Kebijakan Pembangunan dan Rencana Investasi Infrastruktur Bidang Permukiman Yuke Ratnawulan
Direktorat Bina Program, Ditjen Cipta Karya
Disampaikan pada acara Sosialisasi Kegiatan RP2KP/SPPIP TA 2014
Semarang, 5 Juni 2014
1
Kerangka Penyajian
1. Isu Strategis dan Tantangan Pembangunan
2. Arahan Kebijakan Bidang CK
3. Evaluasi Pendanaan Bidang CK
4. Proyeksi Kebutuhan Pendanaan 2015-2019
5. Konsep Keterpaduan Bidang Cipta Karya
6. Kabupaten/Kota Strategis Nasional
7. Contoh Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
8. RPI2-JM Bidang Cipta Karya
9. Penutup
2
1. Isu Strategis dan Tantangan
1960 1980 2000 2010 2025 2050
Perkotaan 14 22 42 54 68 85
Perdesaan 86 78 58 46 32 15
0
20
40
60
80
100
Perc
enta
ge (
%)
Populasi Indonesia berjumlah 247
juta jiwa, dimana lebih dari separuh
penduduknya tinggal di kawasan
perkota-an. Urbanisasi diperkirakan
terus berlanjut hingga 85% pada
tahun 2050.
Pulau Jawa dihuni oleh
lebih dari 140 juta
jiwa, sehingga kawasan
perkotaan di Jawa
memiliki tingkat
kepadatan yang
sangat tinggi.
3
1. Isu Strategis dan Tantangan
4
Indonesia terletak di kawasan
“ring of fire” sehingga memilik
banyak gunung api yang aktif
hingga mencapai 130 gunung.
Indonesia juga terletak pada titik
pertemuan empat lempeng
tektonik dunia yang menyebabkan
tingginya tingkat kejadian gempa
bumi, pada tahun 2012 terjadi
363 gempa di atas 5 skala richter.
1. Isu Strategis dan Tantangan
5
• Perubahan iklim global yang disebabkan emisi gas rumah kaca telah
mengubah pola dan intensitas hujan dan menaikan permukaan laut
sehingga meningkatkan kerawanan kekeringan dan banjir.
• 70% emisi gas rumah kaca berasal dari kawasan perkotaan, salah
satunya berasal TPA Open Dumping yang menghasilkan gas metana
(CH4). Bangunan gedung juga turut berkontribusi terhadap emisi GRK
karena menggunakan 40% dari energi global, dan menghasilkan
emisi pada tahap konstruksi dan operasi.
"Dampak negatif perubahan
iklim terhadap ketersediaan
dan kualitas sumber daya air
yang terjadi karena dinamika
masyarakat harus dikelola
dengan baik melalui upaya
mitigasi dan adaptasi. “ -- Djoko Kirmanto, Air Untuk Rakyat:
Orasi Ilmiah UGM (2014)
1. Isu Strategis dan Tantangan
6
Goal 7:
Memastikan Kelestarian
Lingkungan Hidup
Target 7c :
Menurunkan hingga separuh proporsi
rumah tangga tanpa akses berkelan-
jutan terhadap air minum layak dan
sanitasi layak pada tahun 2015
Target 7d:
Mencapai peningkatan yang signifikan
dalam kehidupan penduduk miskin di
permukiman kumuh pada tahun 2020
Indikator Acuan Dasar (1993)
2009 2010 2011 Saat ini (2013)
Target MDGs 2015
Proporsi penduduk terhadap air minum layak
37,73% 47,71
% 53,26
% 55,04
% 67,73% 68,87%
Proporsi penduduk terhadap sanitasi layak
24,81% 51,18
% 55,53
% 55,60
% 59,71% 62,41%
DATA DASAR
MDGs (2009) = 12.57% Rumah Tangga Kumuh
RPJMN 2009-2014 = 57.800 Ha
2014
2019
KUMUH EKSISTING
Target RPJPN
Kota Tanpa Kumuh
1. Isu Strategis dan Tantangan
7
Negara
ASEAN
Air Minum Sanitasi
1990 2000 2011 1990 2000 2011
Singapura 100 100 100 99 100 100
Malaysia 88 96 100 84 92 96
Thailand 86 92 96 82 91 93
Myanmar 56 67 84 n/a 62 77
Vietnam 58 77 96 37 55 75
Filipina 85 89 92 57 65 74
Laos n/a 45 70 n/a 28 69
Indonesia 70 78 84 35 47 59
Timor Leste n/a 54 69 n/a 37 39
Kamboja 31 44 67 9 18 33
Dibandingkan negara ASEAN lainnya, cakupan sanitasi di Indonesia berada di
bawah negara yang lebih miskin seperti Myanmar, Vietnam, Filipina, dan Laos
Sumber: WHO, World Health Statistic 2013
2. Arahan Kebijakan Bidang CK
8
2. Arahan Kebijakan Bidang CK
9
Tema besar RPJMN 3 adalah daya saing (competitiveness), dengan demikian selayaknya ketersediaan layanan infrastruktur, khususnya infrastruktur dasar (jalan, air dan listrik) sudah terpenuhi terlebih dahulu;
Beberapa arahan dalam bidang Cipta Karya adalah:
Terpenuhinya penyediaan air minum & sanitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat 100% akses air minum dan sanitasi
Dengan Indikator Meningkatnya akses penduduk terhadap air minum layak menjadi 100% dan sanitasi layak menjadi 100%
Pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung, didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel kota tanpa permukiman kumuh
Dengan Indikator Berkurangnya Proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan permukiman tidak layak menjadi 0 %.
Pengembangan infrastruktur perdesaan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian.
Arahan RPJPN untuk RPJMN 3 bidang Cipta Karya
3. Evaluasi Pendanaan Bidang CK
10
Realisasi Dana
(Rp. x 1.000)
Realisasi
Output/
Outcome
Realisasi Dana
(Rp. x 1.000)
Realisasi
Output/
Outcome
Realisasi Dana
(Rp. x 1.000)
Realisasi
Output/
Outcome
Realisasi Dana
(Rp. x 1.000)
Realisasi
Output/
Outcome
Rencana Dana
(Rp. x 1.000)
Rencana
Output/
Outcome
Dana (Rp. x 1.000)Output/
Outcome
A. INFRASTRUKTUR BID. CIPTA KARYA
APBN 7,931,215,109.00 12,481,656,826.00 12,710,911,569.00 20,890,695,803.00 16,983,284.00 54,031,462,591.00
I Akses Air Minum 1,695,777,221.00 3,020,996,377.00 3,442,014,283.00 6,846,719,939.00 5,790,900.00 15,011,298,720.00
liter/detik 2,934 6,164 6,898 9,264 8,179 33,439
% cakupan 53.26% 55.04% 58,05% 61.80% 65.61% 17.90%
jiwa 1,173,600 2,465,600 3,170,000 4,724,000 2,870,891 14,404,091
Desa 2,807 1,811 2,312 2,494 1,622 11,046
II Akses Sanitasi 1,382,759,796.00 2,304,882,791.00 2,043,588,855.00 2,998,044,685.00 2,970,970.00 8,732,247,097.00
% cakupan 55.53% 55.60% 57.35% 58.60% 61.00% 9.10%
a. Drainase + TPA Kabupaten 87 156 138 129 148 658
b. Air Limbah + 3R+ SANIMAS (termasuk USRI) Kawasan 93 270 818 1,299 1,599 2,866
Jiwa 2,069,450 2,668,300 3,451,750 5,231,500 3,901,650 17,322,650
III 1,290,617,443.00 3,984,846,474.00 3,917,164,039.00 7,604,877,238.00 4,308,367.00 16,801,813,561.00
a. Infrastruktur kawasan permukiman perkotaan Kawasan 242 398 245 304 500 1,689
b.Terbangunnya RUSUNAWA & infrastruktur
pendukungnya Twin Block 40 70 48 67 25 250
c.Infrastruktur kawasan permukiman
perdesaanKawasan 153 203 197 308 178 1,039
a. PPIP Desa 3,900 5,862 5,592 16,503 4,650 36,507
b. PISEW/RISE Kecamatan 237 237 237 237 237 237
IV 2,081,622,103.00 2,786,670,374.00 2,707,127,196.00 3,165,229,184.00 3,313,037.00 10,743,961,894.00
Tertib Bangunan Gedung
Pembinaan Teknis Bangunan Gedung,
Penataan Bangunan dan Lingkungan NSPK 44 134 44 130 40 392
Penataan Lingkungan
Sarana dan prasarana lingkungan
permukimanKawasan 137 322 411 437 55 1,362
Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan
P2KP Kelurahan 10,948 10,930 10,925 11,066 11,041 11,066
V. 1,480,438,546.00 384,260,810.00 601,017,196.00 247,347,660.00 600,010.00 2,713,664,222.00
SUMBER PENDANAAN Satuan
Meningkatnya Tertib Penyelenggaraan
Bangunan Gedung, Penataan Lingkungan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Penanganan Kumuh dan Pembedayaan
Masyarakat Miskin Perdesaan
Pemberdayaan Masyarakat Miskin Perdesaan
Setditjen + Bina Program + BP2SPAM
Total
No.
2010 2011 2012 2013
Tahun
2014
Realisasi Investasi Infrastruktur Sub Bidang Cipta Karya Tahun 2010 - 2014
3. Evaluasi Pendanaan Bidang CK
11
SUMBER PEMBIAYAAN DANA (Rp.) Persentase
PHLN 41,481,940,455,479 38.04%
GRANT/HIBAH 608,614,843,488 0.56%
KPS 1,708,100,000,000 1.57%
CSR 106,729,000,000 0.10%
PEMDA 11,106,941,808,000 10.19%
NON APBN 55,012,326,106,966.60 50.45%
APBN 54,031,462,591,000.00 49.55%
TOTAL SUMBER DANA 109,043,788,697,967.00
• Trend pembiayaan infrastruktur sub bidang Cipta Karya masih di dominasi oleh APBN (49,55%),
sedangkan dari Pemda (DDUB) proporsinya mencapai 10,19% dan PHLN sebesar 38,04%
dengan nilai total keseluruhan mencapai Rp 109,04 Triliun selama 2010-1014.
• Pemenuhan target output Renstra 2010-2014 hampir semua telah memenuhi target bahkan
beberapa sudah melebihi, meskipun demikian masih perlu upaya mendorong pencapaian pada
target Bangunan Gedung dan Fasilitasnya serta Sarana dan Prasarana Lingkungan di Kab/Kota.
38%
1%
2% 0%
10%
49%
PHLN GRANT/HIBAH KPS
CSR PEMDA APBN
Sumber Pembiayaan Infrastruktur Cipta Karya Tahun 2010-2014
4. Proyeksi Kebutuhan Pendanaan 2015-2019
12
Konsep RPJMN 2015 – 2019 Bidang Cipta Karya
Indikator Outcome
2015 - 2019 Output Prioritas Nasional
Perkiraan
Capaian 2014
Target
2019
Kebutuhan
Pendanaan
Proporsi rumah tangga yang
menempati hunian dan
permukiman tidak layak
- Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman
(Perbaikan Kampung/KIP)
- Pembangunan Rusunawa (Urban Renewal)
12%
(7,2 juta KK) 0 %
Rp. 22,2
Triliun
Capaian pelayanan akses air
minum
- SPAM Regional
- Penyehatan PDAM
- SPAM Kab/Kota
- SPAM MBR (di Rusunawa, Kws Kumuh &Nelayan)
- SPAM di Kws KAPET/MP3EI/KEK
- SPAM IKK
- SPAM di Pel. Perikanan
- SPAM di Kws Perbatasan
- SPAM Desa Rawan Air/Pesisir/ Terpencil
- PAMSIMAS
65% 100% Rp. 90,7
Triliun *)
Capaian pelayanan akses
sanitasi
- TPA Regional
- Infrastruktur Air Limbah terpusat
- Infrastruktur Drainase Perkotaan
- Infrastruktur TPA Sampah Skala Kab/Kota
- Infrastruktur Air Limbah Komunal
- Infrastruktur TPST/3R
- Sanimas
60% 100% Rp. 94 Triliun
* Termasuk untuk kebutuhan Air Baku Rp. 11,4 Triliun
4. Proyeksi Kebutuhan Pendanaan 2015-2019
13
Indikasi Kebutuhan Pendanaan RPJMN 2015 – 2019 Bidang Cipta Karya
5. Konsep Keterpaduan Bidang Cipta Karya
14
Kluster A (142 Kab/Kota):
Kab/Kota Strategis Nasional
(PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI)
yang memiliki Perda RTRW
dan Perda BG, Ibukota Propinsi
yang telah memiliki Perda
RTRW; serta Kab/kota Prioritas
Pusat
Kluster B (111 Kab/Kota):
Kab/Kota Strategis Nasional
(PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI)
yang hanya memiliki Perda
RTRW
Prioritas
Kab./Kota
Strategis
Nasional
Prioritas
Kab./Kota
Responsif
Pemenuhan
SPM
Kluster C (Kab/Kota Lainnya):
Memiliki pedoman rencana
dan program yang berkualitas
untuk pemenuhan SPM Bidang
Cipta Karya di Daerah;
Karakteristik daerah: rawan
bencana alam, cakupan air
minum/sanitasi rendah,
permukiman kumuh, daerah
kritis (miskin);
Memiliki komitmen tinggi dan
program yang responsif
Kluster E :
Program inovasi baru di bidang Cipta Karya;
Diusulkan oleh daerah/stakeholder secara kompetitif dan selektif;
Ditujukan termasuk untuk memfasilitasi daerah berprestasi;
Pemberdayaan
Masyarakat
Kluster D :
Kegiatan pemberdayaan
masyarakat di bidang Cipta
Karya;
Bertujuan untuk penang-
gulangan kemiskinan di
perkotaan dan perdesaan.
Program
Kreatif
5. Konsep Keterpaduan Bidang Cipta Karya
15
ENTITAS BENTUK DUKUNGAN/KEGIATAN
SOFTWARE PEMBANGUNAN FISIK
Regional Masterplan
Feasibility Study
Sektor AM
SPAM Regional
Sektor PPLP
TPA Regional
IPAL Regional
Kab/ Kota
Sektor AM
RISPAM
Sektor Bangkim
RPPKP/SPPIP
Sektor AM
Penyehatan PDAM
SPAM Kab/Kota
Sektor PPLP
Infrastruktur Air Limbah terpusat
Infrastruktur Drainase Perkotaan
Infrastruktur TPA Sampah
Sektor PPLP
SSK
Sektor PBL
Perda BG
Kawasan RTBL
Desain Kawasan
Sektor AM
SPAM MBR (di Rusunawa, Kws Kumuh dan
Kws Nelayan)
SPAM di Kws KAPET/MP3EI/KEK
SPAM IKK
SPAM di Pel. Perikanan
SPAM di Kws Perbatasan
Sektor Bangkim
Rusunawa
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
PSD Kws Rawan Bencana, Kws Perbatasan,
Pulau Kecil Terluar, & Kws Perdesaan
Potensial (agro/minapolitan & KTM)
Sektor PPLP
Infrastruktur Air Limbah Komunal
Infrastruktur TPST/3R
Lingkungan Rencana Kerja Masyarakat/
Community Action Plan
Sektor AM
SPAM Desa Rawan Air/Pesisir/ Terpencil
PAMSIMAS
Sektor Bangkim
PPIP
Peningkatan Kualitas Lingkungan
Permukiman (Perbaikan Kampung/KIP)
Sektor PPLP
Sanimas
Sektor PBL
PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP)
Revitalisasi Kawasan, Penataan
permukiman tradisional/ bersejarah
5. Konsep Keterpaduan Bidang Cipta Karya
16
RP2KP
RPI2-JM
CK
RTBL SSK
RISPAM
RTBL KSK
MP & Penganggaran
Tahunan
7. Contoh Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
17
Arahan Perda No. 4 tahun 2011 tentang RTRW Kota Semarang 2011-2031 :
1. Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi, meliputi : • Kawasan Segitiga Peterongan – Tawang – Siliwangi;
dan • Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas.
2. Kawasan strategis daya dukung lingkungan hidup
meliputi: • kawasan Waduk Jatibarang di Kecamatan
Gunungpati; dan • kawasan reklamasi pantai di Kecamatan Semarang
Utara.
3. kawasan strategis sosial budaya, meliputi: • Kawasan Masjid Agung Semarang di Kecamatan
Semarang Tengah; • Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah di Kecamatan
Gayamsari; • Kawasan pendidikan di Kecamatan Tembalang dan
Kecamatan Gunungpati; • Kawasan Gedong Batu di Kecamatan Semarang
Barat; dan • Kawasan Kota Lama di Kecamatan Semarang Utara.
7. Contoh Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
18
Arahan Perda No. 20 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Kendal 2011-2031: 1. Rencana pengembangan kawasan strategis meliputi:
a. kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi;
b. Kawasan strategis ekonomi; dan c. Kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup. 2. Kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi di kawasan panas bumi Gunung Ungaran.
3. Kawasan strategis ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berada di Kecamatan Kaliwungu dengan luas kurang lebih 1.064 (seribu enam puluh empat) hektar, meliputi: a. Desa Mororejo b. Desa Wonorejo c. Desa Krajan Kulon d. Desa Kutoharjo
4. Kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dengan luas kurang lebih 17.876 (tujuh belas ribu delapan ratus tujuh puluh enam) hektar, meliputi: a. sebagian Kecamatan Limbangan; dan b. sebagian Kecamatan Boja;
7. Contoh Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
19
Arahan Perda No. 6 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Semarang: 1) Kawasan Strategi Kabupaten bidang pertumbuhan ekonomi :
a. Kawasan Industri di Kec. Pringapus, Kec. Bawen, Kec. Tengaran; Kec. Susukan, dan Kec. Kaliwungu;
b. kawasan perkotaan strategis pada kawasan perkotaan Ungaran, Ambarawa, Suruh dan Tengaran;
c. kawasan cepat berkembang di sekitar Jalan Tol Semarang - Solo dan di sekitar Jalan Ungaran - Bawen; dan
d. kawasan pusat pengembangan pariwisata pada kawasan pariwisata Bandungan dan kawasan pariwisata Kopeng.
2) KSK bid. sosial budaya : Kawasan Kota Bersejarah Ambarawa.
3) KSK bidang pendayagunaan sumber daya alam dan / atau teknologi tinggi : a. kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Air Jelok dan Timo ; dan b. kawasan pemanfaatan panas bumi di Gunung Telomoyo.
4) KSK perlindungan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup: a. kawasan lindung Gunung Ungaran dan Gunung Telomoyo ; b. kawasan hulu Daerah Aliran Sungai Bodri di Kecamatan
Sumowono.
5) KSK bidang pertahanan dan keamanan, meliputi : a. kawasan peruntukan bagi kepentingan pemeliharaan
keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional adalah kawasan militer di Kecamatan Ambarawa;
b. kawasan peruntukan bagi basis militer, daerah latihan militer, dan daerah uji coba sistem persenjataan adalah kawasan latihan militer di Kecamatan Sumowono, kawasan Gunung Telomoyo dan kawasan Gunung Ungaran.
7. Contoh Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
20
Arahan Perda No. 1 Tahun 2012 tentang RTRW Kota Surakarta 2012-2032 : 1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan aspek
ekonomi merupakan kawasan terpadu yang meliputi: a. koridor Jalan Jend. Gatot Subroto dan sebagian ruas Jalan Dr. Rajiman (Coyudan) Kelurahan Kemlayan-Kecamatan Serengan; dan b. koridor rencana jalan lingkar Utara yang melewati Kelurahan Mojosongo-Kecamatan Jebres, Kelurahan Nusukan, Kelurahan Kadipiro dan Kelurahan Banyuanyar-Kecamatan Banjarsari.
2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan aspek sosial budaya diarahkan di kawasan Keraton Kasunanan, Keraton Mangkunegaran, dan Taman Sriwedari.
3. Kawasan strategis kota dari sudut kepentingan ilmu pengetahuan sebagaimana di kawasan Solo Techno Park.
4. Kawasan strategis kota dari sudut kepentingan lingkungan di Kawasan Satwa Taru Jurug.
8. RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Rencana Terpadu dan
Program Investasi
Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya
21
Dokumen perencanaan dan pemrograman jangka menengah (5 tahun)
Disusun Pemerintah Kabupaten/ Kota, dan difasilitasi Pemerintah Provinsi, dengan pembinaan oleh Pemerintah Pusat
Multi-Stakeholder, multi-sumber pendanaan, multi-sektor
Berbasis tata ruang dan kebijakan pembangunan
Bertujuan mewujudkan keterpaduan pembangunan layak huni dan berkelanjutan
Ditetapkan melalui Surat Edaran
Dirjen Cipta Karya No 6/SE/DC/2014
8. RPI2-JM Bidang Cipta Karya
22
RPI2-JM sebagai Sistem
Delivery Peningkatan
Kualitas Pelaksanaan
Bidang Cipta Karya
8. RPI2-JM Bidang Cipta Karya
23
Sambutan Direktur Jenderal Cipta Karya
Kata Pengantar Direktur Bina Program
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
1.3 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM
Bidang PU
1.4 Maksud dan Tujuan
1.5 Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
1.6 Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya
1.7 Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bidang Cipta
Karya
1.7.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
1.7.2 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
1.7.3 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
BAB II KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA
2.1Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Program Ditjen CK
2.2 Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya
2.2.1 RPJP Nasional 2005-2025
2.2.2 RPJM Nasional 2010-2014
2.2.3 MP3EI
2.2.4 MP3KI
2.2.5 KEK
2.2.6 Direktif Presiden Program Pembangunan Berkeadilan
2.3 Peraturan Perundangan Terkait Bidang PU/CK
2.3.1 UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman
2.3.2 UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
2.3.3 UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
2.3.4 UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan
2.3.5 UU No.20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
2.4 Amanat Internasional Bidang Cipta Karya
2.4.1 Agenda Habitat
2.4.2 Konferensi Rio+20
2.4.3 Millenium Development Goals
2.4.4 Agenda Pembangunan Pasca 2015
BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2- JM
3.1 RTRW Nasional
3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional
3.3 RTRW Pulau
3.4 RTRW Provinsi
3.5 RTRW Kab/Kota
BAB IV ARAHAN STRATEGIS NASIONAL
4.1 Kawasan Strategis Nasional (KSN)
4.2 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
4.3 Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
4.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
4.5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
BAB V PRIORITAS KABUPATEN/KOTA BIDANG CIPTA KARYA
5.1 Kab/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster A
5.2 Kab/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster B
5.2 Kab/Kota Klaster C dalam rangka Pemenuhan SPM
5.3 Pemberdayaan Masyarakat (Klaster D)
5.3 Kab/Kota Klaster E bagi daerah dengan Program dan Inovasi yang Kreatif
8. RPI2-JM Bidang Cipta Karya
24
BAB VI PROFIL KABUPATEN/KOTA
6.1 Geografi dan Administratif Wilayah
6.2 Demografi
6.3 Topografi
6.4 Geohidrologi
6.5 Geologi
6.6 Klimatologi
6.7 Sosial dan Ekonomi
BAB VII KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
KABUPATEN/KOTA
7.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
7.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD)
7.3 Arahan Perda Bangunan Gedung
7.4Arahan Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM)
7.5Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)
7.6Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
7.7Arahan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Permukiman (RP2KP) Kabupaten/Kota
7.8 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan
Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK)
7.9Integrasi Strategi Pembangunan Kab/Kota dan Sektor
BAB VIII ASPEK TEKNIS PER SEKTOR
8.1 Pengembangan Permukiman
8.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
8.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
8.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
8.1.4 Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman
8.1.5 Usulan Program dan Kegiatan
8.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan
8.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
8.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
8.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan
8.2.4 Program dan Kriteria KesiapanPengembangan PBL
8.2.5 Usulan Program dan Kegiatan
8.3 Sistem Penyediaan Air Minum
8.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
8.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,dan Tantangan
8.3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum
8.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan
Pengembangan SPAM
8.3.5 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM
8.4 Penyehatan Lingkungan Permukiman
8.4.1 Air Limbah
8.4.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
8.4.1.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan
8.4.1.3 Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah
8.4.1.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah
8.4.2Persampahan
8.4.2.1Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
8.4.2.2Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan
8.4.2.3Analisis Kebutuhan Persampahan
8.4.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengelolaan Persampahan
8. RPI2-JM Bidang Cipta Karya
25
8.4.3 Drainase 8.4.3.1Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan 8.4.3.2Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan 8.4.3.3Analisis Kebutuhan Drainase 8.4.3.4Program dan Kriteria Kesiapan PengembanganDrainase 8.4.4Usulan Program dan Kegiatan serta Pembiayaan Proyek 8.4.4.1Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Sanitasi 8.4.4.2Usulan Pembiayaan Pengembangan Sanitasi
BAB IX KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS 9.1 Usulan Program di Entitas Regional 9.2 Usulan Program di Entitas Kabupaten/Kota 9.3 Usulan Program di Entitas Kawasan 9.4 Usulan Program di Entitas Lingkungan/Komunitas
BAB X ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DI KABUPATEN/KOTA 10.1 Aspek Lingkungan 10.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) 10.1.2 AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH 10.2 Aspek Sosial 10.2.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya 10.2.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya 10.2.3 Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
BAB XI ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DI KABUPATEN/KOTA 11.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya 11.2 Profil Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota 11.3 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya 11.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBN 11.3.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD 11.3.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya 11.3.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta
11.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya 11.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan 11.4.2 Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah 11.4.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya 5 Tahun ke Depan 11.5 Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya 11.5.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah 11.5.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
BAB XII ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN/KOTA 12.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya 12.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini 12.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya 12.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya 12.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya 12.3 Analisis Kelembagaan 12.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya 12.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya 12.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya 12.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan 12.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan 12.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian 12.4.2 Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan 12.4.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
BAB XIII MATRIKS RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA (RPI2-JM BIDANG CK) 13.1 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang CK Kabupaten/Kota 13.2 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang CK Kabupaten/Kota di setiap Entitas
8. RPI2-JM Bidang Cipta Karya
26
No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max
1 Persetujuan Bupati/Walikota 2.0
2 Persetujuan dari Kadis PU Provinsi 2.0
1 Pendahuluan 0.5
2Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta
Karya0.5
3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya 0.5
4 Profil Kabupaten/Kota 0.5
5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kab./Kota 0.5
6 Aspek Teknis Per Sektor (AM, PLP, Bangkim, PBL) 0.5
7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas 0.5
8 Aspek Perlindungan Lingkungan dan Sosial 0.5
9 Aspek Pembiayaan 0.5
10 Aspek Kelembagaan 0.5
11Matriks Rencana Program dan Investasi Jangka
Menengah Bidang Cipta Karya0.5
1Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang
Cipta Karya0.5
2Amanat Peraturan Perundangan Pembangunan
Terkait Bidang Cipta Karya0.5
3 Amanat Internasional Bidang Cipta Karya 0.5
1 Arahan RTRW Nasional 0.5
2 Arahan RTRW Pulau 0.5
3 Arahan RTRW Provinsi 0.5
4 Arahan RTR Kawasan Strategis Nasional 0.5
5 Arahan MP3EI/KEK 0.5
LEGALISASIA
KELENGKAPAN DOKUMEN (9,5)
KRITERIA
OUTLINE DOKUMENB
ARAHAN KEBIJAKAN (4)
ARAHAN
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
BIDANG CIPTA KARYA
C
D
ARAHAN STRATEGIS
NASIONAL BIDANG
CIPTA KARYA UNTUK
KABUPATEN/KOTA
No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max
Geografi dan Administratif Wilayah 0.3
Demografi 0.2
Topografi 0.3
Geohidrologi 0.3
Geologi 0.3
Klimatologi 0.3
Sosial dan Ekonomi 0.3
1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota 3.0
2Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) 2.0
3 Perda Bangunan Gedung (BG) 2.0
5 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 1.0
6Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
(RISPAM)1.0
7 Strategi Sanitasi Kota (SSK) 1.0
8Strategi Pengembangan Permukiman dan
Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten/Kota1.0
9Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman
Prioritas (RPKPP)1.0
10Integrasi Strategi Pembangunan Kab/Kota dan
Sektor2.5
KRITERIA
KETERPADUAN
STRATEGI
PENGEMBANGAN
PERKOTAAN
KELAYAKAN RENCANA (14,5)
F
PROFIL KABUPATEN/KOTA (2)
PROFIL
KABUPATEN/KOTAE
8. RPI2-JM Bidang Cipta Karya
27
No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max
1Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan
Tantangan1.0
2 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman 2.0
3
Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan
(Readiness Criteria) Sektor Pengembangan
Permukiman
2.0
4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2.0
1Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan
Tantangan1.0
2 Analisis Kebutuhan Sektor PBL 2.0
3
Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan
(Readiness Criteria) Sektor Penataan Bangunan dan
Lingkungan
2.0
4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2.0
1Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan
Tantangan (Air Limbah, Persampahan, Drainase) 3.0
2Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan PLP (Air
Limbah, Persampahan, Drainase)6.0
3
Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan
(Readiness Criteria) Sektor Pengembangan PLP (Air
Limbah, Persampahan, Drainase)
6.0
4
Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan Sektor
Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan,
Drainase)
6.0
1Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan
Tantangan1.0
2 Analisis Kebutuhan Sektor Air Minum 2.0
3Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan
(Readiness Criteria) Sektor Air Minum2.0
4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2.0
K 1
Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas
Regional, Kab/Kota, Kawasan, dan
Lingkungan/Komunitas
4.0
KRITERIA
KELAYAKAN PROGRAM (46)
G
RENCANA PROGRAM
INVESTASI SEKTOR
PENGEMBANGAN
PERMUKIMAN
H
RENCANA PROGRAM
INVESTASI SEKTOR
PBL
I
RENCANA PROGRAM
INVESTASI SEKTOR
PPLP
J
RENCANA PROGRAM
INVESTASI SEKTOR
AIR MINUM
KETERPADUAN
PROGRAM
No INDIKATOR PENILAIAN Nilai Max
1Analisis Perlindungan Lingkungan (KLHS, Amdal,
UKL-UPL dan SPPLH)3.0
2 Analisis Perlindungan Sosial 3.0
1 Profil Perkembangan APBD Kabupaten/Kota 1.0
2
Profil Perkembangan Investasi Bidang Cipta Karya
(APBN, APBD Prov, APBD Kab./Kota, Swasta,
Masyarakat)
1.0
3Proyeksi Investasi Pembangunan Bidang Cipta
Karya2.0
4 Strategi peningkatan Investasi bidang Cipta Karya 2.0
1Kondisi Eksisting (organisasi, tata-laksana, dan
SDM)2.0
2Analisis Permasalahan (organisasi, tata-laksana,
dan SDM)2.0
3 Rencana Pengembangan Kelembagaan 2.0
1
Telah memuat Rencana Program dan Investasi
Infrastruktur bidang Cipta Karya untuk Jangka
Menengah (lima tahun)
3.0
2
Telah memuat informasi keterpaduan
pembangunan berdasarkan entitas wilayah dan
sumber pembiayaannya
3.0
KRITERIA
N ASPEK KELEMBAGAAN
MATRIKS PROGRAM (6)
O
MATRIKS RENCANA
PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR
BIDANG CIPTA KARYA
BERDASARKAN
ENTITAS
KELAYAKAN KELEMBAGAAN (6)
L
PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN DAN
SOSIAL
KELAYAKAN PEMBIAYAAN (6)
M ASPEK PEMBIAYAAN
KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL (6)
9. Penutup
28
Strategi utama dalam mewujudkan target Kota Tanpa Kumuh
dan Akses Universal ke Air Minum dan Sanitasi adalah dengan
melaksanakan keterpaduan pembangunan berdasarkan
penataan ruang pada setiap entitas wilayah regional,
kabupaten/kota, kawasan, maupun komunitas/lingkungan.
Keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya dilakukan
sejak tahap perencanaan. Penyusunan RP2KP yang turut
memadukan dokumen sektoral seperti RISPAM, SSK, dan RTBL
sangat penting sebagai dasar pelaksanaan keterpaduan
pembangunan fisik infrastruktur bidang CK di daerah;
RP2KP menjadi dasar strategi pembangunan permukiman
kota/kabupaten, dan RPI2-JM menjabarkannya ke dalam
matriks program dan investasi. Keterkaitan kedua dokumen
sangat erat, sehingga diperlukan koordinasi antara Satker
Bangkim dan Satker Randal untuk mengawal keterpaduan
pembangunan di daerah.
Kementerian Pekerjaan Umum
Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Telp. (021) 72796158 Fax. (021) 72796155
http://pu.go.id/
29