KARYA TULIS
PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF TAHUN 2019
DISUSUN OLEH :
UBENG ITUN, S.H.
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
KABUPATEN PULANG PISAU
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2019
i
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas rahmat dan
karunia yang dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Tulis yang
berjudul Pengawasan Pemilu Partisipatif Tahun 2019.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimaksih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan baik secara moril dan materil dalam Penyusunan Karya Tulis
yang berjudul Pengawasan Pemilu Partisipatif Tahun 2019 sehingga selesai tepat
waktu.
Sejatinya, Pemilu yang demokratis, jujur dan adil adalah sarana mewujudkan
pemerintahan yang baik. Perhelatan Pemilihan yang berkualitas tentunya harus
ditopang oleh penyelenggara Pemilu yang kompeten. Semoga ke depan, Bawaslu
Kabupaten Pulang Pisau mampu menjadi lembaga Pengawal Terpercaya dalam
Penyelenggaraan Pemilu Demokratis, Bermartabat, dan Berkualitas serta
Meningkatkan kepercayaan publik atas kualitas kinerja pengawasan.
Ketua,
UBENG ITUN, S.H.
KOORDIV ORGANISASI, SDM DAN DATA INFORMASI
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ........................................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................................. 8
BAB II PEMBAHASAN
A. Mengajak Masyarakat untuk mengawasi Pemilu ............................................. 11
BAB III Penutupan
A. Kesimpulan...................................................................................................... 13
- 1 -
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengawasan Partisipatif adalah partisipasi mendorong pengawasan oleh
masyarakat dalam pelaksanaan mengawasi pemilu. dengan adanya partisipasi
masyarakat dalam mengawasi akan mensuskseskan pesta demokrasi secara
aman dan berkualitas. Maka dari itu, Bawaslu melakukan sosialisasi kepada
masyarakat betapa pentingnya partisipasi masyarakat dalam melakukan
pengawasan pemilu seperti organisasi masyarakat, pemilih pemula dan tokoh-
tokoh masyarakat karena mengawasi pemilu adalah tugas bersama.Pola yang
disampaikan kepada masyarakat yang bersifat berkelompok diperlukan sumber
data rujukan sebagai informasi untuk mengambil langkah-langkah antisipasi
pencegahan dalam bentuk potensi-potensi kerawanan seperti adanya peran
masyarakat dalam pengawasan pemilu menberikan informasi awal, pencegahan
dini terhadap pelanggaran, mengawasi/memantau dan melaporkan ke Bawaslu
dan jajaran pada setiap jam kerja.
Pemilu merupakan sarana untuk menwujudkan partisipasi politik dan partai politik
dapat diwujudkan oleh penyelenggara pemilu yang bersikap netral, terbuka dan
akuntabel, sehingga para partisipan pemilu DPR, DPD dan DPRD serta pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 dapat membangun kepercayaan semua
pihak untuk menerima pemilu secara demokratis.
Pengawasan partisipatif mempunyai fungsi dalam melaporkan pelanggaran pemilu
dan Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau mengajak semua masyarakat untuk ikut
dalam pengawasan tahapan pemilu.
Mengapa pemilu harus diawasi ;; Partai Politik sebagai kontestasi sebagai
pengusung ataupun perorangan guna memperebut dukungan suara, manakala
hasil pemilu Tahun 2019 berjalan dengan aman dan lancar. Potensi-potensi
kerawanan dengan adanya tindakan-tindakan yang berakibat melawan hukum
sebagai Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Pulang Pisau yang
mempunyai peranan fungsi tugas dan kewenangan dalam menangani pelanggaran
pemilu. Pada praktik-praktik politik memunculkan kerawanan oleh para pendukung
partai politik atau kandidat calon serta tim pemenang dari partai politik yang dapat
merusak rendahnya demokrasi terhadap nilai-nilai dan keseimbangan dampak
- 2 -
sosial yang berakibat kompetisi yang curang seperti penyebaran money politik,
blackempin, isu sara, manipolasi dana kampanye pada akhir massa kampanye
serta penyalahgunaan kewenangan dan fasilitas Negara yang digunakan oleh
pejabat dan pegawai pemerintah apabila salah guna keberpihakan kepada calon
dan kandidat tertentu yang berakibat massif, maka misi yang perlu dilakukan oleh
Pengawas Pemilu menyampaikan dasar ketentuan sebagai imbauan kepada
seluruh instansi pemerintah sampai tingkat kecamatan dan kelurahan serta desa
se-Kabupaten Pulang Pisau guna mencegah agar tidak muncul pelanggaran
pemilu. Tindakan yang harus dilakukan yaitu menjalankan fungsi pengawasan
secara maksimal dengan keterbukaan public kepada masyarakat, lembaga Negara
lainnya serta peserta pemilu sesuai tingkatannya.
Secara hakikat demokrasi bahwa Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau memerlukan
dukungan dari semua pihak masyarakat sebagai pelaku utama dalam pemilu,
sehingga tugas Bawaslu pada pasal 94 ayat 1 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang
pemilu:
1. Mengidentifikasi dan memetakan potensi kerawanan serta pelanggaran pemilu;
2. Berkoordinasi, supervise, membimbing dan mengevaluasi penyelenggaraan
pemilu;
3. Berkoordinasi dengan instansi pemerintah terkait;
4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu.
Oleh karena itu pengawalan demokrasi untuk mencegah pelanggaran diperlukan
senergi penguatan internal Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Pulang
Pisau dan jajaran terhadap praktek-praktek yang muncul dalam kompentisi yang
berakibat kecurangan politik, sehingga diperlukan sosialisasi yang berkelanjutan
kepada Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) serta Pemilih Pemula, Sebagai
penegakan hukum.
Kualitas selaku pengawas penyelenggara pemilu dapat diukur dari sejumlah
indicator dalam hal yang menjadi pioritas dalam menjalankan tugas antara lain :
1. Siap melakukan koordinasi stekeholdel dalam birokrasi pemerintah sehingga
demokratis yang kuat serta memiliki kemampuan dukungan oleh public.
2. Siap kompetisi dalam penguatan internal pengawas pemilu yang sehat,
sehingga partisipatif yang tinggi antara pemilih dengan yang dipilih dengan
mekanisme yang jelas.
- 3 -
3. Siap menjalankan tugas terhadap jadwal, tahapan dan program penyelenggara
pemilu yang dilaksanakan tepat waktu sesuai ketentuan, apabila ada hal yang
lain menimbulkan akibat politik sehingga terganggu tahapan pemilu maka harus
ada paying hukum yang jelas dalam bentuk Surat Edaran oleh penyelenggara
pemilu dalam hal ini oleh Ketua KPU RI sebagai penanggungjawab.
4. Siap melakukan pengawasan terbuka untuk umum secara LUBER dan JURDIL.
5. Siap menanggani tindak lanjut penanganan pelanggaran baik laporan ataupun
temuan, apabila laporan ataupun temuan dalam proses maka Pengawas pemilu
tidak bias membuka untuk public terhadap penanganan pelanggaran pemilu.
Regulasi keterbukaan informasi public bagi penyelenggara pemilu DPR, DPD dan
DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019, dipandang perlu
karena amanah UUD 1945 Pasal 28 F berbunyi bahwa setiap orang berhak untuk
berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan
lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan mengunakan segala
jenis saluran yang tersedia. Memperhatikan teknis pengelolaan informasi public
diperlukan beberapa ketentuan untuk menciptakan integritas sebagai komisioner
Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Pulang Pisau dalam hal pola kerja yang baik
dalam bentuk solid mengedalikan suasana lembaga yang memerlukan
kekumpakan dalam objek pengawasan yang meliputi;
1. Kompleksitas informasi
2. Validitas informasi
3. Sifat informasi (apakah terbuka atau rahasia)
4. Waktu penyampaian informasi
5. Sarana informasi
6. Bentuk informasi
7. Bahasa informasi
8. Aksesibilitas.
Informasi disetiap tahapan pemilu perlu diketahui oleh public berdasarkan pasal 6
Perki Nomor 1 Tahun 2014, sehingga pengawasan oleh jajaran personil
mengawasi sesuai dengan hak, kewejiban, kewenangan yang telah ditugaskan
untuk mengawasi pemilu tahun 2019 dalam bentuk :
- 4 -
1. Mengawasi tahapan, program dan jadwal sehingga hasil pengawasan
dituangkan dalam form A
2. Mengawasi proses syarat calon dan syarat pencalonan peserta pemilu
3. Mendurung partisipasi public untuk bersama-sama mengawasi, sasaran yang
dilakukan melalui Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dan pemilih pemula
melalui forum sosialisasi tatap muka ataupun sarana lainnya seperti
baliho/spanduk, media cetak/online, media sosial dan media radio local H2FM.
Strategi yang dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten Pilang Pisau selaku pengawas
pemilu berbasis tim kerja sebagai langkah-langkah tindakan terhadap perbaikan
secara terus menerus untuk pengendalian supaya kondusif ini dapat di nilai dari
fakta integritas dari sisi nilai etika yang dibangun dalam menjalankan tugas
pengawasan, tentang keberhasilan terhadap kinerja yang maksimal dapat dalam
bentuk pengendalian resiko dari semua pekerjaan mengawasi jalannya proses
demokrasi.
Rencana kegiatan yang dilakukan oleh pengawas pemilu tidak lepas dari kesiapan
anggaran yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2019, sehingga
pengelolaan anggaran tentu difasilitasi oleh kordinator secretariat (korsek) dan
Bendahara Pembantu Pengeluaran (BPP) Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau dalam
pemilu Tahun 2019. Hal-hal yang dijalankan oleh kesekretariat dalam memfasilitasi
berupa menjalankan POK Anggaran dalam DIPA Bawaslu Provinsi Kalimantan
Tengah Tahun 2019, Terhadap pengunaan anggaran perlu usulan yang di
sampaikan ke KPA Bawaslu provinsi Kalimantan tengah, dalam usulan anggaran
yang disampaikan berdasarkan RAB yang ada dalam rincian belanja yang
disesuaikan dengan tahapan pemilu yang berjalan.
Agenda dari semua pengawasan pemilu yang dibuat berdasarkan kordiv masing-
masing agar mepermudah tata cara yang tertuang dalam bentuk pokja untuk
meminalisir sasaran yang perlu adanya pembinaan.
- 5 -
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara agar mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi
mengawasi pemilu ?
Kewenangan Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau dalam tata laksana
pengawasan tahapan penyelenggaraan pemilu DPR, DPD dan DPRD serta
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 adalah sebagai berikut :
a. Menyusun standar kerja pengawasan dalam petunjuk teknis alat kerja
berupa ceklis pada setiap tahapan pemuktahiran data pemilih sebagai
rumusan masalah yang perlu dan menjadi sasaran seperti :
Data DP4 tentang perekaman El-KTP yang belum selesai dengan
dibandingkan dengan data pemilu terakhir (Pilkada Pemilihan Bupati pulang
Pisau), Pemilih yang tidak memiliki KTP- El namun terdaftar dalam DPT,
rendahnya partisipasi masyarakat dalam merespon data yang telah
ditempel tempat umum, masih ada pemilih ganda, pemilih yang telah
meninggal dunia atau yang telah pindah domisili serta domisili pemilih tidak
sesuai dengan identitas KTP.Tindaklanjut dalam pencegahan dan
penangganan masalah diperlukan koordinasi dalam kesesuaian data yang
palid untuk menerangkan data yang sesungguhnya yang perlu dilakukan
dalam sosialisasi serta membuka posko pada setiap kecamatan kepada
masyarakat yang mempunyai hak pilih.
b. Potensi masalah pada tahapan kampanye yang perlu dan sangat yaitu
peserta pemilu perlu dibangun komunikasi secara personal lembaga yang
terkait seperti kepolisian, Kebanglinmas, satpol PP dan media agar peserta
pemilu mengikuti aturan yang menjadi perhatian dalam bentuk kampanye
diluar jadwal, beredarnya berita hoax, kampanye yang berakibat pada
politisi sara, politik uang, serta memancin suasana komplik horizontal
terhadap masalah lain yang dikaitkan dengan kepemiluan.
Hal yang perlu penangganan masalah yaitu upaya koordinasi dan
sosialisasi serta imbauan kepada peserta pemilu untuk menjelaskan
tentang Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang pemilu serta
Peraturan KPU tentang kampanye serta peraturan Bawaslu tentang
Pengawasan.Sosialisasi untuk memberikan pendidikan dalam
pelaksanaan tahapan serta ikut berpartisipasi mengawasi jalannya pemilu
Konteks Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau dalam penangganan
- 6 -
pelanggaran pemilu berasa pada sentra Gakkumdu yang tertuang dalam
MuO kesepakatan bersama.
c. Masa tenang dalam pemilu selalu di artikan tidak ada aktivitas kampanye
atau bentuk apapun yang dilakukan oleh peserta pemilu, hal seperti ini juga
ada saja yang menjadi permasalahan yaitu peserta pemilu melakukan
kampanye secara terselubung dalam bentuk praktik money politik, melalui
media sosial, ajakan melalui barang, alat peraga kampanye dalam bentuk
atrubut yang dipasang lagi ditempat tertentu,
Pengawas pemilu harus bekerja ekstra bersama jajaran dalam pencegahan
pada masa tenang sebelum masa tenang yang penyampaian larangan dan
sanksi-sanksi yang diberikan kepada peserta pemilu serta Bawaslu
Kabupaten Pulang Pisau dan koordinasi dengan pihak kepolisian sudah ada
sampai tingkat kecamatan se-Kabupaten Pulang Pisau.
d. Dalam tahapan Pendistribusian logistik yang menjadi perhatian khusus
dapat terjadi potensi masalah pada pengiriman yaitu keterlambatan oleh
jarak, kondisi alam dan geografis wilayah yang menguna transpotasi darat
dan sungai, tertukarnya logistik dengan kabupaten lain dalam wilayah
Kalimantan tengah dalam bentuk form teli dengan kabupaten Sukamara
serta menunggu kekurangan surat suara untuk TPS berbasis pemilih yaitu
penambahan 2 TPS di Desa Pudak kecamatan Kahayan Kuala di wilayah
Perusahaan Sawit. Dalam potensi masalah pada saat logistik kembali dari
TPS yang sering dijumpai yaitu KPPS salah memasukan logistik yang
seharusnya berada diluar kotak, kondisi jarak, alam serta geografis, kondisi
jalan yang bergelombang dan licin, sehingga terkadang logistik tidak
bersamaan semuanya sampai pada tiap kecamatan, sama hal logistik yang
bergeser ke KPU Kabupaten Pulang Pisau oleh situasi jalan yang rusak dan
licin yang berada pada Kecamatan Maliku dan Kecamatan Pandih Batu
pada Dapil 2 serta Kecamatan Kahayan Kuala dan Kecamatan Sebangau
Kuala Dapil 3.
e. Untuk menjaga keseimbangan pemilih perlu pemetaan angka gulpot, hal ini
bias dilakukan simulasi untuk menekan angka gulpot.
- 7 -
f. Rumusan dalam penembahan TPS (Berbasis pemilih) yang ada pada saat
pemilu DPR, DPD dan DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
Tahun 2019 tergulung tidak efektif dari hasil pada 2 TPS yang berada di
perusahaan sawit di desa pudak kecamatan Kahayan kuala, terlalu banyak
yang golput.
g. Rekomendasi dalam tindaklanjut terhadap masalah sesuai kewenangan
Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau bahwa perlu penangganan yang serius
terhadap pencegahan dalam hal hasil secara maksimal berdasarkan data
ceklis logistik yang dilaksanakan oleh pengawas TPS bersama Panwaslu
Kelurahan/Desa dalam bentuk data logistik yang berada diluar kotak pada
saat di TPS untuk mempermudah Petugas KPPS. Pesiapan TPS yang
layak dengan memperhatikan kondisi lapangan, apabila perlu bias diruang
milik pemerintah dengan kondisi baik dengan pemerangan yang cukup.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang dan lambar mengerti untuk
memahami apa yang dikerjakan dalam hal pengaturan tugas di TPS yang di
pimpin oleh ketua KPPS.
Hal-hal yang menjadi potensi pemecahan masalah diperlukan dalam
pemungutan dan perhitungan suara di TPS bahwa dalam pengunaan C6
(Surat Pemberitahuan Pemilih) karena hal ini ada aturan yang mengatur,
perbedaan dalam menentukan surat suara sah dan tidak sah antara
petugas KPPS, Saksi dan Pengawas TPS,karena cuaca sehingga
terganggu di dalam TPS dalam hal angina rebut yang diiringi situasi hujan.
h. Pada tahapan rekapitulasi dan penetapan hasil permasalahan adanya
kesalahan dalam memasukan data hasil serta lupa dalam melakukan coret
paraf pada nomor yang salah.\, oleh banyaknya kotak suara sehingga ruang
terkesan sempit pada saat rapat pleno di tingkat PPK Kecamatan, Sanksi
melebihi dari tatib yang dibuat dan dibacakan oleh Ketua KPU Kabupaten
Pulang Pisau maka atas persetujuan Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau
kepada Peserta Pemilu yang tidak berhak menjadi sanksi untuk
meningalkan ruang rapat pleno rekapitulasi dan penetapan hasil pemilu.
Keterlambatan perhitungan hasil pemilu pada saat di TPS serta
menuangkan ke hasil rekapitulasi pada sertifikat hasil yang dibantu oleh
Pengawas TPS dan Panwaslu Kelurahan/Desa sesuai arahan pada saat
- 8 -
mengikuti Bimtek agar sesame penyelenggara dapat bekerjasama dalam
menyelesaian perhitungan dan rekapitulasi dengan baik.
Mengacu pada penjelasan tersebut di atas bahwa mengindentifikasi potensi-
potensi untuk mengatasi permasalahan tentu perlu menguatkan terhadap
pengaruh dinamika strategis yang berada pada politik local yang langsung
pada lingkungan, maka program yang telah di tentukan dalam kegiatan
Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau menhadapi komitme dan mekanisme system
sumber daya manusia pengawas pemilu yang memiliki kapasitads dan
kapabilitas. Pengawasan dalam pencegahan berbagai bentuk pelanggaran
agar tidak terjadi konplik tindak kekerasan dalam hal penyalahgunaan jabatan
dan keberpihakan penyelenggara pemilu pada peserta pemilu, mobilisasi
massa dalam hal intimidasi serta juga iming-iming bujukan bagi yang ingin
dapat jabatan.
Perkembangan persoalan pemilu perlu yang perlu penekanan pada teknis
pengawasan secara serentak oleh pengawas pemilu dalam menjalankan
regulasi, sehingga penyebaran kepada masyarakat senantiasa bersama-sama
ikut mengawasi jalannya tahapan pemilu Tahun 2019.
C. Tujuan
Untuk mempermudah melakukan pengawasan pemilu bagaimana peran aktif
terhadap bentuk partisipasi dalam menjalin hubungan kerja sama dalam hal
memfasilitasi terhadap informasi kepada masyarakat mengenai hak pilih di TPS.
Dalam pengendalian potensi dari kerawanan yang telah di petakan perlu diciptakan
komunikasi dan koordinasi untuk menjaga situasi yang aman dan kondusif serta
tertib dalam pengawasan kepada internal maupan ekternal. Tantangan dalam
pengelolaan di bidang tata usaha yang belum tertib serta kepemilikan yang sah
dalam pengelolaan manajemen lembaga Bawaslu, sehingga antisipasi
permasalahan agar dipastikan semua penyelenggaraan pemilu berjalan dengan
baik sehingga terwujudnya intergritas pengawas pemilu dalam mengamati,
mengkaji, memeriksa dan menilai proses pelanggaran pemilu.Menegakan netralitas
serta menerima masukan dan tanggapan masyarakat serta melaksanakan SOP
sebagai tindak lanjut dalam menjalin komunikasi dengan stakeholder.
- 9 -
Melakukan pencegahan pelanggaran dan isu-isu politik serta perlu diwaspadai
dalam proses di TPS apabila ada indikasi dugaan pelanggaran, kerja pengawasan
sesame pengawas pemilu perlu dijalin sebagai strategi dalam menentukan
mekanisme sebagai pengawas demokrasi yang utuh sebagai kekuatan control
yang efektif terhadap perilaku dan jatidiri seorang pengawas pemilu.
Peran yang harus dan wajib diperkuat pada lembaga Bawaslu dan jajaran yaitu
menhasilkan pengawas pemilu yang berintegritas tidak ada konplik kekerasan,
menerima dengan baik hasil pemilu, tidak terjadi apatisme sesama penyelenggara
dan masyarakat .
Sasaran dari rumusan pemasalahan yang akan dicapai oleh pengawas pemilu
DPR, DPD dan DPRD serta Pemilihan Preseiden dan Wakil Presiden Tahun 2019
bahwa diperlukan peningkatan kualitas pelaksanaan tugas, fungsi dan
kewenangan dalam mengawasi pada regulasi yang mengatur untuk mewujudkan
kewenangan Bawaslu dan jajaran dalam pencegahan dan penindakan.
Pengawasan partisifatif mengandalkan kemampuan pembentukan jati diri sebagai
tujuan sebagai berikut :
1. Menjadi pemilu yang berintegritas;
2. Membentuk karakter dan kesadaran politik masyarakat;
3. Meningkatkan kualitas demokrasi;
4. Mendorong tingginya partisipasi masyarakat; dan
5. Mencegah terjadinya konplik.
Dalam kepatuhan menyampaikan hasil pengawasan berupa laporan itu wajib
dilakukan berdasarkan tahapan yang dijalankan, sebelum disampaikan perlu
dilakukan reviu dalam internal bawaslu bersama secretariat dalam pemecahan
masalah apakah surat menyurat sampai pada keputusan terhadap masalah yang
dilakukan menyesuai divisi pada umumnya dalam fungsi tugas. Sebelum
menjalangkan rencana kerja kegiatan yang perlu dipersiapkan bahan yang telah
diproses dan di ulah dalam bentuk ringkasan agar mempermudah dalam hal ini
dilakukan oleh divisi SDM dan Organisasi selaku mempersiapkan bahan
kelengkapan personil.
- 10 -
Pengembangan dari hasil pengawasan tahapan pemilu yang menjadi perhatian
khusus dalam bentuk:
1. Bisa terjadi pada tahapan kampanye;
2. Data pemilih tambahan dan daftar pemilih khusus (catatan DPK karena ada
putusan MK bagi yang memiliki KTP-EL bisa memilih ditempat domisili
sementara seperti di perusahaan sawit dan yang lainnya).
3. Bencana kahutla memungkinkan karena kabupaten Pulang Pisau pada posisi
lahan gambut yang tinggi dan rawan terbakar yang berakibat pada
pengawasan.
4. Dalam program Bawaslu RI untuk pelatihan saksi partai politik di TPS sangat
mendukung sasaran informasi bagi saksi-saksi sebagai jembatan penyebaran
informasi tentang ketentuan aturan kepemiluan yang telah disiapkan dalam
bentuk buku pendoman dan video toturial bagi saksi partai politik yang ikut
pelatihan pada kecamatan masing-masing di wilayah Kabupaten Pulang Pisau.
5. Kotak suara yang melalui perairan juga menjadi perhatian khusus bagi daerah
pesisir (Desa Cemantan) dan pada muara sungai Kahayan desa Kiapak dan
Desa Pudak, karena memerlukan waktu yang lama oleh situasi gelombang
yang besar yang disertai angin kencang.
Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau pada pokoknya adalah menyelesaikan
permasalahan pemilu pada setiap tahapan, maka pengawalan bersama
masyarakat dalam mengawasi, agar lembaga Bawaslu dipercaya secara
bermartabat dan berkualitas. Pola dan metode yang diterapkan dalam pengawasan
merupakan dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi untuk
memastikan berjalan efektif dan efisien, namun tetap didukung dari semua pihak
dalam peningkatan kemandirian dalam kearifan local terhadap kebiasaan
masyarakat supaya lebih baik kedepan.
- 11 -
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mengajak Masyarakat untuk Mengawasi Pemilu
Pelansanaan pemunggutan suara pada tanggal 17 April 2019 secara serentak
seluruh Indonesia, bahwa pengawasan oleh Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau dan
jajaran ad-hoc yang difasilitasi oleh kesekretariatan mengunakan metode yang
dijalankan sesuai tahapan pemilu DPR, DPD dana DPRD serta Pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden Tahun 2019. Fokus pengawasan secara intensif bersama-
sama dengan masyarakat ikut mengawasi, maka Bawaslu harus siap menjalankan
pusat partisipatif masyarakat dalam bentuk sosialisasi dalam ragam aktivitas
seperti gerakan sejuta relawan, pojok pengawasan pemilu, forum warga (posko),
media sosial, OMS, forum pemilih pemula pada sekolah SMU.Target dan
mekanisme pengawasan agar mampu menjalin komunikasi dengan masyarakat
agar waspada padabila mendapat informasi yang tidak jelas sehingga berakibat
pada pelanggaran maka Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau agar lebih tahu maksud
pengawasan pemilu.
Peran masyarakat dalam pengawasan pemilu yaitu:
1. Memberikan informasi awal;
2. Mencegah pelanggaran;
3. Ikur Mengawasi dan memantau jalannya pemilu;
4. Bersedia melaporkan apabila ada kecurangan.
Peran control oleh masyarakat secara efektif terhadap perilaku kebiasaan yang
berakibat merusak dan menodai pemilu yaitu:
1. Membangun kesadaran masyarakat terhadap kerja lembaga Bawaslu;
2. Agar demokrasi berjalan dengan LUBER dan JURDIL, sehingga sama-sama
dirasakan oleh semua pihak untuk masa depan.
3. Langkah-langkah terhadap pengetahuan, kemampuan terkait kepemiluan agar
aktif, peduli dan meperhatikan objek-objek yang berjalan proses di TPS
sehingga tidak terjadi masalah seperti potensi kerawanan.
4. Terbangun jaringan secara luas kepada masyarakat.
- 12 -
5. Kondisi dana situasi politik dan kantibmas yang berakibat pada potensi sosial
budaya sehingga dampak sosial terganggu.
6. Memastikan pemilu berjalan dengan baik dan lancer terhadap kebutuhan objetif
yang menjadi sasaran yaitu KPU, peserta pemilu dan rakyat.
Apa implikasi pengawasan terhadap pemilu yaitu:
1. Terjadi arus balik apabila masyarakat tidak ikut mengawasi seperti konflik
kekerasan atau intimidasi yang berujung pada apatisme terhadap demokrasi.
2. Lemahnya pempinan pada pembangunan Negara hukum sehingga lemahnya
kepercayaan rakyat.
3. Peran pengawas pemilu adalah mengawal terciptanya proses transisi
kekuasaan secara demokrasi dalam legitimasi serta mendorong tumbuh dan
menguatnya kepercayaan rakyat terhadap prosedur dalam menjembatani
semua proses tahaqpan yang berjalan.
Tantangan dalam tugas pengawasan pemilu berada pada potensi pelanggaran
dalam peyelenggaraan pemilu sangat tinggi terutama di daerah pemilihnya banyak
dan daerah yang sulit dijangkau. Hal-hal seperti yang disebut diatas bahwa tingkat
kompetisi calon yang sangat tinggi, maka pengawas pemilu tanpa terkecuali wajib
mengajak masyarakat ikut mengawasi pemilu yang paling sepat melalui hubungan
keluarga, kerabat, sahabat dan teman. Sebagai pengawas pemilu harus berani
dengan tantangan apabila masyarakat tidak menerima apa yang telah disampaikan
tentang dasar hukum dalam proses pemilu, semua hasil pengawasan tetap
dituangkan dalam formulir model A agar nantinya dievaluasi melalui sosialisasi
kepada masyarakat.
Peningkatan pengawasan pemilu dapat dilakukan simulasi kepada masyarakat
agar tertarik ikut mengawasi.
Simulasi yang di lakukan oleh pengawas pemilu dalam bentuk :
1. Simulasi pemunggutan suara;
2. Simulasi perhitungan suara; dan
3. Simulasi pengisian formulir.
- 13 -
Bentuk dari kegiatan yang dilaksanakan oleh Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau
Pada Pemilu Tahun 2019 untuk mengajak masyarakat untuk bersama-sama
mengawasi pemilu yaitu dengan mengadakan sosialisasi. Khususnya untuk siswa
Sekolah Menengah Atas (SMA) yang sudah berusia 17 tahun atau Pemilih
Pemula. Tujuan Sosialisasi Pemilih Pemula yaitu menghimbau para siswa yang
sudah terdaftar sebagai pemilih agar berpartisipasi dalam memberikan suara untuk
pada Pemilu Tahun 2019 untuk memilih Wakil dan Pemimpin rakyat dengan masa
5 (lima) tahun ke depan.
Dalam rangka Sosialisasi Pemilih Pemula untuk mengajak masyarakat melakukan
Pengawasan Pemilu, Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau telah mengunjungi
beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Pulang Pisau yaitu
SMK Negeri 1 Kahayan Hilir, SMA Negeri 1 Jabiren Raya, dan SMA Negeri 1 Bahu
Palawa, Kecamatan Kahayan Tengah.
Gambar 1. Sosialisasi Pemilih Pemula di SMK Negeri 1 Kahayan Hilir
(Dok : Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau)
- 14 -
Gambar 2. Sosialisasi Pemilih Pemula di SMA Negeri 1 Kecamatan Jabiren Raya
(Dok : A.Prd)
Gambar 3. Sosialisasi Pemilih Pemula di SMA Negeri 1 Bahu Palawa Kecamatan Kahayan Tengah
(Dok : A.Prd)
- 15 -
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Memperkuat integritas dan solidaritas pengawas pemilu sebagaimana peran aktif
dalam mekanisme yaitu :
1. Unsur terhadap bentuk partisipasi masyarakat;
2. Terjalin dalam menbangun kerjasama dalam pelaksanaan pengawasan:
3. Informasi kepada masyarakat untuk pengedalian terhadap situasi yang
menimbulkan konflik;
4. Pemantauan berkelanjutan dalam antisipasi permasalahan;
5. Memastikan terselenggaranya pemilu secara LUBER dan JURDIL, dan ngga
terwujudnya integritas.
Asas domisili yang diterapkan kepada ajakan untuk masyarakat yaitu :
1. Seluruh administrasi kependudukan dilakukan sesuai domisili;
2. Domisili riel harus sama dengan domisili dalam KTP-el dan Kartu Keluarga;
3. Ajakan kepada masyarakat untuk menyampaikan agar Menuntaskan problem
DPT yang bermasalah.
Kerjasama pengawas pemilu dalam hal :
1. Kegiatan mengamati, menkaji, memeriksa dan menilai proses pelenggaraan
pemilu;
2. Tujuan penegakan hukum kepemiluan dan netralitas selaku penyelenggara
pemilu;
3. Menerima masukan dari semua pihak merupakan tanggapan masyarakat;
4. Kerjasama dengan pemangku kepentingan antara lain partai politik peserta
pemilu, pemantau, perguruan tinggi, sekolah SMU, LSM, ORMAS, dan lembaga
lainnya
5. Fokus pengawasan dan ketetapan regulasi terhadap persiapan pemuktahiran
data pemilih, pencalonan, masa kampanye, pungut hitung, SOP, verfak dan
tindak lanjut.