-
JUMLAH PANAS YANG DIBUANG OLEH KONDENSOR KE UDARA BEBAS
PADA PROSES PENDINGINAN AIR MINUM
Ir. Waldemar Naibaho, MT. ; Charles S.P. Manurung, ST., MT.
Dosen Tetap Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen
e-mail : [email protected]
ABSTRAK
Dalam proses pendinginan air ini akan dilakukan oleh refrigerator selama tiga puluh
menit, evaporator diletakkan di samping bagian bawah dari tabung air minum, selanjutnya panas
dari air di hisap oleh refrigerant pada evaporator dari bagian luar tabung dan kemudian
refrigerant tersebut dihisap oleh kompresor dan di kompresikan ke dalam kondensor. Pada unit
ini panas yang dibawa refrigerant tersebut kemudian di lepas ke udara bebas secara alami.
Selanjutnya jumlah panas yang dilepas oleh kondensor dan koefisien prestasi dari refrigerator
dapat ditentukan.
Kata kunci : proses pembuangan panas secara alami dari air ke udara bebas oleh
kondensor.
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Kondensor dari sistem pendingin air minum ini adalah berukuran kecil, dengan demikian
katup ekspansi digantikan dengan pipa kapiler. Kondensor adalah alat yang berfungsi untuk
membuang panas dari refrigeran yang diperoleh dari evaporator dan kompresor ke udara luar,
sehingga fasanya berubah dari wujud uap menjadi cair jenuh.
Proses perpindahan panas dari kondensor ke udara luar pada penelitian ini adalah secara
alami, hal ini karena kapasitasnya yang kecil dan karena temperaturnya lebih tinggi dari udara
luar maka panasnya akan berpindah secara alami ke udara luar tanpa memakai alat kipas udara.
Dengan demikian udara luar harus dapat bebas mengalir disekitar kondensor.
I.2 Rumusan Masalah
Proses pendinginan kondensor dari alat pendingin ini dapat dirumuskan menjadi masalah
penelitian sebagai berikut :
Kondensor adalah suatu alat yang berfungsi untuk membuang energi panas dari
refrigeran ke udara bebas, dimana energi panas tersebut diperoleh dari air yang
didinginkan oleh evaporator dan dari kompresor.
mailto:[email protected]
-
I.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas dapat ditentukan tujuan dari penelitian ini seperti diuraikan
berikut ini :
1. Untuk mengetahui kemampuan dari kondensor dalam membuang panas yang
diperoleh dari evaporator dan kompresor ke udara luar tanpa kipas udara.
2. Untuk menentukan koefisien prestasi dari alat pendingin
I.4 Manfaat Penelitian
Sebagai hasil dari penelitian ini dapat diperoleh manfaatnya, yaitu dapat berguna bagi
manusia, seperti beberapa hal berikut ini :
a.bagi keluarga dirumah
b.bagi tenaga kerja dikantor
c.bagi rumah sakit
d.bagi restoran, dan lain-lain.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Perpindahan Panas Konduksi Satu Dimensi Yang Stedi
Proses dengan mana panas mengalir dari bagian yang bertemperatur lebih tinggi ke
bagian yang beetemperatur lebih rendah di dalam satu media, padat, cair atau gas atau antar
media-media yang berlainan yang bersinggungan secara langsung disebut konduksi. Dalam
aliran panas secara konduksi , perpindahan energi panas terjadi karena hubungan molekul secara
langsung tanpa adanya perpindahan molekul yang cukup besar. Dalam keadaan stedi untuk satu
dimensi persamaan dasarnya dapat ditulis sebagai berikut.
qk = – k A Dt/ dx ………………………………………………………………(1)
dimana : qk = laju perpindahan panas secara konduksi, Watt
k = konduktivitas atau hantaran panas bahan, W/m K
A = luas permukaan perpindahan panas, m2
dt/ dx = factor temperatur pada penampang, yaitu laju perubahan
temperatur T terhadap jarak dalam arah aliran panas x, K/ m
Gambar 1. Bagan yang menunjukkan arah aliran panas.
-
Gambar 2. Distribusi temperatur untuk konduksi keadaan stedi melalui dinding datar.
Dinding Datar.
Untuk aliran panas satu-dimensi, konduksi panas melalui dinding datar untuk temperatur yang
seragam baik pada permukaan yang dingin maupun yang panas, laju perpindahan panas dengan
cara konduksi, Frank Kreith & Mark S. Bohn, hal 6, melalui suatu bahan yang homogen adalah
qk =k A
L (Tpanas – Tdingin) … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (2)
dimana : L/k A = tahanan panas
Slinder Berlubang.
Laju aliran panas satu dimensi secara radial dengan cara konduksi. Melalui silinder
berpenampang lingkaran yang berlubang adalah
qk = – k A dt/ dr …………………………………………………………….…..(3)
qk = – k 2π r l Dt/ dr ……………………………………………………………(4)
Ti – To = qk
2πkl ln
ro
ri… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (5)
qk = 2πklTi – To
ln (ro
ri)
… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . … … … . … … … . (6)
dimana : A = 2π r l
r = jari-jari silinder, m
l = panjang silinder, m
dt/dr = gradient temperatur dalam arah radial, K/m
Ti = temperatur bagian dalam, K
-
To = temperatur bagian luar, K
Gambar 3. Konduksi melalui silinder berlubang.
II.2 Perpindahan Panas Konveksi Satu Dimensi Yang Stedi
Perpindahan panas konveksi dapat didefinisikan sebagai proses transport energi dengan
kerja gabungan dari koduksi panas, penyimpanan energi dan gerakan mencampur. Perpindahan
panas konveksi diklasifikasikan atas 2 bagian :
- konveksi bebas (konveksi alamiah) dan
- konveksi paksa.
Gambar 4. Distribusi temperatur dalam silinder berlubang.
-
Konveksi bebas adalah bila gerakan mencampur berlangsung semata-mata sebagai akibat dari
perbedaan kerapatan yang disebabkan oleh gradient temperatur. Bila gerakan mencampur
berlangsung oleh karena suatu alat dari luar, seperti blower, pompa dan sebagainya, maka
prosesnya disebut konveksi paksa. Besar laju perpindahan panas secara konveksi antara suatu
permukaan dan suatu fluida dapat ditulis berikut ini.
dqc = hc Da (Ts – T∞) …………………………………………………………………(7)
dimana : qc = laju perpindahan panas secara konveksi, W
hc = koefisien perpindahan panas konveksi rata-rata, W/m2 K
A = luas permukaan perpindahan panas, m2
Ts = 5actor5ture permukaan, K
T∞ = 5actor5ture fluida, K
II.3 Alat Penukar Panas
Penukar panas adalah suatu alat yang berfungsi untuk memindahkan panas dari satu
fluida yang bertemperatur lebih tinggi ke fluida lainnya yang bertemperatur lebih rendah. Dilihat
dari proses pemindahan panasnya alat penukar panas dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
a. Sistem kontak lansung, alat penukar kalor ini mencampurkan kedua fluida
panas dan dingin yang akhirnya 5actor5ture kedua fluida menjadi sama.
b. Sistem kontak taklangsung, alat penukar kalor ini menempatkan satu fluida
panas dan satu fluida dingin secara terpisah sehingga fluida panas akan
memindahkan panasnya ke fluida dingin melalui dinding pemisah.
c. Sistem regeneratif, alat penukar kalor ini fluida panas dan fluida dingin secara
bergantian melewati tempat yang sama didalam alat penukar kalor,
sehingga panas dari fluida panas dipindahkan ke inti alat penukar kalor dan
selanjutnya dipindahkan ke fluida dingin.
Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh
Dalam hal ini ditinjau pada alat penukar panas pipa ganda Gambar 5(a), dimana satu fluida
mengalir di dalam tabung, sedang yang satu lagi mengalir di dalam ruang annulus diantara kedua
tabung. Perpindahan panas menyeluruh didapat dari jaringan panas pada Gambar 5(b), yaitu
sebagai.
q = (Ta – Tb)/[1/hi Ai + ln(ro/ri)/2πkl + 1/ho Ao]
dimana :
q = perpindahan panas menyeluruh dari fluida panas ke fluida dingin, J/ jam
Ta = temperatur fluida yang panas, oC
Tb = temperatur fluida yang dingin, oC
h = koefisien peroindah panas konveksi, W/m2 oC
A = luas permukaan perpindahan panas, m2
r = jari-jari tabung, m
i & o = bagian dalam dan luar tabung
-
Gambar 5. (a) Penukar kalor pipa ganda, (b) Jaringan tahanan panas untuk perpindahan panas
menyeluruh.
Koefisien perpindahan panas menyeluruh bisa didasarkan atas luas bagian dalam (Ui) atau luas
bagian luar dari tabung (Uo), seperti berikut ini
Ui = 1//[1/hi + Ai ln(ro/ri)/2πkl + Ai/ ho Ao]
Uo = 1//[ Ao/hi Ai + Ao ln(ro/ri)/2πkl + 1/ ho]
Sehingga laju perpindahan panas dapat dihitung dari persamaan berikut
q = Ui Ai ΔTmenyeluruh = Uo Ao ΔTmenyeluruh
Beda Temperature Rata-Rata .
Temperatur fluida-fluida di dalam alat penukar panas umumnya berbeda dari satu titik ke titik
lainnya, pada waktu panas mengalir dari fluida yang lebih panas ke fluida yang lebih dingin.
Gambar 6. Distribusi temperatur dalam penukar panas aliran-searah lintas-tunggal.
Beda temperatur keseluruhan rata-rata logaritmik untuk aliran searah atau aliran lawan :
Δ𝑇̅̅̅̅ = ΔTa − ΔΤb
lnΔTaΔΤb
… … … … … … … … . … … … … … … … … … … … … … . . (8)
dimana : Δ𝑇̅̅̅̅ = beda temperatur keseluruhan rata-rata logaritmik
-
Laju perpindahan panas dalam alat penukar kalor dapat dituliskan sebagai berikut
𝑞 = 𝑈Α ΔTa − ΔΤb
ln ΔTa/ ΔΤb… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (9)
Dimana indeks a dan b adalah menunjuk kepada masing-masing ujung penukar panas , lihat
Gambar 5.
Persamaan (9) dapat dibuat dengan menggantikan perbandingan temperatur menjadi suatu beda
temperatur efektif rata-rata Δ𝑇̅̅̅̅ yang defenisinya
q = UA Δ𝑇̅̅̅̅ ………………………………….………………………….…(10)
Efektifitas Alat Penukar Panas
Keefektifan penukar panas adalah perbandingan laju perpindahan panas yang sebenarnya dalam
penukar panas tertentu terhadap laju perpindahan panas maksimum yang mungkin. Yang
disebutkan belakangan adalah diperoleh dalam alat penukar panas aliran lawan dengan luas
perpindahan panas yang takhingga.
Keefektifan, Frank Kreith & Mark S. Bohn, hal 407-409, tersebut dapat dituliskan : Є
Є =𝐶ℎ(𝑇ℎ𝑚 − 𝑇ℎ𝑘)
𝐶𝑚𝑖𝑛(𝑇ℎ𝑚 − 𝑇𝑐𝑚)… … … . . … … … … … … … … … … … … … . . … … . . (11)
Atau
Є =𝐶𝑐(𝑇𝑐𝑘 − 𝑇𝑐𝑚)
𝐶𝑚𝑖𝑛(𝑇ℎ𝑚 − 𝑇𝑐𝑚)… … … … … … … … … … … … … … … . . … … … … … (12)
dimana : Cmin = harga mh cph atau mc cpc yang lebih kecil
Laju perpindahan panasnya dapat ditentukan dari persamaan
q = Є Cmin (Thm - Tcm) ……..………………………….…..………….(13)
Dimana :
Є Cmin (Thm - Tcm) = Cc (Tck – Tcm) = Ch (Thm – Thk)
Selanjutnya untuk alat penukar kalor aliran searah kita peroleh :
ln [1 − Є (Cmin
Ch+
Cmin
Cc)] = − (
1
Cc +
1
Ch) UA
Atau
1 − Є (Cmin
Ch+
Cmin
Cc) = e−(
1Cc+
1Ch
)UA
Selanjutnya dengan menyelesaikan untuk Є diperoleh
Є = 1−e
−(1+ChCc)
UA/Ch
Cmin
Ch+
Cmin
Cc
… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . (14)
Selanjutnya dapat dituliskan keefektifan dari alat penukar kalor untuk aliran searah dapat ditulis
Є = 1 − e−(1+
CminCmaks
)UA/Cmin
1 + Cmin/Cmaks… … … … … … … … … … … … … … … … . … (15)
dimana : UA/Cmin = jumlah satuan perpindahan panas (NTU)
Faktor Pengotoran
Suatu alat penukar panasr apabila telah beroperasi dalam waktu tertentu maka
akan terbentuk lapisan kotoran pada permukaan perpindahan panas secara berangsur-angsur.
-
Lapisan endapan itu disebut sebagai pengotoran (fouling), efeknya adalah akan mempertinggi
tahanan termal. Tahanan termal endapan, Frank Kreith, hal 571-572, dapat ditentukan dari
persamaan berikut
𝑅𝑑 = 1
𝑈𝑎−
1
𝑈
dimana U = konduktansi satuan penukar kalor bersih
Ua = koduktansi setelah terjadi pengotoran
Rd = tahanan termal satuan endapan
Dengan memasukkan 8actor pengotoran kedalam koefisien perpindahan panas rancangan
keseluruhan Ud dari pipa tanpa sirip diperoleh
Ud =1
1
ho̅̅ ̅̅ +Ro+Rk+
RiAo
Ai+
Ao
hiAi ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅
… … … … … … … … … … … … … … … … … . . … … … … . (16)
dimana : Ud = koefisien perpindahan panas keseluruhan berdasarkan luas satuan
permukaan luar pipa, W/m2 K
ho = koefisien perpindahan panas rata-rata fluida sebelah luar pipa, W/m2 K
hi = koefisien perpindahan panas rata-rata fluida sebelah dalam pipa, W/m2 K
Ro = tahanan pengotoran satuan pada sebelah luar pipa, m2 K/W
Ri = tahanan pengotoran satuan pada sebelah dalam pipa, m2 K/W
Rk = tahanan satuan pipa-pipa permukaan luar pipa, m2 K/W
II. 4 Teknik Pendingin
Seperti telah diutarakan pada bagian tujuan penelitian, bahwa air minum didinginkan
sampai temperatur sekitar 5 oC. Maka mesin yang diperlukan untuk itu adalah mesin pendingin
(refrigerator) dengan siklus kompresi uap. Evaporator dari mesin pendingin itu dililitkan pada
bagian samping bawah dari tabung tempat air, sedang kondensor ditempatkan pada bagian
belakang dispenser dan tepat diatas dari kompresornya.
Gambar 7. Diagram alir sistem kompresi uap
Keterangan:
1-2 = kompresi adiabatik dan reversibel (isentropis), s1 = s2
2-3 = Proses pelepasan panas (pengembunan) pada tekanan konstan pada kondensor, p2 = p3
-
3-4 = Proses ekspansi (penurunan tekanan) pada entalpi konstan pada pipa kapiler/ katup
ekspansi , h3 = h4
4-1 = Proses penguapan pada tekanan konstan pada evaporator, p4 = p1
Gambar 8. Diagram p vs h
-Kalor yang diserap oleh evaporator (efek refrigerasi) : qe = h1 – h4 ………………….(17)
-Kerja yang dilakukan oleh kompresor : w = h2 – h1 ……………………………..……..(18)
-Kalor pengembunan : qc = h2 – h3 = wk + qe …………………………………….……...(19)
-Jumlah refrigerant yang bersirkulasi : G = Q/qe ………………………………………..(20)
-Koefisien prestasi : Kp = qc/ qe = h2 – h3 /h2 – h1
Dimana : qc = efek refrigerasi, kJ/kg
wk = kerja yang dilakukan kompresor, kJ/kg
qc = kalor yang dilepas kondensor ke udara luar, kJ/kg
G = jumlah refrigerant yang bersirkulasi, kg/ jam
Q = kapasitas refrigerasi, J/ jam
Kp = koefisien prestasi
h1 = entalpi refrigerant keluar dari evaporator/ masuk ke kompresor, J/ kg
h2 = entalpi refrigerant keluar dari kompresor/ masuk ke kondensor, J/ kg
h3 = entalpi refrigerant keluar dari kompresor/ masuk ke pipa kapiler, J/ kg
h4 = entalpi refrigerant keluar dari pipa kapiler/ masuk ke evaporator, J/ kg
-
III. METODE PENELITIAN
III.1 Umum
Panas dari air yang berada didalam tabung akan diserap oleh evaporator dan selanjutnya panas
dari evaporator ditambah dari kompresor akan dibuang ke udara luar oleh kondensor, dimana
peralatan yang akan dipakai sebagai bahan pendingin refrigeran yang terdapat didalam
kondensor adalah alami, yaitu dengan menempatkannya pada bahagian belakang dari peralatan
sehingga bila beroperasi harus berada pada udara bebas. Metode yang akan dipakai dalam
melaksanakan kegiatan penelitian ini adalah metode eksperimental.
III.2 Lokasi Penelitian
Laboratorium Prestasi Mesin Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas HKBP
Nommensen Medan yang dipakai sebagai tempat penelitian ini
III.3 Model Penelitian
Model dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini, air yang akan didinginkan oleh
evaporator ditempatkan dalam tanki, selanjutnya pada bagian luar tangki dililitkan pipa yang
dalam hal ini disebut sebagai evaporator yang berfungsi untuk menghisap panas dari air melalui
tangki, kemudian panas tersebut dipindahkan ke refrigerant yang selanjutnya mengalir kedalam
kompresor. Dan kompresor setelah menghisap refrigerant selanjutnya ia akan mengkompresnya
sehingga ia akan mengalir kedalam kondensor. Pada alat inilah refrigerant akan membuang
panas ke udara bebas secara alami karena temperatur kondensor lebih tinggi dari udara di
sekelilingnya. Selanjutnya refrigeran yang keluar dari kondensor berubah wujud dari fasa uap
menjadi fasa cair jenuh.
-
Gambar 9 Sketsa perangkat penelitian dari pendingin air minum.
III.4 Teknik Pengumpulan Data
Setelah perangkat penelitian selesai maka pekerjaan selanjutnya adalah melakukan
pengkalibrasian dari alat ukur temperatur-termometer. Dengan demikian kegiatan penelitian
dapat dilakukan. Kegiatan penelitian diawali dengan melakukan pengukuran terhadap volume,
temperatur air minum dan temperatur udara sebelum kegiatan penelitian, setelah itu baru
kemudian dapat dilakukan pengukuran tekanan dan temperatur refrigeran saat masuk dan keluar
dari kondensornya.
-
IV. ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
IV. 1 Data Hasil Pengujian
Data yang diperoleh dari pengujian ini adalah tentang air, dinding tabung air, isolasi
tabung air dan udara luar.
1. Data dari air
Volume air (V) = 2,50 Liter = 2,50 dm3 = 2,50 . 10-3 m3
Kerpatan/ densitas air (𝜌) =1000 kg/m3
Massa air (m) = V . 𝜌 = 2,50 . 10-3 . 1000 = 2,50 kg
Kapasitas panas jenis pada tekanan konstan air (cp) = 4,2 kJ/kg oC
Konduktivitas panas air (k) = 0,623 W/m oC
2. Data dari tabung air
Bahan tabung adalah paduan aluminium
Diameter dalam = 161 mm
Diameter luar = 163 mm
Tinggi tabung = 157 mm
Tebal tabung = 1 mm
Konduktivitas termal tabung paduan aluminium (k) = 177 W/m oC
3. Data dari isolasi
Bahan isolasi = gabus
Tebal isolasi = 20 mm
Konduktivitas termal isolasi gabus (k) = 0,048 W/m oC
4. Data dari udara
Kerapatan/ densitas udara (𝜌) = 1,1774 kg/m3
Kapasitas panas jenis pada tekanan konstan udara (cp) = 1,006 kJ/kg oC
Konduktivitas termal udara (k) = 0,02227 W/m oC
5. Data dari evaporator
Evaporator dari sistem ini dililitkan pada bagian luar bawah dari tabung air dengan data
sebagai berikut :
Diameter luar pipa evaporator (do) = 5 mm = 0,005 m
Jumlah lilitan pipa evaporator pada tabung air (n) = 4
Diameter dalam lilitan evaporator (Di) = diameter luar tabung air = 163 mm
Panjang pipa evaporator : L = π (Di + do) n = 3,14 . (163 + 5) . 4 = 2.110 mm = 2,11 m
Luas bidang evaporator yang merapat ke dinding tabung air (AE)
AE = do . L = 0,005 . 2,11 = 0,01055 m2
Bahan pipa evaporator : paduan tembaga
Konduktivitas termal paduan tembaga (k) = 111 W/m oC
-
6. Temperatur air
Temperatur air mula-mula, temperatur air yang didinginkan selama 30 menit
kemudian temperatur minimumnya diukur dan setelah itu air diaduk secara merata kemudian
temperatur rata-ratanya diukur dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Temperatur air mula-mula, temperatur air minimum dan temperatur
akhir rata-rata dari air
NO Tawal ( oC) Tmin ( oC) Takhir rata-rata ( oC)
1 28,80 6,50 17,50
2 29,80 5,50 16,90
3 29,40 6,30 18,00
4 29,00 5,80 17,40
5 28,70 6,00 16,80
6 28,60 5,20 16,30
Trata-rata
Trat
a-
rata
29,05 5,88 17,15
Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa temperatur air mula-mula 29,05 oC, temperatur air minimum rata-
rata 5,88 oC, temperatur akhir rata-rata dari air setelah diaduk turun menjadi 17,15 oC dan besar
penurunan rata-rata temperatur air adalah 29,05 – 17,15 = 11,90 oC dengan lama pendinginan
selama 30 menit.
IV.2 Pengolahan Data
1. Kapasitas refrigerasi : Qe
Qe = m . cp . (T1 – T2)
Dimana :
Qe = Kapasitas refrigerasi, kJ/ jam
m = massa air yang didinginkan, kg
cp = kapasitas panas jenis air pada tekanan konstan, kJ/kg oC
T1 = temperatur air mula-mula, oC
T2 = temperatur air rata-rata setelah didinginkan selama 30 menit, oC
Tabel 4.2 Jumlah panas yang dikeluarkan dari air selama 30 menit
NO m
(kg)
cp
(kJ/kgoC)
T1
( oC)
T2
( oC)
Qe
(kJ)
1 2,50 4,2 28,80 17,50 118,65
2 2,50 4,2 29,80 16,90 135,45
3 2,50 4,2 29,40 18,00 119,70
4 2,50 4,2 29,00 17,40 121,80
5 2,50 4,2 28,70 16,80 124,95
6 2,50 4,2 28,60 16,30 129,15
-
Kapasitas refrigerasi rata-rata :
Qe = (118,65 + 135,45 + 119,70 + 121,80 + 124,95+129,15)/ 6 . 30
= 749,70/180 = 4,165 kJ/mnt
Kapasitas refrigerasi rata-rata : Qe = 4,165 kJ/mnt = 249,9 kJ/jam
2. Pertambahan panas dari luar tabung kedalam air (q)
q = q1 + q2 + q3
Dimana :
q1 = pertambahan panas dari bagian samping tabung ke dalam air, J/dtk = W
q2 = pertambahan panas dari bagian bawah tabung ke dalam air, J/dtk = W
q3 = pertambahan panas dari bagian atas tabung ke dalam air, J/dtk = W
Pertambahan panas dari bagian samping (sisi vertikal) tabung ke dalam air : q1
q1 = 𝑇∼ − 𝑇𝑎
1
(ℎ𝑖 𝐴𝑖)+𝑙𝑛
𝑟𝑜/𝑟1
2𝜋𝑘1𝐿+𝑙𝑛
𝑟1/𝑟𝑖
2𝜋𝑘2𝐿 +
1
ℎ𝑜 𝐴𝑜
= Uo1 . Ao1 . (T~ – Ta)
dimana :
T∼ = temperatur udara luar rata-rata = (30,3 + 30,6 + 30,9 + 30,5 + 30,2 + 30,1)/6 = 30,43 oC
Ta = temperatur air rata-rata = (29,05 + 17,15)/2 = 23,10 oC
L = tinggi tabung = 0,157 m
hi = Koefisien perpindahan panas permukaan horizontal bagian dalam tabung
hi = 1,42 [(Ti – Ta )/L]0,25 = 1,42 [(24,00 – 23,10)/0,157]0,25 = 2,197 W/m2 oC
Ti = temperatur dinding tabung bagian dalam = 24,00 oC
Ai = luas permukaan tabung bagian dalam
= π di L = 3,14 . 0,161 0,157 = 0,079 m2
Ao = luas permukaan taung bagian luar
= π do L = 3,14 . 0,203 0,157 = 0,100 m2
ri = jari-jari bagian dalam tabung = 0,161/2 = 0,0805 m
r1 = jari-jari bagian luar tabung/jari-jari bagian dalam isolasi = 0,163/2 = 0,0815 m
ro = jari-jari bagian luar isolasi = 0,203/2 = 0,1015 m
k1 = konduktivitas tabung = 177 W/m oC
k2 = konduktivitas isolasi = 0 ,048 W/m oC
To = temperatur dinding isolasi bagian luar = 30,10 oC
ho = Koefesien perpindahan panas permukaan horizontal bagian luar tabung
ho = 1,42 [(T∼ – To)/L]0,25 = 1,42 [(30,43 – 30,10)/0,157]0,25 = 1,710 W/ m2 oC
Koefisien perpindahan panas keseluruhan : Uo1
Uo1 = 1
𝐴𝑜
(ℎ𝑖𝐴𝑖)+ 𝐴𝑜 𝑙𝑛
𝑟𝑜/𝑟1
2𝜋𝑘1𝐿+𝐴𝑜 𝑙𝑛
𝑟1/𝑟𝑖
2𝜋𝑘2𝐿 +
1
ℎ𝑜
= 1
0,100
(2,197 . 0,079) + 0,100
ln (0,1015/0,0815)
2.3,14.0,048.0,157 + 0,100
ln (0,0815/0,0805)
2.3,14.177.0,157 +
1
1,710
= 1
1,625= 0,615 W/m2 oC
q1 = Uo1 . Ao1 . (T∼ – Ta) = 0,615 . 0,100 . (30,43 – 23,10) = 0,4510 W
-
Pertambahan panas dari bagian bawah tabung ke dalam air : q2
q2 = 𝑇∼ − 𝑇𝑎
1
(ℎ𝑖𝐴)+
∆𝑥1
𝑘1𝐴+
∆𝑥2
𝑘2𝐴 +
1
ℎ𝑜𝐴
= Uo2 Ao2 ((T~ – Ta)
hi = 1,32 [(Ti – Ta)/Di]0,25 = 1,32 [(24 – 23,10)/ 0,161]0,25 = 2,030 W/ m2 oC
ho = 1,32 [(T∼ – To)/Di]0,25 = 1,32 [(30,43 – 30,10)/ 0,161]0,25 = 1,579 W/ m2 oC
Δx1 = tebal isolasi = 0,020 m
Δx2 = tebal tabung = 0,001 m
A02 = luas permukaan bagian bawah/atas tabung
= π/4 . Di2 = 0,785 . 0,1612 = 0,0203 m2
Ti = temperatur dinding tabung bagian dalam = 24,00 oC
k1 = 0 ,048 W/m oC
k2 = 177 W/m oC
Koefisien perpindahan panas keseluruhan : Uo
Uo2 = 1
1
2,030 . 0,0203 +
0,020
0,048 . 0,0203 +
0,001
177.0,0203 +
1
1,579 . 0,0203
= 1/51,76 = 0,0193 W/m2 oC
q2 = Uo2 Ao2 ((T~ – Ta)
= 0,0193 . 0,0203 . (30,43 – 23,10) = 0,0029 W
Pertambahan panas dari bagian atas tabung ke dalam air : q3
q3 = 𝑇∼ − 𝑇𝑎
1
(ℎ𝑖𝐴) +
∆𝑥1
𝑘1𝐴 +
1
ℎ𝑜𝐴
= U03 A03 ((T~ – Ta)
hi = Koefesien perpindahan panas permukaan horizontal bagian dalam tabung
hi = 0,61 . [(Ti – Ta)/Di2 ]0,20 = 0,61 [(24 – 23,10)/ 0,1612]0,20 ………………(Lit.1, hal.288)
= 1,24 W/ m2 oC
ho = Koefesien perpindahan panas permukaan horizontal bagian luar tabung
Temperatur udara luar : T~ = 30,43 oC
ho = 0,61 . [(T∼ – Ta)/Di2 ]0,20 = 0,61 [((30,43 – 29,30)/ 0,1612]0,20 = 1,30 W/ m2 oC
k1 = konduktivitas tutup plastik = 0,064 W/m oC
Δx = tebal tutup plastik = 0,002 m
A03 = luas permukaan bagian atas tabung
= π/4 . Di2 = 0,785 . 0,1612 = 0,0203 m2
Koefisien perpindahan panas keseluruhan : Uo
U03 = 1
1
1,24 . 0,0203 +
0,002
0,064 . 0,0203 +
1
1,30 . 0,0203
= 1/79,157 = 0,0126 W/m2 oC
q3 = U03 A03 ((T~ – Ta) = 0,0126 . 0,0203 . (30,43 – 23,10)
= 0,00187 W
Tabel 4.3 Pertambahan panas yang masuk dari luar tabung kedalam air (q)
-
NO U
(W/m2 oC)
A
(m2 )
T~
(oC)
Ta
(oC)
ΔT
(oC)
q
(Watt)
1 0,6150 0,1000 30,43 23,10 7,33 0,45079
2 0,0193 0,0203 30,43 23,10 7,33 0,00287
3 0,0126 0,0203 30,43 23,10 7,33 0,00187
Pertambahan panas rata-rata yang masuk dari luar tabung ke dalam air (q)
q = 0,45079 + 0,00287 + 0,00187 = 0,4555 Watt
= 0,4555 . 3600 = 1,64 kJ/jam
Jumlah panas rata-rata yang masuk dari luar tabung ke dalam air adalah sangat kecil, dengan
perkataan lain dapat diabaikan.
3. Data operasional dari mesin pendingin
Hasil pengukuran yang diperoleh pada evaporator dan kondensor dapat dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 4.4 Data operasional mesin pendingin/refrigerator
NO
EVAPORATOR KONDENSOR
PEVA (psi)
TEVA ( oC)
PKOND (psi)
TKOND ( oF)
TKOND
( oC)
1 16 -12 170 130 54,44
2 15 -13 160 128 53,33
3 14 -14 170 130 54,44
4 14 -12 160 128 53,33
5 16 -12 170 132 55,55
6 14 -12 175 130 54,44
Data hasil pengujian dari mesin pendingin :
Refrigerant : R 134A
Tekanan evaporasi rata-rata : PEVA
PEVA = (16 + 15 + 14 + 14 + 16 + 14)/6
= 14,83 psi = 1,0218 bar
Temperatur evaporasi rata-rata : TEVA
TEVA = (–12 – 13 – 14 – 12 – 12 – 12)/6
= – 12,5 oC
Tekanan kondensasi rata-rata : PKOND
PKOND = (170 + 160 + 170 + 160 + 170 +175)/6
= 167,5 psi = 11,541 bar
Temperatur kondensasi rata-rata : TKOND
TKOND = (54,44 + 53,33 + 54,44 + 53,33 + 55,55 +54,44)/6
= 54,25 oC
-
Kapasitas refrigerasi rata-rata telah diperoleh pada Tabel 4.4 diatas : Qe
Qe = 4,165 kJ/mnt = 249,9 kJ/jam
Besar panas yang diserap oleh evaporator (efek refrigerasi) : qe
qe = h1 – h4
= 231,87 – 113,43 = 118,44 kJ/kg
Laju refrigeran yang bersirkulasi : G
G = Kapasitas refrigerasi : efek refrigerasi = Qe : qe
= 249,9 kJ/jam : 118,44 kJ/kg
= 2,110 kg/jam
= 5,86 . 10-4 kg/dtk
Besar kerja yang dilakukan oleh kompresor : W
W = h2 – h1
= 269,38 – 231,87
= 37,51 kJ/kg
Daya kompresor : Nk
Nk = W . G
= 37,51 kJ/kg . 2,11 kg/jam
= 79,146 kJ/jam = 21,99 J/dtk = 21,99 Watt
Kofesien prestasi : KP
KP = Kapasitas refrigerasi : Daya poros kompresor
= 249,9 kJ/jam : 79,146 kJ/jam
= 3,16
IV.3 Besar Panas Yang Dilepas Kondensor ke Udara Bebas
Besar panas ini adalah perjumlahan panas yang diserap oleh evaporator dari air dan kerja
dari kompresor.
Gambar 10 Kondensor
Bahan pipa kondensor : paduan tembaga
Konduktivitas termal paduan tembaga : k = 111 W/m oC
-
Dengan ukuran:
Diameter luar pipa kondensor : do = 3/16 inci = 4,76 mm = 0,0048 m
Panjang pipa kondensor : L = 16 . 28 = 448 cm = 4,48 m
Luas penampang bagian luar pipa kondensor : Ao
Ao = π do L = 3,14 . 0,0048 . 4,48 = 0,0676 m2
Besar panas yang dilepas oleh kondensor ke udara bebas : Qk
qk = (h1 – h4) + (h2 – h1)
= h2 – h4
= 269,38 – 113,43
= 155,95 kJ/kg
Qk = qk . G = 155,95 kJ/kg . 2,110 kg/jam = 329,05 kJ/jam
= 91,40 J/dtk
=========
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Temperatur air yang paling rendah terletak pada bagian bawah tabung, karena evaporator
(alat pendingin) berada pada bagian bawah tabung (hanya 4 buah pipa), hal ini logis karena
bila kita ingin mengambil air minum yang dingin maka kita akan menekan tombol air dingin
sehingga ia akan keluar dari bahagian bawahnya.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses pendinginan adalah 30 menit
3. Temperatur air minum yang minimum rata-rata adalah 5,88 ͦC
4. Koefisien prestasi rata-rata dari mesin pendingin : KP = 3,16
5. Jumlah panas rata-rata yang dilepas kondensor ke udara : Qk = 91,40 J/dtk
V.2 Saran
1. Sebaiknya dalam pengukuran temperatur dari air dipakai data logger atau data akuisisi/
termokopel agar pengambilan temperatur dapat dilakukan dengan cepat dan akurat
2. Kalibrasi dari alat ukur tekanan perlu dilakukan, untuk itu perlu disediakan alat ukur
tekanan yang sudah terkalibrasi.
-
DAFTAR PUSTAKA
1. Kreith F., Bohn M.S. : Principles of Heat Transfer, 4th Edition, Harper and Row,
Publishers, New York, 1986.
2. J.P. Holman, Perpindahan Kalor, Edisi kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1984
3. W.F. Stoecker, J.W. Jons : Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, 2nd Edition, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 1982
4. Michael J. Moran, Howard N. Shapero, Fundamentals of Engineering Thermodynamics,
2nd Edition, John Wiley & Sons, Inc., 1988.
5. M.M. El-Wakil, Powerplant Technology, 2nd Edition, McGraw-Hill, New York, 1985
6. J.P. Holman, Metode Pengukuran Teknik, Edisi keempat, Penerbit Erlanga, Jakarta,
1984.