KEBIJAKAN PENCEMARAN AIR
Dr. Ir. Darhamsyah, M.Si Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku
Disampaikan di:
BDLHK Makassar, 24 Juni 2019
Dr. Ir. Darhamsyah, M.Si.CT
Darhamsyah Jamaluddin darhamsyahjamaluddin Sustainindonesia.com p3esekretariat suma
Kedudukan Air dalam Konsep
Dasar Sumber Daya Alam
Resources
Perpetual
Potentially Renewable
Nonrenewable
Direct Solar Energy
Winds, Tides, Flowing Water
Fossil Fuel
Metallic Minerals
Non-Metallic Minerals
Fresh Air Fresh water Fertile Soils Plants and animals
Sumber: Miller 1990
Sumber daya air Indonesia:
6 % dari sumber daya air
dunia
21% dari sumber daya air
Asia Pasifik
5
SUMBER DAYA AIR INDONESIA
6
Kebutuhan Air dalam Negeri
Pulau Jumlah Penduduk
(2010)
Kebutuhan Air RKI* (m3/s)
*Rumah, Kota, dan Industri
Sumber: Radhika, 2012
Jawa
7
Persediaan Air vs Kebutuhan Air
Pulau Persediaan Air 2015
(juta meter kubik)
Kebutuhan Air 2015
(juta meter kubik)
Defisit/Surplus (juta meter kubik)
Jawa
Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum, 2014
DAMPAK SOSIAL,
EKONOMI, EKOLOGI
KEGAGALAN AIR:
PRIMER: KELANGKAAN AIR, KERUSAKAN AIR, ATAU BANJIR.
SEKUNDER: SUPPLAY AIR
TERGANGGU DAN KEGAGALAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH
RESIKO BISNIS:
KEBERLANJUTAN USAHA KETAATAN REGULASI, REPUTASI,
RESIKO KONFLIK ANTAR MASYARAKAT
RESIKO KONFLIK ANTAR PEMERINTAHAN
RESIKO DAN DAMPAK KEGAGALAN PENGELOLAAN AIR
PROGRAM
PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN
KERUSAKAN LINGKUNGAN
IKLH = 65.5 – 68.5 GRK = 26%
1. Meningkatnya Kualitas Udara
2. Meningkatnya Kualitas Air
3. Meningkatnya Kualitas Tutupan Lahan
1. Beban Emisi Udara dari sektor industri turun sebesar 15% dibanding basis data tahun 2014
2. Jumlah kota yang memiliki sistem pemantauan kualitas udara ambien dan beroperasi secara kontinyu sejumlah 45 Kota
3. Jumlah Kota yang menerapkan “green transportation” sebanyak 45 kota
4. Jumlah Kota yang memenuhi baku mutu Kualitas Udara Ambien (dari 45 Kota yang dipantau)
5. Sistem pemantauan kualitas air terbentuk tersedia dan beroperasi pada 15 DAS prioritas secara kontinyu
RPJMN 2015-2019
6. Jumlah Sungai yang telah ditetapkan Daya Tampung Beban Pencemarannya
7. Jumlah sungai pada 15 DAS prioritas yang meningkat kualitasnya setiap tahun sebagai sumber air baku (untuk parameter kunci BOD, COD, dan E-Coli)
8. Beban Pencemaran Air turun 30 % dari basis data 2014 pada 15 DAS prioritas
9. Kualitas air di perairan pantai pada 3 kawasan pesisir (National Capital Integrated Coastal Development/NCICD, Semarang, dan Bali) meningkat setiap tahun
10. Jumlah kawasan yang terpulihkan fungsi ekosistemnya (pada 85 kawasan pesisir prioritas)
11. Jumlah pilot project IPAL di perkampungan nelayan yang terbentuk sebanyak 50 unit
12. Jumlah provinsi yang terinventarisasi mempunyai lahan rusak (open access)
13. Luas Lahan terlantar (abandoned land) bekas pertambangan yang difasilitasi pemulihannya meningkat setiap tahun mencapai 25% dari basis data rata-rata 2010-2014
14. Kawasan yang ditetapkan peta kesatuan hidrologis gambutnya
15. Luas lahan gambut yang ditetapkan sebagai fungsi lindung
16. Luas lahan gambut yang rusak (degraded peatland) di luar kawasan hutan yang terpulihkan meningkat setiap tahun.
INDIKATOR
SASARAN INDIKATOR TARGET
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Meningkatnya kualitas air
Indeks Kualitas Air minimal 55
51,82 52 52,5 53 54 55
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PERINCIAN TARGET RPJMN 2015 - 2019
INDIKATOR KINERJA TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
Sistem pemantauan kualitas air terbentuk tersedia dan beroperasi secara ON LINE : kontinyu pada 15 DAS
Pengemba ngan sistem 1 sungai
2 sungai 7 sungai 10 sungai 15
sungai
Jumlah Sungai yang telah ditetapkan Daya Tampung Beban Pencemarannya
5 sungai 10 sungai 15 sungai update update
Jumlah sungai pada 15 DAS prioritas yang meningkat kualitasnya setiap tahun sebagai sumber air baku (untuk parameter kunci BOD, COD, dan E-Coli)
3 sungai 6 sungai 9 sungai 12 sungai 15
sungai
Beban Pencemaran Air turun 50 % dari basis data 2014 pada 15 DAS prioritas 5% 10% 15% 20% 30%
Perbaikan kualitas lahan sawah sebagai akibat dari perbaikan kualitas air di 15 DAS ( bukan target RPJMN tetapi impact yang harus ditunjukkan dari perbaikan kualitas air )
Kawasan pertanian di
3 DAS
Kawasan pertanian di 6 DAS
Kawasan pertanian di 9 DAS
Kawasan pertanian di 12 DAS
Kawasan pertanian di 15
DAS
1. DAS Citarum
2. DAS Ciliwung
3. DAS Serayu
4. DAS Solo
5. DAS Brantas
6. DAS Cisadane
7. DAS Kapuas
8. DAS Siak
9. DAS Musi
10. DAS Asahan Toba
11. DAS Jeneberang
12. DAS Saddang
13. DAS Moyo
14. DAS Way Seputih
15. DAS Way Sekampung
16. DAS Limboto
PRINSIP DASAR PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PP 82/2001
Pemantauan Kualitas Air (manual dan online)
Data Kualitas Air Sungai
Penetapan Kelas Air (PKA)
Kondisi Hidrologi dan Morfologi DAS
Status Mutu Air
Indeks Kualitas Air (IKA)
Daya Tampung Beban Pencemaran (DTBP))
Kondisi Fisik dan SOSEKBUD
Inventarisasi dan Identifikasi Sumber Pencemar (IISP) berbasis DAS
Lokasi, Jumlah, Jenis kontribusi Sumber Pencemar
Alokasi Beban Pencemaran (ABP) Spasial (Administrasi, SubDAS dan Segmen
Sungai) Sektoral (Jenis danTipologi SumberPencemar)
Temporal (Sekarangdan Masa Depan)
Program dan Kegiatan Pengendalian Pencemaran Air (PPA): •Penurunan Beban Pencemar di Sumber (Off Stream)
•Pemulihan Kualitas Air (In stream)
PermenLH
01/2007
Permen
LH 01/2010
KepmenLH
110/2003 &
PermenLH 01/2010
KepmenLH
No.115/2003
Kriteria mutu air
Baku mutu air
Kajian ilmiah
Urgensi Inventarisasi Sumber Daya Air
INVENTARISASI SUMBER DAYA AIR ditujukan untuk
mengumpulkan data dan informasi sumber daya air
sebagai dasar penyusunan rencana pengelolaan sumber
daya
• Kuantitas dan kualitas sumber daya air;
• Kondisi lingkungan hidup dan potensi yang
terkaitdengan sumber daya air;
• Sumber air dan prasarana sumber daya air;
• Kelembagaan pengelolaan sumber daya air; dan
• Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang terkait
dengan sumber daya air.
Pengumpulan data dan informasi tersebut meliputi:
1
2
Pasal 25 PP No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
Urgensi Perencanaan Pengelolaan Sumber Daya Air
Inventarisasi
Sumber Daya Air
Rencana Pengelolaan
Sumber Daya Air
Penyusunan
Penetapan Wilayah Sungai
(River Basin)
Wilayah Sungai (WS)/River Basin = Kesatuan wilayah Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) dalam satu atau
lebih Daerah Aliran Sungai (DAS/Watershed) dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya < 2000 km2.
(Sumber: UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air)
1. Konservasi
Sumber Daya Air
2. Pendayagunaan
Sumber Daya Air
3. Pengendalian
Daya Rusak Air
Pedoman &
Arahan
Pelaksanaan
Pasal 59-61 UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
status mutu air dibandingkan dengan KMA kelas II PP 82/2001 menunjukkan kualitas air di semua lokasi yang dipantau mayoritas berada pada status tercemar berat. Pemantauan yang dilakukan pada kisaran 305 – 522 titik pantau dari tahun 2009 sampai 2013 menunjukkan bahwa 75 % titik pantau tersebut berada pada status tercemar berat
STATE
DOMESTIK: sensus penduduk tahun 2010: 16 juta atau sekitar 26% rumah tangga tidak mempunyai fasilitas tempat buang air besar atau langsung membuang limbah tinjanya ke lingkungan. 74% rumah tanga menggunakan jamban, 14% diantaranya tidak dilengkapi dengan tanki septik. Setiap hari diperkirakan sebanyak 14.000 ton tinja dan 176.000 m3 urine terbuang ke sumber air menyebabkan 75% sungai tercemar berat dan 70% air tanah diperkotaan tercemar bateri tinja
PRESSURE
USK: Data 2012 jumlah Usaha Mikro dan kecil 56 juta, 99,9 %, tenaga kerja 94,21%, PDB 45,69%, ekspor non migas 4%. Potensi pencemaran air dari usaha skala kecil pada tahun 2013 sebesar 2,3 Juta ton dan 0,96 juta ton methane atau 24 juta ton setara CO2 dari kegiatan Tapioka, Tahu, Batik dan Ternak, jenis USK yang lain belum diperhitungkan.
PRESSURE
Industri: Dari jumlah usaha/kegiatan menengah besar sekitar 45.850, hanya 1908 yang mengikuti PROPER . Peringkat Hitam=21, Merah=516, Biru=1224, Emas=9
PRESSURE
Hasil studi Bank Dunia Tahun 2007: potensi kerugian ekonomi sebesar 58 triliun rupah per tahun untuk biaya berobat yang harus dikeluarkan masyarakat akibat menderita berbagai macam penyakit yang disebabkan tercemarnya air . Kenaikan biaya produksi PDAM sekitar 25% dari rata-rata tarif air nasional, sehingga masyarakat harus membayar 25% lebih mahal untuk mendapatkan air minum perpipaan.
IMPACT
STATE PRESSURE/DRIVER & IMPACT KUALITAS AIR
RESPON: TOOLS KEBIJAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMAR AIR
1. Sumber pencemar badan/institusi (industri, hotel, rumah sakit,pertambangan): Tools Kebijakan:
Perizinan, instrumen ekonomi (pelaksanaan
denda/penalti /polluter pay principles),
pembinaan, pengawasan dan penegakan hukum
Jenis Kegiatan: Penyiapan pedoman, baku mutu, pembinaan, pemantauan online effluent air
limbah
Tujuan: Peningkatan penaatan peraturan, Perbaikan Kinerja Penurunan Beban Pencemaran.
2. Sumber pencemar pemukiman rumah tangga, usaha skala kecil (industri kecil, peternakan, rumah potong hewan,puskesmas), dan Storm Water Tools Kebijakan: Pembinaan, penyediaan fasilitas publik, pemberdayaan masyarakat dan
kemitraan Jenis Kegiatan:
Pemetaan, penyusunan pedoman, pembinaan, pembangunan insfrastruktur,
monitoring dan evaluasi Tujuan: Peningkatan ketersediaan
dan penggunaan infrastruktur pengelolaan air limbah
RESPON: TOOLS KEBIJAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMAR AIR (lanjutan ..)
3. Sumber Pencemaran Non Point Source (air limbah pertanian, runoff pemukiman dan perkotaan) Tools Kebijakan: Pembinaan,
Penyediaan fasilitas publik, pemberdayaan masyarakat dan kemitraan
Jenis Kegiatan: Pemetaan, penyusunan pedoman Best Management Practices (BMPs), pembinaan,pembangunan infrastruktur pengendalian NPS, monitoring dan evaluasi
Tujuan: Peningkatan pengelolaan limbah non point source
4. Pemantauan Kualitas Air Sungai dan Effluent Air Limbah
a. Pemantauan secara manual Tujuan: Menyiapkan data untuk penyusunan
IKLH dan mengevaluasi keberhasilan program pengendalian pencemaran air
Kegiatan: Menyusun pedoman pemantauan dan analisis, melaksanakan pemantauan dan analisis hasil pemantauan, monev
b. Pemantauan secara otomatik dan online Tujuan: Untuk mendukung penerapan
instrumen ekonomi (polluter pay principle), membantu analisis sebab akibat untuk kasus pencemaran serta untuk membuat prakiraan kondisi kualitas air (water quality forecasting)
Kegiatan: Membangun sistem online monitoring(teknologi,kelembagaan,peraturan,SDM,cost-benefit analisis), aplikasi sistem, analisis hasil, monev.
KATEGORI
KETERSEDIAAN AIR
RENDAH
SEDANG
TINGGI
ANIMASI KETERSEDIAAN AIR KSN MAMMINASATA
TAHUN 1987-2035an