1 Meteodrome, Maret 2019
VOLUME III NOMOR 8 AGUSTUS 2019 ISSN 2548-9801
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I I GUSTI NGURAH RAI
BMKG
KEMERDEKAAN INDONESIA
HUJAN DI MUSIM KEMARAUMENGUATNYA ANGIN
TIMURAN DI BANDARA I GUSTI NGURAH RAI
HARI KEMERDEKAAN INDONESIA KE-74 TAHUN 2019
FOTO : HTTPS://BACKGROUNDDOWNLOAD.COM/BACKGROUND-MMT-MERAH-3/
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I I GUSTI NGURAH RAI
WEATHER SERVICE FOR FLIGHT SAFETY
foto : www.trover.com
DIRGAHAYU INDONESIA KE 74 TAHUNSELAMAT HUT RI KE-74
3 Meteodrome, Agustus2019
Sapa EditorHUT INDONESIA
Memperingati HUT INDONESIA
Bulan Agustus 2019 Indonesia telah memasuki usia 74 tahun. Di usianya tersebut, Indonesia akan menghadapi tantangan yang semakin berat dalam menghadapi persaingan. Dengan
tantangan itu, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) akan menjadi faktor penting sebagai langkah awal bagi kemajuan Indonesia. Sebab, tanpa dukungan SDM yang unggul, sulit rasanya bagi Indonesia untuk menciptakan lompatan kemajuan, sehingga diangkatlah tema peringatan HUT ke-74 Republik Indonesia, “SDM UNGGUL INDONESIA MAJU”.
Buletin kali ini akan mengangkat tema yang berkaitan dengan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-74 disamping tetap fokus isinya terhadap cuaca penerbangan. Akhir kata kami ucapkan selamat hari kemerdekaan Indonesia, selamat membaca. Merdeka..!
Tim RedaksiDiterbitkan oleh:Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai - Denpasar
Gedung GOI Lt. II Bandara Ngurah Rai DenpasarKodepos 8036103619359754 | 036170160103619351124 | 03619356665
Website:http://ngurahrai.bali.bmkg.go.id/
Sapa EditorDAFTAR ISI
04Suhu, Kelembaban, dan
Tekanan Udara :Suhu, Kelembaban dan Tekanan
Udara Bulan Juli 2019
03Sapa Editor :
Memperingati HUT Indonesia
07Analisis Angin :
Menguatnya Angin Timuran di Bandara I Gusti Ngurah Rai
10Analisa Kejadian Cuaca
Bermakna :Hujan di Musim Kemarau
16Fokus :
Semangat Kemerdekaan : SDM Unggul, Indonesia Maju
REDAKSI
Pelindung Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I I Gusti Ngurah RaiPenasihat Kepala Seksi Observasi Kepala Seksi Data dan Informasi Kepala Sub Bagian Tata UsahaPemred Tanti Prasetya Prima DewiWakil Pemred Gde Sudika PratamaSekretaris Rahma Fauzia YusharAnggota Redaksi Pande Hadi Wiguna Putu Eka Tulistiawan Ni Luh Putu Sri Ariastuti Bonggo Pribadi Sangsang Firmansyah Muh. Khamdani Suyatno Dewa Gede Agung Mahendra Apritarum Fadianika I Kadek Mas Satriyabawa Dewa Ayu Kade Wida Luh Novita Ari Wardani Aulia Siti Syahdian Ni Made Dwijayanti Made Nanda Putri A. M. Kadek SumajaDistribusai & Percetakan I Wayan Subakti Putri Kusuma Kusumastuti Kadek Winasih Devi Dwita Meiliza
21Artikel Sains :
Big Data, Menuju BMKG Berkelas Dunia
Cover by : google
Foto by @pandephw
Suhu, Tekanan dan Kelembaban UdaraJULI 2019
Oleh : Rahma Fauzia Yushar
SUHU, KELEMBABAN, DAN TEKANAN UDARA DI BULAN JULI 2019
5 Meteodrome, Agustus 2019
Suhu udara rata-rata, maksimum, dan minimum Bulan Juli 2019 di Stasiun Meteorologi Kelas I I Gusti Ngurah Rai
Bulan Juli telah berlalu dan kita memasuki Bulan Agustus. Secara umum, cuaca di Bulan Juli -- terutama untuk parameter suhu -- tercatat lebih rendah daripada Bulan Juni. Hal ini berarti kondisi udara pada Bulan Juli lebih dingin daripada Bulan Juni. Mari kita simak uraiannya berikut.
Stasiun Meteorologi Ngurah Rai mencatat bahwa pada Bulan Juli, suhu rata-rata men-capai angka 25,8°C. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,2°C dibandingkan bulan lalu (26°C). Suhu rata-rata harian tertinggi ter-catat pada tanggal 2 Juli 2019 sebesar 26,7°, sedangkan suhu rata-rata harian terendah ter-catat pada tanggal 8 Juli 2019 sebesar 24,5°C.
Suhu maksimum terendah tercatat pada tanggal 7 Juli 2019 sebesar 28°C, sedangkan suhu maksimum tertinggi tercatat pada tanggal 2 Juli 2019 sebesar 29,4°C. Parameter rata-rata suhu maksimum mengalami penurunan sebesar 0,3°C (rata-rata suhu maksimum Bulan Juni ter-catat sebesar 29,1°C sedangkan rata-rata suhu maksimum Bulan Juli adalah 28,7°C). Hal yang berbeda terjadi pada parameter rata-rata suhu minimum yang tidak mengalami perubahan. Ra-ta-rata suhu minimum yang tercatat pada Bulan Juni dan Bulan Juli adalah sama, yaitu sebesar 24,1°C.
Dari data-data tersebut, dapat dilihat bahwa
sebagian besar parameter suhu mengalami penurunan dari bulan lalu. Hal ini dapat diar-tikan bahwa keadaan udara Bulan Juli lebih dingin daripada Bulan Juni.
Pada grafik suhu juga dapat dilihat bahwa parameter suhu maksimum harian cenderung lebih rendah daripada normalnya, sedangkan untuk parameter suhu minimum harian cend-erung lebih tinggi daripada normalnya. Param-eter suhu rata-rata harian cenderung berfluk-tuati sepanjang Bulan Juli.
Hal ini dapat kita kaitkan dengan indeks ENSO yang tercatat masih dalam kisaran nor-mal (± 0,5) serta indeks SOI yang berada di bawah +7. Kedua indeks tersebut dapat diar-tikan bahwa berkurangnya suplai air di Pasifik Barat yang datang dari Pasifik Timur sehingga tidak terlalu berpengaruh pada aktivitas pem-bentukan awan hujan sehingga jumlah curah hujan harian juga berkurang di wilayah Indo-nesia.
Pada grafik tekanan dan kelembaban udara, dapat dilihat bahwa trend parameter kelem-baban sepanjang Bulan Juli cenderung leb-ih rendah daripada data normal. Parameter tekanan menunjukkan kebalikannya, data pa-rameter tekanan udara cenderung lebih tinggi daripada data normalnya.
Untuk parameter tekanan udara, data tekanan udara tertinggi tercatat pada tanggal 11 Juli 2019 sebesar 1014,5 hPa. Tekanan udara terendah tercatat pada tanggal 18 Juli 2019 se-besar 1010,1 hPa. Rata-rata tekanan udara pada Bulan Juli adalah 1012,5 hPa. Tekanan udara mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan lalu sebesar 1,0 hPa (tekanan udara Bulan Juni adalah sebesar 1011,5 hPa).
Rata-rata tekanan udara maksimum Bulan Juni adalah 1013,5 hPa, sedangkan rata-rata tekanan udara maksimum Bulan Juli adalah 1014,5 hPa, berarti rata-rata tekanan udara maksimum mengalami peningkatan sebesar 1,0 hPa. Untuk parameter rata-rata tekanan udara minimum Bulan Juni adalah 1009,6 hPa, sedangkan rata-rata tekanan udara minimum Bulan Juli adalah 1010,1 hPa, berarti rata-rata tekanan udara minimum mengalami peningka-tan 0,5 hPa.
Pada garis kelembaban udara, telah dika-
takan di awal tadi bahwa bahwa trend kelem-baban udara cenderung lebih rendah dari data normal. Data rata-rata kelembaban udara tertinggi tercatat pada tanggal 4 Juli 2019 se-besar 83%. Data rata-rata kelembaban udara terendah tercatat pada tanggal 13 dan 16 Juli 2019 sebesar 71%.
Data rata-rata harian kelembaban udara pada Bulan Juni adalah 78%, sedangkan data rata-rata harian kelembaban udara Bulan Juli adalah 76,3% (mengalami penurunan seban-yak 1,7%). Nilai maksimum rata-rata kelem-baban harian pada Bulan Juli mengalami peningkatan sebanyak 1% (dari 82% menjadi 83%). Hal yang sama juga terjadi pada rata-ra-ta data minimum harian. Peningkatan sebesar 6% dari nilai 65% menjadi 71% dialami oleh data minimum rata-rata kelembaban harian.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bah-wa kondisi udara pada Bulan Juli cenderung lebih dingin dan lebih kering daripada Bulan Juni. Nilai tekanan udara memiliki hubungan berbanding terbalik dengan suhu udara. Se-dangkan kondisi kelembaban udara rendah lebih dipengaruhi karena kondisi monsun Australia yang sedang berlangsung. Kondisi ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2019.
Kondisi kelembaban udara dan tekanan udara Bulan Juli 2019 di Stasiun Meteorologi Kelas I I Gusti Ngurah Rai
Suhu, tekanan & kelembaban Udara 6
7 Meteodrome, Februari 2019
ANALISA ANGINAGUSTUS 2019
MENGUATNYA ANGIN TIMURAN DI BANDARA I GUSTI NGURAH RAI
Oleh : I Kadek Mas Satriyabawa; Ni Luh Putu Sri Ariastuti
Menguatnya angin timuran pada bulan Juli 2019 di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Hal ini diakibatkan pusat tekanan
rendah yang masih berpusat di di Belahan Bumi Utara. Udara mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah, sehingga udara bergerak dari belahan bumi selatan ke belahan bumi utara (BBU). Angin Timuran atau yang lebih sering disebut sebagi Monsun Timuran dominan pada Bulan Juli semakin menguat di wilayah Indonesia. Normalnya untuk Wilayah Indonesia bulan Juli sudah memasuki musim kemarau, untuk itu kondisi angin pada bulan juli masih berhembus dari Timur - Tenggara. Dimana aliran udara dari Australia tersebut melewati Indonesia sehingga berpengaruh terhadap kondisi cuaca di Indonesia. Kondisi angin bulan Juli 2019 di Bandara I Gusti Ngurah Rai dapat dilihat dari data F-klim Juli 2019, terlihat bahwa bulan Juli 2019 angin dominan berhembus dari arah Timur. Kecepatan rata-rata angin permukaan yaitu 8 knot, kondisi ini menyatakan bahwa kondisi arah dan kecepatan rata-rata angin permukaan di Bandara I Gusti Ngurah Rai masih dalam ketegori normal. Berdasarkan data F-klim juga dapat diketahui bahwa kecepatan angin maksimum rata-rata yaitu 19 knot dan kecepatan maksimum terbesar yaitu 27 knot. Kondisi angin sangat berpengaruh dalam dunia penerbangan terutama pada saat take-off dan landing. Untuk mengetahui bagaimana kondisi angin di Bali khususnya di Bandara I Gusti Ngurah Rai pada bulan Juli 2019, digunakan diagram windrose yang dibuat berdasarkan data pengamatan di Stasiun Meteorologi Kelas I I Gusti Ngurah Rai.
Data Angin F-Klim 71 Stasiun Meteorologi Kelas I I Gusti Ngurah Rai
Windrose Bulan Juli 2019
Analisa Angin Juli 2019 8
9 Meteodrome, Agustus 2019
Berdasarkan diagram windrose dapat dilihat bahwa pada bulan Juli 2019 di Bandara I Gusti Ngurah Rai didominasi oleh angin timuran. Kondisi ini sesuai dengan data normal angin di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai dimana pada bulan Juli angin umumnya dominan bertiup dari arah Timur dengan kecepatan rata-rata 6 knots. Kecepatan angin yang paling sering terjadi adalah 7-11 knots dengan persentase 71.6%. Selain itu, angin terkencang selama bulan Juli yaitu 11-17 knots dengan persentase 2.8%. Angin timuran yang mendominasi di wilayah Bandara Ngurah Rai ini menyebabkan runway 09 dipilih sebagai runway in use terbanyak pada bulan Juli 2019. Dalam dunia penerbangan dikenal istilah headwind, tailwind, dan crosswind. Headwind adalah angin yang berlawanan dengan arah datangnya pesawat (dari arah depan), sedangkan tailwind adalah angin yang searah dengan datangnya pesawat (dari arah belakang). Headwind dengan persentase 97% sangat efektif dimanfaatkan untuk take-off dan landing di Bandara Ngurah Rai. Kecepatan headwind yang paling sering terjadi yaitu 7-9 knots sebanyak 531 kejadian, dengan kecepatan
tertinggi headwind yaitu 19-21 knots terjadi hanya 2 kali sepanjang bulan Juli 2019. Sedangkan untuk tailwind paling sering terjadi yaitu 0-2 knots sebanyak 25 kejadian, dengan kecepatan tertinggi tailwind yaitu 18-20 knots terjadi hanya sekali. Selain headwind dan tailwind, dalam dunia penerbangan dikenal pula crosswind. Selama bulan Juli paling banyak ditemukan crosswind kanan dengan persentase 92%. Cross wind dari arah kiri terjadi sebanyak 4% dan netral dengan persentase 4%. Kecepatan crosswind kanan yang paling sering terjadi yaitu 2-4 knots sebanyak 735 kejadian, dengan kecepatan tertinggi 14-16 knots terjadi sebanyak 1 kali. Sedangkan untuk crosswind kiri kecepatan tertinggi terjadi hanya 2 kali selama bulan Juli yaitu 8-10 knots.
1010Cuaca Bermakna Juli 2019
Analisis Kejadian Cuaca Bermakna Juli 2019
HUJAN DIMUSIM KEMARAU
Oleh : Kadek Sumaja
Bulan Juli sebagian besar Wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, tidak terkecuali Wilayah Bali. Secara umum, musim kemarau di Bali menandakan rendahnya potensi cua-
ca buruk seperti angin kencang ataupun hujan lebat. Namun, musim kemarau tidak serta merta berarti tidak adannya hujan yang turun. Seperti yang terjadi di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, pada bulan Juli ini terjadi beberapa kali hujan dengan intensitas ringan.
Photo cover by : Kadek Sumaja
11 Meteodrome, Maret 201911 Meteodrome, Agustus 2019
HUJAN DIMUSIM KEMARAU
Oleh : Kadek Sumaja
Pada Bulan Juli tahun 2019, di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai tel-ah turun hujan sebanyak tujuh hari dengan curah hujan total seban-yak 3.1 mm. Tiga hari hujan masing-masing terjadi pada dasarian satu dan dua dengan curah hujan total 2 mm dan 1.1 mm, sedang-kan pada dasarian tiga hanya terdapat dua hari hujan dengan jumlah curah hujan tak terukur.
1212Cuaca Bermakna Juli 2019
Rekaman Data Cuaca Perdasarian Juli 2019
SST Dasarian Juli 2019
Dari analisa suhu muka laut bulan Juli 2019 ter-catatat masih cukup hangat 25°C sampai 29°C yang masih memungkink-an terjadinya perumbu-han awan hujan. Sedang-kan untuk anomali suhu muka laut di Bulan Juli di perairan sekitar Bali berkisar antara -1.5 hing-ga -0.5 yang berarti tidak memberikan pengaruh
Anomali SST Dasarian II Juli 2019
13 Meteodrome, Maret 201913 Meteodrome, Agustus2019
Rekaman Data Cuaca Perdasarian Juli 2019
Lintasan MJO dari 9 Juli 2019 hingga 17 Agustus 2019
yang cukup signifikan terhadap penambahan uap air dalam pemben-tukan awan dan hujan.
Ditinjau dari ganggu-an MJO periode 9 Juli 2019 hingga 17 Agustus 2019, lintasan MJO ak-tif di wilayah Indonesia pada tanggal 8-11 Agus-tus 2019. Dikatakan ak-tif karena MJO pada tanggal tersebut berada dalam kuadran 4 yakni Maritime Continent. Hal ini memberikan pen-garuh positif dalam per-
tumbuhan awan penghasil hujan di wilayah Indonesia.Dari analisa pola tekanan rata-rata harian bulan Juli 2019 di wilayah
sekitar Bali tekanannya berkisar antara 1012.5 hPa hingga 1015.0 hPa, tekanan harian masih cukup tinggi sehingga berperan kecil terhadap pembentukan awan dan hujan.
14Prakiraan Cuaca Agustus 2019
PRAKIRAAN AGUSTUS 2019
Berdasarkan peta prakiraan curah hujan dan sifat hujan, maka dapat dilihat bahwa pada bulan Agustus secara keseluruhan wilayah Bali hujannya rendah. Dan untuk sifat hujan di bulan Juli 2019 secara umum dibawah normal hingga normal. Untuk wilayah Bandara Ngurah Rai dan sekitarnya sifat hujannya normal.
15 Meteodrome, Maret 201915Analisa AnginMeteodrome, Agustus 2019Suhu, Tekanan, Kelembaban Udara Juni 2019
SEMANGAT KEMERDEKAAN
Oleh : Dewa Ayu Kade Wida Pradnya Luh Novita Ari Wardani Dewa Gede Agung Mahendra
“SDM UNGGUL INDONESIA MAJU”
photo cover by : http://brassminus.ru/4696-wallpaper-merah-hitam-putih.html.
ARTIKEL :SEMANGAT KEMERDEKAAN“SDM Unggul, Indonesia Maju”
Peringatan Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan setiap negara termasuk Indonesia. Kemerdekaan Indonesia diproklamirkan tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan perjuangan berat tak kenal pamrih. “Jembatan emas” adalah ungkapan yang tepat untuk memaknai kemerdekaan yang telah berhasil diwujudkan. Jembatan emas mengartikan bahwa merdeka bukan berarti perjuangan bangsa sudah selesai. Tugas kita sebagai generasi penerus adalah melanjutkan perjuangan dengan mengisi kemerdekaan melalui berbagai kegiatan positif yang dapat menaikkan derajat bangsa.
Pada tahun ini, Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke-74. Peringatan hari ulang tahun Indonesia kali ini mengangkat tema : SDM Unggul, Indonesia Maju. Tema ini tentu bertujuan untuk memberi semangat kepada instansi-instansi negara dan masyarakat luas untuk secara bersama-sama bekerja membangun negeri. Sumber daya manusia adalah modal yang paling utama untuk membangun
sebuah negara, dibutuhkan SDM yang mampu terus belajar mengikuti pesatnya perkembangan dunia. Pola pikir menentukan bagaimana SDM tersebut mengambil suatu keputusan dalam pemecahan masalah. Keputusan yang diambil sedikit banyak akan memengaruhi bagaimana suatu bangsa menilai bangsa lainnya. Disinilah perlunya melatih SDM menjadi unggul baik dalam berpikir, berkata, dan berbuat. Di Indonesia, setiap golongan masyarakat telah mengimplementasikan bagaimana mewujudkan SDM yang unggul, sebagai contoh pengadaan workshop-workshop, seminar, pelatihan, bahkan pendidikan wajib belajar 12 tahun juga merupakan salah satu program pemerintah untuk mewujudkan bangsa dengan SDM unggul.
BMKG sebagai salah satu instansi negara juga ikut andil dalam pembangunan negeri melalui penyediaan data cuaca, iklim, dan geofisika , hingga diseminasi informasi ke masyarakat luas. BMKG memiliki tanggung jawab penting dalam pemberian informasi cuaca iklim hingga menyebarluaskan peringatan dini bencana akibat faktor cuaca, iklim, dan geofisika. BMKG mampu memenuhi tanggung jawab tersebut, salah satunya dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM. Kuantitas SDM dapat ditingkatkan melalui penerimaan pegawai baru, sedangkan kualitas SDM ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan dengan harapan mampu mewujudkan BMKG yang handal dan terpercaya.
Presiden membuka Rakornas BMKG di Istana Negara pada tanggal 23 Juli 2019. Dalam acara tersebut, Presiden tampak didampingi oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dan
16Semangat Kemerdekaan
Presiden Joko Widodo Bersama Kepala BMKG
17
Presiden Joko Widodo membuka Rakornas BMKG
Meteodrome, Agustus 2019
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo memberikan tiga arahan terkait kerawanan bencana di Indonesia. Pertama, Presiden ingin agar semua pihak sensitif dan antisipatif terhadap bencana, terutama mengingat
Indonesia negara yang paling rawan bencana karena berada dalam kawasan cincin api atau ring of fire. Presiden pun mengapresiasi peran BMKG dalam memberikan pemahaman potensi bencana kepada masyarakat untuk mengurangi risiko-risiko bencana. Secara khusus, Presiden memberikan contoh
berupa peringatan dini tsunami setiap kali terjadi gempa bumi. Kedua, Presiden mengingatkan hubungan pemerintah pusat dan daerah harus terjalin dengan baik. Hal ini mengacu pada pembangunan infrastruktur di kawasan-kawasan yang rawan bencana. Presiden ingin BMKG bersikap tegas kepada pemerintah daerah terkait zonasi daerah rawan bencana. Ketiga, Kepala Negara ingin agar pendidikan kebencanaan disampaikan secara masif kepada masyarakat. Secara khusus, Kepala Negara menginginkan pendidikan kebencanaan disampaikan secara intensif di sekolah-sekolah, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Di penghujung sambutannya, Presiden ingin agar ke
depannya peralatan-peralatan BMKG diperbarui. Namun, ia juga mengingatkan agar BMKG bisa merawat peralatan-peralatan tersebut sehingga bisa terus digunakan untuk memantau kerawanan bencana. Dalam Menjawab tantangan tersebut, Kepala BMKG Prof.Ir Dwikorita Karnawati, M.Sc. P.hD dalam sambutannya menyampaikan saat ini “Terobosan dan lompatan inovasi berbasis pada Big Data Analytic dan Artificial Intelligent merupakan keniscayaan untuk berhasil survive dalam mengantisipasi potensi bencana. Lompatan-lompatan inovasi produk dan layanan multi sektor terutama untuk sektor yang sensitif terhadap cuaca, iklim, kegempaan dan kualitas udara, saat ini tengah berproses di BMKG.
photo cover by : http://brassminus.ru/4696-wallpaper-merah-hitam-putih.html.18Semangat Kemerdekaan
Seminar Ilmiah Memperingati Hari HMKG 2019Di BBMKG Wilayah III Denpasar
Lebih lanjut Dwikorita menyampaikan “Inovasi-inovasi yang dihasilkan diharapkan bisa mengarah kepada terwujudnya peningkatan dan pengembangan platform terpadu untuk layanan multi sektor, sehingga dapat menunjang program pemerintah untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan bangsa, contoh platform yang sudah berjalan dan dapat dilakukan pengembangan adalah Sistem Kalender Tanam (KATAM) antara BMKG dengan Kementerian Pertanian, termasuk dukungan penyediaan informasi untuk Peringatan Dini Multi Hazard Bencana (MHEWS).
Terwujudnya lompatan inovasi BMKG tersebut diharapkan akan membantu meningkatkan efektivitas koordinasi dan sinergi antar Kementerian/Lembaga dan pihak terkait berbasis pada integrasi data/informasi dan analisis”, ujar Dwikorita.
Seiring dengan lompatan-lompatan inovasi, BMKG juga berupaya dalam peningkatan Sumber Daya Manusia. Dalam Stasiun Meteorologi Penerbangan khususnya, telah
dilakukan pelatihan-pelatihan di bidang meteorologi penerbangan. Seperti pada tanggal 25 – 28 Juni lalu telah dilakukan workshop Strengthen Awareness Of The Hazardouz Aviation Weather Information yang bertempat di Hotel Grand Orchadz Jakarta. Workshop ini dibuka oleh Deputi Meteorologi BMKG, Bapak Mulyono R. Prabowo. Selain dihadiri oleh pegawai-pegawai UPT BMKG, workshop ini juga turut dihadiri oleh stakeholders seperti AIRNAV, KNKT, Ikatan Pilot Indonesia, serta pengamat penerbangan. Dalam sambutannya, Bapak Mulyono R. Prabowo menjelaskan tentang pentingnya produk-produk layanan informasi meteorologi penerbangan serta peralatan-peralatan yang telah terpasang di Stasiun-Stasiun Meteorologi Penerbangan. Masing-masing peserta juga membawakan materi-materi yang sangat menarik dan inovatif. Salah satu pegawai Stasiun Meteorologi Ngurah Rai juga berkesempatan hadir dalam workshop ini dengan membawakan karya tulis ilmiah berjudul “Pembuatan Wind Shear Warning dengan Menggunakan Kombinasi Wind Profiler Radar Lap
19 Meteodrome, Agustus 2019
Presiden Joko Widodo Bersama Jajaran Pejabat Struktural di lingkungan BMKG
3000 dan Radar Cuaca EEC”. Dengan diadakannya workshop ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi para forecaster meteorologi penerbangan mengingat betapa pentingnya informasi meteorologi untuk dunia penerbangan.
Selain workshop, upaya peningkatan SDM BMKG juga dilakukan melalui seminar-seminar. Pada tanggal 1 Agustus 2019 diadakan Seminar Ilmiah dalam rangka memperingati HMKG 2019 yang bertempat di Balai Besar Wilayah III Denpasar. Seminar tersebut dibuka oleh Kepala Balai Wilayah III Denpasar, Bapak Drs. M. Taufik Gunawan, Dipl. SEIS. Dalam sambutannya, Bapak Taufik Gunawan menekankan pentingnya inovasi dalam
memberikan pelayanan informasi. Seminar ini diikuti oleh setiap UPT BMKG yang ada di Bali serta mahasiswa-mahasiswa Universitas Udayana. Dalam seminar tersebut para peserta membawakan materi-materi yang sangat menarik. Diharapkan dengan adanya seminar ilmiah ini BMKG khususnya UPT yang berada di Wilayah Bali ini dapat semakin berinovasi terutama dalam hal pemberian pelayanan informasi baik Meteorologi, Klimatologi, maupun Geofisika.
20
Pelaksanaan Uji Kompetensi Personil Meteorologi Penerbangan
BMKG juga rutin mengadakan Uji Kompetensi Personil Meteorologi Penerbangan (Aeronautical Meteorological Personnel). Uji Kompetensi ini dimaksudkan untuk mewujudkan dan menjamin Sumber Daya Manusia yang memenuhi standar nasional maupun Internasional di lingkungan BMKG khususnya di bidang
Workshop Strengthen Awareness Of The Hazardouz Aviation Weather Information
meteorologi penerbangan. Dalam uji kompetensi ini dilakukan penilaian teknis maupun non teknis untuk menentukan apakah forecaster atau observer telah memiliki kompetensi dalam memberikan pelayanan informasi cuaca untuk penerbangan. Personil Meteorologi Penerbangan yang telah dinyatakan lulus akan mendapatkan sertifikat yang nantinya menjadi pegangan dalam menjalankan tugas sebagai forecaster atau observer meteorologi penerbangan.Perayaan Kemerdekaan Indonesia ke-74 Tahun ini mari kita jadikan momentum untuk bersama-sama menyingsingkan lengan baju untuk membentuk sumber daya manusia yang unggul demi Indonesia yang Maju. Indonesia Bisa!! Dirgahayu Indonesia-ku. MERDEKA!!
Semangat Kemerdekaan
2121Analisa AnginWind Profiler
ARTIKEL SAINS :BIG DATA , menuju BMKG berkelas dunia
BIG DATA, MENUJU BMKG BERKELAS DUNIA Oleh : Luh Novita Ari WardaniNi Made Dwijayanti
22
Saat ini BMKG kian gencar menggaungkan istilah BIG DATA, terbukti dari roadmap yang telah dibuat oleh
Kedeputian Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa, dan Jaringan Komunikasi BMKG. Roadmap ini terbagi menjadi lima tahapan yaitu integrasi data peralatan otomatis, penyimpanan berbasis cloud, implementasi big data, dan implementasi AI (Artificial Intelligence), dimana tahapan tersebut guna mendukung tahap persiapan implementasi WIGOS. Apa itu BIG DATA?
Menurut Mckinsey, Big data adalah dataset yang ukurannya diluar kemampuan perangkat lunak database yang khas untuk menangkap, menyimpan, mengelola, dan menganalisis. Istilah big data mulai dikenal masyarakat di era tahun 2000-an, ketika itu seorang analis industri bernama Doug Laney mendefinisikan big data sebagai 3V (Volume, Variety, Velocity).
dalam road map big data dan AI BMKG, 20 Desember 2018). Selain itu, BMKG dituntut untuk terus meningkatkan pelayanan di bidang MKG yang dapat terwujud dengan jalan meningkatkan kecepatan pemberian informasi dari pengolahan data yang begitu besar dan format data yang beragam.
Terkait big data, apa saja yang menjadi tantangan dalam implementasinya? Security, Budget, dan kemampuan SDM. Ketiga tantangan terbesar dalam implementasi big data menurut data survei oleh Accenture (LA, USA) pada tahun 2014. Faktor keamanan (security) pantas menjadi tantangan terbesar apabila melibatkan akun-akun pribadi di media sosial. Tentu saja, sistem keamanan informasi perlu diperkuat guna mengantisipasi tindakan pelanggaran. Budget, perihal menangani big data tidak semudah mengelola kumpulan data-data biasa, dibutuhkan cost yanng tidak sedikit untuk pengadaan maupun pemeliharaan teknologi komputasi yang handal. SDM, kemampuannya perlu diasah secara khusus, baik itu melalui kursus maupun training guna menghasilkan tenaga yang cakap dalam menangani big data, karena terbatasnya institusi yang menerapkan big data. Hal ini tidak lantas menjadi alasan BMKG untuk tidak mengimplementasikannya, jika dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh terutama untuk meningkatkan kualitas layanan baik itu bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Keberhasilan implementasi big data di BMKG akan sangat mendukung transformasi layanan era digital menuju BMKG yang world class.
UNTUK BMKGVolume, besarnya data yang diperoleh dan dikelola dalam jumlah yang sangat besar. Variety, keberagaman data yang ada. Velocity, kecepatan memproses data yang jumlahnya sangat besar tersebut.
Implementasi big data dalam dunia kerja operasional di BMKG menjadi sangat penting. Hal ini terkait dengan angka pertumbuhan data-data MKG dan penunjangnya sudah mencapai lebih dari 300 TB per tahun (sumber : BMKG/Tritech Consult Indonesia
Artikel Sains : Big Data
23 Meteodrome, Agustus 2019
GALERI KEGIATAN
UPACARA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE 74 TAHUN
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I I GUSTI NGURAH RAI