i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN
GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER :HIPERTENSI
DIRUANG PERAWATAN PUSKESMAS LANDONO
KABUPATEN KONAWE SELATAN
KARYA TULIS ILMIAH
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Diploma D III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Keperawatan
OLEH
NI KADEK SUNIRTI
NIM 14401201700053.8
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
ii
iii
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : NI KADEK SUNIRTI NIM : 14409 2017 00053 8
Institusi Pendidikan : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari Judul KTI : ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.S DENGAN
GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER
HIPERTENSI DIRUANG PERAWATAN
PUSKESMAS LANDONO KABUPATEN KONAWE
SELATAN TAHUN 2018
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
Kendari, 28 Juli 2018
Yang Membuat Pernyataan,
NI KADEK SUNIRTI
iii
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. INDENTITAS
1. Nama Lengkap : Ni Kadek sunirti
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Tridanamulya, 03 Februari 1980
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Hindu
5. Suku/ Kebangsaan : Bali / Indonesia
6. Alamat : Ds. Toluwonua, Kec. Mowila, Kab. Konsel
7. No. Telp/ Hp : 0853 9779 9054
II. PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri Tridanamulya Tamat Tahun 1993
2. Sekolah Menegah Pertama 1 Landono Tamat Tahun 1996
3. SPK PPNI Kendari Tamat Tahun 1999
4. Poltekkes Kemenkes Kendari Program RPL Tahun 2017- 2018
iv
vi
MOTTO
Ilmu tidak hanya diperoleh dibangku pendidikan
Tetapi melalui pengalamanlah sumber yang lebih baik
Maka tuntutlah ilmu dimanapun kamu berada
Sebagai sumber cita-citamu di dunia
Dan bekal di akhirat kelak
Mintalah doa dan restu orang tua sebagai bekal awal
Untuk memulai meraih segalanya
Dan berpegang teguh pada keyakinan
Bahwa kamu dapat meraih segalanya
Ini merupakan kunci dan harapan hari ini
Dan kesuksesan yang akan datang
Kupersembahkan karya tulis ilmiah ini
Untuk ibu, suami serta anakku tercinta,
Saudaraku tersayang,
dan almamater POLTEKKES Kendari yang
kubanggakan.
v
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Tn,S Dengan Gangguan Sistem Cardiovaskuler
hipertensi Di Ruang Perawatan Puskesmas Landono Kecamatan Landono Kabupaten
Konawe Selatan Tahun 2018” dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan kekeliruan yang disebabkan keterbatasan penulis baik dari segi
pengetahuan, tenaga maupun materi. Oleh karena itu saran, pendapat dan kritik yang
membangun tulisan ini kearah yang lebih baik sangat dibutuhkan penulis.
Berbagai kesulitan dan hambatan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis
dapatkan, namun atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, tekad dan kemauan yang keras
terutama adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga dapat
diselesaikan dengan baik sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan DIII
Keperawatan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terima kasih kepada bapak SAMSUDDIN,S.Kep,Ns,M.Kep. selaku pembimbing yang
telah mengorbankan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan, pengarahan sejak
awal penulisan karya tulis ilmiah sampai pada ujian karya tulis ilmiah ini.
Dengan selesainya karya tulis ilmiah ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada
1. Askrening, SKM, M. Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.
2. Indriono Hadi,S.Kep,Ns.,M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Kendari.
vi
viii
3. Kepala Puskesmas Landono yang telah memberikan izin untuk melaksanakan studi
kasus di Ruang perawatan.
4. Kepala Perawatan Puskesmas Landono yang telah memberikan izin dan membimbing
penulis selama melaksanakan studi kasus.
5. Dosen dan Staf Administrasi Poltekkes Kemenkes Kendari.
6. Kepada tim penguji yang telah banyak memberikan masukan dan dengan tulus hati
memberikan saran kepada penulis.
7. Teristimewa penulis persembahkan kepada ibuku tercinta Ni Nyoman Sudri, suami
Rober sonda Payung serta Anakku I wayan adi sutanto dan Dwi Refan Sutanto yang
telah mendukung penulis untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Ucapan khusus kepada teman terbaikku, Rachmat Malham, Bambang Hadi Santoso,
dan I Nyoman Sumiarta serta Seluruh rekan- rekan mahasiswa RPL Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Kendari angkatan 2017 yang telah mendukung selama
penelitian berlangsung dan berjuang selama satu tahun dalam suka duka untuk meraih
cita – cita sebagai perawat profesional pemula.
Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian terutama teman
– teman mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari. Akhir kata dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih.
Kendari, 28 Juli 2018
Peneliti
vii
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
KEASLIAN TULISAN .............................. ................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………….. 1
B. Tujuan Penulisan………………………………………….. 2
C. Manfaat Penulisan……………………………………….... 3
D. Metode dan Tekhnik Penulisan…………………………… 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Hipertensi……………………………………. 7
B. Klasifikasi Hipertensi………………………………….
C. Anatomi ……………………………………………….
7
8
D. Fisiologi ……………………………………………...
E. Etiologi ………………………………………………..
9
9
F. Patofisiologi ..................…………………………….. 11
G. Manifestasi Klinik………………………………………… 11
H. Pemeriksaan Penunjang…………………………………… 12
I. Komplikasi………………………………………………... 12
J. Penatalaksanaan…………………………………………… 13
K. Pengkajian Keperawatan………………………………….. 14
L. Diagnosa Keperawatan ……………………………………
M. Patwei ……………………………………………………..
16
17
N. Intervensi Keperawatan…………………………………… 18
O. Implementasi Keperawatan……………………………….. 33
viii
x
P. Evaluasi…………………………………………………… 33
BAB III LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien…………………………………………….. 34
B. Pengkajian………………………………………………… 34
C. Data Fokus………………………………………………… 37
D. Daftar Rumusan Masalah…………………………………. 38
E. Diagnosa Keperawatan….………………………………… 40
F. Rencana Tindakan Keperawatan………………………….. 42
G. Implementasi dan Evaluasi
Keperawatan……………………………………………….
47
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………….. 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………………… 75
B. Saran ………………………………………………………. 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Dokumentasi
Surat Permohonan Izin Penelitian
Surat Keterangan Bebas Pustaka
Surat Keterangan Bebas Administrasi
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi dipengaruhi oleh curah jantung dan tekanan perifer. Berbagai
faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tekanan perifer dapat
mempengaruhi tekanan darah seperti asupan garam yang tinggi, faktor genetik,
stres, obesitas, jenis kelamin, usia, dan kebiasaan merokok. Mekanisme terjadinya
hipertensi yaitu melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I converting
enzyme
Data World Health Organization (WHO) tahun 2008 menunjukkan, di
seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap
hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Di Indonesia
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992 mendapatkan bahwa penyakit
jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab kematian kedua (16,6 per 1000
kematian), dan pada SKRT 1995 prevalensi hipertensi adalah 83 % per 1000
anggota rumah tangga. Ini lebih banyak perempuan dari pada pria dan menjadi
penyebab pertama kematian di Indonesia .
Di Indonesia, sampai saat ini memang belum ada data yang bersifat
nasional, multisenter, yang dapat menggambarkan prevelensi lengkap mengenai
hipertensi. Namun beberapa sumber, yakni Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2004, prevalensi hipertensi di Indonesia pada orang yang berusia di
atas 35 tahun adalah lebih dari 15,6%. Survei faktor resiko penyakit
1
2
kardiovaskular (PKV) oleh proyek WHO di Jakarta, menunjukkan angka
prevalensi hipertensi dengan tekanan darah 160/90 masing-masing pada pria
adalah 13,6% (1988), 16,5% (1993), dan 12,1% (2000). Pada wanita, angka
prevalensi mencapai 16% (1988), 17% (1993), dan 12,2% (2000). Secara umum,
prevalensi hipertensi pada usia lebih dari 50 tahun berkisar antara 15%-20%
(Depkes, 2010).
Berdasarkan data Medical Record Puskesmas Landono , tahun 2017
tercatat 455 orang penderita hipertensi rawat jalan dan menduduki urutan ke 3
dari 10 besar penyakit setelah ISPA dan gastritis. Sedangkan ditahun 2016
menduduki urutan ke 4 dari 10 besar penyakit tercatat 330 kunjungan rawat jalan.
Pada periode Januari sampai dengan Mei tercatat 184 orang rawat inap dan rawat
jalan penderita hipertensi. Melihat prevalensi yang cukup tinggi, maka hal ini
perlu mendapatkan perwatan yang serius.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik mengambil judul
Karya Tulis Ilmiah “Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskuler : Hipertensi di Ruang keperawatan Pukesmas
Landono Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan”.
A. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus penyakit dalam dan mampu menerapkan asuhan
keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
yang komprehensif pada Tn. S dengan kasus gangguan sistem
3
kardiovaskuler: Hipertensi di Ruang Keperawatan Puskesmas Landono
Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. S dengan gangguan
sistem kardiovaskuler: Hipertensi
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. S dengan
gangguan sistem kardiovaskuler: Hipertensi
c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan pada Tn.S dengan
gangguan sistem kardiovaskuler: Hipertensi
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn. S dengan gangguan
sistem kardiovaskuler: Hipertensi
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. S dengan gangguan
sistem kardiovaskuler: Hipertensi
B. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Penulis
Merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi penulis dan dapat
dijadikan bekal pada saat melakukan implementasi asuhan keperawatan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat/Pasien
Sebagai sumber informasi bagi pasien dan keluarga, sehingga dapat
dijadikan pedoman dalam pencegahan dan penatalaksanaan jika pasien
menderita Hipertensi atau dapat memberikan informasi tersebut kepada
orang lain yang membutuhkan.
4
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai masukan, tambahan wacana pengetahuan dan bahan masukan
dalam proses belajar mengajar terhadap pemberian asuhan
keperawatan pada pasien dengan Hipertensi.
c. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan acuan dalam penerapan proses keperawatan khususnya
pasien dengan Hipertensi, sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan.
C. METODE DAN TEKNIK PENULISAN
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Studi Kasus
Studi kasus dilaksanakan di ruang Keperawatan Puskesmas Landono
yaitu pada tanggal 13 Juli – 15 Juli 2018.
2. Teknik pengumpulan data
Penulis memperoleh data langsung yang berhubungan dengan klien
sebagai data primer dan data sekunder dengan menggunakan tekhnik
pengumpulan data yaitu :
a. Studi kepustakaan : menggunakan sumber bacaan seperti buku paket
dan bahan kuliah dan via internet yang berhubungan dengan isi
laporan.
b. Studi kasus : menggunakan pendekatan proses keperawatan pada klien
dan keluarga yang meliputi ; pengkajian, analisa data, penerapan
diagnosa keperawatan dan penyusunan rencana tindakan dan evaluasi
asuhan keperawatan.
5
Untuk melengkapi data/informasi dalam pengkajian menggunakan
beberapa cara antara lain:
a. Observasi
Mengadakan pengamatan langsung pada klien dengan cara melakukan
pemeriksaan yang berkaitan dengan perkembangan dan keadaan klien.
b. Wawancara
Mengadakan wawancara dengan klien dan keluarga, dengan
mengadakan pengamatan langsung.
c. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan terhadap kilen melalui ; inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi.
d. Studi Dokumentasi
Penulis memperoleh data dari Medical Record.
e. Metode diskusi
Diskusi dengan tenaga kesehatan yang terkait yaitu perawat yang
bertugas di ruang Keperawatan Puskesmas Landono
3. Tehnik penulisan disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab
yaitu:
BAB I : Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan,
Metode
dan Tehnik Penulisan.
BAB II : Tinjauan Teoritis yang mencakup konsep dasar medik, terdiri
6
dari ; Pengertian, etiologi, anatomi fisiologi, patofisiologi,
manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik, penanganan
medik. Sedangkan konsep dasar keperawatan terdiri dari :
Pengkajian, bagan patofisiologi, diagnosa keperawatan
, perencanaan keperawatan, implementasi dan evaluasi.
BAB III : Tinjauan Kasus yang memuat tentang pengamatan kasus yang
meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.
BAB IV : Pembahasan kasus yaitu membandingkan antara teori dengan
kasus nyata.
BAB V : Penutup yang terdiri dari : Kesimpulan dan Saran
Diakhiri dengan Daftar Pustaka dalam penyusunan Karya Tulis ini.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg
atau lebih.
B. KLASIFIKASI
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan
rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee,
Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI,
1997) sebagai berikut :
Tabel 2.1
Klasifikasi derajat Hipertensi
No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
1. Optimal <120 <80 span="">
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High
Normal
130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
5 Grade 1
(ringan)
140 – 159 90 – 99
6 Grade 2
(sedang)
160 – 179 100 – 109
7 Grade 3
(berat)
180 – 209 100 – 119
8 Grade 4
(sangat
berat)
>210 >120
(JNC – VI, 1997)
8
C. Anatomi
a. Jantung
Jantung berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam
dada, batas kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada
ruang intercostalis kelima kiri pada linea midclavicular. Pada bagian atas
jantung berhubungan dengan pembuluh darah besar, bagian bawah
berhubungan dengan diafragma, pada setiap sisi berhubungan dengan paru,
dan bagian belakang berhubungan dengan aorta desendens, esophagus.
(Gibson, John. 2002).
b. Arteri
Arteri adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada
jaringadan organ. Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin,
lapisan tengah jaringan elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar
memiliki laposan tengah yang terdiri dari jaringan elastin (untuk
menghantarkan darah untuk organ), arteri yang lebih kecil memiliki
9
lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang disampaikan pada suatu
organ). (Gibson, John. 2000).
c. Arteriol
Arteriol adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang
relatif tebal. Otot dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi
menyebabkan kontriksi diameter pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat
lokal, suplai darah pada jaringan/organ berkurang. Bila terdapat kontriksi
umum, tekanan darah akan meningkat. (Gibson, John. 2002).
d. Vena dan Venul
Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena
dibentuk oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak
berbatasan secara sempurna satu sama lain.
D. FISIOLOGI
Jantung berfungsi sebagai pemompa darah. Atrium kanan berfungsi untuk
menyimpan dan menyalurkan darah ke ventrikel kanan melalui katup
trikuspidalis. Atrium kiri menerima darah dari vena pulmonalis yang berisi
darah yang kaya akan oksigen, ventrikel kanan menerima darah dari atrium
kanan kemudian memompa ke arteria pulmonalis melalui katup pulmonal,
ventrikel kanan menerima darah dari atrium kiri (kaya O2) kemudian
memompa ke aorta melalui katup aorta ke seluruh tubuh.
E. ETIOLOGI
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
10
tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi ( Lany Gunawan, 2012 )
a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau
transport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
c. Stres karena lingkungan.
d. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta
pelebaranpembuluh darah.
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu hipertensi primer yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya, dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh
penyakit lain ( Lany Gunawan, 2012 ).
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya,
data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur,
jenis kelamin, dan ras.
11
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah
menkonsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan, stress,
merokok, dan minum alkohol.
F. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol kontruksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis keluar
dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatisdi toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai ketakutan
dan kecemasan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap
rangsang vasokonstroktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi (Smeltzer, 2006).
G. MANIFESTASI KLINIS
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya
gejala. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis,
marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata
berkunang-kunang, dan pusing
12
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu
pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba,
dan tengkuk terasa pegal. (Mansjoer, 2007).
H. PEMERIKSA AN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang rutin pada hipertensi bertujuan mendeteksi
penyakit yang bisa diobati (biasanya ginjal), dan menilai fungsi jantung serta
ginjal. Semua pasien memerlukan pemeriksaan EKG untuk menilai ukuran
ventrikel kiri, dan jika abnormal periksa rontgen toraks. Pemeriksaan
urinalisis, darah, ureum, dan elektrolit (David rubenstein, 2005).
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan yaitu seperti klirens kreatinin,
protein urin 24 jam, asam urat, dan kolesterol LDL (Mansjoer, 2007).
I. KOMPLIKASI
Beberapa Negara mempunyai pola komplikasi yang berbeda-beda. Di
Jepang gangguan serebrovaskular lebih mencolok dibandingkan dengan
kelainan organ yang lain, sedangkan di Amerika dan Eropa komplikasi
jantung ditemukan lebih banyak. Di Indonesia belum ada data tentang ini,
tetapi komplikasi serebrovaskular dan komplikasi jantung sering ditemukan.
Pada hipertensi ringan dan sedang komplikasi yang terjadi adalah pada mata,
ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa pendarahan retina, gangguan
penglihatan sampai dengan kebutaan (Arjatmo et al., 2001)
13
J. PENATALAKSANAAN
1. Cara Perawatan Hipertensi
a. Mengadopsi pola diet DASH (dietary approaches to stop hypertension),
yaitu pola makan dengan lebih banyak mengonsumsi buah, sayur-
sayuran, susu rendah lemak, gandum, dan kacang-kacangan,
dibandingkan dengan daging merah dan makanan yang mengandung
lemak jenuh serta kolesterol tinggi.
b. Mengurangi konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per
hari.
c. Perbanyak aktivitas fisik dan rutin berolahraga.
d. Menurunkan berat badan.
e. Berhenti merokok.
f. Menghindari atau mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
g. Mengurangi konsumsi minuman tinggi kafein, seperti kopi, teh, atau
cola.
h. Melakukan terapi relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk
mengendalikan stres.
2. Pemberian Obat-Obatan
a. Diuretik. Obat ini bekerja membuang kelebihan garam dan cairan di
tubuh melalui urine. Di antara jenis obat diuretik adalah
hydrochlorothiazide.
14
b. Antagonis kalsium. Antagonis kalsium menurunkan tekanan darah
dengan melebarkan pembuluh darah. Beberapa contoh obat ini adalah
amlodipine dan nifedipine.
c. Beta blocker. Berfungsi menurunkan tekanan darah dengan melebarkan
pembuluh dan memperlambat detak jantung. Contoh obat golongan
beta-blocker adalah atenolol dan bisoprolol.
d. ACE inhibitor. ACE inhibitor menurunkan tekanan darah dengan cara
membuat dinding pembuluh darah lebih rileks. Contoh obat golongan
ini adalah captopril dan ramipril.
e. Angiotensin-2 receptor blocker (ARB). Fungsi obat ini hampir sama
dengan ACE inhibitor yaitu membuat dinding pembuluh darah menjadi
rileks, sehingga kedua obat tersebut tidak boleh diberikan secara
bersamaan. Contoh obat ini adalah losartan dan valsartan.
f. Penghambat renin. Obat ini berfungsi menghambat kerja renin, yaitu
enzim yang dihasilkan ginjal dan berfungsi menaikkan tekanan darah.
Contoh obat penghambat renin adalah aliskiren.
K. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan proses pengumpulan data secara sistimatis
yang bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan pola respon klien saat
ini dan waktu sebelumnya. Hal-hal yang perlu dikaji dalam penangan asuhan
keperawatan penderita gagguan sistem kardiovaskuler: hipertensi antara lain
adalah :
15
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan pasien :
a. Riwayat kesehatan dahulu
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan keluarga
3. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Tanda-tanda vital
4. Pernafasan
5. Cardiovaskuler
6. Persarafan
7. Abdomen
8. Kepala : mata,telinga,mulut dan hidung
9. Tulang,otot dan integumen
10. Sistim endokrin
11. Sistim reproduksi
d. Pola aktifitas sehari-hari :
1) Pola Nutrisi
2) Pola kebersihan
3) Pola Istirahat Tidur
4) Pola Aktifitas
e. Faktor Psikologi
16
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau
potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat
secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara
pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status
kesehatan klien (Carpenito, 2009). Diagnosis keperawatan yang sering
muncul:
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler,
iskemia miokard
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan
suplai dan kebutuhan oksigen.
c. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
d. Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi
yang diderita klien
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
prosespenyakit. (Nurarif,2015)
17
PATWEI
Stimulasi Baroccopter dari Sinus Kordis dan Arkis Aorta
Syaraf simpatis (pelepasan kolekolamin)
Aktivitas epineprin dan norepineprin
Vasokontriksi
Peningkatan tekanan darah
Gangguan sirkulasi
Otak sistemik
Resistensi pembuluh darah otak vasokontriksi
After load
Perubahan status kesehatan
Respon psikologis
Nyeri kepala
COP
asietas
18
M. INTERVENSI
NO DX
DIANGOSA
KEPERAWATAN
DAN KOLABORASI
TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
1 Resiko tinggi terhadap
penurunan curah
jantung berhubungan
dengan peningkatan
afterload,
vasokonstriksi,
hipertrofi/rigiditas
NOC :
v Cardiac Pump effectiveness
v Circulation Status
v Vital Sign Status
Kriteria Hasil:
§ Tanda Vital dalam rentang normal
(Tekanan darah, Nadi, respirasi)
NIC :
Cardiac Care
§ Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas,lokasi,
durasi)
§ Catat adanya disritmia jantung
§ Catat adanya tanda dan gejala penurunan
cardiac putput
19
ventrikuler, iskemia
miokard
§ Dapat mentoleransi aktivitas, tidak
ada kelelahan
§ Tidak ada edema paru, perifer, dan
tidak ada asites
§ Tidak ada penurunan kesadaran
§ Monitor status kardiovaskuler
§ Monitor status pernafasan yang menandakan
gagal jantung
§ Monitor abdomen sebagai indicator penurunan
perfusi
§ Monitor balance cairan
§ Monitor adanya perubahan tekanan darah
§ Monitor respon pasien terhadap efek
pengobatan antiaritmia
§ Atur periode latihan dan istirahat untuk
menghindari kelelahan
§ Monitor toleransi aktivitas pasien
§ Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan
ortopneu
20
§ Anjurkan untuk menurunkan stress
Vital Sign Monitoring
§ Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
§ Catat adanya fluktuasi tekanan darah
§ Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
§ Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
§ Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
§ Monitor kualitas dari nadi
§ Monitor adanya pulsus paradoksus
§ Monitor adanya pulsus alterans
§ Monitor jumlah dan irama jantung
21
§ Monitor bunyi jantung
§ Monitor frekuensi dan irama pernapasan
§ Monitor suara paru
§ Monitor pola pernapasan abnormal
§ Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
§ Monitor sianosis perifer
§ Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi
yang melebar, bradikardi, peningkatan
sistolik)
§ Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
2 Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
kelemahan,
ketidakseimbangan
NOC :
v Energy conservation
v Self Care : ADLs
Kriteria Hasil :
NIC :
Energy Management
§ Observasi adanya pembatasan klien dalam
melakukan aktivitas
22
suplai dan kebutuhan
oksigen.
§ Berpartisipasi dalam aktivitas fisik
tanpa disertai peningkatan tekanan
darah, nadi dan RR
§ Mampu melakukan aktivitas sehari
hari (ADLs) secara mandiri
§ Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan
terhadap keterbatasan
§ Kaji adanya factor yang menyebabkan
kelelahan
§ Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat
§ Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik
dan emosi secara berlebihan
§ Monitor respon kardivaskuler terhadap
aktivitas
§ Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat
pasien
Activity Therapy
§ Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi
23
Medik dalammerencanakan progran terapi
yang tepat.
§ Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
§ Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
yangsesuai dengan kemampuan fisik,
psikologi dan social
§ Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan
§ Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
§ Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang
disukai
24
§ Bantu klien untuk membuat jadwal latihan
diwaktu luang
§ Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas
§ Sediakan penguatan positif bagi yang aktif
beraktivitas
§ Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
§ Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual
25
3 Nyeri akut
berhubungan dengan
peningkatan tekanan
vaskuler serebral
NOC :
v Pain Level,
v Pain control,
v Comfort level
Kriteria Hasil :
§ Mampu mengontrol nyeri (tahu
penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari
bantuan)
§ Melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen
nyeri
NIC :
Pain Management
§ Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
§ Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
§ Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien
§ Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
§ Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
§ Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa
26
§ Mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri)
§ Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
§ Tanda vital dalam rentang normal
lampau
§ Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
menemukan dukungan
§ Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
§ Kurangi faktor presipitasi nyeri
§ Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)
§ Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
§ Ajarkan tentang teknik non farmakologi
§ Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
27
§ Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
§ Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak berhasil
§ Monitor penerimaan pasien tentang manajemen
nyeri
Analgesic Administration
§ Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum pemberian obat
§ Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
§ Cek riwayat alergi
§ Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika pemberian lebih dari
28
satu
§ Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan
beratnya nyeri
§ Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
§ Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur
§ Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
§ Berikan analgesik tepat waktu terutama saat
nyeri hebat
§ Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala
(efek samping)
29
4 Cemas berhubungan
dengan krisis
situasional sekunder
adanya hipertensi yang
diderita klien
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24
jam, cemas pasien berkurang
dengan kriteria hasil:
v Anxiety Control
v Coping
v Vital Sign Status
§ Menunjukan teknik untuk
mengontrol cemas è teknik nafas
dalam
§ Postur tubuh pasien rileks dan
ekspresi wajah tidak tegang
§ Mengungkapkan cemas berkurang
§ TTV dbn
Anxiety Reduction
§ Gunakan pendekatan yang menenangkan
§ Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
pelaku pasien
§ Jelaskan semua prosedur dan apa yang
dirasakan selama prosedur
§ Temani pasien untuk memberikan keamanan
dan mengurangi takut
§ Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
tindakan prognosis
§ Dorong keluarga untuk menemani anak
§ Lakukan back / neck rub
§ Dengarkan dengan penuh perhatian
§ Identifikasi tingkat kecemasan
30
TD = 110-130/ 70-80 mmHg
RR = 14 – 24 x/ menit
N = 60 -100 x/ menit
S = 365 – 37
5 0C
§ Bantu pasien mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
§ Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi
§ Instruksikan pasien menggunakan teknik
relaksasi
§ Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
5 Kurang pengetahuan
berhubungan dengan
kurangnya informasi
tentang proses penyakit
NOC :
v Kowlwdge : disease process
v Kowledge : health Behavior
Kriteria Hasil :
§ Pasien dan keluarga menyatakan
pemahaman tentang penyakit,
NIC :
Teaching : disease Process
§ Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
pasien tentang proses penyakit yang spesifik
§ Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
bagaimana hal ini berhubungan dengan
31
kondisi, prognosis dan program
pengobatan
§ Pasien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
§ Pasien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim kesehatan
lainnya.
anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
§ Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
§ Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang
tepat
§ Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna
cara yang tepat
§ Sediakan informasi pada pasien tentang
kondisi, dengan cara yang tepat
§ Hindari harapan yang kosong
§ Sediakan bagi keluarga atau SO informasi
tentang kemajuan pasien dengan cara yang
tepat
§ Diskusikan perubahan gaya hidup yang
32
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan
atau proses pengontrolan penyakit
§ Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
§ Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara
yang tepat atau diindikasikan
§ Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
§ Rujuk pasien pada grup atau agensi di
komunitas lokal, dengan cara yang tepat
§ Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara yang tepat
33
N. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah proses keperawatan dengan melaksanakan
berbagai strategis keperawatan (tindakan keperawatan) yaitu telah
direncanakan. (Aziz Alimuml. 2001 : h 11)
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan
pencegahan penyakit. Pemulihan kesehatan dan mempasilitas koping
perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik. Jika
klien mempunyai keinginan untuk berpatisipasi dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan selama tahap pelaksanaan perawat terus melakukan
pengumpulan data dan memilih tindakan perawatan yang paling sesuai
dengan kebutuhan klien tindakan.
O. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan
klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan (Nursalam,
2001). Tujuan dari evaluasi antara lain :
1) Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.
2) Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan yang
diberikan.
3) Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan dan Mendapatkan umpan
balik.
34
4) Sebagai tanggung jawab/tanggunggugat dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan.
35
BAB III
LAPORAN KASUS
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang studi kasus yang dilakukan pada Tn. S
dengan gangguan sistem Cardiovaskuler : Hipertensi, pengkajian yang dilakukan
tanggal 13-15 Juli 2018 Di Ruang Keperawatan Puskesmas Landono dengan
menggunakan pengkajian auto anamnesa dan allo anamnesa. Studi kasus ini
dimulai dari tahap pengkajian, penegakkan diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
A. Identitas Klien
Nama pasien Tn. S berumur 59 tahun, pasien berjenis kelamin laki
laki, beragama Hindu, suku Bali, tempat tinggal sekarang di Desa Lalonggapu
Kecamatan Landono, Kabupaten Konawe selatan, pendidikan SD, pekerjaan
sebagai petani , biaya pengobatan ditanggung oleh Askes. Penulis
mendapatkan informasi dari Tn. S sebagai pasien. Diagnosa medis Hipertensi.
B. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Pasien
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular,tidak pernah
di operasi tapi pernah di rawat di rumah sakit atau di puskesmas
sebelumya dengan penyakit yang sama ,serta klien tidak punya penyakit
alergi makanan atau obat
Klien mengatakan nyeri kepala sejak 1 hari yang lalu yaitu pada
tanggal 12 Juli 2018 pukul 04.00 WITA. Riwayat sebelumya makan
35
36
makanan yang di sediakan di pesta, klien mesakan nyeri seperti yang hebat
setelah makan daging di pesta pada daerah kepala yang datang setiap saat,
klien juga mengatakan kepalanya seperti mau pecah i, melihat kondisi
klien keluarga mulai kuatir dan langsung membawa klien ke puskesmas
landono.
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular, dengan riwayat
genogram sebagai berikut :
:
Gambar 3.1 Genogram Tn. S
Keterangan :
: Laki-laki hidup
: Perempuan hidup
: Laki-laki Meninggal
: perempuan meninggal
: Klien
: Keluarga inti tinggal serumah
55 59
X X
X
x
x
X X
X X X
37
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Tn. S tanggal 13 Juli 2018
penulis mendapatkan data yaitu keadaan umum lemah, kesadaran compos
mentis, pengukuran tanda-tanda vital tekanan darah 180/100 mmHg, suhu
tubuh 360C, pernapasan 24 kali permenit, nadi 90 kali permenit dengan
irama tidak teratur dan teraba cepat, berat badan sebelum sakit 58 kg, berat
badan setelah sakit 56 kg, tinggi badan 155 cm.
Pengkajian pernapasan , hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada
sekret, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada suara napas
tambahan (wheezing, ronchi, stridor, crakles), tidak ada nyeri.
Pengkajian cardiovaskuler , , tidak ada edema, suara jantung normal,
klien mengeluh pusing dan sakit kepala seperti mau pecah
Pengkajian persarafan , Glasgow Coma Scale (GCS) 15 (E : 4, V : 5,
M : 6), kepala simetris kiri dan kanan, klien nampak meringis, konjungtiva
anemis, telinga simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran normal, fungsi
penciuman normal, fungsi pengecapan normal, fungsi penglihatan normal.
Pengkajian abdomen ,tampak simetris kanan dan kiri,tidak ada ascites
terdengar bising perut 18x/menit tidak ada massa.
Pengkajian perkemihan-eliminasi , frekuensi berkemih 5-6 kali dalam
sehari, warna kuning, bau khas aromatik. , tidak terdapat peradangan pada
mulut, , BAB 1 kali/hari dengan konsistensi lembek, klien mengatakan
kurang nafsu makan .
38
Pengkajian tulang-otot-integumen , pergerakan sendi tidak bebas,
kekuatan otot berkurang , ekstremitas bawah tidak terdapat nyeri otot dan
nyeri sendi, ekstremitas atas tidak terdapat fraktur, paralise maupun
gangguan lainnya, kondisi tulang normal, warna kulit pucat, akral hangat,
turgor baik, kulit dalam kondisi bersih.
Pengkajian sistem endokrin, klien tidak menggunakan terapi hormon.
Pengkajian sistem reproduksi,tidak di kaji.
4. Pola Aktivitas sehari - hari
Pengkajian pola nutrisi didapatkan Tn. S mengatakan nafsu makan
berkurang, frekuensi makan 3 kali sehari dengan porsi makan tidak
dihabiskan. Pengkajian kebersihan, mandi 2x sehari pakai sabun dan 1x
gosok gigi. Istirahat dan tidur, klien mengatakan susah tidur siang dan
tidur malam hanya 5 jam dan sering terbangun karena rasa nyeri,aktivitas
klien masih di bantu istrinya..
5. Psikososial
Interaksi sosial Tn. S baik pada keluarga maupun anggota masyarakat
di lingkungannya dalam kondisi baik dan tidak pernah terjadi konflik
diantara mereka. Saat ini klien nampak gelisah, klien mengatakan cemas
denga keadaannya sekarang, klien mengatakan ingin cepat sembuh
C. Data Fokus
Klien mengeluh nyeri kepala seperti mau pecah dan tegang dengan skala
nyeri 5 ( sedang ) sejak 1 hari.
39
PEGELOMPOKAM DATA
DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF
− Klien mengatakan nyeri kepala
− Klien mengatakan sering
terbangun karena nyeri
− Klien mengatakan kurang nafsu
makan
− Klien mengatakan sakit kepala
− Klien mengatakan cemas dengan
keadaannya sekarang
− Klien mengatakan ingin cepat
sembuh
− Klien mengatakan pusing
Keadaan umum lemah
Klien nampak meringis
Klien nampak gelisah
Porsi makan tidak dihabiskan
Skala nyeri 5 (sedang)
TTV : TD : 180/100 mmHg, nadi
: 90 kali/menit, pernapasan : 20
kali/menit, suhu : 36,0C
D. Daftar Rumusan Masalah
No Masalah Penyebab Data
1 Nyeri akut Peningkatan tekanan
vaskuler serebral
Ds : - Klien mengatakan
Nyeri pada daerah
kepala
- Klien
mengatakan
sering terbangun
40
karena nyeri
Do : - Klien nampak
meringis
- Skala nyeri 5
(sedang)
- TTV : TD :
180/100 mmHg,
nadi : 90
kali/menit,
pernapasan : 20
kali/menit, suhu :
360C
2 Penurunancurah
jantung
Aliran darah coroner
menurun secara mendadak
Ds : - Klien mengatakan
sakit kepala seperti
berputar putar
Do : - KU lemah
- Klien nampak
meringis
- TD
;180/100mmhg
N;90 kali per
41
menit P; 20 kali
permenit.
3 Ansietas Perubahan status
kesehatan
Ds : - Klien mengatakan
sakit kepala
-Klien mengatakan
cemas dengan
keadaanya sekarang
- Klien mengatakan
ingin cepat sembuh.
Do ; - Klien
Nampak gelisah
E. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
ditandai dengan :
Ds : - Klien mengatakan nyeri kepala
- Klien mengatakan sakit kepala
-Klien mengatakan sering terbangun karena nyeri
42
Do : - Klien nampak meringis
- KU lemah
- Klien Nampak gelisah
2. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokontriksi, hipertropi/ rigiditas ventrikuler,
iskemia miokard yang ditandai dengan
Ds : klien mengatakan pusing-
Do :
- TTV : TD : 180/100 mmHg, nadi : 90 kali/menit, pernapasan : 20
kali/menit, suhu : 36,0C
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan
:
Ds
- Klien mengatakan sakit kepala
- Klien mengatakan cemas dengan keadaannya sekarang
- Klien mengatakan ingin cepat sembuh
Do : - Klien nampak gelisah
43
F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan dan kriteria
hasil
Intervensi Rasional
1 Nyeri berhubungan :
Ds : - Klien
mengatakan
nyeri kepala
- Klien
mengatakan sakit
kepala
- Klien
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
3 x 24 jam,
diharapkan nyeri
hilang/terkontrol
dengan kriteria :
Klien nampak
1. Lakukan penilaian nyeri
secara koferensif dimulai
dari lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas, intensistas dan
penyebab
2. Pastikan pasien mendapat
perawartan dengan
1. Untuk mengetahui perkembangan
klien.
2. Nyeri hebat mendadak dapat
menandakan peningkatan tekanan
paskuler serebral
3. Untuk mengurangi kontraksi otot.
4. Nyeri akan bertambah jika posisi tidak
nyaman.
44
mengatakan
sering terbangun
karena nyeri
Do : - Klien nampak
meringis
- KU lemah
- Klien Nampak
gelisah
rileks
Klien mengatakan
nyeri berkurang
atau hilang
Skala nyeri 1-3
(ringan)
Tanda-tanda vital
dalam batas
normal (TTV :
TD : 180/100
mmHg, nadi : 90
kali/menit,
pernapasan:20
kali/menit, suhu :
analgesik
3. Control factor lingkungan
yang dapat menimbulkan
ketidaknyamanan (suhu
ruangan, pencahayaan
dan keributan)
4. Ajari pasien untuk
menggunakan teknik
relaksasi
5. Anjurkan pasien istirahat
yang cukup.
5. Mengurangi ketegangan emosi klien.
6. Analgetik dapat mengurangi sintesa
neurotransmiter tertentu yang dapat
menimbulkan rasa nyeri.
45
360C
2 Resiko tinggi terhadap
penurunan curah
antung berhubungan
dengan peningkatan
afterload, vasokonruksi
hipertropi/rigiditas
ventrukuler, iskemia
miokard yang di tandai
dengan
Ds : - klien
mengatakan janjung
berdebar-debar
Do : - TTV:TD :
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
3 x 24 jam
diharapkan
afterload tidak
meningkat, tidak
terjadi
vasokontriksi, tidak
terjadi iskemia
miokard
1. Pantau TTV
2. Auskultasi tonus jantung
dan bunyi nafas
3. Berikan lingkungan
tenang
4. Anjurkan istirahat
ditempat tidur
5. Anjurkan teknik relaksasi
6. Pantau respon terhadap
1. Untuk mangetahui keadaan umum
klien
2. Dengan tindakan auskultasi dapat
diketahui bunyi jantung dan suara
tambahan pada jantung.
3. dengan menciptakan lingkungan yang
tenang, pola tidur klien dapat
terpenuhi.
4. Dengan istirahat ditempat tidur dapat
mengurangi aktivitas klien
5. Untuk mengurangi kontraksi otot
6. Untuk mengetahui reaksi obat
46
180/100 mmHg,
nadi 90 kali/menit,
pernapasan 20
kali/menit, suhu
36oC
-
obat untuk mengontrol
tekanan darah
3 Asietas berhubungan
dengan perubahan
status kesehatan di
tandai dengan :
Ds : - Klien
mengatakan
pusing
- Klien
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
3 x 24 jam
diharapkan
kebutuhan asietas
klien berkurang
dengan kriteria :
1. Indentifikasi tingkat
kecemasan klien
2. Dorong klien untuk
mengungkapkan
perasaannya
3. Instruksikan klien untuk
mengungkapkan teknik
relaksasi
1. Kecemasan dapat menghambat proses
penyembuhan
2. Dapat mengurangi kecemasan
3. Dengan teknik relaksasi kecemasan
klien dapat berkurang
47
mengatakan
cemas dengan
keadaan
sekarang
- Klien
mengatakan
ingin cepat
sembuh
Do : - klien Nampak
gelisah
Klien rileks
Klien mampu
mengidentifikasi
dan
mengungkapkan
gejala cemas
4. Berikan penyuluhan pada
klien dan keluarga pada
penyakit yang dialami
klien
4. Dapat menambah pengetahuan klien
dan keluarga tentang penyakit yang
dialami
48
G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
HARI I
Implementasi Evaluasi
Diagnosa
Keperawatan
Hari/Tangg
al/Jam
Implementasi Paraf Hari/Tanggal
/Jam
SOAP Paraf
Nyeri berhubungan
dengan peningkatan
tekanan vaskuler
serebral
Jumat, 13
Juli 2018
08.00
Pain Management ;
1.Melakukan observasi tanda-
tanda vital.
Hasil : TD : 180/100 mmHg,
nadi : 90kali per menit
kali/menit, suhu : 36,C,
pernapasan : 20 kali/menit.
2.Mengkaji skala nyeri.
Jumat, 13
Juli 2018
16.30
S : - Klien mengatakan masih
nyeri di daerah kepala
O : - Klien nampak meringis
- Skala nyeri 5 (sedang)
- TTV : TD : 180/100
mmHg, nadi : 90
kali/menit, pernapasan :
20 kali/menit, suhu :
49
09.05
09.10
09.15
Hasil: Skala nyeri 5 (sedang).
3.Mengurangi jumlah
pengunjung
Hasil:
Keluarga pasien koperatif
4.Mengajarkan tekhnik
relaksasi.
Hasil : menganjurkan klien
untuk menarik napas
melalui hidung dan
mengeluarkan melalui
mulut secara perlahan da
klien mengikuti.
5. Melakukan pemberian
360C
A : Masalah belum teratasi
P : Pain management 1-6 di
lanjutkan
50
09.20
11.00
posisi yang nyaman.
Hasil : Klien merasa nyaman.
Hasil:
Menganjurkan klien untuk
menarik nafas melalui hidung
dan mengeluarkan melalui
mulut secara perlahan
6.Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
analgetik dan antineuretik
Hasil:Obatoral paracetamol
tab 500mg 3 kali sehari dan
captopril 25mg 2 kali sehari
Furusemid 40mg 1x1 sehari.
51
Resiko tinggi
terhadap penurunan
curah jantung
berh8bungan
dengan peningkatan
afterload,vaso
kontruksi
hipertropi/regiditas
ventrukuler,iskemia
miokard
Ds : Klien
mengatakan jantung
berdebar-debar.
Jumat, 13
Juli 2018
11.30
11.35
Cardiac care
1.Pantau tanda tanda vital
Hasil :
2.Auskultasi tonus jantung
dan bunyi nafas.
Hasil : terdengar suara lu
tub lu tub dan tidak
terdengar suara nafas
tambahan wezing atau
stridor
Energi managemen.
1.Menganjurkan klien untuk
istirahat di tempat tidur
Hasil : aktivitas klien
Jumat , 13
Juli 2018
15.00
S : - Klien mengatakan masih
sakit kepala dan terasa
berputar putar
O : - KU lemah
-TD ;170/90 mmhg
A : Masalah belum teratasi
P : Cardiac care 1-2 di
lanjutkan
Energi manajemen di
lanjutkan
Aktifity therapy 1-2 di
lanjutkan
52
Do :
TTv: TD:180/100
MnHg,Nadi
90xpermenit,p:20x
permenit,suhu360c
11.40
12.00
sudah lebih banyak di
tempat tidur.
Actifity therapy.
1.Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
cairan intravena.
Hasil : Terpasang IVFD
NHCL 24 tetes/menit.
2.Pantau respon klien
terhadap obat
Hasil;
Klien tidak mengeluh
adanya efek samping obat
53
Ansietas
berhubungan
dengan perubahan
status kesehatan
Jumat, 13
Juli 2018
14.00
14.05
16.10
Anxiety reduction
1. Melakukan identifikasi
tingkat kecemasan klien.
Hasil : Klien nampak
cemas dan gelisah.
2. Mendorong klien untuk
mengungkapkan
perasaannya.
Hasil:
Klien mengungkapkan
perasaannya.
3. Menginstruksikan klien
menggunakan tekhnik
relaksasi.
Jumat, 13
Juli 2018
15.00
S : - Klien mengatakan tidak
cemas lagi
O : - Klien Nampak agak
rileks
A : Masalah teratasi sebagian
P : Anxiety reduction 1-2 di
lanjutkan
54
16.15
Hasil : Klien menarik
napas dalam melalui
hidung dan mengeluarkan
melalui mulut secara
perlahan.
3.Memberikan Health
Education (HE) pada klien
dan keluarga tentang
penyakit yang dialami
klien.
Hasil : Klien dan keluarga
kooperatif dan mengerti
dengan penjelasan yang
diberikan.
55
HARI II
Implementasi Evaluasi
Diagnosa
Keperawatan
Hari/Tanggal/
Jam
Implementasi Paraf Hari/Tanggal
/Jam
SOAP Paraf
Nyeri berhubungan
dengan peningkatan
tekanan vaskuler
serebral
Sabtu,14 Juli
2018
10.00
Pain Management ;
1.Melakukan observasi
tanda-tanda vital.
Hasil : TD : 160/90
mmHg, nadi : 84kali per
menit kali/menit, suhu :
36C, pernapasan : 20
kali/menit.
2.Mengkaji skala nyeri.
Sabtu, 14 Juli
2018
16.00
S : - Klien mengatakan masih
nyeri di daerah kepala,
namun klien sdh
mengatakan agak
berkurang.
O : - Klien nampak meringis
namun sesekali saja
- Skala nyeri 4 (sedang)
56
10.05
10.10
10.15
Hasil : Skala nyeri 5
(sedang).
3.Mengurangi jumlah
pengunjung
Hasil:
Keluarga pasien
koperatif
4.Mengajarkan tekhnik
relaksasi.
Hasil : menganjurkan
klien untuk menarik
napas melalui hidung
dan mengeluarkan
melalui mulut secara
A : Masalah sudah teratasi
sebagian .
P : Cardiac care1,2 di
lanjutkan,Actyfity therapy
1 di lanjutkan.
57
10.30
11.00
perlahan da klien
mengikuti
5.Melakukan pemberian
posisi yang nyaman.
Hasil : Klien merasa
nyaman.
Hasil:
Menganjurkan klien
untuk menarik nafas
melalui hidung dan
mengeluarkan melalui
mulut secara perlahan
6.Berkolaborasi dengan
tim medis dalam
58
pemberian analgetik dan
antineuretik
Hasil : , Obat oral
paracetamol tab 500mg
3 kali sehari dan
captopril 25mg 2 kali
sehari Furusemid 40mg
1x1 swehari.
Resiko tinggi
terhadap penurunan
curah jantung
berh8bungan
dengan peningkatan
11.30
11.35
Cardiac care
1 .Pantau tanda tanda vital
Hasil :
2. Auskultasi tonus jantung
dan bunyi nafas.
S : - Klien mengatakan masih
agak pusing
O : - Keadaan umum masih
agak lemah
59
afterload,vaso
kontruksi
hipertropi/regiditas
ventrukuler,iskemia
miokard
Ds : Klien
mengatakan jantung
berdebar-debar.
12.00
Hasil : terdengar suara
lu tub lu tub dan tidak
terdengar suara nafas
tambahan wezing atau
stridor.
Energi managemen
1.Menganjurkan klien
untuk istirahat di tempat
tidur
Hasil : aktivitas klien
sudah lebih banyak di
tempat tidur..
Actifity therapy.
1.Berkolaborasi dengan
TTV : TD : 160/90 mmHg
- , nadi : 84 kali/menit,
pernapasan : 20
kali/menit, suhu : 360C
A : Masalah sudah teratasi
sebagian
P : 1-4 dilanjutkan
60
15.00
15.30
tim medis dalam
pemberian cairan
intravena untuk botol
berikutnya
Hasil : cairan NHCL 24
tetes/menit di lanjutkan
untuk botol berikutnya.
2.Pantau respon klien
terhadap obat
Hasil;
Klien tidak mengeluh
adanya efek samping
obat
Ansietas Anxiety reduction S : - Klien mengatakan tidak
61
berhubungan
dengan perubahan
status kesehatan
17.00
17.15
17.30
1. Melakukan identifikasi
tingkat kecemasan
klien.
Hasil : Klien nampak
cemas dan gelisah.
2. Mendorong klien untuk
mengungkapkan
perasaannya.
Hasil:
Klien mengungkapkan
perasaannya.
3. Menginstruksikan klien
menggunakan tekhnik
relaksasi.
cemas lagi
O : - Klien nampak rileks
A : Masalah teratasi
P : Anxiety reduction di
hentikan
62
17.45
Hasil : Klien menarik
napas dalam melalui
hidung dan mengeluarkan
melalui mulut secara
perlahan.
4.Memberikan Health
Education (HE) pada klien
dan keluarga tentang
penyakit yang dialami
klien.
Hasil : Klien dan keluarga
kooperatif dan mengerti
dengan penjelasan yang
diberikan.
63
HARI III
Implementasi Evaluasi
Diagnosa
Keperawatan
Hari/Tanggal/
Jam
Implementasi Paraf Hari/Tanggal
/Jam
SOAP Paraf
Nyeri berhubungan
dengan peningkatan
tekanan vaskuler
serebral
minggu, 15
Juli 2018
10.00
Pain Management
1.Melakukan observasi
tanda-tanda vital.
Hasil : TD : 140/80
mmHg, nadi : 80kali per
menit kali/menit, suhu :
36C, pernapasan : 20
kali/menit.
2.Mengkaji skala nyeri.
Minggu, 15
Juli 2018
16.00
S : - Klien mengatakan masih
nyeri di daerah kepala,
namun klien sdh
mengatakan agak
berkurang.
O : - Klien sudah tidak nampak
meringis lagi
- Skala nyeri 3 (ringan)
64
10.10
10.15
10.20
Hasil : Skala nyeri 3
(ringan).
3.Mengajarkan tekhnik
relaksasi.
Hasil : menganjurkan
klien untuk menarik
napas melalui hidung
dan mengeluarkan
melalui mulut secara
perlahan da klien
mengikuti
4.Berkolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian analgetik dan
TTV : TD : 140/80 mmHg,
nadi : 80
kali/menit,pernafasan;20
kali permenit, suhu; 36 c
65
antineuretik
Hasil : , Obat oral
paracetamol tab 500mg
3 kali sehari dan
captopril 25mg 2 kali
sehari Furusemid 40mg
1x1 swehari.
Resiko tinggi
terhadap penurunan
curah jantung
berh8bungan
dengan peningkatan
afterload,vaso
kontruksi
11.30
11.40
Cardiac care
1.Pantau tanda tanda vital
Hasil :TD;160/90 mmhg
2. Auskultasi tonus jantung
dan bunyi nafas.
Hasil : terdengar suara
lu tub lu tub dan tidak
Jumat, 13
Juli 2018
16.00
S : - Klien mengatakan sudah
tidak pusing lagi
O : - Keadaan umum sudah
membaik
- Klien sudah tidak pucat
66
hipertropi/regiditas
ventrukuler,iskemia
miokard
12.00
12.15
terdengar suara nafas
tambahan wezing atau
stridor.
Energi manajemen
1.Menganjurkan klien
untuk beraktifitas
sendiri
Hasil : aktivitas klien
sudah lebih banyak di
lakukan sendiri.
Actifity terapy
1.Berkolaborasi dengan
tim medis tentang
pemberian obat oral
lagi
-TD; 140/80 Mmhg, nadi
80 kali permenit,
pernafasan 20 kali
permenit
A : Masalah sudah teratasi dan
infus klien di aff.
P ; Cardiac care, Energi
manajemen, Actifity terapy
di lanjutkan
67
Hasil ; atas anjuran
dokter karena keadaan
klien sudah membaik
dokter menganjurkan aff
infus
67
BAB IV
PEMBAHASAN
Prinsip dari pembahasan ini dengan memfokuskan kebutuhan dasar
manusia di dalam asuhan keperawatan. Ruang lingkup pembahasan ini meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian .
Dari pengkajian Tn. S ditemukan hasil yaitu klien mengatakan nyeri
di bagian kepala sejak 1 hari yang lalu yaitu pada tanggal 13 Juli 2018 pukul
08.00 WIT. Riwayat keluhan utama yaitu, Faktor pencetus : awalnya klien
merasakan nyeri seperti ditusuk-tusuk,pada daerah kepala pada bagian
belakang sewaktu klien habis makan ditempat pesta skala nyeri : 5 (sedang),
datangnya setiap saat. Klien juga mengatakan kepalanya terasa tegang, dan
berputar putar .
Menurut mansjoer,2007 gejala yang yang ditemukan pada pasien
antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung
secara tiba-tiba, dan tengkuk terasa pegal. Berdasarkan hal tersebut ditemukan
Hasil pengkajian pada Tn. S yang didapatkan yaitu klien mengatakan nyeri
pada daerah kepala, klien mengatakan sering terbangun karena nyeri, klien
mengatakan klien juga mengatakan tegang pada daerah kepala bagian
belakang, , klien mengatakan pusing, , klien mengatakan cemas dengan
keadaannya sekarang, klien mengatakan ingin cepat sembuh. . Hal ini
dikarenakan dalam setiap perjalanan penyakit akan berdampak pada
68
69
psikologis klien, dimana timbul rasa cemas akan penyakit yang
dideritanya. Tidak ada kesenjangan yang didapatkan oleh penulis antara data
yang didapatkan melalui hasil pengkajian dengan teori tentang gejala dan
tanda pada klien dengan Hipertensi.
Dari hasil pengkajian yang didapatkan penulis pada Tn. S saat
dilakukan pemeriksaan fisik keadaan umum Tn.S lemah, klien nampak
meringis, klien nampak gelisah, porsi makan tidak dihabiskan, skala nyeri 5
(sedang), TTV : TD : 180/100 mmHg, nadi : 90 kali/menit, pernapasan : 20
kali/menit, suhu : 360C, berat badan sebelum sakit 58 kg, berat badan setelah
sakit 56 kg.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data dapat ditegakkan prioritas diagnosa keperawatan
nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral. Menurut
Nurarif,2015 pada salah satu diagnosis keperawatan pada pasien yang
mengalami hipertensi yaitu Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan
tekanan vaskuler serebral . Penulis mengangkat diagnosa nyeri berhubungan
dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral dengan alasan ditemukan data
pengkajian Tn. S pertama kali klien mengatakan klien mengatakan nyeri pada
daerah kepala, klien mengatakan sering terbangun karena nyeri, sedangkan
data obyektif ditemukan, klien nampak meringis, skala nyeri 5 (sedang), TTV
: TD : 180/100 mmHg, nadi : 90 kali/menit, pernapasan : 20 kali/menit, suhu :
36,0C.
70
Akan tetapi tentang nyeri terdapat kesenjangan. Menurut NANDA,
2015 yaitu nyeri akut biasanya datang tiba-tiba, umumnya berkaitan dengan
cidera spesifik, jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit
sistemik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan penyembuhan. Secara
fisiologis terjadi perubahan denyut jantung, frekuensi nafas, tekanan darah,
aliran darah perifer, tegangan otot, keringat pada telapak tangan, dan
perubahan ukuran pupil. Pada kasus Tn. S nyeri akut ini terjadi karena adanya
peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik. Saat dilakukan pengkajian
tidak ditemukan perubahan denyut jantung dan frekuensi nafas , hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil pengukuran tanda-tanda vital saat dilakukan
pengkajian yaitu TD : 180/100 mmHg, nadi : 84 kali/menit, pernapasan : 20
kali/menit, suhu : 360C. Penulis berpendapat bahwa kejadian ini disebabkan
karena nyeri masih bisa ditoleransi oleh Tn. S, dikarenakan pasien mungkin
pernah mengalami nyeri yang sama. Hal ini sesuai dengan nyeri , respon
perilaku pasien terhadap nyeri dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tipe
kepribadian, status kejiwaan pada saat, nyeri pengalaman terdahulu, latar
belakang sosial dan kultural dan arti nyeri.
Diagnosa keperawatan kedua adalah resiko tinggi terhadap penurunan
curah jantung berhubungan dengan penigkatan afterload, vasokontriksi,
hipertropi/ rigiditas ventrikuler, iskemia miokard. Menurut Nurarif,2015 pada
salah satu diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami hipertensi yaitu
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia
71
miokard. Pada Data yang menunjang diagnosa keperawatan tersebut adalah
ditemukannya data subyektif klien mengatakan pusing. Data obyektif
ditemukan TD ;180/100 Mm hg.
Diagnosa keperawatan ketiga yaitu Ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan. Menurut Nurarif,2015 pada salah satu diagnosa
keperawatan pada pasien yang mengalami hipertensi yaitu Cemas
berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang
diderita klien. Pada pengkajian Tn. S ditemukan data subyektif klien
mengatakan pusing,klien mengatakan cemas, klien mengatakan ingin cepat
sembuh. Sedangkan data obyektif , klien Nampak gelisah
Berdasarkan diagnosa di atas, tidak ada kesenjangan antara diagnosa
yang terdapat pada teori dengan diagnosa pada kasus yaitu penulis
mengangkat diagnosa ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan dikarenakan terdapat keluhan dan data yang mendukung untuk
ditegakkan diagnosa tersebut.
3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan yang dilakukan oleh penulis berdasarkan NIC
(Nursing Intervention Clasification) antara lain pada diagnosa utama yaitu
observasi tanda-tanda vital dengan rasional untuk mengetahui perkembangan
klien, kaji skala nyeri dengan rasional nyeri hebat mendadak dapat
menandakan adanya peningkatan tekanan vaskuler serebral, ajarkan tekhnik
relaksasi dengan rasional untuk mengurangi kontraksi otot, beri posisi yang
nyaman dengan rasional nyeri akan bertambah jika posisi tidak nyaman,
72
anjurkan keluarga klien untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dengan
rasional mengurangi ketegangan emosi klien, kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian analgetik dan anti neuretik.
Rencana keperawatan yang dilakukan penulis pada diagnosa kedua
yaitu memberikan posisi senyaman mungkin pada pasien dengan rasional
status penurunan curah jantung dapat teratasi, anjurkan klien untuk banyak
minum dengan rasional banyak minum dapat menggantika cairan yang keluar,
kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan intravena dengan
rasional cairan intravena dapat menggantikan cairan dalam tubuh klien yang
keluar..
Rencana keperawatan yang dilakukan penulis pada diagnosa ke tiga
yaitu identifikasi tingkat kecemasan klien dengan rasional kecemasan dapat
menghambat proses penyembuhan, dorong klien untuk mengungkapkan
perasaannya dengan rasional dapat mengurangi kecemasan, instruksikan klien
menggunakan tekhnik relaksasi dengan rasional dengan tekhnik relaksasi
kecemasan klien dapat berkurang, berikan penyuluhan pada klien dan keluarga
tentang penyakit yang dialami klien dengan rasional dapat menambah
pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit yang dialami.
Dalam intervensi tidak didapatkan adanya kesenjangan antara intervesi
yang ada dalam teori dan intervensi yang penulis terapkan dalam praktek.
Alasannya karena semua intervensi yang ada dalam teori telah diterapkan
dalam praktek klinik dilapangan.
4. Implementasi Keperawatan
73
Pada proses keperawatan, implementasi adalah fase ketika perawat
mengimplementasikan intervensi keperawatan. Berdasarkan NIC (Nursing
Intervention Clasification), implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan tindakan yang merupakan tindakan keperawatan khusus
yang diperlukan untuk melaksanakan intervensi atau program keperawatan .
Implementasi yang dilakukan berdasarkan intervensi keperawatan
yang sudah ditetapkan adalah mengobservasi tanda-tanda vital, mengkaji skala
nyeri, mengajarkan tekhnik relaksasi, memberi posisi yang nyaman,
menganjurkan keluarga klien untuk menciptakan lingkungan yang nyaman,
berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik dan antineuretik,,
menganjurkan klien untuk banyak minum, berkolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian cairan intravena (Terpasang infus NACL 24 tetes/menit),
memonitor adanya penurunan berat badan, mengkaji status nutrisi, diet, pola
makan makanan yang dapat menentukan nyeri, , , menganjurkan klien banyak
istirahat dengan posisi tidur terlentang dengan posisi kepala agak tinggi,
mengidentifikasi tingkat kecemasan klien, mendorong klien untuk
mengungkapkan perasaannya, menginstruksikan klien menggunakan tekhnik
relaksasi, memberikan penyuluhan pada klien dan keluarga tentang penyakit
yang dialami klien.
Pelaksanaan rencana keperawatan mengacu pada rencana yang telah
ditetapkan dalam teori. Namun penulis tidak dapat melaksanakan semua
rencana yang ada dalam teori tapi dapat melaksanakan semua rencana sesuai
dengan diagnosa keperawatan pada Tn. S dengan kasus Hypertensi. Pada
74
tahap pelaksanaan ini dalam memberikan asuhan keperawatan penulis tidak
sepenuhnya berada diruangan selama 24 jam. Maka selama penulis tidak
berada diruangan perawatan dilanjutkan oleh perawat yang ada
diruangan.,namun semua tindakan perawatan yg telah di berikan tercantum
semua pada buku les pasien.
Observasi TTV klien dapat memberikan gambaran lengkap mengenai
sistem kardiovaskuler, mengubah posisi klien dapat meningkatkan
kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri, menganjurkan penggunaan tekhnik
pernapasan dan relaksasi dalam memungkinkan abdomen terangkat perlahan.
Pemberian analgetik dan antineuretik.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses kontinu yang terjadi saat melakukan
kontak dengan klien dan penulis menggunakan metode sesuai teori (SOAP)
yaitu S (Subyektif) berisi data dari pasien melalui anamnesis atau wawancara
yang merupakan ungkapan langsung, O (Obyektif) analisa dan interpretasi, A
(Asesment) berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan
yang meliputi diagnosis, antisipasi atau laboratorium serta potensial perlu
tidaknya dilakukan tindakan segera, P (Planing) merupakan rencana dari
tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, diagnosis,
atau laboratorium serta konseling untuk tindak lanjut.
Evaluasi hasil pada hari Jumat,13 Juli 2018 pukul 16.30 WITA.
Diagnosa utama dengan data subyektif : klien mengatakan masih nyeri pada
daerah kepala. Obyektif : klien nampak meringis, skala nyeri 5 (sedang), TTV
75
: TD : 180/100 mmHg, nadi : 90 kali/menit, pernapasan : 20 kali/menit, suhu :
360C. Asesment : masalah belum teratasi. Planing : intervensi dilanjutkan.
Diagnosa kedua dengan data subyektif : klien mengatakan masih agak pusing.
Obyektif : keadaan umum lemah, ,TD;150/90 mmhg. Asesment : masalah
teratasi sebagian. Planing : intervensi dilanjutkan. . Diagnosa ke tiga dengan
data subyektif : klien mengatakan tidak cemas lagi. Obyektif : klien nampak
rileks. Asesment : Masalah teratasi. Planing : intervensi dihentikan..
Evaluasi hasil pada hari minggu, 15 Juli 2018 pukul 14.00 WITA.
Diagnosa utama dengan data subyektif : klien mengatakan tidak lagi nyeri.
Obyektif : klien tampak Nampak rileks, keadaan umum baik, skala nyeri 0,
klien nampak rileks, TTV : TD : 140/80 mmHg, nadi : 80 kali/menit,
pernapasan : 20 kali/menit, suhu : 36C. Asesment : masalah teratasi. Planing :
intervensi dihentikan. Diagnosa kedua dengan data subyektif : klien
mengatakan tidak pusing lagi. Obyektif : keadaan umum membaik, sore pasien
di bolehkan pulang. Namun penulis mendapat kesenjangan dalam melakukan
asuhan keperawatan. sewaktu klien sudah di bolehkan pulang, tekanan darah
klien masih 140/90 Mmhg itu termasuk dalamtipe belum batasan normal.
Akan tetapi setelah penulis memahaminya ternyata dengan TD 140/90 pasien
sudah merasa nyaman , tanpa ada keluhan yang mengarah ke
hypertensi.Kesenjangan yang di dapat penulis adalah ternyata tekanan darah
yg normal tertera dalam teori di atas adalah 120/80 Mmhg . Untuk itu penulis
menarik kesimpulan bahwa tekanan darah normal itu tidak selamanya harus
120/80, tetapi tergantung pada kenyamanan klien yang merasakan
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil pengkajian pada Tn. S yang didapatkan antara lain data subyektif
yaitu klien mengatakan nyeri pada daerah kepala, klien mengatakan sering
terbangun karena nyeri, klien mengatakan klien juga mengatakan tegang
pada daerah kepala bagian belakang, , klien mengatakan pusing, , klien
mengatakan cemas dengan keadaannya sekarang, klien mengatakan ingin
cepat sembuh. Data obyektif yaitu keadaan umum lemah, klien nampak
meringis, skala nyeri 5 (sedang), TTV : TD : 180/100 mmHg, nadi : 84
kali/menit, pernapasan : 20 kali/menit, suhu : 360C, berat badan sebelum
sakit 58 kg, berat badan setelah sakit 56 kg.Maka tidak terjadi kesenjangan
antara kasus Tn.S.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul saat dilakukan pengkajian pada Tn. S
adalah nyeri berhubungan dengan peningkatan vaskuler serebral,resiko
tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia miakord , ansietas
berhubungan dengan perubahan status kesehatan. Maka tidak semua
diagnosa yang ada menurut teori Nurarif,2015 di munculkan pada kasus
Tn.s.
3. Rencana keperawatan yang disusun penulis pada Tn. S. untuk diagnosa
utama yaitu observasi tanda-tanda vital, ajarkan tekhnik relaksasi, beri
76
77
posisi yang nyaman, anjurkan keluarga klien untuk menciptakan
lingkungan yang nyaman, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
analgetik dan antineuretik. Rencana keperawatan yang dilakukan penulis
pada diagnosa kedua yaitu monitor TTV, kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian cairan intravena. Rencana keperawatan yang dilakukan
penulis pada diagnosa . Rencana keperawatan yang dilakukan penulis pada
diagnosa ke tiga yaitu identifikasi tingkat kecemasan klien, dorong klien
untuk mengungkapkan perasaannya, instruksikan klien menggunakan
tekhnik relaksasi, berikan Health Education (HE) pada klien dan keluarga
tentang penyakit yang dialami klien.Tidak semua rencana tindakan yang
tertera dalam teori ( NANDA NIC-NOC) dapat di rencanakan pada Tn.S.
karena keterbatasan alat kesehatan yang tersedia di Puskesmas.
4. Tindakan keperawatan yang disusun penulis pada Tn. S selama 3 hari
yaitu untuk diagnosa utama mengobservasi tanda-tanda vital, mengkaji
skala nyeri, mengajarkan tekhnik relaksasi, memberi posisi yang nyaman,
menganjurkan keluarga klien untuk menciptakan lingkungan yang
nyaman, berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik dan
antineuretik . Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis pada diagnosa
kedua yaitu memantau tanda tanda vital klien, berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian cairan infus nacl 24 tetes/menit. . Tindakan
keperawatan yang dilakukan penulis pada diagnosa ke tiga yaitu
mengidentifikasi tingkat kecemasan klien, mendorong klien untuk
mengungkapkan perasaannya, menginstruksikan klien menggunakan
78
tekhnik relaksasi, memberikan Health Education (HE) pada klien dan
keluarga tentang penyakit yang dialami klien.
5. Evaluasi tindakan yang dilakukan oleh penulis dengan menggunakan
metode SOAP pada hari Minggu, 15 Juli 2018 pukul 16.00 WITA bahwa
semua diagnosa teratasi yaitu nyeri berhubungan dengan peningkatan
tekanan vaskulere serebral,resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
berhubungan dengan peningkatan afterload,vaso kontriksi,iskemia, dan
ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu
seefektif mungkin sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada
pasien secara menyeluruh.
2. Praktis
a. Bagi Masyarakat/Pasien
Diharapkan pasien dan keluarga dapat meningkatkan pengetahuan
tentang penyakit Hypertensi sehingga dapat dilakukan pencegahan
lebih dini.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan keterampilannya melalui praktek klinik keperawatan.
c. Bagi Puskesmas
79
Diharapkan memberikan pelayanan kepada pasien seoptimal mungkin
dan meningkatkan mutu pelayanann puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
Arjatmo et al (2001).Ilmu Penyakit Dalam,Jakarta ; FKUI
Carpenito,L.J. (2009). Diagnosa keperawatan ;aplikasi pada praktik klinik edisi 9
. Jakarta: EGC
Depkes RI. (2010). Profil kesehatan indonesia. Jakarta.Depkes RI
Gunawan,Lany. (2012). Hipertensi tekanan darah tinggi. Yogyakarta : EGC
Gibson, John (2002). Fisiologi dan anatomy modern untuk perawat. Jakarta ;
EGC
Nurarif, (2015). Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction
Mansjoer (2007). Kapita selekta kedokteran. Jakarta ; FKUI
Rubenstein,david,dkk (2007). Lecture notes kedokteran klinik. Dialih bahasakan
oleh annisa rahmalia. Jakarta ; Erlangga
Smelzer,Suzanne (2006). Buku ajar keperawatan medikal bedah edisi 2. Dialih
bahasakan agung waluyo. Jakarta ; EGC
Slamet. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI
.