KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,
PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 251/KEP-BKIPM/2013
TENTANG
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR DAN SERVICE LEVEL ARRANGEMENT UNTUK IMPOR KOMODITAS IKAN
DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW DI LINGKUNGAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN
KEAMANAN HASIL PERIKANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN,
Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan dari Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.11/MEN/2012 tentang Pelaksanaan Sistem Elektronik Dalam Kerangka Indonesia National Single Window di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, dipandang perlu menetapkan Prosedur Operasional Standar dan Service Level Arrangement Untuk Impor Komoditas Ikan Dalam Kerangka Indonesia National Single Window di Lingkungan Badan Karantina Ikan, Pengendaian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan;
b. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang
Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3482);
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433)
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4197);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2002 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Kelautan dan Perikanan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2006;
5. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik Dalam Kerangka Indonesia National Single Window;
6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2011 Nomor 141);
7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.21/MEN/2006 tentang Tindakan Karantina Ikan Dalam Hal Transit;
9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.09/MEN/2007 tentang Ketentuan Pemasukan Media Pembawa Berupa Ikan Hidup Sebagai Barang Bawaan Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;
10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.20/MEN/2007 tentang Tindakan Karantina Untuk Pemasukan Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina Dari Luar Negeri dan Dari Suatu Area Ke Area Lain Di Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;
11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.29/MEN/2008 tentang Persyaratan Pemasukan Media Pembawa Berupa Ikan Hidup;
12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kelautan Dan Perikanan;
13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.25/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan;
14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Nomor PER.32/MEN/2012 tentang Jenis, Penerbitan, dan Bentuk Dokumen Tindak Karantina Ikan;
15. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor KEP.53/MEN/2010 Tentang Penetapan Tempat Pemasukan Dan Pengeluaran Media Pembawa Hama Dan Penyakit Ikan Karantina;
16. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.26/MEN/2013 tentang Penetapan Jenis - Jenis Hama dan Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media Pembawa, dan Sebarannya.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR DAN SERVICE LEVEL ARRANGEMENT UNTUK IMPOR KOMODITAS IKAN DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW DI LINGKUNGAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN.
KESATU : Menetapkan prosedur operasional standar dan service
level arrangement untuk impor komoditas ikan dalam kerangka Indonesia National Single Window di lingkungan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan yang selanjutnya disebut POS dan SLA INSW BKIPM sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Badan ini.
KEDUA : POS dan SLA INSW BKIPM sebagaimana dimaksud
Diktum KESATU merupakan sistem pelayanan terhadap: a. impor komoditas ikan untuk jalur merah; dan b. impor komoditas ikan untuk jalur hijau.
KETIGA : POS dan SLA INSW BKIPM sebagaimana dimaksud
Diktum KESATU merupakan tindakan karantina ikan di kawasan pabean dalam mendukung sistem Custom Clearance yang berkaitan dengan impor ikan secara elektronik.
KEEMPAT : Dalam hal terjadi keadaan yang menyebabkan sistem elektronik sebagaimana dimaksud Diktum KETIGA menjadi tidak berfungsi, maka digunakan sistem manual.
KELIMA : Sistem pelayanan dalam kerangka INSW sebagaimana
dimaksud Diktum KEDUA dilaksanakan oleh Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan.
KEENAM : Keputusan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 6 September 2013 KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN, ttd. NARMOKO PRASMADJI
No. Lembar Pengesahan Paraf
1. Sekretaris BKIPM
2. Kabag. Kepegawaian,
Hukum dan Organisasi
3. Kabag. Informasi dan
Kehumasan
LAMPIRAN : Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Nomor: 251/KEP-BKIPM/2013
Tentang Prosedur Operasional Standar dan Service Level Arrangement Untuk Impor Komoditas Ikan Dalam Kerangka Indonesia National Single Window
di Lingkungan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komitmen Negara Republik Indonesia yang sangat tinggi dalam mendukung
pelaksanaan perdagangan global di tingkat regional ASEAN ditunjukkan dengan
penyusunan dan pemberlakuan sistem penanganan lalu lintas barang impor yang
cepat, tepat, dan akurat. Dengan memberlakukan sistem tersebut diharapkan
dapat mengatasi kondisi pelayanan yang ada saat ini yang masih banyak terjadi
kekurangan seperti masalah waktu, birokrasi yang terlalu berbelit-belit, tingginya
pembiayaan yang harus dikeluarkan dalam pengurusan surat, serta tidak
akuratnya data yang berikan oleh petugas.
Dengan adanya sistem penanganan lalu lintas barang impor yang cepat,
tepat, dan akurat diharapkan masalah-masalah yang terkait dengan kepentingan
nasional dapat terselesaikan, khususnya yang terkait dengan berbagai jenis
kejahatan seperti kejahatan transnasional, penyelundupan obat-obatan, illegal
fishing, dan juga peredaran ikan secara melawan hukum. Pembangunan sistem
tersebut diselenggarakan dengan melaksanakan prinsip-prinsip good governance
melalui pembangunan otomasi sistem pelayanan yang terintegrasi
antarpemerintah dengan tujuan mampu meningkatkan efisiensi pelayanan
keseluruhan proses ekspor-impor.
Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai instansi yang bertanggung
jawab dalam bidang kelautan dan perikanan, dimana dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari juga berhubungan dengan kegiatan proses ekspor-impor ikan yang
dalam hal ini pelaksanaan secara teknis sistem penanganan lalu lintas impor
dilakukan oleh Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan.
Sebagai tindak lanjut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
KEP.11/MEN/2012 tentang Pelaksanaan Sistem Elektronik Dalam Kerangka
Indonesia National Single Window di Lingkungan Kementerian Kelautan dan
Perikanan, maka diperlukan suatu Prosedur Operasional Standar (POS) dan
Service Level Arrangement (SLA). Penyusunan POS dan SLA diperuntukkan bagi
impor komoditas ikan dalam kerangka Indonesia National Single Window, yang
dalam implementasinya Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan membagi menjadi 2 (dua) jalur, yaitu Jalur Merah dan
Jalur Hijau.
B. MAKSUD dan TUJUAN
Maksud disusunnya POS dan SLA sebagai acuan bagi petugas karantina
ikan dalam memberikan pelayanan lalu lintas impor ikan. Sedangkan tujuan
disusunnya POS dan SLA dalam rangka memberikan kepastian hukum bagi
petugas karantina ikan dan kepastian usaha bagi pengguna jasa dan mendukung
transparansi dan keterbukaan dalam sistem pelayanan publik khususnya
pelayanan perizinan karantina ikan.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Keputusan Kepala Badan ini terdiri dari:
1. Impor Komoditas Ikan untuk Jalur Merah;
2. Impor Komoditas Ikan untuk Jalur Hijau.
D. PENGERTIAN
1. Karantina ikan adalah tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan
tersebarnya Hama dan Penyakit Ikan Karantina dari luar negeri dan dari
suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah
Negara Republik Indonesia.
2. Hama dan penyakit ikan karantina, yang selanjutnya disebut HPIK, adalah
semua hama dan penyakit ikan yang belum terdapat dan/atau telah
terdapat hanya di area tertentu di wilayah Negara Republik Indonesia yang
dalam waktu relatif cepat dapat mewabah dan merugikan sosio ekonomi
atau yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat.
3. Media pembawa hama dan penyakit ikan karantina, yang selanjutnya
disebut media Pembawa, adalah ikan dan/atau benda lain yang dapat
membawa HPIK.
4. Media pembawa beresiko tinggi adalah media pembawa dalam bentuk
hidup, dan/atau Media Pembawa yang berasal dari negara yang sedang
terjangkit (wabah) HPIK dan/atau Media Pembawa dalam keadaan mati
yang berpotensi sebagai inang dan pembawa/carrier HPIK.
5. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus
hidupnya berada di dalam lingkungan perairan.
6. Pemasukan adalah memasukkan Media Pembawa dari luar negeri ke dalam
wilayah Negara Republik Indonesia atau dari suatu area ke area lain di
dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
7. Pemeriksaan dokumen adalah tindakan untuk mengetahui kelengkapan dan
keabsahan dokumen persyaratan dan persyaratan lainnya.
8. Pemeriksaan Klinis adalah tindakan untuk mengetahui jenis, jumlah dan
status kesehatan Media Pembawa yang dilalulintaskan.
9. Penahanan adalah tindakan menahan Media Pembawa yang akan
dimasukkan ke dalam negeri atau suatu area di dalam wilayah Negara
Republik Indonesia.
10. Penolakan adalah tindakan tidak diizinkannya Media Pembawa dimasukkan
atau dikeluarkan ke atau dari suatu area atau dalam wilayah Negara
Republik Indonesia.
11. Surat penahanan sementara (KI-D10) adalah dokumen resmi yang
ditandatangani oleh petugas Karantina ikan di tempat
pemasukan/pengeluaran, yang menyatakan bahwa Media Pembawa yang
tercantum di dalamnya dikenakan tindakan penahanan.
12. Surat penolakan (KI-D11) adalah dokumen resmi yang ditandatangani oleh
petugas karantina ikan di tempat pemasukan/pengeluaran, yang
menyatakan bahwa Media Pembawa yang tercantum di dalamnya
dikenakan tindakan penolakan.
13. Surat pemusnahan (KI-D13) adalah dokumen resmi yang ditandatangani
oleh petugas karantina ikan di tempat pemasukan/pengeluaran yang
menyatakan tindakan pemusnahan terhadap Media Pembawa yang
dimasukkan atau akan dikeluarkan, baik karena tidak bebas atau tidak
dapat dibebaskan dari HPIK, rusak, busuk, atau tidak memenuhi
persyaratan karantina atau persyaratan lainnya.
14. Surat persetujuan pengeluaran media pembawa dari tempat pemasukan
(KI-D7) adalah dokumen resmi yang ditandatangani oleh petugas karantina
ikan di tempat pemasukan atau kawasan pabean, yang menyatakan bahwa
Media Pembawa yang tercantum di dalamnya disetujui dikeluarkan dari
tempat pemasukan untuk pelaksanaan tindakan karantina ikan atau
dilalulintasbebaskan.
15. Jalur merah adalah mekanisme pelayanan karantina ikan di bidang impor
terhadap suatu importasi yang dilakukan melalui penelitian dokumen dan
pemeriksaan klinis Media Pembawa (jenis, jumlah dan status kesehatan) di
kawasan pabean.
16. Jalur hijau adalah mekanisme pelayanan karantina ikan di bidang impor
terhadap suatu importasi yang dilakukan pemeriksaan dokumen di kawasan
pabean.
17. Petugas karantina ikan adalah pegawai negeri tertentu yang diberi tugas
untuk melakukan tindakan karantina berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
18. Pemohon adalah Importir baik perseorangan, kelompok, maupun badan
hukum yang melakukan kegiatan pemasukan Media Pembawa dari luar
negeri ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
BAB II
PELAKSANAAN
A. Hari dan Jam Kerja
Layanan sistem dan prosedur pemasukan (impor) terhadap komoditi wajib
periksa karantina ikan dilaksanakan setiap hari selama 24 jam.
B. Petugas
UPT Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
dalam pelaksanaan penanganan dokumen kepabeanan dan perizinan yang
berkaitan dengan impor ikan dilaksanakan oleh:
1. Petugas Penerima Dokumen/Operator;
2. Petugas Verifikasi/Koordinator Analis;
3. Petugas Pemeriksa Dokumen;
4. Petugas Pemeriksa Klinis;
5. Petugas Pengawas.
C. Persyaratan Pemasukan
Dalam memasukan ikan, importir harus mengajukan permohonan
pemeriksaan karantina dengan persyaratan:
1. Importir telah teregistrasi pada Pusat Karantina Ikan atau UPT Karantina
Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan;
2. Importir telah memiliki izin dan/atau rekomendasi untuk importasi komoditi
perikanan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya;
3. Media pembawa dilengkapi dengan sertifikat kesehatan (Health Certificate)
dari negara asal kecuali untuk Media Pembawa yang tergolong benda lain;
4. Pemasukan media pembawa melalui tempat-tempat yang telah ditetapkan;
5. Media pembawa dilaporkan ke petugas karantina ikan dan dalam kondisi siap
dilakukan pemeriksaan klinis oleh petugas karantina ikan.
D. Prosedur Operasional Standar (POS) dan Service Level Arrangement
(SLA)
1. Jalur Merah
Pelayanan sistem dan prosedur pemasukan (impor) terhadap komoditi
wajib periksa karantina ikan untuk jalur merah dilakukan oleh UPT Karantina
Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan di tempat
pemasukan terhadap komoditas yang merupakan media pembawa beresiko
tinggi atau komoditi yang dilarang dan dibatasi berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku.
a. POS
Prosedur pelayanan pemasukan (impor) terhadap komoditi ikan
pada Jalur Merah dilakukan sebagai berikut:
1. Pemohon yang teregistrasi mengajukan permohonan Pelaporan
Pemeriksaan Karantina (PPK) untuk komoditi yang akan diimpor (on
line atau manual) pada hari dan jam kerja dengan ketentuan:
a. permohonan PPK sudah diajukan 1 (satu) hari sebelum
pemasukan media pembawa (dalam bentuk
segar/beku/kering) atau 2 (dua) hari sebelum pemasukan
media pembawa (dalam bentuk hidup);
b. Media Pembawa dalam kondisi siap dilakukan pemeriksaan
klinis oleh petugas karantina ikan; dan
c. jenis barang yang akan diperiksa tidak lebih dari 3 (tiga)
macam dan 3 (tiga) bentuk, dalam kemasan standar 20
(dua puluh) inci di dalam 1 (satu) peti kemas dengan
jumlah peti kemas dalam 1 (satu) frekuensi/transaksi
sebanyak-banyaknya 10 (sepuluh) peti kemas.
2. Permohonan PPK diterima oleh Petugas Penerima Dokumen/Operator,
dan diteruskan ke Petugas Verifikasi/Koordinator Analis.
3. Petugas Verifikasi/Koordinator Analis menerima dan mendisposisi
permohonan PPK, dan diteruskan ke Petugas Penerima
Dokumen/Operator.
4. Petugas Penerima Dokumen/Operator berdasarkan disposisi
menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Dokumen dan diteruskan
kepada Petugas Pemeriksa Dokumen bersama data PPK.
5. Petugas Pemeriksa Dokumen melaksanakan pemeriksaan dokumen
dan hasil pemeriksaan dituangkan dalam bentuk Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) dokumen.
6. a). Dalam hal dokumen dianggap lengkap dan sesuai, maka LHP
diteruskan ke Petugas Verifikasi/Koordinator Analis guna
disampaikan kepada Petugas Penerima Dokumen/Operator untuk
menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Klinis.
b). Apabila dokumen dianggap tidak lengkap dan tidak sesuai, maka
LHP diteruskan ke Petugas Verifikasi/Koordinator Analis guna
disampaikan kepada Petugas Penerima Dokumen/Operator.
7. Petugas Penerima Dokumen/Operator menerbitkan Surat Penahanan
Sementara (KI-D10) sebagaimana tercantum dalam formulir 1 dan
disampaikan ke Pemohon. Pemohon diberi waktu 3 (tiga) hari untuk
melengkapi dokumen.
a) Jika dalam jangka waktu 3 (tiga) hari, Pemohon dapat melengkapi
dokumen pemohonannya, maka LHP disampaikan Petugas
Pemeriksa Dokumen kepada:
i). Petugas Verifikasi/Koordinator Analis untuk diteruskan kepada
Petugas Penerima Dokumen/Operator guna diterbitkan Surat
Perintah Pemeriksaan Klinis;
ii). Petugas Penerima Dokumen/Operator menyampaikan Surat
Perintah Pemeriksaan Klinis kepada Petugas Pemeriksa Klinis;
iii). Petugas Pemeriksa Klinis melakukan pemeriksaan terhadap
jenis, jumlah dan status kesehatan dan hasilnya dituangkan
dalam LHP Klinis;
iv). Jika hasil pemeriksaan klinis tidak sesuai, maka LHP Klinis
disampaikan kepada Petugas Verifikasi/Koordinator Analis
untuk diteruskan kepada Petugas Penerima Dokumen/Operator
guna dikeluarkan Surat Penolakan (KI-D11) sebagaimana
tercantum dalam formulir 2 dan disampaikan kepada
Pemohon;
v). Jika hasil pemeriksaan klinis sesuai, LHP diteruskan kepada
Petugas Verifikasi/Kooridnator Analis untuk dilakukan verifikasi
dan diterbitkan Surat Persetujuan Pengeluaran Media
Pembawa dari Tempat Pemasukan (KI-D7) sebagaimana
tercantum dalam formulir 3 dan disampaikan kepada Pemohon.
b) Jika dalam jangka waktu 3 (tiga) hari, pemohon tidak dapat
melengkapi dokumennya, maka:
i). LHP Dokumen disampaikan oleh Petugas Pemeriksa Dokumen
kepada Petugas Verifikasi/Koordinator Analis untuk diteruskan
kepada Petugas Penerima Dokumen/Operator guna
dikeluarkan Surat Penolakan (KI-D11) dan disampaikan kepada
Pemohon.
ii). Apabila setelah 3 (tiga) hari Pemohon tidak melakukan Re-
Ekspor, maka Petugas Penerima Dokumen/Operator
menerbitkan Surat Pemusnahan (KI-D13) sebagaimana
tercantum dalam formulir 4 dan disampaikan kepada Pemohon.
Gambar 1. Alur prosedur operasional standar pemasukan (impor) Media
Pembawa melalui Jalur Merah
PPK
PETUGAS PENGAWASPETUGAS PEMERIKSA
KLINISPETUGAS PEMERIKSA
DOKUMENPETUGAS VERIFIKASI/ KOORDINATOR ANALIS
PETUGAS PENERIMA DOKUMEN / OPERATOR
PEMOHON
MULAI
PPK
PENGAJUAN DOKUMEN
IMPOR
PPK
MENERIMA & MENDISPOSISI
PPK
DISPOSISI
PEMERIKSAAN DOKUMEN
Srt. PERINTAH PEMERIKSAAN
DOKUMEN
PROSES PENGAWASAN PENAHANAN
MEDIA PEMBAWA
KI-D10SURAT
PENAHANAN SEMENTARA
MENERIMA, VERIFIKASI & MENDISPOSISI
LHP
DISPOSISI
TIDAK
YA
KI-D10
A
LHP DOKUMEN
YA
TIDAK
DOKUMENLengkap dan
Sah ?
Srt. PERINTAH PENAHANAN
PPK
PPK
Srt. PERINTAH PEMERIKSAAN
DOKUMEN
LHP DOKUMEN
Dokumen
PENGAJUAN KELENGKAPAN
DOKUMEN
Dokumen MENERIMA & MENDISPOSISI
DISPOSISI
PEMERIKSAAN DOKUMEN
DOKUMENLengkap dan
Sah?
Dokumen
Dlm waktu 3 hari (maksimum) untuk melengkapi
B
PETUGAS PENGAWASPETUGAS PEMERIKSA
KLINISPETUGAS PEMERIKSA
DOKUMENPETUGAS VERIFIKASI/ KOORDINATOR ANALIS
PETUGAS PENERIMA DOKUMEN / OPERATOR
PEMOHON
Srt. PERINTAH PEMERIKSAAN
KLINIS
KI-D13: SURAT PEMUSNAHAN
DISPOSISI
KI-D11SURAT
PENOLAKAN
DISPOSISI
MENERIMA, VERIFIKASI & MENDISPOSISI
SELESAI
PROSES PENGAWASAN PEMUSNAHAN
MEDIA PEMBAWA
LHP DOKUMEN
KI-D13: SURAT PEMUSNAHAN
KI-D11
PROSES PENGAWASAN PENOLAKAN
MEDIA PEMBAWA
LHP DOKUMEN
MENERIMA, DAN MENDISPOSISI
A
LHP
Srt. PERINTAH PENOLAKAN
Srt. PERINTAH PEMUSNAHAN
B
KI-D7
SELESAI
KI-D7
PROSES PENGAWASAN PENGELUARAN
MEDIA PEMBAWA
LHP KLINIS
SESUAI?
LHP KLINIS
TIDAK
MENERIMA, VERIFIKASI & MENDISPOSISI
YA
PEMERIKSAAN KLINIS
Srt. PERINTAH PEMERIKSAAN
KLINIS
DISPOSISI
LHP KLINIS
LHP DOKUMEN
b. SLA
Petugas Karantina dalam memberikan pelayanan pemasukan
(impor) terhadap komoditi ikan pada jalur merah dengan menggunakan
standar waktu sebagai berikut:
No Uraian Waktu
1. Penerimaan Dokumen PPK dan Registrasi (P1) 15 menit
2. Dokumen PPK diterima, diverifikasi, dan didisposisi (P2) 30 menit
3. Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan Dokumen (P3.a) dan
penyampaian kepada Petugas Pemeriksa Dokumen (P3.b)
15 menit
4. Pelaksanaan Pemeriksaan Dokumen dan Penerbitan Lembar
Hasil Pemeriksaan (LHP) Dokumen (P4)
50 menit
5. LHP Dokumen diterima, diverivikasi, dan disposisi (P5) 30 menit
6.
Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan Klinis dan
penyampaian kepada Petugas Pemeriksa Klinis (P6)
15 menit
7. Pelaksanaan Pemeriksaan klinis dan Penerbitan LHP Klinis (P7) 240 menit
8. LHP Klinis diterima, diverifikasi, dan disposisi (P8) 15 menit
9. Penerbitan KI-D7 (Surat Persetujuan Pengeluaran Dari
Tempat Pemasukan) (P9)
40 menit
TOTAL WAKTU 450 menit
Gambar 2. Service Level Arrangement Pemasukan (Impor) Komoditi Perikanan
Melalui Jalur Merah
-
-
2. Jalur Hijau
Pelayanan sistem dan prosedur pemasukan (impor) terhadap komoditi
wajib periksa karantina ikan untuk jalur hijau dilakukan oleh UPT Karantina
Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan di tempat
pemasukan yang memiliki kegiatan impor.
a. POS
Prosedur pelayanan sistem prosedur pemasukan (impor) terhadap
komoditi ikan pada Jalur Hijau dilakukan sebagai berikut:
1) Pemohon yang teregistrasi mengajukan permohonan PPK untuk
komoditi yang akan diimpor (on line atau manual) pada hari dan jam
kerja dengan ketentuan:
a) Permohonan PPK sudah diajukan 1 (satu) hari sebelum
pemasukan media pembawa (dalam bentuk segar/beku/kering)
atau 2 (dua) hari sebelum pemasukan media pembawa (dalam
bentuk hidup);
b) Pada kondisi tertentu barang yang masuk dicurigai diduga tertular
HPIK, terjadi penurunan mutu, dan merupakan barang yang
dilarang/dibatasi, maka prosedur pemasukan dilakukan melalui
Jalur Merah.
2) Permohonan PPK diterima oleh Petugas Penerima Dokumen/Operator,
dan diteruskan ke Petugas Verifikasi/Koordinator Analis.
3) Petugas Verifikasi/Koordinator Analis menerima dan mendisposisi
permohonan PPK dan diteruskan kepada Petugas Penerima
Dokumen/Operator.
4) Petugas Penerima Dokumen/Operator berdasarkan disposisi
menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Dokumen dan meneruskan
ke Petugas Pemeriksa Dokumen bersama data PPK.
5) Petugas Pemeriksa Dokumen melaksanakan pemeriksaan dokumen
dan hasil pemeriksaan dituangkan dalam bentuk Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) dokumen.
6) a) Dalam hal dokumen dianggap lengkap dan sesuai, maka LHP
diteruskan ke Petugas Verifikasi/Koordinator Analis guna
disampaikan kepada Petugas Penerima Dokumen/Operator untuk
menerbitkan Surat Persetujuan Pengeluaran Media Pembawa Dari
Tempat Pemasukan (KI-D7).
b) Apabila dokumen dianggap tidak lengkap dan tidak sesuai, maka
LHP diteruskan ke Petugas Verifikasi/Koordinator Analis guna
disampaikan kepada Petugas Penerima Dokumen/Operator.
7) Petugas Penerima Dokumen/Operator menerbitkan Surat Penahanan
Sementara (KI-D10) dan disampaikan ke Pemohon. Pemohon diberi
waktu 3 (tiga) hari untuk melengkapi dokumen.
a) Jika dalam jangka waktu 3 (tiga) hari, pemohon dapat melengkapi
dokumen pemohonannya, maka LHP disampaikan oleh Petugas
Verifikasi/Koordinator Analis kepada Petugas Pemeriksa Dokumen
untuk diteruskan kepada Petugas Penerima Dokumen/Operator
guna diterbitkan Surat Persetujuan Pengeluaran Media Pembawa
Dari Tempat Pemasukan (KI-D7) dan disampaikan kepada
Pemohon.
b) Jika dalam jangka waktu 3 (tiga) hari, Pemohon tidak dapat
melengkapi dokumennya, maka LHP disampaikan oleh Petugas
Pemeriksa Dokumen kepada Petugas Verifikasi/Koordinator Analis
untuk diterbitkan Surat Penolakan (KI-D11) oleh Petugas
Penerima Dokumen/Operator. Petugas Penerima
Dokumen/Operator membuatkan Surat Penolakan (KI-D11) dan
disampaikan kepada Pemohon.
c) Apabila setelah 3 (tiga) hari Pemohon tidak melakukan Re-Ekspor,
maka Petugas Penerima Dokumen/Operator menerbitkan Surat
Pemusnahan (KI-D13) dan disampaikan ke Pemohon.
Gambar 3. Alur Prosedur Operasional Standar Pemasukan (Impor) Media Pembawa
Melalui Jalur Hijau
PPK
PETUGAS PENGAWASPETUGAS PEMERIKSA
KLINISPETUGAS PEMERIKSA
DOKUMENPETUGAS VERIFIKASI/ KOORDINATOR ANALIS
PETUGAS PENERIMA DOKUMEN / OPERATOR
PEMOHON
MULAI
PPK
PENGAJUAN DOKUMEN
IMPOR
PPK
MENERIMA & MENDISPOSISI
PPK
DISPOSISI
PEMERIKSAAN DOKUMEN
Srt. PERINTAH PEMERIKSAAN
DOKUMEN
PROSES PENGAWASAN PENAHANAN
MEDIA PEMBAWA
KI-D10SURAT
PENAHANAN SEMENTARA
MENERIMA, VERIFIKASI & MENDISPOSISI
LHP
DISPOSISI
TIDAK
YA
KI-D10
A
LHP DOKUMEN
YA
TIDAK
DOKUMENLengkap dan
Sah ?
Srt. PERINTAH PENAHANAN
PPK
PPK
Srt. PERINTAH PEMERIKSAAN
DOKUMEN
LHP DOKUMEN
Dokumen
PENGAJUAN KELENGKAPAN
DOKUMEN
Dokumen MENERIMA & MENDISPOSISI
DISPOSISI
PEMERIKSAAN DOKUMEN
DOKUMENLengkap dan
Sah?
Dokumen
Dlm waktu 3 hari (maksimum) untuk melengkapi
B
PETUGAS PENGAWASPETUGAS PEMERIKSA
KLINISPETUGAS PEMERIKSA
DOKUMENPETUGAS VERIFIKASI/ KOORDINATOR ANALIS
PETUGAS PENERIMA DOKUMEN / OPERATOR
PEMOHON
KI-D13: SURAT PEMUSNAHAN
DISPOSISI
KI-D11SURAT
PENOLAKAN
DISPOSISI
MENERIMA, VERIFIKASI & MENDISPOSISI
SELESAI
PROSES PENGAWASAN PEMUSNAHAN
MEDIA PEMBAWA
LHP DOKUMEN
KI-D13: SURAT PEMUSNAHAN
KI-D11
PROSES PENGAWASAN PENOLAKAN
MEDIA PEMBAWA
LHP DOKUMEN
MENERIMA, DAN MENDISPOSISI
A
LHP
Srt. PERINTAH PENOLAKAN
Srt. PERINTAH PEMUSNAHAN
B
KI-D7
SELESAI
KI-D7 PROSES PENGAWASAN PENGELUARAN
MEDIA PEMBAWA
LHP DOKUMEN
b. SLA
Petugas karantina ikan dalam memberikan pelayanan pemasukan
(impor) terhadap komoditi ikan pada Jalur Hijau dengan menggunakan
standar waktu sebagai berikut:
No Uraian Waktu
1. Penerimaan Dokumen PPK dan Registrasi (P1) 15 menit
2. Dokumen PPK diterima, diverifikasi, dan didisposisi (P2) 30 menit
3. Penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan Dokumen (P3.a) dan
disampaikan kepada Petugas Pemeriksa Dokumen (P3.b)
15 menit
4. Pelaksanaan Pemeriksaan Dokumen dan Penerbitan Lembar
Hasil Pemeriksaan (LHP) Dokumen (P4)
50 menit
5. LHP Dokumen diterima, diverifikasi, dan didisposisi (P5) 30 menit
6. Penerbitan KI-D7 (Surat Persetujuan Pengeluaran Dari Tempat
Pemasukan) (P6) 40 menit
TOTAL WAKTU 180 menit
Gambar 4. Service Level Arrangement Pemasukan (Impor) Media Pembawa Melalui
Jalur Hijau
E. Pembiayaan
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemeriksaan impor komoditas ikan
baik untuk jalur merah maupun lajur hijau dikenakan biaya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
-
-
BAB III
PENUTUP
POS dan SLA diterbitkan sebagai acuan bagi Petugas Karantina Ikan dan
pengguna jasa (importir) dalam pelaksanaan kegiatan lalu lintas impor ikan serta
memberikan jaminan kepastian hukum dan transparansi dalam sistem pelayanan
publik.
DAFTAR FORMULIR
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN
KEAMANAN HASIL PERIKANAN
NOMOR 251 / KEP-BKIPM/2013
TENTANG
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR DAN SERVICE LEVEL ARRANGEMENT UNTUK
IMPOR KOMODITAS IKAN DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE
WINDOW DI LINGKUNGAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN
KEAMANAN HASIL PERIKANAN
NOMOR
FORMULIR ISI FORMULIR
1 Surat Persetujuan Pengeluaran Media Pembawa dari Tempat
Pemasukan (KI-D7)
2 Surat Penahanan Sementara (KI-D10)
3 Surat Penolakan (KI-D11)
4 Surat Pemusnahan (KI-D13)
Formulir 1
Formulir 2
Formulir 3
Formulir 4