1 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
ISLAMIC GLOBAL CONNECTION
BRILLY EL-RASHEED
Agama adalah aturan hidup. Islam
adalah sebuah aturan hidup yang
merupakan ajaran dari Alloh,
tuhannya orang-orang Islam,
diaktualisasikan oleh orang-orang
yang disebut muslim (orang yang
beragama Islam), yang kali pertama
dipublikasikan dan disosialisasikan
oleh seorang nabi dari Makkah,
Saudi Arabia, bernama lengkap
Muhammad bin 'Abdulloh bin
Abdul Muththolib Al-Hasyimi Al-
Qurosyi Al-'Arobi. Diperkirakan
Islam kali pertama tersebar pada
tahun 611 M.1
1 Hal ini karena Muhammad shollalloh 'alaih wa sallam ditetapkan sebagai Nabi dan Rosul, oleh Alloh 'azza
wa jalla, tatkala usia beliau 40 tahun. Para ahli tarikh dan ahli falak kontemporer telah mengadakan riset
tentang kelahiran Nabi Muhammad. Mereka berkesimpulan bahwa Nabi Muhammad shollalloh 'alaih wa
sallam lahir pada 20 April 571 M.
Banyak ahli falak yang berpendapat bahwa hari kelahiran beliau adalah pada tanggal 9 Robi' Al-
Awwal., seperti Al-Ustadz Mahmud Basya Al-Falaki, Al-Ustadz Muhammad Sulaiman Al-Manshur Fauri,
dan Al-Ustadz 'Abdulloh bin Ibrohim bin Muhammad As-Sulaim, dimana beliau mengatakan, "Dalam
kitab-kitab sejarah dan siroh dikatakan bahwa Nabi lahir pada hari Senin tanggal 10, atau 8, atau 12, dan
ini yang dipilih oleh mayoritas ulama. Telah tetap tanpa keraguan bahwa kelahiran beliau adalah pada
tanggal 20 April 571 M (tahun Gajah), sebagaimana telah tetap juga bahwa beliau wafat pada 13 Robi' Al-
Awwal. 11 H. yang bertepatan dengan 8 Juni 632 M. selagi tanggal-tanggal ini telah diketahui maka
dengan mudah dapat diketahui hari kelahiran dan hari wafatnya beliau dengan jitu, demikian juga usia
Nabi. Dengan mengubah tahun-tahun ini pada hitungan hari akan ketemu 22.330 hari dan bila diubah ke
tahun qomariyyah akan ketemulah bahwa usia beliau 63 tahun lebih 3 hari. Dengan demikian hari
2 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
Sebagai agama yang universal Islam tidak hanya mengatur tata hubungan dengan
Alloh. Islam juga mengatur tata hubungan dengan makhluk-makhlukNya. Atau dengan
ungkapan lain, Islam tidak hanya membahas masalah 'aqidah (keyakinan, ideologi, iman)
dan 'ibadah (penyembahan kepada Alloh), Islam juga membahas akhlaq (perilaku, adab)
dan mu'amalah (interaksi). Bahkan Islam pun membahas IPTEK. Padahal ketika kali pertama
Islam menyebar, waktu itu IPTEK belum maju. Alloh berfirman,
و كميند لكم لتأكم موياليتمنع كمليع تمما أتيند لامالإس لكم يتضرو "Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian (yaitu Islam—pen) dan
telah Aku sempurnakan nikmatKu untuk kalian dan Aku ridhoi Islam sebagai agama
kalian." [Al-Qur`an suroh Al-Maidah ayat no.3]
Maksudnya, agama Islam ini telah sempurna. Tidak perlu direvisi, dikurangi, maupun
ditambahi sedikitpun. Islam telah sempurna mengatur segala sisi kehidupan. Orang
nonmuslim di zaman Nabi dahulu pun telah menyadari hal ini, ia menuturkan
kekagumannya akan syariat Islam yang universal ini kepada Salman Al-Farisi, salah seorang
sahabat Nabi Muhammad, "Nabimu benar-benar telah mengajarkan segala hal sampai
masalah buang air." Salman menyahut, "Benar." [Shohih Muslim no.605].
Setiap muslim dalam kehidupannya pasti tidak akan bisa terhindar dari berinteraksi
dengan manusia, muslim maupun nonmuslim, binatang, tumbuhan, maupun makhluk-
makhluk Alloh yang lain. Alloh sudah terlebih dahulu mengajarkan tata hubungan dengan
manusia, binatang, tumbuhan, alam sekitar, jin, setan, dan makhluk-makhluk Alloh lainnya.
Maka sudah merupakan kewajiban setiap muslim untuk mempelajari, mengkaji,
memahami, mengaktualisasikan (mengamalkan), mempublikasikan, dan mensosialisasikan
ajaran-ajaran Alloh. Nabi Muhammad berkata, طلب العلم فريضة علـى كـل مسـلم "Menimba ilmu (yakni ilmu syar'i—pen) adalah wajib atas setiap muslim."2 Nabi Muhammad shollalloh
kelahiran beliau adalah hari Senin 9 Robi' Al-Awwal. tahun 53 sebelum Hijroh, bertepatan dengan 20
April 571 M." [Taqwim Al-Azman hal.143, cet.pertama 1404 H]. 2 Hadits shohih. Dishohihkan Al-Muhaddits Al-Albani dalam bukunya Shohih Al-Jami' no.3913 dan Takhrij
Ahadits Musykilat Al-Faqr no.86.
Dalam bukunya Takhrij Ahadits Musykilat Al-Faqr wa Kaifa 'Alajah Al-Islam (pembahasan hadits
no.86), pakar hadits terbaik abad ini dari Albania, Al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al-Albani
(1333-1420 H), berkata demikian, setelah melakukan riset dan verifikasi sanad hadits 'Tholabul-'Ilmi',
"Pada zaman sekarang hadits tersebut menjadi terkenal dengan tambahan 'wa muslimah'. (padahal –pen)
hal ini tidak pernah disebutkan dari setiap jalur (periwayatannya. Padahal hadits ini diriwayatkan melalui
27 jalur –pen). Sekalipun secara makna shohih." [Takhrij Ahadits Musykilat Al-Faqr wa Kaifa 'Alajahal-Islam
hal.48-62].
3 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
'alaih wa sallam juga berkata, artinya, "Publikasikanlah (ilmu) dariku meski hanya satu ayat."
[Shohih Al-Bukhori no.3461].
Ketika berinteraksi dengan sesama muslim tentu berbeda dengan ketika
berinteraksi dengan nonmuslim. Berikut ini pembahasan tentang klasifikasi manusia dan
bagaimana berinteraksi dengan mereka.
1. Orang yang harus dicintai dengan tulus tanpa rasa benci. Yaitu, (1) Nabi Muhammad (2)
Istri-istri Nabi Muhammad (3) Ahlu Bait / keluarga Nabi (4) Khulafa` ar-rosyidin (5) 10
sahabat yang dijamin masuk surga (6) Kaum Muhajirin dan Anshor (7) Para sahabat
yang ikut perang Badar (8) Para sahabat yang ikut Bai'at Ridhwan (9) Seluruh sahabat
Nabi Muhammad. Secara umum ini berdasarkan firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh
Al-Hasyr ayat no.10.
2. Orang yang harus dibenci dan dimusuhi tanpa disertai cinta sedikitpun. Yaitu orang-
orang kafir tulen, baik dari kalangan musyrik, munafik, murtad, mulhid, dan lainnya.
Sejalan dengan firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh Al-Mujadalah ayat no.22.
3. Orang yang dicintai karena ketaatannya kepada Alloh sekaligus dibenci karena
kemaksiatannya kepada Alloh yang kemaksiatannya tidak sampai pada tingkat kufur
dan syirik. Mereka tidak dicintai secara mutlak, tidak juga dibenci secara mutlak.
Asy-Syaikh Muhammad Rosyid Ridho berkata, "Hadits 'menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim'
juga mencakup wanita dengan kesepakatan ulama' Islam."[Huquq Nisa' fi Al-Islam hal.18]. Ibn Hazm
menjelaskan, "Nabi diutus untuk seluruh kaum lelaki dan wanita secara sama. Khithob (seruan) Alloh dan
RosulNya ditujukan kepada kaum lelaki dan wanita. Tidak boleh kita mengkhususkan bahwa khithob ini
khusus kaum lelaki, tidak kepada wanita, kecuali dengan dalil yang jelas dan kesepakatan ulama."[Al-
Ihkam I:345] Beliau juga berkata, "Maka Rosululloh mewajibkan menuntut ilmu bagi setiap muslim yang
berakal dan baligh. Baik kaum lelaki maupun wanita,"[Al-Ihkam II:116]
Rosululloh berkata, "Sesungguhnya wanita itu semisal laki-laki (dalam hal hukum syar'i --pen)."
[Sunan Abu Dawud no.236, Sunan At-Tirmidzi no.113, Sunan Ibnu Majah no.612, Musnad Ahmad VI:256,
Sunan Ad-Darimi I:195. Dishohihkan Al-Muhaddits Al-Albani dalam Shohih Sunan Abu Dawud no.234] Al-
Hafizh Ibn Al-Jauzi berkata, "Wanita adalah manusia yang yang mendapat beban (syar'i –pen)
sebagaimana pria." [Ahkam An-Nisa' hal. 11].
Asy-Syaikh Mushthofa Al-'Adawi berkata, "Hadits di atas berlaku secara umum bagi setiap
masalah yang tidak terdapat nash yang membedakan antara pria dan wanita. Adapun kalau didapatkan
sebuah nash yang membedakan antara pria dan wanita, maka wajib tunfuk pada nash tersebut dan
memberikan hukum tersendiri bagi laki-laki (dan bagi wanita—pen)." [Jami' Ahkam Al-Nisa` I:12].
4 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
BAGAIMANA BERINTERAKSI DENGAN MUSLIM?
Berikut ini sikap-sikap yang harus kita aplikasikan ketika berinteraksi dengan sesama
muslim, di antaranya,
1. Berhijrah, meninggalkan daerah orang kafir menuju negeri kaum muslim dan
berdomisili di situ untuk menyelamatkan dinnya. Senada dengan Firman Alloh
dalam Al-Qur`an suroh An-Nisa` ayat no.97-99.
2. Menolong dan membantu kaum muslim dengan jiwa, harta, dan ucapan dalam
urusan agama atau dunia yang mereka butuhkan. Selaras dengan Firman Alloh
dalam Al-Qur`an suroh At-Taubah ayat no.71.
3. Ikut merasa sakit jika kaum muslim sakit, dan ikut senang jika kaum muslim
senang. Nabi Muhammad berkata, artinya, "Perumpamaan kaum muslimin dalam
kecintaan, kelembutan, dan kasih sayang di antara mereka adalah bagaikan satu badan.
Jika salah satu anggota badan merasa sakit, maka seluruh badan pun akan merasakan
demam dan tidak bisa tidur nyenyak." [Shohih Muslim no.6751]
4. Setia dengan kaum muslim, memberi mereka nasehat, menginginkan kebaikan
bagi mereka, tidak menipu mereka, tidak mengkhianati mereka, tidak menghina
mereka, tidak menelantarkan mereka, tidak menyerahkan mereka kepada kaum
nonmuslim.
5. Menghormati kaum muslim dan menghargai mereka, tidak meremehkan mereka
dan tidak mencela mereka. [Al-Qur`an suroh Al-Hujurot ayat no.11-12]
6. Selalu bersama mereka ketika suka dan duka, ketika sempit dan lapang. Sebab
berpisah dari kaum muslim ketika kaum muslim dirundung duka, adalah karakter kaum
munafiq sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur`an suroh An-Nisa` ayat no.141.
7. Mengunjungi mereka, senang bertemu dan berkumpul bersama mereka.
8. Menunaikan hak-hak mereka.
9. Bersikap lemah lembut terhadap kaum muslim, terutama yang lemah.
10. Mendoakan kebaikan kepada mereka, dan meminta ampun kepada Alloh bagi
mereka. [Al-Qur`an suroh Muhammad ayat no.19]
11. Berbuat baik dan membalas kebaikan mereka.
Alloh ta'ala berfirman, artinya, "...Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh,
dan teman sejawat, ibn sabil, dan hamba sahayamu..." [Al-Qur`an suroh An-Nisa` ayat
no.36]
Dalam pembahasan ini saya kupas bagaimana kita berbuat baik kepada kedua
orang tua, karib-kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, budak, dan tetangga.
1. Berbuat Baiklah kepada Ibu dan Bapak
5 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
I. Menaati mereka dalam perkara yang bukan maksiat.
Alloh berfirman, artinya, "Dan Kami perintahkan manusia untuk berbuat baik
kepada ibu-bapaknya…Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku
dengan sesuatu (yakni berbuat syirik yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu menaati keduanya. Dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik…" [Al-Qur`an suroh Luqman ayat no.14-15]
Termasuk yang wajib pula, berbuat baik kepada kedua oranng tua yang fasiq,
wajib menaati keduanya dalam perkara yang bukan maksiat. Jika keduanya kafir,
maka hendaklah keduanya dipergauli dengan baik di dunia dan jangan ditaati
dalam kekafirannya, tidak puladalam maksiat kepada Alloh. [Al-Adab Al-Syar'iyyah
Ibnu Muflih I:460]
II. Berbicara dengan santun
Jika seseorang berbicara dengan kedua orang tuanya, hendaklah ia
berbicara dengan baik, jangan kasar, apalagi membentak, walaupun hanya
sekedar ucapan 'Ah', terutama jika mereka sudah tua. Alloh berkata, yang artinya,
"…Dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-
baiknya. Jika salah seorang dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali kamu mengatakan kepada
keduanya ucapan 'Ah', dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada keduanya perkataan yang mulia." [Al-Qur`an suroh Al-Isro`:23]
III. Rendah hati di hadapan keduanya
Alloh berkata, yang artinya, "Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya
dengan penuh sayang dan ucapkanlah, 'Wahai Robb, sayangilah mereka berdua,
sebagaimana keduanya mendidikku ketika aku masih kecil.'." [Al-Qur`an suroh Al-
Isro`:24] Yaitu rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih
sayang dan mengharap balasan dari Alloh, (lakukan hal itu ikhlash karena Alloh—
pen) jangan karena engkau takut atau ingin mendapat balasan kebaikan dari
mereka atau karena tujuan lain yang berakibat seorang hamba tidak mendapat
balasan kebaikan dari Alloh. [Taisir Al-Karim Al-Rohman Al-Mufassir
'Abdurrohman As-Sa'di, hal.408]
IV. Mendahulukan berbuat baik kepada ibu
Abu Huroiroh pernah menuturkan, yang artinya, "Ada seseorang datang
menemui Nabi Muhammad dan bertanya, 'Wahai Rosululloh, kepada siapakah aku
harus berbuat baik?' Beliau menjawab, 'Kepada ibumu.' Orang tadi bertanya
kembali, 'Lalu kepada siapa lagi?' Rosululloh menjawab, 'Kepada ibumu.' Orang
6 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
tadi kembali bertanya, 'Kemudian kepada siapa lagi?' Rosululloh menjawab,
'Kepada ibumu.' Orang tadi bertanya lagi, 'Kemudian siapa lagi?' Rosululloh
menjawab, 'Kepada ayahmu.'." [Shohih Al-Bukhori no.5971, Shohih Muslim
no.2548, Irwa` Al-Gholil no.837, Silsilah Al-Ahadits Adh-Dho'ifah no.4992, dan
Shohih Al-Adab Al-Mufrod no.5]
Dari Bahaz ibn Hakim, dari bapaknya, dari kakeknya, "Aku berkata, 'Wahai
Rosululloh, Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rosululloh menjawab,
"Ibumu." Saya bertanya lagi, "Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?"
Rosululloh menjawab, "Ibumu." Lalu saya bertanya, "Siapa yang harus saya
perlakukan dengan baik?" Rosululloh menjawab, "Ibumu." Saya bertanya, "Siapa
yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rosululloh menjawab, "Bapakmu,
kemudian kerabat yang terdekat, lalu kerabat yang terdekat." [Irwa` Al-Gholil no.829,
2232, Shohih Al-Adab Al-Mufrod no.3]
Nabi Muhammad berkata, "Sesungguhnya Alloh telah mengharomkan
kepada kalian mendurhakai ibu-ibu kalian." [Shohih Al-Bukhori no.5975, Shohih
Muslim no.593]
Konsekuensi dari hal ini, seorang ibu berhak mendapatkan kebaikan tiga
kali lipat dibandingkan seorang ayah. Hal itu karena beratnya beban yang ia
rasakan mulai dari mengandung, melahirkan, dan menyusui. Hanya seorang ibu
yang merasakan ini semua, kemudian baru ayah yang ikut andil dalam menfifik
anak. [Fat-h Al-Bari kar. Ibn Hajar X:493]
V. Izin sebelum masuk kamar mereka pada waktu-waktu tertentu berdasarkan
penjelasan dari Alloh dalam Al-Qur`an suroh An-Nur ayat no.58.
VI. Tidak mencela keduanya
Nabi Muhammad pernah berkata, artinya, "Termasuk dosa yang paling
besar apabila seorang anak mencela kedua orang tuanya." Kemudian ada yang
bertanya, "Wahai Rosululloh, adakah seorang anak mencela kedua orang tuanya?"
Beliau menjawab, "Ia mencela bapak orang lain, kemudian orang yang bapaknya
ia cela itu membalas mencela bapaknya, dan ia mencela ibu orang lain, lalu orang
yang ibunya ia cela itu membalas mencela ibunya." [Shohih Al-Bukhori no.5973,
Shohih Muslim no.90]
VII. Mendoakan mereka
7 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
Alloh berkata, artinya, "Dan ucapkanlah, 'Wahai Robbku, sayangilah mereka
berdua sebagaimana mereka mendidikku ketika aku masih kecil." [Al-Qur`an suroh
Al-Isro`:24] Yaitu doakanlah mereka dengan ampunan dan kasih sayang ketika
masih hidup maupun sudah meninggal, sebagai balasan atas pendidikan mereka
kepadamu di waktu kecil. [Taisir Al-Karim Al-Rohman Al-Mufassir Al-Sa'di, hal.408]
Alloh berkata, "Wahai Robbku ampunilah aku, ibu-bapakku, orang-orang
yang masuk ke rumahku dalam keadaan beriman, dan semua laki-laki yang
beriman, serta wanita-wanita yang beriman." [Al-Qur`an suroh Nuh ayat no.28]
Akan tetapi bila kedua orang tua meniggal dalam keadaan kafir atau
musyrik, maka harom bagi seorang anak memintakan ampun kepada Alloh untuk
keduanya. Alloh berkata, artinya, "Tidak patut Nabi dan orang-orang beriman
memintakan ampun (kepada Alloh—pen) bagi oran-orang musyrik walaupun
orang-orang musyrik itu adalah kerabat. Sesudah jelas bagi mereka bahwa orang-
orang musyrik adalah penghuni jahannam." [Al-Qur`an suroh Al-Taubah ayat
no.113]
VIII. Meminta izin kepada kedua orang tua jika hendak berjihad
Ada seseorang lelaki datang menemui Nabi Muhammad meminta izin
untuk ikut berjihad. Kemudian Nabi Muhammad bertanya, "Apakah kedua orang
tuamu masih hidup?" Lelaki itu menjawab, "Ya." Rosululloh berkomentar, "Kepada
keduanyalah hendaknya kamu berjihad (yaitu:berbuat baik—pen)." [Shohih Al-
Bukhori no.3004, Shohih Muslim no.2549]
Jika kedua orang tua adalah muslim hendaklah ia tidak pergi jihad sunnah
kecuali dengan izin kedua orang tuanya. Perkara ini telah diriwayatkan dari
sejumlah sahabat di antaranya 'Umar bin Al-Khoththob, dan 'Utsman ibn 'Affan.
Dan inilah pendapat yang dipilih oleh Malik, Al-Auza'i, Sufyan Al-Tsauri, Al-Syafi'i,
dan seluruh ahli ilmu. [Al-Mughni Ibn Qudamah XIII:25, editor: 'Abdulloh ibn 'Abd
Al-Muhsin Al-Turki]
IX. Berbuat baik kepada mereka ketika mereka sudah tua
Rosululloh berkata, "Sungguh sangat merugi. Sungguh sangat merugi.
Sungguh sangat merugi." Para Sahabat beliau bertanya, "Siapakah orang yang
merugi itu wahai Rosululloh?" Beliau menjawab, "Yaitu orang yang menjumpai
kedua orang tuanya atau salah satunya ketika 'senja', tapi tidak menyebabkannya
masuk al-jannah." [Shohih Muslim no.2551]
Di lain kesempatan beliau berkata, artinya, "Celaka seseorang yang
mendapati kedua orang tuanya di sisinya sudah berusia senja, tapi keduanya tidak
memasukkannya ke dalam al-jannah." [Sunan Al-Tirmidzi II:271. Dishohihkan Al-
8 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
Muhaddits Al-Albani dalam Irwa` Al-Gholil I:36] Karena ia tidak berbuat baik
kepada kedua orang tuanya. Padahal berbuat baik kepada kedua orang tua yang
sudah berusia senja itu bisa menyebabkan seseorang masuk ke dalam al-jannah
dengan izin Alloh.
X. Berbuat baik kepada keduanya setelah mereka meninggal
"Sesungguhnya termasuk kebaikan yang paling baik adalah seorang anak
menyambung shilaturrohim dengan teman-teman bapaknya setelah bapaknya
meninggal." [Shohih Muslim no.2552]
2. Berbuat Baik kepada Karib-Kerabat
Karib-kerabat ialah keturunan dari bapak dan ibu dan kerabatnya, anak ke
bawah dan lainnya, yang dekat maupun yang jauh. [Taisir Al-Karim Al-Rohman
hal.408] Kerabat adalah bapak ke atas, anak ke bawah, saudara kandung, saudara
seayah, dan keturunan-keturunan saudara kandung dan saudara seayah, serta
mahrom. [Al-Muhalla V:143, Al-Majmu' V:290]
"Sesungguhnya Alloh telah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada
ibu-ibu kalian (3 kali). Sesungguhnya Alloh telah berwasiat kepada kalian untuk
berbuat baik kepada bapak-bapak kalian. Sesungguhnya Alloh telah berwasiat kepada
kalian untuk berbuat baik kepada keluarga yang terdekat, kemudain yang terdekatnya
lagi." [Al-Adab Al-Mufrod Al-Bukhori no.60, Sunan Ibn Majah no.3661, Silsilah Al-
Ahadits Al-Shohihah kar. Al-Albani no.1666]
3. Berbuat Baik kepada Anak-Anak Yatim
Yatim yang disebutkan oleh Nabi dalam beberapa haditsnya adalah anak laki-
laki maupun perempuan yang ditinggal mati ayahnya, dalam keadaan mereka belum
baligh. Apabila sudah baligh, maka tidak lagi disebut yatim.3 Rosululloh Muhammad
berkata, artinya, "Saya dan orang yang mengkafil anak yatim, nanti di al-jannah
seperti ini." Nabi memberi isyarat dengan dua jarinya yang salin menjalin. [Shohih Al-
Bukhori no.6005, Sunan Abu Dawud no.5150, Sunan Al-Tirmidzi no.1918] Mengkafil
anak yatim adalah menanggung beban, mengasuh, menjaga, mendidik, dan
mengatur urusan anak yatim. [Al-Minhaj bab ke-42]
4. Berbuat Baiklah kepada Orang-Orang Miskin
3 Tafsir 'Izzuddin hal.105, Taisir Al-Karim Ar-Rohman hal.191, Tafsir Al-Qur`an Al-'Azhim I:321,491, Lisan Al-
'Arob XII:645-646, Al-Mu'jam Al-Wasith II:1063.
9 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
Orang miskin adalah orang yang selalu kekurangan biaya hidupnya. [Tafsir
'Izzuddin hal.105] Atau orang yang tertahan dengan kebutuhan mereka sehingga
tidak menfapatkan kecukupan untuk diri mereka sendiri dan orang yang menjadi
tanggungannya. [Taisir Al-Karim Ar-Rohman hal.191]
Nabi berkata, artinya, "Orang yang berusaha membantu para janda dan orang-
orang miskin, maka ia seperti orang yang berjihad di jalan Alloh atau seperti orang
yang sholat malam dan puasa di siang hari." [Shohih Al-Bukhori no.6007, Shohih
Muslim no.2982]
5. Berbuat Baiklah kepada Budak
Budak adalah laki-laki maupun wanita yang menjadi musuh kaum muslimin
yang tertawan oleh kaum muslimin ketika terjadi perang antara kaum muslimin dan
kaum kafir yang memerangi kaum muslimin. Dan tawanan menjadi budak atas
persetujuan imam kaum muslimin.
Namun dalam ayat ini yang dimaksud budak adalah apa saja yang dimiliki
berupa manusia ataupun binatang. [Taisir Al-Karim Ar-Rohman hal.192] Yaitu dengan
memenuhi kebutuhannya, tidak membebaninya dengan sesuatu yang tidak
dimampuinya, membantunya bila menyuruh mereka, mendidik mereka. [Taisir Al-
Karim Ar-Rohman hal.379]
Nabi berkata, "Seorang budak wajib mendapatkan makanannya, dan dia tidak
boleh diberi beban pekerjaan yang tidak mampu dia laksanakan." [Shohih Muslim
no.1662]
Nabi berkata, "Mereka (yakni para budak kalian—pen) adalah saudara-saudara
kalian. Alloh menjadikan mereka berada di bawah kekuasaan kalian. Maka
barangsiapa yang saudaranya berada di bawah kekuasaannya hendaklah dia
memberinya makanan dari apa yang dia makan, memberinya pakaian sebagaimana
dia berpakaian, dan janganlah membebani mereka dengan sesuatu yang berat, dan
jika kalian membebani mereka dengan pekerjaan, maka bantulah mereka." [Shohih Al-
Bukhori no.30, Shohih Muslim no.1661]
Nabi berkata, "Barangsiapa memerdekakan seorang (budak—pen) muslim,
maka Alloh membebaskannya dengan anggota tubuh budak yang ia merdekakan itu
anggota tubuhnya dari neraka." [Shohih Al-Bukhori no.2517, Shohih Muslim no.1509]
10 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
Nabi berkata, "Barangsiapa mampu memerdekakan bagiannya dari seorang
hamba sahaya yang dimiliki secara bersama dengan orang lain, hendaklah membayar
bagian miliknya dengan harga yang cukup, supaya hamba itu dapat dimerdekakan
sepenuhnya. Jika ia tidak mampu membayar sepenuhnya, maka hamba itu hanya
merdeka dari tuannya yang pertama, yakni separuh merdeka." [Shohih Al-Bukhori
no.2522, Shohih Muslim no.1511]
6. Berbuat Baik kepada Tetangga
Nabi Muhammad berkata, "…Dan sebaik-baik tetangga menurut Alloh adalah
yang terbaik kepada tetangganya." [Al-Adab Al-Mufrod Al-Bukhori no.115.
Dishohihkan Al-Muhaddits Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Al-Shohihah no.103]
11 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
BAGAIMANA BERINTERAKSI DENGAN NONMUSLIM?
Kaum nonmuslim mencakup seluruh golongan orang-orang kafir. Atau dengan ungkapan
lain, setiap nonmuslim adalah kafir. Kaum kafir/nonmuslim terklasifikasi menjadi empat
golongan4,
1. Kafir Harbi. Yaitu orang-orang kafir yang tidak menerima da'wah Islam dan tidak
membuat perjanjian dengan pemerintah kaum muslimin. Ringkasnya, mereka adalah
orang kafir yang menentang dan memerangi Islam dan umat Islam. Golongan ini tidak
berhak dilindungi, bahkan apabila mereka memerangi sebagian saja dari umat Islam,
maka umat Islam wajib membela diri.
2. Kafir Musta`min. Yaitu orang-orang kafir yang masuk ke dalam negeri umat Islam
dengan aman. Misalnya kafir harbi yang datang ke negerinya kaum muslimin untuk
berbisnis. Golongan ini punya hak untuk dilindungi pada waktu dan tempat yang
terbatas, karena keadaan mereka yang meminta keamanan dari umat Islam. Hal ini
sesuai dengan firman Alloh,
ارجتاس نيركشالم نم دإن أحو عمسى يتح هفأجر ك ـهنأمم ـهغلأب ثم الله كلام
ذلك بأنهم قوم لا يعلمون"Dan jika seorang di antara orang-orang musyrik itu meminta perlindungan kepadamu,
maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Alloh, kemudian antarkanlah
ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu karena mereka adalah kaum yang tidak
mengetahui." [Al-Qur`an suroh At-Taubah ayat no.6]
Al-Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi menjelaskan, "Barangsiapa meminta keamanan
untuk mendengar firman Alloh atau ingin mengenal Islam, wajib untuk dilindungi
kemudian diantarkan ke tempat yang aman, kami tidak mengetahui adanya
perselisihan dalam masalah ini." [Al-Mughni XIII:79]
3. Kafir Mu'ahad. Yaitu orang-orang kafir yang tinggal di negerinya sendiri, namun antara
umat Islam dengan mereka ada perjanjian untuk tidak saling memerangi. Kaum
muslimin wajib memenuhi perjanjian itu selama waktu yang ditentukan. Dengan
catatan orang kafir tetap mematuhi perjanjian, tidak membatalkannya, dan tidak
mencela Islam. Alloh berfirman,
4 Dirangkum dari Ar-Roudh Al-Murbi' V:475, editor : Jama'ah min Al-Masyayikh; Al-Qoul Al-Mufid I:499;
Huquq Da'at ilaiha Al-Fithroh hal.16; dan selainnya.
12 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
إلا الذين عاهدتم من المشركني ثم لم ينقصوكم شيئا ولم يظاهروا عليكم أحدا
نيقتالم بحي إن الله همتدإلى م مهدهع هموا إليمفأت
"Kecuali orang-orang musyrik yang kalian telah mengadakan perjanjian dengan
mereka, dan mereka tidak mengurangi sedikitpun (dari perjanjian itu) dan tidak pula
mereka membantu seseorang yang memusuhi kalian, maka terhadap mereka itu
penuhilah perjanjian sampai batas waktunya. Sesunggunya Alloh mencintai orang-
orang yang bertaqwa." [Al-Qur`an suroh At-Taubah ayat no.4]
وإن نكثوا أيمانهم من بعد عهدهم وطعنوا في دينكم فقاتلوا أئمة الكفر إنهم لا
أيمان لهم لعلهم ينتهون"Dan jika mereka merusak sumpahnya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencela
agama kalian, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena
sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak bisa dipegang janjinya, agar
mereka berhenti." [Al-Qur`an suroh At-Taubah ayat no.12]
4. Kafir Dzimmi. Yaitu orang-orang kafir yang tinggal di negeri umat Islam, hidup dengan
aman dan di bawah perlindungan pemerintah kaum muslimin, dengan ketentuan
mereka membayar jizyah. Golongan ini paling banyak hak dan kewajiban yang harus
kita tunaikan kepada mereka. Jizyah adalah harta yang dibayar oleh ahli kitab (kepada
pemerintah kaum muslimin—pen) sebagai jaminan keamanannya. [An-Nihayah hal.153,
editor: 'Ali Hasan Al-Halabi, cet. Dar Ibnu Al-Jauzi]
Berikut ini uraian tentang bagaimana seharusnya seorang muslim berinteraksi
dengan nonmuslim secara umum.
1. Muliakan mereka
Alloh tabaroka wa ta'ala memuliakan setiap manusia, muslim ataupun kafir, dan
mengangkat derajat mereka lebih dari derajat makhluk-makhluk Alloh lainnya,
sebaimana firman Alloh yang tertulis dalam Al-Qur`an suroh Al-Isro` ayat no.70. Oleh
karena itu kita harus meneladani Alloh, yaitu kita juga harus memuliakan setiap
manusia, muslim maupun nonmuslim.
Nabi Muhammad shollalloh 'alaih wa sallam berkata, artinya, "Barangsiapa tidak
mengasih-sayangi, maka ia tidak akan dikasih-sayangi." [Hadits shohih dalam Shohih
Al-Bukhori no.5997; Shohih Muslim no.2319] Al-Imam Ibnu Baththol menuturkan,
"Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk berkasih-sayang kepada seluruh makhluk.
13 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
Termasuk di dalamnya muslim, kafir, binatang, budak, dan selainnya." [Fat-h Al-Bari kar.
Ibnu Hajar Al-'Asqolani, X:440]
2. Berbuat baik
Alloh berfirman, artinya, "Alloh tidak melarang kalian untuk berbuat baik dan
berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kalian karena masalah
agama, dan tidak pula mengusir kalian dari negeri-negeri kalian. Sesungguhnya Alloh
mencintai orang-orang yang berbuat adil." [Al-Qur`an suroh Al-Mumtahanah ayat no.8]
Ayat ini merupakan keringanan untuk menyambung persaudaraan dengan orang-
orang yang tidak menanamkan permusuhan dan peperangan dengan kaum muslimin,
dan boleh berbuat baik kepada mereka, sekalipun yang namanya al-wala` (loyalitas)
harus terputus dari mereka. [Zad Al-Masir kar. Ibnu Al-Qoyyim, VIII:237]
Alloh berfirman tentang haromnya loyal kepada orang-orang nonmuslim,
من حاد الله ورسوله ولو كانوا آباءهم أو أبناءهم أو إخوانهم أو عشريتهم يوادونا تجد قوما يؤمنون بالله واليوم الآخر ل
"Kamu tidak akan menemukan kaum yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, yang
saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Alloh dan RosulNya,
sekalipun orang-orang itu adalah bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara
ataupun keluarga mereka." [Al-Qur`an suroh Al-Mujadilah ayat no.22]
Sebagai teladan kita bahwa berinteraksi dengan nonmuslim itu halal asal tidak ada
unsur loyal, Nabi Muhammad pernah menjenguk orang Yahudi yang sakit, bersedekah
kepada mereka, memberi hadiah kepada mereka, bermuamalah dalam bisnis, dan lain-
lain. [Diadaptasi dari Kitab Al-Amwal kar. Al-Imam Abu 'Ubaid, hal.613]
Rosululloh pernah memberikan harta rampasan perang Khoibar kepada orang
Yahudi, agar mereka bekerja dan menanam, dan mereka mendapat setengah dari hasil
panen. [Shohih Al-Bukhori no.2499].
3. Lembut dan jangan anarkis
Alloh berfirman,
مهنوا مظلم ينإلا الذ نسأح يي هاب إلا بالتتل الكلوا أهادجلا تو "Dan jangan kalian mendebat ahli kitab kecuali dengan cara yang paling baik. Kecuali
dengan orang–orang yang zhalim di antara mereka..." [Al-Qur`an suroh Al-'Ankabut
ayat no.46]
14 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
Allah Ta'ala berfirman. "Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang
Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya yang bersikap lemah lembut
terhadap orang-orang yang mukmin dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir"
[Al-Qur`an suroh Al-Ma`idah ayat no.54]
Asy-Syaikh 'Ali bin Hasan Al-Halabi menjelaskan, "Maka seorang mukmin harus
bersikap tawadhu' terhadap sesama kaum mukminin dan merendahkan diri kepada
mereka. Keras kepada orang-orang kafir dan tidak mengaku-aku dirinya sesat kepada
mereka, demi mengagungkan kehormatan Islam dan memuliakan agama, tanpa
menyakiti mereka. Serta tidak mencintai mereka sebagaimana cintanya kepada seorang
muslim." [http://www.almanhaj.or.id/content/1966/slash/0]
4. Berinteraksi sambil mensosialisasikan Islam
Kita tidak diperintahkan untuk menyendiri dan mengasingkan diri dari manusia.
Nabi Muhammad berkata,
املؤمن الذي خيالط الناس ويصرب على أذاهم خري من الذي ال خيـالط النـاس وال
يصرب على أذاهم"Mu`min yang bergaul dengan manusia dan bersabar atas gangguan mereka lebih baik
dari pada mu`min yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak bersabar atas
gangguan mereka." [Hadits shohih dalam Sunan At-Tirmidzi no.2507. Dishohihkan Al-
Muhaddits Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Al-Shohihah no.939]
Diharapkan dengan bergaulnya kita dengan manusia, kita memiliki kesempatan
untuk menda'wahkan Islam, karena Alloh memerintahkan agar setiap muslim
mempublikasikan dan mensosialisasikan syariat Islam. Alloh berfirman,
نا ما أنمو ان اللهحبسني وعبن اتما وأن ةريصلى بع و إلى اللهعي أدبيلس هذقل ه
نيركشالم
"Katakan, 'Inilah jalanku. Aku dan orang-orang yang mengikutiku, mengajak kepada
Alloh dengan hujjah yang nyata. Maha suci Alloh. Dan aku tidak termasuk orang-orang
musyrik." [Al-Qur`an suroh Yusuf ayat no.108]
Ada beberapa hal yang patut diperhatikan ketika berinteraksi dengan nonmuslim,
a. Ketika berkumpul dengan mereka, tidak boleh membiarkan adanya kemunkaran,
semisal nonmuslim mencela Islam, Alloh, RosulNya, dan umat Islam. Maka kita tidak
15 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
boleh membiarkannya, dan kita harus pergi meninggalkan mereka. Selaras dengan
firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh Al-An'am ayat no.68.
b. Jangan sampai pergaulan ini mengakibatkan kita cinta, kasih, sayang, loyal kepada
mereka.
c. Kita tetap sambil mensosialisasikan agama Islam.
5. Tidak ada paksaan dalam Islam
Kita tidak boleh memaksa nonmuslim masuk Islam. Alloh berfirman, artinya, "Tidak
ada paksaan untuk (mengaktualisasikan) agama Islam. Sesungguhnya telah jelas jalan
petunjuk dari jalan kesesatan." [Al-Qur`an suroh Al-Baqoroh ayat no.256]
Al-Mufassir Ibnu Katsir mengomentari firman Alloh ini, "Jangan anda memaksa
seorangpun untuk masuk ke dalam agama Islam, karena Islam agama yang jelas dan
terang dari sisi dalil, tidak butuh paksa memaksa untuk masuk Islam. Barangsiapa yang
Alloh beri petunjuk untuk masuk Islam, Alloh akan lapangkan jiwanya dan beri
penerang sehingga ia masuk Islam dalam kondisi di atas dalil. Barangsiapa yang Alloh
butakan mata hatinya, dan Alloh tutup pendengaran dan matanya, maka tidak akan
bermanfaat sama sekali masuk Islam dalam kondisi terpaksa." [Tafsir Al-Qur`an Al-
'Azhim I:310].5
6. Bersikap adil
Alloh menuturkan, artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kalian
kadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Alloh, jadi saksi dengan
adil. Dan janganlah sekali-kali kebencian kalian terhadap suatu kaum mendorong kalian
berlaku tidak adil. Bersikap adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa." [Al-
Qur`an suroh Al-Ma`idah ayat no.8] Ayat ini menunjukkan bahwa kekafiran orang-
orang kafir tidak menghalangi kita berbuat adil kepada mereka. [Tafsir Al-Qurthubi
VI:109]
Bahkan Nabi bersumpah akan menjadi musuh kita, kalau kita tidak bersikap adil
kepada nonmuslim. Nabi berkata, artinya
5 Ini pendapat yang dipilih oleh mayoritas ulama, di antaranya Al-Mufassir Ath-Thobari dalam Tafsirnya
III:13, Al-Mufassir Asy-Syinqithi dalam Adhwa` Al-Bayan II:492, dan Al-Mufassir As-Sa'di dalam Taisir Al-
Karim Ar-Rohman hal.112.
16 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
أال من ظلم معاهدا أو انتقصه أو كلفه فوق طاقته أو أخذ منه شيئا بغـري طيـب
نفس فأنا حجيجه يوم القيامة
"Ketahuilah barangsiapa menzhalimi orang kafir mu'ahad atau merendahkannya atau
memberatkannya di luar batas kemampuannya atau mengammbil sesuatu darinya
tanpa kerelaan dirinya, maka aku akan menjadi musuhnya pada hari qiyamah." [Sunan
Abu Dawud no.3052. Dishohihkan Al-Muhaddits Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits
Ash-Shohihah no.445 dan Ghoyah Al-Marom no.471]
7. Jangan tumpahkan darah dan rampas harta mereka
Nabi Muhammad berkata,
من قتل معاهدا لم يرح رائحة الجنة، وإن رحيها ليوجد من مسرية أربعني عاما
"Barangsiapa membunuh kafir mu'ahad, tidak akan mencium wanginya surga. Padahal
wanginya dapat tercium dari jarak perjalanan 40 tahun." [Hadits shohih dalam Shohih
Al-Bukhori no.3166] Alloh berfirman, artinya, "Janganlah kalian membunuh jiwa yang
diharomkan Alloh (dibunuh) kecuali dengan sebab yang benar." [Al-Qur`an suroh Al-
An'am ayat no.151]
8. Aplikasikan prinsip al-wala` (loyalitas) dan al-baro` dalam konsep Islam
Alloh berfirman, artinya, "Kamu tidak akan menemukan kaum yang beriman kepada
Alloh dan hari akhir, yang saling berloyalitas dengan orang-orang yang menentang
Alloh dan RosulNya, sekalipun orang-orang itu adalah bapak-bapak, atau anak-anak,
atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka." [Al-Qur`an suroh Al-Mujadilah ayat
no.22]
9. Jangan caci-maki tuhan-tuhan mereka
10. Menimba Islam kepada orang-orang nonmuslim. Bolehkah?
Sejak beberapa tahun yang lalu, bermunculan seruan dan ide menimba ilmu Islam
dari barat. Bahkan banyak dari kalangan orang-orang yang dianggap intelektual
muslim merupakan lulusan dari universitas-universitas barat untuk mengkaji Islam.
Ketika seusia anak SMA dulu, saya pernah masuk ke sebuah mall di Surabaya. Sejak di
bangku SMP hobi saya membaca buku-buku Islam. Spontan saja, zona yang pertama
kali saya kunjungi adalah toko buku. Belum masuk ke dalam toko buku di mall tersebut
saya tercengang melihat sebuah banner. Banner tersebut berisi slogan, "Belajar Islam
kepada nonmuslim." Dalam hati saya terheran-heran. Betapa rusaknya slogan itu.
17 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
Beberapa saat sebelum menyelesaikan makalah ini, saya bongkar-bongkar
perpustakaan pribadi saya. Saya menemukan sebuah pembahasan menarik tentang
haromnya mengkaji dan menimba ilmu Islam dari nonmuslim. Saya jadi teringat
dengan peristiwa di atas. Dalam pembahasan itu dicantumkan penuturan salah seorang
sahabat Nabi bernama 'Abdulloh bin 'Abbas. Berikut penuturannya, "Bagaimana kalian
bertanya tentang sesuatu (terkait ilmu Islam—pen) kepada ahli kitab6 sedangkan kitab
kalian (yakni Al-Qur`an—pen) yang diturunkan kepada Rosululloh shollalloh 'alaih wa
sallam adalah yang terbaru, kalian membacanya (dan Al-Qur`an dalam kondisi masih—
pen) otentik/murni, tanpa ada campuran. Alloh telah berkata kepada kalian bahwa ahli
kitab telah mengganti kitab Alloh dan mengubahnya dan menulisnya dengan tangan-
tangan mereka, lalu mereka mengatakan, 'ini dari Alloh.' Dengan tujuan untuk
mendapat keuntungan yang sebetulnya sedikit. Bukankah Alloh telah melarang kalian
bertanya kepada mereka setelah datangnya ilmu, Al-Qur`an, ini? Kalian jangan bertanya
kepada mereka. Demi Alloh, tidak pernah kami lihat seorang pun dari ahli kitab yang
menanyakan kepada kalian tentang kitab yang Alloh turunkan kepada kalian." [Shohih
Al-Bukhori XXII:349]
Di dalam pembahasan itu juga dicantumkan uraian dari Ibnu Mas'ud, "Janganlah
kalian bertanya kepada ahli kitab tentang sesuatu, karena mereka tidak akan
menunjukkan kalian ke jalan yang benar. Sungguh mereka telah tersesat, boleh jadi
kalian akan mendustakan kebenaran atau membenarkan kebatilan." [Tafsir Ath-Thobari
XX:49]
11. Kita tidak boleh menyerupai orang kafir/nonmuslim (tasyabbuh) dalam hal yang
merupakan kekhususan, adat, ibadah, tingkah laku dan akhlak mereka, kecuali
bila hal itu sudah dihalalkan Nabi dan memang benar-benar sangat dibutuhkan.
Nabi Muhammad berkata, من تشبه بقوم فهو منـهم "Barangsiapa menyerupai suatu kaum (dengan sengaja) maka ia termasuk golongan mereka." [Hadits shohih dalam Sunan
Abu Dawud no.4031. Dishohihkan Al-Muhaddits Al-Albani dalam Shohih Al-Jami'
no.6149]
Sebagai contoh, kita tidak boleh melakukan aktivitas Yoga. Beberapa jam sebelum
saya menyelesaikan tulisan ini, saya menemukan keterangan menarik tentang Yoga.
Ternyata Yoga merupakan salah satu dari 6 ajaran dalam filsafat Hindu, yang menitik-
beratkan pada aktivitas meditasi, dimana seeorang memusatkan seluruh pikirannya
untuk mengontrol panca inderanya dan tubuhnya secara keseluruhan yang bertujuan
6 Para ahli tafsir Al-Qur`an bersepakat bahwa ahli kitab adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani,
sebagaimana dijelaskan oleh Al-Imam Asy-Syaukani dalam buku tafsirnya Fat-h Al-Qodir V:444.
18 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
untuk melakukan penyatuan dengan alam dan Sang Pencipta. Yoga juga berarti
menundukkan diri pada matahari, karena nama lain Yoga adalah Sastanga Surya
Namaskar.
Maka dari itu Majelis Fatwa Nasional, Indonesia, menetapkan haromnya Yoga bagi
kaum muslimin. Sebetulnya masih banyak alasan mengapa Yoga harom bagi umat
Islam. Oleh karena itu seorang muslim tidak boleh melakukan aktivitas Yoga.
[Diadaptasi dari www.wikipedia.org;
http://english.islamweb.net/ver2/Fatwa/ShowFatwa.php/lang=E&Id=85297&Option=Fa
twaId; www.bbc.co.uk].
Sebagai contoh lagi, menggunakan nama-nama orang kafir. Ini tidak boleh karena
menggunakan nama-nama orang kafir itu berarti kita menyerupai mereka, sedangkan
kita masih memiliki nama-nama yang Islami dan kita tidak ada keterpaksaan untuk
menggunakan nama-nama orang kafir.
Namun jika kita terpaksa menyerupai kaum nonmuslim, tapi kita melakukannya itu
untuk kebaikan yang lebih besar maka kita boleh menyerupai mereka. Seperti
memanfaatkan komputer untuk menulis karya ilmiah Islam, menggunakan mobil untuk
perjalanan, menggunakan pengeras suara untuk kajian Islam, berolah raga yang tidak
mengandung kesyirikan, dan sebagainya.
12. Kita tidak boleh berdomisili di daerah orang kafir dan tidak mau berdomisili di
daerah kaum muslim untuk menyelamatkan dinnya sendiri. Senada dengan firman
Alloh dalam Al-Qur`an suroh An-Nisa` ayat no.97-98. Dan tidak boleh bepergian di
daerah orang kafir dengan tujuan untuk bersenang-senang.
13. Kita tidak boleh meminta bantuan kepada orang kafir, menaruh kepercayaan
kepada mereka, menyerahkan jabatan yang mengurusi urusan kaum muslim
kepada mereka, menjadikan mereka sebagai penasehat dan orang kepercayaan.
Selaras dengan firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh Ali 'Imron ayat no.118.
14. Kita tidak boleh menggunakan sistem penanggalan orang kafir, khususnya
penanggalan yang memuat musim-musim dan hari raya-hari raya mereka, seperti
penanggalan masehi. Hal ini karena ternyata, nama-nama bulan dalam penanggalan
masehi sebetulnya merupakan nama-nama dewa. Jika kita menggunakannya sama
artinya kita membiarkan budaya mereka tetap ada. Sedangkan kita telah memiliki
sistem penanggalan sendiri yaitu penanggalan hijriyyah yang dicetuskan oleh 'Umar bin
19 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
Al-Khoththob. Lantas kenapa kita meninggalkannya, tidak bangga dengannya, malah
menggunakan sistem penanggalan kaum nonmuslim?
15. Kita tidak boleh ikut serta dalam perayaan hari raya orang kafir, membantu
pelaksanaan perayaan tersebut, mengucapkan selamat hari raya kepada mereka,
menghadiri perayaan tersebut. Karena itu kalau kita mengikuti perayaan mereka
berarti kita suka dengan agama mereka. Nabi tidak pernah mengikuti perayaan orang-
orang kafir. Maka kita tidak boleh mengikuti perayaan orang-orang kafir. Anehnya
pernah seorang yang dianggap sebagai intelektual muslim menghadiri acara ruwatan di
sebuah Keraton, padahal dalam prosesi ruwatan itu dihadirkan seekor kerbau bernama
Kyai Slamet dan ada ritual-ritual syirik.
16. Kita tidak boleh memuji dan menyanjung pengetahuan, teknologi, dan peradaban
orang kafir dan mengagumi perilaku dan kecanggihan mereka, tanpa
memperhatikan kepercayaan dan agama mereka yang batil dan rusak,
bergantung pada mereka. Sesuai dengan firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh Thoha
ayat no.131. Akan tetapi hal ini bukan berarti kaum muslimin tidak boleh mengambil
ilmu, industri, bisnis, teknologi, dan lainnya, dari mereka, bahkan hal ini dituntut, asal
tidak melanggar konsep-konsep Islam. (Lihat Al-Qur`an suroh Al-Anfal ayat no.60).
Karena pada dasarnya, manfaat-manfaat di dunia ini semuanya diperuntukkan bagi
orang-orang beriman. (Lihat Al-Qur`an suroh Al-Baqoroh ayat no.29).
17. Kita tidak boleh memintakan ampun kepada Alloh bagi orang kafir dan berkasih-
sayang dengan mereka. Sesuai dengan firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh At-
Taubah ayat no.113 dan suroh Al-Mujadalah ayat no.22.
18. Kita tidak boleh bekerja sama dengan nonmuslim untuk memerangi umat Islam.
19. Membalas kebaikan mereka kepada kita.
Jika mereka berbuat baik kepada anda, maka balaslah dengan kebaikan dan
barangsiap yang berbuat zhalim dan melampaui batas, maka tolaklah kezhalimannya.
[Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah III:166] Aisyah, istri Nabi, mengisahkan, bahwa Nabi
Muhammad adalah orang yang menerima hadiah dan memberikan sesuatu sebagai
balasannya. [Mukhtashor Asy-Syama`il Al-Muhammadiyyah, kar. Al-Muhaddits Al-
Albani, no.317]
20. Melansir berita dari orang kafir. Bolehkah?
Suatu saat kita melihat tayangan televisi siaran dari luar negeri. Terkadang
menayangkan berita tentang IPTEK. Terkadang juga mereka menayangkan berita-berita
20 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com
dunia Islam, bahkan seluk-beluk fikih Islam. Bolehkah kita langsung comot saja berita-
berita mereka?
1. Jika berita yang mereka terkait Islam, maka kita tidak boleh sama sekali
menyebarkannya, kecuali jika berita itu sesuai dengan Al-Qur`an dan As-Sunnah dan
atau tidak bertentangan dengan keduanya. Sebagai bukti, Rosululloh pernah
membenarkan perkataan seorang Yahudi tentang Alloh, karena memang perkataan
orang Yahudi tersebut benar. [Shohih Al-Bukhori XV:14]
2. Jika berita itu tidak ada kaitannya dengan Islam, misalnya terkait berita-berita
kehidupan dunia ini, maka sikap kita adalah tidak membenarkan dan tidak
mendustakannya, kecuali jika telah dilakukan riset dan verifikasi yang ternyata
terbukti kebenarannya. "Janganlah membenarkan ahli kitab dan jangan
mendustakannya dan katakanlah, 'Aku beriman kepada Alloh dan apa yang
diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepadamu." [Shohih Al-Bukhori
XXII:348].
Berita dari kaum fasiq saja kita diperintahkan oleh Alloh untuk melakukan
riset dan verifikasi terhadapnya (sebagaimana dalam Al-Qur`an suroh Al-Hujurot
ayat no.6), apatah lagi dengan berita dari orang-orang kafir yang otomatis tidak
mungkin terlepas dari maksiat. Tentu kita harus lebih kritis dan jangan asal comot.
Pemuda yang lebih dikenal dengan nama pena Brilly El-Rasheed, memiliki minat
yang tinggi di bidang jurnalistik Islam. Banyak tulisan-tulisannya yang sudah
dimuat di majalah-majalah Islam nasional dan lokal. Tidak sedikit karyanya yang
diterbitkan dalam format buletin jum’at. Lulus dari Madrasah Aliyah Negeri
Lamongan, penulis kini sedang menempuh S1 Manajemen Pendidikan di
Universitas Negeri Surabaya sembari menimba ilmu di Pesantren Mahasiswa
Thaybah, Surabaya. Di pesantren itu, penulis yang bernama asli Brilly Yudho
Willianto dipercaya menjadi pimred buletin Thaybah dan penulis tetap di
www.thaybah.or.id. Buah pikirannya juga bisa dibaca dan diunduh di
quantumfiqih.blogspot.com dan quantumfiqih.wordpress.com. Format dakwah
yang disajikannya ia sebut dengan brand Quantum Fiqih, menunjuk sebuah
metode studi Islam yang mengintegrasikan berbagai kajian fiqih dengan
aksentuasi Tazkiyah An-Nafs.
COPYRIGHT© 1429 BY BRILLY EL-RASHEED