Glukosa Darah Glukosa sangat penting bagi tubuh utk energi oleh sel-sel
agar bisa menjalankan fungsinya secara normal. Jikakekurangan berbahaya bagi tubuh, dan jika kelebihan jugaberbahaya bagi tubuh
Glukosa darah acak/ sewaktu (GDS) pd orang normal (tdkpuasa) biasanya 90 – 195 mg/dl
Kadar glukosa darah penyaring pasien Diabetes mg/dlKondisi Bukan DM Belum pasti DM DM
Glukosa darah sewaktu- Plasma vena < 100 100 - 199 ≥ 200- Darah kapiler < 90 90 - 199 ≥ 200
Glukosa darah puasa- Plasma vena < 100 100 - 125 ≥ 126- Darah kapiler < 90 90 - 109 ≥ 110
Kegawatdaruratan Hipoglikemia
Batasan:1. Hypoglikemia murni : adalah
hipoglikemia apabila glukosa darah< 60mg/dl
2. Reaksi Hipoglikemia : apabila glukosaturun mendadak dlm jumlah besar, misaldari 400mg/dl menjadi 150mg/dl , meskipun glukosa darah msih > 100mg/dl.
3. Koma hipoglikemia : Koma akibat guladarah turun sampai dibawah 30mg/dl
Koma hipoglikemia cukup sering terjadi. Padasaat lapar tubuh melepaskan 10 gram glukosasetiap jamnya, dimana 6 gram utk otak,sedangkan 4 gram utk tubuh dan sel darahmerah
Oleh krn itu Koma Hipoglikemia dan ReaksiHipoglikemia hrs ditangani segera dg tujuan :1. Memenuhi kebutuhan glukosa oleh otakagar tdk tjd gangguan ireversibel2. Tidak mengganggu regulasi DM utk pasienDM
Manifestasi klinis
Lapar, gemetar Keringat dingin, berdebar Pusing, gelisah, kesadaran turun
sampai koma
Prinsip Penanganan:1.Glukosa darah diarahkan ke kadar glukosa
120mg/dl2.Satu flakon Dexstrosa 40% (25ml)
mengandung 10gram dekstrosa, dapatmenaikkan kadar glukosa darah 25 – 50mg/dl
Penatalaksanaan Bila ringan : Teh gula/ tetesi gula kental atau madu
dibawah lidah Di emergency room :
Menggunakan rumus Prof Askandar 3,2,1 yaitu:
Kadar Glukosa(mg/dl)
Terapi Jumlah FlakonD40% (25ml)
< 30 mg/dl Injeksi IV Dextrose 40%, bolus 3 flakon
Rumus -3
30 – 60 mg/dl Injeksi IV D40, bolus 2 flakon Rumus -260 – 90 mg/dl Injeksi IV D40, bolus 1 flakon Rumus -1
- Selanjutnya infus Dextrose 10% (maintenance) utk mencegahrebound effect tjd hipoglikemia ulang krn sel dlm keadaan lapar- Cek Glukosa darah secara periodik sampai kondisi glukosastabil baik
HiperglikemiaPada kasus kegawatdaruratan
hiperglikemia yang sering terjadi adalahKAD dan KHONK..
Ketoasidosis Diabetik Koma Hiperosmolar Non Ketotik
Ketoasidosis Diabetik (KAD) Yaitu hiperglikemia pada pasien DM yang menghasilkan keton
sebagai akibat pembakaran asam lemak.
Kadar glukosa yang tinggi dlm darah tdk diimbangi kemampuansel utk menyerap glukosa, shg sel tubuh tetap dlm keadaanlapar, kemudian memecah asam lemak (lipolisis) sbg energi ygmenghasilkan zat keton (aseton, asetoasetat, hidroksibutirat). Terjadilah peningkatan ion H+ shg tjd asidosis metabolik.
Kadar gula yg tinggi bersifat menarik cairan tubuh dan dibuanglewat urin (glukosuria menyebabkan deuresis). Sehingga tubuhmengalami dehidrasi berat dan menjadi hipotensi dan syok
KAD umumnya muncul pd DM tipe 1 (kerusakan β-pankreas) dan tdk menjalani terapi insulin.
Manifestasi KAD Klinis : Poliuria, polidipsia, mual, dan
muntah, pernafasan kusmaul (cepat dandalam), lemah, dehidrasi, hipotensi sampaisyok, kesadaran terganggu sampai koma
Darah : Hiperglikemia lebih dari 300mg/dl(biasanya melebihi 500mg/dl). HCO3-kurang dari 20meq/l dan pH < 7,35
Urin : Glukosuria dan Ketonuria
Klasifikasi KADNO Stadium Macam KAD pH Darah Bicarbonat
(HCO3-)1 Ringan KAD Ringan 7,30 – 7,35 15 – 20 mEq/l
2 Sedang PrekomaDiabetik
7,20 – 7,30 12 – 15 mEq/l
3 Berat Koma Diabetik(KD)
6,90 – 7,20 8 – 12 mEq/l
4 Sangat Berat KD Berat < 6,90 < 8 mEq/l
Regulasi Cepat Intravena (RCI)menurunkan hiperglikemia secara cepat dg insulin
Hiperglikemia > 200mg/dlContoh kasus: GDS 650 mg/dl
Regulasi Cepat Intravena
Glukosa Awal(mg/dl)
Dosis InsulinIV 4 unit/jam
Dosis RumatanInsulin Subcutan
(unit)200 – 300 1x 3 x 4300 – 400 2x 3 x 6400 – 500 3x 3 x 8500 – 600 4x 3 x 10600 - 700 5x 3 x 12
Rumus minus 1 Rumus kali 2
Prinsip Penanganan. Ada dua fase penanganan, yakni fase
gawat dan fase rehabilitasi.FASE URAIAN TERAPI
Fase I 1. Rehidrasi : NaCl 0,9% atau RL, 2L/ 2jam pertama, lalu 1 L/ 4jam, selanjutnya 30tts/menit ( 4-6ltr/24jam)
2. Koreksi cepat insulin (rumus minus satu)3. Infus Nabic : bila pH< 7,3 atau HCO3- <12meq/l drip Nabic
50-100ml dalam 2 jam (20tts/mnit). (Bila pH< 7,0 bolus pelan25ml Nabic , sisanya 75 ml dlm drip 25 tts/m)
Gula Darah ± 250 mg/dl
Fase II 1. Rumatan : NaCl 0,9%2. Koreksi cepat insulin 3 x 8 ui (SC)
Koma Hiperosmolar Non-Ketotik(KHONK)
Dikenal dengan sebutan TetralogiHONK: 1 Yes, 3 No .yaitu :
Yes: Glukosa darah > 600mg/dl (hiperglikemia) tanpa ada riwayat DM
NO : No DM history, No kusmaul ( pH darah normal), No Keton (nafas tdk adabau aseton)
Pasien mengalami dehidrasi berat,hipotensi shg shock
Faktor pencetus : tiazid, minuman glukosa, infeksi, kortikosteroid, beta bloker, phnythoin, cimetidin, chlorpromazine
Proses terjadinya KHONK :- peningkatan glukagon secara drastis- defisiensi insulin
Selain ditemukan 1 Yes, 3 No sebagai ciri khas. Di temukan osmolaritas darah > 325 -350 mOsm/L
Osm darah = 2 (Na+K)+ gds/18 + ureum/6 (mg/dl)
Penatalaksanaan
Infus utk rehidrasi :Bila Plasma Na < 150 mEq/L
Normal Saline ( NaCl 0,9%)
Bila Plasma Na > 150 mEq/L
Hypotonic Saline ( NaCl 0,45%)
Regulasi Cepat Insulin : 4 ui/jam IV Rumus minus satu
Dua hormon-hormon tiroid yang berlebih ituadalah thyroxine (T4) dan
triiodothyronine (T3)
Merupakan kondisidimana kelenjar tiroidterlalu aktifmenghasilkan hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darahdalam jumlah yang berlebihan.
HIPERTIROID
Gangguan autoimun Herediter Proses peradangan
Kejadian hipertiroid lebih sering pada wanita dibandingkandengan pria ( 8 : 1), sering terjadi pada usia 30 – 40 tahun.
Penyebab
Hipothalamus thyrotropin releasing hormone (TRH)
Hipofisisanterior
thyroid stimulating hormone (TSH)
Tiroid T3 & T4
Pemeriksaan klinis hipertiroid:-Tremor halus-Nervous-Goiter-Emotional irritability (mudah tersinggung)-Von muller’s paradox (makan banyak tapi makin kurus)-Tidak tahan udara panas-Kulit banyak berkeringat dan hangat-Palpitasi (berdebar-debar), sinus takikardia,atrial fibrilasi, dan kadang dekompensasi kordis-Hiperdefekasi-Lekas lelah
Bila gejala klinis diatas tampak dalamkondisi yang berat, disertai febris tinggi, muntah diare dan nyeri perut, arytmia, atrial fibrilasi hingga ventricular fibrilasi. Maka kondisi ini adalah gejala hipertiroidhebat yang disebut krisis tiroid (Thyroid Storm).
Pemeriksaan Kadar T3 dan T4 serum meningkat,
kadar FT4 meningkat, kadar TSH5
menurun Kadar I131 uptake yang meningkat >
60% /24jam Foto Ro-dada dan leher: mencari
adanya struma
Penanganan1. Konservatif
a. Obat-obat yang menekan produksi hormone tiroid:- PTU (Prophylthiouracil) 200-600mg/hari- Methimazole 20 – 60 mg/ hariObat – obat ini menghalangi produksi hormon-hormontiroid. PTU juga menghalangi konversi dari hormon T4 kehormon T3 yang secara metabolisme lebih aktif
b. Obat yang menekan pengaruh “sympathetic over stimulations” : Beta blocker (mis propanolol), Sedativa/ tranquilizer
c. Roborantia : multivitamin dan mineral2. Pembedahan ( Subtotal thyroidectomy), indikasinya :
- Kambuh berkala- Struma yang besar- Tidak dapat diobati secara konservatif- Kosmetik
3. Radioaktif ( memakai Iodium / I131), indikasinya :- Umur tua- Menolak pembedahan- Karena adanya penyulit pembedahan
Nursing Diagnose
- Defisit volume cairan b/d peningkatandeurisis osmotik :hiperglikemia
- Gangguan pola nafas tdk efektif b/d proses asidosis : kusmaul
- Gangguan perfusi jaringan perifer b/d hipoglikemia
- Cemas b/d kurang pengetahuan: prosespenyakit
ASUHAN KEPERAWATANDIAGNOSA
KEPERAWATANKRITERIA HASIL INTERVENSI
Defisit Volume Cairanb/d peningkatandeuresis osmotik : hiperglikemia
Mempertahankan urinoutput normal sesuai BB, usia Tanda-tanda vital dalam batas normal Tidak ada tandadehidrasi: turgor kulitbaik, membran mukosalembab, tidak hausberlebihan
1. Pertahankan pencatatanintake output yang akurat
2. Monitor status dehidrasi3. Monitor TTV, CVP, MAP4. Kolaborasi rehidrasi
cairan intravena sesuaiprogram untukmengatasi dehidrasi(NS, RL)
5. Berikan cairan IV dalamsuhu ruangan
6. Dorong masukan cairanoral
7. Pelihara kondisi IV line sesuai standar
DIAGNOSAKEPERAWATAN
KRITERIA HASIL INTERVENSI
Gangguan pola nafastidak efektif b/d prosesasidosis
Menunjukkan nafasyang adekuat ( iramanafas teratur, frekuensinafas normal, tidak adasuara nafas abnormal) Tidak ada tanda sesaknafas dan sianosis TTV dalam batasnormal
1. Posisikan pasienuntukmemaksimalkanventilasi
2. Inspeksi & auskultasisuara nafas, catatketidaknormalan
3. Monitor status oksigenasi denganoksimetri, hasil BGA
4. Berikan oksigendengan alat yang tepat sesuai program
5. Monitor aliran oksigen