i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, telah tersusun Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKJIP) Tahun 2018 Pengadilan Negeri
Bale Bandung Kelas 1A yang merupakan LKJIP pelaksanaan Renstra tahun 2015-
2019. Dan menindaklanjuti surat Sekretaris Mahkamah Agung R.I. Nomor:
1385/SEK/OT.01.2/11/2018 Tanggal 12 November 2018 perihal Penyampaian
LKjIP Tahun 2018 dan Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2018.
Sebagai bentuk kesadaran dan mempertanggungjawabkan amanah yang
diberikan, Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A telah menyusun Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A
Tahun 2018, Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2018 dan Dokumen Rencana
Kinerja Tahun 2018 dalam rangka mewujudkan Reformasi Peradilan dan
meningkatkan kualitas pelayanan publik terkait dengan visi dan misi Mahkamah
Agung R.I. yaitu “Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung”.
Semoga LKjIP ini dapat memenuhi kriteria pelaporan akuntabilitas instansi
pada Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A.
Bale Endah, 28 Januari 2019
KETUA
PENGADILAN NEGERI BALE BANDUNG
SIHAR HAMONANGAN PURBA, SH.,MH.
NIP. 196709151992121002
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjlP) Pengadilan Negeri Bale Bandung
Kelas 1A Tahun 2018 adalah laporan yang memuat perkembangan dan pencapaian
kinerja yang telah dicapai oleh Pengadilan Negeri Bale Bandung dalam satu tahun
terakhir, yakni tahun 2018. Laporan ini merupakan salah satu bentuk penyajian
informasi sekaligus pelaksanaan pertanggungjawaban Pengadilan Negeri Bale
Bandung Kelas 1A kepada publik atas pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi
Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A sebagai pelaksana kekuasaan
kehakiman pada tingkat pertama, juga sekaligus dalam rangka memenuhi amanat
yang tertuang dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 7 tahun 1999
tentang laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, selanjutnya LKjlP tersebut
secara operasionalnya di atur oleh Surat Edaran Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2010 tertanggal 23
Nopember 2010 yang kemudian ditindaklanjuti dengan surat Sekretaris Mahkamah
Agung RI No. 1385/SEK/OT.01.2/11/2018 tanggal 12 November 2018 perihal pada
pokok surat.
Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A pada tahun 2018 berupaya
meningkatkan pengembangan Teknologi Informasi untuk mengimplementasikan
keterbukaan informasi publik di Pengadilan. Secara bertahap informasi yang
disajikan kepada masyarakat semakin lengkap mencakup putusan pengadilan.
Penyajian informasi yang menggunakan medium website dan Sistem Informasi
Penelusuran Perkara yang dikembangkan oleh Mahkamah Agung RI yang dikenal
dengan nama Sistem Informasi Penulusuran Perkara (SIPP) versi 3.2.0-5
Keterbukaan informasi pengadilan ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi
dan akuntabilitas publik lembaga peradilan.
Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A telah menetapkan 6 (Enam)
sasaran strategis yang akan dicapai dalam kurun waktu tahun 2015-2019. Keenam
sasaran strategis tersebut selanjutnya diukur dengan mengaplikasikan 18 indikator
kinerja dan 18 target kinerja.
iii
Pencapaian kinerja Pengadilan Negeri tahun 2018 merupakan pencapaian
atas target kinerja dari Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Negeri Bale
Bandung Kelas 1A tahun 2015-2019 yang di telah dilakukan reviu. Pengukuran
tingkat capaian kinerja Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A tahun 2018,
dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja
yang telah ditetapkan selama tahun 2018 dan pelaksanaan tugas pada Pengadilan
Negeri Bale Bandung Kelas 1A yang sudah terlaksana dengan baik dan
sebagaimana mestinya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek yang telah
dilaksanakan berkaitan dengan pengelolaan administrasi perkara, administrasi
umum, dan dalam hal pembinaan dan pengawasan. Capaian kinerja pada tahun
2018 Secara keseluruhan, tingkat pencapaian kinerja Pengadilan Negeri Bale
Bandung adalah sebesar 116,22 %.
Rincian capaian kinerja masing-masing indikator tiap sasaran strategis
tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut:
Sasaran Strategis I
Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
a. Indikator Kinerja Target Realisasi
Capaian
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
Perdata
95% 100 % 105,26 %
Pidana 98% 100 % 105,04 %
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
Perdata 100 % 96,72 % 96,72 %
Pidana 100 % 99,71 % 99,71 %
c. Persentase penurunan sisa perkara:
Perdata
Pidana
100 %
100 %
96,72 %
99,71 %
96,72 %
99,71 %
d. Persentase Putusan Perkara yang Tidak Mengajukan Upaya
Hukum :
Banding
Kasasi
PK
95%
98%
99%
93,85 %
97,16 %
99,27 %
98,78 %
99,14 %
100,03 % e. Persentase Perkara Pidana Anak yang diselesaikan secara
Diversi
5 % 74,07 % 1481,4 %
iv
Sasaran Strategis I
Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
a. Indikator Kinerja Target Realisasi
Capaian
f. Index Responden pencari keadilan yang puas terhadap
layanan peradilan
82 % 91,69 % 111,81 %
Rata-Rata Capaian Kinerja Pada Sasaran Strategis I 226,75 %
Sasaran Strategis II
Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
a. Persentase Isi Putusan Yang Diterima Oleh para pihak
Tepat Waktu 100 % 100 % 100 %
b. Persentase Perkara yang diselesaikan melalui Mediasi 5 % 7,79 % 155,8 %
c. Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi
dan PK secara lengkap dan tepat waktu
100 % 100 % 100 %
d. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian
masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu
1 hari setelah diputus
100 % 100 % 100 %
Rata-Rata Capaian Kinerja Pada Sasaran Strategis II 113,95 %
Sasaran Strategis III
Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan 0% 0 % 0 %
b. Persentase perkara yang diselesaikan di luar gedung
pengadilan
100 % 100 % 100 %
c. Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat
layanan bantuan hukum (Posbakum)
100 % 100 % 100 %
Rata-Rata Capaian Kinerja Pada Sasaran Strategis III 66,66 %
v
Sasaran Strategis IV
Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti
(dieksekusi)
100 % 100 % 100 %
Rata-Rata Capaian Kinerja Pada Sasaran Strategis IV 100 %
Sasaran Strategis V
Meningkatnya kualitas pengawasan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
a. Jumlah pengawasan biaya perkara 100 % 100 % 100 %
b. Jumlah pengawasan keuangan Dipa 100 % 100 % 100 %
c. Jumlah pengawasan administrasi umum 100 % 100 % 100 %
Rata-Rata Capaian Kinerja Pada Sasaran Strategis V 100 %
Sasaran Strategis VI
Meningkatnya kualitas SDM
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
a. Jumlah SDM yang mengikuti diklat administrasi
Umum 100 % 80 % 80 %
b. Jumlah SDM yang mengikuti diklat teknis 100 % 100 % 100 %
Rata-Rata Capaian Kinerja Pada Sasaran Strategis V 90 %
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… i
RINGKASAN EKSEKUTIF …………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………......... iv
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………......... vi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………........ vii
DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………………… viii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………........ 1
B. Kedudukan, Wewenang dan Fungsi ……………………………………… 2
BAB II PERENCANAAN KINERJA .................................................................... 5
A. Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 …………………………………... 5
B. Rencana kinerja Tahun 2018 ……………………………………………... 8
C. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 ………………………………………......... 10
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ………………………………………………. 13
A. Capaian Kinerja Tahun 2018 ……………………………………………… 13
B. Realisasi Anggaran …………………………………………………………. 35
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………….. 39
LAMPIRAN …………………………………………………………………………... 42
vii
Tabel Keterangan Hal
2.1 Rencana Kinerja Tahun 2018 8
2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2018 10
3.1 Pengukuran Kinerja 13
3.2 Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan dan
Akuntabel
16
3.3 Persentase Sisa Perkara Yang Diselesaikan 17
3.4 Persentase Perkara Yang Diselesaikan Tepat Waktu 18
3.5 Persentase penurunan sisa perkara 19
3.6 Persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Hukum Banding 19
3.7 Persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Kasasi 20
3.8 Persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum
Peninjauan Kembali
20
3.9 Persentase Perkara Anak Yang Diselesaikan Dengan Diversi 21
3.10 Indeks Kepuasan Pencari Keadilan 22
3.11 Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara 23
3.12 Persentase Salinan Putusan Yang Dikirim Kepada Para Pihak 24
3.13 Persentase Perkara Yang Diselesaikan Melalui Mediasi 25
3.14 Persentase Berkas Perkara Yang Dimohonkan Banding, Kasasi Dan
PK Secara Lengkap Dan Tepat Waktu
26
3.15 Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat
yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah
perkara diputus
27
3.16 Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin Dan
Terpinggirkan
28
3.17 Persentase Perkara Prodeo Yang Diselesaikan 29
3.18 Perkara yang diselesaikan di luar gedung 30
3.19 Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu Yang Mendapat
Layanan Bantuan Hukum (Posbakum)
30
3.20 Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan 31
3.21 Peningkatan Transparansi Pengelolaan Sumber Daya Manusia
(SDM)
32
3.22 Meningkatnya kualitas SDM 34
3.23 Pegawai yang mengikuti diklat teknis yudisial 34
3.24 Pegawai yang mengikuti diklat non teknis yudisial 34
3.25 Realisasi Anggaran Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran 35
3.26 PAGU dan Realisasi Anggaran DIPA 01 36
3.27 PAGU dan Realisasi Anggaran DIPA 03 38
DAFTAR TABEL
viii
Grafik Keterangan Hal
3.1 Capaian Sasaran Peningkatan Efektivitas Pengelolaan
Penyelesaian Perkara Tahun 2016-2018
23
3.2 Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin Dan
Terpinggirkan Tahun 2016-2018
28
3.3 Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan PengadilanTahun
2016-2018
31
DAFTAR GRAFIK
1
A. Latar Belakang
Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A merupakan salah satu unit
organisasi peradilan dibawah Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang berfungsi sebagai
pelaksana kekuasaan kehakiman khususnya pelayanan dan penegakan hukum dan
peradilan diwilayah hukum Kabupaten Bandung.
Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri Bale Bandung
kelas 1A tidak dapat terlepas dari birokrasi dalam penyelenggaraan kekuasaan
kehakiman. Birokrasi bertugas mengelola pelayanan dan melaksanakan berbagai
keputusan politik kedalam berbagai kebijakan politik, baik secara teknis maupun
dalam kegiatan operasional.Birokrasi merupakan faktor penentu keberhasilan
keseluruhan agenda program termasuk dalam rangka mewujudkan aparatur
peradilan yang bersih dan bebas dari KKN, sehingga para birokrat yang ada di
Pengadilan Negeri Bale Bandung dapat mewujudkan kepemerintahan yang baik
(good governance).
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJlP) adalah salah satu
rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu
bentuk manifestasi dari evaluasi semua rangkaian yang telah dilakukan selama satu
tahun anggaran. Kesemuanya harus terangkum dalam Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKJlP), selain sebagai bahan evaluasi dari rangkaian program yang
telah dicanangkan pada awal tahun anggaran juga sebagai bahan pijakan dalam
menyusun langkah-langkah pada tahun berikutnya. Selain itu laporan tahunan yang
disusun secara hierarki merupakan bahan untuk menyusun berbagai kebijaksanaan
sehingga dapat ditarik satu langkah yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan.
Sebagai lembaga Pemerintah, Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A
merupakan Pengadilan Tingkat Pertama dibawah kekuasaan Mahkamah Agung dan
hal ini juga merupakan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang
diamanatkan kepada masyarakat dan rakyat sebagai pelaksana tugas kekuasaan
kehakiman. Kewajiban tersebut dijabarkan dengan menyiapkan, menysusun dan
menyampaikan laporan kinerja secara tertulis, periodik dan melembaga. Pelaporan
kinerja dimaksudkan untuk mengkonsumsikan capaian kinerja Pengadilan Negeri
Bale Bandung kelas 1A dalam satu tahun angggaran yang dikaitkan dengan proses
BAB I
PENDAHULUAN
2
pencapaian tujuan dan sasaran serta menjelaskan keberhasilan dan kegagalan
tingkat kinerja yang dicapainya.
Program Pengadilan Negeri Bale Bnadung diprioritaskan pada program-
Program yang terkait penyelesaian perkara dan peningkatan akses publik terhadap
pengadilan.
Adapun program-program Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A yang
disesuaikan dengan DIPA Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A adalah
sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Mahkamah Agung
3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung
Arah kebijakan dan strategi Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A
memuat langkah-langkahyang berupa program-program untuk segera
dilaksanakan dalam tahun 2018 yang memiliki dampak besar untuk mencapai
visi, misi, tujuan dan sasaran sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A.
Dalam penerapan perencanaan dan penganggaran yang berbasis kinerja,
maka perlu dilaksanakan peninjauan kembali program dan kegiatannya melalui
suatu proses evaluasi kinerja program dan kegiatan terhadap sasaran dan target
kinerja yang ditetapkan sehingga diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas
kinerja, efektifitas pencapaian sasaran dan efisiensi belanja dalam rangka
penetapan anggaran yang berbasis kinerja. Jadi, tujuan penyusunan Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKJlP) Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A
tahun 2018 adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja kegiatan dan
keuangan yang telah dilaksanakan
B. Kedudukan, Wewenang dan Fungsi
B.1 Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A
Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A sebagai salah satu kekuasaan
kehakiman di lingkungan Peradilan Umum mempunyai Kedudukan dan
kewenangan sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986
tentang Peradilan Umum, dimana dalam Pasal 50 undang-undang tersebut
3
menyatakan : “Pengadilan Negeri bertugas dan berwewenang memeriksa,
memutus dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat
pertama”. Selanjutnya dalam Pasal 52 ayat (1) ditambahkan kewenangan
Pengadilan dimana Pasal 52 ayat (1) tersebut menyatakan : “Pengadilan
dapat memberikan keterangan,pertimbangan dan nasehat tentang hukum
kekpada instansi pemerintah didaerahnya, apabila diminta” dan ayat (2) nya
menambahkan “ selain tugas dan kewenangan tersebut dalam Pasal 50 dan
51, Pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain oleh atau
berdasarkan Undang-Undang”.
B.2 Fungsi Pengadilan Negeri Bale Bandung
Adapun fungsi dari Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A antara lain:
• Fungsi mengadili (judicial power), yakni menerima, memeriksa,
mengadili dan menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi kewenangan
pengadilan dalam tingkat pertama.
• Fungsi pembinaan, yakni memberikan pengarahan, bimbingan, dan
petunjuk kepada pejabat struktural dan fungsional di bawah jajarannya,
baik menyangkut teknis yudicial, administrasi peradilan, maupun
administrasi umum/perlengkapan, keuangan, kepegawaian, dan
pembangunan.
• Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas
pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera
Muda, Kasubag, Panitera Pengganti, dan Jurusita/Jurusita Pengganti di
bawah jajarannya agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan
sewajarnya dan terhadap pelaksanaan administrasi umum kesekretariatan
serta pembangunan.
• Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat tentang
hukum kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta.
• Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi peradilan
(teknis dan persidangan), dan administrasi umum (kepegawaian,
keuangan, dan umum/perlengakapan).
• Fungsi Lainnya :
Pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan riset/penelitian dan sebagainya
serta memberi akses yang seluas-luasnya bagi masyarakat dalam era
keterbukaan dan transparansi informasi peradilan, sepanjang diatur
4
dalam Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 1-
144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan
sebagai pengganti Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor :
144/KMA/SK/VIII/2007 tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan.
5
A. Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan
strategik merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi
pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan stratejik lokal, nasional
dan global, dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan stratejik yang
jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan
misinya dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya
peningkatan akuntabilitas kinerjanya.
Pada prinsipnya setiap satuan kerja seharusnya mempunyai barometer
untuk menilai sampai sejauh mana roda organisasi berjalan dengan baik atau
tidak, apa hambatan dan tantangan serta tujuan yang belum tercapai. Para
pegawai/staf juga mempunyai peranan yang sama dalam memajukan dan
menjalankan roda organisasi tersebut, sehingga kualitas kinerja pegawai
dimaksud, adalah merupakan suatu yang mutlak demi maksimalnya pelayanan
(cleint service), baik internal maupun secara eksternal kepada (para pencari
keadilan).
Kualitas keterampilan (skill) pegawai/staf selaku pelaksana tugas dan
karya tentunya harus dimulai dari diri sendiri yang bertekad untuk menigkatkan
kualitas pribadi dalam menunjang tugas pokok dan fungsi masing-masing (SDM).
Kami sadari sarana dan prasarana serta fasilitas tak kalah pentingnya guna
mencapai tujuan tersebut yang sekarang ini masih terbatas.
Rencana Strategis Pengadilan Negeri Bale Bandung Tahun 2015 - 2019
merupakan komitmen bersama seluruh Pegawai Pengadilan Negeri Bale
Bandung kelas 1A dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang
terencana dan terprogram serta sistematis melalui penataan, penertiban,
perbaikan, pengkajian dan pengelolaan terhadap sistem, kebijakan dan
peraturan perundangan-undangan yang berlaku untuk mencapai efektivas dan
efesiensi dalam kurun waktu 5 tahun, yakni dari tahun 2015 sampai dengan
tahun 2019.
Rencana Strategis Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A dibuat
untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan
tolak ukur kinerja Pengadilan Negeri Bale Bandung yang telah diselaraskan
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
6
dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang juga telah
disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan
dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005 - 2025
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010 - 2014, sehingga
Rencana Strategis Pengadilan Negeri Bale Bandung merupakan Dokumen yang
sangat penting dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari Pengadilan
Negeri Bale Bandung kelas 1A.
Visi dan Misi Pengadilan Negeri Bale Bandung
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa
depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi
Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A. Visi merupakan gambaran
mendatang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita-cita atau bahkan
tujuan hukum (rechtsidea) yang ingin diwujudkan. Visi berkaitan dengan
pandangan ke depan yang menyangkut kemana Pengadilan Negeri Bale
Bandung kelas 1A akan dibawa dan diarahkan dapat berkarya secara konsisten,
tetap eksis, antisipatif, inofatif dan needed (dibutuhkan) oleh masyarakat-
stkeholder/justitiabelen.
Visi Pengadilan Negeri Bale Bandung mengacu pada Visi Mahkamah
Agung RI adalah sebagai berikut :
“Terwujudnya Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A Yang
Agung”.
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi
yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan terwujud dengan
baik. Untuk itu, Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A telah menetapkan
Misi Pengadilan Negeri Bale Bandung sebagai berikut :
1. Menjaga kemandirian badan peradilan;
2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan;
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan;
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan;
Untuk mewujudkan cetak biru Mahkamah Agung RI tersebut, Pengadilan
Negeri Bale Bandung kelas 1A berkomitmen untuk mengoptimalkan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang diemban dengan berorientasi kepada
terpenuhinya kepuasan para pencari keadilan atas Pelayanan Hukum dengan
mengutamakan nilai-nilai Kemandirian, Integritas, Kejujuran, Akuntabilitas,
7
Responsibilitas, Keterbukaan, Profesionalisme, Perlakuan yang Sama kepada
Semua Pencari Keadilan, serta Menjaga Kewibawaan dan Kehormatan Institusi
melalui :
■ Penerapan Sistem Manajemen Mutu Berkelanjutan;
■ Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia;
■ Penyelesaian Perkara Dengan Cepat, Tepat Waktu, Dan Biaya Ringan;
■ Pemberian Informasi Kepada Pencari Keadilan;
Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
yang diemban dengan berorientasi kepada terpenuhinya kepuasan para pencari
keadilan atas Pelayanan Hukum, maka Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas
1A mempunyai motto, yaitu :
"Pengadilan Negeri Bale Bandung “Citarum” (Pengadilan Negeri Bale
Bandung Cerdas, Independen, Transparan, Akuntabel, Responsif, Unggul,
Mandiri,)
Adapun Tujuan Strategis yang terdapat dalam Renstra Pengadilan
Negeri Bale Bandung kelas 1A 2015-2019 yang hendak dicapai adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan publik terbaik kepada para pencari
keadilan sehingga pencari keadilan merasa kebutuhan dan
kepuasannya terpenuhi;
2. Meningkatkan Acces To Justice bagi seluruh masyarakat sehingga
seluruh masyarakat dapat menjangkau dan menerima layanan
pengadilan;
3. Meningkatkan Kepercayaan publik terhadap kinerja Pengadilan
Negeri Bale Bandung kelas 1A sehingga kepercayaan publik
terhadap Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A dapat
ditingkatkan.
Sedangkan sasaran strategis yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu lima tahun kedepan dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019,
sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas
1A adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya penyelesaian perkara;
2. Peningkatan aksesibilitas putusan Hakim;
3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara;
8
4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to
justice);
5. Melanjutkan Cita-Cita Modernisasi Pengadilan;
6. Meningkatnya kualitas pengawasan.
B. Rencana Kinerja Tahun 2018
Rencana Kinerja Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A Tahun 2018
merupakan komitmen Panitera bersama seluruh jajaran Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Bale Bandung dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-
tahapan yang terencana dan terprogram serta sistematis melalui Indikator
Kinerja Utama yang telah ditetapkan.
Rencana Kinerja Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A dibuat untuk
memberikan arah dan sasaran serta target yang jelas dan terencana serta
sebagai pedoman dan tolak ukur kinerja Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas
1A yang telah diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah
Agung, adapun rencana Kinerja Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A yang
telah dibuat dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1
Rencana Kinerja Tahun 2018 Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KIINERJA UTAMA TARGET
1. Meningkatnya
Penyelesaian Perkara
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan
Perdata
Pidana
95 %
98 %
b. Persentase perkara yang
diselesaikan tepat waktu
Perdata
Pidana
100 %
100 %
c. Persentase penurunan sisa
perkara:
Perdata
Pidana
5 %
5 %
9
d. Persentase Putusan Perkara
yang Tidak Mengajukan Upaya
Hukum :
Banding
Kasasi
PK
95 %
98 %
99 %
e. Persentase Perkara Pidana Anak
yang diselesaikan secara Diversi
5 %
f. Index Responden pencari keadilan
yang puas terhadap layanan
peradilan
82 %
2. Peningkatan Aksestabilitas
keputusan Hakim
a. Persentase Isi Putusan Yang
Diterima Oleh para pihak Tepat
Waktu
100 %
b. Persentase Perkara yang
diselesaikan melalui Mediasi
5 %
c. Persentase berkas perkara yang
diajukan Banding, Kasasi dan PK
secara lengkap dan tepat waktu
90 %
d. Persentase putusan perkara yang
menarik perhatian masyarakat
yang dapat diakses secara online
dalam waktu 1 hari setelah diputus
10 %
3. Peningkatan efektifitas
pengelolaan penyelesaian
perkara
a. Persentase perkara prodeo yang
diselesaikan
100 %
b. Persentase perkara yang
diselesaikan di luar gedung
pengadilan
100 %
c. Persentase pencari keadilan
golongan tertentu yang mendapat
layanan bantuan hukum
(Posbakum)
100 %
4. Peningkatan aksesibilitas
masyarakat terhadap
peradilan (access to justice)
Persentase putusan perkara perdata
yang ditindaklanjuti (dieksekusi)
100 %
5. Meningkatnya kepatuhan
terhadap putusan pengadilan
a. Jumlah pengawasan biaya
perkara
b. Jumlah pengawasan keuangan
100 %
100 %
10
C. Perjanjian Kinerja Tahun 2018
Perjanjian kinerja Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A Tahun 2018
berpedoman dan terkait langsung dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN), Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2018 dan Kebijakan
Umum Mahkamah Agung dalam rangka penggunaan anggaran tahun 2018.
Hasil reviu Renstra 2015 – 2019 belum sepenuhnya disesuaikan dengan
Indikator Kinerja Utama Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A, namun Perjanjian
Kinerja Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A Tahun 2018 telah diselaraskan
dengan sasaran-sasaran hasil reviu yang akan dicapai Pengadilan Negeri Bale
Bandung Kelas 1A pada tahun 2018.
Perjanjian kinerja tahun 2018 telah disinkronkan dengan IKU tersebut serta
mengembangkan sasaran-sasaran yang menjadi isu strategis Pengadilan Negeri Bale
Bandung Kelas 1A pada tahun 2018 serta target yang ada pada Rencana Kinerja
Tahun 2018 yang telah disesuaikan, maka dapat diperinci sebagai berikut:
Tabel 2.2
Perjanjian Kinerja Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A Tahun 2018
Dipa
c. Jumlah pengawasan administrasi
umum
100 %
6. Meningkatnya kualitas
pengawasan
a. Jumlah SDM yang mengikuti
diklat administrasi Umum
b. Jumlah SDM yang mengikuti
diklat teknis
100 %
100 %
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KIINERJA UTAMA TARGET
1. Meningkatnya
Penyelesaian Perkara
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan
Perdata
Pidana
95 %
98 %
b. Persentase perkara yang
diselesaikan tepat waktu
Perdata
Pidana
100 %
100 %
11
c. Persentase penurunan sisa
perkara:
Perdata
Pidana
100 %
100 %
d. Persentase Putusan Perkara
yang Tidak Mengajukan Upaya
Hukum :
Banding
Kasasi
PK
95 %
98 %
99 %
e. Persentase Perkara Pidana Anak
yang diselesaikan secara Diversi
5 %
f. Index Responden pencari keadilan
yang puas terhadap layanan
peradilan
82 %
2. Peningkatan Aksestabilitas
keputusan Hakim
a. Persentase Isi Putusan Yang
Diterima Oleh para pihak Tepat
Waktu
100 %
b. Persentase Perkara yang
diselesaikan melalui Mediasi
5 %
c. Persentase berkas perkara yang
diajukan Banding, Kasasi dan PK
secara lengkap dan tepat waktu
100 %
d. Persentase putusan perkara yang
menarik perhatian masyarakat
yang dapat diakses secara online
dalam waktu 1 hari setelah diputus
100 %
3. Peningkatan efektifitas
pengelolaan penyelesaian
perkara
a. Persentase perkara prodeo yang
diselesaikan
100 %
b. Persentase perkara yang
diselesaikan di luar gedung
pengadilan
100 %
c. Persentase pencari keadilan
golongan tertentu yang mendapat
layanan bantuan hukum
(Posbakum)
100 %
4. Peningkatan aksesibilitas
masyarakat terhadap
Persentase putusan perkara perdata
yang ditindaklanjuti (dieksekusi)
100 %
12
peradilan (access to justice)
5. Meningkatnya kepatuhan
terhadap putusan pengadilan
a. Jumlah pengawasan biaya
perkara
b. Jumlah pengawasan keuangan
Dipa
c. Jumlah pengawasan administrasi
umum
100 %
100 %
100 %
6. Meningkatnya kualitas
pengawasan
a. Jumlah SDM yang mengikuti
diklat administrasi Umum
b. Jumlah SDM yang mengikuti
diklat teknis
100 %
100 %
13
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2018
A. Capaian Kinerja Tahun 2018
Capaian kinerja Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A tahun 2018
dihitung dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-
masing indikator kinerja sasaran. Perincian tingkat capaian kinerja masing-masing
indikator dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Pengukuran Kinerja Pengadilan Negeri Bale Bandung kelas 1A Tahun 2018
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KIINERJA UTAMA TARGET CAPAIAN
1. Meningkatnya
Penyelesaian
Perkara
a. Persentase sisa perkara
yang diselesaikan
Perdata
Pidana
95 %
98 %
105,26 %
102,04 %
b. Persentase perkara yang
diselesaikan tepat waktu
Perdata
Pidana
100 %
100 %
96,72 %
99,71 %
c. Persentase penurunan sisa
perkara:
Perdata
Pidana
100 %
100 %
96,72 %
99,71 %
d. Persentase Putusan
Perkara yang Tidak
Mengajukan Upaya
Hukum :
Banding
Kasasi
PK
95 %
98 %
99 %
98,78 %
99,14 %
100,03 %
e. Persentase Perkara Pidana
Anak yang diselesaikan
secara Diversi
5 % 1481,4 %
14
f. Index Responden pencari
keadilan yang puas
terhadap
layanan peradilan
82 % 111,81 %
2. Peningkatan
Aksestabilitas
keputusan Hakim
a. Persentase Isi Putusan
Yang Diterima Oleh para
pihak Tepat Waktu
100 % 100 %
b. Persentase Perkara yang
diselesaikan melalui Mediasi
5 % 155,8 %
c. Persentase berkas perkara
yang diajukan Banding,
Kasasi dan PK secara
lengkap dan tepat waktu
100 % 100 %
d. Persentase putusan perkara
yang menarik perhatian
masyarakat yang dapat
diakses secara online dalam
waktu 1 hari setelah diputus
100 % 100 %
3. Peningkatan
efektifitas
pengelolaan
penyelesaian
perkara
a. Persentase perkara prodeo
yang diselesaikan
0 % 0 %
b. Persentase perkara yang
diselesaikan di luar gedung
pengadilan
100 % 100 %
c. Persentase pencari keadilan
golongan tertentu yang
mendapat layanan bantuan
hukum (Posbakum)
100 % 100 %
4. Peningkatan
aksesibilitas
masyarakat terhadap
peradilan (access to
justice)
Persentase putusan perkara
perdata yang ditindaklanjuti
(dieksekusi)
100 % 100 %
15
* Capaian:
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing indikator kinerja pada tiap
sasaran strategis :
5. Meningkatnya
kepatuhan terhadap
putusan pengadilan
a. Jumlah pengawasan biaya
perkara
b. Jumlah pengawasan
keuangan Dipa
c. Jumlah pengawasan
administrasi umum
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
6. Meningkatnya
kualitas pengawasan
a. Jumlah SDM yang
mengikuti diklat
administrasi Umum
b. Jumlah SDM yang
mengikuti diklat teknis
100 %
100 %
100 %
100 %
16
Sasaran 1 : Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti,
Transparan dan Akuntabel
Sasaran ini ditetapkan untuk mengukur keberhasilan Mahkamah
Agung RI dalam memberikan peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
Sasaran ini terdiri dari enam indikator, sebagaimana digambarkan pada tabel di
bawah ini:
Tabel 3.2
Terwujudnya Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KIINERJA UTAMA TARGET CAPAIAN
1. Terwujudnya Proses
Peradilan yang Pasti,
Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara
yang diselesaikan
Perdata
Pidana
95 %
98 %
105,26 %
105,04 %
b. Persentase perkara yang
diselesaikan tepat waktu
Perdata
Pidana
100 %
100 %
96,72 %
99,71 %
c. Persentase penurunan
sisa perkara:
Perdata
Pidana
100 %
100 %
96,72 %
99,71 %
d. Persentase Putusan
Perkara yang Tidak
Mengajukan Upaya
Hukum :
Banding
Kasasi
PK
95 %
98 %
99 %
98,78 %
99,14 %
100,03 %
e. Persentase Perkara
Pidana Anak yang
diselesaikan secara Diversi
5 % 1481,4 %
f. Index Responden pencari
keadilan yang puas
terhadap layanan peradilan
100 % 111,81 %
17
Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini sebagai berikut:
Sasaran 1
Indikator kinerja ke - 1: Persentase sisa perkara yang diselesaikan.
- Persentase sisa perkara yang diselesaikan adalah perbandingan jumlah sisa
perkara yang diselesaikan dengan jumlah sisa perkara yang harus
diselesaikan.
- Indikator ini bertujuan untuk mengetahui kinerja penyelesaian sisa perkara di
tahun 2018.
- Sisa perkara adalah perkara yang belum diputus pada saat periode pelaporan
dilakukan
Sasaran 1 - Indikator kinerja ke-1
Persentase Sisa Perkara Yang Diselesaikan
Sisa perkara adalah jumlah perkara yang belum selesai di tahun sebelumnya.
Indikator ini dihitung dengan membandingkan jumlah sisa perkara yang harus
diselesaikan dengan jumlah sisa perkara yang harus diselesaikan.
Tabel 3.3
Persentase Sisa Perkara Yang Diselesaikan Tahun 2016-2018
Tahun Jenis
Perkara
Perkara
Masuk
Sisa Perkara
Yang Harus
Diselesaikan
Target Realisasi Capaian
2016 Pidana 1095 - 98 % 100 % 105,04 %
Perdata 593 109 95 % 100 % 105,26 %
2017 Pidana 1200 - 98 % 100 % 105,04 %
Perdata 672 109 95 % 100 % 105,26 %
2018 Pidana 1068 144 98 % 100 % 105,04 %
Perdata 738 118 95 % 100 % 105,26 %
Sisa perkara pidana tahun 2017 adalah sebanyak 144 perkara. Dari jumlah tersebut
telah diselesaikan semuanya di tahun 2018, sehingga jumlah capaian untuk indikator
persentase sisa perkara yang diselesaikan tahun 2018 sebesar 105,04%.
Sedangkan sisa perkara perdata tahun 2017 adalah sebanyak 118 perkara. Dari
jumlah tersebut telah diselesaikan semuanya di tahun 2018, sehingga jumlah
18
capaian untuk indikator persentase sisa perkara yang diselesaikan tahun 2018
sebesar 105,26%.
(Analisa tercapai atau tidak tercapai)
Sasaran 1 - Indikator kinerja ke-2
Persentase Perkara Yang Diselesaikan Tepat Waktu
Indikator ini dihitung dengan membandingkan jumlah perkara yang diselesaikan
tepat waktu dengan jumlah perkara yang harus diselesaikan.
Berdasarkan Surat Edaran Sekretaris Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2014, jangka
waktu penanganan perkara untuk pengadilan tingkat pertama adalah maksimal 5
(lima) bulan. Untuk itu jumlah perkara yang harus diselesaikan adalah perkara yang
masuk dari bulan Agustus tahun sebelumnya sampai dengan bulan Juli di tahun
berjalan, karena perkara yang masuk di bulan Agustus s.d Desember di tahun
berjalan memiliki batas waktu penyelesaian perkara hingga tahun berikutnya
sehingga akan lebih tepat jika dihitung sebagai kinerja di tahun berikutnya.
Tabel 3.4
Persentase Perkara Yang Diselesaikan Tepat Waktu
Tahun Jenis
Perkara
Perkara
Masuk + Sisa
Perkara Yang
Diselesaikan
Tepat Waktu
(Dibawah 5
bulan)
Target Realisasi Capaian
2016
Pidana 1095 1093 100 % 99,81 % 99,81 %
Perdata 698 698 100 % 100 % 100 %
2017 Pidana 1200 1199 100 % 99,91 % 99,91 %
Perdata 781 781 100 % 100 % 100 %
2018 Pidana 1068 1065 100 % 99,71 % 99,71 %
Perdata 856 828 100 % 96,72 % 96,72 %
Perkara yang diselesaikan tepat waktu di tahun 2018 adalah sebanyak 1924 perkara,
perkara yang harus diselesaikan adalah sebanyak 1893 perkara. Sehingga realisasi
persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu adalah sebesar 98,38 % dan
capaiannya sebesar 98,38 %. Jumlah ini menurun dari tahun sebelumnya karena
ada beberapa perkara yang diselesaikan diatas 5 (lima) bulan.
19
(Analisa tercapai atau tidak tercapai)
Sasaran 1 - Indikator kinerja ke-3
Tabel 3.5
Persentase penurunan sisa perkara
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
2018 2017 2016
Persentase sisa perkara
yang diselesaikan :
- Perdata
- Pidana
100 %
100 %
96,72 %
99,71 %
96,72 %
99,71 %
100 %
99,91 %
100 %
99,81 %
Sasaran 1 - Indikator kinerja ke-4
Persentase Putusan Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum
a. Persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Banding
Indikator ini dihitung dengan membandingkan jumlah perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum banding dengan jumlah perkara yang sudah
diputus.
Tabel 3.6
Persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Banding
Tahun Perkara
Putus
Perkara
Yang
Mengajukan
Banding
Perkara Yang
Tidak
Mengajukan
Banding
Target Realisasi Capaian
2016 1551 93 1458 95 % 95,74 % 100,77 %
2017 1839 78 1761 95 % 95,75 % 100,78 %
2018 1659 102 1557 95 % 93,85 % 98,78 %
Pada tahun 2018 jumlah perkara yang tidak mengajukan banding adalah sebanyak
1557 perkara dan jumlah perkara putus adalah sebanyak 1659 perkara. Persentase
perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding adalah sebesar 93,85 %,
maka capaiannya adalah sebesar 98,78%. Jumlah ini menurun dari tahun
sebelumnya karena jumlah perkara yang mengajukan banding bertambah.
(Analisa tercapai atau tidak tercapai)
20
b. Persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Kasasi
Indikator ini dihitung dengan membandingkan jumlah perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum kasasi dengan jumlah perkara yang sudah diputus.
Tabel 3.7
Persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Kasasi
Tahun Perkara
Putus
Perkara
Yang
Mengajukan
Kasasi
Perkara
Yang Tidak
Mengajukan
Kasasi
Target Realisasi Capaian
2016 1551 52 1499 98 % 96,64 % 98,61 %
2017 1839 29 1810 98 % 98,42 % 100,42 %
2018 1659 37 1612 98 % 97,16 % 99,14 %
Pada tahun 2018 jumlah perkara yang tidak mengajukan kasasi adalah sebanyak
1612 perkara dan jumlah perkara putus adalah sebanyak 1659 perkara. Persentase
perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding adalah sebesar 97,16 %,
maka capaiannya adalah sebesar 99,14%. Jumlah ini menurun dari tahun
sebelumnya karena bertambahnya perkara yang mengajukan kasasi.
(Analisa tercapai atau tidak tercapai)
c. Persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Peninjauan
Kembali
Indikator ini dihitung dengan membandingkan jumlah perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum peninjauan kembali dengan jumlah perkara yang
sudah diputus.
Tabel 3.8
Persentase Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Peninjauan Kembali
Tahun Perkara
Putus
Perkara
Yang
Mengajukan
PK
Perkara
Yang Tidak
Mengajukan
PK
Target Realisasi Capaian
2016 1551 10 1541 99 % 99,35 % 100,35 %
2017 1839 11 1828 99 % 99,40 % 100,4 %
2018 1659 12 1647 99 % 99,27 % 100,27 %
21
Pada tahun 2018 jumlah perkara yang tidak mengajukan peninjauan kembali adalah
sebanyak 1647 perkara dan jumlah perkara putus adalah sebanyak 1659 perkara.
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding adalah sebesar
99,27 %, maka capaiannya adalah sebesar 100,27%. Jumlah ini menurun dari tahun
sebelumnya karena bertambahnya perkara yang mengajukan peninjauan kembali.
(Analisa tercapai atau tidak tercapai)
Sasaran 1 - Indikator kinerja ke-5
Persentase Perkara Pidana Anak Yang Diselesaikan Dengan Diversi
Indikator ini dihitung dengan membandingkan jumlah perkara yang diselesaikan
dengan diversi dengan jumlah perkara anak.
Diversi diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak dan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Diversi dan Penanganan Anak yang Belum Berumur 12
(Dua Belas) Tahun (“PP 65/2015”).
Pengertian diversi dalam UU Nomor 11 Tahun 2012 yaitu sebuah bentuk pengalihan
penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan
pidana. Proses diversi wajib diupayakan dalam setiap tahapan sistem peradilan
pidana anak dimulai pada tahap penyidikan, penuntutan, atau pemeriksaan di sidang
pengadilan.
Syarat Diversi pada Pasal 7 UU SPPA:
(1) Pada tingkat penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan perkara Anak di
pengadilan negeri wajib diupayakan Diversi.
(2) Diversi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam hal tindak
pidana yang dilakukan:
a. diancam dengan pidana penjara di bawah 7 (tujuh) tahun; dan
b. bukan merupakan pengulangan tindak pidana.
Tabel 3.9
Persentase Perkara Anak Yang Diselesaikan Dengan Diversi
Tahun
Jumlah
Perkara
Anak
Diselesaikan
Secara
Diversi
Target Realisasi Capaian
2016 34 12 5 % 35,29 % 705,8 %
2017 38 1 5 % 2,63 % 52,6 %
22
2018 27 20 5 % 74,07 % 1481,4 %
Tahun 2018 jumlah perkara anak adalah sebanyak 27 perkara dan yang
diselesaikan secara diversi sebanyak 20 perkara, sehingga realisasi dari indikator
persentase perkara anak yang diselesaikan secara diversi adalah sebesar 1481,4 %.
(Analisa tercapai atau tidak tercapai)
Sasaran 1 - Indikator kinerja ke-6
Indeks Responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
Nilai Indeks Kepuasan Pencari Keadilan diperoleh dari hasil konversi atas survei
kepuasan masyarakat yang dilakukan secara berkala terhadap pelayanan
pengadilan di Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A. Survei dilakukan
dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara
Pelayanan Publik dengan Nilai persepsi minimal 3,6 dengan nilai konversi interval
IKM Index harus ≥ 80.
Hasil survei...
Tabel 3.10
Indeks Kepuasan Pencari Keadilan
Tahun Jumlah
Responden Survei Target Realisasi Capaian
2016 150 80 % 77,04 % 96,3 %
2017 150 80 % 78,41 % 98,01 %
2018 212 82 % 91,69 % 111,81 %
Realisasi tahun 2018 adalah sebesar 91,69% dengan capaian 111,81 %
(Analisa tercapai atau tidak tercapai)
Sasaran 2
Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
23
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
2016 2017 2018
Tabel 3.11
Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
Indikator Kinerja Capaian
2016 2017 2018
Persentase salinan putusan yang dikirim kepada para
pihak 100 %
100 % 100 %
Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi 344,8 % 190,4 % 155,8 %
Persentase berkas perkara yang dimohonkan
Banding, Kasasi dan PK secara lengkap dan tepat
waktu
100 % 100 % 100%
Persentase putusan perkara yang menarik perhatian
masyarakat yang dapat diakses secara online dalam
waktu 1 hari setelah perkara diputus
100 % 100 % 100 %
Capaian Sasaran Peningkatan Efektivitas
Pengelolaan Penyelesaian Perkara 161,2% 122,6% 113,95%
Grafik 3.1
Capaian Sasaran Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara Tahun 2016-2018
Sasaran 2 Indikator ke 1
Persentase Salinan Putusan Yang Dikirim Kepada Para Pihak
Indikator ini dihitung dengan membandingkan jumlah salinan putusan yang dikirim
kepada para pihak dengan jumlah putusan.
24
Tabel 3.12
Persentase Salinan Putusan Yang Dikirim Kepada Para Pihak Tahun 2016-2018
Tahun Jumlah
Putusan
Salinan
Putusan
Yang Dikirim
Target Realisasi Capaian
2016 1586 1586 100 % 100 % 100 %
2017 1859 1859 100 % 100 % 100 %
2018 1681 1681 100 % 100 % 100 %
Jumlah putusan pada tahun 2018 adalah sebanyak 1681 perkara dan jumlah salinan
putusan yang dikirim kepada para pihak adalah sebanyak 1681 perkara, sehingga
realisasi dari indikator ini adalah sebesar 100 %, dengan capaian 100 %
(Analisa tercapai atau tidak tercapai)
Sasaran 2 Indikator ke 2
Persentase Perkara Yang Diselesaikan Melalui Mediasi
Indikator ini dihitung dengan membandingkan jumlah perkara yang diselesaikan
melalui mediasi dengan jumlah perkara yang dilakukan mediasi. Mediasi menurut
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk
memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator.
Berdasarkan Perma Nomor 1 Tahun 2016 semua sengketa perdata yang diajukan
ke pengadilan termasuk perkara perlawanan atas putusan verstek dan perlawanan
pihak berperkara maupun pihak ketiga terhadap pelaksanaan putusan yang telah
berkekuatan hukum tetap, wajib terlebih dahulu diupayakan penyelesaian melalui
Mediasi, kecuali:
1. sengketa yang pemeriksaannya di persidangan ditentukan tenggang waktu
penyelesaiannya meliputi antara lain:
a. sengketa yang diselesaikan melalui prosedur Pengadilan Niaga;
b. sengketa yang diselesaikan melalui prosedur Pengadilan Hubungan
Industrial;
c. keberatan atas putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha;
d. keberatan atas putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen;
25
e. permohonan pembatalan putusan arbitrase;
f. keberatan atas putusan Komisi Informasi;
g. penyelesaian perselisihan partai politik;
h. sengketa yang diselesaikan melalui tata cara gugatan sederhana; dan
i. sengketa lain yang pemeriksaannya di persidangan ditentukan tenggang
waktu penyelesaiannya dalam ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. sengketa yang pemeriksaannya dilakukan tanpa hadirnya penggugat atau
tergugat yang telah dipanggil secara patut;
3. gugatan balik (rekonvensi) dan masuknya pihak ketiga dalam suatu perkara
(intervensi);
4. sengketa mengenai pencegahan, penolakan, pembatalan dan pengesahan
perkawinan;
5. sengketa yang diajukan ke pengadilan setelah diupayakan penyelesaian di luar
pengadilan melalui mediasi dengan bantuan Mediator bersertifikat yang terdaftar
di pengadilan setempat tetapi dinyatakan tidak berhasil berdasarkan pernyataan
yang ditandatangani oleh para pihak dan Mediator bersertifikat
Tabel:3.13
Persentase Perkara Yang Diselesaikan Melalui Mediasi Tahun 2016-2018
Tahun
Perkara
Yang
Dilakukan
Mediasi
Perkara Yang
Diselesaikan
Melalui Mediasi
Target Realisasi Capaian
2016 116 20 5 % 17,24 % 344,8 %
2017 126 12 5 % 9,52 % 190,4 %
2018 154 12 5 % 7,79 % 155,8 %
Jumlah perkara yang dilakukan mediasi pada tahun 2018 adalah sebanyak 154
perkara dan jumlah perkara yang diselesaikan melalui mediasi adalah sebanyak 12
perkara, sehingga realisasi dari indikator ini adalah sebesar 7,79 %, dengan capaian
155,8%.
(Analisa tercapai atau tidak tercapai)
26
Sasaran 2 Indikator ke 3
Persentase Berkas Perkara Yang Dimohonkan Banding, Kasasi Dan PK Secara
Lengkap Dan Tepat Waktu
Indikator ini dihitung dengan membandingkan jumlah berkas perkara yang
dimohonkan banding, kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu dengan jumlah
perkara yang mengajukan banding, kasasi dan PK.
Berkas perkara yang disebut tepat waktu jika penyelesaian pengiriman berkas
banding ke Pengadilan Tinggi dalam waktu maksimal 30 hari (PERDATA) atau 14
hari (PIDANA), pengiriman berkas kasasi ke Mahkamah Agung dalam waktu
maksimal 65 hari dan pengiriman berkas peninjuan kembali ke Mahkamah Agung
dalam waktu maksimal 30 hari setelah Pemeriksaan Persidangan (PIDANA) atau 30
hari setelah Jawaban/tanggapan atas alasan PK (PERDATA).
Tabel 3.14
Persentase Berkas Perkara Yang Dimohonkan Banding, Kasasi Dan PK Secara Lengkap Dan
Tepat Waktu Tahun 2016-2018
Tahun
Berkas
Perkara
Yang
Dimohonkan
Banding,
Kasasi Dan
PK
Berkas
Perkara Yang
Dimohonkan
Banding,
Kasasi Dan
PK Secara
Lengkap Dan
Tepat Waktu
Target Realisasi Capaian
2016 158 158 100 % 100 % 100 %
2017 118 118 100 % 100 % 100 %
2018 151 151 100 % 100 % 100 %
Tahun 2018 jumlah perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan PK adalah
sebanyak 151 perkara dan berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan
PK secara lengkap dan tepat waktu adalah sebanyak 151 perkara, maka
realisasinya adalah sebesar 100 % dan capaiannya 100 %.
(Analisa tercapai atau tidak tercapai)
27
Sasaran 2 Indikator ke 4
Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat
diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus
Indikator ini dihitung dengan membandingkan putusan perkara yang menarik
perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah
putus dengan putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat.
Tabel 3.15
Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara
online dalam waktu 1 hari setelah perkara diputus
Tahun
Putusan
Perkara
Yang
Menarik
Perhatian
Masyarakat
Putusan Perkara Yang Menarik
Perhatian Masyarakat Yang
Dapat Diakses Secara Online
Dalam Waktu 1 Hari Setelah
Putus
Target Realisasi Capaian
2016 1 1 100 % 100 % 100 %
2017 1 1 100 % 100 % 100 %
2018 1 1 100 % 100 % 100 %
Tahun 2018 jumlah putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat adalah
sebanyak 1 perkara dan putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang
dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus adalah sebanyak 1
perkara, maka realisasinya adalah sebesar 100 % dan capaiannya 100 %.
(Analisa tercapai atau tidak tercapai)
Sasaran 3
Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin Dan Terpinggirkan
Pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian sasaran kinerja ini berdasarkan pada
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 tahun 2014.
Ruang lingkup layanan hukum bagi masyarakat tidak mampu di pengadilan, terdiri
dari:
a. Layanan Pembebasan Biaya Perkara;
b. Penyelenggaraan Sidang diluar Gedung Pengadilan Negeri; dan
c. Penyediaan Posbakum Pengadilan Negeri.
28
0102030405060708090
100
2016 2017 2018
Tabel 3.16
Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin Dan Terpinggirkan
Indikator Kinerja Capaian
2016 2017 2018
Persentase perkara prodeo yang diselesaikan 100% 100% 100%
Persentase perkara yang diselesaikan di luar gedung
pengadilan 100% 100% 100%
Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang
mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum) 100% 100% 100%
Capaian sasaran Meningkatnya Akses Peradilan Bagi
Masyarakat Miskin Dan Terpinggirkan 100% 100% 100%
Grafik 3.2
Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin Dan Terpinggirkan Tahun 2016-2018
Sasaran 3 Indikator ke 1
Persentase Perkara Prodeo Yang Diselesaikan
Indikator ini dihitung dengan membandingkan jumlah perkara prodeo yang
diselesaikan dengan jumlah perkara prodeo.
Setiap orang atau sekelompok orang yang tidak mampu secara ekonomi dapat
mengajukan permohonan pembebasan biaya perkara, yang dibuktikan dengan:
Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang dikeluarkan oleh Kepala
Desa/Lurah/Kepala wilayah setempat yang menyatakan bahwa benar yang
bersangkutan tidak mampu membayar biaya perkara; atau Surat Keterangan
Tunjangan Sosial lainnya seperti Kartu
29
Keluarga Miskin (KKM), Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Kartu
Beras Miskin (Raskin), Kartu Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Bantuan
Langsung Tunai (BLT), Kartu Perlindungan Sosial (KPS), atau dokumen lainnya
yang berkaitan dengan daftar penduduk miskin dalam basis data terpadu pemerintah
atau yang dikeluarkan oleh instansi lain yang berwenang untuk memberikan
keterangan tidak mampu.
Layanan pembebasan biaya perkara diberikan sepanjang ketersediaan anggaran di
Pengadilan dan berlaku pada tingkat pertama, tingkat banding, tingkat kasasi,
peninjauan kembali, eksekusi, dan sidang di luar gedung Pengadilan serta
Posbakum Pengadilan;
Tabel 3.17
Persentase Perkara Prodeo Yang Diselesaikan
Tahun
Jumlah
Perkara
Prodeo
Jumlah Perkara Prodeo Yang
Diselesaikan Target Realisasi Capaian
2016 2 2 100 % 100 % 100 %
2017 1 1 100 % 100 % 100 %
2018 0 0 0% 0 % 0 %
Tahun 2018 jumlah perkara prodeo sebanyak 0 perkara dan yang diselesaikan
adalah sebanyak 0 perkara, maka realisasinya adalah sebesar 0 % dan capaiannya
0 %.
(Analisa tercapai atau tidak tercapai)
Sasaran 3 Indikator ke 2
Persentase Perkara Yang Diselesaikan Di Luar Gedung Pengadilan
Indikator ini dihitung dengan membandingkan jumlah perkara yang diselesaikan di
luar gedung pengadilan dengan jumlah perkara yang seharusnya diselesaikan di
luar gedung pengadilan.
Layanan sidang di luar gedung pengadilan diselenggarakan untuk perkara yang
pembuktiannya mudah atau bersifat sederhana dan bertujuan untuk mempermudah
masyarakat pencari keadilan yang kesulitan menjangkau kantor pengadilan karena
hambatan biaya, fisik atau geografis.
30
Tabel 3.18
Perkara yang diselesaikan di luar gedung
Tahun
Jumlah Perkara Yang
Seharusnya
Diselesaikan Di Luar
Gedung Pengadilan
Jumlah Perkara Yang
Diselesaikan Di Luar
Gedung Pengadilan
Target Realisasi Capaian
2016 587 587 100 % 100 % 100 %
2017 634 634 100 % 100 % 100 %
2018 399 399 100 % 100 % 100 %
Tahun 2018 jumlah perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan sebanyak
399 perkara dan yang diselesaikan adalah sebanyak 399 perkara, maka realisasinya
adalah sebesar 100 % dan capaiannya 100 %.
(Analisa tercapai atau tidak tercapai)
Sasaran 3 Indikator ke 3
Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu Yang Mendapat Layanan
Bantuan Hukum (Posbakum)
Indikator ini dihitung dengan membandingkan jumlah pencari keadilan golongan
tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum dengan jumlah pencari keadilan
golongan tertentu.
Penerima layanan posbakum adalah kelompok masyarakat yang tidak mampu
secara ekonomi dan/atau tidak memiliki akses pada informasi dan konsultasi hukum
yang memerlukan layanan berupa pemberian informasi, konsultasi, advis hukum dan
bantuan pembuatan dokumen hukum yang dibutuhkan.
Tabel 3.19
Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu Yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum
(Posbakum)
Tahun
Jumlah Pencari
Keadilan
Golongan
Tertentu
Jumlah Pencari Keadilan
Golongan Tertentu Yang
Mendapat Layanan
Bantuan Hukum
Target Realisasi Capaian
2016 98 98 100 % 100 % 100 %
2017 260 260 100 % 100 % 100 %
31
0102030405060708090
100
2016 2017 2018
2018 224 224 100 % 100 % 100 %
Tahun 2018 jumlah pencari keadilan golongan tertentu sebanyak 224 perkara dan
yang mendapat layanan bantuan hukum adalah sebanyak 224 perkara, maka
realisasinya adalah sebesar 100 % dan capaiannya 100 %.
(Analisa tercapai atau tidak tercapai)
Sasaran 4
Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
Tabel 3.20
Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
Indikator Kinerja Capaian
2016 2017 2018
Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti
(dieksekusi)
100 % 100 % 100 %
Grafik:3.3
Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan PengadilanTahun 2016-2018
Sasaran 5
Sasaran ini dibuat untuk didapatnya kualitas pengawasan yang baik.
Pengawasan diperlukan agar semuanya dapat berjalan sesuai dengan peraturan
dan Standar Operational Prosedur yang berlaku. Sasaran ini dapat diukur dengan 2
(dua) Indikator utama yaitu Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti
32
dan Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. Berikut
tabel capaian dari sasaran ini :
Tabel 3.21
Meningkatnya kualitas pengawasan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
a. Jumlah pengawasan biaya perkara 100 % 100 % 100 %
b. Jumlah pengawasan keuangan Dipa 100 % 100 % 100 %
c. Jumlah pengawasan administrasi umum 100 % 100 % 100 %
Dalam rangka meningkatkan fungsi Pengawasan Internal, Pengadilan Negeri Bale
Bandung Kelas 1A telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menerbitkan Surat Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas
1A tentang penunjukan Hakim Pengawas Bidang yang disesuaikan dengan
kebutuhan yakni dengan menambah beberapa bidang pengawasan agar
pengawasan yang dilakukan lebih efektif dan terarah.
b. Secara Rutin telah dilaksanakan rapat bulanan yang membahas antara lain:
1) Monitoring dan Evaluasi kinerja dan penyampaian hasil temuan dari
masing-masing hakim pengawas bidang disertai rekomendasi dan tindak
lanjut.
2) Mengumumkan bila ada peraturan, kebijakan baru serta informasi penting
baik yang berasal dari Pimpinan Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi
ataupun yang berasal dari instansi lain yang perlu disampaikan kepada
seluruh hakim dan pegawai Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A
3) Laporan minutasi perkara termasuk pengecekan pelaksanaan Sistem
Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) dan Direktori putusan
c. Secara berkala dilakukan rapat Khusus Hakim, Pejabat Struktral, Panitera
Pengganti serta rapat khusus Jurusita/Jurusita Pengganti dan Honorer untuk
membahas permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing bagian dalam
pelaksanaan tugas Pokok dan Fungsinya serta mencari solusi
pemecahannya.
d. Secara berkala melakukan pemeriksaan/peninjauan langsung tentang
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian apakah dalam
pelaksanaanya sudah sesuai SOP.
33
e. Pengawasan kedisiplinan. Setiap hari dilakukan pengecekan rutin terhadap
absensi Hakim dan Pegawai. Pimpinan akan memberikan teguran secara
lisan kepada para Hakim dan Pegawai yang melanggar ketentuan jam kerja.
Hasil rekap absensi setiap bulan diawasi dan dinilai oleh pimpinan dalam hal
ini oleh Wakil Ketua Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A selaku
Koordinator Pengawasan dan oleh Panitera/Sekretaris.
f. Secara rutin dan berkala dilakukan pemeriksaan uang kas bendahara
pengeluaran, serta pembukuan dan penatalaksanaan arsipnya.
Berdasarkan data di buku pengaduan, tidak terdapat Pengaduan yang masuk
ke buku register pengaduan Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A.
Keseluruhan dari Pengaduan tersebut telah ditindaklanjuti dengan melakukan
klarifikasi kepada terlapor yang kemudian memberikan balasan/penjelasan kepada
para pelapor. Dengan demikian realisasi dari persentase pengaduan masyarakat
yang ditindaklanjuti ditahun 2018 ini mencapai 100% yang berarti capaian terhadap
target mencapai 100%
Selama tahun 2018, Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A mendapatkan
pembinaan dari
• Pengawasan dan Pembinaan dari Pengadilan Tinggi Jawa Barat.
• Pengawasan dan Pembinaan Dirjen Badilum Mahakamah Agung RI.
• Pengawasan dan Pembinaan dari Badan Pengawasan Mahkamah Agung RI
Sasaran 6
Peningkatan Transparansi Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM),
Keuangan dan Aset di Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A merupakan
sasaran strategis untuk mewujudkan visi dan misi yang tercantum pada Renstra
Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A 2015-2019, direalisasikan melalui
Program Dukungan Manajamen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah
Agung dan Program Pengadaan Sarana dan Prasarana di Lingkungan Mahkamah
Agung.
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran ini
meliputi 3 (tiga) indikator. Pencapaian target indikator kinerja atas sasaran strategi
ini dapat digambarkan pada tabel berikut :
34
Tabel 3.22
Meningkatnya kualitas SDM
Sasaran
Strategis
Indikator Target Realisasi Capaian
Meningkatnya
kualitas SDM
a. Jumlah SDM yang
mengikuti diklat
administrasi Umum
100% 80% 80%
b. Jumlah SDM yang
mengikuti diklat teknis
100% 100% 100%
1. Indikator Kinerja persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial yang
ditargetkan 100% telah tercapai 100%.
Tabel 3.23
Pegawai yang mengikuti diklat teknis yudisial
No Nama Jenis Diklat
1. Firza Andriansyah, SH., MH. Loka Karya Tindak Pidana Perpajakan
2. Raden Zaenal Arief, SH.,MH. Loka Karya Tindak Pidana Perpajakan
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada tahun 2018 jumlah ada 2 (dua)
diklat teknis yang diikuti oleh Pegawai Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A ,
sedangkan jumlah yang lulus sebanyak 2 orang, jadi pencapaiannya : 2 / 2 x 100% =
100 %.
2. Indikator Kinerja persentase pegawai yang lulus diklat non teknis yudisial yang
ditargetkan 100% telah tercapai 80%.
Tabel 3.24
Pegawai yang mengikuti diklat non teknis yudisial
No Nama Jenis Diklat
1. Wisnu Giri Prasetyo, SH. Diklat Kepemimpinan Tk.III Angkatan XI
2. Nana Rusmana Diklat Kepemimpinan Tk.III
3. Mamok Andri Senubekti,
S.Kom.,M.Kom.
Diklat Kepemimpinan Tk.IV Angkatan
XIX
4. Triesna Juniar Fatriawan, SH. Diklat Kepemimpinan Tk.IV Angkatan
XIX
5. Syarifudin, SE. Diklat Sertifikasi Bendahara Penerimaan
Angkatan I Tahun 2018
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada tahun 2018 jumlah ada 5 (lima)
35
diklat teknis yang diikuti oleh Pegawai Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A ,
sedangkan jumlah yang lulus sebanyak 4 orang, jadi pencapaiannya : 4 / 5 x 100% =
80 %.
B. REALISASI ANGGARAN
Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A memiliki 2 DIPA (Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran) yakni DIPA 01 (Badan Urusan Administrasi Mahkamah
Agung RI) dengan Nomor DIPA : SP DIPA-005.1.2.400483/2018 dengan Pagu
sebesar Rp. 15.359.128.000,- dan DIPA 03 (Direktorat Jenderal Badan Peradilan
Umum) dengan Nomor DIPA : DIPA-005.3.2.400484/2018 dengan PAGU sebesar
Rp.556.020.000,-
Tabel 3.25
Realisasi Anggaran Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
NO
DIPA
Jenis
Belanja
Pagu
Realisasi
s/d 31-12-
2018
%
Sisa
anggaran
s/d 31-
12-2018
%
1 Dipa 01
BUA
Belanja
Barang Non
Operasional
94.833.000 66.207.768 69,82 28.625.232 30,18
Belanja
Pegawai
13.625.332.000 13.188.888.207 96,80 436.443.793 3,2
Belanja
Barang
Operasional
1.157.463.000 1.078.362.200 93,17 79.100.800 6,83
Belanja
Modal
481.500.000 480.746.488 99,84 753.512 0,16
2 Dipa 03
Badilum
Belanja
Barang Non
Operasional
556.020.000 505.658.950 90,94 50.361.050 9,06
1. Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berhasil disetorkan ke
kas negara untuk DIPA BUA sampai dengan 31 Desember 2018 adalah Rp.
29.623.093 Yang berasal dari Pendapatan sewa tanah gedung dan
bangunan, pendapatan penyelesaian ganti kerugian negara terhadap
bendahara, pendapatan denda penyelesaian pekerjaan pemerintah.
36
2. Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berhasil disetorkan ke
kas negara untuk DIPA Badilum sampai dengan 31 Desember 2018 adalah
Rp. 67.580.200 Yang berasal dari Pendapatan ongkos perkara, pendapatan
kejaksaan dan peradilan lainnya.
Berikut PAGU dan Realisasi Anggaran DIPA 01 dan 03 Pada Pengadilan
Negeri Bale Bandung kelas 1A Tahun Anggaran 2018
37
Tabel 3.26
PAGU dan Realisasi Anggaran DIPA 01
Rp. % Rp. %
005.01.0200.400483 PENGADILAN NEGERI BALE BANDUNG 15.359.128.000,00 14.814.204.663,00 96,45 544.923.337,00 3,55
BELANJA BARANG NON OPERASIONAL 94.833.000,00 66.207.768,00 69,82 28.625.232,00 30,18
005.01.01 Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah
Agung
14.877.628.000,00 14.333.458.175,00 96,34 544.169.825,00 3,66
005.01.01.1066.001 Layanan Dukungan Manajemen Pengadilan 94.833.000,00 66.207.768,00 69,82 28.625.232,00 30,18
005.01.01.1066.001.051 Layanan Dukungan Manajemen Satker Daerah
dan Satker Baru (Non operasional)
94.833.000,00 66.207.768,00 69,82 28.625.232,00 30,18
005.01.01.1066.001.051. A PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH
JABATAN
005.01.01.1066.001.051. A.522191 Beban Jasa Lainnya 4.000.000,00 800.000,00 20,00 3.200.000,00 80,00
005.01.01.1066.001.051. B KOORDINASI
005.01.01.1066.001.051. B.521211 Beban Bahan 15.793.000,00 6.185.400,00 39,17 9.607.600,00 60,83
005.01.01.1066.001.051. C KONSULTASI
005.01.01.1066.001.051. C.524111 Beban Perjalanan Biasa 69.020.000,00 53.202.368,00 77,08 15.817.632,00 22,92
005.01.01.1066.001.051. G PERJADIN KE KANWIL DAN KPPN
005.01.01.1066.001.051. G.524111 Beban Perjalanan Biasa 6.020.000,00 6.020.000,00 100,00 0,00 0,00
BELANJA PEGAWAI 13.625.332.000,00 13.188.888.207,00 96,80 436.443.793,00 3,20
005.01.01.1066.994 Layanan Perkantoran 14.782.795.000,00 14.267.250.407,00 96,51 515.544.593,00 3,49
005.01.01.1066.994.001 Gaji dan Tunjangan 13.625.332.000,00 13.188.888.207,00 96,80 436.443.793,00 3,20
005.01.01.1066.994.001. A Pembayaran Gaji dan Tunjangan
005.01.01.1066.994.001. A.511111 Beban Gaji Pokok PNS 4.645.730.000,00 4.548.347.500,00 97,90 97.382.500,00 2,10
005.01.01.1066.994.001. A.511119 Beban Pembulatan Gaji PNS 70.000,00 58.957,00 84,22 11.043,00 15,78
005.01.01.1066.994.001. A.511121 Beban Tunj. Suami/Istri PNS 391.062.000,00 364.567.340,00 93,22 26.494.660,00 6,78
005.01.01.1066.994.001. A.511122 Beban Tunj. Anak PNS 109.949.000,00 95.527.066,00 86,88 14.421.934,00 13,12
005.01.01.1066.994.001. A.511123 Beban Tunj. Struktural PNS 57.440.000,00 40.320.000,00 70,19 17.120.000,00 29,81
005.01.01.1066.994.001. A.511124 Beban Tunj. Fungsional PNS 6.410.185.000,00 6.325.390.000,00 98,68 84.795.000,00 1,32
005.01.01.1066.994.001. A.511125 Beban Tunj. PPh PNS 921.833.000,00 829.558.664,00 89,99 92.274.336,00 10,01
005.01.01.1066.994.001. A.511126 Beban Tunj. Beras PNS 260.933.000,00 217.549.680,00 83,37 43.383.320,00 16,63
005.01.01.1066.994.001. A.511129 Beban Uang Makan PNS 799.920.000,00 742.784.000,00 92,86 57.136.000,00 7,14
005.01.01.1066.994.001. A.511151 Beban Tunjangan Umum PNS 28.210.000,00 24.785.000,00 87,86 3.425.000,00 12,14
BELANJA BARANG OPERASIONAL 1.157.463.000,00 1.078.362.200,00 93,17 79.100.800,00 6,83
005.01.01.1066.994.002 Operasional dan Pemeliharaan Kantor 1.157.463.000,00 1.078.362.200,00 93,17 79.100.800,00 6,83
005.01.01.1066.994.002. A KEBUTUHAN SEHARI-HARI PERKANTORAN
005.01.01.1066.994.002. A.521111 Beban Keperluan Perkantoran 262.884.000,00 262.884.000,00 100,00 0,00 0,00
005.01.01.1066.994.002. A.521811 152.000.000,00 151.875.600,00 99,92 124.400,00 0,08
005.01.01.1066.994.002. B LANGGANAN DAYA DAN JASA
005.01.01.1066.994.002. B.521111 Beban Keperluan Perkantoran 63.842.000,00 57.601.212,00 90,22 6.240.788,00 9,78
005.01.01.1066.994.002. B.521114 Beban Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat 7.500.000,00 829.000,00 11,05 6.671.000,00 88,95
005.01.01.1066.994.002. B.522111 Beban Langganan Listrik 122.400.000,00 112.333.695,00 91,78 10.066.305,00 8,22
005.01.01.1066.994.002. B.522112 Beban Langganan Telepon 9.000.000,00 1.784.723,00 19,83 7.215.277,00 80,17
005.01.01.1066.994.002. C PEMELIHARAAN KANTOR
005.01.01.1066.994.002. C.523111 Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 191.602.000,00 191.557.500,00 99,98 44.500,00 0,02
005.01.01.1066.994.002. C.523119 Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
Lainnya
49.000.000,00 22.874.500,00 46,68 26.125.500,00 53,32
005.01.01.1066.994.002. C.523121 Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 193.520.000,00 180.406.970,00 93,22 13.113.030,00 6,78
005.01.01.1066.994.002. D PEMBAYARAN TERKAIT PELAKSANAAN
OPERASIONAL KANTOR
005.01.01.1066.994.002. D.521115 Beban Honor Operasional Satuan Kerja 66.840.000,00 65.340.000,00 97,76 1.500.000,00 2,24
005.01.01.1066.994.002. D.521119 Beban Barang Operasional Lainnya 38.875.000,00 30.875.000,00 79,42 8.000.000,00 20,58
BELANJA MODAL 481.500.000,00 480.746.488,00 99,84 753.512,00 0,16
005.01.02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur Mahkamah Agung
481.500.000,00 480.746.488,00 99,84 753.512,00 0,16
005.01.02.1071.951 Layanan Internal (Overhead) 481.500.000,00 480.746.488,00 99,84 753.512,00 0,16
005.01.02.1071.951.051 Pembangunan/Renovasi Gedung dan
Bangunan
50.000.000,00 49.576.450,00 99,15 423.550,00 0,85
005.01.02.1071.951.051. E Jaringan Instalasi
005.01.02.1071.951.051. E.533121 50.000.000,00 49.576.450,00 99,15 423.550,00 0,85
005.01.02.1071.951.052 Pengadaan Peralatan Fasilitas Kantor 144.000.000,00 143.670.038,00 99,77 329.962,00 0,23
005.01.02.1071.951.052. A Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
005.01.02.1071.951.052. A.532111 144.000.000,00 143.670.038,00 99,77 329.962,00 0,23
005.01.02.1071.951.053 Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan
Komunikasi
287.500.000,00 287.500.000,00 100,00 0,00 0,00
005.01.02.1071.951.053. B Sarana Prasarana Pendukung SIPP
005.01.02.1071.951.053. B.532111 287.500.000,00 287.500.000,00 100,00 0,00 0,00
NO Kode Satker. Program. Keg. Output.
Kode Akun
Uraian Pagu DIPA Realisasi Sisa dana
38
Tabel 3.27
PAGU dan Realisasi Anggaran DIPA 03
Rp. % Rp. %
005.03.0200.400484 PENGADILAN NEGERI BALE BANDUNG 556.020.000,00 505.658.950,00 90,94 50.361.050,00 9,06
BELANJA BARANG NON OPERASIONAL 556.020.000,00 505.658.950,00 90,94 50.361.050,00 9,06
1 005.03.07 Program Peningkatan Manajemen Peradilan
Umum
556.020.000,00 505.658.950,00 90,94 50.361.050,00 9,06
005.03.07.1049 Peningkatan Manajemen Peradilan Umum 556.020.000,00 505.658.950,00 90,94 50.361.050,00 9,06
005.03.07.1049.003 Pos Bantuan Hukum 38.400.000,00 38.400.000,00 100,00 0,00 0,00
005.03.07.1049.003.051 Pos Bantuan Hukum 38.400.000,00 38.400.000,00 100,00 0,00 0,00
005.03.07.1049.003.051. A tanpa sub komponen
005.03.07.1049.003.051. A.522131 Beban Jasa Konsultan 38.400.000,00 38.400.000,00 100,00 0,00 0,00
005.03.07.1049.005 Perkara Peradilan Umum yang diselesaikan
ditingkat pertama dan banding yang tepat
waktu
516.040.000,00 467.258.950,00 90,55 48.781.050,00 9,45
005.03.07.1049.005.051 PENDAFTARAN BERKAS PERKARA 175.750.000,00 172.576.700,00 98,19 3.173.300,00 1,81
005.03.07.1049.005.051. A tanpa sub komponen
005.03.07.1049.005.051. A.521211 Beban Bahan 4.750.000,00 1.602.650,00 33,74 3.147.350,00 66,26
005.03.07.1049.005.051. A.521811 171.000.000,00 170.974.050,00 99,98 25.950,00 0,02
005.03.07.1049.005.052 PEMERIKSAAN DISIDANG PENGADILAN 307.370.000,00 290.889.750,00 94,64 16.480.250,00 5,36
005.03.07.1049.005.052. A tanpa sub komponen
005.03.07.1049.005.052. A.521211 Beban Bahan 306.600.000,00 290.889.750,00 94,88 15.710.250,00 5,12
005.03.07.1049.005.052. A.524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 770.000,00 0,00 0,00 770.000,00 100,00
005.03.07.1049.005.053 MINUTASI 5.020.000,00 0,00 0,00 5.020.000,00 100,00
005.03.07.1049.005.053. A tanpa sub komponen
005.03.07.1049.005.053. A.521211 Beban Bahan 5.020.000,00 0,00 0,00 5.020.000,00 100,00
005.03.07.1049.005.054 PENGIRIMAN SALINAN PUTUSAN KEPADA JPU
DAN TERDAKWA
3.000.000,00 40.000,00 1,33 2.960.000,00 98,67
005.03.07.1049.005.054. A tanpa sub komponen
005.03.07.1049.005.054. A.524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 3.000.000,00 40.000,00 1,33 2.960.000,00 98,67
005.03.07.1049.005.055 PENGIRIMAN SURAT PENAHANAN DAN
PERPANJANGAN PENAHANAN
10.000.000,00 1.920.000,00 19,20 8.080.000,00 80,80
005.03.07.1049.005.055. A tanpa sub komponen
005.03.07.1049.005.055. A.524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 10.000.000,00 1.920.000,00 19,20 8.080.000,00 80,80
005.03.07.1049.005.056 PENANGANAN PERKARA BANDING DI
PENGADILAN TINGKAT PERTAMA
11.300.000,00 1.142.000,00 10,11 10.158.000,00 89,89
005.03.07.1049.005.056. A tanpa sub komponen
005.03.07.1049.005.056. A.521114 Beban Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat 3.300.000,00 692.000,00 20,97 2.608.000,00 79,03
005.03.07.1049.005.056. A.524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 8.000.000,00 450.000,00 5,63 7.550.000,00 94,38
005.03.07.1049.005.057 PENANGANAN PERKARA KASASI DAN
PENINJAUAN KEMBALI DI PENGADILAN
TINGKAT PERTAMA
3.600.000,00 690.500,00 19,18 2.909.500,00 80,82
005.03.07.1049.005.057. A tanpa sub komponen
005.03.07.1049.005.057. A.521114 Beban Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat 1.200.000,00 590.500,00 49,21 609.500,00 50,79
005.03.07.1049.005.057. A.524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 2.400.000,00 100.000,00 4,17 2.300.000,00 95,83
005.03.07.1049.006 Perkara Peradilan Umum yang diselesaikan
melalui Pembebasan biaya perkara
1.580.000,00 0,00 0,00 1.580.000,00 100,00
005.03.07.1049.006.051 BIAYA PERKARA 1.080.000,00 0,00 0,00 1.080.000,00 100,00
005.03.07.1049.006.051. A tanpa sub komponen
005.03.07.1049.006.051. A.521211 Beban Bahan 140.000,00 0,00 0,00 140.000,00 100,00
005.03.07.1049.006.051. A.521811 140.000,00 0,00 0,00 140.000,00 100,00
005.03.07.1049.006.051. A.522151 Beban Jasa Profesi 600.000,00 0,00 0,00 600.000,00 100,00
005.03.07.1049.006.051. A.524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 200.000,00 0,00 0,00 200.000,00 100,00
005.03.07.1049.006.052 BIAYA EKSEKUSI 500.000,00 0,00 0,00 500.000,00 100,00
005.03.07.1049.006.052. A tanpa sub komponen
005.03.07.1049.006.052. A.521219 Beban Barang Non Operasional Lainnya 500.000,00 0,00 0,00 500.000,00 100,00
NO Kode Satker. Program. Keg. Output.
Kode Akun
Uraian Pagu DIPA Realisasi Sisa dana
39
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjlP) dari Pengadilan Negeri Bale
Bandung Kelas 1A merupakan suatu perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas
dari lembaga Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A, kerena pada (LKjlP)
digambarkan capaian kinerja (Performance Result) Kantor Pengadilan Negeri
Bale Bandung Kelas 1A selama tahun 2018.
Pencapaian kinerja Pengadilan Negeri tahun 2018 merupakan pencapaian
atas target kinerja dari Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Negeri Bale
Bandung Kelas 1A tahun 2015-2019 yang di telah dilakukan reviu.
Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas
1A tahun 2018, dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian
indikator kinerja yang telah ditetapkan selama tahun 2018 dan pelaksanaan tugas
pada Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A yang sudah terlaksana dengan
baik dan sebagaimana mestinya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek yang
telah dilaksanakan berkaitan dengan pengelolaan administrasi perkara,
administrasi umum, dan dalam hal pembinaan dan pengawasan. Capaian kinerja
pada tahun 2018 secara keseluruhan tingkat capaian kinerja Pengadilan Negeri
Bale Bandung Kelas 1A adalah sebesar 116,22 %.
Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A pada tahun 2018 berupaya
meningkatkan pengembangan Teknologi Informasi untuk mengimplementasikan
keterbukaan informasi publik di Pengadilan. Secara bertahap informasi yang
disajikan kepada masyarakat semakin lengkap mencakup putusan pengadilan.
Penyajian informasi yang menggunakan medium website dan Sistem Informasi
Penelusuran Perkara yang dikembangkan oleh Mahkamah Agung RI yang dikenal
dengan nama Sistem Informasi Penulusuran Perkara (SIPP) versi 3.2.0-5.
Keterbukaan informasi pengadilan ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi
dan akuntabilitas publik lembaga peradilan.
Dengan menganalisa kinerja Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A
tahun 2018 maka diharapkan adanya suatu langkah nyata untuk meningkatkan
40
kualitas kinerja Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A sebagai Institusi
pelayan keadilan yang berwibawa, mandiri dan hasil putusannya lebih
mencerminkan rasa keadilan.
Meningkatnya kualitas kinerja Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A
akan terlaksana apabila unit-unit dan komponen pendukungnya saling mengisi
dan bekerjasama dengan baik, serta melaksanakan pekerjaan dengan lebih
terprogram dan terencana dengan baik.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjlP) tahun 2018 ini diharapkan
dapat menjadi salah satu sumbangan penting dalam penyusunan dan
implementasi: Rencana Kerja (Operational Plan), Rencana Kinerja (Performance
Plan), Rencana Anggaran (Financial Plan), dan Rencana Strategis (Strategic
Plan) pada masa-masa mendatang.
B. Saran
Dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan, tentunya terdapat juga
pembelajaran yang berharga bagi pelaksananya. Hal tersebut juga menjadi
bagian yang diharapkan oleh semua pihak agar di tahun-tahun berikutnya terus
tercipta perbaikan-perbaikan dalam rangka pencapaian misi dan visi Pengadilan
Negeri Bale Bandung Kelas 1A. Beberapa saran dengan harapan agar
pencapaian kinerja dapat lebih baik dimasa yang akan datang adalah sebagai
berikut :
1. Perlu peningkatan komitmen bersama untuk menerapkan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), sebagai instrument
control yang objektif dan transparan dalam merencanakan, menetapkan
dan mengukur kinerja Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A sesuai
dengan core bussines dari tugas fungsinya dan keterampilan Sumber Daya
Manusianya untuk peningkatan penyelesaian perkara yang diterima oleh
Pengadilan Negeri Bale Bandung Kela 1A.
2. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjlP) sebagai akhir dari SAKIP dapat
dioptimalisasi pemanfaatan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjlP)
sebagai alat evaluasi kinerja bagi masing-masing unit baik Hakim, Panitera,
unit kepaniteraan, Kesekretariatan dan Jurusita di Pengadilan Negeri Bale
Bandung Kelas 1A.
41
3. Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A harus dapat lebih
mengoptimalkan penerapan SAKIP mulai dari penyusunan Renstra,
Rencana Kinerja Tahunan, Penganggaran, Penetapan Kinerja dan (LKjlP)
itu sendiri.
4. Pemanfaatan anggaran untuk tahun mendatang, mengacu kepada
pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan Strategis
Tahun 2015-2019.
5. Capaian sasaran dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjlP) Tahun
2018 ini sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan guna
meningkatkan kinerja Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas 1A dimasa
yang akan datang.
6. Dalam tahun mendatang akan dipersiapkan pengumpulan dan pengukuran
data kinerja sehingga indikator keberhasilan yang diperoleh dapat
menggambarkan kondisi nyata yang diharapkan masyarakat.
7. Agar implementasi SAKIP benar-benar efektif perlu segera direalisasikan
sinergitas antara laporan kinerja dan laporan keuangan sebagai satu
kesatuan, sehingga kinerja yang dibiayai oleh DIPA benar-benar terukur,
bermanfaat dan akuntabel.
42
LAMPIRAN
1. SK TIM PENYUSUN LKJIP
43
44
45
2. STRUKTUR ORGANISASI
1
3. REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA PENJELASAN PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA
1
Meningkatnya penyelesaian perkara
a. Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian
Jumlah perkara mediasi yang menjadi akta perdamaian x
100%
Hakim Mediasi Laporan Bulanan &
Jumlah sisa perkara yang di mediasi Panitera Laporan Tahunan
b. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
- Perdata Jumlah sisaperkara yang diselesaikan x 100% Majelis Hakim
dan Laporan Bulanan &
- Pidana Jumlah sisaperkara yang harus diselesaikan Panitera Laporan Tahunan
c. Persentase perkara yang diselesaikan
- Perdata Jumlah sisaperkara yang diselesaikan x 100% Majelis Hakim
dan Laporan Bulanan &
- Pidana Jumlah perkara yang akan diselesaikan (saldo awal dan perkara yang masuk)
Panitera Laporan Tahunan
d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan
Jumlah perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maks 5 bulan x Jumlah perkara yang harus diselesaikan dalam waktu maksimal 5
bulan (diluar sisa perkara)
100% Majelis Hakim dan Panitera
Laporan Bulanan & Laporan Tahunan
2
e. Persentase perkara yang di selesaikan dalam jangka waktu lebih dari 5 bulan
Jumlah perkara yang diselesaikan lebih dari 5 bulan x Jumlah perkara yang diselesaikan dalam waktu kurang dari 5 bulan
100% Majelis Hakim dan Panitera
Laporan Bulanan & Laporan Tahunan
2 Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum :
Jumlah putusan yang tidak mengajukan upaya hukum x Jumlah putusan
100% Majelis Hakim Laporan Bulanan & Laporan Tahunan
- Banding
- Kasasi
- Peninjauan Kembali
3 Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara
a. Persentase berkas yang diajukan Kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap
Jumlah berkas perkara yang diajukan Kasasi dan PK yang lengkap x Jumlah berkas yang diajukan Kasasi
100% Panitera Laporan Bulanan & Laporan Tahunan
Catatan : Lengkap = Terdiri dari bundel A dan B
b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke majelis
Jumlah berkas perkara yang di distribusikan ke majelis x jumlah berkas perkara yang diterima
100% Panitera Laporan Bulanan & Laporan Tahunan
c. Persentase penyampaian pemberitahuan relas putusan tepat waktu, tempat
Jumlah relas putusan yang disampaikan ke para pihak tepat waktu x Jumlah putusan
100% Panitera dan Jurusita
Laporan Bulanan & Laporan Tahunan
3
dan para pihak
d. Presentase peniytaan tepat waktu dan tempat
Jumlah pelaksanaan penyitaan tepat waktu dan tempat x Jumlah permohonan penyitaan
100% Panitera dan Jurusita
Laporan Bulanan & Laporan Tahunan
e. Rasio Majelis Hakim terhadap perkara
Perbandingan jumlah majelis hakim dengan jumlah perkara Majelis Hakim dan Panitera
Laporan Bulanan & Laporan Tahunan
4 Peningkatan eksebilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)
a. Presentase perkara prodeo yang diselesaikan
Jumlah perkara prodeo diselesaikan x Jumlah perkara prodeo
100% Majelis Hakim dan Panitera
Laporan Bulanan & Laporan Tahunan
b. Presentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara zitting plaat
Jumlah perkara yang diselesaikan dilokasi zitting plaatz x Jumlah perkara yang harus di selesaikansecara zitting plaatz
100% Majelis Hakim dan Panitera
Laporan Bulanan & Laporan Tahunan
b. Presentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat di akses secara online dalam waktu maksimal 1 hari kerja di putus
Jumlah amar putusan perkara yang di website x Jumlah putusan
100% Kepaniteraan/ Kesekretariatan
Laporan Bulanan & Laporan Tahunan
4
Catatan : Amar putusan yang di utamakan adalah atas perkara yang menarik perhatian masyarakat (publik)
5 Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Presentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang di tindaklanjuti
Jumlah permohonan eksekusi perkaraperdata yang ditindaklanjuti x Jumlah permohonan eksekusi perkaraperdata
100% Ketua Pengadilan Panitera
Laporan Bulanan & Laporan Tahunan
6 Meningkatnya kualitas pengawasan
a. Presentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti
Jumlah pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti x Jumlah pengaduan masyarakat
100% Ketua Pengadilan Panitera
Laporan Bulanan & Laporan Tahunan
b. Presentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklajuti
Jumlah temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti x Jumlah temuan hasil pemeriksaan eksternal
100% Ketua Pengadilan Panitera
Laporan Bulanan & Laporan Tahunan
5
4. REVIU RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
a. Persentase mediasi yang menjadi akta perdamaian 100% 100% 100% 100% 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan
- Pidana 98% 98% 98% 98% 98%
- Perdata 94% 94% 95% 95% 96%
c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam
jangka waktu maksimal :
- Pidana 100% 100% 100% 100% 100%
- Perdata 100% 100% 100% 100% 100%
d.100% 100% 100% 100% 100%
e.100% 100% 100% 100% 100%
95% 96% 96% 96% 96%
98% 98% 98% 98% 98%
99% 99% 99% 99% 99%
a.100% 100% 100% 100% 100%
b.100% 100% 100% 100% 100%
c.100% 100% 100% 100% 100%
d. 100% 100% 100% 100% 100%
e. 01:26 01:26 01:26 01:26 01:26
b.
100% 100% 100% 100% 100%
5
Meningkatnya
kepatuhan terhadap
putusan pengadilan
a.
100% 100% 100% 100% 100%
a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti100% 100% 100% 100% 100%
b.
100% 100% 100% 100% 100%
6Meningkatnya kualitas
pengawasan Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang
ditindaklanjuti
140.000.000 457.500.000
4
Peningkatan
aksesibilitas
masyarakat terhadap
peradilan (access to
justice )
a.
500.000.000 500.000.000
Presentase (amar) putusan perkara (yang menarik
perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara online
dalam waktu maksimal 1 hari kerja di putus
Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara
perdata yang berkekuatan hukum tetap yang
ditindaklanjuti
100% 100% 100%
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Aparatur
Mahkamah Agung
Pengadaan
Sarana dan
Prasarana
Aparatur
Mahkamah
Agung
40.000.000
Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
100% 100%
345.955.000 311.205.000 500.000.000 500.000.000
Presentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan
ke majelis
Presentase penyampaian pemberitahuan relas,
putusan tepat waktu, tempat dan para pihak
Presentase penyitaan tepat waktu dan tempat
Rasio Majelis Hakim terhadap perkara
365.995.000 3
Peningkatan
efektifitas pengelolaan
penyelesaian perkara
Persentase berkas yang diajukan Kasasi dan PK
yang disampaikan secara lengkap
Peningkatan
Manajemen
Peradilan Umum
Peningkatan
Manajemen
Peradilan Umum
15.197.523.000 14.908.465.000 16.700.000.000 16.700.000.000
Presentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu
5 bulan
Presentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu
lebih dari 5 bulan
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum :
- Banding
- Kasasi
- Peninjauan Kembali
1Meningkatnya
penyelesaian perkaraDukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
Mahkamah Agung
Pembinaan
Administrasi dan
Pengelolaan
Keuangan Badan
Urusan
Administrasi
16.652.413.000
2
Peningkatan
akseptabilitas putusan
Hakim
No.
Sasaran Strategi
Uraian IndikatorTarget
Program KegiatanMatriks Pendanaan (Rupiah)
1
5. RENCANA KINERJA TAHUN 2018
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA TARGET
1 Terwujudnya proses peradilan
yang pasti, transparan dan
akuntabel
a. Persentase produktifitas
memutus perkara
100%
b. Persentase penyelesaian
perkara tepat waktu
100%
c. Persentase penurunan sisa
perkara
100%
d. Persentase perkara yang
tidak mengajukan upaya
hukum
90%
2 Peningkatan efektifitas
pengelolaan penyelesaian
perkara
a. Persentase berkas perkara
yang diajukan pada Tingkat
pertama yang disampaikan
secara lengkap
100%
b. Persentase berkas perkara
yang diajukan banding
yang disampaikan secara
lengkap
100%
c. Persentase berkas perkara
yang diajukan kasasi yang
disampaikan secara
lengkap
100%
d. Persentase berkas perkara
yang diajukan PK yang
disampaikan secara
lengkap
100%
e. Persentase berkas yang
diregister dan siap
didistribusikan ke majelis
100%
f. Rasio majelis hakim
terhadap perkara
1:24
3 Meningkatkan akses peradilan
bagi masyarakat miskin dan
terpinggirkan serta akses
peradilan yang memiliki tingkat
keamanan rawan gangguan
a. Persentase perkara yang
diselesaikan melalui
pembebasan biaya /prodeo
100%
b. Persentase perkara yang
disidangkan melalui sidang
di luar gedung pengadilan
5%
c. Persentase laporan 90%
2
identitas hukum dari tingkat
pertama yang terpenuhi
4 Terwujudnya sistem manajemen
system informasi yang terintegrasi
dan menunjang system peradilan
yang sederhana, transparan dan
akuntabel
a. Persentase integrasi
informasi perkara secara
elektronik
100%
b. Persentase transparansi
kinerja peradilan dan
manajerial secara efektif
dan efisien (penguatan
regulasi)
100%
c. Persentase biaya perkara
yang terinformasikan dalam
aplikasi e-Skum
75%
d. Persentase administrasi
perkara yang terselesaikan
di PTSP
75%
e. Persentase sidang Tindak
Pidana Korupsi yang
terekam dalam ATR
75%
5 Terwujudnya pelaksanaan
pengawasan kinerja aparat
peradilan yang optimal secara
internal
a. Persentase pengaduan
yang seharusnya
ditindaklanjuti
100%
b. Persentase pengaduan
yang seharusnya tidak
ditindaklanjuti
100%
c. Persentase pemanfaatan
laporan bulanan dan buku
register perkara untuk
pemeriksaan baik oleh
badan pengawasan
maupun badan
pemeriksaan keuangan
(BPK)
100%
d. Persentase penurunan
pelanggaran kode etik oleh
aparat peradilan
90%
e. Persentase kegiatan
pengawasan bidang yang
dilakukan setiap bulan
90%
f. Persentase tindak lanjut 90%
3
atas temuan pengawasan
bidang
6 Terwujudnya transparansi
pengelolaan SDM lembaga
peradilan berdasarkan parameter
obyektif
a. Persentase jabatan yang
sudah memenuhi standar
kompetensi sesuai dengan
parameter obyektif
90%
b. Persentase hakim yang
telah memiliki sertifikasi
spesialisasi keahlian
90%
c. Persentase pegawai yang
telah mendapatkan
pengembangan
kompetensi
50%
d. Persentase Sumber Daya
Manusia yang promosi dan
mutasi berdasarkan
parameter obyektif
90%
e. Persentase kegiatan
pengembangan Sumber
Daya Manusia yang
bersifat teknis dan non
teknis
10%
f. Persentase penyelesaian
pembuatan gaji berkala
pegawai
100%
7 Meningkatnya pengelolaan
manajerial lembaga peradilan
secara akuntabel, efektif dan
efisien
a. Persentase terpenuhinya
kebutuhan standar sarana
dan prasarana yang
mendukung peningkatan
pelayanan prima
85%
b. Persentase peningkatan
produktifitas kinerja SDM
(SKP dan penilaian
prestasi kerja )
85%
c. Penerapan absensi digital
handkey yang terintegrasi
dengan aplikasi
Komunikasi Data Nasional
(KOMDANAS)
90%
d. Pelaksanaan surat 100%
4
keputusan ketua
Mahkamah Agung tentang
penerapan restrukturisasi
organisasi Mahkamah
Agung
e. Persentase kegiatan
/program yang
diinformasikan dalam
website
90%
f. Persentase tercapainya
target kegiatan prioritas
yang mendukung
pelayanan prima peradilan
90%
g. Persentase tercapainya
target pembuatan laporan-
laporan yang dibutuhkan
oleh instansi secara
internal maupun eksternal
100%
5
6. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018
No Sasaran
Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Target
1
Pengelolaan Bagian
Kesekretariatan
Penyiapan bahan pelaksanaan urusan perencanaan
program dan anggaran
100%
Pelaksanaan urusan kepegawaian 100%
Pelaksanaan urusan keuangan 100%
Penyiapan bahan pelaksanaan penataan organisasi dan
tata laksana
100%
Pelaksanaan urusan surat menyurat, arsip,
perlengkapan, rumah tangga, keamanan,
keprotokolan, hubungan masyarakat dan perpustakaan
100%
Penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi
dan dokumentasi serta pelaporan dilingkungan
kesekretariatan Pengadilan Negeri Bale Bandung Kelas
1A
100%
6
7. PENGHARGAAN