Download - jurnal skrip.pdf
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
1/23
1
Nama : Kadek Dwi Putra
Prodi : Akuntansi (S1)
NIM : 07412144052
ANALISIS AUDIT OPERASIONAL ATAS
KINERJA INSTALASI FARMASI
DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
Oleh :
Kadek Dwi Putra Atmaja
07412144052
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan
pada instalasi farmasi rumah sakit Bethesda, Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis audit operasional atas kinerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit BethesdaYogyakarta.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket, yaitu teknik
pengumpulan data dengan cara menyebarkan instrumen yang berisi daftar pertanyaan kepada
responden. Angket yang digunakan adalah angket tertutup, sehingga responden tinggal memilihpilihan jawaban yang dianggap paling sesuai. Subjek dalam penelitian ini adalah adalah pegawai
di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, pihak yang melakukan audit operasional
pada Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dan beberapa pasien. Penelitian ini hanya meneliti
tentang analisis audit operasional atas kinerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit BethesdaYogyakarta.
Hasil penelitian dilakukan untuk menganalisis audit operasional atas kinerja InstalasiFarmasi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, yang dilihat dari aspek:
1) Ketersediaan obat hasilnya cenderung baik 2) Keandalan dalam memberikan informasi
hasilnya cenderung baik 3) Kegunaan Instalasi Farmasi bagi pasien hasilnya cenderung baik 4)Pemeliharaan Instalasi Farmasi hasilnya cenderung baik 5) Pengembangan lebih lanjut hasilnya
cenderung baik.
Latar Belakang Masalah
Audit merupakan suatu proses pengumpulan data, penilaian ataupun pengevaluasian yangdilakukan untuk menilai sesuatu apakah telah sesuai dengan kriteria yang mendasarinya. Auditterdiri dari beberapa macam seperti audit keuangan, audit kepatuhan dan audit operasional. Di
sini, penulis tertarik untuk membahas mengenai audit operasional. Audit operasional merupakan
audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan suatu organisasi dalamprosesnya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Efisiensi digunakan untuk sebaik apakah
pemakaian sumber daya suatu organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sedangkan efektivitas digunakan untuk menilai seberapa baik kebijakan-kebijakan
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
2/23
2
organisasi tersebut dalam mencapai tujuan. Efisiensi dan efektivitas merupakan dua hal yang
saling berkaitan erat satu dengan lainnya. Efisiensi dan efektivitas ini merupakan hal yang sangat
berperan penting dalam peningkatan kinerja pelayanan suatu organisasi.
Audit operasional merupakan tinjauan dari penilaian efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan
atau prosedur kegiatan, dimana pemeriksaan ini dilaksanakan dengan disertai tanggung jawabuntuk mengungkapkan dan memberikan informasi kepada manajemen mengenai masalah operasidan membantu manajemen dalam memecahkan berbagai masalah tersebut dengan
merekomendasikan berbagai tindakan perbaikan yang dibutuhkan. Audit operasional sebagai
bagian dari fungsi pengendalian merupakan suatu alat bagi manajemen untuk mengukur danmengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan. Audit operasional berfokus pada evaluasi
terhadap efisiensi dan efektivitas organisasi. Dengan diterapkannya audit operasional maka
auditor dapat melihat sejauh mana tujuan organisasi telah tercapai dan apakah kegiatan operasi
perusahaan telah dilakukan secara efektif dan efisien. Menurut pendapat Peter A. Phyrr, yangdikutip oleh Nugroho Widjayanto dalam, menyatakan bahwa Pemeriksaan Operasional adalah
suatu tinjauan dan penilaian efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan atau prosedur-prosedur
kegiatan. Pemeriksaan ini dilaksanakan dengan disertai tanggung jawab untuk mengungkapkandan memberikan informasi kepada manajemen mengenai berbagai masalah operasi, meskipun
tujuan utama sebenarnya adalah untuk memecahkan berbagai masalah dengan
merekomendasikan berbagai tindak lanjut yang diperlukan(2001:16).
Audit operasional sangat penting dilaksanakan karena hasil audit tersebut bisa berupa
rekomendasi yang sangat berguna bagi pihak manajemen untuk menentukan dan menilaikebijakan-kebijakan dan kegiatan organisasi apakah sudah tepat atau memerlukan adanya
perbaikan sehingga berpengaruh terhadap hasil dan kegiatan organisasi tersebut. Praktek audit
operasional secara umum biasanya dilaksanakan oleh auditor internal walaupun tidak menutup
kemungkinan dilakukan oleh auditor pemerintah maupun auditor eksternal. Audit operasionalmemiliki posisi strategis dalam mewujudkan suatu organisasi untuk memiliki keunggulan
bersaing. Hal ini relevan dengan karakteristik dari audit operasional yaitu menilai danmemperbaiki metode dan kinerja perusahaan, melalui standar kehematan, efisiensi, efektivitasdengan orientasi masa depan (Kusmayadi,2008:2). Dengan demikian, audit operasional dapat
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan, apakah suatu perusahaan telah menjalankan
operasionalnya sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan atau tidak. Apabilasuatu perusahaan menjalankan kegiatan operasionalnya tidak sesuai dengan prosedur dan
kebijakan yang berlaku maka akan berimbas pada menurunnya kinerja perusahaan.
Kasus yang terjadi pada Kimia Farma, Bank Negara Indonesia dan kasus Bank RakyatIndonesia menunjukkan lemahnya aspek pengendalian yang dijalankan perusahaan sehingga
prosedur baku dan kebijakan yang telah ditetapkan tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Fakta lain yang mengindikasikan terjadinya praktik tidak sehat yaitu pada PT DirgantaraIndonesia. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kerugian perusahaan, tahun 1997 mengalamikerugian 332 milyar rupiah, tahun 1998 kerugiannya naik sebesar 282,65% atau menjadi sebesar
858,3 milyar rupiah, tahun 1999 turun menjadi 75,4 milyar rupiah sebagai akibat
dilaksanakannya restrukturisasi dan pada tahun 2001 mengalami kerugian sebesar 74,7 milyarrupiah. Terjadinya kecurangan atau praktik bisnis yang tidak sehat dalam kasus tersebut dapat
dianalogikan sebagai kebocoran sumber daya perusahaan yang berakibat terjadinya inefisiensi
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
3/23
3
dan tidak efektifnya operasional perusahaan bahkan secara akumulasi dapat menyebabkan
kebangkrutan (Kusmayadi, 2008:2).
Rumah sakit adalah institusi atau organisasi yang memberikan jasa pelayanan kesehatan
kepada masyarakat luas secara komprehensif dan juga dalam penyelenggaraan pelatihan untuk
para dokter dan para medis serta pengembangan penelitian. Ekspektasi masyarakat terhadaprumah sakit sangat tinggi, dimana masyarakat berharap rumah sakit dapat menyembuhkanpenyakit dan menyelamatkan hidup mereka. Dengan adanya harapan yang besar ini,maka
didirikanlah rumah sakit umum milik pemerintah maupun rumah sakit milik swasta. Kebijakan
pemerintah tentang pendirian rumah sakit, poliklinik dan puskesmaspun merambah ke berbagaidaerah. Masyarakat tidak hanya memperhatikan kuantitas saja, tetapi juga kualitas yang
diberikan oleh rumah sakit menjadi prioritas utama dalam mendapatkan pelayanan yang
maksimal. Rumah sakit yang merupakan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat juga perlu
diadakan audit operasional, karena manajemen rumah sakit harus dapat menciptakan sertamendorong pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, baik itu dari segi pelayanan, kinerja
pegawai, persediaan obat-obatan dan alat-alat medis yang memadai serta kegiatan operasional
lainnya. Berdasarkan hal tersebut manajemen rumah sakit perlu mendorong efektivitaspelayanan kesehatan masyarakatnya, untuk meningkatkan kinerja pelayanan dari rumah sakit
tersebut. Audit operasional diperlukan manajemen rumah sakit ini dalam pengelolaan pelayanan
kesehatan.
Di sini peneliti menggunakan audit operasional sebagai alat analisa karena lebih
memfokuskan pada pengevaluasian efisiensi dan efektivitas rumah sakit yang dapat
mempengaruhi kinerja dari pihak rumah sakit tersebut. Dengan diterapkannya audit operasionalini, maka auditor dapat melihat sejauh mana rumah sakit telah beroperasi, apakah telah
dilaksanakan evaluasi secara efektif dan efisien. Untuk menjamin adanya efisiensi dan efektivitas
operasi-operasi rumah sakit, maka perlu dijalankan suatu pengendalian. Dengan adanya
pengendalian dan digunakannya pengendalian tersebut diharapkan semua aktivitas rumah sakitdapat dijalankan dengan efektif dan efisien serta sesuai dengan kebijakan atau standar
operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan, agar dapat mencapai tujuan rumah sakit.
Masyarakat merasa kurang puas terhadap kinerja pelayanan rumah sakit, walaupun satuanpengawas intern (SPI) sudah berjalan tetapi kinerjanya masih kurang baik. Pengendalian dan
pengawasan yang dimaksud itu adalah satuan pengawas intern (SPI) atas instalasi farmasi,
karena aktivitas penyediaan obat-obatan, penyimpanan persediaan, serta penyaluran obat-obatanmerupakan hal yang sangat penting dalam memperlancar aktivitas di rumah sakit.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Kusmayadi (2008) dengan menggunakan
obyek penelitian yang berbeda yaitu pada Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.Kontribusi
penelitian ini adalah melengkapi hasil penelitian sebelumnya dengan melakukan penelitian padaperusahaan nirlaba.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL ATASKINERJA INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA.
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
4/23
4
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis audit operasional atas kinerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta.
Pengertian AuditingAudit merupakan suatu proses pengumpulan data, penilaian ataupun pengevaluasian yang
dilakukan untuk menilai sesuatu apakah telah sesuai dengan kriteria yang mendasarinya. Secaraumum, audit adalah proses pengevaluasian atas suatu kegiatan untuk menilai apakah kegiatan
tersebut sudah sesuai dengan standarnya. Pada dasarnya setiap audit bertujuan untuk menilai
apakah pelaksanaan kegiatan sudah selaras dengan yang digariskan. Oleh karena itu, terdapat dua
unsur yang ditemukan dalam audit yaitu kondisi dan kriteria. Kondisi adalah kenyataan yag adaatau keadaan yang melekat pada objek yang diperiksa. Sedangkan kriteria adalah hal yang
seharusnya dikerjakan atau hal yang seharusnya melekat pada objek yang diperiksa.Kriteria
merupakan bahan pembanding sehingga auditor dapat menentukan kondisi menyimpang atautidak. Menurut Arens dan Loebebbecke (2003), definisi auditing adalah sebagai berikut :
Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine andreport on the degree of correspondence between the information and established criteria Audit
should be done by a competent, independent person. Auditing adalah proses pengumpulan danevaluasi bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi
untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan yang telah ditetapkan.
Auditing seharusnya dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Definisi auditingmenurut Arens dan Loebebbecke (2003:11), meliputi beberapa konsep penting antara lain :
a. Informasi dan kriteria yang ditetapkan (Information and established criteria).
b. Mengumpulkan dan mengevaluasi bukti (Accumulating and evaluating evidence).
c.
Orang yang kompeten dan tidak memihak (Competent, independent person).
d. Pelaporan (Reporting).
Tipe AuditAudit dapat dibagi menjadi beberapa tipe. Pembagian ini dimaksudkan untuk menentukan
tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan diadakannya suatu kegiatan audit tersebut.
Menurut Arens (2003:4) terdapat tiga tipe audit secara umum yang dilaksanakan, yaitu:
a. Audit operasional (operational audit)
Audit operasional yaitu merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur danmetode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya. Umumnya padasaat selesainya audit operasional, auditor akan memberikan sejumlah saran kepada
manajemen untuk memperbaiki jalannya operasi perusahaan.
b. Audit ketaatan (compliance audit)Audit ketaatan yaitu auditor menentukan apakah perusahaan sudah berjalan sesuai dengan
peraturan yang ada.Bertujuan mempertimbangkan apakah auditee (klien) telah mengikuti
prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi.
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
5/23
5
c. Audit laporan keuangan (audit of financial statement)
Audit laporan keuangan lebih mengarah pada laporan keuangan secara keseluruhan dan
kualitas informasi yang dihasilkan.Bertujuan menentukan apakah laporan keuangan secarakeseluruhan yang merupakan informasi terukur yang diverifikasi-telah disajikan sesuai dengan
kriteria tertentu.
Sedangkan berdasarkan kelompok atau pelaksana audit menurut Mulyadi, audit dapat dibagimenjadi :
a. Audit Ekstern/ independenAuditor independen bekerja untuk kantor akuntan publik yang statusnya di luar struktur
perusahaan yang mereka audit. Umumnya auditor ekstern meghasilkan laporan atas
financial audit.
b. Auditor Intern
Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka audit. Laporan audit manajemen
umumnya berguna bagi manajemen perusahaan yang diaudit. Oleh karena itu, tugas auditorinternal adalah audit manajemen yang termasuk jenis compliance audit.
c. Auditor Pajak
Auditor pajak bertugas memeriksa ketaatan wajib pajak yang diaudit terhadap Undang-undang yang berlaku.
d. Auditor PemerintahTugas auditor pemerintah adalah memeriksa kewajaran informasi keuangan yang disusun
oleh instansi pemerintahan.Disamping itu, audit juga dilakukan untuk menilai efisiensi dan
efektifitas serta ekonomisasi operasi program dan penggunaan barang milik pemerintah.
Audit ini dapat dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan PemeriksaKeungan dan Pembangunan (BPKP).
Pengelompokkan jenis audit ini untuk menentukan sasaran audit yang akan dilaksanakanpada tiap-tiap organisasi oleh auditor. Sehingga hasil pengauditan akan memberikan informasi
sesuai dengan kebutuhan berbagai pihak yang berkepentingan.
Tujuan dan Manfaat Audit
Audit dikembangkan dan dilaksanakan karena audit memberikan banyak manfaat bagi dunia
ekonomi. Pelaksanaan audit mempunyai tujuan yang berbeda.Manfaat audit dikelompokkanberdasarkan kriteria tertentu, yaitu:
a.
Bagi pihak yang diaudit
1)Menambah kredibilitas laporan keuangannya sehingga laporan tersebut dapat dipercaya
untuk kepentingan pihak luar entitas seperti pemegang saham, kreditor, pemerintah, danlain-lain.
2)Mencegah dan menemukan kecurangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan
yang diaudit.
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
6/23
6
3)Memberikan dasar yang dapat dipercaya untuk penyiapan Surat Pemberitahuan Pajak
yang diserahkan kepada pemerintah.
4)Membuka pintu masuknya sumber pembiayaan dari luar.5)Menyingkap kesalahan dan penyimpangan moneter dalam catatan keuangan.
b.
Bagi anggota lain dalam dunia usaha1)Memberikan dasar yang lebih meyakinkan para kreditur untuk mengambil keputusankredit.
2)Memberikan dasar yang meyakinkan kepada perusahaan asuransi untuk menyelesaikan
klaim atas rugi yang diasuransikan.3)Memberikan dasar yang terpercaya kepada investor dan calon investor untuk menilai
prestasi investasi dan kepengurusan manajemen.
4)Memberikan dasar yang objektif pada serikat buruh dan pihak yang diaudit untuk
menyelesaikan sengketa mengenai upah dan tunjangan.5)Memberikan dasar yang independen kepada pembeli dan penjual untuk menentukan dasar
penjualan, pembelian ataupun penggabungan usaha.
6)
Memberikan dasar yang lebih baik, meyakinkan kepada pelanggan atau klien untukmenilai profitabilaitas dan rentabilitas perusahaan tersebut, efisiensi operasionalnya dan
keadaan keuangannya.
c. Bagi pemerintah dan orang-orang yang bergerak di bidang hukum1)Memberikan tambahan kepastian yang independen tentang kecermatan dan keandalan
laporan keuangan.
2)Memberikan dasar yang independen kepada mereka yang bergerak di bidang hukumuntuk mengurus harta warisan dan harta titipan, menyelesaikan masalah kebangkrutan, dan
menentukan pelaksanaan perjanjian persekutuan dengan cara semestinya.
3)Memegang peranan yang menentukan dalam mencapai tujuan Undang-undang Keamanan
Sosial.
Secara umum, audit banyak memberikan manfaat bagi beberapa pihak yang
berkepentingan.Oleh karena itu, audit sangat penting dan selalu dilakukan di setiap organisasi.
Audit OperasionalSemakin berkembangnya suatu badan usaha maka semakin besar pula kebutuhan
pelaksanaan fungsi-fungsi manajerial yang efektif dan efisien agar tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan dapat tercapai.Karena itu, dibutuhkan alat yang dapat membantu untuk dapat
mencapai tujuan perusahaan, alat tersebut adalah audit operasional.
Pengertian Audit Operasional
Audit operasional secara umum adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi danefektivitas kegiatan suatu organisasi dalam prosesnya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
Audit operasional sering juga disebut dengan pemeriksaan pengelolaan (management
audit), pemeriksaan operasional (functional audit), dan pemeriksaan efektivitas (effectiveness
audit). Menurut Peter A. Phyrr, yang dikutip oleh Nugroho Widjayanto, menyatakanbahwaPemeriksaan operasional adalah suatu tinjauan dan penilaian efisiensi dan efektivitas
suatu kegiatan atau prosedur-prosedur kegiatan. Pemeriksaan ini dilaksanakan dengan disertai
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
7/23
7
tanggung jawab untuk mengungkapkan dan memberikan informasi kepada manajemen mengenai
berbagai masalah operasi, meskipun tujuan utama sebenarnya adalah untuk memecahkan
berbagai masalah dengan merekomendasikan berbagai tindak lanjut yang diperlukan.(2001:16)Menurut Arens dan Loebbecke (2003:12), Audit operasional didefinisikan sebagai berikut :
An operational audit is a review of any part of an organizations operating procedures andmethods for the purpose of evaluating efficiency and effectiveness. At the completion of an
operational audit, recomendation to management for improving operations are normally
expected.
Berdasarkan definisi diatas, audit operasional merupakan penelaahan terhadap metode dan
prosedur operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya.Setelah audit
operasionalberakhir auditor memberikan sejumlah saran atau rekomendasi kepada manajemenuntuk memperbaiki jalannya operasi perusahaan.
Menurut Widjayanto (2002:16), audit operasional adalah suatu tinjauan dan penilaian
efisiensi dan efektivitas suatu aktivitas atau prosedur-prosedur kegiatan.Terdapat beberapadefinisi lain mengenai audit operasional, yaitu menurut Amin Widjaya Tunggal (2002:68) :
Audit operasional adalah pengujian yang komprehensif, konstruktif, dan sistematis dari
operasi perusahaan atau setiap unit perusahaan, agar menentukan apakah tujuan manajemendilaksanakan secara efektif dan efisien.
Menurut Mulyadi (2002:30) adalah sebagai berikut :
audit operasional merupakan review secara sistematis kegiatan organisasi atau bagian
dari padanya, dalam hubungan dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah untuk
mengevaluasi kinerja,mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan dan membuat
rekomendasi perbaikan.
Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa audit operasional merupakan suatu
tinjauan dari penilaian efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan atau prosedur kegiatan. Dimanapemeriksaan ini dilaksanakan dengan disertai tanggung jawab untuk mengungkapkan dan
memberikan informasi kepada manajemen mengenai masalah operasi dan membantu manajemen
memecahkan berbagai masalah tersebut dengan merekomendasikan berbagai tindakan perbaikanyang dibutuhkan.
Tujuan dan Manfaat Audit OperasionalPemeriksaan operasional mempunyai orientasi ke arah peningkatan prestasi manajemen
diwaktu yang akan datang yang bermanfaat bagi perusahaan itu sendiri. Hasil audit operasional
diharapkan menemui titik fokus permasalahan yang mendasar dalam pelaksanaan kegiatan
perusahaan.Adapun tujuan audit operasional menurut Mulyadi (2002:31) adalah:
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
8/23
8
a. Menilai prestasi
Bagi manajer puncak audit opersional sebagai alat dalam melakukan pengukuran prestasi
terhadap manajer unit yang diperiksa, makin efektif dan efisien unit tersebut maka makinbaik prestasi manajer unit yang bersangkutan.
b. Mengidentifikasi kesempatan untuk perbaikan
Dengan adanya laporan hasil pemeriksaan, manajemen dapat mengidentifikasi masalahsehingga mempunyai kesempatan untuk melakukan perbaikan.c. Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan
Masalah yang teridentifikasi dapat membantu manajemen dalam mengedakan perbaikan.
Adapun manfaat audit operasional menurut Nugroho Widjayanto (1985) yang dikutip oleh
Antonius Effendi (2004:24) adalah :
a. Identifikasi tujuan, sasaran, kebijakan serta prosedur organisasi yang sebelumnya kurang
jelas.b. Identifikasi kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat tercapainya tujuan
organisasi dan menilai kegiatan manajemen.
c.
Evaluasi yang independen atas suatu kegiatan tertentu.d.
Penempatan apakah organisasi sudah mematuhi prosedur, peraturan, kebijaksanaan serta
tujuan yang ditetapkan.
e. Penetapan efektivitas dan efisiensi pengendalian manajemen.
f. Penetapan tingkat keandalan serta kemanfaatan dari berbagai laporan manajemen.g. Identifikasi daerah permasalahan dan penyebabnya.
h. Identifikasi berbagai kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan laba,
mendorong pendapatan dan mengurangi biaya atau hambatan organisasi.i. Identifikasi berbagai tindakan alternatif dalam berbagai daerah kegiatan.
Maka, secara umum tujuan dari audit operasional adalah :
a. Penilaian kualitas pengendalianUsaha ini berhubungan dengan aspek pengendalian atas prosedur kerja dan pengukuran atas
kemampuan sistem pengendalian yang ada untuk mengantisipasi serta mencegah terjadi
penyimpangan terhadap tujuan perusahaan.b. Evaluasi pelaksanaan
Evaluasi kegiatan sangat perlu adanya informasi kuantitatif sebagai alat ukur efisiensi dan
usaha ekonomis yang telah dilakukan.c. Penilaian tujuan dan rencana
Perlu sekali dilakukan peninjauan kembali atas tujuan dan rencana yang telah digariskan
sebelumnya oleh pihak manajemen, dengan memperhatikan :
1)Tujuan dan rencana telah dimengerti.2)Tujuan telah dikomunikasikan pada semua bagian yang terkait dan dapat disesuaikan
terhadap rencana dengan tingkat fleksibilitas yang tepat.
3)Rencana perusahaan telah disesuaikan dengan kemampuan tiap bagian organisasi yang
terkait untuk mencapainya.4)Penilaian atas struktur organisasi
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa :
a) Struktur organisasi dirancang sesuai dengan bidang dan rencana kegiatan.
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
9/23
9
b)Struktur organisasi yang ada mampu menciptakan tingkat pengendalian yang memadai
dan menggambarkan aliran tanggung jawab di setiap unit divisi.
c) Fungsi dan bidang yang sesuai berada dalam kegiatan yang searah.
Tujuan utama audit operasional berkaitan dengan kehematan, efisiensi dam efektivitas,
sebagai upaya mewujudkan praktek terbaik dalam pencapaian tujuan perusahaan, yaitu:a.Economy (kehematan), konsep ini berkaitan dengan keekonomisan operasi sehubungandengan alokasi dan penggunaan sumber daya (measure of input) serta implikasi jangka
panjang suatu operasi yang dikaitkan dengan tujuan perusahaan. Dalam aspek kehematan
sering dihubungkan dengan kesempatan untuk memilih alternatif terbaik dalammemperimbangkan kehematan sesuai dengan syarat dan kondisi dalam pengadaan dan
pemanfaatan resources, dalam bentuk dana, tenaga kerja serta sumber daya berupa fisik dan
non fisik perusahaan (Yani : 1992 dalam Kusmayadi, 2008:5).
b.Efficiency, konsep efisiensi lebih menjelaskan mengenai produktivitas dari perusahaan,artinya aspek efisiensi berhubungan dengan apakah pencapaian tujuan tersebut dilaksanakan
dengan penggunaan sumber daya yang optimal (measure related of inputand output), suatu
kegiatan dipandang cukup efisien apabila dapat menghasilkan output yang maksimal dengansumber daya yang ada, atau dengan sumber minimal dapat menghasilkan output tertentu
(Yani: 1992 dalam Kusmayadi, 2008:5).
c.Effektiveness, hal ini berkaitan dengan seberapa jauh suatu program (aktivitas) telah
mencapai tujuan atau telah mencapai manfaat yang diinginkan, semakin besar persentasetarget yang telah tercapai semakin tinggi dan baik tingkat efektivitasnya. Dengan demikian
konsep efektivitas lebih melihat mengenai pengukuran atas hasil yang dicapai (measure of
output).
Konsep Efektifitas dan Efisiensi
Pada dasarnya pengertian efektifitas yang umum menunjukkan pada taraf tercapainya hasil,
sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaandiantara keduanya. Efektifitas menekankan pada hasil yang dicapai itu dengan membandingkan
antara input dan outputnya.
Istilah efektif dan efisien merupakan 2 istilah yang saling berkaitan dalam upaya untukmencapai tujuan status organisasi, tentang arti dari efektif maupun efisien terdapat beberapa
pendapat.
Chester I. Bernard dalam Kebijakan Kinerja Karyawan (Prawirosentono, 1999) menjelaskanbahwa arti efektif dan efisien adalah sebagai berikut :
When a specific desired and is attained we shall say that the action is effective, when the
unsought consequences of the action are more important that the attainment of the desired end
and are dissatifactory, effective action, we shall say it is inefficient. When the unsoughtconsequences are unimportant or trivial, the action is efficient. Accordingly, we shall say that an
action is effective if it specific objective aim. It is efficient it is satisfies the motives of the aim,
whatever it is effective or not
Maksud pernyataan diatas adalahketika suatu tujuan tertentu akhirnya dapat dicapai,
dikatakan bahwa kegiatan tersebut adalah efektif. Tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari-
cari dari kegiatanmempunyai nilai yang lebih penting dibandingkan dengan hasil yang dicapai,sehingga mengakibatkan ketidakpuasan walaupun efektif, hal ini disebut tidak efisien.
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
10/23
10
Sebaliknya bila akibat yang tidak dicari-cari, tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut
efisien. Sehubungan dengan itu, dapat dikatakan sesuatu akan efektif apabila mencapai tujuan
tertentu dan dikatakan efisien bila hal itu memuaskan sehingga mendorong mencapai tujuan,terlepas apakah efektif atau tidak.
Menurut Peter Drucker dalam menuju SDM Berdaya( Kisdorto, 2002 :139), mengatakan :
Doing the right thigs is more important than doing the things right selanjutnya dijelaskanbahwa: effectiveness is to do the right thigs: while efficiency is to do the things right.(efektifitas adalah melakukan hal yang benar : sedangkan efisiensi adalah melakukan hal yang
benar ). Atau juga efektiveness means how far we achieve the goal and efficiency means how do
we mix various resources properly (efektivitas berarti sejauh mana kita mencapai sasaran danefisiensi berarti bagaimana kita mencampur sumber daya secara cermat).
Menurut Soekrisno Agoes (1996) pengertian efektif, efisien dan ekonomisadalah :
a. Jika suatu goal / objektif / program dapat tercapai dalam batas waktu yang ditargetkan,
tanpa memperdulikan biaya maka hal tersebut dikatakan efektif.b. Jika dengan biaya (input) yang sama bisa dicapai hasil (output) yang lebih besar maka
dikatakan efisien.
c.
Jika hasil (output) bisa diperoleh dengan biaya (input) yang lebih kecil / murah makadikatakan ekonomis.
Pengukuran efektifitas didasarkan pada bukti-bukti dan standar-standar. Menurut Gorospe,
yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal (2004), standar yang digunakan untuk evaluasi dapatdikelompokkan sebagai berikut :
a. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah.
b. Standar perusahaan :1)Strategi, rencana,dan program yang disetujui.
2)Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
3)Struktur organisasi yang telah disetujui.
4)Anggaran perusahaan.5)
Tujuan perusahaan yang ditetapkan.
c. Standar dan praktek industri.
d. Prinsip organisasi manajemen.e. Praktek manajemen yang sehat, proses dan teknik yang digunakan oleh perusahaan yang
maju kalau tidak ada standar perusahaan yang tertulis dan falsafah pimpinan yang digunakan
sebagai standar untuk penilaian.
Pengertian efektif, kehematan dan efisien menurut Kartikahadi (1990) yang dikutip oleh
Sukrisno Agoes (1996 : 180) adalah sebagai berikut :
a. Efektifitas dimaksudkan bahwa produk akhir suatu kegiatan operasi telah mencapaitujuannya baik ditinjau dari segi kualitas kerja, kuantitas hasil kerja maupun batas waktu
yang ditargetkan.
b. Kehematan (economy) berarti cara penggunaan sesuatu barang (hal) secara berhati-hati
dan bijak (prudent) agar diperoleh hasil terbaik.c. Efisensi berarti bertindak dengan cara yang dapat meminimalisir kerugian atau
pemborosan sumber daya dalam melaksanakan atau menghasilkan sesuatu.
Sedangkan pengertian efektifitas menurut Schemerhon John R. Jr. (1986) yang dikutip olehSoekrisno Agoes (1996) adalah sebagai berikut :
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
11/23
11
Efektifitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan
output anggaran atau seharusnya (OA) dengan output realisasi atau sesungguhnya (OS), jika
(OA) > (OS) disebut efektif .
Pengertian efektifitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu
tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektifitas menurutHidayat (1986) yang menjelaskan bahwa :
Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas
dan waktu) telah tercapai.Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi
efektifitasnya.
Dari beberapa pengertian efektif dan efisien diatas, dapat disimpulkan bahwa efektif
menunjukkan seberapa jauh tercapainya tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Efisienmenunjukkan penggunaan sumber daya yang bijak dalam mencapai tujuan organisasi tanpa
merusak kualitas yang seharusnya.
Jenis-jenis Audit Operasional
Menurut Arens, Elder, Beasley yang diterjemahkan oleh Gina Gania (2008), ada tiga jenisaudit operasional, yaitu:
a. Audit fungsional, cara untuk mengkategorisasikan aktivitas dari suatu bisnis seperti
fungsi penagihan. Fungsi bias dikategorikan dan dibagi-bagi kembali dengan banyak carayang berbeda. Sebagai contoh, fungsi akuntansi mungkin dibagi menjadi fungsi penerimaan
kas atau fungsi pengeluaran kas. Audit fungsional memiliki keuntungan dari mengijinkan
spesialisasi oleh auditor. Auditor tertentu dalam staf audit internal dapat mengembangkan
keahlian yang tinggi dalam suatu bidang. Audit fungsional dapat bekerja lebih efisien danefektif karena menghabiskan waktu dalam mengaudit bidang tersebut.
b. Audit organisasi, merupakan suatu audit operasi dari suatu organisasi berkenaan dengan
unit organisasi keseluruhan, seperti suatu departemen, suatu cabang atau anak perusahaan.Audit organisasi menekankan pada seberapa efisien dan efektif fungsi-fungsi organisasi
berinteraksi. Rencana organisasi dan metode untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas
merupakan hal yang penting bagi jenis audit organisasi.c.
Penugasan khusus, dalam audit operasi penugasan khusus terjadi atas permintaan
manajemen untuk berbagi jenis audit seperti menentukan penyebab dari system
pengendalian internal yang tidak efektif.
Tahap-tahap Audit OperasionalTahap-tahap audit Operasional menurut Arens, Elder, Beasley yang diterjemahkan oleh Gina
Gania (2008) adalah sebagai berikut:
a.
Perencanaan, perencanaan untuk audit operasi serupa dengan perencanaan untuk auditlaporan keuangan historis seperti audit laporan keuangan, audit operasi harus menentukan
ruang lingkup penugasannya dan mengkomunikasikannya dengan unit organisasi.
b. Akumulasi dan evaluasi bukti, merupakan hal yang umum dalam prosedur operasionalmenggunakan dokumentasi, pengajuan pertanyaan kepada klien, prosedur analitis dan
pengamatan secara ekstensif.
c. Pelaporan dan tindak lanjut, dalam audit operasi laporan biasanya hanya dikirimkankepada manajemen dengan salinan untuk unit yang sedang diaudit. Keragaman dari
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
12/23
12
ausitoperasi mengharuskan penyeragaman dari setiap laporan untuk mengatasi lingkup,
temuan dan rekomendasi audit.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit/IFRSInstalasi farmasi merupakan suatu bagian dalam sebuah rumah sakit yang menyediakan
pelayanan kepada pasien yang berhubungan dengan obat-obatan, mulai dari usaha pengadaanobat sampai pendistribusian dan pengawasan obat-obatan yang dibutuhkan oleh pasien.Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak dapatterpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuhdan berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan obat yangbermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Sehinggatugasdari Instalasi farmasi Rumah Sakit adalah melaksanakanpenyediaan dan pengolahan,
penerangan, pendidikan dan penelitianobat, gas medis dan bahan kimia serta penyediaan dan
pengolahanalat kedokteran, alat perawatan dan kesehatan.Pelayanan farmasi di rumah sakit
mempunyai peran yang terpadudalam perawatan medis yang diberikan oleh rumah sakit.Palayananfarmasi ini terdiri dari berbagai unsur, yang paling utama yaitu:
a. Usaha pengadaan, distribusi dan pengawasan, semua obat-obatan.
b.
Evaluasi dan penyebaran informasi secara luas tentang obat-obatandan penggunaannyakepada staf rumah sakit dan pasien.
c. Memantau dan menjamin kualitas penggunaan obat.
Fungsi Instalasi Farmasi
Untuk melaksanakan tugas dan pelayanan farmasi yang luastersebut, instalasi farmasi rumah
sakit mempunyai berbagai fungsiyang dapat digolongkan menjadi fungsi non klinik dan klinik.a. Fungsi non klinik
Fungsi non klinik, meliputi perencanaan, penetapan, spesifikasiproduk dan pemasok,
pengadaan, pembelian, produksi,penyimpanan, pengemasan dan pengemasan kembali,
distribusidan pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dandigunakan di rumahsakit secara keseluruhan.
b.
Fungsi klinikFungsi farmasi klinik, mencakup fungsi farmasi yang dilakukandalam program rumah sakit
meliputi pemantauan terapi obat,evaluasi penggunaan obat, penanganan bahan
sitotoksik,pelayanan di unit parawatan kritis, pemeliharaan formularium,penelitian, pengendalian
infeksi rumah sakit, sentra informasi obat,pemantauan dan pelaporan reaksi obat merugikan,sistemformularium, panitia farmasi dan terapi, sistem pemantauankesalahan obat, program
edukasi bagi apoteker, dokter dan perawat.
Kinerja
a. Pengertian KinerjaMenurut Siagian (2008;78), kinerja atauperformance adalah hasil kerja yang dapat dicapai
oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dantanggung jawab masing masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutansecara legal, dan sesuai dengan moral maupun etika. Soeprihantono (2001:7); mengatakan bahwa
kinerja merupakan hasil pekerjaan seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan, misalnya standard, target/sasaran/kriteria yang telah ditentukan
terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Berdasarkandefinisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerjaadalah hasil kerja yangdapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam menjalankan tugasnya untuk
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
13/23
13
mencapai tujuan yang telah ditetapkan meliputi ketersediaan, keandalan, kegunaan, pemeliharaan
dan pengembangan lebih lanjut.
b. Pengukuran Kinerja
Berdasarkan artikel Pengembangan Pusat Data dan Informasi Bisnis, kinerja internal dapatdiukur dengan berbagai aspek berikut :
1)Ketersediaan (availability), yang terdiri dari indikator :
a)
Frekuensi dan lamanya gangguan yang terjadi pada fasilitas atau layanan.
b)Ada tidaknya masalah dalam ketersediaan informasi dan layanan yang dibutuhkan.
2)
Keandalan (reability), yang terdiri dari indikator :
a) Kemampuan menyajikan informasi yang memenuhi kriteria (keakuratan, relevansi, tepat
waktu, dan kelengkapan).
b)Kemampuan mengelola keluhan dan saran pengguna melalui media-media sesuai dengan
harapan penerima layanan yang selanjutnya ditentukan menjadi acuan standar layanan, baikdari segi waktu maupun kualitas.
3)Kegunaan (useability), yang terdiri dari indikator :
a) Kemudahan mengakses data dan informasi yang disajikan.
b)Pemberian fasilitas untuk pengguna.
c) Penyajian informasi (artikel,majalah) yang mudah digunakan.
4)Pemeliharaan (maintenance), yang terdiri dari indikator :
a) Kemudahan dalam memelihara sarana pendukung.
b)
Kemampuan untuk mendeteksi masalah, gangguan atau penyimpangan tertentu yangmemerlukan perbaikan.
c) Kemampuan untuk melakukan perbaikan terhadap gangguan, masalah dan penyimpangan
yang terjadi.
5)Pengembangan lebih lanjut (upgradeability), yang terdiri dari indikator :
a) Kemampuan untuk bekerja secara terpadu dengan sistem lain secara mudah.
b)Kemampuan untuk melakukan pengembangan dan peningkatan fungsi-fungsi sesuai
dengan perkembangan kebutuhan di masa akan datang.
Pengukuran kinerja pada setiap organisasi memiliki indikator yang berbeda-beda.Dalam
mengukur kinerja diharapkan dapat memberikan penilaian yang objektif terhadap kinerja yang
telah dilakukan pada organisasi tersebut.Kinerja instalasi farmasi dalam rumah sakit padapenelitian ini diukur dengan melihat aspek-aspek ketersediaan, keandalan, kegunaan,
pemeliharaan, dan pengembangan lebih lanjut.
Kinerja instalasi farmasi dalam penelitian ini dinilai baik atau buruk berdasarkan skor yang
diperoleh dari aspek-aspek di atas, kemudian dicari nilai mean ideal dan standar deviasi ideal,sehingga diperoleh suatu rentang data yang membagi kinerja dalam kelompok sangat baik, baik,
buruk dan sangat buruk.
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
14/23
14
Penelitian yang RelevanPenelitian yang dilakukan oleh Kusmayadi (2008) tentang pengaruh audit operasional
terhadap kinerja perusahaan (Suvei pada Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah DaerahKabupaten Tasikmalaya) menunjukkan bahwa audit operasional berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Penelitian Setiawan dkk (2009) dengan judul audit kinerja guru Akuntansi bersertifikat diSMK Negeri 2 Kutoarjo Purworejo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian sertifikatpendidik pada guru Akuntansi di SMK N 2 Kutoarjo memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
guru dalam menjalankan tugas profesinya sebagai pendidik. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah audit kinerja, sedangkan perbedaannya adalah penelitian terdahulumenggunakan subyek guru Akuntansi di SMKN 2 Kutoarjo Purworejo, sedangkan penelitian ini
adalah semua pihak yang terlibat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
Harmi (2006) yang meneliti mengenai audit operasional pada Instalasi Farmasi di Rumah
Sakit Ibnu Sina Bukittinggi, menyatakan bahwa audit operasional sangat perlu dilakukan secararutin, karena hambatan dan kelemahan sering kali muncul pada sebuah organisasi, sehingga dari
waktu ke waktu perlu adanya peninjauan keefektifan dan keefisienan kegiatan baik dari personil
yang melaksanakannya maupun dari sistem dan prosedur pelaksanaan kegiatan yang telahditetapkan. Tahapan audit operasional tersebut meliputi tahap persiapan pemeriksaan untuk
mengumpulkan informasi umum mengenai instalasi farmasi, kemudian tahap pemeriksaan
pendahuluan yang dilakukan untuk memperoleh informasi masalah yang ada pada setiap
aktivitas, terakhir adalah pengembangan program audit lanjutan untuk mengetahui penyebabmasalah dan akibat yang muncul serta rekomendasi dan saran untuk pihak manajemen dalam
memperbaiki kinerja kedepannya. Hal ini membuktikan bahwa pentingnya audit operasional
pada setiap organisasi.Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Budi Satria (2009), mengenai peranan audit
operasional pada fungsi pemasaran perusahaan menyatakan bahwa audit operasional sangat
penting dilakukan dalam kegiatan perusahaan tersebut khususnya pada fungsi pemasaran, yang
merupakan titik penting dari kegiatan perusahaan tersebut. Karena jika tidak dilakukan auditoperasional, maka akan sulit untuk mengetahui hal-hal yang perlu mengalami perbaikan untuk di
masa yang akan datang. Dengan dilakukan audit operasional pada fungsi tersebut, dapat
ditemukan bahwa kegiatan yang dilakukan karyawan terkadang tidak sesuai dengan proseduryang telah ditetapkan. Selain itu, perusahaan telah dapat meminimalisir kerugian dan menekan
semua pemborosan sumberdaya yang telah dilakukan sebelumnya. Pentingnya audit operasional
sejalan dengan tujuan manajemen perusahaan dalam peningkatan kinerja yang berupa efektivitasdan efisiensi perusahaan dalam mencapai laba yang maksimal.
Kerangka Berfikir
Seorang pimpinan instalasi farmasi rumah sakit harus meyakini bahwa salah satu faktoryang mempengaruhi pencapaian keunggulan bersaing adalah melalui kehematan, efisiensi dan
efektivitas seluruh aktivitas operasional rumah sakit. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan
audit operasional, yaitu suatu proses yang sistematis untuk kinerja dalam pemberian layanan
medik terapeutik dengan melakukan pengadaan, penyimpanan, distribusi obat, peningkatanpenggunaan obat, memberikan informasi dan menjamin kualitas pelayanan yang berhubungan
dengan penggunaan obat di bawah pengendalian manajemen dan melaporkan kepada orang yang
tepat dengan rekomendasi untuk perbaikan. Sebagaimana diketahui bahwa audit operasionalmempunyai posisi yang strategis dalam mewujudkan tujuan suatu organisasi, karena audit
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
15/23
15
operasional mempunyai karakterisitik menilai dan memperbaiki metode dan kinerja instalasi
farmasi rumah sakit, melalui standar kehematan, efisiensi dan efektivitas dengan orientasi masa
depan. Oleh karena itu, kinerja instalasi farmasi rumah sakit dapat dilihat dengan melakukanaudit operasional. Apabila hasil dari audit operasional menunjukkan hasil yang baik maka
kinerja instalasi farmasi rumah sakit juga baik, sebaliknya jika audit operasional menunjukkan
hasil yang jelek, maka kinerja instalasi farmasi rumah sakit tersebut juga dalam kondisi tidakbaik.
Paradigma Penelitian
Analisis
Audit Operasional :
1. Pengadaan obat
2. Penyimpanan obat
3. Distribusi obat
4. Meningkatkan
Penggunaan obat
5. Memberikan
Informasi tentang
obat
6.
Menjamin kualitaspelayanan
Kinerja Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta :
1. Ketersediaan obat
2. Keandalan dalam
pemberian informasi
3. Kegunaan Instalasi
Farmasi Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta bagi
pasien
4. Pemeliharaan Instalasi
Farmasi Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta
5. Pengembangan lebih lanjut
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
16/23
16
Pertanyaan Penelitian1. Bagaimana analisis audit operasional atas kinerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta dilihat dari ketersediaan obat?2. Bagaimana analisis audit operasional atas kinerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta dilihat dari keandalan dalam pemberian informasi?
3.
Bagaimana analisis audit operasional atas kinerja di Instalasi Farmasi Rumah SakitBethesda Yogyakarta dilihat dari kegunaan Instalasi Farmasi bagi pasien?4. Bagaimana analisis audit operasional atas kinerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta dilihat dari Pemeliharaan Instalasi Farmasi?
5. Bagaimana analisis audit operasional atas kinerja di Instalasi Farmasi Rumah SakitBethesda Yogyakarta dilihat dari pengembangan lebih lanjut?
6. Bagaimana kinerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dilihat dari
keseluruhan aspek?
Desain PenelitianPenelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif, artinya penelitian yang
berusaha mendeskripsi dan menginterpretasi kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yangsedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat yang sedang terjadi atau kecenderunganyang sedang berkembang (Sumanto, 1990: 47).
Waktu Dan TempatPenelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta bulan April sampai dengan Juli 2012.
Subjek dan Objek Penelitian1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang akan bisa dimintai informasi atau orangyang menjadi
sumber informasi dalam penelitian. Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalahpegawai Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, pihak yang melakukan audit
operasional, dan beberapa pasien yang berobat.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian disini adalah audit operasional atas kinerja Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta.
Definisi Operasional VariabelVariabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu audit operasional atas kinerja
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Audit Operasional atas kinerja InstalasiFarmasi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta merupakan penelaahan terhadap metode dan
prosedur operasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda untuk menilai efisiensi dan efektifitas
Instalasi Farmasi melalui pengadaan obat, penyimpanan obat, distribusi obat, meningkatkanpenggunaan obat, memberikan informasi tentang obat dan menjamin kualitas pelayanan Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Bethesda. Kinerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
yang dicapai dilihat dari aspek ketersediaan obat, keandalan dalam pemberian informasi,
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
17/23
17
kegunaan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta bagi pasien, pemeliharaan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dan pengembangan lebih lanjut.
Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data dilakukan dengan metode angket, yaitu teknik pengumpulan data
dengan cara menyebarkan instrumen yang berisi daftar pertanyaan kepada responden. Angketyang digunakan adalah angket tertutup, sehingga responden tinggal memilih pilihan jawaban
yang dianggap paling sesuai.
Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan untuk menganalisis Audit Operasional, meliputi:
1) Pengadaan obat
2) Penyimpanan obat3) Distribusi obat
4) Meningkatkan penggunaan obat
5) Memberikan informasi tentang obat
6)
Menjamin kualitas pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit BethesdaSedangkan Kinerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda, meliputi:
1) Ketersediaan obat
2) Keandalan memberikan informasi3) Kegunaan Instalasi Farmasi bagi pasien
4) Pemeliharaan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda
5) Pengembangan lebih lanjut
Instrumen Penelitian menggunakan (modifikasi skala Likert), yaitu Sangat Setuju (SS)diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2 dan Sangat Tidak
Setuju (STS) diberi skor 1.
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
18/23
18
Berikut ini kisi-kisi dari instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No Instrumen Indikator Nomor Item
1 Audit
Operasional
Pengadaan obat 1,2
Penyimpanan obat 3,4Distribusi obat 5,6
Meningkatkan penggunaan
obat
7,8
Memberikan informasitentang obat
9,10
Menjamin kualitas
pelayanan Instalasi FarmasiRumah Sakit Bethesda
11,12,13,14,15, 16
2Kinerja Instalasi
Farmasi RumahSakit Bethesda
Ketersediaan obat 1,2
Keandalan dalammemberikan informasi
3,4
Kegunaan Instalasi Farmasibagi pasien
5,6,7
Pemeliharaan InstalasiFarmasi
8,9,10
Pengembangan lebih lanjut 11
Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian instrumen penelitian bertujuan untuk mengukur validitas dan reliabilitas
instrumen dalam penelitian.
1. Uji Validitas
Validitas yaitu sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya validitas digunakan untuk mengetahui kesamaan antara data yang terkumpuldengan data yang sesungguhnya terjadi pada proyek yang diteliti, sehingga dapatdiperoleh
data yang valid. Instrumen dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang seharusnya
diukur dan mampu mengungkap data yang diteliti secara tepat. Rumus untuk menguji
validitas adalah sebagai berikut:
2
22
2YYNXXN
YXXYNrxy
keterangan :
rxy = korelasi moment product
x = skor total dari setiap itemy = skor/nilai dari setiap item
N = jumlah sampel
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
19/23
19
Untuk menguji validitas data dalam penelitian ini, dapat dilihat dari tampilan output
Cronbach Alpha pada kolom Corrected Item-Total Correlation dengan ketentuan jika nilai
corrected item-total correlation>nilai r tabel maka item pernyataan dinyatakan valid(Ghozali, 2011: 53). Hasil uji coba terhadap instrumen audit operasional adalah sebagai
berikut.
Tabel 2. Hasil Uji Validitas terhadap Instrumen Audit Operasional
Variabel Item Nilai r
hitung
Nilai r tabel Keterangan
Audit
Operasional
Item 1
Item 2
Item 3Item 4
Item 5
Item 6Item 7
Item 8
Item 9Item 10Item 11
Item 12
Item 13Item 14
Item 15
Item 16
0,802
0,776
0,7640,653
0,547
0,7120,282
0,709
0,6030,6380,477
0,394
0,4360,501
-0,125
0,056
0,361
0,361
0,3610,361
0,361
0,3610,361
0,361
0,3610,3610,361
0,361
0,3610,361
0,361
0,361
Valid
Valid
ValidValid
Valid
ValidTidak valid
Valid
ValidValidValid
Valid
ValidValid
Tidak valid
Tidak validSumber: data primer diolah
Tabel 2 di atas, menunjukkan bahwa instrumen audit operasional mempunyai butir validpada item 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13 dan 14 karena mempunyai nilai r hitung>r tabel
sebesar 0,361 (n = 30; = 5%). Sedangkan item 7, 15, dan 16 dinyatakan tidak valid karenamempunyai nilai r hitung
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
20/23
20
Tabel 3.Hasil Uji Validitas terhadap Instrumen Kinerja Instalasi Farmasi
Variabel Item Nilai r
hitung
Nilai r tabel Keterangan
Kinerja Item 1
Item 2Item 3
Item 4
Item 5Item 6
Item 7
Item 8
Item 9Item 10
Item 11
Item 12
0,454
0,7100,667
0,512
0,5190,563
0,667
0,645
0,5590,613
0,226
0,542
0,361
0,3610,361
0,361
0,3610,361
0,361
0,361
0,3610,361
0,361
0,361
Valid
ValidValid
Valid
ValidValid
Valid
Valid
ValidValid
Tidak valid
Valid
Sumber: data primer diolah
Tabel 3 di atas, menunjukkan bahwa instrumen kinerja mempunyai butir valid pada item
1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10 dan 12 karena mempunyai nilai r hitung>r tabel sebesar 0,361 (n =30; = 5%). Sedangkan item 11 dinyatakan tidak valid karena mempunyai nilai r hitung 0,70 maka instrumen tersebut reliabel(Nunnally, 1994 dalam Ghozali, 2011:48). Rumusnya adalah sebagai berikut:
Keterangan :
r 11 = reliabilitas instrumen
k =banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soalb
2= jumlah varian butir
t2
= varian total
2
2
11
11t
b
k
kr
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
21/23
21
Hasil uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Nilai Alpha Keterangan
Audit Operasional 0,864 Reliabel
Kinerja Instalasi Farmasi 0,867 Reliabel
Sumber: data primer diolah
Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa kedua instrumen dalam penelitian ini
mempunyai nilai alpha di atas 0,70 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua instrumentersebut reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Analisis audit operasional atas kinerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
dilihat dari ketersediaan obat hasilnya cenderung baik.2.
Analisis audit operasional atas kinerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda Yogyakartadilihat dari keandalan dalam pemberian informasi cenderung baik.
3. Analisis audit operasional atas kinerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda Yogyakartadilihat dari kegunaan Instalasi Farmasi bagi pasien hasilnya cenderung baik.4. Analisis audit operasional atas kinerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda Yogyakartadilihat dari pemeliharaan Instalasi Farmasi hasilnya cenderung baik.5. Analisis audit operasional atas kinerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
dilihat dari pengembangan lebih lanjut hasilnya cenderung baik.
6. Kinerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta cenderung sangat baik, yang
ditunjukkan oleh nilai rerata sebesar 37,39 masuk dalam range skor > 37,33 (kategori
sangat tinggi)
Saran
1. Bagi pegawai Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, perlu meningkatkan
pemberian informasi, penjelasan tentang obat dan distribusi obat agar pasien mengetahui tentang hargadan jenis-jenis obat.
2. Dalam penelitian ini, hanya menggunakan variabel audit Operasional, sehingga belum dapatmenghasilkan kesimpulan yang menyeluruh terhadap kinerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit BethesdaYogyakarta
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
22/23
22
DAFTAR PUSTAKA
Arens dan Loebbecke, 2003. Auditing Pendekatan Terpadu,Edisi Indonesia. Jakarta: SalembaEmpat.
Amin Widjaja Tunggal, 2004.Audit Operasional. Jakarta: Harvarindo.
Amin Widjaja Tunggal, 2002.Audit Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta.
Antonius Effendi, 2004. Peranan Audit Operasional Dalam Menunjang Efektivitas Penjualan,
Studi Kasus pada PT X di Bandung, Skripsi, Universitas Widyatama.
Agoes Sukrisno, 1996. Auditing, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Atmosoeprapto, Kisdarto, 2002. Menuju SDM Berdaya Dengan Kepemimpinan Efektif dan
Manajemen Efisien,PT. Elex Media Komputindo.
Arikunto Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Barnard, Chester I,Dalam Kebijakan Kinerja Karyawan, Jakarta: Prawirosentono 1999.
Budi Satria, 2009. Peranan Audit Operasional Pada Fungsi Pemasaran Perusahaan
manufaktur, penelitian tidak dipublikan.
Ghozali, Imam. 2011.Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang: BP UNDIP.
Gina, Gania. 2008. Tahap-tahap audit Operasional
Guwandi, 1991. Dokter dan Rumah Sakit. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta.
Harmi, 2006. Penerapan Audit Operasional Pada Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Ibnu Sina
Bukit Tinggi, Penelitian tidak dipublikasikan.
Hidayat, 1991. Teori Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.
Horngren, 1997.Akuntansi di Indonesia.Buku Satu, Edisi Pertama, Jakarta: Salemba Empat.
Kusmayadi, 2008. Pengaruh Audit Operasional Terhadap Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawaban dan Implementasi Strategi Serta Dampaknya Pada Kinerja
Perusahaan, Disertasi, Program Doktor Ilmu Ekonomi Akuntansi UNPAD, Bandung.
-
7/25/2019 jurnal skrip.pdf
23/23
23
Mulyadi, 2002.Auditing.Edisi 1. Jakarta : Salemba Empat.
Ngadirin Setiawan, Dhyah Setyorini, Amanita Novi Yushita. (2009). Audit Kinerja Guru
Akuntansi Bersertifikat Di SMK Negeri-2 Purworejo. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia. Vol. VII. No. 2. Hlm. 85-96.
Nur Indriantoro, Bambang Supomo, 2009.Bisnis Penelitian. Yogyakarta: BPFE.
Prawirosentono S, 1999.Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159b/Menkes/Per 11/1998
Santoso, Singgih, 2001. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS, PT Gramedia
Jakarta.
Siagian, P. Sondang, 2008.Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Soeprihantono, 2001. Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dan Pengembangan Karyawan.Yogyakarta:BPFE.