Download - Kebijakan Mapenda
Drs. Djoko Surono MM Kasi Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan Bidang Mapenda Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur
Surabaya, 6 Agustus 2011
PEMBUKAAN UUDNRI TAHUN 1945 ALINEA KE 4 “Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa.....”
UUDNRI TAHUN 1945 (AMANDEMEN KE II) PASAL 28C AYAT 1 “ Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari Ilmu pengetahuan dan tehnologi, Seni dan Budaya, demi meningkatkan kwalitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”
UUDNRI TAHUN 1945 (AMANDEMEN KE IV) PASAL 31 AYAT 1 “ Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan “, AYAT 2 “ Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya ”, AYAT 3 “ pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta ahlaq mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang undang”.
UURI No. 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL :
1. PASAL 5 AYAT 1 “ Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.
2. PASAL 6 AYAT 2 “ Setiap warga negara bertanggungjawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan”,
3. PASAL 8 “ Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan , pelaksanaan, pengawasan, dan evaluai program pendidikan”,
6. PASAL 55 AYAT 2 “ Penyelenggaraan pendidikan ....... mengembangkan dan melaksanakan kurikulum dan evaluasi pendidikan serta manajemen dan pendanaannya sesuai dengan standar nasional “.
7. PASAL 35 AYAT 1 “ SNP terdiri atas Standar Isi, Proses, Kompetensi Lulusan, Tenaga Kependidikan, Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, Pembiayaan, dan Penialaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala”.
8. AYAT 4 “ Ketentuan mengenai SNP sebagaimana dimaksud ayat 1 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah”.
STANDAR ISI : PERMENDIKNAS 22 TAHUN 2006 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN :
PERMENDIKNAS 23 TAHUN 2006 STANDAR PROSES : PERMENDIKNAS 41
TAHUN 2007 STANDAR TENAGA PENDIDIK DAN
KEPENDIDIKAN : PERMENDIKNAS 12 TAHUN 2007 (PENGAWAS), 13 TAHUN 2007 (KEPALA), 16 TAHUN 2007 (KWALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU), 18 TAHUN 2007 (SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN), 24 TAHUN 2008 (TENAGA ADMINISTRASI), 25 TAHUN 2008 (TENAGA PERPUSTAKAAN), 26 TAHUN 2008 (TENAGA LAB), 44 TAHUN 2009 (PENGELOLAAN PENDIDIKAN PADA PROGRAM PAKET A, B, DAN C), 43 TAHUN 2009 (ADMINISTRASI PENDIDIKAN PADA PROGRAM PAKET A, B, DAN C)
STANDAR SARPRAS : PERMENDIKNAS 24 TAHUN 2007
STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN : PERMENDIKNAS 19 TAHUN 2007 DAN 50 TAHUN 2007 (STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMDA)
STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN : PP. 48 TAHUN 2008 (PENDANAAN PENDIDIKAN), PERMENDIKNAS 7 TAHUN 2009 ( PEMBERIAN BANTUAN KEPADA LEMBAGA PEND. NONFORMAL DAN INFORMAL.
STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN : PERMENDIKNAS 20 TAHUN 2007
PP No 19 Tahun 2005 SNP
BAB XV PENJAMINAN MUTU
(1)Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan
nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan.
(2) Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan. (3) Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap,
sistematis, dan terencana dalam suatu program penjaminan
mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang
jelas.
Pasal 91
Acuan SPMP SPM : 14 oleh Pemda, 13 oleh Satuan Pendidikan (Permendiknas No. 15 Tahun 2010 ) SNP : 8 Standar (PP. No. 19 Tahun 2005)
BAN S/M
A
B
C
D
STANDAR NASIONALPENDIDIKAN
STANDARPELAYANANMINIMAL
(Belum terakreditasi)*) SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
Peningkatanberkelanjutan
SPMP*)
STANDAR INTERNASIONAL
SPM
SNP Cita-cita tingkat minimal layanan pendidikan; Sesuai dengan PP 19/2005
KERANGKA WAKTU CAPAIAN SPM-SNP
Satuan Pendidikan jenjang Dasar dan Menengah, meliputi Taman Kanak-
kanak/RA, SD/MI ,SMP/MTS, SMA/MA dan SMK Penyelenggara Satuan Pendidikan
Penyelenggara sekolah-madrasah (TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SLB dan Perguruan Tinggi) milik masyarakat adalah Yayasan.
Penyelenggara sekolah (TK, SD, SMP, SMA dan SMK) milik pemerintah adalah pemerintah kabupaten/kota.
Penyelenggara sekolah (SLB) milik pemerintah adalah pemerintah Provinsi.
Penyelenggara madrasah (RA, MI, MTs, MA, dan Perguruan Tinggi) milik pemerintah adalah pemerintah.
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam :1. Direktorat Pendidikan Madrasah2. Direktorat Pendidikan Diniyah dan
Pondok Pesantren3. Direktorat Pendidikan Tinggi Islam4. Direktorat Pendidikan Agama Islam pada
Sekolah
Arah pembangunan Pendidikan Arah pembangunan Pendidikan Islam periode 2010-2014 difokuskan Islam periode 2010-2014 difokuskan padapada peningkatan mutupeningkatan mutu, , relevansi relevansi pendidikan dan daya saing pendidikan dan daya saing serta serta peningkatan tata kelolapeningkatan tata kelola. Sedangkan . Sedangkan peningkatan akses peningkatan akses dilakukan guna dilakukan guna mendukung fokus utama tersebut.mendukung fokus utama tersebut.
“Mencetak Generasi Islami yang Berakhlak Mulia,
Cerdas, dan Kompetitif”
1. Mengembangkan Pendidikan Keagamaan Islam berbasis tafaqquh fi al-din bertradisikan pengajian dan kajian, kearifan lokal, berwatak kewirausahaan, serta berwawasan kebangsaan dan lingkungan, agar mampu mengembangkan potensi peserta didik dalam berpikir, berkarya, serta proaktif dalam merespons perkembangan teknologi.
2. Mengembangkan madrasah yang mampu menghasilkan lulusan yang Islami, unggul dalam ilmu pengetahuan, bersikap mandiri, dan berwawasan kebangsaan; dengan proses penyelenggaraan yang bertumpu pada prinsip good governance dan pemberdayaan masyarakat agar sanggup menyediakan layanan pendidikan bagi anak usia madrasah.
3. Menyelenggarakan Pendidikan Agama Islam pada satuan pendidikan terhadap seluruh peserta didik beragama Islam dengan mengedepankan nilai keislaman, kualitas pendidikan, penanaman keimanan dan ketakwaan, pembentukan akhlak mulia dan sikap toleran, dengan penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
4. Mengembangkan Pendidikan Tinggi Islam yang memiliki basis budaya riset sehingga mampu menghasilkan lulusan yang unggul dalam mengintegrasikan keilmuan dengan nilai keislaman, dilandasi penyelenggaraan pendidikan yang selaras dengan prinsip good governance, terintegrasi dengan pembinaan kepribadian, dan pengembangan jaringan akademis.
5. Meningkatkan kualitas manajerial dan tata kelola pendidikan Islam yang Islami berdasarkan prinsip akuntabilitas, transparansi, dan efisiensi; serta memiliki rancangan pengembangan yang visioner.
6. Meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan guna memberikan masukan kepada pengambil keputusan dalam merumuskan kebijakan peningkatan mutu Pendidikan Islam;
7. Menumbuhkan budaya pengawasan dan upaya preventif dengan pendekatan nilai-nilai keagamaan untuk menjadi fondasi bagi pengawasan melekat.
Pengelolaan pembangunan pendidikan Islam mengacu pada beberapa prinsip:
Memberikan perhatian pada peningkatan mutu guru sebagai faktor kunci keberhasilan pendidikan Islam;
Melakukan pemihakan pada kelompok masyarakat miskin dan berprestasi;
Menerapkan perlakuan yang sama kepada satuan-satuan pendidikan Islam negeri dan swasta;
Memperkuat ciri khas keagamaan dan lifeskills sebagai faktor keunggulan minimal seluruh satuan pendidikan Islam;
Mengoptimalkan peran pendidikan Islam dalam pengembangan keagamaan, kesejahteraan sosial serta kesatuan dan persatuan bangsa;
Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat dan institusi yang mendukung pembangunan pendidikan.
Mengelola sumber daya pendidikan secara efektif, efisien, transparan, akuntabel, dan berkelanjutan.
1. Mutu; penyelenggaraan dan pengelolaan madrasah umumnya belum melahirkan lulusan berkualitas.
2. Pendidik; sebagian besar tenaga pendidik dan kependidikan belum berkualifikasi dan Berkompetensi sesuai dengan tuntutan perundang-undangan.
3. Sarana prasarana; belum memadainya sarana dan prasana pada sebagian besar madrasah.
4. Kurikulum; dalam menginplementasikan standar isi masih menghadapi keterbatasan-keterbatasan, seperti kita tahu dalam penerapan kurikulum pada saat yang lalu guru tinggal melaksanakan, tetapi sekarang guru adalah sebagai designer. Tingkat keefektifan masih menemui keterbatasan, mungkin disebabkan karena kualitas/SDM guru sendiri.
5. manajemen; penyelenggaraan dan pengelolaan madrasah, yang 91,4% swasta, umumnya belum dikelola dengan manajemen yang profesional.
6. Status; belum sepenuhnya percaya diri dalam pengelolaan dan penyelenggaraan dan terbatasnya peluang penegerian (Madrasah Negeri, yang telah memenuhi standar minimal, hanya 8,6% ).
Perlunya penekanan pada peningkatan kompetensi guru dalam hal :
Penyusunan, pengembangan, dan implementasi Silabi dan RPP (Dokumen 2 KTSP). Hal ini karena masih ada madrasah yang belum memiliki dokumen KTSP dan bahkan banyak madrasah yang memiliki dokumen KTSP (1 dan 2) dari copy paste. Serta belum semua guru menjadikan silabus dan RPP sebagai panduan pembelajaran secara fungsional.
Pengembangan Strategi Pembelajaran yang variatif (tidak cenderung monoton / ceramah)
Tehnik Menentukan Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) sesuai dengan realitas dan Kriteria yang ada ( Kompleksitas, Daya Dukung, dan Intake) serta Strategi dalam mengoptimalkan pencapaian KKM.
Melakukan evaluasi baik Evaluasi proses maupun evaluasi hasil serta melakukan analisis hasil test dan ditindaklanjuti dengan program pengayaan atau remedi
Peningkatan motivasi guru dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Mengembangkan bahan ajar sesuai dengan SK-KD dan Indikator yang ada
Kemampuan pengembangan pembelajaran berbasis ICT.
Mengintegrasikan nilai-nilai karakter bangsa dalam pembelaran sesuai dengan Mapel yang diampu.
Jenis Jenis PendidikanPendidikan Fokus kinerja kunciFokus kinerja kunci Sasaran PembangunanSasaran Pembangunan Indikator Capaian kinerja 2014Indikator Capaian kinerja 2014
PAUD /PAUD / Raudhatul Raudhatul AthfalAthfal
PPeningkatan mutu eningkatan mutu pendidikanpendidikan
Tersusunnya standarisasi Tersusunnya standarisasi program dalam penanaman nilai program dalam penanaman nilai dasar keislaman dan dasar keislaman dan kompetensi siswakompetensi siswa
Lulusan sesuai Standar KompetensiLulusan sesuai Standar Kompetensi Tersedianya 8 Standar Nasional Pendidikan bagi Tersedianya 8 Standar Nasional Pendidikan bagi
RARA 70 % RA memenuhi 8 standar nasional pendidikan. 70 % RA memenuhi 8 standar nasional pendidikan.
Terbangunnya 33 RA UnggulanTerbangunnya 33 RA Unggulan
AAkses untuk daerah kses untuk daerah marginalmarginal
Terjangkaunya RA oleh Terjangkaunya RA oleh kelompok marginalkelompok marginal
Adanya RA di daerah-daerah terpencil khusunya di Adanya RA di daerah-daerah terpencil khusunya di Maluku Utara, Maluku, Sulawesi Utara, DIY dan Maluku Utara, Maluku, Sulawesi Utara, DIY dan Bali Maluku UtaraBali Maluku Utara
PProfesionalitas pelayananrofesionalitas pelayanan MMeningkatnya profesionalitas eningkatnya profesionalitas pengelolaanpengelolaan
Semua RA memiliki standar pelayanan Semua RA memiliki standar pelayanan administrasi.administrasi.
Semua RA memiliki laporan keuangan yang sudah Semua RA memiliki laporan keuangan yang sudah memenuhi standar audit. memenuhi standar audit.
Semua RA melaksanakan Manajemen Berbasis Semua RA melaksanakan Manajemen Berbasis Madrasah (MBMMadrasah (MBM
MI dan MTsMI dan MTs PePeningkatan mutu ningkatan mutu pendidikanpendidikan
Terwujudnya keunggulan Terwujudnya keunggulan komparatif dalam kebiasaan komparatif dalam kebiasaan hidup Islamihidup Islami
Semua MI dan MTs telah memiliki kurikulum Semua MI dan MTs telah memiliki kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Tersedia pedoman 8 standar nasional pendidikan Tersedia pedoman 8 standar nasional pendidikan berbasis Islami bagi MI dan MTs.berbasis Islami bagi MI dan MTs.
Semua lulusan MI dan MTs dapat melanjutkan ke Semua lulusan MI dan MTs dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggijenjang yang lebih tinggi
Semua MI/MTs diakreditasi oleh BAS, dengan 50% Semua MI/MTs diakreditasi oleh BAS, dengan 50% diantaranya terakreditasi minimal B.diantaranya terakreditasi minimal B.
Sebanyak 60% MI/MTs telah memenuhi 8 standar Sebanyak 60% MI/MTs telah memenuhi 8 standar nasional pendidikan (SNP).nasional pendidikan (SNP).
PPeningkatan akses untuk eningkatan akses untuk masyarakat marginal atau masyarakat marginal atau terpencilterpencil
MMeningkatnya akses layanan eningkatnya akses layanan pendidikan dasar untuk semuapendidikan dasar untuk semua
Terbangun dan berfungsinya MI/MTs satu atap di Terbangun dan berfungsinya MI/MTs satu atap di daerah terpencil khususnya di Papua, Sulut, Bali, daerah terpencil khususnya di Papua, Sulut, Bali, NTT, Sumbar, JambiNTT, Sumbar, Jambi
Terbangun dan berfungsinya 50 MI/MTs satu atap Terbangun dan berfungsinya 50 MI/MTs satu atap unggulan di daerah perbatasan negara unggulan di daerah perbatasan negara (border (border area)area)
Fokus Kinerja Kunci, Sasaran Pembangunan, Indikator Capaian Kinerja Pendidikan Madrasah Tahun 2014
Jenis Jenis PendidikanPendidikan Fokus kinerja kunciFokus kinerja kunci Sasaran PembangunanSasaran Pembangunan Indikator Capaian kinerja 2014Indikator Capaian kinerja 2014
PPeningkatan pelayanan eningkatan pelayanan akademikakademik
Meningkatnya profesionalitas Meningkatnya profesionalitas pelayananpelayanan
Semua MI/MTs telah memiliki standar pelayanan Semua MI/MTs telah memiliki standar pelayanan administratif dan akademikadministratif dan akademik
Laporan keuangan MI/MTs memenuhi standar Laporan keuangan MI/MTs memenuhi standar auditaudit
Semua MISemua MI//MTs melaksanakan MBMMTs melaksanakan MBM
MAMA PPeningkatan mutu eningkatan mutu pendidikanpendidikan
Meningkatnya keunggulan Meningkatnya keunggulan komparatif dan kompetitif komparatif dan kompetitif lulusan khususnya dalam bidang lulusan khususnya dalam bidang keagamaan Islamkeagamaan Islam
Semua MA telah memiliki kurikulum KTSPSemua MA telah memiliki kurikulum KTSP Semua MA diakreditasi oleh BAP, dengan 50 % di Semua MA diakreditasi oleh BAP, dengan 50 % di
antaranya terakreditasi minimal B. antaranya terakreditasi minimal B. Sebanyak 70% MA telah memenuhi standar SNPSebanyak 70% MA telah memenuhi standar SNP Semua MA model menjadi MA Bertaraf Semua MA model menjadi MA Bertaraf
internasionalinternasional 75 % MAN mempunyai program agama75 % MAN mempunyai program agama
Meningkatnya daya saing Meningkatnya daya saing dalam memasuki perguruan dalam memasuki perguruan tinggi atau dunia kerja;tinggi atau dunia kerja;
Lulusan MA memiliki pemahaman dan Lulusan MA memiliki pemahaman dan pengamalan keagamaan yang baik melalui DIMA pengamalan keagamaan yang baik melalui DIMA (Development and improvement MAdrasah Aliyah)(Development and improvement MAdrasah Aliyah)
Nilai rata-rata hasil UN mencapai 6,50Nilai rata-rata hasil UN mencapai 6,50 Sebanyak 50% lulusan MA melanjutkan ke PT Sebanyak 50% lulusan MA melanjutkan ke PT Sebanyak 25% diterima di dunia kerja.Sebanyak 25% diterima di dunia kerja. Berdirinya 20 VOTRAMA Berdirinya 20 VOTRAMA (Vocasional and Training (Vocasional and Training
for Madrasah Aliyah)for Madrasah Aliyah) Terbangun dan berfungsinya 33 Madrasah Aliyah Terbangun dan berfungsinya 33 Madrasah Aliyah
Bertaraf InternasionalBertaraf Internasional
PPeningkatan akses untuk eningkatan akses untuk masyarakat marginalmasyarakat marginal
Terjangkaunya oleh masyarakat Terjangkaunya oleh masyarakat marginalmarginal
Terbangunnya MA di daerah marginal khususnya Terbangunnya MA di daerah marginal khususnya Papua, Sulut, Bali, NTT, Sumbar, Jambi, sebanyak Papua, Sulut, Bali, NTT, Sumbar, Jambi, sebanyak 7%.7%.
PPeningkatan pelayanan eningkatan pelayanan akademikakademik
Meningkatnya profesionalitas Meningkatnya profesionalitas pelayanan dan kemandirian pelayanan dan kemandirian pengelolaan. pengelolaan.
Semua MA telah memiliki standar pelayanan Semua MA telah memiliki standar pelayanan administratif dan akademikadministratif dan akademik
Laporan keuangan MA memenuhi standar auditLaporan keuangan MA memenuhi standar audit Semua MA melaksanakan Manajemen Berbasis Semua MA melaksanakan Manajemen Berbasis
Madrasah (MBM)Madrasah (MBM)
KomponenKomponen Fokus kinerja kunciFokus kinerja kunci SasaranSasaran Indikator Capaian Indikator Capaian KKinerja 2014inerja 2014
Kualifikasi Kualifikasi Kompetensi dan Kompetensi dan Profesionalisme Profesionalisme Pendidik dan Pendidik dan Tenaga Tenaga KependidikanKependidikan
Standardisasi Kualifikasi Standardisasi Kualifikasi Pendidikan, Kompetensi Pendidikan, Kompetensi dan Profesionalisme dan Profesionalisme PendidikPendidik
Terwujudnya pendidik Terwujudnya pendidik sesuai standar kualifikasi sesuai standar kualifikasi pendidikan pada semua pendidikan pada semua satuan pendidikan Islamsatuan pendidikan Islam..
Semua guru memenuhi standar kualifikasi Semua guru memenuhi standar kualifikasi akademik minimal sarjana ( S-1 ) pada akademik minimal sarjana ( S-1 ) pada semua satuan pendidikan Islam.semua satuan pendidikan Islam.
Semua dosen PTAI memenuhi standar Semua dosen PTAI memenuhi standar kualifikasi akademik dengan gelar magister kualifikasi akademik dengan gelar magister (S-2) dan 40 % bergelar doktor (S-3). (S-2) dan 40 % bergelar doktor (S-3).
Terwujudnya pendidik yang Terwujudnya pendidik yang memiliki sertifikasi profesimemiliki sertifikasi profesi
Semua guru pada satuan pendidikan Islam Semua guru pada satuan pendidikan Islam telah tersertifikasiSemua dosen pada PTAI telah tersertifikasiSemua dosen pada PTAI memiliki sertifikat profesi.memiliki sertifikat profesi.
Meningkatnya kompetensi Meningkatnya kompetensi pendidik pada semua pendidik pada semua satuan pendidikan Islamsatuan pendidikan Islam
Semua guru pada seluruh satuan pendidikan Semua guru pada seluruh satuan pendidikan Islam pernah mendapat pendidikan dan Islam pernah mendapat pendidikan dan pelatihan sesuai dengan tuntutan pelatihan sesuai dengan tuntutan kompetensi yang dibutuhkan minimal 1 kalikompetensi yang dibutuhkan minimal 1 kali
Semua dosen PTAI pernah mendapat Semua dosen PTAI pernah mendapat pendidikan dan pelatihan pembelajaran dan pendidikan dan pelatihan pembelajaran dan penelitian minimal 2 kali penelitian minimal 2 kali
Standardisasi Kualifikasi Standardisasi Kualifikasi Pendidikan, Kompetensi Pendidikan, Kompetensi dan Profesionalisme dan Profesionalisme Tenaga KependidikanTenaga Kependidikan
Terwujudnya tenaga Terwujudnya tenaga kependidikan sesuai standar kependidikan sesuai standar kualifikasi pendidikan pada kualifikasi pendidikan pada semua satuan pendidikan semua satuan pendidikan IslamIslam
Semua pengawas pada pendidikan Islam Semua pengawas pada pendidikan Islam memiliki kualifikasi akademik minimal memiliki kualifikasi akademik minimal S1.Semua kepala satuan pendidikan S1.Semua kepala satuan pendidikan (madrasah dan kependidikan Islam) memiliki (madrasah dan kependidikan Islam) memiliki kualifikasi akademik minimal S1Semua kualifikasi akademik minimal S1Semua satuan pendidikan memiliki pustakawan satuan pendidikan memiliki pustakawan dengan kualifikasi pendidikan S1Semua dengan kualifikasi pendidikan S1Semua satuan pendidikan memiliki laborant dengan satuan pendidikan memiliki laborant dengan kualifikasi pendidikan minimal S1kualifikasi pendidikan minimal S1
Terwujudnya tenaga Terwujudnya tenaga kependidikan yang memiliki kependidikan yang memiliki standar kompetensi dan standar kompetensi dan profesionalismeprofesionalisme
Semua pengawas pada pendidikan Islam Semua pengawas pada pendidikan Islam pernah mendapatkan diklat minimal 2 kali.pernah mendapatkan diklat minimal 2 kali.
Semua kepala satuan pendidikan (madrasah Semua kepala satuan pendidikan (madrasah dan kependidikan Islam) pernah dan kependidikan Islam) pernah mendapatkan diklat yang terkait dengan mendapatkan diklat yang terkait dengan kebutuhan minimal 1 kali.kebutuhan minimal 1 kali.
Semua pustakawan pernah mendapatkan Semua pustakawan pernah mendapatkan pelatihan minimal 1 kaliSemua laborant pelatihan minimal 1 kaliSemua laborant pernah mendapatkan diklat minimal 1 kali. pernah mendapatkan diklat minimal 1 kali.
Semua staff dalam satuan pendidikan Islam Semua staff dalam satuan pendidikan Islam pernah mendapatkan diklat yang dibutuhkan pernah mendapatkan diklat yang dibutuhkan minimal 1 kali.minimal 1 kali.
Fokus Kinerja Kunci, Sasaran Pembangunan, Indikator Capaian Kinerja Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Islam
Penataan regulasi madrasah Percepatan Akreditasi Madrasah Kualifikasi dan Sertifikasi Guru Peningkatan kompetensi Kepala Madrasah Peningkatan kompetensi pengawas Rintisan madrasah bertaraf internasional Peningkatan kualitas infrastruktur madrasah Peningkatan capaian nilai UN Pengembangan madrasah berbasis perencanaan Pengembangan teknologi Informasi Peningkatan kapasitas tata kelola
Jenjang 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah
MI 3.500 3.800 3.900 3.900 3.063 18.163
MTs 2.000 2.500 2.200 2.023 2.000 10.723
MA 950 950 900 870 818 4.488
Jumlah 6.450 7.250 7.000 6.793 5.881 33.374
17/04/23 Ditpenmad_Dit_PI 28
MIS
MTsS
MAS
N = 22.239
N = 5.897
N = 14.022
RA = 5.722 MI = 6.718 (MIN = 146 MIS = 6.572) MTs = 2.764 (MTsN = 183 MTsS = 2.581) MA = 1.193 (MAN =90 MAS = 1.103) JUMLAH TOTAL = 16.397
17/04/23 30
Jumlah Guru Madrasah se-Jatim
17/04/23 Ditpenmad_Dit_PI 31
Kualifikasi Guru Madrasah se-Jatim
17/04/23 32
Penyelenggaraan madrasah dilakukan oleh masyarakat dan hanya sebagian kecil yang dikelola pemerintah (negeri).
Jumlah Madrasah Ibtidaiyah 22.239Negeri : 1.675 (7.53%)Swasta : 20.564Jumlah Madrasah Tsanawiyah 14.022Negeri : 1.418 (10.11%)Swasta : 12.604Jumlah Madrasah Aliyah 5.897Negeri : 748 (12.68%)Swasta : 5.149
17/04/23 Ditpenmad_Dit_PI 34
N = 513.193
17/04/23 Ditpenmad_Dit_PI 35
N = 513.193
KEUNGGULAN DAN KEMANDIRIAN MADRASAH/SEKOLAH TERLETAK PADA 7 KEKUATAN YANG HARUS DIBANGUN
( Muhaimin )1.Memiliki guru yang mempunyai kompetensi, dedikasi dan komitmen yang tinggi. 2.Memiliki siswa yang berprestasi: Siswa berprestasi lahir dari proses pembelajaran yang kreatif dan efektif. Madrasah harus dapat menciptakan siswa berprestasi yang dapat membawa nama baik madrasah di tingkat nasional maupun internasional.3.Mengembangkan sumber belajar yang tidak hanya berpusat pada guru. 4.Memiliki budaya madrasah yang kokoh5.Memiliki seorang tokoh panutan di madrasah, yang selalu menekankan pada anak didiknya bahwa ”hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan menerima sebanyak-banyaknya”. Ia menumbuhkembangkan sikap kasih sayang, keikhlasan, kejujuran, keagamaan, serta suasana kekeluargaan sebagai roh pendidikan, yakni merupakan napas kehidupan di setiap lini, lorong, dan sudut pendidikan.6.Memiliki motivasi yang tinggi untuk mampu bersaing.7.Kebersamaan yang erat dari berbagai komponen yang ada di dalam komunitas madrasah. Semua harus saling melengkapi dan bekerjasama dalam membangun madrasah melalui suatu sistem yang utuh dan sistemik agar madrasah tetap unggul.
1. Visi dan misi yang jelas2. Kepala sekolah yang profesional3. Guru yang profesional4. Lingkungan belajar yang kondusif5. Ramah siswa6. Manajemen yang kuat7. Kurikulum yang luas tapi seimbang. 8. Penilaian dan pelaporan prestasi siswa
yang bermakna 9. Pelibatan masyarakat yang tinggi
04/17/2337
Harapan tinggi dari siswa dan guru. Dorongan kepada siswa untuk belajar, bekerja, berbuat
dan mengeluarkan kemampuan terbaik. Mengarahkan pengembangan intelektual, sosial,
emosional dan fisik siswa secara maksimal. Menekankan pentingnya pengembangan kecakapan
hidup, nilai-nilai positif dan keterampilan interpersonal. Pengakuan bahwa setiap siswa adalah individu berbeda,
mempunyai latar belakang, kebutuhan dan keinginan yang berbeda.
Penghargaan dan sambutan yang positif atas keragaman latar belakang siswa.
Penekanan bahwa pendidikan adalah usaha & tanggung-jawab bersama antara guru, siswa, dan orang tua.
04/17/23 38
Sekolah mempunyai visi dan Misi yang jelas
Visi dan misi memuat:
Memiliki kualifikasi memadai, kompeten, berpengalaman.
Memimpin secara efektif dan menjalankan visi misi untuk membina & memajukan masyarakat sekolah
Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan mutu sekolah.
Mengelola sumber & bahan dengan bijaksana. Mampu bekerja sama dengan guru dan siswa. Mampu bekerja sama dengan orang tua,
komite, masyarakat dan badan terkait lainnya. Meningkatkan moral staf sekolah Meningkatkan belajar berkesinambungan dan
melakukan pengembangan diri.
04/17/2339
Kualifikasi memadai dan kompeten Mempunyai sikap positif dan moral yang
tinggi. Mendorong siswa untuk mencapai prestasi
tinggi. Mengembangkan keterampilan berfikir kritis
pemecahan masalah, dan kreatifitas siswa. Peka terhadap kebutuhan siswa. Menegakkan disiplin. Mengundang partisipasi orang tua. Melakukan belajar kerkesinambungan dan
pengembangan profesi.Semua staf guru:1. Mempunyai keterampilan yang luas termasuk
keterampilan dalam mata pelajaran.2. Dapat bekerja sama dan bekerja sebagai
anggota tim 04/17/2340
Lingkungan yang dapat menstimulasi siswa untuk betah belajar dan beraktivitas.
Bersih, aman, nyaman dan hangat/ramah.
Tempat bagi semua orang untuk saling memperhatikan dan saling mendukung melalui hubungan yang positif.
Mempromosikan rasa saling memiliki dan kebanggaan terhadap sekolah.
Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi dalam organisasi intra sekolah.
Mempunyai aturan-aturan yang sensible, yang jelas dan dapat diterapkan/ dilaksanakan
Mendukung kebijakan pengelolaan perilaku yang efektif yang ditopang oleh sistem pelayanan siswa yang efektif
04/17/23 41
04/17/23 42
Mendukung pengembangan potensi & kemampuan siswa secara maksimal.
Menangani kesulitan yang dialami siswa secara efektif dan efisien.
Peka terhadap kebutuhan dan latar belakang individual siswa.
Berhubungan dengan community support service and resources yang tersedia di luar sekolah.
Memberdayakan potensi dan sumber sekolah secara efektif
Mengembangkan program dan refleksi dengan warga sekolah secara efektif
Mendasarkan pada perencanaan, pengembangan program, refleksi diri dan pengambilan keputusan secara kolaboratif.
Mendukung supervisi staf dan pengembangan profesi.
Luwes dalam mengorganisasi pembelajaran siswa dengan cara yang bervariasi.
04/17/2343
Memberikan berbagai pembelajaran yang aktif, efektif dan menyenangkan untuk semua mata pelajaran.
Memonitor aspek prestasi akademik, sosial, kepribadian, dan perkembangan fisik siswa.
Memastikan bahwa siswa mengembangkan sikap yang positif thd belajar.
Membantu siswa mengembangkan kecakapan hidup seperti percaya diri, memotivasi diri dan mengembangkan disiplin diri.
04/17/23 44
Memberi informasi akurat dan jelas tentang prestasi belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran dan perkembangan kemampuan sosial siswa.
Mengarahkan guru untuk menggunakan berbagai pendekatan mengajar yang paling sesuai.
04/17/23 45
Mengidentifikasi masalah belajar siswa dan cara menyelesaikannya bersama-sama dengan orang tua.
Mengijinkan orang tua untuk mengobservasi dan memahami kemajuan belajar siswa.
Melakukan berbagai cara untuk mendukung pembelajaran efektif dan upaya meningkatkan rasa percaya diri siswa.
Mendorong orang tua untuk berkunjung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan sekolah.
Menekankan pentingnya kemitraan antara orang tua dan guru untuk memperoleh hasil pembelajaran yang lebih baik.
Sekolah dan guru tanggap terhadap pertanyaan, sudut pandang, kekhawatiran orang tua.
Sekolah membentuk jaringan kerja yang luas dengan mayarakat, termasuk dengan sekolah lain, dunia usaha/bisnis, LSM, atau organisasi pemerintahan yang lainnya.
04/17/23 46
MASALAH DEMORALISASI YANG HARUS DIANTISIPASI
Meningkatnya tindak kekerasan atau pertengkaran di kalangan remaja.
Makin maraknya pacaran yang melampaui batas-batas norma agama, dan bahkan ada di antara yang telah melakukan hubungan seksual sebelum nikah
1
2
Makin maraknya anak-anak dan remaja yang gemar bermain play station, sehingga membuat mereka lupa untuk selalu ber-dzikir ke hadirat Allah, lalai sholat tetap pada waktu, dan tidak lagi gemar membaca Al-Qur’an dan berdo’a.
3
MASALAH DEMORALISASI YANG HARUS DIANTISIPASI
Membudayanya ketidakjujuran dan rasa tidak hormat anak kepada orang tua dan guru di kalangan anak-anak dan remaja.
Makin maraknya anak-anak dan remaja yang gemar melihat gambar-gambar porno dan atau menonton film dan situs porno
4
5
MASALAH DEMORALISASI YANG HARUS DIANTISIPASI
Menurunnya rasa tanggung jawab anak-anak dan remaja, baik terhadap diri, keluarga, lingkungan masyarakat, maupun bangsa dan negara..
Menurunnya semangat belajar, etos kerja, kedisiplinan, dan kecenderungan untuk menperoleh hidup yang mudah tanpa kerja keras
6
7
MASALAH DEMORALISASI YANG HARUS DIANTISIPASI
Makin maraknya penggunaan narkoba serta minuman alkohol di kalangan para remaja.
Membudayanya nilai materialisme (materialism, hedonism) di kalangan anak-anak dan para remaja.
8
9
MASALAH DEMORALISASI YANG HARUS DIANTISIPASI