Download - Jaringan Angkutan Sungai
E - 1 | Pekerjaan Perencanaan Study Penyusunan Peta Jaringan Angkutan Sungai
Pembahasan pendekatan dan metodologi adalah mengenai alat analisis yang
digunakan untuk mencapai maksud, tujuan dan sasaran Pekerjaan Perencanaan
Study Penyusunan Peta Jaringan Angkutan Sungai berdasarkan ruang lingkup
pekerjaan yang telah ditetapkan. Pembahasan dalam bab ini berkaitan dengan
pendekatan yang digunakan untuk memahami permasalahan dan tahapan metode
kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang
ditetapkan dalam KAK.
Metodologi merupakan bagian epistemologi yang mengkaji perihal urutan langkah-
langkah yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri
Ilmiah. Metodologi juga dapat dipandang sebagai bagian dari logika yang mengkaji
kaidah penalaran yang tepat. Jika kita membicarakan metodologi maka hal yang tak
kalah pentingnya adalah asumsi-asumsi yang melatar belakangi berbagai metode
yang dipergunakan dalam aktivitas ilmiah. Dalam Pekerjaan Pekerjaan
Perencanaan Study Penyusunan Peta Jaringan Angkutan Sungai perlu disusun
langkah-langkah yang tersistematis agar mendapatkan hasil sesuai dengan sasaran
yang telah ditetapkan.
Metode yang digunakan dalam proses penyusunan kajian ini tentunya disesuaikan
dengan ruang lingkup dan output yang telah ditetapkan di dalam Kerangka Acuan
Kerja. Pada Bab ini akan diuraikan mengenai pola pikir, pendekatan, disain
penelitian, metode pengumpulan data dan analisis data, dan strategi pelaksanaan
kegiatan yang akan digunakan untuk melaksanaan pekerjaan ini.
BAB E.
PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
E - 2 | Pekerjaan perencanaan Study Penyusunan Peta Jaringan Angkutan Sungai
E.1. Latar Belakang
Sektor transportasi sungai secara langsung dan tidak langsung sangat penting
dikembangkan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan di wilayah-wilayah
terbelakang. Saat ini transportasi merupakan bagian integral dari suatu fungsi
masyarakat. Transportasi menunjukkan hubungan yang sangat erat dengan gaya
hidup, keterjangkauan dari lokasi kegiatan produktif, penyediaan barang-barang
dan pelayanan untuk dikonsumsi.Subtitusi moda transportasi sungai menjadi jalan
raya seharusnya tidak serta merta mematikan pengembangan potensi
transportasi sungai, mengingat transportasi sungai di beberapa wilayah lain dapat
menjadi Aternatif yang lebih murah bagi masyarakat terutama dunia usaha. Oleh
sebab itu, survey potensi transportasi sungai merupakan hal yang penting untuk
dilakukan.
Transportasi memiliki kontribusi yang sangat vital dan berdimensi strategis bagi
pembangunan nasional, mengingat sifatnya sebagai penggerak dan pendorong
kegiatan pembangunan dan sebagai perekat kesenjangan antar wilayah. Posisi
strategik transportasi semakin dirasakan tatkala banyak sektor lain berkurang
perannya sebagai akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan, namun peran
transportasi ternyata menjadi titik sentral bagi bangkitnya sektor riil dalam
perekonomian nasional pasca krisis. Pulau-pulau yang besar secara historis
menjadi semacam sumber gravitasi ekonomi bagi pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Bentang wilayah di dalam daratan pulau besar tersebut memunculkan berbagai
kota sebagai pusat-pusat kegiatan ekonomi yang dilayani oleh suatu jaringan
transportasi.
Untuk negara yang sekitar 2/3 wilayahnya didominasi oleh perairan, sudah
selayaknya Indonesia memberi perhatian yang lebih pada angkutan perairan.
Menurut Undang undang No 17 Tahun 2008 mengenai Pelayaran, angkutan di
perairan adalah kegiatan mengangkut dan/atau memindahkan penumpang
dan/atau barang dengan menggunakan kapal. Angkutan di perairan dapat terdiri
dari angkutan laut, angkutan sungai dan danau maupun angkutan penyeberangan.
Pengembangan jaringan angkutan perairan menjadi sangat mendesak sesuai
dengan perkembangan otonomi daerah yang ditandai dengan semangat
pemekaran wilayah yang disertai pesatnya pembangunan infrakstruktur wilayah
E - 3 | Pekerjaan perencanaan Study Penyusunan Peta Jaringan Angkutan Sungai
terutama jalan raya. Beberapa daerah yang semula relatif terisolasi pun
diharapkan dapat dikembangkan dengan penyelenggaraan angkutan perairan.
Dengan adanya angkutan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan transportasi
antar daerah yang pada akhirnya dapat membantu tercapainya pengalokasian
sumber-sumber ekonomi secara merata sehingga akan menunjang pembangunan
dan perkembangan wilayah yang bersangkutan dan juga wilayah-wilayah
pengaruhnya (hinterland).
Provinsi Kalimantan Utara terbentuk sebagai Daerah Otonom Baru berdasarkan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012 pada tanggal 25 Oktober 2012. Sebagai
Provinsi baru yang ke 34 di Indonesia secara resmi mulai aktif sejak tanggal 22
April 2012 seiring dengan dilantiknya Penjabat Gubernur Kalimantan Utara Bapak
Dr. H. Irianto Lambrie oleh Mendagri atas nama Presiden Republik Indonesia di
Jakarta. Kalimantan Utara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di
bagian utara Pulau Kalimantan. Provinsi ini berbatasan langsung dengan negara
tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur.
Kalimatan Utara terdiri dari 1 kota dan 4 kabupaten yaitu, Kota Tarakan,
Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten
Tana Tidung. Kalimantan Utara memiliki luas 72.567.49 km dan jumlah penduduk
(tahun 2013) 738.163 jiwa selain itu wilayah ini dilalui oleh sungai-sungai yang
potensial untuk menghubungan jaringan transportasi baik internal maupun
eksternal. Dengan kondisi seperti ini, maka transportasi angkutan perairan
memiliki peranan yang sangat penting di dalam mendukung kegiatan transportasi
secara keseluruhan.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan Perairan,
kegiatan angkutan perairan di dalam negeri dilaksanakan dengan trayek tetap dan
teratur serta dapat dilengkapi dengan trayek tidak tetap dan tidak teratur. Dalam
hal ini, trayek adalah rute atau lintasan pelayanan angkutan dari satu pelabuhan
ke pelabuhan lainnya. Untuk penyusunan jaringan trayek tetap dan teratur
dilakukan bersama oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan asosiasi perusahaan
angkutan perairan nasional dengan memperhatikan masukan asosiasi pengguna
jasa angkutan perairan.
E - 4 | Pekerjaan perencanaan Study Penyusunan Peta Jaringan Angkutan Sungai
Terkait dengan kebutuhan akan angkutan sungai yang handal dan maka perlu
dilakukan Study Penyusunan peta Jaringan angkutan Sungai. Beberapa
pertimbangan yang diambil diantaranya.
1. Permintaan transportasi merupakan jenis permintaan tidak langsung yang
berawal dari kebutuhan manusia terhadap berbagai jenis barang dan jasa.
Dengan demikian terdapat saling ketergantungan antara transportasi dengan
aktivitas terkait pertanian, perdagangan, dan perkembangan ekonomi wilayah.
2. Terlepas dari harapan dan keinginan dalam arahan tersebut, saat ini kenyataan
untuk mengembangkan transportasi sungai ini dihadapkan dengan minimnya
data mengenai potensi transportasi sungai. Kurangnya data tersebut
mengakibatkan kelemahan dalam perencanaan pengembangan transportasi
sungai maupun moda transportasi lainnya.
E.2 Landasan Hukum
a. UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
b. UU No.17 tahun 2008 tentang Pelayaran;
c. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
d. PP No.61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;
e. PP No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan;
f. Kepmen No. 31 Tahun 2006 tentang Pedoman Perencanaan di Lingkungan
Departeman Perhubungan;
g. Kepmen No.73 tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan
Danau;
h. Kepmen No. 53 tahun 2004 tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional;
i. Kepmen No. 52 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan
Penyeberangan
j. RPT0-Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Bidang Sumber Daya Air
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dilaksanakannya pekerjaan Penyusunan Jaringan Angkutan Perairan di
Provinsi Kalimantan Utara, adalah menganalisa potensi dan mengkaji
E - 5 | Pekerjaan perencanaan Study Penyusunan Peta Jaringan Angkutan Sungai
Kemungkinan - kemungkinan pengembangan dan pembangunan angkutan
pengairan yang terintegrasi pada di wilayah Provinsi Kalimantan Utara.
Adapun tujuan studi ini adalah menyusun pengembangan jaringan angkutan
perairan di Wilayah Provinsi Kalimantan Utara sebagai transportasi penghubung
intern dan antar pulau, khususnya jaringan transportasi yang terpisah oleh
perairan pada Provinsi Kalimantan Utara dan yang menghubungkan Wilayah
Provinsi Kalimantan Utara dengan Provinsi tetangga.
SASARAN
Penjabaran atas tujuan disimpulkan dalam beberapa misi atau sasaran kegiatan
studi, yaitu :
1. Terkumpulnya data dan informasi kondisi sarana, prasarana dan operasional
angkutan perairan yang meliputi kondisi fisik, data teknis, lokasi, status
operasional, fasilitas pokok, fasilitas penunjang, dan fasiitas pendukung serta
informasi pendukung lainnya saat ini.
2. Terpetakannya ketersediaan sarana, prasarana angkutan perairan dan
kebutuhan akan sarana, prasarana angkutan perairan .
3. Teridentifikasinya permasalahan dan kendala yang berkaitan dengan sarana,
prasarana dan operasional angkutan perairan.
4. Tersusunnya suatu dokumen studi pengembangan jaringan angkutan perairan
di Propinsi Kalimantan Utara yang akan digunakan sebagai dasar
pengembangan dan pembangunan sarana, prasarana di bidang angkutan
perairan.
PENDEKATAN METODOLOGI
Berdasarkan KAK yang diberikan, konsultan menyimpulkan secara umum
titik berat pekerjaan dalam rangka Penyusunan Peta Jaringan Angkutan Sungai
untuk Tahun Anggaran 2015 melalui pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
Pendekatan Kebijakan.
E - 6 | Pekerjaan perencanaan Study Penyusunan Peta Jaringan Angkutan Sungai
Studi Penyusunan Peta Jaringan Angkutan Sungai terkait dengan
rencana tata ruang wilayah Provinsi Kalimantan Utara yang pada dasarnya
merupakan kebijakan yang dibuat. Oleh karena itu, dalam Studi Penyusunan Peta
Jaringan Angkutan Sungai haruslah melihat kebijakan-kebijakan yang berkaitan
dengan wilayah perencanaan. Kebijakan-kebijakan tersebut seperti kebijakan
kabupaten, propinsi dan kebijakan nasional.
Kebijakan yang paling dekat dengan kegiatan Studi Penyusunan Peta Jaringan
Angkutan Sungai adalah kebijakan Kabupaten yang terkait dengan RTRW
Provinsi Kalimantan Utara dan RTRW Kabupaten lokasi perencanaan. Penataan
Detail Tata Ruang Kecamatan harus mengacu pada Permen PU No 20 tahun
2011 tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Pengaturan Zonasi.
Peraturan tersebut juga mengatur mengenai materi perencanaan, pemanfaatan
dan pengendalian pemanfaatan ruang, pengaruran zonasi untuk wilayan
perkotaan termasuk bangunan. Pengaturan ini dimaksudkan untuk mencegah
timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup, pemanfaatan sumber daya alam
secara optimal dan meningkatkan keseimbangan perkembangan antar kawasan
melalui pemanfaatan ruang kawasan secara serasi, selaras dan seimbang serta
berkelanjutan dalam rangka peningkatan pertumbuhan perekonomian,
mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal dan meningkatkan daya dukung
lingkungan serta memperkuat integritas wilayah di lingkungan Kabupaten.
Kegiatan angkutan sungai dan danau di dalam negeri dilakukan oleh orang
perseorangan warga negara Indonesia atau badanusaha dengan menggunakan
kapal berbendera Indonesia yang memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal serta
diawaki oleh Awak Kapal Indonesia. Kegiatan angkutan sungai dan danau antara
Negara Republik Indonesia dan negara tetangga dilakukan berdasarkan perjanjian
antara Pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah
Angkutan sungai dan danau yang dilakukan antara dua Negara hanya dapat
dilakukan oleh kapal berbendera Indonesia dan/ berbendera negara yang
secara terpadu dengan memperhatikan antarmoda satu kesatuan sistem
transportasi nasional.
E - 7 | Pekerjaan perencanaan Study Penyusunan Peta Jaringan Angkutan Sungai
Kegiatan angkutan sungai dan danau dapat dilaksanakan dengan menggunakan
trayek tetap dan teratur atau trayek tidak tetap dan tidak teratur.
Kegiatan angkutan sungai dan danau dilarang dilakukan dilaut kecuali mendapat
izin dari Syahbandar dengan tetap memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal.
Untuk menunjang usaha pokok dapat dilakukan kegiatan angkutan sungai dan
danau untuk kepentingan sendiri.
agar dapat mewujudkan dengan baik semua sasaran yang direncanakan, suatu
pekerjaan perlu memiliki metodologi pelaksanaan yang terencana dengan baik.
secara garis besar, metodologi pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan
terbagi 4 (empat) tahap sebagai berikut :
kegiatan a : pekerjaan persiapan dan studi terdahulu, pengumpulan data
sekunder dan juga orientasi lapangan.
kegiatan b : pengumpulan data hidrologi dan klimatologi, survey hidrometri
(jika diperlukan), pengumpulan data sosial-ekonomi, pengukuran topografi/
pemetaan sekitar bangunan pengisian pantai , survey mekanika tanah dan
pengumpulan data lingkungan yang diperlukan.
kegiatan c : analisis data topografi, analisis mekanika tanah, analisis data
hidrologi dan klimatologi, analisis hidraulika, analisis kondisi sosial-ekonomi.
kegiatan d : desain rencana teknis masterplan penanganan abrasi pantai ,
perhitungan boq dan rab, gambar desain, pembuatan laporan-laporan
kegiatan a (persiapan)
pekerjaan persiapan
pekerjaan persiapan ini meliputi penyelesaian administrasi, mobilisasi personil dan
peralatan, persiapan pekerjaan lapangan dan pengumpulan data dan pembuatan
rencana kerja di lapangan.
1. penyelesaian administrasi
masalah administrasi yang harus diselesaikan terutama meliputi
administrasi kontrak dan legalitas personil yang akan ditugaskan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, baik di lingkungan intern konsultan maupun
untuk berhubungan dengan pihak lain.
E - 8 | Pekerjaan perencanaan Study Penyusunan Peta Jaringan Angkutan Sungai
2. mobilisasi personil dan peralatan
bersamaan dengan penyelesaian administrasi, konsultan akan melakukan
mobilisasi personil dan peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan ini.
kemudian setelah semua personil dimobilisir, dilakukan rapat koordinasi
untuk menentukan langkah-langkah guna penyelesaian pekerjaan ini agar
didapatkan hasil kerja yang maksimal.
3. inventarisasi kebutuhan pemakai
inventarisasi kebutuhan pemakai sangat penting untuk dilakukan. hal ini
penting mengingat penjelasan pekerjaan sebelumnya belum dijelaskan
secara teknis dan bagaimana hasil (produk) yang mencerminkan keinginan
pengguna jasa dan kualitas pekerjaan yang harus dihasilkan oleh
konsultan.
pendefinisian ulang kebutuhan pemakai ini harus sudah diselesaikan
sebelum laporan pendahuluan dibuat. dengan demikian, laporan
pendahuluan yang dibuat oleh konsultan akan menjadi acuan konsultan
dan pemilik pekerjaan (pengguna jasa) dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
4. penyusunan rencana kerja
selain persiapan-persiapan yang dilakukan di kantor, dilakukan juga
persiapan di lapangan. untuk itu perlu disusun rencana kerja baik di
lapangan maupun di kantor yang meliputi penyiapan kantor dan pekerjaan
persiapan untuk survey-survey.
sedangkan pekerjaan persiapan untuk survey meliputi pembuatan
program kerja (jadwal kerja lebih rinci) dan penugasan personil, pembuatan
peta kerja, penyiapan peralatan survey dan personil, penyiapan surat-surat
ijin/surat keterangan, dan pemeriksaan alat-alat survey.
pengumpulan data sekunder
pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara menginventarisir data-
data yang sudah ada dari instansi dan pihak terkait dalam penelitian baik di kantor
pusat, propinsi, kabupaten maupun langsung di lapangan. instansi-instansi yang
mungkin akan dihubungi antara lain jawatan topografi, badan meteorologi dan
geofisika, dit-jend psda, dinas pemukiman wilayah dan lingkungan hidup, dinas
perikanan dan kelautan dan instansi sumber data yang lain.
E - 9 | Pekerjaan perencanaan Study Penyusunan Peta Jaringan Angkutan Sungai
data sekunder lain yang dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan
perencanaan adalah data-data yang mendukung pekerjaan ini yaitu meliputi :
peta lokasi studi terbaru
peta-peta yang akan dikumpulkan adalah.
a. peta topografi rupa bumi dari bakosurtanal atau direktorat topografi.
b. peta bathimetri dari direktorat oceanografi atau dishidros.
c. peta tata guna lahan dari badan pertanahan nasional.
data meteorologi dan hidrometri
data meteorologi yang digunakan adalah hasil pengamatan dari stasiun yang
terdekat sehingga dianggap mewakili kondisi di lokasi perencanaan. data-data
yang diperlukan adalah:
a. data curah hujan periode jam-jaman, harian, bulanan dan tahunan dari
stasiun terdekat.
b. data iklim stasiun terdekat.
c. data debit pantai (jika ada).
d. data sedimentasi (jika ada).
data lingkungan penunjang
kegiatan pembangunan secara langsung maupun tidak langsung akan membawa
dampak terhadap lingkungan. perubahan ini akan berpengaruh terhadap
kehidupan sekitarnya.
orientasi lapangan
orientasi lapangan ini bertujuan untuk melihat kondisi dan lokasi Sungai yang
mengalami abrasi selain itu juga untuk melihat kondisi sarana dan prasarana yang
telah ada dalam menangani abrasi yang telah terjadi, sehingga dapat diperkirakan
penganganan-penanganan yang akan dilaksanakan juga dampak yang akan
terjadi jika salah penanganan yang dilakukan
Aspek-aspek yang mempengaruhi trayek sungai
Aspek Sedimentasi
Tingkat sedimentasi sebagai hasil proses erosi di hulu sungai merupakan salah
satu hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan transportasi sungai. Saat
ini kondisi sedimentasi masih sangat tinggi sebagai hasil erosi sungai di wilayah
E - 10 | Pekerjaan perencanaan Study Penyusunan Peta Jaringan Angkutan Sungai
sekitar sekitar Kalimantan Utara. Pengerukan untuk mendapatkan kedalaman
yang cukup bagi pelayaran di pelabuhan memerlukan biaya yang cukup besar.
Pengerukan dapat dilakukan untuk dapat memenuhi kedalaman alur minimal pada
saat kondisi musim kemarau sehingga masih diperlukan Studi yang lebih detail
terkait hidrologi dan sedimentasi danau.
Aspek Kedalaman Air
Kedalaman sungai dan danau sangat berpengaruh pada perencanaan pelabuhan
sungai dan danau, terutama di sungai-sungai ataupun danau yang mengalami
pengaruh pasang surut air laut. Tinggi pasang surut yang kurang dari lima meter,
masih memungkinkan pembangunan pelabuhan terbuka. Bila pengaruh pasang
surut lebih dari lima meter, maka terpaksa dibuat dermaga bertingkat agar dapat
dimanfaatkan pada saat fluktuasi muka air tinggi, normal, maupun saat rendah.
Berdasarkan karakterisik fisik dan teknis kapal-kapal tersebut, maka kedalaman
minimal pelabuhan adalah sekitar 2,00 m. Inventarisasi fisik pelabuhan-pelabuhan
yang ada sepanjang koridor Wilayah Sungai menemukenali bahwa lokasi-lokasi
pelabuhan yang saat sekarang sudah beroperasi maupun diusulkan beroperasi,
memiliki kedalaman lebih dari 2,00 m dengan lebar sungai lebih dari 50,00 meter.