22 Kajian Sifat Fisikokimia Ekstrak Rumput Laut..(Aisyah dkk)
KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA EKSTRAK RUMPUT LAUT COKLATSARGASSUM DUPLICATUM MENGGUNAKAN BERBAGAI PELARUT DAN
METODE EKSTRAKSI
Aisyah Tri Septiana1) dan Ari Asnani2)
1Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian.2Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
ABSTRACT
Sargassum duplicatum contain bioactive component has different polarity. Theresearch was aimed to know the effect solvent types and extraction method toward thepsychochemical characteristic of S. duplicatum extract. The result of qualitative analysisshowed that all S. duplicatum extract samples contained flavonoid, tannin, saponin, andterpenoid. The best treatment were obtained from methanol treatment using one-step extractionmethod that gave solubility in ethanol was 39.450 percent, solubility in distilled water(aquadest) was 28.283 percent, and total phenol was 297.170 mg/g.
Key words : physiochemistry characteristics, Sargassum duplicatum, extraction method
PENDAHULUANIndonesia telah dikenal luas sebagai
negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalahlautan dan mempunyai garis pantai terpanjangdi dunia yaitu ± 80.791,42 Km. Salah satumahluk hidup yang tumbuh dan berkembangdi laut adalah rumput laut. Rumput laut coklatSargassum sp tumbuh menempati hampirdisepanjang pantai pulau-pulau di Indonesiadan pada saat “bloming” setelah musimombak, pertumbuhan tanaman tersebut dapatmembentuk padang rumput laut coklat yangcukup luas terutama pada pantai yangdasarnya lempengan karang mati seperti yangdijumpai di perairan pantai selatan pulauJawa. Rumput laut tersebut belum banyakdimanfaatkan bahkan seringkali merupakansampah yang berserakan dan pengganggu bagipelayaran kapal nelayan meskipun dapatdimanfaatkan sebagai sumber alginat maupunproduk minuman kesehatan karena kandungankomponen bioaktifnya yang cukup tinggi(Yulianto, 2007).
Sargassum sp mengandung fucoidan(Yunizal, 2003a), dan komponen fenolik (Limet al, 2002). Jenis komponen fenolik yangbanyak dijumpai pada rumput laut coklatadalah phlorotanin yang berkisar antara0,74% sampai 5,06% (Samee et al., 2009).
Kandungan kimia S. duplicatumdapat diperoleh dengan cara ekstraksi pelarut.Prinsip dari ekstraksi ini adalah memisahkankomponen yang ada dalam bahan yangdiekstraksi dengan menggunakan pelaruttertentu. Ekstraksi dengan pelarut dilakukandengan mempertemukan bahan yang akandiekstrak dengan pelarut selama waktutertentu, diikuti pemisahan filtrat terhadapresidu bahan yang diekstrak (Houghton danRaman, 1998).
Ekstraksi dengan menggunakanpelarut seperti etanol, metanol, etil asetat,heksana dan air mampu memisahkansenyawa-senyawa yang penting dalam suatubahan. Pemilihan pelarut yang akan dipakaidalam proses ekstraksi harus memperhatikansifat kandungan senyawa yang akan diisolasi.Sifat yang penting adalah polaritas dan guguspolar dari suatu senyawa. Pada prinsipnyasuatu bahan akan mudah larut dalam pelarutyang sama polaritasnya (Sudarmadji et al.,1989) sehingga akan mempengaruhi sifatfisikokimia ekstrak yang dihasilkan.
Metode ekstraksi yang digunakandiduga juga mempengaruhi sifat fisikokimiadari ekstrak tersebut. Ekstraksi dapatdilakukan dengan satu tahap ekstraksi maupunbertingkat. Pada ekstraksi satu tahap hanyadigunakan satu pelarut untuk ekstraksi, sedangpada ekstraksi bertingkat digunakan dua atau
AGROINTEK Volume 6, No.1 Maret 2012 23
lebih pelarut. Penelitian dari Matanjun et al.,(2008) membuktikan bahwa rumput lautmemiliki kadar senyawa fenolik (total fenol)yang berbeda-beda tergantung jenis pelarutdan metode ekstraksi serta spesies rumput lautitu sendiri. Berdasarkan hal tersebut di atastelah dilakukan penelitian dengan tujuanmengetahui pengaruh jenis pelarut danmetode ekstraksi terhadap sifat fisikokimiaekstrak rumput laut S. duplicatum.
METODE PENELITIAN
Bahan dan AlatBahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rumput laut Sargassumduplicatum yang diperoleh dari pantai RancaBabakan Nusakambangan Cilacap, etanol,metanol, heksana, etil asetat, akuades, airbebas ion, folin ciocalteau, Na2CO3, asamgalat, H2SO4 pekat, FeCl3, HCl, asam asetatanhidrat, dan gas N2.
Alat yang digunakan antara laincabinet dryer, pisau, blender, timbangandigital (Bibby), spektrofotometer UV-Vis(Shimadzu 1240), rotary evaporator (Bibby),vorteks, shaker (Selecta), pipet mikro, pipetukur, pipet tetes, gelas ukur, gelas piala, labutakar, erlenmeyer, spatula, tabung reaksi,kertas saring, penangas air, pH meter,alumunium foil, dan alat-alat analisis.
Ekstraksi pelarut dengan metode satutahap
Sebanyak 10 gram bubuk rumputlaut S. duplicatum dilarutkan dalam 150 mlsalah satu pelarut yang akan digunakan yaituetanol, metanol, hexana, etil asetat dan air (1 :15 b/v). Kemudian dikocok menggunakansheker 150 rpm selama 24 jam dan disaringsehingga akan didapatkan ekstrak dan ampas.Ekstrak yang masih mengandung pelarutdipisahkan dengan pelarutnya dengan carapenguapan pelarutnya menggunakan rotaryevaporator. Sisa pelarut dihilangkan dengangas nitrogen sehingga didapat ekstrak kental.
Ekstraksi pelarut secara bertingkatSebanyak 10 gram bubuk rumput
laut Sargassum dilarutkan dalam 150 mlheksana (1 : 15 b/v), dikocok dengankecepatan 150 rpm selama 24 jam danselanjutnya disaring sehingga akan didapatkanekstrak dan ampas. Ampas diekstrak kembali
dengan etil asetat dan disaring. Dengan carayang sama ampas diekstrak kembali berturut-turut dengan metanol dan air. Ekstrak yangdihasilkan masing-masing pelarut dipisahkandengan pelarutnya menggunakan rotaryevaporator. Sisa pelarut dihilangkan dengangas nitrogen sehingga didapat ekstrak kental.
Kadar total fenolKadar total fenol ekstrak rumput laut
Sargassum diuji menggunakan metodeMatanjun et al., (2008) dengan asam galatsebagai standard.
Kelarutan ekstrak dalam etanol atau air(Sudarmadji, et al., 1989)
Sampel sekitar 0,2 gram dilarutkandalam 10 ml etanol 96 persen atau dalamakuades yang dipanaskan sampai suhu 76ºCsambil diaduk kemudian disaring dengankertas yang telah diketahui beratnya. Kertassaring selanjutnya dikeringkan. Kelarutandihitung berdasarkan rumus:
Kelarutan (%bb) =S − (K2 − K1)
S× 100%
Keterangan:S = berat basah sampel (gram)K1 = berat kertas saring sebelum untuk
menyaring (gram)K2 = berat kertas saring setelah untuk
menyaring (gram)
Analisis KualitatifAnalisis kualitatif dilakukan untuk
mengetahui adanya komponen fitokimia dariekstrak rumput laut coklat S. duplicatum yangmeliputi flavonoid, tanin, saponin, danterpenoid (Harbone, 1996).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis kualitatifSenyawa-senyawa yang diperiksa
keberadaannya adalah flavonoid, tanin,saponin dan terpenoid. Hasil dari analisiskualitatif menunjukkan bahwa semua sampelekstrak rumput laut S. duplicatummengandung flavonoid, tanin, saponin, danterpenoid (Tabel 1). Hasil uji kualitatifmenunjukkan bahwa metode ekstraksi danjenis pelarut tidak mempengaruhi kandunganflavonoid, saponin, maupun terpenoid. Hal inididuga karena dalam berdasarkan strukturnya,flavonoid maupun saponin mempunyai bagian
24
yang bersifat polar maupun non polarbagian yang hampir sama.flavonoid dan saponin, terpenoidbagian polar dan non polar, tetapi bagian nonpolar pada terpenoid jauh lebih banyakdibandingkan bagian polar sehingga terpenoidcenderung lebih mudah larut dalam pelarutnon polar. Diduga terpenoid dalam pelarutpolar berada dalam bentuk globubagian luar komponen ekstrak yang bersifatpolar. Struktur dasar flavonoidterpenoid disajikan pada Gambar 1.
Kandungan tanin tertinggiberdasarkan analisis kualitatif adalah ekstraketanol dan ekstrak metanol masinghasil ekstraksi metode satu tahap dan jenisekstrak etanol menggunakan metode ekstraksibertingkat. Tanin adalah senyawa
Tabel 1. Analisis kualitatif ekstrak rumput laut
Kombinasi PerlakuanEkstrak heksan metode satu tahapEkstrak etil asetat metode satu tahapEkstrak methanol metode satu tahapEkstrak etanol metode satu tahapEkstrak air metode satu tahapEkstrak heksan metode bertingkatEkstrak etil asetat metode bertingkatEkstrak methanol metode bertingkatEkstrak etanol metode bertingkatEkstrak air metode bertingkat
Keterangan: + = menunjukkan intensitas warna pada analisis flavonoid, tanin, dan terpenoid; padaanalisis saponin menunjukkan tinggi buih yang terbentuk.
(a)
(c)
Gambar 1. Struktur kimia
Kajian Sifat Fisikokimia Ekstrak Rumput Laut..(Aisyah dkk)
yang bersifat polar maupun non polar dengan. Seperti halnya
flavonoid dan saponin, terpenoid mempunyaibagian polar dan non polar, tetapi bagian nonpolar pada terpenoid jauh lebih banyakdibandingkan bagian polar sehingga terpenoid
larut dalam pelarutnon polar. Diduga terpenoid dalam pelarutpolar berada dalam bentuk globula denganbagian luar komponen ekstrak yang bersifat
Struktur dasar flavonoid, saponin dandisajikan pada Gambar 1.Kandungan tanin tertinggi
berdasarkan analisis kualitatif adalah ekstraketanol dan ekstrak metanol masing-masinghasil ekstraksi metode satu tahap dan jenisekstrak etanol menggunakan metode ekstraksi
Tanin adalah senyawa yang
cenderung polar sehingga ekstraksi denganpelarut polar, seperti metanol dan etanol, akamengestrak tanin secara optimal.etanol dan metanol dapat mengekstraksenyawa tanin dengan sama optimalnya. Halini diduga karena besarnya konstantadielektrik dari etanol dan metanol tidakberbeda jauh.
Kandungan taninpada perlakuan jenis pelarut heksana denganmetode ekstraksi satu tahap (pelarut air dengan metode ekstraksi satu tahap(P5M1), dan jenis pelarut air dengan metodeekstraksi bertingkat (P5M2)dimungkinkan karena tanin bersifat semi polarsehingga kurang terekstrak oleh pelarut nonpolar (heksana) maupun pelarut yang polar(air).
. Analisis kualitatif ekstrak rumput laut S. duplicatum
Kombinasi Perlakuan Flavonoid Tanin Saponinmetode satu tahap +++ + +++
Ekstrak etil asetat metode satu tahap +++ ++ +++Ekstrak methanol metode satu tahap +++ +++ +++Ekstrak etanol metode satu tahap +++ +++ +++Ekstrak air metode satu tahap +++ + +++
bertingkat +++ ++ +++Ekstrak etil asetat metode bertingkat +++ ++ +++Ekstrak methanol metode bertingkat +++ +++ +++Ekstrak etanol metode bertingkat +++ ++ +++Ekstrak air metode bertingkat +++ + +++
+ = menunjukkan intensitas warna pada analisis flavonoid, tanin, dan terpenoid; padaanalisis saponin menunjukkan tinggi buih yang terbentuk.
(b)
(d)
. Struktur kimia flavonoid (a), saponin (b), terpenoid (c), dan
Kajian Sifat Fisikokimia Ekstrak Rumput Laut..(Aisyah dkk)
polar sehingga ekstraksi denganpelarut polar, seperti metanol dan etanol, akanmengestrak tanin secara optimal. Pelarutetanol dan metanol dapat mengekstraksenyawa tanin dengan sama optimalnya. Halini diduga karena besarnya konstantadielektrik dari etanol dan metanol tidak
Kandungan tanin terendah adalahjenis pelarut heksana dengan
metode ekstraksi satu tahap (P1M1), jenispelarut air dengan metode ekstraksi satu tahap
dan jenis pelarut air dengan metodeP5M2). Hal ini
dimungkinkan karena tanin bersifat semi polarga kurang terekstrak oleh pelarut non
polar (heksana) maupun pelarut yang polar
Terpenoid++++++++++++++++++++++++++++++
+ = menunjukkan intensitas warna pada analisis flavonoid, tanin, dan terpenoid; pada
flavonoid (a), saponin (b), terpenoid (c), dan tanin (d)
AGROINTEK Volume 6, No.1 Maret
Gambar 2. Pengaruh jenis pelarut terhadap kelarutan dalam etanol ekstrak rumput lautduplicatum
Kelarutan ekstrak S. duplicatumetanol
Kelarutan ekstrakdalam etanol berbeda-beda tergantung jenispelarut yang digunakan untuk mengekstrakbubuk S. duplicatum. Kelarutan tertinggiadalah ekstrak etanol sedangkan kelarutanterendah diperoleh dari ekstrak air.etanol lebih mudah larut dalam pelarut etanol.Sebaliknya, ekstrak air bersifatsehingga kurang larut dalam etanolpenelitian juga menunjukkan bahwa ekstraheksana memberikan kelarutan dalam etanolyang lebih tinggi dibandingkan ekstrak air.Kelarutan ekstrak dalam etanolperbedaan konstanta dielektrikpelarut ekstrak. Konstanta dielektrikdan air berturut-turut adalahsedangkan konstanta dielektrik dari etanoladalah 24,3 rentang. Perbedaan konstantadielektrik etanol-heksan lebih rendah sehinggakelarutan ekstrak heksan dalam etanol lebihtinggi dibandingkan ekstrak air dalam etanol.
Berbeda dengan perbedaanperbedaan metode ekstraksi tidaknyata terhadap kelarutan dalam etanolS. duplicatum. Nilai rata-rataetanol ekstrak S. duplicatummetode ekstraksi satu tahapadalah 35,690 persen dan 35,84
Kelarutan ekstrak S. duplicatumakuades
Sesuai dengan kelarutannya,kelarutan ekstrak S. duplicatum
05
1015202530354045
kel
aru
tan
(%)
.1 Maret 2012
. Pengaruh jenis pelarut terhadap kelarutan dalam etanol ekstrak rumput laut
S. duplicatum dalam
Kelarutan ekstrak S. duplicatumbeda tergantung jenis
pelarut yang digunakan untuk mengekstrakKelarutan tertinggi
ekstrak etanol sedangkan kelarutanterendah diperoleh dari ekstrak air. Ekstraketanol lebih mudah larut dalam pelarut etanol.
bersifat sangat polarlarut dalam etanol. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa ekstrakheksana memberikan kelarutan dalam etanolyang lebih tinggi dibandingkan ekstrak air.
dalam etanol dipengaruhikonstanta dielektrik etanol dan
onstanta dielektrik heksanturut adalah 1,89 dan 80,4
konstanta dielektrik dari etanolPerbedaan konstanta
heksan lebih rendah sehinggakelarutan ekstrak heksan dalam etanol lebihtinggi dibandingkan ekstrak air dalam etanol.
dengan perbedaan pelarut,tidak berpengaruh
kelarutan dalam etanol ekstrakrata kelarutan dalam
S. duplicatum dari perlakuaansatu tahap dan bertingkat
dan 35,847 persen.
S. duplicatum dalam
Sesuai dengan kelarutannya,S. duplicatum dalam
akuades tertinggi adalah ekstrak air sedangkankelarutan terendah adalahMenurut Sudarmadji (1989), senyawabersifat polar larut dalam pelarut polar, dansebaliknya. Dibandingkan dengan ekstrakenzimatis (Septiana dan Asnani, 2009),kelarutan ekstrak air lebih rendahenzimatis meskipun keduanya diekstrakmenggunakan air. Hal ini diduga karenasenyawa dalam ekstrak enzimatismengalami hidrolis menjadi komponenkomponen yang lebih sederhana sehinggalebih larut dalam pelarut air.
Perbedaan metode ekstraksi tidakberpengaruh terhadap kelarutan dalamakuades ekstrak rumput lautNilai rata-rata kelarutan dalamekstrak rumput laut S. duplicatumperlakuaan metode ekstraksibertingkat adalah 24,917 persen danpersen.
Total fenolSenyawa fenolik atau polifenolik
yang dapat berupa golongan flavonoid,turunan asam sianat, kumarin, tokoferol, danasam-asam polifungsional dapat berfungsisebagai senyawa antioksidan (Pratt danHudson, 1990). Fenol atau asam karbolatmerupakan senyawa dengan gugus hidroksil(OH) yang terikat pada cincin aromatik(Fessenden, 1990). Komponen fmenghambat oksidasi lipid denganmenyumbangkan atom hidrogen kepadaradikal bebas.
05
1015202530354045
heksana etil asetat etanol metanol air
Jenis Pelarut
25
. Pengaruh jenis pelarut terhadap kelarutan dalam etanol ekstrak rumput laut S.
ekstrak air sedangkanekstrak heksana.
Menurut Sudarmadji (1989), senyawa yangbersifat polar larut dalam pelarut polar, dan
Dibandingkan dengan ekstrakenzimatis (Septiana dan Asnani, 2009),kelarutan ekstrak air lebih rendah ekstrak
meskipun keduanya diekstrak. Hal ini diduga karenaekstrak enzimatis sudah
hidrolis menjadi komponen-komponen yang lebih sederhana sehingga
erbedaan metode ekstraksi tidakberpengaruh terhadap kelarutan dalam
ekstrak rumput laut S. duplicatum.rata kelarutan dalam akuades
S. duplicatum dariperlakuaan metode ekstraksi satu tahap dan
persen dan 25,773
Senyawa fenolik atau polifenolikyang dapat berupa golongan flavonoid,turunan asam sianat, kumarin, tokoferol, dan
asam polifungsional dapat berfungsisebagai senyawa antioksidan (Pratt danHudson, 1990). Fenol atau asam karbolat
dengan gugus hidroksil(OH) yang terikat pada cincin aromatik
Komponen fenolik dapatmenghambat oksidasi lipid denganmenyumbangkan atom hidrogen kepada
26
Gambar 3. Pengaruh jenis pelarut te
Gambar 4. Pengaruh jenis pelarut terhadap total fenol ekstrak rumput laut
Gambar 5. Pengaruh metode ekstraksi terhadap total fenol ekstrak rumput laut
Total fenol tertinggi diperoleh dariekstrak etil asetat. Total fenol tersebutberbeda nyata dengan total fenol dari ekstraketanol. Hal ini diduga karenapada S. duplicatum bersifat semipolarsehingga mudah terekstrakdengan kisaran polaritas yang luas yaituantara etil asetat (konstanta dielektrik 6,02)dan etanol (konstanta dielektrik 24,30).
05
101520253035
kel
aru
tan
(%)
050
100150200250300350400
To
tal
Fen
ol
(mg
/g)
210220230240250260270280
To
tal
Fen
ol
(mg
/g)
Kajian Sifat Fisikokimia Ekstrak Rumput Laut..(Aisyah dkk)
Gambar 3. Pengaruh jenis pelarut terhadap kelarutan dalam akuades ekstrak rumput lautDuplicatum
. Pengaruh jenis pelarut terhadap total fenol ekstrak rumput laut
. Pengaruh metode ekstraksi terhadap total fenol ekstrak rumput laut
Total fenol tertinggi diperoleh dariTotal fenol tersebut tidak
nyata dengan total fenol dari ekstrakkarena senyawa fenol
ersifat semipolarh terekstrak dalam pelarut
dengan kisaran polaritas yang luas yaitu(konstanta dielektrik 6,02)
l (konstanta dielektrik 24,30).
Sheikh et al (2009) melaporkan bahwafenol ekstrak heksanabaccularia lebih tinggi dibandingkanmetanol. Hal ini menunjukkankelarutan fenol tertinggi tidak selaludalam ekstrak polar, namun tergantung daristruktur senyawa fenol itu se
Kadar total fenol erendah dibandingkan total fenol ekstrak
05
101520253035
heksana etil asetat etanol metanol air
Jenis Pelarut
heksana etil asetat etanol metanol air
Jenis Pelarut
271,81 a
235,63 b
satu tahap bertingkat
Metode Ekstraksi
Kajian Sifat Fisikokimia Ekstrak Rumput Laut..(Aisyah dkk)
ekstrak rumput laut S.
. Pengaruh jenis pelarut terhadap total fenol ekstrak rumput laut S. duplicatum
. Pengaruh metode ekstraksi terhadap total fenol ekstrak rumput laut S. duplicatum
melaporkan bahwa totalekstrak heksana dari Sargassum
dibandingkan ekstrakmenunjukkan bahwa
tertinggi tidak selalu terdapatnamun tergantung dari
senyawa fenol itu sendiri.otal fenol ekstrak air paling
total fenol ekstrak yang
air
air
AGROINTEK Volume 6, No.1 Maret 2012 27
lain. Pelarut air merupakan senyawa yangpaling polar dibandingkan pelarut lainnya,sehingga komponen yang bersifat polarseperti karbohidrat ikut terekstrak danmenyebabkan total fenol per berat sampelmenjadi rendah. Menurut Yunizal (2004),Sargassum sp yang diperoleh dari kepulauanSeribu mengandung karbohidrat 19,06 %, air11,71 %, abu 34,57 %, serat kasar 28,39 %yang masing-masing bersifat polar denganhanya 0,74 % lemak yang bersifat non polar.Pada umumnya senyawa fenolik lebih mudahdiekstrak oleh pelarut organik yang bersifatsemi polar (Septiana et al, 2002).
Rerata total fenol hasil ekstraksi satutahap lebih tinggi dibandingkan ekstraksibertingkat. Hal ini diduga karena padaekstraksi bertingkat, satu sampel bahan yangsama diekstraksi oleh semua pelarut secaraberurutan (fraksinasi) yaitu heksana, etilasetat, etanol, metanol dan air, sehinggasenyawa tertentu akan terekstrak secaraspesifik pada tiap pelarut yang digunakan.Berbeda pada ekstraksi satu tahap, tiap pelarutmenggunakan satu bahan yang berbedasehingga senyawa yang terekstrak merupakanekstrak total yang mampu terekstraksi denganpelarut tersebut.
Kadar total fenol terendahdihasilkan oleh ekstrak air hasil ekstraksisecara bertingkat yaitu sebesar 14,17 mg/g,sedangkan kadar total fenol tertinggidihasilkan oleh ekstrak etil asetat hasilekstraksi satu tahap yaitu 398,67 mg/g. Kadartotal fenol ekstrak etil asetat lebih tinggidibanding ekstrak yang lain dan kadar totalfenol hasil ekstraksi satu tahap juga lebihtinggi daripada ekstraksi bertingkat.
KESIMPULANKomponen bioaktif dalam rumput
laut S. duplicatum dapat diekstrakmenggunakan pelarut yang mempunyaipolaritas yang berbeda, sehingga ekstrak yangdihasilkan juga memiliki sifat fisiko kimiayang berbeda. Secara kualitatif, semua ekstrakmengandung flavonoid, saponin dan terpenoiddalam jumlah yang hampir sama tetapi ekstrakheksan dan ekstrak air mengandung taninyang lebih rendah dibandingkan ekstraketanol, metanol dan ekstrak etil asetat.
Ekstrak etil asetat mempunyai kadartotal fenol tertinggi yaitu 377,250 mg/g., yang
tidak berbeda dengan ekstrak etanol. Sesuaidengan pelarutnya, kelarutan tertinggi dalamair adalah ekstrak air dan kelarutan dalametanol tertinggi adalah ekstrak etanol.Perlakuan metode ekstraksi satu tahapmenghasilkan ekstrak yang mempunyaikelarutan dalam akuades dan total fenol yanglebih tinggi dibandingkan dengan metodeekstraksi bertingkat, tetapi metode ekstraksisatu tahap menghasilkan kelarutan dalametanol yang lebih rendah dibandingkanmetode ekstraksi bertingkat.
Ekstrak metanol hasil ekstraksimenggunakan metode satu tahap mempunyaisifat fisikokimia terbaik. Ekstrak tersebutmempunyai kelarutan dalam etanol sebesar39,450 persen, kelarutan dalam akuadessebesar 28,283 persen dan total fenol sebesar297,170 mg/g.
DAFTAR PUSTAKAEstiasih T dan DA. Kurniawan. 2006.
Aktivitas antioksidan ekstrak umbi akarGingseng Jawa (Talinum triangulareWilld.). Jurnal Teknologi dan IndustriPangan 17(3): 166-175.
Fessenden J dan JS. Fessenden. 1990.Fundamentals of Organic Chemistry.New York: Harper and Row
Harbone JB. 1996. Metode Fitokimia:Penuntun Cara Modern MenganalisisTumbuhan. Bandung : ITB.
Houghton PJ and Raman. 1998. LaboratoryHandbook for The Fractination ofNatural Extract. Chapman and Hall,London, UK. 199 Pp.
Lim SN, PC Cheung, VE Ooi, and PO Ang.2002. Evaluation of antioxidativeactivity of extracts from a brownseaweed, Sargassum siliquastrum. JAgric Food Chem. 50 (13) : 3862-3866.
Matanjun P, S Mohamed, NM Mustapha, KMuhammad and CH Ming. 2008.Antioxidant activities and phenoliccontent of eight species of seawed fromnorth borneo. Journal AppliedPhycology. 20:367-373.
Pratt DE and BJF Hudson. 1990. Naturalantioxidant not exploited commercially.Pp. 171-189. In : B.J.F. Hudson (Ed),Food Antioxidant. Elsevier AppliedScience, London and New York. 317hal.
28 Kajian Sifat Fisikokimia Ekstrak Rumput Laut..(Aisyah dkk)
Samee H, ZX Li, H Lin, J Khalid and YCGuo. 2009. Antiallergic effects ofethanol extracts from brown seaweeds.Journal of Zhejiang University ScienceB. 10(2):147-153.
Septiana AT, D Muchtadi, dan FR Zakaria.2002. Aktivitas antioksidan ekstrakdikhlorometana dan air jahe pada asamlinoleat. Jurnal Teknologi dan IndustriPangan XIII (2): 105-110.
Septiana AT, dan A Asnani. 2009. Kajianekstraksi rumput laut coklat Sargassumsp sebagai penghambat oksidasi LDLdan akumulasi kolesterol makrofag.[Laporan Penelitian UNSOED.Purwokerto]
Sheikh TZB, CL Yong and MS Lian. 2009.In vitro antioxidant activity of thehexane and methanolic extracts ofSargassum baccularia and Cladophorapatentiramea. Journal of AppliedSciences. 13(9): 2490-2493.
Sudarmadji S, B Haryono, dan Suhardi. 1989.Analisis untuk Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Liberty. 171hal.
Yulianto K. 2007. Penelitian isolasi alginatalgae laut coklat dan prospeknyamenuju industri. Prosiding SeminarRiptek Kelautan Nasional. Jakarta (2) :104-108.
Yuliasih. 2006. Perbedaan Jenis Sargassumdan Konsentrasi Na2CO3 TerhadapRendemen Alginat. [Skripsi yang tidakdipublikasikan, Fakultas BiologiUNSOED, Purwokerto]
Yunizal. 2003. Minuman sari rumput lautcoklat alginat. Dalam: Utomo, B.S.B.,J. Basmal, Yunizal, Mulyasari, R.Peranginangin, T.D. Suryaningrum,Murdinah, dan S. Koeshendradjana.2003. Teknologi Pemanfaatan RumputLaut. Jakarta: Pusat Riset PengolahanProduk dan Sosial Ekonomi Kelautandan Perikanan. Jakarta.
Yunizal. 2004. Teknik Pengolahan Alginat.Jakarta: Pusat Riset PengolahanProdukdan Sosial Ekonomi Kelautan danPerikanan.