Puji Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas berkat
rahmat dan ridha-Nya, Mahkamah Syar’iyah Takengon telah dapat
menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) tahun 2017.
Salawat dan beriring salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah merubah pola pikir umat manusia dari alam kejahilan kepada
alam yang berilmu pengetahuan.
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Mahkamah
Syar’iyah Takengon tahun 2017 ini dalam rangka memenuhi kewajiban
sebagaimana dimaksud oleh surat Sekretaris Mahkamah Agung RI. Nomor.
1003A/SEK/OT.01.2/11/2017, tanggal 27 November 2017, sesuai
Peraturan Presiden Nomor : 29 tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan Permenpan Nomor : 53 Tahun 2014
Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Mahkamah Syar’iyah
Takengon telah melaksanakan penyusunan LKjIP tahun 2017 dan
Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2018.
LKjIP Mahkamah Syar’iyah Takengon tahun 2017 dibuat sebagai
laporan pelaksanaan tugas, bahan evaluasi, capaian kinerja,dan
pencapaian indikator kinerja utama tahun 2017 serta penetapan kinerja
tahun 2018 sebagai bentuk pertanggungjawaban Mahkamah Syar’iyah
Takengon dalam mewujudkan reformasi birokrasi sesuai dengan visi dan
misi yaitu ”TERWUJUDNYA MAHKAMAH SYAR’IYAH TAKENGON YANG
AGUNG”
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan LKjIP ini masih
terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna oleh karena itu saran dan
kritik dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan
penyusunan laporan di masa mendatang. Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya kepadakita sekalian dalam
melaksanakan tugas dan pengabdian kepada agama, nusa dan bangsa.
Amin.
Takengon, 01 Februari 2018 Ketua Mahkamah Syar’iyah Takengon
Drs. A. Karim
Mahkamah Syar’iyah Takengon sebagai lembaga peradilan dan
pelaksanaan kekuasaan kehakiman dibawah Mahkamah Agung
mempunyai tugas dan peran yang strategis dalam melaksanakan tugas
yustisial dan administratif dalam wilayah hukum Kota Takengon, untuk itu
seluruh program kerja Mahkamah Syar’iyah Takengon didasarkan pada
tujuan, sasaran strategis, target kinerja yang telah ditetapkan dalam
rencana jangka pendek, jangka menengah, Indikator Kinerja Utama,
Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja secara konsisten dan
berkesinambungan sebagai penjabaran dari program Mahkamah Agung RI
dan Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI.
Dalam rangka pelaksanakan visi, misi dan rencana strategis
Mahkamah Syar’iyah Takengon secara konsisten, terus menerus dan
berkesinambungan, telah ditetapkan 4 (empat) tujuan, 4 (empat) sasaran
strategis yang akan dicapai pada tahun 2017. Secara umum dapat
disimpulkan bahwa dari 4 (empat) sasaran strategis yang ditetapkan dalam
penetapan/perjanjian kinerja tahun 2017 terdapat 4 (empat) sasaran
strategis yang berhasil dilaksanakan sesuai dengan target yang telah
ditetapkan (100% atau lebih).
Rincian capaian kinerja masing-masing indikator tiap sasaran
strategis tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut :
RINGKASAN EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY)
4
SASARAN STRATEGIS
MAHKAMAH SYAR’IYAH TAKENGON
No
Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja
Utama Target Realisasi
Capaian
(%)
1 2 3 4 5 6
1. Terwujudnya
Proses
Peradilan
yang Pasti,
Transparan
dan
Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan - Perdata - Jinayat
100% 100%
100% 100%
100% 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
- Perdata - Jinayat
90% 100%
95,2% 100%
105,7% 100%
c. Persentase penurunan sisa perkara - Perdata - Jinayat
20% 100%
3,64% 100%
18,2% 100%
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya
- Banding - Kasasi - PK
90% 100% 100%
99,13% 99,80% 99,90%
110% 99,80% 99,90%
e. Indeks responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan
100% 73,69% 73,69%
2. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
100% 100% 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi
15% 1,68% 11,2%
5
c. Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100% 100% 100%
d. Persentase putusan perkara yang menarik
perhatian masyarakat yang dapat diakses online dalam waktu 1 hari setelah putus
100% 100% 100%
3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
100% 100% 100%
b.Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang keliling
100% 100% 100%
c. Persentase Perkara Permohonan (Voluntair) Identitas Hukum
100% 100% 100%
d. .Persentase pencari keadilan tewrtentu yang mendapat ayana bantuan Hukum (Posbakum)
100% 100% 100%
4 Meningkatkan kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (diekssekusi)
100% 99,42% 99,42%
6
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................. ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 7
A. Latar Belakang ............................................................ 7
B. Tugas dan Fungsi ........................................................ 9
C. Sistematika Penyajian .................................................. 10
BAB II PERENCANAAN KINERJA ................................................ 12
A. Rencana Stretegis ......................................................... 12
1. Visi dan Misi ........................................................... 12
2. Tujuan & Sasaran Strategis .................................... 13
3. Program Utama dan Kegitan Pokok ......................... 14
B. Indikator Kinerja Utama ............................................... 15
C. Rencana Kinerja Tahunan ............................................ 17
D. Perjanjian Kinerja ......................................................... 19
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2017 ......................... 22
A. Pengukuran Kinerja ..................................................... 22
B. Analisis Akuntabilitas Kinerja ...................................... 49
BAB IV PENUTUP ........................................................................... 52
A. Kesimpulan .................................................................. 52
B. Saran-saran .................................................................. 52
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi
2. SK Tim Penyusunan LAKIP
3. Lampiran-Lampiran lainnya
DAFTAR ISI
7
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen bahwa
“Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan
Badan Peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan Peradilan
Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer,
lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh Mahkamah
Konstitusi”. Dengan amandemen Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut, khususnya BAB IX tentang
Kekuasaan Kehakiman pasal 24 telah membawa perubahan penting
terhadap penyesuaian tersebut dengan lahirnya Undang-Undang Nomor
4 Tahun 2004. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009
tentang Mahkamah Agung.
Berdasarkan pasal 21 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan bahwa “Ketentuan
mengenai organisasi, administrasi dan finansial badan peradilan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk masing-masing
lingkungan peradilan diatur dalam Undang- Undang sesuai dengan
kekhususan lingkungan peradilan masing - masing”.
Dengan demikian berdasarkan pasal tersebut, lahirlah apa yang
dinamakan dengan peradilan satu atap (One Roof System). Sebagai
realisasi dari pasal tersebut terbentuklah Undang-Undang Nomor 50
Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
Sebagai lembaga pemerintah, Mahkamah Syar’iyah Takengon
merupakan Pengadilan Tingkat Pertama dibawah kekuasaan
Mahkamah Agung dan hal ini juga menjadi tanggung jawab untuk
melaksanakan tugas dan fungsi yang diamanatkan oleh masyarakat
dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Kewajiban tersebut
dijabarkan dalam menyiapkan, menyusun dan menyampaikan laporan
kinerja secara tertulis, periodik dan melembaga. Pelaporan kinerja
BAB I
PENDAHULUAN
8
dimaksudkan untuk mengkonsumsi capaian kinerja Mahkamah
Syar’iyah Takengon dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan
proses pencapaian tujuan dan sasaran serta menjelaskan keberhasilan
dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya.
Sejalan dengan kebijakan Badan Peradilan Agama Mahkamah
Agung RI yang telah mencanangkan 7 ( tujuh ) faktor penting sebagai
perwujudan pelaksanaan reformasi birokrasi dengan perincian sebagai
berikut:
1. Penyelesaian perkara tepat waktu ( sesuai SOP );
2. Pengelolaan dan peningkatan manajemen SDM;
3. Pengelolaan website;
4. Implementasi pelaksanaan SIPP (Sistem Informasi Penelusuran
Perkara);
5. Tersedianya meja informasi;
6. Justice for All (Prodeo dan Sidang Keliling);
Didalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme pasal 3 dinyatakan bahwa Asas-Asas Umum Penyelenggara
Negara meliputi Asas Kepastian Hukum, Asas Keterbukaan, Asas
Proporsionalitas, Asas Profesionalitas dan Asas Akuntabilitas.
Sedangkan untuk menciptakan good governance diperlukan prinsip-
prinsip partisipasi, penegakan hukum, transparansi, kesetaraan, daya
tanggap, wawasan kedepan, akuntabilitas, pengawasan, efisiensi dan
efektif serta profesionalisme.
Akuntabilitas merupakan azas dalam penyelenggaraan tata
pemerintahan yang baik (goodgovernance) dan pemerintahan yang
bersih (clean governance), yang dapat didefinisikan sebagaiperwujudan
kewajiban organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan
sumber dayamanusia, sarana, prasarana, anggaran dan pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepadanyadalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas
9
dapat diuraikan sebagai kewajiban untuk menjawab dan menjelaskan
kinerja daritindakan seseorang atau lembaga kepada pihak-pihak yang
memiliki hak untuk meminta jawaban atau keterangan dari orang atau
lembaga yang telah diberikan wewenang untuk mengelola sumber daya
tertentu. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)
Mahkamah Syar’iyah Takengon ini adalah merupakan kewajiban yang
dilaksanakan setiap awal tahun sebagai cerminan sejauh mana
pencapaian pelaksanaan kinerja dan hambatan-hambatan yang
dihadapi selama tahun pelaporan.
B. TUGAS DAN FUNGSI
Mahkamah Syar’iyah Takengon sebagai lembaga peradilan yang
melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman (yudikatif) dalam wilayah
hukum Kota Takengon, mempunyai tugas pokok menerima, memeriksa,
mengadili dan menyelesaikan perkara yang diajukan kepadanya
sebagaimana di atur dalam Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009
sebagai perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989
tentang Peradilan Agama. Mahkamah Syar’iyah Takengon bertugas dan
berwenang mengadili perkara yang menjadi kewenangan Mahkamah
Syar’iyah Takengon dalam tingkat pertama.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Mahkamah Syar’iyah
Takengon mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi pembinaan, yakni memberikan pengarahan bimbingan, dan
petunjuk kepada pejabat struktural dan fungsional di bawah
jajarannya, baik menyangkut teknis yudicial, administrasi peradilan,
maupun administrasi umum/perlengkapan, keuangan, kepegawaian
dan pembangunan (vide : pasal 53 ayat 3 Undang – undang Nomor 3
Tahun 2006 jo KMA Nomor KMA/080/VIII/2006);
2. Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas
pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Panitera
Pengganti, dan Jurusita/Jurusita pengganti di bawah jajarannya
agar peradilan yang diselenggarakan dengan seksama dan
sewajarnya (vide : Pasal 53 ayat 1 dan ayat 2 Undang – undang
Nomor 3 Tahun 2006) dan terhadap pelaksanaan administrasi
10
umum kesekretariatan serta pembangunan (vide : KMA Nomor
KMA080/VIII/2006);
3. Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat
tentang hukum islam kepada instansi pemerintah di daerah
hukumnya, apabila diminta. (vide : pasal 52 ayat 1 Undang – undang
Nomor 7 Tahun 1989 jo Undang – undang Nomor 3 Tahun 2006 jo
Undang – undang Nomor 50 Tahun 2009);
4. Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi umum,
keuangan, dan kepegawaian serta lainnya untuk mendukung
pelaksanaan tugas pokok teknis peradilan dan administrasi
peradilan;
5. Fungsi lainnya, yakni pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan
riset/penelitian, pelayanan publik dan sebagainya (vide : SK KMA
Nomor KMA/144/SK/VII/2007
C. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Laporan ini menggambarkan pencapaian kinerja Mahkamah
Syar’iyah Takengon selama tahun 2015. Capaian kinerja (performance
results) tersebut diperbandingkan dengan Rencana Kinerja (performance
plan) sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas
capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan
diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi
perbaikan kinerja di masa datang. Uraian singkat masing-masing bab
adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang, tugas
pokok dan fungsi, serta sistematika penyajian ;
BAB II : Rencana strategis termasuk didalamnya visi-misi, tujuan
dan sasaran strategis dan program utama kegiatan pokok,
Indikator Kinerja Utama, Rencana kinerja tahunan serta
Perjanjian kinerja;
BAB III : Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017 menjelaskan hasil
pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas
kinerja;
BAB IV : Penutup menjelaskan kesimpulan dan saran-saran yang
diperlukan untuk perbaikan di masa mendatang.
11
12
A. Rencana Strategis
Rencana Strategis Mahkamah Syar’iyah Takengon Tahun 2015 -
2019 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja
dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara
sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan, pengkajian,
pengelolaan terhadap sistem, kebijakan dan peraturan perundang-
undangan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi.
Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas
serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Mahkamah Syar’iyah
Takengon diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah
Agung yang disesuaikan dengan pembangunan Nasional yang telah
ditetapkan dalam Pembangunan Jangka Panjang dalam Cetak Biru
Mahkamah Agung RI Tahun 2010 - 2035 dan Pembangunan Jangka
menengah (PJM) tahun 2015 - 2019, sebagai pedoman dan
pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan
Pengadilan dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi.
Visi merupakan gambaran menantang keadaan masa depanyang
berisikan cita-cita atau tujuan hukum (rechtsidea) yang ingin
diwujudkan. Visi berkaitan dengan pandangan ke depan menyangkut
kemana Mahkamah Syar’iyah Takengon akan dibawa dan diarahkan
untuk berkarya secara konsisten, eksis, antisipatif, inovatif dan needed
(dibutuhkan) oleh masyarakat (stakeholder/justitiabelen).
1. Visi dan Misi
Adapun Visi Mahkamah Syar’iyah Takengon adalah :
”TERWUJUDNYA MAHKAMAH SYAR’IYAH TAKENGON YANG
AGUNG”
Visi Mahkamah Syar’iyah Takengon merupakan kondisi yang
diharapkan dapat memotivasi seluruh aparatur Mahkamah Syar’iyah
Takengon dalam melaksanakan aktivitasnya. Adapun makna yang
terkandung dalam visi Mahkamah Syar’iyah Takengon adalah
menjalankan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk
menyelengarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
13
melalui kekuasaan kehakiman yang merdeka dan penyelenggaraan
peradilan yang jujur dan adil.
Untuk mencapai visi tersebut, ditetapkan Misi Mahkamah
Syar’iyah Takengon yaitu:
1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap system peradilan
2. Mewujudkan pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan
3. Meningkatkan akses masyarakat terhadap keadilan
Potensi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dianalisa untuk
menunjang perencanaan yang tepat sehingga akan mendorong
peningkatan kinerja khususnya dari segi akuntabilitas
2. Tujuan dan Sasaran Strategis
a. Tujuan Strategis
Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi
dari pernyataan visi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu 1-5 tahun. Tujuan strategis yang termuat di
dalam rencana strategis adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem
peradilan melalui proses peradilan yang pasti, transparan dan
akuntabel.
2. Terwujudnya penyederhanaan proses penanganan perkara
melalui pemanfaatan teknologi informasi.
3. Terwujudnya peningkatan akses peradilan bagi masyarakat
miskin dan terpinggirkan.
4. Terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat pencari
keadilan
b. Sasaran Strategis
Untuk mendukung tercapainya tujuan dengan terukur maka
Mahkamah Agung menetapkan sasaran strategis sebagai
berikut :
1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan
akuntabel.
2. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.
3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan
terpinggirkan.
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
14
3. Program Utama dan Kegiatan
a. Program Utama Keempat sasaran tersebut merupakan sasaran
yang akan dicapai Mahkamah Syar’iyah Takengon dalam tahun
2015 – 2019. Untuk mewujudkan visi dan misi serta sasaran
strategis, maka Mahkamah Agung mempunyai program, sebagai
berikut:
1) Program Dukungan Manajemen Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Mahkamah Agung.
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Mahkamah Agung.
3) Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama.
b. Kegiatan Pokok
Mahkamah Syar’iyah Takengon sebagai lembaga peradilan yang
melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman (yudikatif) dalam
wilayah hukum Kota Takengon, mempunyai tugas pokok menerima,
memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara yang diajukan
kepadanya sebagaimana di atur dalam Undang-Undang Nomor 50
Tahun 2009 sebagai perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Mahkamah Syar’iyah
Takengon bertugas dan berwenang mengadili perkara yang menjadi
kewenangan Mahkamah Syar’iyah Takengon dalam tingkat pertama.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Mahkamah
Syar’iyah Takengon mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi pembinaan, yakni memberikan pengarahan bimbingan, dan
petunjuk kepada pejabat struktural dan fungsional di bawah
jajarannya, baik menyangkut teknis yudicial, administrasi peradilan,
maupun administrasi umum/perlengkapan, keuangan, kepegawaian
dan pembangunan (vide : pasal 53 ayat 3 Undang – undang Nomor 3
Tahun 2006 jo KMA Nomor KMA/080/VIII/2006);
2. Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas
pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Panitera
Pengganti, dan Jurusita/Jurusita pengganti di bawah jajarannya
agar peradilan yang diselenggarakan dengan seksama dan
sewajarnya (vide : Pasal 53 ayat 1 dan ayat 2 Undang – undang
Nomor 3 Tahun 2006) dan terhadap pelaksanaan administrasi
15
umum kesekretariatan serta pembangunan (vide : KMA Nomor
KMA080/VIII/2006);
3. Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat
tentang hukum islam kepada instansi pemerintah di daerah
hukumnya, apabila diminta. (vide : pasal 52 ayat 1 Undang – undang
Nomor 7 Tahun 1989 jo Undang – undang Nomor 3 Tahun 2006 jo
Undang – undang Nomor 50 Tahun 2009);
4. Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi umum,
keuangan, dan kepegawaian serta lainnya untuk mendukung
pelaksanaan tugas pokok teknis peradilan dan administrasi
peradilan;
5. Fungsi lainnya, yakni pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan
riset/penelitian, pelayanan publik dan sebagainya (vide : SK KMA
Nomor KMA/144/SK/VII/2007
B. Indikator Kinerja Utama
Indikator Kinerja Utama diperlukan sebagai tolak ukur atas
keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuannya. Oleh
karena itu, Mahkamah Syar’iyah Takengon menetapkan Indikator
Kinerja Utama Tahun 2017
No
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
1 2 3
1. Terwujudnya Proses
Peradilan yang Pasti,
Transparan dan
Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
- Perdata - Jinayat
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
- Perdata - Jinayat
16
c. Persentase penurunan sisa perkara - Perdata - Jinayat
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya
- Banding - Kasasi - PK
e. Indeks responden pencari keadilan
yang puas terhadap layanan
2. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi
c. Persentase berkas perkara yang dimohonan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
d. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses online dalam waktu 1 hari setelah putus
3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang keliling
17
c. Persentase perkara Permohonan (Voluntair) Identitas Hukum
d. Persentase pencari keadilan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum)
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)
C. Rencana Kinerja Tahunan
Adapun Rencana Kinerja Mahkamah Syar’iyah Takengon di Tahun
2017 adalah sebagai berikut :
No
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target
1 2 3 4
1. Terwujudnya
Proses Peradilan
yang Pasti,
Transparan dan
Akuntabel
f. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
- Perdata - Jinayat
- 100% - 100%
g. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
- Perdata - Jinayat
- 90% - 100%
h. Persentase penurunan sisa perkara
- Perdata - Jinayat
- 20% - 100%
18
i. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya
- Banding - Kasasi - PK
- 90% - 100% - 100%
j. Indeks responden
pencari keadilan yang puas terhadap layanan
100%
2. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
e. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
100%
f. Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi
15%
g. Persentase berkas perkara yang dimohonan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100%
h. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses online dalam waktu 1 hari setelah putus
100%
3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
e. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
100%
f. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang keliling
100%
19
g. Persentase perkara Permohonan (Voluntair) Identitas Hukum 100%
h. Persentase pencari keadilan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum)
100%
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi) 100%
D. Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Perjanjian kinerja Tahun 2017 pada dasarnya adalah pernyataan
komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai
kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun
tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola.
Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk
meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud
nyata komitmen, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran Mahkamah Syar’iyah Takengon,
menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.
Penetapan Kinerja Mahkamah Syar’iyah Takengon yang telah dibuat
dan ditandatangani pada tahun 2017 sebagai berikut :
Perjanjian Kinerja Mahkamah Syar’iyah Takengon tahun 2017 telah
disinkronisasikan dengan Reviu Indikator Kinerja Mahkamah Syar’iyah
Takengon 2017 sebagaimana dibawah ini
Tabel Perjanjian Kinerja Mahkamah Syar’iyah Takengon Tahun 2017
No
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Target
20
1 2 3 4
1. Terwujudnya
Proses Peradilan
yang Pasti,
Transparan dan
Akuntabel
k. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
- Perdata - Jinayat
- 100% - 100%
l. Persentase perkara yang
diselesaikan tepat waktu
- Perdata - Jinayat
- 90% - 100%
m. Persentase penurunan sisa perkara
- Perdata - Jinayat
- 20% - 100%
n. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya
- Banding - Kasasi - PK
- 90% - 100% - 100%
o. Indeks responden
pencari keadilan yang puas terhadap layanan
100%
2. Peningkatan
efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
i. Persentase isi putusan yang
diterima oleh para pihak tepat waktu
100%
j. Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi
15%
k. Persentase berkas perkara yang dimohonan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100%
21
l. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses online dalam waktu 1 hari setelah putus
100%
3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
i. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
100%
j. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang keliling
100%
k. Persentase perkara Permohonan (Voluntair) Identitas Hukum 100%
l. Persentase pencari keadilan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum)
100%
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi) 100%
22
A. Pengukuran Kinerja Tahun 2017
Pengukuran kinerja Mahkamah Syar’iyah Takengon tahun 2017
dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi
masing-masing indikator kinerja. Rincian tingkat capaian kinerja
masing-masing indikator kinerja tersebut dapat dilihat pada table
sebagai berikut :
Tabel Pengukuruan Kinerja Mahkamah Syar’iyah Takengon Tahun 2017
No
Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja
Utama Target Realisasi
Capaian
(%)
1 2 3 4 5 6
1. Terwujudnya
Proses
Peradilan
yang Pasti,
Transparan
dan
Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan - Perdata - Jinayat
100% 100%
100% 100%
100% 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
- Perdata - Jinayat
90% 100%
95,16% 100%
105,7% 100%
c. Persentase penurunan sisa
perkara - Perdata - Jinayat
20% 100%
3,64% 100%
18,2% 100%
m. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya - Banding - Kasasi - PK
90% 100% 100%
99,13% 99,80% 99,90%
110% 99,80% 99,90%
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2017
23
n. Indeks responden
pencari keadilan yang puas terhadap layanan
100%
73,69%
73,69%
2. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
100% 100% 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi
15% 1,68% 11,2%
c. Persentase berkas perkara yang dimohonkan banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100% 100% 100%
d. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses online dalam waktu 1 hari setelah putus
100% 100% 100%
3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
100% 100% 100%
b.Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang keliling
100% 100% 100%
24
c. Persentase Perkara (Voluntair) Identitas Hukum 100% 100% 100%
d. Persentase pencari keadilan tewrtentu yang mendapat ayana bantuan Hukum (Posbakum)
100% 100% 100%
4 Meningkatkan kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (diekssekusi)
100% 99,42% 99,42%
Catatan: Penghitungan Capaian Kinerja = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑥 100%
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing indicator kinerja pada
tiap sasasran strategis
Sasaran 1: Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan
akuntabel
Sasaran ini ditetapkan untuk mengukur keberhasilan Mahkamah Syar’iyah
Takengon dalam memberikan peradilan yang pasti, transparan dan
akuntabel. Sasaran ini terdiri dari lima indicator, sebagaimana
digambarkan pada table dibawah ini :
Tabel Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan Dan Akuntabel
No
Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja
Utama Target Realisasi
Capaian
(%)
1 2 3 4 5 6
25
1. Terwujudnya
Proses
Peradilan
yang Pasti,
Transparan
dan
Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan - Perdata - Jinayat
100% 100%
100% 100%
100% 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
- Perdata - Jinayat
90% 100%
95,2% 100%
106% 100%
c. Persentase penurunan sisa perkara - Perdata - Jinayat
20% 100%
3,64% 100%
18,2% 100%
e. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya - Banding - Kasasi - PK
90% 100% 100%
94,34% 99,81% 99,80%
104,8% 99,8% 99,9%
f. Indeks responden
pencari keadilan yang puas terhadap layanan
100%
73,69%
73,69%
Analisis atas capaian indikator – indikator kinerja ini adalah sebagai
berikut :.
Sasaran 1
Indikator kinerja ke -1 : Persentase sisa perkara yang diselesaikan
- Persentase sisa perkara yang diselesaikan adalah perbandingan
jumlah sisa perkara yang diselesaikan dengan jumlah perkara yang
harus diselesaikan.
- Indikator ini bertujuan untuk mengetahui kinerja penyelesaian sisa
perkara di tahun 2017
- Sisa perkara adalah jumlah beban perkara tahun sebelumnya yang
belum putus
26
Tabel Persentase Sisa Perkara Yang Diselesaikan
Indikator
Kinerja Target Realisasi
Capaian
2017 2016 2015
Persentase
sisa perkara
yang
diselesaikan
100% 100% 100% 100% 100%
Adanya sisa perkara umumnya disebabkan karena perkara yang
masuk pada akhir tahun belum diputus pada tahun berjalan
sehingga menjadi beban pada tahun berikutnya, sebagaimana
terlihat pada table dibawah ini :
Tabel Data Penyelesaian Sisa Perkara
Jenis
Permohonan
Sisa
Tahun
2016
Jumlah Diselesaikan
Tahun 2016 Jumlah
Perdata 55 55 55 55
Jinayat 0 0 0 0
Jumlah 55 55 55 55
2015 2016
Sisa perkara 97 55
Sisa perkara putus 97 55
97
55
97
55
5101520253035404550556065707580859095
100
PENYELESAIAN SISA PERKARA
Sisa perkara
Sisa perkara putus
27
Sisa perkara tahun 2016 sebanyak 55 Perkara, dari jumlah tersebut
telah diselesaikan di tahun 2017 sebanyak 55 Perkara (100%). Hal
ini menunjukkan Mahkamah Syar’iyah Takengon terus berupaya
meningkatkan penyelesaian perkara.
Sasaran 1
Indikator kinerja ke - 2: Persentase perkara yang diselesaikan
tepat waktu.
- Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu adalah
perbandingan antara jumlah perkara yang diselesaikan tepat
waktu dengan beban perkara.
Tabel Persentase Perkara Yang Diselesaikan Tepat Waktu
Indikator
Kinerja Target Realisasi
Capaian
2017 2016 2015
Persentase
perkara yang
diselesaikan
tepat waktu
90% 95,16% 105,73% 105,52% 102,53%
Pada tahun 2015 capaian kinerja perkara yang diselesaikan
tepat waktu sebesar 102,53% dan pada tahun 2016 terjadi
peningkatan menjadi 105,52% dan pada tahun 2017 menjadi
105,73%.
Beban perkara tahun 2017 sebanyak 1.097 perkara dan yang
diselesaikan tepat waktu sebanyak 1.044 perkara (95,16%)
Tabel Beban Perkara Tahun 2015-2017
No Tahun Sisa Tahun
lalu
Masuk
Tahun Ybs
Jumlah Beban
Perkara
1 2015 128 1.119 1.257
2 2016 97 997 1.094
3 2017 55 1.042 1.097
28
Untuk Perkara Jinayat
Tabel Persentase Perkara Jinayat Yang Diselesaikan Tepat Waktu
Indikator
Kinerja Target Realisasi
Capaian
2017 2016 2015
Persentase
perkara yang
diselesaikan
tepat waktu
100% 100% 100% 100% 100%
Beban perkara tahun 2017 sebanyak 5 perkara dan yang
diselesaikan tepat waktu sebanyak 5 perkara (100%)
Tabel Beban Perkara Jinayat Tahun 2015-2017
No Tahun Sisa Tahun
lalu
Masuk
Tahun Ybs
Jumlah Beban
Perkara
1 2015 0 11 11
2 2016 0 7 7
2015 2016 2017
Perkara masuk 1,257 1,094 1097
Perkara yang diputus 1,160 1,039 1044
1,257
1,094 10971,160
1,039 1044
0
200
400
600
800
1,000
1,200
PENYELESAIAN PERKARA
Perkara masuk
Perkara yang diputus
29
3 2017 0 5 5
Sasaran 1
Indikator kinerja ke - 3: Persentase penurunan sisa perkara.
Persentase penurunan sisa perkara adalah perbandingan selisih
jumlah sisa perkara tahun sebelumnya dan sisa perkara tahun
berjalan dengan sisa perkara tahun sebelumnya.
Tabel Persentase Penurunan Sisa Perkara
Indikator
Kinerja Target Realisasi
Capaian
2017 2016 2015
Persentase
Penurunan
Sisa Perkara
20% 3,64% 18,2% 216,45% 148,55%
Beban perkara tahun 2017 sebanyak 1.097 perkara, kemudian
jumlah yang diputus sebanyak 1.044 perkara, sehingga sisa perkara
tahun 2017 sebanyak 53 perkara berkurang 3,64% dibandingkan
tahun 2016 yang berjumlah 55 perkara. Rasio jumlah sisa perkara
2015 2016 2017
Perkara masuk 12 7 5
Perkara yang diputus 12 7 5
12
7
5
12
7
5
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
PENYELESAIAN PERKARA JINAYAH
Perkara masuk
30
dibandingkan dengan jumlah beban perkara tahun 2017 adalah
sebesar 4,83%. Rasio sisa perkara ini berkurang 0,19% dari tahun
2016 yang berjumlah 5,02%. Dengan demikian, jumlah sisa maupun
persentase sisa dibandingkan jumlah beban perkara tahun 2017
mengalami penurunan sebesar 0,19%
Beban perkara tahun 2017 sebanyak 1.097 perkara,
kemudian jumlah yang diputus sebanyak 1.044 perkara, sehingga
sisa perkara tahun 2017 sebanyak 53 perkara, berkurang 3,64%
dibandingkan tahun 2016 yang berjumlah 55 perkara. Rasio jumlah
sisa perkara dibandingkan dengan jumlah beban perkara tahun
2017 adalah sebesar 4,83%. Rasio sisa perkara ini berkurang 0,19%
dari tahun 2016 yang berjumlah 5,02%.
Tabel Data Penurunan Sisa Perkara Periode 2016-2017
No Tahun
Sisa
Tahun
Lalu
Masuk
Tahun
Ysb
Jumlah
Beban
perkara
Putus Sisa
Akhir
Sisa
Vs
Beban
(%)
1 2016 97 997 1.094 1.039 55 5,02
2 2017 55 1.042 1.097 1.044 53 4,83
Sasaran 1
Indikator Kinerja Ke- 4 : Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum
- Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum adalah
perbandingan antara jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya
hukum dengan jumlah putusan perkara
- Indikator ini untuk mengukur jumlah pencari keadilan yang puas
atas putusan Pengadilan
31
Tabel Persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum
Indicator
Kinerja
Target
(%)
Realisasi
(%)
Capaian (%)
2017 2016 2015
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
Tingkat
Banding 90% 99,13% 110% 102.16% 102,29%
Tingkat
Kasasi 100% 99,80% 99,80% 99,32% 99,82%
Tingkat
Pininjauan
Kembali
100% 99,90% 99,90% 100% 100%
2015 2016 2017
Perkara putus 1,160 1,039 1044
Perkara yang tidak mengajukan
upaya hukum banding1,151 1,030 1035
1,160
1,039 1044
1,151
1,030 1035
0
200
400
600
800
1,000
1,200
PERKARA YANG TIDAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM BANDING
Perkara putus
Perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum
banding
32
Analisis Capaian sebagai berikut:
1. Perkara yang diputus di Mahkamah Syar’iyah Takengon tahun
2017 sebanyak 1.044 perkara, (95,16%), maka yang tidak
melakukan upaya hukum banding sebanyak sebesar 99,13%
(1.035 perkara). sehingga capaian kinerja pada perkara yang tidak
mengajukan hukum pada tingkat banding di tahun 2016 adalah
99,27%.
2015 2016 2017
Perkara putus 1,160 1,039 1044
Perkara yang tidak mengajukan upaya
hukum kasasi1,158 1,032 1042
1,160
1,039 1044
1,158
1,032 1042
0
200
400
600
800
1,000
1,200
PERKARA YANG TIDAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM KASASI
Perkara putus
Perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum
kasasi
2015 2016 2017
Perkara putus 1,160 1,039 1044
Perkara yang tidak mengajukan upaya
hukum PK1,160 1,039 1043
1,160
1,039 1044
1,160
1,039 1043
0
200
400
600
800
1,000
1,200
PERKARA YANG TIDAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM PK
Perkara putus
Perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum PK
33
2. Pencari keadilan yang tidak mengajukan upaya hukum kasasi:
Pada tahun 2017 capaian kinerja mencapai 99,80% terjadi
penurunan pada tahun 2016 menjadi 0,48% sedangkan tahun
2016 capaian kinerja menjadi 99,32%.
3. Pencari keadilan yang tidak mengajukan upaya hukum peninjauan
kembali : Pada tahun 2017 capaian kinerja mencapai 99,9%
terjadi penurunan dibandingkan tahun 2016 menjadi 0,1%
sedangkan tahun 2016 capaian kinerja menjadi 100%.
Sasaran 1
Indikator kinerja ke - 5: Indeks responden pencari keadilan yang
puas terhadap layanan peradilan.
Indikator kinerja ini bertujuan untuk menggambarkan indeks
kepuasan masyarakat atas penyelenggaraan pelayanan publik di
pengadilan.
Tabel Indeks Responden Pencari Keadilan Yang Puas
Terhadap Layanan Peradilan
Indicator
Kinerja
Target
(%)
Realisasi
(%)
Capaian (%)
2017 2016 2015
Indeks
responden
pencari
keadilan
yang puas
terhadap
layanan
peradilan
100% 73,69% 73,69% - -
Indeks responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan
peradilan diukur berdasarkan Peraturan Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014
tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
34
Pada tahun 2017 Mahkamah Syar’iyah Takengon belum melakukan
survei terhadap Pencari Keadilan yang puas terhadap layanan
peradilan melalui Mahkamah Syar’iyah Takengon.
Sedangkan Survei tersebut dilakukan melalui Akreditasi Penjaminan
Mutu dengan ruang lingkup yaitu:
1. Prosedur layanan
2. Waktu pelayanan
3. Biaya / tarif layanan
4. Perilaku pelaksanaan pelayanan
5. Penanganan pengaduan, saran dan masukan.
Terhadap ruang lingkup tersebut diberikan penilaian dengan kategori
sebagai berikut:
a. 75 – 100 = Sangat baik
b. 50 – 69.99 = Baik
c. 25 – 49.99 = Kurang baik
d. 0 – 24.99 = Tidak baik
Hasil surveinya adalah sebagai berikut:
Mahkamah Syar’iyah Takengon Mendapatkan Katagori B (Baik) dengan
Nilai 73,69
Sasaran 2 : Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian
perkara
Sasaran ini ditetapkan untuk mengukur keberhasilan Mahkamah
Syar’iyah Takengon dalam meningkatkan efektifitas pengelolaan
penyelesaian perkara. Sasaran ini terdiri dari tiga indikator,
sebagaimana digambarkan pada tabel di bawah ini:
Tabel Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
Sasaran
Strategis Indikator Target Realisasi
Capaian
(%)
Peningkatan
Efektifitas
pengelolaan
a. Persentase isi
putusan yang
diterima oleh
100% 100% 100%
35
penyelesaian
perkara
para pihak tepat
waktu
b. Persentase
perkara yang
diselesaikan
melalui mediasi
15% 1,68% 11,2%
c. Persentase
berkas perkara
yang
dimohonkan
banding, Kasasi
dan PK yang
diajukan secara
lengkap dan
tepat waktu
100% 100% 100%
d. Persentase
putusan perkara
yang menarik
perhatian
masyarakat yang
dapat diakses
online dalam
waktu 1 hari
setelah putus
100%
100%
100%
Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah
sebagai berikut
Sasaran 2
Indikator kinerja ke - 1 : Persentase isi Putusan Yang Diterima
Oleh para pihak Tepat Waktu
36
Persentase salinan isi putusan yang diterima oleh Oleh para pihak
Tepat Waktu adalah perbandingan jumlah salinan isi putusan yang
diterima oleh Oleh para pihak Tepat Waktu dengan jumlah putusan.
Tabel Persentase Salinan Putusan Yang Diterima Oleh para pihak
Tepat Waktu
Indikator
Kinerja Target Realisasi
Capaian
2017 2016 2015
Persentase
isi putusan
yang
diterima oleh
para pihak
tepat waktu
100% 100% 100% 100% 100%
Sasaran 2
Indikator kinerja ke - 2: Persentase perkara yang diselesaikan
melalui mediasi.
2015 2016 2017
Perkara putus 1160 1,039 1044
Isi Putusan yang diterima
tepat waktu1160 1039 1044
1160
1,039 1044
1160
1039 1044
960
980
1000
1020
1040
1060
1080
1100
1120
1140
1160
1180
SALINAN PUTUSAN YANG DITERIMA TEPAT WAKTU
Perkara putus
Isi Putusan yang diterima
tepat waktu
37
Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi adalah
perbandingan jumlah perkara yang diselesaikan melalui mediasi
dengan jumlah perkara yang dilakukan mediasi.
Indikator ini untuk mengukur keberhasilan penyelesaian perkara
melalui mediasi.
Tabel Persentase Perkara Yang Diselesaikan Melalui Mediasi
Sasaran
Strategis Target Realisasi
Capaian
2017 2016 2015
Persentase
isi perkara
yang
diselesaikan
melalui
mediasi
15% 1,68% 11,2% 26,2% 16 %
2015 2016 2017
Perkara yang dilakukan
mediasi248 127 178
perkara yang diselesaikan
melalui mediasi6 5 3
248
127
178
6 5 3
0
50
100
150
200
250
300
SALINAN PUTUSAN YANG DITERIMA TEPAT WAKTU
Perkara yang dilakukan
mediasi
perkara yang diselesaikan
melalui mediasi
38
Pada tahun 2017 perkara di Mahkamah Syar’iyah Takengon
yang diselesaikan melalui mediasi realisasinya 1,68% maka capaian
kinerjanya 11,2%.
Jumlah perkara mediasi yang masuk pada Mahkamah Syar’iyah
Takengon tahun 2017 sebesar 178 perkara dan berhasil dimediasi
sebesar 3 perkara (1,68%). Hal ini disebabkan karena pencari
keadilan lebih memilih diselesaikan melalui sidang pengadilan.
Beberapa hal baru yang diatur dalam Perma Nomor 1 tahun 2016
tanggal 3 Februari 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan
adalah mengenai ketentuan mediasi dijalankan dengan iktikad baik.
Jika penggugat tidak beriktikad baik dalam mediasi, maka
perkaranya dinyatakan tidak dapat diterima oleh majelis hakim.
Sedangkan jika tergugat yang tidak beriktikad baik, maka ia akan
dihukum untuk membayar biaya mediasi. Selain itu, aturan baru
lainnya adalah mengenai kesepakatan sebagian yang dianggap
sebagai keberhasilan mediasi. Jangka waktu pelaksanaan mediasi
juga sekarang ditentukan menjadi 30 hari dan dapat diperpanjang
sesuai kesepakatan sampai 30 hari berikutnya. Keterlibatan tokoh
masyarakat dan kemungkinan pejabat pengadilan non-hakim untuk
menjadi mediator juga diakomodasi dalam Perma ini.
Perma ini diharapkan dapat meningkatkan akses terhadap
keadilan bagi masyarakat melalui penyelesaian sengketa, sebagai
salah satu alternatif penyelesaian sengketa yang saling
menguntungkan kedua belah pihak melalui mediasi di pengadilan.
Kemudian untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan mediasi yang
lebih berdaya guna dan mampu meningkatkan keberhasilan mediasi,
pada tanggal 17 Juni 2016 KMA mengeluarkan SK KMA Nomor
108/KMA/SK/VI/2016 tentang Tata Kelola Mediasi di Pengadilan.
SK KMA ini mengandung berbagai instrumen dan petunjuk teknis
yang detail mengenai pelaksanaan mediasi. Diharapkan dengan
terbitnya aturan terkait mediasi tersebut, tingkat keberhasilan
mediasi dapat meningkat.
39
Sasaran 2
Indikator kinerja ke - 3: Persentase berkas perkara yang
dimohonkan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap
dan tepat waktu.
Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan
PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu adalah
perbandingan jumlah perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi
dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu dengan
jumlah perkara yang dimohonkan upaya hukum.
Indikator ini untuk mengukur keberhasilan berkas perkara yang
dimohonkan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap
dan tepat waktu.
Tabel Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu.
Sasaran
Strategis Target Realisasi
Capaian
2017 2016 2015
berkas
perkara yang
dimohonkan
Banding,
Kasasi dan
PK yang
diajukan
secara
lengkap dan
tepat waktu.
100% 100% 100% 100% 100%
Pada tahun 2017 perkara di Mahkamah Syar’iyah Takengon
yang dimohonkan Banding, Kasasi dan PK secara lengkap
realisasinya 100% maka capaian kinerjanya 100%.
40
Jumlah perkara dimohonkan Upaya Hukum Banding, Kasasi dan PK
pada Mahkamah Syar’iyah Takengon tahun 2017 sebesar 12
perkara. Sedangkan jumlah perkara dimohonkan Banding, Kasasi
dan PK secara lengkap sebesar 12 perkara (100%). yang terdiri dari
Banding 9 Perkara, Kasasi 2 Perkara dan PK 1 Perkara.
Sasaran 2
Indikator kinerja ke - 4: Persentase putusan perkara yang menarik
perhatian masyarakat (ekonomi syariah) yang dapat diakses online
dalam waktu 1 hari setelah putus.
Persentase putusan perkara yang menarik perhatian msyarakat
(ekonomi syariah) yang dapat diakses online dalam waktu 1 hari
setelah putus adalah Jumlah perkara yang menarik perhatian
masyarakat (ekonomi syariah) yang diupload di website dengan
Jumlah perkara yang menarik perhatian masyarakat (ekonomi
syariah) yang diputus.
2016 2017
Perkara yang dimohonkan
Banding, Kasasi & PK
Secara Lengkap14 12
Jumlah Perkara yang
dimohonkan upaya Hukum
Banding, kasasi & PK14 12
14
12
14
12
11
12
12
13
13
14
14
15
PERKARA YANG DIMOHONKAN BANDING, KASASI &
PK SECARA LENGKAP & TEPAT WAKTU
Perkara yang dimohonkan
Banding, Kasasi & PK
Secara Lengkap
Jumlah Perkara yang
dimohonkan upaya Hukum
Banding, kasasi & PK
41
Tabel Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat (ekonomi syariah) yang dapat diakses online dalam
waktu 1 hari setelah putus.
Sasaran
Strategis Target Realisasi
Capaian
2017 2016 2015
Persentase
putusan
perkara yang
menarik
perhatian
msyarakat
yang dapat
diakses
online dalam
waktu 1 hari
setelah
putus.
100% 100% 100% - -
Pada Tahun 2017 tidak ada perkara yang menarik perhatian
masyarakat (ekonomi syariah) yang terdaftar di Mahkamah Syar’iyah
Takengon
Sasaran 3 : Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat
Miskin Terpinggirkan
Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap keadilan terutama
bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan, Mahkamah Syar’iyah
Takengon berupaya keras untuk memberikan solusi yang
berkeadilan bagi masyarakat pencari keadilan melalui indikator-
indikator di bawah ini :
Tabel Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
42
Sasaran
Strategis Indikator Target Realisasi
Capaian
(%)
Meningkatnya
Akses
Peradilan
bagi
Masyarakat
Miskin dan
Terpinggirkan
a. Persentase
perkara prodeo
yang
diselesaikan
100% 100% 100%
b. Persentase
perkara yang
diselesaikan
diluar gedung
pengadilan
100% 100% 100%
c. Persentase
Perkara
Permohonan
(Voluntair)
Identitas Hukum
100% 100% 100%
d. Persentase
pencari keadilan
tertentu yang
mendapat
layanan bantun
hukum
(posbakum)
100% 100% 100%
Sasaran 3
Indikator kinerja ke - 1: Persentase perkara prodeo yang
diselesaikan.
Persentase perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya /
prodeo adalah perbandingan antara jumlah perkara prodeo yang
diselesaikan dengan jumlah perkara prodeo.
43
Indikator ini untuk mengukur kinerja Mahkamah Agung dalam
memberikan akses untuk memperoleh keadilan bagi masyarakat
tidak mampu.
Tabel Persentase Perkara Prodeo Yang Diselesaikan
Sasaran
Strategis Target Realisasi
Capaian
2017 2016 2015
Persentase
perkara yang
diselesaikan
melalui
pembebasan
biaya / prodeo
100% 100% 100% 100% 100%
Berdasarkan Perma Nomor 1 Tahun 2014 penerima layanan
pembebasan biaya perkara adalah setiap orang atau sekelompok
2015 2016 2017
Perkara prodeo masuk 51 27 29
Perkara prodeo putus 51 27 29
51
2729
51
2729
0
10
20
30
40
50
60
PERKARA PRODEO YANG DISELESAIKAN
Perkara prodeo masuk
Perkara prodeo putus
44
orang yang tidak mampu secara ekonomi dengan dibuktikan surat
keterangan dari instansi yang berwenang.
Layanan pembebasan biaya perkara diberikan sepanjang
ketersediaan anggaran di pengadilan dan berlaku pada tingkat
pertama, tingkat banding, tingkat kasasi, peninjauan kembali,
eksekusi, dan sidang di luar gedung Pengadilan serta Posbakum
Pengadilan;
Layanan pembebasan biaya perkara meliputi perkara perdata
permohonan, gugatan, dan eksekusi dalam tahun berjalan berlaku
sejak perkara didaftarkan dan diterima oleh Pengadilan
Sasaran 3
Indikator kinerja ke – 2: Persentase perkara yang diselesaikan di
luar gedung pengadilan.
Persentase perkara yang diselesaikan di luar gedung
pengadilan/zitting plaats adalah perbandingan antara jumlah
perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan dengan jumlah
perkara yang seharusnya diselesaikan di luar gedung pengadilan.
Indikator ini untuk mengukur kinerja Mahkamah Syar’iyah
Takengon dalam memberikan kemudahan akses layanan hukum
bagi masyarakat yang mengalami hambatan biaya, fisik maupun
geografis dalam menjangkau lokasi kantor pengadilan.
Tabel Persentase Perkara Yang Diselesaikan Di Luar Gedung
Pengadilan
Sasaran
Strategis Target Realisasi
Capaian
2017 2016 2015
Persentase
Perkara Yang
Diselesaikan
Di Luar
Gedung
100% 100% 100% 100%
100%
45
Pengadilan
Pengadilan dapat menyelenggarakan sidang di luar gedung
Pengadilan khususnya untuk jenis perkara-perkara yang
pembuktiannya mudah atau bersifat sederhana, kemudian
berdasarkan pada karakteristik jumlah perkara, dan keterjangkauan
wilayah. Lokasi penyelenggaraan sidang di luar gedung pengadilan
dapat ditetapkan melalui koordinasi antara pengadilan dengan
pemerintah daerah atau instansi lain. Sidang di luar gedung
Pengadilan dapat dilaksanakan secara terpadu dengan layanan
Posbakum Pengadilan.
Pada tahun 2017 indikator kinerja perkara yang diselesaikan melalui
sidang di luar gedung pengadilan capaian kinerjanya 100%, Jumlah
perkara pada Mahkamah Syar’iyah Takengon yang seharusnya
diselesaikan melalui sidang di luar gedung pengadilan sebanyak 117
perkara pada 3 lokasi sidang Keliling dan realisasinya sebanyak 117
Perkara sehingga realisasi 100%
Adapun jenis perkara yang disidangkan adalah perkara isbat
(penetapan) nikah.
2015 2016 2017
Jumlah perkara yang diselesaikan
melalui sidang keliling119 201 117
Perkara yang harus diselesaikan
dengan cara sidang keliling2119 201 117
119
201
117119
201
117
0
50
100
150
200
250
PERKARA YANG DISELESAIKAN DENGAN CARA SIDANG
KELILING
Jumlah perkara yang diselesaikan
melalui sidang keliling
Perkara yang harus diselesaikan
dengan cara sidang keliling2
46
Sasaran 3
Indikator kinerja ke – 3: Persentase perkara permohonan
(Voluntair) Identitas Hukum
Persentase perkara permohonan (Voluntair) Identitas Hukum
adalah perbandingan antara jumlah perkara permohonan (Voluntair)
Identitas Hukum yang diselesaikan dengan jumlah perkara
permohonan (Voluntair) Identitas Hukum yang diajukan
Tabel Persentase perkara permohonan (Voluntair) Identitas Hukum
Sasaran
Strategis Target Realisasi
Capaian
2017 2016 2015
Persentase
perkara
permohonan
(Voluntair)
Identitas
Hukum
100% 100% 100% 100%
100%
Pada tahun 2017 indikator kinerja perkara permohonan (Voluntair)
Identitas Hukum yang diselesaikan Sebanyak 100% dan capaian
kinerjanya 100%.
Jumlah perkara perkara permohonan (Voluntair) Identitas Hukum
yang diselesaikan pada Mahkamah Syar’iyah Takengon sebanyak
117 perkara. Dan perkara permohonan (Voluntair) Identitas Hukum
yang diajukan sebanyak 117 Perkara .
Sasaran 3
Indikator kinerja ke – 4: Persentase pencari keadilan golongan
tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum).
Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat
layanan bantuan hukum adalah perbandingan antara jumlah
pencari keadilan golongan tertentu yang mendapatkan layanan
bantuan hukum dengan jumlah pencari keadilan golongan tertentu.
47
Tabel 3.19 Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang
mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum).
Sasaran
Strategis Target Realisasi
Capaian
2017 2016 2015
Persentase
pencari
keadilan
golongan
tertentu yang
mendapat
layanan
bantuan hukum
(Posbakum).
100% 100% 100% 69,23%
100%
Posbakum di Pengadilan memberikan manfaat yang sangat
besar bagi para pencari keadilan terutama bagi mereka yang tidak
mampu karena melalui program ini masyarakat dapat memperoleh
layanan hukum berupa informasi, konsultasi, dan advis hukum,
serta pembuatan dokumen hukum berupa surat gugatan yang
dibutuhkan dalam proses penyelesaian perkara di pengadilan.
Pemberian layanan melalui Posbakum Pengadilan ini mengalami
dinamika peningkatan dan penurunan jumlah layanan dari tahun ke
tahun. Berikut adalah data pemberian layanan Posbakum
Pengadilan sejak tahun 2015 yang dilakukan oleh Mahkamah
Syar’iyah Takengon :
Tabel Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang
mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum).
Tahun Target Jumlah Layanan
2017 385 JL 385 JL
2016 520 JL 360 JL
48
2015 240 JL 240 JL
Mahkamah Syar’iyah Takengon yang menyelenggarakan pos bantuan
hukum telah berhasil memberikan bantuan layanan hukum kepada
seluruh pencari keadilan golongan tertentu sehingga realisasi dari
indikator ini 100%.
Sasaran 4 : Meningkatnya Kepatuhan terhadap putusan
Pengadilan
Kepatuhan terhadap putusan pengadilan dapat diukur dari jumlah
putusan yang dilaksanakan tanpa adanya eksekusi. Permohonan
eksekusi muncul akibat ketidakpatuhan salah satu pihak sehingga
semakin sedikit permohonan eksekusi maka kepatuhan terhadap
putusan pengadilan semakin tinggi.
Tabel Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
Sasaran
Strategis Indikator Target Realisasi
Capaian
(%)
Meningkatnya
Kepatuhan
Terhadap
Putusan
Pengadilan
Persentase
Putusan Perkara
Perdata yang
ditindaklanjuti
(dieksekusi)
100% 99,42% 99,42%
Sasaran 4
Indikator kinerja ke-1 : Persentase Putusan Perkara Perdata yang
ditindaklanjuti (dieksekusi)
Persentase Putusan Perkara Perdata yang Ditindaklanjuti
(dieksekusi) adalah perbandingan jumlah putusan perkara perdata
49
sudah berkekuatan hukum tetap yang tidak mengajukan
permohonan eksekusi dengan jumlah putusan perkara perdata yang
sudah berkekuatan hukum tetap.
Indikator ini untuk mengukur kepatuhan para pencari keadilan
terhadap amar (isi) putusan pengadilan.
Tabel Persentase Putusan Perkara Perdata yang ditindaklanjuti
(dieksekusi)
Sasaran
Strategis Target Realisasi
Capaian
2017 2016 2015
Persentase
Putusan
Perkara
Perdata yang
ditindaklanjuti
(dieksekusi)
100% 99,42% 99,42% 99,90% 99,82%
\Pada tahun 2017 jumlah putusan perkara yang sudah berkekuatan
hukum tetap sebesar 1.044 perkara, yang mengajukan eksekusi 6
perkara, maka yang patuh sebanyak 1.038 perkara (99,42%), dengan
target 100% maka Capaian Kinerjanya 99,42%
Tabel Data Putusan Perkara Perdata Yang Telah BHT dan Yang
Mengajukan Eksekusi Tahun 2016 Dan 2017
Putus
2016 BHT 2016
Eksekusi
2016
Putus
2017
BHT
2017
Eksekusi
2017
1.039 1.038 1 1.044 1.038 6
50
B. Realisasi Anggaran
Untuk melaksanakan indikator – indikator kinerja yang
berorientasi hasil di atas, maka diperlukan adanya program kerja
yang dapat menghasilkan outcome dan output. Program kerja
Mahkamah Syar’iyah Takengon adalah melaksanakan program kerja
yang telah ditetapkan oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia,
dimana ada 3 program kerja yang harus dilaksanakan oleh satker
Mahkamah Syar’iyah Takengon, antara lain sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama;
2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya Mahkamah Agung ;
3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Mahkamah Agung.
Program kerja di atas masing – masing didukung dengan
anggaran yang telah direncanakan dalan APBN 2016. Sehingga
program kerja tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan
akuntabilitas anggaran maupun kinerja anggaran dengan hasil
outcome maupun outputnya.
Akuntabilitas keuangan tahun 2017 yang mendukung program kerja
tersebut dapat dijelaskan sebagaimana dalam tabel dan grafik
berikut :
51
Tabel Laporan Realisasi Penyerapan Anggaran Per Program Tahun 2017
NO PROGRAM PAGU
REALISASI SISA ANGGARAN
RP % RP %
1
Program Dukungan dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
Mahkamah Agung
4,545,299,000 4,517,232,233 99,38 28,066,767 0,62
2
Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Aparatur Mahkamah
Agung
130,000,000 130,000,000 100 0,- 0,-
3
Program Peningkatan
Manajemen Peradilan
Agama
94,000,000 88,889,000 95,73 5,111 4,27
2016 2017
Program Peningkatan Manajemen
Peradilan Agama98 95.73
Program Dukungan Manajemen
dan Pelaksanaan Tugas Tekis
Lainnya MA85.25 99.38
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur MA100 100
0
20
40
60
80
100
PENYERAPAN ANGGARAN PER PROGRAM
Program Peningkatan Manajemen
Peradilan Agama
Program Dukungan Manajemen
dan Pelaksanaan Tugas Tekis
Lainnya MA
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur MA
52
A. KESIMPULAN
1. Mahkamah Syar’iyah Takengon merupakan instansi pemerintah
pelaksana tugas yustisial dan administrasi sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya. Dalam melaksanakan tugasnya, Mahkamah
Syar’iyah Takengon berlandaskan pada tujuan, sasaran dan
program kerja yang ditetapkan oleh Mahkamah Agung RI.
2. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Mahkamah Syar’iyah
Takengon tahun 2017 ini menyajikan berbagai keberhasilan
maupun kegagalan capaian strategis yang ditunjukan oleh
Mahkamah Syar’iyah Takengon selama tahun 2017. Berbagai
capaians trategis tersebut tercermin dalam capaian Indikator
Kinerja Utama (IKU) maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan
dan sasaran.
3. Hasil capaian kinerja sasaran yang ditetapkan secara umum dapat
memenuhi target sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Meskipun demikian, masih perlu adanya peningkatan capaian
khususnya dalam peningkatan percepatan penyelesaian perkara.
Sehingga akan menghasilkan capaian yang optimal.
B. SARAN
1. Diperlukan komitmen dan dukungan semua pihak untuk
memperteguh pelaksanaan tugas yustisial dan administratif di
Mahkamah Syar’iyah Takengon untuk memberikan pelayanan yang
baik dan memberikan aksestabel kepada masyarakat pencari
keadilan.
2. Penyusunan pelaksanaan program dan kegiatan guna pencapaian
target indikator kinerja yang telah ditetapkan akan dilakukan
secara lebih cermat dengan mempertimbangkan tujuan Mahkamah
BAB IV
PENUTUP
53
Syar’iyah Takengon secara tepat berdasarkan kemampuan sumber
daya yang tersedia.
3. Agar implementasi SAKIP benar-benar efektif, perlu direalisasikan
sinergitas antara laporan kinerja dan laporan keuangan sebagai
satu kesatuan, sehingga realisasi anggaran yang digunakan untuk
melakukan kegiatan berbanding lurus dengan outputdan outcome
kegiatan yang bersangkutan, sehingga hasil yang dicapai benar-
benarterukur, bermanfaat dan akuntabel.
4. Menjadikan SAKIP sebagai ukuran kinerja organisasi pemerintah
secara nyata dan akuntabel.