KEBIASAAN MAKANAN IKAN BARONANG LINGKIS (Siganus canaliculatus Park, 1797) DI PERAIRAN PESISIR DESA KARANG–
KARANGAN TELUK BONE KABUPATEN LUWU.
SKRIPSI
MUSDALIFAH L211 13 023
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2018
ABSTRAK
MUSDALIFAH. L211 13 023. Kebiasaan Makanan Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) Di Perairan Pesisir Desa Karang-karangan Teluk Bone Kabupaten Luwu. Di bawah bimbingan Suwarni, selaku pembimbing utama dan Farida G. Sitepu sebagai pembimbing anggota.
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei-Juni 2017 di Perairan Pesisir Desa Karang-karangan Teluk Bone Kabupaten Luwu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makanan ikan baronang lingkis meliputi jenis makanan dan jumlah makanan berdasarkan ukuran panjang total dan jenis kelamin. Pengambilan ikan contoh sebanyak 4 kali selama 2 bulan dengan interval waktu 2 minggu, dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2017. Pengambilan sampel ikan contoh dilakukan di Perairan Pesisir, Desa Karang–karangan, Teluk Bone, Kabupaten Luwu. Jumlah sampel yang diperoleh selama penelitian sebanyak 120 ekor yang terdiri dari 60 ekor jantan dan 60 ekor betina. Ikan contoh di bawah ke Laboratorium Biologi Perikanan, Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar, untuk diukur panjang tubuh dan panjang usus ikan. Isi usus diidentifikasi, diamati di bawah mikroskop, dihitung jumlah dan volumenya dengan menggunakan Sedwick Rafter Counting Cell. Kebiasaan makanan ikan dianalisis dengan metode Indeks Bagian Terbesar (IBT). Berdasarkan hasil analisis kebiasaan makanan ikan baronang lingkis, jenis makanan utama berdasarkan jenis kelamin dan panjang ukuran tubuh ikan yaitu lamun yang masing-masing nilai IBTnya yaitu 85,4412% (jantan) dan 74,4344% (betina) berdasarkan jenis kelamin, sedangkan berdasarkan panjang ukuran tubuh ikan baronang nilai IBTnya yaitu 83,1797% (kecil), 79,4672% (sedang), 80,0783% (besar). Hasil analisis perbandingan panjang alat pencernaan (usus) dengan panjang tubuh ikan baronang lingkis digolongkan sebagai ikan herbivor karena nilai PRAP lebih besar dari 1.
Kata kunci: Kebiasaan Makanan, Siganus canaliculatus, Indeks Bagian Terbesar, Panjang Relative Alat Pencernaan, Desa Karang-Karangan.
ABSTRACT
MUSDALIFAH. L211 13 023. Food Habits of Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) In Coastal Waters of Karang-karangan Village, Bone Bay, Luwu. Under guidance of Suwarni and Farida G. Sitepu.
This research was conducted in May-June 2017 in the coastal waters of Karang-Karangan Village, Bone Bay, Luwu. This research aimed to find out the food habits of Baronang Lingkis, including type and amount of food based on size and sex. Sampling of fish was carried out 4 times for 2 months with 2 weeks interval, conducted from May to June 2017. The fish sampling carried on in coastal waters, Karang-karangan Village, Bone Bay, Luwu. The number of samples obtained during the research were 120 of fish consist of 60 males and 60 females. The fish samples were carried to Fisheries Biology Laboratory, Fisheries Department, Hasanuddin University, Makassar, to measure the total length and length of fish intestines. The intestinal (gut) contents was identified, observed under a microscope, and calculated for amount and volume by using Sedwick Rafter Counting Cell. Food habit of Baronang Lingkis was analyzed by Largest Part Index method. Based on the results of food habits analyze of Baronang Lingkis, the main types of feed based on sex and body length were seagrass which each Largest Part Index value based on the sex were 85,4412% (male) and 74,4344% (female), where as according to the body length size value were 83.1797% (small), 79.4672% (medium), 80.0783% (large). The result showed that the ratio between digestion (gut) and body lenght of Baronang Lingkis were counted herbivor therefore the PRAP value is greater than 1.
Keywords: Food Habits, Siganus canaliculatus, Largest Part Index, The Relative Length of Assimilation Organ, Karang-Karangan Village.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Soppeng pada tanggal 26 Oktober
1994. Anak kelima dari tujuh bersaudara merupakan putri
dari pasangan ayahanda Haling dan ibunda Yamma.
Tahun 2001 penulis lulus dari TK Aisyah Lajoa. Tahun
2007 penulis lulus dari SDN 85 Cacaleppeng, pendidikan
lanjutan di Madrasah Tsanawiyah DDI Pattojo lulus pada
tahun 2010 , dan pendidikan menengah di Madrasah Aliyah DDI Pattojo lulus
pada tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis berhasil diterima pada Universitas
Hasanuddin lewat jalur SNPTN pada Program Studi Manajemen Sumberdaya
Perairan, Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,
Universitas Hasanuddin Makassar.
Penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan yaitu sebagai Dewan
Pertimbangan Organisasi Himpunan Mahasiswa Profesi Manajemen
Sumberdaya Perairan Universitas Hasanuddin periode 2015-2016 dan Majelis
Pengawas Himpunan Mahasiswa Perikanan Universitas Hasanuddin periode
2016-2017.
Penulis menyelesaikan rangkaian tugas akhir, masing-masing mengikuti
Praktek Kerja Lapang (PKL) di Manajemen Pembenihan Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) di Unit Pelaksanaan Tekhnis Dinas Pembinaan dan Pengembangan
Budidaya Air Tawar Dinas Kelautan dan Perikanan Desa Lajoa, Kabupaten
Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2016 dan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Reguler gelombang 96 di Kelurahan Sabintang, Kecamatan Pattallassang,
Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan tahun 2017. Sebagai tugas akhir, penulis
melakukan penelitian dengan judul “Kebiasaan Makanan Ikan Baronang Lingkis
(Siganus canaliculatus Park, 1797) Di Perairan Pesisir Desa Karang-karangan
Teluk Bone Kabupaten Luwu”.
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah
SWT, pemilik segala kesempurnaan, memiliki segala ilmu dan kekuatan yang tak
terbatas yang telah memberikan kami kekuatan, kesabaran dan ketenangan
selama ini sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Kebiasaan Makanan Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797)
di Perairan Pesisir, Desa Karang-karangan, Teluk Bone, Kabupaten Luwu.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak bantuan,
bimbingan serta dukungan yang sangat berharga telah diberikan kepada penulis.
Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati, penulis menghanturkan banyak
ucapan terima kasih kepada pihak yang telah banyak membantu baik secara
materil maupun moril kepada:
1. Orang tua tercinta, Ayahanda Haling dan Ibunda Yamma, serta keluarga
tercinta atas segala do’a dan dukungan yang tak henti-hentinya baik secara
moril dan materil.
2. Ibu Ir. Suwarni. M.Si dan Ibu Prof. Dr. Ir. Farida G. Sitepu. M.S selaku
dosen pembimbing. Terimaksih banyak telah mencurahkan tenaga, pikiran
dan waktunya yang begitu berharga untuk memberikan bimbingan dan
arahan dengan baik serta memberikan dukungan dan motivasi dalam
penyelesaian proposal ini,
3. Ibu Prof. Dr. Ir. Joeharnani Tresnati, DEA, Ibu Dr. Ir. Irmawati, M.Si dan
Bapak Moh. Tauhid Umar, S.Pi, MP selaku dosen penguji yang telah
meluangkan waktunya dan banyak memberikan masukan, kritikan serta
arahan sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat.
4. Bapak Dr. Ir. Budiman Yunus, M.Si selaku Ketua Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Hasanuddin
5. Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Ketua Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan dan para dosen beserta staf Fakultas
Ilmu Kelautan dan Perikanan yang telah memberikan sumbangsih yang
sangat besar kepada Penulis.
6. Kanda M. Resa Fachlevi yang telah mendampingi sampai detik ini dan
memberikan semangat serta memberikan motivasi dalam penyelesaian
skripsi ini.
7. Warga PONSUR (Kak Wahid, Kak Adi, Kak Rahman, Lina, Sandi, Agung,
Resa) yang telah memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Teman (Shifa Anissa, Melinda David, Icha, Syifa, Prajna, Lina) yang telah
membantu Penulis dalam segala hal sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
9. Kepada seluruh mahasiswa KMP MSP KEMAPI FIKP UNHAS, serta
teman-teman seperjuangan Manajemen Sumberdaya Perairan 2013.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik serta pembaca yang
bersimpati pada skripsi ini untuk menyempurnakannya, akhir kata penulis
berharap proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Makassar, 30 Mei 2018
Musdalifah
v
DAFTAR ISI
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2 Tujuan dan Kegunaan ..................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistimatika dan Ciri Morfologi Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) .................................................. 3
2.2 Habitat Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) .................................................. 5
2.3 Kebiasaan Makanan Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) ................................................... 6
2.4 Parameter Lingkungan Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) .................................................. 8
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................... 11
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................ 11
3.3 Prosedur Pengambilan Ikan Contoh ............................................... 12
3.3.1 Tahap Pengamatan Langsung di Lapangan ........................... 12 3.3.2 Tahap Pengamatan di Laboratorium ...................................... 13
3.4 Analisis Data ................................................................................... 14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Jenis Makanan Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) .................................................. 16
4.1.1 Kebiasaan Makanan Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) Berdasarkan Jenis Kelamin .................................................................................... 17 4.1.2 Kebiasaan Makanan Ikan Baronang Lingkis (Siganus Canaliculatus Park, 1797) Berdasarkan Ukuran Panjang
Tubuh ...................................................................................... 22
4.2 Panjang Relative Alat Pencernaan Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) .................................................. 26
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 27
vi
DATAR PUSTAKA .................................................................................... 28
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
No. Teks Halaman
1. Jenis-Jenis Makanan Yang Didapatkan Pada Usus Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) Selama Penelitian ……..……………………………………………... 16
2. Jenis Makanan Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) Berdasarkan Jenis Kelamin …………………………………….……. 17
3. Jenis Makanan Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) Berdasarkan Ukuran Panjang Tubuh ………………………………………….……. 22
viii
DAFTAR GAMBAR
No. Teks Halaman
1. Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) yang Tertangkap di Perairan Pesisir, Desa Karang-karangan, Teluk Bone, Kabupaten Luwu ............................................................. 4
2. Bentuk Bukaan Mulut dan Gigi Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) yang Tertangkap di Perairan Pesisir, Desa Karang-karangan, Teluk Bone, Kabupaten Luwu ................................................................................. 5
3. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Ikan Contoh di Desa Karang - karangan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu ........... 11
4. Cara Pengukuran Panjang Total Tubuh Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) .................................................... 13
5. Diagram Kebiasaan Makanan Ikan Baronang Lingkis Berdasarkan Jenis Kelamin Betina dan Jantan .................................. 21
6. Diagram Kebiasaan Makanan Ikan Baronang Lingkis Berdasarkan Jenis Kelamin Betina dan Jantan .................................. 25
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan baronang dikenal diseluruh Indonesia, hanya namanya yang berbeda-
beda. Dalam bahasa Inggris, ikan ini dinamakan rabbit fish (Lagousi, 2002). Ikan
ini banyak ditemukan di daerah terumbu karang dan padang lamun. Ikan
baronang dikenal oleh masyarakat dengan nama yang berbeda-beda seperti di
Pulau Seribu dinamakan kea-kea, biawas (Jawa Tengah), dan malaja (Teluk
Bone). Ikan baronang termasuk herbivora, namun bila dibudidayakan ikan ini
mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan
(Mayunar, 1992)
Ikan baronang lingkis (Siganus canaliculatus) termasuk dalam Famili
Siganidae, merupakan jenis ikan demersal yang hidup di dasar atau dekat
dengan dasar perairan. Menurut Ghufran (2005) ikan baronang lingkis
merupakan salah satu ikan pelagis yang bernilai ekonomi cukup tinggi. Harga
ikan baronang lingkis yang diperoleh dari hasil pengamatan, sekitar satu basket
seharga Rp. 250.000,00 yang tidak bertelur, sedangkan yang bertelur bisa
mencapai Rp. 650.000,00.
Ikan malaja yang merupakan ikan primadona masyarakat Kabupaten Luwu
memiliki ciri khas dimana ikan ini lebih gurih, lebih enak, dan aromanya lebih
harum jika dibakar, yang apabila dibandingkan dengan daerah lain ikan jenis ini
terasa lebih hambar (Khaeruddin, 2012), Menurut Syakhruddin (2012) bahwa
jenis ikan malaja hanya terdapat di Desa Karang-karangan, Kecamatan Bua
yang memiliki ciri khas dagingnya empuk.
Dari hasil survey bahwa masyarakat Desa Karang-karangan melakukan
penangkapan setiap hari terhadap ikan malaja karena ikan malaja merupakan
ikan konsumsi utama masyarakat setempat. Jika hal ini dilakukan terus menerus
2
maka diduga akan terjadi kepunahan terhadap ikan malaja ini. Oleh karena itu
perlu dilakukan pengelolaan. Dalam pengelolaan perlu dilakukan pengetahuan
tentang kebiasaan makanan, sehingga penelitian ini perlu di lakukan.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makanan ikan
baronang lingkis meliputi jenis makanan dan jumlah makanan berdasarkan
ukuran panjang total dan jenis kelamin.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menggolongkan apakah ikan baronang
termasuk jenis golongan (herbivor, karnivor, omnivor) dan menentukan makanan
utama, makanan pelengkap dan makanan tambahan.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistematika dan Ciri Morfologi Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park,1797).
Menurut Nelson (2006) sistematika ikan baronang lingkis (Siganus
canaliculatus Park,1797) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Filum : Chordata
Subfilum : Craniata
Superkelas : Gnathostomata
Kelas : Actinoperygii
Subkelas : Nopterygii
Divisi : Teleostei
Subdivisi : Euteleostei
Superordo : Acanthopterygii
Series : Percomorpha
Ordo : Perciformes
Subordo : Acanthuroidei
Famili : Siganidae
Genus : Siganus
Species : Siganus canaliculatus Park, 1797
Menurut Allen, (1997) ikan baronang berukuran kecil sampai sedang,
mendiami perairan panas Indo Pasifik, Jari-jari sirip pada sirip punggung, anal
dan perut mempunyai kelenjar-kelenjar racun. Ikan baronang termasuk famili
Siganidae dengan tanda-tanda khusus diantaranya, bentuk tubuh oval sampai
lonjong, pipih, tinggi sampai ramping. Memiliki sisik halus, mulut kecil posisinya
terminal. Rahang dilengkapi dengan deret gigi-gigi yang ramping, gigi seperti
mata gunting pemotong. Punggungnya dilengkapi sebuah duri tajam mengarah
ke depan antara neural pertama dan biasanya tertanam di bawah kulit. Duri-duri
4
dilengkapi kelenjar atau racun pada ujungnya. Sirip punggung dengan 13 jari-jari
keras dan 10 jari-jari lemah. Sirip dubur dengan 7 jari-jari keras dan 9 jari-jari
lemah. Sirip dada dengan 1 jari-jari keras di masing-masing sisi serta 3 jari lemah
(Gambar 1).
Gambar 1. Ikan baronang lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) yang tertangkap di Perairan Pesisir, Desa Karang-karangan, Teluk Bone, Kabupaten Luwu.
Ikan baronang lingkis (Gambar 2) memiliki ciri-ciri morfologi yaitu kepala
yang tidak bersisik, tubuhnya membujur dan memipih lateral, tubuh dilindungi
oleh sisik yang kecil dan halus dengan warna yang bervariasi, memiliki tipe sisik
cycloid, mulut kecil, posisinya terminal. Badan bagian atas bertitik putih pucat,
kelabu atau kuning emas agak kehijauan, sedangkan bagian perut bertitik-titik,
kadang-kadang titik tersebut kabur, tidak ada perbedaan yang mencolok antara
spesies yang berkelamin jantan dengan spesies yang berkelamin betina, sirip
ekor pinggiran berlekuk (emarginate) atau bercagak (forked), rahang atas selalu
lebih panjang dibandingkan dengan panjang rahang bawah (Sahabuddin, 2015).
5
Gambar 2. Bentuk Bukaan Mulut dan Gigi Ikan baronang lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) yang tertangkap di Perairan Pesisir, Desa Karang-karangan, Teluk Bone, Kabupaten Luwu.
Ikan baronang juga mampu berubah warna dengan cepat untuk
menghindar dari bahaya. Warna baronang juga dapat berubah karena pengaruh
kondisi lingkungan. Ikan baronang yang hidup di laut mempunyai warna tubuh
yang lebih cerah dibanding baronang yang hidup di tambak (Merta, 1980).
Yunus, (2005) menemukan bahwa ada perbedaan dari pola warna terhadap
habitat yang berbeda pada jenis ikan Siganus canaliculatus dimana ikan yang
hidup yang berasosiasi dengan terumbu karang memiliki warna yang lebih cerah
dibandingkan dengan habitat lamun.
2.2 Habitat Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797)
Ikan baronang lingkis lebih menjadikan padang lamun sebagai daerah
asuhan dan pembesaran, dan saat dewasa akan menuju ekosistem di sekitarnya
6
seperti terumbu karang untuk menghabiskan sebagian masa dewasanya pada
ekosistem tersebut. Berdasarkan kategori status penghuniannya ikan baronang
termasuk penghuni musiman, yaitu jenis-jenis ikan yang hadir di padang lamun
secara periodik dengan jumlah yang besar, contohnya Siganus canaliculatus
sebagian besar jenis Siganus sp. hidup menggerombol (schooling) (Latuconsina,
at al., 2013).
Habitat ikan baronang yang luas ini disebabkan dalam mencari makan dan
berkembang biak, beronang berpindah dari satu habitat kehabitat lain. Ikan ini
dapat beradaptasi dari habitat satu ke habitat lain yang kondisi lingkungannya
berbeda, seperti dari laut yang bersalinitas tinggi (lebih dari 30 ppt) ke perairan
payau (10 – 20 ppt) hingga ke air tawar (0 ppt). Ikan baronang juga sangat peka
terhadap gerakan di sekitarnya. Baronang bersifat fototaksis positif, tertarik pada
sinar atau cahaya (Ghufran, 2005). Lam, (1974) menyatakan daya toleransi
Siganus canaliculatus terhadap perubahan salinitas 5‰ dengan kisaran
temperatur 25-34 0C. Ikan baronang lingkis sangat sensitif terhadap kandungan
oksigen terlarut di bawah 2 ppm dan pH di atas 9.
2.3 Kebiasaan Makanan Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park,1797) Sebagai komponen lingkungan, makanan merupakan faktor penentu bagi
jumlah populasi, pertumbuhan dan kondisi ikan di suatu perairan. Selain itu,
makanan merupakan salah satu faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan
ikan. Kelimpahan makanan di dalam suatu perairan selalu berfluktuasi dan hal ini
disebabkan oleh daur hidup ikan, iklim dan kondisi lingkungan (Lagler at al.,
1977).
Ikan dapat dibedakan menjadi lima golongan berdasarkan makanannya
yaitu: (a) pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivor atau vegetaris) yaitu ikan yang
makanan pokoknya berasal dari tumbuh-tumbuhan; (b) pemakan daging
7
(karnivora) yaitu ikan yang makanan pokoknya terdiri dari hewan-hewan lainnya;
(c) pemakan segala atau campuran (omnivora) yaitu ikan yang makanan
pokoknya berasal dari hewan dan tumbuhan; (d) pemakan plankton yaitu ikan
yang sepanjang hidupnya hanya akan makan plankton; (e) pemakan detritus
(hancuran bahan organik) yaitu ikan yang makanan pokoknya terdiri dari
hancuran sisa-sisa bahan organik yang membusuk dalam air (Mudjiman,1989).
Menurut Nikolsky (1963), urutan kebiasaan makan ikan terdiri dari makanan
utama yaitu makanan yang biasa dimakan dalam jumlah yang besar, makanan
pelengkap yaitu makanan yang ditemukan di dalam saluran pencernaan dalam
jumlah sedikit dan makanan tambahan yaitu makan yang terdapat di dalam
saluran pencernaan dalam jumlah yang cukup sedikit. Selain itu, juga terdapat
makanan pengganti yaitu makanan yang hanya dikonsumsi jika makanan utama
tidak ada.
Lam (1974) menyatakan bahwa Siganidae merupakan ikan herbivor. Ikan
baronang sesuai dengan morfologis dari gigi dan saluran pencernaannya yaitu
mulut yang berukuran kecil, dinding lambung agak tebal, usus halus panjang dan
mempunyai permukaan yang luas, sehingga ikan ini termasuk pemakan tumbuh-
tumbuhan. Kebiasaan makanan dan cara memakan ikan secara alami juga tidak
terlepas pada lingkungan tempat hidup ikan. Kikuchi dan Peres (1977)
menyatakan bahwa daerah bervegetasi Halophila ovalis dan Syringodium
merupakan habitat yang cocok bagi individu-individu muda atau anakan Siganus
sp. di Pulau Negros Philipina.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di luar negeri maupun di Indonesia,
makanan ikan baronang antara lain lamun (sea grass) dari jenis Enhalus dan
Halophilla (Martosewojo, et al., 1983 dalam Munira 2010). Hal ini juga
dikemukakan oleh Merta (1980) bahwa ternyata dari hasil penelitiannya di Teluk
Banten, ditemukan dalam isi perut semua jenis ikan Siganus sp. terdapat
8
fragmen lamun. Dari hasil analisa isi lambung S. spinus ditemukan 22 spesies
alga dengan tingkat preferensi yang tinggi adalah Enteromorpha compressa,
Murayella perichlados, Chondria repens, Cladophoropsis membranacea,
Acanthopora spicifera dan Centroceras clavulatum (Bryan 1975 dalam Munira
2010).
Supratomo (2000) di Teluk Hurun Lampung menemukan jenis makanan
Siganus gutattus berupa daun lamun, Gracilaria sp., Sargassum sp. dan alga
tidak teridentifikasi, sedangkan jenis Siganus canaliculatus yaitu Padina sp.,
Eucheuma sp., daun lamun dan detritus.
2.4 Parameter Lingkungan Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park,1797)
Beronang bersifat fototaksis positif atau tertarik pada sinar atau cahaya,
terutama ikan-ikan yang masih muda. Pada waktu malam beronang tidak aktif
bergerak, melainkan bersadar pada rumput atau tumbuhan laut, batu dan
terumbu terutama ikan dewasa. Ikan akan menghindar dengan cepat bila
dikejutkan dengan gerakan di sekitarnya. Umumnya Siganidae hidup di
kedalaman air kurang dari 15 meter, baronang dikenal sebagai ikan yang peka
terhadap gangguan di sekitarnya (Ghufran, 2005).
Menurut Supriharyono (2000), suhu mempengaruhi kecepatan metabolisme,
reproduksi dan perubahan bentuk luar dari karang, suhu yang baik untuk
pertumbuhan karang adalah berkisar antara 25-29°C. Keanekaragaman jenis
dan keadaan seluruh kehidupan pantai cenderung bervariasi dengan berubahnya
suhu. Distribusi suhu di perairan estuari sebagian besar dipengaruhi oleh
kedalaman yang merupakan efek masukan air dari sungai dan pengaruh
perubahan pasang surut.
Kedalaman merupakan faktor fisika yang berhubungan dengan banyaknya
volume air yang masuk dalam suatu perairan. Pengaruh kedalaman
9
berhubungan dengan kecerahan dan arus perairan. Padang lamun
membutuhkan penetrasi cahaya yang cukup agar dapat melakukan fotosintesis.
proses osmoregulasi pada tubuh organisme. Dengan demikian organisme akan
berusaha agar tekanan osmosis dalam tubuh organisme berjalan dengan baik
(Merryanto, 2000).
Kecerahan perairan menunjukkan kemampuan cahaya untuk menembus
lapisan air pada kedalaman tertentu. Pada perairan alami, kecerahan sangat
penting karena erat kaitannya dengan proses fotosintesis. Tingkat kecerahan
yang tinggi sangat mendukung kehidupan lamun dan vegetasi air lain untuk
melangsungkan proses fotosintesis (Merryanto, 2000). Tanpa cahaya yang
cukup, laju fotosintesis akan berkurang dan bersama dengan itu kemampuan
karang untuk menghasilkan kalsium karbonat dan membentuk terumbu akan
berkurang juga (Nybakken, 1992).
Salinitas atau kadar garam yaitu jumlah bobot semua garam (dalam gram)
yang terlarut dalam satu liter air, biasanya dinyatakan dalam satuan ‰. Sebaran
salinitas di laut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pola sirkulasi air,
penguapan, curah hujan dan aliran sungai (Nontji, 1993). Secara fisiologis,
salinitas mempengaruhi kehidupan hewan karang karena adanya tekanan
osmosis pada jaringan hidup. Salinitas optimal bagi kehidupan karang berkisar
32-35 ‰. Oleh karena itu karang jarang ditemukan hidup di daerah muara sungai
besar, bercurah hujan tinggi atau perairan dengan salinitas yang tinggi
(Nybakken, 1992).
Arus merupakan gerakan mengalir suatu masa air yang dapat disebabkan
oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh
gerakan periodik jangka panjang. Arus yang disebabkan oleh gerakan periodic
jangka panjang antara lain arus yang disebabkan oleh pasang surut (pasut). Arus
yang disebabkan oleh pasang surut biasanya banyak diamati di perairan, teluk
10
dan pantai. Disamping itu juga, arus dapat membersihkan polip dari kotoran yang
menempel. Oleh karena itu pertumbuhan karang di tempat yang airnya selalu
teraduk oleh arus dan ombak, lebih baik daripada di perairan yang tenang dan
terlindung (Nontji, 1993).
11
III. BAHAN METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2017. Pengambilan
sampel ikan contoh dilakukan di Perairan Pesisir, Desa Karang–karangan, Teluk
Bone, Kabupaten Luwu (Gambar 3). Analisis terhadap ikan contoh dilakukan di
Laboratorium Biologi Perikanan, Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Gambar 3. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Ikan Contoh di Perairan Pesisir, Desa Karang–karangan, Teluk Bone, Kabupaten Luwu.
3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain. Kapal sebagai alat
transportasi pada saat pengambilan sampel, GPS (global positioning system)
berfungsi untuk menentukan titik lokasi tempat pengambilan sampel, coolbox
untuk menyimpan ikan contoh, set net (Sero) sebagai alat tangkap yang
digunakan untuk menangkap ikan, kamera untuk memotret kegiatan, alat tulis
Musdalifah L211 13 023
12
digunakan untuk menulis data penelitian, papan preparat untuk meletakkan ikan
sampel, botol sampel sebagai wadah untuk usus ikan, pisau bedah untuk
membedah ikan sampel, mistar ukur dengan ketelitian 0,1 mm untuk mengukur
panjang dan usus ikan, cawan petri sebagai wadah untuk meletakkan usus ikan,
pipet tetes untuk memindahkan cairan isi usus yang telah diencerkan, SRC-cell
(Sedgwick Rafter Counting Cell) digunakan untuk melihat jenis makanan dan
menghitung jumlah makanan yang terdapat pada usus ikan, mikroskop
digunakan untuk melihat jenis makanan dan jumlah yang terdapat pada usus
ikan.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan baronang lingkis
larutan formalin 4% yang digunakan untuk pengawetan jenis makanan pada usus
ikan, aquades digunakan untuk mengencerkan usus ikan, es curah untuk
menjaga mutu kesegaran ikan.
3.3 Prosedur Pengambilan Ikan Contoh
Prosedur penelitian ini meliputi kegiatan persiapan observasi lapangan
penetuan lokasi dan pengambilan sampel ikan.
3.3.1 Tahap Pengambilan di Lapangan
Penentuan lokasi pengambilan sampel ikan contoh dilakukan
berdasarkan letak alat tangkap ikan contoh (sero atau bila) dengan
menggunakan GPS. Pengambilan contoh ikan dengan menggunakan sero (set
net) sebagai alat tangkap yang digunakan. Sebelum ikan diangkat naik ke kapal,
sampah-sampah yang di dalam set net dibersihkan setelah bersih kita menarik
tali set net agar ikan yang tertangkap gampang diambil dan dimasukkan kedalam
cool box yang telah diisi es curah agar kesegaran ikan tetap terjaga. Dari hasil
tangkapan nelayan, ikan baronang lingkis diambil semua untuk kemudian diteliti
lebih lanjut di dalam laboratorium. Pengambilan sampel ikan dilakukan selama 2
bulan dengan interval waktu 2 minggu, sehingga pengambilan sampel dilakukan
13
sebanyak 4 kali. Alat tangkap sero (set net) dipasang pada malam hari dan
diangkat pada pagi hari.
3.3.2 Tahap Pengamatan di Laboratorium
Ikan contoh diletakkan di papan preparat kemudian diukur panjang total
tubuhnya dengan menggunakan mistar ukur dengan ketelitian 0,1 mm yaitu
pengukuran dimulai dari ujung terdepan bagian kepala sampai ke ujung sirip
ekor yang paling belakang (Gambar 4). Untuk menentukan ukuran tubuh ikan
berdasarkan ukuran kecil, sedang, dan besar dengan cara yaitu nilai maksimum
dikurang nilai minimum dibagi banyak kelas (Andy Omar, 2016).
Gambar 4. Cara pengukuran panjang total tubuh ikan baronang lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797).
Untuk menentukan jenis kelamin dilakukan dengan pengamatan warna
gonad dengan cara membedah sampel ikan contoh dengan menggunakan pisau
bedah. Warna gonad ikan jantan berwarna putih susu sedangkan untuk ikan
betina berwarna kuning. Ikan jantan dan betina diambil masing–masing 30 ekor
untuk diamati ususnya. Kemudian diambil saluran pencernaannya (usus) dan
diukur panjang usus ikan dengan menggunakan mistar ukur berketelitian 0,1 mm.
usus yang diperoleh dimasukkan kedalam botol sampel yang telah diberi label
dan larutan formalin 4% sebagai pengawet.
14
Kemudian isi usus setiap contoh ikan dikeluarkan dari botol sampel dan
diletakkan di atas cawan petri lalu usus diencerkan dengan aquades sebanyak
10 ml. Setelah itu, isi usus diaduk sampai merata dan tidak menggumpal. Isi usus
yang telah diencerkan kemudian dimasukkan ke dalam Sedgwick Rafter
Counting cell (SRC-cell) dengan menggunakan pipet tetes sampai penuh dan
tidak terjadi gelembung udara di bawah kaca penutup. Pengamatan (SRC-cell)
dilakukan di bawah mikroskop pada pembesaran 40 x 100. Proses perhitungan
dengan menggunakan (SRC-cell) menggunakan seluruh lapang pandang
dengan 5 kali pengulangan dalam 1 sampel yang diamati.
Identifikasi jenis organisme isi saluran pencernaan dengan menggunakan
buku petunjuk identifikasi plankton Sachlan, (1972) dan buku panduan monitoring
lamun Hutomo dan Nontji, (2014).
3.4 Analisis Data
Untuk mengetahui jenis makanan ikan digunakan Indeks Bagian Terbesar
(IBT) atau Index Of Preponderance (IP). Metode ini dapat digunakan untuk
menilai bermacam-macam jenis makanan ikan. Indeks ini merupakan hasil
gabungan dari metode frekuensi kejadian dan metode volumetrik, dengan rumus
(Natarajan dan Jhingran, 1961 dalam Andy Omar, 2016) adalah sebagai berikut:
IBT = Vi × Oi∑Vi × Oi
× 100
Keterangan:
Vi = persentase volume satu macam makanan (%),
Oi = persentase frekuensi kejadian satu macam makanan (%),
∑ViOi = jumlah Vi x Oi dari semua macam makanan. Berdasarkan nilai IBT,
Nikolsky (1963 dalam Andy Omar, 2016) membedakan makanan ikan ada tiga
golongan, yaitu:
15
a. Makanan utama, jika nilai IBT > 40%,
b. Makanan pelengkap, jika nilai IBT 4 – 40 %, dan
c. Makanan tambahan, jika nilai IBT < 4 %.
Untuk mengetahui nisbah panjang alat pencernaan terhadap panjang total tubuh
ikan atau panjang relative alat pencernaan digunakan rumus (Thayaparan, et al.,
1986 dalam Muchtar 2005).
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 = 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃
Keterangan:
PRAP = panjang relatif alat pencernaan,
PAP = panjang alat pencernaan,
PI = panjang ikan
Berdasarkan nilai PRAP, jika lebih dari 1 menunjukkan ikan tersebut
bersifat herbivora, dan jika sama atau lebih kecil dari 1 menunjukan ikan tersebut
bersifat karnivora (Yamaghasi 2005 dalam Muchtar, 2015).
16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Jenis Makanan Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park,1797). Berdasarkan hasil pengamatan pada setiap alat pencernaan (usus) ikan
baronang lingkis sebanyak 120 ekor yang terdiri dari 60 ekor jantan dan 60 ekor
betina dapat dilihat pada Tabel 1.
Table 1. Jenis-jenis makanan yang didapatkan pada usus ikan baronang lingkis Siganus canaliculatus (Park, 1797) selama penelitian.
Jenis
Makanan Kelas Kelompok Makanan
Fitoplankton Chyanophyta Calothrix
Gomphosphaeria sp
Microcystus flosaqua
Oscillatoria sp
Tolypothrix
Trichodesmium erythreum
Coscinodiscophyceae Hyalodiscus stelliger
Leptocylindrus danicus
Desmidiacae Gonatozygon monotaenium
Penium spirostriolatum
Diatomae Air Laut Bacillaria paradoxa
Biddulphia heteroceros
Thallassiothrix sp
Diatomae Air tawar Asterionella Formosa
Melosira salina
Nitzchia vermicularis
Synedra ulna
Dinophyceae Prorocentrum compressum
Prorocentrum lima
Globothalamea Globorotalia hirsute
Oligotrichea Tintinopsis
Ulvophyceae Ulothrix sp
Xanthophyta Botrycoccus braunii
17
Tabel 1. Lanjutan
Jenis Kelas Kelompok Makanan
Zooplankton Entramostraca Cyclops fuscus
Paracelcus edwardsii
Bivalvia Polymesoda erosa
Gastropoda Rhinoceras procnom
Tumbuhan air Lamun
Jenis makanan lainnya Bulu
Cangkang kerang
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa di dalam alat pencernaan ikan
baronang lingkis terdapat 30 spesies jenis makanan yang berasal dari 13 kelas
yaitu Chyanophyta, Coscinodiscophyceae, Desmidiacae, diatomae air laut,
diatomae air tawar, Dinophyceae, Globothalamea, Oligotrichea, Ulvophyceae,
Xanthophyta, Entramostraca, Bivalvia, Gastropoda dan 3 kelompok makanan
lainnya yang ditemukan bukan termasuk jenis plankton yaitu lamun, bulu, dan
cangkang kerang.
4.1.1 Kebiasaan Makanan Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park,1797) Berdasarkan Jenis Kelamin.
a. Jenis makanan
Jenis makanan yang dimakan ikan baronang lingkis berdasarkan jenis
kelamin jantan dan betina diperoleh hasil sebagai berikut (Tabel 2).
Tabel 2. Jenis makanan ikan baronang lingkis berdasarkan betina dan jantan.
Jenis Kelas Kelompok makanan Jenis kelamin Betina Jantan
Fitoplankton Chyanophyta Calothrix
Gomphosphaeria sp
Microcystus flosaqua
Oscillatoria sp
Tolypothrix
Trichodesmium erythreum -
18
Tabel 2. Lanjutan
Jenis Kelas Kelompok makanan
Jenis kelamin Betina Jantan
Coscinodiscophyceae
Hyalodiscus stelliger -
Leptocylindrus danicus
Desmidiacae Gonatozygon
monotaenium
Penium spirostriolatum
Diatomae Air Laut Bacillaria paradoxa
Biddulphia heteroceros
Thallassiothrix sp Diatomae Air tawar Asterionella
Formosa
Melosira salina -
Nitzchia vermicularis
Synedra ulna
Dinophyceae Prorocentrum compressum
Prorocentrum lima
Globothalamea Globorotalia hirsute Oligotrichea Tintinopsis
Ulvophyceae Ulothrix sp
Xanthophyta Botrycoccus braunii -
Zooplankton Entramostraca Cyclops fuscus
Paracelcus edwardsii
Bivalvia Polymesoda erosa
Gastropoda
Rhinoceras procnom
Tumbuhan air Lamun
Jenis makanan lainnya Bulu - Cangkang kerang
Jumlah 27 24
Keterangan:
= ditemukan
- = tidak ditemukan
19
Berdasrkan Table 2 dapat dilihat bahwa jenis makanan ikan baronang
lingkis pada jenis kelamin betina dan jantan terdapat 27 jenis makanan yang
ditemukan pada usus ikan betina dan 24 jenis makanan pada usus ikan jantan.
Adapun jenis makanan yang ditemukan pada usus ikan betina tetapi tidak
ditemukan pada usus ikan jantan yaitu Trichodesmium erythreum, Hyalodiscus
stelliger, Botrycoccus braunii, bulu. Sedangkan pada usus ikan jantan yaitu
Melosira salina. Sukimin (2004) menyatakan bahwa, perbedaan proporsi
makanan dapat disebabkan oleh faktor penyebaran yang tidak sama,
ketersediaan makanan, faktor dari ikan itu sendiri dan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi perairan.
b. Jumlah makanan
Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat bahwa jenis makanan yang dimakan
ikan baronang lingkis jantan juga dimakan ikan betina. Pauly (1990), mengatakan
bahwa tidak ada perbedaan kebiasaan makanan antara ikan baronang jantan
dan betina. Pada Gambar 3 dan Lampiran 1 dan 2 jenis makanan utama ikan
baronang lingkis jantan dan betina yaitu lamun yang masing-masing nilai IBTnya
yaitu 85,4412% untuk jantan dan 74,4344% untuk betina.
Jenis makanan pelengkap ikan baronang lingkis untuk jenis kelamin
jantan tidak ada yang ditemukan karena nilai IBT tidak mencapai 4-40%
(Nikolsky, 1963), sedangkan pada jenis kelamin betina yaitu kelas Chyanophyta
dan Bivalvia dengan nilai IBT yaitu 12,8173% dan 4,2529%. Hal ini diduga
karena selera ikan yang berbeda-beda sesuai dengan pernyataan Jenning
(2003) bahwa selera suatu spesies ikan juga tergantung dari keberadaan suatu
jenis makanan dalam perairan berdasarkan ukuran mulut dan waktu makan ikan
tersebut.
Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa jenis makanan tambahan ikan
baronang lingkis berdasarkan jenis kelamin jantan yaitu kelas Chyanophyta,
20
Coscinodiscophyceae, Desmidiacae, diatomae air laut, diatomae air tawar,
Dinophyceae, Globothalamea, Oligotrichea, Ulvophyceae, Entramostraca,
Bivalvia, Gastropoda dan jenis makanan lainya yang tidak termasuk plankton
dengan masing-masing nilai IBTnya yaitu untuk jenis kelamin jantan dengan
masing-masing nilai IBTnya yaitu 3,3885%, 2,4941%, 1,6045%, 0,9788%,
1,7504%, 0, 5326%, 0,5643%, 0,2975%, 0,0029%, 0,0873%, 2,3511%, 0,2994%,
0,2073%. Sedangkan kelas Coscinodiscophyceae, Desmidiacae, diatomae air
laut, diatomae air tawar, Dinophyceae, Globothalamea, Oligotrichea,
Oligotrichea, Ulvophyceae, Xanthophyta, Entramostraca, Gastropoda dan jenis
makanan lainya yang tidak termasuk plankton untuk jenis kelamin betina dengan
masing-masing nilai IBTnya yaitu 1,5948%, 1,9815%, 1,2082%, 3,4704%,
2,8030%, 0,3728%, 0,5316%, 0,0460%, 0,1151%, 0,0748%, 0,0184%, 0,5316%.
Hal ini sesuai dengan pendapat Nikolsky (1963) bahwa jika nilai IBT
>40% maka termasuk makanan utama, jika nilai IBT 4-40% maka termasuk
makanan pelengkap, dan jika nilai IBT <4% maka termasuk makanan tambahan.
21
Gambar 5. Diagram kebiasaan makanan ikan baronang lingkis berdasarkan jenis kelamin betina dan jantan.
2% 3% 3% 2% 1%
2% 1%0%0%0%
1%
85%
0%
0%
JantanBivalviaCoscinodiscophycaeCyanophytaDesmidiaceaDiatomae air lautDiatomae air tawarDinophyceaeJenis makanan lainnyaEntramostracaGastropodaGlobothalameaLamunOligotricheaUlvophyceae
4% 2%
12% 2% 1%3%3%
1%0%
0%0%
74%
1%
0%
0%
BetinaBivalvia
Coscinodiscophycae
Cyanophyta
Desmidiacea
Diatomae air laut
Diatomae air tawar
Dinophyceae
Jenis makanan lainnya
Entramostraca
Gastropoda
Globothalamea
Lamun
Oligotrichea
Ulvophyceae
Xanthophyta
22
4.1.2 Kebiasaan Makanan Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park,1797) Berdasarkan Ukuran Panjang Tubuh.
a. Jenis makanan
Hasil analisis usus ikan baronang lingkis dapat dilihat jenis makanan
berdasarkan ukuran kecil, sedang, dan besar dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jenis makanan ikan baronang lingkis berdasarkan ukuran kecil, sedang, dan besar.
Jenis Kelas Kelompok makanan Ukuran Tubuh (cm)
Kecil Sedang Besar (9,30-12,00)
(12,10-15,00)
(15,90-15,70)
Fitoplankton Chyanophyta Calothrix
Gomphosphaeria sp
Microcystus flosaqua
Oscillatoria sp
Tolypothrix
Trichodesmium erythreum - -
Coscinodiscophyceae Hyalodiscus stelliger -
Leptocylindrus danicus
Desmidiacae Gonatozygon
monotaenium
Penium spirostriolatum
Diatomae Air Laut Bacillaria paradoxa
Biddulphia heteroceros
Thallassiothrix sp Diatomae Air tawar Asterionella Formosa
Melosira salina - -
Nitzchia vermicularis
Synedra ulna
Dinophyceae
Prorocentrum compressum
Prorocentrum lima Globothalamea Globorotalia hirsute Oligotrichea Tintinopsis Ulvophyceae Ulothrix sp Xanthophyta Botrycoccus braunii - Zooplankton Entramostraca Cyclops fuscus
Paracelcus edwardsii -
Bivalvia Polymesoda erosa
Gastropoda Rhinoceras procnom
Tumbuhan air Lamun Jenis makanan lainnya Bulu - Cangkang kerang
Jumlah 26 27 29 Keterangan: = ditemukan - = tidak ditemukan
23
Hasil dari Tabel 3 menunjukkan bahwa jenis makanan ikan baronang
lingkis pada ukuran kecil terdapat beberapa makanan yang ditemukan tetapi
tidak ditemukan pada ukuran sedang dan besar, yaitu dengan jumlah 26 jenis
makanan yang ditemukan untuk ukran kecil, 27 jenis makanan untuk ukuran
sedang dan 29 jenis makanan untuk ukuran besar.
Jenis makanan yang ditemukan pada ukuran kecil tapi tidak ditemukan
pada ukuran sedang dan besar yaitu Melosira salina, untuk ukuran sedang tidak
ada jenis makanan yang tidak ditemukan pada ukuran kecil dan besar,
sedangkan pada ukuran besar jenis makanan yang tidak ditemukan pada ukuran
kecil dan sedang, yaitu Trichodesmium erythreum.
b. Jumlah makanan
Berdasarkan hasil analisis usus ikan baronang lingkis, jenis makanan ikan
berdasarkan ukuran kecil, sedang, dan besar dapat dilihat pada Gambar 6. Pada
Gambar 5 serta Lampiran 1, 2, dan 3 dapat dilihat bahwa pada ukuran kecil,
sedang, dan besar makanan utama ikan baronang lingkis yaitu lamun dengan
nilai IBT 83,1797% untuk ukuran kecil, IBT 79,4672% untuk ukuran sedang, dan
IBT 80,0783% untuk ukuran besar. Nikolsky (1963) menyatakan bahwa jika nilai
IBT >40% maka termasuk makanan utama. Menurut Marta (1980) bahwa dari
hasil penelitiannya yang dilakukan di Teluk Banten, ditemukan dalam isi perut
ikan baronang lingkis terdapat fragmen lamun.
Makanan yang termasuk jenis makanan pelengkap untuk ikan baronang
lingkis ukuran kecil yaitu jenis makanan kelas Cyanophyta dan Bivalvia dengan
dengan masing-masing nilai IBTnya yaitu 6,3014% dan 4,5010%, untuk ukuran
sedang yaitu Cyanophyta dengan nilai IBT yaitu 7,8710%, sedangkan untuk
ukuran besar yaitu Cyanophyta dan diatomae air tawar yang nilai IBTnya masing-
masing yaitu 7,6537% dan 4,0158%.
24
Sedangkan makanan tambahan ikan baronang lingkis berdasarkan
ukuran kecil, sedang, dan besar yaitu kelas Coscinodiscophycae, Desmidiacea,
diatomae air laut, diatomae air tawar, Dinophyceae, Entramostraca,
Globothalamea, Oligotrichea, Ulvophyceae, Gastropoda, dan jenis makanan
lainya yang tidak termasuk plankton dengan masing-masing nilai IBTnya yaitu
1,5432%, 2,1052%, 1,6003%, 1,7408%, 1,2693%, 0,0667%, 1,002%, 0,2381%,
0,0071%, 0,4525% dan 0,4953% untuk ukuran kecil, dan kelas
Coscinodiscophycae, Desmidiacea, diatomae air laut, diatomae air tawar,
Dinophyceae, Entramostraca, Globothalamea, Oligotrichea, Ulvophyceae,
Xanthophyta, Bivalvia, Gastropoda, dan jenis makanan lainya yang tidak
termasuk plankton dengan masing-masing nilai IBTnya yaitu 2,2402%, 1,9375%,
0,3330%, 2,0989%, 1,6272%, 0,0252%, 0,0807%, 0,3835%, 0,0076%, 0,0303%,
3,2846%, 0,0883%, dan 0,5247% untuk ukuran sedang. Sedangkan untuk
ukuran besar yaitu Coscinodiscophycae, Desmidiacea, diatomae air laut,
Dinophyceae, Entramostraca, Globothalamea, Oligotrichea, Ulvophyceae,
Xanthophyta, Bivalvia, Gastropoda yang masing-masing nilainya yaitu 2,3713%,
1,3229%, 1,5388%, 1,3499%, 0,1890%, 0,5849%, 0,6187%, 0,0472%, 0,0945%,
2,2948%, 0,0090% dan 0,1260
Menurut pernyataan Pauly et al., (1990) mengatakan bahwa preferensi
makanan yang paling banyak dimakan oleh ikan baronang dewasa maupun
juvenil adalah lamun.
25
Gambar 6. Diagram kebiasaan makanan ikan baronang lingkis berdasarkan
ukuran tubuh ikan dimana A (kecil), B (sedang), C (besar).
4%2%
6%2% 2% 2% 1%
0%
0%
0%1%
83%
0%
0%
A BivalviaCoscinodiscophycaeCyanophytaDesmidiaceaDiatomae Air LautDiatomae Air tawarDinophyceaeJenis makanan lainnyaEntramostracaGastropodaGlobothalameaLamunOligotricheaUlvophyceae
3% 2%
7%2%
0% 2% 2%1% 0%
0%0%
79%
0%0%
0%B Bivalvia
CoscinodiscophycaeCyanophytaDesmidiaceaDiatomae Air LautDiatomae Air tawarDinophyceaeJenis makanan lainnyaEntramostracaGastropodaGlobothalameaLamunOligotricheaUlvophyceaeXanthophyta
2%2%
7%
1%2% 4%
1% 0%0%0%1%
80%
1%
0%
0%CBivalviaCoscinodiscophycaeCyanophytaDesmidiaceaDiatomae air LautDiatomae air tawarDinophyceaeJenis makanan lainnyaEntramostracaGastropodaGlobothalameaLamunOligotricheaUlvophyceaeXanthophyta
26
4.2 Panjang Relatif Alat Pencernaan (PRAP) Ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus Park,1797). Berdasarkan hasil pengukuran perbandingan antara panjang tubuh ikan
baronang lingkis terhadap panjang relatif alat pencernaan (usus) dapat diperoleh
hasil bahwa panjang relatif alat pencernaan (usus) ikan baronang lingkis lebih
besar dari pada 1, maka dapat dinyatakan bahwa ikan baronang lingkis
merupakan hewan herbivora. Hal ini sesuai yang dikatakan (Yamaghasi, 2005
dalam Muchtar, 2015) bahwa berdasarkan nilai PRAP, jika lebih dari 1
menunjukan ikan tersebut bersifat herbivora.
Affandi & Tang (2002) menyatakan usus ikan herbivora sangat panjang
beberapa kali panjang tubuhnya. Keadaan usus yang sangat panjang pada ikan
herbivora merupakan kompensasi terhadap kondisi makanan yang memiliki
kadar serat yang tinggi sehingga memerlukan pencernaan lebih lama.
27
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis kebiasaan makanan ikan baronang lingkis
dapat disimpulkan bahwa jenis makanan utama berdasarkan jenis kelamin dan
panjang ukuran tubuh ikan yaitu lamun yang masing-masing nilai IBTnya yaitu
85,4412% (jantan) dan 74,4344% (betina) berdasarkan jenis kelamin, sedangkan
berdasarkan panjang ukuran tubuh ikan baronang nilai IBTnya yaitu 83,1797%
(kecil), 79,4672% (sedang), 80,0783% (besar) dan nilai PRAP lebih besar dari
satu maka ikan baronang lingkis termasuk herbivora.
5.2 Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kebiasaan makanan ikan
baronang lingkis berdasarkan waktu yang berbeda agar dapat lebih melengkapi
data kebiasaan makanan ikan baronang lingkis.
28
DAFTAR PUSTAKA
Allen G. 1997. A field guide for anglers and divers: Marine fishes of south east Asia. Singapore: Periplus Editions (HK) Ltd.
Andy Omar. 2016. Modul Biologi Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar Ghufran M. H. Kordi K, 2005. Budidaya Ikan Baronang. Rineka Cipta. Jakarta.
Hutomo, M dan Nontji, A. 2014. Panduan Monitoring Lamun. COREMAP-CTI. Lembaga ilmu pengetahuan Indonesia.
Jenning. 2003. Marine Fisheries Ecology. Centre For Enviroent, Fisheries and
Agiculture Science. Hongkong. Khaeruddin. 2012. Malaja Ikan Pavorit datu luwu. Palopo Pos.
http://www.palopopos.co.id
Lagler, K. F., J. E. Bardach., R. R. Miller., D. R. M. Passino. 1977. Ichtiology. John Wiley & Sons, Inc. United State of America.
Lagousi, 2002. Budidaya Ikan Baronang. Makassar: CV. Telaga Zam-Zam.
Lam, T.J. 1974. Siganids: Their Biology and Mariculture Potential. Aquaculture 3:325-354.
Latuconsina, H dan Ambo-Rappe R. 2013. Asosiasi Ikan Baronang (Siganus
canaliculatus Park, 1797) pada Ekosistem Padang Lamun Perairan Teluk Ambon Dalam. Jurnal Ikhtiologi Indonesia:13(1):35-53.
Mayunar. 1992. Beberapa Aspek Biologi Ikan Baronang, Siganus Canaliculatus.
Oseana 17(4): 177-193. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI. Hlm: 35-41.
Merryanto, Y. 2000. Struktur Komunitas Ikan dan Asosiasinya dengan Padang
Lamun di Perairan Teluk Awur Jepara. [Tesis] Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Hlm 39 – 46.
Merta, I.G.S. 1980. Studi Ekologi Ikan Baronang, Siganus canaliculatus Park, 1792 di Perairan Teluk Banten, Pantai Utara Jawa Barat. [Tesis] Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 130 hlm.
Mudjiman, A. 1989. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. Munira. 2010. Distribusi dan Potensistok Ikan Baronang (Siganus canaliculatus)
di Padang Lamun Selat Lonthoir, Kepulauan Banda, Maluku. [Tesis] Bogor : Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Nelson, J. S. 2006. Fishes of the World. Fourth Edition. John Wiley and Sons. Inc., New York, USA. 601 p.
Nikolsky, G. V. 1963. The Ecology of Fishes. Hal. 225-289. Academic Press.
London.
29
Nontji A. 1993. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan. Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Alih Bahasa, H.
Muhammad Eidman et al. Cetakan ke-2. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 445 hlm.
Sahabuddin, 2015. “Morfometrik Ikan Baronang (Siganus canaliculatus Park, 1797) Di Perairan Teluk Bone dan Selat Makassar”. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan. 25 (1), 44-52.
Sachlan, 1972. Planktonologi. Edisi ke 1. Jakarta Syakhruddin. 2012. Malaja Ikan Khas Karang karangan. Palopo Pos.
http://www.palopopos.co.id/?vi=detail&nid=50631. Yunus M. 2005. Perbedaan Karakter morfometrik dan meristik famili Siganidae
pada habitat yang berbeda di perairan spermonde.Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.
30
LAMPIRAN
31
Lampiran 1. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan baronang lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) pada jenis kelamin jantan.
No Kelas Frekuensi Volume (SCR)
Volume (ml)
Persentase Oi (%)
Persentase Vi (%) Vi*Oi IBT
1 Bivalvia 25 98 0,0980 9,2593 4,3248 40,0445 2,3511 2 Coscinodiscophycae 23 113 0,1130 8,5185 4,9868 42,4798 2,4941 3 Cyanophyta 33 107 0,1070 12,2222 4,7220 57,7131 3,3885 4 Desmidiacea 22 76 0,0760 8,1481 3,3539 27,3283 1,6045 5 Diatomae air laut 17 60 0,0600 6,2963 2,6478 16,6716 0,9788 6 Diatomae air tawar 24 76 0,0760 8,8889 3,3539 29,8127 1,7504 7 Dinophyceae 15 37 0,0370 5,5556 1,6328 9,0713 0,5326 8 Jenis makanan lainnya 9 24 0,0240 3,3333 1,0591 3,5305 0,2073 9 Entramostraca 7 13 0,0130 2,5926 0,5737 1,4874 0,0873 10 Gastropoda 13 24 0,0240 4,8148 1,0591 5,0995 0,2994 11 Globothalamea 14 42 0,0420 5,1852 1,8535 9,6107 0,5643 12 Lamun 57 1562 1,5620 21,1111 68,9320 1455,2319 85,4412 13 Oligotrichea 10 31 0,0310 3,7037 1,3680 5,0668 0,2975 14 Ulvophyceae 1 3 0,0030 0,3704 0,1324 0,0490 0,0029
Jumlah 270 2266 2,2660 100,0000 100,0000 1703,1970 100,0000
32
Lampiran 2. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan baronang lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) pada jenis kelamin betina.
No Kelas Frekuensi Volume (SCR)
Volume (ml)
Persentase Oi (%)
Persentase Vi (%) Vi*Oi IBT
1 Bivalvia 22 168 0,1680 7,6923 8,1752 62,8860 4,2529 2 Coscinodiscophycae 18 77 0,0770 6,2937 3,7470 23,5823 1,5948 3 Cyanophyta 47 237 0,2370 16,4336 11,5328 189,5258 12,8173 4 Desmidiacea 21 82 0,0820 7,3427 3,9903 29,2992 1,9815 5 Diatomae air laut 14 75 0,0750 4,8951 3,6496 17,8653 1,2082 6 Diatomae air tawar 29 104 0,1040 10,1399 5,0608 51,3161 3,4704 7 Dinophyceae 28 87 0,0870 9,7902 4,2336 41,4476 2,8030 8 Jenis makanan lainnya 11 42 0,0420 3,8462 2,0438 7,8608 0,5316 9 Entramostraca 5 13 0,0130 1,7483 0,6326 1,1060 0,0748 10 Gastropoda 4 4 0,0040 1,3986 0,1946 0,2722 0,0184 11 Globothalamea 12 27 0,0270 4,1958 1,3139 5,5127 0,3728 12 Lamun 52 1244 1,2440 18,1818 60,5353 1100,6415 74,4344 13 Oligotrichea 14 33 0,0330 4,8951 1,6058 7,8608 0,5316 14 Ulvophyceae 4 10 0,0100 1,3986 0,4866 0,6806 0,0460 15 Xanthophyta 5 20 0,0200 1,7483 0,9732 1,7015 0,1151
Jumlah 286 2223 2,0550 92,3077 100,0000 1478,6722 100,0000
33
Lampiran 3. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan baronang lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) pada ukuran panjang tubuh kecil.
No Kelas Frekuensi Volume (SCR)
Volume (ml)
Persentase Oi (%)
Persentase Vi (%) Vi*Oi IBT
1 Bivalvia 18 105 0,1050 9,3264 7,5107 70,0483 4,5010 2 Coscinodiscophycae 12 54 0,0540 6,2176 3,8627 24,0165 1,5432 3 Cyanophyta 27 98 0,0980 13,9896 7,0100 98,0676 6,3014 4 Desmidiacea 17 52 0,0520 8,8083 3,7196 32,7633 2,1052 5 Diatomae Air Laut 12 56 0,0560 6,2176 4,0057 24,9060 1,6003 6 Diatomae Air tawar 17 43 0,0430 8,8083 3,0758 27,0927 1,7408 7 Dinophyceae 13 41 0,0410 6,7358 2,9328 19,7543 1,2693 8 Jenis makanan lainnya 8 26 0,0260 4,1451 1,8598 7,7090 0,4953 9 Entramostraca 4 7 0,0070 2,0725 0,5007 1,0378 0,0667 10 Gastropoda 10 19 0,0190 5,1813 1,3591 7,0419 0,4525 11 Globothalamea 12 35 0,0350 6,2176 2,5036 15,5663 1,0002 12 Lamun 37 944 0,9440 19,1710 67,5250 1294,5214 83,1797 13 Oligotrichea 5 20 0,0200 2,5907 1,4306 3,7063 0,2381 14 Ulvophyceae 1 3 0,0030 0,5181 0,2146 0,1112 0,0071
Jumlah 193 1503 1,398 90,67357513 100 1556,29434 100
34
Lampiran 4. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan baronang lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1) pada ukuran panjang tubuh sedang.
No Kelas Frekuensi Volume (SCR)
Volume (ml)
Persentase Oi (%)
Persentase Vi (%) Vi*Oi IBT
1 Bivalvia 14 93 0,0930 8,4337 6,4494 54,3923 3,2846 2 Coscinodiscophycae 12 74 0,0740 7,2289 5,1318 37,0971 2,2402 3 Cyanophyta 26 120 0,1200 15,6627 8,3218 130,3411 7,8710 4 Desmidiacea 12 64 0,0640 7,2289 4,4383 32,0840 1,9375 5 Diatomae Air Laut 6 22 0,0220 3,6145 1,5257 5,5144 0,3330 6 Diatomae Air tawar 16 52 0,0520 9,6386 3,6061 34,7576 2,0989 7 Dinophyceae 15 43 0,0430 9,0361 2,9820 26,9455 1,6272 8 Jenis makanan lainnya 8 26 0,0260 4,8193 1,8031 8,6894 0,5247 9 Entramostraca 2 5 0,0050 1,2048 0,3467 0,4178 0,0252 10 Gastropoda 5 7 0,0070 3,0120 0,4854 1,4622 0,0883 11 Globothalamea 4 8 0,0080 2,4096 0,5548 1,3368 0,0807 12 Lamun 35 900 0,9000 21,0843 62,4133 1315,9434 79,4672 13 Oligotrichea 8 19 0,0190 4,8193 1,3176 6,3499 0,3835 14 Ulvophyceae 1 3 0,0030 0,6024 0,2080 0,1253 0,0076 15 Xanthophyta 2 6 0,0060 1,2048 0,4161 0,5013 0,0303
Jumlah 166 1442 1,442 100 100 1655,95809 100
35
Lampiran 5. Indeks Bagian Terbesar (IBT) jenis makanan ikan baronang lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797) pada ukuran panjang tubuh besar.
No Kelas Frekuensi Volume (SCR)
Volume (ml)
Persentase Oi (%)
Persentase Vi (%) Vi*Oi IBT
1 Bivalvia 15 68 0,0680 7,6142 4,6070 35,0790 2,2948 2 Coscinodiscophycae 17 62 0,0620 8,6294 4,2005 36,2483 2,3713 3 Cyanophyta 27 126 0,1260 13,7056 8,5366 116,9989 7,6537 4 Desmidiacea 14 42 0,0420 7,1066 2,8455 20,2220 1,3229 5 Diatomae air Laut 12 57 0,0570 6,0914 3,8618 23,5236 1,5388 6 Diatomae air tawar 21 85 0,0850 10,6599 5,7588 61,3883 4,0158 7 Dinophyceae 15 40 0,0400 7,6142 2,7100 20,6347 1,3499 8 Jenis makanan lainnya 4 14 0,0140 2,0305 0,9485 1,9259 0,1260 9 Entramostraca 6 14 0,0140 3,0457 0,9485 2,8889 0,1890 10 Gastropoda 2 2 0,0020 1,0152 0,1355 0,1376 0,0090 11 Globothalamea 10 26 0,0260 5,0761 1,7615 8,9417 0,5849 12 Lamun 37 962 0,9620 18,7817 65,1762 1224,1206 80,0783 13 Oligotrichea 11 25 0,0250 5,5838 1,6938 9,4576 0,6187 14 Ulvophyceae 3 7 0,0070 1,5228 0,4743 0,7222 0,0472 15 Xanthophyta 3 14 0,0140 1,5228 0,9485 1,4444 0,0945
Jumlah 197 1544 1,4760 92,3858 100,0000 1528,6548 100,0000
36
Lampiran 6. Panjang relatife alat pencernaan (PRAP) ikan baronang lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797).
No. Seks Panjang Total Panjang Usus
Panjang Relatif Alat Pencernaan
1 B 15,70 68,10 4,3376 2 B 15,90 53,00 3,3333 3 B 14,70 55,50 3,7755 4 B 15,30 65,50 4,2810 5 B 13,70 45,40 3,3139 6 B 10,50 67,00 6,3810 7 B 16,20 56,00 3,4568 8 B 16,00 49,20 3,0750 9 B 15,90 59,00 3,7107 10 B 10,90 58,00 5,3211 11 B 10,20 52,00 5,0980 12 B 14,90 51,00 3,4228 13 B 10,20 55,00 5,3922 14 B 13,10 48,10 3,6718 15 B 16,70 47,35 2,8353 16 B 15,70 57,00 3,6306 17 B 13,20 56,50 4,2803 18 B 11,00 27,20 2,4727 19 B 15,30 42,60 2,7843 20 B 15,80 30,20 1,9114 21 B 15,30 43,10 2,8170 22 B 10,20 37,20 3,6471 23 B 10,40 50,00 4,8077 24 B 16,10 53,30 3,3106 25 B 10,00 61,10 6,1100 26 B 15,40 47,10 3,0584 27 B 16,00 55,50 3,4688 28 B 14,30 45,10 3,1538 29 B 13,70 39,60 2,8905 30 B 15,90 35,50 2,2327 31 B 14,30 50,00 3,4965 32 B 16,10 39,10 2,4286 33 B 10,90 47,00 4,3119 34 B 14,70 45,10 3,0680 35 B 14,10 50,00 3,5461 36 B 13,70 34,45 2,5146 37 B 15,10 55,80 3,6954 38 B 13,50 43,65 3,2333 39 B 16,70 41,90 2,5090 40 B 14,10 37,20 2,6383
37
Lanjutan Lampiran 6. Panjang relative alat pencernaan (PRAP) ikan baronang lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797).
No. Seks Panjang Total Panjang Usus
Panjang Relatif Alat Pencernaan
41 B 15,00 50,00 3,3333 42 B 15,40 54,50 3,5390 43 B 15,30 55,00 3,5948 44 B 13,90 53,30 3,8345 45 B 11,90 40,30 3,3866 46 B 14,90 52,00 3,4899 47 B 14,80 48,90 3,3041 48 B 12,30 44,40 3,6098 49 B 15,30 40,50 2,6471 50 B 14,20 51,10 3,5986 51 B 15,50 37,95 2,4484 52 B 13,60 35,50 2,6103 53 B 15,50 44,00 2,8387 54 B 15,20 53,60 3,5263 55 B 13,90 52,00 3,7410 56 B 12,50 51,00 4,0800 57 B 16,50 55,00 3,3333 58 B 13,90 44,00 3,1655 59 B 16,40 65,00 3,9634 60 B 15,90 54,80 3,4465 61 J 12,80 48,20 3,7656 62 J 11,10 46,50 4,1892 63 J 12,60 49,00 3,8889 64 J 11,20 40,00 3,5714 65 J 12,40 61,60 4,9677 66 J 11,70 50,50 4,3162 67 J 11,30 57,50 5,0885 68 J 11,50 44,08 3,8330 69 J 11,80 57,70 4,8898 70 J 12,00 46,00 3,8333 71 J 12,70 32,20 2,5354 72 J 11,10 30,60 2,7568 73 J 11,30 35,30 3,1239 74 J 11,50 37,97 3,3017 75 J 11,50 36,00 3,1304 76 J 12,20 40,50 3,3197 77 J 10,00 30,20 3,0200 78 J 11,90 32,00 2,6891 79 J 11,00 27,60 2,5091 80 J 12,10 28,40 2,3471
38
Lanjutan Lampiran 6. Panjang relative alat pencernaan (PRAP) ikan baronang lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797).
No. Seks Panjang Total Panjang Usus
Panjang Relatif Alat Pencernaan
81 J 11,40 30,20 2,6491 82 J 13,20 30,20 2,2879 83 J 11,40 36,20 3,1754 84 J 11,80 23,20 1,9661 85 J 10,20 53,50 5,2451 86 J 10,70 48,90 4,5701 87 J 10,90 18,30 1,6789 88 J 11,70 54,10 4,6239 89 J 12,10 41,50 3,4298 90 J 11,90 32,90 2,7647 91 J 17,90 25,60 1,4302 92 J 17,10 40,80 2,3860 93 J 15,60 38,20 2,4487 94 J 11,20 26,40 2,3571 95 J 15,30 26,20 1,7124 96 J 16,50 44,28 2,6836 97 J 9,30 25,60 2,7527 98 J 10,90 36,10 3,3119 99 J 13,80 36,60 2,6522 100 J 13,80 36,60 2,6522 101 J 15,50 25,90 1,6710 102 J 13,70 32,50 2,3723 103 J 16,80 42,90 2,5536 104 J 16,10 43,30 2,6894 105 J 15,90 31,20 1,9623 106 J 15,50 40,00 2,5806 107 J 10,40 33,40 3,2115 108 J 15,70 26,40 1,6815 109 J 12,70 25,10 1,9764 110 J 13,40 53,30 3,9776 111 J 15,30 22,30 1,4575 112 J 16,50 45,50 2,7576 113 J 11,70 50,00 4,2735 114 J 16,10 29,70 1,8447 115 J 11,60 29,40 2,5345 116 J 13,70 36,10 2,6350 117 J 12,00 25,40 2,1167 118 J 13,10 23,20 1,7710 119 J 11,90 41,20 3,4622 120 J 14,90 24,30 1,6309
39
Lampiran 7. Gambar jenis makanan yang terdapat pada alat pencernaan (usus) ikan baronang lingkis (Siganus canaliculatus Park, 1797).
a. Fitoplankton
1. Chyanophyta
- Calothrix - Gomphosphaeria sp
- Microcystus flosaqua - Oscillatoria sp
- Tolypothrix - Trichodesmium erythreum
2. Coscinodiscophyceae
- Hyalodiscus stelliger - Leptocylindrus danicus
40
3. Desmidiacae
- Gonatozygon monotaenium - Penium spirostriolatum
4. Diatomae air laut
- Bacillaria paradoxa - Biddulphia heteroceros
- Thallassiothrix sp
5. Diatomae air tawar
- Asterionella Formosa - Melosira salina
41
- Nitzchia vermicularis - Synedra ulna
6. Dinophyceae
- Prorocentrum compressum - Prorocentrum lima
7. Globothalamea
- Globorotalia hirsute
8. Oligotrichea
- Tintinopsis
42
9. Ulvophyceae
- Ulothrix sp
10. Xanthophyta
- Botrycoccus braunii
b. Zooplankton
1. Entramostraca
- Paracelcus edwardsii - Cyclops fuscus
43
2. Bivalvia
- Polymesoda erosa
3. Gastropoda
- Rhinoceras procnom
c. Tumbuhan air
- Lamun
d. Jenis makanan lainnya
- Bulu - Cangkang kerang