1
KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL TENDANGAN KE GAWANG PADA CLUB SEKOLAH
SEPAK BOLA LUBUK PINANGKABUPATEN MUKOMUKO
SKRIPSI
Diajukan Kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Olahraga Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
Oleh :
MUHAMMAD NURBP/NIM.08/00750
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGAFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG2012
2
3
Sesungguh Nya Setelah Kesulitan Itu Ada Kemudahan, Maka Kamu Sudah Selesai Dari Suatu Urusan Kerjakan Lah Sungguh
Mu Lah Hendakny
Sebagai Tanda Rasa Syukurku Kau Berikan Pada Ku. Disaat Aku Terjatuh, Luka Dan Berdarah,Membasahi Wajah Ku Ini,
Segenggam Harapan Dan CitaKetidak Sempurna’an Ku Bimbinglah Langkah Kakiku Untuk Menuju Jalan
Mu, Dan Jadikanlah Keberhasilan Ku Ini Sebagai La
Aku Menyadari Sepenuhnya Apa Yang Ku Perbuat Sampai Saat Ini Belum Mampu Membalas Setetes Keringat Orang Tuaku Ya Allah.Dan Jadi Kanlah Keringat Mereka Sebagai Mutiara Yang Berkemilau,Di Saat Merasa Kegelapan.Jadikanlah Air Mata Mereka Sebagai Embun Penyejuk
Seiring Do’a Sujud Syukurku Padamu Ya Robby Kau Telah Memberikan Seteguk Air Keberhasilan Dipadang Harapan Yang Ger
Memberikan Hujan sKasih Yang Paling Dalam Ku Persembahkan Karya Ini
Ayah Terima Kasih Atas Pengorbanan Dan Do’a Yang Ayah Berikan Untuk Ananda Mu Yang Mungkin Tidak Bisa Ananda Ba
Kapanpun,Untuk Itu Izinkanlah Ananda Persembahkan Sebuah Karya Tulis Ini, Mudah-Mudahan Bisa Menghilangkan Sedikit Kepenatan/Keringat Dan
Menghadirkan Senyuman Yang Indah Dihati Ayah.Perjuangan Yang Ayah Lakukan Untuk
Ananda Ya Yah….Yang Selalu Menyusahkan Ayah Dan Membuat Ayah Berfikir Bagaimana Menaklukkan Kehidupan Yang Keras Ini Ketahuilah Yah Bahwa
Ananda Sanggat Sayang Ayah….. I LOVE U Always My Father
4
Ya allah..
Sesungguh Nya Setelah Kesulitan Itu Ada Kemudahan, Maka Kamu Sudah Selesai Dari Suatu Urusan Kerjakan Lah Sungguh-Sungguh Urusan Yang Lain Dan Hanya Tuhan
Mu Lah Hendaknya Kamu Berharap’’ Q.S.Alam Nasyrah ”
Ya allah..
Sembah Sujud Ku Pada Mu….Tanda Rasa Syukurku Atas Segala Rahmat Dan Karunia Yang Telah
Pada Ku. Disaat Aku Terjatuh, Luka Dan Berdarah, Air MMembasahi Wajah Ku Ini, Namun Aku Tetap Bertahan Demi Menggapai
Segenggam Harapan Dan Cita-Cita Ku Untuk Masa Depan, Ku Sadar Dengan Ketidak Sempurna’an Ku Bimbinglah Langkah Kakiku Untuk Menuju Jalan
Dan Jadikanlah Keberhasilan Ku Ini Sebagai Langkah Sukses Untuk Masa Depan Dan Hari Esok.
Ya allah..Aku Menyadari Sepenuhnya Apa Yang Ku Perbuat Sampai Saat Ini Belum
Mampu Membalas Setetes Keringat Orang Tuaku Ya Allah.Dan Jadi Kanlah Keringat Mereka Sebagai Mutiara Yang Berkemilau,Di Saat OrangMerasa Kegelapan.Jadikanlah Air Mata Mereka Sebagai Embun Penyejuk
Dikala Orang-Orang Dahaga
Ya allah..Seiring Do’a Sujud Syukurku Padamu Ya Robby Kau Telah Memberikan Seteguk Air Keberhasilan Dipadang Harapan Yang Gersang Kau Telah
n Hujan sDimusim Kering Dan Panas Ini.Dengan Rasa Terima Kasih Yang Paling Dalam Ku Persembahkan Karya Ini.
Untuk:Ayahanda Tercinta, ( BAHIR )
Ayah Terima Kasih Atas Pengorbanan Dan Do’a Yang Ayah Berikan Untuk Ananda Mu Yang Mungkin Tidak Bisa Ananda Balas Sampai
Kapanpun,Untuk Itu Izinkanlah Ananda Persembahkan Sebuah Karya Tulis Mudahan Bisa Menghilangkan Sedikit Kepenatan/Keringat Dan
Menghadirkan Senyuman Yang Indah Dihati Ayah. Ananda Tak Kuasa Melihat Perjuangan Yang Ayah Lakukan Untuk Pendidikan Anandamu Ini.
Ananda Ya Yah….Yang Selalu Menyusahkan Ayah Dan Membuat Ayah Berfikir Bagaimana Menaklukkan Kehidupan Yang Keras Ini Ketahuilah Yah Bahwa
Ananda Sanggat Sayang Ayah….. I LOVE U Always My FatherIbunda Tersayang, ( SITI R.H )
Sesungguh Nya Setelah Kesulitan Itu Ada Kemudahan, Maka Kamu Sudah Selesai Dari Yang Lain Dan Hanya Tuhan
Atas Segala Rahmat Dan Karunia Yang Telah Air Mata
Namun Aku Tetap Bertahan Demi Menggapai Ku Sadar Dengan
Ketidak Sempurna’an Ku Bimbinglah Langkah Kakiku Untuk Menuju Jalan ngkah Sukses Untuk Masa
Aku Menyadari Sepenuhnya Apa Yang Ku Perbuat Sampai Saat Ini Belum Mampu Membalas Setetes Keringat Orang Tuaku Ya Allah.Dan Jadi Kanlah
Orang-Orang Merasa Kegelapan.Jadikanlah Air Mata Mereka Sebagai Embun Penyejuk
Seiring Do’a Sujud Syukurku Padamu Ya Robby Kau Telah Memberikan sang Kau Telah
Dimusim Kering Dan Panas Ini.Dengan Rasa Terima
Ayah Terima Kasih Atas Pengorbanan Dan Do’a Yang Ayah Berikan las Sampai
Kapanpun,Untuk Itu Izinkanlah Ananda Persembahkan Sebuah Karya Tulis Mudahan Bisa Menghilangkan Sedikit Kepenatan/Keringat Dan
Ananda Tak Kuasa Melihat Maafkan
Ananda Ya Yah….Yang Selalu Menyusahkan Ayah Dan Membuat Ayah Berfikir Bagaimana Menaklukkan Kehidupan Yang Keras Ini Ketahuilah Yah Bahwa
Ananda Sanggat Sayang Ayah….. I LOVE U Always My Father
Bunda,,,, Trimakasih Atas Semua Pengorbanannya Pada Ananda, Baik Nasehat Dan Tetesan Air Mata Di Setiap Do’a Bunda.
Ananda Bersyukur Memiliki Bunda Yang Selalu Tegar Dalam Men
Tak Terhitung Pengorbanan Yang Bunda Berikan Kepada Ananda Sehingga Ananda Bisa Menjadi Sarjana, Ananda Sayang Bunda…… I LOVE U
Kakak Ku Tersayang, ( Zulfahmi )Terimakasih Ya Uda Atas Do’a Nya Selama Ini Walaupun Uda Sudah Tiada
Kami Berharap Uda Bisa Merasakan Kebahagian Yang Kami Rasakan Di Saat Sekarang Ini, Semoga Uda Disana Selalu Berada Dalam
Uda Do’a Kan Muhammad Jadi Anak Kebanggaan Ayah Dan Ibunda,
Adik Kusayang, ( NUR HARTATI )Adek Bungsu Ku Yang Slalu Ku Banggakan, Jangan Sekali
Ibunda Kita Menangis Dengan Kenakalan Mu ” Jadilah Anak Yang Berbakti Kepada Kedua Orang Tua,
Mu Semoga Lulus Ujian Nasional Nanti Dengan Nilai YangMemuaskan Ya Dek, Do’a Abang Slalu Tuk Adek,
Untuk Kekasih Tercinta, ( ATHIN SUHARTI )Sayang Makasih Ya,,, Atas Semua
Ada Saat Kakak Membutuh Kan Sayang Baik Siang Maupun MTelah Banyak Memberikan Motipasi
Tugas Akhir Kakak,, Dan Begitu Juga Ke Pada Sayang Bersemanggatlah Dalam Memperjuangkan Menuntut Ilmu Ini Tuk Masa Depan Nanti,,Semoga
Perjuangan Sayang Sukses, Do’a Kakak SlaluPernah Ninggalin Sholat Nya
Satu Lagi Jangan Telat Makan Sayang Sama Sayang….Awas Ya Ngak Dengarin PesanCubit….HEehEeee ,,, I Love U Sayang…..Mmuuuach ,,, Kakak Sayang
5
Trimakasih Atas Semua Pengorbanannya Bunda Selama Ini , Baik Nasehat Dan Tetesan Air Mata Di Setiap Do’a Bunda.
Ananda Bersyukur Memiliki Bunda Yang Selalu Tegar Dalam MenKeras Nya Kehidupan Ini.
Terhitung Pengorbanan Yang Bunda Berikan Kepada Ananda Sehingga Ananda Bisa Menjadi Sarjana, Ananda Sayang Bunda…… I LOVE U
Always My MotherKakak Ku Tersayang, ( Zulfahmi )
Terimakasih Ya Uda Atas Do’a Nya Selama Ini Walaupun Uda Sudah Tiada Kami Berharap Uda Bisa Merasakan Kebahagian Yang Kami Rasakan Di Saat
Sekarang Ini, Semoga Uda Disana Selalu Berada Dalam Naungan Di Sisinya Allah SWT.
Muhammad Nur Supaya Bisa Jadi Kakak Yang Baik Dan Selalu Jadi Anak Kebanggaan Ayah Dan Ibunda, Adanda Sayang Uda… I MISS U
Love U Uda.Adik Kusayang, ( NUR HARTATI )
Yang Slalu Ku Banggakan, Jangan Sekali-Kali Adek MemIbunda Kita Menangis Dengan Kenakalan Mu ” Jadilah Anak Yang Berbakti
Kepada Kedua Orang Tua, Dan Rajin-Rajin Lah Belajar, Tingkat Kan Prestasi Mu Semoga Lulus Ujian Nasional Nanti Dengan Nilai Yang Sangat
Do’a Abang Slalu Tuk Adek, Semoga Akur Selalu Keluarga.
Untuk Kekasih Tercinta, ( ATHIN SUHARTI )Sayang Makasih Ya,,, Atas Semua Kesetiaan Dan Pengorbanannya Yang Slalu
Ada Saat Kakak Membutuh Kan Sayang Baik Siang Maupun Malam,, Dan Telah Banyak Memberikan Motipasi Kepada Kakak Dalam Menyeselaikan
Tugas Akhir Kakak,, Dan Begitu Juga Ke Pada Sayang Bersemanggatlah Dalam Memperjuangkan Menuntut Ilmu Ini Tuk Masa Depan Nanti,,Semoga
Perjuangan Sayang Sukses, Do’a Kakak Slalu Buat Sayang,,Oya Sayang rnah Ninggalin Sholat Nya,, Belajar Yang Rajin Biar Ipk Nya Nanti Ting
Satu Lagi Jangan Telat Makan Kakak Gak Mau Sayank Sakit, Karna Kakak Sayang Sama Sayang….Awas Ya Ngak Dengarin Pesan-Pesan Kak, Entar Kak
eee ,,, I Love U Sayang…..Mmuuuach ,,, Kakak Sayang Sekarang Dan Selamanya.
By, Muhammad Nur
Bunda Selama Ini , Baik Nasehat Dan Tetesan Air Mata Di Setiap Do’a Bunda.
Ananda Bersyukur Memiliki Bunda Yang Selalu Tegar Dalam Menghadapi
Terhitung Pengorbanan Yang Bunda Berikan Kepada Ananda Sehingga Ananda Bisa Menjadi Sarjana, Ananda Sayang Bunda…… I LOVE U
Terimakasih Ya Uda Atas Do’a Nya Selama Ini Walaupun Uda Sudah Tiada Kami Berharap Uda Bisa Merasakan Kebahagian Yang Kami Rasakan Di Saat
Di Sisinya
Nur Supaya Bisa Jadi Kakak Yang Baik Dan Selalu I MISS U And I
Kali Adek Membuat Ibunda Kita Menangis Dengan Kenakalan Mu ” Jadilah Anak Yang Berbakti
Tingkat Kan Prestasi Sangat
Semoga Akur Selalu Sama
Yang Slalu alam,, Dan
Kepada Kakak Dalam Menyeselaikan Tugas Akhir Kakak,, Dan Begitu Juga Ke Pada Sayang Bersemanggatlah Dalam
Memperjuangkan Menuntut Ilmu Ini Tuk Masa Depan Nanti,,Semoga Sayang Jangan
,, Belajar Yang Rajin Biar Ipk Nya Nanti Tinggi,, Karna Kakak
Entar Kak eee ,,, I Love U Sayang…..Mmuuuach ,,, Kakak Sayang Kamu
By, Muhammad Nur
i
ABSTRAK
MUHAMMAD NUR, (2012) : Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai Dengan Hasil Tendangan Ke Gawang Pada Club Sekolah Sepak Bola Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan tendangan ke gawang pemain sepak bola club sekolah sepak bola Bumi Sakti Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kontribusi kekuatan otot tungkai (x) dengan kemampuan tendangan ke gawang .
Jenis Penelitian ini penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet sekolah sepak bola Bumi Sakti Lubuk Pinang Kabupaten Mukomukoyang masih aktif berlatih sebanyak 120 orang putra. Pengambilan sampel dilakukan tekhnik ”stratified random sampling” yaitu 30% dari populasiberjumlah sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur kekuatan otot tungkai melalui tes lompat jauh tanpa awalan, dan tes tendangan ke gawang. Data yang diperoleh dianalisis dengan kolerasi sederhanadan di lanjutkan dengan korelasi dan untuk mengetahui hasil kontribusi ditentukan dengan koefisien determinasi.
Dari hasil penelitian diperoleh kolerasi rhitung 0,45 > rtabel 0,361(hipotesis penelitian diterima) dan pengujian signifikasi koefisien kolerasi variabel X dan Y. Hasil penelitian ini membuktikan terdapat hubungan yang signifikan dimana rhitung 0.45 > rtabel 0.361 dengan kontribusi sebesar 20.25%. Hal ini berarti bahwa apabila kekuatan otot tungkai atlet tinggi, maka kemampuan tendangan ke gawang cenderung tinggi, sebaliknya apabila kekuatan otot tungkai atlet rendah, maka kemampuan tendangan ke gawang cenderung rendah.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis telah
diberi kesempatan dan kemampuan dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“ Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Kemampuan Tendangan Ke
Gawang Pada Club Sekolah Sepak Bola Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko”.
Skripsi ini dibuat untuk melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana
pendidikan jurusan pendidikan olahraga fakultas ilmu keolahragaan (FIK)
Universitas Negeri Padang (UNP).
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bantuan berbagai pihak baik
itu berupa motivasi, dorongan, bimbingan serta bantuan material dan non material.
Untuk itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof.Dr. Phil. Yanuar Kiram, selaku Rektor Universitas Negeri Padang.
2. Drs.Arsil, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Padang.
3. Drs.Yulifri,M.Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
4. Drs. Edwarsyah,M.Kes selaku pembimbing I, yang telah banyak
memberikan bimbingan kepada penulis, dalam penyelesaian penulisan
skripsi ini.
iii
5. Drs. Qalbi Amra, M.Pd selaku pembimbing II yang juga telah banyak
memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
6. Drs.Yulifri,M.Pd, Drs.Didin Tohidin,M.Kes AIFO dan Ibu
Dra.Rosmawati, M.Pd selaku tim penguji yang telah banyak memberikan
masukan dalam penulisan skripsi ini.
7. Bapak/ibu staf pengajar Fakultas Ilmu Keolahragaam Universitas Negeri
Padang.
8. Rekan-rekan mahasiswa FIK UNP
9. Kepada kedua orang tua yang telah memberikan dorongan dan doa
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal dan skripsi
ini bermanfaat bagi kita semua.
Padang, Juli 2012
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ........................................................................ 6
E. TujuanPenelitian........................................................................... 6
F. Kegunaan Penelitian .................................................................... 7
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Sepak Bola ................................................................................... 8
1. Pengertian Sepak Bola .......................................................... 8
2. Sejarah Sepak Bola ............................................................... 8
3. Sarana dan prasarana sepak bola................................................10
4. Teknik Sepak Bola ................................................................ 11
B. Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti ................................................... 14
C. Kekuatan Otot Tungkai................................................................. 17
D. TendanganTembakan dan Tendangan Chip................................... 25
E. Kekuatan Otot............................................................................... 28
F. Kontribusi Antara Kekuatan Otot Tungkai Dengan Tendangan ..... 29
G. Kerangka Konseptual.................................................................... 30
H. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 31
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 32
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 32
C. Populasi dan Sampel..................................................................... 32
D. Variabel Penelitian........................................................................ 34
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 35
F. Analisis Data ................................................................................ 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .............................................................................. 40
B. Uji Persyaratan Analisis ............................................................... 43
C. Uji Hipotesis ................................................................................ 44
D. Pembahasan ................................................................................. 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................... 48
B. Saran ............................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Populasi Club SSB Bumi Sakti Arah Tiga Lubuk PinangKabupaten
Mukomuko ............................................................................................. 33
2. Sampel Club SSB Bumi Sakti Arah Tiga Lubuk Pinang Kabupaten
Mukomuko ............................................................................................. 34
3. Distribusi Frekuensi Kategori Kekuatan otot tungkai .............................. 40
4. Distribusi Frekuensi Tendangan Ke Gawang........................................... 43
5. Rangkuman Uji Normalitas Data............................................................. 45
6. Analisis korelasi antara kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangan ke
gawang(X-Y) .......................................................................................... 45
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Teknik Tendangan dengan Kaki Sebelah Dalam........................................... 12
2. Teknik Tendangan dengan Bagian Punggung Kaki....................................... 13
3. Teknik Tendangan dengan Kaki Bagian Luar............................................... 14
4. Otot Tungkai bagian atas dilihat dari depan.................................................. 23
5. Otot Tungkai bagian atas dilihat dari bagian belakang.................................. 23
6. Susunan Otot Bagian Bawah dilihat dari belakang ....................................... 24
7. Susunan Otot Bagian Bawah dilihat dari depan ............................................ 24
8. Kerangka Konseptual ................................................................................... 31
9. Lompat Jauh Tanpa Awalan ........................................................................ 36
10. Tes Tendangan Bola Ke Gawang ................................................................. 38
11. Histogram Frekuensi Kekuatan otot tungkai................................................. 41
12. Histogram Tendangan Ke Gawang............................................................... 43
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Mentah Hasil Penelitian ....................................................................... 49
2. Uji NormalitasLiliefors Kekuatan Otot Tungkai ........................................... 50
3. Uji NormalitasLilieforsTendangan Ke Gawang............................................ 51
4. Tabel Persiapan Penghitungan Data ............................................................. 52
5. Menghitung koefisien korelasi nilai X terhadap Y........................................ 53
6. Daftar Luas Di Bawah Lengkungan Normal StandarDari 0 ke z ................... 54
7. Daftar xix (11)Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors .......................................... 55
8. Tabel dari harga kritik dari Product-Moment................................................ 56
9. Gambar Penelitian ...................................................................................... 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu bidang yang memegang peranan penting
untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan nasional
berdasarkan pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia sehat jasmani dan rohani. Dalam upaya pengembangan di bidang
aspek jasmani dan rohani pemerintah berupaya melalui penyelenggaraan mata
pelajaran yang dimuat dalam kurikulum nasional yang bertujuan untuk
membantu pembinaan dan perkembangan jasmani, mental serta emosional
yang serasi, selaras, dan seimbang. Sementara itu dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3
dicantumkan tujuan pendidikan nasional adalah sebagai berikut:
“Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani ”.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan
pendidikan pada umumnya adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Melalui peningkatan mutu pendidikan, dengan tujuan masyarakat
memiliki pengetahuan dan teknologi serta mampu mengimplementasikan di
tengah masyarakat baik nasional maupun ditingkat global.
2
Pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang Sistem Keolahragaan
Nasional Nomor 3 Tahun 2005 Bab II pasal 4 menjelaskan tentang tujuan
Keolahragaan Nasional adalah sebagai berikut :
“Keolahragaan Nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak manusia, sportifitas, disiplin, memperat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa”.
Sesuai dengan Undang – undang di atas jelaslah pemerintah telah
menetapkan bahwa olahraga sangat penting untuk masyarakat, tentunya tidak
terbatas dan paralel. Cabang – cabang olahraga tersebut dintaranya lari,
senam, sepak bola, bola voli, bulu tangkis, tenis meja, sepak takraw, tenis
lapangan dan masih banyak yang lainnya.
Perkembangan olahraga pada tiap propinsi sebahagian hidup bagaikan
jamur di musim penghujan, khususnya pada Desa Arah Tiga Kecamatan
Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Propinsi Bengkulu cabang olahraga
sepak bola paling banyak diminati tidak saja orang tua, dan, sampai pada usia
dini. Oleh karena semua itu pula untuk mewadahi minat, bakat, dan motivasi
masyarakat didirikan Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti Desa Arah Tiga
Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Propinsi Bengkulu oleh
seorang guru penjas orkes yang berdomisili di Desa tersebut dan beliau juga
merupakan pemain sepak bola, nama pendiri sekolah sepak bola tersebut
adalah Iftikar, S.Pd.
Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk
Pinang Kabupaten Mukomuko Propinsi Bengkulu berdiri pada tanggal 13 mei
3
2009. Perkembangan Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti Desa Arah Tiga
Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Propinsi Bengkulu
memang tidak mulus, bahkan melalui pasang surut dalam meraih prestasi,
apalagi SSB ini masih tergolong baru dalam pembentukkannya. Diantaranya
mengikuti turnamen sepak bola pada tahun 2010 hanya mampu masuk
delapan besar, tahun 2011 meraih juara 3, tahun 2012 mengikuti turnamen
antar SSB Se – Kabupaten Mukomuko meraih juara 4.
Kejadian pasang surutnya Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti Desa Arah
Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Propinsi Bengkulu
sebenarnya tidak perlu terjadi kalau para Pembina dan pelatih memiliki ilmu
pengetahuan dan teknologi yang relevan dalam pembinaan prestasi atlet sepak
bola.Salah seorang pakar mengatakan prestasi atlet sepak bola dapat
ditingkatkan dengan melatih unsur – unsur kondisi atlet, diantaranya : : 1)
Kondisi Fisik, 2) Teknik, 3) Taktik dan Strategi, 4) Mental (Psikis),
(Syafrudin 1999 : 24).
Olahraga seharusnya tidak hanya digunakan untuk kesegaran pribadi
semata, namun juga dilakukan untuk pencapaian prestasi yang menunjang untuk
dapat diarahkan pada pencapaian prestasi puncak. hampir setiap orang pernah
main sepak bola. Permainan ini memang banyak dikenal oleh masyarakat dari
berbagai lapisan terbesar dari kota sampai pelosok desa. Begitu
memasyarakatnya hingga dapat dikatakan bahwa sepak bola merupakan
pencerminan budaya masyarakat. Sepak bola Indonesia saat ini memang pantas
disebut sebagai patokan dari apa yang sedang terjadi dalam masyarakat.
4
Hal ini wajar saja, karena sepak bola bagian dari olahraga secara
umum, sedangkan olahraga adalah bagian kecil dari aktifitas masyarakat.
Aktifitas masyarakat pencermin budaya masyarakat tersebut.Bermain sepak
bola tidak hanya memainkan bola saja, tetapi juga dituntut agar terampil atau
matang dalam bermain. Pengertian terampil bermain sepak bola adalah
dipahami dan dimilikinya pengetahuan dan dasar-dasar yang dilaksanakan
untuk pembinaan olahraga dan pembinaan bermain sepak bola guna
pencapaian dan peningkatan prestasi yang maksimum (Sukatamsi, 1984 : 8).
Teknik dasar merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh
setiap pemain, baik secara individu maupun secara kelompok, guna
keberhasilan suatu kesebelasan. Untuk pencapaian tersebut dibutuhkan
latihan yang lama dan terencana dengan baik. Seperti dikatakan Mukhtar
(1992 : 12), bahwa untuk dapat bermain sepak bola, penguasaan teknik
merupakan keharusan dan penguasaan teknik tinggi diperlukan dengan baik.
Dalam permainan sepak bola kekuatan merupakan salah satu
komponen yang sangat penting, terutama kekuatan otot kaki. Seperti yang
dikatakan oleh Dinata (2007 : 10), “Dalam permainan sepak bola, menyepak
atau menendang bola dengan salah satu kaki, dan menggunakan kekuatan,
kecepatan, serta ketepatan. Tujuan ini ialah untuk membebaskan pertahanan
dari serangan lawan, serta untuk memberi umpan dan operan untuk mencetak
gol ke gawang lawan”.
5
Dalam melakukan tendangan ke gawang banyak faktor yang
mempengaruhinya, antara lain: kekuatan otot tungkai, koordinasi gerakan,
motivasi atlet, kondisi fisik dan koordinasi mata-kaki. Berdasarkan
pemantauan peneliti di lapangan dan data yang diberikan oleh pelatih
diperoleh keterangan bahwa atlet Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti Desa Arah
Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Propinsi Bengkulu
sebagian besar memiliki masalah dengan rendahnya kemampuan tendangan
ke gawang.
Untuk mengatasi masalah yang terjadi di sekolah sepak bola Bumi
Sakti desa Arah Tiga kecamatan Lubuk Pinang kabupaten Mukomuko
propinsi Bengkulu maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
tujuan melihat seberapa besar kontribusi kekuatan otot tungkai terhadap
kemampuan tendangan ke gawang, dari penelitian ini nantinya diharapkan
bisa menjadi langkah antisipatif untuk mengatasi masalah yang terjadi di
sekolah sepak bola Bumi Sakti desa Arah Tiga kecamatan Lubuk Pinang
kabupaten Mukomuko propinsi Bengkulu ke depannya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas ternyata sangat
banyak faktor yang mempengaruhi hasil tendangan ke gawang diantaranya
sebagai berikut :
1. Kekuatan otot tungkai
2. Teknik
3. Koordinasi gerakan
6
4. Kondisi fisik
5. Koordinasi mata-kaki
C. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini maka penelitian
hanya dibatasi dengan : 1. Kekuatan otot tungkai
2. Tendangan ke gawang
D. Rumusan Masalah
Berawal dari latar belakang masalah diatas, maka selanjutnya
ditetapkan perumusan masalah yang akan dicari jawabannya dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangan
ke gawang pada atlet Club Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti Arah Tiga
Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko.
2. Apakah terdapat kontribusi kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan
tendangan ke gawang pada atlet Club Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti
Arah Tiga Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko.
E. Tujuan Penelitian
Dari pembatasan masalah di atas maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
1. Kekuatan otot tungkai Club Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti Arah Tiga
Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko.
2. Hasil tendangan Club Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti Arah Tiga Lubuk
Pinang Kabupaten Mukomuko.
7
3. Kontribusi kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan ke gawang pada
Club Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti Arah Tiga Lubuk Pinang kabupaten
Mukomuko.
F. Kegunaan Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan berguna bagi :
1. Peneliti
Sebagai syarat untuk memperoleh gelar S 1 sarjana pendidikan
(S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan Dan
Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang.
2. Pelatih
Sebagai bahan masukan dalam memberikan pembinaan kepada
siswa Club Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti Arah Tiga Lubuk Pinang
Kabupaten Mukomuko.
3. Club Sekolah Sepak Bola
Sebagai bahan acuan untuk club sepak bola Sekolah Sepak Bola
Bumi Sakti Arah Tiga Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko supaya
dapat meningkatkan prestasi atletnya pada masa yang akan datang.
8
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Sepak Bola
1. Pengertian Sepak Bola
Permainan sepak bola salah satu cabang olahraga yang sangat
populer sampai saat ini di dunia manapun. Sepak bola telah banyak
mengalami perubahan dan perkembangan dari berbagai bentuk baik
peraturan maupun permainannya yang digemari oleh seluruh lapisan
masyarakat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
pesat banyak mempengaruhi perkembangan sepak bola tersebut.
Adapun tujuan dari permainan sepak bola ini adalah untuk
menciptakan kondisi fisik yang prima, juga sebagai modal bagi para atlet
untuk mengapai masa depan yang cemerlang. Selain itu tujuan dari
bermain sepak bola yaitu untuk mencetak gol ke gawang lawan sebanyak
– banyak mungkin dengan bentuk strategi atau taktik yang disusun
sedemikian rupa. Permainan sepak bola adalah permainan 11 dengan
lawan 11 yang dipimpin oleh seorang wasit, dibantu oleh asisten 1 dan
asisten 2.
2. Sejarah Sepak Bola
Sepak bola pada masa lalu bangsa Indonesia mempunyai peranan
ganda, yaitu olahraga sekaligus sebagai gerakan untuk menentang
penjajahan. Tak heran jika dalam sebuah penerbit Belanda yang berjudul
Empat Puluh Tahun Sepak Bola di Hindia Belanda tahun 1994-
9
1934(terbitan W. Barrety, Sukabumi) yang tebalnya 260 halaman, tak
sepatah katapun diselipkan persepakbolaan (Bangsa) Indonesia.
Pada 28 September 1893 telah berdiri klub sepak bola yang
bernama Rood Wit yang berarti Merah Putih di Batavia (Jakarta) yang
mendapatkan satuan Rechtpersoon atau badan hukum para pendirinya
mengajukan permohonan kepada gubernur Jendral pada 18 Maret 1894
dan 4 Mei 1894 permohonan tersebut disetujui. Dengan demikian klub
sepak bola Rood Wit merupakan klub pertama di Indonesia.
Berbicara mengenai klub sepak bola yang pertama, selain yang
bernama Rood Wit berdasarkan sumber lain diketahui bahwa klub sepak
bola yang pertama yang didirikan oleh orang Indonesia adalah
perkumpulan Patjarkeling. Pendirinya adalah Haji Mohammad Zen.
Didirikan pada tahun 1902, di Surabaya. Haji Mohammad Zen yang
energik itu sempat menjadi ketua perkumpulan itu hingga tahun 1922.
Berdasarkan pengalaman menghadapi pemberontakan yang berupa
pemberontakan bersenjata dan gelombang pasang pergerakan
kebangsaan, Rakyat Indonesia khususnya setelah tahun dua puluhan,
mengambil langkah-langkah tertentu terhadap “gerakan” persepak bolaan
nasional kita. Pada 19 April 1930 dibentuklah PSSI dalam suatu
komperensi pendirian yang khusus dan singkat. Pemrakarsa aktif
pembentukan itu adalah PSM (Persatuan Sepak Bola Mataram, Yogya)
dan VII (Voethaclub Indonesia Jakarta).
Pada waktu itu yang menjadi ketua PSSI yang pertama adalah Ir.
Soeratin Sosrosegondo. Untuk tingkat dunia pada tanggal 16 oktober
1863 berdiri sebuah badan dengan nama “ The Football Association Of
10
England “. Pada tanggal 8 desember 1863 telah menyusun peraturan
permainan sepak bola modern. Berkembangnya ke seluruh dunia yang
disebut football association atau soccer. Pada tahun 1882 oleh football
association didirikan badan resmi International Board yang bertugas
mengatur perkembangan atau perubahan peraturan permainan sepak bola.
Pada tanggal 21 mei 1904 didirikan “ Federation International The
Football Association “disingkat FIFA. Atas inisiatif Jules Rimet
(Perancis ) diselenggarakan pertandingan kejuaraan sepakbola piala
dunia yang disebut World Cup atau Cup De Monde, pertama kali
diselenggarakan di Uruguay. FIFA yang menyelenggarakan sepak bola
pesta Olimpiade, dan sebagai pengawas penyelenggaraan pertandingan
kejuaraan sepak bola regional (Benua ).
3. Sarana Dan Prasarana Sepak Bola
a. Bola
1. Berat bola 396 - 453 gram
2. Keliling bola 68 – 71 cm
b. Lapangan
1. Panjang lapangan 100 – 110 meter
2. Lebar lapangan 64 -75 meter
3. Tinggi tiang gawang 2,44 meter
4. Lebar gawang 7,32 meter
11
4. Teknik Sepak Bola
Dalam buku ajar sepak bola yang disusun oleh tim mata kuliah sepak
bola, permainan sepak bola memiliki teknik dasar yang harus dikuasai
oleh masing – masing pemain sepak bola, teknik tersebut adalah :
1. Menendang bola
2. Menggiring bola
3. Menahan dan mengontrol bola
4. Menyundul bola
5. Lemparan ke dalam
Tendangan bola merupakan teknik dasar yang paling banyak
dilakukan dalam permainan sepak bola. Kesebelasan yang baik adalah
suatu kesebelasan yang semua pemainnya dapat menguasai teknik
menendang bola dengan baik.
Teknik tendangan bola harus dipunyai oleh setiap pemain,
tendangan operan kepada teman yang bergerak akan mudah diterima dan
tanpa didapatkan rintangan dari lawan, maupun tendangan tembakan
dengan sasaran tempat luang mulut gawang tanpa didapat rintangan dari
penjaga gawang. Menurut Dinata (2007 : 27), menurut fungsinya
menendang bola kegunaannya untuk :
1. Mengumpan (Passing)
2. Menembak bola ke gawang (Shooting)
3. Membersihkan (Clearing)
4. Tendangan Khusus
12
Untuk mewujudkan keinginan tersebut terlebih dahulu menguasai
macam-macam teknik dasar tendangan. Menurut Dinata (2007 :51)
tendangan bola dapat dibagi menjadi :
1. Tendangan Dengan Kaki Sebelah Dalam
a. Posisi langsung dan dapat dekat bola
b. Kaki tumpuan di samping badan
c. Kaki ayun membuka lebar keluar membentuk sudut 90 derajat
d. Badan hampir tegak
e. Mata terlihat rendah kearah bola.
Gambar 1
Teknik Tendangan dengan Kaki Sebelah Dalam (Tim Mata Kuliah Sepak Bola UNP, 2010)
2. Tendangan Dengan Kaki Bagian Luar
a. Sikap awal berdiri dibelakang menyudut 30 derajat
b. Ketika menendang bola, kaki tumpu sejajar dengan bola dengan
jarak lebih kurang 5 cm.
c. Saat akan menendang, kaki ayun kebelakang (terentang) dan
dengan gerakan mendadak (tak putus) melakukan tendangan.
d. Badan agak condong ke depan.
e. Pandangan mengikuti arah bola.
Teknik Tendangan dengan Bagian Punggung
3. Tendangan Dengan Kaki Bagian Luar
a. Yang perlu dipehatikan disini persentuhan yang tepat pada bola,
titik mana yang akan memberi hasil seperti yang diharapkan.
b. Sikap sama yang diatas
Tendangan Dengan Kaki Bagian Luar
Sikap awal berdiri dibelakang menyudut 30 derajat
Ketika menendang bola, kaki tumpu sejajar dengan bola dengan
lebih kurang 5 cm.
Saat akan menendang, kaki ayun kebelakang (terentang) dan
dengan gerakan mendadak (tak putus) melakukan tendangan.
Badan agak condong ke depan.
Pandangan mengikuti arah bola.
Gambar 2Teknik Tendangan dengan Bagian Punggung Kaki
(Tim Mata Kuliah Sepak Bola UNP, 2010)
Tendangan Dengan Kaki Bagian Luar
Yang perlu dipehatikan disini persentuhan yang tepat pada bola,
titik mana yang akan memberi hasil seperti yang diharapkan.
Sikap sama yang diatas
13
Ketika menendang bola, kaki tumpu sejajar dengan bola dengan
Saat akan menendang, kaki ayun kebelakang (terentang) dan
dengan gerakan mendadak (tak putus) melakukan tendangan.
Kaki
Yang perlu dipehatikan disini persentuhan yang tepat pada bola,
titik mana yang akan memberi hasil seperti yang diharapkan.
Teknik Tendangan dengan Kaki Bagian Luar (Tim Mata Kuliah Sepak Bola UNP, 2010)
B. Sekolah Sepak Bola
Sepak bola merupakan olahraga yang sangat digemari oleh seluruh
lapisan masyarakat, olahraga ini bisa dilakukan kapan
Dengan adanya kemajuan zaman, sepak bola banyak mengalami perubahan
paradigma baik dari segi peraturan maupun minat masyarakat terhadap
permainan ini.
Berdirinya Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti Desa Arah Tiga
Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten
sepak bola yang ada di desa tersebut berawal dari besarnya animo
masyarakat,khususnya siswa yang tergabung dalam SSB untuk mengikuti dan
melaksanakan bentuk pelatihan yang diberikan. Sekolah Sepak Bola Bumi
Sakti pada awalnya didirikan oleh Bapak Iftikar, S.Pd pada tanggal 13 Mei
2009 dengan tujuan untuk mewadahi pemain atau siswa yang ada pada desa
tersebut.
Gambar 3Teknik Tendangan dengan Kaki Bagian Luar(Tim Mata Kuliah Sepak Bola UNP, 2010)
ola Bumi Sakti
Sepak bola merupakan olahraga yang sangat digemari oleh seluruh
lapisan masyarakat, olahraga ini bisa dilakukan kapan dan dimana saja.
Dengan adanya kemajuan zaman, sepak bola banyak mengalami perubahan
paradigma baik dari segi peraturan maupun minat masyarakat terhadap
Berdirinya Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti Desa Arah Tiga
Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko oleh seorang pemerhati
sepak bola yang ada di desa tersebut berawal dari besarnya animo
masyarakat,khususnya siswa yang tergabung dalam SSB untuk mengikuti dan
melaksanakan bentuk pelatihan yang diberikan. Sekolah Sepak Bola Bumi
ya didirikan oleh Bapak Iftikar, S.Pd pada tanggal 13 Mei
2009 dengan tujuan untuk mewadahi pemain atau siswa yang ada pada desa
14
Sepak bola merupakan olahraga yang sangat digemari oleh seluruh
dan dimana saja.
Dengan adanya kemajuan zaman, sepak bola banyak mengalami perubahan
paradigma baik dari segi peraturan maupun minat masyarakat terhadap
Berdirinya Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti Desa Arah Tiga
Mukomuko oleh seorang pemerhati
sepak bola yang ada di desa tersebut berawal dari besarnya animo
masyarakat,khususnya siswa yang tergabung dalam SSB untuk mengikuti dan
melaksanakan bentuk pelatihan yang diberikan. Sekolah Sepak Bola Bumi
ya didirikan oleh Bapak Iftikar, S.Pd pada tanggal 13 Mei
2009 dengan tujuan untuk mewadahi pemain atau siswa yang ada pada desa
15
Mulanya Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti hanya berupa pelatihan
untuk siswa yang masih duduk di bangku sekolah dasar, pada saat itu
siswanya hanya sekitar 35 orang saja. Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti ini
menggunakan dana swadaya dari siswa dan peralatan yang tersedia pun
sangat minim. Karena besarnya animo dari para siswa secara bertahap sarana
dan prasarana pun berangsur – angsur bisa dimiliki dan pelatihan bisa
berjalan dengan baik.
Saat ini Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti memiliki 2 orang pelatih,
dimana salah seorang pelatih tersebut merupakan alumni dari FIK Universitas
Negeri Padang. Pelatihan dilaksanakan 2 kali dalam seminggu, yang
bertempat di lapangan Sepak Bola Bumi Sakti Desa Arah Tiga Kecamatan
Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko. Siswa yang mengikuti pelatihan
sekarang terdiri dari siswa kelas II Sekolah Dasar sampai dengan siswa kelas
X SMA. Siswa tersebut khususnya berasal dari desa Arah Tiga dan ada juga
yang mengikuti pelatihan dari desa tetangga, yaitu Desa Lubuk Gedang dan
Desa Ranah Karya.
Tujuan dari Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti Desa Arah Tiga
Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko pada awalnya hanya untuk
mewadahi siswa yang tergabung dalam SSB melaksanakan latihan semata,
tetapi dengan adanya pelatihan secara berkala maka sering juga dilakukan
kegiatan pertandingan persahabatan dengan klub atau SSB yang ada dalam
Kecamatan maupun tingkat Kabupaten. Bahkan pada tahun 2010 sudah bisa
mengikuti even turnamen sesuai tingkat usia siswa tersebut.
16
Pasang surut prestasi yang diraih oleh siswa SSB terlihat pada saat
mengikuti turnamen pada tahun 2010 hanya mampu masuk delapan besar,
tahun 2011 meraih juara 3, tahun 2012 mengikuti turnamen antar SSB Se –
Kabupaten Mukomuko meraih juara 4. Oleh karena itu pelatihan SSB ini
akan terus dilaksanakan dengan semaksimal mungkin agar tercipta prestasi
yang baik. selain dari kegiatan turnamen, siswa yang tergabung dalam SSB
juga sudah bisa masuk dalam seleksi O2SN tingkat SD/ SMP atau mewakili
Kabupaten ke tingkat Provinsi. Pada tahun 2012 ini sebanyak 5 orang siswa
SSB juga terpilih untuk mewakili UPTD ke tingkat Kabupaten, khusus
cabang sepak bola. Pada tanggal 20 April 2012, SSB Bumi Sakti mengikuti
open turnamen dan hanya mampu masuk pada babak penyisihan dikarenakan
lawan pertandingan merupakan klub orang dewasa.
Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk
Pinang Kabupaten Mukomuko melaksanakan pelatihan pada hari sabtu dan
minggu, dimana pada hari sabtu untuk siswa SMP dan SMA sedangkan pada
hari minggu untuk siswa SD. Dengan adanya pelatihan secara kontinu, tidak
menutup kemungkinan SSB ini akan mampu bersaing dengan klub atau SSB
yang ada.
Peralatan yang dimiliki oleh Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti Desa
Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko pada saat ini
hanya berupa bola sebanyak 20 buah dan kons sebanyak 5 buah, adapun
peralatan tersebut berasal dari dana yang dikumpulkan oleh para siswa.
Sementara proposal yang diajukan pada dinas terkait belum ada kontribusi
17
sampai saat ini, begitu juga dengan SSB yang ada di dalam Kabupaten
Mukomuko. Di Kabupaten Mukomuko sudah ada sekitar 10 Sekolah Sepak
Bola yang berada pada suatu desa.
C. Kekuatan Otot Tungkai
Kekuatan adalah unsur yang penting dalam setiap cabang olahraga
untuk meningkatkan fisik secara menyeluruh. Hal ini disebabkan semua
aktifitas menggunakan kekuatan sehingga seseorang dapat lari lebih cepat,
menendang atau melempar bola lebih jauh. Kekuatan otot dapat dilihat dari
kemampuan seseorang untuk menarik, mengangkat, mendorong atau
menekan suatu objek. Harsono (1988 : 176) mendefinisikan kekuatan adalah
“Kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan”.
Sejalan dengan definisi tersebut, untuk meningkatkan kekuatan
dilakukan latihan-latihan yang memerlukan tahanan (Resistence Exercises).
Agar hasilnya lebih baik, latihan-latihan tahanan tersebut, haruslah dilakukan
dengan menggunakan tenaga maksimal atau hampir maksimal untuk menahan
beban tersebut.
Selanjutnya bebannya secara bertahap ditambah dan tidak berhenti
pada suatu beban tertentu. Latihan-latihan seperti ini biasanya disebut latihan
tahanan progresif (Progressive Resisten Training).
Kekuatan otot diperlukan bila seseorang melakuakan kegiatannya
sehari-hari dengan cara yang sangat efisien. Seseorang yang memiliki
kekuatan lebih baik, akan melakukan kegiatan sehari-harinya lebih mudah.
18
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur kekuatan yaitu :
push-up, menggantung, mengangkat, melompat tanpa awalan dan sebagainya.
Dalam bidang keolahragaan kekuatan mempunyai peran yang penting.
Hal ini dapat dilihat dalam satu pertandingan yang seimbang dalam beberapa
faktor, seperti tekniknya sama baiknya, maka tim yang memiliki kekuatan
lebih baik, biasanya keluar sebagai pemenang. Oleh karena itu dalam
beberapa cabang olahraga seperti sepak bola, bola basket, bola voli, renang,
tinju, gulat, pencak silat dan lain-lain, ada kecenderungan pelatih untuk
memilih calon pemain yang kuat dilatih dan dikembangkan sehingga menjadi
lebih kuat dalam melakukan tahapan-tahapan kegiatan menuju pembentukan
kekuatan yang diperlukan dalam cabang olahraga tersebut.
Latihan-latihan tahanan yang dilakukan dengan prinsip overload yang
progresif mengakibatkan kekuatan otot semakin hari semakin meningkat. Ada
tiga kategori latihan tahanan yang dikenal berdasarkan tipe kontraksi ototnya
yaitu :
1. Kontraksi Isomatris
2. Kontraksi Isotonis
3. Kontraksi Isokinetik
Selanjutnya penjelasan dari ketiga jenis kontraksi tersebut adalah sebagai
berikut :
19
1. Kontraksi Isomatris
Kontraksi Isometris atau kontraksi statis adalah kontraksi otot yang
tidak mengakibatkan adanya gerakan yang nyata atau dengan kata lain
tidak ada jarak yang dipengaruhi. Misalnya mendorong atau mengangkat
suatu benda yang tidak dapat digerakkan seperti lemari besi, tembok dan
lain-lain.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, maka kontraksi otot
Isomatris tersebut harus dipertahankan selama 10 detik. Hasil penelitian
menunjukan latihan latihan isometris dapat meningkatkan kekuatan dan
kecepatan sebesar 5 % perminggu (Javer, 1969 dikutip Harsono, 1988 :
114).
Latihan Isomatris dapat dilakukan oleh para pegawai atau kalangan
eksekutif yang banyak duduk. Sambil duduk dikursi dapat melakukan
latihan dengan cara mendorong tembok atau meja yang ada dikantor atau
mengangkat kursi sambil duduk, mendorong punggung ke sandaran kursi
dan lain-lain.
2. Kontraksi Isotonis
Kontraksi Isotonis atau kontraksi dinamis adalah kontraksi otot
yang mengakibatkan terjadi suatu gerakan dari anggota tubuh yaitu
memanjang atau memendek. Contoh gerakan isotonis adalah : melakukan
Press yaitu mendorong besi ke atas kepala, gerakan ini dilakukan tanpa
bantuan gerakan tungkai atau lutut.
20
Dalam latihan beban yang dapat digunakan makin lama makin
membutuhkan bobot yang lebih berat atau sering juga disebut
Progressive Isotonic Training. Untuk keperluan beban tersebut biasanya
dipergunakan barbell, yaitu bobot besi yang mempunyai ukuran berat
tertentu, mudah dipasang dan dicopot dari tiangnya, sehingga mudah
disesuaikan dengan kemampuan kekuatan setiap otot.
3. Kontraksi Isokinetik
Latihan Isokinetik adalah gabungan isometris dan isotonis. Pada
jenis ini latihan otot dilakukan secara isotonis yaitu gerakan yang konstan
(Contan Movement) melalui peralatan yang sudah didesain sedemikian
rupa sehingga setiap otot mendapat tahanan yang sama melalui seluruh
ruang geraknya, sejak dari ekstensi penuh sampai dengan kontraksi
penuh. Kontraksi Isokinetik memungkinkan otot untuk bekerja secara
maksimal pada setiap sudut sendi atau seluruh ruang gerak sendi.
Dalam permainan sepak bola, kekuatan otot tungkai merupakan
salah satu faktor yang penting terutama pada saat melakukan tendangan
bola ke gawang lawan maupun untuk mengoper bola pada teman.
Berkaitan dengan ini Sudarno, (1992 : 11) menyebutkan bahwa :
1. Masimim Strength adalah kekuatan otot yang dalam kontraksi maksimal serta dapat melawan beban yang maksimal pula. 2. Ekplosif Power adalah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan. 3. Power Endurance adalah kemampuan daya tahan, lamanya kekuatan otot untuk melawan tahanan beban yang tinggi intensitasnya.
21
Kekuatan otot akan berpengaruh terhadap daya ledak otot (Power),
disamping kecepatan rangsang syaraf dan kecepatan kontraksi otot
dengan kata lain kekuatan (Strength), otot tungkai dapat mencapai
kemampuan, optimal dalam melakukan tendangan bola pada permainan
sepak bola.
Kekuatan merupakan kemampuan dasar kondisi fisik. Tanpa
kekutan orang tidak bisa menendang, melompat, mendorong, menarik,
menahan, mengangkat dan lain sebagainya. Begitu juga tanpa kekutan
orang tidak bisa berlari cepat, melempar, memukul, menendang dan lain-
lain. Jadi bagi kita bahwa kekuatan dibentuk dalam kebanyakan aktifitas
fisik. Setiap cabang olahraga memerlukan kekuatan yang mana
diperlukan sangat tergantung pada cabang olahraga yang dilakukan.
“Kekuatan dibutuhkan dalam permainan bola voli, bola basket, bulu
tangkis, dan sebagainya. Perbedaan itulah yang menunjukkan
kespesifikasian suatu cabang olahraga” (Syafrudin, 1992 :62).
Sebagai diketahui untuk mendapatkan kekuatan otot diperlukan
latihan-latihan kondisi fisik menurut (Arsil, 1999 : 17) yaitu :
Komponen kondisi fisik dapat ditinjau dari konsep muskuler yang
meliputi:
Daya tahan (Endurance), kekuatan (Strength), daya ledak (Power),
kecepatan (Vitiocly Speed), kelenturan (Flexibelity), kelincahan (Agility),
Keseimbangan (Balance) dan Koordinasi (Coordination). Untuk
22
melakukan tendangan dalam permainan sepak bola yang paling penting
adalah kekuatan dan daya ledak (Explosive Power).
Kekuatan otot adalah kekuatan pada kemampuan otot atau
sekelompok otot untuk menyanggah atau menarik suatu badan. Apabila
kekuatan otot tungkai seorang pemain sepak bola baik, maka akan
menghasilkan tendangan yang baik pula. Tapi sebaliknya bila kekuatan
otot tungkai seorang pemain sepak bola kurang baik belum tentu akan
menghasilkan tendangan yang baik dan terarah sesuai yang diinginkan.
Kekuatan otot mempunyai pengaruh tertentu dalam unjuk kerja
keterampilan motorik seseorang karena dengan kemampuan seseorang
menggerakkan kekuatan dapat ditentukan dari kualitas kerja motoriknya.
Sesuai dengan yang disampaikan oleh (M.Sajoto, 1993 : 8) yaitu
“kekuatan ini dapat mencerminkan kekuatan seseorang dalam
menghasilkan kekuatan dan unjuk kerja gerak”.
Berdasarkan beberapa pandapat diatas mengenai kekuatan otot
tersebut, secara spesifik kekuatan dalam kaitannya dengan otot atau
sekelompok otot dapat didefenisikan sebagai yang dapat dihasilkan
melalui suatu kontraksi minimal dari otot atau pemendekan serabut otot
secara elastis. Susunan otot tungkai adalah sebagai berikut :
23
a. Tungkai Bagian Atas
Tungkai bagian atas berpangkal dari sendi pangkal yang
berujung pada sendi lutut. Tungkai atas terdiri dari beberapa bagian
kelompok otot (Anatomi Dan Fisiologi) yaitu :
1. Otot Tungkai bagian atas dilihat dari depan
Gambar 4( Lisa Emilda, 2012)
2. Otot Tungkai bagian atas dilihat dari bagian belakang
Gambar 5( Lisa Emilda, 2012)
24
b. Tungkai Bagian Bawah
Tungkai bagian bawah berpangkal dari sendiberujung pada
sendi pergelangan kaki. Tungkai bagian bawah terdiri dari beberapa
susunan kelompok otot yaitu :
1. Susunan Otot Bagian Bawah dilihat dari belakang
Gambar 6( Lisa Emilda, 2012)
2. Susunan Otot Bagian Bawah dilihat dari depan
Gambar 7( Lisa Emilda, 2012)
25
D. Tendangan Tembakan dan Tendangan Chip
Pengertian tembakan sendiri adalah tendangan bola kearah gawang.
Dari sudut pandang penyerang, tujuan sepak bola adalah melakukan
tembakan ke gawang. Seorang pemain harus menguasai keterampilan dasar
tendangan bola dan selanjutnya mengembangkan sederetan teknik tembakan
yang memungkinkan untuk melakukan tembakan dan mencetak gol dari
berbagai posisi lapangan (Mielke, 2007 : 30).
Selain pemain yang sangat muda biasanya melakukan tembakan dari
dekat gawang. Keterampilan seorang pemain semakin meningkat, dia harus
melakukan tembakan lebih jauh dari gawang. Sebagai aturan umum, beri tahu
pemain untuk melakukan tembakan sebelum mereka mencapai daerah pinalti
jika memang benar dalam posisi terbuka.
Agar berhasil tendangan bola, seorang pemain perlu mengembangkan
keterampilan menggiring bola dan juga keterampilan mengontrol bola
lainnya, seperti menerima passing atau menyundul bola. Kebanyakan peluang
melakukan tembakan datang secara tiba-tiba, dan seorang pemain harus siap
memanfaatkan kesempatan melakukan tembakan jika telah tiba waktunya.
Kemampuan pemain untuk memanfaatkan berbagai macam keterampilan
yang telah dipelajari akan mempermudah dalam melakukan tembakan.
Cara yang paling tepat untuk mengembangkan teknik tembakan
adalah melatih tendangan tembakan berkali-kali menggunakan teknik yang
benar. Jika seorang pemain ingin menjadi seorang penembak jitu, dia harus
meluangkan waktu berjam-jam melakukan tendangan kearah gawang.
26
Tingkat atau sesi latihan formal hendaknya banyak memasukkan latihan dan
kegiatan yang memberikan banyak peluang kepada para pemain untuk
melakukan tembakan. Pemain akan semakin bisa melakukan keterampilan ini
didalam pertandingan dan memanfaatkan peluang tembakan dengan baik jika
semakin banyak berlatih menggunakan situasi yang berbeda.
Dekatilah bola dari arah yang sedikit menyamping, bukan garis lurus.
Usahakan langkahmu tetap pendek-pendek dan cepat. Teknik ini
memungkinkan melakukan penyesuaian dan menapakkan kaki yang tidak
digunakan untuk menendang sebagai tumpuan pada tempat yang tepat.
Tempatkan kaki yang tidak digunakan untuk menendang atau kaki
tumpuan kira-kira satu langkah disamping bola, dengan ujung kaki
menghadap ke gawang, tariklah kaki yang kamu gunakan untuk menendang
ke belakang kira-kira 900.
Ayunkan kaki tersebut kedepan untuk menyentuh bola. Pada saat
persentuhan, lutut, tubuh dan kepala harus sejajar dengan bola. Pergelangan
mengikuti garis lurus menuju kearah tendangan bukannya menuju ke atas.
Pertahankan ujung kaki tetap lurus sampai mendaratkan kaki ke tanah.
Momentum tendangan harus membawa tubuh maju ke depan melebihi titik
persentuhan ketika mendaratkan kaki yang digunakan untuk menendang.
Biasanya, seorang penembak bola yang baik harus mengingat
beberapa prinsip panduan. Pertama, usahakan melakukan tembakan yang
mendatar berdekatan dengan tanah. Walaupun tendangan tembakan di udara
akan tampak lebih dramatis, biasanya tendangan seperti ini akan memberikan
27
peluang yang lebih besar bagi penjaga gawang untuk melompat dan
menghentikan bola. Namun ini bukan berarti kamu tidak boleh menggunakan
chip atau tembakan di udara selama tendangan bisa melewati penjaga
gawang. Kedua, usahakan untuk mengarahkan tendangan tembakan ke sudut
jauh gawang . kebanyakan penjaga gawang membutuhkan banyak latihan dan
konsentrasi. Ketiga, manfaatkan lapangan yang ada. Sebuah tembakan yang
bagus harus bisa menjangkau gawang dari berbagai sudut dan posisi
lapangan. Lakukan tembakan dari jarak yang berbeda dan gunakan kaki yang
yang berlainan (Mielke, 2007 : 44).
Dan prinsip ini sama dengan pendapat Subroto (2001 : 51) yaitu, ada
tiga macam prinsip tembakan yang baik :
1. Melihat sasaran
2. Tendangan kearah sasaran
3. Tendangan rendah
Peluang tembakan dapat muncul dengan berbagai cara. Tentu saja,
seseorang pemain bisa menggiring bola ke depan tanpa menghindari pemain
belakang dan bergerak ke titik yang terbuka untuk melakukan tembakan.
Namun, kebanyakan peluang tembakan muncul setelah mendapatkan passing
dari teman satu tim atau bola pantulan dari lawan.
Tendangan chip adalah bola yang ditendang dan melambung ke udara
melewati kepala pemain lawan. Tendangan ini biasanya dimaksudkan sebagai
operan atau tembakan langsung kearah gawang.
28
Untuk tendangan chip, dekati bola dari samping. Tarik kakimu
kebelakang dengan ayunan lebih kecil dibandingkan dengan ayunan untuk
tendangan lain. Posisi kaki yang digunakan untuk menendang sebagai
tumpuan bola dengan kakimu dan lambungkan bola. Kaki akan memukul ke
bawah sehingga menghasilkan angkatan dan putaran terbalik, dan bisa
memberikan sedikit gerakan lanjutan atau tidak sama sekali menurut Mielke
(2007 : 13).
Untuk dapat memberikan variasi, lambungkan bola dengan
mendorongkan tubuh ke depan atau ke belakang, tergantung pada hasil yang
ingin dicapai. Jika badan condong ke depan, tergantung pada hasil yang ingin
dicapai, jika badan condong ke belakang, sudut lintasan bola akan lebih
tinggi.
E. Kekuatan Otot
Otot adalah suatu sel yang mempunyai sifat tersendiri yaitu jaringan
yang bersifat dapat mengkerut (konstrsi) dan memanjang (strelch ing).
Kontrasikan ke satu arah sesuai dengan arah serabutannya (Dumadi, 2001 :
33). Jaringan otot dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
1. Otot Polos
2. Otot Jantung
3. Otot Serat Melintang
Otot serat melintang umumnya melekat pada tulang dan untuk
menggerakan tulang tersebut. Maka disebut otot rangka. Jaringan otot serat
29
melintang ini terdiri dari serabut (Fibrae) otot berupa sel memanjang dengan
intinya (Uncleus) yang banyak (Waharsono dan Sajoto, 2002 : 20).
Kekuatan otot adalah kemampuan tubuh untuk menggerakan daya
maksimal terhadap objek di luar tubuh. Dalam pengertian lain, kekuatan
adalah kemampuan untuk mengarahkan usaha maksimal (Lutan, 2001 : 56).
Walaupun kekuatan sebagai salah satu faktor yang tak munglin
dipisahkan dengan faktor lain. Sebagai contoh, adalah daya ledak. Karena
daya ledak adalah kemampuan untuk melakukan aktifitas secara tiba-tiba
dengan mengarahkan kekuatan dalam waktu yang singkat.
Jadi kekuatan otot merupakan kemampuan dalam mempergunakan
otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.
F. Kontribusi Antara Kekuatan Otot Tungkai Dengan Tendangan
Seorang pemain memerlukan kekuatan otot didalam konsep dasar
tendangan, yaitu pusatkan seluruh gravitasi tubuh anda untuk menendang
bola dan fokuskan kekuatan itu pada kaki. Maka tugas itu pada dasarnya
membutuhkan kekuatan otot-otot kaki dan tungkai. Dengan adanya kekuatan
pada otot tungkai, maka diharapkan hasil tendangan yang baik sesuai dengan
sasaran yang diinginkan. Jadi jelas bahwa kekuatan otot tungkai sangat
berperan dalam melakukan tendangan bola ke gawang lawan dalam
permainan sepak bola. Dengan kekuatan otot tungkai yang sangat bagus,
maka tendangan akan mudah diarahkan (ditempatkan) ke sasaran yang
diinginkan.Selain itu jika ditinjau dari hakekat, sepak bola sebagai usaha
keterampilan berolahraga, dalam pelaksanaannya membutuhkan unsur daya
30
gerak, kelincahan, kecepatan, daya tahan, kelenturan, koordinasi dan lain
sebagainya.
Selain komponen diatas, kekuatan otot tungkai merupakan yang
mempengaruhi dalam cabang olahraga sepak bola. Kekuatan otot tungkai
yang kuat, sangat menguntungkan sekali bagi para atlet, terutama dalam
cabang olahraga sepak bola. Untuk melakukan tendangan yang akurat,
diperlukan kekuatan otot tungkai yang baik sehingga berpengaruh terhadap
hasil ketepatan tendangan bola.
Berdasarkan uraian diatas, jelaslah bila ditinjau dari beberapa aspek
yang memiliki kekuatan otot tungkai yang kuat dan memiliki kekuatan akan
lebih baik dan menguntungkan untuk menghasilkan tendangan bola serta
dapat mengarahkan bola kearah sasaran yang diinginkan. Jadi secara tidak
langsung, kekuatan otot tungkai berpengaruh terhadap hasil tendangan bola
pada cabang olahraga sepak bola.Atas dasar pertimbangan diatas, maka cukup
beralasan jika peneliti perlu mengambil subyek penelitian pada Club Sekolah
Sepak Bola Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko dalam kontribusi antara
kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangan ke gawang pada Club Sekolah
Sepak Bola Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko.
G. Kerangka Konseptual
Kekuatan otot tungkai merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil tendangan ke gawang pada cabang olahraga sepak bola.
Otot tungkai yang kuat sangat menguntungkan sekali bagi atlet, terutama
31
dalam melakukan tendangan ke gawang, Karena untuk melakukan tendangan
yang akurat, diperlukan kekuatan otot tungkai yang baik sehingga tendangan
yang dilakukan bisa tepat sasaran.
Sesuai dengan kajian teori yang telah dibahas di atas maka dapat
digambarkan kerangka konseptual berikut ini :
Gambar 8. Kerangka Konseptual
H. Hipotesis Penelitian
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan
kemampuan tendangan ke gawang Club Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti
Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko.
2. Terdapat kontribusi yang signifikan oleh kekuatan otot tungkai terhadap
kemampuan tendangan ke gawang Club Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti
Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko.
Kekuatan Otot Tungkai
Hasil Tendangan ke Gawang
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Teori dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang berbentuk
korelasional. Menurut Arikunto (2000 : 15), penelitian korelasional untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan dua variabel atau lebih. Disini yang
dimaksud hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangan
sepak bola pada permainan sepak bola. Pada penelitian ini terdapat dua
variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah kekuatan otot tungkai, sedangkan
variabel terikatnya adalah hasil tendangan dalam sepak bola.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Lapangan Sepak Bola Bumi Sakti Desa
Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko, sedangkan
penelitian dilaksanakan dari tanggal 16 sampai dengan 21 April 2012.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Proses penelitian memerlukan suatu populasi sebagai sumber data
atau elemen yang diselidiki atau diteliti. Sehubungan hal tersebut
menurut Nawawi (2006:38)” Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian yang tediri dari manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala
nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik
41
tertentu dalam penelitian.”. Hal ini sama dengan yang dikemukakan
Arikunto (1999 : 27), populasi adalah “Keseluruhan objek penelitian”.
Sedangkan menurut Sudjana (1996 : 6), menjelaskan : Populasi
adalah totalitas semua nilai yang mungkin dari hasil perhitungan ataupun
pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu
dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingi dipelajari
sifat-sifatnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa club Sekolah
Sepak Bola Bumi Sakti Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang
Kabupaten Mukomuko yang berjumlah 120 orang siswa yang terbagi atas
tingkat umur yang berbeda – beda serta latar belakang keluarga yang
berbeda pula. Untuk lebih jelasnya populasi dari siswa club Sekolah
Sepak Bola Bumi Sakti Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang
Kabupaten Mukomuko ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Populasi Club SSB Bumi Sakti Arah Tiga Lubuk PinangKabupaten Mukomuko
No Umur (Tahun) Jumlah
1 9 11
2 10 21
3 11 25
4 12 14
5 13 15
6 14 18
7 15 13
8 16 3
Jumlah Total 120 Siswa Sumber : Sekretariat SSB Bumi Sakti Arah Tiga Lubuk Pinang Mukomuko
42
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2008: 118), “ Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, mengingat
banyaknya populasi dan agar penelitian ini lebih terpusat dalam
mencapai tujuannya maka teknik pengambilan sampel yang di gunakan
adalah stratified random sampling yaitu penarikan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sugiyono (2008: 120), sehingga
sampel penelitian ini berjumlah 30 orang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. Sampel Club SSB Bumi Sakti Arah Tiga Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko
No Umur (Tahun) Jumlah
1 12 4
2 13 6
3 14 10
4 15 8
5 16 2
Jumlah Total 30 Siswa
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
variabel bebas dalam penelitian ini adalah kekuatan otot tungkai.
43
2. Variabel Terikat
variabel terikat atau variabel tergantung adalah variabel yang
dipengaruhi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil tendangan
ke gawang.
E. Teknik Pengumpulan Data
Agar pengambilan data ini sesuai dengan prosedur, maka dibawah ini akan
diuraikan tentang urutan pelaksanaan pengambilan data, yang lengkap adalah
sebagai berikut :
1. Menyiapkan Club SBB yang akan tes.
2. Memberikan penjelasan kepada Club SBB tentang masing-masing tes
yang akan dilakukan. Dengan tujuan untuk menghindari terjadinya
kesalahan, sehingga dapat membantu kelancaran pengambilan data.
3. Sebelum pelaksanaan tes, Club SSB melakukan pemanasan secukupnya
untuk menghindari cidera.
4. Memberikan penjelasan kepada pembantu pelaksanaan serta pembagian
tugas.
a. Untuk memperoleh data kekuatan otot tungkai digunakan tes lompat jauh
tanpa awalan (Buku Ajar Tim Mata Kuliah Sepak Bola UNP, 2010).
Alat dan Fasilitas : Bak lompat dan meteran
Tester : Seorang pengawas, dua orang pembantu
yang bertugas mengukur jarak loncatan dan
seorang pencatat hasil.
Pelaksanaan
Pencatat Hasil
(Tim Mata Kuliah Sepak Bola UNP, 2010)
: Testi berdiri di belakang garis batas dengan
kaki sejajar dan selebar bahu. Teku
dan dengan ayunan lengan, kemudian loncat
sejauh mungkin ke depan.
: Nilainya adalah jarak dalam sentimeter
antara batas dengan bekas kaki mendarat
atau bagian badan yang terdekat dengan
garis batas. Setiap siswa diberi kesempatan
melakukan 3 kali. Nilai akhir adalah yang
terbaik diantara ketiga loncatan yang
dilakukan.
Gambar 9Lompat Jauh Tanpa Awalan
(Tim Mata Kuliah Sepak Bola UNP, 2010)
44
i berdiri di belakang garis batas dengan
kaki sejajar dan selebar bahu. Teku k lutut
dan dengan ayunan lengan, kemudian loncat
Nilainya adalah jarak dalam sentimeter
antara batas dengan bekas kaki mendarat
atau bagian badan yang terdekat dengan
garis batas. Setiap siswa diberi kesempatan
melakukan 3 kali. Nilai akhir adalah yang
oncatan yang
45
b. Untuk memperoleh data hasil tendangan digunakan tes menendang bola
sejauh-jauhnya (Buku Ajar Tim Mata Kuliah Sepak Bola UNP, 2010).
Alat dan Fasilitas : Lapangan, gawang, meteran, tali, dan
pancang
Tenaga pembantu : Seorang pengawas, dua orang pembantu
yang bertugas untuk mengukur jarak
jatuhnya bola dan seorang pencatat hasil
Pelaksanaan : Teste menendang bola dengan kaki kanan
atau kaki kiri dengan bola pada posisi diam
di belakang garis. Bola ditendang dari jarak
16 meter, teste diberi kesempatan
menendang bola sebanyak 5 kali. Skor
tembakan adalah angka-angka pada gawang
yang mengenai garis-garis antara kotak
dalam gawang, maka yang tertinggi yang
dicatat sebagai hasil.
46
5 5 0,70 M
4 3 2 1 2 3 4 1,04 M
5 5 0,70 M
0,70 0,90 1,21 0,85 1,21 0,90 0,70
16 Meter
Gambar 10Tes Tendangan Bola Ke Gawang (Tim Mata Kuliah Sepak Bola UNP, 2010)
F. Analisis Data
Data yang terkumpul disusun dan dikelompokkan, kemudian diolah
dan dianalisa dengan statistik deskriptif serta di interpretasikan dengan
statistik inferensial (Induktif), dengan menggunakan hubungan dua variabel.
Analisis korelasi digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian yang
diajukan. Adapun rumus korelasi tersebut menggunakan korelasi product
moment dari pearson dalam Riduwan (2004 : 218).
Metode yang digunakan untuk menganalisis data-data penelitian
adalah dalam rangka pembuktian kebenaran hipotesis yang diajukan dalam
47
penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan teknik korelasi. Statistik
yang digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan adalah
tekhnik analisis korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut :
2222 YYnXXn
YXXYnrxy
Keterangan :
rxy : Koefisien Korelasi produk moment
N : Jumlah individu dalam sampel
X : Variabel bebas
y : Jumlah Nilai tiap variable
Uji keberartian koefisien korelasi :
= √ −√ −
Dengan kriteria : jika t Hitung > t Tabel : maka Ho ditolak
Untuk mencari kontribusi menggunakan rumus :
K = r2 x 100 %
Keterangan :
K : Kontribusi
r : Korelasi
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang mencakup: deskripsi
data, uji persyaratan analisis hipotesis (uji normalitas) uji hipotesis dan
pembahasan terhadap hasil penelitian tentang kekuatan otot tungkai dan
tendangan ke gawang pemain sepak bola club sekolah Lubuk Pinang Kabupaten
Mukomuko.
A. Deskripsi Data
1. Kekuatan otot tungkai
Data variabel untuk kekuatan otot tungkai diperoleh dari hasil
pengukuran kekuatan otot tungkai yang dilakukan terhadap 30 orang
sampel, didapatkan skor terendah 1.5 dan skor tertinggi 1.89. Berdasarkan
data kelompok tersebut diperoleh rata-rata hitung (mean) 1.69, dan nilai
tengah (median) 1.70, simpangan baku (standar deviasi) 0.13. Selanjutnya
distribusi frekuensi kategori kekuatan otot tungkai dapat dilihat Tabel 3 di
bawah ini:
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kategori Kekuatan otot tungkai
Interval Frekuensi absolut Frekuensi relatif %1.50-1.56 7 23.331.57-1.64 7 23.331.65-1.72 3 10.001.73-1.80 5 16.671.81-1.88 6 20.001.89-1.96 2 6.67Jumlah 30 100
Keterangan :
fa : frekuensi absolut yaitu jumlah orangnya
fr : frekuensi relatif dalam bentuk persen
Berdasarkan Tabel 3 di halaman sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa dari 30 orang sampel,
interval 1.50-1.56
1.57-1.64, Selanjutnya
dan 5 orang (16.67%)
sedangkan pada interval
kelas interval tersebut. Dan 2 orang (6.67%) yang berada pada interval
1.89-1.96. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 2. Histogram Frekuensi
2. Hasil tendangan ke g
Berdasarkan data dari
dilakukan terhadap
01234567
7
: frekuensi absolut yaitu jumlah orangnya
: frekuensi relatif dalam bentuk persen
Berdasarkan Tabel 3 di halaman sebelumnya, dapat disimpulkan
orang sampel, 7 orang (23.33%) yang berada pada
1.56 dan 7 orang (23.33%) yang berada pada kelas interval
Selanjutnya 3 orang (10%) berada pada kelas interval
5 orang (16.67%) yang berada pada kelas interval
sedangkan pada interval 1.81-1.88 terdapat sebanyak 6 orang (20%) pada
kelas interval tersebut. Dan 2 orang (6.67%) yang berada pada interval
1.96. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut
Gambar 2. Histogram Frekuensi Kekuatan otot tungkai
Hasil tendangan ke gawang
Berdasarkan data dari variabel tendangan ke gawang
dilakukan terhadap 30 orang sampel, didapatkan skor terendah
7
3
56
2
Frekuensi Absolut
49
Berdasarkan Tabel 3 di halaman sebelumnya, dapat disimpulkan
berada pada kelas
kelas interval
kelas interval 1.65-1.72
kelas interval 1.73-1.80,
terdapat sebanyak 6 orang (20%) pada
kelas interval tersebut. Dan 2 orang (6.67%) yang berada pada interval
diagram berikut ini :
Kekuatan otot tungkai
tendangan ke gawang yang
orang sampel, didapatkan skor terendah 8 dan skor
1.5-1.56
1.57-1.64
1.65-1.72
1.73-1.80
1.81-1.88
1.89-1.96
50
tertinggi 18. Berdasarkan data kelompok tersebut diperoleh nilai rata-rata
hitung (mean) 13.53 dan nilai tengah (median) adalah 14. Sedangkan
simpangan baku (standar deviasi) sebesar 2.50. Selanjutnya distribusi
kategori variabel hasil tendangan ke gawang dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tendangan Ke Gawang
Interval Frekuensi absolut Frekuensi relative %8-10 4 13.33
11-13 10 33.3314-16 14 46.6717-19 2 6.67
Jumlah 30 100
Keterangan :
fa: frekuensi absolut yaitu jumlah orangnya
fr: frekuensi relatif dalam bentuk persen
Berpedoman pada Tabel 4 di atas, dari 30 orang sampel hanya 4
orang (13.33%) yang memiliki hasil tendangan ke gawang kelas interval 8-
10 dan 10 orang (33.33%) yang memiliki hasil belajar kelas interval 11-
13. Sedangkan untuk interval 14-16 sebanyak 14 orang (46.67%) dan yang
memiliki tendangan ke gawang pada kelas interval 17-19 adalah sebanyak
2 orang (6.67%). Histogram variabel hasil tendangan ke gawang dapat
dilihat pada gambar 3 berikut ini:
Gambar 3. Histogram
B. Uji Persyaratan Analisis
Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini, maka terlebih dahulu di lakukan uji persayaratan analisis yang
mencakup, Uji normalitas data yang bertujuan u
dari variabel yang diteli
Liliefors. Hipotesis uji
Ho : Lo<Lt data berdistribusi normal
Ha : Lo>Lt data tidak berdistribusi normal
Tabel 5
Variabel
Kekuatan otot tungkaiTendangan ke gawang
02468
101214
8-10
Gambar 3. Histogram Tendangan Ke Gawang
Analisis
Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini, maka terlebih dahulu di lakukan uji persayaratan analisis yang
mencakup, Uji normalitas data yang bertujuan untuk mengetahui apakah data
dari variabel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak dapat digunakan uji
Hipotesis uji Liliefors :
data berdistribusi normal
data tidak berdistribusi normal
Tabel 5. Rangkuman Uji Normalitas Data
Variabel LoLt
05.0 Kesimpulan
Kekuatan otot tungkai siswa 0.159133< 0.161 Normal
Tendangan ke gawang 0.0438 Normal
11-13 14-16 17-19
4
1014
2
Frekuensi Absolut
51
Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini, maka terlebih dahulu di lakukan uji persayaratan analisis yang
ntuk mengetahui apakah data
ti berdistribusi normal atau tidak dapat digunakan uji
Kesimpulan
NormalNormal
8-10
11-13
14-16
17-19
52
Berdasarkan pada tabel 7 di atas, ternyata hasil uji Liliefors yang
dilakukan terhadap kedua variabel didapat Lhitung lebih kecil dari pada Ltabel
(Lhitung < Ltabel) jadi dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
C. Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan
yang berarti (signifikan) antara kekuatan otot tungkai dengan kemampuan
tendangan ke gawang club sepak bola Bumi Sakti Desa Arah Tiga Kecamatan
Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko.
Untuk menguji besarnya koefisien korelasi hipotesis tersebut dilakukan
analisis korelasi product moment dan untuk menguji keberartian (signifikan)
koefisien korelasi dilanjutkan dengan uji t korelasi. Hasil analisis korelasi
antara kekuatan otot tungkai (X) dengan hasil tendangan ke gawang (Y)
diperoleh rhitung = 0.45 > rtabel 0.361. Artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangan ke gawang
pada Club Sekolah Sepak Bola Bumi Sakti Lubuk Pinang Kabupaten
Mukomuko.
Untuk menguji signifikan koefisien korelasi antara kekuatan otot
tungkai dengan hasil tendangan ke gawang dilakukan uji t. untuk lebih
jelasnya hasil rangkuman uji t tersebut dapat dilihat pada tabel 8 di bawah
ini.
53
Tabel 6. Analisis korelasi antara kekuatan otot tungkai dengan hasil
tendangan ke gawang (X-Y)
dk (N-2) r hitung r 2hitung
r tabel α =0.05
t hitungt tabel α =0.05
Kesimpulan
28 0.45 0.2025 0.361 2.65 1.701 Signifikan
Berdasarkan tabel 6, ternyata thitung = 2.65 > ttabel = 1.701. Dengan
demikian H0 ditolak dan Ha diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis
yang diajukan terdapat hubungan yang berarti (signifikan) antara kekuatan
otot tungkai dengan hasil tendangan ke gawang pada Club Sekolah Sepak
Bola Bumi Sakti Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko, diterima
kebenarannya secara empiris.
Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi kekuatan otot
tungkai terhadap hasil tendangan ke gawang adalah dengan mengkuadratkan
nilai koefesien kolerasi (r 2 ) = 0.45, berarti kekuatan otot tungkai memberikan
kontribusi terhadap hasil tendangan ke gawang sebesar 20.25% berarti
79.75% lagi hasil tendangan ke gawang pada Club Sekolah Sepak Bola Bumi
Sakti Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko dipengaruhi oleh variabel lain.
D. Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu:
terdapat hubungan yang berarti (signifikan) antara kekuatan otot tungkai
dengan hasil tendangan ke gawang pada sekolah sepak bola Bumi Sakti
Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko, diterima kebenaran secara empiris. Hal
54
ini menunjukkan bahwa variabel yang dapat mempengaruhi hasil tendangan
ke gawang pada sekolah sepak bola Bumi Sakti Lubuk Pinang Kabupaten
Mukomuko adalah kekuatan otot tungkai. Selanjutnya berdasarkan kepada
analisis korelasi antara kekuatan otot tungkai (X) dengan hasil tendangan ke
gawang (Y) diperoleh rhitung = 0.45 > rtabel 0.361. Artinya terdapat hubungan
yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangan ke
gawang pada sekolah sepak bola Bumi Sakti Lubuk Pinang Kabupaten
Mukomuko.
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini menunjukan bahwa salah
satu faktor yang mempunyai hubungan secara signifikan dengan hasil
tendangan ke gawang adalah kekuatan otot tungkai. Harsono (1988: 176)
menyatakan bahwa kekuatan otot tungkai adalah kemampuan otot untuk
membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.
Untuk mendapatkan kekuatan otot diperlukan latihan-latihan kondisi
fisik menurut (Arsil, 1999: 17) yaitu: kondisi fisik dapat ditinjau dari konsep
muskuler yang meliputi: daya tahan (enduarance), kekuatan (strength), daya
ledak (power), kecepatan (vitiocly speed), kelenturan (flexibility), kelincahan
(agility), keseimbangan (balance), dan koordinasi (coordination). Untuk
melakukan tendangan dalam permainan sepak bola yang paling penting
adalah kekuatan dan daya ledak (explosive power).
Kekuatan otot adalah kekuatan pada kemampuan otot atau
sekelompok otot untuk menyanggah atau menarik suatu badan. Apabila
kekuatan otot tungai seseorang pemain sepak bola baik, maka akan
55
menghasilkan tendangan yang baik pula. Tapi sebaliknya bila kekuatan otot
tungkai seorang pemain sepak bola kurang baik belum tentu akan
menghasilkan tendangan yang baik dan terarah sesuai dengan yang
diinginkan. Untuk melakukan tendangan,seorang pemain memerlukan
kekuatan otot, ini sesuai dengan pendapat Koger (2007: 35) di dalam konsep
dasar tendangan, yaitu pusatkan seluruh gravitasi tubuh anda unuk
menendang bola dan fokuskan kekuatan itu pada kaki. Maka tugas itu pada
dasarnya membutuhkan kekuatan otot-otot kaki dan tungkai.
Dengan adanya kekuatan pada otot tungkai, maka diharapkan hasil
tendangan yang baik sesuai dengan sasaran yang diinginkan. Jadi jelas bahwa
kekuatan otot tungkai sangat berperan dalam melakukan tendangan bola ke
gawang lawan dalam permainan sepak bola. Dengan kekuatan otot tungkai
yang sangat bagus maka tendangan akan dengan mudah diarahkan ke sasaran
yang diinginkan. Jika ditinjau dari hakekat, sepak bola sebagai usaha
keterampilan berolahraga, dalam pelaksanaannya membutuhkan unsur daya
gerak, kelincahan, kecepatan, daya tahan, kelenturan, koordinasi, dan lain
sebagainya.
Selain kompoenen di atas, kekuatan otot tungkai merupakan yang
mempengaruhi dalam olahraga sepak bola adalah kekuatan otot tungkai yang
kuat, sangat menguntungkan sekali bagi para atlet, terutama dalam cabang
olahraga sepak bola. Untuk melakukan tendangan yang akurat, diperlukan
kekuatan otot tungkai yang baik sehingga berpengaruh terhadap hasil
ketepatan tendangan bola.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan kepada hasil analisis dan dan pembahasan yang telah di
uraikan pada bagian terdahulu, maka pada bab ini dapat ditarik kesimpulan dan
saran yakni sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Terdapat hubungan yang berarti (signifikan) antara kekuatan otot
tungkai dengan hasil tendangan ke gawang pada Club Sekolah Sepak Bola
Bumi Sakti Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko dengan kontribusi sebesar
20.25%.
B. Saran
Beradasarkan kepada kesimpulan dalam penelitian ini, maka
disarankan kepada:
1. Kepada pelatih dapat memperhatikan dan melatih kekuatan otot tungkai
serta kemampuan tendangan ke gawang pemain Club Sekolah Sepak Bola
Bumi Sakti Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko.
2. Kepada atlet agar dapat memperhatikan dan meningkatkan kemampuan
kekuatan otot tungkai untuk menunjang kemampuan tendangan ke
gawang.
3. Kepada peneliti disarankan untuk dapat mengkaji faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan kemampuan tendangan ke gawang.
57
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi. (1998). Metode Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta
(2000). Manajemen Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta
Arsil.(1999). Pembinaan Kondisi Fisik. Padang: FIK-Universitas Negeri Padang
Danny Mielke. (2007). Dasar-dasar Sepak Bola. Bandung : Pakar Raya
Dinata. (2007). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung. Remaja Rosda Karya
Dumadi. (2001). Fisikologi Ilmu Faal. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikdasmen dan Dirjen Dik TK dan SD
Emilda, Lisa. (2012). Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Dan Kelentukan Togok Terhadap Kemampuan Smash Pada Klub Bola Voli
Gaverbant Pasar Bantal Kab. Mukomuko (Skripsi). Padang
Harsono, (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Depdikbud Dirjen Diklat P2LPTK.
Marta. (2007). Dasar-dasar Mengajar Sepak Bola. Jakarta : Cerdas Jaya.
M. Sajoto. (1993). Pembinaan Olah raga Prestasi. Jakarta: Depdikbud
Nawawi (2006). Administrasi Pendidikan. Jakarta : Haji Masagung.
Remny, Mukhtar. (1992). Olahraga Pilihan Sepak Bola Remaja. Klaten : Saka Mitra Kompetensi
Rusli Lutan. (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikdasmen dan Dir Olahraga.
Riduwan. (2004). Skala PengukuranVariabel-variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta
Sudarno, (1992). Ilmu Coaching Umum. Yokyakarta: Yayasan Sekolah Tinggi Olahraga
Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Tarsito: Bandung.
Sugiyono. (2008). metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta
58
Suharsimi, Arikunto. (1999). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Sukatamsi. (1984). Teknik Dasar Bermain Sepak Bola. Solo : Tiga Serangkai
Syafruddin, (1992). Pengantar Ilmu Melatih : Padang, FPOK IKIP Padang
Tim Abdi Guru. (2009). Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga
Tim Mata Kuliah Sepak Bola UNP. (2010). Sepak Bola. Padang. Sukabina
Tim UNP (2011). Buku Panduan Universitas Negeri Padang. Padang. UNP
Toto Subroto. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas Olahraga.
Undang-Undang RI No. 20 (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Citra Umbara
Waharsono, dkk. (2002). Buku II. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikdasmen dan Dirjen Dik TK dan SD.
59
Lampiran 1DATA MENTAH HASIL PENELITIAN
NO NAMALOMPAT JAUH
(Meter)(X)
TENDANGAN (Skor)
(Y)1 Alan Nugraha 1.79 112 Aldi Krismon 1.52 103 Anton 1.50 114 Apriadi 1.70 165 Aprino 1.60 126 Budi Sanjaya 1.61 87 Candi Mustafa 1.89 128 Dandi Saputra 1.59 109 Defri Andika 1.86 16
10 Deni Syafriadi 1.82 1311 Dodi Aria Mandala 1.85 1812 Efrizal 1.61 1613 Frendi Yusra Caniago 1.54 1314 Gofarindo Aulio 1.83 1815 Jimi Saputra 1.78 1116 Jumas Miardi 1.75 1617 Junadi 1.61 1218 Leo Ajriko Saputra 1.60 1019 Mindra Junaidi 1.84 1620 M.Yadi Abadi 1.55 1521 Ramos Horta 1.51 1322 Rispa Candra 1.70 1623 Rizki Dian Saputra 1.69 1424 Rogi Jasmara 1.52 1325 Rusdi 1.51 1426 Supra 1.80 1427 Urai Sagito 1.84 1428 Vive Idola 1.60 1429 Wandri 1.89 1630 Widianto 1.79 14
60
Lampiran 2UJI NORMALITAS LILIEFORS KEKUATAN OTOT TUNGKAI
No X x Z LUAS KURVA F (Z) S (Z) F (Z)-S (Z)
1 1.5 -0.19 -1.42 0.4222 0.0778 0.033333 0.0444672 1.51 -0.18 -1.35 0.4115 0.0885 0.083333 0.0051673 1.51 -0.18 -1.35 0.4115 0.0885 0.083333 0.0051674 1.52 -0.17 -1.27 0.398 0.102 0.15 0.0485 1.52 -0.17 -1.27 0.398 0.102 0.15 0.0486 1.54 -0.15 -1.12 0.3686 0.1314 0.2 0.06867 1.55 -0.14 -1.05 0.3531 0.1469 0.233333 0.0864338 1.59 -0.10 -0.75 0.2734 0.2266 0.266667 0.0400679 1.6 -0.09 -0.67 0.2486 0.2514 0.333333 0.081933
10 1.6 -0.09 -0.67 0.2486 0.2514 0.333333 0.08193311 1.6 -0.09 -0.67 0.2486 0.2514 0.333333 0.08193312 1.61 -0.08 -0.60 0.2258 0.2742 0.433333 0.15913313 1.61 -0.08 -0.60 0.2258 0.2742 0.433333 0.15913314 1.61 -0.08 -0.60 0.2258 0.2742 0.433333 0.15913315 1.69 0.00 0.00 0 0.5 0.5 016 1.7 0.01 0.08 0.0319 0.5319 0.55 0.018117 1.7 0.01 0.08 0.0319 0.5319 0.55 0.018118 1.75 0.06 0.45 0.1736 0.6736 0.6 0.073619 1.78 0.09 0.68 0.2518 0.7518 0.633333 0.11846720 1.79 0.10 0.75 0.2734 0.7734 0.683333 0.09006721 1.79 0.10 0.75 0.2734 0.7734 0.683333 0.09006722 1.8 0.11 0.83 0.2967 0.7967 0.733333 0.06336723 1.82 0.13 0.98 0.3365 0.8365 0.766667 0.06983324 1.83 0.14 1.05 0.3531 0.8531 0.8 0.053125 1.84 0.15 1.13 0.3708 0.8708 0.85 0.020826 1.84 0.15 1.13 0.3708 0.8708 0.85 0.020827 1.85 0.16 1.20 0.3849 0.8849 0.9 0.015128 1.86 0.17 1.28 0.3997 0.8997 0.933333 0.03363329 1.89 0.20 1.50 0.4332 0.9332 0.983333 0.05013330 1.89 0.20 1.50 0.4332 0.9332 0.983333 0.050133
MEAN 1.69 L0=0.159133STDEVIASI 0.13MEDIAN 1.70
Dari tabel di atas dapat diketahui L0= 0.159133, sedangkan Ltabel pada taraf signifikan α=0.05 didapat Lt= 0.161. Dengan demikian L0=0.159133<Lt=0.161 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
61
Lampiran 3UJI NORMALITAS LILIEFORS TENDANGAN KE GAWANG
No X X Z LUAS KURVA F (Z) S (Z) F (Z)-S (Z)
1 8 -5.53 -2.21 0.4864 0.0136 0.033333 0.0197332 10 -3.53 -1.41 0.4207 0.0793 0.1 0.02073 10 -3.53 -1.41 0.4207 0.0793 0.1 0.02074 10 -3.53 -1.41 0.4207 0.0793 0.1 0.02075 11 -2.53 -1.01 0.3438 0.1562 0.2 0.04386 11 -2.53 -1.01 0.3438 0.1562 0.2 0.04387 11 -2.53 -1.01 0.3438 0.1562 0.2 0.04388 12 -1.53 -0.61 0.2291 0.2709 0.3 0.02919 12 -1.53 -0.61 0.2291 0.2709 0.3 0.0291
10 12 -1.53 -0.61 0.2291 0.2709 0.3 0.029111 13 -0.53 -0.21 0.0832 0.4168 0.416667 0.00013312 13 -0.53 -0.21 0.0832 0.4168 0.416667 0.00013313 13 -0.53 -0.21 0.0832 0.4168 0.416667 0.00013314 13 -0.53 -0.21 0.0832 0.4168 0.416667 0.00013315 14 0.47 0.19 0.0754 0.5754 0.583333 0.00793316 14 0.47 0.19 0.0754 0.5754 0.583333 0.00793317 14 0.47 0.19 0.0754 0.5754 0.583333 0.00793318 14 0.47 0.19 0.0754 0.5754 0.583333 0.00793319 14 0.47 0.19 0.0754 0.5754 0.583333 0.00793320 14 0.47 0.19 0.0754 0.5754 0.583333 0.00793321 15 1.47 0.59 0.2224 0.7224 0.7 0.022422 16 2.47 0.99 0.3389 0.8389 0.833333 0.00556723 16 2.47 0.99 0.3389 0.8389 0.833333 0.00556724 16 2.47 0.99 0.3389 0.8389 0.833333 0.00556725 16 2.47 0.99 0.3389 0.8389 0.833333 0.00556726 16 2.47 0.99 0.3389 0.8389 0.833333 0.00556727 16 2.47 0.99 0.3389 0.8389 0.833333 0.00556728 16 2.47 0.99 0.3389 0.8389 0.833333 0.00556729 18 4.47 1.79 0.4633 0.9633 0.983333 0.02003330 18 4.47 1.79 0.4633 0.9633 0.983333 0.020033
MEAN 13.53 L0=0.0438STDEVIASI 2.50MEDIAN 14
Dari tabel di atas dapat diketahui L0= 0.0438, sedangkan Ltabel pada taraf signifikan α=0.05 di dapat Lt 0.161. dengan demikian L0=0.0438<Lt=0.161 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
62
Lampiran 4TABEL PERSIAPAN PENGHITUNGAN DATA
NO
(X)Lompat tanpa
awalan
(Y)Tendangan ke gawang
X2 Y2 XY
1 1.79 11 3.2041 121 19.692 1.52 10 2.3104 100 15.23 1.50 11 2.25 121 16.54 1.70 16 2.89 256 27.25 1.60 12 2.56 144 19.26 1.61 8 2.5921 64 12.887 1.89 12 3.5721 144 22.688 1.59 10 2.5281 100 15.99 1.86 16 3.4596 256 29.76
10 1.82 13 3.3124 169 23.6611 1.85 18 3.4225 324 33.312 1.61 16 2.5921 256 25.7613 1.54 13 2.3716 169 20.0214 1.83 18 3.3489 324 32.9415 1.78 11 3.1684 121 19.5816 1.75 16 3.0625 256 2817 1.61 12 2.5921 144 19.3218 1.60 10 2.56 100 1619 1.84 16 3.3856 256 29.4420 1.55 15 2.4025 225 23.2521 1.51 13 2.2801 169 19.6322 1.70 16 2.89 256 27.223 1.69 14 2.8561 196 23.6624 1.52 13 2.3104 169 19.7625 1.51 14 2.2801 196 21.1426 1.80 14 3.24 196 25.227 1.84 14 3.3856 196 25.7628 1.60 14 2.56 196 22.429 1.89 16 3.5721 256 30.2430 1.79 14 3.2041 196 25.06
JUMLAH 50.69 406 86.1635 5676 690.33
63
Lampiran 5
Menghitung koefisien korelasi nilai X terhadap Y
Simbol Statistik Nilai StatistikN 30X 50.69Y 406X2 86.1635Y2 5676XY 690.33
rxy =
2222 )()(
))((
YYnXXn
YXYXn
= 22 )406(567630)69.50(1635.8630
)406)(69.50(33.69030
xx
x
= 1648361702802569.4762584.905
20580.1420709.9
= 544415.4289
129.76
= 83994.93
129.76
= 289.8188
129.76
= 0.45
Kontribusi
K= r2x100%
= (0.45)2x100%
= 20.25%
Uji signifikan variabel X1 dengan Y
t = 2)(1
2
r
nr
= 2)45.0(1
23045.0
=
2025.01
)29.5)(45.0(
=
7975.0
3691.2 =
8930.0
3691.2 = 2.65
64
LAMPIRAN 6DAFTAR LUAS DI BAWAH LENGKUNGAN
NORMAL STANDARDari 0 ke z
Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0.0 0000 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0319 03590.1 0386 0483 0478 0557 0596 0636 0675 0714 0754 03600.2 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 11410.3 1179 1217 1255 1293 1331 1368 1406 1443 1480 15170.4 1554 1591 1628 1664 1700 1736 1772 1808 1844 18790.5 1915 1950 1985 2019 2054 2088 2123 2157 2190 22240.6 2258 2291 2324 2357 2389 2422 2454 2486 2418 25490.7 2580 2612 2642 2673 2704 2734 2764 2794 2823 28520.8 2881 2910 2939 2967 2996 3023 3051 3078 3106 31330.9 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 33891.0 3413 3438 3461 3485 2508 3531 3554 3577 3599 36211.1 4634 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 38301.2 3849 3869 3888 3907 3925 3944 3962 3980 3997 40151.3 4032 4049 4066 4082 4099 4115 4131 4147 4162 41771.4 4192 4207 4222 4236 4251 4265 4279 4292 4306 43191.5 4332 4345 4357 4370 4382 4394 4406 4418 4429 44411.6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 45451.7 4554 4564 4573 4580 4591 4599 4608 4626 4625 46331.8 4641 4649 4656 4664 4671 4678 4686 4692 4699 46331.9 4713 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 4761 47672.0 4772 4778 4783 4788 4793 4798 4803 4808 4812 48172.1 4821 4826 4830 4838 4838 4842 4846 4850 4854 48572.2 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 48902.3 4893 4896 4898 4901 4904 4906 4909 4911 4913 49162.4 4918 4920 4922 4925 4927 4929 4931 4932 4934 49362.5 4938 4940 4941 4943 4945 4946 4948 4949 4951 49522.6 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 49642.7 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 4972 4973 49742.8 4974 4975 4976 4977 4977 4978 4979 4979 4980 49812.9 4981 4982 4982 4983 4984 4984 4985 4985 4986 49863.0 4987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4989 4990 49903.1 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 4993
3.2 4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4995 4995 49953.3 4995 4995 4995 4996 4996 4996 4996 4996 4996 49973.4 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 49983.5 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 49983.6 4998 4998 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 49993.7 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 49993.8 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 49993.9 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000
Sumber : Theory And Problems of Statistics, Spigel, M.R.,PhD.,Schaum Publishing., New York, 1961
65
LAMPIRAN 7DAFTAR XIX (11)
NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILLIEFORSUkuranSampel
Taraf Nyata
0.01 0.05 0.10 0.15 0.204 0.417 0.381 0.352 0.319 0.3005 0.405 0.337 0.315 0.299 0.2856 0.364 0.319 0.294 0.277 0.2657 0.348 0.300 0.276 0.258 0.2478 0.331 0.285 0.261 0.244 0.2339 0.311 0.271 0.249 0.233 0.223
10 0.294 0.258 0.239 0.224 0.21511 0.284 0.249 0.230 0.217 0.20612 0.275 0.242 0.223 0.212 0.19913 0.268 0.234 0.214 0.202 0.19014 0.261 0.227 0.207 0.194 0.18315 0.257 0.220 0.201 0.187 0.17716 0.250 0.213 0.195 0.182 0.17317 0.245 0.206 0.289 0.177 0.16918 0.239 0.200 0.184 0.173 0.16619 0.235 0.195 0.179 0.169 0.16320 0.231 0.190 0.174 0.166 0.16025 0.200 0.173 0.158 0.147 0.14230 0.184 0.161 0.144 0.136 0.131
1.031 0.886 0.805 0.768 0.736n >30 n n n n n
Sumber: Conover, W.J, Practical Nonparametric Statistics, John Wiley & Sons, Inc, 1973
66
Lampiran 8Tabel dari harga kritik dari Product-Moment
N (1)Interval Kepercayaan
N (1)
Interval Kepercayaan
N 0)
Interval Kepercayaan
95%(2)
99%(3)
95%(2)
99%(3)
95%(2)
99%(3)
3 0.997 0.999 26 0.388 0.4905 55 0.266 0.3454 0.950 0.990 27 0.381 0.487 60 0.254 0.330
5 0.878 0.959 28 0.374 0.478 65 0.244 0.317
6 0.811 0.912 29 0.367 0.470 70 0.235 0.306
7 0.7540.874
30 0.361 0.463 75 0.227 0.296
8 0.707 0.874 31 0.355 0.456 80 0.220 0.286
9 0.666 0.798 32 0.347 0.449 85 0.213 0.278
10 0.632 0.762 33 0.344 0.442 90 0.207 0.270
11 0.602 0.735 34 0.339 0.436 95 0.202 0.263
12 0.576 0.708 35 0.334 0.430 100 0.195 0.256
13 0.553 0.684 36 0.329 0.424 125 0.176 0.230
14 0.532 0.661 37 0.325 0.418 150 0.159 0.210
15 0.514 0.641 38 0.320 0.413 175 0.148 0.194
16 0.497 0.623 39 0.316 0.408 200 0.138 0.181
17 0.482 0.606 40 0.312 0.403 300 0.113 0.148
18 0.468 0.590 41 0.308 0.396 400 0.098 0.128
19 0.456 0.575 42 0.304 0.393 500 0.088 0.115
20 0.444 0.561 43 0.301 0.389 600 0.080 0.105
21 0.433 0.549 44 0.297 0.384 700 0.074 0.097
22 0.423 0.537 45 0.294 0.380 800 0.070 0.091
23 0.413 0.526 46 0.291 0.276 900 0.065 0.085
24 0.404 0.515 47 0.288 0.372 1000 0.062 0.081
25 0.396 0.505 48 0.264 0.368
1.031 0.886 49 0.281 0.364
50 0.297 0.361
J=Jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung rGambar Penelitian
67
Gambar 1. Siswa SSB Bumi Sakti Melakukan Tendangan Dengan Kaki Bagian Dalam
Gambar 2. Siswa SSB Bumi Sakti Melakukan Tendangan Dengan Kaki Bagian Luar
68
Foto 3. Siswa SSB Bumi Sakti Melakukan TendanganGambar 3. Siswa SSB Bumi Sakti Melakukan Tendangan Dengan punggung
gambar 4. Peneliti Menjelaskan Kepada Siswa SSB Bumi Sakti Tata Cara Lompat Jauh Tanpa Awalan
69
Gambar 5. Siswa SSB Bumi Sakti Melakukan Sikap Awalan Lompat Jauh Tanpa Awalan
Gambar 6. Siswa SSB Bumi Sakti Melakukan Sikap Melayang Lompat Jauh Tanpa Awalan
70
Gambar 7. Siswa SSB Bumi Sakti Melakukan Sikap Mendarat Lompat Jauh Tanpa Awalan
Gambar 8. Peneliti Menjelaskan Kepada Siswa SSB Bumi sakti Tata Cara Tendangan Ke Gawang
71
Gambar 9. Siswa SSB Bumi Sakti Melakukan Tendangan Ke Gawang
Gambar 10. Peneliti sedang mengamati Posisi Bola Pada Saat Jatuh Di Gawang Setelah Siswa SSB Bumi Sakti Melakukan Tendangan Ke Gawang
72
Gambar 11. Peneliti Dan Pelatih Serta Siswa SSB Bumi Sakti
73
74