Strategi dan Kebijakan Kemristekdikti dalamMeningkatkan Sinergisitas Pemangku Kepentingan untuk
Mempertahankan dan MeningkatkanMutu Pendidikan Kedokteran
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
2017
Prof.dr.Ali Ghufron Mukti., M.Sc. Ph.D.Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Palembang, 15 Mei 2017
Dimana posisi kita saat ini?Tantangan Pendidikan Tinggi di Indonesia
(Disparitas Kualitas)
Keterbatasan Kapasitas/ Daya
Tampung PT
APK < 30%
• Sebaran PT• Biaya Kuliah +
Akomodasi
Terbatasnya Sumberdaya Pendidikan Berkualitas
PT Bermutu Baikterkonsentrasi di
P. Jawa
Belum setara dalammemberikan layananpendidikan bermutuBelum dapat menjamin
pemenuhan semua permintaanpendidikan tinggi bermutu
Kesetaraan
Keterjaminan
Ketersediaan Keterjangkauan Kualitas
4.497 Perguruan Tinggi (Forlap DIKTI, Nov 2016), melaksanakan 24.473 prodi
jumlah Mahasiswa ~ 7 juta, jumlah Dosen ~258.861 (S3: 29.945)
Penataan PendidikanKedokteran
SINKRONISASI KEBUTUHAN PELAYANAN
PENGEMBANGAN KEILMUAN
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN &
PENGELOLAAN PRODI
SISTEM PENJAMINAN MUTU
SISTEM PENATAAN KARIR
•Sistem pelayanan kesehatan•Sistem pembiayaan•Sistem credential•Sistem distribusi•Sistem lisensi
•Pengembangan danpenetapan cabangkeilmuan baru•Pengembanga penelitianbaru (terutama penelitiantranslasional)•Responsible Conduct of Science (RCS) •Nomenklatur program studi
•Penetapan gelar•Pembukaan prodi baru•Penyelenggaraan pendidikan sesuaistandar pendidikan dan standarkompetensi•Pengelolaan program studi pada FK•Pembinaan program studi
•Kerangka Kualifikasi•Sistem merit•Jenjangjabatan/kepangkatan(fungsional, akademik)•Sistem insentif
•Sist.Penjaminan Mutu Internal•Sist.Penjaminan MutuEksternal : akreditasi•Uji Kompetensi•Sistem registrasi•Pangkalan data pendidikanyang terintegrasi, transparandan akuntabel
Dibutuhkan kolaborasi yang solid antarpemangku kepentingan untuk menjadithink tank pemerintah dalam menyusun
dan implementasi kebijakan
BLUE PRINT KOMPETENSI(soal)
INSTRUMEN AKREDITASI*
AKREDITASI STATUSAKREDITASI
UJI KOMPETENSI
PENGGUNA
KUALITAS LULUSAN DI PELAYANAN
LAM PT Kesehatan
DEMAND(Global & nasional)
(MUTU INSTITUSI)
(MUTU INDIVIDU)
•PT•OP•AIPT
*
KERANGKA SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEDOKTERAN : PERAN PARA PEMANGKU KEPENTINGAN
Uji kompetensi diaksanakan secara nasional olehPanitia Nasional (ditetapkan Menristekdikti)
• SN-Dikti• SNPK• Standar Pendidikan dan
Standar Kompetensi
PemangkuKepentingan
Kolaborasi lintas sektoral dalam membangun Budaya Mutu
•PERGURUAN TINGGI•PROGRAM STUDI
• BAN-PT (untuk PT)• LAM PTKes (untuk Prodi)
Panitia Nasional UjiKompetensi atau Lembaga
sertifikasi profesi(untuk mahasiswa & lulusan)
KEMRISTEKDIKTI STAKEHOLDERS KEMKES dan K/L Terkait
QI(Quality
Implementor)
QA(Quality Assurance
Body)
QR(Quality
Regulator)
SISTEM PENDIDIKAN SISTEM PELAYANAN
• PROFESI/PRAKTISI• MASYARAKAT
PENGGUNA
MemperbaikiDerajat
KesehatanMasyarakat
PendidikanInter-
Profesi
KolaborasiPelayanan
KEBUTUHAN KESEHATAN NASIONALSistem kesehatan
terfragmentasi darisistem pendidikan
TenagaKesehatan SaatIni dan Akan Datang
MemperkuatSistem Kesehatan
PelayananKesehatan yang
Optimal
Sistem Pendidikan danSistem Kesehatan
Nasional
Kerangka Integrasi Sistem Pendidikan – Pelayanandan Kerjasama Dokter dan Dokter Gigi denganProfesi Kesehatan Lainnya
Sistemkesehatan yang
terintegrasidengan sistem
pendidikan
Modifikasi dari WHO, 2010
Academic Health
System (AHS)
Komite Bersama Kemristekdikti dan Kemkes dalamPeningkatan Kualitas Pendidikan, Penelitian,
dan Pelayanan Kesehatan
Pengembangan dan Pembinaan Rumah Sakit Pendidikan serta Wahana Pendidikan dan Penelitian
Pengembangan, Implementasi dan Pembinaan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan
1
2
4 fokus program tahun 2017:1. Pemetaan kebutuhan
dokter/dr.spesialis, bidan danperawat
2. Penyusunan roadmap pembinaan teknis danmonitoring-evaluasi 24 RSPTN
3. Pengembangan Sistem InformasiManajemen (SIM) RSPTN diharmonisasi dengan SIM RSP
4. Pengembangan Academic Health System (AHS)
Potret RSP di Indonesia
No Pemilik RSP Kelas A Kelas B Total
1 Kemkes 14 5 19
2 Pemda 4 14 18
3 Swasta - 3 3
4 TNI/POLRI 1 2 3
5RS PTN (Kemristekdikti)
- 1 1
Total 19 25 44
295 RS untuk Pendidikan = 16.000 TT
44 RS telah
ditetapkan sbg
RSP
> 400 RS untuk pendidikan
➢ 2000 ➢ RS lainnya
• Sejak 2007-2015, Kemendikbud membangun 24 RS PTN• Pada tahun 2015, Kemenristekdikti meneruskan pembangunan 24 RS PTN
dan melakukan pembinaan
RS UNAIR
Perkembangan Kinerja RS PTNNO PEMBANGUNAN PERSIAPAN OPERASIONAL OPERASIONAL
1 Universitas Bengkulu Universitas Tadulako Universitas Airlangga
2 Universitas Cendrawasih Universitas Udayana Universitas Diponegoro
3 Universitas Haluoleo Universitas Gadjah Mada
4 Universitas Indonesia Universitas Hasanuddin
5 Universitas Jambi Universitas Mataram
6 Universitas Jember Universitas Padjajaran
7 Universitas Lampung Universitas Riau
8 Universitas Malikussaleh Universitas Sebelas Maret
9 Universitas Nusa Cendana Universitas Sumatera Utara
10 Universitas Sam Ratulangi Universitas Tanjungpura
11 Universitas Andalas
12 Universitas Brawijaya
Sumber : Data Komite Bersama 2016
Potret RSGM di Indonesia
2 RSKGMKhusus Pelayanan
10 RSGMPelayanan & Pendidikan Dokter
Gigi
7 RSGM Pelayanan + Pendidikan Dokter Gigi &
Spesialis33RSGM
10 RSGM dalam proses mendapatkan izin
operasional
2 RSUP
2 RSPTN
NON PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
Sumber :Paparan Ketua ARSGMPI, 2016
• Hingga akhir 2016, baru 17 RSGM yang memiliki izin operasional untukpendidikan dan dalam proses penetapan sebagai RSGMP olehKemkes (belum ada yang mendapatkan penetapan sebagaiRSGMP dari Kemkes)
• Komite Bersama telah menyusunpanduan pengembangan RSGMP
17 RSGM mendapatkan izin operasional
Konsep Pengembangan Academic Health System
AHS
RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
PERGURUAN TINGGI
PRACTICEPLAN
Anggota AHC mendiskusikanPresentasi Kadinkes Prop/Wil1. Wilayah yg akan ditempati
*Coverage*Masalah kes masy*Budaya & Perilaku
2. Jumlah dan spesifikasi Nakes3. Kebutuhan pelayan kes baru4. Kompetensi baru yg dibutuhkan5. Keterampilan khusus tambahan6. Penelitian yang dibutuhkan
AHS merupakan suatu kontinum berkelanjutan dan berkesinambungan untuk pembangunan kesehatan
Merencanakan penempatan1. Wilayah Penempatan Tim Kes2. Kesiapan Sarana Prasarana3. Kesiapan Renumerasi4. Kesiapan Logistik Kesehatan5. Kesiapan Transportasi6. Kesiapan Akomodasi7. Kesiapan IT
Mengembangkan Kurikulum 1. KBK dan PBL berdasar SKDI ditingkatkan & dipelihara2. Kurikulum baru yg berorientasi pd masalah
Kesehatan Masyarakat yg akan ditempati:* Analisa kompetensi baru* Menambah Kompetensi baru* Pembelajaran utk mengkonstruksi kompetensi baru
3. Kurikulum mempertimbangkan Sosbud dan Perilaku masy.
Pendidikan Profesi di RSP/RSGMP1. Melaksanakan 9 Konsep Dasar RSP/RSGMP2. Memelihara dan meningkatkan
Kurikulum dan Pembelajaran Klinik3. Menambah Keterampilan khusus yang
diminta oleh wilayah yg akan ditempati.
Tahap Pengembangan AHS
Konsensus dan Komitmendari seluruh PemangkuKepentingan :
- Mission Alignment
- Rencana Strategis
- Regulasi
Sinergi SistemPendidikan-Penelitian-Pelayanan Kesehatan
(AHS business model) :
- Operational Guideline
- Organization structure
- Integrated Recruitment & Procurement System
- Integrated Financial Management System
- Integrated database & ICT System
Implementasi AHS:
- Integrasi Fungsional
- Integrasi Struktural
Dasar Hukum :1. UU No.20/2013 tentang Pendidikan Kedokteran2. PP No.93/2015 tentang RSP3. RPP tentang Implementasi UU No.20/2013
(draft)4. Perpres tentang AHS (usulan)
Pemangku Kepentingan Utama :1. Pemerintah Pusat (Kemristekdikti, Kemkes, Kemkeu,
Kemdagri, Kemenpan, Kemko-PMK)2. Pemerintah Daerah (Dinas Kesehatan, Pemprov, DPRD)3. Institusi Pendidikan (PT, FK, FKG, dan fakultas lainnya) 4. RSP5. Fasyankes (RS, Puskesmas)6. Lembaga Penelitian
1
1
Lessons learned : AHS Model yang dikembangkan UI
KEMENTERIAN KESEHATAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
Piloting Model AHS sebagaiCenter of Excellence bidang Kesehatan
Sulsel(UNHAS)
Jabodetabek(UI)
Jabar(UNPAD)
Jawa Timur(UNAIR)
DIY & Jawa Tengah (UGM)
Pemilihan pilot model berdasarkan hasiltelaah tim Komite Bersama Kemristekdikti
dan Kemkes dan telah disetujuiMenristekdikti dan Menkes
“Semua stakeholders memiliki peran yang sinergis untuk membangun budaya mutu dalam sistem pendidikan tinggi dan
sistem pelayanan kesehatan.
Integritas, komitmen, dan kolaborasi adalah kunci dari sinergi tersebut.”
www.ristekdikti.go.id
TERIMA KASIH