Download - JESI
-
5/22/2018 JESI
1/18
STUDI KASUS PASIEN
HIPERTENSI GRADE II DAN DIABETES MELLITUS TIPE II PADA
PASIEN USIA LANJUT DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN
PERIODE 21 JANUARI22 FEBRUARI 2013
Oleh :
Jesi Anggraini
1102007156
Pembimbing :
DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes
KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
BAGIAN KEDOKTERAN KELUARGA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2013
-
5/22/2018 JESI
2/18
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Laporan Hasil Studi Kasus Pasien dengan judul Hipertensi Grade II dan Diabetes
Mellitus tipe II pada Pasien Usia Lanjut dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga di
Puskesmas Kecamatan Penjaringan Periode 21 Januari 22 Februari 2013 telah
disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas
Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
Jakarta, Februari 2013
Pembimbing
DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes
-
5/22/2018 JESI
3/18
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas bimbingan dan
tuntunanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil Studi Kasus Pasien dengan
penerapan Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Ilmu Kedokteran Keluarga yang berjudul
Hipertensi Grade II dan Diabetes Mellitus tipe II pada Pasien Usia Lanjut di
Puskesmas Kecamatan Penjaringan Periode 21 Januari 22 Februari 2013Tujuan pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan Pendekatan Kedokteran
Keluarga ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI untuk periode 21 Januari 22 Februari
2013.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes sebagai dosen pembimbing sekaligus KepalaBagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
2. dr. Sugma Agung Purbowo, MD, MARS selaku Koordinator Kepaniteraan IlmuKedokteran Keluarga sekaligus staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. Prof. Dr. Hj. Qomariyah RS, MS, PKK, AIFM selaku guru besar Kepaniteraan IlmuKedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. dr. Citra Dewi, M.Kes selaku Sekretaris Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluargasekaligus staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
5. Rifda Wulansari, SP, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu KedokteranKeluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. drg. Lies Anggriani, dr. Yefi Eskar, dan seluruh staf Puskesmas Kecamatan Penjaringan,Jakarta Utara yang telah membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis untuk
menyelesaikan hasil Studi Kasus Pasien ini.
7. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerja sama sehinggatersusun hasil studi kasus ini.
-
5/22/2018 JESI
4/18
Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penyusunan hasil studi
kasus pasien ini. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun sebagai
perbaikan bagi penulis.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Jakarta, Februari 2013
Jesi Anggraini, S.Ked
-
5/22/2018 JESI
5/18
LAPORAN KASUS
BERKAS PASIEN
A. Identitas PasienNama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 62 tahun
Agama : Budha
Alamat : Gang U, Penjaringan
Suku Bangsa : Cina
Pendidikan : SMAPekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. Rekam Medis : 34559
Tanggal berobat : 25 Januari 2013
B. AnamnesaAnamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 25 Januari 2013
1. Keluhan UtamaSakit kepala
2. Keluhan TambahanLeher belakang terasa kaku
3. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke Puskesmas Kecamatan Penjaringan dengan keluhan sakit
kepala sejak satu hari yang lalu sehingga tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.
Pasien mengatakan sakit kepala yang dirasakan di seluruh kelapa, kepala terasa
berat, dan leher belakang terasa kaku.
Pasien mengatakan mempunyai riwayat darah tinggi sejak kurang lebih 10
tahun yang lalu. Sebelumnya pasien jatuh pingsan dan dirawat di rumah sakit, dan
pasien diberi tahu oleh dokter bahwa dirinya menderita kencing manis dan darah
tinggi. Sejak saat itu pasien rajin kontrol untuk darah tinggi dan kencing manisnya di
rumah sakit tersebut. Pasien juga mengatakan dirinya pernah cuci darah satu kali.
-
5/22/2018 JESI
6/18
Pasien mengatakan dirinya cuci darah dikarenakan fungsi ginjalnya kurang baik.
Pasien menjalani cuci darah hanya sekali.
Karena jarak rumah sakit dari rumah pasien terlalu jauh, pasien memutuskan
untuk berobat di Puskesmas Penjaringan. Pasien selalu kontrol seminggu sekali
untuk darah tinggi dan kencing manisnya. Pasien juga mengatakan sejak mengetahui
tentang penyakitnya, pasien berusaha untuk mengubah gaya hidup dan pola
makannya.
4. Riwayat Penyakit Dahulua. Riwayat penyakit penyakit darah tinggi dan kencing manis diakui pasien.
Kurang lebih 10 tahun yang lalu pasien didiagnosis menderita penyakit kencing
manis dan darah tinggi. Saat itu pasien jatuh pingsan dan dirawat di rumah sakit,
setelah dilakukan berbagai pemeriksaan, diketahui bahwa pasien menderita
kencing manis dan darah tinggi.
b. Riwayat cuci darah satu kali, dikarenakan fungsi ginjal yang kurang baik.c. Riwayat stroke disangkal.d. Riwayat penyakit jantung disangkal.
5. Riwayat Penyakit Keluargaa. Riwayat penyakit darah tinggi pada keluarga diakui yaitu bapak pasien.
b. Riwayat penyakit kencing manis pada keluarga diakui yaitu bapak pasien.c. Riwayat stroke pada keluarga pasien disangkal.d. Riwayat penyakit jantung pada keluarga diakui pasien yaitu bapak pasien.
6. Riwayat Sosial EkonomiPasien tidak bekerja, hanya sebagai ibu rumah tangga. Biaya hidup sehari-hari
pasien didapatkan dari penghasilan suaminya sebagai pedagang tahu. Penghasilan
suami pasien setiap bulannya Rp. 2.000.000,00 Rp. 3.000.000,00 per bulan.
Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya berobat
pasien.
7. Riwayat KebiasaanPasien mengatakan sebelumnya sering mengkonsumsi makanan yang
berminyak. Sejak mengetahui penyakit pasien, pasien berusaha mengubah pola
-
5/22/2018 JESI
7/18
makan dan gaya hidup pasien. Saat ini pasien sudah tidak memiliki kebiasaan sering
makan-makanan yang berminyak. Makanan yang menggunakan garam juga sudah
dikurangi pasien. Pasien juga mengatakan jarang makan nasi. Pasien juga
mengatakan sering mengkonsumsi buah sirsak karena dipercaya dapat mengurangi
tekanan darahnya. Pasien juga mengatakan lebih sering berjalan kaki ke pasar sambil
berolahraga, yang sebelumnya selalu pasien lakukan dengan menggunakan angkutan
umum.
C. Pemeriksaan Fisik1. Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
2. Vital Signa. Tekanan darah : 160/90 mmHg
b. Respirasi : 20 x/menitc. Nadi : 88 x/menitd. Suhu : 36,4 C
3. Status Gizia. Berat badan : 61 kg
b. Tinggi badan : 166 cmc. IMT : 22,13 kg/m2 (normal)
4. Status Generalisa. Kepala
a) Bentuk : normocephalb) Rambut : hitam beruban, tidak mudah dicabut
b. Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya(+/+) pupil bulat isokor
c. Telinga : bentuk normal, serumen (+), pendengaran baikd. Hidung : septum tidak deviasi, sekret (-/-), polip (-/-)e. Tenggorokan : tidak hiperemis, T1T1f. Mulut : mukosa bibir basah, tidak sianosis, lidah tidak kotor
-
5/22/2018 JESI
8/18
g. Leher : trakea ditengah, pembesaran kelenjar getah bening (-),pembesaran kelenjar tiroid (-)
h. Thoraka) Inspeksi : bentuk dada simetris, pergerakan dinding dada simetris, iktus
kordis terlihat
b) Palpasi : fremitus taktil dan vokal sama kanan dan kiri, iktus kordisteraba di sela iga V linea midclavicula sinistra
c) Perkusi : sonor diseluruh lapang paru, batas jantung normald) Auskultasi : vesikuler diseluruh lapang paru, wheezing (-), rhonki (-),
bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
i. Abdomena) Inspeksi : perut datar, supel
b) Auskultasi : bising usus (+) normalc) Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba,
ballotement(-)
d) Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen,shifting dullness (-)j. Genitalia : tidak diperiksak. Ekstremitas : akral hangat, edema (-/-/-/-), sianosis (-/-/-/-)
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga1. Karakterisktik Keluarga
a. Identitas Kepala KeluargaNama : Tn. C
Usia : 67 Tahun
b. Identitas PasanganNama : Ny. A
Usia : 62 tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga
-
5/22/2018 JESI
9/18
Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
No. NamaStatus
keluarga
Jenis
kelamin
Umur
(tahun)
Pendidikan Pekerjaan
1. Tn. CKepala
KeluargaLaki-laki 67 SMA Pedagang tahu
2. Ny. A
Istri Perempuan 62 SMAIbu rumah
tangga
3. Tn. J Anak III Laki-laki 22 SMA Tidak bekerja
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidupa. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal
Status Kepemilikan Rumah : Milik sendiri
Daerah Perumahan : Padat
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah : 7 m x 10 m
Rumah milik sendiri yang berada pada
lingkungan yang cukup padat. Rumah
tersebut cukup nyaman untuk
ditempati oleh tiga orang anggota
keluarga
Jumlah penghuni dalam rumah : 3 orang
Luas halaman rumah : tidak memiliki
halaman
Tidak bertingkat
Lantai rumah : keramikDinding rumah : tembok
Jamban keluarga : ada
Tempat bermain : tidak ada
Penerangan listrik : 2000 watt
Ketersediaan air bersih : ada (PAM)
Tempat pembuangan sampah : ada
-
5/22/2018 JESI
10/18
b. Kepemilikan barang-barang berhargaKeluarga Ny. A memiliki satu buah motor. Keluarga pasien memiliki
barang-barang elektronik antara lain satu buah televisi dan satu buah dvd yang
terletak di ruang keluarga, satu buah lemari es, dua buah handphone dan tiga
buah kipas angin, dua di kamar tidur dan satu di ruang keluarga, dan mesin cuci.
Peralatan rumah tangga yang dimiliki keluarga pasien antara lain magic jar, dan
kompor gas.
c. Denah rumah
Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Ny. A
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluargaa. Tempat Berobat : Puskesmas dan Rumah Sakit
b.
Balita : (-)c. Asuransi/ Jaminan Kesehatan : KJS
-
5/22/2018 JESI
11/18
4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Kendaraan
pribadi &
Angkutan umum
Pasien pergi berobat ke puskesmas
menggunakan kendaraan pribadi yaitu
motor, terkadang juga menggunakan
angkutan umum. Tarif berobat di
Puskesmas gratis dan kualitas
pelayanannya pun memuaskan.
Tarif pelayanan
kesehatanGratis
Kualitas pelayanankesehatan
Memuaskan
5. Pola Konsumsi Makanan Keluargaa. Kebiasaan makan
Keluarga Ny. A makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari dengan menu
makanan yang bervariasi dan dimasak sendiri oleh dirinya sendiri. Terkadang
mereka juga membeli makanan yang ada di sekitar rumah. Pasien dan keluargapasien selalu makan bersama di ruang makan atau ruang keluarga.
b. Menerapkan pola gizi seimbangMenu makanan keluarga Ny. A yang selalu ada saat mereka makan setiap
harinya ialah nasi, sayur, dan buah-buahan. Disertai menu makanan lainnya
seperti tahu, tempe, ikan, telur, ayam atau daging. Pola makan pasien tiga hari
terakhir ialah :
a) Tanggal 22 Januari 2013i. Pagi : roti, teh hangat
ii. Siang : nasi, ikan, sayuriii. Malam : nasi, tempe, sayur
b) Tanggal 23 Januari 2013i. Pagi : roti, teh hangat
ii. Siang : nasi, telur, sayuriii. Malam : nasi, tahu tempe
-
5/22/2018 JESI
12/18
c) Tanggal 24 Januari 2013i. Pagi : roti, teh hangat
ii. Siang : nasi, sayuriii. Malam : nasi, tahu, sayur
6. Pola Dukungan Keluargaa. Faktor pendukung terselesainya masalah dalam keluarga
a) Suami pasien senantiasa memberikan dukungan dalam menghadapipenyakit yang diderita pasien dengan cara :
i. Mengingatkan pasien untuk memperhatikan pola makannyaii. Menemani pasien untuk jalan-jalan sekaligus berolahraga
iii. Mengingatkan pasien agar tidak lupa pergi ke Puskesmas setiapminggunya
b) Anak-anak pasien yang lain (yang sudah berkeluarga) rajin menjengukpasien ke rumahnya, dan terkadang mengantar pasien ke Puskesmas atau
rumah sakit terdekat untuk medical check up.
b. Faktor penghambat terselesainya masalah dalam keluargaPasien tinggal bersama suami dan anak bungsunya, dimana anak bungsu
pasien kurang memahami tentang penyakit yang diderita pasien, sehingga
kurang memahami tentang kebutuhan kesehatan pasien.
B. Genogram1. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family) dimana terdiri dari
ayah (Tn. C), ibu (Ny. A), dan anak ketiga (Tn. J) yang tinggal dalam satu rumah.
2. Tahapan Siklus KeluargaMenurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Ny. A berada
pada tahapan siklus keluarga yang ke tujuh, yaitu keluarga orang tua usia
pertengahan (middle-anged family). Dimulai ketika anak terakhir keluar dan berakhir
sampai pensiun.
-
5/22/2018 JESI
13/18
3. Family Map
Tn. C (67 tahun) Ny. A (62 tahun)
Tn. M (35 tahun) Tn. Ch (31 tahun) Tn. J (22 tahun)
Keterangan Gambar :
: Laki-laki : Pasien
: Perempuan : Meninggal
: Keturunan : Pernikahan
: Tinggal serumah
a. Pasien adalah ibu rumah tangga yang tinggal bersama suami dan anakketiganya. Pasien memiliki tiga orang anak, anak pertama dan anak kedua sudah
menikah dan tinggal bersama keluarganya masing-masing. Suami pasien selalu
memberikan dukungan kepada pasien agar rajin berobat. Suami pasien juga
mulai mengubah pola makan dan gaya hidupnya untuk mendukung pasien dan
untuk kesehatannya juga.
b. Masalah dalam fungsi biologisDi dalam keluarga pasien terdapat anggota yang mempunyai riwayat
darah tinggi dan kencing manis yaitu bapak pasien, yang sudah meninggal
karena penyakitnya tersebut.
c. Masalah dalam fungsi psikologiNy. A dan suaminya saling mendukung satu sama lain. Begitu juga
dengan anak pertama dan keduanya. Namun karena sudah berkeluarga, mereka
tidak memiliki banyak waktu untuk memperhatikan kebutuhan kesehatan kedua
-
5/22/2018 JESI
14/18
orang tuanya. Sedangkan anak pasien yang terakhir kurang memahami tentang
penyakit pasien.
d. Masalah dalam fungsi ekonomiPasien tidak bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya
untuk berobat pasien dapatkan dari suami pasien yang bekerja sebagai pedagang
tahu. Pasien mengatakan penghasilan suaminya sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari keluarganya.
e. Masalah lingkunganPasien tinggal di lingkungan yang cukup padat.
f. Masalah perilaku kesehatanPasien mulai mengubah pola makan dan gaya hidupnya setelah pasien
mengetahui dirinya menderita penyakit darah tinggi dan kencing manis. Pasien
juga rajin kontrol berobat ke Puskesmas atau rumah sakit setiap minggunya.
C. Diagnosis Holistik1. Aspek Personal
a. Alasan kedatanganPasien datang berobat ke puskesmas atas kesadaran pasien sendiri, dan
pasien rutin berobat jika obatnya habis.
b. HarapanPasien memiliki harapan untuk dapat mengurangi gejala-gejala dari
penyakitnya, pasien juga memiliki harapan agar penyakitnya tidak bertambah
berat.
c. KekhawatiranPasien memiliki kekhawatiran jika penyakitnya akan bertambah berat,
karena pasien pernah dicuci darah, dan pasien merasa sangat ketakutan saat
itu.
2. Aspek KlinikBerdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik disimpulkan sebagai berikut :
a. Diagnosis kerja : Hipertensi grade II + Diabetes Mellitus tipe IIb. Diagnosis banding : -
-
5/22/2018 JESI
15/18
3. Aspek Risiko Internala. Genetik
Terdapat riwayat penyakit darah tinggi dan kencing manis di keluarga
pasien, yaitu bapak pasien.
b. Pola makanPola makan pasien memenuhi pola gizi seimbang
c. KebiasaanPasien memiliki kebiasaan berolah raga yaitu jalan kaki pada pagi hari.
Pasien melakukannya sembari pasien belanja ke pasar.
d. SpiritualPasien percaya bahwa penyakit yang dideritanya merupakan teguran agar
pasien lebih memperhatikan kesehatannya.
4. Aspek Psikososial KeluargaFaktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari keluarga adalah adanya
dukungan dari suami pasien dengan ikut memperhatikan pola makan pasien dan
mengingatkan pasien agar tidak lupa kontrol berobat ke Puskesmas.
Faktor penghambat kesehatan pasien yang berasal dari keluarga adalah
kurangnya perhatian dari anak-anak pasien terhadap penyakit pasien, terutama anak
bungsu yang tinggal bersama pasien.
5. Aspek FungsionalMenurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu
melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah.
-
5/22/2018 JESI
16/18
D. Rencana Pelaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
Aspek
Personal
a. Memberikan penyuluhantentang penyakit yang di
deritanya, mulai dari gejala
penyakit, pengobatan serta
komplikasi yang dapat
diakibatkan oleh penyakit
yang diderita pasien.
b.Memberikan penyuluhantentang pentingnya kontrol
berobat dalam penyakit
yang diderita pasien
Pasien
Saat di
Puskesmas
dan
kunjungan
rumah
Pasien memahami mengenai
penyakitnya dan rajin kontrol
ke dokter secara teratur
Aspek
Klinik
a.Memberikan penyuluhantentang obat-obat yang
dikonsumsi pasien
termasuk efek sampingnya
b.Memberikan obat antihipertensi Captopril 25 mg
2x sehari dan obat anti
hiperglikemik oral
Metformin 500 mg 2x
sehari
PasienSaat di
Puskesmas
Pasien mengalami perbaikan
dalam status kesehatannya dan
mengurangi keluhan pasien
serta kualitas hidup pasien
meningkat
Aspek
Risiko
Internal
a.Memberikan penyuluhankepada keluarga pasien
bahwa penyakit pasien
dapat diturunkan
b.Memberikan penyuluhantentang pentingnya
mengubah gaya hidup
pasien
Pasien dan
seluruh
anggota
keluarga
Saat
kunjugan
rumah
Pasien rutin dalam berobat,
dan selalu menjaga pola
makannya. Keluarga pasien,
terutama anak-anak pasien
mulai memperhatikan pola
makan dan gaya hidupnya
Aspek
Psikososial
Keluarga
a.Menjelaskan kepada anak-anak pasien (terutama anak
ketiga pasien) mengenai
penyakit pasien
b.Menganjurkan kepadaanak-anak pasien yang lain
agar lebih memberikan
dukungan dan perhatian
kepada pasien
Anakpasien
Saat
kunjungan
rumah
Anak pasien lebih
memperhatikan danmemberikan dukungan kepada
pasien
Aspek
Fungsional
Menyarankan pasien untuk
tetap melakukan olah raga dan
aktivitas sehari-hari seperti
biasa sesuai kemampuannya
Pasien
Saat di
Puskesmas
dan
kunjungan
rumah
Pasien dapat meningkatkan
kualitas hidupnya
-
5/22/2018 JESI
17/18
E. Analisa Kasus1. Aspek Personal
Kesadaran pasien datang ke Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan
merupakan tanda bahwa pasien memiliki respon kekhawatiran terhadap keadaannya,
yaitu keluhan-keluhan pasien yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien. Hal
ini sesuai dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian perilaku sehubungan dengan
pencarian pengobatan (health seeking behaviour), dimana hal tersebut merupakan
respon dari sebuah stimulus (sakit). (Notoatmodjo, 2007)
Pada analisis aspek personal ini dapat dilihat bahwa pasien merupakan seorang
yang cukup memiliki pengetahuan tentang keadaannya dan dapat menentukan
pemecahan masalah kesehatannya. Maka pada rencana penatalaksanaannya hanyadirencanakan edukasi yang lebih spesifik mengenai peyakitnya, gejala-gejala serta
komplikasi dari penyakitnya apabila pasien tidak rajin kontrol.
Pasien rajin datang berobat ke Puskesmas dan meminum obatnya dengan
harapan rasa sakit yang dirasakan dapat berkurang dengan bantuan pengobatan dari
dokter di Puskesmas. Menjelaskan kepada pasien pentingnya berobat rutin dan
mengubah gaya hidup pasien agar dapat mengalami perbaikan dalam status
kesehatan pasien dan kualitas hidup pasien meningkat.
2. Aspek KlinisBerdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan bahwa pasien
mengalami nyeri kepala sejak 1 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat darah tinggi
dan kencing manis sejak kurang lebih 10 tahun yang lalu. Tekanan darah sat datang
ke Puskesmas 160/90 mmHg. Pasien tidak memeriksakan gula darahnya karena
pasien mengatakan tidak ada keluhan pada penyakit kencing manisnya, dan obat
kencing manisnya masih cukup.
Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, dapat
dikatakan pasien menderita Hipertensi grade II dan Diabetes Mellitus tipe II.
3. Aspek Risiko InternalAspek risiko internal yang perlu diperhatikan adalah pola makan dan faktor
kebiasaan,maka rencana penatalaksanaan menjelaskan pola makan sehat yang sesuai
dengan penyakitnya dan memberi motivasi untuk berusaha menjaga kesehatan
-
5/22/2018 JESI
18/18
dengan rajin kontrol dan minum obat secara teratur. Selain itu juga menganjurkan
pasien untuk rajin berolah raga.
4. Aspek Psikososial KeluargaPasien tinggal bersama suami dan anak ketiganya, dimana suami pasien sangat
mendukung pasien dalam mengatasi masalah kesehatan pasien. Sedangkan anak
ketiga pasien kurang memperhatikan kesehatan pasien dikarenakan kurangnya
pengetahuan tetang penyakit pasien. Sedangkan dua anak pasien yang pertama sudah
tidak tinggal bersama pasien, tetapi masih memperhatikan keadaan pasien walau
tidak rutin.
5. Aspek FungsionalMenurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu
melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah. Dengan rencana
penatalaksanaan menyarankan pasien untuk tetap melakukan olahraga dan aktivitas
sehari-hari seperti biasa sesuai dengan kemampuannya.
F. Prognosis1. Ad vitam : ad bonam2. Ad sanasionam : dubia ad malam3. Ad fungsionam : ad bonam