vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya penulisan skripsi yang berjudul “Pengaturan Lembaga
Manajemen Kolektif terkait penarikan royali berdasarkan Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2014” ini, dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Udayana. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna akibat
dari keterbatasan kemampuan penulis.
Penulis berharap semoga skripsi ini memenuhi kriteria salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas
Udayana.
Penulis skripsi ini terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak baik
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, melalui kesempatan yang baik
ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof Dr. I Made Arya Utama, S.H.,M.Hum., Dekan Fakultas Hukum
Universitas Udayana;
2. Bapak Dr. Gede Made Swardhana, S.H.,M.H., Wakil Dekan I Fakultas
Hukum Universitas Udayana;
3. Ibu Ni Ketut Sri Utari, S.H.,M.H., Wakil Dekan II Fakultas Hukum
Universitas Udayana;
vii
4. Bapak Dr. I Gede Yusa, S.H., M.H., Wakil Dekan III Fakultas Hukum
Universitas udayana;
5. Ibu Dr. Ni Ketut Supasti Dharmawan, S.H.,M.Hum.,LLM., Dosen
Pembimbing I yang senatiasa sabar memberikan bimbingan, petunjuk, saran
dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
6. Ibu A.A. Sri Indrawati, S.H.,M.H., Dosen Pembimbing II yang telah sabar
dan meluangkan waktu untuk membimbung penulis menyelesaikan
penulisan skripsi ini;
7. Bapak I Nyoman Bagiastra, S.H., M.H., Pembimbing Akademik yang telah
menuntun dan membimbing penulis dari awal kuliah di Fakultas Hukum
Universitas Udayana;
8. Bapak Dr I Wayan Wiryawan, S.H.,MH, Ketua Bagian Hukum Perdata
Fakultas Hukum Universitas Udayana;
9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana yang telah
memberikan ilmu pengetahuan selama kuliah kepada penulis;
10. Bapak dan Ibu Staf laboratorium Hukum, Perpustakaan, dan Tata Usaha
Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana;
11. Kepada kedua Orang Tua saya, Drs. I Putu Ardana dan Ni Made Ardani,SH
dan saudara perempuan saya drh. Ni luh Putu Shista Pawitri S.KH., yang
telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini;
12. Kepada Paman, Kakak dan adik saya I Gede Agus Kurniawan
S.H.,SS.,M.H, Putu Aras Samsthawrati, S.H.,LLM, Nanika Yadnya, yang
viii
telah membimbing, memberi petunjuk, saran dan motivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Kepada sahabat-sahabat penulis, Indra Bayu Mulyadi, Benitto Bevansara,
Tio Wardiman Dinata, Ian Maxmillian Tambunan, GA Putu Intan Pratiwi,
Nila Sarasita Kismadewi, Yulita sari Dewi, Tasya Elisabeth, team Futsal FH
Unud dan Team Sepak Bola FH Unud
Semoga segala bantuan, budi baik dan petunjuk yang telah diberikan kepada
penulis mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari
sepenuhnya masih banyak kekuarangan dalam penulisan hasil penelitian ini.
Dengan kerendahan hati, penulis menghargai dan menerima kritik dan saran demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, baik sebagai bahan
bacaan maupun untuk pengetahuan bagi yang memerlukan.
Denpasar, 30 November 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN………………………………………………… i
HALAMAN SAMPUL DALAM………………………………………………... ii
HALAMAN PRASYARATAN GELAR SARJANA HUKUM………………. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………..……………………
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA PENGUJI…………………………..
Iv
v
KATA PENGANTAR………………..……………………………………..…... Vi
HALAMAN PRASYARATAN KEASLIAN………..……………………..…... Ix
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….
ABSTRAK………………………………………………………………………..
ABTRACT…………………………………………………………………………
x
xiv
xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………….…. 1
1.2
1.3
1.4
Rumusan Masalah ………………………………………………
Ruang lingkup masalah…………………………………………
Orisinalitas Penelitian…………………………………………..
4
4
5
1.5 Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum………………………………………………...
b. Tujuan Khusus………………………………………………..
6
7
1.6 Manfaat Penelitian
xi
1.7
a. Manfaat Teoritis………………………………………………
b. Manfaat Praktis………………………………………………
Landasan Teoritis……………………………………………….
7
8
8
1.8 Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian………………………………………………..
b. Jenis Pendekatan……………………………………………...
c. Bahan Hukum………………………………………………...
d. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum…………………………
e. Teknik Analisis……………………………………………….
13
14
14
15
16
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA DAN LEMBAGA
MANAJEMEN KOLEKTIF
2.1 Hak Cipta
2.1.1 Pengertian dan Dasar Hukum Hak Cipta………………..
2.1.2 Subjek dan Objek Perlindungan Hak Cipta……………..
2.1.3 Hak Cipta Sebagai Salah Satu dari Hak Kekayaan
Intelektual……………………………………………….
2.1.4 Sistem perlindungan Hak Cipta dan Perbandingan dengan
jenis Hak Kekayaan Intelektual Lainnya……………….
2.1.5 Jangka Waktu Perlindungan Hak Cipta…………………
17
19
21
22
26
2.2 Lembaga Manajemen Kolektif
2.2.1 Pengaturan Lembaga Manajemen Kolektif di
Internasional……………………………………………..
30
xii
2.2.2 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Manajemen
Kolektif………………………………………………….
32
2.2.3 Fungsi Lembaga Manajemen Kolektif…………………. 33
2.2.4 Hubungan Hukum Lembaga Manajemen Kolektif
dengan Pencipta Lagu…………………………………...
34
BAB III KEBERADAAN LEMBAGA MANAJEMEN KOLEKTIF
BERKAITAN DENGAN KARYA CIPTA LAGU YANG
DIGUNAKAN SECARA KOMERSIAL
3.1 Pengaturan Royalti Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2014……………………………………………………...
36
3.2
3.3
Hak Pencipta Atas Royalti Berkaitan Dengan Penggunaan Lagu
secara Komerisal Terkait Dengan Karya Cipta Lagu…………...
Pengaturan Peran Lembaga Manajemen Kolektif Dalam
Penarikan Royalti Yang Digunakan Secara Komerisal…………
37
40
BAB IV WANPRESTASI DAN SANKSI HUKUM BAGI LEMBAGA
MANAJEMEN KOLEKTIF BERKAITAN DENGAN
PENARIKAN ROYALTI
4.1 Perjanjian Lembaga Manajemen Kolektif Dengan Pencipta
Lagu Terkait Penarikan Royalti…………………………………
44
4.2
Wanprestasi dan Jenis-Jenis Wanprestasi Berdasarkan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata………………………………..
47
xiii
4.3
4.4
Wanprestasi Pihak Lembaga Manajemen Kolektif Dalam
Praktik Pendistribusian Royalti…………………………………
Sanksi Hukum Bagi Lembaga Manajemen Kolektif Yang
Wanprestasi Terhadap Pencipta Lagu…………………………...
49
50
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………… 54
5.2 Saran……………………………………………………………. 55
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 56
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………..
RINGKASAN SKRIPSI
59
xiv
ABSTRAK
Karya Intelektual manusia yang mendapatkan perlindungan hukum Hak
Cipta adalah karya di bidang Seni, Sastra, dan Ilmu Pengetahuan. Ketentuan Pasal
40 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (UU Hak Cipta)
secara tegas menyatakan bahwa lagu merupakan salah satu bidang yang
mendapatkan perlindungan hak cipta. Berkaitan dengan hak cipta, Pencipta
memiliki hak eksklusif yang terdiri dari hak ekonomi dan hak moral. Salah satu
hak eksklusif yang diperoleh pencipta adalah hak ekonomi dimana pencipta
berhak mendapatkan royalti atas penggunaan lagu yang digunakan secara
komerisal. Dalam memenuhi hak ekonomi pencipta lagu maka dibuatlah suatu
perjanjian pemberian kuasa kepada lembaga manajemen kolektif untuk menarik
royalti kepada pengguna lagu atas lagu yang digunakan secara komersial.
Permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana pengaturan lembaga
manajemen kolektif terhadap penarikan royalti atas lagu pencipta yang digunakan
secara komersial dan bagaimana sanksi yang diberikan terdahap lembaga
manajemen kolektif yang melakukan wanprestasi dengan tidak mendistribusikan
royalti yang telah ditarik pada pengguna lagu kepada pencipta lagunya. Metode
penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian yuridis
normatif, dimana penelitian dilakukan dengan meneliti bahan kepustakaan yang
ada seperti peraturan perundang-undangan, buku-buku yang berkaitan dengan
hukum, serta kamus atau ensiklopedia. Hasil penelitian menunjukan bahwa
pengaturan keberadaan dan peran lembaga manajemen kolektif tercantum dalam
Pasal 87 sampai dengan Pasal 93 UU Hak Cipta mengatur mengenai hubungan
hukum antara lembaga manajemen kolektif dengan pencipta lagu berdasarkan
perjanjian pemberian kuasa. Kuasa yang diberikan kepada lembaga manajemen
kolektif adalah untuk menarik, menghimpun dan mendistribusikan royalti atas
lagu yang digunakan secara komerisal oleh pengguna lagu dan sanksi. Atas
wanprestasi perjanjian tersebut dapat dikenakan kepada lembaga manajemen
kolektif berupa sanksi perdata seperti memenuhi atau melaksanakan perjanjian,
memenuhi perjanjian disertai keharusan membayar ganti rugi, membayar ganti
rugi, membatalkan perjanjian atau membatalkan perjanjian disertai dengan ganti
rugi.
Kata kunci: Hak Cipta, Lembaga Manajemen Kolektif, wanprestasi, sanksi
xv
ABSTRACT
The Intellectual creations of human that get legal protection in Copyright regime
are those in the field of Art, Literature, and Knowledge. According to Article 40 of
Indonesian Copyright Law No. 28 of 2014 (Indonesian Copyright Law), it is
cleary stated that song is on example of creation proctected by Indonesian
Copyright Law. Related to Copyright, the Creator has exclusive right which
consisted of economic and moral rights. The example of economic rights is the
Creator of a song deserves to receive royalty upon the use of his song that is used
commercially. With regard to such economic right of the Creator, then the power
of attorney is made which purpose is to give outhority to the Collective
Management Organization to collect royalty from the song’s users upon the
commercially used of the song. The legal questions in this research are how is the
regulation of the Collective Manajement Organization towards the collecting
royalty activity upon the commercially used of a creator’s song? And what is the
sanction given to the Collective Management Organization who conducts breach
of contract by not distributing the royalty which already collected from the song;s
users to the song’s creator? The research method used in this mini-thesis
normative legal research which is research conducted by researching the existing
literature materials for example laws, text books related with law, dictionary and
encyclopedia. The regulation that regulates the existence and role of the
Collective Management Organization can be found in Article 87 until 93 of
Indonesian Copyright Law. From such articles it is noted that : the legal relation
between Collective Management Organization and song’s creator is based on the
power of ottorney; the authorities granted to the Collective Management
Organization are authority to with draw, collect, and distribute royalty upon the
song which is commercially used by the song;s users; sanction towards the breach
of contract committed by the Collective Management Organizationcan be in the
from of civil sanction such as to fulfill or continue to conduct the contract, fulfill
the contract along with the abligation to pay compensation, pay compensation,
cancel the contract, or cancel a contract along with compensation.
Keyword: Copyrights, Collective Management Organization, Breach of contract,
Sanctio
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi Hak Kekayaan Intelektual ( HKI ) memiliki manfaat bagi
setiap orang yang dengan daya intelektualnya menciptakan karya yang diilindung
oleh HKI seperti: dalam bidang Merek, Paten, Desain tata Letak Sirkuit Terpadu,
Desain Industri dan Hak Cipta. Hal ini penting karena jenis-jenis HKI tersebut
mengandung hak ekonimi bagi pencipta/pemiliknya. Di Indonesia jenis-jenis HKI
tersebut diatur dalam berbagai Undang-Undang seperti Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2001 tentang Merek, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Paten, Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri
dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta ( UU Hak Cipta).
Karya Intelektual manusia yang mendapatkan perlindungan hukum dibidang
Hak Cipta adalah karya dalam bentuk Seni, Sastra dan Illmu Pengetahuan. Hal itu
tercermin dari objek Hak Cipta diatur berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 3 UU
Hak Cipta yang mengatur bahwa Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di bidang
ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan,
pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan
dalam bentuk nyata.
2
Berdasarkan ketentuan Pasal 40 UU Hak Cipta objek Hak Cipta dibidang
seni, sastra, dan ilmu pengetahuan meliputi karya-karya:
a. Buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil
karya tulis lainnya;
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;
c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
d. Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;
e. Drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomin;
f. Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,
kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase;
g. Karya seni terapan;
h. Karya arsitektur;
i. Peta;
j. Karya seni batik atau seni motif lain;
k. Karya fotografi;
l. Potret;
m. Karya sinematografi;
n. Terjemahan, tafsir, saduran, bungan rampai, basis data, adaptasi,
aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil trasformasi;
o. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikai ekspresi
budaya tradisional;
3
p. Kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan
program komputer maupun media lainnya;
q. Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut
merupakan karya yang asli;
r. Permainan video; dan
s. Program Komputer
Ketentuan Pasal 40 UU Hak Cipta secara tegas menyatakan bahwa lagu
merupakan salah satu bidang yang mendapatkan perlindungan hak cipta.
Berkaitan dengan karya cipta lagu, pencipta memiliki hak eksklusif yang terdiri
dari hak moral dan hak ekonomi yang sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal
4 yang menentukan bahwa Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
a merupakan hak eksklusif yang terdiri dari atas hak moral dan hak ekonomi.
Bentuk hak ekonomi dari pencipta ialah ia berhak mendapatkan royalti
terhadap ciptaanya yang diberikan oleh penggunan lagu tersebut bilamana lagu
tersebut digunakan untuk kegiatan komersial. Sehubungan dengan hal tersebut
UU Hak Cipta mengatur tentang peran dan keberadaan Lembaga Manajemen
Kolektif yang diatur dalam Pasal 1 angka 22 UU Hak Cipta yang menentukan
bahwa Lembaga Manajemen Kolektif adalah institusi yang berbentuk badan
hukum nirlaba yang diberi kuasa oleh Pencipta, Pemegang Hak Cipta, dan/atau
pemilik Hak terkait guna mengelola hak ekonominya dalam bentuk menghimpun
dan mendistribusikan royalti. Pembentukan Lembaga Manajemen Kolektif
memberikan manfaat bagi Lembaga Manajemen Kolektif itu sendiri, Pencipta
Lagu serta Pengguna Lagu, manfaat tersebut dapat terlihat seperti memberikan
4
kepastian hukum dan rasa keadilan bagi Lembaga Manajemen Kolektif dengan
Pencipta Lagu serta memberikan kepastian hukum dan rasa keadilan bagi
Lembaga Manajemen Kolektif dengan Pengguna Lagu. Dalam UU Hak Cipta
belum mengatur secara jelas mengenai hubungan hukum antara Lembaga
Manajemen Kolektif dengan Pencipta Lagu dan dalam ketentuan Pasal 1 Angka
22 UU Hak Cipta belum mengatur secara jelas bentuk kuasa yang diberikan
Pencipta Lagu kepada Lembaga Manajemen dalam menarik, mengimpun dan
mendistribusikan royalti, dengan belum diaturnya hubungan hukum berdasarkan
perjanjian pemberian kuasa tersebut dalam UU Hak Cipta terlihat bahwa terdapat
kekaburan norma.
Sehubungan dengan latar belakang tersebut di atas dilihat terdapat kekaburan
norma, maka perlu dibuatnya suatu penelitian dalam bentuk tulisan berupa skripsi
yang berjudul “PENGATURAN LEMBAGA MANAJEMEN KOLEKTIF
BERKAITAN DENGAN PENARIKAN ROYALTI BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 HAK CIPTATENTANG
HAK CIPTA”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat diajukan suatu rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaturan Lembaga Manajemen Kolektif terhadap penarikan
royalti atas lagu pencipta yang digunakan secara komersial?
5
2. Bagaimana sanksi yang diberikan terhadap Lembaga Manajemen Kolektif
yang melakukan wanprestasi dengan tidak memberikan royalti yang telah
ditarik pada pengguna lagu kepada pencipta lagunya?
1.3. Ruang Lingkup Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi ruang lingkup pembahasan terhadap
permasalahan yang diatur, yaitu mengenai pengaturan Lembaga Manajemen
Koleftif terhadap penarikan royalti atas lagu pencipta yang digunakan secara
komersial, serta sanksi yang diberikan terhadap Lembaga Manajemen Kolektif
yang melakukan wanprestasi dengan tidak memberikan royalti yang telah ditarik
pada pengguna lagu kepada pencipta lagunya.
1.4. Orisinalitas Penelitian
Berdasarkan informasi dan pemeriksaan yang didapat dari penelusuran,
ternyata terhadap penelitian dengan judul “Pengaturan Lembaga Manajemen
Kolektif Berkaitan Dengan Penarikan Royalti Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2014Hak Cipta Tentang Hak Cipta”, pernah ditemukan judul
sejenis sebelumnya yaitu:
1. “PERLINDUNGAN HUKUM KARYA CIPTA LAGU DALAM
BENTUK MP3 MELALUI SITUS WEBSITE MENURUT UU HAK
CIPTATENTANG HAK CIPTA”. Skripsi dibuat oleh Gusti Ayu Putu
Intan Permatasari dari Universitas Udayana pada tahun 2016 yang
membahas mengenai perlindungan hukum Hak Cipta terdapat karya
6
cipta lagu yang diunduh dalam bentuk Mp3 melalui sites website serta
upaya dan sanksi dalam terjadinya pelanggaran karya cipta lagu yang
diunduh dalam bentuk Mp3 melalui situs website menurut Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2014 Hak Cipta tentang Hak Cipta.
2. “EKSISTENSI LEMBAGA MANAJEMEN KOLEKTIF NASIONAL
(LMKN) DALAM PENARIKAN ROYALTI DITINJAU DARI
UNDANG-UNDANG HAK CIPTA TENTANG HAK CIPTA”.
Skripsi dibuat oleh Muhammad. Saddam Haseng dari Universitas
Hasanuddin pada tahun 2015 yang membahas mengenai eksistensi
Lemabaga Manajemen Kolektif Nasional dalam penarikan royalti serta
posisi Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) sebagai lembaga
penarik royalti selama ini.
Namun demikian penelitian ini original sebab jelas terlihat yang
membedakan penelitian ini dengan dua penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini
mengangkat masalah mengenai Pengaturan Lembaga Manajemen Kolektif
terhadap penarikan royalti atas lagu pencipta yang digunakan secara komersial
serta sanksi yang diberikan terhadap Lembaga Manajemen Kolektif yang
melakukan wanprestasi dengan tidak memberikan royalti yang telah ditarik pada
pengguna lagu kepada pencipta lagunya.
7
1.5. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penelitian ini terbagi sebagai berikut :
a. Tujuan Umum
1. Untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya
pada bidang penelitian;
2. Untuk melatih diri dalam menyampaikan pikiran-pikiran ilmiah
secara teoritis dan sistematis ke dalam bentuk karya tulis ilmiah;
3. Untuk mengembangkan ilmu hukum, umumnya Hak Kekayaan
Intelektual; dan
4. Untuk mengetahui perlindungan hukum hak cipta terkait karya
cipta lagu.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk memahami dan menganalisa pengaturan Lembaga
Manajemen Kolektif terhadap pemungutan royalti atas lagu
pencipta yang digunakan secara komersial; dan
2. Untuk memahami dan menganalisa sanksi yang diberikan terhadap
Lembaga Manajemen Kolektif yang melakukan wanprestasi
dengan tidak memberikan royalti yang telah ditarik pada pengguna
lagu kepada pencipta lagunya.
8
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat teoritis dan manfaat praktis dari penelitian ini adalah :
a. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat bermanfaat
baik sebagai masukan maupun sumbangan pemikiran untuk memperkaya dan
mengembangkan ilmu hukum khususnya hak kekayaan intelektual terkait
hukum hak cipta. Dalam hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi
pembaca mengenai pengaturan hubungan hukum dan sanksi yang diterapkan
terdapat wanprestasi yang dilakukan lembaga manajemen kolektif dengan
pencipta lagunya yang tidak memberikan royalti yang telah ditarik pada
pengguna lagu kepada pencipta lagunya.
b. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat digunakan
sebagai bahan kritikan atau masukan untuk memperbaiki kekurangan yang
penulis amati di dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia terkait
Hak Cipta khususnya karya cipta lagu serta diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran bagi pemerintah atau para pengambil keputusan dan
bagi masyarakat luas dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan
perlindungan hukum hak cipta.
9
1.7. Landasan Teoritis
HKI adalah hak kebendaan, hak atas suatu benda yang bersumber dari hasil
kerja otak, hasil kerja ratio manusia yang menalar. Hasil kerja ratio yang menalar
tersebut berupa benda immateril yaitu benda tak berwujud.1 Hak Kekayaan
Intelektual (selanjutnya disingkat HKI) adalah terjemahan resmi dari Intellectual
Property Rights. Berdasarkan substansinya, HKI berhubungan erat dengan benda
tidak berwujud serta melindungi karya intelektual yang lahir dari cipta, rasa dan
karsa manusia.2 Salah satu jenis HKI yang mendapat perlindungan hukum adalah
Hak Cipta,berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU Hak Cipta menyebutkan bahwa Hak
cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan
prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hak cipta meliputi hak moral dan hak ekonomi. Berdasarkan ketentuan Pasal
5 Ayat (1) mengenai hak moral, hak moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
merupakan hak yang melekat secara abadi pada diri Pencipta untuk :
a. Tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan namanya pada salinan
sehubungan dengan pemakaian Ciptaannya untuk umum;
b. Menggunakan nama aslinya atay samarannya;
c. Mengubah Ciptaannya sesuai dengan kepatuhan dalam masyarakat;
d. Mengubah judul dan anak judul Ciptaan; dan
1 H. OK. Saidin, 2003, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property
Rights), PT Raja Grafindo Pesada, Jakarta, hlm.9. 2 Tomi Suryo Utomo, 2010, Hak Kekayaan Intelektual di era Global, Sebuah Kajian
Kontemporer, Graha Ilmu, Yogyakarta, hlm.1.
10
e. Mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi Ciptaan, mutilasi
Ciptaan, modifikasi Ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan kehormatan
diri atau reputasinya.
Mengenai hak moral Otto Hasibuan mengemukakan bahwa hak moral adalah
hak yang melekat pada diri Pencipta (termasuk pelaku) yang tidak dapat
dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apapun. Antara Pencipta dan Ciptaannya
ada sifat kemanunggalan atau dengan kata lain ada hubungan integral diantara
keduanya. Sesuai dengan sifat manunggal hak cipta dengan Penciptanya, dari segi
moral seseorang atau badan hukum tidak diperkenankan untuk melakukan
perubahan terhadap sesuatu hasil karya cipta, baik itu mengenai judul, isi apalagi
Penciptanya.3
Berdasarkan Pasal 8 UU Hak Cipta hak ekonomi merupakan hak eksklusif
Pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas
Ciptaan. Dalam bidang hak ekonomi tidak semua karya kreativitas mendapat
perlindungan Hak Ekonomi (Economic Rights). Hak tersebut hanya diberikan
kepada seseorang yang benar-benar berhasil melahirkan kreativitas yang orisinil
di bidang Hak Cipta, sementara itu di bidang Paten, hak eksklusif hanya diberikan
terhadap penemuan yang baru, tidak terpikirkan dan sangat berguna (mengandung
langkah inventif), serta dapat diterapkan dalam kegiatan industri.4
3 Otto Hasibuan, 2008, Hak Cipta di Indonesia, Tinjauan Khusus Hak Cipta Lagu, PT.
Alumni, Bandung, hlm.69. 4 Ni Ketut Supasti Dharmawan, 2011, Hak Kekayaan Intelektual dan Harmonisasi Hukum
Global, Rekontruksi Pemikiran Terhadap Perlindungan Program Komputer, Badan Penerbit
Universitaas Diponogoro, Semarang, hlm.49.
11
Berdasarkan UU Hak Cipta dalam mendapatkan perlindungan hukum
mengenai hak cipta diatur dalam Pasal 87 sampai Pasal 91 UU Hak Cipta dan
berdasarkan ketentuan tersebut diatur pula mengenai Lembaga Manajemen
Kolektif. Dalam hal ini adanya suatu hubungan hukum antara pencipta lagu dan
pengguna lagu tersebut, pencipta lagu tersebut penting untuk mendapatkan
perlindungan hukum dalam hal pemberian royalti kepada pencipta lagu karena
lagu tersebut digunakan secara komersial. Dengan adanya hubungan hukum ini
diperlukan suatu organisasi yang berupa Lembaga Manajemen Kolektif yang
bertujuan sebagai perantara dalam hal pemberian royalti kepada pencipta lagu
tersebut.5
Berdasarkan hal tersebut hubungan hukum antara pencipta lagu dengan
Lembaga Manajemen Kolektif yang disertai dengan suatu perjanjian untuk
menarik royalti terhadap penggunaan lagu pencipta secara komersial. Peran dari
Lembaga Manajemen Kolektif dalam melakukan penarikan royalti terhadap
pengguna lagu, misalnya adalah a) Posisinya adalah mewakili para pencipta atau
pemegang hak dalam melakukan bargaining atau mengikat kerja sama dengan
para penggunan lagu atau musik (user); b) Kontribusinya adalah membantu
pencipta lagu atau musik mewujudkan hak-hak ekonominya dan memastikan
5 Indrasatya Octavianus Nasirun, 2014, Kajian Hukum terhadap perlindungan Royalti atas
Karya Cipta Lagu atau Musik dari Aspek UU No. 19 Tahun 2002, Lex et Societatis,Vol.II No.9,
hlm.30.
12
supaya setiap pengeksploitasian ciptaan lagu atau musik oleh pihak lain senantiasa
dilandasi lisensi pemakaian lagu atau musik.6
Penggunaan terhadap lagu atau musik secara komersial yang dikonsumsi
secara umum perlu mendapatkan perlindungan hukum. Dengan adanya hubungan
hukum antara pencipta lagu dengan Lembaga Manajemen Kolektif yang
dituangkan dalam suatu perjanjian antara pencipta dengan Lembaga Manajemen
Koleftif akan menjadi landasan hukum Lembaga Manajemen Kolektif untuk
menarik royalti sebagai pencipta, dan kedua belah pihak bebas melakukan suatu
perbuatan yang telah disepakati dalam perjanjian tersebut. Suatu perjanjian
berdasarkan ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata harus
memenuhi empat syarat sahnya perjanjian, yaitu: a) sepakat mereka yang
mengikatkan dirinya; b) kecakapan untuk membuat suatu perikatan; c) suatu hal
tertentu; dan d) suatu sebab yang halal. Dengan terpenuhinya keempat syarat
tersebut maka suatu perjanjian menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para
pihak yang membuatnya. Berdasarkan asas kebebasan berkontrak yang tercantum
dalam Pasal 1338 Ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum perdata suatu perjanjian
yang dibuat secara sah, mengikat sebagai undang-undang bagi para pihak yang
membuatnya.7
Dengan dibuatnya suatu perjanjian, para pihak wajib untuk memenuhi
prestasinya sesuai kesepakatan para pihak yang ada dalam perjanjian tersebut.
6 Christina Sidauruk, 2016, Kedudukan Hukum Lembaga Manajemen Kolektif sebagai
Lembaga Pengumpul Royalti menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta,
skripsi Fakultas Hukum Universitas Lampung, hlm.27. 7 Suharnoko, 2006, Hukum Perjanjian, Teori dan Analisa kasus,Kencana Prenada Media
Group, Jakarta, hlm.4.
13
Dalam realitanya memungkinkan terjadi salah satu pihak melakukan wanprestasi,
misalnya seperti a) sama sekali tidak memenuhi prestasi; b) Prestasi yang
dilakukan tidak sempurna; c) Terlambat memenuhi prestasi; dan d) melakukan
apa yang dalam perjanjian dilarang untuk dilakukan. Terjadinya suatu wanprestasi
atau lalai dapat mengakibatkan pihak pencipta lagu dirugikan. Oleh karena pihak
lain dirugikan, maka pihak yang telah melakukan wanprestasi harus menanggung
akibat dari tuntutan pihak lawan yang meliputi a) pembatalan perjanjian; b)
Pembatalan perjanjian disertai tuntutan ganti rugi, berupa biaya, rugi dan bunga;
c) Pemenuhan kontrak saja, dimana kreditur hanya meminta pemenuhan prestasi
saja dari debitur; d). pemenuhan kontrak disertai tuntutan ganti rugi; atau e)
menuntut penggantian kerugian saja. Dengan demikian yang melakukan
wanprestasi tersebut maka dapat dikenai sanksi meliputi8:
a. Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu
perjanjian;
b. Pembatalan perjanjian atau pemecahan perjanjanjian. Pembatalan
perjanjian atau pemecahan perjanjian bertujuan membawa kedua
belah pihak kembali pada keadaan sebelum perjanjian diadakan; dan
c. Peralihan risiko, peralihan risiko adalah kewajiban untuk memikul
kerugian jika terjadi suatu peristiwa diluar kesalahan salah satu pihak
yang menimpa barang dan menjadi obyek perjanjian sesuai dengan
Pasal 1237 KUHPerdata.
8 Niru Anita Sinaga, Wanprestasi dan Akibatnya dalam Pelaksanaan Perjanjian,Vol 2 No.2,
hlm.52.
14
1.8. Metode Penelitian
1.8.1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini
adalah metode penelitian yuridis normatif, yaitu penelitian yang dilakukan
dengan meneliti bahan kepustakaan yang ada seperti peraturan perundang-
undangan, buku-buku yang berkaitan dengan hukum, serta kamus atau
ensiklopedi.9 Penelitian ini menggunakan data sekunder (bahan
kepustakaan).
1.8.2. Jenis Pendekatan
Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan perundang-undangan (the statue approach), pendekatan
analisis konsep hukum (analitical & conceptual approach), serta
pendekatan perbandingan (comparative approach). Pendekatan
perundang-undangan dilakukan dengan cara mengkaji peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan dalam
penelitian. Pendekatan analisis konsep hukum yang berkaitan dengan
permasalahan guna mendapatkan pemahaman yang jelas dan tidak
menyebabkan bias atau perbedaan pemahaman. Pendekatan perbandingan
peraturan perundang-undangan suatu negara dengan lainnya mengenai hal
yang sama guna menemukan solusi atas suatu isu hukum yang terjadi.10
9 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2009, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,hlm.13-14. 10 Peter Mahmud Marzuki, 2011, Penelitian Hukum,Kencana, Jakarta, hlm.93-95.
15
1.8.3. Bahan Hukum/Data
a. Sumber bahan hukum primer
Sumber bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang
bersifat mengikat, contohnya peraturan perudang-undangan.11
Dalam penelitian ini bahan hukum primer bersumber pada UU Hak
Ciptatentang Hak Cipta, KUHPerdata, TripsAgreements, Berne
Convention.
b. Sumber bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder adalah bahan yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer, seperti hasil penelitian, buku-buku
ataupun pendapat para ahli.
c. Sumber bahan hukum tersier
Bahan hukum tersier adalah bahan yang memberikan petunjuk
dan/atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan
hukum sekunder, seperti kamus hukum.
1.8.4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum/Data
Pengumpulan bahan hukum dilakukan studi kepustakaan, yaitu
dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep, teori-teori serta mengkaji
peraturan perundang-undangan serta bahan penunjang lainnya yang
memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang akan diteliti. Teknik
11 Amiruddin dan H.Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja
Grafindo persada, Jakarta, hlm.118.
16
pengumpulan bahan hukum dengan cara studi kepustakaan ini penulis
lakukan untuk mendapat gambaran atau informasi tentang penelitian
sejenis dan berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, serta
mendapatkan data untuk menunjang penelitian.12
1.8.5. Teknik Analisis
Bahan hukum yang telah terkumpul selanjutnya dianalisa secara
kualitatif karena bahan hukum merupakan data yang bersifat verbal dan
bukan merupakan data yang bersifat kuantitatif. Bahan-bahan yang telah
dikumpulkan selanjutnya di pilah dan dihubungkan dengan bahan hukum
lainnya yang memiliki relevansi serta dapat dilakukan penafsiran dengan
berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk memperoleh suatu
kebenaran, setelah itu disajikan secara deskripsi dan interpretasi yaitu
menguraikan hasil penelitan dengan disertai penafsiran dan argumentasi
berdasarkan hukum.
12 Bambang Sunggono, 2011, Metodologi Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Pesada,
Jakarta, hlm.112-114.