Download - Karya Tulis Budidaya Ikan Gurame
Budidaya Ikan Gurame
Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
Tahun ajaran 2010/2011
Disusun Oleh :
Nama : Hariman Ramadiansyah
Kelas : IX H
NIS : 11.718
PEMERINTAH KABUPATEN BREBESDINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 2 BREBESRINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL
Jalan Veteran 1, Telp. (02830 6174279Website :http://www.smpn2brebes.sch.id Email : [email protected]
i
Pengesahan
Karya rulis yang berjudul “BUDIDAYA IKAN GURAME” ini,
telah di sahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Yang disusun oleh :
Nama : Hariman Ramadiansyah
Kelas : IX H
NIS : 11.718
Mengetahui :
Kepala SMP N 2 BREBES Guru Pembimbing
Drs. TAUFIQ M.Pd. SRI ASMONAH S.Pd.
NIP 19650606 199403 1007 NIP 19630812 198601 2004
Moto dan Persembahanii
Moto :
Hidup bukanlah untuk bermimpi tetapi bermimpi memberikan kita motivasi untuk hidup lebih baik.
Kerjakanlah Pekerjaan Yang Membawa Berkah Bagimu Dan Orang Yang Kamu Cintai.
Mulailah menggarap sedikit demi sedikit ide yang ada dalam pikiran Anda, jangan jadikan ide tersebut hanya sebatas wacana.
Taklukanlah kelemahan dalam diri sendiri, karena kelemahan itu sebenernya kekuatan sejatimu.
Lebih baik gagal dari pada tak pernah mencoba. Sembahlah tuhan-Mu, kerjakanlah rukun islam-mu, imanilah ke 6 iman-mu,
sesungguhnya bila kita laksanakan semua perkara itu, nikmat dunia dan akhirat ada di depan matamu.
Persembahan untuk :
1. Yang terhormat Kepala SMPN 2 Brebes.
2. Yang saya hormati guru-guru beserta para stafnya.
3. Guru pembimbing.4. Yang saya cintai kedua orang tuaku.5. Kakak-kakakku.6. Dan semua teman-temanku serta
para pembaca.
Prakata
iii
puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Budidaya Ikan Gurame”
karya tulis ini disusun agar pembaca dapat menambah wawasan yang lebih luas tentang budidaya ikan gurame
Tujuan dari pembuatan karya tulis ini adalah untuk mengetahui, mempelajari, memahami, bahkan mempraktikkan bagaimana cara-cara yang baik membudidaya ikan
gurame agar hasil melimpah-ruah dan berhasil menjadi seorang yang sukses dalam wirausahanya.
Sebelum itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan karya tulis ini sehingga dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap atas kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca agar karya
tulis ini lebih baik.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan wawasan yang lebih dan bermanfaat bagi para pembaca.
Sekian, terima kasih.
Brebes, Februari 2011
Penulis
Daftar Isi
iv
Halaman Judul…..................................................................................................iPengesahan……………………………………………………………………....iiMotto dan Persenbahan………………………………………………………...iiiPrakata…………………………………………………………………………...ivDaftar Isi………………………………………………………………………....vAbstrak…………………………………………………………………………...vi Bab 1 PendahuluanA. Latar Belakang Masalah…………………………………………………….1B. Perumusan masalah………………………………………………………….2C. Tujuan………………………………………………………………………...2D. Manfaat……………………………………………………………………….3E. Sistematika……………………………………………………………………3 Bab 2 MasalahA. Sentra Perikanan……………………………………………………………..4B. Jenis……………………………………………………………………………4C. Manfaat………………………………………………………………………..5D. Persyaratan Lokasi…………………………………………………………...5E. Pedoman Teknis Budaya……………………………………………………..6F. Peralatan………………………………………………………………………8G. Pembibitan……………………………………………………………………9H. Pemeliharaan Pembesaran………………………………………………….12I. Hama dan Penyakit…………………………………………………………...13J. Panen…………………………………………………………………………..16K. Pasca Panen…………………………………………………………………..17L. Analisi Ekonomi Budaya ……………………………………………………20 Bab 3 PenutupA. Kesimpulan…………………………………………………………………..22B. Saran………………………………………………………………………….22C. Cerita…………………………………………………………………………23D. Daftar Pustaka……………………………………………………………….26
Abstrak
v
Hariman Ramadiansyah (2011) karya tulis berjudul Budidaya Ikan Gurame.
Ikan Gurame merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih
lebar,bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut
berwarnakekuningkuningan/keperak-perakan. Ikan gurame merupakan keluarga
Anabantidae,keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari
perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia,Thailands,
Ceylon dan Australia.
Ikan gurame murapakan favorit para pembudidaya ikan . Saat ini budidaya ikan gurame
semakin mudah dengan adanya teknologi budidaya yang baru sehingga prosesnya tidak
terlalu rumit meskipun pertumbuhan ikan gurame sedikit lambat dibandingkan ikan air
tawar jenis lainnya, namun tetap memberikan keuntungan yang tinggi dengan harga jual
yang terus naik.
Budidaya ikan gurame, mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. Disamping
rasanya yang lezat dan empuk, ikan ini pun digemari banyak orang. Sudah menjadi
tradisi dalam setiap kendurian, ikan gurame selalu menjadi syarat utama hidangan.
Disamping rasanya itu, perawatannya pun tidak terlalu sulit dan tidak memakan banyak
biaya, sehingga banyak petani ikan yang mulai menggemari, membudidayakan ikan ini,
karena harga dari setiap bibitnya yang murah dapat menghasilkan keuntungan 3 kali lipat
dari harga bibit.
Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya gurami, Gurameh, orang Sumatra ikankalau,
kala, kalui, sedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang Inggris menyebutnya “Giant
Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai mencapai berat 5 kg.
BAB 1
vi
Pendahuluan
A. Latar belakang
Gurami (Osphronemus goramy) adalah sejenis ikan air tawar yang populer dan
disukai sebagai ikan konsumsi di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di samping itu, di
negara-negara lainnya gurami juga sering dipelihara dalam akuarium.
Umumnya dikenal dengan nama gurami, ikan ini juga memiliki beberapa sebutan lokal
seperti gurame (Sd.); grameh (Jw.); kalui (Jb.); ikan kali (Plg.), dan lain-lain. Ikan yang
lebar dan pipih. Panjang tubuh (SL, standard length) 2,0-2,1 kali tinggi tubuh; panjang
tubuh total (dengan sirip ekor) bisa mencapai 1.000 mm. Sirip perut dengan jari-jari
pertama yang pendek berupa duri dan jari-jari kedua yang lentur panjang serupa cambuk.
Rumus sirip punggung (dorsal) XI-XIV (jari-jari keras atau duri) dan 12-14 (jari-jari
lunak); sementara sirip dubur (anal) X-XI dan 20-23.
Ikan yang muda memiliki moncong yang meruncing dengan 8-10 pita melintang (belang)
di tubuhnya. Jika beranjak dewasa warna-warna ini memudar, dan kepala ikan akan
membengkak secara tidak teratur. Gurami semula menyebar di pulau-pulau Sunda Besar
(Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), namun kini telah dipelihara sebagai ikan konsumsi di
pelbagai negara di Asia (terutama Asia Tenggara dan Asia Selatan) serta di Australia.
Di alam, gurami hidup di sungai-sungai, rawa dan kolam, termasuk pula di air payau;
namun paling menyukai kolam-kolam dangkal dengan banyak tumbuhan. Sesekali ikan
ini muncul ke permukaan untuk bernafas langsung dari udara.
Induk gurami, untuk beberapa waktu lamanya, menjaga dan memelihara anak-anaknya.
Telurnya dilekatkan di tetumbuhan air atau ditaruh di sarang yang terbuat dari tumbuh-
tumbuhan. Gurami terutama adalah pemakan tumbuhan, namun mau juga memangsa
serangga, ikan lain, dan juga barang-barang yang membusuk di air. Dari sifatnya yang
rakus tumbuhan itu, gurami juga dimanfaatkan sebagai pengendali gulma di kolam-
kolam.
vii
B. Perumusan masalah
Pertanyaan-pertanyaan seputar masalah budidaya ikan gurame ini dapat di uraikan
sebagai berikut :
1. Apa yang menyebabkan para pembisnis lebih memilih untuk membudidayakan
ikan gurame dari pada ikan yang lainnya?
2. Apakah budidaya ikan gurame ini memerlukan banyak modal?
3. Apakah budidaya ikan gurame ini tergolong gampang?
4. Apa saja penyakit yang bisa menyerang ikan gurame?
5. Apakah ikan gurame memiliki banyak manfaat?
C. Tujuan
1. Ya, karena budidaya ikan gurame ini banyak menghasilkan untung yang besar.
2. Ya, tentu saja modal yang besar harus di persiapkan cukup besar tetapi hal itu
tidak akan menjadi halangan karena untung yang di dapat lebih besar pula.
3. Ya, budidaya gurame tergolong gampang karena perawatannya sama halnya
dengan ikan pada umumnya tetapi bila menggunakan sistim hapa akan menjadi
lebih mudah.
4. penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit Gangguan-gangguan
non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa
asam belerang atau amoniak kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh
karena keturunan. Gangguan lain yang berupa penyakit parasite yang diakibatkan
oleh bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya.
5. Ya, salah satu manfaatnya adalah ikan gurame memiliki banyak gizi yang
diperlukan oleh tubuh.
D. Manfaat
viii
Manfaat yang dapat kita peroleh dari penelitian budidaya ikan gurame ini adalah :
1. Kita bisa mengetahui dari mana ikan gurame berasal.
2. Mengetahui cara-cara membudidayakan ikan gurame yang baik dan benar agar
hasil maksimal.
3. Mengetahui persiapan awal untuk membudidayakan ikan gurame serta modal
yang di butuhkan untuk membudidayakannya.
4. Mengetahui cirri-ciri ikan gurame yang sehat dan cara-cara menanggulanginya
bila terkena penyakit non parasit dan parasit.
5. Mengetahui peluang bisnis usaha ikan gurame di pasaran dan banyaknya biaya
yang di keluarkan dan cara penjualannya.
E. Sistematika
Bab 1 Pendahuluan
Berisi Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, Dan
Sistematika
Penulisan.
Bab 2 Masalah
Berisi tentang masalah yang akan di bahas.
Bab 3 Penutup
Berisi akhir penulisan, kesimpulan, saran dan cerita.
Bab 2
ix
Masalah
A. Sentra Perikanan
Daerah di Indonesia yang menjadi sentra perikanan yaitu: Sumatera, NTB dan
Jawa. Sedangkan di luar negeri yaitu: Thailand, Jepang dan Filipina.
B. Jenis
Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut:
Klas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Sub Ordo : Anabantoidae
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Species : Osphronemus goramy (Lacepede)
Secara morfologi, ikan ini memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak terputus,
bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahang bawah. Sirip ekor membulat. Jari-jari
lemah pertama sirip perut merupakan benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba.
Tinggi badan 2,0-2,1 kali dari panjang standar. Pada ikan muda terdapat garis-garis tegak
berwarna hitam berjumlah 8 sampai dengan 10 buah dan pada daerah pangkal ekor
terdapat titik hitam bulat.
jenis gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa,gurami jepun,
blausafir, paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di Jawa
Barat, khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis lain,porselen lebih unggul dalam
menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu menghasilkan
x
2000-3000 butir telur, porselen mampu 10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya
sebagai top of the pop, dan paling banyak diunggulkan.
C. Manfaat
Ikan gurami terutama digemari sebagai ikan konsumsi. Dagingnya padat, durinya besar-
besar dan rasanya enak. Gurami hampir selalu tersedia di restoran, untuk dijadikan
pelbagai macam masakan terutama gurami bakar dan gurami asam-manis. Ikan ini
berharga cukup mahal.Gurami juga disukai sebagai ikan hias akuarium dan Sebagai
sumber penyediaan protein hewani yang sangat penting bagi tubuh.
D. Persyaratan Lokasi
1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,
tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat
menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat
pematang/dinding kolam.
2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5%
untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3) Ikan gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada
ketinggian 50-400 m dpl.
4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar kolam
tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia
beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5) Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang
mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurame.Untuk
xi
pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air
yang diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan
secara polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-12 liter/detik.
6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 6,5-8.
7) Suhu air yang baik berkisar antara 24-28 derajat C.
E. Pedoman Teknis Budaya
Penyiapan Sarana dan Peralatan.
Kolam
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain:
Kolam penyimpanan induk
Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan
kematangan telur dan memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam
tanah yang luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm
dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan.
Kolam pemijahan
Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan
kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi
(tergantung dari sistim pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan
adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100
cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur
berupa injuk atau ranting-ranting.
xii
Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam
antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama
pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu,
pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan
membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam
pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah
penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan
Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut:
a. Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m2).
b. Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian
bawahnya 1 m dan tingginya 1 m.
c. Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air.
Aturlah tinggi rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan Air.
d. Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi.
Tanah akan jadi lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan
tertutup, dan air tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam
dibuat miring ke arah pintu keluar air.
e. Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu
xiii
masuk air ke pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.
f. Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang
disebarkan merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu,
agar pupuk hancur dan meresap ke tanah dan membentuk lumut, sertamenguji agar
kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m.
F. Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame
diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu
untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember,
baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg),
cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar
kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan
gurame antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan
panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat
menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk
mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur
yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara
terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan
penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih),
sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk
xiv
menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi),
scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas),
seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk
segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
G. Pembibitan
1) Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut:
a. Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.
b. Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal).
c. Ukuran kepala relatif kecil
d. Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidakluka.
e. Gerakan normal dan lincah.
f. Bentuk bibir indah sepertipisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut.
g. Berumur antara 2-5 tahun.
Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah
sebagai berikut:
a. Betina
- Dahi meninjol.
- Dasar sirip dada terang gelap kehitaman.
- Dagu putih kecoklatan.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
- Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
xv
b. Jantan
- Dahi menonjol.
- Dasar sirip dada terang keputihan.
- Dagu kuning.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor akan naik.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
2) Pemeliharaan Induk
Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m2) disimpan dalam
kolam penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam penampungan.
Untuk setiap induk dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan daun-daunan
sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa
dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan
takaran 1/2 blekminyak tanah setiap kali pemberian.
3) Pembenihan
Bila proses pematangan gonada (kandung telur dan sperma) di kolam
penampungan sudah mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam
kolam pemijahan. Adapun cara pemijjahan ikan gurame adalah sebagai
berikut:
a. Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul dan
dasar kolam.
b. Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk
kandang dosis 7,5 kg/100 meter persegi dan biarkan selama 3 hari.
c. Tanami dasar kolam dengan tanaman ganggang buntut anjng
xvi
d. Isikan air yang telah dicampur dengan pupuk buatan TSP sebantak 500
gram/100 meter persegi, biarkan selama 1 minggu kemudian isikan air
hingga kedalaman 75 cm.
e. Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa disebar induk sebanyak 30
ekor betina dan 10 ekor jantan. Setelah pemijahan berlangsung, 1-2 hari
induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang yang
kemudian disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan
sel telur. 20-30 hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik akan
berpijah lagi dan beberapa hari kemudian telur akan menetas.
4) Pemeliharaan Bibit
Benih-benih yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan
pada kolam pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam
pelaksanaan pendederan adalah melakukan pengeringan kolam atau sawah,
pemupukan, perbaikan pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan
pipa-pipa pada pintu pemasukan atau pengeluaran air.
Setelah persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30
ekor/meter persegi dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan.
Makanan yang dapat diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau
daun-daunan yang telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat badan ratarata.
Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas
diberikan 1 kali seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100
ekor benih. Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan.
H. Pemeliharaan Pembesaran
xvii
1) Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun
monokultur .
a) Polikultur
Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau
lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame
yang cukup lambat.
b) Monokultur
Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus
berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm)
diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter persegi
2) Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada
umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan,
dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan.
Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada
saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk
tiap 100 m2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai
ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari.
Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk
buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100
m2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap
dasar dan sudut kolam.
xviii
3) Pemberian Pakan
Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun
di daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan
alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun
pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun,
labu dan dadap.
Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi
dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk
gurame yang sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali
setahun berturut-turut selama 5 tahun.
4) Pemeliharaan Kolam/Tambak
Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan
pemupukan agar mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih
disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat.
I. Hama dan Penyakit
Penyakit
Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang
disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit.
Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya
gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak kerusakan akibat
penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya
adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut.
xix
Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk
mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban
gerakannya.
Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri,
virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit
yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:
1) Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama
di bagian dada, perut dan pangkal sirip.
2) Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi
pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu
3) Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri.
Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan
dan melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala
stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset.
Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya,
dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
1) Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
a. Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak
penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.
b. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
c. Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60
menit dengan diawasi terus menerus.
xx
d. Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.
2) Pengobatan dengan Neguvon.
Ikan direndam pada larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk
pemberantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi
0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2
hari.
3) Pengobatan dengan garam dapur.
Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit mendapatkan bahan-bahan kimia.
Caranya:
(1) siapkan wadah yang diisi air bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl),
diaduk sampai rata.
(2) ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena obat
ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja. (3) Setelah itu
segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya
dipindahkan kembali ke dalam kolam; (4) pengobatan ulang dapat dilakukan
3-4 hari kemudian dengan cara yang sama.
Hama
Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan
liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan
sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam burung
pemangsa.
xxi
J. Panen
Penangkapan
Pemanenan benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan. Caranya
dengan menyurutkan air sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk
diperkecil. Pasanglah jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung
benih atau bisa juga dengan membuat parit di tengah kolam menuju ke lubang
pengeluaran. Bibit yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada
saat dipanen.
Pemanenan hasil pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang
diminta konsumen. Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3
tahun, ikan yang berumur 2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat
0,3 kg/ekor, sedangkan untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35
cm dan berat badan 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat
mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor. Adapun cara penangkapan: air
disurutkan sedikit demi sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari
cara penangkapan yang dapat menyebabkan ikan terluka.
Pembersihan
Setelah air kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian diserok
dan dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak hanya
gurame saja yang tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam
xxii
pemberokan, harus diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan
benih dilakukan selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu
diangkut ke pasar. Lamanya pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih.
K. Pasca Panen
1) Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam
keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke
konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
a. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2) Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang
perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
a. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
c. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak
dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan
daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan
seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi
kotak maksimum 50 cm.
3) Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.
xxiii
Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan
jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian
ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es
lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian
juga antara ikan dengan penutup kotak.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan pascapanen
benih adalah sebagai berikut:
1) Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan
tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong
plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2) Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan
penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air
sumur yang telah diaerasi semalam.
3) Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari.
Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan
aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m
atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat
menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5
cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran
benihnya.
4) Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi
menjadi dua bagian, yaitu:
a. Sistem terbuka
xxiv
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak
memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap
keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar
5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
b. Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu
lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media
pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer
Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang
diangkut dengan kantong plastik:
(1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih.
(2) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air.
(3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan
Rongga (air:oksigen=1:2).
(4) kantong plastik lalu diikat.
(5) kantong plastic dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos
yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong
plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan
adalah sebagai berikut:
1) Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam
10 liter air bersih).
xxv
2) Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi
sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik
terjadi perlahan-lahan.
3) Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
4) Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan
benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan
dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat
juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin
sebanyak 4% selama 3-5 menit.
5) Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.
L. Analisis Ekomomi Budaya
Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya ikan gurame untuk 6 empang selama 1 bulan di
daerah Jawa Barat pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:
1) Biaya produksi
a. Sewa lahan 6 empang @ Rp. 80.000,-/bulan Rp. 480.000,-
b. Benih per empang 4000 ekor @Rp 150,- Rp. 3.600.000,-
c. Pakan
- Postal per empang 7 karung @ Rp 10.000,- Rp. 420.000,-
- Rambo per empang 5 karung @ Rp 2.500,- Rp. 75.000,-
d. Obat
- Super tetra per empang 2 tablet @ Rp 1.000,- Rp 12.000,-
xxvi
e. Tenaga kerja 2 OH @ Rp 20.000,- Rp. 40.000,-
f. Lain-lain (pemeliharaan) Rp. 460.700,-
Jumlah biaya produksi Rp. 5.089.700,-
2) Penerimaan per empang 4000 ekor @ Rp. 400,- Rp. 9.600.000,-
3) Keuntungan Rp. 4.510.300,-
4) Parameter kelayakan usaha
B/C Rasio = 1,89
Gambaran Peluang Agribisnis
Budidaya ikan gurame, mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi.
disamping rasanya yang lezat dan empuk, ikan ini pun digemari banyak orang.
Sudah menjadi tradisi dalam setiap kendurian, ikan gurame selalu menjadi
syarat utama hidangan. Disamping rasanya itu, perawatannya pun tidak terlalu
sulit dan tidak memakan banyak biaya, sehingga banyak petani ikan yang mulai
menggemari, membudidayakan ikan ini, karena harga dari setiap bibitnya yang
murah dapat menghasilkan keuntungan 3 kali lipat dari harga bibit. Harga dari
ikan gurame di pasaran sangat bervariasi tergantung dari bobot ikan tersebut.
Ikan gurame dengan berat 1,5 kg dapat mencapai harga Rp 6.000-Rp 8.000
tergantung keadaan pada saat itu.
xxvii
Bab 3
Penutup
A. Kesimpulan
Ikan gurame murapakan favorit para pembudidaya ikan . Saat ini budidaya ikan gurame
semakin mudah dengan adanya teknologi budidaya yang baru sehingga prosesnya tidak
terlalu rumit meskipun pertumbuhan ikan gurame sedikit lambat dibandingkan ikan air
tawar jenis lainnya, namun tetap memberikan keuntungan yang tinggi dengan harga jual
yang terus naik.
Budidaya ikan gurame, mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. Disamping
rasanya yang lezat dan empuk, ikan ini pun digemari banyak orang. Sudah menjadi
tradisi dalam setiap kendurian, ikan gurame selalu menjadi syarat utama hidangan.
Disamping rasanya itu, perawatannya pun tidak terlalu sulit dan tidak memakan banyak
biaya, sehingga banyak petani ikan yang mulai menggemari, membudidayakan ikan ini,
karena harga dari setiap bibitnya yang murah dapat menghasilkan keuntungan 3 kali
lipat dari harga bibit.
B. Saran
Saya ambil dari Trubus. Konon ini berasal dari petani gurami desa Kemranjen,
Purwokerto. Kalau dirasakan produksi telur gurami menurun sampai 50%, bahkan yang
seharusnya 1500-2000 ekor per sarang (saya mengalami 75 butir persarang), maka
pertanda ikan gurami anda perlu makanan ceplok telor bebek. Pertama, dedak dicampur
dengan telur bebek sebanyak 2 butir per sarang. Tapi jangan lupa, dedak sekalipun
dicampur putih telor bebek plus kuning telor bebek tidak akan menjadi sekeras adonan
semen tembok kraton Yogyakarta, yang konon waktu pembuatannya pakai telor (atau
xxviii
malahan para tukang-bangunannya harus punya dua telor). Uups!Untuk itu, menurut saya
sebaiknya dedak diseduh dengan air mendidih supaya mengental, baru setelah dingin di
campur dengan 2 telor bebek.
Lalu, anda cari karung plastik bekas penjual sayur membungkus cabe, jadi yang ada
bolong-bolongnya. Bentangkan karung plastik di tengah kolam dengan cara menarik ke
empat sisinya dengan 4 buah tonggak bambu. Jadi ketika anda meletakkan adonan tadi,
sang ikan akan menyedot ramuannya dari bawah karung plastik. Sedroot, sedroot. Bau
amis telur bebek tadi memang merangsang berahi gurami.
Saran Pribadi :
Dan menurut saya, pengalaman beberapa peternak gurami, saat ikan anda bertelur, jangan diberi
pelet terlalu banyak. Pelet dibuat untuk menggemukkan ikan, bukan untuk menyehatkan
kandungan. Dan ikan INDUKAN lebih suka kalau anda berikan daun Alocasia macrohiza murah,
dan mudah didapat.
C. Cerita
Teknologi Hapa Tingkatkan SR Benih Gurami 96%
Senyum sumringah menghias wajah Akhmad Munajat, peternak gurami di Singasari,
Karanglewas, Banyumas. Keuntungan Rp15-juta dari sebuah kolam pembenihan sudah
terbayang di depan mata. Gemerincing rupiah itu hadir berkat teknologi hapa. Teknik
baru itu terbukti sukses meningkatkan kelulusan hidup (SR) larva umur 7 hari, hingga
80—95%.
Selama ini kematian larva umur 7 hari hingga 50% menjadi momok bagi Munajat.
Musababnya kehadiran predator seperti katak, bibis, dan uncit sulit terelakkan. Perubahan
suhu juga menjadi gangguan. Belum lagi ketika hujan, gurami-gurami kecil terbawa arus
dan hilang. “Dari 5.000 benih, paling banyak 2.000—2.500 ekor selamat,ujar
xxix
kelahiran 11 Agustus 1961 itu. Enggan terus-menerus merugi, pensiunan guru Islamic
School itu melakukan terobosan: memakai teknologi hapa di kolam pendederan.
Meski tergolong sederhana, teknologi hapa terbukti efektif. Bahan yang diperlukan cuma
hapa atau strimin plastik ukuran lubang 1 mm, tali rafi a, batu, eceng gondok, dan media
kultur plankton. Total biaya Rp200.000 untuk hapa ukuran 3 m x 5 m yang menampung
5.000 benih.
Efisiensi lahan
Sistem hapa memberi keuntungan lebih lantaran bahan dan alat bisa digunakan berkali-
kali. Umur strimin mencapai 5 tahun. Bila setahun dilakukan 6 kali pendederan, berarti
selama 5 tahun hapa bisa dipakai 30 kali. Efisiensi lahan pun dapat dilakukan. Dengan
teknologi itu, kolam tak perlu dikeringkan layaknya cara konvensional. Satu kolam
berfungsi ganda. Seluruh kolam tetap digenangi air; sebagian untuk pendederan dalam
hapa, sebagian lagi dimanfaatkan untuk budidaya ikan lain.
Kelebihan lain, teknologi hapa efektif mengisolasi predator. Katak, uncit, dan bibis bakal
kesulitan menembus hapa yang berukuran kecil. Alhasil burayak pun aman di dalamnya
sehingga panen seragam. Jumlah makan tak berkurang karena hewan kompetitor tidak
ada, ungkap ketua Kelompok Tani Mina Mandiri itu. Panen di kolam berlangsung singkat
karena cukup mengangkat seluruh hapa. Menurut Dr Triyanto, M.Sc., ketua Jurusan
Perikanan Fakultas Pertanian UGM, teknologi hapa tergolong terobosan baru. Sistem itu
meningkatkan produksi karena menekan tingkat mortalitas larva. Hewan kompetitor bisa
dikurangi sehingga tingkat keberhasilan pendederan gurami meningkat, ujar Triyanto.
Ancaman air
Menurut Munajat, ide memakai hapa itu muncul setelah ia kerap menggunakan strimin
sebagai penampung gurami ukuran konsumsi sebelum dijual. Agar tak sulit
menangkapnya saat pengepul datang, tutur alumnus Universitas Islam Assyafi ah itu.
Kemudahan itu pula yang kemudian dicoba saat pendederan. Akhir 2003, sebuah kolam
200 m2 tepinya dipasang hapa berukuran 3 m x 5 m. Agar posisi hapa kuat, setiap sudut
hapa diberi tali yang diikatkan dengan pasak di tepi kolam. Tidak seluruh hapa terendam
air, tapi disisakan setinggi 40-50 cm di permukaan air, ujar ketua Forum Gurami
Banyumas itu. Luasan itu dapat menampung 5.000 benih.
xxx
Sebelum benih ditebar, masukkan campuran dedak, tepung ikan, dan kotoran hewan ke
dalam hapa. Berselang seminggu daphnia, moina, dan fitoplankton lain bakal membanjiri
hapa. Benih akan tumbuh optimal bila lingkungan sekitarnya banyak pakan alami,
ungkap Triyanto.
Setelah benih ditebar, di atas hapa ditanami eceng gondok sebagai penahan air hujan.
Selain itu akar Eichornia crassipes itu berguna sebagai sarang dan tempat bergelantungan
burayak. “Hanya saja tanaman air jangan sampai melebihi sepertiga hapa, tutur
Munajat. Itu agar sinar matahari tetap masuk dan sirkulasi cahaya lancar. Sebulan
berselang, benih ukuran biji oyong siap dituai. Jumlah panen mencapai 4.500- 4.800
ekor. Artinya tingkat keberhasilan sistem hapa mencapai 96%.
Kelemahan hapa, larva mati bila bila lubang strimin tersumbat lumut. Untuk mengurangi
risiko itu, bagian tepi hapa mesti dibersihkan dengan sikat atau cukup di-kucek perlahan
dengan kedua tangan seminggu sekali.
xxxi
D. DAFTAR PUSTAKA
1) RUSDI, Taufiq. Usaha budidaya Ikan Gurame. Jakarta : CV. simplek, 1987
2) SITANGGANG, M. Budidaya Gurame. Jakarta : Penerbit Swadaya, 1999
3) ____________. Kumpulan Gurame Kliping Ikan. Jakarta : trubus, 1997
xxxii