Rina Agustina1), Rivani Noor2), Retno Dumilah Esti Widjayanti3) ,Lilis Nuraida4), Nurul Ratna5), Lora Sri Nofi6), Merry Aitonam7), Budi Setiawan8), Puspo Edi Giriwono9)
Kajian Manfaat Pangan Fungsional Setelah Terpenuhinya Gizi Seimbang
Pra-Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Hotel Kartika Chandra, 22-23 Mei 2018
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2)Direktorat Gizi Masyarakat
3)Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 4),9)Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor 6),7)Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo
8)Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor
POKJA PANGAN
FUNGSIONAL
Tujuan
Melakukan kajian akan pangan fungsional dan
hubungannya dengan kepentingannya pemenuhan
dan peningkatan fungsi gizi dan kesehatan atau
menurunkan risiko penyakit akibat pangan bagi
masyarakat Indonesia
Tujuan • Permasalahan kesehatan global dan nasional
• Pangan (kualitas, kebutuhan dan konsumsi) sesuai pedoman gizi seimbang dan kenyataan pada masyarakat
• Definisi, ruang lingkup, jenis dan fungsi pangan fungsional
• Kategori pangan fungsional sesuai dari perspektif biokimia gizi, komponen aktif dan aspek-aspek berbeda dalam pangan fungsional. jenis bukti yang mendukung fungsi, kekuatan bukti itu dan asupan yang direkomendasikan
• Regulasi internasional dan nasional, terutama klaim pangan, labelling, iklan dan komunikasi ke masyarakat
• Potensi dan solusi pengembangan pangan fungsional lokal dengan bukti keamanan dan klinis yang kuat
• Petunjuk teknis untuk substansiasi klaim pangan, studi RCT manusia, dan menafsirkan studi tersebut untuk mendukung efek kesehatan
Metode
Saat ini • Review literature: sumber literatur yang dikaji adalah berdasarkan publikasi ilmiah terbaru, peraturan, standar, ataupun pedoman yang sudah dikeluarkan oleh badan regulasi internasional, regional, maupun nasional terkait dengan pangan fungsional. • Focus Group Discussion (FGD): dengan para pakar pangan dan gizi Rencana ke depan • Survey Pasar – data sekunder • Focus Group Discussion (FGD): dengan para pelaku industry dan konsumen
Ruang lingkup
kajian manfaat pangan fungsional kali ini masih berfokus pada kelompok masyarakat usia dewasa atau umum, ke depan diharapkan kajian manfaat pangan fungsional dapat dikembangkan untuk usia anak dan remaja, khususnya untuk mendukung tumbuh kembangnya secara optimal.
Pendahuluan
Double burden – double response
Source: WHO, 4th ACD 2006
World Biggest Killers
Sumber: The Lancet
Increasing obesity rate
Sumber: OECD
Status Sosial Ekonomi Obesitas (%) Hipertensi (%)*) DM (%) Stroke (per 1000)
2007 2013 2007 2013 2007 2013 2007 2013
Terbawah 7.3 7.0 6.7 8.5 0.8 1.6 7.7 13.1
Menengah bawah 8.5 10.7 7.0 9.7 0.9 1.6 8.0 12.6
Menengah 9.7 13.5 7.4 9.7 1.1 1.8 7.9 12.0
Menengah atas 11.4 17.9 8.0 9.7 1.2 2.4 8.7 11.8
Teratas 13.5 21.4 8.7 9.5 1.7 3.0 9.3 11.2
*)Berdasarkan wawancara: penduduk yang terdeteksi tenaga kesehatan dan minum obat
Meningkatnya obesitas, dan penyakit tidak menular (usia 18+), Riskesdas 2007 & 2013
Sumber: Riskesdas, Atmarita
Konsumsi dan Pengeluaran pangan Indonesia
Korea International Trade Association (KITA), 2014
Konsumsi pangan di Indonesia
• Prevalensi gaya hidup dan penyakit terkait diet meningkat
• Pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil dan terdiversifikasi dengan cepat mengubah pilihan gaya hidup masyarakat
• SHIFT CONSUMPTION OF HEALTHY TRADITIONAL FOODS TO MODERN-UNHEALTHY FOODS
• Masalah kekurangan dan kelebihan gizi disebabkan oleh pola makan salah, yaitu tidak berdasarkan pola makan yang mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS).
Trend Kesehatan dan Pangan di Indonesia • Pangan fungsional merupakan salah satu bidang yang paling banyak
diteliti dan dipromosikan secara luas dalam ilmu makanan dan nutrisi saat ini.
• Konsumen terus tertarik dalam pencegahan penyakit dan kesehatan yang optimal kemungkinan akan meningkatkan konsumsi bahan makanan dengan manfaat kesehatan di luar nutrisi dasar
• Pasar industri makanan fungsional berpotensi tumbuh hingga 5% dari total populasi atau hingga 12,5 juta pembeli potensial pada tahun 2014.
• Produk Pangan fungsional yang paling populer adalah produk susu dengan sebagian besar menggunakan bahan fungsional trendi, yaitu vitamin dan kalsium
• Diproduksi oleh manufaktur multinational food producers dan local
Trend Kesehatan dan Pangan di Indonesia
• Mengingat 250 juta penduduknya, Indonesia dianggap sebagai pasar potensial yang baik untuk makanan fungsional
• Tidak semua makanan di pasar saat ini yang diklaim sebagai pangan fungsional didukung oleh data yang cukup kuat (tidak menyesatkan dan mendorong pola konsumsi yang salah).
• Harus ditekankan bahwa makanan dan bahan-bahan ini bukanlah peluru ajaib atau obat mujarab untuk kebiasaan kesehatan yang buruk.
Key Success Factor, Drivers and Inhibitor of the Industry Key Success Factor:
• Health Benefit Ingredients
• Effective Marketing Campaign
• Competitive Products Platform
• Commercial through Endorsement
• Credible Media
Drivers:
• Growth in per Capita Food Consumption
• Youthful Demographics
• Spread of Organized Grocery Retail
• A Forthcoming Sector Investment
Inhibitors
• Lack of Financing
• Inefficient Infrastructure
• High-risk Operation in Indonesia
Definisi dan Ruang
Lingkup
Are these functional foods? APA ITU PANGAN FUNGSIONAL????
Istilah functional foods
“a marketing term” – “Foods for claims” Istilah pangan fungsional dimulai dari Jepang. Namun hingga saat ini tidak ada definisi yang diterima
atau diharmonisasi secara regional dan internasional oleh badan regulator
• Food and Drug Administration. Labeling and nutrition. http://www.fda.gov/Food/IngredientsPackagingLabeling/LabelingNutrition/default.htm Updated March 1, 2013. Accessed March 8, 2013.
• Henry C.J.: Functional foods [editorial]. Eur J Clin Nutr 2010; 64: pp. 657-659 • International Life Sciences Institute. Perspectives on ILSI’s international activities on functional
foods.http://www.ilsi.org/Europe/Publications/O2009Perspectives.pdf
Tinjauan definisi/pengertian Pangan
Fungsional
The Food Quality and Standards services (AGNS) & Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) (2007) : PF adalah pangan yang ditujukan untuk dikonsumsi sebagai bagian dari diet normal dan mengandung komponen aktif yang berpotensi meningkatkan kesehatan dan mengurangi risiko penyakit.
ILSI menyebutkan suatu pangan disebut sebagai fungsional jika dapat menunjukkan dengan baik bahwa pangan tersebut memiliki manfaat menguntungkan terhadap satu atau lebih fungsi dalam organisme, selain manfaat gizi normal, yang memperbaiki kondisi kesehatan atau mengurangi risiko penyakit
The National Academy of Sciences Food and Nutrition Board di Amerika, menyebutkan PF adalah pangan yang dimodifikasi atau ingredient pangan yang memberikan manfaat kesehatan selain kandungan gizi tradisional yang terkandung di dalamnya.
Institute of Food Technologists (IFT) mendefinisikan PF sebagai senyawa yang memberikan gizi esensial di luar jumlah yang dibutuhkan untuk pemeliharaan normal, tumbuh kembang, dan/atau komponen bioaktif yang memberikan manfaat kesehatan atau efek fisiologis yang diinginkan
The American Dietetic Association (ADA), menyebutkan PF adalah pangan utuh, difortifikasi, diperkaya atau diperkuat yang harus dikonsumsi secara regular dan dalam jumlah yang efektif untuk memperoleh manfaat kesehatan.
Definisi - Regulasi di Indonesia
• BPOM dalam Peraturan BPOM No.03.1.23.11.11.09909 Tahun 2011
• Pangan fungsional adalah pangan olahan yang mengandung satu atau lebih komponen fungsional yang berdasarkan kajian ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu, terbukti tidak membahayakan dan bermanfaat bagi kesehatan.
• Peraturan tersebut diganti dengan No 13 tahun 2016:
• Tidak ada istilah dan definisi mengenai pangan fungsional
• Pada PerKa tersebut digunakan dan didefiniskan Pangan Olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan.
• Pada Pangan Olahan dapat mencantumkan klaim pada label setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Pangan fungsional dan Gizi seimbang
• Konsumsi pangan fungsional dalam diet sehari-hari dapat menjadi tidak diperlukan jika masyarakat telah menerapkan pola konsumsi gizi seimbang????
Definisi yang diusulkan
• Berdasarkan berbagai pengertian pangan fungsional yang beragam, maka diusulkan pengertian pangan fungsional sebagai berikut:
“Pangan fungsional adalah pangan alami maupun olahan yang mengandung satu atau lebih komponen fungsional yang bermanfaat
untuk memenuhi dan meningkatkan fungsi fisiologis tertentu, dan/atau mengurangi risiko sakit yang dibuktikan berdasarkan kajian ilmiah, harus menunjukkan manfaatnya dengan jumlah yang biasa dikonsumsi sebagai
bagian dari pola makan sehari-hari, yang harus tetap dalam bentuk pangan dan bukan berbentuk pil atau kapsul”
IDEAL: Pola makan orang dewasa laki-laki usia 19-29 tahun (Diet Seimbang)
Pola makan orang dewasa laki-laki usia 19-29 tahun
Energi dan Zat Gizi
Kebutuhan sesuai AKG 2013
Diet Seimbang
Diet Seimbang dengan susu
Diet Seimbang dengan sagu
Diet Vegetarian (Lacto Ovo)
Diet Vegan
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat
PUFA
Kolesterol
Vitamin A
Vitamin D
Vitamin E
2150Kcal
75.5 (14%)
59.3 (24%)
334 (62%)
32g
10g
300mg
600mcg
15mcg
14ug
2156
75.5 (14%)
59.3 (24%)
334 (62%)
15.8
10.6
277.9
1353
6
5.2
2165
85.9 (16%)
70.8 (28%)
301 (56%)
14.5
10.9
334
1427
6
5
2155
58.7 (11%)
57.1 (23%)
354 (66%)
15.8
9.6
277
1352
6
5.2
2185
65.0 (12%)
63.2 (25%)
345 (63%)
15.7
8.3
271
1414
0.5
4.7
2187
75.1 (14%)
51.5 (21%)
366 (65%)
26
12.4
2.6
1309
0
4.2
Pola makan orang dewasa laki-laki usia 19-29 tahun
Energi dan Zat Gizi
Kebutuhan sesuai AKG 2013
Diet Seimbang
Diet Seimbang dengan susu
Diet Seimbang dengan sagu
Diet Vegetarian (Lacto Ovo)
Diet Vegan
Vitamin B1
Vitamin B2
Vitamin B6
Vitamin B12
Vitamin C
Natrium
Kalium
Kalsium
Magnesium
Fosfor
Besi
Seng
1.4mg
1.6mg
1.3mg
2.4mcg
90mg
1500mg
4700mg
1100mg
350mg
700mg
13mg
13mg
0.8
1.1
2.1
1.8
112
244
2596
689
420
1020
16.8
8.2mg
0.9
1.8
2.3
3.4
115.8
451
3004
1046
446
1318
16.3
9.3
0.6
1.0
1.7
1.8
112.2
262
2383
662
335
781
16.6
5.6
0.8
1.6
2.1
2.4
116.2
399
2448
1117
426
1167
16.2
8.6
0.9
0.9
2.1
0.5
113.7
129
3062
803
574
1100
24.7
9.6
Catatan
• 5 diet gizi seimbang merujuk pada standar kesehatan
• Komposisi zat gizi pada ke 5 jenis diet seimbang dalam rentang standar
• Diet gizi seimbang dengan susu merupakan diet paling lengkap dan mendekati standar AKG
• Asupan serat, vitamin D, E, B1 dan Seng di 5 jenis diet tersebut lebih rendah dibandingkan AKG
Ideal
• Beberapa ahli mengatakan tidak ada satupun jenis diet yang cocok dan berlaku untuk semua individu, karena setiap individu memiliki kondisi dan permasalahan yang berbeda-beda.
• Namun umumnya pada kondisi masyarakat umum yang sehat dapat berlandaskan pada prinsip atau pendekatan gizi seimbang atau balance diet yang bertujuan untuk menyediakan pedoman makan dan berperilaku sehat bagi seluruh lapisan masyarakat berdasarkan prinsip konsumsi anekaragam pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik dan mempertahankan berat badan normal.
• Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat. Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok umur.
• Gizi yang baik membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini.
Komponen Bioaktif
Contoh Komponen Bioaktif dalam Pangan
Fungsional
• Serat Pangan/ Dietary Fiber
• PUFA (Omega-3, EPA dan DHA)
• Fitostanol dan Fitosterol
• Protein Tertentu dan Asam Amino
• Polifenol
• Isoflavon
• Probiotik
• Prebiotik (oligosakarida)
• Vitamin dan Mineral (C, E, Asam Folat, Fe, Zn, Se, dll)
• Antioksidan
• dll
Kategori Pengembangan/Produksi Pangan Fungsional (European Comission, 2000)
• Komponent aktif alami pada pangan alami
• Menghilangkan komponen yang diketahui menyebabkan atau diidentifikasi menyebabkan efek yang membahayakan ketika dikonsumsi
• Peningkatan konsentrasi komponen yang secara alami ada di dalam pangan ke tingkat yang dapat menginduksi efek yang diharapkan
• Menambahkan suatu komponen yang secara alami terdapat dalam pangan dan bukan merupakan gizi makro atau mikro, tetapi yang telah diketahui memberikan manfaat kesehatan (misalnya antioksidan non-vitamin atau fungsi prebiotic)
• Mengganti suatu komponen, biasanya suatu gizi makro (misalnya lemak) yang asupannya biasanya berlebihan d an menggantinya dengan komponen yang memberikan manfaat kesehatan (misalnya diganti dengan pati termodifikasi)
• Meningkatkan biovailabilitas atau stabilitas suatu komponen- memberikan efek fungsional untuk mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh pangan.
Bukti Ilmiah
Prinsip Umum Pangan Fungsional
Safety issues No negative
side effects at normal use
No disturbance of normal eating
pattern
Scientific substantiation
of the claim (science based
evidence)
Kriteria Kekuatan Bukti Ilmiah Pangan
Fungsional
Very strong : telah dilaksanakan penelitian metaanalisis dan memiliki hasil yang konsisten dengan dosis yang sama
Strong : sudah banyak penelitian RCT yang dilakukan dan hasilnya konsisten (substansial scientific agreement relationship of a diet-disease relationship)
Moderate : bukti ilmiah yang mendukung adanya hubungan diet dan penyakit masih belum dapat disimpulkan (Scientific evidence supporting diet-disease relationship is not conclusive)
Weak/Low : beberapa bukti ilmiah menyarankan adanya hubungan namun terbatas atau belum dapat disimpulkan (Some scientific evidence suggest a relationship but is limited or not conclusive)
Preliminary : Sudah ada 1-2 penelitian RCT, belum jelas arahnya
Komponen Bioaktif yang Memiliki Bukti Ilmiah yang Kuat-Moderat N
o.
Kelas/Komponen Sumber Manfaat Potensial Referensi
1. Serat Pangan
(soluble fiber):
Oat betaglucan
Inulin
roti atau muesli, sereal,
minuman sereal, snack
bar
mengurangi kadar kolesterol-
LDL dan kolesterol total
Othman RA, et.al (2011),
Whitehead A, et.al (2014)
2. Asam Lemak Tak
Jenuh (PUFA):
Omega-3
EPA dan DHA
ikan berlemak(salmon,
tuna, herring, makarel)
menurunkan risiko penyakit
kardiovaskuler melalui
menurunkan kadar
trigliserida dan meningkatkan
kadar kolesterol-HDL
Rizos EC, et.al (2012),
Shearer GC et.al (2012),
Alhassan, et.al (2017)
3. Fitosterol &
fitostanol
sayur, buah, serealia,
kacang-kacangan dan
biji-bijian, lidah buaya
menurunkan kadar kolesterol
total, kolesterol-LDL dan LDL
teroksidasi, penurunan kadar
gula darah
Scholle et.al (2013), Hyun YJ,
et.al (2005),
Panglipuriningtyas et.al
(2013)
Komponen Bioaktif yang Memiliki Bukti Ilmiah yang Kuat-Moderat No. Kelas/Komponen Sumber Manfaat Potensial Referensi
4. Poliphenol
flavanol
Coklat (minuman kakao,
bubuk coklat, dark
chocolate)
Kopi
menurunkan
tekanan darah,
peningkatan
kapasitas antioksidan
darah, penurunan
pada penanda yang
berhubungan
dengan kerusakan
akibat radikal bebas
Taubert D, et.al (2007),
Rein D et.al (2000), Ying
Wan et.al (2001)
Komponen Bioaktif - Bukti Ilmiah yang Kuat-Moderat No. Kelas/Komponen Sumber Manfaat Potensial Referensi
5. Isoflavon Kedelai, tahu, susu
kedelai, miso
Tempe, tepung tempe
menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol-LDL,
meningkatkan kadar HDL
Tempe mengandung antioksidan mencegah penyakit
degeneratif, provitamin A untuk penglihatan,
mengandung α-tocopherolberfungsi sebagai
antioksidan, pemeliharaan integrasi sel dan dikenal
terkait dengan kesuburan
Taku, et.al (2007), Daou C et.al
(2012)
Pawiroharsono S (2009), BPPT
(2005), Nugraheni K dan Bintari SH
(2016)
6. Probiotik Formula mengandung
Bifidobacterium lactis,
Bifidobacterium
bifidum dan
Streptococcus
thermophiles; L reuteri
memberikan efek perlindungan saluran pencernaan
(Ig-A dan IFN-A), menurunkan diare
Fukushima et.al (1998), Saavedra
et.al (1994)
Agustina et al (2012, 2013)
7. Mineral dan Trace
element (Fe)
Sumber hewani (heme
iron): daging, ikan,
unggas
Sumber nabati (non-
heme iron): kacang-
kacangan
Meningkatkan status zat besi dalam darah Young et al (2018)
Komponen Bioaktif - Bukti Ilmiah yang Kuat-Moderat
No. Kelas/Komponen Sumber Manfaat Potensial Referensi
8. Mineral dan
Trace element
(Zn)
Minuman
kedelai yang
disuplementasi
zink
Meningkatkan fungsi kekebalan tubuh
(menginduksi sel-sel imunokompeten
seperti sel limfosit dan sel timus, serta
menginduksi sel-sel imun non spesifik)
Winarsi et al (2005),
Sanna et al. (2018)
9. Mineral dan
Trace element
(Se)
Ikan dan kerang
Jamur, bawang
merah, susu,
animal tissue
Meningkatkan konsentrasi selenium
dalam darah dan SeIP plasma.
Meningkatkan aktivitas glutathione
peroxidase (GPx) dalam berbagai jaringan
tubuh. GPx merupakan enzim penting
untuk detoksifikasi dan melindungi sel
dari kerusakan oksidan.
Outzen et al. (2015)
Bermingham et al.
(2014)
Komponen Bioaktif - Bukti Ilmiah yang Kuat-Moderat
No. Kelas/Komponen Sumber Manfaat Potensial Referensi
10. Prebiotik
(oligosakarida)
minuman, jus
buah, biskuit,
sereal, atau susu
yang diberikan
pemanis buatan
atau bubuk yang
mengandung
fruktan
(oligofruktosa,
inulin)
penurunan trigliserida serum Brighenti (2007),
Whitehead et.al (2014)
Teknis dasar
Penentuan Bukti Ilmiah
Dasar penentuan bukti ilmiah
• harus RCT dan sudah dipublish di peer reviewed journal
• harus dengan desain dan metodologi penelitian yang benar
• harus dengan biomarker yang valid yang dapat digunakan untuk mendukung uraian manfaatnya
• harus jelas kondisi subyeknya dan juga jelas bahwa pangan fungsional ini dimakan sebagai bagian dari makanan gizi seimbang dan dalam pola hidup sehat
• Perlu disampaikan terkait dengan “dosis” karena suatu manfaat bagi kesehatan pasti terkait dosis tertentu dan lama pemakaian tertentu
Pentingnya “scientific community”
• TIM MITRA BESTARI – SCIENTIFIC COMMITTEE
•Aktif dalam pertemuan nasional dan internasional terkait regulasi pangan, seperti : Codex, Konsensus2 Profesi, dll
• Selalu dilibatkan dalam kebijakan dan program
Regulasi
Regulasi and Perspektif Pemerintah Indonesia
• Ketersediaan regulasi untuk mengendalikan produk-produk tersebut di Indonesia saat ini tidak cukup berlaku.
• BPOM • Indonesia fokus pada “pre-market control”
• Post-market control untuk produk pangan yang sudah didistribusikan dan dipasarkan.
• Some products required additional approval from other Government of Indonesia (GOI) regulatory agencies.
Positive list 15 nutrition function claims: protein, fiber, Vit E, Vit D, Vit B1, Vit B2, Vit B3, Asam Folat, Vit B6, Vit B12, Vit C, Kalsium, Zat besi, Iodium, Magnesium
A positive list 1 other function claims
• Dietary fibres in lowering blood cholesterol; in maintaining
• digestive tract; bowel movement
allowed disease risk reduction claims: case by case basis
Details of Nutrition and health claims in
Indonesia
INDONESIA
BAB III KLAIM PADA LABEL PANGAN OLAHAN
Bagian Kesatu Umum
Pasal 3
(1) Klaim pada Label Pangan Olahan meliputi: a. Klaim Gizi; b. Klaim Kesehatan; dan c. Klaim selain sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b. (2) Klaim gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. Klaim Kandungan Zat Gizi; dan b. Klaim Perbandingan Zat Gizi. (3) Klaim Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. Klaim Fungsi Zat Gizi; b. Klaim Fungsi Lain; dan c. Klaim Penurunan Risiko Penyakit (4) Klaim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi: a. Klaim isotonik; b. Klaim tanpa penambahan gula; c. Klaim laktosa; dan d. Klaim gluten.
INDONESIA
CODEX NUTRITION AND HEALTH CLAIMS
• Nutrient Content Claim
• Nutrient Comparative Claim
• Nutrient Function Claim
• Other Function Claim
• Reduction of Disease Risk Claim
CLEAR definitions & guidelines
Nutrition claim
Health claim
Indonesia terdiri dari klaim gizi yaitu
comparative claim dan content claim, serta klaim kesehatan meliputi : nutrition function
claim, enhance function claim dan reduce risk of disease claim.
Permasalahan dalam klaim pangan fungsional
• Permasalahan dalam pengajuan klaim untuk memperoleh izin edar BPOM adalah bukti ilmiah tidak didasarkan pada penelitian atau tidak sesuai (inline) dengan klaim yang diajukan, atau belum dilakukannya clinical trial pada manusia.
• Sehingga diharapkan ke depan jika pihak peneliti dari lintas sektor (LIPI, BPPT, Litbang, dll) ingin meneliti terkait pangan fungsional diharapkan sesuai rambu-rambu serta prioritas pangan fungsional yang diperlukan oleh masyarakat Indonesia.
Penelitian Pangan Fungsional di Indonesia • Penelitian pangan fungsional di Indonesia telah cukup banyak
dilakukan, namun umumnya masih penelitian pada tahap awal (preliminary)
• Perlu dilengkapi data keamanan (safety) dan manfaat (efficacy) pada manusia sehat maupun pada subjek yang berisiko penyakit tertentu untuk jangka pendek dan jangka panjang.
Kesimpulan dan Saran • Panduan Pengembangan Pangan Fungsional dan klaimnya diarahkan pada
fungsi gizi, peningkatan fungsi atau penurunan risiko penyakit dalam rangka upaya promotif dan preventif setelah terpenuhinya gizi seimbang.
• Panduan ini juga dapat digunakan sebagai acuan bagi produsen maupun pembuat program untuk klaim terhadap gizi dan kesehatan.
• Pangan fungsional perlu untuk mendapat perhatian agar penggunaannya mempunyai dasar bukti ilmiah yang benar, klaim tidak menyesatkan dan tidak mendorong pola konsumsi yang salah.
• Pemerintah dan dunia usaha perlu mendukung pengembangan pangan fungsional berbasis pangan lokal Indonesia yang bervariasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan nilai gizi seimbang dan keamanan pangan.
• Indonesia perlu memiliki dan mengembangkan data kualitas diet (dietary quality)