ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT SEDERHANA
BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh:
ABDUL HAMID
NIM : 109013000125
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
ANALISIS KONTRASTIF
KALIMAT SEDERHANA
BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS
SkripsiDiajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat MencapaiGelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Abdul Hamid10901300012s
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSTTAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA2014
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul "Analisis Kontrastif Kalimat Sederhana Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris"diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 23Desember 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh galarSarjana Pendidikan (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Jakarta, 27
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua JurusanlProdi)
Dra. Hindun. M.Pd
NIP. 19701215 200912 2 001
Sekretaris Jurusan
Dona Aii Karunia Putra. MA
NIP. 19840409 20110t I 015
Penguji I
Dr. Darsita Suparno, M. Hum
NrP. 19610807 199303 2 001
Penguji 2
Dona Aii Karunia Putra. MA
NIP. 19840409 201101 1 015
Tanggal
?D...M.w:.r.k Qo\6
ao .3"Atii
Lxt..:&.gPtY
o5.t9.1,.fu-'.r
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
198603 2 001
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
NIM
Jurusan/ Prodi
Judul Skripsi
Abdul Hamid
109013000125
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Analisis Kontrastif Kalimat Sederhana
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Dosen Pembimbing Dr. Nuryani, S.Pd, M. A
IDengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
saya siap bertanggung jawab secara akademis atas apa yang telah saya tulis.
J akarta, 27 F ebruari 20 I 5
NIM. 109013000125
iw
i
ABSTRAK
Abdul Hamid. 109013000125. “Analisis Kontrastif Kalimat Sederhana Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris”. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing: Dr. Nuryani, S.Pd, M.A, Februari
2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas persamaan dan
perbedaan pola-pola kalimat sederhana bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan sample penelitian
siswa kelas sembilan (IX) SMP Sabiluna Islamic Boarding School 2014/2015.
Metode analisis data yang digunakan adalah metode padan intralingual melalui
teknik hubung banding menyamakan (HBS) dan hubung banding membedakan
(HBB).
Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Ada beberapa persamaan
pola kalimat sederhana bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. pola yang sama itu
yakni N + V + FN, N + V + N, dan N + V + FN + FAdv, dan 2) Perbedaan pola
kalimat sederhana bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sangat besar. Perbedaan
tersebut dikarenakan, 1) penggunaan verba auxiliary dalam bahasa Inggris sangat
produktif, sedangkan dalam bahasa Indonesia verba auxiliary tidak ada, 2)
perubahan bentuk verba dalam bahasa Inggris yang menyesuaikan aksi dalam
kalimat, sedangkan dalam bahasa Indonesia untuk menunjukan aksi dari kalimat
tersebut cukup ditambahkan keterangan saja dan verbanya tetap tidak mengalami
perubahan, dan 3) pegisi predikat dalam bahasa Inggris harus berbentuk verba,
maka tidak jarang dalam dalam kalimat bahasa Inggris verba yang mengisi pungsi
verb/predikat bisa lebih dari satu. Ini berbada jauh dengan dengan bahasa
Indonesia. Dalam bahasa Indonesia pengisi fungsi predikat tidak harus berbentuk
verba; bisa nomina, frasa nomina, adjektiva, frasa adjektiva, numeralia, dan frasa
preposisi.
Kata Kunci: Analisis Kontrastif, Kontrastif Kalimat Sederhana bahasa
Indonesia dan Inggris.
ii
ABSTRACT
Abdul Hamid. 109013000125. Contrastive Analysis of Simple Sentences
Indonesian and English. Departmen of Indonesian Language and Literature
Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta. Advisor: Dr. Nuryani, S.Pd, M.A, Februari 2015.
This research aims to determine clearly the similarities and differences in
patterns of simple sentences in Indonesian and English. This research is a
qualitative descriptive study with a sample of ninth graders (IX) SMP Sabiluna
Islamic Boarding School 2014/2015. Data analysis method used is equivalent
method intralingual through techniques circuit appeal to equate (CAE) and the
circuit appeal differentiate (CAD).
Results from this study are as follows: 1) There are some similarities
simple sentence patterns of English and Indonesian. The same pattern was the N +
V + FN, N + V + N, and N + V + FN + FAdv, and 2) Differences in the pattern of
simple sentences in English and Indonesian are very large. The difference is
because, 1) the use of auxiliary verbs in English are very productive, whereas in
Indonesian auxiliary verbs do not exist, 2) changes in the form of the verb in the
English language which adjusts the action in the sentence, while in Indonesian to
show the action of the sentence is sufficient added A description and the verb
remains unchanged, and 3) pegisi title in English should be shaped verb, it is not
uncommon in the English sentence that fills punctures verb verb / predicate can be
more than one. It berbada away with the Indonesian. In Indonesian filler predicate
function need not be a verb; could be a noun, noun phrase, adjective, adjective
phrase, numeralia, and prepositional phrases.
Keywords: Contrastive Analysis, Contrastive Sentences Simple Indonesian
and English.
iii
KATA PENGANTAR
bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahi Robbil’alamin, segala puji hanya bagi Allah Swt semata,
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, serta kesehatan rohani dan
jasmani. Atas izin dan kasih-Nya penulis diberikan kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada utusan
Allah Swt, yaitu Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya, sahabatnya, serta
segenap umatnya yang senantiasa mengikuti sunnahnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh
ujian Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi kepentingan pembacanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, dengan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Nurlena Rifa’i, MA. Ph. D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Hindun, M.Pd, selaku Ketua Prodi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dona Aji Karunia Putra, MA, selaku Sekretaris Prodi Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dra. Mahmudah Fitriah ZA, M.Pd, selaku Penasihat Akademik yang selalu
memberikan nasihat-nasihat yang berguna bagi penulis.
5. Dr. Nuryani, S.Pd, M.A, selaku dosen pembimbing. Terimakasih atas ilmu,
kesabaran, bimbingan, dan waktu yang diberikan selama penulisan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang selama ini telah membekali penulis berbagai ilmu
pengetahuan.
iv
7. Keluarga saya yang tercinta terutama kepada Bapak dan Mama, yang selalu
memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis untuk terus maju, dan
selalu memberikan kasih sayangnya hingga detik ini.
8. Keluarga Besar Bapak Dr. Fauzan, MA, yang selalu menyemangati dan
mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Fitria Indriati, S.Pd, yang menjadi penyemangat penulis dalam meyelesaikan
skripsi ini.
10. Saudara Boby Aji Pamungkas, Saudara Dio Muhammad, Saudara Permadi
Hendra L., Saudara Madsa’i, Saudara Septian Cahyo Putro, dan seluruh
mahasiswa/mahasiswi PBSI angkatan 2009, teman-temanku seperjuangan,
terima kasih atas dukungannya.
11. Keluarga besar Keluarga Mahasiswa Sunan Gunung Djati (KMSGD), terima
kasih atas semangat yang telah kalian berikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
12. Foto Copy Maju Jaya, Tyo, Uda Is, Rizky yang telah membantu penulis dan
untuk berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga semua bantuan, dukungan, dan partisipasi yang diberikan kepada
penulis senantiasa mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt. Serta
diberikan balasan setimpal dari Allah Swt. Amin.
Akhirnya penulis pun berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi
kemajuan pendidikan dan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Jakarta, 27 Februaru 2015
PENULIS
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 3
C. Batasan Masalah........................................................................................ 3
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Analisis Kontrastif..................................................................................... 5
1. Pengertian Analisis Kontrastif .............................................................. 5
2. Hakikat Analisis Kontrastif .................................................................. 6
B. Sintaksis .................................................................................................... 10
1. Definisi Sintaksis .................................................................................. 10
2. Fungsi, Kategori, dan Peranan Sintaksis .............................................. 11
3. Satuan Sintaksis .................................................................................... 13
C. Kalimat ...................................................................................................... 16
1. Definisi Kalimat .................................................................................. 16
2. Kalimat Sederhana .............................................................................. 17
a. Pola Kalimat Sederhana Bahasa Indonesia ..................................... 17
b. Pola Kalimat Sederhana Bahasa Inggris .......................................... 19
D. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian...................................................................................... 23
B. Populasi dan Sample ................................................................................. 23
C. Sumber Data .............................................................................................. 23
vi
D. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 24
E. Metode Analisis Data ................................................................................ 24
BAB IV PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ........................................................................................... 25
B. Analisis Data ............................................................................................. 27
C. Interpretasi Data ........................................................................................ 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 51
B. Saran .......................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 53
DATA LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap bahasa memiliki identitas yang berbeda. Perbedaan tersebut terletak
pada struktur dan makna. diketahui bahwa setiap negara memiliki bahasanya
sendiri untuk berkomunikasi. Sebagai contoh negara Singapura dengan bahasa
melayu, Filipina dengan bahasa tagalog, Perancis dengan bahasa perancis, India
dengan bahasa hindi, dll. Di negara Indonesia sendiri ada tiga bahasa yang
digunakan, pertama bahasa daerah –bahasa khas suatu daerah dari Sabang sampai
Marauke, kedua bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia, dan ketiga bahasa
Internasional yaitu bahasa Inggris yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
negara lain. Bahasa Indonesia memiliki persamaan dan berbeda dengan bahasa
Inggris.
Cara melihat persamaan dan pebedaan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia
dapat dilakukan dengan membandingkan kedua bahasa tersebut. Perihal
pembandingan kedua bahasa tersebut, maka diperlukan sebuah analisis yang
mampu menjabarkan perbedaan dan perbedaan kedua bahasa baik secara umum
atau pun secara khusus. Dalam lingusitik terapan ada sebuh pendekatan yang
difokuskan pada penjabaran perbedaan dari kedua bahasa. Pendekatan ini disebut
dengan analisi kontrastif atau disingkat Anakon. Anakon merupkan kegiatan
untuk mencoba membandingkan struktur atau kaidah-kaidah B1 dengan kaidah-
kaidah B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antar kedua bahasa
disebut.1 Dengan kata lain, anakon menekankan pada perbandinganan yang akan
menghasikan sejumlah perbedaan-perbedaan dari kedua bahasa yang hendak
diteliti. Anakon dapat diterapkan pada linguistik mikro dan linguistik makro.
1 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa, (Bandung: Angkasa,
1992), h. 4.
2
Kajian pada linguistik mikro diarahkan pada struktur internal suatu bahasa
tertentu.2 Ini artinya dalam pengkajian linguistik mikro objek kajianya unsur yang
terdapat dalam bahasa itu sendiri. Kajian linguistik mikro terdiri dari fonologi,
morfologi, sintaksis, semantik, dan leksikologi. Sedangkan dalam linguistik
makro, kajiannya diarahkan pada penyelidikan bahasa dalam kaitanya dengan
faktor-faktor di luar bahasa.3 Berarti dalam pengkajian linguistik makro objek
kajiannya menyangkutpautkan bahasa dengan faktor luar. Kajian linguistik makro
diantaranya sosiolinguistik, psikolinguistik, filologi, dialektologi, dll.
Dalam kajian sintaksis terdapat tiga bagian, yaitu frasa, klausa, dan kalimat.
Kalimat bahasa Inggris dan bahasa Indonesia memiliki banyak persamaan dan
perbedaan. Persamaan dan perbedaan kedua bahasa ini bisa dianalisis dengan cara
membandingkan pola kalimat kedua bahasa tersebut. Secara umum orang
menggunakan kalimat mulai dari yang sederhan sampai ketahapan yang komplek.
Pola kalimat sederhan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia memiliki persamaan
dan perbedaan. Persamaan dan perbedaan itu dikarenakan ada kekhasan tersendiri,
diantaranya ciri strukturnya.
Melihat pembahasaan di atas makan peneliti berminat untuk mendeskripsikan
persamaan dan perbedaan kalimat sederhana Bahasa Inggris dan bahasa Indonesia
yang digunakan oleh siswa kelas sembilan (IX) Sabiluna Islamic Boarding School
dengan pengkajian analisis kontrastif. Oleh karena itu penelitian ini berjudul :
“Analisis Kontrastif Kalimat Sederhana Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia”.
2 Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007), h. 15.
3 Ibid. h.16
3
B. Identifikasi Masalah
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait analisis kontrastif kalimat
sederhana bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Hal-hal tersebut ialah:
1. Bentuk kalimat sederhana yang digunakan oleh siswa kelas sembilan (IX)
Sabiluna Islamic Boarding School dalam bahasa Inggris
2. Bentuk kalimat sederhana yang digunakan oleh siswa kelas sembilan (IX)
Sabiluna Islamic Boarding School bahasa Indonesia
3. Persamaan bentuk kalimat sederhana bahasa Inggris dan bahasa Indonesia
yang digunakan oleh siswa kelas sembilan (IX) Sabiluna Islamic
Boarding School.
4. Perbedaan bentuk kalimat bahasa sederhana Inggris dan bahasa Indonesia
yang digunakan oleh siswa kelas sembilan (IX) Sabiluna Islamic
Boarding School.
C. Batasan Masalah
Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada pengkontrasan kalimat
sederhana bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang digunakan oleh siswa kelas
sembilan (IX) Sabiluna Islamic Boarding School.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang dikemukakan pada latar belakang di atas,
maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimankah bentuk kalimat sederhana yang digunakan oleh siswa kelas
sembilan (IX) Sabiluna Islamic Boarding School dalam bahasa Inggris?
2. Apakah persamaan dan perbedaan kalimat sederhana antara bahasa Inggris
dan bahasa Indonesia yang digunakan oleh siswa kelas sembilan (IX)
Sabiluna Islamic Boarding School?
4
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendapatkan
deskripsi yang lengkap tentang persamaan dan perbedaan kalimat sederhan bahasa
Inggris dengan bahasa Indonesia.
F. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Memberi kontibusi ilmiah dalam bidang linguistik menyangkut deskripsi
persamaan dan perbedaan kalimat sederhana bahasa Inggris dengan bahasa
Indonesia.
2. Menjadi pijakan teoritis bagi penelitian-penelitian yang sejenis
3. Menambah wawasan penulis tentang struktur linguistik bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Linguistik Kontrastif
1. Pengertian Analisis Kontrastif
Menurut Fisiak Analisis kontrastif, merupakan cabang ilmu linguistik yang
sedikit banyak mempunyai sangkutan dengan perbandingan dua bahasa atau lebih
dalam rangka untuk menentukan perbedaan dan persamaan di antara mereka.
Seperti dalam kutipan dibawah ini.
“contrastive analysis (CA), or contrastive linguistics, as Fisiak pust it “
may be roughly defined as a subdiscipline of linguistics concerned whit
the comparison of two ot more languages or subsystems of languages in
order to determine both the differences and similarities between them”.1
“menurut Fisiak analisis kontrastif (CA), atau linguistik kontrastif,
“merupakan subdisipliner linguistik yang bersangkutan sedikit dengan
perbandingan dua bahasa yang lebih atau subsistem bahasa dalam rangka
untuk menentukan perbedaan dan persamaan di antara mereka”.
Pendapat yang sama juga dilontarkan oleh oleh Fallahi yang mengatakan
bahwa, Analisis Kontrastif adalah cabang linguistik yang membawa dua sistem
bahasa dan membuat perbandingan kedua bahasa tersebut serta berusaha untuk
menentukan persamaan dan perbedaan di antara kedua bahasa tersebut.
Secara tidak langsung, James mengartikan Analisis Kontrastif sebagai usaha
untuk merumuskan persamaan dan perbedaan dalam struktur bahasa.
“Though the field is explicitly defined to seek to formulate similarities and
differences in the structures of languages, yet “.. as the term contrastive
implies, it is more interested in differences between languages that in their
likenesses”.2 Gagasan suatu bidang secara eksplisit didefinisikan sebagai
usaha untuk merumuskan persamaan dan perbedaan struktur dalam bahasa,
1 Lotfolah Yarmohammadi, A Contrastive Analaysis Of Persian And English (Grammar,
Vocabulary, And Phonology), (Iran: Payame Noor University, 2002), h. 1. 2 Ibid. h. 1
6
namun “..... lebih tertarik pada perbedaan antara bahasa yang dalam
kesamaan.
Targan mengatakan bahwa, analisis kontrastif adalah aktivitas atau kegiatan
yang mencoba membandingkan struktur B1 dengan B2 untuk mengidentifikasi
perbedaan-perbedaan di antara kedua bahasa.3
Menurut Dr. Firas Ali Suleiman Zawahreh, Analisis Kontrastif dianggap
sebagai upaya untuk memprediksi di mana peserta didik mungkin memiliki
kesulitan dan sebagai hasilnya membuat kesalahan4.
Bisa disimpulkan bahwa Analisis Kontrastif adalah komparasi sistem-sistem
linguistik kedua bahasa yang digunakan sebagai landasan untuk memprediksi
kesulitan dan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh peserta didik dalam belajar
berbahasa kedua.
2. Hakikat Analisis Kontrastif
Pada 1940-an dan 1950-an kiblat ilmu linguistik mengarah kepada linguistik
struktural. Leonard Bloomfield, Edwar Sapir, Charles Hockett, Charles Fries, dan
lainnya merupakan para pengemuka-pengemuka ilmu linguistik struktural.
Menurut aliran linguistik struktural, tugas seorang linguistik ialah menjabarkan
bahasa manusia dan mengenali struktural bahasa-bahasa itu. Dengan kata lain
bahasa itu bisa dibongkar menjadi kepingan-kepingan kecil dan kepingan-
kepingan kecil ini bisa dijabarkan dengan secara ilmiah dan bisa dikontraskan
yang pada akhirnya memungkinkan para linguis dan guru bahasa memperkirakan
kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi oleh pembelajar.
Aliran Linguistik Struktural berprinsip bahwa bahasa itu merupakan suatu
proses mekanis. Dari prinsip ini, para linguist memandang bahwa bahasa ada
kaitanya dengan prilaku penutur sehingga bahasa itu bersifat behavioris. John B.
Watson merupakan pakar behavioristik sekaligus pencipta istilah behaviorisme
menjelaskan bahwa semua pembelajaran dengan proses pengkondisian kita
3 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa, (Bandung: Angkasa,
1992), h. 4. 4 Firas Ali Suleiman Zawahreh, “A Linguistic Contrastive Analysis Case Study: Out Of
Context Translation Of Arabic Adjectives Into English In Efl Classroom”, International Journal
Of Academic Research In Business And Social Sciences. Vol. 3, No. 2, 2013, h. 430.
7
membangun sederetan koneksi stimulus-respon, dan prilaku-prilaku yang lebih
kompleks dipelajari dengan membangun serangkaian atau rantai respon.5 Teori
dari kaum behaviorisme tentang stimulus dan respon mempunyai pengaruh dan
peranan penting dalam analisis bahasa. Prinsip dan pandangan ini yang telah
mendorong pengembangan pemikiran dalam bidang pendidikan dan pengajaran
bahasa.
Analisis kontrastif terbentuk dari sebuah telaah teori belajar ilmu jiwa tingkah-
laku, dengan kata lain analisis kontrastif lahir dari sebuah teori psikologi. Dasar
psikologi analisis kontrastif adalah teori transfer yang diuraikan dan
diformulasikan di dalam suatu teori psikologi Stimulus-Respon kaum Behavioris.6
Perlu dipahami dalam teori belajar ilmu jiwa tingkah-laku ada dua poin penting
yang harus di cermati baik-baik, yaitu :
a. Kebiasaan (habit), dan
b. Kesalahan (error).
Jika dikaitkan dengan proses pemerolehan bahasa maka kedua poin ini menjadi :
a. Kebiasaan berbahasa (language habit), dan
b. Kesalahan berbahasa (language error).
Didalam pemerolehan bahasa pertama, anak-anak menguasai bahasa ibunya
dengan melalui peniruan. Melalui kegiatan peniruan anak-anak mengembangkan
pengetahuannya mengenai struktur, pola kebiasaan bahasa ibunya. Melalui
peniruan dan penguatan, siswa atau pembelajar akan mengidentifikasi hubangan
antara stimulus dan respon yang merupakan kebiasaan dalam berbahasa kedua.
Perlu diketahui bahwa pakar pertama yang melakukan analisi kontratif ialah
Grandgent. Grandgent menerbitkan sebuah buku tentang analisis dua bahasa yaitu
bahasa Jerman dan bahasa Inggris pada tahun 1892. Akan tetapi, Carl James
mengatakan bahwa “Anakon Modern” dimulai pada tahun 1957 dengan tokoh
Robet Lado. Melalui bukunya yang berjudul Linguistik Across Cultures, Robet
5 H. Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, terjemahan Noor
Cholis dan Yusi Aviano Pareanom, (Amerika Serikat: Pearson Education, Inc, 2008) h. 94 6 Henry Guntur Tarigan, PENGAJARAN ANALISIS KONTRASTIF BAHASA, (Bandung:
Angkasa, 1992), h. 3.
8
Lado memperkenalkan dan menerapkan Anakon. Robet Lado mengemukakan
sebuah hipotesis Anakon yang keras seperti dibawah ini :
“The plan of book rest on the assumptions that we can predict and
describe pattern that will cause difficulty, by comparing systematically the
languge and culture to be learned with the native languge and culture of
the student”.7 Rencana buku ini bersandar pada asumsi bahwa kita dapat
memprediksi dan menjelaskan pola yang akan menyebabkan kesulitan,
dengan membandingkan bahasa secara sistematis dan budaya yang harus
dipelajari dengan bahasa dan budaya asli siswa.
Robet Lado pun memperkuat hipotesisnya dengan ucapan dari C.C. Fries sebagai
berikut.
“The most efficient materials are those that are bace upon a scientific
description of the language to be learning, carefully compared with a
parallel description of the native language of the learner”.8 Bahan yang
paling efisien untuk pembelajaran ialah dasar pada deskripsi ilmiah bahasa
yang akan dipelajar, dengan hati-hati dibandingkan dengan deskripsi
paralel dari bahasa asli pelajar.
Tiga tahun setelah terbitnya buku ini diadakan konpresi meja bundar di
washington D.C. yang bertemakan “contrastive linguistc and its pedagogical”.
Kegiatan yang sama diulangi lagi pada tahun 1971 di hawai. Kegiatan-kegiatan ini
yang memperkuat kedudukan analisis kontrastif dan bidang linguistik, khususnya
pengajaran linguistik.
Untuk menjawab usaha memperbesar keberhasilan pengajaran dan pembelajaran
bahasa asing atau bahasa kedua. Para penganut Anakon memiliki beberapa asumsi
dasar, yaitu :
a) Kesukaran-kesukaran utama dalam mempelajari suatu bahasa baru
disebabkan oleh interferensi dari bahasa pertama.
b) Kesukaran-kesukaran tersebut dapat diprediksi atau diperkirakan oleh
analisis kontrastif.
7 Jos Daniel Parera, LINGUISTIK EDUKASIONAL: Metode Pembelajaran Bahasa
Analisis Kontrastif Antarbahasa Analisis Kesalahan Berbahasa, (Jakarta: Erlangga, 1997), h. 107. 8 Ibid. h. 107.
9
c) Materi atau bahan pengajaran dapat memamfaatkan analisis kontrastif
untuk mengurangi efek-efek interferensi. Analisis kontrastif memang lebih
berhasil dalam bidang fonologi dari pada bidang-bidang bahasa lainnyan.9
Dalam Anakon istilah interferensi dan trasfer akan selalu muncul dalam setiap
analisis. Karena sebagaian pakar meyakini bahwa interferensi dan trasfer
merupakan salah satu faktor penghabat pemerolehan bahasa kedua.
Istilah interfensi dipergunakan oleh kalangan psikologi untuk menunjukan
pengaruh tingkah laku yang lama terhadap hal-hal baru yang sedang dipelajari.
Para sosiolinguistik mempergunakan istilah interfensi untuk merujuk ke interaksi
berbahasa, seperti pinjaman linguistik dan alih kode yang terjadi sewaktu dua
paguyuban bahasa berkontak.10
Uriel Weinreich mendefinisikan interferensi sebagai :
“Those instances of deviation from the norms of either language which
occur in the speech of billinguals as a result of their familiarity with more
than one language, i.e., as a result of language in contact,will be referred
to as interference phenomena. Hal tersebut contoh penyimpangan dari
norma-norma baik bahasa yang terjadi dalam pidato billingual sebagai
hasil dari keakraban dengan lebih dari satu bahasa, yaitu sebagai hasil dari
kontak bahasa disebut sebagai fenomena interferensi.
Para penganut Anakon berpendapat timbulnya interferensi disebabkan
ketidakfamiliaran penutur bahasa pertama dengan bahasa kedua yang dipelajari.
Menurut Weinreich dan Haugen interferensi tidak dapat dihindarkan walaupun
kecil, hal ini dilihat dari hasil observasi interaksi bahasa antara penutur bilingual
dan monolingual. Sedangkan menurut penganut Anakon kemungkinan besar
interferensi terjadi karena kurangnya kebilingualan seseorang.
Istilah transfer menurut para pakar psikologi tingkah laku merujuk kapada satu
proses penggunaan pengalaman yang silam secara otomatis, tak terkendali, dan
bahwa sadar dalam usaha menjawab tantangan baru. Dalam hal ini dapat terjadi
9 Henry Guntur Tarigan, PENGAJARAN ANALISIS KONTRASTIF BAHASA, (Bandung:
Angkasa, 1992), h. 5. 10
Jos Daniel Parera, LINGUISTIK EDUKASIONAL: Metode Pembelajaran Bahasa
Analisis Kontrastif Antarbahasa Analisis Kesalahan Berbahasa, (Jakarta: Erlangga, 1997), h. 105.
10
transfer negatif dan trasfer positif. Trasfer negatif terjadi jika tingkah laku atau
kebiasaan yang lama tidak terdapat dalam situasi yang baru, sedangkan transfer
positif terjadi jika tingkah laku atau kebiasaan lama dan baru memiliki persamaan.
Terkait pengajaran bahasa menurut paham teori psikologi behaviorisme,
kesalahan berbahasa terjadi karena trasfer negatif. Penggunaan sistem B1 dalam
ber-B2, sedangkan sistem itu berbeda dalam B2 (bahasa kedua). Perbedaan sistem
bahasa ibu dapat diidentifikasi melalui B1 (bahasa pertama atau ibu) dengan B2.
Interfernsi terjadi dari penutur bilingual yang secara sadar dan familiar
mengetahui dua bahasa tersebut dan menggunakan campur dari dua bahasa
tersebut akan menimbulkan alih kode atau campur kode. Sedangkan transfer
terjadi untuk perpindahan bahasa yang menyebabkan kesalahan karena bentuk
struktur yang tidak sama atau penggunaan yang tidak sama. Untuk memperoleh
gambaran yang jelas, mari kita perhatikan gambar dibawah ini.
Situasi Bilingual Situasi Belajar
Campur kode/ alih kode = interferensi Trasfer = pindahan
B. Sintaksis
1. Definisi Sintaksis
Menurut kamus, Sintaksis berasal dari kata Yunani, “Syn” yang
artinya “bersama-sama”, dan “taksi” yang berarti “ rangkaian, urutan, dan
pengaturan”. Secara terminologi, sintaksis dapat digambarkan sebagai studi dari
aturan atau “hubungan yang dipolakan” untuk mengatur cara kata secara bersama-
sama dalam suatu kalimat.11
11
Muhamamad Farkhan, An Introduction To Linguistics, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006), h. 71.
B1 B2 B2 B1
11
Abdul Chaer mengatakan bahwa, sintaksis ialah membicarakan perihal
penataan dan penempatan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau
kalimat.12
Djoko Kentjono mengatakan bahwa, sintaksis adalah ilmu yang menelaah
struktur satuan bahasa yang lebih besar dari kata, mulai dari frasa hingga
kalimat.13
Menurut Henry Guntur Tarigan, sintaksis adalah salah satu cabang tata
bahasa yang membicarakan struktur-struktur kalimat, klausa, dan frasa.14
Dalam kajian sintaksis, Linguistik Tradisional yang berkembang sejak zaman
Yunani sangat tegas dalam memisahakan kajian morfologi dan kajian sintaksis.
Kajian morfologi bertumpu pada kajian mengenai kata; sedangkan kajian sintaksis
bertumpu pada satuan kalimat. Kajian morfologi bergelut pada analisis kata,
sedangkan sintaksis bergelut pada analisis satuan kalimat. Satuan frasa dan klausa
yang belum dikenal.
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sintaksis adalah
suatu telaah dalam cabang tata bahasa yang membicarakan struktur-struktur
kalimat, kalusa, dan frasa.
Ketika membicarakan struktur sintaksis yang pertama yang harus dibahas
mengenai fungsi sintaksis, kategori sintaksis, dan peran sintaksis. Ketiga hal
tersebut tidak dapat dipisahkan dalam pembahasan mengenai sintaksis.
2. Fungsi, Kategori, dan Peran Sintaksis
Fungsi sintaksis adalah semacam “kotak-kotak” atau “tempat-tempat” dalam
struktur sintaksis yang kedalamannya akan diisikan kategori-kategori tertentu.
Kotak-kotak itu bernama subjek (S), predikat (P), objek (O), komplemen (Kom),
dan keterangan (Ket)15
. Contohnya terdapat dalam kalimat sebagai berikut:
(1) Nenek melirik kakek tadi pagi
12
Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007), h. 206. 13
Liberti P. Sihombing dan Djoko Kentjono, “Sintaksis” dalam Kushartanti , dkk (ed),
Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2005), h. 123. 14
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Sintaksis, (Bandung: Angkasa, 1986), h. 6. 15
Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007), h. 207.
12
Dalam kalimat diatas ada tempat-tempat kosong yang bernama subjek diisi
oleh kata nenek, tempat kosong yang bernama predikat diisi oleh kata melirik,
tempat kosong yang bernama objek diisi oleh kata kakek, dan tempat kosong yang
bernama keterangan diisi oleh frase tadi pagi.
Jenis atau tipe kata yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis merupakan
kategori sintaksis. Kategori sintaksis berkenaan dengan istilah nomina (N), verba
(V), adjektiva (A), adverbial (Adv), Numeralia (Num), proposisi (Prep), konjungsi
(Konj), dan pronominal (Pron). Nomina, verba, adjektifa merupakan kategori
utama, sedangkan adverbial, numerali, proposisi, konjungsi dan pronominal
adalah kategori tambahan.
Selain kategori sintaksis yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis ada
juga pengisi lainnya yang disebut dengan peranan sistaksis. Peranan sintaksis
berkenaan dengan istilah pelaku, penderita, dan penerima. Ambilah contoh
kalimat sebagai berikut:
(2) nenek membaca komik
dalam kalimat di atas nenek pengisi fungsi sintaksis S dengan kategori nomina
yang berperan ”pelaku”, membaca pengisi fungsi sintaksis P dengan kategori
verba yang berperan “tindakan”, dan komik pengisi fungsi sintaksis O dengan
kategori nomina berperan “sasaran”.
Susunan fungsi sintaksis tidak selalu harus S, P, O, dan K. misalkan dalam
kalimat:
(3) Keluarlah nenek dalam kamarnya
mempunyai fungsi sintaksis P, S, dan K. begitupun fungsi K dalam kalimat-
kalimat dibawah ini mempunyai posisi yang tidak sama
(4a) Tadi pagi nenek melirik kakek
(4b) Nenek tadi pagi melirik kakek
(4c) Nenek melirik kakek tadi pagi
Keempat fungsi sintaksis tidak selalu ada bersaman dalam suatu struktur
contohnya dalam kalimat (4b) yang tidak mempunyai fungsi objek. Melihat hal
tersebut muncul sebuah pertanyaan sederhana fungsi-fungsi sintaksis mana yang
harus selalu ada dan fungsi-fungsi sintaksis yang mana jika tidak ada pun tidak
13
akan merubah kontruksi sebuah struktur sintaksis. Banyak pakar yang
berpendapat bahwa struktur sintaksis minimal harus ada fungsi sintaksis subjek
dan fungsi sintaksis predikat, sedangkan fungsi sintaksis objek dan keterangan
boleh tidak muncul terlebih mengingat kemunculan objek ditentukan oleh transitif
atau tidaknya verba yang mengisi fungsi sintaksis predikat dan fungsi sintaksis
keterangan hanya muncul ketika diperlukan.
3. Satuan Sintaksis
Ada lima macam dalam satuan gramatikal, yaitu kata, frasa, klausa, kalimat,
dan wacana. Jika disusun secara hierarkial kata merupakan satuan terkecil yang
membentuk frase. Lalu, frase membentuk klausa, klausa membentuk kalimat, dan
kalimat membentuk wacana.
Wacana
Kalimat
Klausa
Frasa
kata
Hierarki pertama adalah kata, kata dalam satuan sintaksis merupakan satuan
terkecil, yang secara hierarkial menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis
yang lebih besar, yaitu frase.16
Kata dapat digolongkan menjadi dua jenis besar,
yaitu kata penuh dan kata tugas. Kata penuh adalah kata yang secara leksikal
memiliki makna, mempunyai kemungkinan untuk mengalami proses morfologis,
merupakan kelas terbuka dan dapat berdiri sendiri sebagai sebuah satuan
turunan.17
Kata penuh masih dibedakan menjadi kata-kata yang termasuk kategori
nomina, verba, adjektiva, adverbia, dan numeralia, sedangkan kata tugas ialah
kata yang secara leksikal tidak mempunyai makna, tidak mengalami proses
16
Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007), h. 219. 17
Ibid. h. 219.
14
morfologis, merupakan kelas tertutup, dan di dalam peraturan tidak bisa berdiri
sendiri.18
Preposisi dan konjungsi termasuk ke dalam kategori kata tugas.
Hierarki kedua adalah frasa, Menurut Muhammad Farkhan, frasa dapat
didefinisikan sebagai struktur sintaksis yang memiliki sifat sintaksis berasal dari
pusat.19
Struktur sintaksis tersebut harus dalam bentuk kelompok kata dan
berfungsi sebagai satu kesatuan dalam sintaks. Klausa memiliki kombinasi verba
subjek-terbatas, akan tapi frasa tidak memiliki kedua subjek dan kata kerja yang
terbatas. Menurut Abdul Chaer, Frasa adalah satuan gramatikal yang berupa
gabungan kata yang bersifat nonpredikatif atau lazim disebut sebagai gabungan
kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat.20
Frasa dikatakan
nonpredikatif karena frase tidak dibentuk dari dua unsur yang berstruktur subjek -
predikat atau predikat-objek. Contohnya kontruksi tata boga dan inter
lokalbukanlah frasa, sedangkan kontruksi belum makan dan tanah tinggi
merupakan frasa. Dari penjabaran tersebut jelas nyatanya frasa merupakan
konsituen pengisi fungsi-fungsi sintaksis.
Hierarki ketiga adalah klausa, klausa adalah suatu bentuk linguistik yang
terdiri dari subjek dan predikat.21
Menurut Abdul Chaer, klausa adalah satuan
sintaksis berupa runtunan kata-kata yang berkontruksi predikatif. Muhammad
Farkan juga mengatakan yang sama terkait definis klausa, bahawa klausa
merupakan kelompok kata yang terdiri dari subjek dan predikat meskipun di
dalamnya terdapat klausa tidak terbatas yang dimana subjeknya sering tidak
secara eksplisit diberikan.
Dari ketiga definisi tersebut jelas bahwa klausa merupakan kontruksi yang
didalamnya harus ada kompnen, berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai
predikat dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan keterangan. Selain
fungsi predikat dikatakan wajib dalam kontuksi klausa, fungsi subjek pun boleh
dikatakan wajib ada dalam kontuksi klausa, sedangkan fungsi yang lain bersifat
18
Ibid. h. 219. 19
Muhammad Farkhan, In Introduction To Linguistics, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006),
h. 82. 20
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Sintaksis, (Bandung: Angkasa, 1986), h. 222. 21
Ibid, h. 74.
15
tidak wajib. Contoh kontuksi kamar mandi bukanlah sebuh klausa karena
hubungan komponen kamar dengan komponen mandi bukalah bersifat predikatif.
Namun kontruksi nenek mandi merupakan sebuah klausa kerena hubungan
komponen nenek dan komponen mandi bersifat presikatif, nenek adalah pengisi
fungsi subjek dan mandi adalah pengisi fungsi predikat.
Hierarki yang keempat adalah kalimat. Kalimat adalah satuan bahasa yang
mengatakan sesuatu dalam struktur memperbaiki tata bahasa dan tanda baca, dan
ditandai dalam kebanyakan bahasa dengan kehadiran sebuah kata kerja yang
terbatas.22
Pendapat lain mengatakan, kalimat adalah satuan bahasa yang secara
reklatif dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri
dari klausa.23
Kalimat sebagai satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar,
yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi apabila diperlukan,
dan disertai dengan intonasi final24
.
Dari beberapa penjelasan diatas bisa ditari secara garis besar, bahwa yang
terpenting dalam kontuksi kalimat adalah konstituen dasar dan intonasi final,
sedangkan konjungi ada jika diperlukan saja. Konstituen dasar biasanya berbentuk
suatu klasua. Seandainya sebuah klausa diberikan intonasi final, maka akan
terbentuklah sebuah kalimat.
Hierarki yang terakhir dalam satuan gramatikal adalah wacana. Wacana
adalah kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam satuan bangun bahasa.25
Abdul Chaer mendefiniskan wacana sebagai satuan bahasa yang lengkap,
sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau
terbesar.26
Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka wacana memiliki sebuah konsep
dan gagasan yang membentuk suatu bangunan bahasa yang utuh yang bisa
dipahami oleh pembaca. Sebagai satuan gramatikal tertinggi, ini artinya wacana
22
Muhammad Farkhan. In Introduction To Linguistics. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006.
h. 86. 23
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Sintaksis, (Bandung: Angkasa, 1986), h. 8. 24
Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007), h. 240. 25
Liberti P. Sihombing dan Djoko Kentjono, “Sintaksis” dalam Kushartanti , dkk (ed),
Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2005), h. 92. 26
Op. Cit, h. 267.
16
dibentuk dari kalimat-kalimat yang sudah minimal memenuhi syarat sebagai
satuan gramatiakal dan maksimal memenuhi persyaratan kewacanaan lainnya
seperti, kekohesian, keterpaduan dengan konteks, dll.
Dalam tataran sintasksis kata dan wacana tidak dibahas secara mendalam,
yang dibahas secara mendalam adalah frasa, klausa, dan kalimat. Kata tidak
dibahasa secara mendalam karena kata satuan terbesar dalam tataran morfologi
dan bidang morfologi yang lebih banyak membahas mengenai kata. Wacana
merupakan satuan yang paling tinggi dalam tataran gramatikal dan bidang
semantik yang mengulas lebih dalam mengenai wacana.
C. Kalimat
1. Definisi Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang mengatakan sesuatu dalam struktur
memperbaiki tata bahasa dan tanda baca, dan ditandai dalam kebanyakan bahasa
dengan kehadiran sebuah kata kerja yang terbatas.27
Pendapat lain mengatakan, kalimat adalah satuan bahasa yang secara reklatif
dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri dari
klausa.28
Abdul Chaer mendifinisikan kalimat sebagai satuan sintaksis yang disusun
dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi
apabila diperlukan, dan disertai dengan intonasi final29
.
Dari beberapa penjelasan di atas bisa ditari secara garis besar, bahwa kalimat
merupakan satuan bahasa yang dibentuk oleh klausa dan secara relatif dapat
berdiri sendiri dengan disertai intonasi akhir.
Dalam kontuksi kalimat hal yang harus ada ilah konstituen dasar dan intonasi
final, sedangkan konjungi ada jika diperlukan saja. Konstituen dasar biasanya
berbentuk suatu klasua. Seandainya sebuah klausa diberikan intonasi final, maka
akan terbentuklah sebuah kalimat.
27
Muhammad Farkhan. In Introduction To Linguistics. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006.
h. 86. 28
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Sintaksis, (Bandung: Angkasa, 1986), h. 8. 29
Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007), h. 240.
17
2. Kalimat Sederhana
Kalimat sederhana atau inti adalah kalimat yang dibentuk dari klausa inti
yang lengkap bersifat deklaratif, aktif, atau netral.
Muhammad Farkhan mendefinisikan kalimat sederhana sebagai kalimat yang
terdiri dari klausa independen tunggal tanpa klausa dependen.30
Dari penjelasan di atas jelas bahwa kalimat sederhan dibentuk oleh satu
klausa. Klausa dibentuk oleh subjek dan predikat.31
Ini artinya kontruksi kalimat
sederhana berupa subjek dan predikiat.
a. Pola Kalimat Sederhana Bahasa Indonesia
Pola kalimat sederhana bahasa Indonesia sebagai berikut:32
1. FN + FN
Ibu dokter
2. FN + FV
Kakak berbaring
3. FN + FA
Bajunya sempit
4. FN + Fnum
Uangnya dua juta
5. FN + FP
Buku itu di lemari
6. FN + FV + FN
kami belajar linguistik
7. FN + FV + FN + FN
Ibu memblikan adik boneka
30
Ibid, h. 87. 31
Hanry Guntur Tarigan, PENGAJARAN SINTAKSIS, (Bandung: Angkasa, 1986), h. 74. 32
Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007), h. 241-242.
18
Keterangan :
FN = Frasa Nomina
FV = Frasa Verba
FA = Frasa adjektif
FNum = Frasa Numeral
FP = Frasa Preposisi
Secara umum struktur kalimat sederhan bahasa Indonesia diisi oleh subjek,
predikat, objek, dan keterangan. Unsur yang harus ada dalam kalimat minimal
subjek dan predikat, sedangkan objek dan keterangan boleh tidak ada; apalagi
mengingat kemunculan objek ditentukan verba yang mengisi predikat; dan fungsi
keterangan hanya hadir disaat dibutuhkan saja.
Dalam bahasa Indonesia untuk menunjukan waktu berlangsungnya sebuah
tindakan yang ditunjukan oleh verba pengisi predikit dalam kalimat hanya perlu
menambahkan kata yang menunjukan keterangan waktu. Contohnya:
b. Saya makan nasi
c. Saya telah makan nasi
d. Saya sudah makan nasi
e. Saya akan makan nasi
f. Saya sedang makan nasi
Pada contoh kalimat di atas, kata “telah” dan “sudah” menunjukan sebuah
tindakan yang sudah selesai, kata kata “akan” menunjukan tindakan yang akan
dilakukan, dan kata “ sedang” menunjukan tindakan tersebut sedang berlangsung.
19
b. Pola Kalimat Sederhana Bahasa Inggris
Pola kalimat sederhana bahasa Inggris sebagai berikut:33
a. NP be Adj
Food is good
b. NP be Adv
The girl is here
c. NP be NP
My brother is a doctor
d. NP VP
Girls smile
e. NP VP NP
The girls bought a dress
f.
Keterangan :
33
J.D. Parera, Dasar-Dasar Analisis Sintaksis, (Jakarta : Erlanga, 2009), h.28
NP VP NP
The basketball
team
chose Charlotte captai NP
He considered Her brilliant Adj
I thought the caller you Pronoun
We supposed him upstairs Adv
I imagined Her eating V, present
participle
I Believed Him seated V, past
participle
We considered Her in the way Pp
20
N = Noun (nomina)
V = Verb (verba)
Adj = Adjective (adjektif)
Adv = Adverb (adverbial)
Pp = Preposition phrases (frasa preposisi)
Secara umum struktur kalimat sederhan bahasa Inggris sama dengan bahasa
Indonesia yaitu diisi oleh subjek, predikat, objek, dan keterangan. Dalam bahasa
Inggris untuk menunjukan waktu berlangsungnya sebuah tindakan yang
ditunjukan oleh verb pengisi predikit (verb) dalam kalimat disebut tenses.
Rumusan tenses sebagai berikut:34
1. Simple Present
I study English every day.
2. Simple Past
He played football yesterday
3. Simple future
I am going to study English next year.
4. Present continuous
I am studying English now.
5. Past Continuous
I was studying English when you called yesterday.
6. Future Continuous
I will be studying English when you arrive tonight.
7. Present Perfect
I have studied English in several different countries.
8. Past Perfect
I had studied a little English before I moved to the U.S.
9. Future Perfect
I will have studied every tense by the time I finish this course
34
http//w.w.w.English Page - Verb Tense Tutorial.htm
21
D. Penelitian yang Relevan
Suatu penelitian yang sudah dilakukan dapat dijadikan sebagai titik tolak dan
acaun untuk penelitian-penelitian berikutnya. Oleh sebab itu, sangat penting untuk
melihat penelitian-penelitain sebelumnya untuk mengetahui relevansinya terhadap
penelitian yang berikutnya. Berikut adalah penelitian-penelitian yang berkaitan
dengan analisis kontrastif bahasa Indonesia sebagai bahasa pengajaran kedua.
Pertama, Nanan Abdul Manan dari STKIP Muhammadiyah Kuningan dengan
penelitian “Analisis Kontrastif Pengandaian Bahasa Indonesia Dengan Bahasa
Inggris”. Penelitian ini mengkontraskan kata pengandaian bahasa Indonesia
dengan bahasa Inggris. Hasil penelitian ini ialah persamaan dan perbedaan dilihat
secara struktural. persamaan kalimat pengandaian dalam Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris yaitu dengan adanya kata khusus yang digunakan dalam
kalimat pengandaian ini, dalam Bahasa Indonesia menggunakan jika,
seandainya, seumpama, dan apabila, sedangkan dalam Bahasa Inggris
menggunakan kata’if’ dalam membuat kalimat pengandaian ini. Sedangkan
perbedaannya adalah dalam Bahasa Indonesia tidak mengenal perbedaan
waktu pengucapan. Kalimat pengandaian diatas ini diucapkan sama
meskipun kalimat ini diucapkan sekarang (present), masa depan (future),
ataupun masa lalu (past). Dikarenakan perbedaan waktu maka kata kerja yang
digunakan dalam masing-masing tenses berbeda, sedangkan dalam bahasa
Indonesia tidak ada perbedaan kata kerja.
Kedua, Kopmahun Konni Kobak dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Samratulangi Manado dengan penelitian “Analisis Kontrastif Kata Ganti Orang
Bahasa Inggris dan Bahasa Yali”. Penelitian ini mengkontraskan kata ganti orang
bahasa Indonesia dengan bahasa Yali. Hasil penelitian ini ialah persamaan kata
ganti baik bahasa Inggris dengan bahasa Yali ada 8 jenis kata ganti. Kata ganti
bahasa Inggris terdiri dari kata ganti orang, kata ganti penunjuk, kata ganti
kepunyaan, kata ganti penghubung, kata ganti maskulin, kata ganti feminim, dan
kata ganti netral. Untuk kata ganti bahasa Yali yaitu, kata ganti orang, kata ganti
orang tunggal, kata ganti orang pertama jamak, kata ganti orang kedua tunggal,
kata ganti orang ketiga jamak, kata ganti orang ketiga tunggal maskulin, kata ganti
22
orang ketiga feminim, kata ganti orang ketiga jamak, dan kata ganti orang netral.
Perbedaan kata ganti bahasa Inggris dan bahasa Yali baik dari segi bentuk dan
maknanya tidak ditemukan sebuah perbedaan.
Ketiga, Dr. Gusti Astika, MA dari Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
dengan penelitian “Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Asing”. penelitian ini
menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua atau bahasa pembelajaran
untuk orang asing. Penelitian ini mengungkapkan aspek-aspek yang lebih
spesifik, yaitu kesalahan pemakaian awalan me yang dibuat oleh penutur
asing yang belajar bahasa Indonesia secara formal di kelas. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa frekuensi paling besar yang dilakukan penutur asing
adalah kesalahan penggunaan atau tidak digunakannya awalan me- dari pada
pemakaian imbuhan yang lain.
Persamaan penelitian ini dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya adalah objek yang dijadikan pengkajiannya adalah bahasa Indoensia
dan bahasa Inggris, selain itu persamaan juga tampak pada pendekatan
pengkajiannya yaitu menggunakan analisis kontrastif. Adapun perbedaannya
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu objek yang hendak diteliti.
Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah kalimat sederhana dari bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris, sedangakan penelitian sebelumnya obejk
penelitiannya pada tataran morfologi (imbuhan), kata ganti, dan kalimat
pengandaian.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Metode ini merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa data tulisan atau lisan di masyarakat bahasa.1
Untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan kalimat sederhana bahasa
Inggris dan bahasa Indonesia, penulis melakukan tiga tahapan, yaitu tahapan
pengumpulan data, penganalisisan data, dan penyajian hasil analisis data.
B. Populasi dan Sampel
Objek dalam penelitian ini adalah SMP Sabiluna Islamic Boarding School
Pondok Ranji . Subjek penelitian ini hanya siswa kelas sembilan (IX) tahun ajaran
2014/2015. Kelas sembilan berjumlah 14 siswa dengan pengampu mata pelajaran
bahasa Inggrisnya Mr. Abdul Halim S. Pd. Data dalam penelitian ini diambil 50%
dari jumlah populasi yang ada.
C. Sumber Data
Data dalam penelitian ini berbentuk data tulisan kalimat sederhana bahasa
Inggris dan bahasa Indonesia. Data kalimat sederhan bahasa Inggris dalam
penelitian ini didapatkan dari karangan siswa kelas sembilan (IX) SMP Sabiluna
Islamic Boarding School. Sedangkan data kalimat sederhana bahasa Indonesia,
hasil terjemahan dari karangan siswa kelas sembilan (IX) SMP Sabiluna Islamic
Boarding School. Artinaya data bahasa Indonesia merupakan data yang diperoleh
melalui intuisi peneliti karena peneliti merupakan penutur asli dari bahasa yang
sedang diteliti. Alasan peneliti memilih Sabiluna Islamic Boarding School
sebagai sumber data penelitian adalah karena sekolah ini berbasis moderen
1 T. Fatimah Djdjsudarma, Metode Linguistik”Ancangan Metode Penelitian dan Kajian”,
(Bandung: PT. Eresco, 1993), h. 10
24
dengan tidak meniggalkan asas nilai keislaman serta penanaman bahasa Inggris
yang cukup kompetitif.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, peneliti melakukan metode simak, yaitu metode
yang digunakan utnuk memperoleh data dengan cara peneliti melakukan
penyimakan penggunaan bahasa.2 Cara kerja pengumpulan data penelitian ini
diawali dengan membaca secara intensif, mengamati serta mencermati
kaliamt sederhana bahasa Inggris yang digunakan dalam karangan siswa kelas
sembilan (IX) SMP Sabiluna Islamic Boarding School. Seluruh data yang
ditemukan selanjutnya dipindahkan ke kartu data dengan teknik catat.
E. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode padan intralingual, yaitu
metode analisis bahasa dengan cara menghubung–bandingkan unsur-unsur yang
bersifat lingual, baik yang terdapat dalam satu bahasa maupun dalam beberapa
bahasa yang berbeda.3 Metode ini dijabarkan dengan teknik hubung banding
menyamakan (HBS) dan hubung banding membedakan (HBB).
2 Mahsun, M.S, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi,Metode,dan Tekniknya,
(Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2005), h. 92. 3 Ibid. h. 118.
25
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Dibawah ini hasil catatan peneliti tentang kalimat sederhan yang diambil dari
hasil karangan siswa SMP Sabiluna Islamic Boarding School kelas sembilan (IX).
Tabel 1.1
Kalimat Sederhana Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia
No. Data Bahasa Inggris Bahasa Indonesia
1. Data 1 I have two cats Saya mempunyai dua kucing
2. Data 2 His name are loly and cimot namanya loly dan cimot
3. Data 3 They are not closely each other Mereka tidak dekat satu sama
lain
4. Data 4 She likes fish, ice cream, chocolate,
chesee, etc.
Dia suka ikan, es krim, keju,
dll.
5. Data 5 We are a family Kita keluarga
6. Data 6 My name is Nabila Nur Fitri
Namaku adalah Nabila Nur
Fitri
7. Data 7 I have five best friends Saya mempunyai lima
sahabat terbaik
8. Data 8 I and my friends drive Mos Temanku dan aku
mengendarai Mos
9. Data 9 He is always evil in the class Dia selalu jahat di kelas
10. Data 10 His father is Iwan Ayahnya adalah Iwan
11. Data 11 Ozi wants to be ulama in the future Ozi ingin menjadi ulama
dimasa depan
26
12. Data 12 I have step mother Saya mempunyai ibu tiri
13. Data 13 She name is Sarah Namanya adalah Sarah
14. Data 14 My name is Lukman Namaku adalah Lukman
15. Data 15 I have a hope Aku memiliki sebuah harapan
16. Data 16 Silat is from Indonesia Silat berasal dari Indonesia
17. Data 17 Silat is useful for ourself and sport Silat berguna untuk diri
sendiri dan olahraga
18. Data 18 Silat is usually used for extrakurikuler
in the school
Silat bisa digunakan untuk
ekstrakulikuler di sekolah
19. Data 19 Silat is very useful for everyday and
everywhere
Silat sangat berguna untuk
sehari-hari dan dimana pun
20. Data 20 Silat has been famous to international Silat sudah terkenal ke dunia
Internasional
21. Data 21 I and my family decided to visit
pangandaran beach last month
aku dan keluargaku
memutuskan pergi ke pantai
pengadaran bulan lalu
22. Data 22 I was playing and swimming as long
as two days
aku bermain dan berenang
selama dua hari
23. Data 23 We are really enjoying our time Kami benar-benar menikmati
waktu kami.
27
Tabel 1.2
Jumlah kalimat sederhana yang digunakan siswa
No Siswa Jumlah Kalimat Sederhana
1. Velia Shafira 5
2. Nabila Nur Fitri 3
3. Aji 3
4. Novita 2
5. Lukman 2
6. Fahrurozi 5
7. Yusni Nur Aini 3
Jumlah Kalimat Sederhana 23
B. Analisis Data
Berdasarkan data di atas, peneliti mencoba untuk menganalisis persamaan
dan perbedaan kalimat sederhana bahasa Inggris dan bahasa Indonesia
perkalimat dalam teks.
Teks 1
Nama : Velia Shafira
Kelas : IX (Sembilan)
Sekolah : SMP Sabiluna Islamic Boarding School
My Cute Cat
I have two cats. His name are loly and cimot. Loly is famel and Cimot
is male. Loly 5 years and Cimot 1 years old. They are not closly each other.
Because Loly very sensitive and jelausly to Cimot. She likes fish, ice cream,
chocolate, chese, ect. Not same from he. He likes one thing that is fish. My
two cats are very cute and I love them. We are a family.
28
Dalam data di atas ada empat kalimat sederhana yang digunakan penulis,
yaitu : I have two cats, His name are loly and cimot, They are not closly
each other, She likes fish, ice cream, chocolate, chese, ect, dan We are a
family Berikut penjelasan atas data tersebut:
Data 1
BIng : I have two cats
BI : Saya mempunyai dua kucing
Kalimat I have two cats di atas merupakan kalimat verbal yang berpolakan N
+ V + FN, kalimat ini berbentuk kalimat sederhana atau dalam bahasa inggris
tenses simple present. Dimana I (N) mengisi fungsi subjek, have (V) mengisi
fungsi verb/predikat, dan two cats (FN) mengisi fungsi objek. Kalimat ini
merupakan kalimat aktif.
Kalimat saya mempunyai dua kucing berpolakan N+V+FN. Dimana saya (N)
mengisi fungsi subjek, mempunyai (V) mengisi fungsi predikat, dan dua kucing
(FN) memengisi fungsi objek. Jenis kalimat ini merupakan kalimat aktif.
Persamaan kedua kalimat di atas adalah keduanya menggunakan pola kalimat
N+V+FN.
Perbedaan dari kedua kalimat di atas adalah ciri kalimat aktifnya. Dalam
bahasa Inggris kalimat aktif dapat dikenal dengan bentuk dasar dari verb dalam
penyusunan kalimatnya. kata have dalam kalimat I have two cats merupakan
verba dasar (V1) dengan penyusunan kalimatnya S + V1 + O. Dalam bahasa
Indonesia kalimat aktif dapat dikenali dengan penambahan prefiks me- atau
memper- pada verbanya. Kata mempunyai (V) dalam kalimat saya mempunyai
dua kucing merupakan verba aktif dengan kontruksi verba punya ditambah
konfiks mem-/-i.
29
Data 2
BIng : His name are loly and cimot
BI : Namanya adalah loly dan cimot
Kalimat his name are loly and cimot di atas merupakan kalimat nominal yang
berpolakan FN + V. auxiliary + FN. Dimana his name (FN) mengisi fungsi
subjek, are (V. auxiliary) mengisi fungsi verb/predikat, dan loly dan cimot (N-
plural) mengisi fungsi objek. Auxiliary verb merupakan kata kerja bantu
digunakan bersamaan dengan verb lainnya yang berfungsi khusus secara
gramatikal.
Kalimat namanya adalah loly dan cimot berpolakan N + V + FN. Dimana
namanya (N) mengisi fungsi subjek, adalah (V) mengisi fungsi predikat, dan loly
dan cimot (FN) mengisi fungsi objek.
Perbedaan kedua kalimat di atas yaitu pertama, pola kalimatnya berbeda.
Kalimat his name are loly and cimot berpolakan FN + V. auxiliary + FN,
sedangkan kalimat namanya adalah loly dan cimot berpolakan N + V + FN.
Kedua, pengisi fungsi predikat dalam kalimat. Dalam kalimat his name are loly
and cimot pengisi fungsi predikat diisi oleh verb auxiliary, sedangkan kalimat
namanya adalah loly dan cimot pengisi fungsi predikatnya diisi oleh verba yaitu
adalah.
Data 3
BIng : They are not closely each other
BI : Mereka tidak dekat satu sama lain
Kalimat they are not closely each other di atas merupakan kalimat nominal
yang berpolakan N + V.auxiliary + Adv + FN. Dimana they (N) mengisi fungsi
subjek, are (V. auxiliary) mengisi fungsi verb/predikat, closely (Adv) mengisi
fungsi complement dari subject atau adverb, dan each other (FN) mengisi fungsi
objek.
Kalimat mereka tidak dekat satu sama lain berpolakan N + Fadj+FNum.
Dimana mereka (N) mengisi fungsi subjek, tidak dekat (FAdj) mengisi fungsi
predikat, dan satu sama lain (FN) mengisi fungsi objek. Kalimat ini termasuk
30
kedalam jenis kalimat non-verbal dimana pengisi fungsi predikat diisi oleh selain
verba.
Perbedaan kedua kalimat di atas yaitu pertama, pola kalimatnya berbeda.
Kalimat they are not closely each other berpolakan N + V.auxiliary + Adv + FN,
sedangkan kalimat mereka tidak dekat satu sama lain berpolakan N +
Fadj+FNum. Kedua, pengisi fungsi predikat dalam kalimat. Dalam kalimat they
are not closely each other pengisi fungsi predikat diisi oleh verb auxiliary,
sedangkan kalimat mereka tidak dekat satu sama lain pengisi fungsi predikatnya
diisi oleh frasa adjektiva yaitu tidak dekat.
Data 4
BIng : She likes fish, ice cream, chocolate, chesee, etc.
BI : Dia suka ikan, es krim, keju, dll.
Kalimat she likes fish, ice cream, chocolate, chesee, etc di atas merupakan
kalimat verbal yang berpolakan N + V + N, kalimat ini berbentuk kalimat
sederhana atau dalam bahasa Inggris tenses simple present. Dimana she (N)
mengisi fungsi subjek, likes (V) mengisi fungsi verb/predikat, dan fish, ice cream,
chocolate, chesee, etc (N-plural) mengisi fungsi objek.
Kalimat dia suka ikan, es krim, keju, dll berpolakan N+V+N. Dimana dia (N)
mengisi fungsi subjek, suka (V) mengisi fungsi predikat, dan ikan, es krim, keju,
dll (FN) memengisi fungsi objek.
Persamaan kedua kalimat di atas yaitu, 1) keduanya menggunakan pola
kalimat N + V + FN. Perbedaan dari kedua kalimat di atas yaitu, pengisi fungsi
predikat dalam kalimat. Dalam kalimat she likes fish, ice cream, chocolate,
chesee, etc. pengisi fungsi predikat diisi oleh verb yakni likes, sedangkan kalimat
dia suka ikan, es krim, keju, dll pengisi fungsi predikatnya diisi oleh adjektiva
yaitu suka.
31
Data 5
BIng : We are a family
BI : Kita adalah keluarga
Kalimat we are a family di atas merupakan kalimat nominal yang berpolakan
N + V. auxiliary + FN. Dimana we (N) mengisi fungsi subjek, are (V. auxiliary)
mengisi fungsi verb/predikat, dan a family (FN) mengisi fungsi objek.
Kalimat kita adalah keluarga berpolakan N + V + N. Dimana kita (N)
mengisi fungsi subjek, adalah (V) mengisi fungsi predikat, dan keluarga (N)
mengisi fungsi objek.
Persamaan kedua kalimat di atas yaitu, secara umum keduanya menggunakan
pola kalimat N + V + N.
Perbedaan kedua kalimat di atas yaitu pengisi fungsi predikat dalam kalimat.
Dalam kalimat we are a family pengisi fungsi predikat diisi oleh verb auxiliary
yaitu are, sedangkan kalimat kita adalah keluarga pengisi fungsi predikatnya diisi
oleh verba yaitu adalah.
Teks 2
Nama : Nabila Nur Fitri
Kelas : IX (Sembilan)
Sekolah : SMP Sabiluna Islamic Boarding School
This My Best Friends and Best Moment
Hello. My name is Nabila Nur Fitri. Call me Nabila or Nabill. I have 5 best
friends. That is Muamar, Al-Fhina, Novita, Velia, and me. For 3 years, I school in
here. More friends is good with me. From class 7 to class 9, all my friends very
good and care with me. And for this 3 years, more dish best moments is very
beautiful from I class 7 to this class 9.
First. I and my friends drive Mos. Like that much best moment plass together
whit my friends. May this best moment, never I forget to wait I pass and not
together agai with all my best friends.
32
Dalam data di atas ada tiga kalimat sederhana yang digunakan penulis,
yaitu : My name is Nabila Nur Fitri, I have 5 best friends, dan I and my friends
drive Mos. Berikut penjelasan atas data tersebut:
Data 6
BIng : My name is Nabila Nur Fitri
BI : Namaku adalah Nabila Nur Fitri
Kalimat my name is Nabila Nur Fitri di atas merupakan kalimat nominal
yang berpolakan N + V. auxiliary + N. Dimana my name (N) mengisi fungsi
subjek, is (V. auxiliary) mengisi fungsi verb/predikat, dan Nabila Nur Fitri (N)
mengisi fungsi objek.
Kalimat namaku adalah Nabila Nur Fitri berpolakan N + V + N. Dimana
namaku (N) mengisi fungsi subjek, adalah (V) mengisi fungsi predikat, dan
Nabila Nur Fitri (N) mengisi fungsi objek.
Persamaan kedua kalimat di atas yaitu, secara umum keduanya menggunakan
pola kalimat N + V + N.
Perbedaan kedua kalimat di atas yaitu pengisi fungsi predikat dalam kalimat.
Dalam kalimat my name is Nabila Nur Fitri pengisi fungsi predikat diisi oleh verb
auxiliary yaitu is, sedangkan kalimat namaku adalah Nabila Nur Fitri pengisi
fungsi predikatnya diisi oleh verba yaitu adalah.
Data 7
BIng : I have five best friends
BI : Saya mempunyai lima sahabat terbaik
Kalimat I have five best friends di atas merupakan kalimat verbal yang
berpolakan N + V + FN. Kalimat ini merupakan simple present dengan bentuk
kalimat aktif dimana I (N) mengisi fungsi subjek, have (V) mengisi fungsi
verb/predikat, dan five best friends (FN plural) mengisi fungsi objek.
Kalimat saya mempunyai lima sahabat terbaik berpolakan N + V + FN + Adj.
Dimana saya (N) mengisi fungsi subjek, mempunyai (V) mengisi fungsi predikat,
33
lima sahabat (FN) mengisi fungsi objek, dan terbaik (Adj) mengisi fungsi
keterangan. Kalimat ini berjeniskan kalimat aktif.
Perbedaan kedua kalimat di atas yaitu pertama, pola kalimatnya berbeda.
Kalimat I have five best friends berpolakan N + V + FN, sedangkan kalimat saya
mempunyai lima sahabat terbaik berpolakan N + V + FN + Adj. Kedua, ada
perbedaan ciri kalimat aktif. Dalam bahasa Inggris kalimat aktif dapat dikenal
dengan bentuk dasar dari verb dalam penyusunan kalimatnya. kata have dalam
kalimat I have five best friends merupakan verba dasar (V1) dengan penyusunan
kalimatnya S + V1 + O. Dalam bahasa Indonesia kalimat aktif dapat dikenali
dengan penambahan prefiks me- atau memper- pada verbanya. Kata mempunyai
(V) dalam kalimat saya mempunyai lima sahabat terbaik merupakan verba aktif
dengan kontruksi verba punya ditambah konfiks mem-/-i.
Data 8
BIng : I and my friends drive Mos
BI : temanku dan aku mengendarai Mos
Kalimat I and my friends drive a car di atas merupakan kalimat verbal yang
berpolakan FN + V + N, kalimat ini berbentuk kalimat sederhana atau dalam
bahasa inggris tenses simple present. Dimana I and my friends (N) mengisi fungsi
subjek, drive (V) mengisi fungsi verb/predikat, dan Mos (N) mengisi fungsi objek.
Kalimat ini merupakan kalimat aktif.
Kalimat temanku dan aku mengendarai mobil berpolakan FN+V+N. Dimana
temanku dan aku (N) mengisi fungsi subjek, mengendarai (V) mengisi fungsi
predikat, dan Mos (N) memengisi fungsi objek. Jenis kalimat ini merupakan
kalimat aktif.
Perbedaan dari kedua kalimat di atas adalah ciri kalimat aktifnya. Dalam
bahasa Inggris kalimat aktif dapat dikenal dengan bentuk dasar dari verb dalam
penyusunan kalimatnya. kata drive dalam kalimat I and my friends drive a car
merupakan verba dasar (V1) dengan penyusunan kalimatnya S + V1 + O. Dalam
bahasa Indonesia kalimat aktif dapat dikenali dengan penambahan prefiks me-
atau memper- pada verbanya. Kata mengendarai (V) dalam kalimat temanku dan
34
aku mengendarai mobil merupakan verba aktif dengan kontruksi verba kendara
ditambah konfiks meng-/-i.
Teks 3
Nama : Aji
Kelas : IX (Sembilan)
Sekolah : SMP Sabiluna Islamic Boarding School
My Bad Friend
My bad friend in Sabiluna is Ozi. He is always evil in class. His age is 15
year and his home in Menjagan no 11. His father is Iwan. But Ozi is smart in
class and always get ranking in the class. But he always be evil in class. Ozi
wants to be ulama in the future.
Dalam data di atas ada tiga kalimat sederhana yang digunakan penulis,
yaitu : He is always evil in class, His father is Iwan, dan Ozi wants to be ulama
in the future. Berikut penjelasan atas data tersebut:
Data 9
BIng : He is always evil in the class
BI : Dia selalu jahat di kelas
Kalimat he is always evil in the class di atas merupakan kalimat nominal yang
berpolakan N + V. auxiliary + FAdj + FP. Dimana he (N) mengisi fungsi subjek,
is (V. auxiliary) mengisi fungsi verb/predikat, dan always evil (FAdj) mengisi
fungsi objek, dan in the class (FP) mengisi pungsi keterangan.
Kalimat dia selalu jahat di kelas berpolakan N + FAdj+FP. Dimana dia (N)
mengisi fungsi subjek, selalu jahat (FV) mengisi fungsi predikat, dan di kelas
(FP) mengisi fungsi keterangan. Kalimat ini berjeniskan kalimat non-verbal
dengan predikat diisi oleh adjektiva.
Perbedaan kedua kalimat di atas yaitu pertama, pola kalimatnya berbeda.
Kalimat he is always evil in the class berpolakan N + V. auxiliary + FAdj + FP,
35
sedangkan kalimat dia selalu jahat di kelas berpolakan N + FAdj+FP. Kedua,
pengisi fungsi predikat dalam kalimat. Dalam kalimat he is always evil in the
class pengisi fungsi predikat diisi oleh verb auxiliary yaitu is, sedangkan kalimat
dia selalu jahat di kelas pengisi fungsi predikatnya diisi oleh adjektiva yaitu
jahat.
Data 10
BIng : His father is Iwan
BI : Ayahnya adalah Iwan
Kalimat his father is Iwan di atas merupakan kalimat nominal yang
berpolakan N + V. auxiliary + N. Dimana his father (N) mengisi fungsi subjek, is
(V. auxiliary) mengisi fungsi verb/predikat, dan Iwan (N) mengisi fungsi objek.
Kalimat ayahnya adalah Iwan berpolakan N + V + N. Dimana ayahnya (N)
mengisi fungsi subjek, adalah (V) mengisi fungsi predikat, dan Iwan (N) mengisi
fungsi objek.
Persamaan kedua kalimat di atas yaitu, secara umum keduanya menggunakan
pola kalimat N + V + N.
Perbedaan kedua kalimat di atas pengisi fungsi predikat dalam kalimat.
Dalam kalimat his father is Iwan pengisi fungsi predikat diisi oleh verb auxiliary
yaitu is, sedangkan kalimat ayahnya adalah Iwan pengisi fungsi predikatnya diisi
oleh verba yaitu adalah.
Data 11
BIng : Ozi wants to be ulama in the future
BI : Ozi ingin menjadi ulama dimasa depan
Kalimat Ozi wants to be ulama in the future di atas merupakan kalimat
nominal yang berpolakan N + V + FN. Dimana Ozi (N) mengisi fungsi subjek,
wants to be (V) mengisi fungsi verb/predikat, dan ulama in the futur (FN) mengisi
fungsi objek.
Kalimat Ozi ingin menjadi ulama dimasa depan berpolakan N + V + N + FP.
Dimana Ozi (N) mengisi fungsi subjek, ingin menjadi (V) mengisi fungsi
36
predikat, ulama (N) mengisi fungsi objek, dan dimasa depan (FP) mengisi fungsi
keterangan.
Perbedaan kedua kalimat di atas yaitu pertama, pola kalimatnya berbeda.
Kalimat Ozi wants to be ulama in the future di atas merupakan kalimat nominal
yang berpolakan N + V + FN, sedangkan kalimat Ozi ingin menjadi ulama dimasa
depan berpolakan N + V + N + FP.
Teks 4
Nama : Novita
Kelas : IX (Sembilan)
Sekolah : SMP Sabiluna Islamic Boarding School
My Step Mother
I have step mother. She name is Sarah. She is my father second wife and
she is very love me and us. And my father very love her. I very miss my family in
the house becaus my family is my spirit my live.
Dalam data di atas ada dua kalimat sederhana yang digunakan penulis,
yaitu : I have step mother dan She name is Sarah. Berikut penjelasan atas data
tersebut:
Data 12
BIng : I have step mother
BI : Saya mempunyai ibu tiri
Kalimat I have step mother di atas merupakan kalimat verbal yang berpolakan
N + V + FN, kalimat ini berbentuk kalimat sederhana atau dalam bahasa inggris
tenses simple present. Dimana I (N) mengisi fungsi subjek, have (V) mengisi
fungsi verb/predikat, dan step mother (FN) mengisi fungsi objek. Kalimat ini
merupakan kalimat aktif.
37
Kalimat saya mempunyai ibu tiri berpolakan N+V+FN. Dimana saya (N)
mengisi fungsi subjek, mempunyai (V) mengisi fungsi predikat, dan ibu tiri (FN)
memengisi fungsi objek. Jenis kalimat ini merupakan kalimat aktif.
Persamaan kedua kalimat di atas adalah keduanya menggunakan pola kalimat
N+V+FN.
Perbedaan dari kedua kalimat di atas adalah ciri kalimat aktifnya. Dalam
bahasa Inggris kalimat aktif dapat dikenal dengan bentuk dasar dari verb dalam
penyusunan kalimatnya. kata have dalam kalimat I have step mother merupakan
verba dasar (V1) dengan penyusunan kalimatnya S + V1 + O. Dalam bahasa
Indonesia kalimat aktif dapat dikenali dengan penambahan prefiks me- atau
memper- pada verbanya. Kata mempunyai (V) dalam kalimat saya mempunyai ibu
tiri merupakan verba aktif dengan kontruksi verba punya ditambah konfiks mem-
/-i.
Data 13
BIng : She name is Sarah
BI : Namanya adalah Sarah
Kalimat she name is Sarah di atas merupakan kalimat nominal yang
berpolakan FN + V. auxiliary + N. Dimana she name (FN) mengisi fungsi subjek,
is (V. auxiliary) mengisi fungsi verb/predikat, dan Sarah (N) mengisi fungsi
objek. Auxiliary verb merupakan kata kerja bantu digunakan bersamaan dengan
verb lainnya yang berfungsi khusus secara gramatikal.
Kalimat namanya adalah Sarah berpolakan N + V + N. Dimana namanya (N)
mengisi fungsi subjek, adalah (V) mengisi fungsi predikat, dan Sarah (N)
mengisi fungsi objek.
Perbedaan kedua kalimat di atas yaitu pertama, pola kalimatnya berbeda.
Kalimat she name is Sarah berpolakan FN + V. auxiliary + N, sedangkan kalimat
namanya adalah Sarah berpolakan N + V + N. Kedua, pengisi fungsi predikat
dalam kalimat. Dalam kalimat she name is Sarah pengisi fungsi predikat diisi oleh
verb auxiliary yaitu is, sedangkan kalimat namanya adalah Sarah pengisi fungsi
predikatnya diisi oleh verba yaitu adalah.
38
Teks 5
Nama : Lukman
Kelas : IX (Sembilan)
Sekolah : SMP Sabiluna Islamic Boarding School
My Hope
My name is Lukman. I have a hope. My hope is to be teacher becaus I
want to be useful person and to make my country developed with teach
generation, and I want make my parents happy.
Dalam data di atas ada dua kalimat sederhana yang digunakan penulis,
yaitu : My name is Lukman dan I have a hope. Berikut penjelasan atas data
tersebut:
Data 14
BIng : My name is Lukman
BI : Namaku adalah Lukman
Kalimat my name is Lukman di atas merupakan kalimat nominal yang
berpolakan N + V. auxiliary + N. Dimana my name (N) mengisi fungsi subjek, is
(V. auxiliary) mengisi fungsi verb/predikat, dan Lukman (N) mengisi fungsi
objek.
Kalimat namaku adalah Lukman berpolakan N + V + N. Dimana namaku (N)
mengisi fungsi subjek, adalah (V) mengisi fungsi predikat, dan Lukman (N)
mengisi fungsi objek.
Persamaan kedua kalimat di atas yaitu, secara umum keduanya menggunakan
pola kalimat N + V + N.
Perbedaan kedua kalimat di atas yaitu pengisi fungsi predikat dalam kalimat.
Dalam kalimat my name is Lukman pengisi fungsi predikat diisi oleh verb
auxiliary yaitu is, sedangkan kalimat namaku adalah Lukman pengisi fungsi
predikatnya diisi oleh verba yaitu adalah.
39
Data 15
BIng : I have a hope
BI : aku memiliki sebuah harapan
Kalimat I have a hope di atas merupakan kalimat berpolakan N + V + FN,
kalimat ini berbentuk kalimat sederhana atau dalam bahasa inggris tenses simple
present. Dimana I (N) mengisi fungsi subjek, have (V) mengisi fungsi
verb/predikat, dan a hope (FN) mengisi fungsi objek. Kalimat ini merupakan
kalimat aktif.
Kalimat aku memiliki sebuah harapan berpolakan N + V + FN. Dimana aku
(N) mengisi fungsi subjek, memiliki (V) mengisi fungsi predikat, dan sebuah
harapan (FN) memengisi fungsi objek. Jenis kalimat ini merupakan kalimat aktif.
Persamaan kedua kalimat di atas yaitu, secara umum keduanya menggunakan
pola kalimat N + V + FN.
Perbedaan dari kedua kalimat di atas adalah ciri kalimat aktifnya. Dalam
bahasa Inggris kalimat aktif dapat dikenal dengan bentuk dasar dari verb dalam
penyusunan kalimatnya. kata have dalam kalimat I have a hope merupakan verba
dasar (V1) dengan penyusunan kalimatnya S + V1 + O. Dalam bahasa Indonesia
kalimat aktif dapat dikenali dengan penambahan prefiks me- atau memper- pada
verbanya. Kata memiliki (V) dalam kalimat aku memiliki sebuah harapan
merupakan verba aktif dengan kontruksi verba milik ditambah konfiks me-/-i.
40
Teks 6
Nama : Fahrurozi
Kelas : IX (Sembilan)
Sekolah : SMP Sabiluna Islamic Boarding School
Silat
Silat from Indonesia. Silat is useful for ourself and sport. Silat is usually
used for extrakurikuler in the school. I get training silat in school my friends
together every Saturday night. My teacher together is name ka fahmi and friends.
Silat is very useful for everyday and everywhere. Silat has been famous to
international.
Dalam data di atas ada lima kalimat sederhana yang digunakan penulis,
yaitu : Silat from Indonesia, Silat is useful for ourself and sport, Silat is usually
used for extrakurikuler in the school, Silat is very useful for everyday and
everywhere dan Silat has been famous to international. Berikut penjelasan atas
data tersebut:
Data 16
BIng : Silat is from Indonesia
BI : Silat berasal dari Indonesia
Kalimat silat is from Indonesia di atas merupakan kalimat nominal yang
berpolakan N + V. auxiliary + FP. Dimana silat (N) mengisi fungsi subjek, is (V.
auxiliary) mengisi fungsi verb/predikat, dan from Indoneisa (FP) mengisi fungsi
keterangan.
Kalimat silat berasal dari Indonesia berpolakan N + V+ FP. Dimana silat (N)
mengisi fungsi subjek, berasal (V) mengisi fungsi predikat, dan dari Indonesia
(FAdv) mengisi fungsi keterangan.
Perbedaan kedua kalimat di atas yaitu pertama, pola kalimatnya berbeda.
Kalimat silat is from Indonesia berpolakan N + V. auxiliary + FP, sedangkan
kalimat silat berasal dari Indonesia berpolakan N + V+ FP. Kedua, pengisi fungsi
41
predikat dalam kalimat silat is from Indonesia diisi oleh verb auxiliary yaitu is,
sedangkan kalimat silat berasal dari Indonesia diisi oleh verba dasar yaitu
berasal.
Data 17
BIng : Silat is useful for ourself and sport
BI : Silat berguna untuk diri sendiri dan olahraga
Kalimat silat is useful for ourself and sport di atas merupakan kalimat
nominal yang berpolakan N + V. auxiliary + Adj + FP. Dimana silat (N) mengisi
fungsi subjek, is (V. auxiliary) mengisi fungsi verb/predikat, useful (Adj) mengisi
fungsi keterangan dari subjek, dan for ourself and sport (FP) mengisi fungsi
objek.
Kalimat silat berguna untuk diri sendiri dan olahraga berpolakan N + V+ FP.
Dimana silat (N) mengisi fungsi subjek, berguna (V) mengisi fungsi predikat,
dan untuk diri sendiri dan olahraga (FP) mengisi fungsi keterangan.
Perbedaan kedua kalimat di atas yaitu pertama, pola kalimatnya berbeda.
Kalimat silat is useful for ourself and sport berpolakan N + V. auxiliary + Adj +
FP, sedangkan kalimat silat berguna untuk diri sendiri dan olahraga berpolakan
N + V+ FP. Kedua, pengisi fungsi predikat dalam kalimat. Dalam kalimat silat is
useful for ourself and sport pengisi fungsi predikat diisi oleh verb auxiliary yaitu
is, sedangkan kalimat silat berguna untuk diri sendiri dan olahraga pengisi fungsi
predikatnya diisi oleh verb yaitu berguna.
Data 18
BIng : Silat is usually used for extrakurikuler in the school
BI : Silat bisa digunakan untuk ekstrakulikuler di sekolah
Kalimat silat is usually used for extrakurikuler in the school di atas
merupakan kalimat pasif yang berpolakan N + V. auxiliary + Adv + V + FP.
Dimana silat (N) mengisi fungsi subjek, is (V. auxiliary), usually (Adv), used (V)
mengisi fungsi verb/predikat, dan for extrakurikuler in the school (FP) mengisi
fungsi objek.
42
Kalimat silat bisa digunakan untuk ekstrakulikuler di sekolah berpolakan N +
FV+ FN + FP. Dimana silat (N) mengisi fungsi subjek, bisa berguna (FV)
mengisi fungsi predikat, dan untuk ekstrakurikuler (FN) mengisi fungsi objek, dan
di sekolah (FP) mengisi fungsi keterangan. Kalimat ini termasuk jenis kalimat
pasif.
Perbedaan kedua kalimat di atas yaitu pertama, pola kalimatnya berbeda.
Kalimat silat is usually used for extrakurikuler in the school berpolakan N + V.
auxiliary + Adv + V + FP, sedangkan kalimat Kalimat silat bisa digunakan untuk
ekstrakulikuler di sekolah berpolakan N + FV+ FN + FP. Kedua, pengisi fungsi
predikat dalam kalimat. Dalam kalimat Kalimat silat is usually used for
extrakurikuler in the school pengisi fungsi predikat diisi oleh verb auxiliary (is),
adverbial (usually), verb (used), sedangkan kalimat silat bisa digunakan untuk
ekstrakulikuler di sekolah pengisi fungsi predikatnya diisi oleh verb yaitu
digunakan. Perbedaan yang ketiga yaitu ciri kalimat pasif dari kedua kalimat di
atas. Dalam bahasa Inggris kalimat pasif dapat dikenal dengan be + verba 3. Kata
used merupakan verba 3 dengan verba dasarnya ialah use (V1). Dalam bahasa
Indonesia kalimat pasif dapat dikenali dengan penambahan prefiks di- atau diper-
pada verba. Kata digunakan (V) dalam kalimat silat bisa digunakan untuk
ekstrakulikuler di sekolah merupakan verba pasif dengan kontruksi verba guna
ditambah konfiks di-/-kan..
Data 19
BIng : Silat is very useful for everyday and everywhere
BI : Silat sangat berguna untuk sehari-hari dan dimana pun
Kalimat silat is very useful for everyday and everywhere di atas merupakan
kalimat nominal yang berpolakan N + V. auxiliary + Adv + FP. Dimana silat (N)
mengisi fungsi subjek, is (V. auxiliary) mengisi fungsi verb/predikat, very useful
(Adv) mengisi fungsi keterangan dari subjek, dan for everyday and everywhere
(FP ) mengisi fungsi objek.
Kalimat silat sangat berguna untuk sehari-hari dan dimana pun berpolakan
N + FV+ FAdv. Dimana silat (N) mengisi fungsi subjek, sangat berguna (FV)
43
mengisi fungsi predikat, dan untuk sehari-hari dan dimana pun (FAdv) mengisi
fungsi keterangan.
Perbedaan kedua kalimat di atas yaitu pertama, pola kalimatnya berbeda.
Kalimat Kalimat silat is very useful for everyday and everywhere di atas
merupakan kalimat nominal yang berpolakan N + V. auxiliary + Adv + FP,
sedangkan kalimat silat sangat berguna untuk sehari-hari dan dimana pun
berpolakan N + FV+ FAdv. Kedua, pengisi fungsi predikat dalam kalimat. Dalam
kalimat silat is very useful for everyday and everywhere pengisi fungsi predikat
diisi oleh verb auxiliary yaitu is, sedangkan kalimat silat sangat berguna untuk
sehari-hari dan dimana pun pengisi fungsi predikatnya diisi oleh verb yaitu
berguna.
Data 20
BIng : Silat has been famous to international
BI : Silat sudah terkenal ke dunia internasional
Kalimat silat has been famous to international di atas merupakan kalimat
nomina yang berpolakan N + V. auxiliary + Adj + FN. Dilihat dari tensesnya
kalimat di atas merupakan kalimat present perfect, dimana subjek diisi oleh silat
(N), verb/predikat diisi oleh has (V.auxiliary), been (penanda V3), dan famous
(Adj), dan keterangan berupa to international (FP).
Kalimat silat sudah terkenal ke dunia internasional berpolakan N + FV+ FP.
Dimana silat (N) mengisi fungsi subjek, sudah terkenal (FV) mengisi fungsi
predikat, dan ke dunia internasional (FN) mengisi fungsi keterangan.
Perbedaan kedua kalimat di atas yaitu pertama, pola kalimatnya berbeda.
Kalimat silat has been famous to international berpolakan N + V. auxiliary + Adj
+ FN, sedangkan silat sudah terkenal ke dunia internasional berpolakan N + FV+
FP. Kedua, ada perbedaan verba yang mengisi fungsi predikat. Pada kalimat silat
has been famous to international verba pengisi fungsi predikat itu ada dua yakni
has (V. auxiliary) dan been (V3), sedangkan kalimat silat sudah terkenal ke dunia
internasional verba yang mengisi fungsi predikat hanya satu yaitu terkenal (V).
Ketiga, kedua kalimat di atas merupakan sebuah kalimat dengan aksi atau
44
aktivitas yang dimulai dari masa lalu dan belum berakhir sampai sekarang, ,
namun ada perbedaan dari segi penanda waktunya. Pada kalimat silat has been
famous to international penanda waktu aktivitas tersebut ditandai dengan verba
has been, sedangkan pada kalimat silat sudah terkenal ke dunia internasional
penanda waktu aktivitas tersebut ditandai dengan kata sudah.
Teks 7
Nama : Yusni Nur Aini
Kelas : IX (Sembilan)
Sekolah : SMP Sabiluna Islamic Boarding School
To Visit Pangandaran
I and my family decided to visit Pangandaran beach last month, there were a lot
of beautiful places. In pangandaran beach, I was playing and swimming as long
as two days. We are really enjoying in that places. In our last destination was
place of art. There where a lot of art and craft in pangandara. After that, we had
a lunch at restaurant and continued bought some sovenirs in there.
Dalam data di atas ada tiga kalimat sederhana yang digunakan penulis,
yaitu : I and my family decided to visit Pangandaran beach last month, I was
playing and swimming as long as two days, dan We are really enjoying in that
places. Berikut penjelasan atas data tersebut:
Data 21
BIng : I and my family decided to visit pangandaran beach last month
BI : aku dan keluargaku memutuskan pergi ke pantai pengadaran
bulan lalu
Kalimat I and my family decided to visit pangandaran beach last month di
atas merupakan kalimat verbal yang berpolakan FN + V + V + FN + Adv, kalimat
ini berbentuk kalimat sederhana atau dalam bahasa Inggris tenses simple past.
Dimana I and my family (FN) mengisi fungsi subjek, decided (V) dan to visit (V)
45
mengisi fungsi verb/predikat, pangandaran beach (FN) mengisi fungsi objek, dan
last month (Adv) mengisi fungsi keterangan. Kalimat ini merupakan kalimat aktif.
Kalimat aku dan keluargaku memutuskan pergi ke pantai pengadaran bulan
lalu berpolakan FN + FV + O+FAdv. Dimana aku dan keluargaku (FN) mengisi
fungsi subjek, memutuskan pergi (FV) mengisi fungsi predikat, pentai
pengandaran (N) mengisi fungsi objek, dan bulan lalu (FAdv) mengisi fungsi
keterangan.
Perbedaan kedua kalimat di atas yaitu pertama, pola kalimatnya berbeda.
Kalimat I and my family decided to visit pangandaran beach last month
berpolakan FN + V + V + FN + Adv, sedangkan aku dan keluargaku memutuskan
pergi ke pantai pengadaran bulan lalu berpolakan FN + FV + O+FAdv. Kedua,
kedua kalimat di atas merupakan sebuah kalimat dengan aksi atau aktivitas yang
terjadi di masa lampau, namun ada perbedaan dari segi penanda waktunya. Pada
kalimat I and my family decided to visit pangandaran beach last month penanda
waktunya ditandai oleh V-2 pada verba decide menjadi decided, sedangkan pada
kalimat aku dan keluargaku memutuskan pergi ke pantai pengadaran bulan lalu
penanda waktu bahwa aktivitas tersebut terjadi dimasa lampau ditandai dengan
kata bulan lalu.
Data 22
BIng : I was playing and swimming as long as two days
BI : aku bermain dan berenang selama dua hari
Kalimat I was playing and swimming as long as two days di atas merupakan
kalimat aktif yang berpolakan N + V. auxiliary + FV + Adv + FN. Dilihat dari
tensesnya kalimat di atas merupakan kalimat past contious, dimana subjek diisi
oleh I (N), verb/predikat diisi oleh was (V.auxiliary), playing dan swimming (V.
progressive), dan as long as (Adv), two days (FN) mengisi fungsi keterangan.
Kalimat aku bermain dan berenang selama dua hari berpolakan N + FV+
FN. Dimana aku (N) mengisi fungsi subjek, bermain dan berenang (FV) mengisi
fungsi predikat, dan selama dua hari (FN) mengisi fungsi keterangan.
46
Perbedaan kedua kalimat di atas yaitu pertama, pola kalimatnya berbeda.
Kalimat I was playing and swimming as long as two days berpolakan N + V.
auxiliary + FV + Adv + FN, sedangkan aku bermain dan berenang selama dua
hari berpolakan N + FV+ FN. Kedua, ada perbedaan verba yang mengisi fungsi
predikat. Pada kalimat I was playing and swimming as long as two days verba
pengisi fungsi predikat itu ada dua yakni was (V. auxiliary) dan playing dan
swimming (V), sedangkan kalimat aku bermain dan berenang selama dua hari
verba yang mengisi fungsi predikat hanya satu yaitu bermain dan berenang (V).
Ketiga, kedua kalimat di atas merupakan sebuah kalimat dengan aksi atau
aktivitas yang telah selesai dimasa lampau, namun ada perbedaan dari segi
penanda waktunya. Pada kalimat I was playing and swimming as long as two days
penanda waktu bahwa aktivitas tersebut telah selesai dimasa lalu ditandai dengan
verb auxiliary was/were dan V-ing pada verba play dan swim, sedangkan pada
kalimat aku bermain dan berenang selama dua hari penanda waktu bahwa
aktivitas tersebut telah selesai dimasa lalu ditandai dengan kata selama.
Data 23
BIng : We are really enjoying our time
BI : Kami benar-benar menikmati waktu kami.
Kalimat we are really enjoying our time di atas merupakan kalimat aktif yang
berpolakan N + V. auxiliary + Adv + V + FN. Dilihat dari tensesnya kalimat di
atas merupakan kalimat present contious, dimana subjek diisi oleh we (N),
verb/predikat diisi oleh are (V.auxiliary), really (Adv), enjoying (V. progressive),
dan objeknya berupa our time (FN).
Kalimat kami benar-benar menikmati waktu kami berpolakan N + FV+ FN.
Dimana kami (N) mengisi fungsi subjek, benar-benar menikmati (FV) mengisi
fungsi predikat, dan waktu kami (FN) mengisi fungsi keterangan.
Perbedaan kedua kalimat di atas yaitu pertama, pola kalimatnya berbeda.
Kalimat we are really enjoying our time berpolakan N + V. auxiliary + Adv + V +
FN, sedangkan kami benar-benar menikmati waktu kami berpolakan N + FV+ FN.
Kedua, ada perbedaan verba yang mengisi fungsi predikat. Pada kalimat we are
47
treally enjoying our time verba pengisi fungsi predikat itu ada dua yakni are (V.
auxiliary) dan enjoying (V. progressive), sedangkan kalimat kami benar-benar
menikmati waktu kami verba yang mengisi fungsi predikat hanya satu yaitu
menikmati (V). Ketiga, kedua kalimat di atas merupakan sebuah kalimat dengan
aksi atau aktivitas yang sedang berlangsung sekarang, namun ada perbedaan dari
segi penanda waktunya. Pada kalimat we are really enjoying our time penanda
waktu bahwa aktivitas tersebut sedang berlangsung sekarang ditandai dengan V-
ing pada verba enjoy, sedangkan pada kalimat kami benar-benar menikmati waktu
kami penanda waktu bahwa aktivitas tersebut sedang berlangsung sekarang
ditandai dengan kata benar-benar.
C. Interpretasi Data
Langkah selanjutnya dalam pengolahan data adalah dengan
menginterpretasikan penjelasan di atas menjadi tiga tabel. Tabel tersebut akan
mempermudah dalam memahami hasil analisis data.
Tabel 1.3
Pola Kalimat Sederhana
Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia
No Bahasa Inggris Bahasa Indonesia
1. N + V + FN N + V + FN
2. FN + V. auxiliary + FN -
3. N + V.auxiliary + Adv + FN -
4. - N + FAdj + FNum
5. N + V + N N + V + N
6. N + V. auxiliary + FN -
7. N + V. auxiliary + FP -
8. - N + V + FP
9. N + V. auxiliary + Adj + FP -
10. N + V. auxiliary + Adv + V + FP -
48
11. - N + FV+ FN + FP
12. N + V. auxiliary + Adv + FP -
13. - N + FV+ FAdv
14. N + V. auxiliary + Adj + FN -
15. - N + FV+ FP
16. N + V. auxiliary + N -
17. - N + V + FN + Adj
18. FN + V + FN -
19. - FN+V+N
20. N + V. auxiliary + Adv + V + FN -
21. - N + FV+ FN
22. N + V. auxiliary + FAdj + FP -
23. - N + FAdj+FP
24. - N + V + N + FP
25. N + V + FN + Fadv N + V + FN + FAdv
Dari tabel di atas bisa kita lihat pola kalimat bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia. Ada tiga pola yang sama dan dua puluh dua pola yang berbeda. Pola
yang sama yaitu N + V + FN, N + V + N, dan N + V + FN + FAdv.
Pola yang kalimat sederhana bahasa Inggris yang tidak ada dalam bahasa
Indonesia yaitu : FN + V. auxiliary + FN, N + V. auxiliary + Adv + FN, N + V.
auxiliary + FN, N + V. auxiliary + FP, N + V. auxiliary + Adj + FP, N + V.
auxiliary + Adv + V + FP, N + V. auxiliary + Adv + FP, N + V. auxiliary + Adj
+ FN, N + V. auxiliary + N, FN + V + FN, N + V. auxiliary + Adv + V + FN,
dan N + V. auxiliary + FAdj + FP.
Pola kalimat sederhana bahasa Indonesia yang tidak ada dalam bahasa Inggris
yaitu: N + FAdj + FN, N + V + FP, N + FV+ FN + FP, N + FV+ FAdv, N +
FV+ FP, N + V + FN + Adj, FN + V + N, N + FV+ FN, N + Fadj + FP, dan N
+ V + N + FP.
49
Tabel 1.4
Pengisi Fungsi Predikat Kalimat Sederhana
Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia
No Bahasa Inggris Bahasa Indonesia
1. Have (verba aktif/V1) -
2. - Mempunyai (kalimat aktiv)
3. Are (V. auxiliary) -
4. - Adalah (V)
5. - Tidak dekat (FAdj)
6. Likes (V1) -
7. - Suka (Adj)
8. Is (V. auxiliary) -
9. - Berasal (V)
10. - Berguna (V)
11. Used (verba pasif/V3) -
12. - Digunakan (verba pasif)
13. Has (V. auxiliary) -
14. Been (present perfect/V3) -
15. - Terkenal (V)
16. Drive (V1) -
17. - Mengendarai (V)
18. Enjoying (present contious /V.
progressive)
-
19. - Menikmati (V)
20. - Selalu jahat (FAdj)
21. Got (simple past/V2) -
22. - Mengalami (V)
Dari tabel di atas bisa kita lihat pengisi fungsi prediikat kalimat sederhana
bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Pengisi predikat dari kedua bahasa tersebut
50
sangatlah berbeda jauh. Dalam bahasa Inggris pengisi predikat haruslah berbentuk
verba dan verba tersebut harus menyesuaikan dengan aksi atau aktivitas dari
kalimat tersebut. Verba dalam bahasa Inggris yakni : have (verba aktif/V1), are
(V. auxiliary), likes (V1), is (V. auxiliary), used (verba pasif/V3), has (V.
auxiliary), been (present perfect/V3), drive (V1), enjoying (present contious /V.
progressive), dan got (simple past/V2).
Dalam bahasa Indonesia pengisi predikat tidak harus berbentuk verba; bisa
nomina, frasa nomina, adjektiva, frasa adjektiva, numeralia, dan frasa preposisi.
Untuk penanda aksi atau aktivitas dari kalimat tersebut cukup menambahkan kata
keterangan waktu saja tidak berpengaruh pada verba. Verba dalam bahasa
Indonesia yakni : mempunyai (verba aktif), adalah (V), tidak dekat (FAdj), suka
(Adj), berasal (V), berguna (V), digunakan (verba pasif), terkenal (V),
mengendarai (V), menikmati (V), selalu jahat (FAdj), dan mengalami (V).
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Ada beberapa persamaan pola kalimat sederhana bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia. pola yang sama itu yakni N + V + FN, N + V + N, dan N + V +
FN + FAdv.
2. Perbedaan pola kalimat sederhana bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sangat
besar. Perbedaan tersebut dikarenakan, 1) penggunaan verba auxiliary dalam
bahasa Inggris sangat produktif, sedangkan dalam bahasa Indonesia verba
auxiliary tidak ada, 2) perubahan bentuk verba dalam bahasa Inggris yang
menyesuaikan aksi dalam kalimat, sedangkan dalam bahasa Indonesia untuk
menunjukan aksi dari kalimat tersebut cukup ditambahkan keterangan saja
dan verbanya tetap tidak mengalami perubahan, dan 3) pegisi predikat dalam
bahasa Inggris harus berbentuk verba, maka tidak jarang dalam dalam kalimat
bahasa Inggris verba yang mengisi pungsi verb/predikat bisa lebih dari satu.
Ini berbada jauh dengan dengan bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia
pengisi fungsi predikat tidak harus berbentuk verba; bisa nomina, frasa
nomina, adjektiva, frasa adjektiva, numeralia, dan frasa preposisi.
B. Saran
Beradasarkan kesimpulan di atas, perlu dikemukakan beberapa saran berikut:
1. Adanya beberapa persamaan pola kalimat sederhana bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris itu menandakan bahwa pola kalimat tersebut akan lebih
mudah dipaparkan dan dipahami. Maka dari itu, pola kalimat yang sama
perlu diajarkan terlebih dahulu.
2. Adanya beberapa perbedaan dari segi pola kalimat sederhan dan pengisi
fungsi predikat menandakan bahwa dalam proses pembelajaran akan
menemui kesulitan. Oleh karena itu, pengajaran kalimat sederhana baik
52
bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris perlu difokuskan pada pola kalimat
yang mempunyai pebedaan itu. Dan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
yang diakibatkan dari pebedaan tersebut, perlu diberikan latihan secukupnya.
Latihan tersebut mencakup, antara lain : 1) latihan makna, misalnya melalui
tejemahan kalimat bahasa Inggris kedalam kalimat bahasa Indonesia atau pun
sebaliknya, 2) latihan pola urutan , misalnya melalui pengubahan pola urutan
fungsi kalimat, dan 3) latihan struktur atau kontruksi, misalnya melalui
pengubahan bentuk unsur-unsur kalimat dan pengubahan kontruksi kalimat
aktif ke dalam kalimat pasif,
53
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Verb Tenses Tutorial. Artikel ini diambil dari http//w.w.w.English
Page.com
Arifin, Zaenal E. Dan Tasai, Amran S. Cermat Berbahasa Indonesia : untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo, 2010
Brown, H. Douglas. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. Terj. Noor
Cholis dan Yusi Aviano Pareanom. Amerika Serikat: Pearson Education,
Inc, 2008.
Chaer , Abdul. Linguistik Umum. Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007.
Djdjsudarma, T. Fatimah. Metode Linguistik “Ancangan Metode Penelitian dan
Kajian”. Bandung: PT. Eresco, 1993.
Farkhan, Muhamamad. An Introduction To Linguistics. Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006.
Krohn, Robert. English Sentence Strukture. America: The University of Michigan
Press.
Mahsun. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya.
Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2005.
Mas’ud, Fuad. Essentials of English Grammar : a practical guide. Yogyakarta:
BPFE- Yogyakarta, 2005
Parera, Jos Daniel. Dasar-dasar Analisis Sintaksis. Jakarta: Erlangga, 2009.
Parera, Jos Daniel. Linguistik Edukasional: Metode Pembelajaran Bahasa
Analisis Kontrastif Antarbahasa Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta:
Erlangga, 1997.
Quirk, Randolph Dan Greenbaum, Sidney. A University Grammar Of English.
England: Longman Group, 1973.
Samsuri. Analisis Bahasa : memahami bahasa secara ilmiah. Jakarta: Erlangga,
1978.
Sihombing, Liberti P. dan Kenjono, Djoko. “Sintaksis” Dalam Kushartanti , Dkk
(ed). Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2005.
54
Stageberg, Norman C. An Inroductory English Grammar. New York: University
Of Northern Lowa, Tt.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alfabeta, 2011.
Syamsuddin A.R. Dan Damaianti, Vismaia S. Metode Penelitian Pendidikan
Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa, 1986.
. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Bandung: Angkasa,
1992.
Yarmohammadi, Lotfolah. A Contrastive Analaysis Of Persian And English
(Grammar, Vocabulary, And Phonology). Iran: Payame Noor University,
2002.
Zawahreh, Firas Ali Suleiman. “A Linguistic Contrastive Analysis Case Study:
Out Of Context Translation Of Arabic Adjectives Into English In Efl
Classroom. ”, International Journal Of Academic Research In Business
And Social Sciences. Vol. 3, No. 2, 2013.
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
Dosen Pembimbing
LEMBAR UJI REFRENSI
Abdul Hamid
1090130001 2s
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Analisis Kontrastif K alimat Sederhana
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Dr. Nuryani, S.Pd, M. A
No Identitas Buku (Penulis, Judul,Kota Terbit, Penerbit, dan Tahun
Terbit)
Halaman Buku Halaman Skripsi Paraf
I Abdul Chaer, Linguistik Umum,(Jakarta : PT. Reneka Cipta,2007).
15,16,206,207,219,240,267,241-242
2,11,13,14,15,16,17
42. Anonim, Verb Tenses Tutorial.
Artikel ini diambil dari
http//w.w.w.English Page.com
20
4
aJ. Firas Ali Suleiman Zawahreh,
"A linguistic ContrastiveAnalysis case Study: Out ofContext Translation of ArabicAdjectives into English in EFLClassroom ", InternationalJournal of Academic Research inBusiness qnd Social Sciences.Vol.3, No. 2, 2013.
430
0
E
4. H. Douglas Brown, PrinsipP e mb e I aj aran dan P e n gaj ar anBahasa, terjemahan Noor Cholisdan Yusi Aviano Pareanom,(Amerika Serikat: PearsonEducation, Inc,2008).
94
,&
5. Henry Guntur Tarigan, 4,3,5 l, 6,7 ,9 d
Pengajaran Analisis Kontrastif
Bahasa, (Bandung: Angkasa,
1992).
6. Henry Guntur Tarigan,P e ngaj ar an S inta l{s i s, (Bandun g:Angkasa. 1980.
6,222,74, g 11, 74, 15, 16, l7
il7. Jos Daniel Parera, Dasar-Dasar
Analisis Sintaksis, (Jakarta :
Erlanga,2009).
28 l8
d8. Jos Daniel Parera, Linguistik
Edukasional: Metode
Pembelajaran Bahasa Analisis
Kontrastif Antarbahasa Analisis
Kesalahan Berbahasa, (Jakarta:
Erlangga, 1997).
107, 105 8,9
,d
9. Liberti P. Sihombing dan DjokoKentjono, "Sintaksis" dalamKushartanti , dkk (ed), PESONABAHASA: Langkah AwalMe m ahami Li n gui s tik, (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama,2005).
123,92 11. 15
410. Lotfolah Yarmoham madi, A
Controstive Analaysis of Persianand English (Grammar,Vocabulary, and Phonolog,,),(Iran: Payame Noor University,2002).
4l1 Mahsun, M.S, Metode Penelitian
Baltasa: Tahapan
Strategi,Metode, dan Teknilmya,
(Jakarta : PT. Rajagrafindo
Persada, 2005).
92, llg 24
4
12. T. Fatimah Djdjsudarma, Metode
Linguistik"Ancangan Metode
Penelitian dan Kajian",
l0 23
4
(Bandung: PT. Eresco, 1993).
J akarta, 25 Desemb er 2014Dosen Pembimbing
NrP. 19820628 2009122 003
or.\Jr6r,i. s.Pd" M. A.
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM SABILUNA
SMPSABILUNAJl. Mawar No. 22 Pondok Ranji, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan
Banten 15412 Telp. (021) 74701374 E.mail: [email protected]
SURAT KETERANGANNomor : 02i /SMP/YPIS/I/2015
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
No.NIP/}..]RK
Jabatan
Tempat Tugas
Dengan ini menerangkan bahwa :
Nama
NIMUnversitas
Jurusan
Jenjang Pendidikan
Taufik Setyaudin, MA
Kepala Sekolah
Kepala Sekolah SMP Sabiluna IslamicBoarding School
Ahrdul Hamid109013000125
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(S1) Strata Satu
Nama Mahasiswa tersebut di atas telah mengadakan penelitian untuk persyaratan pembuatan
skripsi dengan judul "Analisis Kontrastif Kalimat Sederhana Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris". Pada tanggal 20 Januari 2015 sampai 24 Januari 2015.
Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
n, 24 Januari 2015
ing SchoolKepalaS-MP
ti,/:* '
. i:'.,'- ".1
., I
;:yfuJot;q
: a---l
i-:=-- i.--l \3 r{-Jll,e- *\eE-i.r;l
[-L:I--fTt]eye --I!e-es{!.-h}i Ist* c. erg-- LC!L-@!d-qQ et
---= l'tlds-tt T;""/" -qN- ciriE lJ ryPk-.----- ---
[:'--'. t:--{-i-iryt-*ag- aryd -C!*g( 1- ejeartl arC[ _ i t&k__?_ggL!t_-i:--:i | -,-J- *'
i I he.u c)l"e no--. - - ,. fle-or-L t" e --np-t---LloLty .es cL^ olloeacl- ---- - .
--:,_ _Ed"ti [rg _Y_efV sol€,+, r. q,?_{ 3@vdy -to-=_.ij__Cgtpi[- 5\9 _tjk*g,-_,_.__Eu_h n_ji, [rcc*br- r- ---:) -:-l*U*"wte* - C)4e-se-r*Q*L- N* r €qme=Trey hg,
ili^ putr frfrit ly Gir*)
sclrtd = e ,rlbifuou 3 [aur,tta l'rr^.*s* Sc hool
'Tlrs uy kct f.reil k anj k-rt fiAooue,tt -eilo"- vry rwme R uah{la Purrtrft^t -.
P"hilt" oi Naktt .. I lv,ve E fu f"R t-tuammar , Al-Fhna , ftnvifu ,, ve{ia am) tAAe -.
?w g yars * I Cdld In lere -- yvtorrs friend 's
Ts pg Wi(t" rue -. (ro* elast ? fu 4oSs I -- ^llfrrenc!'t uerrl god ond Qre wi+A Me -.
Z Yco,ts *' YwottT be,gt rnow<nt'sil verry /roubpl ". ?mn I closs 7 lo t/"1 ehts g -.
ffrs{'-" f ad My FrFendl 's /rrve Mot --
Vke tl,'r^t mul,t' bet* Noru€nt p^l* lre"te uill, ryv lfu#l. fu,re^AY -. Y\rl
lnonaen( -- rwxr t e( fa sa"ltartJ not ia huf tA 4ll
",'r;u'li ngirg;" kntt:,,iili t,cu havc iried
NcrwroK0tfts
Cr"lP
1 HJiy l:(.CnBiqnfl
[:]t:] Mg had friend
[*] fvtu hcl ,frlend in SqbilUnq \E 0|i , hqrratwasr * srit
tn c\o16
t:] his age 19 ts gear , ond nome in Mentcrn Oan lo ll\J
hlr lothte il rlan.
t_l Sut O+i ll eivrart in Oarl aqcl al.uqgr qci RanFlng in el bhe
D c\atr .. but tre altlaug be €uTI th etqs ! ".
t_l rrloRt to be rrlornq tn th€ {uture ..
C
t__l[]fl
,f]t:][ft:]tlt:][f[]t:]tl
Experience is ihe best teacher
[:J
i:l
t:]
[]
.6*s 4
N\,", i l'-'- '.I
{ir.,: il.'it,,, )
!'i \(tt: t
Nam€ :L[o-sg =
fn*s fJ-v krnhr\)
\r; ( se* b',lan)
\r.z;\n? '5
7
lcLrsC, StnT &L;(vna
rnvi tr,:i" fJI
W,1'\ \"ngr!-r(-' i'., {,,1r!,:.,rri-, , j" ir,.4ryr, oL\))
fni, \,,r,;ir- ,q, l,', l*e -l ,.t"1dL"61y br.,'-r t).i'{.. J-
',,'t{il \ret r}' gi''lt-t:'t'((' }'I 1 {' V
,..'' ' t'.
l\, *:'L-
\,.r;'.(., nt.r , nr^5- f '^.rv/
(C{,,CC,L i1,\^ J . eS Hecr'{ u^o4,tev- ail fw4n +- nqJft hy patents' L,tupp,y,
!.'.r--'e '
Lr...',1i,t '/'',,l
Jr'vi.'opr.{lc ,r1i6,r lt f-
il !
f*\ ((lavu a -, f<ln gra zi
Fe tas .. 3 C r-tr.nuo. [en^R-tol.a|": Sarh [un ^,,
a'/a4.
-(;1"* fuov^ /rGs,. JtM rt u sLFt( for ou rsclF
?nd efrt. trtat it utl/d.ry ur<d fo r zxdt4t,.or; Lnb-rin +lN -It-hoo [. I q,e.f fuiUn2 s;t4 tn scnoof rry
laenat .bgttt*, 1ttry rL.{oi ni7l..t M7 &qlrsr
tSrlf*|.*r lS na,me l* f"hyUti aaq frt"as.gh-t if Wy Wt"-( ftr u.tr\4a1 aeq ebt1u.[^et1.fit^4 k^s b*re", fcenous .f.) l^6in1{rno,1. '
[]
tl
i \x fsfilnyitort
f_l Selo\ah r gtrlP tabtluru \gtaur-'e Boordi Cctn0oL
tl \o u\t(t FAh
\ ,(rld iruf +o.tEod \o uGit Fub\ leach
C:] t11.St rnnOntt". , tt^eff Weff o, lnh 0t beaqerfu I pla&-s, tu
f_l $uptdcrtttu.. btaeh, 1 WqS P\AY i"g dt^A gultta^Y"riy aS [0t^3
tl a\ bwo dot! . t .lo'orrs toctt\Y 0h$orrlg rn the$ [\acca. .
[] lv\ Oilt tqlt 4esttvqtror, Wa!' Ytau of a$ . thera weru
[i rob o( ont auA craft t!\ ,thab , hg
t:]
t:t:]t_ft:]t:][][]
haA A Luurch at gqtaumvrb and CUht\t^r^GI bOWht goq0
t:] tD$ehir! r\.\ t\^$e ,
t:][]
t:][]
f_lN:ver put cif till tomonow what you r:3n Jo tc,I:y
t_l