Download - Kerajaan indonesia.doc
KLIPING
KERAJAAN – KERAJAAN DI INDONESIA
Disusun oleh:
PERMADI HADI SAPUTRA
KELAS 7
MATA AJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
SMP – IT ALMAKA
JAKARTA BARAT
DAFTAR ISI
A. KERAJAAN DI PULAU SUMATRA
B. KERAJAAN DI PULAU JAWA
C. KERAJAAN DI PULAU KALIMANTAN
D. KERAJAAN DI PULAI SULAWESI
A. Kerajaan di Pulau Sumatera
- Provinsi Sumatera Selatan (KERAJAAN SRIWIJAYA)
Kerajaan Sriwijaya (atau juga disebut Srivijaya) adalah salah satu kemaharajaan
maritim yang kuat di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan
daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera,
Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Dalam bahasa Sansekerta, sri berarti “bercahaya” dan
wijaya berarti “kemenangan”.
Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang
pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan
tinggal selama 6 bulan. Prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada
abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682. Kemunduran
pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa
peperangan diantaranya serangan dari raja Dharmawangsa Teguh dari Jawa di tahun 990,
dan tahun 1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183
kekuasaan Sriwijaya dibawah kendali kerajaan Dharmasraya.
Tidak terdapat catatan lebih lanjut mengenai Sriwijaya dalam sejarah Indonesia;
masa lalunya yang terlupakan dibentuk kembali oleh sarjana asing. Tidak ada orang
Indonesia modern yang mendengar mengenai Sriwijaya sampai tahun 1920-an, ketika
sarjana Perancis George Cœdès mempublikasikan penemuannya dalam koran berbahasa
Belanda dan Indonesia. Coedès menyatakan bahwa referensi Tiongkok terhadap “San-fo-
ts’i”, sebelumnya dibaca “Sribhoja”, dan beberapa prasasti dalam Melayu Kuno merujuk
pada kekaisaran yang sama.
B. Kerajaan di Pulau Jawa- Provinsi Jawa Barat (KERAJAAN TARUMANEGARA)
Kerajaan Terumanagara merupakan kerajaan Hindu tertua ke dua setelah
Kerajaan Kutai. Kerajaan Tarumanagara atau Kerajaan Tarum merupakan kerajaan yang
berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 Masehi. Kata
Tarumanagara berasal dari kata Tarum dan Nagara. Tarum yang merupakan nama sungai
yang membelah Jawa Barat yang sekarang bernama sungai Citarum dan kata Nagara
yang diartikan sebagai negara atau kerajaan.
Berdirinya Kerajaan Tarumanagara masih dipertanyakan oleh para ahli sejarah.
Kerajaan Tarumanagara mencapai puncak kejayaannya ketika dipimpin oleh
Purnawarman. Dimasa kepemerintahan Purnawarman, luas Kerajaan Tarumanagara
diperluas dengan menaklukan kerajaan-kerajaan yang berada disekitarnya. Raja
Purnawarman juga dikenal sebagai raja yang kuat dan bijak kepada rakyatnya.
Raja ke-12 Tarumanagara, Linggawarman, memiliki dua orang putri. Putri
pertamanya bernama Dewi Manasih yang kemudian menikah dengan Tarusbawa dan
Sobakencana yang kemudian menjadi isteri Dapunta Hyang Sri Jayanasa, pendiri
Kerajaan Sriwijaya. Tangku kepemimpian Kerajaan Tarumanegara pun jatuh pada suami
Manasih yaitu Tarusbawa. Pada masa kepemerintahan Tarusbawa, pusat kerajaan
Tarumanagara ke kerajaanya sendiri yaitu Kerajaan Sunda (Kerajaan bawahan
Tarumanagara) dan kemudian mengganti Kerajaan Tarumanagara menjadi Kerajaan
Sunda.
- Provinsi Jawa Tengah (KERAJAAN MATARAM KUNO)
Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah dengan intinya yang sering
disebut Bumi Mataram. Kerajaan Mataram Kuno atau juga yang sering disebut Kerajaan
Medang merupakan kerajaan yang bercorak agraris. Tercatat terdapat 3 Wangsa (dinasti)
yang pernah menguasai Kerjaan Mataram Kuno yaitu Wangsa Sanjaya, Raja pertama
Kerajaan Mataram Kuno adalah Sanjaya yang juga merupakan pendiri Wangsa Sanjya
yang menganut agama Hindu. Setelah wafat, Sanjaya digantikan oleh Rakai Panangkaran
yang kemudian berpindah agama Budha beraliran Mahayana. Saat itulah Wangsa
Sayilendra berkuasa. Pada saat itu baik agama Hindu dan Budha berkembang bersama di
Kerajaan Mataram Kuno. Mereka yang beragama Hindu tinggal di Jawa Tengah bagian
utara, dan mereka yang menganut agama Buddha berada di wilayah Jawa Tengah bagian
selatan.
Kapan tepatnya berdirinya Kerajaan Mataram Kuno masih belum jelas, namun
menurut Prasasti Mantyasih (907) menyebutkan Raja pertama Kerajaan Mataram Kuno
adalah Sanjaya. Sanjaya sendiri mengeluarkan Prasasti Canggal (732) tanpa menyebut
jelas apa nama kerajaannya. Dalam prasasti itu, Sanjaya menyebutkan terdapat raja yang
memerintah di pulau Jawa sebelum dirinya. Raja tersebut bernama Sanna atau yang
dikenal dengan Bratasena yang merupakan raja dari Kerajaan Galuh yang memisahkan
diri dari Kerajaan Sunda (akhir dari Kerajaan Tarumanegara).
- Provinsi Jawa Timur (KERAJAAN MAJAPAHIT, SINGASARI, KEDIRI)
Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno di Indonesia yg pernah berdiri dari sekitar
tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa
kekuasaan Hayam Wuruk yg berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Majapahit
menguasai kerajaan-kerajaan lain di semenanjung Malaya Borneo Sumatra Bali dan
Filipina. Kerajaan Majapahit adl kerajaan Hindu-Buddha terakhir yg menguasai
Semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah
Indonesia. Kekuasaan terbentang di Sumatra Semenanjung Malaya Borneo hingga
Indonesia timur meskipun wilayah kekuasaan masih diperdebatkan.
Hanya terdapat sedikit bukti fisik sisa-sisa Majapahit dan sejarah tak jelas.Sumber
utama yg digunakan oleh para sejarawan adl Pararaton - Kitab Raja-raja dalam bahasa
Kawi dan Nagarakretagama dalam bahasa Jawa Kuno. Selain itu terdapat beberapa
prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan negara-
negara lain.
Sesudah mencapai puncak pada abad ke-14 kekuasaan Majapahit berangsur-
angsur melemah. Tampak terjadi perang saudara (Perang Paregreg) pada tahun 1405-
1406 antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Demikian pula telah terjadi
pergantian raja yg dipertengkarkan pada tahun 1450-an dan pemberontakan besar yg
dilancarkan oleh seorang bangsawan pada tahun 1468.
Kerajaan Singasari adalah
sebuah Kerajaan di Jawa Timur yang
didirikan oleh Ken Arok pada tahun
1222. Lokasi Kerajaan ini sekarang
diperkirakan berada di Kabupaten
Malang. Yang merupakan cikal bakal
berdirinya Kerajaan Majapahit
(1293M–awal abad ke 6M). Nama
resmi Kerajaan Singosari sendiri
sesungguhnya ialah Kerajaan Tumapel. Menurut Kitab Nagarakretagama, ketika pertama
kali didirikan tahun 1222, ibu kota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja. Seperti yang
tertulis pula pada Prasasti Kudadu. Menurut Kitab Pararaton, Tumapel semula hanya
sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri/Kediri. Yang menjabat sebagai akuwu (setara
jabatan Camat jaman sekarang) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati
dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok,
yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul
Ametung yang bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel
dari kekuasaan Kerajaan Kediri. Pada tahun 1222 terjadi perseteruan antara Kertajaya
(Raja Kediri) melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan
Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi Raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa
Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kerajaan Kediri meletus di desa Ganter yang
dimenangkan oleh pihak Tumapel di bawah pimpinan Ken Arok.
Ada dua versi silsilah kerajaan Singasari alias Tumapel ini. Versi pertama adalah
versi Pararaton yang informasinya didapat dari Prasasti Kudadu. Pararaton menyebutkan
Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Singasari yang digantikan oleh Anusapati (1247–1249
M). Anusapati diganti oleh Tohjaya (1249–1250 M), yang diteruskan oleh Ranggawuni
(1250–1272 M). Terakhir adalah Kertanegara yang memerintah sejak 1272 hingga 1292
M. Sementara pada versi Negarakretagama, raja pertama Kerajaan Singasari adalah
Rangga Rajasa Sang Girinathapura (1222–1227 M). Selanjutnya adalah Anusapati, yang
dilanjutkan Wisnuwardhana (1248–1254 M). Terakhir adalah Kertanagara (1254–1292
M). Data ini didapat dari prasasti Mula Malurung.
Kerajaan Kediri adalah sebuah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada
abad ke-12. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Pusat
kerajaanya terletak di tepi S. Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran
yang ramai. Pada tahun 1041 atau 963 M Raja Airlangga memerintahkan membagi
kerajaan menjadi dua bagian. Kedua kerajaan tersebut dikenal dengan Kahuripan menjadi
Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri) yang dibatasi oleh gunung Kawi dan sungai
Brantas dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya (1289 M), kitab Negarakertagama (1365
M), dan kitab Calon Arang (1540 M). Tujuan pembagian itu agar tidak terjadi pertikaian.
Dalam perkembangannya Kerajaan Kediri yang beribukota Daha tumbuh menjadi
besar sedangkan Kerajaan Jenggala
semakin tenggelam. Diduga Kerajaan
Jenggala ditaklukkan oleh Kediri.
Akan tetapi hilangnya jejak Jenggala
mungkin juga disebabkan oleh tidak
adanya prasasti yang ditinggalkan
atau belum ditemukannya prasasti
yang ditinggalkan Kerajaan Jenggala.
Kejayaan Kerajaan Kediri sempat
jatuh ketika Raja Kertajaya (1185-
1222) berselisih dengan golongan
pendeta. Keadaan ini dimanfaatkan oleh Akuwu Tumapel Tunggul Ametung.
Namun kemudian kedudukannya direbut oleh Ken Arok. Diatas bekas Kerajaan
Kediri inilah Ken Arok kemudian mendirikan Kerajaan Singasari, dan Kediri berada di
bawah kekuasaan Singasari. Ketika Singasari berada di bawah pemerintahan Kertanegara
(1268 1292), terjadilah pergolakan di dalam kerajaan. Jayakatwang, raja Kediri yang
selama ini tunduk kepada Singasari bergabung dengan Bupati Sumenep (Madura) untuk
menjatuhkan Kertanegara. Akhirnya pada tahun 1292 Jayakatwang berhasil mengalahkan
Kertanegara dan membangun kembali kejayaan Kerajaan Kediri.
C. Kerajaan di Pulau Kalimantan
- Provinsi Kalimantan Timur (KERAJAAN KUTAI)
Letak Kerajaan Kutai berada di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur yang
merupakan Kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Ditemukannya tujuh buah batu tulis yang
disebut Yupa yang mana ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta tersebut
diperkirakan berasal dari tahun 400 M (abad ke-5). Prasasti Yupa tersebut merupakan
prasasti tertua yang menyatakan telah beridirinya suatu Kerajaan Hindu tertua yaitu
Kerajaan Kutai.
Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai yang temukan. Tetapi menurut
prasasti Yupa, puncak kejayaan Kerajan Kutai berada pada masa kepemerintahan Raja
Mulawarman. Pada masa pemerintahan Mulawarman, kekuasaan Kerajaan Kutai hampir
meliputi seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kerajaan Kutai pun hidup sejahtera
dan makmur.
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia
tewas dalam peperangan melawan Aji Pangeran Sinum Panji yang merupakan Raja dari
Kerajaan Kutai Kartanegara. Kerajaan Kutai dan Kerajaan Kutai Kartanegara merupakan
dua buah kerajaan yang berbeda. Kerajaan Kutai Kartanegara berdiri pada abad ke-13 di
Kutai Lama. Terdapatnya dua kerajaan yang berada di sungai Mahakam tersebut
menimbulkan friksi diantara keduanya. Pada abad ke-16 terjadi peperangan diantara
kedua Kerajaan tersebut.
D, Kerajaan di Pulau Sulawesi
- Provinsi Sulawesi Selatan (KERAJAAN GOWA-TALLO)
Pada awalnya, Kerajaan Gowa – Tallo yang lebih dikenal sebagai Kerajaan
Makassar terdiri dari beberapa kerajaan yang bercorak Hindu, antara lain, Gowa, Tallo,
Wajo, Bone, Soppeng, dan Luwu. Dengan adanya dakwah dari Dato'ri Bandang dan
Dato' Sulaiman, Sultan Alauddin (Raja Gowa) masuk Islam. Setelah raja memeluk Islam,
rakyat pun segera ikut memeluk Islam.
Kerajaan Gowa dan Tallo kemudian menjadi satu dan lebih dikenal dengan nama
Kerajaan Makassar dengan pemerintahannya yang terkenal adalah Sultan Hasanuddin
(1653 – 1669). Ia berhasil memperluas pengaruh Kerajaan Makassar sampai ke Matos,
Bulukamba, Mondar, Sulawesi Utara, Luwu, Butan, Selayar, Sumbawa, dan Lombok.
Hasanuddin juga berhasil mengembangkan pelabuhannya dan menjadi bandar transito di
Indonesia bagian timur pada waktu itu. Hasanuddin mendapat julukan Ayam Jantan dari
Timur. Karena keberaniannya dan semangat perjuangannya, Makassar menjadi kerajaan
besar dan berpengaruh terhadap kerajaan di sekitarnya.
Perkembangan Makassar menyebabkan VOC merasa tersaingi. Makassar tidak
tunduk kepada VOC, bahkan Makassar membantu rakyat Maluku melawan VOC.
Kondisi ini mendorong VOC untuk berkuasa di Makassar dengan menjalin kerja sama
dengan Makassar, tetapi ditolak oleh Hasanuddin. Oleh karena itu, VOC menyerang
Makassar dengan membantu Aru Palaka yang telah bermusuhan dengan Makassar.
Akibatnya, benteng Borombong dan ibu kota Sombaopu jatuh ke tangan musuh,
Hasanuddin ditangkap dan dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya (1667).
Akibat kekalahannya, peranan Makassar sebagai penguasa pelayaran dan perdagangan
berakhir. Sebaliknya, VOC memperoleh tempat yang strategis di Indonesia bagian timur.
Rakyat Makassar yang tidak mau menerima Perjanjian Bongaya, seperti Kraeng
Galesung dan Monte Merano, melarikan diri ke Mataram. Selanjutnya, untuk
memperlemah Makassar, benteng Sombaopu dihancurkan oleh Speelman dan benteng
Ujung Pandang dikuasai VOC diganti nama menjadi benteng Ford Roterdam.