Download - kanker hepar
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
International Agency for cancer Research, GLOBOCAN 2002, menyebutkan
ca hepar atau yang lebih dikenal dengan kanker hati adalah enam dari kanker paling
umum yang ditemukan di seluruh dunia dan merupakan penyebab kematian ketiga akibat
kanker secara global.
Ca hepar atau Kanker hati merupakan jenis kanker yang sering ditemukan di
Indonesia. Kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Adanya
gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini, di antaranya kekurangan berat badan tanpa
adanya alasan yang diketahui dan tanpa berusaha untuk mengurangi berat badan,
kehilangan selera makan secara berkelanjutan, merasa kenyang setelah
makan dalam porsi sedikit, pembengkakan di bagian kanan perut yang berada tepat di
bawah tulang rusuk, warna kulit dan mata yang kuning kehijauan, keletihan yang tidak
biasanya dan mual.
Penyakit ini adalah penyakit yang tidak mengenal umur. Selain itu, masalah
penyakit kanker hati ini sangat erat kaitannya dengan penyakit hepatitis B dan hepatitisC.
Meningkatnya penderita kanker hati setiap tahunnya ini disebabkan tingginya
kasushepatitis B dan C kronis di Indonesia. Dua penyakit ini penyebab terjadinya kanker
hati. Selain itu penyakit ini sulit terdeteksi.
Kanker hati (karsinoma hepatoseluler) disebabkan adanya infeksi hepatitis
Bkronis apabila terjadi dalam jangka waktu lama. Hepatitis B adalah penyakit yang
disebabkan virus hepatitis B (VHB) yang menyerang hati. Selain itu hepatitis B dalam
jangka waktu lama juga bisa menyebabkan pengerasan hati (sirosis), bahkan dapat
menyebabkan kematian.
Selanjutnya, fakta menunjukkan bahwa hepatitis B adalah penyebab
kematian nomor 10 di dunia. Hingga saat ini, 2 miliar orang terinfeksi di seluruh dunia,
2
dan 350 juta orang berlanjut menjadi pasien dengan infeksi hepatiatis B kronik. Di
Indonesia sendiri diperkirakan angka kejadian infeksi hepatitis B kronik mencapai 5-10
persen dari total jumlah penduduk.
1.2 TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Penulis mendapat gambaran dan pengalaman tentang penetapan proses asuhan
keperawatan secara komprehensif terhadap klien Ca Hepar.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan penelitian dan pembelajaran tentang Ca Hepar maka
mahasiswa/i diharapkan mampu:
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan Ca Hepar.
2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Ca Hepar.
3. Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Ca Hepar.
4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Ca Hepar.
5. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan Ca Hepar.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling mengancam dalam dunia
kesehatan. WHO dalam siaran persnya 3 April 2003 menyatakan bahwa lima besar kanker di
dunia adalah kanker paru, kanker payudara, kanker usus besar (colorectal), kanker lambung
dan kanker hepar. Pada bulan Nopember 2004 dilaporkan bahwa kanker hepar merupakan
kanker dengan pertumbuhan tercepat diantara jenis kanker yang lain di Amerika Serikat
(Kerr, 2004).
Sel-sel pada hati akan memperbanyak diri untuk menggantikan sel-sel yang
rusak karena luka atau karena sudah tua. Seperti proses pembentukan sel lain di dalam tubuh,
proses ini juga dikontrol oleh gen-gen tertentu dalam sel. Kanker hati berasal dari satu sel
yang mengalami perubahan mekanisme kontrol dalam sel yang mengakibatkan pembelahan
sel yang tidak terkontrol. Sel abnormal tersebut akan membentuk jutaan kopi, yang disebut
klon. Mereka tidak dapat melakukan fungsi normal sel hati dan terus menerus memperbanyak
diri. Sel-sel tidak normal ini akan membentuk tumor (Anonim, 2004).
Kanker hepar dapat bermula dari organ bagian hepar (hepatocellular cancer) atau
dapat juga berasal dari organ lain, misalnya dari kolon, yang menyebar ke hati (metastatic
liver cancer). Kanker yang berasal dari organ hepar sering disebut sebagai kanker hepar dan
merupakan jenis kanker kelima yang memiliki insidensi terbesar di dunia. Penyakit yang
sering berhubungan dengan kanker hepar antara lain virus hepatitis dan sirosis hati (Bruix
dan Sherman., 2005).
2.2 Etiologi
a) Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu
atau metastase dari tumor jaringan lainnya.
b) Sinonim dari hepatoma adalah carcinoma hepatoselluler.
c) Merupakan tomur ganas nomor 2 diseluruh dunia , diasia pasifik terutama
Taiwan ,hepatoma menduduki tempat tertinggi dari tomur-tomur ganas
lainnya.laki :wanita 4-6: 1
4
d) Umur tergantung dari lokasi geografis. Terbanyak mengenai usia 50 tahun. Di Indonesia
banyak dijumpai pada usia kurang dari 40 tahun bahkan dapat mengenai anak-anak.
Penyebab dari Ca. Hepar yaitu
1. Cerosis Hepatis
2. Virus Hepatitis B dan Hepatitis C
3. Kontak dengan racun kimia tertentu (misalnya : ninil klorida, arsen)
4. Kebiasaan merokok
5. Kebiasaan minum minuman keras (pengguna alkohol)
6. Aftatoksik atau karsinogen dalam preparat herbal
7. Nitrosamin
2.3 Jenis Klasifikasi
Kanker hepar memiliki beberapa stadium perkembangan yaitu;
a) stadium 1, kanker berukuran tidak lebih dari 2 cm dan belum menyebar. Stadium ini
pasien kanker hepar dapat beraktivitas dan hidup secara normal,
b) stadium 2, kanker mempengaruhi pembuluh darah di hepar atau terdapat lebih dari
satu tumor di hepar.
c) Stadium 3A, kanker berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke pembuluh
darah di dekat hepar,
d) Stadium 3B, kanker telah menyebar ke organ terdekat seperti lambung namun belum
mencapai limfonodus,
e) stadium 3C, kanker berada dalam berbagai ukuran dan telah mencapai limfonodus,
stadium 4, kanker telah menyebar ke organ yang jauh dari hepar misal paru-paru. Saat
stadium ini pasien kanker hepar sudah tidak dapat beraktivitas lagi (Fong, 2002; Bruix
dan Sherman., 2005)
2.4 Pathway
Hepatitis B&C
Racun kimia tertentu ( ninil klorida,arsen)
Terjadinya peradangan sel hepar
5
percabangan pembuluh hepatik dan aliran darah pada porta
hipertensi portal (peningkatan tekanan aliran darah portal diatas 10-12 mmHg yang menetap,
dimana tekanan dalam keadaan normal berkisar 4-8 mmHg)
meningkatnya resistensi portal dan aliran darah portal
pemekaran pembuluh vena esofagus, vena rektum superior dan vena kolateral dinding perut
perdarahan (hematemesis melena)
perubahan arsitektur vaskuler hati
kongesti vena mesentrika
penimbunan cairan abnormal dalam perut (acites)
kelebihan volume cairan
memacu proses regenerasi sel-sel hepar secara terus menerus (fibrogenesis)
gangguan kemampuan fungsi hepar
produksi albumin menurun
tidak dapat mempertahankan tekanan osmotik koloid
terjadinya acites dan oedema
depot glikogen di hati menurun
kanker hati
6
2.5 Patofisiologi
Berdasarkan sumber lain fatofisiologi Ca. Hepar ada yang menjelaskan bahwa :
1. Hepatoma 75 % berasal dari Sirosis hati yang lama / menahun. Khususnya yang
disebabkan oleh alkoholik dan post nekrotik.
2. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak
dapat dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai pembesaran
hati mendadak.
3. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain.
Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker.
Hal ini benar, khususnya untuk keganasan pada saluran pencernaan, tetapi banyak
tumor lain juga memperlihatkan kecenderungan untuk bermestatase ke hati,
misalnya kanker payudara, paru-paru, uterus, dan pankreas.
4. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai
penyebaran tumor yang sangat luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal
lagi.
2.6 Patologi
a. Ada 3 type :
1. Type masif – tumor tunggal di lobus kanan.
2. Type Nodule – tumor multiple kecil-kecil dalam ukuran yang tidak sama.
3. Type difus – secara makroskpis sukar ditentukan daerah massa tumor.
b. Penyebarannya :
1. Intrahepatal.
2. Ekstrahepatal.
2.7 Manifestasi Klinik
Manifestasi dini penyakit keganasan pada hati mencakup tanda-tanda dan gejala
seperti :
1. Gangguan nutrisi : penurunan berat badan yang baru saja terjadi, kehilangan
kekuatan, anoreksia, dan anemia.
2. Nyeri abdomen
7
3. Pembesaran hati yang cepat
4. Pada pemeriksaan fisik, palpasi teraba permukaan hati yang ireguler
Gejala ikterus, terjadi jika saluran empedu yang besar tersumbat oleh tekanan
nodul malignan dalam hilus hati.
Acites timbul setelah nodul tersumbat vena porta atau bila jaringan tumor
tertanam dalam rongga peritoneal.
2.8 Faktor Resiko
Beberapa faktor resiko menyebabkan kanker hati , antara lain :
a) Hepatitis kronis dapat menyebabkan perubahan sel kanker yang berhubungan dengan
tipe kanker hati yang paling umum yaitu hematoma. Biasanya disebabkan oleh
hepatitis B dan karsinogen (zat kimia yang menginduksi kanker) seperti aflatoksin.
b) Sirosis hati, yang biasa disebabkan oleh alkohol, hemochromatosis, defisiensi Alpha
1-antitrypsin.
c) Miscellaneous irritant seperti polivinil klorida, thorotrast, dan radiasi.
(Anonim, 2004)
2.9 Mekanisme Molekuler Kanker
Peningkatan atau penurunan ekspresi protein sering terjadi pada kasus kanker
hepar. Protein yang mengalami upregulasi seperti COX-2 (Qiu dkk., 2002), protein siklus sel,
faktor pertumbuhan, dan protein antiapoptosis (King, 2000). Peningkatan ekspresi dan atau
mutasi pada N-ras juga ditemukan pada kanker hepar (Adjei, 2001). Selain itu juga terjadi
aneuploidi dan perubahan genetik seperti mutasi p53 pada kanker hepar (Kim dan Wang,
2003).
Pada HCC telah diketahui adanya Ras yang termutasi, tetapi relative berbeda
dengan kanker lain seperti kanker colorectal (Macdonald dan Ford, 1997). Ekspresi Ras yang
berlebihan ini dapat menaikkan jumlah Myc dalam semua kasus pada HCC dan memberikan
kesan bahwa 2 onkogen ini dapat bekerja sama satu dengan yang lain (Macdonald dan Ford,
1997). Gen tersebut dapat dipengaruhi oleh adanya infeksi virus Hepatitis B dan Hepatitis C.
Hal ini memberi kesan bahwa gen tersebut dapat diaktivasi oleh virus tersebut secara spesifik
(Macdonald dan Ford, 1997).
Studi kinetik kanker menemukan adanya berbagai jenis onkogen yang berperan
dalam karsinogenesis di hepar. Overekspresi N-ras dan c-myc oleh senyawa karsinogen
8
merupakan abnormalitas genetik yang sering terjadi pada kanker (Peters dan Vousden, 1997).
CYP1A2 di hepar telah diketahui dapat mengaktivasi senyawa prokarsinogen
(benzo(a)pyrene) menjadi intermediet reaktif yang berinteraksi dengan nukleofil selular dan
akhirnya memicu karsinogenesis dengan ditandai terjadinya overekspresi N-Ras dan c-myc
(Kawajiri et al., 1993).
Selain itu ditemukan insiden yang tinggi pada titik mutasi kodon spesifik di p53
suatu tumor supresor gene, pada hepatoseluler yang secara epidemiologis berkaitan dengan
aflatoksin (Underwood, 1996). Mutasi pada p53 merupakan penyebab utama kasus kanker
hepar di Asia Selatan dan Asia Tenggara (King, 2000).
2.10 Tanda-Tanda Klinis
1) Ada riwayat penurunan kesehatan
a) Mual / muntah
b) Anoreksia, flatulens, indigesti
c) Berat badan menurun
2) Nyeri abdomen atas kanan
3) Tanda akhir :
a) Asites
b) Ikterik
c) Edema
d) Anemia
e) Perdarahan
2.11. Pemeriksaan Diagnostik
1) Laboratorium:
500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium.Ø Darah lengkap ;
SGOT,SGPT,LDH,CPK, Alfa fetoprotein ³
2) Radiologi :
Ultrasonografi (USG), CT-Scan, Thorak foto, Arteriography.
3) Biopsi jaringan liver.
Pemeriksaan diagnostic untuk menetapkan adanya gangguan fungsi hepar meliputi
pemeriksaan terhadap dan tindakan berupa :
a) Bilirubin terkonjugasi dan tak-terkonjugasi (meningkat)
b) Urobilinogen urine (meningkat)
c) Masa protrombin (memanjang)
9
d) Trombosit, eritrosit, leukosit (menurun)
e) Hipokalemia
f) Hiponatremia
g) Enzim-enzim serum : ALT, AST, LDH dan alkalin fosfatase (meningkat)
h) CT scan
2.12 Pengobatan
Pengobatan yang telah dilakukan sampai saat ini adalah dengan kemoterapi dengan
obat sitostatik seperti 5-Fluorourasil secara intra arterial, embolisasi, radioimunoterapi dan
pembedahan. Pasien yang tidak menjalani terapi biasanya meninggal dalam jangka 3-4 bulan,
sedangkan pasien yang diterapi mungkin dapat hidup 6-18 bulan jika terapi berjalan dengan
baik (Anonim, 2001). Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan kekerapan kanker hepar
adalah dengan imunisasi Hepatitis B. Negara yang program imunisasi Hepatitis B berjalan
baik terbukti kekerapan kanker hepar menurun dengan nyata (Anonim, 2003).
10
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Identitas klien
1. Biodata
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
Agama :
Suku / Bangsa :
Status :
Tanggal pengkajian :
Dx. Medis :
a. Keluhan utama
Klien pada umumnya merasa nyeri pada bagian perut sebelah kiri.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Tanyakan pada klian apakah klien pernah menderita penyakit tersebut sebelumnya.
c. Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan apakah keluarga ada yang menderita penyakit tersebut
2. Kebutuhan dasar
a. Aktivitas
Gejala:
Kelemahan,keletihan/kelelahan
Perubahan pola istiraahat (tidur)
b. Sirkulasi
Tanda:
Dapat terjadi perubahan denyut nadi.
Gejala:
Palpitasi,nyeri dada pada aktifitas
c. Integritas ego
Gejala:
11
Faktor stres
Masalah terhadap perubahan penampilan
Menyangkal diagnosis
d. Eliminasi
Gejala:
Perubahan dapekasi
e. Makanan/cairan
Gejala:
Kebiasaan diit buruk
Anoreksia
Intoleransi makanan
f. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala:
Neri bervariasi tergantung prosses penyakit
g. Keamanan
Gejala:
Komplikasi pembedahan
h. Interaksi sosial
Gejalal
Lemahnya sistem pendukung
3. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Hematom (-), tidak ada tanda-tanda trauma atau luka.
2) Mata : mata kanan kiri tampak simetris,konjungtiva an anemis
3) Telinga : pendengaran baik, simetris, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada serumen
4) Hidung : tidak ada nyeri tekan, tidak ada kotoran, simetris
5) Mulut & tenggorokan :
- Bentuk mulut : simetris
- Stomatitis : tidak ada
- Gigi : tidak ada caries
- Lidah : kotor, bisa membedakan bermacam-macam rasa
(manis,asam,asin,pahit)
6) Leher : ada benjolan, tidak ada tanda-tanda trauma, tidak ada pembesaran
kelenjar limfonodi, tidak ada tanda peradangan
12
7) Bahu : simestris
8) Dada : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kotoran
9) Perut : nyeri tekan pada perut bagian kiri, dengan skala 4
10) Genetalia dan Rektum
Klien mengatakan tidak ada kelainan pada daerah genetalia dan rectum
11) Ekstermitas Atas: Kekuatan otot kurang di tandai dengan klien lemah dalam aktifitas.
Turgor kulitnya keriput.
Bawah: Kekuatan otot kurang,di tandai dengan klien lemah dalam melakukan aktifitas,
tidak ada edema.
4. Pemeriksaan penunjang
Jenis pemeriksaan hasil Nilai normal
Glukosa 50 mg/dl 70-110 mg/dl
Kreanin 0,4 mg/dl 0,5-1,5 mg/dl
Kolesterol 240 mg/dl <200 mg/dl
Lipoprotein 300 mg/dl 400-800 mg/dl
Trigliserida 25 mg/dl 40-190 mg/dl
Asam urat 2,8 mg/dl 2,8-6,8 mg/dl
Merkaptopurin 200 mg/24 jam 250-500 mg/24 jam
Albumin 3,0 g/dl 3,5-5,0 g/dl
5. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Do :
-klien tampak lemah
-Klien tampak pucat
-BB pasien menurun 2kg (bb
awal 59 kg)
-klien anoreksia
-lila: <23,5 cm
Fungsi hepar terganggu
ê
Fungsi metabolic
terganggu
ê
Gangguan system pencernaan
(mual)
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
13
Ds:
-klien mengatakan kurang nafsu
makan
-terasa mual bila makan
2 Ds:
-klien mengatakan nyeri pada
perut bagian kiri
-klien mengatakan nyerinya
seperti ditusuk-tusuk
Do:
-klien terlihat meringis menahan
sakit
-Klien tampak lemah
-skala nyeri 4
-TTV
T: 140/90 mmHg
R: 30x/mnt
S: 36ºC
P: 92x/mnt
Pembesaran hepar & limpa
ê
Gerakan peristaltis
ê
Nyeri
Gangguan rasa
nyaman nyeri
3 Ds:
-klien mengeluh lemas tidak bisa
melakukan aktivitas seperti
biasanya
Do:
-klien terlihat lemas
Ca. Hepar
ê
Anoreksia
ê
Mual
ê
Intoleransi aktifitas
14
-kliem terlihat dibantu oleh
keluarganya dalam melakukan
aktifitas
Tidak nafsu makan
ê
Nutrisi kurang dari kebutuhan
ê
Kelemahan
ê
Intoleransi aktivitas
6. Diagnosa Keperawatan
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual muntah dan anoreksia
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya pembesaran pada daerah hepar
3. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik
7.Rencana tindakan keperawatan
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
1 nutrisi kurang dari
kebutuhan b.d
anoreksia, mual,
muntah
Ditandai dgn:
Do :
-klien tampak
lemah
-Klien tampak
pucat
-BB pasien
menurun 2kg (bb
awal 59 kg)
-klien anoreksia
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1x24 dgn
criteria:
-klien tidak
mengeluh mual
-nafsu makan
klien meningkat
1. Kaji status nutrisi klien
2. Hidangkan makanan
dalam porsi kecil dan
hangat
3. Berikan makanan
sedikit dalam frekuensi
sering
1. Untuk mengetahui
keadaan klien
2. Dengan memberikan
makanan dalam porsi kecil
diharapkan nutrisi akan
terpenuhi dan makanan
yang hangat dapat
menambah nafsu makan
klien
3. Untuk menghindari rasa
mual
15
Ds:
-klien mengatakan
kurang nafsu
makan
-terasa mual bila
makan
-lila: <23,5cm
4. Kolaborasi pemberian
anti emetic (anti mual)
4. mengurangi mual dan
memenuhi kebutuhan serta
membantu dalam proses
pemyembuhan
2 Gangguan rasa
nyaman nyeri b.d
adanya
pembesaran pada
daerah hepar.
Ditandai dengan:
Ds:
-klien mengatakan
nyeri pada perut
bagian kiri
-klien mengatakan
nyerinya seperti
ditusuk-tusuk
Do:
-klien terlihat
meringis menahan
sakit
-Klien tampak
lemah
-TTV
T: 140/90 mmHg
R: 30x/mnt
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1x24 jam,
rasa nyeri teratasi
dgn kriteria :
-klien merasa
sedikit nyaman
-skala nyeri
berkurang menjadi 2
1. . latih klien
melakukan teknik
relaksasi dgn nafas
dalam
2. Kaji sifat dan skala nyeri
3. alihkan perhatian
klien thd nyeri dgn
ngobrol
4. kolaborasi dgn dokter utk
pemberian analgetik
1. teknik relaksasi dgn
nafas dalam dapat
mengurangi relaksasi nyeri
2. untuk mengtahui keadaan
nyeri yg di rasakan
3. dgn mengalihkan
perhatian klien tdk
berfokus pd nyeri
4. mengurangi intabilitas
traktur gastrointestital dan nyeri
serta gangguan rasa nyaman
pada abdomen
16
S: 36ºC
P: 92x/mnt
3 Intoleransi
aktifitas b.d
kelemahan fisik
Ditandai dgn:
Ds:
-klien mengeluh
lemas tidak bisa
melakukan
aktivitas seperti
biasanya
Do:
-klien terlihat
lemas
-kliem terlihat
dibantu oleh
keluarganya
dalam melakukan
aktifitas
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1x24
jam,aktifitas
terpenuhi dgn
criteria:
-klien Dapat
melakukan
aktivitas sesuai
kemampuan
tubuh.
-klien tidak
mengeluh lemah
1. kaji aktivitas klien
2. Sediakan waktu
istirahat yang cukup
3. bantu klien dalam
beraktivitas
1. mengetahui kebutuhan
aktivitas klien
2. istirahat akan
memberikan energy yang
cukup untuk beraktivitas
ringan dan dapat
membantu proses
penyembuhan
3. dgn bantuan
perawat/keluarga aktivitas
klien memiliki sedikit
resiko injuri
8.Implementasi dan evaluasi
Dx Tanggal & waktu Implementasi Evaluasi paraf
1 T: mendiskusikan jenis makanan yg
disukai
R:-klien menyukai nasi,sayur, bubur
ayam
-klien mengatakan kurang suka terhadap
makanan yang disajikan RS
Tanggal :
Jam :
S: klien mengatakan mual
berkurang, nafsu makan
meningkat
O: klien menghabiskan 1 porsi
17
T: menghidangkan makanan dalam
porsi kecil dan hangat
R: klien hanya menghabiskan ¼ porsi
makanan yg disediakan
T: Menganjurkan pada klien utk makan
sedikit tapi sering
R: klien mengerti dan mau
melakukannya
T: melakukan hasil kolaborasi:memberikan
injeksi obat mual
R: Klien mau diberikan obat
makanan yang disajikan
A: masalah teratasi sebagian
P: tindakan dilanjutkan
2 T: melatih klien melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
R: klien mengerti dan mau melakukan
relaksasi nafas dalam
T: mengkaji sifat dan skala nyeri
R:
-sifat nyeri tekan seperti ditusuk
-skala nyeri 4 (nyeri mengganggu)
T: menganjurkan kpd klien utk
mengalihkan perhatian dgn cara banyak
ngobrol dgn keluarga ataupun dgn
penunggu pasien yg lainnya, supaya tdk
berfokus pd nyeri
R: klien mengatakan mau melakukan
Tanggal :
Jam:
S: klien mengatakan nyeri
pada abdomen bagian kiri
berkurang
O: -klien tampak bisa
duduk
-skala nyeri 2
-klien tidak terlihat
meringis
A: masalah teratasi
sebagian
18
sambil tersenyum
T: kolaborasi dgn dokter untuk pemberian obat
anti nyeri
R: klien mau diberikan obat lewat selang infuse
-tidak da efek samping yang disarankan
misalnya alergi, mengantuk dan pusing
P: intervensi dilanjutkan
3 T: menganjurkan untuk lebih banyak
beraktivitas
R: klien tampak tidur
T:menyediakan waktu istirahat yang
cukup
R: mata klien tdk terlihat kemerahan
dan lesu
T: membantu klien dlm beraktivitas
(libatkan keluarga)
R: klien tdk mengalami injuri selama
melakukan aktivitas
Tanggal :
Jam :
S: -klien mengatakan
lebih mudah beraktivitas
karena dibantu keluarga
-klien menyatakan
tubuhnya tdk merasakan
lemas yang berlebihan
O: -klien tdk mengalami
injuri selama melakukan
aktivitas
-klien mulai bisa
beraktivitas secara
bertahap dgn bantuan
perawat atau keluarga
A: masalah teratasi
sebagian
P: intervensi dilanjutkan
19
BAB 4
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Ca Hepar adalah Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel
parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan lainnya dan
kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati.. Merupakan tumor
ganas nomor 2 diseluruh dunia, diasia pasifik terutama Taiwan ,hepatoma menduduki
tempat tertinggi dari tomur-tomur ganas lainnya.
Ca Hepar disebabkan karena adanya infeksi hepatitis B kronis apabila terjadi
dalam jangka waktu lama. Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan virus hepatitis B
(VHB) yang menyerang hati
Penyakit ini adalah penyakit yang tidak mengenal umur. Selain itu, masalah
penyakit kanker hati ini sangat erat kaitannya dengan penyakit hepatitis B dan hepatitis C
Meningkatnya penderita kanker hati setiap tahunnya ini disebabkan tingginya
kasus hepatitis B dan C kronis di Indonesia. Dua penyakit ini penyebab terjadinya kanker
hati. Selain itu penyakit ini sulit terdeteksi.
2. SARAN
Disarankan untuk ssemua masyarakat, bahwa penyakit kanker hati ini tidak
mengenal umur, yang bias terjadi pada ank anak, remaja, dewasa maupun lansia. Jadi kita
sebagai masyarakat jangan pernah mendekati factor resiko, misalnya tidur terlalu malam
dan bagung terlalu siang, lalu makan tidak teratur. Mulai sekarang tanamkan dalam diri
kita bahwa bahwa sehat itu penting.
20
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E., 1999, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC : Jakarta
Inayah, Iin, 2004, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan, Edisi 1, Salemba Medika : Jakarta
Smeltzer, Suzanne C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Brunner dan Suddarth, Edisi 8, EGC : Jakarta
www.google.co.id,”tujuan pembelajaran askep hepar” pembelajaran system endokrin. Diambil pada 6 November 2012, 20:15pm