Download - Juknis Penyusunan RAPBS 2011-2012
PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Jl. Mayor Jenderal Sutoyo No. 69 Telepon (0275) 321112 Faks. (0275) 322274 Purworejo 54113
NomorLampH a l
:::
900 / 3914-Petunjuk Teknis Penyusunan APBS Tahun Ajaran 2011/2012,
Kepada Yth.1. Kepala UPT Pendidikan dan
Kebudayaan
2. Kepala
Sekolah ........................... ................
......................................
Se Kab Purworejo
Dasar :
1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standard Nasional
Pendidikan
3. Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
4. Permendagri No. 59 Thn 2007 - Perubahan atas Permendagri No. 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
5. Permendiknas Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Dikdasmen
6. Permendagri Nomor 21 tahun 2011 tentang Perubahan kedua atas
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
7. Peraturan Bupati Purworejo nomor 16.A tahun 2008 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Sekolah di Kabupaten Purworejo;
I. PENGERTIAN
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah, yang selanjutnya
disingkat APBS, adalah dokumen yang memuat rencana pendapatan,
belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan
anggaran oleh pelaksana teknis kegiatan sekolah dalam satu tahun
pelajaran yang dibahas dan disetujui bersama oleh sekolah dan
komite sekolah, dan disahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah, yang
selanjutnya disingkat RAPBS, adalah dokumen perencanaan dan
penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja
program dan kegiatan sekolah serta rencana pembiayaan sebagai
dasar penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah.
3. Program Sekolah adalah penjabaran kebijakan sekolah dalam bentuk
upaya yang berisi 1 (satu) atau lebih kegiatan dengan menggunakan
sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur
sesuai dengan Visi dan Misi Sekolah.
4. Program Tahunan adalah sejumlah rencana kerja yang dituangkan
dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah yang akan
dilaksanakan selama setahun dan berdasarkan rencana kerja jangka
menengah dan jangka panjang.
5. Program Jangka Menengah Sekolah adalah Rencana Kerja Sekolah
(RKS) yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin
dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu
lulusan.
6. Program Jangka Panjang Sekolah adalah sejumlah rencana kerja
jangka panjang yang merupakan penjabaran dari Visi dan Misi
Sekolah yang akan dicapai dalam kurun waktu 8 (delapan) tahun yang
berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan
komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan.
7. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh sekolah
sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program
dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya, baik
yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk
peralatan dan teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa atau
semua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
8. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau
telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan
kuantitas dan kualitas yang terukur.
9. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program
atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan
10. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh
kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran
dan tujuan program serta kebijakan
11. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.
II. PROGRAM DAN KEGIATAN
Penetapan program dan Kegiatan di sekolah harus mengacu pada
peraturan peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Sebelum
menetapkan suatu program dan kegiatan harus dilakukan evaluasi diri
sekolah masing-masing. Hasil evaluasi diri yang dilakukan sekolah harus
diperbandingkan dengan standar peraturan yang berlaku, sehingga
kesenjangan yang ada dapat digunakan untuk menyusun rencana kerja
sekolah maupun rencana kerja tahunan.
Pada Permendiknas Nomor 19 tahun 2007 berkaitan dengan
rencana kerja sekolah dan rencana kerja tahunan disampaikan bahwa
a. Sekolah/Madrasah membuat:
1) Rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan
yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan
dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen
yang mendukung peningkatan mutu lulusan;
2) Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) dilaksanakan
berdasarkan rencana jangka menengah.
b. Rencana kerja jangka menengah dan tahunan sekolah/madrasah:
1) disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan
pertimbangan dari komite sekolah / madrasah dan disahkan
berlakunya oleh dinas pendidikan kabupaten/kota. Pada
sekolah/madrasah swasta rencana kerja ini disahkan berlakunya
oleh penyelenggara sekolah/madrasah;
2) dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-pihak
yang terkait.
c. Rencana kerja empat tahun dan tahunan disesuaikan dengan
persetujuan rapat dewan pendidik dan pertimbangan komite
sekolah/madrasah.
d. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan
sekolah/madrasah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan,
partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
e. Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas mengenai:
1) kesiswaan;
2) kurikulum dan kegiatan pembelajaran;
3) pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya;
4) sarana dan prasarana;
5) keuangan dan pembiayaan;
6) budaya dan lingkungan sekolah;
7) peranserta masyarakat dan kemitraan;
8) rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan
dan pengembangan mutu.
Mengacu pada bidang-bidang rencana kerja tahunan
Permendiknas tersebut maka sekolah dapat menggunakannya sebagai
dasar penyusunan program.
Penyusunan Program dan Kegiatan yang dilakukan sekolah harus
mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah, namun apabila sekolah telah mencapai batas minimal
dalam pengelolaan pendidikan, maka program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan harus mengacu pada Standart Nasional Pendidikan (SNP).
Sebagai gambaran dan acuan pembuatan program dan kegiatan
terlampir disampaikan beberapa contoh. Program dan kegiatan yang
belum terdapat pada contoh, sekolah dapat menyesuaikan dengan
kondisi masing-masing.
III. PENYUSUNAN
Dengan telah ditetapkannya Peraturan Bupati Purworejo nomor 16.A
tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Sekolah di
Kabupaten Purworejo, maka agar dalam pengelolaan keuangan sekolah
dilaksanakan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dengan
memperhatikan azas keadilan, kepatutan dan manfaat perlu disusun
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS). Sebelum Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) tersebut ditetapkan dan
disahkan maka perlu adanya perencanaan yang matang dalam
penyusunannya.
Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
(RAPBS) dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dan guru bersama-sama
Komite Sekolah dengan mendasarkan pada Rencana Kerja Sekolah
RAPBS disusun menggunakan pendekatan berdasarkan prestasi
kerja dengan memperhatikan keterkaitan antara indikator kinerja, capaian
atau target kinerja, analisis standar belanja, standar satuan harga dan
standar pelayanan minimal.
Guna mempermudah pelaksanaan APBS maka seluruh bentuk
Pendapatan dan Belanja / pengeluaran harus dianggarkan melalui
kegiatan dalam bentuk format atau formulir Rencana Kerja Anggaran
Sekolah (RKAS). Kegiatan yang ditetapkan dimaksud merupakan bagian
dari pada suatu program, sehingga Program dan Kegiatan yang
ditentukan harus mendukung Visi dan Misi Sekolah, Tujuan dan Sasaran
Sekolah.
Sedangkan format format RKAS yang digunakan untuk penyusunan
APBS adalah sebagai berikut : (contoh format terlampir)
1. Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah, (Form RKAS)
2. Rincian Anggaran Pendapatan Sekolah , (Form RKAS 1);
3. Rincian Belanja Tidak Langsung Sekolah, (Form RKAS 2.1);
4. Rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja Langsung memuat Program,
Kegiatan dan jenis belanja Sekolah (Form RKAS 2.2);
5. Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Per
Kegiatan (Form RKAS 2.2.1);
6. Rincian Penerimaan Pembiayaan Sekolah, (Form RKAS 3.1);
7. Rincian Pengeluaran Pembiayaan Sekolah, (Form RKAS 3.2);
8. Rekapitulasi per Sumber Dana
9. Perubahan anggaran
Dalam pembuatan RKAS format yang digunakan harus sesuai
dengan format yang telah tentukan. Contoh format terlampir.
Cara Pengisian Format / Formulir
1. RKAS Ringkasan Anggaran dan Belanja Sekolah :
Sumber data formulir RKAS diperoleh dari peringkasan jumlah
pendapatan menurut kelompok dan jenis pendapatan yang diisi dalam
formulir RKAS 1, jumlah belanja tidak langsung menurut kelompok dan
jenis belanja yang diisi dalam formulir RKAS 2.1 dan penggabungan
dari seluruh jumlah kelompok dan jenis belanja langsung yang diisi
dalam setiap formulir RKAS 2.2.1.
1. Tahun Pelajaran diisi dengan tahun pelajaran yang direncanakan
2. Organisasi diisi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Purworejo
3. Unit Kerja diisi nama sekolah
4. Kolom 1 (kode rekening) , diisi dengan nomor kode rekening
pendapatan/nomor kode rekening belanja/nomor kode rekening
pembiayaan.
Pengisian kode rekening dimaksud secara berurutan dimulai dari
kode rekening anggaran pendapatan/belanja/pembiayaan, diikuti
dengan masing-masing kode rekening kelompok pendapatan/
belanja/pembiayaan dan diakhiri dengan kode rekening jenis
pendapatan/belanja/pembiayaan.
5. Kolom 2 (uraian), diisi dengan uraian pendapatan / belanja /
pembiayaan
a. Pencantuman pendapatan diawali dengan uraian pendapatan,
selanjutnya diikuti dengan uraian kelompok dan setiap
kelompok diikuti dengan uraian jenis pendapatan yang
dipungut atau diterima oleh sekolah.
b. Untuk belanja diawali dengan pencatuman uraian belanja,
selanjutnya uraian belanja dikelompokkan ke dalam belanja
tidak langsung dan belanja langsung. Dalam kelompok belanja
tidak langsung diuraikan jenis-jenis belanja sesuai dengan
yang tercantum dalam formulir RKAS 2.1.
Dalam kelompok belanja langsung diuraikan jenis-jenis belanja
sesuai dengan yang tercantum dalam formulir RKAS 2.2.1.
c. Untuk pembiayan diawali dengan pencantuman uraian
pembiayaan, selanjutnya uraian pembiayaan dikelompokkan
ke dalam penerimaan dan pengeluaran pembiayaan.
Dalam kelompok penerimaan pembiayaan diuraikan jenis-jenis
penerimaan sesuai dengan yang tercantum dalam formulir
RKAS 3.1.
Dalam kelompok pengeluaran pembiayaan diuraikan jenis-
jenis pengeluaran sesuai dengan yang tercantum dalam
formulir RKAS 3.2.
6. Kolom 3 (jumlah) diisi dengan jumlah menurut kelompok, menurut
jenis pendapatan dan belanja.
7. Suplus diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan
lebih besar dari jumlah anggaran belanja.
8. Defisit diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan lebih
kecil dari jumlah anggaran belanja, dan ditulis dalam tanda kurung.
9. Selanjutnya pada baris uraian pembiayaan neto menerangkan
selisih antara jumlah penerimaan pembiayaan dengan jumlah
pengeluaran pembiayaan yang tercantum dalam kolom 3.
10.Rencana pelaksanaan anggaran sekolah per triwulan diisi sebagai
berikut :
a. Baris pendapatan diisi dengan jumlah pendapatan yang dapat
dipungut atau diterima setiap triwulan selama satu tahun
pelajaran yang direncanakan.
b. Baris belanja tidak langsung diisi dengan jumlah belanja tidak
langsung yang dibutuhkan setiap triwulan selama satu tahun
pelajaran yang direncanakan.
c. Baris belanja langsung diisi dengan jumlah belanja langsung
yang dibutuhkan untuk mendanai program dan kegiatan setiap
triwulan dalam tahun pelajaran yang direncanakan.
d. Baris penerimaan pembiayaan diisi dengan jumlah
pembiayaan yang direncanakan dapat diterima setiap triwulan
selama satu tahun pelajaran
e. Baris pengeluaran pembiayaan diisi dengan jumlah
pembiayaan yang akan dikeluarkan setiap triwulan selama
satu tahun pelajaran.
Kolom 7 (jumlah) diisi dengan penjumlahan dari jumlah pada
kolom 3, kolom 4, kolom 5 dan kolom 6.
Pengisian setiap kolom triwulan I sampai dengan triwulan IV
harus disesuaikan dengan rencana kegiatan berdasarkan
jadwal pelaksanaan kegiatan.Oleh karena itu tidak dibenarkan
pengisian jumlah setiap triwulan dengan cara membagi 4 dari
jumlah yang direncanakan dalam satu tahun pelajaran.
2. Cara Pengisian Formulir RKAS 1
Formulir RKAS 1 sebagai formulir untuk menyusun rencana
pendapatan atau penerimaan sekolah dalam tahun pelajaran yang
direncanakan. Oleh karena itu kode rekening dan uraian nama
kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan yang
dicantumkan dalam formulir RKAS 1 disesuaikan dengan pendapatan
tertentu yang akan dipungut atau penerimaan tertentu.Untuk
memenuhi azas transparansi dan prinsip anggaran berdasarkan
rencana pendapatan yang dianggarkan, pengisian rincian
penghitungan tidak diperkenankan mencantumkan satuan ukuran
yang tidak terukur, seperti paket, pm, up, lumpsum.
1. Organisasi diisi dengan nama Dinas Pendidikan Kabupaten
Purworejo
2. Unit Kerja diisi nama sekolah
3. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan kode rekening akun,
kelompok, dan rincian obyek pendapatan sekolah
4. Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama akun, kelompok, jenis,
obyek dan rincian obyek pendapatan
5. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah target dari rincian obyek
pendapatan yang direncanakan.
6. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian
obyek yang direncanakan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun,
ukuran berat, ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya.
7. Kolom 5 (tarif/harga) diisi dengan besarnya iuran
8. Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah pendapatan yang
direncanakan kelompok, jenis, obyek, rincian obyek pendapatan.
Jumlah pendapatan dari setiap rincian obyek yang direncanakan
seperti unit, waktu /jam/hari/bulan/tahun, ukuran berat, ukuran
luas, ukuran isi dan sebagainya.
9. Kolom 5 (tarif/harga) diisi tarif pajak / retribusi atau harga /nilai
satuan lainnya dapat berupa besarnya tingkat suku bunga,
persentase bagian laba, atau harga atas penjualan barang milik
daerah yang tidak dapat dipisahkan.
10. Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah pendapatan yang
direncanakan menurut kelompok, jenis, obyek, rincian
pendapatan. Jumlah pendapatan dari setiap rincian obyek yang
dianggarkan merupakan hasil perkalian kolom 3 dengan kolom 5.
11. Formulir RKAS 1 merupakan input data untuk menyusun formulir
RKAS
3. Cara Pengisian Formulir RKAS 2.1
Formulir RKAS 2.1 merupakan formulir untuk menyusun
rencana kebutuhan belanja tidak langsung satuan kerja perangkat
daerah dalam tahun anggaranyang direncanakan.Pengisian jenis
belanja tidak langsung supaya mempedomani ketentuan Pasal 37
peraturan ini.Untuk memenuhi azas transparasi dan prinsip anggaran
berdasarkan prestasi kerja,pengisian rincian penghitungan tidak
diperkenankan mencantumkan satuan ukuran yang tidak
terukur,seperti paket,pm,up,lumpsum.
1. Tahun Pelajaran diisi dengan tahun Pelajaran yang direncanakan.
2. Organisasi diisi dengan Nama Sekolah
3. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan kode rekening akun,
kelompok, jenis, obyek, rincian obyek belanja tidak langsung.
4. Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama akun, kelompok, jenis,
obyek dan rincian obyek belanja tidak langsung
5. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah satuan dapat berupa jumlah
orang/pegawai.
6. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian
obyek yang direncanakan seperti unit, waktu/jam/hari/bulan/tahun,
ukuran berat, ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya.
7. Kolom 5 (tarif/harga) diisi dengan harga satuan dapat berupa tarif,
harga
8. Kolom 6 (jumlah tahun n) diisi dengan jumlah perkalian antara
jumlah volume dengan jumlah satuan dan harga satuan. Setiap
jumlah uraian rincian obyek dijumlahkan menjadi jumlah rincian
obyek belanja. Setiap jumlah rincian obyek pada masing-masing
obyek belanja selanjutnya dijumlahkan menjadi obyek belanja
berkenaan. Setiap obyek belanja pada masing-masing jenis
belanja kemudian dijumlahkan menjadi jumlah jenis belanja.
9. Kolom 7 (jumlah tahun n + 1) diisi dengan perkiraan jumlah
menurut jenis belanja untuk 1 tahun berikutnya.
10. Baris jumlah pada kolom 7 merupakan penjumlahan dari seluruh
jenis belanja tidak langsung yang tercantum dalam kolom 7.
4. Cara Pengisian Formulir RKAS 2.2.1.
Formulir RKAS 2.2.1 digunakan untuk merencanakan belanja
langsung dari setiap kegiatan yang diprogramkan.Dengan demikian
apabila dalam 1 (satu) program terdapat 1 (satu) atau lebih kegiatan
maka setiap kegiatan dituangkan dalam formulir RKAS 2.2.1 masing-
masing.Pengisian jenis belanja langsung supaya mempedomani
ketentuan pasal 50 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006.Untuk memenuhi azas transparansi dan prinsip anggaran
berdasarkan prestasi kerja, pengisian rincian perhitungan tidak
diperkenankan mencantumkan satuan ukuran yang tidak terukur,
seperti paket, pm, up, lumpsum.
1. Tahun Pelajaran diisi Tahun Pelajaran yang direncanakan.
2. Organisasi diisi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Purworejo.
3. Unit Kerja diisi dengan Nama Sekolah
4. Baris kolom program inmi diisi dengan nomor kode program dan
nama program dari kegiatan yang berkenaan. Program
merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan atau kegiatan siswa yang
dikoordinasikan pihak sekolah untuk mencapai sasaran dan
tujuan kegiatan yang ditetapkan untuk memperoleh alokasi
anggaran.
5. Baris kolom kegiatan ini diisi dengan kode kegiatan dan nama
kegiatan yang akan dilaksanakan.Kegiatan merupakan tindakan
yang akan dilaksanakan sesuai dengan program yang
direncanakan untuk memperoleh keluaran atau hasil tertentu
yang diinginkan dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia.
6. Baris kolom lokasi kegiatan diisi dengan nama lokasi atau tempat
dari setiap kegiatan yang akan dilaksanakan.Lokasi atau tempat
dimaksud dapat berupa nama desa, kelurahan,kecamatan.
7. Baris kolom Jumlah Tahun n-1 diisi dengan jumlah perkiraan
belanja kegiatan berkenaan untuk 1 (satu) tahun sebelumnya.
8. Baris kolom Jumlah Tahun n diisi dengan jumlah perkiraan
belanja kegiatan berkenaan pada tahun yang direncanakan.
9. Baris kolom Jumlah Tahun n+1 diisi dengan jumlah perkiraan
belanja kegiatan berkenaan untuk tahun berikutnya.
10. Indikator dan tolok ukur belanja langsung :
Contoh 1 :
Program : Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun :
Kegiatan : Pembangunan Gedung Sekolah SMP
- Tolok ukur untuk capaian program : kualitas pendidikan bagi
seluruh anak usia pendidikan SMP
- Target kinerja untuk capaian program : 1000 anak didik usia
SMP
- Tolok ukur untuk masukan : jumlah dana yang dibutuhkan
- Target kinerja dari tolok ukur masukan : Rp. 5 Miliar
- Target ukur untuk keluaran : tersedianya ruang belajar bagi
peserta didik SMP
- Target kinerja dari tolok ukur keluaran : 5 gedung SMP
- Tolok ukur untuk hasil : tersedianya ruang belajar yang dapat
menampung peserta didik SMP
- Target kinerja dari tolok ukur hasil : 5 gedung untuk 6000
peserta didik atau 60 % dari target capaian program.
11. Kelompok sasaran kegiatan diisi dengan penjelasan terhadap
karakteristik kelompok sasaran seperti status ekonomi dan
gender.
Contoh : peserta didik usia SMP yang belum tertampung di
sekolah SMP.
12. Kolom 1 (kode rekening) diisi dengan kode rekening, akun,
kelompok, jenis, obyek, rincian obyek belanja langsung.
13. Kolom 2 (uraian) diisi dengan uraian nama akun, kelompok, jenis,
obyek dan rincian obyek belanja langsung.
14. Kolom 3 (volume) diisi dengan jumlah satuan dapat berupa
jumlah orang/pegawai dan barang.
15. Kolom 4 (satuan) diisi dengan satuan hitung dari target rincian
obyek yang direncanakan seperti unit, waktu / jam / hari / bulan /
tahun, ukuran berat, ukuran luas, ukuran isi dan sebagainya.
16. Kolom 5 (harga satuan) diisi dengan harga satuan dapat berupa
tarif, harga
17. Kolom 6 (jumlah) diisi dengan jumlah perkalian antara jumlah
satuan dengan jumlah volume dan harga satuan. Setiap jumlah
uraian rincian obyek dijumlahkan menjadi jumlah rincian obyek
belanja. Setiap jumlah rincian obyek pada msing-masing obyek
belanja selanjutnya dijumlahkan menjadi obyek belanja
berkenaan. Setiap obyek belanja pada masing-masing jenis
belanja kemudian dijumlahkan menjadi jumlah jenis
belanja.Penjumlahan dari seluruh jenis belanja kemudian
dijumlahkan menjadi jumlah jenis belanja. Penjumlahan dari
seluruh jenis belanja merupakan jumlah kelompok belanja
Langsung yang dituangkan dalam formulir RKAS 2.2.
18. Baris jumlah pada kolom 7 merupakan penjumlahan dari seluruh
jenis belanja Langsung yang tercantum dalam kolom 7.
5. Cara Pengisian Formulir RKAS 2.2
Formulir RKAS 2.2 merupakan formulir rekapitulasi dari
seluruh program dan kegiatan sekolah yang dikutip dari setiap formulir
RKAS 2.2.1 (Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program
dan Per Kegiatan Sekolah)
1. Tahun Pelajaran diisi dengan tahun Pelajaran yang direncanakan.
2. Organisasi diisi dengan Nama Sekolah
3. Kolom 1 (kode program) diisi dengan nomor kode program.
4. Kolom 2 (kode kegiatan) diisi dengan nomor kode kegiatan.
5. Untuk nomor kode program dan kegiatan tersebut pada angka 5
dan 6 tersebut diatas disesuaiakan dengan kebutuhan sekolah.
6. Kolom 3 (uraian) diisi dengan uraian nama program yang
selanjutnya diikuti penjabaran uraian kegiatan untuk mendukung
terlaksananya program dimaksud.
7. Kolom 4 (lokasi kegiatan) diisi dengan nama lokasi atau tempat
setiap kegiatan dilaksanakan.Lokasi atau tempat dimaksud dapat
berupa nama desa/kelurahan atau kecamatan.
8. Kolom 6 (Jumlah Tahun n belanja pegawai) diisi dengan jumlah
belanja pegawai per program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam tahun pelajaran yang direncanakan. Jumlah
belanja pegawai per program merupakan penjumlahan dari
seluruh jumlah belanja pegawai per kegiatan yang termasuk
dalam program dimaksud, sedangkan untuk jumlah belanja
pegawai setiap kegiatan merupakan jumlah belanja pegawai untuk
mendukung pelaksanmaan masing-masing kegiatan.
9. Kolom 7 (Jumlah Tahun n barang & jasa) diisi dengan jumlah
belanja barang dan jasa per program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam tahun pelajaran yang direncanakan. Jumlah
belanja barang dan jasa per program merupakan penjumlahan
dari seluruh jumlah nelanja barang dan jasa per kegiatan yang
termasuk dalam program dimaksud, sedangkan untuk jumlah
belanja barang dan jasa setiap kegiatan merupakan jumlah
belanja barang dan jasa untuk mendukung pelaksanaan masing-
masing kegiatan.
10. Kolom 8 (Jumlah Tahun n barang & jasa) diisi dengan jumlah
belanja modal per program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam tahun pelajaran yan g direncanakan.Jumlah belanja modal
per program merupakan penjumlahan dan seluruh jumlah belanja
modal per kegiatan yang termasuk dalam program dimaksud,
sedangkan untuk jumlah belenja modal setiap kegiatan
merupakan jumlah belanja modal untuk mendukung pelaksanaan
masing-masing kegiatan.
11. Kolom 9 (jumlah Tahun n) diisi dengan jumlah menurut program
dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun pelajaran yang
direncanakan. Jumlah program merupakan penjumlahan dari
seluruh jumlah kegiatan yang termasuk dalam program dimaksud,
sedangkan untuk jumlah setiap kegiatan merupakan penjumlahan
dari seluruh jenis belanja untuk mendukung pelaksanaan masing-
masing kegiatan.
12. Kolom 10 (jumlah Tahun n +1) diisi dengan jumlah menurut
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan 1 tahun berikutnya
dari tahun pelajaran yang direncanakan. Kolom ini diisi apabila
program dan kegiatan tersebut diselesaikan lebih dari satu
tahun.Dalam hal program dan kegiatan tersebut dalam tahun yang
direncanakan merupakan tahun terakhir maka kolom 10 tidak
perlu diisi.
13. Baris jumlah pada kolom 6,7,8,9 dan kolom 10 diisi dengan
penjumlahan dari seluruh jumlah program yang tercantum dalam
kolom 6,7,8,9 dan kolom 10.
6. Cara Pengisian Formulir RKAS 3.1
Formulir ini tidak diisi oleh satuan kerja perangkat daerah lainnya
termasuk sekolah, pengerjaannya dilakukan oleh satuan kerja
pengelola keuangan daerah.
7. Cara Pengisian Formulr RKAS 3.2
Formulir ini tidak diisi oleh satuan kerja perangkat daerah lainnya
termasuk sekolah, pengerjaannya dilakukan oleh satuan kerja
pengelola keuangan daerah.
Urutan Penyusunan APBS
Guna mempermudah penataan, evaluasi dan pengesahan maka
RAPBS disusun urut sebagai berikut :
1. Cover APBS masing-masing sekolah
2. Lembar Pengesahan Tim peneliti APBS
3. Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Penetapan APBS
4. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran sekolah masing-masing
5. Data kode dan nama formulir APBS
6. Formulir RKAS
7. Formulir RKAS 1
8. Formulir RKAS 1.1, 1.2, 1.3, dst
9. Formulir RKAS 2.1
10. Formulir RKAS 2.2
11. Formulir RKAS 2.2.1, 2.2.2, 2.2.3, dst
12. Formulir RKAS 3.1
13. Formulir RKAS 3.2
14. Rencana penggunaan dana per jenis anggaran/sumber dana
15. Rencana penggunaan dana per triwulan
16. Daftar hadir rapat pleno bersama komite dan orang tua siswa
17. Ringkasan / notulen hasil rapat pleno
RAPBS yang ditetapkan sebelum dievaluasi dan disahkan dibuat
dalam rangkap satu dan tidak dibendel.
IV. PENETAPAN
Mengacu peraturan Bupati Purworejo nomor 16.A tahun 2008
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Sekolah Kabupaten Purworejo
pasal 18 bahwa RAPBS yang telah disusun oleh Kepala Sekolah dan
guru bersama-sama Komite Sekolah dengan mendasarkan pada
Rencana Kerja Sekolah maupun Rencana Kerja Tahunan. dibahas dalam
forum musyawarah sekolah dengan menghadirkan orangtua/wali murid.
Hasil pembahasan bersama yang menghadirkan orang tua / wali
murid (ringkasan hasil rapat bersama) dituangkan dalam daftar atau
notulen hasil rapat. Sedangkan kedatangan orang tua / wali murid
dibuatkan daftar hadir.
RAPBS yang telah disepakati bersama dalam forum musyawarah
sebagaimana dimaksud di atas selanjutnya ditetapkan oleh Kepala
Sekolah dengan memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah
V. EVALUASI DAN PENGESAHAN RAPBS
RAPBS yang telah ditetapkan oleh Kepala Sekolah segera
dikirimkan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupatren
untuk mendapatkan evaluasi dan pengesahan.
Evaluasi dan pengesahan RAPBS yang telah ditetapkan oleh
Kepala Sekolah dan diketahui oleh komite sekolah untuk tingkat satuan
pendidikan sekolah dasar didelegasikan kepada Kepala Unit Pelaksana
Teknis Pendidikan dan Kebudayaan wilayah masing-masing. Sedangkan
untuk tingkat SMP/SMA/SMK oleh Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten.
Bagi Sekolah Swasta sebelum RAPBS disampaikan kepada
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mendapatkan evaluasi
dan pengesahan, maka RAPBS tersebut disampaikan terlebih dahulu
kepada Penyelenggara Satuan Pendidikan untuk mendapat persetujuan.
Tahapan Pelaksanaan Evaluasi :
1. Pelaksanaan Evaluasi dilakukan oleh Tim yang dibentuk dan
ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Hasil evaluasi oleh Tim, apabila mengharuskan adanya
penyempurnaan segera dikembalikan kesekolah untuk diperbaiki.
3. Revisi , penyempurnaan atau perbaikan RAPBS dari sekolah segera
dikirimkan kembali ke Dinas untuk dimintakan pengesahan sebagai
APBS.
4. Tim atau pegawai yang ditunjuk untuk menandatangani pengesahan
ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
5. Setelah pengesahan, APBS dikembalikan ke sekolah untuk
dilaksanakan sekolah dengan mengacu pada peraturan yang berlaku
sesuai petunjuk pelaksanaan / petunjuk teknis masing masing sumber
dana.
Jadwal secara keseluruhan sebagai berikut :
1 Rapat Koordinasi Materi Penyusunan RAPBS
: ………………..
2 Pelaksanaan Penjelasan Teknis Penyusunan RAPBS : ………… ……….. Juni 2011
3. Penyusunan RAPBS di Sekolah : …………… s/d 6 Juli 20114 Pengiriman RAPBS ke Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan : …………… s/d 10 Juli 2011 5 Penelitian oleh Tim Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan : …………… s/d 20 Juli 2011 6 Pengambilan RAPBS setelah
diteliti : …………… s/d 24 Juli 2011 7. Pengembalian ke Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan setelah direvisi dan ditandatangani oleh Kepala Sekolah
: …………… s/d 25 Juli 2011
8. Pengesahan oleh Tim dan Kepala Dinas :
…………… s/d 30 Juli 2011
9. Pengambilan APBS oleh Sekolah :…………… s/d 30 Juli 2011
I. PERUBAHAN RAPBS
Pada Peraturan Bupati Purworejo nomor 16. A Tahun 2008 Bab
VII pasal 21tentang Perubahan APBS disebutkan bahwa :
1) Perubahan APBS dapat dilakukan apabila terjadi :
a. perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi Rencana Kerja
Sekolah;
b. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran
anggaran antar kegiatan dan jenis belanja;
c. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun
sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan;
d. keadaan darurat dan keadaan luar biasa.
2) Hal-hal yang menyebabkan terjadinya perubahan anggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibahas bersama
dengan komite sekolah dan dituangkan dalam Usulan Perubahan
APBS.
3) Perubahan APBS hanya dapat dilakukan satu kali dalam satu tahun
anggaran sekolah, kecuali dalam keadaan luar biasa.
4) Keadaan luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah
suatu keadaan yang menyebabkan estimasi penerimaan dan/atau
pengeluaran dalam APBS mengalami kenaikan atau penurunan lebih
besar dari 50 %
5) Pengesahan Perubahan APBS dilakukan oleh Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan setelah diteliti oleh Tim Peneliti APBS.
6) Perubahan anggaran dapat berupa penggeseran antar kegiatan,
antar jenis belanja, antar obyek belanja dan antar rincian obyek
belanja.
7) Perubahan yang akan dilaksanakan harus dibahas dalam forum
musyawarah sekolah untuk mendapatkan kesepakatan bersama guru
dan komite sekolah. Hasil musyawarah dituangkan dalam berita
acara yang ditandatangani Kepala Sekolah, komite sekolah dan
perwakilan dari guru.
8) RKAS yang mengalami perubahan dalam tahun berjalan seluruhnya
harus disalin kembali ke dalam RKAS sekolah masing-masing.
9) Dalam RKAS tersebut di atas terdapat rincian obyek pendapatan,
belanja dan pembiayaan yang mengalami penambahan atau
pengurangan atas penggeseran harus disertai dengan penjelasan
latar belakang perbedaan jumlah anggaran baik sebelum dilakukan
perubahan maupun setelah dilakukan perubahan.
10) Contoh rekap format perubahan terlampir
II. PELAKSANAAN APBS
Pelaksanaan program dan kegiatan yang dananya telah
dianggarkan pada APBS :
a. Dilaksanakan berdasarkan rencana kerja tahunan;
b. Dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan yang didasarkan
pada ketersediaan sumber daya yang ada.
c. Dilaksanakan sesuai dengan apa yang tertuang dalam APBS
d. Pelaksanaan kegiatan sekolah yang tidak sesuai dengan rencana
yang sudah ditetapkan perlu mendapat persetujuan melalui rapat
dewan pendidik dan komite sekolah.
III. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Format yang digunakan untuk penyusunan APBS harus sesuai
dengan yang sudah ditentukan
2. Program dan Kegiatan yang ditentukan harus mendukung Visi, Misi,
Tujuan dan Sasaran sekolah yang sudah ditetapkan
3. Seluruh bentuk Pendapatan dan Belanja / pengeluaran harus
dianggarkan dalam kegiatan pada format RKAS
4. Besaran satuan harga tidak boleh melebihi standard indek biaya yang
telah ditetapkan Bupati
5. Pemberian honor honor yang tidak merefleksikan kegiatan langsung
tidak diperkenankan ( honor Kepala Sekolah, honor Wakil Kepala,
honor Wali Kelas, honor Komite Sekolah )
6. Kegiatan di luar jam sekolah yang ditetapkan yang bisa dianggarkan
adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah jam 14.00
7. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional No.
186/MNP/KU/2008 tanggal 2 Desember 2008, menegaskan bahwa
dengan kenaikan kesejahteraan guru PNS dan kenaikan anggaran
BOS sejak Januari 2009, semua SD dan SMP Negeri harus
membebaskan siswa dari biaya operasional sekolah kecuali pada
sekolah kategori Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)
8. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 37 Tahun
2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) Tahun Anggaran 2011 pada Tujuan
Khusus Program BOS disebutkan bahwa :
a. Membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SD negeri dan SMP
negeri terhadap biaya operasi sekolah, kecuali pada rintisan
sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf
internasional (SBI).
b. Membebaskan pungutan seluruh siswa miskin dari seluruh
pungutan dalam bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun
swasta.
c. Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi siswa di sekolah
swasta.
9. Tarikan dana / iuran siswa / komite hanya diperkenankan guna
mencukupi kekurangan kebutuhan operasional seperti yang
diamanatkan pada Permendiknas Nomor 69 tahun 2009 tentang
Standar Biaya Operasi Non personalia Tahun 2009 Untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah
Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar
Biasa (SMALB)
10. Kelebihan iuran siswa / komite sekolah dari amanat Permendiknas
tersebut digunakan untuk biaya investasi ataupun pengembangan
institusi sekolah.
11. Investasi yang akan dilaksanakan oleh sekolah agar diprioritaskan
untuk kepentingan siswa sebagai contoh buku buku teks mata
pelajaran, buku sumber dan buku buku bacaan di perpustakaan, alat
pembelajaran siswa di laboratorium, perabot dan meubelair siswa,
peralatan dan perlengkapan pembelajaran siswa maupun lainnya.
12. Sambil menunggu petunjuk teknis lebih lanjut tentang tata cara dan
mekanisme pengaturan dana komite sekolah, dan peraturan iuran
sekolah dari pemerintah pusat, diminta dalam penyusunan APBS,
sekolah mentaati hal-hal yang perlu diperhatikan di atas.
Purworejo, 2011
Kepala Dinas Pendidikan dan KebudayaanKabupaten Purworejo
Drs. BAMBANG ARYAWAN, MMNIP. 19601004 198603 1 012