1
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KP.39 TAHUN 2009
T E N T A N G
RENCANA INDUK PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI (TIK) DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di
lingkungan Departemen Perhubungan dalam proses pemerintahan (e-government) akan meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan sehingga akan terwujud penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) dan meningkatkan layanan publik yang efektif dan efisien;
b. bahwa dalam rangka terlaksananya pengembangan sistem informasi perhubungan yang terencana, terintegrasi, efektif dan efisien, mampu memenuhi kebutuhan dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, diperlukan suatu pedoman dan acuan bagi setiap unit kerja di lingkungan Departemen Perhubungan;
c. bahwa untuk tersedianya pedoman dan acuan dalam pengembangan sistem informasi berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Departemen Perhubungan huruf a dan b diatas, perlu ditetapkan Rencana Induk Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan Departemen Perhubungan dengan Peraturan Menteri Perhubungan;
2
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Eletronik ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);
2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2008;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2007 tentang Jaringan Data Spasial Nasional;
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 43 Tahun 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 20 Tahun 2008;
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 22 Tahun 2008 tentang Unit Kliring Data dan Informasi Bidang Transportasi;
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 49 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025 di lingkungan Departemen Perhubungan;
9. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 28/PER/M.KOMINFO/9/2006 tentang Penggunaan Nama Domain go.id untuk Situs Resmi Pemerintah Pusat dan Daerah;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG RENCANA INDUK PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN.
3
BAB I
U M U M
Pasal 1 Sistem Informasi Perhubungan merupakan Sistem yang dapat
menghasilkan informasi Perhubungan yang berguna untuk mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, bulanan dan tahunan, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi Departemen Perhubungan serta menyediakan informasi bagi pimpinan dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Pasal 2
(1) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi kepada para pengguna informasi (information society) adalah perpaduan teknologi komputer (digital technology) dengan teknologi telekomunikasi (comunnication tools).
(2) Komunikasi sebagaimana pada ayat (1) dimaksud di atas, tidak mencakup alat frekuensi radio darat, alat bantu navigasi laut, alat bantu komunikasi penerbangan dan persinyalan kereta api atau sejenis lainnya.
Pasal 3
Rencana Induk Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lingkungan Departemen Perhubungan dan Proses Pengembangannya sebagai pedoman atau acuan pembangunan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pengembangan sistem informasi di setiap unit kerja di lingkungan Departemen Perhubungan.
4
BAB II
RENCANA INDUK PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
Pasal 4
Rencana Induk pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di lingkungan Departemen Perhubungan mencakup kebutuhan pengembangan infrastruktur jaringan dan perangkat keras, perangkat lunak dan sumber daya manusia serta sistem dan prosedur yang memadai, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
Pasal 5
Kebutuhan pengembangan infrastruktur jaringan dan perangkat keras, perangkat lunak dan sumber daya manusia serta sistem prosedur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan sistem informasi perhubungan serta pelayanan data dan informasi perhubungan dan proses kerja dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif.
BAB III
PROSES MANAJEMEN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Pasal 6
Pusat Data dan Informasi mempunyai tanggung jawab terhadap pembangunan, pengembangan dan penyediaan infrastruktur dasar meliputi : jaringan akses, media pemprosesan dan penyimpanan data, media kolaborasi terpusat, data center, information center serta command center di lingkungan Departemen Perhubungan.
5
Pasal 7
Direktorat Jenderal dan Badan-Badan yang membawahi Unit Pelaksana Teknis (UPT) mempunyai tanggung jawab terhadap pembangunan, pengembangan dan penyediaan infrastruktur meliputi : jaringan akses, media pemprosesan dan penyimpanan data dan harus diintegrasikan dengan Pusat Data dan Informasi Departemen Perhubungan.
Pasal 8
Pembangunan dan pengembangan sistem dan program aplikasi di lingkungan Departemen Perhubungan yang bersifat umum untuk kebutuhan Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Direktorat Jenderal dan Badan-badan dilaksanakan secara terpusat oleh Pusat Data dan Informasi Departemen Perhubungan.
Pasal 9
(1) Pembangunan dan pengembangan sistem dan program aplikasi di lingkungan Departemen Perhubungan harus menggunakan kodefikasi data baku yang sudah digunakan oleh Pusat Data dan Informasi;
(2) Setiap penetapan kodefikasi data di luar yang sudah digunakan di lingkungan Departemen Perhubungan harus disampaikan ke Pusat Data dan Informasi;
(3) Pembangunan aplikasi di lingkungan Departemen Perhubungan harus mempunyai dokumentasi, rancangan desain sistem, rancangan database, source program dan petunjuk operasinya;
6
Pasal 10
(1) Pembangunan Database di lingkungan Departemen Perhubungan harus diintegrasikan dengan Pusat Data dan Informasi Departemen Perhubungan;
(2) Integrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan tujuan agar dapat diakses untuk kebutuhan Departemen Perhubungan dan dihimpun dalam data warehouse Departemen Perhubungan yang ada di Pusat Data dan Informasi;
Pasal 11
(1) Data dan Informasi yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi menjadi data dan informasi resmi bagi pimpinan Departemen Perhubungan;
(2) Seluruh unit kerja di lingkungan Departemen Perhubungan wajib menyampaikan data ke Pusat Data dan Informasi untuk mendukung data dan informasi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
Pasal 12
Usulan kegiatan pembangunan dan pengembangan TIK oleh unit kerja di lingkungan Departemen Perhubungan harus sesuai dan tidak bertolak belakang dengan rencana induk pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunkasi (TIK) Departemen Perhubungan.
Pasal 13
Usulan kegiatan pembangunan dan pengembangan TIK yang bersifat adhoc dan belum tercantum dalam rencana induk pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dapat dipertimbangkan dengan terlebih dahulu dibuatkan analisis dan selanjutnya menjadi bagian dalam rencana Induk pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
7
Pasal 14
Dalam rangka efisiensi, efektifitas, sinkronisasi dan memudahkan integrasi sistem serta menghindari duplikasi, setiap usulan kegiatan unit kerja di lingkungan Departemen Perhubungan yang terkait dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), harus mendapat persetujuan dari Sekretaris Jenderal.
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 15
(1) Dokumen Rencana Induk Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lingkungan Departemen Perhubungan, sebagaimana tertuang dalam lampiran Peraturan ini dievaluasi setiap 5 (lima) tahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan sesuai kebutuhan dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi;
(2) Pada saat mulai berlakunya Peraturan ini, semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perencanaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lingkungan Departemen Perhubungan yang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Peraturan ini.
.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Sekretaris Jenderal melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan ini.
8
Pasal 17
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : JAKARTA
Pada Tanggal : ------------------------------------------------------------
MENTERI PERHUBUNGAN
ttd
Ir. JUSMAN SYAFII DJAMAL SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan; 2. Inspektur Jenderal Departemen Perhubungan; 3. Para Direktur Jenderal di lingkungan Departemen Perhubungan; 4. Para Kepala Badan di lingkungan Departemen Perhubungan; 5. Para Kepala Biro dan Pusat di lingkungan Setjen Departemen Perhubungan; 6. Ketua Mahkamah Pelayaran; 7. Para Kepala Dinas Perhubungan Provinsi di seluruh Indonesia; 8. Para Atase Perhubungan; 9. Para Direksi BUMN di lingkungan Departemen Perhubungan.
21 April 2009
1
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN Nomor : KP. 39 Tahun 2009 Tanggal : 21 April 2009
BAB I P E N D A H U L U A N
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pemerintahan (e-government) akan meningkatkan efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Upaya optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi mencakup 2 (dua) aktivitas yang berkaitan yaitu : (1) pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronis; (2) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara. Bahwa selama ini pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan Departemen Perhubungan dilaksanakan oleh masing-masing unit kerja sesuai dengan kebutuhannya masing-masing (partial), tanpa memperhatikan kebutuhan integrasi sistem dengan unit kerja yang lain, karena tidak tersedianya acuan bagi unit kerja untuk pengembangan sistem informasinya. Untuk menjamin terciptanya sistem informasi perhubungan yang terintegrasi, efektif dan efisien dalam pengembangannya, maka diperlukan acuan yang menjadi dasar yang harus dipedomani dalam pengembangan teknologi informasi. Acuan yang dimaksud adalah Rencana Induk Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan Departemen Perhubungan. Sebagai salah satu kebijakan dan strategi pengembangan e-government.
B. MAKSUD DAN TUJUAN Rencana Induk Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan Departemen Perhubungan ini dimaksudkan sebagai pedoman dan acuan seluruh unit kerja di lingkungan Departemen Perhubungan yang dituangkan secara sistematis dalam rentang jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dalam melaksanakan kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Perhubungan.
2
Tujuan ditetapkannya Rencana Induk Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan Departemen Perhubungan ini adalah :
1. Tersedianya Rencana Induk Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Departemen Perhubungan yang memenuhi kebutuhan dan berpandangan ke masa depan, berdaya cipta dan mampu menjawab tantangan pembangunan nasional, perubahan masyarakat, dan globalisasi secara efektif yang akan menjadi pedoman dan acuan setiap unit kerja di lingkungan Departemen Perhubungan dalam kegiatan pengembangan sistem informasi perhubungan sehingga terlaksana pengembangan Sistem Informasi Perhubungan yang terencana, terintegrasi, efektif dan efisien.
2. Menetapkan kerangka strategis (strategic IT planning) dukungan teknologi informasi bagi pencapaian visi dan misi Departemen Perhubungan.
3. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance), dan meningkatkan layanan publik yang efisien, efektif, transparan dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Rencana Induk Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan Departemen Perhubungan adalah dikhususkan untuk komunikasi pertukaran data digital di lingkungan Departemen Perhubungan, meliputi : 1. Pengembangan Perangkat Keras dan Infrastruktur Jaringan Sistem Informasi
Perhubungan, meliputi: a) Pola Pengembangan Perangkat Keras dan Jaringan Fisik Sistem Informasi
Perhubungan. b) Arah Pengembangan Perangkat Keras dan Jaringan Fisik Sistem
Informasi Perhubungan. c) Struktur dan Elemen Pengembangan Perangkat Keras dan Jaringan
Fisik Sistem Informasi Perhubungan. d) Kebutuhan Pengembangan Perangkat Keras dan Jaringan Fisik Sistem
Informasi Perhubungan. e) Kebijakan, Strategi dan Tahapan Implementasi.
2. Pengembangan Perangkat Lunak Pelayanan Sistem Informasi Perhubungan, meliputi: a) Pola Pengembangan Perangkat Lunak Sistem Informasi Perhubungan. b) Arah Pengembangan Perangkat Lunak Sistem Informasi Perhubungan. c) Kebutuhan Pengembangan Perangkat Lunak Sistem Informasi
Perhubungan. d) Kebijakan, Strategi dan Tahapan Implementasi.
3
3. Pengembangan Sarana (Sispro) Sistem Informasi Perhubungan,meliputi: a) Pola Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Sistem Prosedur
Perhubungan. b) Arah Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Sistem Prosedur
Perhubungan. c) Kebutuhan dan Penyediaan Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Sistem
Prosedur Perhubungan. d) Kebijakan, Strategi dan Tahapan Implementasi.
D. METODOLOGI PEMBUATAN RENCANA INDUK PEMANFAATAN TIK
Dalam pelaksanaan penyusunan Rencana Induk Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan Departemen Perhubungan salah satu bahan masukan untuk menyusun dokumen adalah : 1) Melakukan analisis kondisi teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan
Departemen Perhubungan. 2) Melakukan analisis kebutuhan teknologi informasi dan komunikasi di
lingkungan Departemen Perhubungan. 3) Menyiapkan manajemen pembangunan dan pengembangan teknologi
informasi dan komunikasi. 4) Menyusun rencana investasi teknologi informasi dan komunikasi. 5) Strategi perawatan dokumen rencana induk pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi.
E. TERMINOLOGI 1) E-Government : Pelayanan Kepemerintahan berbasis elektronika 2) COBIT : Control Objective For Information and Related
Technology adalah Kerangka Kerja Audit Teknologi Informasi
3) Software : Perangkat Lunak / Aplikasi Komputer 4) Hardware : Perangkat Keras 5) Jangka Pendek : Satu sampai dengan tiga tahun 6) Jangka Menengah : Satu sampai dengan lima tahun 7) Jangka Panjang : Satu sampai dengan sepuluh tahun 8) OSS : Open Source Software, Perangkat Lunak dengan
Sistem Terbuka 9) IGOS : Indonesia Go Open Source, Gerakan untuk
memanfaatkan perangkat lunak sistem terbuka 10) Bandwidth : Kapasitas Saluran, Lebar pita data yang dapat
dilalui
4
11) Data Warehouse : Gudang Database, Kumpulan data yang siap untuk dianalisa
12) Password : Kata sandi 13) Server : Komputer layanan 14) Client : Komputer pengguna 15) Data Center : Pusat Pemrosesan Data 16) Information Center : Pusat Layanan Informasi 17) Command Center : Pusat Komando Operasional Layanan 18) DNS : Domain Name Server, server yang mengelola penamaan alamat web / domain 19) SIMPEG : Sistem Informasi Kepegawaian 20) SIMKEU : Sistem Informasi Keuangan 21) SIMTAN : Sistem Informasi Tata Persuratan 22) Website / Web : Halaman Situs Lembaga 23) PORTAL : Web Portal, Pintu masuk web dephub 24) SIMKUM : Sistem Informasi Hukum 25) SPASIAL : Sistem Informasi berbasis peta GIS/Spasial 26) SIMONITOR : Sistem Informasi Monitoring 27) SIMADU : Sistem Informasi Pengaduan 28) Call Center : Pusat Layanan Pengaduan / Call Center 29) Helpdesk : Sistem Informasi Dukungan Teknis / HelpDesk 30) SIREN : Sistem Informasi Perencanaan 31) SIMWAS : Sistem Informasi Pengawasan 32) SIMDIK : Sistem Informasi di lingkungan Diklat 33) SIMLIT : Sistem Informasi di lingkungan Litbang 34) SIMSAR : Sistem Informasi pendukung SAR 35) SILAYAN : Sistem Informasi Pelayanan 36) DSS : Decision Support Systems
(Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan) 37) EIS : Executive Information Systems
(Sistem Pelaporan untuk Eksekutif) 38) SMS Gateway : Sistem informasi berbasis sms (short messages
services) 39) E-Procurement : Sistem Pengadaan Secara Elektronik
5
BAB II
RENCANA INDUK PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI (TIK)
A. KONDISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Hasil inventarisasi teknologi informasi menggunakan kerangka kerja Control
Objective for Information and Related Technology (COBIT) di lingkungan
Departemen Perhubungan memperlihatkan bahwa proses-proses tata kelola
teknologi informasi belum mendapatkan perhatian secara penuh, sehingga
kontribusi teknologi informasi dalam mendukung tugas pokok dan fungsi
masing-masing unit di lingkungan Departemen Perhubungan belum memberikan
hasil yang signifikan. Indeks skala kematangan hasil inventarisasi yang
dilakukan pada Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Direktorat Jenderal
Perkeretaapian dan Sekretariat Jenderal (Pusat Data dan Informasi)
memperlihatkan tingkat kematangan yang masih rendah.
Mengingat bahwa keberadaan tata kelola teknologi informasi merupakan bagian
yang penting dalam menerapkan teknologi informasi, sehingga inventarisasi
teknologi informasi perlu dilakukan secara berkala di lingkungan Departemen
Perhubungan. Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai
berikut:
1. Pihak-pihak (stakeholder) yang berkepentingan dapat mengetahui sejauh mana
kemajuan yang diperoleh dari tahun ke tahun dalam penerapan teknologi
informasi.
2. Fokus perbaikan pada proses-proses yang dianggap lemah serta dapat
memprioritaskan proses-proses yang akan ditingkatkan indeks skala
kematangannya.
6
3. Meningkatkan proses kolaborasi di lingkungan Departemen Perhubungan
dimana unit organisasi yang memiliki indeks kematangan lebih baik dapat
dijadikan percontohan bagi unit-unit lainnya.
4. Pemberian indeks skala kematangan pada masing-masing domain akan
memudahkan pihak manajemen dalam menentukan perbaikan-perbaikan yang
harus dilakukan.
Proses inventarisasi teknologi informasi secara berkala dapat dilakukan oleh
Tim yang bertugas untuk melakukan inventarisasi teknologi informasi secara
berkala dapat terdiri dari unsur Pusat Data dan Informasi dan unsur-unsur
lainnya yang berasal dari unit-unit organisasi di lingkungan Departemen
Perhubungan. Jika dibutuhkan, inventarisasi teknologi informasi dapat dilakukan
dengan mengundang pihak lain yang memiliki pengalaman di bidang inventarisasi
teknologi informasi.
1. Perencanaan Strategis Teknologi Informasi
a) Hasil-hasil inventarisasi teknologi informasi menunjukkan bahwa belum
semua Direktorat di lingkungan Departemen Perhubungan memiliki
perencanaan strategis teknologi informasi. Baru pada beberapa Direktorat
saja telah dilakukan studi mengenai perencanaan strategis teknologi
informasi.
b) Perencanaan pengembangan teknologi informasi pada setiap unit
organisasi baik yang telah memiliki perencanaan strategis teknologi
informasi mengacu kepada dokumen Rencana Induk Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi Departemen Perhubungan agar terjadi
sinkronisasi arah dan pengembangan teknologi informasi.
c) Jika dimungkinkan, selain tetap mengacu kepada dokumen Rencana
Induk Pemanfaatan TIK Departemen Perhubungan, setiap unit dapat
mengembangkan studi tersendiri untuk mendapatkan hasil-hasil
perencanaan strategis teknologi informasi yang lebih mendetail.
7
2. Menentukan Arah Pengembangan Teknologi
a) Acuan yang dapat digunakan oleh Departemen Perhubungan dalam
menentukan arah dan pengembangan teknologi informasi belum dimiliki,
sehingga pengembangan teknologi informasi pada masing-masing unit
dilakukan secara sporadis.
b) Perlu untuk menetapkan arahan pengembangan teknologi informasi yang
digunakan sebagai acuan utama oleh masing-masing unit di lingkungan
Departemen Perhubungan.
c) Pengembangan teknologi informasi yang telah ditetapkan dengan
memperhatikan masukan-masukan dari pihak-pihak pengguna.
3. Menentukan Organisasi Teknologi Informasi dan Keterkaitannya
a) Hasil-hasil inventarisasi teknologi informasi menunjukkan bahwa belum
semua unit organisasi yang berada di lingkungan Departemen
Perhubungan memiliki struktur organisasi khusus yang bertugas mengelola
teknologi informasi.
b) Ketiadaan organisasi khusus teknologi informasi ini pada akhirnya
memberikan dampak permasalahan tersendiri dimana pengembangan
dan pemanfaatan teknologi informasi tidak dapat dilakukan secara
maksimal dimana proses pengadaan perangkat teknologi informasi dapat
dilakukan melalui mekanisme lelang, akan tetapi keberlangsungan hidup
teknologi informasi seperti perawatan, dukungan teknis dan
pengembangan lanjut aplikasi teknologi informasi jika terjadi perubahan.
c) Adanya keinginan agar setiap unit memiliki sendiri organisasi
teknologi informasi dengan tugas, kewenangan dan tanggung jawab
yang jelas. Jika tidak dimungkinkan untuk dibentuk unit khusus
teknologi informasi, sebaiknya dibentuk sebuah kelompok kerja teknologi
informasi yang memiliki kewenangan sama dengan unit khusus teknologi
informasi.
8
4. Komunikasi Arah dan Sasaran Manajemen
a) Secara umum, hasil inventarisasi teknologi informasi memperlihatkan
bahwa proses-proses baku yang terjadwal terhadap arah dan sasaran
manajemen terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi belum
dilakukan secara rutin. Umumnya arah dan sasaran manajemen ditentukan
oleh tingkat kepedulian jajaran manajemen secara individu. Pergantian
pimpinan dengan tingkat literasi yang berbeda memiliki pengaruh yang
sangat kuat dalam hal pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
b) Kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi belum terdokumentasi sebagai arah dan sasaran
manajemen sehingga rata-rata pengembangan aplikasi masih dilakukan
dengan pendekatan bottom up, dimana setiap ada kebutuhan di lapangan,
maka inisiatif pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi baru
dilakukan.
c) Mengingat bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
merupakan implementasi teknologi yang bersifat unik, pengalaman dari
beragam organisasi memperlihatkan bahwa faktor kepemimpinan
( leadership) memegang peranan penting sebagai faktor penentu
keberhasilan pemanfaatan teknologi informasi.
5. Mengkaji Aspek Resiko
a) Kajian terhadap aspek resiko pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi belum merupakan standar baku yang umum diterapkan hal ini
terlihat bahwa banyak aplikasi yang dikembangkan, akan tetapi gagal
diimplementasikan.
b) Hasil-hasil inventarisasi di lapangan memperlihatkan bahwa faktor resiko
yang menyebabkan kegagalan implementasi teknologi informasi adalah
kurangnya komitmen dari jajaran manajemen, kegagalan dalam
menerapkan manajemen perubahan, kurangnya komunikasi pada waktu
pengembangan antara pihak-pihak yang mengembangkan dan
mengimplementasikan teknologi informasi dengan stakeholder pengguna
9
teknologi informasi.
c) Untuk mengeliminasi berbagai resiko yang ada, perlu didefinisikan dengan
jelas tugas dan tanggung pengelolaan resiko, mengingat bahwa
organisasi modern dewasa ini memiliki struktur organisasi yang jelas
dalam mengelola resiko.
d) Sebagai alternatif jika belum dapat dimungkinkan adanya struktur
organisasi khusus pengelola resiko, maka perlu secara ketat dilakukan
proses-proses baku manajemen resiko melalui model Quality Control.
6. Mengelola Kualitas
a) Secara umum, hasil-hasil inventarisasi memperlihatkan bahwa pengelolaan
kualitas pemanfaatan teknolologi informasi dan komunikasi belum
dilakukan sehingga belum dapat diukur nilai manfaat intangible dari
teknologi informasi dan komunikasi tersebut tidak dapat terukur.
b) Dalam hal pengelolaan kualitas sebaiknya didefinisikan secara jelas tugas
dan tanggung jawab organisasi pengelola teknologi informasi melalui
prosedur Quality Control atau Quality Assurance.
7. Mengidentifikasikan Solusi Otomatis
a) Identifikasi terhadap solusi-solusi terotomatisasi untuk membantu
menjalankan tugas pokok dan fungsi masing-masing unit belum secara
keseluruhan dilakukan dalam bentuk dokumen perencanaan tertulis.
b) Standar yang digunakan dalam menentukan paket-paket solusi
terotomatisasi belum secara keseluruhan dilakukan dikarenakan belum
adanya standar khusus yang dapat digunakan sebagai panduan yang
dapat digunakan sebagai acuan.
c) Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, maka Pusdatin sebaiknya
mengeluarkan berbagai rekomendasi yang dapat digunakan sebagai
acuan oleh masing-masing unit untuk dapat menentukan paket-paket
solusi terotomatisasi.
10
8. Pengadaan dan Pemeliharaan Perangkat Lunak
a) Mekanisme pengadaan perangkat lunak pada umumnya telah mengikuti
proses baku standar melalui mekanisme lelang, akan tetapi dikarenakan
tidak semua unit memiliki struktur organisasi khusus pengelola teknologi
informasi maka proses pemeliharaan perangkat lunak belum dapat
dilakukan secara maksimal.
b) Dikarenakan pemeliharaan merupakan bagian yang krusial dalam
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, maka sebaiknya masing-
masing unit memiliki sendiri organisasi teknologi informasi sehingga
kesinambungan layanan informasi dapat terjaga dengan baik.
9. Mengelola dan Memelihara Infrastruktur Teknologi
a) Mengelola dan memelihara infrastrukur teknologi merupakan hal krusial
dalam menjamin kesinambungan layanan informasi.
b) Pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur teknologi informasi
membutuhkan adanya pengetahuan dan keterampilan khusus, akan tetapi
tidak semua unit memiliki tenaga khusus seperti pejabat fungsional pranata
komputer sehingga proses pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur
teknologi kerap dilakukan dengan mengundang vendor atau konsultan.
c) Selain membutuhkan adanya organisasi khusus pengelola teknologi
informasi, jumlah tenaga pranata komputer pada masing-masing unit
mutlak dibutuhkan dengan pembinaan yang dilakukan oleh Pusdatin.
10. Mengembangkan dan Mengelola Prosedur
a) Pengembangan dan pengelolaan prosedur pada masing-masing unit
selama ini masih sebatas pada instruksi atau manual pengguna aplikasi
teknologi informasi yang dikembangkan oleh konsultan.
b) Pengembangan dan pengelolaan prosedur sebagai bagian dari tata
laksana informasi perlu mendapatkan perhatian dari masing-masing unit
dan diarahkan kepada prosedur prosedur organisasional dan operasional
teknologi informasi yang mencakup hal-hal seperti operasi,
autentikasi, manajemen data, manajemen fasilitas, manajemen perubahan,
pengawasan dan pelaporan.
11
11. Manajemen Perubahan
a) Belum semua unit pada lingkungan Departemen Perhubungan memiliki
kemampuan dalam hal mengelola manajemen perubahan berdasarkan
kebutuhan-kebutuhan yang muncul. Hal ini dikarenakan belum memiliki
pejabat fungsional pranata komputer. Sementara unit-unit yang telah
berhasil mengembangkan teknologi informasi juga belum memiliki
manajemen khusus dalam mengelola perubahan sesuai dengan kebutuhan.
b) Dikarenakan pentingnya manajemen perubahan yang dapat
menjawab pemenuhan kebutuhan-kebutuhan perubahan, maka perlu
sekali agar setiap unit di lingkungan Departemen Perhubungan
memiliki pejabat fungsional pranata komputer dan juga mekanisme
ataupun prosedur yang dapat mengelola perubahan.
12. Mendefinisikan dan Mengelola Tingkat Layanan
a) Tingkat layanan teknologi informasi pada masing-masing unit
berbeda dikarenakan terdapat unit yang memiliki organisasi khusus
pengelola teknologi informasi, akan tetapi ada juga yang belum
memilikinya. Hal ini menyebabkan tingkat pelayanan yang diberikan juga
menjadi berbeda.
b) Standar Control Objective for Information and Related Technology
(COBIT) yang digunakan sebagai acuan menyebutkan bahwa tingkat
layanan dapat diperbaiki secara terus menerus jika terdapat organisasi
khusus pengelola teknologi informasi.
13. Mengelola Kinerja dan Kapasitas
Perbaikan terhadap pengelolaan kinerja dan kapasitas dapat dilakukan jika
terdapat unit khusus teknologi informasi dan ketersediaan pejabat
fungsional pranata komputer yang memadai dikarenakan pengelolaan
kinerja dan kapasitas merupakan proses yang bersifat operasional dan
berkesinambungan sehingga perlu sekali memiliki SDM yang cukup
paham dalam mengelola kinerja dan kapasitas.
12
14. Mendidik dan Melatih Pengguna
a) Pendidikan dan pelatihan terhadap kompetensi pengguna teknologi
informasi masih jarang dilakukan, walaupun pendidikan dan pelatihan
terhadap penggunaan aplikasi selalu dilakukan pada saat dikembangkan
aplikasi. Ketersediaan kurikulum dan pelatihan secara berkelanjutan
merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan kompetensi sumber daya
manusia (SDM) pengguna teknologi informasi.
b) Untuk melakukan pembinaan secara berkelanjutan terhadap kompetensi
sumber daya manusia (SDM) teknologi informasi, sebaiknya Pusdatin
bekerjasama dengan Badan Diklat Departemen Perhubungan untuk
membuat pendidikan dan pelatihan teknologi informasi secara berkala.
15. Mengelola Permasalahan dan Insiden
Permasalahan dan insiden dikelola dengan cara melakukan koordinasi
dengan pihak- pihak yang berkepentingan secara adhoc berdasarkan
kebutuhan saat itu. Hasil inventarisasi memperlihatkan bahwa permasalahan
dan insiden teknologi informasi merupakan hal yang jarang sekali terjadi di
lingkungan Departemen Perhubungan, namun demikian perlu dibuat
mekanisme penanganan masalah atau helpdesk.
16. Mengelola Data
a) Belum semua unit di lingkungan Departemen Perhubungan memiliki
data center yang dapat digunakan untuk mengelola data-data yang ada.
b) Unit-unit yang telah memiliki data center belum ada mekanisme backup
dan prosedur untuk menjamin kesinambungan data-data yang ada,
dimana media backup yang digunakan masih bervariasi satu dengan
lainnya.
c) Unit-unit yang telah memiliki data center sebaiknya membuat
mekanisme backup yang diletakkan pada data center yang dikelola oleh
Pusdatin.
d) Prosedur-prosedur umum yang berkaitan dengan pengelolaan data
sebaiknya dikembangkan oleh Pusdatin atau pengelola data pada masing-
masing unit berdasarkan spesifikasi teknologi yang digunakan.
13
17. Manajemen Operasional
Belum keseluruhan manajamen operasional dilakukan oleh unit-unit di
lingkungan Departemen Perhubungan mengingat bahwa belum semua unit
tersebut memiliki organisasi teknologi informasi yang memiliki tugas dan
tanggung jawab yang jelas.
18. Mengawasi Proses
Hasil-hasil inventarisasi memperlihatkan bahwa secara keseluruhan proses
pengawasan terhadap kinerja teknologi informasi belum dilakukan.
B. ARAH PENGEMBANGAN PEMANFAATAN DAN KEBUTUHAN TIK DI
LINGKUNGAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
1. Arah Pengembangan Perangkat Keras dan Jaringan Komputer
Pengembangan perangkat keras dan jaringan komputer diarahkan pada
integrasi dan sinergi jaringan dengan kantor pusat yang mencakup jaringan
data–suara–video yang menekankan faktor keamanan, optimasi bandwith dan
monitor dan optimalisasi kinerja jaringan.
2. Arah Pengembangan Perangkat Lunak
Pengembangan perangkat lunak diarahkan pada integrasi sistem aplikasi, data
warehouse, dan kolaborasi sehingga terwujud sistem pelayanan informasi
manajemen secara elektronik di lingkungan Departemen Perhubungan.
Pengembangan perangkat lunak harus memperhatikan legalitas software dan
efesiensi pembiayaan serta mendukung upaya peningkatan kemampuan
pengembangan software lokal, dan mendukung upaya pemerintah memperluas
penggunaan open source software (OSS) melalui kegiatan Indonesia Go Open
Source (IGOS), untuk kebutuhan pengembangan program aplikasi yang kurang
dapat dipenuhi oleh OSS, digunakan proprietary software.
14
3. Arah Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Sistem Prosedur
Pengembangan sumber daya manusia diarahkan pada kemampuan dan
keterampilan pengembangan, pemeliharaan, pengoperasian, program aplikasi,
penyajian informasi, pelayanan data dan informasi. Pengembangan sistem
prosedur diarahkan pada kebijakan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi, dalam pengolahan data dan penyajian informasi, alur data dari
sumber data, serta administrasi pelayanan perhubungan terhadap
masyarakat.
4. Kebutuhan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pemetaan kebutuhan Teknologi Informasi dan Komunikasi sesuai
hasil kajian yang telah dilakukan terhadap proses bisnis inti dan
proses bisnis penunjang di lingkungan Departemen Perhubungan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut berikut:
a) Mengkaji Visi, Misi dan Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing unit.
b) Mengkaji Kebutuhan Informasi
c) Mengkaji Spesifikasi Teknologi Informasi yang dibutuhkan
d) Mengkaji Strategi Manajemen Sistem Informasi
5. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)
Kebutuhan perangkat lunak sistem informasi Departemen Perhubungan
berkembang sesuai dengan kebutuhan pengolahan data, penyajian data dan
informasi dalam mendukung proses kerja setiap unit kerja dengan
mempertimbangkan integrasi sistem, efisiensi dan efektivitas, sehingga
terlaksana sistem pelayanan data dan informasi perhubungan secara elektronik
(e-government). Kebutuhan perangkat lunak yang perlu dikembangkan dalam
jangka panjang adalah sebagai berikut :
a) Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support Systems);
b) Sistem Informasi Pelayanan Perhubungan Darat, Laut, Udara dan
Perkeretapian (e-services);
c) Sistem Informasi Eksekutif;
15
d) Sistem Informasi Perencanaan;
e) Sistem Informasi Kepegawaian;
f) Sistem Informasi Keuangan;
g) Sistem Informasi Tata Persuratan;
h) Portal dan Website;
i) Sistem Informasi Perundang-undangan/Hukum;
j) Sistem Informasi GIS/Spasial;
k) Sistem Informasi Monitoring;
l) Sistem Informasi Pengaduan;
m) Sistem Informasi Pusat Layanan (Command Centre/Call centre dan
Information Centre);
n) Sistem Informasi Dukungan Teknis (Help Desk);
o) Sistem Informasi Pengawasan;
p) Sistem Infromasi Pengadaan Barang/Jasa (e-procurement)
q) Sistem Informasi Penelitian dan Pengembangan;
r) Sistem Informasi Pendidikan dan Pelatihan;
s) Sistem Informasi Pendukung SAR;
t) Data Warehouse dan Sistem Informasi Pelaporan;
u) Sistem Informasi Manajemen Aset Departemen Perhubungan;
v) Sistem Informasi Knowledge Management;
w) Government Interoperability Framework;
16
x) SMS Gateway.
y) Aplikasi Keamanan Jaringan Komputer;
z) Sistem Informasi Inventori Perangkat Lunak;
aa) Sistem Informasi Kamus Data (Kodefikasi);
bb) Sistem Informasi Kolaborasi (Groupware);
cc) Sistem Informasi Pengelolaan Dokumen.
dd) Aplikasi Otomatisasi Perkantoran;
ee) Sistem Informasi Navigasi dan Telekomunikasi Perhubungan Darat, Laut,
Udara dan Perkeretaapian;
ff) Sistem Informasi Sarana Prasarana dan produksi Perhubungan Darat, Laut,
Udara dan Perkeretaapian.
6. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) dan Infrastruktur Jaringan
Evolusi pengembangan faslititas konfigurasi komunikasi data dan perangkat
keras pada lingkungan Departemen Perhubungan:
17
Gambar 1.
Pada saat ini Departemen Perhubungan mengembangkan infrastruktur secara
sendiri, terpisah dan adhoc pada setiap Direktorat Jenderal dan Badan-badan,
namun demikian pengembangan tersebut masih dirasakan belum optimal dan
belum secara utuh memenuhi kebutuhan aktivitas manajemen Departemen
Perhubungan. Pengembangan dilakukan hanya pada Beberapa Direktorat
Jenderal dan belum menyeluruh.
Pada jangka menengah diharapkan pengembangan infrastruktur teknologi
akan lebih bertambah sesuai dengan kebutuhan yang terencana, peningkatan
kapasitas bandwith menjadi tuntutan yang cukup besar dalam rangka
mendukung proses interkoneksi data dan informasi dengan seluruh stakeholder
Departemen Perhubungan gambar berikut merupakan evolusi pengembangan
pada jangka pendek.
18
Gambar 2.
Pada fase perkembangan ini pengembangan aplikasi telah cukup dewasa pada
masing-masing subsektor, dukungan infrastruktur pun sudah dirasakan cukup,
namun demikian dengan semakin tingginya tuntutan konsistensi data dan
informasi maka dibutuhkan suatu pengelolaan sistem yang terintegrasi, pada
fase ini hal tersebut agaknya sulit dilakukan sebab masih terlihat pulau-pulau
data pada setiap sub sektor yang menjadi salah satu pemicu tingginya tingkat
inkonsistensi terhadap kebutuhan informasi.
Memasuki era jangka menengah perlu dikembangkan suatu data warehouse
yang menjadi naungan dari pada pengelolaan data Departemen perhubungan,
seluruh aplikasi back-office yang mendukung proses pengelolaan data terpusat
pada suatu Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN) sedangkan untuk interface
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan Subsektor dengan mengacu kepada
standardisasi spesifikasi program aplikasi, tipe data serta platform teknologi
yang diadopsi PUSDATIN.
19
Gambar 3.
7. Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor dominan dalam pencapaian
keberhasilan pemanfaatan TIK. Kecanggihan teknologi dan infrastruktur yang
bagus dengan didukung proses bisnis organisasi yang sistematik tanpa
didukung oleh kematangan SDM akan menjadi sia-sia. Terkait dengan
pemanfaat TIK dibutuhkan spesifikasi SDM sebagai berikut:
a) SDM yang mampu membuat perencanaan dan pengelolaan TIK.
1) Pendefinisian Perencanaan TIK.
2) Mendefinisikan Arsitektur TIK.
3) Pendefinisian Organisasi TIK dan hal-hal yang terkait.
4) Pengelolaan Investasi IT.
5) Mengkomunikasikan Sasaran dan tujuan manajemen.
6) Mengelola SDM.
7) Memastikan keterkaitan dengan kebutuhan ekternal (resiko,
Kualitas,Project).
20
b) SDM yang mampu membangun dan mengimplementasikan TIK.
1) Membuat dan merawat prosedur.
2) Melakukan instalasi dan akreditasi sistem.
3) Mengelola Perubahan.
c) SDM yang mampu menjamin operasional TIK dan memberikan layanan
terhadap pengguna TIK. Layanan yang dimaksud disini adalah edukasi
terhadap pengguna, solusi terhadap terjadinya insiden, pengelolaan data,
dan lain-lain.
1) Mendefinisikan dan mengelola tingkat layanan.
2) Mengelola layanan pihak ketiga.
3) Memastikan layanan yang berkelanjutan.
4) Memastikan Keamanan Sistem.
5) Mengidentifikasi dan mengalokasikan kebutuhan biaya.
6) Melakukan edukasi dan training kepada pengguna.
7) Membantu dan memberikan saran kepada customer.
8) Melakukan konfigurasi sistem.
9) Mengelola Permasalahan dan insiden.
10) Mengelola data.
11) Mengelola fasilitas.
12) Mengelola operasional.
13) Memonitor proses.
d) SDM yang mampu memonitor TIK yang diimplementasikan. Monitoring yang
dimaksud untuk menjamin keamanan TIK, integritas dan interoperabilitas
TIK, dan lain-lain.
1) Melakukan audit TIK.
2) Menidentifikasi Solusi Kebutuhan IT.
3) Melakukan perawatan Perangkat Lunak.
4) Mengelola infrastruktur TIK.
5) Mengelola Perfomance System.
21
8. Kebutuhan Organisasi Pengelola Teknologi Informasi Dan Komunikasi Di
Lingkungan Departemen Perhubungan
a) Unit Pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pada unit kerja eselon I pengelola TIK adalah di bawah Sekretariat
Direktorat Jenderal / Badan Bagian Perencanaan subbagian Sistem
Informasi dan Komunikasi
Rekomendasi Uraian Tugas
Melakukan penyiapan bahan penyusunan, pengelolaan dan perawatan
dalam pengembangan infrastruktur, pengembangan sistem informasi dan
pembinaan sumber daya manusia di bidang teknologi informasi dan
komunikasi serta pelaporan kegiatan Direktorat Jenderal / Badan
Perhubungan
b) Kebutuhan minimal SDM TIK pada unit pengelola TIK adalah sebagai
berikut:
1) Pranata Komputer Ahli = 1 Orang
2) Pranata Komputer Terampil = 2 Orang
3) Statistisi Ahli = 2 Orang
4) Statistisi Terampil = 5 Orang
9. Kebutuhan Sistem Prosedur
Sistem Prosedur (Sispro) merupakan faktor dominan dalam pencapaian
keberhasilan pemanfaatan TIK. Kecanggihan teknologi dan infrastruktur yang
bagus dengan didukung kematangan SDM organisasi tanpa didukung oleh
Sistem Prosedur akan menjadi tidak optimal. Terkait dengan pemanfaatan TIK
dibutuhkan Sistem Prosedur sebagai berikut :
a) Prosedur Alur Data dan Informasi
Penyusunan Prosedur Alur Data dan Informasi Departemen Perhubungan.
Pada kegiatan ini diharapkan menghasilkan prosedur pengelolaan data
22
yang baik, berkualitas dan objektif tanpa memiliki konflik kepentingan
terhadap data yang disajikan.
b) Standardisasi Infrastruktur Data
Standardisasi ini bertujuan memberikan suatu set terminologi dan definisi
untuk dokumentasi data yang berkaitan pada Prosedur Alur Data dan
Informasi dengan melakukan konvensi, spesifikasi dan pedoman teknis dan
pemanfaatan basis data. Dari hasil kegiatan ini diharapkan dapat
menghasilkan struktur basisdata, kodifikasi, relasi data dan atribut setiap
data yang telah distandardkan.
c) Konsolidasi dan Integrasi Data
Penggabungan dan integrasi dari seluruh Alur Data dan Informasi dimana
Infrastruktur Data sudah distandarkan. Dengan kegiatan ini diharapkan data
dari unit-unit sumber data yang terkait pada Alur Data dapat mengirimkan
datanya ke dalam Data Repository yang telah ditentukan dan
diintegrasikan.
d) Interaksi, transaksi dan transformasi data
Melakukan komunikasi dan transaksi antar data yang telah terkumpul pada
Data Repository dengan fasilitas internet dan memperhatikan tata cara yang
telah distandardkan. Pada tahapan ini diharapkan data yang integrasi sudah
dapat dijadikan informasi bagi pimpinan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan juga sebagai informasi yang terkini dan
berkualitas bagi publik dengan menggunakan Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
e) Optimalisasi dan Evaluasi
Optimalisasi dari seluruh proses dari penyajian informasi ini dengan
melakukan pemutahiran data dari seluruh unit yang terkait serta melakukan
evaluasi untuk pengembangan dari penyajian informasi sehingga dapat
lebih optimal.
23
C. SKALA PRIORITAS PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
Mengingat bahwa terdapat banyak Sistem Informasi dan komunikasi data yang
harus dikembangkan oleh masing-masing unit kerja di lingkungan Departemen
Perhubungan sementara alokasi investasi tidak dapat menampung kegiatan
tersebut, maka diperlukan strategi untuk menentukan skala prioritas
pengembangan Sistem Informasi dan komunikasi data. Strategi yang digunakan
adalah dengan melakukan pemilahan terhadap kelompok-kelompok sistem
informasi yang dipetakan ke dalam matriks-matriks penilaian. Matriks-matriks
tersebut dikembangkan berdasarkan modifikasi terhadap matriks-matriks yang
kerap dipakai seperti McFarlan dan Strategic Distinction Model. Modifikasi
dilakukan untuk menyesuaikan kondisi Departemen Perhubungan yang merupakan
organisasi Pemerintah.
Pengembangan teknologi informasi di Departemen Perhubungan dilakukan
dengan arah dan pengembangan sebagai berikut :
1. Melakukan investasi bagi pengembangan aplikasi teknologi informasi baru.
2. Peningkatan dan optimalisasi penggunaan aplikasi yang ada untuk lebih
mendukung dan memenuhi kebutuhan organisasi.
3. Integrasi dan Pembenahan infrastruktur jaringan yang ada.
Dalam melakukan investasi bagi pengembangan aplikasi baru, perlu
dipertimbangkan beberapa hal, yaitu :
1. Lama waktu implementasi pengembangan perangkat lunak.
2. Estimasi biaya implementasi.
3. Resiko kegagalan implementasi yang dapat disebabkan oleh tingkat
kerumitan aplikasi dan kurang baiknya pengelolaan proyek.
4. Dampak/ manfaat bila implementasi berhasil dan beroperasi.
24
1. PRIORITAS PENGEMBANGAN APLIKASI
Tabel di bawah menunjukan contoh skala pengukuran kualitatif dari
perbandingan resiko/biaya dan dampak/impact dari prioritas pengembangan
teknologi informasi di Departemen Perhubungan.
Tabel 1.
Dari Matriks penilaian di atas maka ditetapkan kategorisasi kebutuhan aplikasi
pada setiap subsektor menjadi 3 bagian utama yaitu :
a) Kelompok Aplikasi Strategis.
Kelompok aplikasi strategis meliputi aplikasi-aplikasi yang diperlukan untuk
mendukung pengambilan kebijakan sektor Perhubungan seperti :
1) Sistem Data Warehouse;
2) Sistem Informasi Geografis Sarana dan Prasarana Perhubungan;
3) Sistem Informasi Eksekutif;
4) Sistem Informasi Pendukung Keputusan (DSS).
No Keterangan Skala Status Komparasi
1 sampai 3 Low < 1Milyar
Rupiah
4 sampai 7 Medium 1-3 Milyar
Rupiah
1 Resiko/Biaya
8 sampai 10 High >3 Milyar
Rupiah
1 sampai 3 Low
4 sampai 7 Medium
2 Dampak/Impact
8 sampai 10 High
25
b) Kelompok Aplikasi Manajerial
Kelompok aplikasi manajerial meliputi aplikasi-aplikasi yang diperlukan untuk
membantu dalam manajemen pelaksanan tugas seperti :
1) Sistem Informasi Pelaporan;
2) Sistem Informasi Knowledge Management;
3) Sistem Informasi Manajemen Unit Kerja;
4) Sistem Informasi Pengelolaan Dokumen;
5) Website unit kerja Departemen Pehubungan;
6) Sistem Informasi Kolaborasi dan Workflow.
c) Kelompok Aplikasi dukungan layanan
Kelompok aplikasi dukungan layanan meliputi aplikasi-aplikasi yang
mendukung pelaksanaan operasional seperti :
1) Aplikasi pengadaan barang jasa elektronik;.
2) Aplikasi perizinan elektronik;
3) Aplikasi on line lainnya.
2. PRIORITAS PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN
Skala prioritas pengembangan infrastruktur sistem jaringan komputer adalah hal
penting yang akan mendukung penerapan aplikasi tersebut di atas, fokus
pengembangan pada sisi infrastruktur jaringan akan lebih ditekankan kepada
terjadinya integrasi pada masing-masing unit kerja dan peningkatan jaringan
akses untuk menciptakan pola kerja berbasis teknologi informasi sehingga
terjadi sinergi antar unit kerja yang akan membuat proses kerja menjadi lebih
efisien, efektif dan berkesinambungan, adapun hal-hal yang menjadi fokus
pengembangan pada jaringan infrastruktur adalah :
26
a) Konsolidasi dan integrasi Infrastruktur Jaringan di Sekretariat Jenderal,
Inspektorat Jenderal, Direktorat Jenderal dan Badan-badan beserta Unit
Pelaksana Teknis (UPT).
b) Konsolidasi dan integrasi Jaringan Komunikasi Data di Sekretariat Jenderal,
Inspektorat Jenderal,Direktorat Jenderal dan Badan-badan beserta UPT
(tidak termasuk jaringan komunikasi yang mengacu pada regulasi
internasional).
c) Perluasan cakupan jaringan akses dan peningkatan bandwidth di kantor
pusat.
d) Implementasi triple play (data, suara, dan video).
e) Prioritas pengembangan pada Infrastruktur Data Center yang harus ada
untuk mendukung proses kerja berbasis jaringan di lingkungan Departemen
Perhubungan di antaranya adalah:
1) Ruangan Server, termasuk di dalamnya raised floor, sistem pendingin, furnitur, serta sarana pendukung lainnya.
2) Cabling Subsystem, yang meliputi horizontal dan vertical subsystem serta management rack.
3) Active Device, yang meliputi switch (access, distribution, maupun server farm).
4) Server dan perangkat pendukung lainnya, termasuk KVM digital switch dan UPS.
3. PRIORITAS PENGEMBANGAN JARINGAN KOMUNIKASI
Teknologi telekomunikasi merupakan salah satu teknologi yang berkembang
dengan sangat cepat. Mulai dengan berkembangnya pemanfaatan teknologi
VoIP (Voice over Internet Protocol), Teknologi satelit yang memungkin
melakukan komunikasi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja.Teknologi
telekomunikasi bergerak (mobile technology) juga mengalami perkembangan
yang sangat cepat dimulai dengan layanan yang kita kenal 1G, 3G, 3.5G
sampai dengan 4G dan bahkan 5G.
27
Pada dasarnya teknologi di atas dapat kita implementasikan untuk menunjang
kebutuhan komunikasi data sektor Perhubungan yang secara geografis memiliki
unit kerja yang tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia.
Prioritas pengembangan pada jaringan komunikasi akan ditekankan kepada
komunikasi yang bersifat umum dan tidak memiliki keterkaitan dengan
internasional regulasi seperti ICAO (International Civil Aviation Organization), IMO
(International Maritime Organization), dll.
Adapun Prioritas pengembangan Jaringan Komunikasi meliputi :
a) Penetapan Standarisasi penggunaan media komunikasi melalui wired line.
b) Penetapan Standarisasi penggunaan media komunikasi melalui wireless
line.
D. SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
Arah Pengembangan pemanfaatan TIK di Departemen Perhubungan
memperhatikan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, integrasi, dan sinkronisasi
sistem informasi, oleh karena itu perlu diatur sistem dan prosedur serta mekanisme
yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan
informasi.
Sistem dan prosedur pemanfatan TIK mengatur beberapa hal antara lain :
1. Kodefikasi Data
Integrasi data dan informasi menjadi hal yang penting di lingkungan
Departemen Perhubungan saat ini, mengingat begitu banyak aplikasi dan
database yang dibangun, oleh karena itu perlu ditetapkan kodefikasi data yang
dapat di jadikan acuan bila Direktorat Jenderal/badan membangun aplikasi dan
database sehingga data dapat mengalir ke database server/datawarehouse
yang berada di data center Pusdatin. Kodefikasi data tersebut mencakup
pengkodean field di struktur data sebuah aplikasi database.
28
Field yang perlu ditetapkan kodefikasinya adalah field yang bersifat umum dan
relatif tetap seperti kode provinsi/kabupaten/kecamatan, negara, kode
sarana/prasarana transportasi dan lain-lain. Sedangkan untuk field yang
dianggap bersifat transaksional dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan masing-
masing subsektor.
Di samping itu dengan adanya teknologi interoperabilitas dengan XML (standar
data) diharapkan setiap aplikasi yang dibangun dapat mengalirkan data ke
dalam data warehouse di Pusdatin untuk keperluan bersama di lingkungan
Departemen Perhubungan maupun untuk konsumsi Pimpinan dan masyarakat
luas.
2. Standardisasi Pengembangan Sistem Informasi
PUSDATIN perlu menetapkan standardisasi kebutuhan yang mendukung
pengembangan sistem informasi di lingkungan Departemen Perhubungan,
beberapa standardisasi yang perlu dilakukan antara lain:
a) Standardisasi Pengembangan Data Center dan Jaringan
Pada lingkungan Direktorat Jenderal, Inspektorat, serta badan yang berada
di bawah Departemen Perhubungan membutuhkan Data Center yang
menjadi pusat pengelolaan data operasional aktivitas Direktorat
Jenderal/Badan/UPT, berikut kebutuhan minimal perangkat keras dan lunak
dalam pembangunan Data Center di setiap Direktorat Jenderal/Badan/UPT:
29
Tabel 2.
NO URAIAN SATUAN VOLUME
1 Server Unit 2
2 Workstation Corporate Desktop PC Unit 10
3 Scanner Unit 1
4 Switching Unit 1
5 Printer Laser Unit 2
6 Modem Unit 1
7 Router Unit 1
8 Rack System Unit 1
9 Cabling System Paket 1
10 KVM (Keyboard Video Monitor) Unit 1
11 Security Access Control System Paket 1
12 UPS Rackmount 2 KVA Unit 1
13 Operating System Server Proprietary atau Open
Source Unit 2
14 Antivirus Enterprise Edition Unit 1
15 Live Communication Server Unit 1
16 Internet Connection Bandwidth Minimal
256 Kb
17 Ruangan Data Center dengan Raise Floor M2 9
18 Instalasi Listrik 24 jam
19 Air Conditions / AC Suhu 18 0
30
Gambar 4
��������������������������������� �� ����� � ����� �������
Server Operasional Subsektor
Storage
SwitchIntegrasi ke Network Pusdatin
Data Center Subsektor dan Badan
Data Center Pusdatin
��������������������������������� �� ����� � ����� �������
Server Operasional Subsektor
Storage
SwitchIntegrasi ke Network Pusdatin
Data Center Subsektor dan Badan
Data Center Pusdatin
Gambar 5
Server Operasional UPT
Switch
��������������������������������� �� ����� � ���� ��
Data Center Pusdatin
Data Center UPT
Modem
Server Operasional UPT
Switch
��������������������������������� �� ����� � ���� ��
Data Center Pusdatin
Data Center UPT
Modem
31
b) Standardisasi Pengembangan Aplikasi dan Sistem Operasi
Dalam menentukan produk dan framework untuk pengembangan aplikasi,
aspek yang menjadi bahan pertimbangan adalah mengutamakan
kemudahan integrasi data dan informasi dari aplikasi yang
dikembangkan, dengan demikian maka memudahkan tahapan
pengembangan data warehouse Departemen Perhubungan. Untuk
membangun aplikasi spesifik ini dapat menggunakan proprietary Software
maupun Open Source Software.
proprietary Software antara lain :
1) Sistem Operasi
Microsoft Operating Systems (misalnya Windows Server 2000, Windows
Server 2003), Apple Operating System (misalnya MacOS), Sun OS
(Misalnya Solaris 10)
2) Database Server
Microsoft SQL Server 2000, Oracle 10g, Informix, DB2
3) Application Builder
Microsoft C#, ASPx, .Net, Visual Foxpro, Visual Basic, Delphi.
Open Source Software antara lain :
1) Sistem Operasi
Linux Operating Systems
2) Database Server
Postgre SQL, MySQL
3) Application Builder
PHP, J Builder, JAVA
32
c) Standardisasi proses pengembangan aplikasi, langkah-langkah yang
harus dilakukan meliputi :
1) Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses penetapan terlebih dahulu apa-apa
yang akan dikerjakan. Perencanaan yang rinci akan memberikan
manfaat dalam merumuskan ruang lingkup kegiatan. Sebelum aktivitas
dilakukan perlu terlebih dulu ditentukan ruang lingkup pekerjaan yang
akan dilakukan, unit yang akan terlibat, aktivitas yang akan
dilaksanakan. Pembatasan ruang lingkup ini akan sangat bermanfaat
untuk memperkirakan sumber daya yang dibutuhkan dan mengantisipasi
permasalahan yang mungkin timbul, serta mengatur urutan pekerjaan
yang akan dilakukan. Sebagai dasar pengendalian. Rencana yang telah
dibuat berfungsi sebagai dasar untuk mengendalikan pelaksanaan
pekerjaan dengan membandingkan rencana dengan kemajuan
pekerjaan. Sehingga sistem dapat selesai pada waktu yang diinginkan.
2) Analisis kebutuhan Informasi
Analisis sistem adalah mempelajari sistem yang ada saat ini dengan
tujuan mendapatkan kebutuhan informasi pemakai yang akan digunakan
dalam perancangan sistem. Analisis sistem dilakukan secara bersama-
sama antara analis sistem dan manajemen (pejabat yang terkait).
Analisis sistem dimulai dengan pembentukan team, perumusan
kebutuhan informasi, perumusan kriteria sistem secara pasti dan diakhiri
dengan pembuatan proposal perancangan sistem.
3) Perancangan rinci sistem
Berdasarkan hasil analisis sistem, analis sistem akan membuat
rancangan rinci sistem, biasanya menggunakan diagram dan flow chart.
Model ini berfungsi sebagai alat dokumentasi dan komunikasi di antara
spesilalis sistem maupun dengan user. Ada dua kegiatan yang
dilaksanakan dalam perancangan sistem, yaitu; Pembuatan Rancangan
Rinci Sistem dan penentuan konfigurasi sistem. Hal yang perlu
33
dirancang adalah; database, layar input, source document, prosedur dan
output.
4) Implementasi sistem
Implementasi adalah aktivitas untuk mewujudkan sistem secara pisik,
dan menjadikan sistem beroperasi. Kegiatasn implementasi dilakukan
oleh spesialis sistem dengan tetap dalam pengendalian manajemen.
Implementasi sistem mencakup kegiatan; perolehan hadware, perolehan
software, penyiapan database, penyiapan fasiltas pisik, pelatihan
pemakai, dan pindah ke sistem baru.
5) Pemeliharaan sistem
Setelah implementasi sistem, sistem yang sudah digunakan masih perlu
diaudit untuk menentukan bahwa sistem tersebut telah bekerja sesuai
dengan yang dikehendaki. Disamping itu sistem mungkin perlu
ditingkatkan kemampuannya atau kesalahan kecil pelu diperbaiki.
d) Standardisasi Pengembangan Web Site Direktorat Jenderal dan Badan-
badan
Website merupakan jenis dari aplikasi yang sangat memberikan kontribusi
dan flesibilitas terhadap akses informasi yang menjadi kebutuhan setiap
subsektor untuk disosialisasikan atau didistribusikan. Default Content pada
Website tersebut harus memenuhi kebutuhan informasi sebagai berikut:
1) Berisi berita dan update aktivitas pada setiap Direktorat Jenderal/Badan.
2) Visi, Misi dan Organisasi.
3) Polling System.
4) Download Center.
5) Forum.
6) Kalender dan agenda kerja pada Direktorat Jenderal/Badan.
7) Sosialisasi standar, kebijakan serta prosedur yang terkait dengan
Direktorat Jenderal/Badan transportasi tersebut.
34
8) Filing System.
9) Pengelolaan Proyek dan Aktivitas.
10) Search Engine.
11) Pengaduan Masyarakat dan Opini Publik.
Untuk mengembangkan website tersebut dibutuhkan tools pengembangan
antara lain :
1) Proprietary Software :
IIS, Windows, .Net, SQL Server, Oracle, dan lain-lain.
2) Open Source Software :
Apache, Linux, MySQL, PostGreSQL, dan lain-lain
e) Standardisasi Pengembangan Sistem Informasi Berbasiskan Spatial
Aplikasi berbasiskan spatial merupakan salah satu aplikasi parameter
kendali kunci yang memberi dukungan terhadap aktivitas pada
lingkungan Departemen Perhubungan, untuk lebih detail mengenai
standardisasi aplikasi berbasiskan spatial akan diatur tersendiri dalam
peraturan tersendiri.
Mekanisme Pemutakhiran, Aliran dan Penanggung Jawab Data akan diatur
tersendiri.
f) Kandungan data dan informasi sesuai dengan tingkatan penggunaan
Dalam hal kandungan informasi yang ditampilkan untuk pencari data dan
informasi, maka data dan informasi yang ditampilkan atau disajikan menurut
tingkat penggunanya yang dibedakan melalui user name (nama user) dan
password (kata sandi) sehingga data dan informasi yang ditampilkan sesuai
dengan kebutuhan pencari data dan informasi.
35
g) Perangkat Lunak yang digunakan
Dalam setiap pembangunan aplikasi generik (buatan) maupun penggunaan
aplikasi yang berasal dari vendor (paket program) di lingkungan
Departemen Perhubungan, harus menggunakan perangkat lunak legal,
untuk itu perlu upaya pengurangan penggunaan produk bajakan (illegal)
dengan tetap mempertimbangkan efisiensi investasi, hingga pada jangka
menengah semua perangkat lunak yang dioperasikan di lingkungan
Departemen Perhubungan adalah perangkat lunak legal.
h) Sistem Pengamanan Data dan Informasi
Sistem pengamanan data dan informasi yang terdapat di lingkungan
Departemen Perhubungan harus dijamin mulai dari keamanan server, client
secara fisik dan juga keamanan secara sistem melalui password (kata
sandi) sehingga hanya orang tertentu yang memiliki otoritas dapat
mengakses server atau client.
Demikian juga untuk keamanan data di dalam aplikasi dan database diatur
menggunakan password yang berjenjang untuk melihat data dan informasi
sesuai dengan tingkatan user dan passwordnya.
i) Penanggung jawab program aplikasi
Untuk program aplikasi yang bersifat generik (buatan), transaksional dan
berada di dalam data center masing-masing Direktorat
Jenderal/Badan/Itjen/Setjen, maka yang bertanggung jawab dalam
operasional, pemeliharaan dan penanggung jawabnya diserahkan ke
masing-masing Direktorat Jenderal/Badan/Itjen/Setjen yang bersangkutan.
Program aplikasi yang bersifat generik strategis dan untuk menjadi
digunakan pimpinan, internal Departemen Perhubungan atau publik,
36
operasional, pemeliharaan dan penanggung jawab aplikasinya diserahkan
ke Pusdatin.
Program aplikasi yang bersifat generik penunjang operasional Departemen
Perhubungan, operasional, pemeliharaan dan penanggung jawabnya di
serahkan ke Pusdatin.
Untuk program aplikasi yang berasal dari vendor (paket program) dan untuk
digunakan di lingkungan internal unit kerja maka operasional, pemeliharaan
dan penanggung jawabnya diserahkan ke masing-masing pengelola
(Direktorat Jenderal/Badan/Itjen/Setjen).
j) Penempatan server
Server yang di dalamnya terdapat aplikasi yang bersifat generik
transaksional dan aplikasi dari vendor dapat diletakkan di data center
masing-masing Direktorat Jenderal/Badan/Itjen/setjen.
Server yang didalamnya terdapat aplikasi yang bersifat generik strategis dan
penunjang operasional diletakkan di Pusdatin.
k) Pengaturan domain
Sesuai dengan aturan penamaan domain yang diatur oleh Departemen
Komunikasi dan Informatika Nomor 28 Tahun 2007, maka level departemen
menggunakan www.dephub.go.id kemudian untuk level eselon I mengacu
pada penamaan domain level departemen (Direktorat
Jenderal/Badan.dephub.go.id) dengan pengelolaan DNS server diserahkan
ke Pusdatin dan untuk level eselon II mengacu pada penamaan domain
level eselon I (eselon2-Direktorat Jenderal/Badan.dephub.go.id) atau
(Direktorat Jenderal/Badan.dephub.go.id/ eselon2) dengan pengelolaan
DNS server diserahkan ke masing-masing data center eselon I masing-
masing unit kerja.
37
l) Proses perencanaan program pengembangan TIK di Dephub
Setiap usulan kegiatan yang terkait dengan TIK sebelum mendapat
persetujuan dari Biro Perencanaan, terlebih dahulu dikoordinasikan dengan
Pusdatin dalam rangka efisiensi, efektivitas, sinkronisasi dan memudahkan
integrasi sistem serta menghindari duplikasi.
m) Pelayanan kepada masyarakat (public sevices)
Untuk pelayanan publik dikembangkan sistem dan prosedur yang
mendukung ke arah pelayanan elektronik (e-services). Pengembangan ini
mendukung ke arah pelaksanaan electronic government di lingkungan
Departemen Perhubungan.
38
BAB III ROAD MAP TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Sesuai dengan survei Konsultan IT (Gardner Consulting) yang pernah dilakukan
bahwa anggaran ideal untuk bidang TIK adalah 3% - 5% dari anggaran total
pembangunan pada tahun berjalan. Dari anggaran tersebut, perkiraan Investasi
untuk Pengembangan TIK di Departemen Perhubungan untuk jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang terdiri dari:
1. Investasi Pengembangan Infrastruktur :
a. Jangka Pendek sebesar Rp. 46 Miliar.
b. Jangka Menengah sebesar Rp. 114,5 Miliar.
c. Jangka Panjang sebesar Rp. 46 Miliar.
2. Investasi Pengembangan Perangkat Lunak :
a. Jangka Pendek sebesar Rp. 81 Miliar.
b. Jangka Menengah sebesar Rp. 160 Miliar.
c. Jangka Panjang sebesar Rp. 31 Miliar.
3. Investasi Pengembangan SDM dan SISPRO :
a. Jangka Pendek sebesar Rp. 2,4 Miliar.
b. Jangka Menengah sebesar Rp. 8,6 Miliar.
c. Jangka Panjang sebesar Rp. 7,3 Miliar.
Pengembangan Infrastruktur yang sudah dilaksanakan meliputi Prototipe Video
on Data, Prototipe IP-Telephony, Backup CORE dan pengembangan Local Area
Network (jaringan akses). Road Map Pengembangan Perangkat Keras jangka
pendek mencakup pengintegrasian jaringan di subsektor baik secara fisik
maupun logical kedalam network yang dikelola oleh Pusdatin,
pengimplementasian IP Converence sebagai media untuk melakukan
komunikasi visual untuk Pimpinan Departemen Perhubungan dan jajaran
Eselon I dan II di lingkungan Departemen Perhubungan, peningkatan standar
kualitas layanan dan memperluas jaringan akses internet serta
mengkonsolidasikan kebutuhan media penyimpanan data (data storage) di
39
lingkungan Departemen Perhubungan. Jangka menengah mencakup
optimalisasi jaringan dan perangkat terpasang, implementasi data warehouse,
peningkatan security jaringan (LAN security dan internet security), implementasi
internet load balancing dan WAN IP Conference. Jangka panjang mencakup
optimalisasi infrastruktur jaringan dan pembangunan Disaster Recovery Center
(DRC).
Pengembangan Perangkat Lunak yang sudah dilaksanakan meliputi DSS,
SILAYAN, SIMLIT, SIMDIK, SIREN, SIMADU, SPASIAL, PORTAL, SIMTAN,
SIMKEU. Road Map Pengembangan Perangkat Lunak jangka pendek
mencakup konsolidasi operasional program aplikasi, jangka panjang mencakup
konsilidasi layanan dan operasional, konsolidasi layanan dan legalisasi
perangkat lunak (software), jangka panjang mencakup akselerasi pelayanan
dan pelayanan optimal dari seluruh sistem aplikasi. Uraian lengkap
pengembangan perangkat lunak pada butir 2.
Peningkatan SDM dan SISPRO yang sudah dilaksanakan meliputi Pelatihan
Teknis dan Persiapan. Road Map Pengembangan SDM dan Sispro jangka
pendek mencakup konsolidasi organisasi bidang TIK, jangka menengah
mencakup konsolidasi sumber daya dan peningkatan kapasitas, jangka panjang
mencakup optimalisasi kapasitas SDM. Uraian lengkap pengembangan SDM
dan Sispro pada butir 3.
Pengembangan Aplikasi di lingkungan Departemen Perhubungan yang bersifat
umum untuk kebutuhan keseluruhan Direktorat Jenderal/Badan dilaksanakan
secara terpusat oleh Pusat Data dan Informasi Departemen Perhubungan.
Sedangkan pengembangan Aplikasi di lingkungan Departemen Perhubungan
yang bersifat khusus yang berhubungan dengan bisnis proses masing-masing
Direktorat Jenderal/Badan dilaksanakan oleh masing-masing Direktorat
Jenderal/Badan tersebut dan dikoordinasikan dengan Pusat Data dan Informasi
Departemen Perhubungan.
40
Tabel 3
ROADMAP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DI LINGKUNGAN SETJEN
JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG
PROTOTIPE KONFERGENSI
KONFERGENSI DATA-VOICE-VIDEO dan
PERLUASAN IMPLEMENTASI
OPTIMUM INFRASTRUKTUR dan DISASTER RECOVERY
Konsolidasi dan Integrasi Data Storage
Penyusunan Blue Print Rencana Strategis Pengembangan TIK
Redundant Internet Akses / Internet Load Balancing
Konsolidasi Layanan
Disaster Recovery
Inventarisasi dan Integrasi Infrastruktur Jaringan LAN
Konsolidasi dan Integrasi Infrastruktur Jaringan
Implementasi Network Akses Kontrol
Full Network Service
Pengembangan Infrastruktur TIK Command Center
Implementasi Prototipe IP Conference
Peningkatan Backbone Jaringan
Implementasi WAN IP Conference
Full Network Confergence
Pemeliharaan Infrastruktur
Standarisasi Kualitas Layanan Network
Pembangunan Infrastruktur Data Warehouse
Implementasi WAN IP Telephony
Upgrade Data Storage
Evaluasi Master Plan
Perluasan Jaringan Wireless Akses
Implementasi LAN IP Conference
Optimalisasi Jaringan WAN
Pengembangan Infrastruktur TIK Command Center
Peningkatan Bandwith 4 MB, Pengembangan Video on data, Konsolidasi Infrastruktur, Pembuatan Pedoman Standarisasi Data Center dan Infrastruktur Pendukung (Directorat dan UPT)
Peningkatan Bandwith 6 MB, Konsolidasi Storage, Konfergensi Data Voice Video, Upgrade redundant Firewals, LAN S Security- Identity-Based Network Services, Unified Enhancement Communication Enhancement Redudant Internet Cache/Proxy Enhancement
Peningkatan Bandwityh menjadi 8 MB
Peningkatan Bandwith Menjadi 10 MB
Integrasi Identity Based Network Services (IBNS)
Pengembangan Infrastruktur TIK Command Center
Evaluasi Master Plan
41
Peningkatan Layanan Akses Jaringan Internet Kantor Pusat Departemen Perhubungan
Pemeliharaan Infrastrktur Jaringan
Pembangunan Infrastruktur TI untuk Real Time Business Intelligence Dephub
Evaluasi Master Plan
Pembangunan Infrastruktur Pengadaan Barang Jasa Secara Elektronik
Integrasi Sistem Jaringan Terpadu Sektor Transportasi
Peningkatan Utilisasi Network Device, Ruang Data Center dan Information Center
Pembangunan Infrastruktur TIK Command Center
Pemeliharaan Infrastruktur
Evaluasi Master Plan
42
Tabel 4
ROADMAP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DI LINGKUNGAN DITJEN HUBDAT
Tabel 5
ROADMAP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DI LINGKUNGAN DITJEN HUBLA JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG
PROTOTIPE KONFERGENSI
KONFERGENSI DATA-VOICE-VIDEO dan
PERLUASAN IMPLEMENTASI
OPTIMUM INFRASTRUKTUR dan DISASTER RECOVERY
Konsolidasi dan Integrasi Data Storage
Peningkatan Backbone Jaringan
Redundant Internet Akses / Internet Load Balancing
Konsolidasi Layanan
Disaster Recovery
Implementasi Prototipe IP Conference
Pembangunan Data Warehouse
Implementasi Network Akses Kontrol
Full Network Service
Standarisasi Kualitas Layanan Network
Implementasi LAN IP Conference
Implementasi WAN IP Conference
Full Network Confergence
Implementasi LAN IP Telephony
Implementasi WAN IP Telephony
Upgrade Data Storage
Integrasi Identity Based Network Services (IBNS)
Optimalisasi Jaringan WAN
JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG
PROTOTIPE KONFERGENSI
KONFERGENSI DATA-VOICE-VIDEO dan
PERLUASAN IMPLEMENTASI
OPTIMUM INFRASTRUKTUR dan DISASTER RECOVERY
Konsolidasi dan Integrasi Data Storage
Peningkatan Backbone Jaringan
Redundant Internet Akses / Internet Load Balancing
Konsolidasi Layanan
Disaster Recovery
Implementasi Prototipe IP Conference
Pembangunan Data Warehouse
Implementasi Network Akses Kontrol
Full Network Service
Standarisasi Kualitas Layanan Network
Implementasi LAN IP Conference
Implementasi WAN IP Conference
Full Network Confergence
Implementasi LAN IP Telephony
Implementasi WAN IP Telephony
Upgrade Data Storage
Integrasi Identity Based Network Services (IBNS)
Optimalisasi Jaringan WAN
43
Tabel 6
ROADMAP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DI LINGKUNGAN DITJEN HUBUD
JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG
PROTOTIPE KONFERGENSI
KONFERGENSI DATA-VOICE-VIDEO dan
PERLUASAN IMPLEMENTASI
OPTIMUM INFRASTRUKTUR dan DISASTER RECOVERY
Konsolidasi dan Integrasi Data Storage
Peningkatan Backbone Jaringan
Redundant Internet Akses / Internet Load Balancing
Konsolidasi Layanan
Disaster Recovery
Implementasi Prototipe IP Conference
Pembangunan Data Warehouse
Implementasi Network Akses Kontrol
Full Network Service
Standarisasi Kualitas Layanan Network
Implementasi LAN IP Conference
Implementasi WAN IP Conference
Full Network Confergence
Implementasi LAN IP Telephony
Implementasi WAN IP Telephony
Upgrade Data Storage
Integrasi Identity Based Network Services (IBNS)
Optimalisasi Jaringan WAN
Tabel 7
ROADMAP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DI LINGKUNGAN DITJEN
PERKERETAAPIAN
JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG
PROTOTIPE KONFERGENSI
KONFERGENSI DATA-VOICE-VIDEO dan
PERLUASAN IMPLEMENTASI
OPTIMUM INFRASTRUKTUR dan DISASTER RECOVERY
Konsolidasi dan Integrasi Data Storage
Peningkatan Backbone Jaringan
Redundant Internet Akses / Internet Load Balancing
Konsolidasi Layanan
Disaster Recovery
Implementasi Prototipe IP Conference
Pembangunan Data Warehouse
Implementasi Network Akses Kontrol
Full Network Service
44
Standarisasi Kualitas Layanan Network
Implementasi LAN IP Conference
Implementasi WAN IP Conference
Full Network Confergence
Perluasan Jaringan Wireless Akses
Implementasi LAN IP Telephony
Implementasi WAN IP Telephony
Upgrade Data Storage
Integrasi Identity Based Network Services (IBNS)
Optimalisasi Jaringan WAN
Tabel 8
ROADMAP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DI LINGKUNGAN BADAN-BADAN DAN
ITJEN
JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG
PROTOTIPE KONFERGENSI
KONFERGENSI DATA-VOICE-VIDEO dan
PERLUASAN IMPLEMENTASI
OPTIMUM INFRASTRUKTUR dan DISASTER RECOVERY
Konsolidasi dan Integrasi Data Storage
Peningkatan Backbone Jaringan
Redundant Internet Akses / Internet Load Balancing
Konsolidasi Layanan
Disaster Recovery
Implementasi Prototipe IP Conference
Pembangunan Data Warehouse
Implementasi Network Akses Kontrol
Full Network Service
Standarisasi Kualitas Layanan Network
Implementasi LAN IP Conference
Implementasi WAN IP Conference
Full Network Confergence
Perluasan Jaringan Wireless Akses
Implementasi LAN IP Telephony
Implementasi WAN IP Telephony
Upgrade Data Storage
Integrasi Identity Based Network Services (IBNS)
Optimalisasi Jaringan WAN
45
Tabel 9 ROADMAP PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DI LINGKUNGAN SETJEN
JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG
KONSOLIDASI OPERASIONAL
KONSOLIDASI LAYANAN DAN OPERASIONAL
AKSELERASI PELAYANAN dan PELAYANAN OPTIMAL
Pembangunan SI Perijinan Sektor Transportasi Darat, Laut, Udara dan Perkeretaapian
Pengembangan Data Warehouse Perhubungan
Pembangunan S I Pendukung Pengambilan Keputusan
S I Eksekutif S I Eksekutif
Pembangunan S I Helpdesk
Pengembangan SI Perijinan Sektor Transportasi Darat, Laut, Udara dan Perkeretaapian
Pemeliharaan PORTAL
S I Pendukung Pengambilan Keputusan
S I Pendukung Pengambilan Keputusan
Pembangunan S I Kolaborasi
Pembangunan Aplikasi Executive Information Sistem (EIS) Sektor Transportasi
Pengembangan S I Helpdesk (Monitoring 1.500 titik)
Pengembangan S I Command Center
Pengembangan S I Command Center
Pembangunan Data Warehouse Departemen Perhubungan
Pembangunan SI Terpadu Sektor Transportasi
Pengembangan Data Spasial Departemen Perhubungan
Sosialisasi Master Plan
Sosialisasi Master Plan
Aplikasi Otomatisasi Perkantoran
Pembangunan Data Repository Perhubungan Darat
Pengembangan S I Command Center
Evaluasi Master PlanTIK
Evaluasi Master Plan TIK
Pemeliharaan PORTAL
Pembangunan Data Repository Perhubungan Laut
S I Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi Pelaporan Dana APBN dan Bantuan Luar Negeri
Pembangunan S I Pengelolaan Dokumen
Pembangunan Data Repository Perhubungan Udara
S I Investigasi dan Audit Kecelakaan
S I Evaluasi Jabatan Struktural dan Fungsional
Pembangunan Data Repository Perhubungan Perkeretaapian
S I Pengajuan Rencana Anggaran
46
S I Verifikasi dan Penilaian Dokumen Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Pembangunan SI Pentarifan Sektor Transportasi
S I PNBP Online Angkutan Darat, Laut, Udara dan Perkeretaapian
S I Pengelolaan Anggaran dan Pelaporan Anggaran Kantor Pusat
Pembuatan Program Aplikasi Indikator Kinerja Transportasi
Sistem Informasi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
S I Pengelolaan Kerjasama Terkait Hibah dan Bantuan Luar Negeri
Pemutakhiran Konten Portal Departemen Perhubungan
Sosialisasi Master Plan
S I Pengelolaan Organisasi Dalam Rangka Otonomi Daerah Bidang Perhubungan
Pengembangan Sistem Pengadaan Barang Jasa Secara Elektronik
Pengembangan Sistem Pengadaan Barang Jasa Secara Elektronik
S I Perundang-Undangan
Pengembangan Data Spasial Berbasis Citra Satelit Departemen Perhubungan
Evaluasi Master Plan TIK
S I Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Program Kerja
Pembangunan S I Command Center
S I Pengelolaan RKA dan RENJA
S I Pemantauan dan Pelaporan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
S I Analisa Organisasi dan Ketatalaksanaan
S I Pengelolaan, Pemantauan dan Analisa Perkembangan Biaya Transportasi
S I Pengelolaan Ratifikasi Konvensi dan Perjanjian Internasional di Bidang Transportasi
S I Pengelolaan Inventaris Barang Milik Kekayaan Negara di lingkungan Departemen Perhubungan
47
S I Pengelolaan Ujian Dinas dan Ujian Penyesuaian Ijazah
S I Pembinaan Administrasi Pelaksanaan Pemanfaatan dan Penghapusan Barang Milik Kekayaan Negara di lingkungan Departemen Perhubungan
S I Penyiapan Bahan Pendapat Teknis Pengelolaan Lingkungan Hidup di Bidang Transportasi Darat, Laut, Udara dan Perkeretaapian
S I Pembinaan dan Perbendaharaan dan Penatausahaan Keuangan
S I Penyidikan Tindak Pidana Sektor Transportasi Darat, Laut, Udara dan Perkeretaapian
S I Pendukung Pengambilan Keputusan Terkait Dengan Penyelesaian Masalah dan Tuntutan Ganti Rugi
Sosialisasi Studi Program
S I Perbendaharaan
S I Pelayanan Informasi Publik Sektor Transportasi
S I Pembinaan Dan Pelaksanaan Pemeliharaan Jaringan Komunikasi Eksternal Departemen Perhubungan
S I Pembinaan Kegiatan Komunikasi Berbagai Kebijakan Sektor Transportasi
48
S I Edukasi Kebijakan Transportasi
Sosialisasi Master Plan
Penyusunan Blue Print Rencana Strategis Pengembangan TIK
Pembangunan Aplikasi TI untuk Real Time Business Intelligence Dephub
Evaluasi Master Plan TIK
Tabel 10 ROADMAP PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DI LINGKUNGAN DITJEN HUBDAT
JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG
KONSOLIDASI OPERASIONAL
KONSOLIDASI LAYANAN DAN OPERASIONAL
AKSELERASI PELAYANAN dan PELAYANAN OPTIMAL
Setditjen SI Perencanaan, Pelaksanaan Evaluasi dan Pelaporan Program Kerja Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Pengembangan SI Infrastruktur dan Kinerja Perhubungan Darat
Integrasi Sistem Informasi di Lingkungan Perhubungan Darat
Sistem Informasi Perhubungan Darat yang Terintegrasi Berbasis Web dan GIS
Pengembangan Sistem Informasi Perhubungan Darat yang Terintegrasi
49
Keterangan : SI Perencanaan ini diadaptasi dari Departemen Keuangan dan Bappenas meliputi : - Aplikasi RKAKL; - Aplikasi RKP dan;
- Aplikasi Laporan Konsolidasi.
Pengembangan SI Infrastruktur dan Kinerja Perhubungan Darat
Pengembangan SI Kepegawaian dan Ketatausahaan
SI SDM
SI Pelaporan Keuangan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Keterangan : SI Keuangan diadaptasi dari Departemen Keuangan meliputi : - SAI; - BAS; - SBK/SISU; - Asset
SI Penegakan Hukum
SI Kehumasan
Bidang LLAJ Pembangunan Software dan Hardware Road Traffic and Management Center (Pusat)
Pembangunan Software dan Hardware Road Traffic and Management Center (Pusat)
Pembangunan Software dan Hardware Road Traffic and Management Center (Daerah)
Pembangunan Software dan Hardware Road Traffic and Management Center (Daerah)
Pembangunan Software dan Hardware Road Traffic and Management Center (Daerah)
Pembangunan Software dan Hardware CCTV (13 lokasi) untuk Angkutan Lebaran dengan media jaringan satelit dan fiber optik
Pembangunan Software dan Hardware CCTV (24 lokasi) untuk Angkutan Lebaran dengan media jaringan satelit dan fiber optik
Pembangunan Software dan Hardware CCTV (24 lokasi) untuk Angkutan Lebaran dengan media jaringan satelit dan fiber optik
Pembangunan Software dan Hardware CCTV (24 lokasi) untuk Angkutan Lebaran dengan media jaringan satelit dan fiber optik
Pembangunan Software dan Hardware CCTV (24 lokasi) untuk Angkutan Lebaran dengan media jaringan satelit dan fiber optik
50
Pembangunan Software dan Hardware untuk Smart Card Terminal di 1 Terminal (Tasikmalaya)
Pengembangan Hardware untuk Smart Card Terminal di 1 Terminal (Yogyakarta)
Pengembangan Jaringan Komunikasi berupa Link sebesar 6 MB
Pengembangan Jaringan Komunikasi berupa Link sebesar 6 MB
Pengembangan Jaringan Komunikasi berupa Link sebesar 8 MB
Penyusunan Database Perlengkapan Jalan
Upgrade Database Perlengkapan Jalan dengan sistem online Dinas Pemda Propinsi ke Pusat
Pengembangan Hardware untuk Smart Card Terminal di 1 Terminal (Jateng)
Pengembangan Hardware untuk Smart Card Terminal di 1 Terminal (Tasikmalaya)
Pengembangan Hardware untuk Smart Card Terminal di 1 Terminal (Purabaya)
Penyusunan Database Jembatan Timbang (Pusat)
Upgrade Database Jembatan Timbang dengan sistem online Dinas Pemda Propinsi ke Pusat (Pulau Jawa)
Upgrade Database Jembatan Timbang dengan sistem online Dinas Pemda Propinsi ke Pusat (Pulau Sumatera)
Upgrade Database Jembatan Timbang dengan sistem online Dinas Pemda Propinsi ke Pusat (Pulau Kalimantan)
Upgrade Database Jembatan Timbang dengan sistem online Dinas Pemda Propinsi ke Pusat (Pulau Sulawesi dan Bali)
Pembangunan SIM Lalu Lintas Jalan
Pembangunan SIM Lalu Lintas Jalan (Lanjutan) Pantura (Jabar)
Pembangunan SIM Lalu Lintas Jalan (Lanjutan) Pantura (Jabar)
Pembangunan SIM Lalu Lintas Jalan (Lanjutan) Pantura (Jabar)
Pembangunan SIM Lalu Lintas Jalan (Lanjutan) Pantura (Jabar)
Pilot Project Konektivitas data Jembatan Timbang dengan sistem online ke Pusat (3 Jembatan Timbang di 3 Propinsi pada jalur Pantura)
Pengembangan Konektivitas data Jembatan Timbang dengan sistem online ke Pusat (3 Jembatan Timbang di 3 Propinsi pada Jalur Pansela)
Pengembangan Konektivitas data Jembatan Timbang dengan sistem online ke Pusat (3 Jembatan Timbang di 3 Propinsi pada Jalur Tengah)
Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Perijinan Angkutan AKAP di Pulau Jawa
Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Perijinan Angkutan AKAP di Pulau Sumatera
Studi Pembangunan Sistem Informasi Database PPNS
Pengembangan Sistem Informasi Database PPNS (Pusat)
Pengembangan Sistem Informasi Database PPNS (Daerah) (Pulau Jawa)
Pengembangan Sistem Informasi Database PPNS (Daerah) (Pulau Sumatera)
Pengembangan Sistem Informasi Database PPNS (Daerah) (Pulau Kalimantan)
Pengadaan dan Pemasangan Variable Message Signal diJalur Pansela (4 Lokasi) (Jabar- Yogyakarta)
Pengadaan dan Pemasangan Variable Message Signal di Jalur Tengah (2 Lokasi) (Jabar-Jateng)
Pengadaan dan Pemasangan Variable Signal di Jalur Tengah (2 Lokasi) (Jabar- Jateng)
Pengadaan dan Pemasangan Variable Message Signal di Jalur Pantura (2 Lokasi) (Jateng-Jatim)
Pengadaan dan Pemasangan Variable Message Signal di Jalur Pansela (2 Lokasi) (Jateng-Jatim)
Pembangunan Peta Vektor Digital Pulau Jawa
Pembagunan Peta Vektor Digital Pulau Sumatera
Pembangunan Peta Vektor Digital Pulau Kalimantan
Pembangunan Peta Vektor Digital Pulau Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara
Pembangunan Peta Vektor Digital Pulau Irian Jaya dan Maluku
51
Pembangunan Sistem Informasi Transportasi Jalan (SITJ)
Pengembangan Sistem Informasi Transportasi Jalan (SITJ)
Pengembangan Sistem Informasi Transportasi Jalan (SITJ)
Bidang Transp. Perkotaan S I Profile Transportasi Perkotaan
S I Profile Transportasi Perkotaan dan Aplikasi
S I Jaringan Jalan Perkotaan Berbasis GIS
S I Jaringan Trayek Perkotaan Berbasis GIS
S I Informasi Angkutan Umum Perkotaan Tidak Dalam Trayek
SI Produksi Angkutan Penyeberangan
S I Tarif Angkutan Penyeberangan
S I Jadwal Angkutan Penyeberangan
S I Perawatan Kapal Penyeberangan
S I Pemantauan Operasi Kapal Penyeberangan
Bidang LLASDP SI Transportasi Penyeberangan yang meliputi : Lintas Pelabuhan, Kapal.
S I Perawatan Pelabuhan Penyeberangan
SI Produksi Angkutan Sungai dan Danau
SI Tarif Angkutan Sungai dan Danau
SI Pemeliharaan Alur Pelayaran Sungai dan Danau
SI Rambu Navigasi Sungai dan Danau
SI Transportasi Sungai dan Danau yang meliputi : Alur Pelayanan, Pelabuhan, Kapal.
SI Perawatan Pelabuhan Sungai dan Danau
Bidang Kes. Transdar SI Data Kecelakaan
SI Penelitian Kecelakaan
SI Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan
Sistem Informasi Keselamatan Transportasi Darat berbasis Web
Pengembangan Sistem Informasi Keselamatan Transportasi Darat berbasis Web
SI Monitoring Lokasi Rawan Kecelakaan (LRK) dan Lokasi Banyak Kecelakaan (LBK)
SI Monitoring Manajemen Keselamatan Sungai Danau & Penyeberangan
SI Manajemen Keselamatan SDP
52
Tabel 11 ROADMAP PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DI LINGKUNGAN DITJEN HUBLA
JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG
KONSOLIDASI OPERASIONAL
KONSOLIDASI LAYANAN DAN OPERASIONAL
AKSELERASI PELAYANAN dan PELAYANAN OPTIMAL
S I Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Pelaporan Program Kerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
S I Perencanaan Pola Jaringan Trayek Angkutan Laut Dalam Negeri Berbasis GIS
S I Analisa Kerawanan Wilayah dan Tingkat Ancaman Keamanan serta Pengamanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Laut, Pantai dan Pelabuhan Berbasis GIS
S I Inventory Peralatan Pengerukan dan Reklamasi
S I Pengesahan Konstruksi, Instalasi Permesinan, Listrik dan Lambung Timbul Kapal, Stabilitas Kapal dan Rancang Bangun Kapal
S I Evaluasi dan Pelaporan Jaringan Trayek Angkutan laut Dalam Negeri
S I Perencanaan Kebutuhan Angkutan Laut dan Angkutan Bahan Pokok
S I Komunikasi dan Pelaporan Keselamatan Kapal dari Daerah
S I Kejahatan dan Pelanggaran Transportasi Laut
S I Evaluasi dan Pelaporan dibidang Perencanaan dan Survei Teknis Fasilitas Pelabuhan, Program Pembangunan dan Perawatan Fasilitas Pelabuhan
S I Pengelolaan Perawatan Kapal
S I Pemantauan Kapal
53
Tabel 12 ROADMAP PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DI LINGKUNGAN DITJEN HUBUD
JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG
KONSOLIDASI OPERASIONAL
KONSOLIDASI LAYANAN DAN OPERASIONAL
AKSELERASI PELAYANAN dan PELAYANAN OPTIMAL
S I Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Pelaporan Program Kerja Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
S I Evaluasi dan Pelaporan dibidang Pengamanan Bandar Udara dan Angkutan Udara serta Pertolongan Kecelakaan Pesawat dan Pemadaman Kebakaran dan Salvage
S I Pengelolaan Peralatan Informasi dan komunikasi Bandar Udara
S I Pengelolaan Perawatan Pesawat
S I Evaluasi dan Pelaporan dibidang Peralatan Pembangkit dan jaringan Listrik Bandara dan Peralatan Elektronikal dan Instalasi Listrik Bandara
S I Pelayanan lalu Lintas Penerbangan dan manajemen Ruang Udara Berbasis GIS
S I Trayek Angkutan Udara Dalam Negeri
S I Audit Mutu Kelaikan dan Operasi Pesawat Udara Berkala
S I Pemantauan Pesawat
S I Pengelolaan Peralatan Fasilitas Sisi Darat dan Sisi Bandar Udara
S I Pengelolaan Peralatan Komunikasi Antar Stasiun Penerbangan dan Peralatan Komunikasi Lalulintas Penerbangan
54
Tabel 13 ROADMAP PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DI LINGKUNGAN DITJEN
PERKERETAAPIAN
JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG
KONSOLIDASI OPERASIONAL
KONSOLIDASI LAYANAN DAN OPERASIONAL
AKSELERASI PELAYANAN dan PELAYANAN OPTIMAL
SI Manajemen Perkantoran (Office Automation)
SI Perizinan Investasi di bidang Perkeretaapian
SI Manajemen Pelayanan Publik (PSO)
SI Manajemen Pengembangan Jaringan KA
SI Perencanaan, Evaluasi & Pelaporan Ditjen Perkeretaapian
SI Manajemen Asset Perkeretaapian
SI Manajemen dan Sertifikasi Perawatan Prasarana Perkeretaapian (IMO)
SI Dokumentasi Bantuan Hukum
SI Manajemen Keselamatan KA
SI Manajemen dan Sertifikasi Pengelolaan TAC
Peta Informasi Perkeretaapian
SI Manajemen Pengujian dan Sertifikasi Sarana
SI Manajemen dan Sertifikasi Peralatan & Logistik
SI Manajemen Pengujian dan Sertifikasi Prasarana
SI Manajemen Perawatan Fasilitas Sarana (Depo & Balai Yasa)
SI Manajemen Sertifikasi SDM Sarana (Awak dan Teknisi)
SI Manajemen Lalu Lintas dan Angkutan KA (Gapeka)
55
Tabel 14 ROADMAP PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DI LINGKUNGAN BADAN-BADAN
DAN ITJEN
JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG
KONSOLIDASI OPERASIONAL
KONSOLIDASI LAYANAN DAN OPERASIONAL
AKSELERASI PELAYANAN dan PELAYANAN OPTIMAL
S I Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Hasil Pengawasan
S I Kerja Sama Pengembangan Diklat Perhubungan
`
S I Rencana Pola, Program dan Anggaran Badan Pendidikan dan Pelatihan
S I Akreditasi Program dan Lembaga Diklat
S I Pelayanan SAR berbasis GIS dengan Citra Satelit
S I Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan Alat Komunikasi dan Elektronika
S I Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Program Kerja dan Anggaran Penelitian Dan Pengembangan
S I Kerjasama dan Aplikasi Dalam Penunjang Litbang
S I Rencana Kebutuhan Badan Diklat
S I Pengelolaan Data dan Aplikasi Dalam Menunjang Litbang
S I Evaluasi Pelaksanaan Diklat Perhubungan
S I Pengelolaan Persiapan, Pelaksanaan, dan Sertifikasi Peserta Diklat
S I Kepustakaan Bidang Diklat
56
S I Penyuluhan dan Pemasyarakatan SAR
S I Penyusun Petunjuk Teknis Pembinaan Potensi SAR
S I Penyiapan Data dan Aplikasi Dalam Menunjang Litbang
Tabel 15 ROADMAP PENGEMBANGAN SDM DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG
KONSOLIDASI ORGANISASI BIDANG TIK
KONSOLIDASI SUMBER DAYA dan PENINGKATAN KAPASITAS SDM KAPASITAS SDM OPTIMAL
Penyusunan Sispro Teknis Fungsional
Penyiapan Standarisasi Pemanfaatan TIK
Penyiapan Tenaga Pelatihan
Penyusunan Silabus Diklat Internal
optimalisasi dan evaluasi
Kerjasama Antar Instansi Pemerintahan atau swasta/Lembaga Terkait
Penyiapan Silabus Monitoring Pengembangan TIK
Penyiapan Sertifikat Diklat
Penyusunan Kebutuhan Peserta Diklat Internal
Peningkatan Kemampuan SDM
Pembinaan dan Penilaian Jabfung Pranata Komputer dan Statistisi
Pelaksanaan kemitraan di Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
Reqruitment Tenaga Teknis Pengelola TIK
Penempatan Lokasi DIKLAT
Pelaksanaan Monitoring Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Masing-masing unit
Peningkatan SDM
Pelaksanaan monitoring
Pendistribusian Tenaga-tenaga Teknis pada masing-masing unit
penyusunan Jadwal Pelatihan
Peningkatan Pelayanan Mutasi dan Pensiun
Diklat Tingkat Operator, administtrator,dan developer
Penyebaran Informasi Diklat Eksternal untuk Sertifikasi Teknis, Auditor, dan Quality assurance
Pengaturan Personil Pranata Komputer dan statistisi
57
Penyusunan Buku Informasi Transportasi Dephub
Pengembangan SDM yang berkualitas
Penyebaran Personil Pranata komputer dan Statistisi di masing-masing unit pengelola teknologi Informasi dan Komunikasi
Tabel 16 ROADMAP PENGEMBANGAN SISPRO DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN
PERHUBUNGAN
JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG
KONSOLIDASI ORGANISASI BIDANG TIK
KONSOLIDASI SUMBER DAYA dan PENINGKATAN KAPASITAS SDM KAPASITAS SDM OPTIMAL
Prosedur Alur Data Dan Informasi
Standardisasi Infrastruktur Data
Konsolidasi dan Integrasi data
Interaksi, transaksi dan transformasi data
optimalisasi dan evaluasi
Penyusunan Buku Buletin Data Dan Informasi
Penyusunan Buku Buletin Data Dan Informasi
Penyusunan Buku Buletin Data Dan Informasi
Penyusunan Buku Buletin Data Dan Informasi
Penyusunan Buku Buletin Data Dan Informasi
Penyusunan Buku Produksi Data Sektor Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian
Penyusunan Buku Produksi Data Sektor Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian
Penyusunan Buku Produksi Data Sektor Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian
Penyusunan Buku Produksi Data Sektor Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian
Penyusunan Buku Produksi Data Sektor Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian
Penyusunan Buku Statistik Perhubungan
Penyusunan Buku Statistik Perhubungan
Penyusunan Buku Statistik Perhubungan
Penyusunan Buku Statistik Perhubungan
Penyusunan Buku Statistik Perhubungan
Penyusunan Buku Data Operasional Sektor Transportasi
Penyusunan Buku Data Operasional Sektor Transportasi
Penyusunan Buku Data Operasional Sektor Transportasi
Penyusunan Buku Data Operasional Sektor Transportasi
Penyusunan Buku Data Operasional Sektor Transportasi
Penyusunan Buku Informasi Transportasi Dephub
Penyusunan Buku Informasi Transportasi Dephub
Penyusunan Buku Informasi Transportasi Dephub
Penyusunan Buku Informasi Transportasi Dephub
Penyusunan Buku Informasi Transportasi Dephub
Penyusunan Buku Peta Prasarana Transportasi
Penyusunan Buku Peta Prasarana Transportasi
Penyusunan Buku Peta Prasarana Transportasi
Penyusunan Buku Peta Prasarana Transportasi
Penyusunan Buku Peta Prasarana Transportasi
Penyusunan Buku Statistik Sektor Terkait
Penyusunan Buku Statistik Sektor Terkait
Penyusunan Buku Statistik Sektor Terkait
Penyusunan Buku Statistik Sektor Terkait
Penyusunan Buku Statistik Sektor Terkait
58
Penyusunan Buku Laporan Tahunan
Bimbingan Teknis jabatan Fungsional Statistisi
Bimbingan Teknis jabatan Fungsional Statistisi
Bimbingan Teknis jabatan Fungsional Statistisi
Bimbingan Teknis jabatan Fungsional Statistisi
Penyusunan Buku Laporan Akuntabilitas
Penyusunan Buku Laporan Tahunan
Penyusunan Buku Laporan Tahunan
Penyusunan Buku Laporan Tahunan
Penyusunan Buku Laporan Tahunan
Penataan Dokumentasi dan Perpustakaan
Penyusunan Buku Laporan Akuntabilitas
Penyusunan Buku Laporan Akuntabilitas
Penyusunan Buku Laporan Akuntabilitas
Penyusunan Buku Laporan Akuntabilitas
Penyusunan Buku Monitoring Angkutan Haji
Penataan Dokumentasi dan Perpustakaan
Penataan Dokumentasi dan Perpustakaan
Penataan Dokumentasi dan Perpustakaan
Penataan Dokumentasi dan Perpustakaan
Pemutakhiran data web Portal
Penyusunan Buku Monitoring Angkutan Haji
Penyusunan Buku Monitoring Angkutan Haji
Penyusunan Buku Monitoring Angkutan Haji
Penyusunan Buku Monitoring Angkutan Haji
Penyusunan Buku Monitoring Angkutan Lebaran
Penyusunan Buku Monitoring Angkutan Lebaran
Penyusunan Buku Monitoring Angkutan Lebaran
Penyusunan Buku Monitoring Angkutan Lebaran
Pemutakhiran data website Dephub
Pemutakhiran data website Dephub
Pemutakhiran data website Dephub
Pemutakhiran data website Dephub
Pembuatan aplikasi Perpustakaan dan Dokumentasi
Pemutakhiran data aplikasi Perpustakaan dan Dokumentasi
Pemutakhiran data aplikasi Perpustakaan dan Dokumentasi
Pemutakhiran data aplikasi Perpustakaan dan Dokumentasi
Pengelolaan Studio GIS
Pengelolaan Studio GIS
Pengelolaan Studio GIS
Pengelolaan Studio GIS
Pengelolaan Information Center
Pengelolaan Information Center
Pengelolaan Information Center
Pengelolaan Information Center
Pengolaan Command Center
Pengolaan Command Center
Pengolaan Command Center
Pengolaan Command Center
Sistem & Prosedur Pelaksanaan E-Procurement
59
BAB IV
PENUTUP
Perencanaan pemanfaatan TIK yang baik akan dapat membantu peningkatan
kualitas SDM dalam melaksanakan pekerjaannya dengan ditunjang oleh
infrastruktur dan perangkat TIK yang memadai. Sehingga memberikan
manfaat terhadap proses pelayanan publik agar terbentuknya
kepemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu memenuhi pelayanan
publik untuk kepentingan masyarakat luas di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Oleh karenanya perencanaan pemanfaatan TIK, keberhasilannya dapat
diukur secara kuantitatif, menyeluruh, dan terpadu serta berkelanjutan dalam
rangka untuk menciptakan pemerintah yang baik (good gouvernance) dan
pemerintah yang bersih (clean government).
Peraturan Menteri Perhubungan mengenai Rencana Induk Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi Departemen Perhubungan merupakan
dokumen resmi sebagai acuan perencanaan implementasi Teknologi Informasi
dan Komunikasi Departemen Perhubungan agar pengembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi Departemen Perhubungan dapat dilakukan secara
sinergis dengan melibatkan seluruh unit-unit terkait di lingkungan Departemen
Perhubungan.
MENTERI PERHUBUNGAN
ttd
Ir. JUSMAN SYAFII DJAMAL