 0, dan tidak akan dipilih/tidak layak untuk dijalankan
bila NPV < 0, berikut di sajikan tabel untuk menghitung nilai NPV
Tabel 8 Nilai Net Persen Value (NPV)
Tahun Keuntungan Df 12 % PV
1 40,023,800 0.893 35,766,786
2 40,023,800 0.797 31,934,630
3 40,023,800 0.712 28,513,063
4 40,023,800 0.636 25,458,092
jumlah
121,672,570
Sumber: data primer diolah,2013
NPV 121.672.570 - 39.522.500
= 82,150,070
Pada analisis ini yang dilihat adalah kelyakan nilai suatu proyek, dan
bedasarkan data yang diperoleh Dari tabel diatas, di peroleh nilai PVsebesar
121.672.570 di kurangi dengan nilai investasi sebesar 39.522.500 maka nilai NPV
nya adalah sebesar 82.150.070 Berdasarkan kriteria investasi maka investasi usaha
ini layak untuk dijalankan karena nilai NPV menunjukkan lebih besar dari pada
nol (positif)
c. Internal Rate of Returns (IRR)
Internal Rate of Returns (IRR) adalah tingkat suku bunga yang membuat
nilai NPV proyek sama dengan nol. Investasi dikatakan layak jika IRR lebih besar
dari tingkat suku bungga, sedangkan jika IRR lebih kecil dari tingkat suku
bunnga, maka proyek tersebut tidak layak dilakukan. Tingkat IRR mencerminkan
tingkat bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumber daya yang
digunakan. Suatu investasi dikatakan layak jika IRR yang dihasilkan lebih besar
31
daripada tingkat suku bunga yang berlaku. Berikut disajikan tabel untuk
menghitung nilai Internal Rate of Returns (IRR).
Tabel 9 Nilai Internal Rate of Returns (IRR)
Tahun Keuntungan Df 98 % PV
1 40,023,800 0.505 20,231,717
2 40,023,800 0.255 10,218,039
3 40,023,800 0.129 5,160,626
4 40,023,800 0.065 2,606,377
jumlah 38,216,759
Sumber: data primer diolah,2013
NPV 38.216.759 - 39.522.500
= (1305,741)
IRR = i 𝑁𝑃𝑉
𝑁𝑃𝑉"−𝑁𝑃𝑉 ′ x (i”-i’)
IRR = 12% - 82.550.070 ( - 0,0000010)
IRR = 12 % + 82,550 %
IRR = 94.55%
Nilai IRR diperoleh sebesar 94.55% hal ini menunjukkan bahwa usaha ini
layak dan mampu mengembalikan modal dalam tingkat suku bunga sebesar
94,55% pertahun. Jika bunga pinjaman bank yang berlaku kurang dari nilai
tersebut maka usaha ini layak untuk dijalankan, Namun sebaliknya jika suku
bunga pinjaman bank yang berlaku lebih dari 94,55% per tahun, maka usaha ini
tidak layak untuk dijalankan.
32
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah
Biaya Total (total cost) yang di keluarkan oleh pedagang ikan hias dimeulaboh
kabupaten aceh barat adalah sebesar Rp 274.923.200. Total Nilai penjaualan
(Total Revenue) yang diterima oleh pedagang ikan hias adalah sebesar Rp
314.982.000. sedangkan pendapatan bersih (keuntungan ) yang diterima oleh
pedagang ikan hias adalah sebesar Rp 40.023.800
Selain menghitung biaya-biaya dan pendapatan pedagang ikan hias di
meulaboh kabupaten aceh barat, penelitian ini juga menghitung (pp) Payback
periode, Net Persen Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR)
Payback Period dari pedagang ikan hias adalah 0,97 dikalikan dengan 12
bulan yaitu 11,64 yang artinya pedagang ikan hias dapat mengembalikan
modal dalam jangka waktu 11 bulan 20 hari.
Net Persen Value (NPV), di peroleh nilai PV sebesar 121.672.570 di
kurangi dengan nilai investasi sebesar 39.122.500 maka nilai NPV yang
nya adalah sebesar 82.150.070.
Nilai IRR diperoleh sebesar 94.55% hal ini menunjukkan bahwa usaha ini
layak dan mampu mengembalikan modal dalam tingkat bunga sebesar
94,55% pertahun
33
2. Saran
Para pengelola usaha pedagang ikan hias perlu membuat pembukuan
keuangan yang lebih baik, agar dapat digunakan sebagai acuan dalam
perbaikan usahanya.
Perlu adanya penambahan dan penguatan dana/modal bagi pedagang ikan
hias mengefektifkan dana tersebut untuk pengembangan dan perbaikan
usaha.
34
DAFTAR PUSTAKA
Azmi, R.F, 2011. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Sinodentis
Pada Kepadatan yang Berbeda. Skripsi (tidak dipublikasikan). Fakultas
Perikanan dan ilmu Kelautan IPB, Bogor.
Effendi, H, 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelola Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. Jakarta : Kanasius
KKP, 2012. Ikan Hias dan Cara Membudidayakan nya, Kementrian Kelautan dan
Perikanan. Jakarta.
Kemenkraf , 2008. Pengertian Pedagang dan Distribusi, Kementrian Pariwisata
dan Ekonomi. Jakarta.
Kasmir dan jakfar,2004.studi kelayakan bisnis. Jakarta. Kencana
Halim, 2000. Dasar-dasar Akuntansi Biaya. Edisi 3, Yogyakarta. BPFE.
Hasan, I. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Jakarta. Ghalia Indonesia. 260 hal.
Kartasapoetra, A.G, 1998. Pengantar Ekonomi Produksi Pertanian. Jakrta. Bina
Aksara.
Mulyadi, I. 1990. Mengenal Ikan Hias. Makalah Dalam Latihan Ketrampilan
Akuarium dan Ikan Hias. Himahua. Fakultas Perikanan. ITB. Bogor.
Mulyadi, 1998. Akuntansi Rincian, Edisi 5. Yogyakarta, FEUGM.
Natsya, 2012. http://natasyaclaudia.blogspot.com/2012/02/pengertian-ikan-
hias.html (Dikunjungi pada tanggal 29 Maret 2013).
Nazir, M, 2005. Metode Penelitian. Indonesia : Penerbit Ghalia 2005
Primyastanto M, 2003. Evaluasi Proyek Dari Teori ke Praktek (studi :
Pembesaran Ikan Gurame). PT. Danar Wijaya – Brawijaya University
Press. Malang.
Rachmina D, Burhanuddin. 2008. Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi.
Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.
Riduwan, 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung :
Alfabeta. 189 hal.
35
Soekartawi, 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasinya.
Universitas Indonesia. Jakarta
Soekartawi, 1985. Pendapatan dan Keuntungan. Liberty. Yogyakarta.
Sukirno, 2003. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta, Rajawali Pers.
Suryabrata, 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta. PT. Rajagrafindo Persada.165
hal.
Siagian, R. 1999. Pengantar Manajemen Agribisnis. Gajah Mada University
Press. PO Box 14. Bulaksumur. Yogyakarta.
Thahir, 2012. Studi Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) di Desa Lhok Bubon Kecamatan Sama Tiga Kabupaten Aceh
Barat Provinsi Aceh. Skripsi. Meulaboh
Widya, Amin, 1993. Akuntansi Biaya. Cetakan Pertama, Jakarta. PT. Bhineka
Cipta.