1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Energi merupakan kebutuhan yang vital dalam setiap aspek kehidupan.
Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan permintaan energi juga meningkat.
Permintaan energi di Indonesia rata-rata per tahun naik sebesar 7% sedangkan
pasokan energi primer diperkirakan hanya meningkat sebesar 2%. Dengan
demikian, diperlukan pengembangan sumber energi lain, selain minyak dan energi
fossil lainnya. Selain itu pola konservasi dalam kaitannya dengan program
penghematan energi, merupakan kegiatan penting yang dapat segera dilaksanakan.
Konservasi energi merupakan salah satu cara yang penting untuk
menanggulangi masalah energi, karena hasilnya dapat dirasakan dalam waktu
yang relatif singkat. Selain itu konservasi energi di sektor industri akan
mengurangi biaya produksi sehingga akan memperkuat daya saing produk yang
dihasilkan. Audit energi merupakan langkah awal dalam pelaksanaan program
konservasi energi. Audit energi dapat membantu memberikan gambaran mengenai
penggunaan energi, distribusi energi, biaya energi dan konversi energi yang
akhirnya dapat digunakan untuk mengidentifikasi sumber pemborosan energi,
guna mendapatkan langkah penghematan dan perbaikan-perbaikan yang layak
untuk dilaksanakan sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan energi.
2
Tabel 1.1: Penyediaan energi primer di Indonesia.
Sumber : www.esdm.go.id (2005)
Kampus Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh memiliki daya yang
terpasang dengan beban yang terdiri dari instalasi penerangan, AC pada ruang
rektorat dan akademik fakultas, komputer dan mesin-mesin listrik pada beberapa
laboratorium, seperti laboratorium komputer, laboratorium ilmu pengetahuan
alam, dan beberapa laboratorium fakultas lainnya.
Proses audit energi untuk menghitung tingkat penggunaan energi suatu
gedung atau bangunan, kemudian hasilnya dibandingkan dengan standar
penggunaan energi (Intensitas Konsumsi Energi – IKE) sebagai bahan
pertimbangan untuk dicarikan solusi penghematan penggunaan energi jika tingkat
penggunaan energinya melebihi standar baku yang ada.
3
1.2 Perumusan Masalah
Penggunaan energi pada gedung perkantoran harus dilakukan secara
efektif dan efesiensi, sehingga dapat meminimalisir pembayaran rekening listrik
yang terlalu besar.
Oleh karena itu perlu dilakukan suatu audit energi untuk menentukan nilai
Intesitas Konsumsi Energi (IKE) pada gedung perkantoran agar mendapatkan
nilai IKE yang sesuai standar sehingga tercapai penggunaan energi yang efektif
dan efesien.
1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis membatasi permasalahan audit
energi pada gedung utama yang dipakai pada kampus Universitas Teuku Umar
(UTU) yang meliputi Gedung Rektorat, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik.
1.4 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan proses audit energi untuk menghitung
tingkat penggunaan energi listrik suatu gedung atau bangunan utama pada kampus
Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, kemudian hasilnya dibandingkan
dengan standar yang ada sebagai bahan pertimbangan untuk dicarikan solusi
penghematan penggunaan energi jika tingkat penggunaan energinya melebihi
standar baku yang ada.
4
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian audit energi ini adalah
mengetahui profil penggunaan energi dan peluang penghematan energi pada
bangunan gedung untuk meningkatkan efesiensi penggunaan energi, sehingga
penggunaan energi pada bangunan gedung tersebut bisa lebih efektif dan efesien
sehingga dapat menghemat biaya.
5
BAB II
DASAR TEORI
Proses manajemen energi yang efektif haruslah berdasarkan pada tujuan
yang telah ditetapkan dan harus diuraikan secara rinci tindakan-tindakan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk memberi batasan suatu
program manajemen energi, perlu ditentukan secara teliti jenis dan jumlah energi
yang digunakan di setiap tingkatan.
Oleh karena itu, diperlukan suatu prosedur pencatatan penggunaan energi
secara sistimatis dan berkesinambungan. Pengumpulan data kemudian diikuti
dengan analisa dan pendefinisian kegiatan konservasi energi yang akan
dilaksanakan. Gabungan antara pengumpulan data, analisa data dan definisi
kegiatan konservasi disebut sebagai Audit Energi.
Audit energi teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi
energi dan mengenali cara-cara untuk penghematannya. Konservasi energi adalah
upaya mengefisienkan pemakaian energi untuk suatu kebutuhan agar pemborosan
energi dapat dihindarkan. Pengelolaan energi, yaitu segala upaya untuk mengatur
dan mengelola penggunaan energi seefisien mungkin pada bangunan gedung
tanpa mengurangi tingkat kenyamanan dilingkungan hunian ataupun produktivitas
dilingkungan kerja. Peluang hemat energi (PHE) (Energy conservation
opportunity) merupakan cara yang mungkin bisa diperoleh dalam usaha
mengurangi pemborosan energi. Potret penggunaan energi, adalah gambaran
menyeluruh tentang pemanfaatan energi pada bangunan gedung, meliputi: jenis,
6
jumlah penggunaan energi, peralatan energi, intensitas energi, profil beban
penggunaan energi, kinerja peralatan energi, dan peluang hemat energi, serta
keseluruhan maupun per area di bangunan gedung pada periode tertentu.
Pemakaian energi perencanaan, yaitu seluruh pemakaian energi tahunan yang
dihitung untuk suatu gedung yang direncanakan.
2.1 Petunjuk Teknis Audit Energi Bangunan Gedung
Petunjuk teknis konservasi energi bidang audit energi pada bangunan
gedung ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan gedung dalam rangka peningkatan
efisiensi penggunaan energi sehingga dapat menekan pengeluaran biaya energi.
Audit energi bertujuan mengetahui potret penggunaan energi dan mencari usaha
yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi penggunaan energi.
Lingkup bahasan petunjuk teknis ini meliputi :
a. Kriteria audit energi
b. Audit energi awal
c. Audit energi rinci
Petunjuk teknis ini menggunakan standar yang berlaku di Indonesia.
Apabila ada besaran yang belum diatur di Indonesia, dapat digunakan standar lain
yang dapat diterima oleh masyarakat profesi, antara lain standar ASHARE, JIS
dan lain sebagainya selama standar tersebut tidak bertentangan dengan peraturan
yang berlaku di Indonesia.
7
2.1.1 Kriteria Audit Energi
2.1.1.1 Kriteria Umum
Audit energi dianjurkan untuk dilaksanakan terutama pada gedung
perkantoran, pusat belanja, hotel, apartemen, dan rumah sakit. Dengan
melaksanakan audit energi diharapkan :
a. Dapat diketahui besarnya intensitas konsumsi energi (IKE) pada bangunan
tersebut.
b. Dapat dicegah pemborosan energi tanpa harus mengurangi tingkat
kenyamanan gedung yang berarti pula penghematan biaya energi.
c. Dapat diketahui profil penggunaan energi
d. Dapat dicari upaya yang perlu dilakukan dalam usaha meningkatkan efisiensi
penggunaan energi.
2.1.1.2 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik dan Standar
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik merupakan istilah yang
digunakan untuk menyatakan besarnya pemakaian energi dalam bangunan gedung
dan telah diterapkan di berbagai negara (ASEAN, APEC), dinyatakan dalam
satuan kWH/m2 per tahun. Sebagai “target”, besarnya IKE listrik untuk indonesia,
menggunakan hasil penelitian yang dilakukan oleh ASEANUSAID pada tahun
1987 yang laporannya baru dikeluarkan pada tahun 1992 dengan rincian sebagai
berikut :
a. IKE untuk perkantoran (komersial) : 240 kWH/m2 per tahun.
b. IKE untuk pusat belanja : 330 kWH/m2 per tahun.
8
c. IKE untuk hotel / apartemen : 300 kWH/m2 per tahun.
d. IKE untuk rumah sakit : 380 kWH/m2 per tahun.
Dalam menghitung besarnya IKE listrik pada bangunan gedung, ada
beberapa istilah yang digunakan, antara lain :
a. IKE listrik per satuan luas kotor gedung. Luas kotor = luas total gedung yang
dikondisikan (ber AC) + luas total gedung yang tidak dikondisikan (tanpa
AC).
b. IKE listrik persatuan luas total gedung yang dikondisikan (netto)
c. IKE persatuan luas ruang dari gedung yang disewakan ( net product)
Adapun perhitungannya sebagai berikut ini:
RoomAreaxRateOcc
TotalkWhIKE
. .........................................................................2.1
Sebagai pedoman, telah ditetapkan nilai standar IKE untuk bangunan di
Indonesia yang telah ditetapkan oleh Depatemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia tahun 2004.
Tabel 2.1 : Standar Intensitas Konsumsi Energi (IKE).
Sumber : Departemen pendidikan nasional RI (2004)
9
Tidak menutup kemungkinan nilai IKE tersebut berubah sesuai dengan
kesadaran masyarakat terhadap penggunaan energi.
2.1.2 Proses/Klasifikasi Audit Energi
Proses audit energi terdiri dari dua bagian yaitu audit energi awal dan audit
energi rinci. Audit energi awal dapat dilakukan pemilik/pengelola gedung yang
bersangkutan berdasarkan data rekening pembayaran energi yang dikeluarkan dan
luas gedung. Disarankan IKE dari hasil audit energi awal disampaikan kepada
asosiasi profesi atau instansi yang bersangkutan untuk dijadikan bahan informasi
dan masukan dalam menetapkan IKE yang baru.
Jangkauan audit energi dimulai dari survei data sederhana hingga
pengujian data yang sudah ada secara rinci, digabungkan dengan uji coba pada
bangunan secara khusus, yang dirancang untuk menghasilkan data baru. Lamanya
pelaksanaan suatu audit bergantung pada besar dan jenis fasilitas proses suatu
bangunan dan tujuan dari audit itu sendiri.
Survei awal atau Audit Energi Awal (AEA) dapat dilaksanakan dalam
waktu satu atau dua hari untuk suatu bangunan yang sederhana.
AEA terdiri dari dua bagian yaitu :
1. Survei manajemen energi.
Surveyor (atau auditor energi) mencoba untuk memahami kegiatan
manajemen yang sedang berlangsung, dan kriteria putusan investasi
yang mempengaruhi proyek konservasi.
10
2. Survei energi (teknis).
Bagian teknis dari AEA secara singkat mengulas kondisi dan operasi peralatan
dari pemakai energi yang penting (misalnya boiler dan sistem uap) serta
instrumentasi yang berkaitan dengan efisiensi energi. AEA akan dilakukan
dengan menggunakan sedikit mungkin instrumentasi portable. Auditor
energi akan bertumpu pada pengalamannya dalam mengumpulkan data yang
relevan dan mengadakan observasi yang tepat, sehingga memberikan diagnosa
situasi energi pabrik secara cepat.
AEA sangat berguna untuk mengenali sumber-sumber pemborosan energi
dan tindakan-tindakan sederhana yang dapat diambil untuk meningkatkan
efisiensi energi dalam jangka pendek. Contoh tindakan yang dapat diidentifikasi
dengan mudah ialah hilang atau cacatnya insulasi, kebocoran uap dan udara tekan,
peralatan yang tidak dapat digunakan, kurangnya kontrol yang tepat terhadap
perbandingan udara dan bahan bakar di dalam peralatan pembakar. AEA
seharusnya juga mengungkapkan kurang sempurnanya pengumpulan dan
penyimpanan analisa data, dan area dimana pengawasan manajemen perlu
diperketat. Hasil yang khas dari AEA ialah seperangkat rekomendasi tentang
tindakan berbiaya rendah yang segera dapat dilaksanakan dan rekomendasi audit
yang lebih ekstensif untuk menguji dengan lebih teliti.
Audit Energi Terinci (AET) biasanya dilakukan sesudah AEA, dan akan
membutuhkan beberapa minggu tergantung pada sifat dan kompleksitas. Selain
mengumpulkan data dari catatan yang ada, instrumentasi portable digunakan
untuk mengukur parameter operasi yang penting yang dapat membantu team
11
mengaudit energi dalam neraca material dan panas. Uji sebenarnya yang
dijalankan serta instrumen yang diperlukan bergantung pada jenis fasilitas yang
sedang dipelajari, serta tujuan, luas dan tingkat pembiayaan program manajemen
energi.
Jenis uji yang dijalankan selama audit energi terinci mencakup uji efisiensi
pembakaran, pengukuran suhu dan aliran udara pada peralatan utama yang
menggunakan bahan bakar, penentuan penurunan faktor daya yang disebabkan
oleh berbagai peralatan listrik, dan uji sistem proses untuk operasi yang masih di
dalam spesifikasi.
Audit energi terinci dilakukan apabila nilai IKE lebih besar dari nilai
standar. Rekomendasi yang disampaikan oleh Tim hemat Energi (THE) yang
dibentuk oleh pemilik/pengelola gedung bangunan dilaksanakan sampai
diperolehnya nilai IKE sama atau lebih kecil dari nilai standar, dan selalu
diupayakan untuk dipertahankan atau diusahakan lebih rendah di masa
mendatang. Proses audit energi yang disarankan seperti ditunjukkan dalam bagan
di bawah ini.
12
Gambar 2.1 : Diagram alir proses audit energi
Mulai
Pengumpulan dan Penyusunan Data Historis Tahun Lalu
Data historis energi tahun sebelumnya
Menghitung besar IKE tahun sebelumnya
IKE > target ?
Lakukan penelitian dan pengukuran konsumsi energi
ya
Data konsumsi energi hasil pengukuran
Periksa IKE > target ?
Mengenali kemungkinan PHE
Analisa PHE
Rekomendasi PHE
Implementasi
Periksa IKE > target ?
Selesai
Tidak
ya
ya
Tidak
Tidak
13
2.1.2.1 Audit energi awal
A. Pengumpulan Dan Penyusunan Data Energi Bangunan
Kegiatan audit energi awal meliputi pengumpulan data energi bangunan
dengan data yang tersedia dan tidak memerlukan pengukuran.
B. Data Yang Diperlukan
Data yang diperlukan meliputi :
a. Dokumentasi bangunan, Dokumentasi bangunan yang diperlukan adalah
gambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi, terdiri :
1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai.
2) Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai.
3) Diagram garis tunggal listrik, lengkap dengan penjelasan penggunaan daya
listriknya dan besarnya penyambungan daya listrik PLN serta besarnya
daya listrik cadangan dari Genset bila ada.
b. Pembayaran rekening listrik bulanan bangunan selama satu tahun terakhir dan
rekening pembelian bahan bakar minyak atau bahan bakar gas.
c. Tingkat hunian bangunan (occupancy rate).
Berdasarkan data bangunan seperti disebutkan di atas, dapat dihitung :
a. Rincian luas bangunan dan luas total bangunan (m2).
b. Tingkat pencahayaan ruang (Lux/m2)
c. Daya listrik total yang dibutuhkan (kVA atau kW)
14
d. Intensitas daya terpasang per m2 peralatan lampu (Watt/m2)
e. Daya listrik terpasang per m2 luas lantai untuk keseluruhan bangunan.
f. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik bangunan.
g. Biaya energi bangunan.
2.1.2.2 Audit Energi Rinci
A. Penelitian Dan Pengukuran Konsumsi Energi
Audit energi rinci perlu dilakukan bila audit energi awal memberikan
gambaran nilai IKE listrik lebih dari nilai standar yang ditentukan. Audit energi
rinci perlu dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan energi pada bangunan,
sehingga dapat diketahui peralatan pengguna energi apa saja yang pemakaian
energi cukup besar. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian energi adalah
mengumpulkan dan meneliti sejumlah masukan yang dapat mempengaruhi
besarnya kebutuhan energi bangunan, dan dari hasil penelitian dan pengukuran
energi dibuat profil energi bangunan.
B. Pengukuran Energi
a. Alat Ukur dan kalibrasi
1. Seluruh analisa energi bertumpu pada hasil pengukuran. Hasil pengukuran
harus dapat diandalkan dan mempunyai kesalahan error yang masih dapat
diterima. Untuk itu penting menjamin bahwa alat ukur yang digunakan
telah dikalibrasi dalam batas waktu sesuai ketentuan yang berlaku.
Kalibrasi ini dilakukan oleh pihak yang diberi wewenang hukum untuk itu.
15
2. Alat ukur yang digunakan dapat berupa alat ukur yang dipasang tetap
(permanent) pada instalasi atau alat ukur yang dipasang tidak tetap
(portabel).
b. Pengukuran Tingkat Pencahayaan
Tingkat pencahayaan dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini.
)(luxA
kxkxFE dptotal
rata …………………………………………….……….2.2
di mana :
Ftotal = Fluks luminus total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja
(lumen)
A = Luas bidang kerja (m2)
Kp = Koefisien penggunaan
Kd = Koefisien depresiasi (penyusutan)
c. Pengukuran Besarnya Konsumsi Energi Listrik – Pencahayaan
Pengukuran besarnya daya listrik untuk pencahayaan digunakan wattmeter
dan pengukuran konsumsi energi menggunakan watt-jam meter yang dipasang
tetap pada panel listrik yang melayani pencahayaan. Sangat ideal bila pada panel
tersebut juga dipasangkan watt meter yang dilengkapi dengan watt maksimum.
Pada kenyataanya dalam gedung komersial, energi untuk pencahayaan merupakan
salah satu bagian yang relative besar penggunaan energi listriknya.
d. Pengukuran besarnya konsumsi listrik untuk tata udara
Pengukuran besar konsumsi listrik untuk tata udara tidak dijelaskan lebih
detail pada laporan ini, karena pada laporan ini hanya mebahas audit dan
konservasi energi sistem pencahayaan.
16
C. Mengenali Kemungkinan Peluang Hemat Energi
Hasil pengukuran yang dilakukan, selanjutnya ditindak lanjuti dengan
penghitungan besarnya intensitas konsumsi energi (IKE) dan penyusunan profil
penggunaan energi bangunan. Besarnya IKE hasil perhitungan dibandingkan
dengan IKE standar. Bila hasilnya ternyata kurang dari IKE standar maka
kegiatan audit rinci dapat dihentikan atau bila diteruskan dengan harapan dapat
memperoleh IKE yang lebih rendah lagi. Bila hasilnya lebih dari IKE target,
berarti ada peluang untuk melanjutkan proses audit energi rinci berikutnya untuk
memperoleh penghematan energi.
D. Analisa Peluang Hemat Energi
Apabila peluang hemat energi telah dikenali, selanjutnya perlu
ditindaklanjuti dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara
membandingkan potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang harus dibayar
untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang direkomendasikan.
Penghematan energi pada bangunan gedung tidak dapat diperoleh begitu saja
dengan cara mengurangi kenyamanan penghuni.
Analisa peluang hemat energi dilakukan dengan usaha – usaha :
a. Mengurangi sekecil mungkin penggunaan energi (Mengurangi kW dan jam
operasi).
b. Memperbaiki kinerja peralatan.
c. Penggunaan sumber energi yang murah.
17
E. Laporan dan Rekomendasi
Laporan audit energi terdiri dari bagian – bagian sebagai berikut :
1. Ringkasan (executive summary) Ringkasan ini berisi :
a. Uraian pekerjaan yang dilakukan.
b. Tabel yang berisi langkah – langkah yang direkomendasikan yang telah
diteliti dengan baik dari segi teknis maupun ekonomis.
c. Langkah – langkah yang kelihatan menguntungkan tetapi perlu penelitian
yang lebih lanjut.
d. Rencana – rencana implementasi yang direkomendasikan.
2. Latar Belakang
Bagian ini merupakan faktor – faktor penting yang terkait dengan audit
yang dikerjakan dan rekomendasi yang akan diterapkan, misalnya :
a. Uraian tentang kondisi dan karakteristik bangunan.
b. Sistem suply energi utama; bagian ini memberikan indikasi penggunaan bahan
bakar dan listrik secara keseluruhan dan pengguna – pengguna utama setiap
jenis energi.
3. Manajemen energi
Pandangan umum tentang energi, kaitannya dengan kegiatan manajemen
dan tingkat kesadaran tentang energi.
4. Pelaksanaan audit energi
Mengindikasikan catatan – catatan penggunaan energi apa yang ada dan
bagaimana kinerja peralatan energi di bangunan yang dipantau.
18
5. Pemanfaatan energi
Mencakup performansi penggunaan energi, neraca energi, dan biaya energi.
Rekomendasi harus disusun sejauh mungkin mengikuti urutan yang sama
dengan bagian sebelumnya. Rekomendasi yang akan dibuat mencakup masalah :
1. Manajemen energi; termasuk :
a. Program manajemen yang telah diperbaiki
b. Implementasi audit energi yang lebih baik
c. Cara meningkatkan kesadaran penghematan energi
2. Pemanfaatan energi; termasuk :
a. Langkah – langkah perbaikan efisiensi penggunaan energi tanpa biaya
misalnya merubah prosedur.
b. Langkah – langkah perbaikan dengan biaya murah.
c. Langkah – langkah dengan investasi kecil.
d. Langkah – langkah dengan investasi besar.
Lampiran – lampiran pada laporan rekomendasi ini memasukkan :
1. Tarif energi
2. Perhitungan – perhitungan energi.
2.2 Tujuan Audit Energi
Setelah mendapatkan hasil uji, auditor energi menganalisa hasil tersebut
melalui suatu kalkulasi dengan menggunakan materi pendukung yang ada
(misalnya tabel dan bagan). Kemudian hasil uji tersebut digunakan untuk
menyusun neraca energi, dimulai dari setiap peralatan yang diuji. Dari neraca
19
energi, dapat ditentukan efisiensi dan ada tidaknya peluang penghematan biaya
energi. Setelah itu, dilakukan pengujian lebih rinci terhadap setiap peluang,
perkiraan biayanya dan manfaat dari pilihan-pilihan yang telah ditentukan.
Hasil akhir AET akan berupa laporan terinci yang memuat rekomendasi
disertai dengan manfaat dan biaya terkait serta program pelaksanaannya.
Secara umum cukup sulit untuk menyimpulkan besarnya penghematan
yang dapat diidentifikasi melalui audit energi. Namun begitu, penghematan
biasanya mendekati jumlah yang cukup berarti, sekalipun melalui audit energi
yang paling sederhana. Sebagai petunjuk kasar, audit energi awal diharapkan
dapat mengidentifikasi penghematan sebesar 10 persen, yang umumnya dapat
dicapai melalui tindakan house keeping atau tindakan lain. Audit energi
terinci seringkali dapat mencapai penghematan sebesar 20 persen atau lebih untuk
jangka menengah dan panjang.
2.3 Analisis peluang hemat energi berdasarkan Standar Nasional Indonesia
(SNI) 03-6196-2000
a. Apabila peluang hemat energi telah diidentifikasi, selanjutnya perlu ditindak
lanjuti dengan analisis peluang hemat energi, yaitu dengan cara
membandingkan potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang harus
dibayar untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang
direkomendasikan.
20
b. Analisis peluang hemat energi dapat juga dilakukan dengan penggunaan
program komputer yang telah direncanakan untuk kepentingan itu dan diakui
oleh masyarakat profesi.
c. Penghematan energi pada bangunan gedung harus tetap memperhatikan
kenyamanan penghuni.
Analisis peluang hemat energi dilakukan dengan usaha antara lain:
a. Menekan penggunaan energi hingga sekecil mungkin (mengurangi daya
terpasang/terpakai dan jam operasi);
b. Memperbaiki kinerja peralatan;
c. Menggunakan sumber energi yang murah;
2.4 Air Conditioning (AC)
Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara
sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan.
Selain itu, mengatur aliran udara dan kebersihannya. Sistem penyegaran udara
pada umumnya dibagi menjadi dua golongan utama yaitu :
a. Penyegaran udara untuk kenyamanan
Menyegarkan udara ruangan untuk memberikan kenyamanan kerja bagi
orang yang melakukan kegiatan tertentu.
b. Penyegaran udara untuk industri
Menyegarkan udara ruangan karena diperlukan oleh proses, bahan,
peralatan atau barang yang ada di dalamnya.
21
Pengkondisian udara atau sistem tata udara atau air conditioning, adalah
usaha mengolah udara untuk mengendalikan temperature ruangan, kelembaban
relatif, kualitas udara, dan penyegarannya untuk menjaga persyaratan kenyamanan
(comfort) bagi penghuni ruangan.
2.5 Konsumsi Dan Penghematan Energi
1) Analisis Peluang Hemat Energi
a. Apabila peluang hemat energi telah diidentifikasi, selanjutnya perlu
ditindak lanjuti dengan analisis peluang hemat energi, yaitu dengan cara
membandingkan. Potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang harus
dibayar untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang
direkomendasikan.
b. Analisis peluang hemat energi dapat juga dilakukan dengan penggunaan
program komputer yang telah direncanakan untuk kepentingan itu dan
diakui oleh masyarakat profesi.
c. Penghematan energi pada bangunan gedung harus tetap memperhatikan
kenyamanan penghuni.
2) Analisis peluang hemat energi dilakukan dengan usaha antara lain:
a. Menekan penggunaan energi hingga sekecil mungkin (mengurangi daya
terpasang/terpakai dan jam operasi).
b. Memperbaiki kinerja peralatan.
c. Menggunakan sumber energi yang murah.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan di kampus induk Universitas Teuku
Umar (UTU) – Alue Peunyareng, Meulaboh berdasarkan pada pamasangan
ampere meter yang digunakan oleh Gedung Rektorat, Fakultas Ekonomi dan
Fakultas Teknik. Penelitian dilakukan dengan mengambil objek jumlah
pemakaian energi listrik di kampus tersebut dan dibandingkan dengan luas
bangunan penggunaan energi serta dikalikan dengan tingkat hunian bangunan,
sehingga menghasilkan nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) yang akan
dibandingkan dengan standard IKE sesuai rekomendasi.
Waktu pelaksanaan penelitian yang mencakup pengambilan data di
Gedung Rektorat, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik Universitas Teuku
Umar (UTU) – Alue Peunyareng, Meulaboh dan pengolahan data sehingga
menghasilkan hasil yang diharapkan memerlukan waktu sekitar 2 minggu.
3.2 Metodologi Penelitian
Proses Audit Energi yang dilaksanakan/dilakukan pada penelitian ini
adalah ditunjukkan pada bagan alir penelitian, seperti diperlihatkan pada gambar
3.1, yang terdiri dari :
23
3.2.1. Audit Energi Awal
Proses audit energi dimulai dengan mencari nilai Intensitas Konsumsi
Energi (IKE) pada bangunan utama gedung kampus Universitas Teuku Umar
(UTU) – Alue Peunyareng, Meulaboh berdasarkan pada pemasangan ampere
meter tiap bangunan.
Pengambilan data tersebut memanfaatkan data historis penggunaan energi
pada tiap bangunan, data-data luasan area bangunan serta luasan area kampus
yang meliputi :
› Dokumentasi bangunan
› Pembayaran rekening listrik bulanan selama setahun terakhir
› Tingkat hunian (occupancy rate) bangunan
24
Gambar 3.1 : Bagan alir prosedur evaluasi Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
Mulai
Pengumpulan data dan penyusunan datahistoris : energi listrik, luas bangunan dan
jumlah penghuni bangunan
Hasil : data historis energilistrik, luas bangunan, danjumlah penghuni bangunan
Menghitung besar Intensitas KonsumsiEnergi (IKE)
Evaluasi IKE >persyaratan
Indentifikasi peluang penghematan energilistrik
Analisis peluang penghematan energilistrik
Rekomendasi peluang penghematan energilistrik
Selesai
Ya
Tidak
25
3.2.2. Audit Energi Rinci
Audit energi rinci adalah audit energi yang dilakukan menggunakan alat-
alat ukur yang sengaja dipasang untuk mengetahui besarnya konsumsi energi.
Audit energi rinci diperlukan bila hasil audit awal menunjukkan
pemakaian energi yang melebihi standard atau perhitungan IKE gedung melebihi
IKE standard di Indonesia. Kegiatan audit energi rinci meliputi pengukuran secara
rinci dari penerangan, AC, komputer, air bawah tanah dan Laboratorium.
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Penelitian
Dari hasil survei didapatkan data komposisi luas bangunan/ruang, tingkat
konsumsi energi selama setahun dan data pemakaian (occupancy rate)
gedung/ruang.
Bangunan kampus universitas teuku umar - meulaboh memiliki komposisi
sebagai berikut :
Tabel 4.1 : Komposisi Luas Bangunan dan Ruang
No. No. IDPelanggan
Nama Bangunan Jumlah Luas(m2)
1. DA 0262078Aula, Kedekanan Fak. Eknomi,Ruang kuliah fak. Ekonomi,Perpustakaan UTU
840
2. DA 0285483Lab. Komputer, Lab. Basah fakPerikanan, Ruang kuliah fak.Perikanan, Gedung Rektorat
928
3. DA 0331054Kedekanan dan Ruang KuliahFak. Teknik
320
Dari beberapa tipe gedung atau ruangan memiliki karakteristik-
karakteristik yang berbeda. Kantor dan perpustakaan digunakan secara kontinyu
rutin setiap hari selama hari kerja. Kelas hanya digunakan pada waktu proses
kegiatan belajar mengajar dengan beban yang bervariasi dari pagi hingga sore
hari. Laboratorium dipakai secara temporer dengan beban daya yang relatif tinggi.
27
Tabel 4.2 : Biaya konsumsi energi listrik untuk IDPEL 0262078
No. Bulan Pemakaian (KWh) Biaya (Rp)
1. Januari 187,4 1.777.1892. Februari 197,0 1.868.2293. Maret 192,8 1.828.3994. April 203,3 1.927.9755. Mei 184,3 1.747.7906. Juni 210,8 1.999.1007. Juli 195,2 1.851.1598. Agustus 175,6 1.665.2829. September 111,7 1.059.29510. Oktober 238,1 2.257.99711. November 284,5 2.698.02712. Desember 240,5 2.280.757
Maksimum 284,5 2.698.027
Minimum 111,7 1.059.295
Rata-rata 201,8 1.913.433
TOTAL 2421,2 22.961.199
Tabel 4.2 menunjukkan pemakaian energi listrik di kampus Universitas
Teuku Umar - Meulaboh secara keseluruhan setiap bulan untuk IDPEL 0262078.
Konsumsi energi listrik untuk IDPEL 0262078
050
100150200250300
Janu
ari
Februa
riMare
tApri
lMei
Juni Ju
li
Agustu
s
Septem
ber
Oktobe
r
Novembe
r
Desembe
r
Bulan
Pem
akai
an (K
Wh)
Gambar 4.1 : Data konsumsi energi listrik selama setahun untuk IDPEL 0262078
28
Dari gambar 4.1 terlihat bahwa terjadi variasi penggunaan energi listrik
selama setahun untuk IDPEL 0262078. Penggunaan energi listrik tersebut
dipengaruhi oleh penggunaan bangunan/ruang pada waktu tertentu. Penggunaan
energi listrik terbesar terjadi pada bulan November yaitu sebesar 284,5 KWh dan
pemakaian terkecil terjadi pada bulan September yaitu sebesar 111,7 KWh.
Tabel 4.3 : Biaya konsumsi energi listrik untuk IDPEL 0285483
No. Bulan Pemakaian (KWh) Biaya (Rp)
1. Januari 1285,6 1.663.8232. Februari 2881,7 3.729.4963. Maret 2495,1 3.229.1584. April 2570,8 3.327.1295. Mei 2306,5 2.985.0726. Juni 2610,3 3.378.2507. Juli 2576,7 3.334.7658. Agustus 2136,3 2.764.8159. September 1693,3 2.191.46810. Oktober 2511,1 3.249.86511. November 2461,0 3.185.02612. Desember 1447,9 1.873.872
Maksimum 2881,7 3.729.496
Minimum 1285,6 1.663.823
Rata-rata 2.248 2.909.395
TOTAL 26.976,3 34.912.739
Tabel 4.3 menunjukkan pemakaian energi listrik di kampus Universitas
Teuku Umar - Meulaboh secara keseluruhan setiap bulan untuk IDPEL 0285483.
29
Konsumsi energi listrik untuk IDPEL 0285483
0500
100015002000250030003500
Janu
ari
Februa
ri
Maret
April
MeiJu
ni Juli
Agustu
s
Septem
ber
Oktobe
r
Novembe
r
Desembe
r
Bulan
Pem
akai
an (K
Wh)
Gambar 4.2 : Data konsumsi energi listrik selama setahun untuk IDPEL 0285483
Dari gambar 4.2 terlihat bahwa terjadi variasi penggunaan energi listrik
selama setahun untuk IDPEL 0285483. Penggunaan energi listrik tersebut
dipengaruhi oleh penggunaan bangunan/ruang pada waktu tertentu. Penggunaan
energi listrik terbesar terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 2881,7 KWh dan
pemakaian terkecil terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 1285,6 KWh.
30
Tabel 4.4 : Biaya konsumsi energi listrik untuk IDPEL 0331054
No. Bulan Pemakaian (KWh) Biaya (Rp)
1. Januari 491,0 397.5622. Februari 569,5 461.1243. Maret 467,6 378.6154. April 418,0 338.4545. Mei 479,1 387.4276. Juni 552,9 447.6837. Juli 628,6 508.9778. Agustus 493,4 399.5129. September 375,1 303.71810. Oktober 611,8 495.37411. November 671,9 544.03712. Desember 750,3 607.517
Maksimum 750,3 607.517
Minimum 375,1 303.718
Rata-rata 542,4 439.167
TOTAL 6.509,2 5.270.000
Tabel 4.4 menunjukkan pemakaian energi listrik di kampus Universitas
Teuku Umar - Meulaboh secara keseluruhan setiap bulan untuk IDPEL 0331054.
Konsumsi energi listrik untuk IDPEL 0331054
0100200300400500600700800
Janu
ari
Februa
ri
Maret
April
MeiJu
ni Juli
Agustu
s
Septem
ber
Oktobe
r
Novembe
r
Desembe
r
Bulan
Pem
akai
an (K
Wh)
Gambar 4.3 : Data konsumsi energi listrik selama setahun untuk IDPEL 0331054
31
Dari gambar 4.3 terlihat bahwa terjadi variasi penggunaan energi listrik
selama setahun untuk IDPEL 0331054. Penggunaan energi listrik tersebut
dipengaruhi oleh penggunaan bangunan/ruang pada waktu tertentu. Penggunaan
energi listrik terbesar terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 750,3 KWh dan
pemakaian terkecil terjadi pada bulan September yaitu sebesar 375,1 KWh.
Tingkat pemakaian bangunan/ruang di kampus Universitas Teuku Umar –
Meulaboh sebagaimana kampus pada umumnya, cukup bervariasi. Penggunaan
bangunan/ruang sangatlah dipengaruhi oleh beberapa agenda baik itu yang ada di
kampus maupun agenda hari libur pekanan maupun libur besar yang ada seperti
hari raya, tahun baru atau liburan perkuliahan.
Kampus Universitas Teuku Umar - Meulaboh mempunyai data occupancy
rate berdasarkan tipe bangunan/ruang. Penyajian data occupancy rate pada tahun
2013 dapat dilihat pada table 4.5 dan dapat diperhitungkan bahwa rata-rata tingkat
hunian (occupancy rate) di Kampus Universitas Teuku Umar - Meulaboh adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.5 : Tingkat pemakaian ruang/gedung
No. Nama Bangunan Persentase (%)
1.Aula, Kedekanan Fak. Eknomi, Ruang kuliah fak.Ekonomi, Perpustakaan UTU
80
2.Lab. Komputer, Lab. Basah fak Perikanan, Ruangkuliah fak. Perikanan, Gedung Rektorat
80
3. Kedekanan dan Ruang Kuliah Fak. Teknik 80
32
4.2 Analisis Data Tingkat Konsumsi Energi
Perhitungan besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) di kampus
Universitas Teuku Umar – Melaboh dilakukan berdasarkan IDPEL penggunaan
energi listrik yang terpasang pada masing-masing bangunan/ruang, seperti yang
telah diperlihat pada tabel 4.1.
4.2.1 Perhitungan IKE untuk IDPEL 0262078
Dari tabel 4.2 dapat diketahui jumlah total pemakaian energi listrik sebesar
2421,2 KWh dengan biaya yang harus dibayarkan ke PLN selama setahun antara
Januari 2013 sampai dengan Desember 2013 adalah sebesar Rp 22.961.199.
Dari data luas bangunan/ruang dan konsumsi energi serta tingkat
occupancy rate maka dapat dihitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
kampus Universitas Teuku Umar - Meulaboh selama setahun untuk IDPEL
0262078 adalah sebagai berikut :
RoomAreaxRateOcc
TotalKWhIKE
.
8408,0
2,2421
x
pertahunmKWh 2/6,3
4.2.2 Perhitungan IKE untuk IDPEL 0285483
Dari tabel 4.3 dapat diketahui jumlah total pemakaian energi listrik sebesar
26.976,3 KWh dengan biaya yang harus dibayarkan ke PLN selama setahun
antara Januari 2013 sampai dengan Desember 2013 adalah sebesar Rp
34.912.739.
33
Dari data luas bangunan/ruang dan konsumsi energi serta tingkat
occupancy rate maka dapat dihitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
kampus Universitas Teuku Umar - Meulaboh selama setahun untuk IDPEL
0285483 adalah sebagai berikut :
RoomAreaxRateOcc
TotalKWhIKE
.
9288,0
3,26976
x
pertahunmKWh 2/3,36
4.2.3 Perhitungan IKE untuk IDPEL 0331054
Dari tabel 4.4 dapat diketahui jumlah total pemakaian energi listrik sebesar
6.509,2 KWh dengan biaya yang harus dibayarkan ke PLN selama setahun antara
Januari 2013 sampai dengan Desember 2013 adalah sebesar Rp 5.270.000.
Dari data luas bangunan/ruang dan konsumsi energi serta tingkat
occupancy rate maka dapat dihitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
kampus Universitas Teuku Umar - Meulaboh selama setahun untuk IDPEL
0331054 adalah sebagai berikut :
RoomAreaxRateOcc
TotalKWhIKE
.
3208,0
2,6509
x
pertahunmKWh 2/4,25
34
Perbandingan nilai IKE terhadap IDPEL
3,6
36,3
25,4
05
10152025303540
262078 285483 331054
IDPEL
IKE
Gambar 4.4 : Perbandingan nilai IKE terhadap IDPEL
Dari perhitungan nilai-nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) menurut
IDPEL masing-masing, maka dapat disajikan gambar yang memberikan gambaran
perbandingan nilai IKE terhadap IDPEL.
Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa nilai Intensitas Konsumsi Energi
(IKE) untuk masing-masing IDPEL adalah tidak sama. Nilai IKE terbesar terjadi
pada IDPEL 285483 dengan nilai sebesar 36,6 KWh/m2 pertahun dan nilai IKE
terkecil terjadi pada IDPEL 262078 dengan nilai sebesar 3,6 KWh/m2 pertahun.
4.2.4 Nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) rata-rata keseluruhan
Dari perhitungan nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) rata-rata
keseluruhan kampus Universitas Teuku Umar - Meulaboh yaitu sebesar 21,8
KWh/m2 pertahun, maka bila dibandingkan dengan nilai Intesitas Konsumsi
Energi (IKE) standar ASEAN-AUSAID tahun 1987 untuk bangunan perkantoran
35
di Indonesia adalah sebesar 240 KWh/m2 pertahun sehingga ada selisih sebesar
218,2 KWh/m2 pertahun yaitu berada dibawah standar.
Nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) yang berada jauh di bawah standar
ini dapat terjadi karena beberapa kemungkinan :
1. Pemakaian energi yang rendah dikarenakan fasilitas ruangan belum memenuhi
standar.
2. Pemakaian energi yang rendah dikarenakan fasilitas ruangan yang sudah
memenuhi standar belum digunakan secara maksimal.
3. Pemakaian energi yang rendah karena dibatasi oleh daya listrik yang terpasang
sehingga saat beban puncak (waktu jam kerja) penggunaan fasilitas tidak
dapat maksimal.
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) rata-rata keseluruhan kampus
Universitas Teuku Umar - Meulaboh yaitu sebesar 21,8 KWh/m2 pertahun
masih dibawah nilai Intersitas Konsumsi Energi (IKE) standar yaitu sebesar
240 KWh/m2 pertahun.
2. Peralatan untuk ruangan standar di kampus Universitas Teuku Umar –
Meulaboh belum terpenuhi.
3. Daya terpasang dikampus Universitas Teuku Umar - Meulaboh tidak dapat
mencukupi kebutuhan daya saat beban puncak sehingga sering terjadi trip di
MCB.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian, maka perlu diberikan beberapa saran antara lain :
1. Perlu adanya peningkatan daya listrik yang terpasang untuk memenuhi
kebutuhan energi listrik yang digunakan oleh peralatan-peralatan pada
bangunan/ruang.
2. Peralatan untuk standar ruangan perlu segera dipasang dan dimanfaatkan.
3. Perlu dilakukan audit energi rutin setahun sekali.
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Smith, C.B. 1981. Energy Management Principle. Elsevier Science Ltd
2. Waterland, A.F. 1982. Energy Management Handbook. The FairmontPress, Inc
3. Badan Standardisasi Nasional, 2000. Prosedur Audit Energi padaBangunan Gedung. SNI 03-6169-2000.
4. Shiming D, Burnett J. 2002. Energy use and management in hotels inHong Kong. Hospitality Management 21 (2002) 371 – 380
5. Departemen Pendidikan Nasional RI (2004)
6. www.esdm.go.id (2005)
7. Direktorat Pengembangan Energi. Petunjuk teknis konservasi energi;Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung. Jakarta: DepartemenPertambangan dan Energi. Direktorat Jendral Pengembangan Energi.