Download - KEMENTERIAN KEUANGAN - DJPb
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KAJIAN
FISKAL
REGIONAL
Triwulan II
2018
Penyusun:
Penanggung Jawab: Taukhid II Ketua Tim: M. Budi Dharmanto II
Editor: Aan Rudiawan, Surya Palilati, Firdaus Dwi Kuncoro II
Anggota: Zannah Nurcahyati, Budi Santoso, I Nyoman Sudarma
Provinsi NTB
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi i
I. Perkembangan Dan Analisis Ekonomi Regional 1
A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 1
B. Inflasi 2
C. Indikator Kesejahteraan 2
C.1. Tingkat Kemiskinan 2
C.2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 3
C.3. Indeks Pembangunan Manusia 4
II. Perkembangan Dan Analisis Pelaksanaan APBN 5
A. Pendapatan Negara 5
A.1. Penerimaan Perpajakan 5
A.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 7
A.3. Penerimaan Hibah 8
B. Belanja Negara 8
B.1. Transfer ke Daerah dan Dana Desa 8
B.2. Belanja Pemerintah Pusat 9
B.3. Belanja Bagian Anggaran BUN 10
C. Prognosis Realisasi APBN 11
III. Perkembangan Dan Analisis Pelaksanaan APBD 13
A. Pendapatan Daerah 13
A.1. Pendapatan Asli Daerah 14
A.2. Pendapatan Transfer 15
A.3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 16
B. Belanja Daerah 16
C. Prognosis Realisasi APBD 16
IV. Perkembangan Dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian (APBN dan
APBD) 18
A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian 18
B. Pendapatan Konsolidasian 18
B.1. Analisis Proporsi dan Perbandingan 18
B.2. Analisis Perubahan 19
B.3.Analisis Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan
Konsolidasian 20
C. Belanja Konsolidasian 20
C.1. Analisis Proporsidan Perbandingan 20
C.2. Analisis Perubahan 21
C.3. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal kepada Indikator Ekonomi Regional 21
D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam ProdukDomestik Regional Bruto (PDRB) 22
V. Berita/Isu Fiskal Regional Terpilih 24
A. BI: Ramadhan Momentum Dorong Pertumbuhan Ekonomi NTB 24
B. Indeks Pembangunan Manusia NTB Meningkat 25
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
1
(Sumber: BPS Prov. NTB, diolah)
8.3 8.44
3.213.79
-3.22 -1.51
4.22
0.580.11
-0.83
-4
-2
0
2
4
6
8
10
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2016 2017 2018
Pe
rse
n
Grafik I.1 Pertumbuhan PDRB Provinsi NTB Per
Triwulan 2016-2018 (y-o-y)
I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB Provinsi Nusa Tenggara
Barat atas dasar harga berlaku
pada triwulan II 2018 mencapai
Rp31,70 Triliun dan atas dasar
harga konstan 2010 mencapai
Rp23,08 Triliun. Kontribusi PDRB
Provinsi NTB terhadap
pembentukan PDB (Rp3.683,9
Triliun) atau sebesar 0,86 persen.
Perekonomian Provinsi NTB secara kumulatif sampai dengan triwulan II 2018
mengalami kontraksi sebesar 0,37 persen disbandingkan kumulatif yang sama
tahun 2017 (c on c). Melambatnya kinerja perekonomian NTB pada triwulan II 2018
ini disebabkan oleh kinerja kategori Pertambangan dan Penggalian yang
mengalami kontraksi hingga mencapai 27,57 persen.
Dibandingkan dengan triwulan I 2018, pertumbuhan ekonomi NTB triwulan II 2018
tumbuh hingga 5,11 persen (q to q). Hal ini disebabkan antara lain oleh
pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang tumbuh sebesar
7,46 persen.
Sedangkan, jika dihitung tanpa pertambangan bijih logam, pertumbuhan ekonomi
NTB pada triwulan II 2018 (y on y) tumbuh sebesar 7,32 persen. Kinerja
pertumbuhan ekonomi tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada
triwulan yang sama tahun 2017 (y on y) sebesar 6,05 persen.
Pertumbuhan Ekonomi NTB triwulan II 2018, yang tercermin pada PDRB Atas
Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010, didominasi oleh
komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar Rp19,83 Triliun (62,56
persen), diikuti Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar Rp11,75 Triliun (37,07
persen) dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar Rp5,16 Triliun (16,30
persen). Berdasarkan PDRB menurut lapangan usaha, struktur perekonomian NTB
pada triwulan II 2018 didominasi oleh kategori pertanian, kehutanan dan perikanan
(24,31 persen) diikuti oleh kategori perdagangan besar dan eceran; dan reparasi
mobil dan sepeda motor (14,90 persen), kategori pertambangan dan penggalian
(12,67 persen). Adapun pertumbuhan di lapangan usaha yang memiliki peranan
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
2
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEP OKT NOV DES
Pe
rse
n
2016 2017 2018(Sumber: BPS Prov. NTB, diolah)
Grafik I.2 Inflasi Bulanan NTB Tahun 2015-2018
dominan tersebut pada triwulan II 2018, kategori lapangan usaha pertanian,
kehutanan, dan perikanan tumbuh sebesar 5,94 persen (y on y), kategori
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor mengalami
pertumbuhan sebesar 7,66 persen (y on y), namun kategori lapangan usaha
pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar 34,20 persen (y on y).
Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah Provinsi NTB untuk mengoptimalkan
lapangan usaha lain yang dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi, seperti
sektor pariwisata dan industri pengolahan.
B. Inflasi
Laju inflasi NTB selama periode triwulan II 2018 lebih terkendali dibandingkan
dengan periode yang sama tahun 2016 dan tahun 2017. Inflasi NTB selama
triwulan II 2018 masih berada di bawah asumsi makro ekonomi Provinsi NTB tahun
2018 yang ditetapkan sebesar 3 - 5 persen. Pada bulan Juni 2018, NTB mengalami
tekanan inflasi sebesar 0,76 persen,
meningkat cukup tajam dibandingkan
bulan sebelumnya yang tercatat
sebesar 0,28 persen dan berada di
atas angka nasional yang tercatat
mengalami tekanan inflasi 0,59
persen. Hal ini tidak terlepas
dipengaruhi oleh kenaikan harga-
harga pangan dan sandang, terutama
menjelang hari raya Idul Fitri.
Untuk terus menjaga laju inflasi yang rendah dan stabil, diperlukan langkah-
langkah antisipatif dalam menekan kenaikan harga-harga pangan. Pemerintah
daerah dapat lebih mengoptimalkan peran TPID Provinsi NTB dalam menjaga
kestabilan harga di daerah terkait normalisasi harga pada komoditas bahan
makanan bergejolak (volatile food) dan komoditas yang harganya diatur oleh
pemerintah (administered price) dan juga peran BUMD sebagai penyangga
ketahanan pangan.
C. Indikator Kesejahteraan
1. Tingkat Kemiskinan
Persentase penduduk miskin Provinsi NTB dari tahun ke tahun mengalami
penurunan, sebagaimana ditunjukkan pada Grafik I.3. Persentase penduduk
miskin Provinsi NTB pada Semester I (Maret) 2012 sebesar 18,63 persen
diolah)
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
3
18.6317.97 17.25 17.1 16.48 16.07 14.75
0
5
10
15
20
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Grafik I.3 Persentase Penduduk Miskin Provinsi NTB
Semester I 2012-2018
% Penduduk Miskin
(Sumber: BPS Prov. NTB, diolah)
(852,64 ribu orang), turun hingga
mencapai angka 14,75 persen
(737,46 ribu orang) pada Semester
I (Maret) 2018. Jumlah penduduk
miskin di NTB pada bulan Maret
2018 tersebut berkurang 56,32 ribu
orang dibandingkan periode bulan
Maret 2017. Penurunan angka kemiskinan pada periode Maret 2017 – Maret
2018 merupakan yang tertinggi sejak 2012, pada saat pertama kali dilakukan
penghitungan angka kemiskinan dua kali dalam setahun. Bila dibandingkan
antara penduduk perkotaan dengan perdesaan pada Maret 2018 persentase
penduduk miskin perkotaan lebih besar dibanding penduduk miskin perdesaan
yaitu 15,94 persen pada perkotaan dan 13,72 pada perdesaan dengan jumlah
penduduk miskin masing-masing 370,38 ribu jiwa dan 367,08 ribu jiwa. Indeks
Kedalaman Kemiskinan (P1) pada wilayah Kota juga lebih tinggi dibanding
wilayah Desa yang mencapai 3,241 pada Kota dan 2,448 pada Desa. Demikian
pula dengan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) wilayah Kota jauh lebih tinggi
yang mencapai 0,905 sedangkan wilayah Desa lebih rendah sebesar 0,601.
Selain itu, tingkat ketimpangan/ Gini Rasio pada wilayah perkotaan sebesar
0,398 sedangkan wilayah perdesaan sebesar 0,333 sehingga Gini Rasio pada
Provinsi NTB pada Semester I 2018 tercatat sebesar 0,372.
Dalam upaya untuk mencapai masyarakat NTB yang lebih sejahtera,
pemerintah terus melaksanakan berbagai program penanggulangan
kemiskinan antara lain melalui pemenuhan kebutuhan dasar warga secara
layak, meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat miskin,
penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat serta melaksanakan
percepatan pembangunan daerah tertinggal antara lain melalui penyaluran
Dana Desa yang pada tahun 2018 dimanfaatkan melalui skema padat karya
tunai merupakan terobosan baru untuk mempercepat upaya pengentasan
kemiskinan melalui penyediaan lapangan kerja dan untuk meningkatkan daya
beli masyarakat.
2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi NTB pada Februari 2018 mencapai
3,38 persen, lebih rendah dibandingkan dengan TPT pada Februari 2017 yaitu
sebesar 3,86 persen. Pada triwulan II 2018, sektor yang paling banyak
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
4
4.98 5.69
3.66
3.94 3.86
3.32
3.38
0
1
2
3
4
5
6
Feb Agt Feb Agt Feb Agt Feb
2015 2016 2017 2018
Pe
rse
n
Grafik I.4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi
NTB (2015-2018)
50
55
60
65
70
75
80
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Grafik I.5 Indeks Pembangunan Manusia Bali - Nusra (2010-2017)
NUSA TENGGARA BARAT BALI NUSA TENGGARA TIMUR NASIONAL
(Sumber: BPS Prov. NTB, diolah)
(Sumber: BPS Prov. NTB, diolah)
menyerap tenaga kerja di Provinsi NTB adalah Sektor Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan yaitu sebesar
24,31 persen, disusul Sektor
Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor 14,90 persen dan sektor
Pertambangan dan Penggalian
12,67 persen.
Tingkat pengangguran tersebut menempatkan NTB pada posisi ke-10 dari 34
provinsi di Indonesia sebagai provinsi dengan angka pengangguran terendah.
Angka tersebut jauh lebih rendah dari rata-rata nasional sebesar 5,13 persen.
Capaian tersebut tidak terlepas dari keberhasilan Pemerintah Provinsi NTB
dalam mendorong potensi lokal sebagai penggerak perekonomian NTB.
3. Indeks Pembangunan Manusia
Dari tahun ke tahun, Indeks Pembangunan Manusia Provinsi NTB
menunjukkan tren peningkatan,
dimana pada tahun 2010
sebesar 61,16 dan di tahun
2017 sebesar 66,58 atau
tumbuh sebesar 1,17 persen
dalam kategori sedang.
Pertumbuhan IPM Provinsi NTB
tahun 2017 lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan nasional sebesar 0,90 dan merupakan laju
pertumbuhan terbaik ke-3 se-Indonesia. Rata-rata pertumbuhan IPM Provinsi
NTB per tahun sebesar 1,22 persen (2010-2017).
Keberhasilan tersebut, merupakan hasil dari kinerja Pemerintah Provinsi NTB
yang mengembangkan berbagai inovasi untuk membawa NTB mampu bersaing
dengan daerah lain. Di sektor pendidikan dan kesehatan yang menjadi alat ukur
dalam menghitung IPM, telah digerakkan program 3 A, yaitu Angka Kematian
Ibu Nol (AKINO), Angka Buta Aksara Nol (ABSANO), dan Angka Drop Out Nol
(ADONO), dan merupakan daerah pertama di Indonesia yang mengalokasikan
20 persen dana APBD untuk pendidikan.
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
5
II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN
Realisasi Belanja Negara
sampai dengan triwulan II
2018 di wilayah Nusa
Tenggara Barat (NTB)
mencapai 45,27 persen
(Rp10,67 triliun) atau 2,3
persen lebih rendah dari
capaian triwulan II 2017.
Adapun realisasi
Pendapatan Negara
mencapai Rp1,55 triliun
atau menurun sebesar
5,96 persen bila
dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya pada periode yang sama.
A. Pendapatan Negara
Realisasi Pendapatan Negara di wilayah NTB sampai dengan triwulan II 2018
telah mencapai 44,96 persen dari target yang ditetapkan Tahun 2018. Penerimaan
perpajakan masih menjadi unsur yang dominan dalam perolehan Pendapatan
Negara, dimana hingga triwulan II 2018 penerimaan perpajakan mencapai Rp1,36
triliun. Sedangkan, penerimaan dari non perpajakan atau PNBP mencapai Rp200
miliar atau telah mencapai 79,55 persen dari target yang telah ditetapkan.
1. Penerimaan Perpajakan
Pendapatan dari penerimaan perpajakan sampai dengan triwulan II 2018
mengalami penurunan sebesar
14,45 persen (Rp223,55 miliar)
dari perolehan tahun lalu pada
periode yang sama sebesar
Rp1,55 triliun. Penyumbang
terbesar dari penurunan
tersebut berasal dari
penerimaan Pajak
Perdagangan Internasional yang turun hingga 39,88 persen. Kontribusi
penerimaan perpajakan sampai dengan triwulan II 2018 masih didominasi oleh
(Sumber: OMSPAN & SIMTRADA, diolah)
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
6
Pajak Penghasilan (49,33 persen) dan Pajak Pertambahan Nilai (22,61 persen).
Komposisi penerimaan perpajakan sebagai berikut:
a) Pajak Penghasilan (PPh)
Pada periode triwulan II 2018 realisasi PPh di Provinsi NTB mengalami tren
yang menurun, dimana bulan April 2018 terealisasi sebesar Rp140,76 miliar
dan bulan Juni 2018 sebesar
Rp126,94 miliar. Namun,
capaian triwulan II 2018 masih
lebih baik dibandingkan periode
yang sama tahun 2017.
Sedangkan, secara akumulasi
perolehan Pajak Penghasilan
sampai dengan triwulan II 2018 sebesar Rp693,66 miliar, lebih rendah dari
capaian pada periode yang sama tahun 2017 yang mencapai Rp720,58 miliar.
Dilihat dari grafik di atas, hal tersebut disebabkan kebijakan program tax
amnesty yang berakhir pada bulan Maret 2017, dengan capaian yang sangat
tinggi (Rp196,33 miliar).
b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Penerimaan Pajak Pertambahan
Nilai sampai dengan triwulan II
2018 mencapai Rp294,70 miliar
atau meningkat 21,16 persen
dari periode yang sama tahun
yang lalu. Penerimaan tertinggi
terjadi pada bulan April 2018
sebesar Rp61,36 miliar.
c) Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM)
Total penerimaan PPnBM
sampai dengan triwulan II 2018
mencapai Rp660,01 juta.
Capaian tersebut mengalami
penurunan sebesar 35,87
persen dari tahun 2017 pada
periode yang sama (Rp1,03
miliar). Pada periode triwulan II 2018, capaian tertinggi di bulan Mei 2018
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
7
sebesar Rp239,64 juta, dan terendah di bulan April 2018 sebesar Rp93,07
juta.
d) Penerimaan Cukai
Realisasi penerimaan Cukai
sampai dengan triwulan II 2018
sebesar Rp8,10 miliar.
Capaian tersebut 67,80 persen
lebih tinggi dari penerimaan
pada periode yang sama tahun
2017. Penerimaan cukai tertinggi
terjadi pada bulan April 2018 sebesar Rp1,70 miliar.
e) Pajak Perdagangan Internasional
Realisasi pendapatan pajak
perdagangan internasional
sampai dengan triwulan II 2018
sebesar Rp334,32 miliar.
Capaian tersebut lebih rendah
dibandingkan periode triwulan II
tahun 2017 yang mencapai
Rp556,23 miliar.
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak sampai dengan triwulan II 2018
sebesar Rp200 miliar
meningkat 6 persen dari
penerimaan PNBP triwulan II
2017 (Rp188,63 miliar).
Berdasarkan jenis PNBP,
penerimaan PNBP sampai
dengan triwulan II 2018 berasal
dari penerimaan PNBP
Fungsional K/L sebesar Rp86,65 miliar, penerimaan PNBP Umum K/L sebesar
Rp24,43 miliar, dan pendapatan BLU.
lah)
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
8
DANA TRANSFER ALOKASI REALISASI SISA % REALISASI
DBH 1.113.482.669.000 402.139.838.650 711.342.830.350 36,12%
DAU 8.564.172.174.000 4.994.129.695.450 3.570.042.478.550 58,31%
DAK FISIK 1.931.542.346.000 384.322.179.021 1.547.220.166.979 19,90%
DID 305.250.000.000 152.625.000.000 152.625.000.000 50,00%
DAK NON FISIK 2.460.103.504.000 1.329.590.203.942 1.130.513.300.058 54,05%
DANA DESA 980.805.722.000 588.087.120.921 392.718.601.079 59,96%
TOTAL 15.355.356.415.000 7.850.894.037.984 7.504.462.377.016 51,13%
Alokasi dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Lingkup Prov. NTB
s.d. Triwulan II 2018
Penerimaan PNBP
yang berkontribusi
signifikan di Provinsi
NTB s.d. triwulan II
2018 berasal dari
Pendapatan BLU Jasa
Pelayanan Pendidikan
sebesar Rp77,67
miliar dan Penerimaan kembali belanja modal TAYL sebesar Rp19,49 miliar
sebagaimana ditunjukkan dalam grafik di atas.
3. Penerimaan Hibah
Sampai dengan triwulan II 2018, tidak terdapat realisasi penerimaan hibah di
wilayah Provinsi NTB.
B. Belanja Negara
Berdasarkan grafik di samping,
terjadi pergerakan penambahan
pagu belanja Kementerian
Negara/ Lembaga lingkup
Provinsi NTB. Pagu Belanja di
bulan April sebesar Rp8,026
Triliun, bertambah menjadi
Rp8,147 Triliun di bulan Juni
2018. Pergerakan pagu K/L selain disebabkan oleh adanya revisi anggaran oleh
Satker di triwulan II 2018, juga dipengaruhi oleh terbitnya beberapa DIPA baru
pada bulan Mei dan Juni 2018. Adapun belanja negara lingkup Provinsi Nusa
Tenggara Barat dapat dibagi menjadi tiga channel yaitu:
1. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa
(Sumber: OMSPAN, diolah)
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
9
(Sumber: SIMTRADA & OMSPAN, diolah)
-5.00%
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Trend Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Lingkup Prov. NTB
s.d. Triwulan II 2018
Dana Desa DBH DAU DID DAK Non Fisik DAK Fisik
Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) untuk wilayah se-Provinsi
NTB sebesar Rp15,35 Triliun. Dibandingkan dengan alokasi pagu TKDD tahun
2017, sampai dengan triwulan II 2018 alokasi pagu TKDD mengalami kenaikan
sebesar Rp100,38 Juta atau sebesar 0,66 persen. Pengurangan alokasi terjadi
pada transfer DBH dan alokasi DAU. Namun, terdapat penambahan alokasi
pada transfer DAK Fisik, DID, DAK non Fisik dan Dana Desa .
Sampai dengan triwulan II 2018,
realisasi Dana Transfer ke Daerah
dan Dana Desa lingkup Provinsi
NTB mencapai Rp7,85 Triliun atau
51,13 persen dari total alokasi
pagu Dana Transfer ke Daerah
dan Dana Desa. Realisasi Dana
Desa telah disalurkan sebesar
Rp588,08 miliar (penyaluran Dana Desa Tahap I dan Tahap II). Sementara itu,
realisasi penyaluran DAK Fisik sebesar 19,90 persen (penyaluran DAK Fisik
Sekaligus dan DAK Fisik Bertahap tahap 1).
2. Belanja Pemerintah Pusat
Sampai dengan triwulan II 2018, realisasi Belanja Pemerintah Pusat lingkup
Provinsi NTB sebesar 34,61
persen (Rp2,82 triliun).
Realisasi belanja pegawai
sampai dengan triwulan II
sebesar 45,04 persen
(Rp1,26 triliun), realisasi
belanja barang sebesar
35,60 persen (Rp1,21 triliun), dan realisasi belanja modal sebesar 17,84 persen
(Rp345,98 miliar), dan realisasi belanja bantuan sosial sebesar 34,08 persen
(Rp6,18 miliar). Capaian sampai dengan triwulan II 2018 tersebut lebih rendah
dibandingkan periode yang sama tahun 2016 (40,36 persen) dan tahun 2017
(37,67 persen).
Selain itu, pengelolaan BLU di Provinsi NTB terdiri dari 2 jenis layanan, yaitu
layanan pendidikan dan layanan kesehatan. Dari sektor pendidikan jumlah
dana yang dikelola sebesar Rp458,43 miliar, sedangkan dari sektor kesehatan
jumlah dana yang dikelola sebesar Rp35,62 miliar. Pendapatan BLU dari
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
10
(Sumber: SIKP, diolah)
0.01%
10.86%
15.61%
18.82%
13.08%
5.82%
13.45%
2.61%3.99%
13.54%
2.22%
0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
10.00%
12.00%
14.00%
16.00%
18.00%
20.00%
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Mil
iar
rup
iah
Grafik Realisasi Kredit Program Wilayah Provinsi NTB s.d Triwulan II 2018
Realisasi % Realisasi
layanan pendidikan sampai dengan triwulan II 2018 sebesar Rp77,66 miliar.
Sementara itu, pendapatan BLU dari layanan kesehatan sampai dengan
triwulan II 2018 sebesar Rp8,02 miliar.
3. Belanja Bagian Anggaran BUN
Belanja BA BUN meliputi belanja berbagai subsidi, investasi, pinjaman,
penjaminan risiko, yang dialokasikan dan dibayarkan melalui bagian anggaran
Bendahara Umum Negara.
a. Kredit Program
Realisasi penyaluran Kredit
Program berupa Kredit
Usaha Rakyat (KUR) dan
pembiayaan Ultra Mikro
(UMi) di wilayah Provinsi
NTB sampai dengan
triwulan II 2018 sebesar
Rp846,18 miliar. Menurut
wilayahnya, daerah yang paling tinggi realisasinya adalah Kabupaten
Lombok Timur sebesar Rp159,22 miliar atau 18,82 persen dari total
realisasi. Sedangkan, daerah dengan realisasi penyaluran terendah adalah
Provinsi NTB sebesar Rp65 juta atau 0,01 persen dan Kota Bima sebesar
Rp18,71 miliar atau 2,22 persen dari total realisasi. Berdasarkan lembaga
penyalur, sampai dengan triwulan II 2018, Bank BRI telah merealisasikan
penyaluran KUR sebesar Rp533,97 miliar atau 63,10 persen dari total
penyaluran KUR di Provinsi NTB. Sedangkan penyaluran Kredit Ultra Mikro
(UMi) di wilayah Provinsi NTB sampai dengan triwulan II 2018 sebesar
Rp11,31 miliar kepada 1.579 debitur.
b. Penerusan Pinjaman dan Pemberian Pinjaman
Salah satu manajemen
investasi yang dikelola
oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan adalah
penerusan pinjaman
pemerintah pusat
(Subsidiary Loan
Agreement) kepada
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
11
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Terdapat 5 (lima) PDAM di wilayah
Provinsi NTB yang menerima penerusan pinjaman dengan nilai sebesar
Rp23.08 Milliar. Masih terdapat sisa hak tagih pemerintah kepada PDAM
Kabupaten Lombok Timur sampai dengan triwulan II 2018 sebesar Rp57,44
juta. Selain itu, Menteri Keuangan juga telah menyetujui penyelesaian
piutang negara pada Koperasi Angkutan Penyeberangan dan Pelayaran
(KAPP) Nusa Wangi Provinsi NTB sebesar Rp1,30 miliar (skema RDI)
melalui mekanisme penjadwalan kembali selama 9 tahun. Sampai dengan
30 Juni 2018, sisa hak tagih pemerintah adalah sebesar Rp1,18 miliar.
C. Prognosis Realisasi APBN
Defisit anggaran sepanjang semester II 2018 diperkirakan sebesar Rp203,7 triliun
atau 1,38 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB). Defisit APBN tetap dijaga
pada kisaran 2,19 persen dari PDB atau lebih kecil sesuai UU APBN untuk
mendorong pencapaian pendapatan Negara, memperbaiki kualitas belanja, serta
pengelolaan utang secara hati-hati, transparan, dan akuntabel. Selain itu,
momentum pertumbuhan ekonomi terus berlanjut dengan konsumsi, investasi, dan
ekspor yang masih terus terjaga.
Pemerintah optimis dalam menghadapai semester II 2018. Faktor-faktor seperti
kenaikan harga komoditas, harga minyak dunia dan batu bara yang naik memiliki
dampak yang cukup signifikan, terutama kaitannya dengan kenaikan penerimaan
di migas dan penerimaan pajak. Selain itu, kebijakan perpajakan yang efektif terkait
peningkatan kepatuhan wajib pajak sebagai perluasan basis pajak dari tax
amnesty, dan pemberlakuan diharapkan dapat meningkatkan sektor penerimaan
perpajakan.
Pertumbuhan ekonomi
diharapakan tetap terjaga
sesuai target pertumbuhan
ekonomi tahun 2018 sebesar
5,4 persen. Kinerja ekonomi
selama semester II optimis
akan lebih positif, dimana
pemerintah antara lain
mengeluarkan anggaran untuk pembayaran gaji ke-13 kepada Pegawai Negeri
Sipil (PNS). Dengan demikian, hal itu mendorong pertumbuhan konsumsi. Selain
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
12
itu, direalisasikannya pembayaran atas pelaksanaan kontrak yang sebagian besar
akan selesai pengerjaannya di periode semester II 2018.
Dari sisi penerimaan, realisasi
Penerimaan Negara sampai
dengan triwulan II 2018 baru
mencapai 89,81 persen
dibandingkan realisasi pada
periode yang sama tahun 2017.
Hal-hal yang mempengaruhi
belum tercapainya target
Penerimaan Negara di wilayah Provinsi NTB antara lain disebabkan oleh
rendahnya penerimaan dari pajak perdagangan internasional dimana kontribusi
kinerja ekspor dari sektor pertambangan masih minim. Mengacu pada tren
Realisasi Penerimaan Negara tahun 2015 sampai dengan 2017, maka realisasi
penerimaan Negara lingkup Provinsi NTB triwulan III dan IV 2018 diperkirakan
akan mencapai Rp2,55 triliun. Berdasarkan prognosis tersebut, maka realisasi
Penerimaan Negara sampai dengan triwulan IV 2018 diperkirakan sebesar Rp4,11
triliun.
Sementara itu,
Realisasi Belanja
Negara triwulan III
dan IV tahun 2018
diperkirakan sebesar
Rp4,59 triliun yang dihitung berdasarkan tren Belanja Negara periode yang sama
tahun 2017. Dalam pola realisasi belanja tahun sebelumnya, terdapat alokasi
anggaran yang tidak terserap terutama berasal dari sisa lelang dan efisiensi
pelaksanaan kegiatan. Pembayaran gaji ketiga belas ASN/TNI/POLRI yang
dibayarkan pada bulan Juli 2018 akan mendongkrak realisasi Belanja Pegawai
Pemerintah Pusat. Perkiraan Realisasi Belanja Negara triwulan III 2018 tidak
memperhitungkan perkiraan realisasi Belanja DAK Fisik dan Dana Desa, karena
diasumsikan dapat terealisasi dengan mempertimbangkan kinerja penyerapan
sampai dengan triwulan II 2018. Berdasarkan prognosis tersebut, maka realisasi
Belanja Negara sampai dengan akhir 2018 diperkirakan sebesar Rp7,41 triliun.
(Sumber: OMSPAN, diolah)
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
13
III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai salah satu instrumen yang
digunakan sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi daerah juga berperan sebagai
pendorong dan penentu tercapainya target dan sasaran makro ekonomi daerah dalam
upaya menurunkan angka kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan ekonomi
masyarakat.
Tabel III.1 Realisasi APBD Triwulan II Tahun 2017 dan 2018
(dalam miliar Rp)
URAIAN 2017 2018
PAGU REALISASI PERSEN PAGU REALISASI PERSEN
A. PENDAPATAN 18,845.81 9,503.23 50.43 20,233.07 9,400.33 46.46
PAD 3,025.73 1,345.96 44.48 3,567 1,444 40.49
Dana Transfer 15,450.14 7,977.66 51.63 15,685.04 7,771.96 49.55
Lain-lain Pendapatan Yang Sah
369.95 179.61 48.55 980.85 184.04 18.76
B. BELANJA 19,464.53 6,788.83 34.88 21,021.89 7,429.39 35.34
Belanja Operasional 14,388.22 5,393.58 37.49 15,233.37 5,837.48 38.32
Belanja Modal 4,034.69 847.04 20.99 3,995.44 949.68 23.77
Belanja Tak Terduga 34.33 6.06 17.64 35.87 6.14 17.12
Belanja Transfer 1,007.29 542.15 53.82 1,757.22 636.10 36.20
C. PEMBIAYAAN 404 330 81.68 -18.688 -27.631 147.85
Penerimaan Pembiayaan 550.00 353.00 64.18 81.66 0.72 0.88
Pengeluaran Pembiayaan 146.00 23.00 15.75 100.35 28.35 28.25
SURPLUS TRIWULAN II -618.72 2,714.40 -788.83 1,970.94
Realisasi belanja APBD seluruh Kabupaten/ Kota/ Provinsi sampai dengan triwulan II
2018 di Provinsi NTB sebesar Rp7,43 triliun atau 35,34 persen dari total pagu sebesar
Rp21,02 triliun. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017, terdapat sedikit
peningkatan sebesar 0,46 persen dimana realisasi belanja sebesar Rp6,79 triliun atau
34,88 persen dari total pagu sebesar Rp19,46 triliun. Namun, realisasi belanja modal
masih sangat rendah, hanya sebesar 23,77 persen dari pagu sebesar Rp3,99 triliun
atau12,78 dari keseluruhan belanja.
A. Pendapatan Daerah
Sampai dengan triwulan II 2018 Pendapatan Pemerintah Daerah di Provinsi NTB
sebesar Rp9,40 triliun atau 46,46 persen. Capaian tersebut lebih rendah
dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar 50,43 persen. Adapun
rinciannya adalah sebagai berikut:
Sumber: LRA APBD (diolah)
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
14
40.12
47.31
39.13 44.54 44.09
34.83 34.00
52.08
33.52
47.55
57.00
-
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
-
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
Grafik III.2 Penerimaan Retribusi Daerah Triwulan II Tahun 2018
Pagu Realisasi Persen
40.12%
47.31%
39.13%44.54%
44.09%
34.83% 34.00%
52.08%
33.52%
47.55%
57.00%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
-
200.00
400.00
600.00
800.00
1,000.00
1,200.00
1,400.00
Grafik III.1 Penerimaan Pajak Daerah Triwulan II Tahun 2018
Pagu Realisasi Persen
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Realisasi PAD Pemda se Provinsi NTB triwulan II 2018 sebesar Rp482,48 miliar
atau 13,53 persen. Capaian tersebut mengalami pertumbuhan minus 5,74 persen
dibandingkan dengan periode yang sama 2017.
a) Penerimaan Pajak Daerah
Penerimaan pajak daerah
secara agregat sampai dengan
triwulan II 2018 mencapai
Rp761,63 miliar atau 40,78
persen dari target yang telah
ditetapkan. Capaian
penerimaan pajak daerah
tersebut mengalami
pertumbuhan sebesar -3,91 persen dibandingkan dengan periode yang
samaTahun 2017.
Provinsi NTB memberikan kontribusi terbesar capaian Pajak Daerah sebesar
Rp510,45 miliar atau 67,02 persen dari agregat penerimaan Pajak Daerah se-
Provinsi NTB. Berdasarkan tingkat persentase capaian, Kota Bima belum
berhasil merealisasikan penerimaan Pajak Daerah dari target sebesar Rp11,01
miliar.
b) Penerimaan Retribusi Daerah
Penerimaan Retribusi Daerah
secara agregat di Provinsi
NTB sampai dengan triwulan
II 2018 mencapai Rp87,98
miliar atau 34,44 persen dari
target. Capaian tersebut
meningkat dibandingkan
periode yang sama Tahun
2017 sebesar 33,47 persen. Kabupaten Lombok Timur mampu memberikan
kontribusi terbesar yang mencapai Rp19,80 miliar, sedangkan Kabupaten
Dompu hanya merealisasikan penerimaan retribusi daerah sebesar Rp6,26
miliar atau 1,55 persen dari target sebesar 37,32 miliar.
Sumber: LRA APBD (diolah)
Sumber: LRA APBD (diolah)
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
15
52.38%
47.74%
51.78%
50.05%
53.07%
48.40%
36.88%
50.59%
48.56%
47.82%
50.15%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
-
500.00
1,000.00
1,500.00
2,000.00
2,500.00
3,000.00
3,500.00
Grafik III.4 Transfer ke Daerah Triwulan II Tahun 2018
Pagu Realisasi Persen
0% 0%
21%
0%
22%
0% 0% 0% 0% 2%
72%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
-
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
Grafik III.3 Penerimaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Triwulan
II Tahun 2018
Pagu Realisasi Persen
c) Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Penerimaan Hasil Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan
secara agregat di Provinsi
NTB sampai dengan
triwulan II 2018 sebesar
Rp13,17 miliar atau 5,55
persen. Capaian tersebut
lebih tinggi dibandingkan
periode yang sama tahun 2017 yang mencapai 5,50 persen. Kabupaten
Lombok Timur memberikan kontribusi terbesar mencapai Rp5,53 miliar,
kemudian Kabupaten Lombok Barat sebesar Rp3,87 miliar, dan Kota Bima
merealisasikan sebesar Rp3,73 miliar dari target yang telah ditetapkan.
Sedangkan Kabupaten/ Kota yang lainnya belum merealisasikannya kecuali
Kabupaten Bima dan Lombok Tengah masing-masing hanya 0,02 persen.
2. Pendapatan Transfer
Realisasi Pendapatan Transfer secara agregat di Provinsi NTB sampai dengan
triwulan II 2018 mencapai Rp7,86 triliun atau 49,65 persen. Capaian tersebut
lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 2017 sebesar 51,63 persen.
Tabel III.2 Pagu dan Realisasi Pendapatan Transfer ke Daerah Triwulan II Tahun 2017 dan 2018
(dalam miliar Rp)
PENDAPATAN TRANSFER 2017 2018
PAGU REALISASI PERSEN PAGU REALISASI PERSEN
Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan
13.934,57 7.249,13 52,02 14.257,18 7.090,10 49,73
Bagi Hasil Pajak 553,60 319,59 57,73 692,45 237,99 34,37
Bagi Hasil Bukan Pajak 758,89 503,00 66,28 608,90 164,20 26,97
Dana Alokasi Umum 8.729,54 4.975,71 57,00 8.564,17 4.991,88 58,29
Dana Alokasi Khusus 3.892,54 1.450,83 37,27 4.391,65 1.696,03 38,62
Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 1.045,27 455,67 43,59 867,51 495,00 57,06
Transfer Pemerintah Provinsi 470,30 272,87 58,02 560,36 186,86 33,35
Bantuan Keuangan 0,00 0,00 0,00 156,55 94,09 60,11
TOTAL 15.450,14 7.977,66 51,63 15.841,59 7.866,05 49,65
Berdasarkan grafik di samping, rata-rata
realisasi Dana Transfer di atas 49,65
persen, kecuali Kabupaten Sumbawa
Barat yang baru mencapai 36,88 persen.
Hal ini disebabkan realisasi Dana Bagi
Hasil Bukan Pajak yang terealisasi
Sumber: LRA APBD (diolah)
Sumber: LRA APBD (diolah)
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
16
0.00%
19.63%
0.25% 0.00% 0.10%
55.98%
0.02%
41.57%
0.15% 0.00%
41.43%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
-
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
Grafik III.5 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Triwulan II
Tahun 2018
Pagu Realisasi Persen
40.95%
33.75%
38.38%35.89%
34.47%
29.47%
30.40%
32.50%
29.82%
32.03%
31.37%
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
40.00%
45.00%
-500.00
1,000.00 1,500.00 2,000.00 2,500.00 3,000.00 3,500.00 4,000.00 4,500.00 5,000.00
Grafik III.6 Belanja Daerah Triwulan II Tahun 2018
Pagu Realisasi Persen
sampai dengan triwulan II 2018 baru mencapai 23,10 persen.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Penerimaan Lain-lain Pendapatan
Daerah Yang Sah di Provinsi NTB
sampai dengan triwulan II 2018
mencapai Rp184,04 miliar atau
18,76 persen. Capaian tersebut
lebih rendah dibandingkan periode
yang sama tahun 2017 sebesar
48,18 persen. Berdasarkan grafik di
samping, kontribusi Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah tertinggi
oleh Kabupaten Sumbawa sebesar Rp63,28 miliar dan yang realisasi dibawah satu
persen yaitu Provinsi NTB, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur,
Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Dompu dan
Kabupaten Bima.
B. Belanja Daerah
Realisasi Belanja Daerah di
lingkup Provinsi NTB sampai
dengan triwulan II 2018 adalah
sebesar Rp6,79 triliun atau 35,26
persen dari total alokasi pagu
Belanja sebesar Rp19,26 triliun.
Capaian tersebut 1,42 persen
lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar 33,84 persen.
Kontribusi belanja belanja pegawai sebesar Rp3,29 triliun atau sebesar 48,42
persen dari belanja, belanja barang sebesar Rp1,40 triliun atau sebesar 20,67
persen dari belanja, belanja modal Rp0,95 triliun atau sebesar 13,98 persen dari
belanja, dan belanja hibah sebesar Rp0,81 triliun atau sebesar 11,85 persen dari
belanja.
C. Prognosis Realisasi APBD
Kondisi perekonomian daerah tidak lepas dari kondisi perekonomian nasional,
Sejalan dengan prognosis realisasi pendapatan dan belanja APBN, dalam
memperkirakan realisasi APBD juga menggunakan asumsi ekonomi makro dan
kondisi perekonomian Indonesia.
Sumber: LRA APBD (diolah)
Sumber: LRA APBD (diolah)
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
17
Pada tahun anggaran 2018, Pemerintah Provinsi NTB akan melaksanakan urusan
pemerintahan konkuren sesuai dengan kewenangan pemerintah provinsi
sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014. Belanja daerah tersebut diprioritaskan untuk mendanai urusan pemerintahan
wajib terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dengan standar pelayanan minimal
serta berpedoman pada standar teknis dan harga satuan regional sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tabel III.3 Prognosis Realisasi APBD (dalam miliar rupiah)
Uraian Pagu Realisasi s.d Triwulan II
Perkiraan Realisasi
s.d Triwulan III
Rp % Rp %
Pendapatan Daerah 20,389.62 9.494,43 46,57 13,661.05 67,00
Belanja Daerah 19,264.97 6.793,39 35,26 10,692.06 55,50
Surplus/Defisit (632,28) 2.065,04 2,968.99
Sumber: LRA APBD Kab/Kota/Provinsi di NTB (diolah)
Realisasi pendapatan daerah sampai dengan triwulan II 2018 mencapai 46,57
persen. Pemerintah Provinsi NTB terus bekerja keras mengejar target dari sektor
PAD. Obyek pajak daerah yang berpotensi memberikan kontribusi yang cukup
tinggi adalah pajak hotel, restoran, hiburan, parkir, air bawah tanah, sarang
burung walet, pajak bumi dan bangunan (PBB), bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan (BPHTB), pajak reklame, dan pajak penerang jalan serta Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
Dengan memperhatikan tren pada triwulan III 2017, dimana penerimaan
pendapatan daerah mencapai 66,60 persen dari target, maka realisasi
pendapatan daerah sampai dengan triwulan III 2018 diperkirakan akan mencapai
Rp13,66 triliun.
Sedangkan, realisasi belanja daerah sampai dengan triwulan II 2018 mencapai
35,26 persen. Optimisme penyerapan belanja selama triwulan III dan
memperhatikan tren belanja tahun 2017 yang mencapai 55,28 persen, maka
sampai dengan triwulan III 2018, realisasi belanja daerah diperkirakan mencapai
Rp10,69 triliun.
GAN N NALISIS
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
18
IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)
A. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN
Tabel IV.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi NTB s.d. Triwulan II Tahun 2018
Dalam Miliar Rupiah
Uraian
2018 2017
Pusat Daerah Konsolidasi Kenaikan Konsolidasi
Pendapatan Negara 1.559,25 9.312,93 3.021,29 -7,76% 3.275,62
Pendapatan Perpajakan 1.359,31 761,63 2.120,93 -6,72% 2.273,63
Pendapatan Bukan Pajak 199,94 845,22 882,65 -9,67% 977,12
Hibah - - 17,71 -28,79% 24,86
Transfer - - - - -
Belanja Negara 10.670,75 7.231,93 10.051,78 7,98% 9.573,42
Belanja Pemerintah 2.819,86 6.547,17 9.367,03 0,84% 9.572,02
Transfer *) 7.850,89 684,75 684,75 48916,05% 1,39
Surplus/(Defisit) -9.111,50 2.081,00 -7.030,50 16,17% (6.297,80)
Pembiayaan - 712,47 712,47 -12,46% 813,91
Penerimaan Pembiayaan Daerah - 740,82 740,82 -15,05% 872,10
Pengeluaran Pembiayaan Daerah - 28,35 28,35 -51,28% 58,19
Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran
-9.111,50 2.793,48 -5.548,86 20,42% (5.483,89)
Catatan:
*) Seluruh Pengeluaran Transfer pemerintah pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer pemerintah daerah.
B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN 1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Realisasi Pendapatan Konsolidasian pada triwulan II 2018 sebesar Rp3,02 triliun,
mengalami penurunan sebesar 7,76 persen jika dibandingkan dengan pendapatan
konsolidasian triwulan II 2017, dimana
ada penurunan disemua jenis
pendapatan. Penurunan paling besar
adalah pendapatan pajak sebesar
Rp0,15 triliun, yang disebabkan adanya
penurunan penerimaan pendapatan
ekspor khusus dibidang pertambangan. Realisasi Pendapatan Konsolidasian
triwulan II tahun 2018 sebagian besar berasal dari Pendapatan Pajak sebesar
70,20 persen (Rp2,12 triliun), Pendapatan Bukan Pajak sebesar 29,21 persen
(Rp0,88 triliun) dan Pendapatan Hibah sebesar 0,59 persen (Rp0,017 triliun)
dengan pendapatan transfer (nihil) karena dilakukan eliminasi dengan belanja
transfernya.
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
19
Berdasarkan grafik di samping,
Pendapatan Pemerintah Daerah
berkontribusi sebesar Rp1,61
triliun atau 50,75 persen terhadap
pendapatan konsolidasian,
sedangkan sisanya Rp1,56 triliun
atau 49,25 persen berasal dari
pendapatan pemerintah pusat.
Dari total Pendapatan Perpajakan,
penerimaan Pemerintah Pusat menyumbang sebesar Rp1,36 triliun atau 64,09
persen, sementara sisanya merupakan Pendapatan Perpajakan Pemerintah
Daerah sebesar Rp0,76 triliun atau 35,91 persen.
Sementara itu, komposisi dari Pendapatan PNBP didominasi oleh pendapatan
Pemerintah Daerah yaitu sebesar Rp0,85 triliun atau 80,87 persen, sedangkan
sisanya sebesar Rp0,20 atau 19,31 persen diperoleh dari penerimaan Pemerintah
Pusat.
Pendapatan Hibah hanya dimiliki Pemerintah Daerah sebesar Rp0,2 triliun
sedangkan pendapatan transfer nihil baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah.
2. Analisis Perubahan
Pendapatan Perpajakan Konsolidasian triwulan II 2018 sebesar Rp2,11 triliun
terdiri dari Pendapatan
Pajak Dalam Negeri
Pemerintah Pusat sebesar
Rp1,02 triliun atau 57,30
persen, lebih besar
dibanding Pendapatan Pajak
Dalam Negeri Pemerintah
Daerah sebesar Rp0,76
triliun atau 42,70 persen.
Sementara itu, seluruh Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional sebesar
Rp0,33 triliun disumbangkan oleh Pemerintah Pusat, karena Pajak Perdagangan
Internasional menjadi penerimaan Pajak Pusat atau yang dikelola Pemerintah
Pusat sehingga Pemerintah Daerah tidak memiliki pendapatan pajak jenis ini.
Sumber: LKPK Kanwil DJPb
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
20
3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan
Konsolidasian
Sampai dengan triwulan II 2018, realisasi PDRB Provinsi NTB PDRB Menurut
Pengeluaran Atas Dasar
Harga Berlaku sebesar
Rp31,07 triliun atau dengan
laju pertumbuhan sebesar 5
persen dibanding tahun 2017
periode yang sama (y on y).
Jika dibandingkan dengan
triwulan I 2018, pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB pada triwulan II 2018 (q to q)
tumbuh mencapai 5,11 persen. Sementara itu, pada periode yang sama,
pendapatan yang diterima pemerintah pusat dan pemerintah daerah konsolidasian
adalah sebesar Rp3,02 triliun atau turun sebesar 7,76 persen. Adanya selisih
angka pertumbuhan ekonomi dan kenaikan pendapatan tersebut mengindikasikan
masih terdapat potensi penerimaan sebagai akibat pertumbuhan ekonomi yang
belum dioptimalkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
C. BELANJA KONSOLIDASIAN
Analisis terhadap Belanja Pemerintahan Umum (General Government Spending)
atau Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah dapat dilakukan atas:
1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
Belanja Konsolidasian triwulan II 2018 sebesar Rp10,34 triliun yang terdiri dari
konsolidasi Belanja
Pemerintah Pusat sebesar
Rp2,82 triliun atau 30,04
persen dan belanja
pemerintah daerah sebesar
Rp7,23 triliun atau 69,96
persen dimana Belanja
transfer Pemerintah Pusat
dieliminsi sebesar Rp7,85 triliun.
Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa Belanja Pegawai Pemerintah Pusat
sebesar Rp1,26 triliun atau 28,47 persen lebih kecil dibanding Belanja Pegawai
Pemerintah Daerah sebesar Rp3,23 triliun. Belanja Barang Pemerintah Pusat
sebesar Rp1,21 triliun atau 47,45 persen, lebih rendah dibanding Belanja barang
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
21
Pemerintah Daerah sebesar Rp1,34 triliun. Belanja Modal Pemerintah Pusat
sebesar Rp0,35 triliun atau 26,92 persen, lebih kecil dibanding Belanja Modal
Pemerintah Daerah sebesar Rp0,95 triliun. Belanja Pembayaran Bunga Utang,
Subsidi Belanja Hibah dan Belanja Lain-lain Pemerintah Pusat nihil sedangkan
Pemerintah Daerah memiliki belanja Pembayaran Bunga Utang sebesar Rp2,19
Miliar, Hibah sebesar Rp1 triliun, Belanja Bantuan Sosial Rp22,85 miliar dan
Belanja Lain-lain sebesar Rp 6,14 triliun.
2. Analisis Perubahan
Realisasi Belanja Konsolidasian triwulan II 2018 sebesar Rp10,05 triliun
mengalami kenaikan Rp0,48 triliun atau 7,98 persen jika dibandingkan dengan
Belanja Konsolidasian triwulan II 2017 sebesar Rp9,57 triliun. Realisasi Belanja
Konsolidasian terdiri dari konsolidasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp2,82
triliun dan Belanja Pemerintah Daerah sebesar Rp7,23 triliun. Belanja Pegawai
Konsolidasian triwulan II 2018 mengalami kenaikan sebesar 5,10 persen
dibandingkan dengan Belanja Pegawai Konsolidasian triwulan II 2017. Belanja
Barang Konsolidasian triwulan II 2018 mengalami penurunan sebesar 15,72
persen dibandingkan dengan triwulan II 2017. Belanja Modal Konsolidasian
triwulan II 2018 juga mengalami penurunan sebesar 51,70 persen dibandingkan
dengan triwulan II 2017.
3. Analisis Dampak kebijakan fiskal kepada indikator ekonomi regional
Jumlah Penduduk Miskin Provinsi NTB
dari 2010 sampai dengan 2018
cenderung menurun. Hal ini secara
keseluruhan menunjukkan adanya
peningkatan kesejahteraan masyarakat
di Provinsi NTB sebagai dampak dari
Grafik IV.6 Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi NTB
Sumber LKPK
Grafik IV.5
Komposisi Belanja Konsolidasian Prov.NTB Triwulan
Sumber: BPS Prov. NTB (diolah)
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
22
kebijakan fiskal yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Inflasi dari 2014 sampai 2018 masih berada dalam hitungan satu digit. Pada bulan
Juni 2018 laju inflasi “tahun ke tahun” sebesar 2,55 persen lebih tinggi
dibandingkan bulan Juni 2017 sebesar 2,18 persen (masih dibawah sasaran inflasi
nasional sebesar 3,5 persen). Penyebab inflasi pada bulan Juni 2018 antara lain
disebabkan adanya kenaikan harga yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks
pada Kelompok Bahan Makanan sebesar 1,69 persen; dan Kelompok Transport,
Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 1,43 persen; Gini Rasio - Pada bulan
Maret 2018 tingkat ketimpangan penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat yang
diukur oleh Gini Ratio tercatat sebesar 0,372. Angka ini mengalami kenaikan
sebesar 0,001 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2017 sebesar 0,371
(Namun masih di bawah gini ratio nasional sebesar 0,389). Yang harus menjadi
perhatian pemerintah adalah naiknya gini ratio penduduk Desa (0,333) jika
dibandingkan bulan Maret 2017 (0,314). Laju Pertumbuhan Ekonomi Jika dilihat
dari data PDRB berdasarkan pengeluaran triwulan II tahun 2018 sebesar Rp31,70
triliun dan berdasarkan harga konstan mencapai Rp23,06 triliun. Dari data yang
dirilis BPS NTB (Berita Resmi Statistik) menyatakan “Ekonomi Provinsi NTB pada
triwulan II-2018 secara (y on y) mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,83
persen, dengan kontraksi tertinggi terjadi pada Kategori Lapangan Usaha
Pertambangan dan Penggalian sebesar 34,20 persen. Hal ini juga tergambar dari
sisi PDRB Pengeluaran dimana Komponen Ekspor Luar Negeri mengalami
kontraksi paling tinggi yaitu 26,54 persen (BPS NTB,BRS tanggal 01-08-2018)”.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Meningkatnya IPM provinsi NTB dari 65,81
pada tahun 2016 menjadi 66,58 di tahun 2017 menjadikan provinsi NTB sebagai
daerah ketiga dengan laju tertinggi yaitu mencapai 1,17 persen. IPM Provinsi NTB
masih berada pada kategori IPM sedang.
D. ANALISIS KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PRODUK DOMESTIK
REGIONAL BRUTO (PDRB)
Ringkasan Laporan Operasional sebagai salah satu komponen Laporan Statistik
Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah Provinsi NTB triwulan II 2018 di bawah ini
menunjukkan bahwa Surplus/Defisit dari kegiatan Operasional di wilayah Provinsi
NTB dalam posisi plus Rp5,01triliun dari keseluruhan kebutuhan operasi keuangan
sebesar Rp14,59 triliun, namun jika Surplus/Defisit dari kegiatan Operasional di
wilayah Provinsi NTB ini dikurangi Pendapatan Dropping Dana Transfer sebesar
Rp7,43 triliun ke Pemerintah Daerah maka posisi menjadi minus Rp2,42 triliun,
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
23
Posisi ini
mengindikasikan masih
besarnya tingkat
ketergantungan
keuangan pemerintah
daerah di wilayah
Provinsi NTB terhadap
Keuangan Pemerintah
Pusat. Kemampuan
operasi keuangan
pemerintah di Provinsi
NTB baru berada pada
angka 24,54 persen.
Pada Grafik IV.8 di
bawah ini, tren PDRB
ADH Konstan 2010 Triwulan II menunjukkan peningkatan dimulai tahun 2014
hingga Tahun 2016 kemudian turun hingga tahun 2018 ini. Penurunan tahun 2018
triwulan II dibanding tahun 2017 dengan periode yang sama disebabkan adanya
kontraksi pertumbuhan sebesar -0,83 persen.
Sumber: BPS Provinsi NTB (diolah)
Tahun 2018 triwulan II kontribusi pemerintah terhadap PDRB masih terlihat lebih
tinggi jika dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut salah satunya
disebabkan karena pagu/realisasi APBN Provinsi NTB tahun 2018 lebih tinggi dari
tahun-tahun sebelumnya. Untuk Investasi Pemerintah dari tahun 2015 sampai
tahun 2017 meningkat sedikit, dimana di tahun 2018 cenderung menurun karena
belum maksimalnya realisasi belanja modal. Kontribusi konsumsi Pemerintah
(Komponen G) dalam pembentukan PDRB masih sangat tinggi. Dengan demikian,
hal tersebut menunjukkan tingkat sensitifitas pertumbuhan ekonomi di wilayah
Provinsi NTB terhadap kontribusi belanja Pemerintah sangat tinggi.
URAIAN
Central
Govern ment
State Govern
ments
Local
Govern
ments
Consoli dation General
Govern ment
b/
- - - - -
TRANSACTIONS AFFECTING NET WORTH: - - - - -
I. Revenue ................................................... 12,52 2,39 7,12 (7,43) 14,59
Taxes ................................................................................. 1,36 0,51 0,25 - 2,12
Social contributions .......................................................... - - - - -
Grants ................................................................................ - 1,73 6,16 (7,26) 0,63
Other rev enue ..................................................................... 11,16 0,15 0,71 (0,17) 11,84
2 Expense ....................................................................... 10,54 1,85 4,63 (7,43) 9,58
Compensation of employ ees .................................................. 1,31 0,60 2,62 - 4,54
Use of goods and serv ices .................................................... 1,07 0,32 1,02 - 2,41
Consumption of fix ed capital .................................................. - - - - -
Interest ............................................................................... - - 0,00 - 0,00
Subsidies ............................................................................ - - - - -
Grants ................................................................................ 7,85 0,20 0,23 (7,43) 0,85
Social benefits ..................................................................... 0,01 0,01 0,02 - 0,03
Other ex pense ..................................................................... 0,29 0,72 0,74 - 1,75
Gross operating balance (1-2+23+NOBz) ............................ 1,98 0,55 2,49 - 5,01
Net operating balance (1-2+NOBz) c/
............................................................................................................................................... 1,98 0,55 2,49 - 5,01
TRANSACTIONS IN NONFINANCIAL ASSETS: - - - - -
Net Acquisition of Nonfinancial Assets ..................................... 0,42 0,29 0,66 - 1,37
Fix ed assets ....................................................................... 0,42 0,29 0,61 - 1,32
Change in inv entories ........................................................... - - - - -
Valuables ............................................................................ - - - - -
Nonproduced assets ............................................................. 0,00 - 0,05 - 0,05
Net lending / borrowing (1-2+NOBz-31) ............................. 1,56 0,25 1,83 - 3,64
TRANSACTIONS IN FINANCIAL ASSETS AND
LIABILITIES (FINANCING):
- - - - -
Net acquisition of financial assets ............................................ 1,56 0,25 1,82 - 3,63
Domestic ............................................................................ 1,56 0,25 1,82 - 3,63
Foreign ............................................................................... - - - - -
Net incurrence of liabilities ..................................................... - - (0,01) - (0,01)
Domestic ............................................................................ - - (0,01) - (0,01)
Foreign ............................................................................... - - - - -
- - - - -
Vertical check: Difference between net
lending/borrowing and financing (1-2-31=32-33-NLBz=0)
- - (0,00) 0,00 -
PROVINSI NTB
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2O18
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
24
V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH
A. BI: RAMADHAN MOMENTUM DORONG PEREKONOMIAN NTB
Rabu 23 Mei 2018 03:50 WIB Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Yudha Manggala P Putra
REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa
Tenggara Barat (NTB) Achris Sarwani mengatakan bulan suci Ramadhan menjadi
momentum mengerek perekonomian di NTB. Salah satunya melalui ajang khusus
yang mampu menarik wisatawan.
Achris menjelaskan, perputaran ekonomi secara data secara historis selama
Ramadhan dan juga Idul Fitri di NTB sangat signifikan, terutama pada sektor
perdagangan meski juga memiliki risiko dalam tanda kutip memberikan tekanan
inflasi akan naik.
"Intinya yang wajar saja, kita senang bahwa Ramadhan dan Idul Fitri ini menjadi
mementum untuk ekonominya bergerak," kata Achris di Islamic Center NTB,
Selasa (22/5).
Yang terpenting, kata dia, industri kecil dan perdagangan itu ikut bergerak naik. BI
NTB berupaya menjaga pasokan supaya tidak berakibat pada inflasi. "Selama
momentum ini, 0,3 persen sampai 0,5 persen menyumbang pertumbuhan,"
ungkap Achris.
Sementara itu Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Dinas
Pariwisata NTB resmi membuka Pesona Khazanah Ramadhan (PKR) 2018 di
Halaman Islamic Center NTB pada Kamis (17/5) malam pekan lalu. Pembukaan
PKR 2018 dilakukan usai shalat tarawih yang diimami Imam dari Mesir, Syekh
Ezzat Sayyid.
PKR 2018 berlangsung sebulan penuh selama bulan suci Ramadhan di kompleks
Masjid Hubbul Wathan Islamic Center (IC) NTB. Selain menarik perhatian
masyarakat dari berbagai pelosok NTB, pengunjung dari sejumlah kabupaten/kota
lain juga ikut berkunjung ke kompleks masjid megah yang berdiri di areal seluas
3,6 hektare.
Selah satu pemandu wisata IC NTB, Aza di sela-sela memandu rombongan
wisatawan asal Belanda ke IC NTB, Ahad (20/5), menyebutkan, setiap harinya
hampir sekitar 300 wisatawan datang berkunjung ke IC. Jumlah tersebut di luar
kunjungan masyarakat lokal.
Kajian Fiskal Regional Provinsi NTB Triwulan II 2018
B e r s a m a A n d a M e m b a n g u n E k o n o m i d a n M e n i n g k a t k a n K e s e j a h t e r a a n M a s y a r a k a t N u s a T e n g g a r a B a r a t
25
Aza menilai, penyelenggaraan PKR 2018, ikut membuat kunjungan wisatawan
lokal meningkat drastis. Sementara, wisatawan mancanegara yang datang ke IC
NTB, lanjut Aza, masih didominasi para wisatawan asal Malaysia. Selain itu juga
dari Singapura, China, Timur Tengah dan Eropa. Aza melanjutkan, dengan jumlah
wisatawan mancanegara dan domestik sebanyak 300 orang setiap harinya, maka
per bulan wisatawan yang berkunjung ke IC NTB mampu menyentuh angka 9 ribu
wisatawan.
Sumber: https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/05/23/p954xj284-bi-ramadhan-momentum-dorong-
perekonomian-ntb
B. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA NTB MENINGKAT
Rabu 18 April 2018 08:44 WIB Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Esthi Maharani
REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Nusa
Tenggara Barat (NTB) meningkatkan. Jika sebelumnya, IPM NTB berada di urutan
34 dari provinsi se-Indonesia, kini meningkat menjadi urutan 29. Laju IPM NTB ini
merupakan terbaik ketiga se-Indonesia.
Kepala BPS NTB Endang Tri Wahyuningsih memaparkan pada 2017, IPM NTB
tumbuh 1,17 persen dan mencapai angka 66,58 atau merupakan tercepat ketiga
se-Indonesia."Rata-rata pertumbuhan IPB NTB per tahun dalam dalam kurun
2010-2017 sebesar 1,22 persen," kata Endang, Selasa (17/4).
Endang memaparkan, kenaikan IPM NTB tercermin dalam beberapa indikator
yakni Angka Harapan Hidup (AHH) pada 2017 mencapai 65,55 tahun atau naik
jika dibandingkan pada 2016 yang sebesar 65,48 tahun. Harapan Lama Sekolah
(HLS) yang naik dari 13,16 tahun pada 2016 menjadi 13,46 tahun di 2017.
Demikian juga dengan rata-rata lama sekolah naik dari 6,79 tahun pada 2016
menjadi 6,90 tahun pada 2017.
Sementara pengeluaran perkapita per tahun pada 2017 mencapai Rp 9,877 juta
atau mengalami peningkatkan dibandingkan 2016 yang sebesar Rp 9,575 juta.
"Membaiknya IPM NTB itu disebabkan banyak faktor seperti indikator AHH
membaik karena pelayanan kesehatan semakin baik. Demikian juga dengan
angka HLS dan rata-rata lama sekolah membaik karena pelayanan pendidikan
semakin baik artinya perbaikan pelayanan dasar selama ini mulai menunjukkan
hasil," ungkap Endang.
Sumber: https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/04/18/p7cy68335-indeks-pembangunan-manusia-
ntb-meningkat
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KANTOR WILAYAH PROVINSI NTB
Jl. Majapahit No 10 Mataram
Telp. 0370-633669 Fax. 0370-643633
www.djpbn.kemenkeu.go.id/kanwil/ntb/id