KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN NYERI
AKUT PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA
SIDOGIRI KRATON KABUPATEN PASURUAN
Oleh :
SAFRIN ZUHROIDAH
NIM. 1801129
PROGRAM DIII KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA
SIDOARJO
2021
ii
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN NYERI
AKUT PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA
SIDOGIRI KRATON KABUPATEN PASURUAN
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan
(Amd.Kep) di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo
Oleh :
SAFRIN ZUHROIDAH
NIM. 1801129
PROGRAM DIII KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA
SIDOARJO
2021
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Safrin Zuhroidah
NIM : 1801129
Tempat, Tanggal Lahir : Pasuruan, 13 Februari 2000
Institusi : Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo
Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN NYERI AKUT PADA
DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA SIDOGIRI KRATON
KABUPATEN PASURUAN” adalah bukan Karya Tulis Ilmiah orang lain baik
sebagian atau keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan
sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, tanpa
ad`anya tekanan dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi
akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.
Pasuruan, 27 Mei 2021
Yang Menyatakan,
Safrin Zuhroidah.
NIM. 1801129
Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Ns. Kusuma Wijaya Ridi Putra, S.Kep.,MNS Ns. Nurul Huda, S.Kep.,S.Psi.,M.Si
NIDN. 0731108603 NIDN. 342097001
iv
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
Nama : Safrin Zuhroidah
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN NYERI
AKUT PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA
SIDOGIRI KRATON KABUPATEN PASURUAN
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah pada
tanggal : 27 Mei 2021
Oleh :
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Ns. Kusuma Wijaya Ridi Putra, S.Kep.,MNS Ns. Nurul Huda, S.Kep.,S.Psi.,M.Si
NIDN. 0731108603 NIDN. 342097001
Mengetahui,
Direktur
Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo
Agus Sulistyowati, S.Kep., M.Kes
NIDN. 0703087801
v
HALAMAN PENGESAHAN
Telah di uji dan di setujui oleh Tim Penguji pada sidang Karya Tulis Ilmiah di
Program DIII Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo.
Tanggal : 27 Mei 2021
TIM PENGUJI
Tanda Tangan
Ketua : Ns. Agus Sulistyowati, S. Kep., M.Kes …………………….
Anggota : 1. Ns. Nurul Huda, S.Kep, S.Psi., M.Si ………………….
2. Ns. Kusuma Wijaya Ridi Putra, S.Kep.,MNS ………………….
Mengetahui,
Direktur
Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo
Agus Sulistyowati, S.Kep., M.Kes
NIDN. 0703087801222
vi
MOTTO
Terkadang kita sering tertukar untuk menentukan sebuah
batas.
Menggunakan batas maksimal nikmat untuk bersyukur, dan
menggunakan batas minimal musibah untuk bersabar.
Kita baru bersyukur ketika mendapatkan nikmat yang sangat
besar, tetapi mengeluh ketika mendapa-t musibah yang begitu
kecil.
Padahal selayaknya, kita harus selalu bersyukur atas nikmat
sekecil apapun, dan berusaha selalu bersabar untuk musibah
sekbesar apapun.
vii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir ini
dapat terselesaiakan.
Isi pikiran yang tersampikan dalam karya ini saya persembahkan untuk :
1. Kedua orang tua saya, terima kasih kalian selalu memberikan saya
kekuatan dalam menjalani studi ini dan selalu mendoakan saya dalam
segala hal urusan Dunia dan Akhirat saya.
2. Kepada Mas Ali terimakasih telah membantu dan mensupport agar saya
selalu berusaha untuk tidak menyerah menyelesaikan tugas kuliah maupun
tugas akhir ini.
3. Terima kasih kepada bapak ibu dosen yang selalu membimbing saya
dalam penyelesaian tugas akhir dan masukan serta saran yang dapat
membangun untuk penyelesaian tugas akhir saya
4. Terima kasih kepada teman saya dan sahabat saya ( Elisah, Pipit, Salasa,
Firliana, Rikha, Tiya,Yenny, Evi) kalian yang selalu memberikan
semangat serta dukungan dan semoga dilancarkan semua yang kalian
inginkan, Aamiin.
5. Teman seperjuangan seangkatan saya terimakasih kalian telah melalui hal
yang sama dan kita bersama – sama menjalani studi, penyelesaian tugas
akhir sehingga berada di titik ini semoga ilmu yang kita dapatkan selama
kita menjalani studi ini menjadi ilmu yang barokah dan di ridhoi Allah
SWT.
viii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M
DENGAN NYERI AKUT PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI
DESA SIDOGIRI KRATON KABUPATEN PASURUAN” ingin dengan tepat
waktu sebagai sebagai persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program DIII
Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini selesai dengan baik
2. Ayah, Ibu, dan saudara tercinta yang telah memberi semangat dan motivasi
dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah
3. Ibu Agus Sulistyowati,S.Kep., M.Kes selaku Direktur Program DIII
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo
4. Bapak Ns. Nurul Huda,S.Kep,S.Psi.,M.Si selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dan memberikan motivasi selama
pelaksanaan studi
5. Ibu Ns. Ida Zuhroidah,S.Kep.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dan memberikan motivasi selama
pelaksanaan studi
6. Bapak dan Ibu responden yang telah membantu saya dalam penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini
7. Teman-teman mahasiswa program studi DIII Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo dan seluruh pihak yang telah
membantu kelancaran penelitian ini
8. Pihak-pihak yang turut berjasa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Penulis sadar bahwa Karya Tulis
Ilmiah ini belum mencapai kesempurnaan, sebagai bekal perbaikan,
ix
penulis akan berterima kasih apabila para pembaca berkenan memberikan
masukan, baik dalam bentuk kritikan maupun saran demi kesempurnaan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi
keperawatan
Pasuruan, 27 Mei 2021
Penulis,
Safrin Zuhroidah
NIM. 1801129
x
DAFTAR ISI
Sampul Depan .................................................................................................. i
Lembar Judul .................................................................................................... ii
Lembar Pernyataan........................................................................................... iii
Lembar Persetujuan .......................................................................................... iv
Halaman Pengesahan ...................................................................................... v
Halaman Motto................................................................................................. vi
Halaman Persembahan ..................................................................................... vii
Kata Pengantar ................................................................................................. viii
Daftar Isi........................................................................................................... x
Daftar Tabel .................................................................................................... xii
Daftar Gambar ................................................................................................. xiii
Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................. 3
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
1.5 Metode Penulisan ...................................................................................... 5
1.5.1 Metode ........................................................................................... 5
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 5
1.5.3 Sumber Data .................................................................................... 5
1.5.4 Studi Kepustakaan ........................................................................... 6
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 8
2.1 Konsep Penyakit Hipertensi ...................................................................... 8
2.1.1 Definisi Hipertensi ........................................................................... 8
2.1.2 Anatomi Jantung .............................................................................. 9
2.1.3 Etiologi Hipertensi ........................................................................... 10
2.1.4 Klasifikasi Hipertensi ...................................................................... 10
2.1.5 Manifestasi Klinis Hipertensi .......................................................... 12
2.1.6 Patofisiologi Hipertensi ................................................................... 13
2.1.7 Komplikasi Hipertensi ..................................................................... 14
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi ................................................. 15
2.1.9 Penatalaksanaan Hipertensi ............................................................. 16
2.2 Konsep Dasar Lansia ................................................................................ 17 2.2.1 Definisi Lansia ................................................................................. 17
2.2.2 Kelompok Lansia ............................................................................. 19
2.2.3 Klasifikasi Lansia ............................................................................ 19
2.2.4 Karakteristik Lansia ......................................................................... 19
2.3 Asuhan Keperawatan ................................................................................ 20
2.3.1 Pengkajian ....................................................................................... 20
xi
2.2.3.1 Pengumpulan Data ........................................................................ 20
2.2.3.2 Analisa Data .................................................................................. 24
2.3.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................... 24
2.3.3 Intervensi Keperawatan ................................................................... 28
2.3.4 Implementasi ................................................................................... 39
2.3.5 Evaluasi ........................................................................................... 39
2.4 Kerangka Masalah..................................................................................... 40
BAB 3 TINJAUAN KASUS ................................................................................ 41 3.1 Pengkajian .................................................................................................. 41
3.1.1 Data Umum .................................................................................................... 41
3.1.2 Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga ................................. 43
3.1.3 Data Lingkungan .............................................................................. 44
3.1.4 Struktur Keluarga ............................................................................. 45
3.1.5 Fungsi Keluarga ............................................................................... 47
3.1.6 Stres dan Koping Keluarga .............................................................. 48
3.1.7 Pemeriksaan Fisik ............................................................................ 49
3.2 Analisa Data ............................................................................................... 51 3.3 Diagnosa Keperawatan .......................................................................... 52 3.4 Prioritas Masalah ....................................................................................... 52
3.5 Intervensi Keperawatan .............................................................................. 54
3.6 Implementasi Keperawatan ....................................................................... 56
3.7 Evaluasi Keperawatan ............................................................................... 60
BAB 4 PEMBAHASAN ................................................................................. 66 4.1 Pengkajian .................................................................................................. 66
4.2 Diagnosa Keperawatan............................................................................... 67
4.3 Intervensi Keperawatan ............................................................................. 68
4.4 Implementasi Keperawatan .............................................................. 70
4.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................................ 70
BAB 5 PENUTUP ........................................................................................... 74 5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 74
5.2 Saran ........................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 77
LAMPIRAN 1 ........................................................................................... 79
LAMPIRAN 2 ........................................................................................... 82
LAMPIRAN 3 ........................................................................................... 83
LAMPIRAN 4 ........................................................................................... 84
LAMPIRAN 5 ........................................................................................... 85
xii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Tabel Halaman
Tabel 2.1.Klasifikasi Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik ........................... 11
Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan ................................................................. 29
Tabel 3.1 Komposisi Keluarga ................................................................. 41
Tabel 3.2 Pemeriksaan Fisik Ny. M ................................................................. 51
Tabel 3.3 Analisa Data ................................................................. 53
Tabel 3.4 Daftar Diagnosa Keperawatan ......................................................... 54
Tabel 3.5 Intervensi Keperawatan ................................................................. 56
Tabel 3.6 Implementasi Keperawatan .............................................................. 59
Tabel 3.7 Evaluasi Keperawatan ................................................................. 64
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Gambar Halaman
Gambar 2.1. Anatomi Jantung normal 9
Gambar 3.1 Genogram Keluarga Ny. M 42
Gambar 3.2 Denah Rumah Keluarga Ny. M 45
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Lampiran Halaman
Lampiran 1. Satuan Acara Penyuluhan ........................................................... 79
Lampiran 2. Lembar Permohonan Izin Penelitian .......................................... 82
Lampiran 3. Lembar Informed Consent ........................................................... 83
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Bimbingan (Pembimbing 1) .......................... 84
Lampiran 5 Lembar Konsultasi Bimbingan (Pembimbing 2) .......................... 85
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di
atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Hipertensi
merupakan masalah global yang menjadi penyebab utama gagal jantung,
stroke, dan gagal ginjal (Brunner dan Suddarth, 2014). Penyakit hipertensi
biasanya disebabkan karena tekanan sistolik dan diastoliknya diatas batas
normal dan gaya hidup yang tidak sehat. Seorang yang menderita hipertensi
biasanya menimbulkan masalah keperawatan nyeri akut, dan apabila masalah
tersebut tidak di tangani dengan baik bisa menimbulkan penyakit stroke,
gagal ginjal dan jantung.
Berdasarkan Data World Health Organization (WHO) 2015 mengatakan
bahwa prefalensi hipertensi di dunia mencapai sekitar 1,13 miliyar individu,
artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penderita
hipertensi di perkirakan akan terus meningkat mencapai 1,5 miliyar individu
pada tahun 2025 dengan mencapai kematian 9,4 juta induvidu. Menurut Data
Riset Kesehatan Dasar (2018), pravalensi kejadian hipertensi adalah 34,1%
hasil tersebut merupakan kejadian hipertensi berdasarkan hasil pengukuran
tekanan darah pada masyarakat Indonesia berusia 18 tahun keatas
(Kementrian Kesehatan RI, 2018). Dan diprovinsi Jawa Timur sebesar
37,4%. Data di RSUD Bangil Pasuruan mencatat jumlah pasien dengan
2
2
Hipertensi mulai bulan januari 2017 sampai dengan bulan desember 2017
mencapai 789 pasien yang mengalami hipertensi.
Data tersebut akan semakin bertambah jika tidak adanya identifikasi faktor
risiko terjadinya hipertensi tersebut sehingga tidak ada tindakan preventif untuk
mencegah terjadinya angka prevalensi hipertensi yang cukup tinggi (Suharto,
2020). Orang lanjut usia pada pada umumnya mempunyai potensi terjadinya
tekanan darah tinggi. Selain itu, kondisi ini juga terjadi karena dinding arteri
lansia telah menebal dan kaku karena arteriosclerosis sehingga darah dipaksa
untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan
naiknya tekanan. Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi tersebut kini
semakin sering dijumpai pada orang lanjut usia, sejalan dengan itu lansia
penderita hipertensi sering mengurangi aktivitas fisiknya karena penurunan fungsi
degenerative (Aktifitas et al., 2017). Peneltian yang dilakukan oleh Kartikasari,
A.N bahwa terdapat hubungan antara perilaku merokok dengan kejadian
hipertensi di mana nilai Pvalue 0,010; OR=9,537 dan CI 95% 1,728-52,63.
Penelitian tersebut menunjukkan lansia yang berperilaku merokok 9 kali lebih
beresiko daripada yang tidak merokok. Tembakau memiliki efek yang sangat
besar dalam meningkatakan tekanan darah, hal ini karena adanya kandungan zat
kimia dalam tembakau seperti nikotin dapat meningkatkan tekanan darah pada
seseorang hanya dengan sekali hisap. Pola aktivitas atau olahraga dalam
kehidupan sehari-hari turut berperan untuk menjaga kesehatan tubuh. Orang yang
jarang berolahraga akan mengalami risiko terkena hipertensi sebesar 4,7 kali
dibandingkan orang yang sering melakukan olahraga. Hal ini berhubungan dengan
3
kelenturan pembuluh darah dan berkaitan dengan kerja otot jantung (Morawa,
2020)
Mengatasi nyeri kepala pada hipertensi dapat dilakukan untuk pasien
merasa aman dan nyaman, yaitu dengan terapi non farmakologi dan terapi
farmakologi. Memberikan terapi nonfarmakologis, seperti mengatur diet, teknik
distraksi dan relaksasi dan perlu adanya kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, dan kebisingan serta istirahat dan
tidur yang cukup atau berkualitas. Beberapa terapi farmakologi antara lain obat
analgesik seperti amlodipine. Upaya yang dilakukan secara komprehensif dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan antara lain dengan memberikan
pendidikan kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan klien dengan cara
memberikan penyuluhan-penyuluhan mengenai penyakit hipertensi.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis
akan melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan
hipertensi dengan membuat rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimanakah
Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan nyeri akut pada diagnosa medis
hipertensi di Desa Sidogiri Kraton Kabupaten Pasuruan?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengidentifikasi asuhan keperawatan pada Ny. M
dengan nyeri akut pada diagnosa medis hipertensi di Desa Sidogiri Kraton
Kabupaten Pasuruan.
1.3.2 Tujuan Khusus
4
1.3.1 Melakukan pengkajian pada Ny. M dengan nyeri akut pada diagnosa medis
hipertensi di Desa Sidogiri Kraton Kabupaten Pasuruan.
1.3.2 Merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. M dengan nyeri akut pada
diagnosa medis hipertensi di Desa Sidogiri Kraton Kabupaten Pasuruan.
1.3.3 Merencanakan asuhan keperawatan pada Ny. M dengan nyeri akut pada
diagnosa medis hipertensi di Desa Sidogiri Kraton Kabupaten Pasuruan.
1.3.4 Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada Ny. M dengan nyeri
akut pada diagnosa medis hipertensi di Desa Sidogiri Kraton Kabupaten
Pasuruan.
1.3.5 Mengevaluasi asuhan keperawatan pada Ny. M dengan nyeri akut pada
diagnosa medis hipertensi di Desa Sidogiri Kraton Kabupaten Pasuruan.
1.4 Manfaat Penelitian
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi
manfaat:
1.4.1 Akademis
Hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya
dalam hal asuhan keperawatan pada pasien hipertensi.
1.4.2 Secara praktis, tugas akhir ini akan bermanfaat bagi.
1.4.3 Bagi pelayanan keperawatan di rumah sakit
Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di Desa
Sidogiri Kraton Kabupaten Pasuruan agar dapat melakukan asuhan
keperawatan pada pasien hipertensi dengan baik
1.4.4 Bagi peneliti,
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
5
berikutnya, yang akan melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan pada
pasien dengan diagnosa hipertensi.
1.4.5 Bagi profesi kesehatan
Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
hipertensi.
1.5 Metode Penulisan
1.5.1 Metode
Metode deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa
atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan
yang mempelajari, mengumpulkan, membahas data dengan studi pendekatan
proses keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data
1.5.2.1 Wawancara
Data diambil/diperoleh melalui percakapan baik dengan klien,
keluarga maupun tim kesehatan lain.
1.5.2.2 Observasi
Data yang diambil melalui pengamatan kepada klien
1.5.2.3 Pemeriksaan
Meliputi pemeriksaan fisik dan laboraturium yang dapat
menunjang menegakkan diagnose dan penanganan selanjutnya.
1.5.3 Sumber Data
1.5.3.1 Data primer
6
Data primer adalah data yang diperoleh dari klien
1.5.3.2 Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang
terdekat klien, catatan medik perawat, hasil-hasil pemeriksaan dan tim
kesehatan lain
1.5.4 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan
dengan judul studi kasus dan masalah yang dibahas.
1.6 Sistematika Penulisan
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami
studi kasus ini, secara keseluruhan di bagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1.6.1 Bagian awal
Memuat halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan,
motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi.
1.6.2 Bagian inti
Terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab berikut
ini :
Bab I : pendahuluan, berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat
penelitian, sistematika penulisan studi kasus.
Bab II : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut
pandang medis dan asuhan keperawatan klien dengan diagnosa hipertensi
serta kerangka masalah.
Bab III : Tinjauan kasus berisi tentang diskripsi data hasil pengkajian,
diagnose, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
7
Bab IV : Pembahasan berisi tentang perbandingan antara teori dengan
kenyataan yang ada di lapangan.
Bab V : Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.
1.6.3 Bagian akhir, teridiri dari daftar pustaka dan lampiran.
8
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab 2 ini akan diuraikan secara teoritis mengenai konsep dan
asuhan keperawatan komplikasi hipertensi. Konsep ini akan diuraikan definisi,
etiologi, dan cara penanganan secara medis. Asuhan keperawatan akan diuraikan
masalah-masalah yang muncul pada komplikasi hipertensi dengan melakukan
asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksaaan,
evaluasi.
2.1 Konsep Penyakit Hipertensi
2.1.1 Definisi
Tekanan darah merupakan kekuatan atau tekanan sirkulasi darah yang
diberikan terhadap dinding pembuluh darah utama tubuh yakni arteri. Hipertensi
adalah kondisi ketika tekanan sirkulasi darah terlalu tinggi (Priajaya & Sirait,
2019). Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi meningkatnya tekanan
darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg
dalam dua kali pengukuran yang dilakukan pada selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang tidak terdeteksi
sedini mungkin dan berlangsung dalam jangka waktu lama serta tidak
memperoleh pengobatan yang optimal dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal
(gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (stroke) (Kemenkes
2017).
9
2.1.2 Anatomi Jantung
Jantung (bahasa Latin: cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot
yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang
berulang. Darah menyuplai okisgen dan nutrisi pada tubuh, juga membantu
menghilangkan sisa-sisa metabolisme. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan
jantung, dari kata Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ
manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah, terletak di rongga dada
agak sebelah kiri.
Gambar 1. Jantung normal.
Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri,
ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Atrium adalah ruangan sebelah atas jantung
dan berdinding tipis, sedangkan ventrikel adalah ruangan sebelah bawah jantung.
dan mempunyai dinding lebih tebal karena harus memompa darah ke seluruh
tubuh.
10
Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari
seluruh tubuh. Atrium kiri berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari
paru-paru dan mengalirkan darah tersebut ke paru-paru. Ventrikel kanan berfungsi
menerima darah dari atrium kanan dan memompakannya ke paru-paru.ventrikel
kiri berfungsi untuk memompakan darah yang kaya oksigen keseluruh tubuh.
Jantung juga terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan terluar yang merupakan
selaput pembungkus disebut epikardium, lapisan tengah merupakan lapisan inti
dari jantung terdiri dari otot-otot jantung disebut miokardium dan lapisan terluar
yang terdiri jaringan endotel disebut endocardium.
2.1.3 Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :
2.1.3.1 Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial belum dapat diketahui,sementara
penyebab sekunder dari hipertensi esensial jugatidak ditemukan. Pada
hipertensi esensial tidak ditemukan penyakit renivaskuler, gagal ginjal
maupun penyakit lainnya, genetik serta ras menjadi bagian dari penyebab
timbulnya hipertensi esensial termasuk stress, intake alkohol moderat,
merokok, lingkungan dan gaya hidup (Triyanto, 2014).
2.1.3.2 Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder penyebabnya dapat diketahui seperti kelainan
pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), hiperal
dosteronisme, penyakit parenkimal (Buss dan Labus, 2013).
2.1.4 Klasifikasi Hipertensi
11
Klasifikasi hipertensi berdasarkan tekanan darah sistolik dan tekanan
darah diastolik dibagi menjadi empat klasifikasi, klasifikasi tersebut dapat
dilihat pada tabel 2.1.4.1
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
Klasifikasi Tekanan Darah pada Orang Dewasa Sebagai
Patokan dan Diagnosis Hipertensi (mmHg)
Kategori Tekanan darah Sistolik Diastolik
Normal < 120 mmHg <80 mmHg
Prehipertensi 120-129 mmHg <80 mmHg
Hipertensi stadium I 130-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi stadium II ≥140 mmHg ≥90 mmHg
(Sumber : Smeltzer, et al, 2012)
Hipertensi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tekanan darah pada orang
dewasa menurut Triyanto (2014), adapun klasifikasi tersebut dapat dilihat pada
tabel 2.1.4.2
Tabel 2.2 Klasifikasi berdasarkan tekanan darah pada orang dewasa
Klasifikasi Tekanan Darah pada Orang Dewasa Sebagai
Patokan dan Diagnosis Hipertensi (mmHg)
Kategori Tekanan darah Sistolik Diastolik
Normal < 130 mmHg <90 mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 (ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 (sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium 3 (berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium 4 (maligna) >210 mmHg >120 mmHg
Sumber :(Triyanto, 2014)
12
2.1.5 Manifestasi Klinis Hipertensi
Manisfestasi klinik menurutArdiansyah (2012) muncul setelah penderita
mengalami hipertensi selama bertahun-tahun, gejalanya antara lain:
2.1.5.1 Terjadi kerusakan susunan saraf pusat yang menyebabkan ayunan
langkah tidak mantap.
2.1.5.2 Nyeri kepala oksipital yang terjadi saat bangun dipagi hari karena
peningkatan tekanan intrakranial yang disertai mual dan muntah.
2.1.5.3 Epistaksis karena kelainan vaskuler akibat hipertensi yang diderita.
2.1.5.4 Sakit kepala, pusing dan keletihan disebabkan oleh penurunan perfusi
darah akibat vasokonstriksi pembuluh darah.
2.1.5.5 Penglihatan kabur akibat kerusakan pada retina sebagai dampak
hipertensi.
2.1.5.6 Nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) akibat dari peningkatan
aliran darah ke ginjal dan peningkatan filtrasi oleh glomerulus.
Hipertensi sering ditemukan tanpa gejala (asimptomatik), namun tanda-
tanda klinis seperti tekanan darah yang menunjukkan kenaikan pada dua kali
pengukuran tekanan darah secara berturutan dan bruits (bising pembuluh
darah yang terdengar di daerah aorta abdominalis atau arteri karotis, arteri
renalis dan femoralis disebabkan oleh stenosis atau aneurisma) dapat terjadi.
Jika terjadi hipertensi sekunder, tanda maupun gejalanya dapat berhubungan
dengan keadaan yang menyebabkannya. Salah satu contoh penyebab adalah
sindrom cushing yang menyebabkan obesitas batang tubuh dan striae
berwarna kebiruan, sedangkan pasien feokromositoma mengalami sakit
13
kepala, mual, muntah,palpitasi, pucat dan perspirasi yang sangat banyak
(Kowalak, Weish, &Mayer, 2011).
2.1.6 Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor medulla otak. Rangsangan pusat vasomotor yang
dihantarkan dalam bentuk impuls bergerak menuju ganglia simpatis melalui saraf
simpatis. Saraf simpatis bergerak melanjutkan ke neuron preganglion untuk
melepaskan asetilkolin sehingga merangsang saraf pascaganglion bergerak ke
pembuluh darah untuk melepaskan norepineprin yang mengakibatkan kontriksi
pembuluh darah. Mekanisme hormonal sama halnya dengan mekanisme saraf
yang juga ikut bekerja mengatur tekanan pembuluh darah(Smeltzer &Bare, 2008).
Mekanisme ini antara lain :
2.1.6.1 Mekanisme vasokonstriktor norepineprin-epineprin
Perangsangan susunan saraf simpatis selain menyebabkan eksitasi
pembuluh darah juga menyebabkan pelepasan norepineprin dan epineprin
oleh medulla adrenal ke dalam darah. Hormon norepineprin dan epineprin
yang berada di dalam sirkulasi darahakan merangsang pembuluh darah
untuk vasokonstriksi. Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor
(Saferi &Mariza, 2013).
2.1.6.2 Mekanisme vasokonstriktor renin-angiotensin
Renin yang dilepaskan oleh ginjal akan memecah plasma menjadi substrat
renin untuk melepaskan angiotensin I, kemudian dirubah menjadi
angiotensin II yang merupakan vasokonstriktor kuat. Peningkatan tekanan
14
darah dapat terjadi selama hormon ini masih menetap didalam darah
(Guyton, 2012).
Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer
memiliki pengaruh pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia
(Smeltzer & Bare, 2008). Perubahan struktural danfungsional meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan kemampuan
relaksasi otot polos pembuluh darah akan menurunkan kemampuan distensi dan
daya regang pembuluh darah, sehingga menurunkan kemampuan aorta dan arteri
besar dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume
sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan
perifer (Saferi & Mariza, 2013).
2.1.7 Komplikasi Hipertensi
Komplikasi pada penderita hipertensi menurut Corwin (2009) menyerang
organ-organ vital antar lain :
2.1.7.1 Jantung
Hipertensi kronis akan menyebabkan infark miokard, infarkmiokard
menyebabkan kebutuhan oksigen pada miokardium tidak terpenuhi
kemudian menyebabkan iskemia jantung serta terjadilah infark
2.1.7.2 Ginjal
Tekanan tinggi kapiler glomerulus ginjal akan mengakibatkan kerusakan
progresif sehingga gagal ginjal. Kerusakan pada glomerulus menyebabkan
aliran darah ke unit fungsional juga ikut terganggu sehingga tekanan
osmotik menurun kemudian hilangnya kemampuan pemekatan urin yang
menimbulkan nokturia.
15
2.1.7.3 Otak
Tekanan tinggi di otak disebabkan oleh embolus yang terlepas dari
pembuluh darah di otak, sehingga terjadi stroke.Stroke dapat terjadi
apabila terdapat penebalan pada arteri yang memperdarahi otak, hal ini
menyebabkan aliran darah yang diperdarahi otak berkurang.
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
Pemeriksaan penunjang pada klien hipertensi adalah sebagai berikut :
2.1.8.1 Hematokrit
Pada penderita hipertensi kadar hematokrit dalam darah meningkat seiring
dengan meningkatnya kadar natrium dalam darah. Pemeriksaan hematokrit
diperlukan juga untuk mengikuti perkembangan pengobatan hipertensi.
2.1.8.2 Kalium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
2.1.8.3 Kreatinin serum
Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan kreatinin adalah kadar kreatinin
dalam darah meningkat sehingga berdampak pada fungsi ginjal.
2.1.8.4 Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan / adanya
diabetes.
2.1.8.5 Elektrokardiogram
Peambesaran ventrikel kiri dan gambaran kardiomegali dapat dideteksi
dengan pemeriksaan ini. Dapat juga menggambarkan apakah hipertensi
telah lama berlangsung. (Tom Smith, 1991)
16
2.1.9 Penatalaksanaan Hipertensi
Penatalaksanaan ataupun penanganan pada klien dengan hipertensi
secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis penatalaksanaan yaitu :
2.1.9.1 Penatalaksanaan farmakologis (Isserbacher, 1999)
a) Diuretik seperti : tiazid, furosemia, spironokiktan, triamteren,
anillorid.
b) Obat antiadrinergik seperti klonidin, guonabenz, guanfasin,
trimetafan, reserpin, guantidin, fentolamin prapanol, timololol
dan lain-lain.
c) Vasodilator seperti hidralazin, minaksidil, dianoksid,
nitropusid. Pada hipertensi penggunaan dosis dibatasi sampai
300mg/hari.
d) Inhibitor enzim pengubah angiotisin, seperti : kaptoril,
Benezebril, ramipril, enalapril, dan lain-lain.
e) Antagonis saluran kalsium seperti : nifedemin, diltiazom,
verapamil, dan lain-lain.
2.1.9.2 Penatalaksanaan non-farmalogis
a) Perubahan gaya hidup.
Gaya hidup yang baik dan sehat merupakan upaya untuk
menghindari terjangkitnya hipertensi ataupun timbulya
komplikasi. Pada hipertensi ringan dan sedang, seperti
menghentikan merokok, olah raga secara teratur dan dinamik
(yang tidak memerlukan tenaga terlalu banyak), misalnya
berenang, jogging, jalan kaki cepat, naik sepeda. Hipertensi
17
berat seperti berhenti merokok, minum alkohol, menurunkan
asupan garam perhari. (Purwati, 1998)
b) Diet
Hipertensi ringan ( diit rendah garam 1) Mengkonsumsi garam
½ sendok makan perhari, konsumsi kecap, MSG ½ sendok
makan perhari.
Hipertensi sedang (diit rendah garam II) Mengkosumsi
garam¼ sendok makan perhari, Konsumsi kecap, MSG
¼sendok makan perhari
Hipertensi barat (diit rendah garam III) tidak boleh
menkonsumsi garam, kecap MSG. (Isselbacher,1999)
c) Upaya menghilangkan atau menghindari stress dapat
dalakukan seperti : meditasi, yoga, hipnotis yang dapat
mengontrol sistem saraf otonom dan menurunkan hipertensi.
(Soeparman,1999)
d) Berat badan yang berlebihan atau obesitas merupakan faktor
resiko terjadinya hipertensi, sehingga upaya peurunan BB pada
obesitas sangat penting. (Purwati, 1998) Disamping itu upaya
menurunkan BB juga dapat meningkatkan efektivitas
pengobatan farmakologis. (Soeparman, 1999)
2.2 Konsep Dasar Lansia
2.2.1 Definisi Lansia
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah memasuki tahapan akhir
dari fase kehidupan. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan mengalami
18
suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaaan. (Wahyudi, 2008).
Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses
menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses
alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak,
dewasa dan tua (Nugroho, 2006 dalam Kholifah, 2016).
Lansia merupakan tahap akhir dari proses penuaan. Proses menjadi tua
akan dialami oleh setiap orang. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang
terakhir, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami kemunduran fisik,
mental dan social secara bertahap sehingga tidak dapat melakukan tugasnya
sehari-hari (tahap penurunan). Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada
makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan
kapasitas fungsional. Pada manusia, penuaan dihubungkan dengan perubahan
degeneratif pada kulit, tulang, jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan
jaringan tubuh lainnya. Dengan kemampuan regeneratif yang terbatas, mereka
lebih rentan terkena berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan
dengan orang dewasa lain (Kholifah, 2016).
Pada lansia akan mengalami proses hilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri secara perlahan sehingga tidak dapat mempertahankan tubuh
dari infeksi dan tidak mampu memperbaiki jaringan yang rusak (Constantinides,
1994 dalam Sunaryo, et.al, 2106)
2.2.2 Kelompok Lansia
Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Aziz (1994) (dalam
Linda, 2011) menjadi tiga kelompok yakni:
19
2.2.2.1 Kelompok lansia dini (55-64 tahun), merupakan kelompok baru memasuki
lansia.
2.2.2.2 Kelompok lansia (65 tahun ke atas)
2.2.2.3 Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70
tahun.
2.2.3 Klasifikasi Lansia
Menurut WHO (2013), klasifikasi lansia adalah sebagai berikut :
2.2.3.1 Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-54 tahun.
2.2.3.2 Lansia (elderly), yaitu kelompok usia 55-65 tahun.
2.2.3.3 Lansia muda (young old), yaitu kelompok usia 66-74 tahun.
2.2.3.4 Lansia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90 tahun.
2.2.3.5 Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahun
2.2.3 Karakteristik Lansia
2.2.4 Karakteristik lansia menurut Ratnawati (2017); Darmojo & Martono
(2006) yaitu :
2.2.4.1 Usia
Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, lansia
adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun (Ratnawati,
2017).
2.2.4.2 Jenis Kelamin
Data Kemenkes RI (2015), lansia didominasi oleh jenis kelamin
perempuan. Artinya, ini menunjukkan bahwa harapan hidup yang paling
tinggi adalah perempuan (Ratnawati, 2017)
2.2.4.3 Status pernikahan
20
Berdasarkan Badan Pusat Statistik RI SUPAS 2015, penduduk lansia
ditilik dari status perkawinannya sebagian besar berstatus kawin (60 %)
dan cerai mati (37 %). Adapun perinciannya yaitu lansia perempuan yang
berstatus cerai mati sekitar 56,04 % dari keseluruhan yang cerai mati, dan
lansia laki-laki yang berstatus kawin ada 82,84 %. Hal ini disebabkan usia
harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan usia harapan
hidup laki-laki, sehingga presentase lansia perempuan yang berstatus cerai
mati lebih banyak dan lansia laki-laki yang bercerai umumnya kawin lagi
(Ratnawati, 2017).
2.3 Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pada tahap ini
semua data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan kesehatan klien.
Adapun pengkajian pada pasien hipertensi menurut Doengoes, et al (2001) adalah:
2.3.1 Pengumpulan data.
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa.
b. Keluhan utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
adalah pusing, sakit kepala dan penurunan tingkat kesadaran
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengalami sakit yang sangat berat.
21
2) Riwayat kesehatan sekarang
Beberapa hal yang harus di ungkapkan pada setiap gejala yaitu
sakit kepala, kelelahan, pundak terasa berat.
3.) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah keluarga pernah mengalami penyakit yang sama.
d. Aktivitas istirahat
1) Gejala : Kelelahan umum, kelemahan, letih, nafas pendek, gaya
hidup monoton.
2) Tanda : Frekuensi jantung meningkat Perubahan irama jantung
Takipnea
e. Sirkulasi
1) Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
coroner/katup dan penyakit serebro vaskuler. Episode palpitasi,
perspirasi.
2) Tanda : Kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan
tekanan darah diperlukan untuk menegakkan diagnosis).
Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen obat).
Frekuensi/irama: Takikardia, berbagai disritmia.
f. Integritas ego
1) Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi,
euphoria atau marah kronik (dapat mengindikasikan kerusakan
serebral). Faktor-faktor stress multiple (hubungan, keuangan,
yang berkaitan dengan pekerjaan).
2) Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontiniu
22
perhatian, tangisan yang meledak. Gerak tagan empati, otot muka
tegang (khususnya sekitar mata), gerakan fisik cepat, pernapasan
menghela, peningkatan pola bicara.
g. Eliminasi
1) Gejala : Gangguan ginjal sakit ini atau yang lalu (seperti
infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa yang lalu).
h. Makanan/Cairan
1) Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan
tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolestrol, kandungan tinggi
kalori. Mual, muntah, perubahan berat badan akhir akhir ini
(meningkatkan/menurun) Riwayat pengguna diuretik.
2) Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya edema
(mungkin umum atau tertentu), kongesti vena, DVJ, glikosuria
(hampir 10% hipertensi adalah diabetik).
i. Neurosensori
1) Gejala : Keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala
suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan
setelah beberapa jam), episode kebas atau kelemahan pada satu
sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur),
episode epistaksis.
2) Tanda :
Status mental: perubahan keterjagaan, orientasi, pola isi bicara,
afek, proses fikir atau memori (ingatan). Respon motorik:
Penurunan kekuatan genggaman tangan dan/atau reflek tendon
23
dalam.
j. Nyeri/Ketidak nyamanan
1) Gejala : Angina (penyakit arteri coroner, keterlibatan jantung),
nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi (indikasi
arteriosclerosis pada arteri ekstremitas bawah), sakit kepala
oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya, nyeri
abdomen/massa (feokromositoma).
k. Pernapasan
1) Gejala : Dispenea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja,
takipnea, ortopnea, dyspnea nocturnal paroksimal, batuk
dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
2) Tanda : Distres respirasi/penggunaan otot aksesori
pernapasan, bunyi nafas tambahan (krakles/mengi), sianosis.
l. Keamanan
1) Gejala : Gangguan koordinas/cara berjalan.
2) Tanda : Episode parastesia unilateral transien, hipotensi
postural.
m. Pembelajaran/Penyuluhan
1) Gejala :
Faktor resiko keluarga : hipertensi, aterosporosis, penyakit
jantung, diabetes mellitus, penyakit serebrovaskuler/ginjal.
Faktor-faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain,
penggunaan obat/alkohol.
24
2.3.2 Analisa Data
Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya
berfikir dan penalaran yang di pengaruhi oleh latar belakang ilmu dan
pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan. Analisa data adalah
kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berfikir rasional sesuai dengan
latar belakang ilmu pengetahuan. Dalam melakukan analisis data, di perlukan
kemampuan mengaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep,
teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan
masalah kesehatan dan keperawatan klien.
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons manusia
terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan, atau kerentanan respons dari
seorangindividu, keluarga, kelompok, atau komunitas (Hardman, 2015).
Diagnosis keperawatan berfungsi untuk mengidentifikasi, memfokuskan dan
memecahkan masalah keperawatan klien secara spesifik.
2.3.2.1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan, yang
berlangsung kurang dari 3 bulan.
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif :
1. Mengeluh nyeri
25
Objektif :
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Gejala dan tanda minor
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. Tekanan darah meningkat
2. Pola nafas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berfikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaphoresis
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Definisi : Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
1. Mengeluh lelah
Objektif :
1. Frekuensi jantung meningkat > 20% dari kondisi istirahat
26
Gejala dan tanda minor
Subjektif :
1. Dyspnea saat/setelah aktivitas
2. Merasa tidak nyaman setelah aktivitas
3. Merasa lelah
Objektif :
1. Tekanan darah berubah > 20% dari kondisi istirahat
2. Gambaran ECG menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas
3. Gambaran ECG menunjukkan iskemia
4. Sianosis
3. Gangguan pola tidur b.d kurangnya kontrol tidur.
Definisi :
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif :
1. Mengeluh sulit tidur
2. Mengeluh sering terjaga
3. Mengeluh tidak puas tidur
4. Mengeluh pola tidur berubah
5. Mengeluh istirahat tidak cukup
Objektif :
(tidak tersedia)
Gejala dan tanda minor
Subjektif :
27
1. Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
Objektif :
(tidak tersedia)
4. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload.
Gejala dan tanda mayor
(tidak tersedia)
Gejala dan tanda minor
(tidak tersedia)
.
28
2.4.3 Intervensi Keperawatan
Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan pada Pasien Hipertensi menurut TIM POKJA DPP PPNI (2017)
NO DX KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TIDAKAN KEPERAWATAN TTD
1 Nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera
fisiologis
Setelah dilakukan perawatan 2x24 jam di harapkan
nyeri berkurang
Luaran Utama
1. Tingkat Nyeri
a. Ekspresi wajah dari grimace menjadi tidak
grimmace
b. Pola istirahat dari yang terganggu menjadi
tidak terganggu
c. Skala nyeri dari skala 4 diturunkan menjadi
2
Luaran tambahan
1. Kontrol Gejala
a. Kemampuan memonitor munculnya gejala
secara mandiri dari yang tidak bisa menjadi
bisa
b. Kemampuan memonitor lama bertahannya
gejala dari yang tidak tau menjadi tau
2. Kontrol Nyeri
a. Mengenali kapan nyeri yang terjadi dari
tidak pernah tau menjadi tau
b. Menggunakan analgesik yang di
rekomendasikan dari yang tidak pernah
menggunakan menjadi menggunakan
c. Mengenali apa yang terkait dengan gejala
nyeri dari yang tidak pernah mengenali
menjadi tau
3. Tingkat Ansietas
Intervensi Utama
1. Manajemen Nyeri
Tindakan
Observasi :
a. Identifikasi lokasi, karakterisik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi respons nyeri non verbal
d. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
e. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
f. Identifikasi Pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
g. Monitor keberhasilan terapi komplementer
h. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Teraupetik
a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
b. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan )
29
a. Keluhan pusing dari yang sering mengeluh
pusing menjadi tidak
b. Tekanan darah yang tinggi menjadi normal
c. Fasilitasi Istirahat dan tidur
d. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
c. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d. Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
e. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Intervensi Pendukung
1. Edukasi manajemen nyeri
Tindakan Observasi
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Teraupetik
a. Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
b. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode, dan strategi
meredakan nyeri
b. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
c. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
d. Ajarkan tekniknonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Terapi Relaksasi
1. Pemberian obat oral
30
Tindakan Observasi
a. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi,
dan kontra indikasi obat (mis. Gangguan
menelan, nausea/muntah, inflamasi usus,
peristaltik menurun, kesadaran menurun,
program usaha)
b. Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
c. Periksa tanggal kadaluwarsa obat
d. Monitor efek teraupetik obat
e. Monitor efek lokal, efek sistemik dan efek
samping obat
f. Monitor risiko aspirasi, jika perlu
Teraupetik
a. Lakukan prinsip enam benar( pasien, obat,
dosis, waktu, rute, dokumentasi)
b. Berikan obat sebelum makan dan setelah
maka, sesuai kebutuhan
c. Campurkan obat dengan sirup, jika perlu
d. Taruh obat sublingual di bawah lidah pasien
Edukasi
a. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
b. Anjurkan tidak menelan obat sublingual
c. Anjurkan tidak makan/minum hingga seluruh
obat sublingual larut
d. Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara
pemberian obat secara mandiri
2 Intoleransi aktifitas b.d
kelemahan
Setelah dilakukan perawatan 2x24 jam di
harapkan nyeri berkurang
Luaran utama
1. Toleransi aktivitas
a. Dari yang sulit melakukan aktivitas sehari-
hari menjadi bias melakukan aktivitas seperti
Intervensi utama
1. Manajemen energi
Tindakan Observasi
a. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
b. Monitor kelelahan fisik dan emosional
31
biasa
Luaran tambahan
1. Ambulasi
a. Dapat menopang berat badannya dan dapat
berjalan dengan langkah yang efektif
2. Curah Jantung
a. Tekanan darah dari yang 180/100 menjadi
140/90
3. Konservasi Energi
a. Dapat melakukan aktivitas fisik yang di
rekomendasikan
b. Mekanika tubuh yang menurun menjadi
meningkat
4. Tingkat Keletihan
a. Kemampuan melakukan aktivitas rutin dari
yang jarang menjadi sering (mis, senam
lansia)
c. Memonitor pola dan jam tidur
d. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas
Teraupetik
a. Sediakan lingkungan yang nyaman dan
rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
kunjungan )
b. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan
aktif
c. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
d. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
a. Anjurkan tirah baring
b. Ajurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
c. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
dan gejala kelelahan tidak berkurang
d. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
a. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
Intervensi Pendukung
1. Dukungan Tidur
Tindakan Observasi
a. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
b. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik
dan psikologis)
c. Identifikasi makanan dan minuman yang
mengganggu tidur (mis. Kopi, the, alkohol,
makanan mendekati waktu tidur siang, jika
32
perlu
d. Identifikasi obat tidur yang di konsumsi
Teraupetik
a. Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan,
kebisingan,suhu, matras, dan tempat tidur)
b. Batasi waktu tidur siang, jika perlu
c. Batasi menghilangkan stress sebelum tidur
d. Tetapkan jadwal tidur rutin
e. Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis. Pijat, pengaturan posisi,
terapi akupresur)
f. Sesuaikan jadwal pemberian obat dan
tindakan untuk menunjang siklus tidur
terjaga
Edukasi
a. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
b. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
c. Anjurkan menghindari makanan atau
minuman yang mengganggu tidur
d. Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
mengandung suppressor terhadap tidur
REM
e. Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur(mis.
Psikologis, gaya hidup, sering berubah shift
bekerja)
a. Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
Terapi Relaksasi
1. Pemberian Obat Oral
Tindakan Observasi
a. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi,
dan kontra indikasi obat (mis. Gangguan
33
menelan, nausea/muntah, inflamasi usus,
peristaltik menurun, kesadaran menurun,
program usaha)
b. Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
c. Periksa tanggal kadaluwarsa obat
d. Monitor efek teraupetik obat
e. Monitor efek lokal, efek sistemik dan efek
samping obat
f. Monitor risiko aspirasi, jika perlu
Teraupetik
a. Lakukan prinsip enam benar( pasien, obat,
dosis, waktu, rute, dokumentasi)
b. Berikan obat sebelum makan dan setelah
maka, sesuai kebutuhan
c. Campurkan obat dengan sirup, jika perlu
d. Taruh obat sublingual di bawah lidah pasien
Edukasi
a. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan, dan efek samping
sebelum pemberian
b. Anjurkan tidak menelan obat sublingual
c. Anjurkan tidak makan/minum hingga
seluruh obat sublingual larut
d. Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara
pemberian obat secara mandiri
3 Gangguan pola tidur b.d
kurangnya kontrol tidur
Luaran Utama
1. Pola Tidur
a. Keluhan dari yang sulit tidur menjadi tidur
dengan teratur
b. Keluhan dari yang tidak puas saat tidur
menjadi puas
c. Keluhan pola tidur yang berubah-ubah
menjadi pola tidur yang teratur
Luaran Tambahan
Intervensi Utama
1. Dukungan Tidur
Tindakan Observasi
a. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
b. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik
dan psikologis)
c. Identifikasi makanan dan minuman yang
mengganggu tidur (mis. Kopi, the, alkohol,
makanan mendekati waktu tidur siang, jika
34
1. Status Kenyamanan
a. Kesejahteraan fisik dari yang menurun
menjadi normal
b. Dari yang tidak ada dukungan sosial
dari keluarga menjadi ada
c. Keluhan sulit tidur menjadi tidur
dengan teratur
2. Tingkat Depresi
a. Dari yang merasa tidak berharga
menjadi berharga
b. Kemampuan beraktivitas sehari-hari
meningkat
3. Tingkat Keletihan
a. Dari yang sering merasa sakit kepala
menjadi berkurang
b. Mampu melakukan aktivitas rutin
perlu
d. Identifikasi obat tidur yang di konsumsi
Teraupetik
a. Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan,
kebisingan,suhu, matras, dan tempat tidur)
b. Batasi waktu tidur siang, jika perlu
c. Batasi menghilangkan stress sebelum tidur
d. Tetapkan jadwal tidur rutin
e. Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis. Pijat, pengaturan posisi,
terapi akupresur)
f. Sesuaikan jadwal pemberian obat dan
tindakan untuk menunjang siklus tidur
terjaga
Edukasi
a. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
b. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
c. Anjurkan menghindari makanan atau
minuman yang mengganggu tidur
d. Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
mengandung suppressor terhadap tidur
REM
e. Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur(mis.
Psikologis, gaya hidup, sering berubah shift
bekerja)
f. Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
Intervensi Pendukung
1. Manajemen Energi
TindakanObservasi
35
a. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
b. Monitor kelelahan fisik dan emosional
c. Memonitor pola dan jam tidur
d. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas
Teraupetik
a. Sediakan lingkungan yang nyaman dan
rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
kunjungan )
b. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan
aktif
c. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
d. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
a. Anjurkan tirah baring
b. Ajurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
c. Anjurkan menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
d. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan.
4 Resiko penurunan curah
jantung b.d perubahan
afterload
Luaran Utama
1. Curah Jantung
a. Tekanan darah dari yang 180/100mmHg
menjadi 140/90mmHg
Luaran Tambahan
1. Perfusi Miokard
a. Dari yang sering timbul nyeri dada menjadi
Intervensi Utama
1. Perawatan Jantung
Tindakan Observasi
a. Identifikasi tanda dan gejala primer
penurunan curah jantung (meliputi dispnea,
kelelahan, edema, ortopnea, paroxysmal,
nocturnal dyspnea, peningkatan CVP)
36
jarang timbul
b. Dari yang sering merasakan mual dan
muntah menjadi berkurang
c. Tekanan darah dari yang 180/100mmHg
menjadi 140/90mmHg
f. Perfusi Perifer
a. Denyut nadi perifer dari yang tidak normal
menjadi normal 60-100x/menit
g. Status Cairan
a. Intake cairan dari yang tidak normal
menjadi normal
b. Frekuensi nadi menjadi normal
c. Tekanan darah dari yang 180/100mmHg
menjadi 140/90mmHg
b. Identifikasi tanda atau gejala sekunder
penurunan curah jantug (meliputi
peningkatan berat badan, hepatomegali,
distensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi
basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
c. Monitor tekanan darah (termasuk
tekanan darah ortostatik, jika perlu)
d. Monitor intake dan output cairan
e. Monitor berat badan setiap hari pada
waktu yang sama
f. Monitor saturasi oksigen
g. Monitor keluhan nyeri dada (mis.
Intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presivitasi
yang mengurangi nyeri)
h. Monitor ekg 12 sadapan
i. Monitor aritmia (kelainan irama dan
frekuensi)
j. Monitor nilai laboratorium jantung (mis.
Elektrolit, enzim jantung, BNP, NT pro-
BNP)
k. Monitor fungsi alat pacu jantung
Teraupetik
a. Posisikan pasien semi-Fowler atau
Fowler dengan kaki ke bawah atau posisi
nyaman
b. Berikan diet jantung yang sesuai
c. Gunakan stocking elastic
d. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
modifikasi gaya hidup sehat
e. Berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi stress, jika perlu
f. Berikan dukungan emosional dan
spiritual
g. Berikan oksigen untuk mempertahankan
37
saturasi oksigen >94%
Edukasi
a. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi
b. Anjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap
c. Anjurkan berhenti merokok
d. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur
berat badan harian
e. Ajarkan pasien dan keluarga mengukut
intake dan output cairan harian
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika
perlu
b. Rujuk ke program rehabilitasi jantung
Intervensi Pendukung
1. Edukasi Pengukuran Nadi Radialis
TindakanObservasi
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Teraupetik
a. Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
b. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk bertanya
d. Pastikan pasien merasa nyaman dan
rileks
e. Dokumentasikan hasil pengukuran nadi
radialis
Edukasi
a. Jelaskan prosedur pengukuran nadi
radialis
38
b. Anjurkan dalam posisi duduk atau
terlentang
c. Ajarkan cara memeriksa pulsasi radial
d. Ajarkan menghitung denyutan selama 60
detik, atau hitung selama 30 detik dan
kalikan 2
e. Ajarkan menghitung frekuensi, irama,
dan volume denyut nadi dengan mencatat
pola dan kekuatan denyutan
39
2.4.4 Implementasi Keperawatan
Menurut Nursalam (2013) adapun sebagai berikut: Implementasi adalah
pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang pesifik. Tahap
Implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditujukan pada
nursing order untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh
karena iturencana intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi
faktor -faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.
Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan. pencegahan
penyakit, pemulihan kesehatan,dan memfasilitasi koping perencanaan asuhan
keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika klien mempunyai
keinginan untuk berpartisipasi dalam implementasi keperawatan. Selama tahap
implementasi,perawat melakukan pengumpulan data dan memilih asuhan
keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien.
2.4.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana
intervensi,dan implementasi. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan
klien dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat respon klien
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil
keputusan (Nursalam, 2013).
40
Kerangka Masalah
Umur Jenis Kelamin Gaya Hidup Obesitas
Elastisitas pembuluh
darah
HIPERTENSI
Perubahan situasi
Ketidak tahuan menemukan sumber
informasi Ketidak normalan profil darah
Resistensi pembuluh darah otak
meningkat
Kurang terpapar informasi Spasme arteriol
Resiko cedera
Nyeri
Agen pencedera fisiologis (mis,
inflamasi, iskemia, neoplasma)
Defisit pengetahuan
41
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Umum
1. Kepala Keluarga (KK) : Tn. S
2. Alamat dan telepon : Sidogiri, Kraton Pasuruan
3. Pekerjaan KK : Wiraswasta
4. Pendidikan KK : SMP
5. Komposisi keluarga :
Tabel 3.1 Komposisi Keluarga
N
o
Nam
a
J
K
Hub.k
eluarg
a
Umur Pend
idika
n
Status Imunisasi
BC
G
Polio DPT Hepatitis Camp
ak
Ket
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Tn. S L Suami 56 Thn SMP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Sehat
2 Ny.
M
P Istri 55 Thn SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Sehat
3 An. I P Anak 23 Thn MTS √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Sehat
42
Genogram :
Gambar 3.1 Genogram keluarga Ny. M
Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Kepala Keluarga
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Serumah
6. Tipe keluarga
Tipe extended family yaitu dalam keluarga terdiri dari bapak, ibu, dan
anak.
7. Suku bangsa
43
Keluarga klien berasal dari suku Jawa atau Indonesia kebudayaan yang
dianut tidak bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa sehari-hari
yang digunakan yaitu bahasa Jawa.
8. Agama
Seluruh anggota keluarga beragama islam dan taat beribadah dan sering
mengikuti pengajian.
9. Status sosial ekonomi keluarga
Sumber pendapatan keluarga dari hasil usaha mebel di rumahnya jika ada
pemesanan. Pendapatan Tn. S dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-
hari.
10. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton
televisi bersama dirumah, rekreasi di luar rumah kadang-kadang tidak
pernah dilakukan
3.1.2 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
11. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Ny. M sebagai klien sering merasakan sakit kepala, dan mempunyai
penyakit hipertensi sejak 3 tahun yang lalu, rutin kontrol kepuskesmas 1
bulan sekali untuk periksa dan mengambil obat rutin, tidak mempunyai
masalah dengan istirahat, makan maupun kebutuhan dasar lainnya
mempunyai penyakit hipertensi pada saat pengkajian:
TD : 160/90 mmHg
S: 37,0 ̊ C
N : 89 x/menit
44
RR : 23 x/menit
TB : 153 cm
BB : 60 Kg
Ny. M sudah sering sekali mengalami sakit dan mempunyai riwayat
penyakit gagal ginjal sejak 3 tahun yang lalu.
Tn. S jarang sakit tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan,
maupun kebutuhan dasar yang lainnya.
An. I jarang sakit, tidak mempunyai masalah kesehatan, imunisasi sudah
lengkap.
12. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.
13. Riwayat kesehatan keluarga inti
Tn. S : Hingga saat ini mengatakan tidak ada keluhan.
Ny. M : Mengalami sakit kepala, pusing, mual, nyeri di bagian belakang
tengkuk leher, tekanan darahnya tinggi.
An. I : Tidak ada keluhan hingga saat ini.
14. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Ny. M menderita hipertensi, pernah dirawat di rumah sakit karena
tekanan darah tinggi dan mengalami gagal ginjal tapi keluarganya Ny. M
dari pihak bapak atau ibu tidak ada yang mengalami hipertensi.
3.1.3 Data Lingkungan
15. Karakteristik Rumah
Memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem sanitasi yang baik, dan
memiliki sistem penerangan ruang yang baik
45
Gambar 3.1 Deenah Rumah Keluarga Ny. M
16. Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Hubungan antar tetangga Tn. S saling membantu apabila ada
tetangga minta pertolongan, Tn. S membantu dengan ikhlas.
17. Mobilitas geografis keluarga
Tn. S belum pernah pindah rumah, dan tinggal menetap
dirumahnya yang sekarang.
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dalam masyarakat
Tn. S melakukan gotong royong apabila diadakan gotong royong
didaerahnya.
Ny. M mengikuti tahlilan setiap hari jum’at
An. I suka menolong jika ada yang butuh pertolongan
19. System pendukung social keluarga
Apabila ada salah satu anggota kelarga yang sakit maka anggota
keluarga yang lain memberi dorongan dan mengantar untuk
berobat.
3.1.4 Struktur Keluarga
20. Struktur Peran
Tn. S : Sebagai kepala rumah tangga, suami, bapak, dan pencari
nafkah
Kamar mandi
R.Dapur
Ruang tengah
Kamar
Kamar
Ruang
tamu
46
Ny. M : Sebagai ibu rumah tangga, istri, dan mengatur kebutuhan
keluarganya
An. I : Sebagai anak dan adik
21. Pola komunikasi keluarga
Anggota keluarga menggunakan bahasa jawa dalam berkomunikasi
sehari-harinya dan mendapatkan informasi kesehatan dari petugas
kesehatan dan televisi.
22. Nilai atau norma keluarga
Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian
pula dengan sehat dan sakit, keluarga juga percaya bahwa tiap sakit
ada obatnya, bila ada keluarga yang sakit dibawa ke rumah sakit
atau petugas kesehatan yang terdekat.
23. Pola komunikasi keluarga
Anggota keluarga menggunakan bahasa jawa dalam berkomunikasi
sehari-harinya dan mendapatkan informasi kesehatan dari petugas
kesehatan dan televisi.
24. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Tn. S saling menghargai satu sama lain. Saling membantu
dalam mengatasi masalah keluarga. Apabila ada masalah Tn.
S selalu mendiskusikan dengan keluarga. sanak saudara Tn. S
saling mengunjungi atau bersilaturahmi.
47
3.1.5 Fungsi Keluarga
25. Fungsi Ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian
untuk anak dan biaya untuk berobat.
26. Fungsi mendapatkan status social
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam
keluarga baik dan selalu menaati norma yang baik.
27. Fungsi Pendidikan
Keluarga selalu menasehati dan mendukung apa yang di lakukan
anak dengan baik dan benar.
28. Fungsi Sosialisasi
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam
keluarga baik dan selalu mentaati norma yang baik.
29. Fungsi pemenuhan kesehatan
Mendukung bila ada yang sakit langsung dibawa ke petugas
kesehatan atau rumah sakit.
30. Fungsi Religius
Menaati dan selalu beribadah bersama keluarga.
31. Fungsi Rekreasi
48
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan
menonton televisi bersama dirumah, rekreasi di luar rumah kadang
kadang tidak pernah dilakukan sama sekali.
32. Fungsi Reproduksi
Tn. S memiliki 2 orang anak, anak pertama sudah menikiah dan
kedua sudah bekerja
33. Fungsi perawatan kesehatan
Penyediaan makanan selalu dimasak sendiri. Komposisi nasi, lauk, sayur
dengan frekuensi 3x sehari dan bila ada anggota keluarga yang sakit
keluarga merawat dan memeriksakan kesehatannya ke pelayanan
kesehatan terdekat.
3.1.6 Stres dan Koping Keluarga
34. Stressor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek :Ny. M sering mengeluh pusing
Stresor jangka panjang :Ny. M khawatir karena tekanan darahnya
tinggi
35. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke
puskesmas dan petugas kesehatan
36. Strategi koping yang dugunakan
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan
masalah yang ada
37. Strategi adaptasi disfungsional
Ny. M bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau istirahat
49
3.1.7 Pemeriksaan kesehatan Ny. M
Tabel 3.2 Pemeriksaan kesehatan Ny. M
Pemeriksaan Fisik Ny. M
Kepala 1. Bentuk : Simetris, tidak ada Kelainan
2. Wajah : tampak meringis menahan nyeri
Rambut Hitam bersih
Kulit Sawo matang, turgor baik
Mata Simetris, konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik,
penglihatan baik
Hidung Bersih, fungsi penghidung baik
Mulut dan tenggorokan Bersih tidak berbau, gigi bersih, tidak ada nyeri telan
Telinga Simetris, pendengaran baik, tidak menggunakan alat bantu
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada Tidak ada wheezing
Perut Tidak kembung, tdak tambak adanya benjolan, tidak ada nyeri
tekan
Ektremitas Tidak ada kelainan bentuk
Ekstermitas Atas : Tidak Ada Keluhan
Ektermitas Bawah : Pasien tidak mampu berdiri sendiri karna
pusing
Kekuatan otot
5 5
4 4
Eliminasi BAB biasanya 1 kali sehari, BAK 4-5 kali sehari
3.1.8 Harapan Keluarga
Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar meningkatkan mutu
pelayanan dan membantu masalah Ny. M
50
3.2 Analisa Data
Tabel 3.3 Analisa Data keperawatan pada Ny. M dengan Hipertensi
Data Etiologi Masalah
DS :
Klien mengatakan sering mengeluh
nyeri kepala dan pusing
P :Saat tekanan darahnya
naik
Q :Seperti ditusuk-tusuk
R:Dibagian kepala dan
tengkuk leher
T :Sewaktu-waktu
DO :
GCS: 4,5,6 (Composmentis)
Klien tampak memegangi
kepala dan kesakitan
Klien tampak meringis
menahan nyeri
Skala nyeri : 5
TTV
TD : 160/90mmHg
N : 89x/menit
S : 37,0x/menit
RR : 23x/menit
Agen pencedera
fisiologis
Nyeri akut
DS :
1) Klien mengatakan mudah
kelelahan
2) Klien mengatakan tidak mampu
untuk berdiri sendiri karena
pusing
3) Keluarga Tn. S mengatakan jika
kambuh, Ny. M tidak mampu
melakukan aktivitas secara
mandiri karena nyeri
4) Kekuatan otot
5 5
4 4
DO :
1) Keadaan umum : lemah
2) Klien tampak hanya berbaring di
tempat tidur
3) Mobilitas klien dibantu oleh
keluarga
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
51
3.3 Daftar Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.4 Daftar diagnosa keperawatan pada Ny. M dengan Hipertensi
NO TGL MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL TERATASI TT
1 13-03-2021 Nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis dibuktikan
dengan pasien mengeluh sering nyeri
kepala dibagian tengkuk leher saat
tekanan darahnya naik
15-03-2021
2 13-03-2021 Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan dibuktikan dengan
pasien mengeluh mudah kelelahan sat
beraktivitas
15-03-2021
3.4 Prioritas Masalah
1. Masalah keperawatan 1 : Nyeri akut
Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
Sifat masalah :
1.Aktual: 3
2.Resiko : 2
3.Tinggi : 1
3 1 3/3x1 = 1 Nyeri kepala yang dirasakan
karena peningkatan tekanan
vaskuler serebral
Kemungkinan masalah dapat
diubah skala :
1. Mudah : 2
2. Sebagan : 1
3. Tidak dapat : 0
1 2 1/2x2 = 1 Masalah ini sebagian dapat
diubah dengan mengontrol
secara teratur dapat
menurunkan tekanan darah
Potensi masalah untuk
dicegah skala :
1.Tinggi : 3
2.Cukup : 2
3.Rendah : 1
2 1 2/3x1 = 0,67 Rasa nyeri dapat dikurangi
melalui pengobatan dan
perawatan yang tepat
Menonjolnya masalah skala :
1. Segera : 2
2. Tidak perlu segera : 1
3. Tidak dirasakan : 0
2 1 2/2x1 = 1 Keluarga menyadari Ny. M
mempunyai masalah dampak
dari hipertensi maka segera
mengatasi masalah tersebut
Jumlah skor 3,67
52
Masalah keperawatan 2 : Intoleransi aktivitas
Sifat masalah :
1.Aktual : 3
2.Resiko : 2
3.Tinggi : 1
3 1 3/3x1 = 1 Keluarga mengatakan jika
hipertensinya kambuh, Ny. M
tidak dapat melakukan
aktifitas secara mandiri
Kemungkinan masalah dapat
diubah skala :
1. Mudah : 2
2. Segera : 1
3. Tidak dapat : 0
1 2 1/2x2 = 1 Keluarga membantu untuk
memenuhi kebutuhan Ny. M
jika mengalami kekambuhan
Potensi masalah untuk
dicegah skala :
1.Tinggi : 3
2.Cukup : 2
3.Rendah : 1
2 1 2/3x1 = 0,67 Keluarga mampu memberikan
kebutuhan yang dibutuhkan
oleh Ny. M
Menonjolnya masalah skala :
1. Segera : 2
2. Tidak perlu segera : 1
3. Tidak dirasakan : 0
0 1 0/2x1 = 0 Keluarga masih mampu
memenuhi kebutuhan Ny. M
tapi tidak begitu tahu cara
merawatnya
Jumlah skor 2,67
54
3.5 Intervensi Keperawatan
Tabel 3.5 Intervensi keperawatan pada Ny. M dengan diagnosa Hipertensi
NO DX KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN TTD
1 Nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera
fisiologis
Setelah dilakukan perawatan 2x24 jam di harapkan
nyeri berkurang
Luaran Utama
2. Tingkat Nyeri
d. Ekspresi wajah dari grimace menjadi tidak
grimmace
e. Pola istirahat dari yang terganggu menjadi
tidak terganggu
f. Skala nyeri dari skala 4 diturunkan menjadi
2
Luaran tambahan
4. Kontrol Gejala
c. Kemampuan memonitor munculnya gejala
secara mandiri dari yang tidak bisa menjadi
bisa
d. Kemampuan memonitor lama bertahannya
gejala dari yang tidak tau menjadi tau
5. Kontrol Nyeri
d. Mengenali kapan nyeri yang terjadi dari
tidak pernah tau menjadi tau
e. Menggunakan analgesik yang di
rekomendasikan dari yang tidak pernah
menggunakan menjadi menggunakan
f. Mengenali apa yang terkait dengan gejala
nyeri dari yang tidak pernah mengenali
menjadi tau
6. Tingkat Ansietas
c. Keluhan pusing dari yang sering mengeluh
pusing menjadi tidak
d. Tekanan darah yang tinggi menjadi normal
Intervensi Utama
2. Manajemen Nyeri
Tindakan
Observasi :
a. Identifikasi lokasi, karakterisik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi respons nyeri non verbal
d. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
e. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
f. Identifikasi Pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
g. Monitor keberhasilan terapi komplementer
h. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Teraupetik
a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
b. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan )
Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
55
c. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d. Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
e. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2 Intoleransi aktifitas b.d
kelemahan
Setelah dilakukan perawatan 2x24 jam di
harapkan nyeri berkurang
Luaran utama
2. Toleransi aktivitas
a. Dari yang sulit melakukan aktivitas sehari-
hari menjadi bias melakukan aktivitas seperti
biasa
Luaran tambahan
5. Ambulasi
a. Dapat menopang berat badannya dan dapat
berjalan dengan langkah yang efektif
6. Curah Jantung
a. Tekanan darah dari yang 160/90 menjadi
140/90
7. Konservasi Energi
a. Dapat melakukan aktivitas fisik yang di
rekomendasikan
b. Mekanika tubuh yang menurun menjadi
meningkat
8. Tingkat Keletihan
a. Kemampuan melakukan aktivitas rutin dari
yang jarang menjadi sering (mis, senam
lansia)
Intervensi utama
2. Manajemen energi
Tindakan Observasi
a. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
b. Monitor kelelahan fisik dan emosional
c. Memonitor pola dan jam tidur
d. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas
Teraupetik
a. Sediakan lingkungan yang nyaman dan
rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,
kunjungan )
b. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan
aktif
c. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
d. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
a. Anjurkan tirah baring
b. Ajurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
c. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
dan gejala kelelahan tidak berkurang
d. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
b. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
56
3.6 Implementasi Keperawatan
Tabel 3.6 Implementasi keperawatan pada Ny. M dengan diagnosa Hiprtensi
NO TGL/JAM NO.DX.KEP TINDAKAN TTD
1 13-03-2021
09.00 WIB
09.15 WIB
09.30 WIB
09.45 WIB
I 1. Melakukan BHSP dengan klien dan keluarga
a. Memperkenalkan diri
Respon : Keluarga dan klien memperhatikan dan mendengarkan dengan baik
2. Menjelaskan tujuan dan kontrak waktu kepada klien dan keluarga
Respon : Keluarga dan klien mendengarkan dengan baik
3. Mengukur TTV kilen
TD : 160/90 mmHg
N : 89x/menit
S : 37,0̊ C
RR : 23x/menit
4. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pengertian, penyebab, tanda gejala,
serta penatalaksanaan hipertensi.
Respon : Keluarga dan klien merespon dengan baik
5. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitasdan intensitas nyeri
P : Saat tekanan darahnya naik
Q : Seperti di tusuk-tusuk dan cekot-cekot
R : Dibagian kepala dan tengkuk leher
S : 5
T : Sewaktu-waktu
6. Memonitor tindakan pengurangan nyeri
a. Memberikan posisi yang nyaman, misal posisi supinasi
b. Mengajarkan teknik nafas dalam, menarik nafas lewat hidung ditahan dan keluarkan lewat
mulut
Respon : Klien mengatakan nyaman dengan posisinya dan nyeri sedikit berkurang
7. Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang diet yang sesuai dengan hipertensi pada
makanan yang diberikan Ny. M harus benar-benar rendah garam dan mengurangi makanan
berlemak
Respon : Keluarga mampu menghindarkan klien dari faktor-faktor yang memicu kambuhnya
hipertensi
8. Menganjurkan pada keluarga untuk mengatur pola tidur pada siang hari sebaiknya digunakan
untuk istirahat
Respon : Klien merasa lebih baik setelah bisa mengatur pola tidurnya
57
2 13-03-2021
10.00 WIB
10.15 WIB
10.40 WIB
II 1. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang manfaat olahraga bagi penderita
hipertensi
Respon : Keluarga dan klien merespon dengan baik dan bisa menerapkan olahraga setiap hari
2. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pentingnya latihan tirah baring
Respon : Keluarga dan klien mendengarkan dan merespon dengan baik
3. Memotifasi kilen dan keluarga untuk hidup sehat
a. Menganjurkan makanan yangsehat seperti ikan, sayur-sayuran dan buah
Respon : Keluarga bisa menghindarkan klien dari makanan yang mengandung banyak garam
dan lemak
4. Memberikan dukungan spiritual kepada klien dan keluarga
Respon : Keluarga dan klien selalu melaksanakan ibadah dengan baik
3 14-03-2021
09.15 WIB
09.20 WIB
09.50 WIB
I 1. Memonitor tindakan pengurangan nyeri
a. Memberikan posisi yang nyaman, misal posisi supinasi
b. Mengajarkan teknik nafas dalam, menarik nafas dari hidung ditahan dan keluargan lewat
mulut
Respon : Klien mengatakan nyaman dengan posisinya dan nyeri sedikit berkurang
2. Kolaborasi pemberian obat
a. Memberikan Captopril 1x25mg
Respon : Keluarga mampu memberikan obat kepada pasien secara teratur
3. Mengukur TTV kilen
TD : 150/90 mmHg
N : 85x/menit
S : 37,0̊ C
RR : 23x/menit
4. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitasdan intensitas nyeri
P : Saat tekanan darahnya naik
Q : Seperti di tusuk-tusuk dan cekot-cekot
R : Dibagian kepala dan tengkuk leher
S : 3
T : Sewaktu-waktu
5. Menganjurkan pada keluarga untuk mengatur pola tidur pada siang hari sebaiknya digunakan
untuk istirahat
a. Tidur siang 3 jam dan malam selama 8 jam
Respon : Klien merasa lebih baik setelah bisa mengatur pola tidurnya
4 14-03-2021
16.00 WIB
II 1.4.6 Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pentingnya latihan tirah
baring
Respon : Keluarga dan klien merespon dengan baik
1.4.7 Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang manfaat olahraga bagi
58
16.20 WIB
16.40 WIB
penderita hipertensi
Respon : Keluarga dan klien merespon dengan baik dan bisa menerapkan olahraga setiap hari
1.4.8 Memotifasi kilen dan keluarga untuk hidup sehat
a. Menganjurkan makanan yang sehat seperti ikan, sayur-sayuran dan buah
Respon : Keluarga bisa menghindarkan klien dari makanan yang mengandung banyak garam
dan lemak
1.4.9 Memberikan dukungan spiritual kepada klien dan keluarga
Respon : Keluarga dan klien selalu melaksanakan ibadah dengan baik
5 15-03-2021
10.20 WIB
11.00 WIB
11.10 WIB
11.40 WIB
I 1. Menganjurkan pada keluarga untuk mengatur pola tidur pada siang hari sebaiknya digunakan
untuk istirahat
a. Tidur siang 3 jam dan malam selama 8 jam
Respon : Klien merasa lebih baik setelah bisa mengatur pola tidurnya
2. Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang diet yang sesuai dengan hipertensi pada
makanan yang diberikan Ny.M harus benar-benar rendah garam dan mengurangi makanan
berlemak
Respon : Keluarga mampu menghindarkan klien dari faktor-faktor yang memicu kambuhnya
hipertensi
3. Mengukur TTV kilen
TD : 130/80 mmHg
N : 89x/menit
S : 36,9̊ C
RR : 23x/menit
4. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitasdan intensitas nyeri
P : Saat tekanan darahnya naik
Q : Seperti di tusuk-tusuk dan cekot-cekot
R : Dibagian kepala dan tengkuk leher
S : 2
T : Sewaktu-waktu
5. Kolabrasi pemberian obat
a. Memberikan Captopril 1x25mg
59
6 15-03-2021
15.30 WIB
15.45 WIB
15.55 WIB
II 1. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pentingnya latihan tirah baring
Respon : Keluarga dan klien merespon dengan baik
2. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang manfaat olahraga bagi penderita
hipertensi
Respon : Keluarga dan klien merespon dengan baik dan bisa menerapkan olahraga setiap hari
3. Memotifasi kilen dan keluarga untuk hidup sehat
1.6.4 Menganjurkan makanan yang sehat seperti ikan, sayur-sayuran dan buah
Respon : Keluarga bisa menghindarkan klien dari makanan yang mengandung banyak garam
dan lemak
4. Memberikan dukungan spiritual kepada klien dan keluarga
Respon : Keluarga dan klien selalu melaksanakan ibadah dengan baik
60
3.7 Evaluasi
Tabel 3.7 Evaluasi Keperawatan pada Ny. M dengan Diagnosa Hipertensi
TANGGAL DIAGNOSA KEPRAWATAN EVALUASI
Sabtu, 13 Maret 2021
Pukul 08.00 WIB
Nyeri akut b.d agen pencedera
fisiologis: peningkatan tekanan
vaskuler serebral
DS:
1.Klien mengatakan merasa sakit kepala, pusing, dan nyeri dibagian tengkuk leher
P : Saat tekanan darahnya naik
Q : Seperti di tusuk-tusuk dan cekot-cekot
R : Dibagian kepala dan tengkuk leher
T : Sewaktu-waktu
2.Durasi nyeri setiap 1 jam sekali
3.Ny. M mengatakan masih mengkonsumsi ikan asin dan daging
4.Keluarga mengatakan kurang memahami cara merawat Ny. M
DO:
1.GCS : Composmentis
2.Klien tampak memegangi kepala dan kesakitan
3.Wajah klien tampak meringis menahan nyeri
4.Skala nyeri : 5
5.TTV
TD : 160/90 mmHg
N : 89x/mnit
S : 37,0̊ C
RR : 23x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Menganjurkan klien untuk diit rendah garam dan mengurangi makanan berlemak
yaitu menjauhkam makanan yang mengandung banyak garam dan makanan berlemak
seperti ikan asin dan daging
61
Sabtu, 13 Maret 2021
Pukl 08.00 WIB
Intoleansi aktivitas b.d kelemahan DS :
1. Klien mengatakan cepat kelelahan
2. Klien mengatakan tidak mampu untuk berdiri sendiri
3. Keluarga Tn. S mengatakan jika kambuh, Ny. M tidak mampu melakukan aktivitas
secara mandiri karena nyeri
DO:
1. Kesadaran umum : lemah
2. Klien tampak hanya berbaring di tempat tidur 3. Mobilitas klien dibantu oleh keluarga
4. TTV
TD : 160/90 mmHg
N : 89x/mnit
S : 37,0̊ C
RR : 23x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
2. Mendorong klien melakukan aktivitas yang ringan dan menguangi aktivitas yang
berat
62
Minggu, 14 Maret 2021
Pukul 09.00 WIB
Nyei akut b.d agen pencedera
fisiologis: peningkatan tekanan
vaskuler serebral
DS:
1.Klien mengatakan masih sedikit merasa sakit kepala, pusing, dan nyeri dibagian
tengkuk leher
P : Saat tekanan darahnya naik
Q : Seperti di tusuk-tusuk dan cekot-cekot
R : Dibagian kepala dan tengkuk leher
T : Sewaktu-waktu
2.Durasi nyeri mulai jarang muncul
3.Ny. M megatakan sudah mengurangi mengkonsumsi ikan asin dan daging
4.Keluarga mengatakan sedikit memahami cara merawat Ny. M
DO:
1.GCS : Composmentis
2.Klien sudah tidak sering memegangi kepala karena masih sedikit merasa sakit
3.Wajah klien sedikit meringis menahan nyeri
4.Skala nyeri : 3
5.TTV
TD : 150/90 mmHg
N : 85x/mnit
S : 37,0̊ C
RR : 23x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Menganjurkan klien untuk diit rendah garam dan mengurangi makanan berlemak
yaitu menjauhkam makanan yang mengandung banyak garam dan makanan
berlemak seperti ikan asin dan daging
63
Minggu, 14 Maret 2021
Pukul 09.00 WIB
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan DS :
9. Klien mengatakan sedikit masih merasa kelelahan
10. Klien mengatakan sudah sedikit mampu untuk berdiri sendiri
11. Keluarga Tn. S mengatakan, jika Ny. M sedikit mampu melakukan aktivitas secara
mandiri
DO:
1. Kesadaran umum : cukup
2. Klien tampak sudah sedikit bisa bergerak di tempat tidur 3. Mobilitas klien masih dibantu oleh keluarga
4. TTV
TD : 150/90 mmHg
N : 85x/mnit
S : 37,0̊ C
RR : 23x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1. Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
2. Mendorong klien melakukan aktivitas yang ringan dan menguangi aktivitas yang
berat
64
Senin, 15 Maret 2021
Pukul 08.00 WIB
Nyeri akut b.d agen pencedera
fisiologis: peningkatan tekanan
vaskule serebral
DS:
1.Klien mengatakan sudah tidak merasa sakit kepala, pusing, dan nyeri dibagian
tengkuk leher
P : Saat tekanan darahnya naik
Q : Seperti di tusuk-tusuk dan cekot-cekot
R : Dibagian kepala dan tengkuk leher
T : Sewaktu-waktu
2.Durasi nyeri sudah tidak muncul
3.Ny. M mengatakan sudah tidak mengkonsumsi ikan asin dan daging
4.Keluarga mengatakan sudah bisa memahami cara merawat Ny. M
DO:
1. GCS : Composmentis
2. Klien sudah tidak memegangi kepala dan tidak merasa sakit
3. Wajah klien sudah tidak nampak meringis karena menahan nyeri
4. Skala nyeri : 2
5. TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 89x/mnit
S : 36,9̊ C
RR : 23x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dhentikan
65
Senin, 15 Maret 2021
Pukul 08.00 WIB
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan DS :
1. Klien mengatakan sudah tidak merasa kelelahan
2. Klien mengatakan sudah mampu untuk berdiri sendiri
3. Keluarga Tn. S mengatakan, jika Ny. M mampu melakukan aktivitas secara
mandiri
DO:
1. Keadaan umum : cukup
2. Klien tampak sudah bisa duduk di samping tempat tidur 3. Mobilitas klien sudah tidak dibantu oleh keluarga
4. TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 89x/mnit
S : 36,9̊ C
RR : 23x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
66
BAB 4
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan
yang terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperwatan
pada Ny. M dengan nyeri akut pada diagnosa medis Hipertensi di Desa Sidogiri
Kraton Pasuruan yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
4.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah sekumpulan tindakan yang di gunakan
perawat untuk mengukur keadaan klien maupun keluarga dengan menggunakan
standart norma kesehatan peribadi maupun sosial serta integritas dan kesanggupan
untuk mngatasi msalah (ali, 2010)
Pada pengkajian Ny. M pasien sering merasa pusing, nyeri kepala
menjalar ke tengkuk belakang dengan P: saat tekanan darah tinggi, Q: terasa
cekot-cekot, R: bagian kepala menjalar ke tengkuk belakang, T: Hilang timbul,
tekanan darah 160/90, skala nyeri 4, frekuensi nadi meningkat dan ekspresi wajah
Nampak menyeringai dan keluarga tidak mengenal masalah atau gangguan
kesehatan pasien.
Menurut NANDA (2012) nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang
aktual atau potensial atau di gambarkan dalam hal kerusakan jaringan yang tiba-
67
tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat di
antisipasi atau di prediksi dan berlangsung < 6 bulan.
Pada kasus ini didapatkan bahwa pada klien Ny.M tidak ada kesenjangan
antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, dimana dari hasil yang di dapatkan
melalui tinjauan kasus yaitu, merasa pusing, mengeluh nyeri, tampak meringis,
frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat sehingga timbul masalah
gangguan Nyeri akut.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Pada tinjauan kasus penulis mengambil 2 diagnosa yaitu, Nyeri akut b.d agen
pencedera fisiologis., dan Intoleransi aktifitas b.d kelemahan. Karena dari hasil
pengkajian pada klien, penulis menemukan data yang mengarah pada 2 diagnosa
tersebut dengan hasil data :
4.2.1 Diagnosa 1 : nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
Masalah keperawatan ini ditegakkan berdasarkan data subjektif dan
data objektif dimana data subjektif, klien mengatakan nyeri pada bagian
kepala sampai tengkuk leher, nyeri terasa ditusuk-tusuk, nyeri yang
dirasakan hilang timbul dengan skala nyeri 4. Data objektif, klien tampak
menyeringai, tekanan darah : 160/ 90 mmHg, suhu : 37°C, nadi :
89x/menit, dan RR : 20x/menit.
Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
68
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan,
yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Penulis memilih nyeri akut menjadi diagnosa keperawatan dengan
high priority (prioritas pertama) yang harus diselesaikan dikarenakan pada
tahap skoring prioritas masalah nyeri akut memiliki nilai 3,67 lebih tinggi
daripada intoleransi aktivitas dengan nilai 2,67.
4.2.2 intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Masalah keperawatan ini ditegakkan berdasarkan data subjektif dan
data objektif dimana data subjektif, klien mengatakan mudah kelelahan
dan tidak mampu berdiri sendiri. Data objektif didapatkan klien tampak
berbaring lemas.
Intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energy untuk
melakukan aktivitas sehari-hari.
Penulis memilih intoleransi aktifitas menjadi diagnosa keperawatan
yang kedua dikarenakan nilai skoring prioritas masalah intoleransi
aktifitas 2,67 lebih rendah dari nilai skoring prioritas masalah nyeri akut
dengan nilai 3,67.
Sedangkan 2 diagnosa yang tidak muncul penulis tidak
menemukan adanya kriteria pada pengkajian yanng menuju pada diagnosa
gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur dan
resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload.
69
4.3 Rencana Tindakan Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah suatu proses merumuskan tujuan yang di
harapkan sesuai prioritas masalah keperawatan keluarga, memiliki strategi
keperawatan yang tepat, dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan
keluarga kesuai dengan kebutuhan klien. Perawat perlu menyeleksi sumber-
sumber dalam keluarga yang dapat di manfaatkan, serta memprioritaskan
(Sudiharto, 2007)
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menyusun intervensi
berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar
Inervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Intervensi keperawatan disesuaikan dengan masalah yang dialami oleh
pasien sehingga kebutuhan pasien dapat terpenuhi. Rencana asuhan keperawatan
pada Ny.S diambil dalam tinjauan pustaka berdasarkan teori asuhan keperawatan
keluarga dengan Hipertensi dalam asuhan keperawatan Ny. S terdapat intervensi
keperawatan dalam masing-masing diagnosa keperawatan.
1. Nyeri akut
Fakta yang ditemukan pada pasien Ny.S dilakukan intervensi keperawatan
yang disarankan untuk menyelesaikan masalah. Terdapat intervensi: 1)
Identifikasi lokasi, karakteristik, intestas nyeri, 2) Identifikasi skala nyeri 3)
Observasi tanda-tanda vital, 3) Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam mengontrol nyeri, 4) Berikan Teknik non farmakologi untuk mengurangi
dan mengontrol rasa nyeri (relaksasi nafas dalam dan kompres hangat), 5)
70
Jelaskan penyebab nyeri, 6) Jelaskan strategi meredahkan. Intervensi tersebut
telah penulis lakukan pada saat kunjungan ke rumah pasien Ny. S .
Intervensi menurut tinjauan pustaka yaitu: Intervensi Utama: 1)
Identifikasi karakteristik nyeri (mi. pencetus, pereda, kualitas, lokasi, intensitas,
frekuensi, durasi), 2) Identifikasi riwayat alergi obat, 3) Monitor tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah pemberian analgesic, 4) Monitor efektivitas analgesic. 5)
Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai analgesic optimal, 6)
Dokumentasikan respons terhadap efek analgesik dan efek yang tidak di inginkan,
7) Jelskan efek terapi dan efek samping obat, 8) Kolaborasi pemberian dosis dan
jenis analgesic
Pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus di
mana di tinjauan kasus tidak di rencanakan tindakan keperawatan 1) identifikasi
riwayat alergi obat 2) monitor efektifitas analgesic 5) Diskusikan jenis analgesik
yang disukai untuk mencapai analgesic optimal, 6) Dokumentasikan respons
terhadap efek analgesik dan efek yang tidak di inginkan, 7) Jelaskan efek terapi
dan efek samping obat.
2. Intoleransi aktifitas
Fakta yang ditemukan pada Ny.S dilakukan intervensi : 1)Identifikasi
gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan, 2)Monitor kelelahan
fisik dan emosional, 3)Memonitor pola dan jam tidur, 3)Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas.
71
Pada intervensi tidak ada kesenjangan, karena rencana tindakan yang akan
dilakukan sesuai dengan tinjauan pustaka berdasarkan SIKI PPNI, 2018.
4.4 Pelaksanaan tindakan keperawatan
Pada pelaksanaan tindakan keperawatan telah dilaksanakan dengan rencana
yang telah di tetapkan oleh penulis. Pada diagnosa Nyeri akut b.d agen pencedera
fisiologis di butuhkan pelaksanaan selama 3 hari. Pada diagnosa Intoleransi
aktifitas b.d kelemahan di butuhkan selama 3 hari.
Pada pelaksanaan tindakan keperawatan tidak ditemukan hambatan dikarenakan
klien dan keluarga kooperatif dengan perawat, sehingga rencana tindakan dapat
dilakukan.
4.5 Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan yang membandingkan antara
hasil implementasi dengan kriteria dan standart yang telah di tetapkan untuk
melihat keberhasilannya (Suprajitno, 2004).
Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai keberhasilan
keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehingga memiliki produktifitas
yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota keluarga nya (Sudiharto,
2007).
Menurut faisaldo (2014) evaluasi dapat di bagi menjadi 2 jenis yaitu : 1)
Evaluasi berjalan (evaluasi formatif) evaluasi yang di kerjakan dalam bentuk
pengisian catatan perkembangan berorientasi pada masalah yang di alami klien,
72
format yang di gunakan dalam bentuk evaluasi formatif adalah SOAP 2) Evalusi
akhir (sumatif) evaluasi yang di kerjakan dengan membandingkan antara tindakan
yang telah di kerjaan dengan tujuan yang ingin di capai. Jika terjadi kesenjangan,
maka proses keperawatan dapat di tinjau kembali untuk mendapatkan data guna
memodifikasi perencanaan. Format yang di gunakan dalam evaluasi sumatif
adalah SOAPIER.
Pada tinjauan pustaka evaluasi keperawatan belum dapat dilaksanakan
karena merupakan kasus semu sedangkan pada tindakan kasus evaluasi
keperawatan dapat dilaksanakan karena dapat diketahui keadaan pasien dan
masalahnya secara langsung.
Setelah melakukan implementasi diatas selama 3 kali kunjungan
rumah,didapatkan catatan perkembangan pada evaluasi hari terakhir sebagai
berikut :
4.5.1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
Pada akhir evaluasi keperawatan diagnosa nyeri akut berhunbungan
dengan agen pencedera fisiologis dapat disimpulkan bahwa masalah keperawatan
pasien teratasi karena sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan oleh perawat
yaitu perkembangan yang muncul pada saat evaluasi pada Tn.J terdapat data
subjektif : 1). Klien mengatakan nyeri kepala sampai tengkuk sudah berkurang
dengan skala nyeri 2. Data objektif : 1). Klien tampak rileks, 2). Klien dan
keluarga keluarga mampu mempraktekan kembali cara mengontrol dan
mengurangi nyeri. Keluarga mampu merawat klien agar nyeri berkurang dengan
73
kriteria : 1) Nyeri klien dapat terkontrol, 2) Skala nyeri 0, 3) Frekuensi nadi
normal, 4) Wajah menyeringai menjadi rileks, 5) Tekanan darah menurun.
Diagnosa keperawatan intoleransi aktifitas berhubungan dengan
kelemahan disimpulkan bahwa masalah teratasi karena sudah sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan oleh perawat yaitu dengan kriteria : 1) Dapat menopang
berat badannya dan dapat berjalan dengan langkah yang efektif 2) Dapat
melakukan aktivitas fisik yang di rekomendasikan 3) Kemampuan melakukan
aktivitas rutin dari yang jarang menjadi sering (mis, senam lansia).
Pada akhir evaluasi semua tujuan dan kriteria hasil dapat dicapai, karena
adanya kerjasama yang baik antara keluarga dan klien. Hasil evaluasi pada Tn.J
sudah sesuai dengan harapan, masalah teratasi dan intervensi dapat di hentikan.
74
BAB 5
PENUTUP
Setelah penulis melakukan pengamatan dan melaksanakan asuhan
keperawatan secara langsung pada Klien dengan diagnosa medis Hipertensi di
Desa Sidogiri Kraton Pasuruan, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan
sekaligus saran yang dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu asuhan
keperawatan pada Klien dengan diagnosa medis Hipertensi.
5.1 Simpulan
Dari hasil uraian yang telah menguraikan tentang asuhan keperawatan pada Klien
dengan diagnosa medis Hipertensi, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
5.1.1 Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian di temukan data Ny. M tampak menyeringai
karena terjadi nyeri kepala, nyeri cekot-cekot pada tengkuk seperti tertusuk-tusuk
dan hilang timbul dengan skala nyeri 5 terjadi secara mendadak., klien juga sulit
untuk berpindah saat nyeri itu muncul.
5.1.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang didapat yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis, dan intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
5.1.3 Intervensi Keperawatan
75
Ajarkan klien untuk melakukan teknik relaksasi karena Teknik relaksasi
dapat menurunkan rasa nyeri, Kaji skala nyeri klien (0-10) karena Skala nyeri
dapat menunjukan kualitas nyeri yang dapat di rasakan klien, Perhatikan
isyarat verbal dan non verbal seperti: meringis, kaku, gerakan melindungi
sebab Klien mungkin tidak secara verbal melaporkan nyeri dan ketidak
nyamanan secara langsung, Kaji tanda-tanda vital (tekanan
darah,respirasi,Nadi, Suhu di karenakan Pada klien dengan gangguan nyeri
menyebabkan gelisah serta tekanan darah dan nadi meningkat, untuk
intervensi yang terakhir Kolaborasi pemberian analgesik sesuai dengan advice
dokter karena Pemberian analgesik dapat mengurangi nyeri. Pada rencana
tindakan tidak ada kesenjangan, semua rencana tindakan tinjauan kasus sama
seperti tinjauan pustaka.
5.1.4 Implementasi Keperawatan
Beberapa tindakan mandiri pada klien dengan diagnosa Hipertensi
menganjurkan keluarga untuk tetap menjaga dan memperhatikan kondisi klien
terutama dalam pola makan dan gaya hidup contoh: olahraga rutin dan diet rendah
garam. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, penulis melibatkan keluarga dan
klien secara aktif dalam pelaksanaan asuhan keperawatan karena banyak tindakan
keperawatan yang memerlukan kerjasama antara perawat, klien dan keluarga.
5.1.5 Pada akhir evaluasi semua tujuan dapat tercapai karena adanya kerjasama
yang baik antara klien, keluarga dan tim kesehatan. Hasil evaluasi pada Ny.
76
M sesuai dengan harapan karena masalah teratasi sebagian dan
intervensi dihentikan.
5.2 Saran
Penulis memberikan saran sebagai berikut:
5.2.1 Untuk pencapaian hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan
hubungan yang baik dan keterlibatan klien, keluarga dan tim kesehatan
lainnya.
5.2.2 Perawat sebagai petugas pelayanan kesehatan hendaknya mempunyai
pengetahuan, keterampilan yang cukup serta dapat bekerjasama dengan tim
kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan pada Klien
dengan Hipertensi.
5.2.3 Dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang profesional
alangkah baiknya diadakan suatu seminar atau suatu pertemuan yang
membahas tentang masalah kesehatan yang ada pada klien.
5.2.4 Pendidikan dan pengetahuan perawat secara berkelanjutan perlu
ditingkatkan baik secara formal dan informal.
5.2.5 Kembangkan dan tingkatkan pemahaman perawat terhadap konsep
manusia secara komprehensif sehingga mampu menerapkan asuhan
keperawatan dengan baik
77
DAFTAR PUSTAKA
Aktifitas, A. et al. (2017). Pada Lansia The Relantionship Between Phisical
Activities And Hipertension Sri Iswahyuni. 14, 5–8.
Aspiani Yuli Reny, 2018, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta : EGC Dinas
Kesehatan Provinsi KalimantanTimur, 2018
Aspiani, 2017, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta Timur : Cv.
Trans Info Media.
Batticaca, F. B. 2008. Asuhan Keperawatan Dengan Sistem Persarafan. Jakarta:
Salemba
Medika.
Brunner dan Suddarth, 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. EGC. Jakarta
Divine, J.G. 2012. Tekanan Darah Tinggi Panduan Untuk Mengatur
Olahraga dan Medikasi Mengobati Hipertensi. Yogyakarta: PT Citra Aji
Prama
Depkes, R. I. (2009). Profil kesehatan Indonesia tahun 2008. Jakarta: Depkes RI.
Gunawan, Lany, 2018, Hipertensi. Yogjakarta : Kanisius
Morawa, K. T. (2020). Faktor Risiko Hipertensi Pada Lansia Di Desa Limau
Manis Kecamatan Tanjung Morawa Risk Factor of Hipertension for Elderly
in Desa Limau Manis Tanjung Morawa 1,2,3. 3(1), 41–46.
Nursalam, 2013, Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Pudiastuti, 2018, Penyakit Pemicu Stroke. Yogjakarta : Nuha Medika
PPNI, T. P. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi
dan Indikator
Diagnostik ((cetakan III) I ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan
Tindakan
Keperawatan ((cetakan II) I ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan
Kriteria
Hasil Keperawatan ((cetakan II) I ed.). Jakarta: DPP PPNI.
78
Ruhyanudin, 2017, Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan System
Kardiovaskuler. Yogjakarta : Mitra.
Redaksi Agromedia. (2009) Solusi Sehat mengatasi hipertensi. Jakarta :
AgromediaPustaka
Riskesdas (2018). Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Jakarta: Badan
Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Roslandari, L. M. W. (2020). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan
Tingkat Kepatuhan Pengobatan Pasien Hipertensi Rawat Jalan Pada
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Studi Dilakukan Di Puskesmas Kota
Malang) The Relationship between Family Support and The Level Of
Adherence To T. Pharmaceutical Journal of Indonesia, 5(2), 131–139.
RI, kementerian K. (2019). Riskesdas 2018. In Journal of Chemical Information
and Modeling.
Smaltzer, 2018, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Smeltzer C Suzanne dan Bare G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
ed.8 vol 3.
Jakarta: Penerbit buku kedokteran : EGC
Stockslager .L Jaime, dkk. (2007) Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik.
Jakarta : EGC
SDKI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Definisi dan Indikator
Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tagor, 2017, Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Gaya Baru.
Wahidin Sudirihusodo Makasar. Artikel Penelitian Makasar : Universitas
Hasanuddin.
Widagdo, Wahyu dkk. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Persarafan.Jakarta: Trans Info Media.
79
Lampiran 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TENTANG HIPERTENSI
Topik : Hipertensi
Hari, tanggal : Senin, 15-Maret-2021
Waktu : 20 menit
Tempat : Rumah Ny. M
Sasaran : Keluarga Ny. M
Tujuan :
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, audiens mampu memahami dan
mengaplikasi kan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari hari.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 20 menit audiens akan dapat:
a. Menjelaskan kembali pengertian hipertensi dengan bahasanya sendiri
dengan benar
b. Menyebutkan 3 penyebab hipertensi denganbaik
c. Menyebutkan 3 tanda dan gejala hipertensi denganbaik
d. Menyebutkan 3 komplikasi terhadap komplikasi
e. Menyebutkan minimal 2 contoh makanan yang dianjurkan untuk penderita
hipertensi
f. Menjelaskan cara mencegah dan mengatasi hipertensi dengan baik
3. Materi
a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab hipertensi
c. Klasifikasi hipertensi
d. Tanda dan gejala hipertensi
e. Komplikasi hipertensi
f. Cara mengatasi dan mencegah hipertensi
80
4. Metode
Ceramah, tanyajawab
5. Media
Brosur/ leaflet.
6. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Keg. Penyuluhan Keg.Audien Est. Waktu
1. Perkenalan Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Apersepsi
Menjawab
salam
menjawab
3 menit
2. Kerja Menjelaskan materi
penyuluhan
Mengajukan
Pertanyaan
Mendengarkan,
menjawab
pertanyaan
15 menit
3. Terminasi Menyimpulkan
Menutup
Mengucapkan salam
Mendengarkan,
Menjawab
salam
3 menit
7. Evaluasi
a. Bagaimana pengertian hipertensi
b. Apa saja penyebab hipertensi
c. Menyebutkan klasifikasi hipertensi
d. Bagaimana tanda dan gejala hipertensi
e. Apa saja komplikasi hipertensi
f. Bagaimana cara mengatasi dan mencegah hipertensi
81
82
Lampiran 2
YAYASAN KERTA CENDEKIA POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA
Jalan Lingkar Timur, Rangkah Kidul, Sidoarjo 61232
Telepon: 031-8961496; Faximile : 031-8961497
Email : [email protected]
Sidoarjo, 19 Maret 2021
No. Surat : 194/BAAK/III/2021
Perihal : Surat Pengantar Studi Penelitian
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Kepala Desa Jeruk Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan
di
Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan kegiatan penyusunan Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Politeknik Kesehatan Kerta
Cendekia Sidoarjo Tahun Akademik 2020/2021. Bersama surat ini kami mohon Kepala Desa Jeruk
Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan mengijinkan mahasiswa kami untuk megambil data dasar di
tempat tersebut. Berikut adalah informasi mahasiswa kami.
Nama Mahasiswa : Safrin Zuhroidah
NIM : 1801129
Alamat : Dusun Jeruk RT. 03 RW. 03, Sidogiri Kecamatan Kraton Kabupaten
Pasuruan
Tempat Tanggal Lahir : Pasuruan, 13 Februari 2000
No. Hp : 082132190784
Judul KTI : Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Nyeri Akut pada Diagnosa
Medis Hipertensi di desa Sidogiri Kraton Kabupaten Pasuruan
Demikian surat permohonan ini kami sampaikan semoga sudi kiranya memperhatikan untuk
dipertimbangkan. Atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.
Mengetahui,
83
Lampiran 3 INFORMED CONSENT
Judul: “ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN NYERI
AKUT PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA SIDOGIRI
KRATON KABUPATEN PASURUAN”.
Tanggal pengambilan studi kasus 10 bulan Maret tahun 2021
Sebelum tanda tangan dibawah, saya telah mendapatkan informasi tentang
tugas pengambilan studi kasus ini dengan jelas dari mahasiswa yang bernama
Safrin Zuhroidah proses pengambilan studi kasus ini dan saya mengerti semua
yang telah dijelaskan tersebut.
Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini
dan saya telah menerima salinan dari form ini.
Saya Ny. M dengan ini saya memberikan kesediaan setelah mengerti
semua yang telah dijelaskan oleh peneliti terkait dengan proses pengambilan studi
kasus ini dengan baik. Semua data dan informasi dari saya sebagai partisipan
hanya akan digunakan untuk tujuan dari studi kasus ini.
Tanda tangan Partisipan Tanda Tangan Peneliti
(Ny. M) ( Safrin Zuhroidah)
84
Lampiran 4
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN
NAMA : Safrin Zuhroidah
NIM : 1801129
PEMBIMBING 1 : Ns. Kusuma Wijaya Ridi Putra, S.Kep.,MNS
JUDUL STUDI KASUS : “Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan Nyeri Akut
Pada Diagnosa Medis Hipertensi Di Desa Sidogiri Kraton Kabupaten Pasuruan”
HARI-TANGGAL KETERANGAN KONSUL PARAF
21 Januari 2021 Konsul Judul + Acc Judul
09 Februari 2021 Konsul BAB 1, 2, 3
10 Februari 2021 Revisi Judul, BAB 1, 2 Daftar Pustaka
15 Februari 2021 Konsul Revisi BAB 1,2 Daftar Pustaka
25 Februari 2021 Ujian Proposal
25 Februari 2021 Revisisi Judul, BAB 1, 2 Daftar Pustaka
08 Maret 2021 Konsul Revisi Judul, BAB 1, 2 Daftar
Pustaka
21 Mei 2021 Konsul KTI (BAB 1-5)
22 Mei 2021 Konsul Revisian BAB 3 (Penulisan), BAB
4 (Pembahasan)
25 Mei 2021 ACC Ujian
85
Lampiran 5
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN
NAMA : Safrin Zuhroidah
NIM : 1801129
PEMBIMBING 2 : Ns. Nurul Huda, S.Kep, S.Psi.,M.Si
JUDUL STUDI KASUS : “Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan Nyeri Akut
Pada Diagnosa Medis Hipertensi Di Desa Sidogiri Kraton Kabupaten Pasuruan”
HARI-TANGGAL KETERANGAN KONSUL PARAF
21 Januari 2021 Konsul Judul + Acc Judul
22 Februari 2021 Konsul BAB 1-3
24 Februari 2021 Revisi BAB 1 (Latar Belakang)
25 Februari 2021 ACC Ujian
22 Mei 2021 Konsul BAB 3-5
24 Mei 2021 ACC Ujian