ISSN : 1979-9101
MELATI
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI
Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan
Lamongan JL. Ahmad Dahlan Lamongan Telp/Fax (0322) 315 987
Terbit tiga kali setahun (April, Agustus dan Desember): 1979-9101 berisi tentang hasil
penelitian, gagasan konseptual, kajian dan aplikasi teori, resensi buku dan tulisan praktis
dalam bidang Ilmu Ekonomi.
Pelindung/Penasehat
Drs. H. Munadji
(Ketua BPH PT Muhammadiyah Lamongan)
Drs. H. Mustofa Nur, MM
(Ketua STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan)
Ketua Pengarah:
Dr. H. Masram, MM., M.Pd., MMKes
Drs. Arfian Mudayan, SE., M.Pd
Ketua Penyunting:
Dr. Hj. Mu’ah, MM., M.Pd
Penyunting Pelaksana:
Drs. Sugeng Utomo., M.Pd
Drs. Matali, MM
Annita Mahmudah, SE., S.Pd., M.Ak
Drs. Salamun, M.Pd
Drs. Maghfur, M.Pd
Drs. Sukahar, MM
Dra. Yulis Saidah, M.Pd
Heti Nur Aini, SE., M.Si
Drs. H. Muhammad Mahbub, MM
Penyunting Ahli/Mitra Bestari:
Dr. Supriyanto, MM (Dosen FE-Universitas Negeri Malang)
Dr. Anang Kistyanto, MM (Dosen FE-Universitas Negeri Surabaya
Alamat Penyunting Pelaksana dan Tata Usaha: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH.
Ahmad Dahlan Lamongan, JL. KH. Ahmad Dahlan Lamongan, Telp/Fax (0322) 315987.
Jurnal ini diterbitkan di bawah pembinaan Ketua BPH PT Muhammadiyah Lamongan (Drs.
H. Munadji) dan Ketua STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan (Drs. H. Mustofa Nur, MM).
ISSN: 1979-9101
DAFTAR ISI
Pengaruh Promosi Penjualan Dan Kualitas Terhadap Keputusan Pembelian 1
Rumah Di Joko Tingkir Residence Lamongan
Erna Nur Faizah STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan Akuntansi
Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Persediaan Barang Terhadap Minat Beli Konsumen 7
Di Jaya Cell Lamongan
Suryani Yuli Astuti STIE KH.Ahmad Dahlan Lamongan Akuntansi
Pengaruh Kepemimpinan Perempuan Terhadap Kualitas Akademik Pada Akper 14
Pemkab Lamongan
Abdul Majid STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan Manajemen
Pengaruh Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Tingkat Kepuasan Pengguna Perpustakaan 20
(Study Di Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Lamongan)
Ardiansyah Ahsanul Hayat STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan Manajemen
Hubungan Kualitas Produk, Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Tabungan Britama 28
Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Lamongan Manajemen
Darianto STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan Manajemen
Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli 35
Daerah Kabupaten Lamongan Tahun 2013-2015
Rina STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan Perpajakan
1
PENGARUH PROMOSI PENJUALAN DAN KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN RUMAH DI JOKO TINGKIR RESIDENCE LAMONGAN
ERNA NUR FAIZAH
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh promosi penjualan dan kualitas
terhadap keputusan pembelian rumah di Joko Tingkir Residence Lamongan. Data yang
digunakan bersumber dari user perumahan Joko Tingkir Residence Lamongan dengan
menggunakan metode Random Sampling dalam pemilihan responden. Jumlah sampel 52 user
perumahan Joko Tingkir Residence Lamongan.
Metode pengolahan data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian ini secara parsial menunjukan bahwa promosi penjualan berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian sebesar 0.339 atau 33.9%, kualitas berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian sebesar 0.591 atau 59.1%. secara simultan promosi
penjualan dan kualitas berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sebesar 66.2%
dan sisanya 33.8% di pengaruhu oleh faktor – faktor lain yang tidak termasuk dalam analisis
regresi ini.
Kata Kunci: Promosi Penjualan, Kualitas dan Keputusan Pembelian
PENDAHULUAN
Dalam perkembangan dunia yang
semakin maju dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat menyebabkan pengaruh yang cukup
besar dalam berbagai segi kehidupan, baik
sosial, ekonomi atau bisnis, politik, hukum
serta agama.
Dari berbagai perubahan yang
terjadi saat ini kehidupan ekonomi bisnis
mengalami perubahan yang cukup pesat,
sebagai contoh permasalahan sekarang
bagi banyak perusahaan baik perusahaan
yang bergerak di bidang produk barang
maupun jasa bukan lagi masalah produk
saja melainkan dari itu yaitu masalah
pemasaran, karena pemasaran merupakan
kegiatan yang paling utama bagi
perusahaan baik perusahaan kecil (home
industry) maupun perusahaan besar juga
bagi pengusaha properti.
Bila suatu perusahaan kita
misalkan tubuh manusia maka kegiatan
pemasaran atau marketing merupakan
kerja jantung manusia. Dengan kata lain
apabila kerja jantung terganggu maka
terganggulah saluran tubuh dan apabila
jantung berhenti maka meninggalah
manusia tersebut. Dari pendapat ini
kegiatan pemasaran merupakan kegiatan
yang paling penting dalam perusahaan dan
yang paling diperlukan bagi kelangsungan
hidup perusahaan.
Salah satu usaha yang menjanjikan
saat ini adalah bisnis yang bergerak dalam
bidang properti. Kebutuhan di bidang
perumahan ini digunakan untuk memenuhi
kebutuhan penduduk yang diakibatkan
oleh peningkatan jumlah penduduk dari
waktu ke waktu, untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat di bidang
perumahan diperlukan kawasan hunian
atau biasa disebut dengan kawasan
perumahan.
Dalam usaha menentukan langkah
- langkah maju agar sesuai dengan tujuan
perusahaan yaitu untuk memperoleh
keuntungan semaksimal mungkin dengan
potensi dan kemampuan yang maksimal,
salah satu usaha yang harus dilakukan
2
untuk mencapai tujuan tersebut adalah
dengan melakukan kegiatan promosi.
Perusahaan harus melakukan
kegiatan promosi untuk memperkenalkan
dan memasarkan produk, promosi
merupakan kegiatan perusahaan dalam
usahanya untuk berkomunikasi dengan
konsumen. Dengan adanya komunikasi
diharapkan ada tanggapan dari konsumen
atas produk yang ditawarkan, tanggapan
ini oleh konsumen bisa di kategorikan
dalam kesiapan pembeli yaitu
pengetahuan, keyakinan dan pembelian.
Sektor properti (konstruksi dan
bangunan) telah tumbuh menjadi industri
yang terbesar. Bangunan mencerminkan
share yang besar dari asset individu,
organisasi dan bangsa. Sektor ini
merupakan penyedia pekerjaan, bahan
bangunan dan proses konstruksi, serta juga
memiliki dampak terhadap kesehatan dan
keselamatan pekerja konstruksi dan orang-
orang yang tinggal dan bekerja di
bangunan (Hatta, 2011).
Kualitas bangunan menjadi
penting karena menyangkut keselamatan
penghuni rumah tinggal pada saat
digunakan oleh konsumen. Kualitas
merupakan sebuah kebutuhan utama dalam
sebuah proyek konstruksi. Kualitas saat ini
sudah tidak lagi diartikan sebagai sebuah
pengertian tradisional dimana sebagai
suatu pemenuhan (reconformance)
terhadap suatu persyaratan, melainkan
dikaitkan sebagai suatu produk/hasil yang
dapat memuaskan konsumen.
Ketika proyek konstruksi
berlangsung, berbagai tahapan proses yang
di lalui seperti inisiasi (inisiating),
perencanaan (planning),
pengerjaan/palaksanaan (executing),
pengontrolan (controlling) dan penutupan
(closing) tidak luput dari sebuah penjagaan
kualitas (management quality) agar dapat
menghasilkan output yang optimal.
Tahapan dalam penjagaan sebuah
kualitas agar tetap berada pada sebuah
standar baku yang telah ditetapkan,
menjadi sebuah penekanan terpenting
dalam keberlangsungan sebuah proyek
konstruksi. Tahapan tersebut diantaranya:
pada tahap perencanaan diperlukan sebuah
prosedur perencanaan kualitas (quality
planning), tahap pelaksanaan diperlukan
sebuah jaminan kualitas (quality
assurance), tahap evaluasi diperlukan
sebuah pengontrolan terhadap kualitas
(quality control) dan tahap penjagaan serta
pengembangan mutu (quality
improvement). Kontrol kualitas adalah
merupakan pekerjaan penting dalam suatu
manajemen proyek konstruksi (Latif,
2009)
Bertitik tolak dari pemikiran diatas
maka penelitih tertarik untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh promosi dan
kualitas terhadap penjualan rumah di
“Joko Tingkir Residence” yang terletak di
Desa Deket Kulon Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan. Lokasi perumahan
yang sangat strategis terletak di dekat jalan
raya Babat - Surabaya menjadikan
penghuni perumahan mudah untuk
bepergian ke pusat kota lamongan atau
keluar kota. Keberadaan Perumahan Joko
Tingkir Residence menjadi solusi
kebutuhan tempat tinggal terutama bagi
mereka yang menginginkan hunian di
tengah kota tapi masih dengan nuansa
alami, mengingat perumahan ini dibangun
di atas lahan yang masih dikelilingi areal
persawahan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif atau
kualitatif research yaitu jenis penelitian
yang berusaha menentukan teori, yaitu
teori subtantif atau formal, yang semuanya
jelas berasal dari data (Sadjana,
1996:160).
Data penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif deskriptif. Metode
3
statistik deskriptif ialah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan
cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2008:147). Penelitian
deskriptif disini menggunakan metode
survei yaitu penyelidikan yang diadakan
untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-
gejala yang ada dan mencari ketrangan-
keterangan secara faktual, baik tentang
institusi sosial, ekonomi atau politik dari
suatu kelompok ataupun suatu daerah
(Nazir, 1988:65).
Populasi dalam penelitian ini
adalah pembelian rumah di joko tingkir
residence lamongan sebanyak 52 orang.
Tehnik penganbilan sampel menggunakan
Random sampling
HASIL PENELITIAN
DISKRIPSI VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel Promosi Penjualan (X1)
Tabel tanggapan responden terhadap
Variabel Promosi Penjualan (X1)
menunjukkan bahwa sebagian
besar user yang memberikan tanggapan
bahwa Joko Tingkir Residence
memberikan karakteristik promosi
penjualan yang baik, user menilai
karakteristik promosi penjualan yang
diberikan berjumlah 53.85% dengan
frekuensi 28 user. Kemudian dalam
memberikan tanggapan terhadap kekuatan
dan kelemahan promosi yang diberikan
kepada user Joko Tingkir, user
memberikan tanggapan bahwa kekuatan
dan kelemahan promosi yang diberikan
pihak Joko Tingkir adalah baik dengan
jumlah 55,77% dengan frekuensi 29 user.
Kemudian penilaian user terhadap alat –
alat promosi di perumahan Joko Tingkir
yaitu sangat baik dengan jumlah 69,23%
dengan frekuensi 36 user.
2. Variabel Kualitas (X2)
Tabel tanggapan responden terhadap
Variabel Kualitas (X2)
menunjukkan bahwa sebagian besar user
yang memberikan tanggapan bahwa
perumahan Joko Tingkir Residence
memberikan performa yang baik kepada
para user dengan jumlah 48,08% yang
memiliki frekuensi 25 user. Kemudian user
memberikan tanggapan yang sangat baik
terhadap konformasi dengan jumlah
73,08% dengan frekuensi 38 user.
Mengenai daya tahan produk user juga
memberikan tangggapan yang baik dengan
jumlah 57,69% dan frekuensi 30 user.
Dengan demikian dapat dikatakan
menunjukkan pengakuan yang baik
mengenai kualitas perumahan. Maka user
akan merasa nyaman tinggal di kawasan
perumahan Joko Tingkir Residence
Lamongan.
3. Keputusan Pembelian (Y)
Tabel tanggapan responden terhadap
Variabel Keputusan Pembelian (Y)
menunjukkan bahwa user
memberikan tanggapan yang sangat baik
terhadap pengenalan kebutuhan sebelum
melakukan pembelian dengan jumlah
55,77% dengan frekuensi 29 user.
Penilaian baik terhadap pencarian
informasi sebelum memutuskan pembelian
berjumlah 42,31% dengan frekuensi 22
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
P1 13 28 11 0 0 210 25.00 53.85 21.15 0.00 0.00 100.00
P2 13 29 10 0 0 211 25.00 55.77 19.23 0.00 0.00 100.00
P3 6 36 10 0 0 204 11.54 69.23 19.23 0.00 0.00 100.00
625 100.00
sumber: data yang diolah, 2015
TOTAL TOTAL
totalSKOR
NO totalPERSENTASE (%)
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
P1 15 25 12 0 0 211 28.85 48.08 23.08 0.00 0.00 100.00
P2 11 38 3 0 0 216 21.15 73.08 5.77 0.00 0.00 100.00
P3 18 30 4 0 0 222 34.62 57.69 7.69 0.00 0.00 100.00
649 100.00TOTAL TOTAL
Sumber: Data yang diolah, 2015
totalSKOR
NO TOTALPERSENTASE (%)
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
P1 8 29 15 0 0 201 15.38 55.77 28.85 0.00 0.00 100.00
P2 16 22 14 0 0 210 30.77 42.31 26.92 0.00 0.00 100.00
P3 16 30 6 0 0 218 30.77 57.69 11.54 0.00 0.00 100.00
629 100.00TOTAL TOTAL
Sumber: Data yang diolah, 2015
totalSKOR
NO TOTALPERSENTASE (%)
4
user. Sedangkan untuk evaluasi alternatif
user memberikan penialian yang sangat
baik dengan jumlah 57,69% frekuensi 30
user.
HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS I
Untuk menguji pengaruh variabel Promosi
penjualan dan kualitas terhadap kepuasan
pembelin rumah di joko tingkir residence
lamongan. Dengan menggunakan uji t atau
parsial. Apabila nilai thitung > ttabel maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya
apabila thitung < ttabel maka Ho diterima Ha
ditolak maka pengujian hiposesis secara
parsial dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Variabel
t
hitung
t
table
Keterangan
X1 3,488 2,01 Signifikan
X2 5,112 2,01 Signifikan
a) Pengaruh Promosi Penjualan (X1)
terhadap Keputusan Pembelian (Y)
1. Nilai thitung = 3.488
Tingkat signifikan =5% dengan
derajat bebas (degree of freedom/df) =
(n-2) = 52-2 = 50
Ttabel = 2/ = (0,025 : 50) ≈ 2.01
2. Kesimpulan :
Karena thitung lebih besar dari ttabel pada
tingkat = 5% maka H0 ditolak dan
H1 diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel promosi penjualan(X1)
secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian (Y).
b) Pengaruh Kualitas (X2) Terhadap
Keputusan Pembelian (Y)
1. Nilai thitung = 5.112
Tingkat signifikan = 5% dengan
derajat bebas (degree of freedom/df) =
(n-2) = 52-2 = 50
Ttabel = 2/ = (0,025 : 50) ≈ 2.01
2. Kesimpulan :
Karena thitung lebih besar dari ttabel
pada tingkat = 5% maka H0 ditolak
dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel kualitas(X2) secara
parsial berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian (Y).
UJI HIPOTESIS II
Untuk menguji pengaruh variabel Promosi
penjualan dan kualitas terhadap kepuasan
pembelin rumah di joko tingkir residence
lamongan.. Dengan menggunakan uji F
Atau simultan. Apabila nilai Fhitung > Ftabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel maka Ho
diterima Ha ditolak maka pengujian
hiposesis secara simultan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regress
ion 81.142 2 40.571
48.04
6 .000a
Residua
l 41.377 49 .844
Total 122.519 51
a. Predictors: (Constant),
VAR00003, x1
b. Dependent Variable:
y
Dilihat dari tabel diatas diperoleh
gambaran bahwa nilai Fhitung sebesar
48,046 sedangkan nilai Ftabel sebesar
3,17. Angka ini didapat dari tabel F
dengan nilai v1 sebesar 2 sebagai residual
dan v2 sebesar 49 sebagai df (derajat
kebebasan) dengan taraf kesalahan 0,05
(5%). Oleh karena Fhitung lebih besar dari
Ftabel pada tingkat = 5% (48,046 >
3,17) maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel X1
dan X2 secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap (Y).
5
Adapun langkah – langkah dalam uji F
adalah :
1. Nilai Fhitung = 48.046
Ftabel (df pembilang/k ; df penyebut/ n-
(k+1)
Ftabel (2 ; 49 ; 0.05%) = 3,17
2. Kesimpulan
Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel
pada tingkat = 5% (48.046 > 3.17)
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal
ini menunjukkan bahwa variabel X1
promosi penjualan, X2 Kualitas, secara
simultan berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian (Y).
PEMBAHASAN
Dilihat dari variabel promosi
penjualan dan kualitas, ada dua yang
signifiksn terhadap pergerakan
keputusan pembelian, sehingga dapat
dijelaskan tisp variabel sebagia berikut
:
1. Dari variabel promosi penjualan
terdapat pengaruh positif terhadap
keputusan pembelian rumah Joko
Tingkir yang berarti dengan
meningkatnya variabel promosi
penjualan sebesar satu poin maka
keputusan pembelian akan naik 0.339
poin dengan catatan variabel kualitas
tetap. Menurut Fajar Laksana
(2008:134) promosi penjualan adalah
suatu kegiatan komunikasi yang dapat
membentuk kesadaran informasi
tertentu, dan selanjutnya memberikan
pengaruh untuk melakukan sesuatu
yang diharapkan seperti realisasi
pembelian. Berdasarkan hasil
penelitian ini, jika nilai promosi
penjualan meningkat maka tingkat
keputusan pembelian akan naik.
2. Dari variabel kualitas terdapat
pengaruh yang positif terhadap
keputusan pembelian itu berarti
dengan meningkatnya variabel
kualitas sebesar satu poin maka
keputusan pembelian akan naik
sebesar 0.591 poin dengan catatan
variabel keputusan pembelian tetap.
Sesuai dengan teori Kotler dan
Amstrong (2008) menyatakan kualitas
produk adalah salah satu yang paling
diandalkan oleh seorang pemasar
dalam memasarkan suatu produk.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008)
menyebutkan bahwa semakin baik
kualitas produk yang dihasilkan maka
akan memberikan kesempatan kepada
konsumen untuk melakukan
pembelian. Berdasarkan penelitian ini
menunjukkan bahwa kualitas
berpengaruh terhadap keputusan
pembelian, semakin baik/tinggi
kualitas maka keputusan pembelian
terhadap rumah semakin tinggi pula.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan setelah dilakukan
pengujian mengenai pengaruh
promosi penjualan dan kualitas
terhadap keputusan pembelian rumah
Joko tingkir Residence, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa :
1. Secara parsial disimpulkan bahwa
promosi penjualan berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian rumah Joko Tingkir
Residence Lamongan.
2. Secara parsial disimpulkan bahwa
kualitas berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian rumah
Joko Tingkir Residence Lamongan.
3. Secara serentak variabel promosi
penjualan dan kualitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian rumah Joko
Tingkir Residence Lamongan.
SARAN
Dari pembahsan dan kesimpulan diatas
maka dapat diperoleh saran sebagai berikut
1. Bahwa variabel promosi penjualan
berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian. Maka
diharapkan kepada pihak Joko Tingkir
6
Residence agar tetap memperhatikan
strategi promosi penjualan yang lebih
baik agar user semakin yakin untuk
memutuskan pembelian.
2. Bagi pihak Joko Tingkir Residence
Lamongan untuk hal kualitas haruslah
diperhatikan dan ditingkatkan agar
user semakin yakin dan nyaman untuk
tinggal dan memutuskan pembelian
rumah di Joko Tingkir Residence.
3. Diharapkan penelitian ini dapat
digunakan sebagai acuan bagi
penelitian selanjutnya dengan variable
yang lain. Variabel yang lebih banyak
seperti variabel harga sehingga
penelitian dapat berkembang dan
dapat mengungkap lebih banyak
permasalahan yang dapat
mempengaruhi keputusan Pembelian
rumah Joko Tingkir Residence.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,2006, Prosedur Penelitian,
Rineka Cipta Jakarta.
Assauri,sofjan.2008 Manajemen Produksi
Dan Operasi (edisi revisi).
Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Indonesia: Depok-Jawa
barat.
Cholid Narbuko Dan Abu Achmadi. 2001
Metodelogi Penelitian,Bumi
Aksara, Jakarta.
Ghozali, imam 2005. Aplikasi analisis
multivariate dengan program
SPSS. Gramedia
Kotler, Philip & Gery Armstrong, 1997,
Alih Bahasa; Alexander Sindoro,
Penyunting; Benyamin Molan,
Dasar-dasar Pemasaran, Edisi
Jilid dua, Prenhalindo,
Kotler, Philip 2007, Alih Bahasa:
Benyamin Molan; Penyunting:
Bambang Sarwiji, SE;
Manajemen Pemasaran, edisi 12
Jilid 2; PT.INDEKS, Jakarta.
Kotler, Philip dan killer,2009, manajemen
pemasaran,edisi 13 jilid 1.
Jakarta.
Kotler, Philip dan killer,2009,manajemen
pemasaran,edisi 13 jilid 2.
Jakarta.
Ratih hurriyati,2008. Bauran Pemasaran
dan Loyalitas
Konsumen,alfabeta,Bandung.
Santoso Singgih, 2002, Statistik
Parametrik,Cetakan Ketiga, PT.
Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Santoso Singgih,2002,Mengolah Data
Statistik Secara Professional,Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Sumarwan,ujang.2003.Prilaku konsumen,
Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran. Galia Indonesia,
Jakarta.
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis,
Cetakan keenam, Bandung :
Penerbit CV. Alfabeta.
Sugiyono.2008.Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan
R&D.Bandung Alfabeta.
Sugiyono.2009. Metode Penelitian
Kuantitatif Dan Kualitatif.CV.
Alfabeta:Bandung.
Umar, Husein, 2005, Metode Penelitian
Untuk Skipsi dan Tesis Bisnis, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
7
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN PERSEDIAAN BARANG TERHADAP
MINAT BELI KONSUMEN DI JAYA CELL LAMONGAN
SURYANI YULI ASTUTI
ABSTRAK
Dalam menjalankan usaha, hal yang perlu diperhatikan dalam menarik minat beli
konsumen adalah sanggup memberi kesan yang baik sebelum menjual barang, kesan yang
dapat membentuk suatu pandangan baik terhadap perusahaan melalui pelayanan yang
diberikan, perusahaan juga harus mampu memberikan suatu permintaan barang/keinginan
konsumen sesuai dengan apa yang dibutuhkan dengan adanya persediaan barang. Jika
terdapat pelayanan yang baik dan penyediaan barang yang sangat bagus maka dapat menarik
minat beli konsumen
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh dari kualitas pelayanan dan
persediaan barang terhadap minat beli konsumen, menggunakan teknik Total Sampling
dengan mengambil keseluruhan total populasi untuk dijadikan sampel penelitian. Data dari
penelitian ini merupakan hasil dari kuesioner yang telah disebarkan. Sumber datanya berasal
dari data primer yang diolah oleh peneliti diperoleh dari tanggapan responden atas pertanyaan
yang diberikan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner, yang kemudian diolah melalui editing, coding, scoring dan tabulating. Analisa
yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.
Dari data primer yang diperoleh dilakukan pngujian dan dapat diketahui bahwa
kedua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan dan persediaan barang sama-sama
mempunyai pengaruh yang positif terhadap minat beli konsumen di Jaya Cell Lamongan
pada tahun
Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Persediaan Barang, Minat Beli Konsumen
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi, persaingan bisnis
semakin ketat. Pemberian kualitas
pelayanan yang baik bisa menjadi salah
satu cara untuk menarik perhatian
konsumen agar bisnis bisa terus
berkembang. Memberikan pelayanan yang
baik sudah menjadi tanggung jawab
perusahaan untuk menarik minat
konsumen. Tanpa adanya pelayanan yang
baik, perusahaan tidak mungkin bisa
mendapatkan banyak konsumen dalam
bisnisnya.
Customer merupakan sumber
penjualan ulang, testimonial dan acuan.
Sebuah customer relations dapat tertuang
dalam kegiatan pelayanan yang diberikan
kepada customer. Dalam pelayan inilah
customer dapat merasakan sebuah kegiatan
langsung dan nyata atas perhatian dan
penghargaan kepada mereka atas
berlangsungnya sebuah perusahaan.
Pelayanan merupakan salah satu usaha
yang dapat dijadikan dasar untuk membuat
perbedaan dengan perusahaan lain. Bentuk
pelayanan yang dilakukan perusahaan
yang satu dapat berbeda dengan
perusahaan lain. Setiap perusahaan
berusaha menarik minat konsumen agar
kemudian menjadi konsumen yang loyal.
Diperlukan adanya strategi khusus untuk
menghadapi persaingan yang ada yaitu
dengan melakukan komunikasi pemasaran.
Memang banyak perusahaan yang
sudah sadar mengenai pentingnya
pelayanan yang baik terhadap konsumen
8
sebagai salah satu bentuk tanggung
jawabnya. Namun terkadang, tidak sedikit
perusahaan yang kurang memperhatikan
mengenai hal ini. Mereka menganggap
kualitas produk jauh lebih penting.
Memang kualitas dari produk juga menjadi
hal yang penting, namun pelayanan
tersebut tidak kalah pentingnya dengan
kualitas produk. Sebaik-baiknya kualitas
produk yang ditawarkan, jika tanpa adanya
pelayanan yang baik, belum tentu
konsumen tertarik untuk membeli produk
tersebut. Bisa jadi konsumen justru
membeli produk dari perusahaan lain yang
memiliki kualitas produk tidak jauh
berbeda namun memiliki kualitas
pelayanan yang sangat memuaskan. Dan
pada akhirnya, perusahaan pun akan
kehilangan konsumennya. Untuk itulah
kualitas pelayanan yang baik memang
sangat diperlukan dalam bisnis sebagai
salah satu bentuk tanggung jawabnya.
Disamping itu pengendalian
persediaan barang juga merupakan salah
satu masalah yang sering dihadapi oleh
suatu perusahaan, dimana sejumlah barang
diharapkan dapat diperoleh pada tempat
dan waktu yang tepat, dengan harga yang
murah. Persediaan barang diperlukan
karena dalam pengadaan barang
dibutuhkan sejumlah waktu untuk proses
pemesanan barang. Sehingga akhirnya
menimbulkan permintaan dalam suatu
perusahaan, maka permintaan suatu barang
yang datang diharapkan dapat dipenuhi
dengan segera pada saat adanya
permintaan barang yang dilakukan
konsumen.
Menurut Martani (2012:245)
Persediaan merupakan salah satu aset yang
penting bagi suatu entitas baik bagi
perusahaan ritel, manufaktur, jasa, maupun
entitas lainnya. Menurut Ristono (2009)
inventory atau persediaan (stok baranng)
adalah suatu teknik untuk manajemen
material yang berkaitan dengan
persediaan. Manajemen material dalam
investory dilakukan dengan beberapa input
yang digunakan yaitu: permintaan yang
terjadi (demand) dan biaya - biaya yang
terkait dengan penyimpanan serta biaya
apabila terjadi kekurangan persediaan
(shortage). Sistem penjualan dan stok
barang merupakan bagian yang penting
dalam pengoperasiaan suatu perusahaan,
baik perusahaan manufaktur maupun
perusahaan dagang. Pembuatan atau
pengaturan sistem penjualan berpengaruh
pada tingkat penerimaan pendapatan
perusahaan, dan minat beli serta rasa
kepuasan konsumen terhadap suatu
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan
harus benar - benar mengawasi dan
mengendalikan kegiatan penjualan serta
stok barang dengan menerapkan sistem
yang memadai, sehingga target penjualan
dapat dicapai karena minat beli konsumen
yang semakin meningkat.
Menurut Kotler dan Keller
(2003:181), minat beli konsumen adalah
sebuah perilaku konsumen dimana
konsumen mempunyai keinginan dalam
membeli atau memilih suatu produk,
berdasarkan pengalaman dalam memilih
menggunakan dan mengkonsumsi atau
bahkan menginginkan suatu produk. Minat
beli diperoleh dari suatu proses belajar dan
proses pemikiran yang membentuk suatu
persepsi. Minat yang muncul dalam
melakukan pembelian menciptakan suatu
motivasi yang terus terekam dalam
benaknya dan mernjadi suatu kegiatan
yang sangat kuat, yang pada akhirnya
ketika seorang konsumen harus memenuhi
kebutuhannya mereka akan
mengaktualisasikan apa yang ada di dalam
benaknya itu. Perilaku pembelian dari
konsumen merupakan hal yang sangat
penting untuk dipelajari dan diperhatikan
oleh para peritel saat ini. Perilaku
pembelian adalah proses pengambilan
keputusan dan tindakan seseorang dalam
pembelian dan penggunaan produk
tertentu. Minat beli konsumen bisa dilihat
dari keinginan untuk membeli barang,
intensitas dalam pembelian barang, dan
tindakan merekomendasikan pembelian
9
barang kepada orang lain. Oleh sebab itu,
para pengusaha harus mampu membuat
beberapa strategi yang mampu menarik
banyak konsumen untuk percaya terhadap
perusahaan tersebut.
Jaya Cell Lamongan merupakan
sebuah usaha yang bergerak dibidang
perdagangan dan jasa. Salah satu usaha
yang menyediakan berbagai assesoris dan
spare part handphone, perusahaan ini
juga melayani jasa service berupa
perbaikan hardware dan software.
Mempunyai letak yang strategis, yaitu di
tepi jalan, sehingga mudah dijangkau oleh
alat transportasi. Jaya Cell memiliki tata
ruang yang rapi, nyaman, menyediakan
barang yang cukup lengkap dan harga
yang ditawarkan sebanding dengan mutu
dan kualitas barang yang ditawarkan.
Ketika memasuki, para konsumen bisa
merasakan keramahan dari para pegawai
sehingga membuat para konsumen lebih
nyaman untuk melakukan pembelian.
Untuk itulah Jaya Cell harus berusaha
semaksimal mungkin untuk memberikan
pelayanan sesuai dengan yang diinginkan
dan dibutuhkan oleh para pelanggan.
Pemberian atau pelayanan jasa yang
diberikan mungkin dapat mengalami
kegagalan dalam memberikan kepuasan
kepada para pelanggan apabila retail tidak
mengetahui bentuk layanan yang
sesungguhnya yang diinginkan pelanggan
dan membuat daya tarik sendiri untuk
menarik minat para konsumennya.
Hal pertama yang harus
diperhatikan dalam menarik minat beli
konsumen yakni harus sanggup memberi
kesan yang baik sebelum menjual barang,
kesan yang dapat membentuk suatu
pandangan baik terhadap perusahaan,
suatu perusahaan juga akan menentukan
citra perusahaan itu sendiri. Jika
perusahaan dilengkapi dengan sebuah
pelayanan yang ramah, ruangan yang
nyaman, penyejuk udara, dan artistik
penggunaan warna cat dinding yang sejuk,
semuanya menunjukkan suasana
perusahaan yang berkualitas. Selain itu
perusahaan harus mampu memberikan
suatu permintaan barang/keinginan
konsumen sesuai dengan apa yang
dibutuhkan, ketika konsumen tersebut
mendapatkan apa yang mereka inginkan
maka tidak menutup kemungkinan untuk
mnimbulkan minat beli para konsumen
yang lebih meningkat lagi dari
sebelumnya.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif atau
kualitatif research yaitu jenis penelitian
yang berusaha menentukan teori, yaitu
teori subtantif atau formal, yang semuanya
jelas berasal dari data (Sadjana, 1996:160).
Data penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif deskriptif. Metode
statistik deskriptif ialah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan
cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi (Sugiyono,
2008:147). Penelitian deskriptif disini
menggunakan metode survei yaitu
penyelidikan yang diadakan untuk
memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala
yang ada dan mencari ketrangan-
keterangan secara faktual, baik tentang
institusi sosial, ekonomi atau politik dari
suatu kelompok ataupun suatu daerah
(Nazir, 1988:65).
Populasi dalam penelitian ini adalah
Konsumen di Jaya Cell Lamongan
sebanyak 60 pelanggan tetap.
HASIL PENELITIAN
DISKRIPSI VARIABEL
PENELITIAN
1. Variabel Kualitas Pelayanan (X1
Tabel tanggapan responden terhadap
Kualitas Pelayanan (X1)
10
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
P1 19 20 21 0 0 238 31.67 33.33 35.00 0.00 0.00 100.00
P2 18 32 10 0 0 248 30.00 53.33 16.67 0.00 0.00 100.00
P3 16 33 11 0 0 245 26.67 55.00 18.33 0.00 0.00 100.00
P4 9 43 8 0 0 241 15.00 71.67 13.33 0.00 0.00 100.00
P5 34 22 4 0 0 270 56.67 36.67 6.67 0.00 0.00 100.00
1242 100.00
total
TOTAL TOTAL
SKORNO TOTAL
PERSENTASE (%)
jawaban 60 responden dapat
diketahui jawaban responden
berkaitan dengan pernyataan bukti
fisik kualitas pelayanan yang telah
diberikan, jumlah jawaban responden
yang memilih setuju yaitu sebanyak
20 responden atau 33,33%, responden
yang menjawab sangat setuju yaitu 19
responden atau 31,67%
Pada pernyataan keandalan
pelayanan yang diberikan sudah sesuai
keinginan responden, jumlah
responden banyak memilih netral
yaitu sebanyak 10 responden atau
16,67%, jumalah responden dengan
jawaban sangat setuju yaitu 18
responden atau 30,00% dan jawaban
seuju yaitu 32 responden atau 53,33%.
Pada pernyatan mengenai
ketanggapan memberikan informasi
dengan cepat dan tepat responden
dengan jawaban netral sebanyak 11
responden atau 18,33%, jawaban
paling banyak yaitu setuju dengan
jumlah 33 responden atau 55,00%.
Pada pernyataan pelayanan dan
pegetahuan karyawan yang terjamin
kepercayaannya, jawaban netral 8
responden atau 13,33% dan banyak
jawaban setuju yaitu 43 responden
atau 71,67% sedangkan jawaban
sangat setuju 9 responden atau
15,00%.
Pada pernyataan pemahaman
responden dengan jawaban setuju
yaitu 22 responden atau 26,67%,
jawaban paling banyak yaitu sangat
setuju sebanyak 34 responden atau
56,67% yang memilih jawaban netral
yaitu 4 responden atau 6,67%.
2. Variabel Persediaan Barang (X2)
Tabel tanggapan responden terhadap
Variabel Persediaan Barang (X2)
jawaban 60 responden dapat
diketahui jawaban responden
berkaitan dengan pernyataan
persediaan barang mampu
memenuhi kebutuhan, jumlah
responden yang memilih setuju yaitu
9 responden atau 15,00%, banyak
yang memilih jawaban netral yaitu
30 responden atau 50,00%
menjawab tidak setuju, sedangkan
jawaban sangat setuju 21 responden
atau 35,00%. Pada pernyataan
mengenai jumlah dan harga baramg
persediaan responden dengan
jawaban setuju yaitu 33% atau
55,00% sedangkan responden yang
memilih sangat setuju yaitu 12
responden atau 20,00%. Jawaban
netral sebanyak 15 responden atau
25,00%. Pada pernyataan kepastian
jangka waktu pemesanan barang,
jumlah responden paling banyak
memilih setuju yaitu 28 responden
atau 46,67%, jawaban sangat setuju
sebanyak 18 responden atau 30,00%.
Respoden dengan jawaban netral
sebanyak 14 responden atau 23,33%.
Pada pernyataan pemesanan barang
dapat memenuhi kebutuhan
responden, jawaban lebih banyak
memilih setuju yaitu 35 responden
atau 58,33%, jawaban sangat setuju
19 responden atau 31,67%, dan
jawaban netral sebanyak 6 responden
atau 10,00%. Pada pernyataan
kualitas barang, jawaban sangat
setuju 16 responden atau 26,67%,
jawaban setuju 41 responden atau
68,33%, jawaban netral 3 responden
atau 5,00% dan untuk jawaban tidak
setuju dan sangat tidak setuju yaitu 0
responden atau 0,00%.
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
P1 21 9 30 0 0 231 35.00 15.00 50.00 0.00 0.00 100.00
P2 12 33 15 0 0 237 20.00 55.00 25.00 0.00 0.00 100.00
P3 18 28 14 0 0 244 30.00 46.67 23.33 0.00 0.00 100.00
P4 19 35 6 0 0 253 31.67 58.33 10.00 0.00 0.00 100.00
P5 16 41 3 0 0 253 26.67 68.33 5.00 0.00 0.00 100.00
1218 100.00
total
TOTAL TOTAL
SKORNO TOTAL
PERSENTASE (%)
11
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
P1 17 32 11 0 0 246 28.33 53.33 18.33 0.00 0.00 100.00
P2 20 27 13 0 0 247 33.33 45.00 21.67 0.00 0.00 100.00
P3 14 44 2 0 0 252 23.33 73.33 3.33 0.00 0.00 100.00
P4 23 32 5 0 0 258 38.33 53.33 8.33 0.00 0.00 100.00
P5 13 46 1 0 0 252 21.67 76.67 1.67 0.00 0.00 100.00
1255 100.00
total
TOTAL TOTAL
SKORNO TOTAL
PERSENTASE (%)
3. Variabel Minat Beli Konsumen (Y)
Tabel tanggapan responden terhadap
Variabel Minat Beli Konsumen (Y)
pernyataan minat transaksional
(pembelian), jawaban paling banyak
setuju yaitu 32 responden atau
53,33%, jawaban sangat setuju 17
responden atau 28,33% dan
responden yang memilih jawaban
netral sebanyak 11 responden atau
18,33%.
Pada pernyataan minat
referensial, jumlah responden
memilih jawaban netral yaitu 13
responden atau 21,67%. Jawaban
sangat setuju yaitu 20 responden
atau 33,33% dan paling banyak
memilih setuju yaitu 27 responden
atau 45,00%.
Pada pernyataan minat
prerefensial atau tidak
mereferensikan, responden yang
memilih jawaban netral 2 responden
atau 3,33%, memilih jawaban setuju
sebanyak 44 responden atau
72,33%% dan paling memilih
jawaban sangat setuju yaitu 14
responden atau 23,33%.
Pada pernyataan minat untuk
selalu mencari informasi, jawaban
responden yang memilih setuju yaitu
32 responden atau 53,33%
sedangkan jawaban sangat setuju
sebanyak 23 responden atau 38,33%
dan jawaban netral yaitu 5 responden
atau 8,33%.
Sedangkan untuk pernyataan
minat pembelian ulang, reaponden
memilig jawaban netral sebanyak 1
responden atau 1,67%, responden
yang memilih setuju sebanyak 46
responden atau 76,67% dan jawaban
sangat setuju 13 responden atau
21,67%.
HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS I
Untuk menguji Pengaruh Kualitas
Pelayanan dan Persediaan Barang
Terhadap Minat Beli Konsumen di Jaya
Cell Lamongan Tahun 2015. Dengan
menggunakan uji t atau parsial. Apabila
nilai thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Sebaliknya apabila thitung < ttabel
maka Ho diterima Ha ditolak maka
pengujian hiposesis secara parsial dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Adapun langkah-langkah dalam uji t
adalah :
1) Pengaruh Kualitas Pelayanan
(X1) terhadap Minat Beli
Konsumen (Y)
1. Nilai thitung = 4,590
Tingkat signifikan = 5%
dengan derajat bebas (degree
of freedom/df) = (n-2) = 60-2 =
58
ttabel = 2/ = (0,025 : 58) ≈
2,001
2. Kesimpulan :
Karena thitung lebih besar dari
ttabel pada tingkat = 5%
maka H0 ditolak dan H1
diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel Kualitas
Pelayanan (X1) secara parsial
berpengaruh signifikan
terhadap Minat Beli Konsumen
(Y).
VARIABEL t hitung t tabel KETERANGAN
X1 Kualitas
Pelayanan 4,590 2,001 Signifikan
X2
Persediaan
Barang
3,920 2,001 Signifikan
12
2) Pengaruh Persediaan Barang (X2)
terhadap Minat Beli Konsumen
(Y).
1. Nilai thitung = 3,920
Tingkat signifikan = 5%
dengan derajat bebas (degree
of freedom/df) = (n-2) = 60-2 =
58
ttabel = 2/ = (0,025 : 58) ≈
2,001
2. Kesimpulan :
Karena thitung lebih besar dari
ttabel pada tingkat = 5%
maka H0 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel
Persediaan Barang (X2) secara
parsial berpengaruh signifikan
terhadap Minat Beli Konsumen
(Y).
UJI HIPOTESIS II
Untuk menguji Pengaruh Kualitas
Pelayanan dan Persediaan Barang
Terhadap Minat Beli Konsumen di Jaya
Cell Lamongan Tahun 2015. Dengan
menggunakan uji F Atau simultan. Apabila
nilai Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel
maka Ho diterima Ha ditolak maka
pengujian hiposesis secara simultan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regressi
on 236.997 2 118.499 83.454 .000a
Residual 80.936 57 1.420
Total 317.933 59
a. Predictors: (Constant), Persediaan Barang (X2),
Kualitas Pelayanan (X1)
b. Dependent Variable: Minat Beli
Konsumen (Y)
Dapat diperoleh gambaran bahwa
nilai F hitung sebesar 83,454 sedangkan
nilai F tabel sebesar 3,17, angka ini
didapat dari tabel F dengan nilai v1
sebesar 2 sebagai residual dan v2
sebesar 57 sebagai df (derajat
kebebasan) dengan taraf kesalahan 0,05
(5%),
Adapun langkah-langkah dalam uji F
adalah :
1. Nilai Fhitung = 83,454
Ftabel (df pembilang/k ; df
penyebut/ n-(k+1)
Ftabel (2 ; 57; 0.05) = 3,17
2. Kesimpulan :
Karena Fhitung lebih besar dari
Ftabel pada tingkat = 5%
(83,454 > 3,17) maka H0
ditolak dan H1 diterima. Hal
ini mampu menunjukkan
bahwa variabel
Kualitas Pelayanan (X1) dan
Persediaan Barang (X2) secara
simultan berpengaruh
signifikan terhadap minat beli
konsumen (Y), sehingga
hipotesis pertama teruji
kebenarannya.
PEMBAHASAN
dapat dilihat dari variabel kualitas
pelayanan dan persediaan barang dua -
duanya signifikan terhadap pergerakan
minat beli konsumen, sehingga dapat
dijelaskan tiap-tiap variabel sebagai
berikut:
a. Dari variabel kualitas pelayanan
mempunyai pengaruh yang positif
terhadap minat beli konsumen yang
berarti dengan meningkatnya kualitas
pelayanan sebesar satu poin maka
minat beli konsumen akan mengalami
peningkatan sebesar 0,462 poin,
dengan asumsi variabel bebas yang
lain tetap.
Melalui hasil perhitungan yang telah
dilakukan diperoleh nilai t hitung
sebesar 4,590 dengan taraf
13
signifikansi hasil sebesar 0,000
tersebut lebih kecil dari 0,05, yang
berarti bahwa hipotesis dalam
penelitian ini menerima Ha dan
menolak Ho. Pengujian ini secara
statistik membuktikan bahwa kualitas
pelayanan berpengaruh positif
terhadap minat beli konsumen.
Artinya bahwa ada pengaruh antara
variabel kualitas pelayanan terhadap
minat beli konsumen di Jaya Cell
Lamongan.
Kenyataan ini sesuai dengan teori
yang ada, bahwa kualitas pelayanan
penting untuk meningkatkan
profitabilitas dari kesuksesan
perusahaan (Aydin Ozer dalam
Retansa, 2009).
b. Variabel persediaan barang
mempunyai hubungan yang positif
dengan minat beli konsumen yang
berarti apabila persediaan barang
meningkat satu poin, maka minat beli
akan mengalami peningkatan sebesar
0,378 poin dengan asumsi variabel
asumsi variabel bebas yang lain tetap.
Dari hasil perhitungan yang telah
dilakukan diperoleh nilai t hitung
sebesar 3,90 dengan taraf signifikansi
hasil sebesar 0,000 tersebut lebih kecil
dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis
dalam penelitian ini menerima Ha dan
menolak Ho. Pengujian ini secara
statistik membuktikan bahwa
persediaan barang berpengaruh positif
terhadap minat beli konsumen.
Artinya bahwa ada pengaruh antara
variabel persediaan barang terhadap
minat beli konsumen di Jaya Cell
Lamongan.
Kenyataan ini sesuai dengan teori
yang ada, produk/barang adalah segala
sesuatu yang bisa ditawarkan kepada
sebuah pasar agar diperhatikan,
diminta, dipakai atau dikonsumsi
sehingga mungkin memuaskan
keinginan, minat atau kebutuhan
konsumen (Kottler dalam Saputra,
2008).
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah
diuraikan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengujian hipotesis telah
membuktikan terdapat pengaruh
antara kualitas pelayanan dengan
minat beli konsumen. Pengujian
membuktikan bahwa kualitas
pelayanan memiliki pengaruh positif
terhadap minat beli konsumen.
Jadi jika kualitas pelayanan
mendapatkan tanggapan yang positif
dari konsumen maka akan
menghasilkan kepuasan konsumen
dan selanjutnya akan menimbulkan
loyalitas. Sehingga perusahaan akan
berusaha agar pelayanan yang
diberikan dapat melebihi harapan
pelanggan, maka akan meningkat
minat untuk membeli ulang dan
mereferensikan haal yang baik kepada
orang lain.
2. Hasil pengujian hipotesis telah
membuktikan terdapat pengaruh
antara persediaan barang dengan
minat beli konsumen. Pengujian
membuktikan bahwa persediaan
barang memiliki pengaruh positif
terhadap minat beli konsumen.
Jadi jika persediaan barang
mendapatkan tanggapan yang positif
dari konsumen karena dapat
memenuhi kebutuhannya dan
perusahaan berusaha agar persediaan
barangnya yang disediakan dapat
melebihi harapan pelanggan, maka
akan meningkat minat konsumen
untuk melakukan pembelian.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah
dilakukan maka saran yang dapat
diberikan dalam penelitian ini yaitu:
1. Bahwa variabel kualitas pelayanan
berpengaruh signifikan terhadap
14
minat beli konsumen. Maka
diharapkan kepada pihak Jaya Cell
Lamongan agar tetap memperhatikan
lebih baik agar kosumen merasa
nyaman dan berminat untuk
melakukan pembelian.
2. Bagi pihak Jaya Cell Lamongan
untuk hal persediaan barang haruslah
diperhatikan dan ditingkatkan agar
konsumen semakin terpenuhi
kebutuhannya dan akhirnya timbul
minat dan keyakinan untuk
melakukan pembelian di Jaya Cell
Lamongan.
3. Diharapkan penelitian ini dapat
digunakan sebagai acuan bagi
penelitian selanjutnya dengan
variabel yang lain. Variabel yang
lebih banyak seperti variabel tempat
yang strategis, promosi penjualan
dan kualitas barang sehingga
penelitian dapat berkembang dan
dapat mengungkap lebih banyak
permasalahan yang dapat
mempengaruhi minat beli konsumen
di Jaya Cell Lamongan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,2006, Prosedur Penelitian,
Rineka Cipta Jakarta.
Assauri,sofjan.2008 Manajemen Produksi
Dan Operasi (edisi revisi).
Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Indonesia: Depok-Jawa
barat.
Cholid Narbuko Dan Abu Achmadi. 2001
Metodelogi Penelitian,Bumi
Aksara, Jakarta.
Ghozali, imam 2005. Aplikasi analisis
multivariate dengan program
SPSS. Gramedia
Kotler, Philip & Gery Armstrong, 1997,
Alih Bahasa; Alexander Sindoro,
Penyunting; Benyamin Molan,
Dasar-dasar Pemasaran, Edisi
Jilid dua, Prenhalindo,
Kotler, Philip 2007, Alih Bahasa:
Benyamin Molan; Penyunting:
Bambang Sarwiji, SE;
Manajemen Pemasaran, edisi 12
Jilid 2; PT.INDEKS, Jakarta.
Kotler, Philip dan killer,2009, manajemen
pemasaran,edisi 13 jilid 1.
Jakarta.
Kotler, Philip dan killer,2009,manajemen
pemasaran,edisi 13 jilid 2.
Jakarta.
Ratih hurriyati,2008. Bauran Pemasaran
dan Loyalitas
Konsumen,alfabeta,Bandung.
Santoso Singgih, 2002, Statistik
Parametrik,Cetakan Ketiga, PT.
Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Santoso Singgih,2002,Mengolah Data
Statistik Secara Professional,Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Sumarwan,ujang.2003.Prilaku konsumen,
Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran. Galia Indonesia,
Jakarta.
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis,
Cetakan keenam, Bandung :
Penerbit CV. Alfabeta.
Sugiyono.2008.Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan
R&D.Bandung Alfabeta.
Sugiyono.2009. Metode Penelitian
Kuantitatif Dan Kualitatif.CV.
Alfabeta:Bandung.
Umar, Husein, 2005, Metode Penelitian
Untuk Skipsi dan Tesis Bisnis, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
15
PENGARUH KEPEMIMPINAN PEREMPUAN TERHADAP KUALITAS
AKADEMIK PADA AKPER PEMKAB LAMONGAN
ABDUL MAJID
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan perempuan
terhadap kualitas akademik pada Akepr Pemkab Lamongan. Pengujuan data dilakukan
dengan kuesioner yang dinalasis dengan uji Regresi Linier Sederhana dengan bantuan SPSS
18.0 for windows
Berdasarkan pengujian hipotesis dengan uji thitung sebesar 4.617 dan ttabel sebesar 2.01
sehingga thitung > ttabel (4.617 > 2.01) pada α 5% sehingga disimpulkan bahwa kepemimpinan
peremuan (X) berpengaruh secara signifikan (nyata) terhadap kualitas akademik (Y) pada
Akeper Pemkab Lamongan
Kata Kunci: Kepemimpinan, Kualitas.
PENDAHULUAN Setiap manusia pada hakikatnya
adalah pemimpin minimal mampu
memimpin dirinya sendiri. Setiap organisasi
harus ada pemimpinnya, yang secara ideal
dipatuhi dan disegani bawahannya. Oleh
karena itu harus ada seorang pemimpin yang
memerintah bawahannya, mengarahkan dan
mempengaruhi bawahannya dalam mencapai
tujuan individu, kelompok, dan
organisasinya. Kesempatan menjadi
pemimpin itu terbuka kepada siapa pun baik
itu laki-laki maupun sebagai perempuan.
Salah satu impian yang diperjuangkan oleh
gerakan perempuan adalah bertambahnya
pemimpin perempuan. Terbukanya
kesempatan kepada perempuan sebagai
pemimpin, berarti terbuka pula
Kesempatan perempuan untuk
mengambil bagian dalam pengambilan
keputusan. Selama ini, pemimpin hampir
selalu dikaitkan dengan sifat laki-laki atau
maskulin yang menunjukkan laki-laki hampir
selalu mengambil keputusan secara dominan.
Perempuan mempunyai peranan dalam
pengambilan keputusan ini. Namun
perannya hanya sebagai orang kedua,
subordinat. Dalam hal ini perempuan belum
secara otomatis mendapatkan hak dan
kedudukan yang sama dengan laki-laki.
Perempuan yang dijadikan sebagai
subordinat terhadap laki-laki akan
menghasilkan ketidakadilan gender.
Untuk meningkatkan kedudukan dan
peran perempuan, dapat digunakan
pendekatan gender, yang didasarkan pada
keyakinan bahwa laki-laki dan perempuan
mempunyai peran yang sama termasuk
dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat
dan bernegara. Berdasakan pendekatan
kesetaraan gender, harus dicegah
kesenjangan hak, kedudukan, dan peranan
laki-laki dan perempuan.
Hakekat peningkatan peran
perempuan adalah meningkatkan kedudukan,
peranan, kemampuan, kemandirian dan
ketahanan mental spritual perempuan.
Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan
hakekat tersebut adalah dengan pendekatan
Women In Development (WID) dimana
perempuan dilibatkan dalam pembangunan
disamping bertujuan meningkatkan
kemandirian dan kemampuannya sehingga
dapat mengejar ketertinggalannya dari laki-
laki. Pendekatan lain yang digunakan adalah
Gender and Development (GAD) dimana
perempuan dan laki-laki secara bersama
sama menjadi subyek dan obyek
pembangunan.
Didalam pembangunan di Indonesia,
perempuan mempunyai peran yang cukup
besar mengingat jumlah wanita di Indonesia
lebih besar dibandingkan jumlah laki-laki.
16
Namun dalam kenyataannya, wanita kurang
dapat berperan aktif disebabkan kondisi
kurangnya peluang dan kesempatan yang
sama seperti peluang dan kesempatan yang
dimiliki oleh laki-laki. Walaupun sebenarnya
perempuan mempunyai peran yang strategis
baik dalam keluarga maupun lingkungannya.
Beberapa peran strategis yang dimiliki
perempuan antara lain : Peranan dalam
keluarga, dimana perempuan sebagai
pendidik utama dalam keluarga yang
membantu menciptakan keluarga yang
sejahtera. Selain itu perempuan juga berperan
dalam menopang kelangsungan hidup
keluarga yaitu dengan semakin banyaknya
perempuan yang bekerja untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya.
Perempuan sebagai ibu juga sangat
berperan besar dalam hal pendidikan anak
karena pendidikan yang pertama didapatkan
anak adalah dari keluarga sendiri terutama
dari ibu. Pada dewasa ini, perempuan sebagai
pemimpin institusi pendidikan sudah sering
kita temukan baik itu kepala sekolah dasar
sampai kepala sekolah menengah atas.
Menurut Mien Ratoe Oedjoe (dalam Usman
2006) bahwa kepemimpinan kepala sekolah
merupakan salah satu faktor yang mendorong
sekolah untuk mencapai tujuan secara efektif
dan efisien. Oleh karena itu, dituntut
keefektifan kepemimpinan, baik perempuan
maupun laki-laki sebagai kepala sekolahnya.
Kepemimpinan perempuan sebagai kepala
sekolah berlangsung secara efektif..
Beberapa karakteristik keefektifan
kepemimpinan kepala sekolah tampak dalam
menyusun visi, misi, tujuan dan sasaran
sekolah serta mensosialisasikannya kepada
warga sekolah guna mendapat dukungan
warga sekolah. Perempuan sebagai kepala
sekolah mampu bekerja sesuai dengan
program sekolah, serta mampu menjalin
hubungan kerja yang harmonis baik dengan
orang tua siswa maupun dengan masyarakat.
Perempuan sebagai kepala sekolah mampu
mempergunakan kepemimpinannya didalam
menjalin komunikasi dua arah antara sekolah
dan orang tua serta masyarakat sehingga
terwujud kerja sama yang harmonis.
Perempuan mempunyai kemampuan,
kekuatan, keberanian dan hati untuk
memimpin masyarakat, bisnis, organisasi
nirlaba, serta kelompok orang. Kantor hukum
Dickstein Shapiro di Amerika Serikat
melaporkan bahwa pada tahun 1994, ketika
mereka mempunyai 63 pengacara perempuan
dari 213 orang secara keseluruhan,
keuntungan per partner adalah 364 ribu dolar
per tahun. Pada tahun 2004, ketika jumlah
perempuan bertambah menjadi 122 dari total
363 orang pengacara, keuntungan perpartner
naik menjadi 815 ribu dolar. Para eksekutif
disana percaya pemimpin perempuan
memberikan sumbangan yang besar karena
perempuan mempunyai kecenderungan lebih
besar untuk berkonsultasi dengan orang lain,
mampu melakukan beberapa pekerjaan
sekaligus dengan nyaman, dan mencari
pendekatan yang lebih bersifat kerjasama,
(Frankel 2006:5)
Di Indonesia, perempuan sebagai
pemimpin telah berlangsung terutama pada
profesi tenaga akademis, keperawatan dan
usaha-usaha kesejahteraan sosial. Persepsi
yang mengatakan bahwa kepemimpinan hanya
didominasi laki-laki tidak sepenuhnya benar
karena pada saat ini sudah banyak pemimpin-
pemimpin perempuan yang menunjukkan
kemampuannya. Sebagai contoh, Megawati
yang sudah menjadi presiden RI, Miranda
Gultom yang menjadi Deputi BI, dan ada
banyak lagi para pemimpin perempuan yang
sudah dipercaya menempati jabatan strategis
dalam perusahaan besar seperti Yuanita Rohali
yang menjadi Direktur Keuangan PT. Bakrie
& Brothers Tbk.(Kompas 2007)
.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan
survei, Singarimbun dan Efendy (2005)
menyatakan bahwa “Survei merupakan
penelitian yang mengambil sampel dari satu
populasi dengan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data yang pokok
dan secara umum menggunakan metode
statistik”
Berdasarkan jenis masalah yang diteliti,
jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif
17
karena adanya hipotesis yang akan diuji
menggunakan alat uji statistik. Wibiosono
(2003), menyatakan bahwa “Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang
mempunyai tujuan utama untuk
menggambarkan karakteristik sebuah populasi
atau sebuah fenomena yang sedang terjadi,
tetapi harus mengutamakan akurasi”.
Adapun sifat penelitian ini adalah
penelitian eksplanatory (explanatory research).
Menurut Singarimbun (2005), “Penelitan
eksplanatory adalah penelitian yang
menjelaskan atau menyoroti hubungan antar
dua variabel penelitian dan menguji
heipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Akper Pemkab Lamongan II – VI
tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 229
0rang. Sampel diambil dengan menggunakan
metode Proportionate Stratified Random yaitu
metode penarikan sampel acak secara
proporsional untuk setiap kelompok strata
dalam populasi.
Jumlah sampel yang diambil adalah 20%
dari populasi yaitu mahasiswa. Menurut Gay
(Umar,2000:50) sampel dapat diambil sebesar
20% apabila populasi terlalu kecil. Jumlah ini
sudah dianggap 17epresentative dan dapat
mewakili populasi.
Tingkat Jumlah Populasi
Jumlah Sampel
II 94 20 IV 74 15 VI 61 12
Jumlah Responden
229 47
Model analisis data yang digunakan
dalam hipotesis ini adalah analisis Model
Regresi Linear sederhana
HASIL PENELITIAN Tanggapan responden atas variabel
Kepemimpinan perempuan
Tabel 4.2 Tanggapan Responden Atas Variabel
Kepemimpinan perempuan
N
o
Menunjuk
an
Kuesioner
Katagori %
SS S RG TS ST
S
Tot
al
1 X.1 8.5 70.2 12.8 4.2 4.3 100
2 X.2 8.5 70.2 19.1 0 2.2 100
3 X.3 6.4 63.8 19.2 8.5 2.1 100
4 X.4 12.8 57.4 17 8.5 4.3 100
5 X.5 8.5 80.8 6.4 0 4.3 100
6 X.6 6.4 61.7 21.3 8.5 2.1 100
7 X.7 12.8 59.6 17 8.5 2.1 100
8 X.8 25.6 61.7 10.6 0 2.1 100
9 X.9 17 63.8 12.8 4.3 2.1 100
1
0
X.10 10.6 61.7 19.1 4.3 4.3 100
Rata-rata 11.7
1
65.0
9
15.5
3
4.6
8
2.9
9
100
Penjelasan responden tentang
Kepemimpinan perempuan yang ada di Akper
Lamongan Lamongan pada table 4.2 adalah
rata-rata 11.71% responden menjawab Sangat
Setuju, 65.09% responden menjawab setuju,
15,53% menjawab Ragu, 4,68% menjawab
tidak setuju dan 2.99% menjawab sangat tidak
setuju.
Tanggapan responden atas Kualitas
Akademik
Tabel 4.3 Tanggapan Responden Atas Kualitas
Akademik
N
o
Menunjuk
an
Kuesioner
Katagori %
SS S RG TS ST
S
Tot
al
1 Y.1 14.9 63.8 2.1 17.
0
2.2 100
2 Y.2 19.1 61.7 14.9 0 4.3 100
3 Y.3 17.0 63.8 12.8 4.3 2.1 100
4 Y.4 10.6 61.7 19.1 4.3 4.3 100
Rata-rata 15.4
0
62.7
5
12.2
3
6.4
0
3.2
3
100
Penjelasan responden tentang Kualitas
Akademik yang ada di Akper Lamongan
Lamongan pada table 4.3 adalah rata-rata
15,40% responden menjawab sangat setuju,
62.75% responden menjawab setuju, 12.23%
menjawab ragu, 6,40% menjawab tidak setuju
dan 3.23% menjawab sangat tidak setuju.
Regresi Liner Sederhana
Tabel 4.6 Koefisiensi Regresi Liner Sederhana
Coefficientsa
Model Unstandardi
zed Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 (Constant) 6.288
1.946
3.231
.002
18
Kepemimpinan Perempuan
.237 .051 .567 4.617
.000
1.000 1.000
a. Dependent Variable: Kualitas Akademik
Sumber : Hasil penelitian, 2014 (data
diolah)
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dituliskan
persamaan regresi linier berganda sebagai
berikut :
Y = 6.288 + 0.237 X1 + e
Hasil persamaan regresi linier berganda
menunjukkan bahwa jika dilakukan perubahan
Kepemimpinan perempuan (X1), kearah
perubahan yang lebih baik maka hal ini akan
menyebabkan perubahan kepada Kualitas
Akademik di Akper Pemkab Lamongan (Y).
Uji Hipotesis
Pengaruh Kepemimpinan perempuan
terhadap Kualitas Akademik di Akper
Pemkab Lamongan Lamongan
Dari Tabel 4.13 di atas diperoleh nilai
thitung dari setiap variabel independen dalam
penelitian ini. Nilai thitung dari setiap variabel
independen akan dibandingkan dengan nilai
ttable dengan menggunakan tingkat kepercayaan
(confidence interval) 95% atau α = 0,05 maka
diperoleh nilai ttabel 2,01.
Hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukkan bahwa variabel Kepemimpinan
perempuan (X1) memiliki nilai thitung (4.617) >
nilai ttabel (2,01), maka keputusannya adalah
menerima Ha dan H0 ditolak. Hal ini berarti
variabel Kepemimpinan perempuan
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas
Akademik di Akper Lamongan Pemkab
Lamongan
PEMBAHASAN
Hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukkan bahwa variabel Kepemimpinan
perempuan (X1) memiliki nilai thitung (4.617) >
nilai ttabel (2,01), maka keputusannya adalah
menerima Ha dan H0 ditolak. Hal ini berarti
variabel Kepemimpinan perempuan
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas
Akademik di Akper Lamongan Lamongan
Lamongan
Sunarto (2007) meneliti “Pengaruh
Gaya Kepemimpinan Perempuan Terhadap
Kepuasan Kerja Pada PT. Asuransi Sinar Mas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kepemimpian perempuan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan
kerja karyawan.
Pemimpin perempuan mengindikasikan bahwa
mereka cenderung berperilaku model
manajemen transformatif dan partisipatif.
Pemimpin perempuan tampil bekerja secara
koperatif dan memberdayakan koleganya serta
memfungsikan team work secara efektif.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
Ada pengaruh kepemimpinan perempuan
terhadap kualitas akademik Akper Lamongan
SARAN 1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan
bagi Akper Pemkab Lamongan dalam
meningkatkan kualitas akademik.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan
bagi peneliti dalam mengembangkan hal-
hal yang berhubungan dengan manajemen
khususnya pengaruh kepemimpinan
perempuan terhadap kualitas Akademi
Akper Pemkab Lamongan
3. Sebagai tambahan khasanah penelitian
bagi Program Studi Manajemen Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi KH Ahmad Dahlan
Lamongan.
4. Sebagai referensi atau perbandingan bagi
peneliti selanjutnya yang akan melakukan
penelitian di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA Bush, Tony dan Marianne Coleman. 2006.
Leadership and Strategic
Manajemen In Education.
19
Manajemen Strategis
Kepemimpinan Pendidikan.
IRCiSoD, Jogjakarta
Brotohasojo, Hartanto. 2005. Psiklogi
Ekonomi & Konsumen. Bagian
Psikologi Industri dan Organisasi
Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia, Bogor
Danim, Sudarwan. 2003. Menjadi Komunitas
Pembelajar :
epemimpinanTransformational
Dalam Komunitas Organisasi
Pembelajaran. Bumi Akasara,
Jakarta.
Fakih, Mansour. 2004. Analisis Gender dan
Transformasi Sosial. Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Frankel, Lois P. 2007. See Jane Lead 99 Kiat
Sukses : Memimpin Bagi
Perempuan. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Kartono, Kartini. 2002. Psikologi Sosial
Untuk Manajemen, Perusahaan
dan Industri. Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Kartono, Kartini 2005. Pemimpin dan
Kepemimpinan. PT.Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Kompas Minggu Edisi 17 Juni 2007. Hal.20
Murniati, A.Nunuk P.2004. Getar Gender.
Yayasan Indonesia Tera, Magelang
Nawawi, Hadari dan Martini Hadari.
Kepemimpinan Yang Efektif.
Pedoman teknis Penyusunan
Perencanaan Pembangunan
Berperspektif Jender. Kantor
Menteri Negara Peranan Wanita,
Jakarta
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis.
Alfabeta, Bandung
Usman, Husaini. 2006. Manajemen Teori,
Praktik dan Riset Pendidikan.
Bumi Aksara, Jakarta.
Umar, Husein. 2007. Metode Penelitian
Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Rajagrafindo Persada, Jakarta.
21
PENGARUH PELAYANAN DAN FASILITAS TERHADAP TINGKAT KEPUASAN
PENGGUNA PERPUSTAKAAN
(STUDY DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN
LAMONGAN)
ARDIANSYAH AHSANUL HAYAT
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pelayanan dan fasilitas terhadap kepuasan
pengguna perpustakaan. Tingkat kualitas pelayanan dan fasilitas dijadikan latar belakang
masalah dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan metode kuesioner dengan
jumlah sampel 80 responden, teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dan
metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik, uji validitas
dan reliabilitas, analisis regresi linier berganda, pengujian hipotesis melalui uji t dan uji F, serta
analisis koefisien determinasi (R2).
Data-data yang telah memenuhi uji validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik diolah
sehingga menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 1.746 + 0.555 X1 + 0.359 X2 + e
Dimana variabel Kepuasan Pengguna (Y), variabel Kualitas Pelayanan (X1) dan variabel
Fasilitas (X2). Pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa kedua variabel
independen yang diteliti terbukti secara signifikan berpengaruh secara parsial terhadap variabel
dependen Kepuasan Pengguna. Kemudian melalui uji F dapat diketahui bahwa kedua variabel
independen yang diteliti secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen Kepuasan
Pengguna. Angka R Square sebesar 0.673 menunjukkan bahwa 67.3 persen variabel Kepuasan
Pengguna dapat dijelaskan oleh kedua variabel independen dalam persamaan regresi. Sedangkan
sisanya sebesar 33.7 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar kedua variabel yang digunakan
dalam penelitian ini.
Kata kunci : Pelayanan, Fasilitas, dan Kepuasan Pengguna.
PENDAHULUAN
Keberlangsungan sebuah negara
tentu tak lepas dari fungsi pemerintah, yaitu
sebagai fungsi penyelenggaraan pemerintah,
fungsi penyelenggaraan pembangunan, serta
fungsi penyelenggaraan pelayanan kepada
masyarakat. Perkembangan informasi saat
ini mulai berkembang semakin cepat dan
sejalan dengan perkembangan teknologi
informasi yang semakin canggih. Saat ini
sudah memasuki abad informasi dimana
informasi diproduksi secara besar – besaran
dan di distribusikan ke semua masyarakat
melalui media cetak dan elektronik. Ada dua
golongan kesenjangan masyarakat untuk
memperoleh informasi yaitu masyarakat
diuntungkan dengan kemudahan dan
keluasan mengakses segala informasi yang
ada, dan ada yang di rugikan karena sangat
terbatas untuk mengakses. Saat ini perlu
adanya bahan bacaan untuk membangun
budaya membaca masyarakat dalam
memperoleh sebuah informasi.
Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, pemerintah membangun
perpustakaan sebagai sarana yang paling
demokratis untuk belajar sepanjang hayat.
Definisi perpustakaan adalah mencakup
suatu ruangan, bagian dari gedung /
bangunan atau gedung tersendiri yang berisi
buku – buku koleksi, yang diatur dan
disusun sedemikian rupa, sehingga mudah
untuk dicari dan dipergunakan apabila
sewaktu – waktu diperlukan oleh pembaca
(Sutarno NS, 2006:11). Sedangkan menurut
(Lasa, 2007:12) mengartikan perpustakaan
adalah kumpulan atau bangunan fisik
sebagai tempat buku dikumpulkan dan
disusun menurut sistem tertentu atau
keperluan pemakai. Perpustakaan sebagai
organisasi publik memberikan pelayanan
informasi kepada masyarakat umum dengan
mengutamakan kepuasan pengunjung
perpustakaan.
Perpustakaan dititikberatkan pada
sistem, sumber daya manusia, koleksi,
tempat, dan seperangkat sistem yang
mengaturnya. Pengertian ini didasarkan pada
pemikiran bahwa perpustakaan sebagai ilmu
pengetahuan dan informasi yang selalu
berkembang seirama dengan perkembangan
pemikiran dan kultur masyarakatnya. Dari
berbagai jenis perpustakaan di Indonesia,
perpustakaan umum
22
yang boleh disebut perpustakaannya
masyarakat luas. Sebab perpustakaan umum
menyediakan koleksi sesuai dengan
kebutuhan masyarakat tanpa membedakan
suku bangsa, agama, jenis kelamin dan
tingkat sosial, umur dan pendidikan
(Sutarno, 2006:43).
Sebagai penyedia layanan tentunya
pemerintah memiliki kewenangan untuk
memenuhi kebutuhan warganya. Kepuasan
dan ketidakpuassan masyarakat dalam
menerima pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah merupakan cerminan publik
yang di sediakan. Pengevaluasian terhadap
pelayanan publik yang disediakan
pemerintah, setidaknya mampu memberikan
gambaran tentang layanan yang diberikan.
Dengan adanya evaluasi tersebut diharapkan
pemerintah dapat meningkatkan kinerja
kualitas layanan yang ada, yang nantinya
juga diberikan kepada masyarakat.
Pemerintah sebagai penyelenggara
pembangunan harus berorientasi pada
pelanggan yang berarti pelanggan harus
diutamakan, hal tersebut merupakan prinsip
dari Customer Driven Goverment : Meeting
the Needs of the Customer yang berarti
Pelayanan diutamakan pada pelanggan atau
konsumen bukan para birokrasi yang ada.
Prinsip tersebut merupakan satu dari sepuluh
prinsip Reinventing Goverment (Tri
Yuniningsih, 2004:122).
Fasilitas dalam suatu aktifitas baik
dalam menunjang kegiatan yang dilakukan
oleh perorangan maupun
kelompok,merupakan hal yang perlu
mendapatkan perhatian tersendiri, bahkan
keberadaan fasilitas yang baik akan turut
menentukan hasil akhir dari suatu kegiatan.
Demikian pula perpustakaan sebagai
sarana memperoleh pengetahuan bagi
masyarakat, akan senantiasa berkaitan
dengan orang-orang yang mengelolanya
(pustakawan dan pegawai perpustakaan).
Tanpa adanya petugas perpustakaan dengan
kemampuan yang baik, perpustakaan akan
kurang dilirik oleh masyarakat walaupun
perpustakaan tersebut memiliki fasilitas
yang lengkap.
Secara umum perpustakaan
mempunyai arti sebagai suatu tempat yang
didalamnya terdapat kegiatan
penghimpunan, pengelolaan, dan
penyebarluasan (pelayanan) segala macam
informasi, baik yang tercetak maupun yang
terekam dalam berbagai media seperti buku,
majalah, surat kabar, film, kaset, tape
recorder, video, komputer dan lain-lain
(Pawit M.yusuf, 2007:01).
Berdasarkan Perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi informasi yang
telah banyak merubah arti suatu
perpustakaan. Salah satu penyebabnya yaitu
berkembangnya sistem pelayanan disuatu
perpustakaan, ini disebabkan juga karena
berkembangnya fasilitas yang ada pada
perpustakaan, sehingga pustakawan juga
dituntut untuk lebih kreatif dan lebih
mengerti tentang fasilitas yang tersedia
didalam perpustakaan.
Tjiptono (2001: 129) dalam bukunya
menerangkan bahwa kepuasan pengguna
perpustakaan dapat dicapai dengan
melakukan 4 hal, yang pertama yaitu
mengidentifikasi/ mengenali siapa
penggunanya. Perpustakaan perlu
mengidentifikasi pengguna, baik itu
pengguna pasif maupun aktif. Kedua,
memahami tingkat harapan pengguna atas
kualitas yang diberikan penyedia jasa
pelayanan. Ketiga memahami strategi
kualitas layanan pengguna. Keempat,
memahami siklus pengukuran dan umpan
balik dari kepuasan pengguna.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif atau
kualitatif research yaitu jenis penelitian
yang berusaha menentukan teori, yaitu
teori subtantif atau formal, yang
semuanya jelas berasal dari data
(Sadjana, 1996:160).
Data penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif
deskriptif. Metode statistik deskriptif
ialah statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum
atau generalisasi (Sugiyono, 2008:147).
Penelitian deskriptif disini
menggunakan metode survei yaitu
penyelidikan yang diadakan untuk
memperoleh fakta-fakta dari gejala-
gejala yang ada dan mencari ketrangan-
keterangan secara faktual, baik tentang
institusi sosial, ekonomi atau politik
dari suatu kelompok ataupun suatu
daerah (Nazir, 1988:65).
Populasi dalam penelitian ini
adalah pengunjung perpusakan daerah
lamongan sebanyak 80 orang. Tehnik
penganbilan sampel menggunakan
aksidental sampling
23
METODE PENELITIAN
DISKRIPSI VARIABEL PENELITIAN
1. Tanggapan Responden terhadap
Variabel Pelayanan (X1)
Tabel Tanggapan Responden
terhadap Variabel Pelayanan
(X1)
menunjukkan bahwa dari 80 responden yang
menilai Perpustakaan Umum memberikan
pelayanan dengan baik berjumlah 60,00%
dengan frekuensi 48 responden. Responden
memberikan tanggapan baik dalam
memberikan tanggapan terhadap informasi
yang diberikan kepada pengguna
perpustakaan dengan jumlah 65% dengan
frekuensi 52 responden. Sebagian besar
responden yang memberikan tanggapan baik
terhadap kenyamanan di lingkungan unit
pelayanan dengan jumlah 37,50% dengan
frekuensi 30 responden. Penilaian responden
terhadap kecepatan pelayanan di
perpustakaan umum yaitu baik dan cukup
baik dengan jumlah masing – masing 40%
dengan frekuensi 32 responden. Sebanyak
42,50% dengan frekuensi 34 responden
menilai bahwa cukup kesopanan dan
keramahan petugas cukup baik dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
2. Tanggapan Responden Terhadap
Variabel Fasilitas (X2)
Tabel tanggapan responden terhadap
variabel fasilitas (X2)
menunjukkan bahwa dari 80
responden, responden yang memberikan
tanggapan baik terhadap adanya fasilitas
untuk masyarakat dengan jumlah 52,50%
dengan frekuensi 42 responden. Kemudian
responden memberikan tanggapan terhadap
koleksi buku menilai cukup baik dengan
jumlah 45% dengan frekuensi 36 responden.
Tersedianya teknologi informasi atau
ketersediaan katalog online responden
menilai baik dengan tingkat persentase
42,50% dengan frekuensi 34 responden.
Responden menilai baik tersedianya ruang
baca perpustakaan umum dengan jumlah
42,50% dengan frekuensi 34 responden.
Masyarakat menilai lokasi perpustakaan
cukup baik dengan jumlah 43,75% dengan
frekuensi 35 responden.
3. Tanggapan Responden Terhadap
Variabel Kepuasan Pengguna (Y)
Tabel tanggapan responden terhadap
variabel keuasan pengguna (Y)
menunjukkan bahwa dari 80
responden, responden yang memberikan
tanggapan baik terhadap kepuasan
pelayanan yang ada di perpustakaan umum
dengan jumlah 41,25% dengan frekuensi 33
responden. Penilaian baik terhadap kepuasan
pengguna perpustakaan dengan adanya
koleksi buku perpustakaan dengan jumlah
43,75% dengan frekuansi 35 responden.
Ruang baca pada perpustakaan umum dinilai
baik oleh masyarakat dengan jumlah 50%
atau 40 responden. Kemudian responden
yang memberikan tanggapan cukup baik
terhadap keamanan di perpustakaan umum
dengan jumlah 47,50% atau 38 responden.
Dalam ketepatan pelaksanaan terhadap
jadwal waktu pelayanan masyarakat menilai
cukup baik dengan persentase 50% dengan
frekuensi 40 responden.
HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS I
Untuk menguji pengaruh variabel pelayaan
dan fasilitas terhadap kepuasan pengguna
perpustakaan daerah lamongan. Dengan
menggunakan uji t atau parsial. Apabila nilai
thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Sebaliknya apabila thitung < ttabel
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Q1 22 48 10 0 0 332 27,50 60,00 12,50 0,00 0,00 100,00
Q2 11 52 17 0 0 314 13,75 65,00 21,25 0,00 0,00 100,00
Q3 23 30 27 0 0 316 28,75 37,50 33,75 0,00 0,00 100,00
Q4 12 32 32 4 0 292 15,00 40,00 40,00 5,00 0,00 100,00
Q5 14 28 34 3 1 291 17,50 35,00 42,50 3,75 1,25 100,00
1545 100,00
Total
TOTAL TOTAL
SKORNO TOTAL
PERSENTASE (%)
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Q1 20 42 17 0 1 320 25,00 52,50 21,25 0,00 1,25 100,00
Q2 7 35 36 2 0 287 8,75 43,75 45,00 2,50 0,00 100,00
Q3 9 34 32 5 0 287 11,25 42,50 40,00 6,25 0,00 100,00
Q4 15 34 31 0 0 304 18,75 42,50 38,75 0,00 0,00 100,00
Q5 13 32 35 0 0 298 16,25 40,00 43,75 0,00 0,00 100,00
1496 100,00
Total
TOTAL TOTAL
SKORNO TOTAL
PERSENTASE (%)
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Q1 23 33 21 3 0 316 28,75 41,25 26,25 3,75 0,00 100,00
Q2 12 35 31 1 1 296 15,00 43,75 38,75 1,25 1,25 100,00
Q3 15 40 21 4 0 306 18,75 50,00 26,25 5,00 0,00 100,00
Q4 9 31 38 1 1 286 11,25 38,75 47,50 1,25 1,25 100,00
Q5 11 21 40 7 1 274 13,75 26,25 50,00 8,75 1,25 100,00
1478 100,00
total
TOTAL TOTAL
SKORNO TOTAL
PERSENTASE (%)
24
maka Ho diterima Ha ditolak maka
pengujian hiposesis secara parsial dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Adapun langkah – langkah dalam uji t
adalah :
a) Pengaruh Pelayanan (X1) terhadap
Kepuasan (Y) 1. Nilai thitung = 6.674
Tingkat signifikan = 5%
dengan derajat bebas (degree of
freedom/df) = (n-2) = 80-2 = 78
ttabel = 2/ = (0,05 : 78) ≈ 1.665
2. Kesimpulan :
Karena thitung lebih besar dari ttabel
pada tingkat = 5% maka H0
ditolak dan H1 diterima. Hal ini men
unjukkan bahwa variabel
Pelayanan (X1) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
Kepuasan (Y).
b) Pengaruh Fasilitas (X2) Terhadap
Kepuasan (Y)
1. Nilai thitung = 4.211
Tingkat signifikan = 5%
dengan derajat bebas (degree of
freedom/df) = (n-2) = 80-2 = 78
ttabel = 2/ = (0,05 : 78) ≈ 1.665
2. Kesimpulan :
Karena thitung lebih besar dari ttabel
pada tingkat = 5% maka H0
ditolak dan H1 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel
Fasilitas (X2) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan (Y).
UJI HIPOTESIS II
Untuk menguji pengaruh variabel pelayaan
dan fasilitas terhadap kepuasan pengguna
perpustakaan daerah lamongan. Dengan
menggunakan uji F Atau simultan. Apabila
nilai Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel
maka Ho diterima Ha ditolak maka
pengujian hiposesis secara simultan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
dapat diperoleh gambaran bahwa nilai
F hitung sebesar 79.193 sedangkan nilai F tabel
sebesar 3.115, angka ini didapat dari tabel F
dengan nilai v1 sebesar 2 sebagai residual
dan v2 sebesar 77 sebagai df (derajat
kebebasan) dengan taraf kesalahan 0,05
(5%),
Adapun langkah-langkah dalam uji F
adalah :
1. Nilai Fhitung = 79.193
` Ftabel (df pembilang/k ; df penyebut/
n-(k+1)
Ftabel (2 ; 77; 0.05) = 3.115
2. Kesimpulan :
Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel
pada tingkat = 5% (79.193 > 3.115)
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel X1
Pelayanan, X2 Fasilitas, secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap
Kepuasan (Y), sehingga hipotesis
pertama teruji kebenarannya.
PEMBAHASAN
Dilihat dari variabel penyusun
Kepuasan yang di teliti di atas sesuai dengan
tabel 4.15 didapat nilai R 0,673 atau sekitar
67.3%. Sedangkan sisanya disebabkan oleh
faktor yang lain.
Dilihat dari model pengujian anova
pada tabel 4.14 dapat dianalisis bahwa
seluruh variabel yang menjadi penyusun
penggerak Kepuasan yang terdapat dalam
penelitian ini secara keseluruhan dinilai
mampu menerangkan pergerakan Kepuasan, hal ini dapat dijelaskan karena nilai
signifikan dari pengujian secara keseluruhan
atau simultan mempunyai nilai < 0,05. Dari
model ini didapat kesimpulan bahwa model
ini dinilai layak untuk menyusun laju
Kepuasan. menunjukkan tingkat signifikan
masing – masing variabel melalui uji t. Pada
variabel pelayanan menunjukkan bahwa
variabel pelayanan berpengaruh signifikan
VARIABEL t hitung t tabel KETERANGAN
X1 Pelayanan 6.674 1.664 Signifikan
X2 Fasilitas 4.211 1.664 Signifikan
Uji F (Uji Simultan)
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regres
sion 304.133 2 152.066
79.19
3 .000a
Residu
al 147.855 77 1.920
Total 451.987 79
a. Predictors: (Constant), Fasilitas
(X2), Pelayanan (X1)
b. Dependent Variable:
Kepuasan (Y)
25
terhadap kepuasan. Hal ini dikarenakan
thitung lebih besar
dari ttabel pada tingkat = 5% maka H0 ditol
ak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel Pelayanan (X1) secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap
Kepuasan (Y). Pada variabel Fasilitas
menunjukkan bahwa variabel fasilitas
berpengaruh terhadap kepuasan. Hal ini
dikarenakan Karena thitung lebih besar dari
ttabel pada tingkat = 5% maka H0 ditolak
dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel Fasilitas (X2) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan
(Y).
Dapat dilihat dari variabel Pelayanan
dan Fasilitas, ada dua yang signifikan
terhadap pergerakan Kepuasan, sehingga
dapat dijelaskan tiap-tiap variabel sebagai
berikut:
1. Dari variable tingkat Pelayanan
terdapat pengaruh positif terhadap tingkat
kepuasan pengguna perpustakaan yang
berarti dengan meningkatnya variabel
Pelayanan sebesar satu poin maka kepuasan
akan naik sebesar 0.555 poin dengan catatan
variabel fasilitas tetap. Hal ini sesuai dengan
teori dari Tjiptono yaitu dengan definisi
“kualitas pelayanan sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen serta ketepatan penyampaiannya
dalam mengimbangi harapan konsumen.
Konsumen akan merasa puas jika suatu
perusahaan / instansi memberikan pelayanan
dengan baik” (Tjiptono, 2004). Tujuan
perpustakaan memberikan pelayanan kepada
para pembaca ialah agar bahan pustaka yang
telah dikumpulkan dan diolah sebaik –
baiknya itu dapat sampai ke tangan
pembaca. Bahan – bahan pustaka yang
dikumpulkan itu terutama dimaksudkan agar
dapat dipakai oleh pembaca. Variable
pelayanan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat kepuasan
pengguna perpustakaan. Tingkat pelayanan
meningkat sehingga mempengaruhi
kepuasan terhadap pengguna perpustakaan.
Dengan meningkatnya pelayanan yang
diberikan kepada penguna maka akan
mempengaruhi tingkat kepuasan seseorang
terhadap pelayanan yang diberikan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, jika nilai
pelayanan meningkat, maka maka tingkat
kepuasan akan naik dan sebaliknya.
Variabel pelyanan berpengaruh secara
signifikan terhadap pergerakan kepuasan.
2. Dari variable tingkat fasilitas terdapat
pengaruh positif terhadap kepuasan yang
berarti dengan meningkatnya variable
Fasilitas sebesar satu poin maka kepuasan
akan naik sebesar 0.359 poin dengan catatan
variable pelayanan tetap. Hal ini sesuai
dengan teori Suhaisimi Arikunto “fasilitas
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
dapat memudahkan dan memperlancar
pelaksanaan segala sesuatu usaha. Adapun
yang dapat memudahkan dan
memperlancarkan usaha ini dapat berupa
benda – benda maupun uang”. Peningkatan
fasilitas berarti mencerminkan tingkat
keinginan masyarakat dalam menggunakan
fasilitas dalam sarana dan prasarana yang
disediakan oleh pemerintah dalam
meningkatkan masyarakat gemar membaca
dengan adanya fasilitas yang ada di
perpustakaan umum. dengan demikian dapat
memberikan kepuasan terhadap pengguna
perpustakaan. Variable Fasilitas
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pengguna perpustakaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan yang dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
variabel pelayanan memiliki pengaruh
positif terhadap kepuasan pengguna
perpustakaan. Hal ini memberikan bukti
bahwa pelayanan dari penyedia jasa
yang ditunjukkan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat akan
menentukan kepuasan pengguna
perpustakaan. Hasil dari Regresi linier
berganda menunjukkan bahwa variabel
pelayanan memberikan pengaruh
signifikan terhadap kepuasan pengguna
perpustakaan.
2. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
variabel Fasilitas memiliki pengaruh
positif terhadap kepuasan pengguna.
Hal ini memberikan bukti bahwa
dengan adanya fasilitas yang memadai
akan mempengaruhi tingkat kepuasan
pengguna perpustakaan. Hasil regresi
linier berganda menunjukkan bahwa
variabel fasilitas berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan pengguna
perpustakaan.
3. Secara bersama – sama, variabel
pelayanan dan fasilitas memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
tingkat kepuasan pengguna
perpustakaan.
26
SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan yang dilakukan, maka saran
yang diajukan adalah sebagai berikut :
1. Hasil kuisioner menunjukkan bahwa
menurut responden, pelayanan yang ada
di Perpustakaan Umum sudah baik. Oleh
karena itu penulis menyarankan supaya
perpustakaan umum tetap menjaga
kualitas pelayanan dengan baik agar
pengguna perpustakaan umum merasa
puas terhadap pelayanan yang diberikan,
seperti keramahtamahan petugas, jam
pelayanan, menjaga sopan santun dalam
memberikan pelayanan kepada
masyarakat, serta mengucapkan
terimakasih karena telah berkunjung dan
menggunakan fasilitas yang ada di
perpustakaan umum.
2. Hasil kuisioner menunjukkan bahwa
menurut responden, fasilitas yang ada
pada perpustakaan umum sudah baik.
Oleh sebab itu, perpustakaan umum tetap
menjaga fasilitas yang ada dan
menambah fasilitas guna untuk
menunjang kebutuhan masyarakat dalam
memperoleh informasi, seperti
menambah koleksi buku, teknologi
informasi (OPAC) yang digunakan untuk
memudahkan mencari buku yang dicari
pengguna perpustakaan. Sehingga
pengunjung / pengguna perpustakaan
akan merasa nyaman berada di
perpustakaan umum karena adanya
fasilitas yang memadai dan merasa puas
terhadap fasilitas yang tersedia.
3. Bagi peneliti lain masih terbuka peluang
dan disarankan untuk menambah
variabel-variabel lain yang lebih banyak
seperti variabel promosi dan variabel
SDM dan adanya variabel lingkungan
kerja sehingga penelitian dapat
berkembang dan dapat mengungkap lebih
banyak permasalahan yang dapat
mempengaruhi kepuasan pengguna
perpustakaan umum.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi. Prosedur
Penelitian.Cet. VIII; Jakarta:
Rineka Cipta, 1992.
Hasugian, Jonner. Katalog Perpustakaan:
Dari Katalog Manual Sampai
Katalog Online (OPAC). Medan:
USU Digital Library, 2009.
http://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan
http://khofiya.blogspot.com/2012/05/pengert
ian-dan-layanan-perpustakaan.html
http://pustakabakul.blogspot.com/2013/05/p
engertian-dan-definisi-
kepuasan_8.html/diambil pada
tanggal 20/2/2015
http://pustakabakul.blogspot.com/2013/05/p
engertian-dan-definisi-
kepuasan_8.html
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/10/pengertian -fasilitas-belajar.html/diambil pada tanggal 13/04/2015
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/0
7/pengertian-dan-pengukuran-
kepuasan.html/diambil pada tanggal
20/2/2015
http://zharq.blogspot.com/2010/03/dasar-
dasar-layanan-perpustakaan.html
https://sugithewae.wordpress.com/2012/11/1
3/pengertian-populasi-dan-sampel-
dalam-penelitian/diambil pada
tanggal 09/03/2015
Ikbar, Yanuar., (2012), “Metode Penelitian
Sosial Kualitatif”, Bandung, Refika
Aditama.
Kotler Philip, 2009, Manajemen Pemasaran,
Edisi Ketiga Belas, Erlangga,
Jakarta
Kotler, Philip Dan Kevin Lane Keller. 2007.
Manajemen Pemasaran. Edisi
Kedua Belas. Indeks : Jakarta
Lasa H.S., (2005), “Manajemen
Perpustakaan”, Yogyakarta,Gama
Media.
Martoatmojo, Karmidi. (2009), “Materi
pokok pelayanan bahan pustaka; 1-6”,
Jakarta, Universitas Terbuka.
Masyhuri dan M. Zainudin, (2011), “
Metodologi Penelitian Pendekatan
Praktis dan Aplikatif”, Bandung,
Refika Aditama.
Pedoman Umum Penyelenggaraan
Perpustakaan Umum, 2000.
Rutoto, Sabar. 2007. Pengantar Metedologi
Penelitian. FKIP: Universitas Muria
Kudus
Soewadji, Jusuf., (2012), “Pengantar
Metodologi Penelitian”, Jakarta, Mitra
Wacana Media.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: AFABETA, cv.
Suharsaputra, Uhar., (2012), “Metode
Penelitian”, Bandung, Refika Aditama.
Sunyoto, Danang., (2013), “Metodologi
Penelitian Akuntansi”, Bandung,
Refika Aditama.
Tjiptono Ph.D., Fandy., Gregorius chandra
(2011), “Service, Quality &
27
Satisfaction Edisi : 3”, Yogyakarta,
ANDI.
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2003.
Total Quality Manajemen. Edisi
Revisi. Andy: Yogyakarta
Tjiptono, Fandy. (2008), “Strategi
Pemasaran Edisi : 3”, Yogyakarta,
ANDI.
Umar, Husein. 1997. Study Kelayakan
Bisnis. Edisi Ketiga. Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta
Yulia, Yuyu., (2009), “Materi pokok
pengembangan koleksi ; 1-9, Jakarta,
Universitas Terbuka.
28
HUBUNGAN KUALITAS PRODUK, PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN
NASABAH TABUNGAN BRITAMA PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA
(PERSERO) Tbk. CABANG LAMONGAN
DARIANTO
ABSTRAK
Pada situasi persaingan perbankan, bank-bank membutuhkan usaha yang keras untuk
mendapat calon nasabah dan mempertahankan yang sudah ada ditangan. Keberhasilan usaha
tersebut sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang
berkualitas. Kualitas pelayanan tercermin dari kepuasan nasabah untuk melakukan
penggunaan ulang jasa perbankan. Kepuasan nasabah dalam menggunakan jasa atau produk
yang ditawarkan dapat dijadikan masukan bagi pihak manajemen untuk meningkatkan dan
memperbaiki kualitas pelayanan yang diberikan. Untuk itu karyawan bagian pelayanan
sebaiknya selalu memantau kepuasan yang dirasakan oleh nasabah perbankan untuk
mencapai loyalitas dari para nasabah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengalisa seberapa besar Hubungan
Kualitas Produk, Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Produk Tabungan Britama Pada
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Lamongan tahun 2015. Model yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara, kuesioner, dan studi
kepustakaan dengan menggunakan skala likert dan metode penentuan sampel yang digunakan
adalah aksidental sampling sebanyak 67 sampel. Metode analisis yang digunakan adalah
metode regresi linear berganda (multi linear regression).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang terdiri atas kualitas
produk dan pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah Selain itu, dengan
uji F dilihat bahwa kualitas produk dan pelayanan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan nasabah dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000.
Keyword: kualitas produk, pelayanan dan kepuasan nasabah
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia perbankan yang
dewasa ini, semakin banyaknya tuntutan
dan kebutuhan masyarakat akan jasa produk perbankan semakin meningkat,
seiring meningkatnya pengetahuan atau
kemajuan. Agar masyarakat mau
menyimpan uangnya di bank, maka pihak
perbankan memberikan rangsangan berupa
balas jasa yang akan diberikan kepada para
nasabah. Rangsangan tersebut dapat
berupa kemudahan pembukaan rekening
tabungan, bunga yang tinggi, hadiah-
hadiah/ souvenier, gratis biaya transfer
antar rekening, jaminan keamanan atas
dana yang disimpan nasabah, fasilitas
ATM yang tersebar diseluruh Indonesia,
nasabah dapat mengambil dan menyetor
setiap harinya tanpa dibatasi.
Pada situasi persaingan perbankan,
bank-bank membutuhkan usaha yang keras
untuk mendapat calon nasabah dan
mempertahankan yang sudah ada ditangan.
Keberhasilan usaha tersebut sangat
ditentukan oleh kemampuan perusahaan
dalam memberikan pelayanan yang
berkualitas. Kualitas pelayanan tercermin
dari kepuasan nasabah untuk melakukan
penggunaan ulang jasa perbankan.
Kepuasan nasabah dalam menggunakan
jasa atau produk yang ditawarkan dapat
dijadikan masukan bagi pihak manajemen
untuk meningkatkan dan memperbaiki
kualitas pelayanan yang diberikan. Untuk
itu karyawan bagian pelayanan sebaiknya
29
selalu memantau kepuasan yang dirasakan
oleh nasabah perbankan untuk mencapai
loyalitas dari para nasabah.
Kehandalan dapat dilihat dari
kemampuan untuk memberikan jasa secara
akurat sesuai yang dijanjikan, jaminan
dapat dilihat dari pengetahuan dan
kemampuankaryawan untuk melayani
dengan rasa percaya diri, bukti fisik dapat
dilihat dari fasilitas yang kasat mata yang
dapat dinikmati langsung oleh nasabah,
komunikasi yaitu karyawan harus
memberikan perhatian secara individu
kepada nasabah dan mengerti kebutuhan
nasabah, sedangkan cepat tanggap
kemampuan karyawan untuk membantu
nasabah menyediakan jasa dengan cepat
sesuai dengan yang diinginkan oleh
nasabah.
Salah satu cara menciptakan
pelayanan yang berkualitas adalah bank
dapat membedakan dirinya sendiri dengan
cara konsisten menyampaikan mutu lebih
tinggi ketimbang pesaingnya, pihak bank
melakukan interaksi dengan nasabah yang
disertai umpan balik sebagai kontrol dan
ukuran keberhasilan. Pelayanan yang
diterima nasabah dapat dijadikan standar
dalam menilai kinerja suatu bank yang
berarti bahwa kepuasan nasabah adalah hal
yang utama. PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk berusaha memberikan
pelayanan yang sesuai dengan harapan
nasabah dan fasilitas yang baik untuk
mempertahankan nasabah yang sudah ada
serta untuk mendapatkan calon nasabah.
Dari sistem pelayanan yang diberikan
oleh bank BRI apakah ada nasabah yang
merasa puas, sehingga loyal terhadap bank
ini sehingga nasabah menggunakan serta
memanfaatkan kembali. Jika nasabah puas
maka yang diharapkan oleh bank adalah
perekomendasian ke rekannya yang lain
untuk menggunakan jasa bank BRI dan
meningkatkan proporsi pembelanjaan
layanan bank.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif atau
kualitatif research yaitu jenis penelitian
yang berusaha menentukan teori, yaitu
teori subtantif atau formal, yang semuanya
jelas berasal dari data (Sadjana, 1996:160).
Data penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif deskriptif. Metode
statistik deskriptif ialah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2008:147). Penelitian
deskriptif disini menggunakan metode
survei yaitu penyelidikan yang diadakan
untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-
gejala yang ada dan mencari ketrangan-
keterangan secara faktual, baik tentang
institusi sosial, ekonomi atau politik dari
suatu kelompok ataupun suatu daerah
(Nazir, 1988:65).
Populasi dalam penelitian ini
adalah nasabah bank BRI sebanyak 67
orang. Tehnik penganbilan sampel
menggunakan aksidental sampling
METODE PENELITIAN
DISKRIPSI VARIABEL PENELITIAN
1. TANGGAPAN RESPONDEN ATAS
VARIABEL KUALITAS PRODAK
TABEL 1 TANGGAPAN
RESPONDEN ATAS VARIABEL
KUALITAS PRODAK
menunjukkan bahwa sebagian besar
nasabah yang memberikan tanggapan
bahwa PT. Bank Rakyat Indonesia
Cabang Lamongan memberikan
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Q1 23 10 34 0 0 257 34.33 14.93 50.75 0.00 0.00 100.00
Q2 13 38 16 0 0 265 19.40 56.72 23.88 0.00 0.00 100.00
Q3 22 29 16 0 0 274 32.84 43.28 23.88 0.00 0.00 100.00
Q4 20 41 6 0 0 282 29.85 61.19 8.96 0.00 0.00 100.00
Q5 20 43 4 0 0 284 29.85 64.18 5.97 0.00 0.00 100.00
1362 100.00
total
TOTAL TOTAL
SKORNO TOTAL
PERSENTASE (%)
30
pelayanan yang baik, nasabah menilai
Responsiveness (Ketanggapan) yang
diberikan berjumlah 50,75 % dengan
frekuensi 34 nasabah. Kemudian
dalam memberikan tanggapan
terhadap Reability (Keandalan),
nasabah memberikan tanggapan
bahwa informasi yang diberikan
karyawan adalah baik dengan jumlah
56,72% dengan frekuensi 38 nasabah.
Sebagian besar responden yang
memberikan tanggapan baik terhadap
Empaty (Empati) dengan jumlah
43,28% dengan frekuensi 29 nasabah.
Kemudian penilaian nasabah terhadap
Assurance (Jaminan) yaitu baik
dengan jumlah 61,19% dengan
frekuensi 41 nasabah. Sebanyak
64,18% dengan frekuensi 43 nasabah
menilai bahwa Tangible (Bukti
langsung) baik dalam memberikan
pelayanan kepada nasabah.
2. TANGGAPAN RESPONDEN
ATAS VARIABEL PELAYANAN
TABEL 2 TANGGAPAN
RESPONDEN ATAS VARIABEL
PELAYANAN
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden yang memberikan tanggapan
baik terhadap Tangibles (bukti fisik) untuk
masyarakat dengan jumlah 34,33% dengan
frekuensi 23 nasabah. Kemudian
responden memberikan tanggapan
terhadap Reliability (kehandalan) baik
dengan jumlah 53,73% dengan frekuensi
36 nasabah. Responsiveness
(ketanggapan) sudah baik dengan tingkat
persentase 55,22% dengan frekuensi 37
nasabah. Dengan adanya Assurance
(jaminan dan kepastian) dengan jumlah
68,66% dengan frekuensi 46 nasabah yang
memberikan tanggapan baik terhadap
pelayanan PT. Bank Rakyat Indonesia
Cabang Lamongan. Masyarakat menilai
Emphaty (empati) baik dengan jumlah
55,22% dengan frekuensi 37 nasabah.
3. TANGGAPAN RESPONDEN ATAS
VARIABEL KEPUASAN
NASABAH
TABEL 3 TANGGAPAN
RESPONDEN ATAS VARIABEL
PELAYANAN
menunjukkan bahwa
responden yang memberikan
tanggapan baik terhadap kepuasan
pelayanan yang ada di PT. Bank
Rakyat Indonesia Cabang Lamongan
dengan jumlah 53,73% dengan
frekuensi 36 nasabah. Penilaian baik
terhadap kepuasan nasabah PT. Bank
Rakyat Indonesia Cabang Lamongan
dengan lokasi dan bentuk fisinya yang
baik dengan jumlah 46,27% dengan
frekuansi 31 nasabah. Kepuasan
nasabah terhadap penyampaian
produk Britama kepada nasabah
dinilai baik oleh nasabah pruduk
tabungan Britama dengan jumlah
68,66% atau 46 nasabah. Kemudian
nasabah yang memberikan tanggapan
cukup baik terhadap keamanan di PT.
Bank Rakyat Indonesia Cabang
Lamongan dengan jumlah 55,22%
atau 37 responden. Dalam ketepatan
pelaksanaan terhadap jadwal waktu
pelayanan nasabah menilai baik
dengan persentase 77,61% dengan
frekuensi 52 nasabah.
UJI HIPOTESIS I
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Q1 22 23 22 0 0 268 32.84 34.33 32.84 0.00 0.00 100.00
Q2 20 36 11 0 0 277 29.85 53.73 16.42 0.00 0.00 100.00
Q3 18 37 12 0 0 274 26.87 55.22 17.91 0.00 0.00 100.00
Q4 10 46 11 0 0 267 14.93 68.66 16.42 0.00 0.00 100.00
Q5 37 26 4 0 0 301 55.22 38.81 5.97 0.00 0.00 100.00
1387 100.00
total
TOTAL TOTAL
SKORNO TOTAL
PERSENTASE (%)
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Q1 19 36 12 0 0 275 28.36 53.73 17.91 0.00 0.00 100.00
Q2 22 31 14 0 0 276 32.84 46.27 20.90 0.00 0.00 100.00
Q3 18 46 3 0 0 283 26.87 68.66 4.48 0.00 0.00 100.00
Q4 25 37 5 0 0 288 37.31 55.22 7.46 0.00 0.00 100.00
Q5 14 52 1 0 0 281 20.90 77.61 1.49 0.00 0.00 100.00
1403 100.00
total
TOTAL TOTAL
SKORNO TOTAL
PERSENTASE (%)
31
Untuk menguji pengaruh variabel kualitas
prodak dan pelayanan terhadap kepuasan
nasabah bank BRI Lamongan. Dengan
menggunakan uji t atau parsial. Apabila
nilai thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Sebaliknya apabila thitung < ttabel
maka Ho diterima Ha ditolak maka
pengujian hiposesis secara parsial.
Adapun langkah – langkah dalam uji t
adalah :
a. Pengaruh Kualitas Produk (X1)
terhadap Kepuasan Nasabah (Y)
1. Nilai thitung = 4.540
Tingkat signifikan =5% dengan
derajat bebas (degree of freedom/df) =
(n-2) = 67-2 = 65
Ttabel = 2/ = (0,05 : 65) ≈ 2.385
2. Kesimpulan :
Karena thitung lebih besar dari ttabel
pada tingkat = 5% maka H0 ditolak
dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel kualitas produk (X1)
secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan nasabah (Y).
b. Pengaruh Pelayanan (X2) Terhadap
Kepuasan Nasabah (Y)
1. Nilai thitung = 4.573
Tingkat signifikan = 5%
dengan derajat bebas (degree of
freedom/df) = (n-2) = 67-2 = 65
Ttabel = 2/ = (0,05 : 65) ≈ 2.01
2. Kesimpulan :
Karena thitung lebih besar dari
ttabel pada tingkat = 5% maka
H0 ditolak dan H1 diterima. Hal
ini menunjukkan bahwa
pelayanan (X2) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan nasabah (Y).
UJI HIPOTESIS II
Untuk menguji pengaruh variabel kualitas
prodak dan pelayanan terhadap kepuasan
nasabah bank BRI Lamongan.. Dengan
menggunakan uji F atau Simultan. Apabila
nilai Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel
maka Ho diterima Ha ditolak maka
pengujian hiposesis secara simultan.
diperoleh gambaran bahwa nilai Fhitung
sebesar 93.595 sedangkan nilai Ftabel
sebesar 2.383. Angka ini didapat dari tabel
F dengan nilai v1 sebesar 2 sebagai
residual dan v2 sebesar 64 sebagai df
(derajat kebebasan) dengan taraf kesalahan
0,05 (5%). Oleh karena Fhitung lebih besar
dari Ftabel pada tingkat = 5% (93.595 >
2.383) maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel X1
dan X2 secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap (Y), sehingga hipotesis
pertama teruji kebenarannya.
Adapun langkah – langkah dalam uji F
adalah :
1. Nilai Fhitung = 93.595
Ftabel (df pembilang/k ; df penyebut/ n-
(k+1)
Ftabel (2 ; 64 ; 0.05) = 2.383
2. Kesimpulan
Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel
pada tingkat = 5% (93.595 >
2.383) maka H0 ditolak dan H1
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel X1 kualitas pruduk, X2
pelayanan, secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan nasabah (Y), sehingga
hipotesis pertama teruji kebenarannya.
PEMBAHASAN
Dilihat dari variabel penyusun
Kepuasan nasabah yang di teliti di atas
sesuai dengan tabel 4.16 didapat nilai R
0.745 atau sekitar 74,5%. Sedangkan
faktor lain yang lain yang berpengaruh
cukup besar sekitar 25,5%.
Dilihat dari model pengujian anova
dapat dianalisis bahwa seluruh variabel
yang menjadi penyusun penggerak
Kepuasan nasabah yang terdapat dalam
penelitian ini secara keseluruhan dinilai
mampu menerangkan pergerakan
Kepuasan nasabah, hal ini dapat dijelaskan
karena nilai signifikan dari pengujian
32
secara keseluruhan atau simultan
mempunyai nilai < 0,1. Dari model ini
didapat kesimpulan bahwa model ini
dinilai layak untuk menyusun laju
Kepuasan nasabah.
1. Dari variable kualitas produk terdapat
pengaruh positif terhadap tingkat
kepuasan nasabah PT. BRI Cabang
Lamongan yang berarti dengan
meningkatnya variabel kualitas
produk sebesar satu poin maka
kepuasan akan naik sebesar 0,418 poin dengan catatan variable fasilitas
tetap. Berdasarkan hasil penelitian ini,
jika kualitas produk meningkat maka
tingkat kepuasan nasabah akan naik.
Jika pemasar memperhatikan kualitas,
bahkan diperkuat dengan periklanan
dan harga yang wajar maka konsumen
tidak akan berpikir panjang untuk
melakukan pembelian terhadap
produk (Kotler dan Amstrong, 2008).
Dapat disimpulkan bahwa kualitas
merupakan suatu produk dan jasa
yang melalui beberapa tahapan proses
dengan memperhitungkan nilai suatu
produk dan jasa tanpa adanya
kekurangan sedikitpun nilai suatu
produk dan jasa, dan menghasilkan
produk dan jasa sesuai harapan tinggi
dari pelanggan. Untuk mencapai
kualitas produk yang diinginkan maka
diperlukan suatu standarisasi kualitas.
Cara ini dimaksudkan untuk menjaga
agar produk yang dihasilkan
memenuhi standar yang telah
ditetapkan sehingga konsumen tidak
akan kehilangan kepercayaan terhadap
produk yang bersangkutan. Pemasar
yang tidak memperhatikan kualitas
produk yang ditawarkan akan
menanggung tidak loyalnya konsumen
sehingga penjualan produknya pun
akan cenderung menurun.
2. Dari variabel pelayanan terdapat
pengaruh yang positif terhadap
kepuasan nasabah itu berarti dengan
meningkatnya variabel pelayanan
sebesar satu poin maka kepuasan
nasabah akan naik sebesar 0,426 poin
dengan catatan variabel kepuasan
nasabah tetap. Hal ini sesuai dengan
teori dari Tjiptono yaitu dengan
definisi “kualitas pelayanan sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen serta ketepatan
penyampaiannya dalam mengimbangi
harapan konsumen. Konsumen akan
merasa puas jika suatu perusahaan /
instansi memberikan pelayanan
dengan baik” (Tjiptono, 2004).
Pelayanan diberikan kepada
konsumen harus berfungsi untuk lebih
memberikan kepuasan yang maksimal,
oleh karena itu dalam rangka
memberikan pelayanan harus
dilakukan sesuai dengan fungsi
pelayanan. Kualitas pelayanan yang
diberikan oleh setiap perusahaan
tentunya mempunyai tujuan.
Umumnya tujuan dengan diadakannya
pelayanan adalah agar konsumen
merasakan adanya kepuasan dan
dampaknya bagi perusahaan akan
memperoleh laba maksimum.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan setelah dilakukan
pengujian mengenai Hubungan
Kualitas Produk, Pelayanan Terhadap
Kepuasan Nasabah Tabungan Britama
Pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Cabang Lamongan,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
:
1. Berdasarkan hasil analisis koefisien regresi antara dimensi kualitas
layanan terhadap kepuasan nasabah
semuanya positif. Dimana pengaruh
perubahan naik/turunya variabel
kualitas layanan terhadap kepuasan
nasabah signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin baik
dimensi kualitas layanan yang
meliputi keandalan, jaminan, bukti
fisik, komunikasi dan tanggapan
33
maka akan semakin tinggi pula
tingkat kepuasan nasabah. 2. Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa variabel pelayanan memiliki
pengaruh positif terhadap kepuasan
nasabah. Hal ini memberikan bukti
bahwa dengan adanya pelayanan
yang memadai akan mempengaruhi
tingkat kepuasan nasabah.
3. Secara bersama – sama, variabel
kualitas produk dan pelayanan
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat kepuasan nasabah
tabungan Britama pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Cabang Lamongan.
SARAN
Dari hasil simpulan yang telah
dikemukakan, maka saran penulis
dapat sebagai bahan pertimbangan
bagi pihak PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk.Cabang Lamongan
adalah sebagai berikut :
1. Disarankan kepada perusahaan agar
dalam memberikan pelayanan
kepada nasabah PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Cabang
Lamongan nasabah produk
BritAma, hendaknya tetap
mempertahatikan faktor-faktor
dimensi kualitas pelayanan yang
meliputi keandalan (reability),
jaminan (assurance), bukti fisik
(tangible), komunikasi (empathy)
dan cepat tanggap (responsiveness)
dalam melakukan layanan kepada
nasabah.supaya semakin meningkat
pula kualitas dan pelayanan di masa
depan.
2. Hasil kuisioner menunjukkan bahwa
menurut responden, kualitas produk
yang ada pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Cabang
Lamongan sudah baik. Oleh sebab
itu, PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Cabang Lamongan
tetap menjaga kualitas produk yang
ada dan menambah kualitas produk
yang lebih baik guna untuk
menunjang kebutuhan masyarakat
dalam mendapatkan kepuasan pada
produk tabungan Britama.
DAFTAR PUSTAKA
Freddy Rangkuti, 2003, Riset
Pemasaran.Cetakan Kelima, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Fandy Tjiptono, 2005, Strategi
Pemasaran, Edisi Kedua,
Yogyakarta : Penerbit Andi.
Fandy Tjiptono, 2006, Manajemen
Pelayanan Jasa, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Kasmir, 2004, Pemasaran Bank,Prenada
Media, Jakarta.
Kasmir, 2005, Dasar-dasar
Perbankan,Jakarta: Penerbit PT.
Raja Grafindo persada.
Kotler, Philip & Gery Armstrong, 1997,
Alih Bahasa; Alexander Sindoro,
Penyunting; Benyamin Molan,
Dasar-dasar Pemasaran, Edisi
Jilid dua, Prenhalindo, Jakarta.
Kotler, Philip 2007, Alih Bahasa:
Benyamin Molan; Penyunting:
Bambang Sarwiji, SE;Manajemen
Pemasaran, edisi 12 Jilid 2;
PT.INDEKS, Jakarta.
Kotler, Philip, 2009, Manajemen
Pemasaran, Jilid I dan II,
terjemahan Hendra Teguh,
Penerbit : PT. Prenhalindo,
Jakarta.
Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen
Pemasaran Jasa. Edisi Pertama.
Salemba Empat: Jakarta.
Nurgiyantoro, Burhan, Gunawan dan
Marzuki. 2004. Statistik Terapan
: Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu
Sosial.Cetakan Ketiga (Revisi).
Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta.
34
Ratminto dan Atik Winarsih,
2005, Manajemen Pelayanan.
Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Riduawan dan Akdom, Rumusan dan Data
Dalam Analisis Statistik, cetakan
kedua, penerbit : Alfabeta,
Bandung.
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis,
Cetakan keenam, Bandung :
Penerbit CV. Alfabeta.
Supranto. 2006. Pengukuran Tingkat
Kepuasan Pelanggan. Cetakan
Ketiga. Rineka Cipta: Jakarta.
Tjiptono, Fandy dan Gregodius Chandra,
2005,Service, Quality &
Satisfaction. Yogyakarta :
Penerbit Andi.
Umar, Husein, 2005, Metode Penelitian
Untuk Skipsi dan Tesis Bisnis, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
35
PENGARUH PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN 2013-2015
RENI
ABSTRAK
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah selain sebagai salah satu sumber penerimaan bagi
pemerintah daerah juga merupakan faktor yang dominan peranan dan kontribusinya. Maka
dari itu keduanya harus terus ditingkatkan untuk pertumbuhan ekonomi.
Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui pengaruh Pajak Daerah terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lamongan tahun 2013 – 2015. (2) Untuk mengetahui
pengaruh Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lamongan tahun
2013 – 2015. (3) Untuk mengetahui pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lamongan tahun 2013 - 2015.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan deskriptif
kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data time series (runtut
waktu) selama tahun 2013 sampai dengan 2015 meliputi data : Pajak Daerah, Retribusi
Daerah dan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lamongan. Analisis yang digunakan adalah
analisis regresi linier berganda.
Hasil regresi linier berganda menunjukkan bahwa Pajak Daerah berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lamongan tahun 2013 – 2015
karena thitung sebesar 7,119 dan taraf signifikan sebesar 0,000. Retribusi Daerah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lamongan
tahun 2013 – 2015 karena thitung sebesar 2,902 dan taraf signifikan sebesar 0,007.
Sedangkan secara simultan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lamongan tahun 2013 – 2015
karena Fhitung sebesar 31,655 dan taraf signifikan sebesar 0,000.
Kata Kunci : Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Asli Daerah.
PENDAHULUAN
Sejak lama bangsa Indonesia telah
mencanangkan suatu gerakan
pembangunan yang dikenal dengan istilah
Pembangunan Nasional. Pembangunan
Nasional adalah sebuahkegiatan
pembangunan yang berlangsung secara
terus-menerus yang sifatnya memperbaiki
dan bertujuan untuk menciptakan suatu
masyarakat yang adil dan makmur.
Pembangunan nasional diawali dengan
pembangunan pondasi ekonomi yang kuat
sehingga menciptakan pertumbuhan
ekonomi yang baik. Untuk itu pemerintah
harus berusaha meningkatkan pendapatan
guna menunjang keberhasilan
pembangunan. Keberhasilan pembangunan
dapat terwujud dengan adanya
penerimaan yang kuat, dimana sumber
pembiayaan diusahakan tetap bertumpu
pada penerimaan dalam negeri baik migas
maupun nonmigas.
36
Penerimaan pemerintah yang paling
utamaadalah dari sektor pajak, sumbangan
pajak bagi anggaran pemerintah sangat
besar, sehingga peran pajak begitu
sentral. Untuk itu pemerintah selalu
berupaya meningkatkan pendapatan dari
sektor pajak, melalui upaya-upaya
pemberantasan mafia pajak. Pemerintah
saat ini memperbaiki sistem pajaknya
karena sistem lama dianggap banyak
mempunyai kelemahan-kelemahan, ini
dilakukan untuk mengamankan
pendapatan negara dari sektor pajak agar
tidak bocor, upaya ini dilakukan agar
penerimaan negara dari pajak dari tahun ke
tahun selalu terus mengalami peningkatan.
Tindakan dari kebijakan pemerintah
pusat untuk memberikan kewenangan
kepada pemerintah daerah sebagai
penggerak dari suatu pembangunan pada
pemerintah yang paling dekat dengan
masyarakat. Dasar dari otonomi daerah
dan kebijakan fiskal itu sendiri untuk
penyelenggaraan pembangunan negara.
Sedangkan tujuan ekonomi yang mungkin
ingin dicapai melalui desentralisasi adalah
mewujudkan kesejahteraan melalui
penyediaan pelayanan publik yang lebih
merata dan memperdekat antara suatu
penyedia publik dengan masyarakat.
Kemandiria pembangunan diperlukan
baik di tingkat pusat maupun di tingkat
daerah. Hal ini tidak terlepas dari
keberhasiln penyelenggaraan pemerintahan
propinsi maupun pemerintahan kabupaten
atau kota yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari pemerintah pusat
dengan kebijakannya. Kebijakan tentang
keuangan daerah ditempuh oleh
pemerintah pusat dengan melakukan
otonomi daerah agar pemerintah daerah
mempunyai kemampuan untuk
membiayai pembangunan daerahnya
sesuai dengan prinsip daerah otonomi.
Pembiayaan daerah dahulu, berasal dari
pemerintah pusat saja. Dengan adanya
otonomi, pembiayaan tidak hanya berasal
dari pusat saja akan tetapi juga berasal dari
daerahnya sendiri, sehingga pemerintah
daerah berusaha meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah itu sendiri. Untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
pemerintah berusaha memperbaiki sistem
pajak daerahnya. Pajak daerah merupakan
pendapatan yang paling besar yang
diperoleh daerah.
Kabupaten Lamongan merupakan
salah satu kabupaten yang ada di Propinsi
Jawa Timur. Guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, pemerintah
Kabupaten Lamongan berusaha untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
salah satunya melalui pajak dan retribusi
daerah. Di Kabupaten Lamongan sistem
pemungutan pajak daerah berbeda dengan
pajak pemerintah pusat.Perbedaan terletak
pada sistem penarikannya, pajak daerah di
Kabupaten Lamongan ditarik secara
langsung oleh pegawai pemerintahan dan
ada pajak-pajak tertentu dimana wajib
pajak bisa membayar langsung di kantor
Kabupaten. Sistem pemungutan retribusi
daerah menggunakan karcis. Karcis
sebagai bukti dalampembayaran dari
penyediaan jasa layanan kepada
masyarakat. Perbedaan ini meminimalisir
adanya kebocoran-kebocoran dari
Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak
daerah dan retribusi daerah. Dan
diharapkan akan meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah dari pajak daerah
dan retribusi daerah. Terdapat hubungan
yang erat antara penerimaan daerah,
pembangunan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat. Dimana semakin tinggi
penerimaan yang diterima daerah maka
semakin tinggi peluang untuk membangun
37
perekonomian daerah dan mensejahterakan
masyarakat.
METODE PENELITIAN
Pengertian dan Jenis Penelitian
Pengertian penelitian
Menurut Yvonne dan Robert (2013:5)
penelitian adalah sebuah aktivitas yang
memberikan kontribusi dalam memahami
fenomena yang menjadi perhatian.
Jenis penelitian
Menurut Lexy J., Moleong, (2000:44)
jenis-jenis penelitian data ada dua yaitu :
a. Penelitian kuantitatif adalah analisa
yang menggunakan alat analisa bersifat
kuantitatif, dimana alat yang digunakan
berupa model-model (ex. Matematika)
dengan hasil yang disajikan berupa angka-
angka yang kemudian diuraikan
/dijelaskan atau diinterpretasikan dalam
suatu uraian.
b. Penelitian kualitatif adalah analisa
kualitatif terbatas pada teknik pengolahan
datanya, seperti pengecekan data dan
tabulasi, dalam hal ini sekedar membaca
tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka
yang tersedia, kemudian melakukan
uraian dan penafsiran
Kerangka Kerja
Gambar 2.1 Kerangka Kerja
HASIL PENELITIAN
Penyajian Data Khusus
Data Variabel Bebas (X)
1. Pajak Daerah (X1)
Dalam penelitian ini Pajak Daerah
dianalisis mulai tahun 2013-2015 dan tiap
tahunnya diperinci menjadi 12 bulan
sesuai tabel di bawah ini :
Tabel 3.1 Pajak Daerah (X1)
Untuk memudahkan dapat dilihat pada
grafik histogram di bawah ini :
Gambar 3.1 Grafik Histogram Pajak
Daerah (Tahun 2013-2015)
Dari tabel dan grafik histogram di atas
dapat dijelaskan bahwa untuk jumlah
Pajak Daerah pada tahun 2013 adalah
terendah terjadi pada bulan Januari
sejumlah Rp. 2.306.835.955,04 dan
tertinggi terjadi pada bulan Desember
sejumlah Rp. 4.401.650.213,00. Untuk
jumlah Pajak Daerah pada tahun 2014
adalah terendah terjadi pada bulan Januari
38
sejumlah Rp. 4.965.399.765,44 dan
tertinggi terjadi pada bulan Nopember
sejumlah Rp. 5.274.085.597,00. Untuk
jumlah Pajak Daerah pada tahun 2015
adalah terendah terjadi pada bulan
Februari sejumlah Rp. 3.056.879.876,00
dan tertinggi terjadi pada bulan Desember
sejumlah Rp. 14.661.277.917,00.
Dapat dianalisa menurut data yang
disajikan di atas selama tiga tahun adalah
jumlah realisasi Pajak Daerah tiap
tahunnya selalu dapat melebihi target yang
telah ditentukan. Realisasi terendah selama
tiga tahun (2013-2015) adalah pada bulan
Januari tahun 2013 sejumlah Rp.
2.306.835.955,04 dan realisasi tertinggi
selama tiga tahun (2013-2015) adalah pada
bulan Desember tahun 2015 sejumlah Rp.
14.661.277.917,00.
Untuk mempermudah analisa data,
maka peneliti melakukan pengelompokan
data dengan memberi kode sebagai berikut
:
n = 36 bulan
(k) = 1 + 3,322 Log 36
(k) = 1 + 3,322 (1,556)
(k) = 1 + 5,169
(k) = 6,169 dibulatkan jadi 6 kelompok.
Sedangkan untuk mencari jarak (interval)
digunakan rumus :
Interval = nilai terbesar – nilai terkecil
kategori
Interval=14.661.277.917,00-2.306.835.955,04
6
= 2.059.073.660,33.
Jadi pemberian kodenya adalah :
2.306.835.955,04 - 4.365.909.615,37
Kode : 1
4.365.909.616,37 - 6.424.983.276,69
Kode : 2
6.424.983.277,69 - 8.484.056.938,02
Kode : 3
8.484.056.939,02 - 10.543.130.599,35
Kode : 4
10.543.130.600,35 - 12.602.204.260,67
Kode : 5
12.602.204.261,67 - 14.661.277.922,00
Kode : 6
2. Retribusi Daerah (X2)
Dalam penelitian ini Retribusi Daerah
dianalisis mulai tahun 2013-2015 dan tiap
tahunnya diperinci menjadi 12 bulan
sesuai tabel di bawah ini :
Tabel 3.2 Retribusi Daerah (X2)
Untuk memudahkan dapat dilihat pada
grafik histogram di bawah ini :
Gambar 3.2 Grafik Histogram Retribusi
Daerah (Tahun 2013-2015)
Dari tabel dan grafik histogram di atas
dapat dijelaskan bahwa untuk jumlah
Retribusi Daerah pada tahun 2013 adalah
terendah terjadi pada bulan Februari
sejumlah Rp. 1.000.258.675,00 dan
tertinggi terjadi pada bulan Desember
39
sejumlah Rp. 15.034.404.057,00. Untuk
jumlah Retribusi Daerah pada tahun 2014
adalah terendah terjadi pada bulan
Februari sejumlah Rp. 1.989.567.896,45
dan tertinggi terjadi pada bulan Desember
sejumlah Rp. 4.625.388.654,20. Untuk
jumlah Retribusi Daerah pada tahun 2015
adalah terendah terjadi pada bulan Januari
sejumlah Rp. 1.187.209.890,00 dan
tertinggi terjadi pada bulan Nopember
sejumlah Rp. 3.604.036.023,39.
Dapat dianalisa menurut data yang
disajikan di atas selama tiga tahun adalah
jumlah realisasi Retribusi Daerah pada
tahun 2013 jumlah realisasi Retribusi
Daerah dapat melebihi target yang telah
ditentukan sedangkan pada tahun 2014 dan
2015 tidak dapat mencapai target yang
telah ditentukan. Realisasi terendah selama
tiga tahun (2013-2015) adalah pada bulan
Februari tahun 2013 sejumlah Rp.
1.000.258.675,00 dan realisasi tertinggi
selama tiga tahun (2013-2015) adalah pada
bulan Desember tahun 2013 sejumlah Rp.
15.034.404.057,00.
Untuk mempermudah analisa data,
maka peneliti melakukan pengelompokan
data dengan memberi kode sebagai berikut
:
n = 36 bulan
(k) = 1 + 3,322 Log 36
(k) = 1 + 3,322 (1,556)
(k) = 1 + 5,169
(k) = 6,169 dibulatkan jadi 6 kelompok.
Sedangkan untuk mencari jarak (interval)
digunakan rumus :
Interval = nilai terbesar – nilai terkecil
kategori
Interval=15.03 4.404.057,00-1.000.258.675,00
6
= 2.339.024.230,33.
Jadi pemberian kodenya adalah :
1.000.258.675,00 - 3.339.282.905,33
Kode : 1
3.339.282.906,33 - 5.678.307.136,67
Kode : 2
5.678.307.137,67 - 8.017.331.368,00
Kode : 3
8.017.331.369,00 - 10.356.355.599,33
Kode : 4
10.356.355.600,33 - 12.695.379.830,67
Kode : 5
12.695.379.831,67 - 15.034.404.062,00
Kode : 6
3. Pendapatan Asli Daerah (Y)
Tabel 3.3 Pendapatan Asli Daerah (Y)
Untuk memudahkan dapat dilihat pada
grafik histogram di bawah ini :
40
Gambar 3.3 Grafik Histogram
Pendapatan Asli Daerah (Tahun
2013-2015)
Dari tabel dan grafik histogram di atas
dapat dijelaskan bahwa untuk jumlah
Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2013
adalah terendah terjadi pada bulan
Februari sejumlah Rp. 9.323.993.007,08
dan tertinggi terjadi pada bulan Desember
sejumlah Rp. 27.668.827.661,21. Untuk
jumlah Pendapatan Asli Daerah pada tahun
2014 adalah terendah terjadi pada bulan
Januari sejumlah Rp. 13.985.678.098,56
dan tertinggi terjadi pada bulan Desember
sejumlah Rp. 45.615.081.104,43. Untuk
jumlah Pendapatan Asli Daerah pada tahun
2015 adalah terendah terjadi pada bulan
Maret sejumlah Rp. 18.987.456.867,56
dan tertinggi terjadi pada bulan Desember
sejumlah Rp. 45.087.915.896,82.
Dapat dianalisa menurut data yang
disajikan di atas selama tiga tahun adalah
jumlah realisasi Pendapatan Asli Daerah
tiap tahunnya selalu dapat melebihi target
yang telah ditentukan. Realisasi terendah
selama tiga tahun (2013-2015) adalah pada
bulan Februari tahun 2013 sejumlah Rp.
9.323.993.007,08 dan realisasi tertinggi
selama tiga tahun (2013-2015) adalah pada
bulan Desember tahun 2014 sejumlah Rp.
45.615.081.104,43.
Untuk mempermudah analisa data,
maka peneliti melakukan pengelompokan
data dengan memberi kode sebagai berikut
:
n = 36 bulan
(k) = 1 + 3,322 Log 36
(k) = 1 + 3,322 (1,556)
(k) = 1 + 5,169
(k) = 6,169 dibulatkan jadi 6 kelompok.
Sedangkan untuk mencari jarak (interval)
digunakan rumus :
Interval = nilai terbesar – nilai terkecil
kategori
Interval=45.615.081.104,43-9.323.993.007,08
6
= 6.048.514.682,89.
Jadi pemberian kodenya adalah :
9.323.993.007,08 - 15.372.507.689,97
Kode : 1
15.372.507.690,97 - 21.421.022.373,86
Kode : 2
21.421.022.374,86 - 27.469.537.057,76
Kode : 3
27.469.537.058,76 - 33.518.051.741,65
Kode : 4
33.518.051.742,65 - 39.566.566.425,54
Kode : 5
39.566.566.426,54 - 45.615.081.109,43
Kode : 6
Uji Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Uji Asuksi Klasik digunakan agar dapat
menghasilkan estimator linier yang akurat
dan mendekati atau sama dengan
kenyataan. Uji Asumsi Klasik terdiri dari :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui
apakah variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Sebagai dasar
bahwa uji t dan uji F mengasumsikan
bahwa nilai residu mengikuti distribusi
normal.
41
Gambar 3.4 P-P Plot of Regression
Standardized Residual
Dari gambar normal P-P Plot of
Regression Standardized Residual
Dependent Variable Pendapatan Asli
Daerah dapat di lihat bahwa sebaran data
mengikuti garis normal, maka dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi normal.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Pengambilan
keputusan ada autokorelasi dengan cara
melihat besarnya Durbin Watson (D-W)
sebagai berikut :
Angka D-W dibawah -2, berarti ada
autokorelasi positif.
Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti
tidak ada autokorelasi.
Angka D-W diatas +2, berarti ada
autokorelasi negatif.
Berdasarkan tabel 3.4 diatas Durbin
Watson (D-W) sebesar 0,487. Jadi angka
D-W diantara -2 sampai +2, ini berarti
tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian
ini.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
melihat apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variabel dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap maka disebut
homoskedastisitas, dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas
dalam penelitian ini dengan cara melihat
grafik scatterplot dan uji Gjejser.
Gambar 3.5 Scatterplot Dependent
Variable
Dari gambar Scatterplot Dependent
Variable di atas dapat dilihat titik-titik
tidak membentuk pola tertentu dan titik-
titik menyebar di atas dan di bawah angka
nol pada sumbu Y sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi dalam
penelitian ini tidak mengandung
heteroskedastisitas.
d. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas untuk mengetahui
antar variabel yang digunakan dalam
penelitian ini mempunyai korelasi. Uji
multikolinearitas dilakukan dengan
menghitung nilai Variance Inflation
Factor (VIF) tiap-tiap variabel independen.
Multikolinearitas terjadi jika nilai VIF
melebihi 10. Jika nilai VIF kurang dari 10
menunjukkan bahwa korelasi antar
variabel independen masih dapat di tolerir.
42
e. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisa regresi linier berganda
menggunakan program SPSS untuk
mengukur ada tidaknya pengaruh anatara
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
terhadap Pendapatan Asli Daerah dengan
persamaan regresi linier berganda sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Pendapatan Asli Daerah = -0,186 + 1,041
X1 + 0,521X2 + e
Dari persamaan hasil regresi di atas
mempunyai arti yang dapat disampaikan
sebagai berikut :
X1 (Pajak Daerah) = 1,041
Artinya apabila terjadi kenaikan pada
variabel Pajak Daerah dalam satu satuan,
maka dapat meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah sebesar 1,041 dimana faktor
lainnya dalam keadaan konstan atau nol.
X2 (Retribusi Daerah) = 0,521
Artinya apabila terjadi kenaikan pada
variabel Retribusi Daerah dalam satu
satuan, maka dapat meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah sebesar 0,521
dimana faktor lainnya dalam keadaan
konstan atau nol.
Uji Hipotesis
a. Uji t
Uji t merupakan pengujian untuk
mengetahui apakah secara individu
variabel bebas mempunyai pengaruh yang
nyata atau tidak terhadap variabel terikat.
Menurut Yvonne dan Robert
(2013:136) dengan ketentuan α = 0,05
dengan df = n – 2
Dimana :
df : degree of freedom
n : jumlah sampel
maka df = 36 – 2 = 32
1) Pengaruh Pajak Daerah terhadap
Pendapatan Asli Daerah
Dari Hasil olah data pada tabel 4.9 di
atas diketahui thitung sebesar 7,119 maka
diperoleh ttabel sebesar 2,032, sehingga
thitung > ttabel dan diketahui taraf signifikan
0,000 < 0,05 di mana kriteria uji tes ini
adalah H0 ditolak dan Ha diterima ini
berarti Pajak Daerah secara individu
berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Lamongan Tahun
2013-2015.
2) Pengaruh Retribusi Daerah terhadap
Pendapatan Asli Daerah
Dari Hasil olah data pada tabel 4.9 di
atas diketahui thitung sebesar 2,902 maka
diperoleh ttabel sebesar 2,032, sehingga
thitung > ttabel dan diketahui taraf signifikan
0,007 < 0,05 di mana kriteria uji tes ini
adalah H0 ditolak dan Ha diterima ini
berarti Retribusi Daerah secara individu
berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Lamongan Tahun
2013-2015.
b. Uji f
Uji F merupakan pengujian untuk
mengetahui pengaruh secara keseluruhan
dari variabel bebas terhadap variabel
terikat.
43
Dari olah data di atas dapat diketahui
bahwa nilai uji F sebesar 31,655 jadi df1 =
2 dan df2 = 33, dengan tingkat signifikan
0,05 maka dapat diketahui Ftabel 3,28
sedangkan Fhitung sebesar 31,655
sehingga Fhitung > Ftabel dan diketahui
taraf signifikan 0,000 < 0,05 di mana
kriteria uji tes ini adalah H0 ditolak dan Ha
diterima ini berarti Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah secara bersama sama
berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Lamongan Tahun
2013-2015.
Koefisien Determinasi R2
Dalam analisa ini digunakan untuk
mengukur kuat lemahnya pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Nilai R sebesar 0,811 ini berarti variabel
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
mempunyai pengaruh sebesar 81,1%
terhadap Pendapatan Asli Daerah,
sedangkan sisanya 18,9% dijelaskan oleh
variabel-variabel lain selain variabel Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah. Hal ini
menunjukkan terjadinya hubungan positif
antara variabel Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah dengan variabel Pendapatan Asli
Daerah karena hasil Nilai R antara 0
sampai dengan 1.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Pajak Daerah terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Lamongan Tahun 2013-2015.
Dari Hasil olah data diketahui thitung
sebesar 7,119 maka diperoleh ttabel
sebesar 2,032, sehingga thitung > ttabel
dan diketahui taraf signifikan 0,000 < 0,05
yang artinya Pajak Daerah berpengaruh
terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Lamongan Tahun 2013-2015.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Marpen
(2013) menyatakan bahwa Penerimaan
Pajak Daerah berpengaruh positif terhadap
peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten dan Kota di wilayah Sumatra
Bagian Selatan.
Pajak Daerah sangat berpengaruh
terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Lamongan Tahun 2013-2015
karena sebagian besar pendapatan
Kabupaten Lamongan berasal dari sektor
Pajak Daerah sehingga realisasi Pajak
Daerah di Kabupaten Lamongan harus
selalu ditingkatkan agar dapat melebihi
target yang telah di tetapkan.
2. Pengaruh Retribusi Daerah terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Lamongan Tahun 2013-2015.
Dari Hasil olah data diketahui thitung
sebesar 2,902 maka diperoleh ttabel
sebesar 2,032, sehingga thitung > ttabel
dan diketahui taraf signifikan 0,007 < 0,05
yang artinya Retribusi Daerah berpengaruh
terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Lamongan Tahun 2013-2015.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Marpen
(2013) menyebutkan hasil Retribusi
Daerah berpengaruh positif terhadap
peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten dan Kota di wilayah Sumatra
Bagian Selatan.
44
Retribusi Daerah sangat berpengaruh
terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Lamongan Tahun 2013-2015
karena sebagian dari pendapatan
Kabupaten Lamongan berasal dari sektor
Retribusi Daerah dikarenakan masyarakat
Kabupaten Lamongan banyak yang
menggunakan layanan atau jasa dari
retribusi daerah.
3. Pengaruh Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Lamongan Tahun 2013-2015.
Dari hasil olah data dapat diketahui
bahwa nilai uji F sebesar 31,655, dengan
tingkat signifikan 0,05 maka dapat
diketahui Ftabel 3,28 sedangkan Fhitung
sebesar 31,655 sehingga Fhitung > Ftabel
dan diketahui taraf signifikan 0,000 < 0,05
yang berarti Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah secara bersama sama berpengaruh
terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Lamongan Tahun 2013-2015.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Okta
(2013) menunjukkan bahwa Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah berpengaruh
signifikan terhadap Pendapatan Asli
Daerah Karesidenan Surakarta.
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sangat
berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Lamongan tahun 2013-
2015 dikarenakan sebagian besar
pendapatan yang didapat oleh Kabupaten
Lamongan adalah dari hasil Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah yang nantinya akan
digunakan untuk membiayai belanja
daerah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti di kantor Dinas
Pendapatan Kabupaten Lamongan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pajak Daerah berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Lamongan Tahun 2013-2015 karena dari
hasil olah data dapat diketahui bahwa nilai
thitung sebesar 7,119 maka diperoleh
ttabel sebesar 2,032, sehingga thitung >
ttabel dan diketahui taraf signifikan 0,000
< 0,05.
2. Retribusi Daerah berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Lamongan Tahun 2013-2015 karena dari
hasil olah data dapat diketahui bahwa nilai
thitung sebesar 2,902 maka diperoleh
ttabel sebesar 2,032, sehingga thitung >
ttabel dan diketahui taraf signifikan 0,007
< 0,05.
3. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
secara simultan berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Lamongan Tahun 2013-2015 karena dari
hasil olah data dapat diketahui bahwa nilai
uji F sebesar 31,655, maka dapat diketahui
Ftabel sebesar 3,28 sehingga Fhitung >
Ftabel dan diketahui taraf signifikan 0,000
< 0,05.
Saran
Saran yang bisa disampaikan dari hasil
penelitian yang didapat adalah sebagai
berikut :
1. Untuk bisa meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah Pemerintah Daerah harus
bekerja secara optimal untuk melakukan
sosialisasi ke masyarakat tentang
kewajiban membayar pajak sehingga
terciptanya kesadaran masyarakat untuk
membayar pajak daerah dan penarikan
pajaknya agar diawasi dengan benar.
2. Hasil penelitian ini bisa dijadikan
referensi dalam ilmu pengetahuan,
khususnya di bidang akuntansi sektor
45
publik. Dengan membandingkan teori-teori
yang ada.
3. Hasil penelitian ini semoga bisa
menjadi bahan informasi untuk penelitian
lebih lanjut, sehingga dapat terciptanya
generasi bangsa yang lebih baik dan
bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, E., 2012, Pengaruh Penerimaan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kota Tasikmalaya, Skripsi,
Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Bengkulu, Bengkulu.
Augustine, Y., dan Kristaung, R., 2013,
Metodologi Penelitian Bisnis dan
Akuntansi, PT. Dian Rakyat,
Jakarta.
Bastian, I., 2002, Sistem Akuntansi Sektor
Publik, Salemba Empat, Jakarta.
Darise, N., 2009, Pengelolaan Keuangan
Daerah, Indeks, Jakarta.
Darwin, 2010, Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, Mitra Wacana Media,
Bogor.
Dila, L.O., 2014, Analisis Pengaruh
Penerimaan Pajak Daerah Dan
Retribusi Daerah Terhadap
Peningkatan Pendapatan Asli
Daerah Pada Kota dan Kabupaten
di Wilayah Indonesia, Skripsi,
Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Bengkulu, Bengkulu.
Dipenda, 2016, Dinas Pendapatan Daerah,
http://www.lamongankab.go.id,
diakses tanggal 02 April 2016.
Halim, A., 2004, Akuntansi Keuangan
Daerah, Salemba Empat,
Jakarta.
Halim, A., dan Kusufi, S., 2012, Akuntansi
Sektor Publik Teori, Konsep dan
Aplikasi, Salemba Empat, Jakarta.
Mardiasmo, 2002, Perpajakan, Andi,
Yogyakarta.
Marpen, A., 2013, Pengaruh Penerimaan
Pajak dan Retribusi Daerah
terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten dan Kota di wilayah
Sumatra Bagian Selatan, Skripsi,
Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Bengkulu, Bengkulu.
Marsyahrul, T., 2004, Pengantar
Perpajakan , Grasindo, Jakarta.
Moleong, L.J., 2000, Metode Penelitian
Kualitatif, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Narbuko, C., dan Achmadi, A., 2010,
Metodologi Penelitian, PT. Bumi
Aksara, Jakarta.
Pemerintah Kabupaten Lamongan, 2016,
Kabupaten Lamongan,
http://www.lamongankab.go.id,
diakses tanggal 02 April 2016.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 58 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2001 Tentang
Retribusi Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 91 Tahun 2010 Tentang
Jenis Pajak Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 97 Tahun 2012 Tentang
Retribusi Daerah.
Permendagri No. 21 Tahun 2011 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Prakosa, K.B., 2005, Pajak dan Retribusi
Daerah, UII Press, Yogyakarta.
Saragih, J.P., 2003, Desentralisasi Fiskal
dan Keuangan Daerah Dalam
Otonomi, Gahlia Indonesia, Jakarta.
46
Siahaan, P.M., 2005, Pajak Daerah dan
Reetribusi Daerah, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Siahaan, P.M., 2013, Pajak Daerah dan
Reetribusi Daerah, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Suandy, E., 2005, Hukum Pajak, Salemba
Empat, Jakarta.
Sugiyono, 2007, Metode Penelitian
Administrasi, Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, 2011, Statistika Untuk
Penelitian, Edisi 19, Alfabeta,
Bandung.
Sugiyono, 2012, Memahami Penelitian
Kualitatif, Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, 2013, Metode Penelitian, Edisi
19, Alfabeta, Bandung.
Suharsimi, A., 2001, Prosedur Penelitian,
Rineka Cipta, Jakarta.
Sunarto, 2005, Pajak dan Retribusi
Daerah, AMUS dan Citra Pustaka,
Yogyakarta.
Suparmoko, 2002, Ekonomi Publik Untuk
Keuangan dan Pembangunan
Daerah, Andi, Yogyakarta.
Sutedi, A., 2008, Hukum Pajak dan
Retribusi Daerah, Gahlia
Indonesia, Jakarta.
TMBook, 2013, Perpajakan Esensi dan
Aplikasi, Andi, Yogyakarta.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
Tentang Pajak Daerah dan Retribusi.
Undang-Undang Nomor No. 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan
Daerah.
Utama, O.S., 2013, Analisis Pengaruh
Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah
Terhadap Pendapatan Asli Daerah
di wilayah Karesidenan Surakarta,
Skripsi, Ekonomi Bisnis,
Universitas Muhammadiyah,
Surakarta.
Yani, A., 2002, Hubungan
KeuanganAntara Pemerintah Pusat
dan Daerah di Indonesia, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta