KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI
SISWA KELAS VII SMP N 8 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/ 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Barasmara Dewa Sugiarto
NIM. 111224064
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Lancarkanlah segala urusanku,
Dan jadikanlah aku orang yang beruntung.
-Barasmara Dewa S-
Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut
oleh manusia adalah menundukkan diri sendiri.
-Ibu Kartini-
Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah.
-Lessing-
Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan/
diperbuatnya.
-Ali Bin Abi Thalib-
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin
kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.
-Evelyn Underhill-
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 3 Agustus 2016
Penulis,
Barasmara Dewa Sugiarto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Barasmara Dewa Sugiarto
Nomor Mahasiswa : 111224064
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI
SISWA KELAS VII SMP N 8 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/ 2016
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
pada tanggal 16 Agustus 2016
Yang menyatakan
Barasmara Dewa Sugiarto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Sugiarto, Barasmara Dewa. 2016. Keefektifan Implementasi Pendekatan
Kontekstual pada Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas VII
SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/ 2016. Skripsi Strata Satu (S1).
Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas implementasi
pendekatan kontekstual pada pembelajaran menulis teks eksposisi siswa kelas
VII SMP N 8 Yogyakarta. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
memberikan penekanan pada penggunaan berpikir tingkat tinggi, pemodelan,
dan pemanfaatan informasi dan data dari berbagai sumber. Peneliti merumuskan
implementasi pendekatan Kontekstual pada tujuh komponen utama pendekatan
kontekstual, yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar,
pemodelan, refleksi, dan penilaian nyata.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Pengumpulan data diperoleh
dengan melakukan observasi guru dan kelas, pengisian angket, wawancara, dan
melakukan tes. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VII G dan VII J
SMP N 8 Yogyakarta. Desain penelitiannya menggunakan non-equivalent
control group design. Teknik analisis datanya menggunakan metode deskriptif
kuantitatif dengan menggunakan model PAP tipe I untuk data deskriptif. Data
kuantitatif diolah dengan penghitungan statistik menggunakan SPSS 22. Data
dalam penelitian ini berdistribusi normal dan homogen. Sampel yang dipakai
dalam penelitian ini sebanyak 60 dari 210 populasi.
Berdasarkan analisis data, dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendekatan
Kontekstual efektif diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya
keterampilan menulis teks eksposisi. Efektivitas penerapannya dibuktikan
dengan nilai signifikasi dalam uji-t pada perbedaan nilai post-test kelompok
eksperimen dan post-test kelompok kontrol, yaitu 0,91. Dari eksperimen yang
telah dilakukan, diperoleh hasil persentase nilai post-test keterampilan menulis
teks eksposisi siswa dengan menerapkan metode guru yaitu 85% sedangkan
persentase nilai post-test keterampilan menulis teks eksposisi siswa dengan
mengimplementasikan pendekatan kontekstual adalah 91%. Berdasarkan hasil
uji-t pada perbedaan rata-rata post-test kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen, dapat disimpulkan bahwa implementasi pendekatan kontekstual
dalam keterampilan menulis siswa mengalami peningkatan sebesar 6%.
Kata kunci: implementasi, kontekstual, teks eksposisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Sugiarto, Barasmara Dewa. 2016. The Effectiveness of Implementation
Contextual Approach to Exposition Writing Skills on Student Grade 7th
at SMP N 8 Yogyakarta. S1 Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language
and Literature Education Study Program, Sanata Dharma University.
This research aimed to dealt with the effectiveness of contextual teaching
and learning approach implementation in exposition text writing in Bahasa
Indonesia lesson for 7th grade students of Junior High School 8 of Yogyakarta.
The researcher assumed this approach was suitable to apply in writing skill.
Contextual Teaching and Learning approach provides emphasis on high-level
thinking, modeling, information and data exploiting from various literary. The
researcher focused on seven main components of contextual approach
implementation: constructivism, inquiry, questioning, learning society,
modeling, reflection, and real-time assessment.
The type of this research was pseudo-experiment. The design used non-
equivalent control group design. The data analysis technique used descriptive-
quantitative technique by using PAP type I model for descriptive data. The
quantitative data was processed by statistical counting by using SPSS 22. This
research data was distributed normally and homogeneously. The data was
obtained by observing the teacher and class, questionnaire filling, interviewing
and testing. The research subject were VII G and VII J students of Junior High
School 8 of Yogyakarta. The samples used in this research were 60 from 210
population.
Based on the result, the researcher concluded that Contextual Teaching
and Learning was effective to apply in Bahasa Indonesia lesson especially on
exposition text writing. The effectiveness was proved by significance grade in t-
Test on the difference of experimental group’s post-test and control group post-
test: 0.91. The other prove was the increasing grade of writing skill post-test.
From the experiment, the researcher obtained the percentage of exposition text
writing skill post-test grade by using teacher method: 85%.While, by using
control group, the percentage was 91%. Based on the T-Test result on post-test
average difference between control group and experimental group, the researcher
concluded that the implementation of Contextual Teaching and Learning in
students’ writing skills increased 6%.
Keyword: implemtation, contextual, exposition text
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Implementasi Pendekatan Kontekstual pada Keterampilan Menulis Teks
Eksposisi Siswa Kelas VII SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dan mendapat gelar Sarjana
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam proses
penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia.
3. Drs. J. Prapta Diharja, S.J., M.Hum. dan Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen
pembimbing pertama dan kedua yang selalu memberikan semangat,
motivasi, dan menjadi fasilitator penulis untuk menyeselesaikan skripsi ini.
4. H. Suharno, S.Pd., S.Pd.T., M.Pd., selaku Kepala SMP N 8 Yogyakarta yang
telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian.
5. Dwi Martati, S.Pd., M.Si., selaku Guru Bahasa Indonesia SMP N 8
Yogyakarta dan seluruh jajaran guru serta karyawan di SMP N 8 Yogyakarta
yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Siswa-siswa kelas VII G dan kelas VII J yang telah berkolaborasi dan
berpartisipasi aktif serta bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.
7. Kedua orang tua peneliti, Bapak Sugiarto dan Ibu Ninik Supatminingsih
yang telah memberikan doa, dukungan dan keprihatinannya dalam segala
hal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
8. Kakak-kakak dan adik tersayang, Bayu Andhika Sugiarto, Happy Nanda
Mustika dan Bazkara Pancar Sukma Sugiarto yang telah menemani,
memberikan semangat dan doa.
9. Okti Ika Trisnaningsari, S.Pd. yang telah memberikan semangat dan
menemani saat penulis menghadapi kesulitan.
10. Henricus Agil Galih P. yang telah memberikan semangat dan menghibur saat
kesulitan.
11. Teman-teman PBSI 2011, yang telah memberikan semangat dan dukungan
untuk menyelesaikan skripsi.
12. Seluruh karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan
semangat dan dukungan serta membantu menyelesaikan kelengkapan skripsi
ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
memberikan masukan, doa, semangat, dan menjadi inspirasi hingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna. Meskipun
demikian, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca. Terima kasih.
Yogyakarta, 3 Agustus 2016
Penulis,
Barasmara Dewa Sugiarto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .....................
ABSTRAK .......................................................................................................
ABSTRACT ......................................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan Penelitian.............................................................................
D. Manfaat Penelitian .........................................................................
E. Batasan Istilah .................................................................................
F. Sistematika Penulisan .....................................................................
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................
A. Penelitian yang Relevan ....................................................................
B. Landasan Teori ..................................................................................
1. Pendekatan Kontekstual .................................................................
a. Hakikat Pendekatan Kontekstual ...................................................
b. Komponen Pembelajaran Kontekstual ..........................................
c. Implementasi Pendekatan Kontekstual ..........................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xiv
xv
xvi
1
1
5
5
5
6
7
9
9
9
9
12
13
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2. Keterampilan Menulis sebagai Salah Satu
Keterampilan Berbahasa .............................................................
a. Menulis sebagai Suatu Proses ....................................................
b. Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi .................................
C. Kerangka Berpikir.............................................................................
D. Hipotesis Penelitian...............................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...........................................................
A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian .........................................
B. Langkah-langkah Penelitian .........................................................
1. Tahap Pertama, Pre Experiment Measurement ..........................
2. Tahap Kedua, Treatment ...............................................................
3. Tahap Ketiga, Post Experiment Measurement ..............................
C. Sumber Data .......................................................................................
1. Populasi ........................................................................................
2. Sampel ...............................................................................................
D. Variabel Penelitian ................................................................................
1. Variabel Bebas ...................................................................................
2. Variabel Terikat ..................................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................
1. Wawancara .....................................................................................
2. Observasi .........................................................................................
a. Lembar Observasi Aktivitas Guru .................................................
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ................................................
3. Tes ..............................................................................................
4. Angket ..............................................................................................
F. Validitas Instrumen .............................................................................
1. Validitas Konstruk .........................................................................
2. Validitas Isi ...................................................................................
G. Uji Instrumen Pembelajaran ..................................................................
H. Teknik Analisis Data ........................................................................
20
20
22
24
26
27
27
29
29
30
30
30
30
30
31
31
31
32
32
32
32
32
33
33
33
34
34
35
35
40
40
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
I. Analisis dan Pembahasan ..................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................
A. Data Penelitian ................................................................................
1. Data Hasil Pengamatan ...................................................................
2. Data Hasil Wawancara ....................................................................
3. Data Hasil Treatment Penelitian ..................................................
B. Analisis dan Pembahasan ..............................................................
BAB V PENUTUP ................................................................................................
A. Simpulan ...............................................................................................
B. Saran .....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
LAMPIRAN ..........................................................................................................
37
40
40
40
42
43
45
74
74
77
78
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Hasil Pre Test Siswa ......................................................................
Gambar 2 Hasil Post Test Siswa ......................................................................
121
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Non-Equivalent Control Group Design ..........................................
Tabel 2 PAP Tipe 1 Tingkat Kemampuan Menulis ….................................
Tabel 3 Uji Normalitas .................................................................................
Tabel 4 Uji Homogenitas .............................................................................
Tabel 5 Uji-t Pada Nilai Pre-Test Post-Tes Kelompok
Eksperimen dan Kontrol .................................................................
Tabel 6 Uji-t Pada Nilai Post-Tes Kelompok Eksperimen
dan Kontrol ....................................................................................
Tabel 7 Uji-t Perbedaan Nilai Post-Tes Kelompok
Eksperimen dan Kontrol .................................................................
28
36
46
47
48
48
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Observasi ........................................................................
Lampiran 2 Lembar Wawancara ...................................................................
Lampiran 3 RPP ..................................................................................................
Lampiran 4 Rubrik Penilaian ..............................................................................
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa .....................................................................
Lampiran 6 Angket .............................................................................................
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian ......................................................................
Lampiran 8 Surat Keterangan ...........................................................................
80
88
91
110
121
139
142
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman membuat banyak lapangan kerja menuntut tenaga
kerja menguasai bahasa internasional atau bahasa asing. Oleh sebab itu, banyak
orang tua menuntut anak-anaknya mampu berbahasa asing salah satunya bahasa
Inggris. Dampaknya, minat anak untuk berbahasa Indonesia sendiripun mulai
berkurang dan bahasa Indonesia perlahan mulai dilupakan karena faktor
kebutuhan masa depan. Akibatnya, banyak siswa mengalami kesulitan belajar
bahasa Indonesia karena menurunnya minat mereka untuk mempelajari bahasa
Indonesia. Selain itu, tak sedikit juga siswa menganggap bahasa Indonesia itu
mudah sehingga ketika diuji, nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih rendah
dari mata pelajaran bahasa asing atau bahasa Inggris. Maka dari itu, perlu adanya
sebuah kreasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia di antaranya yaitu dengan
mengemas pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pendekatan yang
menjadikan pembelajaran lebih menarik dan mengundang minat siswa.
Pembelajaran kontekstual adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang
mengakui bahwa belajar dapat terjadi jika siswa memroses informasi atau
pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan
kerangka berpikir yang dimilikinya (Agus Suprijono, 2011). Dengan demikian,
pemaduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam
pembelajaran kontekstual akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dan mendalam sehingga siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara untuk
menyesuaikannya.
Menurut Depdiknas (2006d), pembelajaran kontekstual merupakan suatu
proses pendidikan yang holistik yang bertujuan membantu siswa untuk
memahami makna materi yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi itu
dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosio, kultural)
sehingga, siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat
diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/ konteks ke permasalahan/ konteks
yang lain. Konsep belajar dalam pembelajaran kontekstual membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan perencanaan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, belajar dengan
menggunakan pendekatan kontekstual ini memudahkan siswa berpikir dan
memproses pengetahuannya sehingga hasil yang didapat menjadi dasar
pengetahuan yang kuat. Pada akhirnya, siswa mampu menghadapi situasi
kehidupan nyata dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan pengetahuannya.
Dari pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
kontekstual mampu mengubah pola pikir siswa pada sebelum dan sesudah siswa
mengikuti pelajaran. Selain itu, pembelajaran dengan pendekatan Kontekstual
memberikan penekanan pada penggunaan berpikir tingkat tinggi, transfer
pengetahuan, pemodelan, informasi dan data dari berbagai sumber. Melalui
hubungan di dalam dan di luar ruang kelas, pembelajaran kontekstual menjadikan
pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran seumur hidup. Dengan demikian,
dalam kegiatan pembelajaran pendekatan kontekstual membuat belajar lebih
mudah, sederhana, bermakna dan menyenangkan sehingga siswa mudah
menerima ide, gagasan, mudah memahami permasalahan dan pengetahuan serta
dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan barunya secara aktif, kreatif dan
produktif.
Untuk itu, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual
efektif diimplementasikan pada materi-materi pelajaran yang tergolong berat atau
sukar. Mengingat keterampilan menulis sebagai keterampilan berbahasa yang
paling tinggi, peneliti ingin mengimplementasikan pendekatan kontekstual
sebagai sebuah model pembelajaran dalam kegiatan menulis. Diharapkan dengan
pendekatan kontekstual ini, keterampilan menulis khususnya menulis teks
eksposisi untuk siswa SMP khususnya pada siswa kelas VII SMPN 8 Yogyakarta
mengalami perubahan yang lebih baik dari segi ide, tema, sistematika penulisan,
dan diksi.
Keterampilan menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa itu sendiri
oleh Tarigan (2008) dikatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik itu. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-
makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Sedang untuk
menulis teks eksposisi, dibutuhkan kemampuan tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan objek
dan menjadi alat untuk menjelaskan bagaimana hubungan antara objek yang satu
dengan objek yang lain (Keraf, 2010: 7). Menurut pendapat Wahyu Wibowo
(2012: 59), eksposisi (paparan) adalah bentuk tulisan yang berupa paparan pikiran
atau pendapat seorang penulis, tanpa berkehendak memengaruhi pandangan
pembaca. Selanjutnya, menurut Nursisto (2010: 59) eksposisi adalah karangan
yang menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas
wawasan atau pengetahuan pembaca. Melalui eksposisi, penulis berusaha
menjelaskan suatu ide atau gagasan, menganalisis sesuatu, membatasi pengertian
sebuah istilah, dan sebagainya. Ismail Marahimin (2010: 193) mendefinisikan
eksposisi sebagai penyingkapan buah pikiran, perasaan atau pendapat penulisnya
yang selama ini tersembunyi untuk diketahui orang lain. Buah pikiran itu dapat
berupa gagasan, ide, bahkan informasi-informasi penting yang diketahui oleh
penulis. Widharyanto (2003: 1) mengatakan bahwa wacana eksposisi bertujuan
untuk menerangkan suatu hal kepada penerima (pembaca) agar yang bersangkutan
memahaminya.
Pendekatan kontekstual mampu menuntun siswa berpikir secara runtut dan
tidak keluar dari konteks. Dengan pendekatan kontekstual ini, guru mampu
memilih pengetahuan dasar apa yang paling cocok untuk ditanamkan pada anak
didiknya.
Atas dasar itu, peneliti ingin mencoba melakukan penelitian tentang
keefektifan pendekatan kontekstual dalam memecahkan masalah siswa pada
keterampilan menulis, khususnya menulis teks eksposisi. Oleh sebab itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
penelitian ini dibuat dan diberi judul Keefektifan Implementasi Pendekatan
Kontekstual pada Pembelajaran Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Kelas VII
SMPN 8 Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Dilandasi latar belakang masalah yang telah dipaparkan, masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah pendekatan kontekstual efektif jika diimplementasikan pada
pembelajaran keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas VII SMPN 8
Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan pendekatan
kontekstual pada keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas VII SMPN 8
Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif untuk
mengembangkan dan mengkombinasikan pendekatan dan model
pembelajaran yang biasa dipakai dengan pendekatan kontekstual.
b. Memudahkan guru untuk mengetahui karakter siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
c. Memudahkan membuat teknik pembelajaran sesuai dengan
karakter dan potensi siswa masing-masing.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan untuk dijadikan bahan
pertimbangan instansi dalam mengembangkan modul atau handout
dalam pembelajaran.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
terhadap peneliti lain bahwa pendekatan kontekstual ini sangat
penting bagi pembelajaran untuk menjadikan pengalaman siswa
sebagai pengetahuan dasar yang kuat khususnya dalam
keterampilan menulis teks eksposisi, sehingga peneliti lain dapat
melanjutkannya.
E. Batasan Istilah
Istilah yang perlu dibatasi dalam penelitian ini adalah teks eksposisi,
pendekatan kontekstual, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
kontekstual, efektivitas, implementasi
1. Teks Eksposisi
Bentuk tulisan yang berisi paparan pikiran atau pendapat orang lain
tanpa memengaruhi pembaca.
2. Pendekatan Kontekstual
Sebuah sistem belajar yang mengajak siswa dalam aktifitas penting
dalam membangun makna yang berkualitas dengan menghubungkan
materi pelajaran dengan lingkungan sosial dan personal siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual
Sistem belajar yang mengimplementasikan tujuh komponen utama
pendekatan kontekstual dengan menekankan pada proses keterlibatan
siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
mereka.
4. Efektif
Sejauh mana pendekatan kontekstual mampu mempengaruhi hasil
belajar siswa.
5. Implementasi
Penerapan pendekatan kontekstual pada kegiatan pembelajaran teks
eksposisi siswa
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab, yakni: pendahuluan, landasan teori, metode
penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran. Penjelasan
dari masing-masing bab, yaitu Bab I yang berisi pendahuluan meliputi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
batasan istilah dan sistematika penulisan. Bab II adalah landasan teori yang
menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian. Isi dari Bab II ini
meliputi penelitian yang relevan, kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis.
Bab III berkaitan dengan metodologi penelitian yang berisi metode-metode
penelitian yang terdiri dari lima hal, yaitu jenis dan metode penelitian, langkah-
langkah penelitian, sumber data, variabel penelitian, teknik pengumpulan data,
validitas instrumen, uji instrumen pembelajaran, dan teknik analisis data.
Isi dari Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan yang menyajikan
deskripsi data dari hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
penelitian secara keseluruhan. Bab terakhir yaitu Bab V yang berisi kesimpulan
dan saran, secara lebih lanjut bab ini menguraikan tentang kesimpulan hasil
penelitian, implikasi dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada landasan teori akan disajikan teori-teori yang berhubungan langsung
dengan judul dan masalah yang akan diteliti. Selain itu dalam landasan teori ini
akan dipaparkan penelitian yang relevan terlebih dahulu.
A. Penelitian yang Relevan
Ada dua penelitian terdahulu yang dapat menunjukkan penelitian yang
dilakukan peneliti masih relevan untuk dilaksanakan, yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Anggraeni (2010) dan Bekti Susanti (2011).
Penelitian Anggraeni (2010) berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis
Pengalaman Pribadi menggunakan Teknik Modeling dengan Pendekatan
Kontekstual pada Siswa Kelas VII C SMP N 1 Ulujami Tahun Ajaran 2009/2010.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis
pengalaman pribadi melalui teknik modeling dengan pendekatan Kontekstual.
Pada pratindakan diperoleh nilai rata-rata kelas 62,91, pada siklus I diperoleh nilai
rata-rata kelas 57,5, dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas 73,63. Nilai
rata-rata aspek pengembangan gagasan pada siklus I adalah 59,44 dan pada siklus
II meningkat menjadi 67,77. Aspek kesesuaian dan kejelasan isi cerita nilai rata-
rata mencapai 58,61 dan pada siklus II meningkat 73,05. Nilai rata-rata aspek
kelengkapan unsur cerita pada siklus I 79,44 dan pada siklus II 80,46. Pada aspek
kebahasaan nilai rata-rata siklus I 61,11 dan pada siklus II 79,02. Aspek kerapian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
karangan nilai rata-rata pada siklus I 75,55 dan pada siklus II 77,5. Perubahan
perilaku siswa kelas VI1 C SMP Negeri 1 Ulujami mengalami peningkatan lebih
baik setelah mendapatkan pembelajaran keterampilan menulis pengalaman pribadi
melalui teknik modeling dengan pendekatan Kontekstual.
Penelitian Bekti Susanti (2011) berjudul Peningkatan Keaktifan dan
Kemampuan Siswa Kelas XI IPS SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran
2010/2011 Dalam Pembelajaran Menulis Proposal Kegiatan dengan
Menggunakan Pendekatan Kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan peningkatan keaktifan dan kemampuan siswa kelas XI IPS
dalam pembelajaran menulis proposal kegiatan dengan menggunakan pendekatan
Kontekstual. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS semester 2, yang
berjumlah 21 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penggunaan
pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa
kelas XI IPS dalam pembelajaran menulis proposal kegiatan, (2) berdasarkan nilai
tes dan observasi, keaktifan dan kemampuan menulis meningkat dari siklus 1
sampai siklus 2. Pada kondisi awal hanya 6 (29%) siswa yang aktif. Peningkatan
terjadi pada siklus 1, sebanyak 11 (52%) siswa aktif. Pada siklus 2, yang aktif
sebanyak 16 (76%) siswa. Peningkatan juga terjadi pada kemampuan siswa kelas
XI IPS. Pada kondisi awal hanya 9 (43%) siswa yang tuntas KKM. Peningkatan
terjadi pada siklus 1, sebanyak 13 (62%) siswa tuntas KKM. Pada siklus 2 yang
tuntas KKM sebanyak (18) 86% siswa. Peningkatan ini telah melampaui indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui perbedaan per siklus,
dilakukan juga uji statistik. Hasil uji statistic parametrik tipe Paired Sample t Test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menunjukkan adanya perbedaan pada siklus 1 dan siklus 2. Hasil penelitan ini
menunjukkan bahwa hipotesis tindakan dapat diterima. Pendekatan Kontekstual
yang digunakan dalam penelitian ini dapat meningkatkan keaktifan dan
kemampuan siswa kelas XI IPS.
Relevansi kedua penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan peneliti
adalah sama-sama mengimplementasikan pendekatan Kontekstual. Dengan
begitu, ada referensi bagi peneliti untuk mengembangkan pendekatan Kontekstual
yang digunakan dalam upaya peningkatan kemampuan menulis selain menulis
pengalaman pribadi dan menulis proposal kegiatan.
Hal yang membedakan dari kedua penelitian di atas yaitu pendekatan
Kontekstual pada penelitian Anggraeni (2010) digunakan untuk mengetahui
peningkatan kemampuan menulis pengalaman pribadi. Sedangkan, penelitian
yang dilakukan oleh Bekti Susanti (2011), pendekatan Kontekstual digunakan
untuk mengetahui keaktifan dan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis
proposal kegiatan. Sementara, peneliti akan mengimplementasikan pendekatan
Kontekstual dalam pembelajaran keterampilan menulis teks eksposisi untuk
mengetahui adakah perubahan yang signifikan pada pembelajaran sebelum
diterapkan pendekatan Kontekstual dan setelah diterapkan pendekatan
Kontekstual. Kedua penelitian tersebut termasuk ke dalam jenis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), sedangkan jenis penelitian yang akan dilakukan peneliti
yaitu penelitian eksperimen semu dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas
VII SMPN 8 Yogyakarta dan objek penelitian berupa proses pembelajaran
menulis teks eksposisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Berdasarkan pemaparan di atas, telah jelas mengenai perbedaan antara
penelitian yang akan dilakukan dengan hasil penelitian-penelitian yang sudah
dilakukan. Oleh karena itu, penelitian yang berjudul Keefektifan Implementasi
Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas
VII SMPN 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/ 2016 dapat dilakukan karena
masalah yang akan diteliti bukan duplikasi dari penelitian-penelitian sebelumnya.
B. Landasan Teori
1. Pendekatan Kontekstual
a. Hakikat Pendekatan Kontekstual
Elaine B. Johnson (2002) menyatakan bahwa Contextual Teaching
Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Dengan pemahaman ini, hasil belajar
diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran juga
berlangsung alamiah, siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer
pengetahuan dari guru ke siswa.
Menurut Sanjaya (2006:109), pendekatan Kontekstual adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan
siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajarinya
dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehati-
hari. Dari pengertian di atas, dapat ditarik makna bahwa pendekatan
kontekstual adalah sebuah sistem belajar yang mengajak siswa untuk
melaksanakan suatu aktivitas penting dalam membangun makna yang
berkualitas dengan menghubungkan materi pelajaran dengan
lingkungan sosial dan personal siswa.
b. Komponen Pembelajaran Kontekstual
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Learning and Teaching
(CTL) yaitu membangun makna yang berkualitas dengan
menghubungkan pelajaran Bahasa Indonesia dengan lingkungan sosial
dan personal siswa. Dalam pembelajaran Kontekstual, ada beberapa
komponen utama pembelajaran efektif. Komponen-komponen itu
merupakan sesuatu yang tak terpisahkan dalam pembelajaran
kontekstul. Komponen-komponen dimaksud adalah konstruktivisme,
inquiri, bertanya, masyarakat belajar (learning community), permodelan
(modeling), refleksi, dan penilaian sebenarnya (authentic assessment)
(Nurhadi dalam Sagala, 2009: 88-91; Suprijono, 2011: 85).
Pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran
dan digunakan secara proporsional, yakni:
1) Konstruktivisme
Landasan Filosofis CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi
belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar
menghafal, tetapi merekonstruksikan atau membangun pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
atau keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka
alami dalam kehidupannya (Muslich, 2007: 41). Menurut
konstruktivisme, pengetahuan memang berasal dari luar tetapi
dikontruksi oleh dalam diri seseorang. Jadi, pembelajaran yang berciri
konstruktivisme menekankan pada proses membangun dan menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan
pengalaman. Oleh karena itu, pengetahuan terbentuk oleh dua faktor
penting yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan
subjek untuk menginterprestasi objek tersebut. Pembelajaran melalui
CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa mengonstruksi
pengetahuaannya melalui proses pemgamatan nyata yang dibangun
oleh individu si pembelajar.
2) Inkuiri
Pada pembelajaran kontekstual, Inkuiri adalah kegiatan inti. Inkuiri
merupakan proses pembelajaran didasarkan pada pencairan dan
penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Secara umum,
proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu:
merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data,
menguji hipotesis dan membuat kesimpulan. Penerapan inkuiri pada
CTL diawali dengan pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan
dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang
diperoleh sendiri oleh siswa (Muslich, 2008: 45). Proses menemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dan berpikir sistematis akan dapat menumbuhkan sikap ilmiah,
sebagai dasar pembentukan kreativitas.
3) Bertanya
Bertanya adalah strategi pembelajaran kontekstual dan merupakan
bagian inti dari belajar dan menemukan pengetahuan (Muslich, 2007:
44). Dengan adanya keingintahuanlah pengetahuan selalu dapat
berkembang. Dalam pembelajaran ini guru tidak menyampaikan
informasi begitu saja, tetapi memancing siswa dengan bertanya agar
dapat menemukan jawabannya sendiri. Dengan demikian,
pengembangan keterampilan guru dalam bertanya sangat diperlukan.
Hal ini sangat penting karena bertanya menjadikan pembelajaran lebih
produktif, yaitu berguna untuk menggali informasi tentang
kemampuan siswa dalam penguasaan pelajaran, membangkitkan
motivasi siswa untuk belajar, merangsang keingintahuan siswa
terhadap sesuatu, memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan,
dan membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan
sesuatu.
4) Masyarakat belajar (learning community)
Konsep ini menyarankan bahwa hasil belajar sebaiknya diperoleh
dari kerja sama dengan orang lain (Muslich, 2007: 46). Permasalahan
tidak mungkin dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan bantuan
orang lain untuk saling melengkapi. Dalam CTL, hasil belajar dapat
diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, teman, antar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kelompok, sumber lain dan bukan hanya guru. Dengan demikian,
learning community atau masyarakat belajar dapat diterapkan melalui
belajar kelompok dan sumber-sumber dari luar yang dianggap tahu
tentang sesuatu yang menjadi fokus pembelajaran.
5) Pemodelan (modeling)
Pemodelan (modeling) adalah proses pembelajaran dengan
memeragakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa, seperti
membaca berita, membaca lafal bahasa, dan mengoperasikan
instrumen. Kegiatan tersebut memerlukan contoh agar siswa dapat
mengerjakan dengan benar. Dengan demikian, modeling sangat
penting dalam pembelajaran melalui CTL karena melalui CTL siswa
dapat terhindar dari verbalisme atau pengetahuan yang bersifat
teoretis-abstrak. Perlu juga dipahami bahwa modeling tidak terbatas
dari guru tetapi dapat juga memanfaatkan siswa atau sumber lain yang
mempunyai pengalaman atau keahlian.
6) Refleksi
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah
dipelajari dengan cara merenungkan kembali atas pengetahuan yang
baru dipelajari. Melalui refleksi siswa dapat memperbarui
pengetahuan yang telah dibentuknya serta menambah khasanah
pengetahuaanya. Refleksi dapat berupa menyampaikan penilaian atas
pengetahuan yang baru diterima, membuat catatan singkat, diskusi
dengan teman sejawat, atau unjuk kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
7) Penilaian nyata (authentic assesement)
Penilaian nyata (authentic assesement) adalah proses yang
dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang
perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian nyata
(authentic assesement) merupakan ciri khusus dari pendekatan
Kontekstual (Muslich, 2007: 47). Penilaian ini diperlukan untuk
mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, penilaian itu
berguna untuk mengetahui apakah pengalaman belajar mempunyai
pengaruh positf terhadap perkembangan siswa baik intelektual,
mental, maupun psikomotor. Penilaian ini dilakukan secara
komprehensif agar penilaiannya seimbang antara proses dan hasil
belajar. Oleh karena itu, penilaian ini dilakukan secara terintegrasi.
Dalam CTL, keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh
perkembangan kemampuan intelektual saja, akan tetapi perkembangan
seluruh aspek.
c. Implementasi Pendekatan Kontekstual
Sebuah kelas dikatakan menggunakan Pendekatan Kontekstual jika
menerapkan komponen utama pembelajaran efektif seperti yang
diuraikan di atas. Oleh karena itu, seorang guru perlu mengetahui dan
memahami penerapan pembelajaran Kontekstual itu sendiri.
Berdasarkan Center for Occupational Research and Development
(CORD), penerapan strategi pembelajaran Kontekstual digambarkan sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
1) Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan
nyata. Konteks merupakan kerangka kerja yang dirancang guru untuk
membantu siswa agar apa yang dipelajarinya bermakna;
2) Experiencing, belajar adalah kegiatan “mengalami”, siswa berproses
secara aktif dengan hal yang dipelajari dan berupaya melakukan
eksplorasi terhadap hal yang dikaji, berusaha menemukan dan
menciptakan hal baru dari apa yang dipelajarinya;
3) Applyng, belajar menekankan pada proses pendemonstrasian
pengetahuan yang dimiliki dalam kenteks dan pemanfaatannya;
4) Cooperating, belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif
melalui belajar berkelompok, komunikasi interpersonal, atau hubungan
intersubjektif; dan
5) Transferring, belajar menekankan pada terwujudnya kemampuan
memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru (Suprijono,
2011: 84).
Sagala (2009: 92) dan Riyanto (2010: 168-169) menguraikan langkah-
langkah penerapan pembelajaran Kontekstual sebagai berikut:
1) mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya;
2) melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua pokok
bahasan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3) mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya;
4) menciptakan masyarakat belajar;
5) menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran;
6) melakukan refleksi di akhir pertemuan;
7) dan melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Berdasarkan langkah-langkah di atas, peneliti menbuat langkah-langkah
yang dapat dilakukan pada penelitian ini yaitu menyusun kembali teks
eksposisi siswa kelas VII SMPN 8 Yogyakarta. Adapun langkah-
langkahnya yaitu sebagai berikut:
1) Peneliti menggali informasi mengenai pengetahuan siswa tentang teks
eksposisi. Siswa membuat kelompok yang terdiri dari 2-4 siswa yang
kemudian mengerjakan soal pre-test dan post-test. Siswa menulis
kembali teks eksposisi yang telah dibaca pada soal pre-test dan post-test
dengan bahasa sendiri.
2) Peneliti menjelaskan secara singkat mengenai teks eksposisi, kemudian
peneliti memberikan contoh teks eksposisi. Siswa diminta
mendiskusikan contoh yang telah diberikan dan menganalisis unsur teks
eksposisi.
3) Peneliti memberikan tema Lingkungan dan Mandiri Pangan dan
Teknologi Tepat Guna yang digunakan untuk tema teks eksposisi. Siswa
secara berkelompok mencari contoh-contoh teks eksposisi dengan tema
di atas dari berbagai sumber.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
4) Kelompok mempresentasikan hasil penyusunan kembali teks eksposisi
dengan percaya diri. Hal ini dimaksudkan supaya siswa mampu
mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya dan mengasah rasa
percaya diri.
5) Pada akhir pelajaran, peneliti dan siswa melaksanakan refleksi dengan
berdiskusi mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Siswa membuat catatan-catatan penting mengenai teks eksposisi.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam keadaan santai. Hal ini
dimaksudkan supaya informasi yang diperoleh siswa selama kegiatan
pembelajaran dapat menjadi pengetahuan dasar siswa.
6) Peneliti membuat penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa
yang diambil dari hasil dan pengamatan kepada siswa di dalam kelas.
Ketiga unsur diatas dinilai dengan porsi yang sama. Hal ini menjadikan
hasil penilaian terhadap siswa dapat digunakan untuk memahami
karakteristik siswa dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah
di kelas serta menjadi acuan untuk membuat rancangan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
2. Keterampilan Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
a. Menulis sebagai Suatu Proses
Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kompetensi
berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kemampuan
mendengarkan, berbicara, dan membaca (Nurgiyantoro, 2010: 422).
Dibandingkan dengan ketiga kemampuan berbahasa yang lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli
bahasa yang bersangkutan sekalipun. Dalam memperoleh keterampilan
berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur.
Mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian
berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak
dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempat
keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan atau
catur tunggal. Selanjutnya setiap keterampilan itu erat pula
berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa
seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang
berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan
hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak
latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih
keterampilan berpikir.
Menulis dapat diartikan sebagai proses mengabdikan dengan tanda-
tanda grafis (Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 292). Menulis dapat
dibedakan menjadi beberapa tujuan berdasarkan tingkatnya, yaitu
tingkat pemula, tingkat menengah, dan tingkat lanjut. Menulis teks
eksposisi termasuk dalam pembelajaran menulis tingkat menengah.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa, menulis eksposisi pun
dapat dimanfaatkan untuk melatih dan mengungkap kemampuan
menulis peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
b. Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi
Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk menjadikan siswa
memiliki keempat keterampilan berbahasa dalam menyampaikan materi
yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan pada Kurikulum 2013
(K13). Materi dan tema memiliki kedudukan sebagai isi (pesan),
sedangkan proses penyampaiannya dilakukan melalui proses
komunikasi yang melibatkan aktivitas menyimak, berbicara, membaca
dan menulis (Kurniawan, 2015: 40). Untuk itu, pembelajaran Bahasa
Indonesia ini bersifat terpadu. Artinya, keempat keterampilan berbahasa
itu tidak disampaikan secara dikotomik, melainkan melalui satu
kesatuan yang komprehensif. Maka dari itu, lahirlah pembelajaran
Bahasa Indonesia yang komunikatif dan terpadu. Komunikatif dalam
arti pembelajarannya selalu melibatkan keempat keterampilan
berbahasa dan terpadu dalam arti bahwa keempat keterampilan
berbahasa tersebut dilakukan secara serentak. Jadi, proses
pembelajarannya adalah melakukan kegiatan menyimak, berbicara,
membaca dan menulis dilakukan secara serentak dan tuntas untuk
membahasa materi dan tema (Kurniawan, 2015: 40).
Keterampilan menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa itu
sendiri oleh Tarigan (2008) dikatakan bahwa menulis adalah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik itu. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pendapat Wahyu Wibowo (2012: 59), eksposisi (paparan) adalah
bentuk tulisan yang berupa paparan pikiran atau pendapat seorang
penulis, tanpa berkehendak memengaruhi pandangan pembaca. Melalui
eksposisi, penulis berusaha menjelaskan suatu ide atau gagasan,
menganalisis sesuatu, membatasi pengertian sebuah istilah, dan
sebagainya. Ismail Marahimin (2010: 193) mendefinisikan eksposisi
sebagai penyingkapan buah pikiran, perasaan atau pendapat penulisnya
yang selama ini tersembunyi untuk diketahui orang lain. Buah pikiran
itu dapat berupa gagasan, ide, bahkan informasi-informasi penting yang
diketahui oleh penulis.
Pembelajaran menulis teks eksposisi terdapat pada kelas VII
semester ganjil dengan kompetensi dasar menyusun teks eksposisi
sesuai dengan karakteristik teks. Jadi, dalam penelitian ini kegiatan
menulis yang dilakukan siswa diarahkan pada pembelajaran menulis
teks eksposisi dengan mengimplementasikan pendekatan kontekstual
dan memperhatikan kriteria penilaian menulis teks eksposisi.
Dalam penelitian ini, jenis penilaian otentik yang digunakan adalah
penilaian kinerja. Penilaian kinerja yang dimaksudkan untuk menguji
kemampuan peserta didik dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan
keterampilan, menguji apa yang mereka ketahui dan dapat dilakukan,
sebagaimana ditemukan dalam situasi nyata dan dalam konteks tertentu
(Nurgiyantoro, 2010: 315). Kinerja kebahasaan yang paling mudah
dilakukan dan ditemukan adalah kinerja lisan seperti berpidato,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
berdiskusi, berdialog, berwawancara, dan lain-lain. Namun, kinerja juga
dapat berupa kegiatan penulisan yang menghasilkan karya tulis seperti
karangan, artikel, resensi, laporan, sampai menulis karya kreatif, dan
lain-lain.
Pada penelitian ini, kinerja yang dinilai adalah kinerja berbicara dan
kinerja menulis. Kinerja berbicara yang digunakan adalah berdiskusi
sedangkan kinerja menulis yang dinilai adalah keterampilan menulis
teks eksposisi. Kriteria penilian berdiskusi yaitu keakuratan dan
keaslian gagasan, keruntutan penyampaian gagasan, pemahaman, dan
kelancaran. Kriteria penilaian pada keterampilan menulis teks eksposisi
yaitu topik, bahasa, dan isi.
C. Kerangka Berpikir
Kurangnya minat siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia menjadi salah satu
faktor kesulitan belajar yang mereka alami. Akibatnya, sering kali siswa malas
untuk mengikuti pelajaran. Mengingat pelajaran Bahasa Indonesia menjadi mata
pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional, berarti bahasa Indonesia menjadi
salah satu penentu kelulusan siswa, semua materi dalam pelajaran Bahasa
Indonesia harus dikuasai, baik materi yang mudah hinggga sukar. Maka, peneliti
ingin mengemas pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi pembelajaran yang
menarik sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh.
Menurut Depdiknas (2006d), pembelajaran kontekstual merupakan suatu
proses pendidikan yang holistik yang bertujuan membantu siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
memahami makna materi yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi itu
dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosio, kultural)
sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang dapat diterapkan
(ditransfer) dari satu permasalahan/ konteks ke permasalahan/ konteks yang lain.
Untuk itu, peneliti memilih Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) sebagai pendekatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Bagi peneliti,
Pendekatan Kontekstual dirasa cocok digunakan untuk pembelajaran Bahasa
Indonesia karena Pendekatan Kontekstual mampu menjadikan materi-materi
pelajaran yang abstrak menjadi nyata sehingga siswa mampu mencapai standar
tinggi. Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Kontekstual mampu
mengeluarkan potensi siswa secara alamiah karena Pendekatan Kontekstual
mengajak siswa belajar dengan mengaitkan pelajaran-pelajaran di sekolah dengan
lingkungan dan pengalaman mereka. Diharapkan dengan penerapan pendekatan
Kontekstual dalam kegiatan pembelajaran ini, minat belajar siswa meningkat dan
siswa lebih memahami teori dan mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata.
Selain itu, hasil belajar yang diperoleh mampu menjadi pengetahuan dasar bagi
siswa sehingga proses transfer pengetahuan dari guru kepada siswa lebih optimal.
Untuk itu, peneliti ingin menyajikan pembelajaran Bahasa Indonesia yang
dirancang sedemikian rupa sehingga mampu membantu siswa mendapatkan hasil
yang optimal. Mengingat keterampilan menulis sebagai keterampilan berbahasa
yang paling tinggi, peneliti ingin mengimplementasikan Pendekatan Kontekstual
dalam pembelajaran menulis. Diharapkan dengan Pendekatan Kontekstual ini,
keterampilan menulis khususnya menulis teks eksposisi untuk siswa kelas VII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
SMPN 8 Yogyakarta mengalami perubahan yang lebih baik dari segi ide, tema,
sistematika penulisan, dan diksi.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan di atas, rumusan hipotesis
peneliti adalah sebagai berikut. Pendekatan Kontekstual efektif jika
diimplementasikan pada pembelajaran menulis teks eksposisi siswa kelas VII
SMPN 8 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut
Azwar (2007), penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif,
menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan
metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dimaksudkan dalam
rangka pengujian suatu hipotesis. Penelitian dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif akan memperoleh signifikasi perbedaan kelompok atau signifikasi
hubungan antar variabel yang diteliti (Azwar 2007: 5). Pendekatan deskriptif yang
digunakan yaitu pendekatan yang berusaha menuturkan pemecahan masalah yang
ada dengan menyajikan data, menganalisis, dan menginterpretasikannya
(Moleong, 2002).
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Bentuk penelitian ini
banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan. Penelitian eksperimen semu
dilakukan untuk menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh suatu perlakuan
bila dibandingkan dengan pengaruh perlakuan lain yang pengontrolan variabelnya
disesuaikan dengan kondisi yang ada (situational).
Penelitian eksperimen semu ini menggunakan desain pretest-posttest
kelompok kontrol yang non-ekuivalen (Non-equivalent Pretest- Posttest Control
Group Design). Desain penelitian pretest-posttest kelompok kontrol yang non-
ekuivalen, yaitu jenis desain yang pada umumnya digunakan pada penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dengan melibatkan kelas-kelas yang sudah ada sebagai kelompoknya, kemudian
memilih kelas-kelas yang diperkirakan sama keadaannya atau kondisinya. Dalam
desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Jumlah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dibandingkan
dengan porsi yang seimbang. Nilai-nilai post-test kemudian dibandingkan untuk
menentukan keefektifan treatment atau perlakuan. Data kelompok dibagi dua,
separuh diberi perlakuan (kelompok eksperimen) dan separuh lagi tidak diberi
perlakuan (kelompok kontrol). Desain penelitian ini (mengikuti Sugiyono, 2010:
112) adalah sebagai berikut:
Tabel 1
non-equivalent control group design
Kelompok Pre test Perlakuan Post test
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
Keterangan:
X =Perlakuan implementasi Pendekatan Kontekstual pada keterampilan menulis
siswa
O1 =Keterampilan awal menulsi pada kelompok eksperimen
O2 =Keterampilan akhir menulis pada kelompok eksperimen dengan
menggunakan Pendekatan Kontekstual
O3 =Keterampilan awal menulis pada kelompok kontrol
O4 =Keterampilan akhir menulis pada kelompok kontrol dengan menggunakan
metode guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Materi dan pokok bahasan yang diberikan pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen adalah sama, hanya saja model pembelajarannya berbeda.
Pada kelompok kontrol diajarkan materi menulis teks eksposisi dengan
menerapkan metode guru, sedangkan pembelajaran menulis teks eksposisi pada
kelompok eksperimen, mengimplementasikan pendekatan Kontekstual dengan
tujuh komponen utama pembelajaran Kontekstual yang menekankan pada
pengolahan pengalaman siswa.
B. Langkah-langkah Penelitian
1. Tahap Pertama, Pre Experiment Measurement
Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu harus
melakukan observasi pada guru yang mengajar di dalam kelas.
Mewawancarai guru Bahasa Indonesia SMPN 8 Yogyakarta mengenai
model pembelajaran yang biasa diterapkan, karakteristik siswa kelas VII
SMPN 8 Yogyakarta, dan respons siswa terhadap pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya keterampilan menulis teks eksposisi. Setelah itu,
peneliti memberikan pre-test guna mengetahui kemampuan menulis siswa.
2. Tahap Kedua, Treatment
Tahap kedua dari penelitian ini adalah perlakuan atau treatment dengan
mengajar siswa kelas VII G dan VII J, SMPN 8 Yogyakarta. Peneliti
mengimplementasikan pendekatan Kontekstual dalam kelas VII J pada
kegiatan menulis teks eksposisi (kelas eksperimen), sedangkan pada kelas
VII G peneliti mengajar dengan menerapkan metode guru (kelas kontrol).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan treatment sebanyak dua kali pada
kelas eksperimen (VII J) dan dua kali pada kelas kontrol (VII G).
3. Tahap Ketiga, Post Experiment Measurement
Langkah ketiga sekaligus langkah terakhir adalah memberikan post test
menulis teks eksposisi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Bentuk soal post-test pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
adalah sama. Hasil dari post-test itu berupa data kemampuan akhir siswa
yang digunakan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan akibat dari
pemberian perlakuan.
C. Sumber Data
1. Populasi
Menurut Arikunto (2010), populasi adalah keseluruhan objek
penelitian. Sudjana mendefinisikan populasi bahwa semua anggota
kumpulan yang lengkap dan jelas memiliki karakteristik tertentu yang ingin
dipelajari sifat-sifatnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 8
Yogyakarta, tahun ajaran 2015/2016. Sumber data pendukung adalah guru
Bahasa Indonesia kelas VII SMPN 8 Yogyakarta. Siswa kelas VII SMPN 8
Yogyakarta terdiri dari 320 siswa.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah pengambilan
sampel acak sederhana atau simple random sampling. Pengambilan sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
acak sederhana adalah cara pengambilan sampel di mana setiap unsur yang
membentuk populasi diberikan kesempatan yang sama untuk terpilih
menjadi sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN
8 Yogyakarta sebanyak 60 siswa yang terdiri dari dua kelas, yakni kelas VII
G dan kelas VII J. Dalam pengambilan sampel ini, populasi diasumsikan
berdistribusi normal dan dalam keadaan homogen.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek yang diteliti dan dipelajari kemudian
ditarik kesimpulan atau apa yang menjadi titik pusat suatu penelitian (Sugiyono:
38). Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2012: 41). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan Kontekstual.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel
terikatnya adalah hasil belajar siswa pada kemampuan menulis teks
eksposisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SMPN 8 Yogyakarta kelas VII tentang keterampilan menulis
siswa kelas VII dalam menulis teks eksposisi. Selain itu, peneliti juga
mewawancarai Dwi Martati, S.Pd., M.Si. selaku guru Bahasa Indonesia
tentang penggunaan pendekatan, metode dan teknik pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang
sedang diteliti. Observasi juga dapat diartikan kegiatan pengamatan
(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah
mencapai sasaran (FKIP, 2011). Lembar observasi (pengamatan) dalam
menerapkan pendekatan Kontekstual dalam pembelajaran ini ada dua
macam, yaitu:
a. Lembar Observasi Aktivitas Guru
Lembar observasi ini untuk mengetahui gambaran pelaksanaan
tindakan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas.
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi ini untuk mengetahui gambaran aktivitas siswa
selama berlangsungnya proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan
metode guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan perkembangan
kemampuan menulis laporan pengamatan siswa. Jenis tes yang dilakukan
berupa post tes untuk mengetahui keterampilan akhir menulis laporan
pengamatan siswa dengan mengimplementasikan pendekatan Kontekstual
dan dengan metode guru, dilakukan sebagai evaluasi hasil belajar setiap
pertemuan dan untuk mengetahui tingkat kemampuan menulis siswa.
4. Angket
Angket sering disebut juga dengan kuesioner. Angket atau kuesioner
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal
lain yang ia ketahui. Tata urut dalam angket dapat bermacam-macam,
misalnya tata urut berdasarkan sub pokok permasalahan. Tata urut lain yang
juga harus diperhatikan adalah tingkat kesukaran pertanyaan. Penyusunan
angket dalam penelitian ini berdasarkan sub pokok permasalahan.
F. Validitas Instrumen
Validitas instrumen dilakukan untuk menguji kevalidan instrumen
penelitian. Berikut penjelasan tentang validitas instrumen dalam penelitian ini.
Validitas menurut Azwar (2012: 8) berasal dari kata validity yang mempunyai arti
sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi
pengukurannya. Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila
menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut. Akurat dalam
hal ini adalah tepat dan cermat sehingga apabila data tes yang dihasilkan tidak
relevan dengan tujuan pengukuran, dikatakan sebagai pengukuran yang memiliki
validitas rendah. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas
konstruk dan validitas isi.
1. Validitas Konstruk
Menurut Djaali (2008: 50), validitas konstruk merupakan validitas yang
mempermasalahkan seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa yang
benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual
yang telah ditetapkan. Validitas konstruk biasa digunakan untuk instrumen-
instrumen yang dimaksudkan mengukur variabel konsep, baik sifatnya
performansi tipikal seperti instrumen untuk mengukur sikap, minat, konsep diri,
gaya kepemimpinan, motivasi dan prestasi, dan lain-lain. Validitas konstruk
dilakukan dengan cara menyebarkan angket tentang pendekatan Kontekstual di
dalam kelas.
2. Validitas Isi
Menurut Djaali (2008: 51), adalah suatu tes yang mempermasalahkan
seberapa jauh suatu tes mengukur tingkat penguasaan terhadap isi suatu materi
tertentu yang seharusnya dikuasai dengan tujuan pengajaran. Dengan kata lain, tes
yang benar-benar mengukur penguasaan materi yang seharusnya dikuasai dengan
konten pengajaran. Validitasi isi dilakukan dengan cara expert judgement atau
memberikan blueprint dari instrumen penelitian baik lembar observasi maupun
angket, kepada seseorang yang lebih ahli, seperti guru atau dosen. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
penelitian ini, expert judgement dilakukan oleh dosen untuk menilai ketepatan
dari setiap item instrumen.
G. Uji Instrumen Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang telah disusun kemudian oleh peneliti diuji
validitas isi dan validitas konstruk oleh beberapa ahli yaitu dosen sebagai
validator 1 dan guru sebagai validator 2. Peneliti memilih dosen dan guru karena
dianggap memiliki kemampuan yang sesuai dalam bidang dan lingkup objek yang
akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menunjuk seorang dosen ahli yaitu Dr.
Y. Karmin, M.Pd. Validitas yang selanjutnya adalah peneliti meminta bantuan
kepada Dwi Martati, S.Pd., M.Si. selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di
SMPN 8 Yogyakarta karena beliau salah satu guru yang menurut peneliti ahli
dalam bidang pendidikan bahasa Indonesia terutama di sekolah menengah
pertama.
H. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2012: 147) mengemukakan bahwa analisis data dilakukan setelah
data-data yang diperlukan terkumpul. Kegiatan dalam menganalisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, mentabulasi
dan menyajikan data tiap variabel yang diteliti, dan melakukan perhitungan untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.
Analisis data dilakukan setelah menentukan kriteria perhitungan yang sudah
ditetapkan, maka hasilnya akan dihitung dengan menggunakan model Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Acuan Patokan (PAP) tipe I. Peneliti telah menetapkan suatu batas penguasaan
bahan pengajaran atau kompetensi minimal yang dianggap dapat meluluskan
(passing skor) dari kesuluruhan bahan yakni 65% yang diberi nilai cukup.
Dengan kata lain passing score adalah hasil kemampuan menulis siswa yang
dituntut sebesar 65% dari total skor yang seharusnya dicapai, lalu diberi nilai
cukup. Jadi, passing score terletak pada persentil 65. Tuntutan pada persentil 65
juga sering disebut persentil maksimal. Persentil maksimal yaitu passing score
pada persentil 65 dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi minimal
yang sangat tinggi, yang berarti bahwa tuntutan ketiga syarat dan keadaan belajar
siswa termasuk pada tingkat tinggi (Masidjo, 2010).
Tabel 2
PAP tipe I Tingkat Kemampuan Menulis
Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa siswa dikatakan mahir
jika tingkat kemampuan menulis siswa berada pada 65%-100% atau siswa
dikatakan mahir kemampuan menulis jika siswa tersebut mendapat skor minimal
C atau cukup mahir. Dalam menganalisis data, hal pertama yang dilakukan yaitu
data yang dikumpulkan melalui tes dihitung jumlah skor masing-masing siswa,
dan dari skor ditentukan nilai siswa. Penghitungan PAP tipe I ini dengan rumus:
Tingkat penguasaan
Kompetensi Nilai huruf Keterangan
90% - 100% A Sangat Mahir
80% - 89% B Mahir
65% - 79% C Cukup Mahir
55% - 64% D Tidak Mahir
Di bawah 55% E Sangat Tidak Mahir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Jumlah skor yang diperoleh siswa
Nilai = x 100%
Jumlah skor maksimal
I. Pelaksanaam penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP N 8 Yogyakarta, Jl. Prof. Dr. Kahar
Muzakir No.2, Terban kota Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VII G dan kelas VII J serta guru Bahasa Indonesia kelas VII
SMP N 8 Yogyakarta yaitu Dwi Martati, S.Pd., M.Si. Objek dalam penelitian ini
adalah penerapan pendekatan pembelajaran menulis khususnya menulis teks
eksposisi dengan menerapkan pendekatan Kontekstual di kelas eksperimen.
Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016, yaitu bulan
Oktober-November 2015.
Sebelum melakukan treatment peneliti meminta izin kepada pihak sekolah
untuk melakukan observasi pada guru Bahasa Indonesia SMP N 8 Yogyakarta.
Peneliti meminta agar diperbolehkan melakukan observasi pada dua kelas VII.
Atas pertimbangan guru-guru Bahasa Indonesia di SMP N 8 Yogyakarta kelas VII
yang diperbolehkan untuk diobservasi adalah kelas VII G dan VII J. Setelah itu,
peneliti dan Ibu Dwi Martati selaku guru Bahasa Indonesia kelas VII G dan VII J
memutuskan agar kelas VII J dijadikan kelas eksperimen atau yang diberikan
treatment sedangkan kelas VII G sebagai kelas kontrolnya. Pada akhir observasi,
peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Dwi Martati mengenai metode dan
teknik yang dilakukan ketika mengajar Bahasa Indonesia, karakteristik siswa SMP
N 8 Yogyakarta khususnya kelas VII G dan VII J dan hambatan apa saja yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dittemukan ketika mengajar. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan itu,
peneliti mengetahui bahwa SMP N 8 Yogyakarta menggunakan kurikulum 2013.
Pada semester ganjil, materi yang diajarkan adalah teks observasi dan teks
eksposisi. Pada kesempatan ini, beliau mengajar teks eksposisi dengan Teknologi
Tepat Guna dan Mandiri Pangan. Siswa SMPN 8 Yogyakarta tergolong rajin dan
cerdas karena inputnya memang sudah bagus. Mereka aktif dalam pelajaran
Bahasa Indonesia dan mampu memberikan contoh di dalam kelidupan mereka.
Keterampilan berbahasa yang perlu dipertahankan adalah keterampilan berbicara.
Siswa dituntut terampil dalam menanggapi permasalahan yang ada di dalam kelas
dan mengomunikasikan hasil pembelajaran.
Metode dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran di kelas
adalah Inkuiri dengan memberikan teks, menampilkan video, dan memberikan
contoh teks yang mereka pelajari. Tujuan guru menggunakan metode dan teknik
tersebut yaitu untuk mengembangkan daya pemahaman siswa. Respon siswa
terhadap metode dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia juga sangat baik karena siswa sangat sangat senang bahkan kreatif.
Selain itu, metode dan teknik yang digunakan mampu membangkitkan semangat
dan keaktifan siswa di dalam kelas dan siswa menjadi antusias dalam mengikuti
pelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan guru, siswa mampu
mendapat nilai yang lebih baik. Selain nilai, siswa juga mampu berprestasi. Tidak
sedikit hambatan yang sering terjadi saat Ibu Dwi Martati mengajar Bahasa
Indonesia di dalam kelas. Beberapa diantaranya adalah konsentrasi anak setelah
jeda istirahat berkurang. Jarak belajar yang terlalu jauh, misal hari Selasa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Sabtu. Ketika mendapat PR membaca, mereka sudah lupa. Solusinya ketika siswa
tidak connect dalam pelajaran, guru memberi waktu siswa untuk membaca ulang,
guru juga menampilkan video terkait pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab hasil penelitian dan pembahasan, ada dua hal yang diuraikan
peneliti yaitu hasil penelitian yang telah dilakukan beserta pembahasannya. Berikut
adalah penjelasan dari hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian ini.
A. Data Penelitian
Data penelitian ini terdiri dari tiga, yaitu data pengamatan guru mengajar, data
wawancara guru Bahasa Indonesia, dan data hasil penerapan pendekatan
Kontekstual oleh peneliti.
1. Data Hasil Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan sebanyak dua kali. Pengamatan pertama
saat guru mengajar keterampilan menulis siswa di kelas VII G kemudian
pengamatan kedua saat guru mengajar keterampilan menulis siswa di kelas
VII J, yaitu:
No.
Materi
Pembelajaran Tanggal Waktu Tempat
1.
Memahami teks
eksposisi dengan
tema “Teknologi
Tepat Guna dan
Mandiri Pangan”
Selasa, 3
November
2015
Jam pelajaran
ke 1-3
(07.00-09.15
WIB)
Ruang kelas
VII G
2.
Memahami teks
eksposisi dengan
Sabtu, 7
November
2015
Jam pelajaran
ke 1-3
Ruang kelas
VII J
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
tema “Teknologi
Tepat Guna dan
Mandiri Pangan”
(07.15-09.15
WIB)
Lihat lampiran 1
Pada saat kegiatan observasi dilaksanakan peneliti mengarahkan
pengamatan pada tiga hal yakni aktivitas guru di kelas secara umum berupa
pernyataan YA atau TIDAK dengan melihat kesiapan guru ketika memulai
pembelajaran, melakukan pembelajaran, dan menutup pembelajaran.
Sasaran pada fokus pertama itu juga memperhatikan sikap guru yang serius
atau santai, sering berjalan mengelilingi kelas atau hanya duduk saja, sering
memberikan tugas atau hanya ceramah saja dan lain sebagainya.
Fokus kedua yaitu aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan interaksi
belajar mengajar seperti kegiatan pra pembelajaran; kegiatan inti
pembelajaran yang meliputi penguasaan materi pembelajaran, pendekatan
dan teknik yang digunakan, pemanfaatan media pembelajaran,
pembelajaran yang memicu keterlibatan siswa, penggunaan bahasa,
penilaian proses dan hasil belajar, kegiatan akhir pembelajaran meliputi
refleksi dan rangkuman pembelajaran serta pelaksanaan tindak lanjut.
Selanjutnya fokus terakhir pada aktivitas siswa di kelas berupa penyataan
YA atau TIDAK dengan melihat kesiapan siswa dalam pembelajaran,
perhatian, tanggapan, keaktifan serta tanggung jawab siswa terhadap tugas
yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Data Hasil Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia kelas
VII G dan VII J yaitu, Dwi Martati, S.Pd., M.Si..
No. Interviewee Tanggal Waktu Tempat
1.
Guru Bahasa
Indonesia kelas VII
G dan VII J
Selasa, 17
November
2015
09.15 WIB
Depan ruang
kelas VII G
SMPN 8
Yogyakarta
Lihat lampiran 2
Wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibu Dwi Martati seputar
metode dan teknik yang digunakan ketika beliau mengajar Bahasa
Indonesia di dalam kelas. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan,
SMPN 8 Yogyakarta menerapkan Kurikulum 2013. Pada semester ganjil,
materi yang diajarkan adah teks observasi dan teks eksposisi. Pada
kesempatan ini, beliau mengajar teks eksposisi dengan Teknologi Tepat
Guna dan Mandiri Pangan. Siswa SMPN 8 Yogyakarta tergolong rajin dan
cerdas karena inputnya memang sudah bagus. Mereka aktif dalam
pelajaran Bahasa Indonesia dan mampu memberikan contoh di dalam
kelidupan mereka. Keterampilan berbahasa yang perlu dipertahankan
adalah keterampilan berbicara. Siswa dituntut terampil dalam menanggapi
permasalahan yang ada di dalam kelas dan mengomunikasikan hasil
pembelajaran.
Metode dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran di kelas
adalah Inkuiri dengan memberikan teks, menampilkan video, dan
memberikan contoh teks yang mereka pelajari. Tujuan guru menggunakan
metode dan teknik tersebut yaitu untuk mengembangkan daya pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
siswa. Respon siswa terhadap metode dan teknik yang digunakan guru
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia juga sangat baik karena siswa
sangat sangat senang bahkan kreatif. Selain itu, metode dan teknik yang
digunakan mampu membangkitkan semangat dan keaktifan siswa di dalam
kelas dan siswa menjadi antusias dalam mengikuti pelajaran.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan guru, siswa mampu
mendapat nilai yang lebih baik. Selain nilai, siswa juga mampu berprestasi.
Tidak sedikit hambatan yang sering terjadi saat Ibu Dwi Martati mengajar
Bahasa Indonesia di dalam kelas. Beberapa diantaranya adalah konsentrasi
anak setelah jeda istirahat berkurang. Jarak belajar yang terlalu jauh, misal
hari Selasa dan Sabtu. Ketika mendapat PR membaca, mereka sudah lupa.
Solusinya ketika siswa tidak connect dalam pelajaran, guru memberi
waktu siswa untuk membaca ulang, guru juga menampilkan video terkait
pembelajaran.
3. Data Hasil Treatment Penelitian
Peneliti mengajar sebanyak 4 kali pertemuan, masing-masing 2 kali
pertemuan untuk kelas kontrol yaitu kelas VII Gdan dua kali pertemuan
untuk kelas eksperimen yaitu kelas VII J. Pada kelas VII J peneliti mengajar
dengan mengimplemantasikan pendekatan Kontekstual dan pada kelas VII
G peneliti menerapkan metode dan teknik yang biasa digunakan oleh guru
Bahasa Indonesia SMP N 8 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
No. Materi
Pembelajaran Tanggal Waktu Tempat
1.
Memahami teks
eksposisi dengan
tema “Kebersihan
Lingkungan”
Kamis, 12
November
2015
Jam pelajaran
ke 6-8
(11.15- 11.50
WIB)
Ruang kelas
VII J
2.
Memahami teks
eksposisi dengan
tema “Teknologi
Tepat Guna dan
Mandiri Pangan”
Jumat, 13
November
2015
Jam pelajaran
ke 1-3
(07.15-09.15
WIB)
Ruang kelas
VII J
3.
Memahami teks
eksposisi dengan
tema “Kebersihan
Lingkungan”
Sabtu, 14
November
2015
Jam pelajaran
ke 1-3
(07.15-09.15
WIB)
Ruang kelas
VII G
4.
Memahami teks
eksposisi dengan
tema “Teknologi
Tepat Guna dan
Mandiri Pangan”
Senin, 16 Mei
2015
Jam pelajaran
ke 5-7
(10.15-12.15
WIB)
Ruang kelas
VII G
Lihat lampiran 3, 4, 5, dan 6
Data hasil treatment penelitian lebih lanjut dijelaskan pada sub-bab
analisis dan pembahasan yang berisi penjelasan tentang pelaksanaan
pembelajaran dengan mengimplementasikan Kontekstual. Begitu juga
dengan perbandigan hasil pembelajaran dengan dan tanpa
mengimplementasikan pendekatan Kontekstual.
B. Analisis dan Pembahasan
Analisis data untuk uji hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan nilai
post-test kelas kontrol dan post-test kelas eksperimen menggunakan uji-t pada
SPSS 22. Pegujian hipotesis dilakukan dengan teknik uji statistik yang cocok
dengan distribusi data yang diperoleh. Proses pengujian hipotesis akan meliputi uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
normalitas dan uji homogenitas varians sebagai syarat untuk menggunakan statistik
parametrik, dan dengan menggunakan uji-t. Langkah-langkah pengujian hipotesis
adalah sebagai berikut.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi
yang berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini data diasumsikan
berdistribusi normal. Perhitungannya dibuktikan menggunakan uji one-sample
Kolmogorov-Sminorv pada program SPSS 22. Langkah-langkah melakukan uji
normalitas dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test adalah
sebagai berikut:
a) masukkan nama data pada variable view;
b) masukkan data-data yang akan dihitung;
c) klik menu Analyze, pilih Non-parametric test;
d) pilih 1-Sample K-S;
e) setelah itu muncul kotak dialog 1-Sample K-S Test, masukkan variabel nama-
nama yang muncul ke kotak Test Variable List, lalu aktifkan normal pada pilihan
Test Distribution;
f) klik ok, maka hasilnya akan muncul pada jendela output. Apabila hasil yang
diperoleh pada Asymp. Sig. (2-tailed) ≥ 0, 05 maka data tersebut normal.
Berikut hasil dari perhitungan uji normalitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 3
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Nilai pretest
kontrol
Nilai posttes
kontrol
Nilai pretest
eksperimen
Nilai posttest
eksperimen
N 30 30 30 30
Normal
Parametersa,b
Mean 83.43 85.43 87.93 91.47
Std.
Deviation 4.384 4.531 5.058 3.748
Most Extreme
Differences
Absolute .194 .195 .173 .189
Positive .194 .115 .173 .189
Negative -.127 -.195 -.089 -.125
Test Statistic .194 .195 .173 .189
Asymp. Sig. (2-tailed) .006c .005c .022c .008c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Tebel di atas menyatakan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan
dengan hasil penghitungan Asym. Sig. (2-tailed) dari empat variabel diatas lebih
besar dari 0,05.
2. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diambil memiliki varians yang homogen atau tidak. Salah satu teknik statistik yang
digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok adalah dengan varian.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah homogen karena nilai
signifikannya lebih besar atau sama dengan 0,05. Hal ini dibuktikan dengan uji
homogenitas varians pada SPSS 22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 4
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Nilai Siswa Kelas Kontrol 2.007 5 23 .116
Nilai Siswa Kelas Eksperimen .587 5 23 .710
Nilai Siswa Post Test 1.121 5 23 .377
Hasil dari penghitungan tabel di atas menyatakan bahwa data yang digunakan
adalah homogen. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi (Sig.) lebih besar dari
0,05.
3. Uji-t (t-test)
Langkah yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah uji-t setelah normalitas
dan homogenitas diketahui. Uji-t dilakukan secara statistik menggunakan uji
parametrik dengan tipe uji Paired Sample t Test. Adapun langkah-langkah untuk
melakukan uji-t adalah sebagai berikut.
1) masukkan nama data pada variable view;
2) masukkan data-data yang akan dihitung pada data view;
3) klik menu Analyze, pilih Compare Mean;
4) pilih Paired-Samples T-Test;
5) muncul kotak dialog Paired Sample t Test, lalu masukkan nama-nama data
yang muncul ke kotak Test Variable;
6) klik ok. Maka, hasilnya akan muncul pada jendela output;
7) lihat pada tabel df untuk menentukan t tabel;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
8) untuk melihat peningkatan tersebut, lihat pada tabel t dan Asymp. Sig. (2-tailed),
peningkatan terjadi apabila t hitung > t tabel dan Asymp. Sig. (2-tailed) ≥ 0, 05.
Tabel 5
Uji-t pada nilai pre-test post-tes kelompok eksperimen dan kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 nilai_pretest_kontrol 83.43 30 4.384 .800
nilai_posttest_kontrol 85.43 30 4.531 .827
Pair 2 nilai_pretest_eksperimen 87.93 30 5.058 .923
nilai_posttest_eksperimen 91.47 30 3.748 .684
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Nilai pretest
kontrol – nilai
posttest control
-
2.000 2.560 .467 -2.956 -1.044 -4.280 29 .000
Pair 2 Nilai pretest
eksperimen –
nilai posttest
eksperimen
-
3.533 2.270 .414 -4.381 -2.686 -8.525 29 .000
Tabel 6
Uji-t pada nilai post-tes kelompok eksperimen dan kontrol
Group Statistics
Kelompok kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai post test kelas kontrol 30 85.4333 4.53099 .82724
kelas eksperimen 30 91.4667 3.74841 .68436
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 7
Uji-t perbedaan nilai post-tes kelompok eksperimen dan kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Differen
ce
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai post test siswa
Equal variances assumed
.012 .912 -5.620 58 .000 -6.03333 1.07363 -8.18244 -
3.88423
Equal variances not assumed
-5.620 56.033 .000 -6.03333 1.07363 -8.18405 -
3.88262
Berdasarkan pada tabel 5, tabel 6, dan tabel 7, peningkatan terjadi apabila t
hitung > t tabel. Pada tabel di atas, t tabel lebih besar dari t hitung yaitu -5.620 atau
0,56. Sedangkan angka Sig. adalah .912 yang berarti implementasi pendekatan
kontekstual memilki nilai keefektivan 91,2%. Sedangkan efektivitas penerapannya
memiliki tingkat kesalahan atau kegagalan 0% yang dinyatakan pada tabel dengan
Sig. (2-tailed) 0.00.
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan pada guru, siswa dan proses
pembelajaran menulis teks eksposisi di kelas VII G dan VII J, dapat diketahui
bahwa guru memiliki hasil karya sendiri berupa buku pembelajaran Bahasa
Indonesia yang berisi kumpulan latihan soal dan review materi sesuai buku
pegangan siswa berdasarkan kurikulum 2013. Hal ini dikarenakan, SMPN 8
Yogyakarta menerapkan Kurikulum 2013. Buku itu dijadikan sebagai salah satu
media pembelajaran. Guru juga meminta siswa menyiapkan laptop untuk materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
pembelajaran tertentu, seperti menulis teks eksposisi. Metode pembelajaran yang
digunakan guru yaitu metode Inkuiri dengan memberikan contoh teks yang mereka
pelajari. Guru mengasumsikan bahwa siswa SMP Negeri 8 Yogyakarta tergolong
siswa yang rajin dan cerdas, oleh sebab itu dalam mengajarkan pembelajaran
Bahasa Indonesia guru lebih menekankan pada pengembangan materinya.
Contohnya, dalam pembelajaran teks eksposisi, guru meminta siswa mampu
mengemas teks eksposisi dalam bentuk makalah. Hal ini membuat siswa mampu
membuat pengembangan teks eksposisi sesuai harapan guru namun pengetahuan
dasar siswa tentang teks eksposisi kurang maksimal dan hanya berbentuk hafalan
bukan pemahaman.
Pada semester ganjil, materi yang diajarkan adah teks observasi dan teks
eksposisi. Pada kesempatan ini, bu Dwi mengajar teks eksposisi dengan Teknologi
Tepat Guna dan Mandiri Pangan. Siswa SMPN 8 Yogyakarta tergolong rajin dan
cerdas karena inputnya memang sudah bagus. Mereka aktif dalam pelajaran Bahasa
Indonesia dan mampu memberikan contoh di dalam kehidupan mereka.
Keterampilan berbahasa yang perlu dipertahankan adalah keterampilan berbicara.
Siswa dituntut terampil dalam menanggapi permasalahan yang ada di dalam kelas
dan mengomunikasikan hasil pembelajaran. Metode dan teknik yang digunakan
guru dalam pembelajaran di kelas adalah Inkuiri dengan memberikan teks,
menampilkan video, dan memberikan contoh teks yang mereka pelajari. Tujuan
guru menggunakan metode dan teknik tersebut yaitu untuk mengembangkan daya
pemahaman siswa. Respon siswa terhadap metode dan teknik yang digunakan guru
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia juga sangat baik karena siswa sangat senang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
bahkan kreatif. Selain itu, metode dan teknik yang digunakan mampu
membangkitkan semangat dan keaktifan siswa di dalam kelas dan siswa menjadi
antusias dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan
guru, siswa mampu mendapat nilai yang lebih baik. Selain nilai, siswa juga mampu
berprestasi. Tidak sedikit hambatan yang sering terjadi saat ibu Dwi Martati
mengajar Bahasa Indonesia di dalam kelas. Beberapa diantaranya adalah
konsentrasi anak setelah jeda istirahat berkurang. Jarak belajar yang terlalu jauh,
misal hari Selasa dan Sabtu. Ketika mendapat PR membaca, mereka sudah lupa.
Solusinya ketika siswa tidak connect dalam pelajaran, guru memberi waktu siswa
untuk membaca ulang, guru juga menampilkan video terkait pembelajaran.
Tahap kedua dari penelitian ini adalah perlakuan atau treatment dengan
mengajar siswa kelas VII G dan VII J, SMPN 8 Yogyakarta. Peneliti
mengimplementasikan pendekatan Kontekstual dalam kelas VII J pada kegiatan
menulis teks eksposisi (kelas eksperimen), sedangkan pada kelas VII G peneliti
mengamati penerapan metode guru (kelas kontrol). Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan treatment sebanyak dua kali pada kelas eksperimen (VII J) dan dua kali
pada kelas kontrol (VII G).
Siswa-siswi kelas VII J (eksperimen) menyambut baik peneliti dan bersedia
untuk melakukan kegiatan menulis. Kegiatan menulis dilakukan dalam dua kali
pertemuan, topik pada pertemuan pertama adalah kebersihan lingkungan dan pada
pertemuan kedua mandiri pangan dan teknologi tepat guna. Langkah-langkah
menulis teks eksposisi pada pertemuan pertama yang dilakukan peneliti dengan
menerapkan pendekatan kontekstual, yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
a. Konstruktivisme
Peneliti memerhatikan paham konstruktivisme dalam kontekstual sebagai
dasar pertimbangan dalam pemilihan bahan ajar. Bahan ajar yang digunakan
harus sesuai dengan kemampuan siswa dalam memroses informasi atau
pengetahuan baru yang mereka dapatkan. Dalam proses pembelajarannya,
peneliti mengasumsikan bahwa siswa mampu memroses informasi atau
materi yang peneliti sampaikan dengan tahap-tahap pembelajaran selanjutnya
sehingga peneliti tidak perlu menyampaikan materi secara kompleks.
b. Inkuiri
Pengimplementasian inkuiri dirumuskan peneliti pada proses
pembelajaran. Materi yang telah disusun peneliti digunakan sebagai acuan
pembelajaran. Siswa diminta untuk mencari, merumuskan, dan
mengomunikasikan hasil observasi mereka yang kemudian diberi penegasan
ulang sebagai hasil dari pemrosesan informasi dan atau pengetahuan mereka.
Teks eksposisi pada pertemuan pertama ini adalah “Kebersihan Lingkungan”
c. Bertanya
Dalam pembelajaran ini peneliti tidak menyampaikan informasi begitu
saja tetapi memancing terlebih dahulu pengetahuan siswa dengan bertanya
agar dapat menemukan jawabannya sendiri. Kegiatan ini bertujuan
mengarahkan siswa untuk memasuki materi yang hendak disampikan oleh
peneliti. Pertanyaannya seputar materi yang akan dipelajari dan pengalaman
yang telah dialami siswa. Contohnya, “Apa yang kalian ketahui tentang teks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
eksposisi”, “Pernahkah kalian membuat teks eksposisi?”, “Teks eksposisi
apakah yang pernah kalian baca?”, dan sebagainya.
d. Masyarakat Belajar (learning community)
Maksud dari masyarakat belajar dalam pendekatan kontekstual ini, peneliti
mengharapkan siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber
sehingga tidak hanya bergantung pada guru saja. Selain itu, masyarakat
belajar dapat dimanfaatkan untuk mengeksplorasi dan mengonfirmasi
pengetahuan yang telah diperoleh. Penerapan masyarakat belajar dalam
pembelajaran menulis teks eksposisi ini, peneliti membagi siswa menjadi
beberapa kelompok. Kegiatan yang dilakukan dalam kelompok adalah
sharing, diskusi, dan tanya jawab dalam rangka mengeksplorasi dan
mengonfirmasi pengetahuan baru yang didapat. Tujuan adanya masyarakat
belajar dalam pendekatan kontekstual ini untuk membantu siswa mengatasi
hambatan yang dialami. Dalam hal ini peneliti memberikan kebebasan
sepenuhnya kepada siswa.
e. Pemodelan (modeling)
Konsep pemodelan dalam pendekatan kontekstual ini adalah
memfokuskan pada pemberian model atau contoh. Harapan peneliti, dalam
kegiatan pemodelan ini, siswa dapat mengalami sendiri materi yang akan
disampaikan, tetapi karena keterbatasan waktu peneliti memberikan contoh
atau model dalam bentuk video. Tema yang digunakan dalam pembelajaran
ini adalah Teknologi Tepat Guna dan Mandiri Pangan. Contoh video yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
peneliti sampaikan adalah tentang manfaat dan cara pembuatan tanaman
hidroponik.
f. Refleksi
Kegiatan refleksi pada pendekatan kontekstual ini, siswa bertanya jawab
saling melengkapi pengetahuan yang diperoleh sehingga menjadi
pengetahuan baru yang kompleks. Dalam kegiatan refleksi, peneliti
mengajukan berbagai pertanyaan untuk mengetahui hasil pencapaian
pengetahuan siswa. Misalnya, peneliti mengajukan pertnyaan “Apa yang
kalian ketahui tentang teks eksposisi?” kepada seluruh siswa di dalam kelas,
kemudian siswa A menjawab berdasarkan pengetahuan yang ia peroleh.
Setelah itu, peneliti mengonfirmasi dengan pertanyaan “Setujukah kalian
dengan jawaban siswa A?”, jika ada yang berbeda pendapat maka peneliti
akan mengonfirmasi dengan pertanyaan yang sama. Apabila terjadi banyak
perbedaan pendapat, peneliti melakukan konfirmasi dengan cara
menampilkan materi yang sesugguhnya. Kegiatan di atas dilakukan dengan
kondisi kelas yang santai, tidak ada beban dan tuntutan agar siswa dapat
menjawab dengan benar karena jawaban tersebut akan menjadi pengetahuan
dasar yang harus dimiliki siswa.
g. Penilaian Nyata (authentic assesement)
Penilaian ini merupakan ciri khas dari evaluasi dalam pendekatan
kontekstual. Peneliti tidak hanya melakukan penilaian terhadap pengetahuan
siswa saja, melainkan aspek afektif dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dinilai dengan porsi yang seimbang. Berikut pedoman authentic assesement
yang peneliti buat pada pembelajaran menulis teks eksposisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
RUBRIK PENILAIAN KELAS VII
pre-test
1. Lembar Penilaian Afektif
Pedoman Observasi Diskusi (Sikap Spiritual)
Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah
nilai pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut:
5 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
4 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
3 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
No. Aspek Pengamatan
1 Bertanya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
2 Menjawab pertanyaan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
3 Berbicara/berdiskusi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
4 Mengemukakan pendapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
5 Menyapa guru menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Pedoman Observasi Diskusi (Sikap Demokratis)
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru/teman untuk menilai sikap sosial peserta didik
(demokratis). Berilah nilai pada kolom skor sesuai sikap demokratis yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
5 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
4 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
3 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
No. Aspek Pengamatan
1 Berdiskusi untuk menyelesaikan masalah
2 Menanggapi pendapat teman dengan baik
3 Memberi solusi atau pemecahan masalah dalam diskusi
Pedoman Observasi Diskusi (Sikap Santun)
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam
kesantunan. Berilah nilai pada kolom skor sesuai sikap santun yang ditampilkan
oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
5 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
4 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
3 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
No. Aspek Pengamatan
1 Menghormati orang yang lebih tua
2 Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain
3 Menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat
4 Menggunakan bahasa santun saat mengkritik pendapat teman
5 Bersikap 3S (salam, senyum, sapa) saat bertemu orang lain
Lembar Penilaian
NILAI= (Jumlah skor X 100) : 15
No. Nama Peserta Didik Aspek Pengamatan
NILAI Spiritual Demokratis Santun
1
2
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. Lembar Penilaian siswa Kognitif
Teks Kebersihan Lingkungan
No. Butir
Pertanyaan
Skor
Bobot
(Skor
x
Bobot) 1 2 3
1.
Tentukan
struktur teks
ekspoisi yang
ada pada teks
di atas!
Memenuhi
dua
komponen
atau semua
komponen
sangat kurang
sehingga
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
Memenuhi dua
komponen saja
dan tidak
terlalu
mengganggu.
Jawaban jelas,
runtut, logis
dan tepat
sesuai dengan
kajian teori
pada sumber
pembelajaran
7 21
2.
Sebutkan 5
kalimat
majemuk
setara dan 5
majemuk
bertingkat
pada teks di
atas!
Memenuhi
dua
komponen
atau semua
komponen
sangat kurang
sehingga
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
Memenuhi dua
komponen saja
dan tidak
terlalu
mengganggu.
Jawaban jelas,
runtut, logis
dan tepat
sesuai dengan
kajian teori
pada sumber
pembelajaran
6 18
3.
Tulislah 5
pokok
argumentasi
penulis yang
terdapat
pada teks
eksposisi di
atas!
Memenuhi
dua
komponen
atau semua
komponen
sangat kurang
sehingga
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
Memenuhi dua
komponen saja
dan tidak
terlalu
mengganggu.
Jawaban jelas,
runtut, logis
dan tepat
sesuai dengan
kajian teori
pada sumber
pembelajaran
10 30
4. Susunlah
kembali teks
Memenuhi
dua
komponen
Memenuhi dua
komponen saja
dan tidak
Jawaban jelas,
runtut, logis
dan tepat
10 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
eksposisi di
atas dengan
bahasamu
sendiri
berdasarkan
berdasarkan
pokok-pokok
argumentasi
yang telah
kalian buat!
atau semua
komponen
sangat kurang
sehingga
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
terlalu
mengganggu.
sesuai dengan
kajian teori
pada sumber
pembelajaran
Jumlah 33 99
No. Nama Peserta Didik Skor x Bobot NILAI
Jumlah (skor x bobot)
+ 1 1 2 3 4
1
2
3
4
5
3. Lembar Penilaian Psikomotorik
Pedoman Observasi
Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah
nilai pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut:
5 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
4 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
3 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
No. Aspek Pengamatan
1 Mempresentasikan hasil tugas siswa dengan baik dan benar
2 Lafal dan pengucapan baik dan benar
3 Mengemukakan pendapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
Lembar Penilaian
No. Nama Peserta Didik NILAI
(skor X 20)
1
2
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
RUBRIK PENILAIAN KELAS VII
post-test
1. Lembar Penilaian Afektif
Pedoman Observasi Diskusi (Sikap Spiritual)
Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah
nilai pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut:
5 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
4 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
3 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
No. Aspek Pengamatan
1 Bertanya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
2 Menjawab pertanyaan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
3 Berbicara/berdiskusi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
4 Mengemukakan pendapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
5 Menyapa guru menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Pedoman Observasi Diskusi (Sikap Demokratis)
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru/teman untuk menilai sikap sosial peserta didik
(demokratis). Berilah nilai pada kolom skor sesuai sikap demokratis yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
5 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
4 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
No. Aspek Pengamatan
1 Berdiskusi untuk menyelesaikan masalah
2 Menanggapi pendapat teman dengan baik
3 Memberi solusi atau pemecahan masalah dalam diskusi
Pedoman Observasi Diskusi (Sikap Santun)
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap 62ahasa peserta didik dalam
kesantunan. Berilah nilai pada kolom skor sesuai sikap santun yang ditampilkan
oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
5 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
4 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
3 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
No. Aspek Pengamatan
1 Menghormati orang yang lebih tua
2 Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain
3 Menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat
4 Menggunakan bahasa santun saat mengkritik pendapat teman
5 Bersikap 3S (salam, senyum, sapa) saat bertemu orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lembar Penilaian
NILAI= (Jumlah skor X 100) : 15
No. Nama Peserta Didik Aspek Pengamatan
NILAI Spiritual Demokratis Santun
1
2
3
4
5
2. Lembar Penilaian siswa Kognitif
Teks Mandiri Pangan dari Pekarangan dan Teknologi Tepat Guna
No. Butir
Pertanyaan
Skor
Bobot
(Skor
x
Bobot)
1 2 3
1.
Apa yang
disampaikan
oleh penulis
teks tentang
mandiri
pangan dan
teknologi tepat
guna?
Memenuhi
dua
komponen
atau semua
komponen
sangat
kurang
sehingga
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
Memenuhi
dua
komponen
saja dan
tidak terlalu
mengganggu.
Jawaban
jelas, runtut,
logis dan
tepat sesuai
dengan
kajian teori
pada sumber
pembelajaran
5 15
2.
Alasan apa
saja yang
menyebabkan
pekarangan
dapat
dimanfaatkan
untuk
meningkatkan
Memenuhi
dua
komponen
atau semua
komponen
sangat
kurang
sehingga
Memenuhi
dua
komponen
saja dan
tidak terlalu
mengganggu.
Jawaban
jelas, runtut,
logis dan
tepat sesuai
dengan
kajian teori
pada sumber
pembelajaran
5 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kebutuhan
pangan?
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
3.
Pada paragraf
ke berapa
penulis teks
menyampaikan
gagasan
pekarangan
dapat
memberikan
berbagai
sumber bahan
pokok
makanan
seperti
karbohidrat,
sayur-mayur?
Memenuhi
dua
komponen
atau semua
komponen
sangat
kurang
sehingga
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
Memenuhi
dua
komponen
saja dan
tidak terlalu
mengganggu.
Jawaban
jelas, runtut,
logis dan
tepat sesuai
dengan
kajian teori
pada sumber
pembelajaran
4 12
4.
Apakah
gagasan
tersebut
didukung oleh
alasan-alasan
yang kuat?
Memenuhi
dua
komponen
atau semua
komponen
sangat
kurang
sehingga
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
Memenuhi
dua
komponen
saja dan
tidak terlalu
mengganggu.
Jawaban
jelas, runtut,
logis dan
tepat sesuai
dengan
kajian teori
pada sumber
pembelajaran
4 12
5.
Tunjukkan
paragraf-
paragraf
tempat alasan-
alasan tersebut
disampaikan!
Memenuhi
dua
komponen
atau semua
komponen
sangat
kurang
sehingga
Memenuhi
dua
komponen
saja dan
tidak terlalu
mengganggu.
Jawaban
jelas, logis
dan tepat
sesuai
dengan
norma yang
berlaku
5 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
6.
Susunlah
kembali teks
eksposisi di
atas dengan
bahasamu
dendiri
berdasarkan
pokok-pokok
argumentasi
yang telah
kalian buat!
Memenuhi
dua
komponen
atau semua
komponen
sangat
kurang
sehingga
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
Memenuhi
dua
komponen
saja dan
tidak terlalu
mengganggu.
Jawaban
jelas, logis
dan tepat
sesuai
dengan
norma yang
berlaku
10 30
33 99
Lembar Penilaian
No. Nama Peserta Didik Skor x Bobot NILAI
Jumlah (skor
x bobot) + 1 1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
3. Lembar penilaian Psikomotorik
Pedoman Observasi
Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah
nilai pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut:
5 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
4 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
3 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
No. Aspek Pengamatan
1 Mempresentasikan hasil tugas siswa dengan baik dan benar
2 Lafal dan pengucapan baik dan benar
3 Mengemukakan pendapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
LEMBAR PENILAIAN Kelas VII G
No. Nama Peserta Didik NILAI
1
2
3
4
5
Ketiga nilai di atas, yaitu nilai afektif, kognitif dan psikomotorik
kemudian dijumlahkan lalu dibagi tiga untuk mendapatkan nilai akhir dari
masing-masing siswa.
Pada pertemuan pertama proses pembelajaran berjalan lancar,
siswa-siswa kelas VII J dapat melakukan proses pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual. Mereka merasa tidak kesulitan dan keaktifan untuk
membicarakan hal-hal di luar pembelajaran berkurang. Tindakan peneliti
selanjutnya adalah dengan melakukan pertemuan kedua. Langkah-langkah
pembelajaran menulis teks eksposisi pada pertemuan kedua yang dilakukan
peneliti dengan menerapkan pendekatan kontekstual, yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
1. Konstruktivisme
Konstruktivisme pada pertemuan kedua masih sama, yaitu peneliti
memerhatikan paham konstruktivisme dalam kontekstual sebagai dasar
pertimbangan dalam pemilihan bahan ajar. Bahan ajar yang digunakan harus
sesuai dengan kemampuan siswa dalam memroses informasi atau
pengetahuan baru yang mereka dapatkan. Dalam proses pembelajarannya,
peneliti mengasumsikan bahwa siswa mampu memroses informasi atau
materi yang peneliti sampaikan dengan tahap-tahap pembelajaran selanjutnya
sehingga peneliti tidak perlu menyampaikan materi secara kompleks.
2. Inkuiri
Pengimplementasian inkuiri dirumuskan peneliti pada proses
pembelajaran. Materi yang telah disusun peneliti digunakan sebagai acuan
pembelajaran. Siswa diminta untuk mencari, merumuskan, dan
mengomunikasikan hasil observasi mereka yang kemudian diberi penegasan
ulang sebagai hasil dari pemrosesan informasi dan atau pengetahuan mereka.
Teks eksposisi yang digunakan pada pertemuan kedua adalah “Mandiri
pangan dari Pekarangan dan Teknologi Tepat Guna”.
3. Bertanya
Dalam pembelajaran ini peneliti tidak menyampaikan informasi
begitu saja tetapi memancing terlebih dahulu pengetahuan siswa dengan
bertanya agar dapat menemukan jawabannya sendiri. Kegiatan ini bertujuan
mengarahkan siswa untuk memasuki materi yang hendak disampikan oleh
peneliti. Pertanyaannya seputar materi yang akan dipelajari dan pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
yang telah dialami siswa. Contohnya, “Apa yang kalian ketahui tentang teks
Mandiri pangan dari Pekarangan dan Teknologi Tepat Guna?”, “Pernahkah
kalian membuat tanaman hidroponik?”, “Apa manfaat tanaman hidroponik?”,
dan sebagainya.
4. Masyarakat Belajar (learning community)
Maksud dari masyarakat belajar dalam pendekatan kontekstual ini,
peneliti mengharapkan siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai
sumber sehingga tidak hanya bergantung pada guru saja. Selain itu,
masyarakat belajar dapat dimanfaatkan untuk mengeksplorasi dan
mengonfirmasi pengetahuan yang telah diperoleh. Penerapan masyarakat
belajar dalam pembelajaran menulis teks eksposisi ini hamper sama dengan
pertemuan pertama, peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok
tetapi berbeda dengan kelompok pada pertemuan pertama. Hal ini bertujuan
agar siswa mampu bekerja sama dengan siapapun, selain itu memperkaya
hasil eksplorasi yang akan diperoleh. Kegiatan yang dilakukan dalam
kelompok adalah sharing, diskusi, dan tanya jawab dalam rangka
mengeksplorasi dan mengonfirmasi pengetahuan baru yang didapat. Tujuan
adanya masyarakat belajar dalam pendekatan kontekstual ini untuk membantu
siswa mengatasi hambatan yang dialami. Dalam hal ini peneliti memberikan
kebebasan sepenuhnya kepada siswa.
5. Pemodelan (modeling)
Konsep pemodelan dalam pendekatan kontekstual ini adalah
memfokuskan pada pemberian model atau contoh. Harapan peneliti, dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
kegiatan pemodelan ini, siswa dapat mengalami sendiri materi yang akan
disampaikan, tetapi karena keterbatasan waktu peneliti memberikan contoh
atau model dalam bentuk video. Tema yang digunakan dalam pembelajaran
ini adalah Teknologi Tepat Guna dan Mandiri Pangan. Contoh video yang
peneliti sampaikan pada pertemuan kedua adalah tentang manfaat dan cara
pembuatan tanaman hidroponik.
6. Refleksi
Kegiatan refleksi pada pendekatan kontekstual ini, siswa bertanya
jawab saling melengkapi pengetahuan yang diperoleh sehingga menjadi
pengetahuan baru yang kompleks. Dalam kegiatan refleksi, peneliti
mengajukan berbagai pertanyaan untuk mengetahui hasil pencapaian
pengetahuan siswa. Misalnya, peneliti mengajukan pertnyaan “Apa yang
kalian ketahui tentang teks eksposisi?” kepada seluruh siswa di dalam kelas,
kemudian siswa A menjawab berdasarkan pengetahuan yang ia peroleh.
Setelah itu, peneliti mengonfirmasi dengan pertanyaan “Setujukah kalian
dengan jawaban siswa A?”, jika ada yang berbeda pendapat maka peneliti akan
mengonfirmasi dengan pertanyaan yang sama. Apabila terjadi banyak
perbedaan pendapat, peneliti melakukan konfirmasi dengan cara menampilkan
materi yang sesugguhnya. Kegiatan di atas dilakukan dengan kondisi kelas
yang santai, tidak ada beban dan tuntutan agar siswa dapat menjawab dengan
benar karena jawaban tersebut akan menjadi pengetahuan dasar yang harus
dimiliki siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
7. Penilaian Nyata (authentic assesement)
Penilaian ini merupakan ciri khas dari evaluasi dalam pendekatan
kontekstual. Peneliti tidak hanya melakukan penilaian terhadap pengetahuan
siswa saja, melainkan aspek afektif dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut
dinilai dengan porsi yang seimbang. Peneliti menggunakan pedoman authentic
assesement yang serupa dengan pertemuan pertama, hanya ada perbedaan pada
bagian penilaian aspek kognitifnya. Berikut hasil evaluasi yang dilakukan
siswa kelas eksperimen (VII J).
Kegiatan evaluasi ketika mengimplementasikan pendekatan
kontekstual dan tanpa mengimplementasikan pendekatan kontekstual menjadi
langkah ketiga sekaligus langkah terakhir dalam penelitian ini, yaitu dengan
memberikan posttest menulis teks eksposisi pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Bentuk soal posttest pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen adalah sama. Hasil dari posttest itu berupa data
kemampuan akhir siswa yang digunakan untuk mengetahui pengaruh yang
ditimbulkan akibat dari pemberian perlakuan. Posttest dilakukan sebanyak dua
kali untuk mengetahui kemampuan siswa, setelah itu dari kedua posttest dicari
nilai rata-ratanya. Hasil dari nilai rata-rata posttest itu adalah nilai akhir
keterampilan berbicara siswa dari kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Berikut adalah tabel daftar nilai siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
DAFTAR NILAI KELAS VII G dengan Metode Guru
NO. NAMA SISWA
NILAI
Pre-
test
Post-
test
1. ADELIA RAHMI TRI AGUSTIN 91 91
2. ADNAN ABDILAH 85 85
3. AIDA ZHARIFAN UTAMI 83 87
4. ANINDYA GALUH MARIARUCI 85 88
5. AVITA RAHMA FADHILA 84 85
6. BENINGINDAH EDELWEIS M. 82 85
7. DHIA FAWWAZ AMMAR PUTRA 83 88
8. ERLANGGA CAKTI 83 83
9. FAUZAN NAJIB HABIIBII 91 91
10. HAFID ASYAM 85 87
11. HAKANSYAH JASVIR 83 76
12. HASNA AZ-ZAHRA RAHMATIKA 75 76
13. ISNAENI CHOIRIYA AGMA PUTRI 91 91
14. MARISTHA KARIN NARULITA 85 88
15. MAURA RIZKY AULIANA 81 85
16. MORINCHA RADIN PRADHANTA Y. 80 83
17. MUHAMMAD AZIZ HUTAMA 91 91
18. MUHAMMAD RIZAL FIRMANSYAH 81 85
19. NABILA AMANDA PUTRI 87 90
20. NABILAH MAISARAH 85 85
21. NABILLA RACHMA ANANDITYA 85 88
22. NASTITI LISTYA PRAWESTI 84 91
23. NESHA FADILLA 78 83
24. RAFLI RAJENDRA PERMANA 81 85
25. SALSABILA KINANTI 75 76
26. SEPTIAN YOGI KURNIAWAN 83 83
27. SHAKA DANENDRA RAMADHENI 85 87
28. STEFANIA RATIH PURNAMASARI 74 76
29. SYAMMUR SAKHA ZARYA MARWA 82 87
30. TITSARI INDAH SETYOWATI 85 87
RATA- RATA 83,43 85,43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
DAFTAR KELAS VII J dengan Pendekatan Kontekstual
NO. NAMA SISWA
NILAI
Pre-
test
Post-
test
1. ABSHARINA MARA SHABRINA 91 93
2. ADELIA PUTRI MITAYANI 81 87
3. AISA ROZIKHA 92 94
4. AKHMAD SHALAHUDDIN RAIS H. 98 98
5. ALIYYA PUTRI SALSABILA 81 87
6. ALYA TALITHA LARASATI 98 98
7. AMALINA NUR SABRINA 86 88
8. ANAK AGUNG ISTRI DHYANI S. 96 98
9. AQMARINA FAUZIYYAH PURNAWAN 88 90
10. BELVIA AISHA PUTRI 96 98
11. DESTHA SAKHARANI KADARSO 92 94
12. DESVITRI HAYYU RIMANJANI 86 88
13. DEWA GDE YOGA SETIADHI 81 93
14. DIZA STIAWATI 92 94
15. ERVANDO PRANAYA 82 90
16. FEBRIYANTI PARAMESTHI 87 90
17. FRISKA ALFIANA ALZUDHI 90 93
18. IRFAN AZIS AL RASYID 85 93
19. KAYYIS RIDWAN SUHAIL 85 90
20. M. HILAL ALKAHF CHAMS SAPUTRA 85 87
21. MARITZA MARTHARANI 87 94
22. MUHAMMAD ACHYAR RAIZAN 85 90
23. NADIA HANIFA 85 88
24. NANDYA TIRA SAFARANI 84 88
25. RAYZA WIDYADHANA APRITAPUTRA 86 88
26. REYHAN SAVERO PUTRA ANDICA 92 94
27. REZKA EGIANSYAH 81 87
28. RIZVI NAHAR ILHAMMULLAH 93 96
29. SABINA MAHESWARI 87 88
30. SEPTYAN JAYA SAPUTRA 86 88
RATA-RATA 88,03 91,37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Berdasarkan tabel nilai rata-rata keterampilan menulis teks eksposisi
siswa kelas VII G dan VII J terdapat perbedaan kelas yang signifikan.
Perbedaan itu terdapat pada nilai keterampilan menulis teks eksposisi siswa
dengan menerapkan pendekatan kontekstual dan tanpa menerapkan
pendekatan kontekstual. Apabila peneliti mengambil angka bulat, maka
rata-rata nilai keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas VII J yaitu
91 adalah kategori sangat mahir pada nilai 91% dalam PAP Tipe I,
sedangkan rata-rata nilai keterampilan berbicara siswa kelas VII G yaitu 85
dalam kategori mahir pada nilai 85% dalam PAP Tipe 1. Perolehan rata-rata
nilai keterampilan siswa kelas VII G menunjukakan tidak ada perubahan
yang signifikan dengan kondisi awal kelas. Oleh sebab itu, maka
pendekatan kontekstual efektif diimplemntasikan pada keterampilan
menulis teks eksposisi siswa kelas VII SMP N 8 Yogyakarta karena selisih
nilai rata-rata ketika mengimplementasikan pendekatan kontekstual dengan
metode guru adalah 6%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini peneliti akan menguraikan dua hal yang menjadi bagian dari
penutup suatu penelitian. Dua hal itu adalah simpulan, dan saran. Berikut adalah
uraian simpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan beserta
keterbatasan penelitiannya.
A. Simpulan
Penelitian eksperimen ini berlangsung dalam empat kali tatap muka di dalam
kelas. Satu kali tatap muka di dalam kelas sesuai dengan alokasi waktu
berdasarkan Kurikulum 2013 yaitu, 3 JP (3 x 35 menit). Penelitian ini dilakukan
di kelas VII G dan VII J SMP N 8 Yogyakarta pada bulan Oktober- November
2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas implementasi
Pendekatan Kontekstual dalam menulis teks eksposisi pada pembelajaran Bahasa
Indonesia siswa kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.
Proses pembelajaran yang menekankan pada tujuh komponen utama
pembelajaran dalam pendekatan Kontekstual efektif diimplementasikan di dalam
kelas. Pemecahan masalah di dalam kelas diatasi dalam proses masyarakat belajar
dan dikonfirmasi dalam proses refleksi. Efektivitas penerapannya dibuktikan
dengan nilai signifikasi dalam uji-t pada perbedaan nilai post-test kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu 0,77. Hal ini membuktikan bahwa
Pendekatan Kontekstual efektif diterapkan dalam pembelajaran keterampilan
menulis teks eksposisi siswa karena nilai t lebih besar dari 0,05. Data lain yang
mendukung adalah nilai awal keterampilan menulis teks eksposisi siswa baik dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
kelompok kontrol (kelas VII G) maupun kelompok eksperimen (kelas VII J)
adalah sama yaitu 85%. Jika dikategorikan berdasarkan tabel acuan PAP tipe I
termasuk dalam kategori mahir dengan rentang skor 80%-89%. Kemudian setelah
dilakukan pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Kontekstual, nilai
keterampilan menulis teks eksposisi siswa meningkat dari 85% menjadi 88% pada
percobaan pertama, sedangkan pada percobaan kedua nilai keterampilan menulis
teks eksposisi siswa meningkat menjadi 91%. Hal ini membuktikan bahwa
peningkatan nilai keterampilan siswa dengan mengimplementasikan Pendekatan
Kontekstual dalam pembelajaran meningkat sebesar 6%. Begitu juga dengan
percobaan yang dilakukan peneliti dengan menerapkan metode guru. Percobaan
pertama yang dilakukan peneliti dengan menerapkan metode guru memperoleh
nilai 83%, sedangkan pada percobaan kedua dengan menerapkan metode guru
juga mengalami peningkatan menjadi 85%. Akan tetapi, tetap meningkat apabila
dibandingkan dengan percobaan yang mengimplementasikan Pendekatan
Kontekstual. Peningkatan nilai post-test keterampilan menulis teks eksposisi
siswa sebesar 6%. Dari hasil peningkatan nilai post-test itu, maka dapat dikatakan
bahwa Pendekatan Kontekstual efektif diimplementasikan dalam pembelajaran
keterampilan menulis teks eksposisi siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Kontekstual efektif
diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis
teks eksposisi.
Langkah-langkah pembelajarannya meliputi konstruktivisme, inkuiri,
bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian otentik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
kesemuanya diimplementasikan secara proporsional. Komponen konstruktivisme
merupakan metode yang digunakan dalam pemilihan materi. Pada kegiatan inti
pembelajarnnya mengaitkan langkah inkuiri, bertanya, masyarakat belajar,
pemodelan, dan refleksi. Penilaian otentik merupakan ciri khas evaluasi pada
pendekatan kontekstual. Dalam bermenulis teks eksposisi siswa dikelompokkan
dengan kelompok yang heterogen baik agama maupun kemampuan akademiknya,
sehingga dapat melatih siswa agar mampu bekerjasama dengan siapapun, selain
itu membantu teman yang mengalami kesulitan dalam memahami teks yang
diberikan untuk menulis teks eksposisi.
Hal yang membedakan pada pendekatan kontekstual ini adalah pada kegiatan
refleksi dan evaluasi yang digunakan. Dalam berefleksi dengan menerapkan
pendekatan kontekstual peneliti mengajukan berbagai pertanyaan untuk
mengetahui hasil pencapaian pengetahuan siswa. Misalnya, peneliti mengajukan
pertnyaan “Apa yang kalian ketahui tentang teks eksposisi?” kepada seluruh siswa
di dalam kelas, kemudian siswa A menjawab berdasarkan pengetahuan yang ia
peroleh. Setelah itu, peneliti mengonfirmasi dengan pertanyaan “Setujukah kalian
dengan jawaban siswa A?”, jika ada yang berbeda pendapat maka peneliti akan
mengonfirmasi dengan pertanyaan yang sama. Apabila terjadi banyak perbedaan
pendapat, peneliti melakukan konfirmasi dengan cara menampilkan materi yang
sesugguhnya. Kegiatan di atas dilakukan dengan kondisi kelas yang santai, tidak
ada beban dan tuntutan agar siswa dapat menjawab dengan benar karena jawaban
tersebut akan menjadi pengetahuan dasar yang harus dimiliki siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
B. Saran
1. Bagi Sekolah
Guru sebaiknya menambah referensi mengenai model pembelajaran,
terutama pengembangan model pembelajaran dengan pendekatan
Kontekstual. Guru dan pihak sekolah sebaiknya lebih mengembangkan
pemanfaatan media atau prosedur pembelajrannya dalam kegiatan menulis
teks eksposisi sehingga hasil belajar lebih maksimal.
2. Bagi Siswa
Siswa sebaiknya menyadari bahwa ilmu yang dipelajarinya sangat penting
bagi kehidupan. Siswa sebaiknya mampu merefleksikan dan
mengimplementasikan apa yang ia peroleh dari pembelajaran menulis teks
eksposisi yang telah dilaksanakan sehingga ia dapat melakukan aksi yang
berguna bagi diri sendiri dan orang lain.
3. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang akan melakukan penelitian sebaiknya memperhatikan model
pembelajaran, media yang digunakan, sungguh mengetahui dan memahami
karakter siswa yang akan diteliti. Selain itu, memperhatikan teknik
pengambilan data agar data yang diambil sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2012. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dahlan. 2000. Model-model Mengajar. Bandung: CV. Diponegoro.
Depdiknas. 2006d. Pembelajaran Berbasis Kontekstual 2: Bahan Sosialisasi
KTSP. http://www.diknas.org.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Djaali dan Pudji Muljono. 2009. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:
PT Grasindo.
FKIP, USD. 2011. Pedoman PPL. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Johnson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan
Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna.
Diterjemahkan oleh: Ibnu Setiawan. Bandung: Penerbit MLC.
Keraf, Gorys. 2010. Eksposisi dan Deskripsi. Ende: Nusa Indah.
Kountour, Ronny, 2003. Metode Penelitian: Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.
Jakarta: Penerbit PPM.
Kurniawan, Heru. 2015. Pembelajaran Kreatif Bahasa Indonesia (2013). Jakarta:
Kencana.
Marahimin, Ismail. 2010. Menulis secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya.
Moleong, L.J., 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Noor, Juliansyah, 2012. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Predana Media Grup.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Nursisto. 2010. Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Sufanti, Main. 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Sugiyono. 2012. Metode penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
Suparno, 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Rineka Cipta.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperatif Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Taniredja, Tukiran dan Mustafidah, Hidayati. 2011. Penelitian Kuantitatif
(Sebuah Pengantar). Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa Bandung.
Wibowo, Wahyu. 2012. Manajemen Bahasa: Pengorganisasian Karangan
Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi
Bisnis. Jakarta: Gramedia.
Widharyanto, B. 2013. Reader Wacana Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi,
Persuasi, Narasi dalam Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran. Tidak
Diterbitkan. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Sumber: FKIP, USD. 2011. Pedoman PPL. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Sumber: FKIP, USD. 2011. Pedoman PPL. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Sumber: FKIP, USD. 2011. Pedoman PPL. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Sumber: FKIP, USD. 2011. Pedoman PPL. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Sumber: FKIP, USD. 2011. Pedoman PPL. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Sumber: FKIP, USD. 2011. Pedoman PPL. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
LEMBAR PERTANYAAN WAWANCARA GURU BAHASA INDONESIA
SMPN 8 YOGYAKARTA
A. DATA WAWANCARA
a. Interviewer : Barasmara Dewa Sugiarto
b. Interviewee : Dwi Martati, S.Pd., M.Si.
c. Hari/tanggal : Selasa, 17 November 2015
d. Pukul : 09.15
e. Tempat : Depan Ruang Kelas VII G SMPN 8 Yogyakarta
B. DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
No. Pertanyaan Jawaban
1. Materi pokok apakah yang sering
Anda ajarkan di dalam kelas ?
Untuk saat ini, materi yang diajarkan
adalah Teknologi Tepat Guna dan
Mandiri Pangan.
2.
Bagaimanakah karakteristik siswa di
SMPN 8 Yogyakarta saat pelajaran
Bahasa Indonesia ?
Karena inputnya yang notabene adalah
anak-anak yang pintar, jadi mereka
tergolong rajin dan cerdas. Mereka aktif
dan dapat memberikan contoh dalam
kehidupan mereka.
3.
Menurut Anda, keterampilan
berbahasa apakah yang perlu
dipertahankan dan ditingkatkan pada
siswa SMPN 8 Yogyakarta ?
Keterampilan berbahasa yang perlu
dipertahankan adalah keterampilan
berbicara dalam menanggapi
permasalahan yang ada di dalam kelas
dan mengomunikasikan hasil
pembelajaran.
4.
Metode dan teknik apa yang sering
Anda gunakan saat mengajar Bahasa
Indonesia?
Inkuiri dengan memberikan teks,
menampilkan video, dan memberikan
contoh teks yang mereka pelajari.
5. Apakah tujuan Anda menggunakan
metode dan teknik tersebut ?
Untuk mengembangkan daya
pemahaman siswa.
6.
Bagaimana respons siswa pada metode
dan teknik yang Anda gunakan saat
mengajar?
Siswa sangat senang, bahkan sangat
kreatif.
7.
Apakah metode dan teknik yang Anda
gunakan mampu membangkitkan
semangat dan keaktifan siswa di dalam
kelas ?
Mampu, karena metode dan teknik yang
digunakan memberi ruang kreatif siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
8.
Menurut pengamatan Anda, bagaimana
dengan pengaruh metode dan teknik
yang digunakan terhadap kondisi
kelas ?
Siswa menjadi antusias dalam mengikuti
pelajaran.
9.
Berdasarkan hasil evaluasi yang Anda
lakukan, bagaimanakah prestasi siswa
terhadap metode dan teknik yang Anda
gunakan ?
Siswa mampu mendapat nilai yang lebih
baik. Selain nilai, siswa juga mampu
berprestasi.
10.
Apa sajakah hambatan yang sering
terjadi saat mengajar Bahasa Indonesia
di dalam kelas ? Bagaimana cara
mengatasinya ?
Konsentrasi anak setelah jeda istirahat
berkurang. Dengan jarak belajar yang
terlalu jauh, missal hari Selasa dan
Sabtu. Ketika mendapat PR membaca,
mereka sudah lupa. Solusinya ketika
siswa tidak connect dalam pelajaran,
guru memberi waktu siswa untuk
membaca ulang, guru juga menampilkan
video terkait pembelajaran.
C. DESKRIPSI HASIL WAWANCARA
Wawancara yang saya lakukan dengan Ibu Dwi Martati seputar metode
dan teknik yang digunakan ketika beliau mengajar Bahasa Indonesia di dalam
kelas. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, SMPN 8 Yogyakarta
menerapkan Kurikulum 2013. Pada semester ganjil, materi yang diajarkan
adalah teks observasi dan teks eksposisi. Pada kesempatan ini, beliau
mengajar teks eksposisi dengan Teknologi Tepat Guna dan Mandiri Pangan.
Siswa SMPN 8 Yogyakarta tergolong rajin dan cerdas karena inputnya
memang sudah bagus. Mereka aktif dalam pelajaran Bahasa Indonesia dan
mampu memberikan contoh di dalam kelidupan mereka. Keterampilan
berbahasa yang perlu dipertahankan adalah keterampilan berbicara. Siswa
dituntut terampil dalam menanggapi permasalahan yang ada di dalam kelas
dan mengomunikasikan hasil pembelajaran. Metode dan teknik yang
digunakan guru dalam pembelajaran di kelas adalah Inkuiri dengan
memberikan teks, menampilkan video, dan memberikan contoh teks yang
mereka pelajari. Tujuan guru menggunakan metode dan teknik tersebut yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
untuk mengembangkan daya pemahaman siswa. Respon siswa terhadap
metode dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia juga sangat baik karena siswa sangat sangat senang bahkan kreatif.
Selain itu, metode dan teknik yang digunakan mampu membangkitkan
semangat dan keaktifan siswa di dalam kelas dan siswa menjadi antusias
dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan guru,
siswa mampu mendapat nilai yang lebih baik. Selain nilai, siswa juga mampu
berprestasi. Tidak sedikit hambatan yang sering terjadi saat Ibu Dwi Martati
mengajar Bahasa Indonesia di dalam kelas. Beberapa diantaranya adalah
konsentrasi anak setelah jeda istirahat berkurang. Jarak belajar yang terlalu
jauh, misal hari Selasa dan Sabtu. Ketika mendapat PR membaca, mereka
sudah lupa. Solusinya ketika siswa tidak connect dalam pelajaran, guru
memberi waktu siswa untuk membaca ulang, guru juga menampilkan video
terkait pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMPN 8 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/1
Materi Pokok : Teks Eksposisi
Tema : Teknologi Tepat Guna
Subtema : Mandiri Pangan dan Teknologi Tepat Guna
Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (2 x Tatap Muka)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1. 1.1 Menghargai dan
mensyukuri keberadaan
bahasa Indonesia sebagai
anugerah Tuhan Yang
Maha Esa untuk
mempersatukan bangsa
1.1.1 Menggunakan Bahasa Indonesia
untuk sarana kegiatan belajar di
lingkungan sekolah dalam bentuk
lisan
1.1.2 Menggunakan bahasa Indonesia
untuk sarana kegiatan belajar di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Indonesia di tengah
keberagaman bahasa dan
budaya
lingkungan sekolah dalam bentuk
tulis
2. 2.1 Memiliki perilaku jujur,
tanggung jawab, dan
santun dalam
menanggapi secara
pribadi hal-hal atau
kejadian berdasarkan
hasil observasi
2.4 Memiliki perilaku jujur
dan percaya diri dalam
mengungkapkan kembali
tujuan dan metode serta
hasil kegiatan
2.1.1 Menunjukkan perilaku jujur dalam
menanggapi hal-hal atau kejadian
2.1.2 Menunjukkan perilaku tanggung
jawab dalam menanggapi hal-hal
atau kejadian
2.1.3 Menunjukkan perilaku santun dalam
menanggapi hal-hal atau kejadian
2.4.1 Terbiasa berperilaku jujur dalam
mengungkapkan hasil kegiatan
2.4.2 Tebiasa berperilaku percaya diri
dalam mengungkapkan kembali
hasil kegiatan
3. 3.1 Memahami teks
eksposisi baik melalui
lisan maupun tulisan
3.1.1 Menunjukkan teks eksposisi secara
lisan maupun tulisan
3.1.2 Mengidentifikasi struktur teks
3.1.3 Menjelaskan perbedaan struktur
teks eksposisi dengan teks lain
4. 4.2 Menyusun teks
eksposisi sesuai dengan
karakteristik teks yang
akan dibuat baik secara
lisan maupun tulisan
4.2.1 Membuat teks eksposisi secara
berkelompok
4.2.2 Membuat teks eksposisi secara
mandiri
4.2.3 Menjelaskan struktur dan ciri
bahasa teks yang telah dibuat
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik terbiasa menggunakan bahasa Indonesia di kelas dan di
luar kelas dengan baik dan benar.
2. Peserta didik terbiasa menunjukkan perilaku demokratis dalam
berdiskusi.
3. Peserta didik terbiasa menunjukkan perilaku santun dalam berdebat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
4. Peserta didik terbiasa berperilaku jujur dalam mengungkapkan hasil
kegiatan.
5. Peserta didik tebiasa berperilaku percaya diri dalam mengungkapkan
kembali hasil kegiatan.
6. Selama dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat
membedakan teks eksposisi dengan teks lain.
7. Setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat menjelaskan struktur
teks eksposisi.
8. Setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat menelaah unsur
kebahasaan teks eksposisi.
9. Setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat menyusun teks
eksposisi dengan kata-kata sendiri secara mandiri.
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian teks eksposisi
Eksposisi (paparan) adalah karangan / bentuk wacana yang
berusaha menerangkan, menjelaskan, dan menguraikan suatu objek
dengan tujuan utama memberitahukan atau memberi informasi
mengenai objek tersebut sehingga dapat memperluas wawasan dan
pengetahuan pembaca.
2. Struktur teks eksposisi
Struktur teks eksposisi terdiri atas tiga bagian yakni, tesis
(pernyataan pendapat), argumentasi, dan penegasan ulang pendapat.
a. Tesis merupakan gagasan utama atau prediksi penulis tentang
sebuah permasalahan yang berdasarkan fakta.
b. Argumentasi merupakan penjelasan secara lebih mendalam
pernyataan pendapat (tesis) yang diyakini kebenarannya oleh penulis
melalui pengungkapan fakta-fakta sebagai penjelasan argumen
penulis. Argumentasi bisa ditandai dengan kalimat-kalimat yang
berisikan pendapat penulis terhadap permasalahan yang menjadi
topik pembiacaraan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
c. Merupakan penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang
oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi bagian sebelumnya.
Penegasan ulang pendapat berada pada bagian akhir dari suatu teks
eksposisi.
3. Langkah-langkah menulis teks eksposisi
a. Menetapkan tema tulisan
Sebelum menulis teks eksposisi, sebaiknya tema tulisan
didtetapkan terlebih dahulu supaya kita tidak terlalu sulit dalam
menulis dan tulisan tidak menjadi dangkal tema yang akan diuraikan
jangan terlalu luas atau umum.
b. Menentukan tujuan tulisan
Tujuan tulisan ditetapkan agar pokok persoalan yang kita tulis
mudah dipahami pembaca.
c. Mengumpulkan bahan tulisan
Bahan tulisan eksposisi dapat diperoleh melalui berbagai
sumber, misalnya sumber tertulis (koran, buku, majalah, dsb),
wawancara dengan nara sumber, pengamatan langsung terhadap
suatu objek, angket yang kita sebarkan kepada masyarakat, dsb.
d. Membuat kerangka tulisan
Kerangka tulisan kita buat berdasarkan bahan-bahan yang telah
diperoleh.
e. Mengembangkan tulisan
Kerangka karangan yang telah kita susun kemudian kita
kembangkan. Kembangkan kerangka karangan dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta
perhatikan pula kohesi dan koherensi kalimat. Jangan lupa berikan
judul yang menarik dan sesuai dengan tema tulisan serta tuliskan
judul dengan baik dan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
E. Model dan Metode Pembelajaran
1. Contextual Teaching and Learning (CTL)
F. Media, Alat, dan Sumber Belajar
1. Media :
a. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan/Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan: Untuk SMP/MTs Kelas VII
b. Slide Powerpoint
2. Alat/bahan
a. Teks eksposisi
b. Papan tulis
c. Laptop/ computer
d. LCD
e. Viewre
3. Sumber Belajar
a. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 20015. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
b. Kemendikbud. 2014. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan/
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Pendahuluan (12 menit)
a. Salah seorang peserta didik memimpin berdoa.
b. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru
berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya.
c. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
d. Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan dan
manfaat pembelajaran yang akan dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
e. Guru menggali pemahaman peserta didik tentang pengalaman
mereka dalam membaca teks cerita eksposisi.
f. Guru memberikan pre-test pemahaman peserta didik mengenai teks
eksposisi.
2. Kegiatan inti (75 menit)
a. Guru mengulas kembali mengenai pengertian dan struktur teks
eksposisi.
b. Peserta didik dibagi beberapa berkelompok, tiap kelompok
beranggotakan 2-4 orang.
c. Masing-masing kelompok diberi teks.
d. Peserta didik menerima instruksi yang diberikan guru.
e. Peserta didik menanyakan berbagai hal sehubungan dengan teks.
f. Peserta didik membaca, mencermati, dan memahami teks.
g. Secara berkelompok, peserta didik menentukan struktur teks.
h. Secara berkelompok, peserta didik menyusun kembali struktur teks
dengan kata-kata sendiri sesuai dengan struktur teks eksposisi.
i. Kelompok memresentasikan hasil diskusi kelompok dan penyusunan
teks eksposisi dengan penuh percaya diri.
j. Peserta didik menanggapi hasil presentasi secara santun.
k. Peserta didik saling menilai kebenaran jawaban teman.
3. Kegiatan Penutup (18 menit)
a. Peserta didik mengemukakan pengalamannya selama melakukan
pengamatan teks.
b. Guru dan peserta didik melalukan refleksi terkait dengan kesulitan-
kesulitan peserta didik dalam pembelajaran baru yang telah
berlangsung.
c. Guru menjelaskan penugasan peserta didik terkait pertemuan
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
d. Peserta didik diminta untuk mengobservasi lingkungan di sekitar
rumah dan mencatat poin-poin penting sebagai baham membuat teks
eksposisi.
Pertemuan 2
1. Pendahuluan (12 menit)
a. Salah seorang peserta didik memimpin berdoa.
b. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru
berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya.
c. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
d. Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan dan
manfaat pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan inti (75 menit)
a. Guru merangsang pemahaman peserta didik mengenai tugas yang
telah diberikan guru.
b. Guru menjelaskan langkah-langkah penyusunan teks eksposisi.
c. Peserta didik diminta membuat kelompok diskusi yang terdiri 2-4
siswa.
d. Peserta didik menerima instruksi yang diberikan guru.
e. Peserta didik menanyakan berbagai hal sehubungan pelaksanaan
tugas yang diberikan guru.
f. Peserta didik membaca dan mencermati hasil penugasan yang
diberikan guru.
g. Peserta didik mendiskusikan struktur teks eksposisi di dalam
kelompok.
h. Peserta didik menyusun teks eksposisi dari hasil observasi
lingkungannya secara mandiri.
i. Peserta didik mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas.
j. Peserta didik menanggapi hasil presentasi secara santun.
k. Peserta didik saling menilai kebenaran jawaban teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
3. Kegiatan Penutup (18 menit)
a. Peserta didik mengemukakan pengalamannya selama melakukan
pengamatan.
b. Guru dan peserta didik melalukan refleksi terkait dengan kesulitan-
kesulitan yang dialami dalam pembelajaran yang telah
berlangsung.
c. Guru memberikan post-test untuk mengukur ketercapaian
pembelajaran.
H. Penilaian
1. Sikap spiritual
a. Teknik Penialaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
No. Indikator Butir Instrumen
1. Terbiasa
menggunakan bahasa
Indonesia di kelas
dan di luar kelas
dengan baik dan
benar.
1. Bertanya menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
2. Menjawab pertanyaan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan
benar
3. Berbicara/berdiskusi menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan
benar
4. Mengemukakan pendapat
menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar
5. Menyapa guru menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
2. Sikap Sosial
a. Teknik Penialaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
No. Indikator Butir Instrumen
1 Terbiasa berperilaku
demokratis dalam berdiskusi.
Berdisiskusi untuk
menyelesaikan tugas kelompok.
2 Terbiasa berperilaku santun
dalam berdebat tentang
Menanggapi pendapat teman
dengan santun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
kasus.
3. Aspek Pengetahuan
a. Teknik Penialaian : Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen : pre-test dan post-test
No. Indikator Butir Instrumen
1. 1.1Membedakan teks
eksposisi dengan teks
lain
1.2 Menjelaskan
perbedaan struktur
teks eksposisi dengan
teks lain
1.3 Menelaah unsur
kebahasaan teks
eksposisi
1. Menentukan struktur teks
2. Menentukan ide pokok teks
3. Membedakan struktur teks
eksposisi dengan teks lain
4. Menelah unsur kebahasaan teks
eksposisi
4. Aspek Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Tes praktik
b. Bentuk Instrumen : Rubrik penilaian
No
.
Keterampilan Butir Instrumen
1. 1.1 Menyusun
kembali teks
eksposisi dengan
kata-kata sendiri
1. Menyusun kembali unsur teks
eksposisi dengan kata-kata
sendiri
Yogyakarta, 11 November 2015
Mahasiswa,
Barasmara Dewa Sugiarto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
NIM 111224064
pre-test
Nama: ……………………
…………………...
…………………...
Kebersihan Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan
berhubungan timbal balik. Lingkungan ada bermacam macam jenisnya.
Lingkungan yang ada di sekitar kita misalnya adalah lingkungan rumah dan
lingkungan sekolah. Kebersihan Lingkungan yang ada di sekitar kita adalah
tanggung jawab kita sebagai penghuninya. Jika kita tidak merawat lingkungan
tempat kita tinggal maka kita akan merasakan akibatnya nanti. Kebersihan
lingkungan sangat penting bagi makhluk hidup yang ada di lingkungan tersebut.
Kebersihan Lingkungan adalah salah satu hal yang wajib di suatu
lingkungan, jika lingkungan kita kotor, kita akan merasa risih dan kurang
konsentrasi. Oleh karena itu, kebersihan lingkungan perlu dijaga. Cara menjaga
kebersihan lingkungan sekolah misalnya membuang sampah di tempat sampah,
tidak membuang sampah di kolong meja maupun di tempat lain selain tempat
sampah dan melaksanakan tugas piket dengan sebaik baiknya.
Sedangkan cara menjaga kebersihan lingkungan rumah misalnya menyapu
rumah dan halaman secara rutin, seusai makan piring langsung dicuci supaya
tidak menumpuk dan menyebabkan bau yang kurang sedap. Membersihkan
lingkungan harus dilakukan setiap saat karena jika kita menunda nunda, lama
lama akan terasa malas melakukannya. Selain itu kebersihan lingkungan bisa
dijaga dengan kerja bakti. Kerja bakti membersihkan lingkungan biasanya
mengikuti program 3M untuk membasmi nyamuk nyamuk demam berdarah. 3M
adalah mengubur, menguras, menutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Kebersihan lingkungan sangat diperlukan dan suatu hal yang wajib bagi
suatu lingkungan. Jika Lingkungan kita bersih, kita akan merasa nyaman, tenang
dan konsentrasi dalam melakukan berbagai hal. Tetapi jika kita tidak menjaga
kebersihan lingkungan bisa mendapatkan penyakit. Jika kita konsentrasi, hasil
yang kita capai biasanya lebih baik daripada saat kita tidak berkonsentrasi. Selain
itu kebersihan lingkungan perlu dijaga karena jika tidak akan menimbulkan
berbagai penyakit. Contoh penyakit yang mungkin terjadi karena kita tidak
menjaga kebersihan lingkungan misalnya tipes, demam berdarah, cacingan, sakit
kulit, malaria, PES ataupun leptopspirosis.
Semua penyakit yang sudah di sebutkan itu bisa menyebabkan kematian.
Oleh karena itu, kita sangat memerlukan kesadaran tentang kebersihan
lingkungan. Jika kita menjaga lingkungan dengan baik, lingkungan juga akan
menjaga kita.
Tugas 1
1. Tentukan struktur teks eksposisi yang ada di dalam kedua teks tersebut!
2. Sebutkan 5 kalimat majemuk setara dan 5 kalimat majemuk bertingkat
pada teks diatas!
3. Tulislah 5 pokok argumentasi penulis yang terdapat pada teks eksposisi
diatas!
4. Susunlah kembali teks eksposisi diatas dengan bahasamu sendiri
berdasarkan pokok-pokok argumentasi yang telah kalian buat! Jangan
lupa, berikan judul yang menarik dari tulisan yang telah kalian buat!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lemabr jawab
Nama : ……………………..........
…………………………..
…………………………..
1.
Tesis
Argumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Penegasan ulang pendapat
2. Kalimat majemuk setara
a.
b.
c.
d.
e.
Kalimat majemuk bertingkat
a.
b.
c.
d.
3. Pokok-pokok argumentasi
a.
b.
c.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
d.
e.
4. Susunlah kembali teks eksposisi diatas dengan bahasamu sendiri!
Untuk memudahkan kamu, berikut ini, tahap pernyataan pendapat dan penegasan
ulang pendapat sudah dibuat. Kamu hanya tinggal meneruskannya dengan
memformulasikan argumentasi yang diajukan oleh penulis teks yang diawali oleh
penanda wacana pertama, ..., kedua, ..., ketiga, ..., dan keempat, .... Kamu juga
boleh merumuskan judul baru, seperti yang telah ditunjukkan berikut ini.
………………………………………….…………………………………….
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan
berhubungan timbal balik. Lingkungan ada bermacam macam jenisnya.
Lingkungan yang ada di sekitar kita misalnya adalah lingkungan rumah dan
lingkungan sekolah. Kebersihan lingkungan yang ada di sekitar kita adalah
tanggung jawab kita sebagai penghuninya. Jika kita tidak merawat lingkungan
tempat kita tinggal maka kita akan merasakan akibatnya nanti. Kebersihan
lingkungan sangat penting bagi makhluk hidup yang ada di lingkungan tersebut.
Upaya-upaya untuk menjaga kebersihan kingkungan di sekitar kita adalah sebagai
berikut.
Pertama,
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Kedua,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Ketiga,
.................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Kempat,
..............................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Berdasarkan alasan dan uraian itu, Kebersihan lingkungan sangat
diperlukan dan suatu hal yang wajib bagi suatu lingkungan. Jika lingkungan kita
bersih, kita akan merasa nyaman,tenang dan konsentrasi dalam melakukan
berbagai hal. Tetapi jika kita tidak menjaga kebersihan lingkungan bisa
mendapatkan penyakit.Jika kita konsentrasi, hasil yang kita capai biasanya lebih
baik daripada saat kita tidak berkonsentrasi.Selain itu Kebersihan lingkungan
perlu dijaga karena jika tidak akan menimbulkan berbagai penyakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
post-test
Nama: …………………………….
……………………………
……………………………
……………………………
……………………………
……………………………
Mandiri Pangan Dari Pekarangan Dan Teknologi Tepat Guna
Dengan berbagai teknologi intensifikasi sederhana, pekarangan dapat
menjadi sumber bahan pokok makanan seperti beras, sayur-mayur, dan ikan.
Dengan kegiatan ini, kebutuhan masyarakat akan makanan pokok yang
bernilai gizi tinggi diharapkan dapat terpenuhi. Alasan pemanfaatan
pekarangan sebagai sumber bahan makanan pokok adalah sebagai berikut.
Pertama, aneka tanaman sayur-mayur, seperi kacang panjang, cabai,
kangkung darat, dan terong, misalnya, dapat ditanam di media selain tanah.
Khusus untuk kangkung darat dapat dibudidayakan di bumbung bambu yang
disulap menjadi semacam pot. Tanaman terong, kencur, dan jahe, dapat
dibudidayakan di media kantong plastik dan pot.
Sementara itu, sumber karbohidrat, seperti jagung, ketela pohon, ubi
jalar dapat ditanam di pekarangan. Untuk pencukupan pupuk, kotoran ternak
kambing dan sapi yang menjadi piaraannya dapat dimanfaatkan untuk pupuk
alami.
Selanjutnya, untuk sumber protein lain, pekarangan juga bisa
dimanfaatkan menjadi kolam ikan yang mudah dipelihara, seperti lele, mujair,
kakap. Di samping sebagai makanan sehari-hari, ikan itu bisa juga dijual ke
masyarakat untuk meningkatkan penghasilan.
Melalui pembimbingan teknologi tepat guna, hasil panen itu dapat
diolah menjadi aneka jenis komoditas pangan olahan skala rumah tangga. Ubi
singkong dan pisang, misalnya, dapat diolah menjadi keripik dan juga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
diolah menjadi bermacammacam produk jajanan.
Dengan demikian, pekarangan dengan sedikit sentuhan teknologi tepat
guna dapat mewujudkan kecukupan pangan masyarakat.
TUGAS 1: Berdasarkan teks itu, jawablah pertanyaan berikut!
1. Apa yang disampaikan oleh penulis teks tentang mandiri pangan dan
teknologi tepat guna?
2. Alasan apa saja yang menyebabkan pekarangan dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kebutuhan pangan?
3. Pada paragraf ke berapa penulis teks menyampaikan gagasan pekarangan
dapat memberikan berbagai sumber bahan pokok makanan seperti
karbohidrat, sayur-mayur?
4. Apakah gagasan tersebut didukung oleh alasan-alasan yang kuat?
5. Tunjukkan paragraf-paragraf tempat alasan-alasan tersebut disampaikan!
Jawab:
1. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................
2. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................
3. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
4. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................
5. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................
TUGAS 2: Susunlah kembali teks eksposisi diatas dengan bahasamu sendiri!
Untuk memudahkan kamu, berikut ini, tahap pernyataan pendapat dan penegasan
ulang pendapat sudah dibuat. Kamu hanya tinggal meneruskannya dengan
memformulasikan argumentasi yang diajukan oleh penulis teks yang diawali oleh
penanda wacana pertama, ..., kedua, ..., ketiga, ..., dan keempat, .... Kamu juga
boleh merumuskan judul baru, seperti yang telah ditunjukkan berikut ini.
………………………………………….…………………………………….
Teknologi tepat guna akan terus berkembang secara bertahap pada
masyarakat. Teknologi ini akan diterima masyarakat karena tingkat kebutuhan
serta kemampuan mereka dalam kenaikan jenjang hidup. Di samping itu,
teknologi tepat guna berbiaya murah dan dapat dilakukan oleh sebagian
masyarakat. Faktor lain yang menyebabkan teknologi tepat guna diperlukan
masyarakat adalah sebagai berikut.
Pertama,
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Kedua,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Ketiga,
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Kempat,
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Berdasarkan alasan dan uraian itu, kita tidak ragu lagi bahwa teknologi
tepat guna sangat diperlukan oleh masyarakat, terutama masyarakat perdesaan.
Hal itu didukung pada kenyataan bahwa masyarakat yang menerapkan teknologi
itu bisa memperbaiki taraf hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
RUBRIK PENILAIAN KELAS VII
Pertemuan 1
1. Lembar Penilaian Afektif
Pedoman Observasi Diskusi (Sikap Spiritual)
Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah
nilai pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut:
5 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
4 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
3 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
No. Aspek Pengamatan
1 Bertanya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
2 Menjawab pertanyaan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
3 Berbicara/berdiskusi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
4 Mengemukakan pendapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
5 Menyapa guru menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Pedoman Observasi Diskusi (Sikap Demokratis)
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru/teman untuk menilai sikap sosial peserta didik
(demokratis). Berilah nilai pada kolom skor sesuai sikap demokratis yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
5 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
4 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
3 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
No. Aspek Pengamatan
1 Berdiskusi untuk menyelesaikan masalah
2 Menanggapi pendapat teman dengan baik
3 Memberi solusi atau pemecahan masalah dalam diskusi
Pedoman Observasi Diskusi (Sikap Santun)
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam
kesantunan. Berilah nilai pada kolom skor sesuai sikap santun yang ditampilkan
oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
5 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
4 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
3 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
No. Aspek Pengamatan
1 Menghormati orang yang lebih tua
2 Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain
3 Menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat
4 Menggunakan bahasa santun saat mengkritik pendapat teman
5 Bersikap 3S (salam, senyum, sapa) saat bertemu orang lain
Lembar Penilaian
NILAI= (Jumlah skor X 100) : 15
No. Nama Peserta Didik Aspek Pengamatan
NILAI Spiritual Demokratis Santun
1
2
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
2. Lembar Penilaian siswa Kognitif
Teks Kebersihan Lingkungan
No. Butir
Pertanyaan
Skor
Bobot
(Skor
x
Bobot) 1 2 3
1.
Tentukan
struktur teks
ekspoisi yang
ada pada teks
di atas!
Memenuhi
dua
komponen
atau semua
komponen
sangat kurang
sehingga
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
Memenuhi dua
komponen saja
dan tidak
terlalu
mengganggu.
Jawaban jelas,
runtut, logis
dan tepat
sesuai dengan
kajian teori
pada sumber
pembelajaran
7 21
2.
Sebutkan 5
kalimat
majemuk
setara dan 5
majemuk
bertingkat
pada teks di
atas!
Memenuhi
dua
komponen
atau semua
komponen
sangat kurang
sehingga
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
Memenuhi dua
komponen saja
dan tidak
terlalu
mengganggu.
Jawaban jelas,
runtut, logis
dan tepat
sesuai dengan
kajian teori
pada sumber
pembelajaran
6 18
3.
Tulislah 5
pokok
argumentasi
penulis yang
terdapat
pada teks
eksposisi di
atas!
Memenuhi
dua
komponen
atau semua
komponen
sangat kurang
sehingga
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
Memenuhi dua
komponen saja
dan tidak
terlalu
mengganggu.
Jawaban jelas,
runtut, logis
dan tepat
sesuai dengan
kajian teori
pada sumber
pembelajaran
10 30
4. Susunlah
kembali teks
Memenuhi
dua
komponen
Memenuhi dua
komponen saja
dan tidak
Jawaban jelas,
runtut, logis
dan tepat
10 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
eksposisi di
atas dengan
bahasamu
sendiri
berdasarkan
berdasarkan
pokok-pokok
argumentasi
yang telah
kalian buat!
atau semua
komponen
sangat kurang
sehingga
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
terlalu
mengganggu.
sesuai dengan
kajian teori
pada sumber
pembelajaran
Jumlah 33 99
No. Nama Peserta Didik Skor x Bobot NILAI
Jumlah (skor x bobot)
+ 1 1 2 3 4
1
2
3
4
5
3. Lembar Penilaian Psikomotorik
Pedoman Observasi
Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah
nilai pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut:
5 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
4 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
3 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
No. Aspek Pengamatan
1 Mempresentasikan hasil tugas siswa dengan baik dan benar
2 Lafal dan pengucapan baik dan benar
3 Mengemukakan pendapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
Lembar Penilaian
No. Nama Peserta Didik NILAI
(skor X 20)
1
2
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
RUBRIK PENILAIAN KELAS VII
Pertemuan 2
1. Lembar Penilaian Afektif
Pedoman Observasi Diskusi (Sikap Spiritual)
Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah
nilai pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut:
5 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
4 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
3 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
No. Aspek Pengamatan
1 Bertanya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
2 Menjawab pertanyaan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
3 Berbicara/berdiskusi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
4 Mengemukakan pendapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
5 Menyapa guru menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Pedoman Observasi Diskusi (Sikap Demokratis)
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru/teman untuk menilai sikap sosial peserta didik
(demokratis). Berilah nilai pada kolom skor sesuai sikap demokratis yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
5 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
4 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
3 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
No. Aspek Pengamatan
1 Berdiskusi untuk menyelesaikan masalah
2 Menanggapi pendapat teman dengan baik
3 Memberi solusi atau pemecahan masalah dalam diskusi
Pedoman Observasi Diskusi (Sikap Santun)
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap 116ahasa peserta didik dalam
kesantunan. Berilah nilai pada kolom skor sesuai sikap santun yang ditampilkan
oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
5 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
4 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
3 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
No. Aspek Pengamatan
1 Menghormati orang yang lebih tua
2 Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain
3 Menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat
4 Menggunakan bahasa santun saat mengkritik pendapat teman
5 Bersikap 3S (salam, senyum, sapa) saat bertemu orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lembar Penilaian
NILAI= (Jumlah skor X 100) : 15
No. Nama Peserta Didik Aspek Pengamatan
NILAI Spiritual Demokratis Santun
1
2
3
4
5
2. Lembar Penilaian siswa Kognitif
Teks Mandiri Pangan dari Pekarangan dan Teknologi Tepat Guna
No. Butir
Pertanyaan
Skor
Bobot
(Skor
x
Bobot)
1 2 3
1.
Apa yang
disampaikan
oleh penulis
teks tentang
mandiri
pangan dan
teknologi tepat
guna?
Memenuhi
dua
komponen
atau semua
komponen
sangat
kurang
sehingga
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
Memenuhi
dua
komponen
saja dan
tidak terlalu
mengganggu.
Jawaban
jelas, runtut,
logis dan
tepat sesuai
dengan
kajian teori
pada sumber
pembelajaran
5 15
2.
Alasan apa
saja yang
menyebabkan
pekarangan
dapat
dimanfaatkan
untuk
Memenuhi
dua
komponen
atau semua
komponen
sangat
kurang
Memenuhi
dua
komponen
saja dan
tidak terlalu
mengganggu.
Jawaban
jelas, runtut,
logis dan
tepat sesuai
dengan
kajian teori
5 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
meningkatkan
kebutuhan
pangan?
sehingga
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
pada sumber
pembelajaran
3.
Pada paragraf
ke berapa
penulis teks
menyampaikan
gagasan
pekarangan
dapat
memberikan
berbagai
sumber bahan
pokok
makanan
seperti
karbohidrat,
sayur-mayur?
Memenuhi
dua
komponen
atau semua
komponen
sangat
kurang
sehingga
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
Memenuhi
dua
komponen
saja dan
tidak terlalu
mengganggu.
Jawaban
jelas, runtut,
logis dan
tepat sesuai
dengan
kajian teori
pada sumber
pembelajaran
4 12
4.
Apakah
gagasan
tersebut
didukung oleh
alasan-alasan
yang kuat?
Memenuhi
dua
komponen
atau semua
komponen
sangat
kurang
sehingga
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
Memenuhi
dua
komponen
saja dan
tidak terlalu
mengganggu.
Jawaban
jelas, runtut,
logis dan
tepat sesuai
dengan
kajian teori
pada sumber
pembelajaran
4 12
5.
Tunjukkan
paragraf-
paragraf
tempat alasan-
alasan tersebut
disampaikan!
Memenuhi
dua
komponen
atau semua
komponen
sangat
kurang
Memenuhi
dua
komponen
saja dan
tidak terlalu
mengganggu.
Jawaban
jelas, logis
dan tepat
sesuai
dengan
norma yang
berlaku
5 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
sehingga
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
6.
Susunlah
kembali teks
eksposisi di
atas dengan
bahasamu
dendiri
berdasarkan
pokok-pokok
argumentasi
yang telah
kalian buat!
Memenuhi
dua
komponen
atau semua
komponen
sangat
kurang
sehingga
mengganggu
pesan yang
disampaikan.
Memenuhi
dua
komponen
saja dan
tidak terlalu
mengganggu.
Jawaban
jelas, logis
dan tepat
sesuai
dengan
norma yang
berlaku
10 30
33 99
Lembar Penilaian
No. Nama Peserta Didik Skor x Bobot NILAI
Jumlah (skor
x bobot) + 1 1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
3. Lembar penilaian Psikomotorik
Pedoman Observasi
Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah
nilai pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik,
dengan kriteria sebagai berikut:
5 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
4 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
3 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
No. Aspek Pengamatan
1 Mempresentasikan hasil tugas siswa dengan baik dan benar
2 Lafal dan pengucapan baik dan benar
3 Mengemukakan pendapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
LEMBAR PENILAIAN Kelas VII G
No. Nama Peserta Didik NILAI
(skor X 20)
1
2
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Hasil PRE-TEST
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Hasil POST-TEST
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Deskripsi hasil pembagian angket :
Peneliti membagikan angket pada pertemuan kedua di kelas VII. Angket
terdiri dari 20 butir soal yang mengindikasikan tanggapan siswa mengenai
implementasi Pendekatan Kontekstual pada pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya kegiatan menulis teks eksposisi, kemampuan Pendekatan Kontekstual
dalam membangkitkan minat dan keaktifan siswa dan sikap siswa dalam mengikuti
pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil pembagian angket kepada 30 siswa di
kelas VII J, 9 siswa merasa biasa saja dan 21 siswa merasa senang jika pembelajaran
Bahasa Indonesia diajarkan dengan menggunakan Pendekatan Kontekstual.
Implementasi Pendekatan Kontektual dapat mengatasi hambatan-hambatan yang
terjadi dalam pembelajaran contohnya perbedaan pendapat dan mengembangkan
imajinasi siswa. Selain itu, Pendekatan Kontekstual juga mampu membantu siswa
lebih aktif dan produktif serta lebih mudah memahami materi pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIODATA PENULIS
Barasmara Dewa Sugiarto lahir di Yogyakarta pada tanggal 6
September 1992. Penulis menyelesaikan pendidikan di
Taman Kanak-kanak (TK) pada tahun 2000. Tahun 2005,
penulis menyelesaikan pendidikan di SD Taman Muda Jetis,
Yogyakarta. Pada tahun 2008, penulis menyelesaikan
pendidikan di SMP N 6 Yogyakarta. Pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) diselesaikan penulis pada tahun 2011 di SMA 17’1
Yogyakarta. Pada tahun yang sama, yakni 2011 penulis melanjutkan pendidikannya
di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai mahasiswa program studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Masa pendidikan di Universitas Sanata
Dharma ditempuh selama lima tahun pada Agustus 2016. Penulis mengakhiri
pendidikan di Universitas Sanata Dharma dengan menulis skripsi yang berjudul
Keefektifan Implementasi Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran Menulis
Teks Eksposisi Siswa Kelas VII SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/ 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI