TUGAS MATA PELAJARAN BIOLOGI
PENYAKIT DAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN
DISUSUN OLEH:
SRI AYU LESTARI
KELAS : XI IPA2
SMA NEGERI 1 REBANG TANGKAS
KECAMATAN REBANG TANGKAS
KABUPATN WAY KANAN
TAHUN 2014/205
PENYAKIT PADA SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
1. Flu burung
Flu burung atau avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia. Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga.
Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.
Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan.Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan (mungkin) perut. Perkembangan virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera mendapatkan pengobatan.
2. Flu babi (Swine influenza)
Flu babi adalah kasus-kasus influensa yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae yang biasanya menyerang babi. Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus-kasus penularan dari
manusia ke manusia. Gejala virus termasuk demam, disorientasi, kekakuan pada sendi, muntah-muntah, dan kehilangan kesadaran yang berakhir pada kematianMenurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejala influensa ini mirip dengan influensa. Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada kerongkongan, sakit pada tubuh, kepala, panas dingin, dan lemah lesu. Beberapa penderita juga melaporkan buang air besar dan muntah-muntah.
3. Asma
Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus yang menyebabkan
kesukaran bernapas. Asma biasanya disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus
(disebut asma bronkiale) terhadap benda-benda asing di udara. penyebab
penyakit ini juga dapat terjadi dikarenakan faktor psikis dan penyakit menurun.
Gejala Penyakit Asma
Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih
sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak nafas
yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu.
Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta
mengalami serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau
setelah terpapar oleh alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga
bisa menyebabkan timbulnya gejala.
Diagnosa Penyakit Asma
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas. Untuk memperkuat
diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga
digunakan untuk menilai beratnya penyumbatan saluran udara dan untuk
memantau pengobatan.
Saluran pernapasan penderita asma memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka
terhadap berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran
napas). Asap rokok, tekanan jiwa, alergen pada orang normal tidak menimbulkan
asma tetapi pada penderita asma rangsangan tadi dapat menimbulkan serangan.
Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon
terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi
saluran pernafasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan,
seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.
Gambar 1 : Respon Kekebalan Tubuh
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan
yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya
peradangan dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara.
Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi)
dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga
supaya dapat bernafas.
Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga
bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Sel mast di
sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang
menyebabkan terjadinya:
kontraksi otot polos
peningkatan pembentukan lendir
perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki.
Sel mast mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang
mereka kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang
terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.
Faktor Pencetus Serangan Asma
1. Faktor pada pasien
1. Aspek genetik
2. Kemungkinan alergi
3. Saluran napas yang memang mudah terangsang
4. Jenis kelamin
5. Ras/etnik
2. Faktor lingkungan
1. Bahan-bahan di dalam ruangan :
o Tungau debu rumah
o Binatang, kecoa
2. Bahan-bahan di luar ruangan :
o Tepung sari bunga
o Jamur
3. Makanan-makanan tertentu, bahan pengawet, penyedap, pewarna
makanan
4. Obat-obatan tertentu
5. Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household spray )
6. Ekspresi emosi yang berlebihan
7. Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
8. Polusi udara dari luar dan dalam ruangan
9. Infeksi saluran napas
10. Exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika melakukan
aktivitas fisik tertentu
11. Perubahan cuaca
Pengobatan Asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari
serangan penyakit asma. Hal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan
penyakit asma yang sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma
jangan sampai terjadi.
Ada usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya
serangan penyakit asma, antara lain :
1. Menjaga kesehatan
2. Menjaga kebersihan lingkungan
3. Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
4. Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Mengobati disini bukan berarti menyembuhkan penyakitnya, melainkan
menghilangkan gejala-gejala yang berupa sesak, batuk, atau mengi. Keadaan
yang sudah bebas gejala penyakit asma ini selanjutnya harus dipertahankan agar
serangan penyakit asma jangan datang kembali.
Obat-obatan bisa membuat penderita penyakit asma menjalani kehidupan normal.
Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan penyakit asma berbeda
dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan penyakit asma.
Untuk mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi diperlukan obat
yang menghilangkan gejala penyakit asma dengan segera. Obat tersebut terdiri
atas golongan bronkodilator dan golongan kortikosteroid sistemik.
4. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis merupakan penyakit spesifik yang disebabkan oleh
bakteriMycobacterium tuberculosae. Bakteri ini dapat menyerang semua organ
tubuh, tetapi yang paling sering adalah paru-paru dan tulang. Penyakit ini
menyebabkan proses difusi oksigen yang terganggu karena adanya bintik-bintik
kecil pada dinding alveolus. Keadaan ini menyebabkan :
· Peningkatan kerja sebagian otot pernapasan yang berfungsi untuk pertukaran
udara paru-paru
· Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan
· Mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan meningkatkan
ketebalan membran pernapasan sehingga menimbulkan penurunan kapasitas
difusi paru-paru
Gejala Penyakit TBC
Gejala sistemik/umum
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti
influenza dan bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”,
suara nafas melemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada
muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau
diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang
kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasiluji tuberkulin positif.
Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC
paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan
pemeriksaan serologi/darah.
Penegakan Diagnosis
Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu
dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
Rontgen dada (thorax photo).
Uji tuberkulin.
5. Faringitis
Faringitis merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada
waktu menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini
disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus dan dapat juga disebabkan terlalu
banyak merokok. Bakteri yang biasa menyerang penyakit ini
adalah Streptococcus pharyngitis.
Gejala
Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan
dan nyeri menelan.
Selaput lendir yang melapisi faring mengalami peradangan berat atau ringan dan
tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.
Gejala lainnya adalah:
– demam
– pembesaran kelenjar getah bening di leher
– peningkatan jumlah sel darah putih.
Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi
lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.
Ada 2 jenis faringitis
Faringitis Virus Faringitis Bakteri
Biasanya tidak ditemukan nanah di tenggorokan
Sering ditemukan nanah di tenggorokan
Demam ringan atau tanpa demam Demam ringan sampai sedang
Jumlah sel darah putih normal atau agak meningkat
Jumlah sel darah putih meningkat ringan sampai sedang
Kelenjar getah bening normal atau sedikit membesar
Pembengkakan ringan sampai sedang pada kelenjar getah bening
Tes apus tenggorokan memberikan hasil negatif
Tes apus tenggorokan memberikan hasil positif untuk strep throat
Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh bakteri
Bakteri tumbuh pada biakan di laboratorium
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika diduga
suatu strep throat, bisa dilakukan pemeriksaan terhadap apus tenggorokan.
Pengobatan
Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri (analgetik), obat
hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat.
Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah
18 tahun karena bisa menyebabkan sindroma Reye. Jika diduga penyebabnya
adalah bakteri, diberikan antibiotik.
6. Bronkitis
Penyakit bronkitis karena peradangan pada bronkus (saluran yang membawa
udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau
virus. Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.
Gejala
Gejala bronkitis berupa:
– batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
– sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
– sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
– bengek
– lelah
– pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
– wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
– pipi tampak kemerahan
– sakit kepala
– gangguan penglihatan.
Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung
meler, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri
tenggorokan.
Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak
berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih
atau kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau
hijau.
Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang
terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa
minggu.
Sesak nafas terjadi jika saluran udara tersumbat.
Sering ditemukan bunyi nafas mengi, terutama setelah batuk.
Bisa terjadi pneumonia.
Diagnosa
Diagnosis bronkitis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari
adanya lendir.
Pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop akan terdengar bunyi ronki
atau bunyi pernafasan yang abnormal.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
– Tes fungsi paru-paru
– Gas darah arteri
– Rontgen dada.
7. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan paru-paru dimana alveolus biasanya terinfeksi
oleh cairan dan eritrosit berlebihan. Infeksi disebarkan oleh bakteri dari satu
alveolus ke alveolus lain hingga dapat meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh
paru-paru. Umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus
(Streptococcus), Diplococcus pneumoniae, dan bakteri Mycoplasma pneumoniae.
Gejala
Gejala-gejala yang biasa ditemukan adalah:
– batuk berdahak (dahaknya seperti lendir, kehijauan atau seperti nanah)
– nyeri dada (bisa tajam atau tumpul dan bertambah hebat jika penderita menarik
nafas dalam atau terbatuk)
– menggigil
– demam
– mudah merasa lelah
– sesak nafas
– sakit kepala
– nafsu makan berkurang
– mual dan muntah
– merasa tidak enak badan
– kekakuan sendi
– kekakuan otot.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
– kulit lembab
– batuk darah
– pernafasan yang cepat
– cemas, stres, tegang
– nyeri perut.
Diagnosa
Pada pemeriksaan dada dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara
ronki.
Pemeriksaan penunjang:
Rontgen dada
Pembiakan dahak
Hitung jenis darah
Gas darah arteri.
8. Emfisema Paru-paru
Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri
adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita
emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat
karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap
didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab
kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.
9. Dipteri
Dipteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteriCorynebacterium
diphterial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada rongga faring (faringitis)
maupun laring (laringitis) oleh lendir yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.
10. Asfiksi
Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan yang
disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan
tubuh. Misalnya alveolus yang terisi air karena seseorang tenggelam. Gangguan
yang lain adalah keracunan karbon monoksida yang disebabkan karena
hemoglobin lebih mengikat karbon monoksida sehingga pengangkutan oksigen
dalam darah berkurang.
11. Kanker Paru-paru
Penyakit ini merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di dalam
jaringan paru-paru. Kanker ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru dan
menjalar ke seluruh bagian tubuh. Merokok merupakan penyebab utama dari
sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% kasus pada
wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk
menderita kanker paru-paru. Tetapi tidak menutup kemungkinan perokok pasif
pun mengalami penyakit ini. Penyebab lain yang memicu penyakit ini adalah
penderita menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum, dan radiasi
ionisasi.
12. Influensa
Influensa atau flu adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influensa.
Penyakit ini ditularkan melalui udara melalui bersin dari si penderita. Penyakit ini
tidak hanya menyerang manusia, burung, dan binatang mamalia seperti babi dan
orang utan juga dapat terserang flu.
Pada manusia, gejala umum yang terjadi adalah demam, sakit tenggorokan, sakit
kepala, hidung tersumbat dan mengeluarkan cairan, batuk, lesu serta rasa tidak
enak badan. Dalam kasus yang lebih buruk, influensa juga dapat menyebabkan
terjadinya pneumonia, yang dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak-
anak dan orang berusia lanjut.
Masa penularan hingga terserang penyakit ini biasanya adalah 1 sampai 3 hari
sejak kontak dengan hewan atau orang yang influensa.
Penderita dianjurkan agar mengasingkan diri atau dikarantina agar tidak
menularkan penyakit hingga mereka merasa lebih sehat.
13. Asbestosis
Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat
menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut
yang luas. Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi
yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru,
menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan
pleura (selaput yang melapisi paru-paru).
Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di
dalam paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat
mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit
tergantung kepada lamanya pemaparan dan jumlah serat yang terhirup.
14. Sinusitis
Sinusitis merupakan penyakit peradangan pada bagian atas rongga hidung atau
sinus paranasalis. Penyakit sinusitis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus,
menurunnya kekebalan tubuh, flu, stress, kecanduan rokok, dan infeksi pada gigi.
Berikut ini beberapa gejala yang dapat dikenali pada seseorang yang menderita
penyakit sinusitis.
1. Hidung tersumbat dan terasa geli atau gatal.
2. Tercium bau tidak sedap pada hidung ketika bernapas.
3. Sering bersin.
4. Hidung mengeluarkan ingus kental yang berwarna putih atau kekuning-
kuningan.
5. Kepala terasa sakit seperti ada yang menekan.
Penyakit sinusistis dapat dicegah dengan cara selalu menjaga daya tahan tubuh,
menghilangkan kebiasan merokok, dan memperbanyak mengonsumsi buah-
buahan.
15. LARINGITIS (RADANG PITA SUARA)
Laringitis adalah peradangan pada laring (pangkal tenggorok). Laring terletak di
puncah saluran udara yang menuju ke paru-paru (trakea) dan mengandung pita
suara.
Penyebab yang paling sering adalah infeksi virus pada saluran pernafasan bagian
atas (misalnya common cold). Laringitis juga bisa menyertai bronkitis, pneumonia,
influenza, pertusis, campak dan difteri.
Gejala
Gejala biasanya berupa perubahan suara berupa serak sampai hilangnya suara.
Tenggorokan terasa gatal dan tidak nyaman.
Gejala lainnya yang juga bisa ditemukan:
– demam
– tidak enak badan
– kesulitan menelan
– sakit tenggorokan.
Pembengkakan laring menyebabkan terjadinya gangguan pernafasan.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Dengan cermin kecil bersudut seperti yang digunakan dokter gigi, dokter bisa
melihat kemerahan dan pembengkakan pada laring.
Pengobatan
Pengobatan pada infeksi oleh virus tergantung kepada gejalanya.
Penderita sebaiknya mengistirahatkan pita suaranya dengan tidak bicara atau
bicara dengan berbisik. Menghirup uap bisa meringankan gejala dan membantu
penyembuhan daerah yang meradang.
Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik.
16. PLEURISI (RADANG PLEURA)
Pleurisis / radang pleura (Pleurisy/Pleuritis/ Pleuritic chest pain) adalah suatu
peradangan pada pleura (selaput yang menyelubungi permukaan paru-paru).
Pleurisi terjadi jika suatu penyebab (biasanya virus atau bakteri) mengiritasi
pleura, sehingga terjadi peradangan. Bila disertai dengan penimbunan cairan di
rongga pleura maka disebut efusi pleura tetapi bila tidak terjadi penimbunan
cairan di rongga pleura, maka disebut pleurisi kering. Setelah terjadi peradangan,
pleura bisa kembali normal atau terjadi perlengketan.
Gejala
Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri dada, yang biasanya muncul
secara tiba-tiba. Nyeri bervariasi, mulai dari rasa tidak enak sampai nyeri yang
tajam dan menusuk. Nyeri bisa dirasakan hanya pada saat bernafas dalam atau
batuk, atau bisa juga dirasakan terus menerus, tapi bertambah hebat bila bernafas
dalam dan batuk.
Jika cairan tertimbun dalam jumlah yang besar, maka akan terjadi pemisahan
lapisan pleura sehingga nyerinya hilang. Cairan dalam jumlah yang besar
menyebabkan penderita mengalami kesulitan dalam mengembangkan paru-
parunya pada saat bernafas sehingga terjadi gawat pernafasan.
Diagnosa
Diagnosis seringkali mudah ditegakkan karena nyerinya yang khas.
Pemeriksaan foto dada mungkin tidak akan menunjukkan adanya suatu pleurisi,
tetapi bisa menggambarkan adanya patah tulang iga, penyakit paru-paru atau
penimbunan sejumlah kecil cairan di rongga pleura.
Pengobatan
Pengobatan pleurisi tergantung kepada penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, diberikan antibiotik.
Jika penyebabnya adalah virus, tidak diperlukan pengobatan.
Jika penyebabnya adalah penyakit autoimun, dilakukan pengobatan terhadap
penyakit yang mendasarinya.
17. Hipoksia
Hipoksia yaitu gangguan pernapasan dimana kondisi sindrom kekurangan oksigen
pada pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan
ketinggian.Pada kasus yang fatal dapat menyebabkan kematian pada sel-sel.
Namun pada tingkat yang lebih ringan dapat menimbulkan penekanan aktivitas
mental (kadang-kadang memuncak sampai koma), dan menurunkan kapasitas
kerja otot.