KERANGKA ACUAN KEGIATAN
(KAK)
BIAYA OPERASIONAL PELATIHAN
APBD PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2020
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
BALAI PELATIHAN KERJA DAN TRANSMIGRASI Jl. Raya Klampok Banjarnegara No. 48 Km. 29 Telepon (0286) 479005. 479006 Fax. 479006
BANJARNEGARA 53474
KERANGKA ACUAN KERJA
BIAYA OPERASIONAL PELATIHAN (BOP) TAHUN 2019
A. PROGRAM : Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga
Kerja
B. SASARAN PROGRAM : Meningkatnya kompetensi, daya saing dan
produktivitas tenaga kerja
C. KEGIATAN :
1. Kegiatan Identifikasi dan Promosi Kebutuhan Pelatihan di Bidang
Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan
AKAN
2. Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung
Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN
3. Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung
Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN – DBHCHT (Dana
Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau)
4. Pelatihan Bidang Pertanian Bagi Calon Transmigran di Balai Pelatihan
Kerja dan Transmigrasi
D. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum.
a. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
b. Undang–Undang Nomor: 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
c. Undang-Undang Nomor: 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
d. Undang–Undang RI Nomor : 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Revisi
UU nomor: 22 Tahun 1999);
e. Undang – Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2004 No. 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
No. 4435);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 1991 tentang Pelatihan Kerja;
g. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012
tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;
h. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 86 tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Disnakertanduk Provinsi
Jawa Tengah;
i. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 52 Tahun 2018 tanggal 01 Maret 2018,
tentang: Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (Balai Pelatihan Kerja
dan Transmigrasi) pada Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi Provinsi Jawa
Tengah;
j. Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah No.050.23/0022916 tanggal 27 Desember
2018 perihal arahan kebijakan dan prioritas serta pedoman Penyelenggaraan
Musrenbang RKPD tahun 2020;
k. Surat Kepala Disnakertrans Prov. Jawa Tengah No.050/119 tanggal 07 Januari
2019 perihal Penyusunan Renja PD 2020 dan arahan kebijakan RKPD tahun
2020.
a. Gambaran Umum
Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi isu pembangunan di Jawa
Tengah. Berdasarkan data BPS, tingkat pengangguran terbuka di Jawa Tengah pada
2017 mencapai 4,57% atau sebanyak 823.938 orang (BPS, 2018). Enam
kabupaten/kota di Jawa Tengah dengan tingkat pengangguran tertinggi adalah Kab.
Cilacap, Kota Semarang, Kota Magelang, Kab. Tegal, Kota Tegal, dan Kab. Brebes.
Sedangkan delapan Kabupaten/Kota dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa
Tengah adalah Kab. Brebes, Kab. Pemalang, Kab. Banjarnegara, Kab. Wonosobo,
Kab. Purbalingga, Kab. Kebumen, Kab. Rembang, dan Kab. Banyumas.
Kemajuan suatu masyarakat sangat ditentukan oleh kemajuan sumber daya
manusianya, terutama angkatan kerjanya sebagai pelaku pembangunan.
Peningkatan kualitas tenaga kerja akan dapat meningkatkan kemajuan
pembangunan. Peningkatan kualitas tenaga kerja diarahkan pada pembekalan
ketrampilan bagi pencari kerja dan peningkatan produktivitas bagi tenaga kerja yang
telah bekerja.
Profil pencari kerja di Jawa Tengah berdasarkan jenis kelamin terdiri dari
523.437 orang laki-laki dan 300.501 orang perempuan. Berdasarkan tingkat
pendidikan, pencari kerja tertinggi merupakan lulusan SMK diikuti SMP, SMA dan SD.
Jika kita melihat dari aspek lapangan pekerjaan di Jawa Tengah, sektor
pertanian merupakan lapangan pekerjaan yang menyerap jumlah tenaga kerja paling
tinggi (24,38%), diikuti sektor industri pengolahan (21,78%), dan sektor
perdagangan (18,69%) (BPS, 2018). Pada sisi lain, nilai Produk Domestik Regional
Bruto sektor pertanian hanya 118.125,65 miliar rupiah, lebih rendah dibanding sektor
industri pengolahan (308.820,97 miliar rupiah) dan sektor perdagangan (129.342,18
miliar rupiah) (BPS, 2018). Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja di
sektor pertanian masih relatif rendah.
Tabel 1. Profil Tenaga Kerja di Jawa Tengah Berdasarkan Lapangan Pekerjaan
Sektor Lapangan Pekerjaan (%)
Pertanian 24.38
Industri Pengolahan 21.78
Perdagangan 18.69
Konstruksi 8.75
Penyediaan 7.05
SSTU Jasa Lainnya 4.46
Jasa Pendidikan 4.1
Transportasi 3.29
Administrasi 2.17
Jasa Keuangan 1.41
Jasa Kesehatan 1.29
Kategori Lainnya 1.06
Jasa Perusahaan 0.95
Pertambangan 0.62
Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi (Balatkertrans) Provinsi Jateng sebagai
salah satu Unit Pelaksana Teknis Daerah milik Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Jawa Tengah bertugas memberikan layanan pelatihan kerja kepada tenaga
kerja dan calon transmigran. Sumber dana untuk layanan pelatihan berasal dari
APBD, baik APBD murni maupun Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau.
Pelatihan kerja diarahkan untuk membekali tenaga kerja agar dapat bekerja
sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, sedangkan pelatihan pembekalan transmigrasi
diarahkan bagi calon transmigran agar dapat bekerja di tempat tujuan transmigrasi.
Pelatihan diprioritaskan bagi pencari kerja dan calon transmigran dari daerah-daerah
dengan tingkat kemiskinan tinggi dan tingkat pengangguran tinggi agar dapat
mengurangi tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran di Jawa Tengah.
1) Aspek Akses
Layanan pelatihan kerja diprioritaskan bagi pencari kerja, terutama di daerah-
daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan tingkat pengangguran tinggi.
Daerah-daerah yang teridentifikasi dengan tingkat kemiskinan tinggi di Jawa
Tengah adalah: Kab. Cilacap, Kota Semarang, Kota Magelang, Kab. Tegal, Kota
Tegal, dan Kab. Brebes. Sedangkan daerah yang teridentifikasi dengan tingkat
kemiskinan tertinggi di Jawa Tengah adalah Kab. Brebes, Kab. Pemalang, Kab.
Banjarnegara, Kab. Wonosobo, Kab. Purbalingga, Kab. Kebumen, Kab.
Rembang, dan Kab. Banyumas.
Informasi layanan pelatihan dan mekanisme pendaftaran harus dapat diakses
oleh pencari kerja. Pemasaran program pelatihan perlu dilakukan mulai dari
tingkat Kabupaten/Kota (melalui Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota), tingkat
Kecamatan, tingkat Desa, hingga tingkat RT/RW dan masyarakat langsung di
tempat/fasilitas umum. Media pemasaran informasi harus mempertimbangkan
kemampuan dan karakteristik pencari kerja agar memudahkan pencari kerja
untuk mendapatkan informasi pelatihan. Mekanisme pendaftaran juga harus
mempertimbangkan kemampuan dan lokasi pencari kerja sehingga dapat
dijangkau dengan mudah oleh pencari kerja.
2) Aspek Partisipasi
Keterlibatan pencari kerja dimulai dari identifikasi kebutuhan pelatihan (Training
Needs Assessment/TNA), pemasaran program pelatihan, pelaksanaan pelatihan
kerja, pendampingan hingga monitoring pasca pelatihan. Pencari kerja perlu
diminta informasi tentang kebutuhan pelatihan melalui survey pada saat
identifikasi kebutuhan pelatihan. Pemasaran program pelatihan dengan
melibatkan pencari kerja dapat dilakukan dengan media sosial elektronik
maupun forum-forum khusus (seperti komunitas).
3) Aspek Kontrol
Pencari kerja maupun calon transmigran diharapkan memberikan kritik,
masukan, dan saran mengenai kegiatan pelatihan kerja maupun pelatihan
transmigrasi yang dilaksanakan. Lembar evaluasi harus dibagikan pada setiap
kegiatan pelatihan untuk menampung kritik, masukan dan saran dari peserta
pelatihan.
4) Aspek Manfaat
Para peserta pelatihan harus mendapatkan manfaat dari kegiatan pelatihan kerja
yang diikut. Pelatihan akan bermanfaat jika sesuai dengan kebutuhan para
pencari kerja, dapat diikuti dan diterima oleh peserta pelatihan, dan dapat
diaplikasikan dalam dunia kerja oleh alumni pelatihan. Manfaat pelatihan diukur
pada saat monitoring pasca pelatihan dengan menyediakan kuisioner yang
dibagikan atau wawancara terhadap alumni pelatihan. Analisis Kebutuhan
Pelatihan, Penyusunan Program Pelatihan dan Instruktur yang kompeten
menjadi kunci untuk memaksimalkan manfaat pelatihan.
E. RINCIAN KEGIATAN
1. Kegiatan Identifikasi dan Promosi Kebutuhan Pelatihan di Bidang
Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan
AKAN
a. Analisis Kebutuhan Pelatihan (TNA) di Daerah untuk Tahun 2021
Rapat: 3 kali x 10 orang (Seksi Pemasaran, Seksi Pelatihan, Kejuruan)
Perjalanan: 13 Kab/Kota x 2 orang
b. Penyusunan Program Pelatihan untuk Tahun 2021
Rapat: 2 kali x 15 orang
Perjalanan survey: 1 kali x 6 orang
c. Pemasaran Program Pelatihan untuk Tahun 2020 dan 2021
Cetak leaflet, brosur, media sosial (WA, facebook, instagram, website), banner
Perjalanan pemasaran: 13 Kab/Kota x 2 orang x 1 kali
Rapat: 4 kali x 10 orang
d. Rekruitmen dan Seleksi Peserta Pelatihan Tahun 2020
36 kali rekruitmen untuk 36 paket pelatihan
Rapat persiapan dan evaluasi rekruitmen: 6 kali x 4 orang
e. Monitoring Hasil Pelatihan Tahun 2019
Rapat persiapan dan evaluasi monitoring: 2 kali x 4 orang
Perjalanan dinas: 10 kali x 2 orang
f. Pendampingan Pasca Pelatihan Tahun 2020
Perjalanan: 36 kali x 1 orang
2. Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung
Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN
a. Pelatihan Keliling (Mobile Training Unit)
Durasi: 160 JP setara dengan 20 hari pelatihan
Jumlah paket: 6 paket pelatihan @ 16 orang peserta
Jumlah peserta: 96 orang
Jenis Pelatihan: Pelatihan Pertanian (2 paket), Pelatihan Perikanan (1 paket),
Pelatihan Peternakan (1 paket), dan Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian (2
paket)
3. Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung
Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN – DBHCHT (Dana
Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau)
a. Pelatihan Keliling (Mobile Training Unit)
Durasi: 160 JP setara dengan 20 hari pelatihan
Jumlah paket: 24 paket @ 16 orang
Jumlah peserta: 384 orang
Jenis Pelatihan: Pelatihan Pertanian (8 paket), Pelatihan Perikanan (4 paket),
Pelatihan Peternakan (2 paket), dan Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian (10
paket)
b. Pelatihan Institusional/Boarding
Durasi: 160 JP setara dengan 15 hari pelatihan
Jumlah paket: 6 paket @ 16 orang
Jumlah peserta: 96 orang
Jenis Pelatihan: Pelatihan Pertanian (2 paket), Pelatihan Perikanan (1 paket),
Pelatihan Peternakan (1 paket), dan Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian (2
paket)
4. Pelatihan Bidang Pertanian Bagi Calon Transmigran di Balai Pelatihan
Kerja dan Transmigrasi
a. Pelatihan Institusional/Boarding
Durasi: 56 JP setara dengan 7 hari pelatihan
Jumlah paket: 3 paket @ 50 orang
Jumlah peserta: 150 orang
F. INDIKATOR KINERJA
1. Data Jenis pelatihan yang dibutuhkan di daerah sasaran (13 kabupaten/kota)
2. Program Pelatihan yang akan dilaksanakan di daerah sasaran
3. Jumlah masyarakat yang memperoleh informasi pelatihan
4. Jumlah pendaftar dari daerah sasaran
5. Jumlah peserta yang dilatih
6. Data kondisi alumni pelatihan
7. Jumlah alumni yang didampingi
G. BATASAN KEGIATAN
1. Maksud dan Tujuan
a. Kegiatan Identifikasi dan Promosi Kebutuhan Pelatihan di Bidang Pertanian
Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN bertujuan
untuk mengetahui kebutuhan pelatihan masyarakat pencari kerja berdasarkan
kebutuhan kompetensi pasar kerja. Output dari kegiatan ini adalah jenis
pelatihan yang dibutuhkan pencari kerja sesuai kebutuhan pasar.
b. Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung
Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN bertujuan untuk
membekali pencari kerja dengan kompetensi di bidang pertanian agar dapat
diserap oleh pasar kerja (bekerja atau berwirausaha mandiri).
c. Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung
Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN – DBHCHT (Dana Bagi
Hasil Cukai Hasil Tembakau) bertujuan untuk membekali pencari kerja
dengan kompetensi di bidang pertanian agar dapat diserap oleh pasar kerja
(bekerja atau berwirausaha mandiri).
d. Pelatihan Bidang Pertanian Bagi Calon Transmigran di Balai Pelatihan Kerja
dan Transmigrasi bertujuan untuk membekali calon transmigran dengan
kompetensi di bidang pertanian agar dapat bekerja atau berwirausaha di
tempat tujuan transmigrasi.
2. Cara pelaksanaan kegiatan
a. Kegiatan Identifikasi dan Promosi Kebutuhan Pelatihan di Bidang Pertanian
Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN
dilaksanakan dengan cara melakukan kunjungan survey ke Dinas
Kabupaten/Kota, Kantor Kecamatan, Kantor Desa, pengusaha dan perwakilan
pencari kerja yang ada di daerah sasaran, penyusunan program pelatihan,
pemasaran program pelatihan ke daerah-daerah sasaran, pendampingan
pasca pelatihan serta monitoring pasca pelatihan bagi alumni pelatihan.
b. Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung
Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN dilakukan dengan cara
menyelenggarakan pelatihan kerja berbasis kompetensi maupun pelatihan
kewirausahaan, baik di Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi maupun di
lokasi peserta/daerah sasaran.
c. Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung
Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN – DBHCHT (Dana Bagi
Hasil Cukai Hasil Tembakau) dilakukan dengan cara menyelenggarakan
pelatihan kerja berbasis kompetensi maupun pelatihan kewirausahaan, baik di
Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi maupun di lokasi peserta/daerah
sasaran.
d. Pelatihan Bidang Pertanian Bagi Calon Transmigran di Balai Pelatihan Kerja
dan Transmigrasi dilakukan dengan cara menyelenggarakan pelatihan bidang
pertanian (dalam arti luas) di Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi.
3. Tempat pelaksanaan kegiatan
a. Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung Penempatan
Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN dilaksanakan di Kab. Banjarnegara,
Kab. Purbalingga, dan Kab. Banyumas
b. Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung Penempatan
Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN – DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai
Hasil Tembakau) dilaksanakan di Kab. Wonosobo, Kab. Cilacap, Kab. Rembang,
Kab. Brebes, Kab. Tegal, Kab. Pemalang, Kab. Kebumen (untuk Pelatihan
MTU), dan di Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi bagi peserta dari Kab.
Wonosobo, Kab. Kebumen, Kab. Pemalang, Kab. Brebes.
c. Pelatihan Bidang Pertanian Bagi Calon Transmigran di Balai Pelatihan Kerja dan
Transmigrasi dilaksanakan di Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi.
4. Pelaksana dan penanggungjawab
Seluruh kegiatan di atas dilaksanakan oleh Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi
(khususnya Seksi Pemasaran Program, Seksi Pelatihan, dan Instruktur didukung
oleh Subbag Tata Usaha) dengan melibatkan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota,
Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa di daerah sasaran.
5. Jadwal
Kegiatan dilakasanakan mulai Februari 2020 s/d Desember 2020.
6. Biaya
Seluruh kegiatan dibiayai dari APBD Tahun Anggaran 2020 dengan rincian terlampir
(Lampiran RKA)
7. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kegiatan Identifikasi dan Promosi Kebutuhan Pelatihan di Bidang Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN
Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN
Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN – DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau)
Pelatihan Bidang Pertanian Bagi Calon Transmigran di Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi
Banjarnegara, Januari 2019.
Penanggung Jawab Kegiatan
a.n. KEPALA BALAI PELATIHAN KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH KASUBBAG. TATA USAHA
ENDAH SRI NURNANINGSIH, SP NIP. 19650326 198503 2 006
1
KERANGKA ACUAN KERJA
BELANJA ADMINISTRASI UMUM (BAU) TAHUN 2020
PROGRAM : Manajemen Administrasi Pelayanan Umum, Kepegawaian dan
Keuangan Perangkat Daerah
SASARAN
PROGRAM
: Meningkatnya Layanan Administrasi Perkantoran dan Sarana
Prasarana
KEGIATAN : 1. Kegiatan Administrasi Pelayanan Keuangan Perangkat Derah
2. Kegiatan Pelayanan Jasa Surat Menyurat dan Kearsipan
Perangkat Daerah
3. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Air dan Listrik
Perangkat Daerah
4. Kegiatan Penyediaan Jaminan Barang Milik Daerah
5. Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan dan Pelayanan
Perkantoran Perangkat daerah
6. Kegiatan Rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam dan Luar
Daerah Perangkat Daerah
7. Kegiatan Pelayanan Penyerdiaan Makan Minum Rapat
Perangkat Daerah
8. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan/Buku Perpustakaan
Perangkat Daerah
9. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Berkala Rumah
Jabatan/Rumah Dinas/Gedung kantor/Kendaraan
10. Kegiatan Pemeliharaan Rutin /Berkala Sarana Kantor dan
Rumah Tangga Perangkat Daerah
11. Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Kantor
12. Kegiatan Pelayanan Informasi Perangkat Daerah
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum.
1) Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2) Undang-undang Nomor 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
3) Undang – Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2004 No. 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4435)
4) Undang–Undang Nomor: 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
5) Undang-Undang Nomor: 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
6) Undang–Undang RI Nomor : 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Revisi UU
nomor: 22 Tahun 1999);
2
7) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 tahun 2016, tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 85).
8) Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 64 tahun 2016, tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Nomor 64).
9) Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 52 Tahun 2018, tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Unit Pelaksana Teknis Daerah Pada Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi JawaTengah
2. Gambaran Umum
Meningkatnya pembangunan utamanya pada sektor industri menyebabkan
timbulnya masalah ketenagakerjaan, khususnya kesehatan dan keselamatan kerja.
Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia berada pada posisi strategis dalam produksi
barang dan jasa, perlu mendapat perlindungan dari resiko bahaya yang dapat
mengakibatkan gangguan atau penyakit dan kecelakaan kerja, sehingga efisiensi dan
produktivitas serta kualitas produksi dapat terjamin. Dalam rangka mengantisipasi
faktor resiko bahaya tersebut agar tidak merupakan kerugian dan pemborosan tenaga
kerja pada perusahaan, diupayakan melalui pendekatan hiperkes dan Keselamatan Kerja
sehingga melalui pendekatan tersebut diharapkan terjalin suatu hubungan industrial
yang serasi sehingga tercipta kondisi lingkungan kerja yang aman serta tenaga kerja
yang sehat dan produktif.
Belanja administrasi umum merupakan semua pengeluaran Pemerintah Daerah
yang tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau pelayanan public yang
berguna untuk kelancaran administrasi perkantoran. Sebagai upaya untuk melaksanakan
visi dan misi, di laksanakan melalui Program Manajemen Administrasi Pelayanan
Umum, Kepegawaian dan Keuangan Perangkat Daerah dengan anggaran
Rp. 2.030.007.000,- .
B. KEGIATAN.
1. Indikator Kinerja
a. Manajemen Administrasi Pelayanan Umum, Kepegawaian dan Keuangan
Perangkat Daerah
No. Nama Kegiatan
1. Kegiatan Administrasi Pelayanan Keuangan Perangkat Derah
a. Masukan : Rp. 75.000.000,-
b. Keluaran : jumlah laporan keuangan PD (jenis)
c. Hasil : Persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah
3
No. Nama Kegiatan
2. Kegiatan Pelayanan Jasa Surat Menyurat dan Kearsipan Perangkat Daerah
a. Masukan : Rp. 90.647.000,-
b. Keluaran : jumlah bulan terpenuhinya pelayanan jasa surat menyurat dan
kearsipan perangkat daerah
c. Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
3. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Air dan Listrik Perangkat Daerah
a. Masukan : Rp. 200.000.000,-
b. Keluaran : jumlah terpenuhinya jasa komunikasi, air dan listrik perangkat
daerah
c. Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
4. Kegiatan Penyediaan Jaminan Barang Milik Daerah
a. Masukan : Rp. 18.000.000,-
b. Keluaran : jumlah bulan terpenuhinya premi asuransibarang milik daerah
c. Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
5. Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan dan Pelayanan Perkantoran Perangkat
daerah
a. Masukan : Rp. 500.000.000,-
b. Keluaran : jumlah bulan terpenuhinya jasa kebersihan dan pelayanan
perkantoran perangkat daerah
c. Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
6. Kegiatan Rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam dan Luar Daerah Perangkat
Daerah
a. Masukan : Rp 210.000.000,-
b. Keluaran : jumlah bulan terpenuhinya pelaksanaan rapat-rapat koordinasi
dan konsultasi ke dalam dan luar daerah
c. Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
7. Kegiatan Pelayanan Penyerdiaan Makan Minum Rapat Perangkat Daerah
a. Masukan : Rp. 23.000.000,-
b. Keluaran : jumlah bulan terpenuhinya penyediaan makan minum rapat
perangkat daerah
c. Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
8. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan/Buku Perpustakaan Perangkat Daerah
a. Masukan : Rp. 3.360.000,-
b. Keluaran : jumlah bulan terpenuhinya kebutuhyan bahan bacaan /buku
perpustakaan perangkat daerah
c. Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
4
No. Nama Kegiatan
9. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Berkala Rumah Jabatan/Rumah
Dinas/Gedung kantor/Kendaraan
a. Masukan : Rp. 300.000.000,-
b. Keluaran : jumlah bulan terpenuhinya pemeliharaan rutin/berkala rumah
jabatan/rumah dinas/gedung kantor/kendaraan
c. Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
10. Kegiatan Pemeliharaan Rutin /Berkala Sarana Kantor dan Rumah Tangga
Perangkat Daerah
a. Masukan : Rp. 450.000.000,-
b. Keluaran : Jumlah bulan tercukupinya Pemeliharaan Rutin /Berkala Sarana
Kantor dan Rumah Tangga Perangkat Daerah.
c. Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
11. Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Kantor
a. Masukan : Rp. 160.000.000,-
b. Keluaran : Jumlah unit penyediaan sarana dan prasana kantor perangkat
daerah.
c. Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
12. Kegiatan Pelayanan Informasi Perangkat Daerah
a. Masukan : Rp. 50.000.000,-
b. Keluaran : Jumlah laporan informasi publik perangkat daerah.
c. Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Mendukung kelancaran pelaksanaan program manajemen administrasi pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan Balai Keselamatan Kerja Prov. Jateng.
D. KELUARAN (OUTPUT).
No. Nama Kegiatan Keluaran
1. Kegiatan Administrasi Pelayanan
Keuangan Perangkat Derah
Jumlah laporan keuangan PD (jenis)
2. Kegiatan Pelayanan Jasa Surat Menyurat
dan Kearsipan Perangkat Daerah
Jumlah bulan terpenuhinya pelayanan
jasa surat menyurat dan kearsipan
perangkat daerah
3. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Air
dan Listrik Perangkat Daerah
Jumlah terpenuhinya jasa komunikasi,
air dan listrik perangkat daerah
5
No. Nama Kegiatan Keluaran
4. Kegiatan Penyediaan Jaminan Barang
Milik Daerah
Jumlah bulan terpenuhinya premi
asuransibarang milik daerah
5. Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan dan
Pelayanan Perkantoran Perangkat daerah
Jumlah bulan terpenuhinya jasa
kebersihan dan pelayanan perkantoran
perangkat daerah
6. Kegiatan Rapat Koordinasi dan Konsultasi
Dalam dan Luar Daerah Perangkat Daerah
Jumlah bulan terpenuhinya
pelaksanaan rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi ke dalam dan luar daerah
7. Kegiatan Pelayanan Penyerdiaan Makan
Minum Rapat Perangkat Daerah
Jumlah bulan terpenuhinya penyediaan
makan minum rapat perangkat daerah
8. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan/Buku
Perpustakaan Perangkat Daerah
Jumlah bulan terpenuhinya kebutuhyan
bahan bacaan /buku perpustakaan
perangkat daerah
9. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala
Berkala Rumah Jabatan/Rumah Dinas/Gedung kantor/Kendaraan
Jumlah bulan terpenuhinya
pemeliharaan rutin/berkala rumah
jabatan/rumah dinas/gedung
kantor/kendaraan
10
.
Kegiatan Pemeliharaan Rutin /Berkala
Sarana Kantor dan Rumah Tangga Perangkat Daerah
Jumlah bulan tercukupinya
Pemeliharaan Rutin /Berkala Sarana
Kantor dan Rumah Tangga Perangkat
Daerah;
11
.
Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana
Kantor
Jumlah unit penyediaan sarana dan
prasana kantor perangkat daerah
12
.
Kegiatan Pelayanan Informasi Perangkat
Daerah
Jumlah laporan informasi publik
perangkat daerah
E. HASIL YANG DIHARAPKAN (OUTCOME)
No. Nama Kegiatan Keluaran
1. Kegiatan Administrasi Pelayanan
Keuangan Perangkat Derah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat daerah;
2. Kegiatan Pelayanan Jasa Surat Menyurat
dan Kearsipan Perangkat Daerah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat
daerah;
3. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi,
Air dan Listrik Perangkat Daerah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat
daerah;
6
No. Nama Kegiatan Keluaran
4. Kegiatan Penyediaan Jaminan Barang
Milik Daerah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat
daerah;
5. Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan dan
Pelayanan Perkantoran Perangkat daerah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat daerah;
6. Kegiatan Rapat Koordinasi dan
Konsultasi Dalam dan Luar Daerah
Perangkat Daerah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat
daerah;
7. Kegiatan Pelayanan Penyerdiaan Makan
Minum Rapat Perangkat Daerah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat daerah;
8. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan/Buku
Perpustakaan Perangkat Daerah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat daerah;
9. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala
Berkala Rumah Jabatan/Rumah
Dinas/Gedung kantor/Kendaraan
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat
daerah;
10. Kegiatan Pemeliharaan Rutin /Berkala
Sarana Kantor dan Rumah Tangga
Perangkat Daerah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat
daerah;
11. Kegiatan Penyediaan Sarana dan
Prasarana Kantor
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat daerah;
12. Kegiatan Pelayanan Informasi Perangkat
Daerah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat
daerah;
F. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN.
Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara swakelola/pengadaan langsung sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
G. PELAKSANA DAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN
a. Pelaksana kegiatan.
Sebagai pelaksana kegiatan adalah di Sub Bagian Tata Usaha Balai Keselamatan Kerja
Prov. Jateng.
b. Penanggung jawab kegiatan.
Sebagai penanggung jawab pelaksanaan kegiatan ini adalah Kepala Balai Balai
Keselamatan Kerja Prov.Jateng
7
H. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN
Waktu pelaksanaan kegiatan : Januari sampai dengan Desember 2020
Tempat pelaksanaan kegiatan : Balai Keselamatan Kerja Prov. Jateng Semarang.
I. BIAYA/MEKANISME PEMBIAYAAN
Dalam melaksanakan kegiatan ini dibutuhkan dana sebesar Rp 2.030.007.000,- dengan
Rencana Kerja dan Anggaran terlampir
J. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kinerja (KAK) Program Manajemen Administrasi Pelayanan
Umum, Kepegawaian dan Keuangan Perangkat Daerah Balai Keselamatan Kerja Provinsi
Jawa Tengah, ini disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang
didanai dari APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2020, dalam rangka
mewujudkan efektifitas, efisiensi, memenuhi kaidah transparansi dan akuntabel dalam
pelaksanaannya.
Semarang, Januari 2019
KEPALA BALAI
KESELAMATAN KERJA
PROVINSI JAWA TENGAH
MUMPUNIATI, SH, MM Pembina
NIP. 19710520 199403 2 010
1
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)
PENGUJIAN HIGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA DAN PENGEMBANGAN LABORATORIUM PENGUJIAN
TA.2020
PROGRAM : Peningkatan Kepatuhan dan Pengembangan Sistim Pengawasan Ketenagakerjaan
SASARAN PROGRAM : Meningkatnya deteksi dini potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja
KEGIATAN : Pengujian higiene perusahaan, kesehatan kerja dan pengembangan laboratorium pengujian.
A. LATAR BELAKANG.
1. DASAR HUKUM
a. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-Undang No. 20 Tahun 2014, tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per-02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
d. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor 48/ MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.
e. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor 49/ MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Getaran.
f. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor 50/ MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan
g. Keputusan Gubernur Jawa Tengah : Nomor 10 Tahun 2000, tentang Baku Mutu Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak Tingkat Propinsi Jawa Tengah
h. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 64 Tahun 2016, tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah.
i. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 52 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah.
j. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER-05 Tahun 2018, tentang K3 Lingkungan Kerja.
2. GAMBARAN UMUM
Sesuai dengan amanat UUD 1945 Pasal 27 ayat (2): Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, Pasal 28 d ayat (2): Setiap
orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan yang adil dan layak dalam hubungan
kerja; serta ketentuan dalam Undang-undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
setiap perusahaan wajib melaksanakan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk
melindungi keselamatan tenaga kerja dan sarana produksi.
Dewasa ini kecelakaan kerja masih sering terjadi. Secara global setiap 15 detik terjadi
160 kecelakaan kerja dan 1 diantaranya meninggal dunia akibat kecelakaan kerja atau
penyakit akibat kerja (www.ilo.org/safeday, 2009). Kasus kecelakkan kerja dan penyakit
akibat kerja (PAK) di Jawa Tengah dalam 3 (tiga) tahun terakhir dari 2013 – 2015
mengalami pengingkatan. Pada tahun 2015, terjadi 3390 kejadian dengan jumlah korban
mencapai 3905 orang, 47 diantaranya mengalami cacat dan korban meninggal sebanyak 41
orang serta jumlah hari hilang sebanyak 7.580 hari. Besarnya kerugian baik kerugian
ekonomi berupa santunan dan kerugian material serta kerugian non ekonomi berupa sakit,
cacat atau bahkan adanya korban meninggal dunia menyebabkan turunnya kualitas dan
kuantitas produksi atau turunnya produktiitas serta biaya tambahan berupa santuan dan biaya
perbaikan menyebabkan turunnya kinerja dan daya saing.
2
Penerapan keselamatan, kesehatan kerja dan hiperkes sebagai bagian dari
kegiatan industry merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses produksi serta produktivitas tenaga kerja dalam perusahaan.
Dalam melakukan pelayanan Pengujian Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
terhadap perusahaan, laboratorium Balai K3 Prov.Jateng juga dituntut untuk melakukan pengembangan laboratorium pengujian dalam memenuhi persyaratan standar mutu laboratorium yaitu dengan menerapkan SNI ISO/IEC 17025:2008. Dengan diperolehnya
akreditasi sebagai laboratorium penguji akan memberikan jaminan mutu pengujian kepada pelanggan untuk menunjang peningkatan daya saing dalam perdagangan nasional maupun internasional. Keselarasan dalam melangkah untuk memberikan sistem jaminan mutu,
antara pihak laboratorium dan pelaku industri harus saling mendukung. Laboratorium harus dapat memberikan nilai pengujian yang benar dan dapat diterima atau diakui oleh pasar internasional dan pelaku industri dapat mengontrol mutu produknya dengan melihat hasil dari nilai pengujian.
Seiring dengan berkembangnya teknologi pengujian, Laboratorium Penguji Balai K3 Prov. Jateng telah mendapatkan sertifikat akreditasi sebagai laboratorium penguji sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008 dari Komite Akreditasi Nasional. Masa berlaku sertifikat akreditasi
adalah selama 4 tahun, akreditasi pertama pada tanggal 8 April 2005. Reakreditasi yang kedua pada tanggal 09 Pebruari 2009, reakreditasi ke tiga telah dilaksanakan pada tanggal 18 dan 19 Nopember 2013 dan Reakreditasi ke empat pada tanggal 19-20 Nopember 2017.
Ruang lingkup yang terakreditasi adalah :
a. Pengujian faktor fisik : Kebisingan lingkungan ambien; Kebisingan lingkungan kerja; Iklim Kerja;Intensitas Penerangan
b. Pengujian faktor kimia lingkungan kerja dengan parameter : SO2, NO2, NH3, Ox, Formaldehid, H2S dan Debu total di tempat kerja.
c. Pengujian faktor kimia lingkungan ambien dengan parameter : SO2, NO2, NH3, Ox, H2S
d. Pengujian kualitas udara emisi sumber tidak bergerak, dengan parameter : Partikulat, Opasitas
e. Pengujian kualitas udara emisi sumber tidak bergerak, dengan parameter : Opasitas, CO, HC
B. KEGIATAN
1. SASARAN / RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan Pengujian Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja dan pengembangan Laboratorium Pengujian adalah :
a. Pengujian kualitas udara emisi dan lingkungan
b. Pengujian faktor fisika
c. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.
d. Kaji ulang Dokumen sistem Mutu yang meliputi :
Panduan Mutu
Prosedur Jaminan Mutu
Instruksi Kerja Alat
Formulir-formulir.
e. Analyst profisiensi test untuk pengujian kualitas udara lingkungan parameter NH3, H2S, O3, NO2, dan SO2.
f. Kalibrasi peralatan laboratorium.
g. Uji performance spektrofotometer UV-Vis
h. Pertemuan teknis laboratorium
i. Inhouse training.
j. Survailen akreditasi laboratorium
3
2. INDIKATOR KINERJA
a. Masukan
Dana APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp. 2.650.000.000,- ( Dua milyard enam ratus lima puluh juta rupiah).
b. Keluaran
1). Jumlah perusahaan yang melakukan pengujian higiene perusahaan dan kesehatan
kerja.
2). Ketersediaan laboratorium terakreditasi
c. Hasil
1) Tersedianya data kualitas udara lingkungan kerja
2) Tersedianya data faktor fisik lingkungan
3) Tersedianya data kesehatan tenaga kerja.
4) Terpeliharanya sistem mutu laboratorium sesuai SNI ISO/IEC 19-17025:2017
5) Personil laboratorium yang profesional.
6) Adanya jaminan mutu hasil pengujian
7) Peralatan laboratorium yang terkalibrasi dan mampu telusur
8) Peningkatan ilmu pengetahuan pegawai di bidang teknis pengujian.
d. Manfaat
1). Sumber informasi dalam menguji efektivitas kegiatan/ teknologi yang digunakan dalam pencegahan dan pengendalian dampak negatif yang dihasilkan dari proses produksi.
2). Deteksi dini penyakit akibat kerja
3). Mengetahui secara dini adanya perubahan lingkungan kerja yang tidak dikehendaki, sehingga dapat dilakukan upaya penanggulangan secara efektif.
4). Sebagai data lingkungan dalam penyusunan UKL/RPL, AMDAL serta sertifikasi ISO 14000 dll.
5). Kepastian hasil uji yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah & hukum.
6). Meningkatnya kualitas sumberdaya laboratorium.
7). Kemampuan pengujian laboratorium meningkat.
8). Kepercayaan pemakain jasa laboratorium semakin meningkat.
e. Dampak
1). Meningkatnya kualitas lingkungan
2). Meningkatnya derajat kesehatan tenaga kerja
3). Meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap mutu pelayanan.
4). Memberikan keuntungan pemasaran.
5). Meningkatkan keberterimaan produk di pasar nasional.
6). Meningkatnya pendapatan Asli Daerah
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan kegiatan Pengujian Higiene Perusahaan, Kesehatan Kerja dan Pengembangan Laboratorium Pengujian adalah :
a. Mendapatkan data kualitas udara dan faktor fisik lingkungan.
b. Mengidentifikasi resiko bahaya akibat lingkungan kerja
c. Mengendalikan pencemaran lingkungan kerja
d. Sosialisasi pengelolaan lingkungan kerja kepada perusahaan.
4
e. Menjamin konsistensi penerapan Sistem Mutu Laboratorium Balai K3 Prov. Jateng sesuai
SNI ISO/ IEC 17025:2017, sehingga dapat menjaga kompetensi laboratorium sesuai kriteria akreditasi KAN dari waktu ke waktu.
D. TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan pengujian Higiene Perusahaan, Kesehatan Kerja dan Pengembangan Laboratorium dilaksanakan di kantor Balai K3 Prov.Jateng dan wilayah provinsi Jawa Tengah meliputi : Kota
Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Kendal, Kabupaten Pati, Kabupaten Batang, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Surakarta
dan kalimantan.
E. PELAKSANA DAN PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN
Penanggung jawab kegiatan : Seksi Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
Pelaksana kegiatan : Seksi Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja,
Seksi Keselamatan Kerja, Subag Tata Usaha.
F. JADWAL : Januari – Desember 2020
G. BIAYA : Rp. 2.650.000.000,- (RAB terlampir)
1. Pengujian higiene perusahaan dan kesehatan kerja : Rp. 2.545.000.000,-
2. Pengembangan laboratorium pengujian : Rp. 105.000.000,-
Semarang, Januari 2019
KEPALA BALAI KESELAMATAN KERJA PROVINSI JAWA TENGAH
MUMPUNIATI, SH., MM.
Pembina NIP.19710520 199403 2 010
1
PENGUJIAN KESELAMATAN KERJA, ERGONOMI, PSIKOLOGI KERJA DAN PELATIHAN SDM BIDANG K3
PROGRAM : Peningkatan Kepatuhan dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan
SASARAN PROGRAM : Perusahaan, Dokter Perusahaan, Paramedis, Supervisor, Pencari Kerja, dan KegiataTUK Bidang K3
KEGIATAN : Pengujian Keselamatan Kerja, Ergonomi, Psikologi Kerja, dan Pelatihan SDM bidang K3
A. LATAR BELAKANG.
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
d. Peraturan menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor : Per.01/Men/1979,
tentang Kewajiban Latihan Hiperkes bagi Dokter Perusahaan
e. Peraturan menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor : Per.01/Men/1979,
tentang Kewajiban Latihan Hiperkes bagi Paramedis, Medis, Teknisi Perusahaan.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: Per-02/MEN/1980, tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
g. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
h. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 64 tahun 2016 tentang Organisasi dan tata kerja
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah.
i. Peraturan Gubernur Jawa Tengah no. 52 tahun 2018 tentang Organisasi dan tata kerja
Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas Tenga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa
Tengah
2. Gambaran Umum
Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bahwa
masalah ketenagakerjaan mempunyai banyak dimensi dan keterkaitan. Keterkaitan itu tidak
hanya dengan kepentingan tenaga kerja sebelum, selama dan sesudah masa kerja tetapi juga
keterkaitan dengan kepentingan pengusaha, pemerintah dan masyarakat. Untuk itu diperlukan
aturan yang menyeluruh dan komprehensif, antara lain mencakup pengembangan sumber daya
manusia, peningkatan produktivitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia, upaya perluasan
2
kesempatan kerja, pelayanan penempatan tenaga kerja, perlindungan tenaga kerja dan
pembinaan hubungan industrial .
Tenaga kerja merupakan sumber daya manusia yang sangat penting. Oleh karena itu
upaya perlindungan terhadap bahaya-bahaya yang timbul serta terciptanya keamanan dan
kenyamanan dalam bekerja merupakan kebutuhan yang mendasar. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu proses
kerja di tempat kerja. Untuk itu setiap perusahaan wajib melaksanakan upaya K3 guna
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.
Untuk itu dibutuhkan pelaksana yang profesional dan kompeten dalam
mengembangkan, mengkoordinir, memfasilitasi dan melaksanakan program-program K3 di
perusahaan. Penerapan K3 dapat menjadi upaya penghematan dan peningkatkan produktivitas,
karena perusahaan dapat meminimalisir biaya akibat terjadinya kebakaran, kecelakaan maupun
penyakit akibat kerja. Pada akhirnya apabila K3 menjadi budaya di tempat kerja maka akan
tercipta tenaga kerja yang selamat, sehat dan produktif
Menyadari akan penting dan perlunya penerapan K3, Balai Keselamatan Kerja
Provinsi Jawa Tengah melalui APBD Tahun Anggaran 2020 melaksanakan kegiatan
pemeriksaan kesehatan dan pengujian lingkungan kerja di perusahaan-perusahaan diwilayah
Jawa Tengah. Kegiatan ini bertujuan menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman dan
nyaman serta tenaga kerja yang sehat, selamat dan produktif.
Adapun sebagai upaya pembinaan dan pengembangan kompetensi SDM di bidang K3
Balai Keselamatan Kerja Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan pelatihan Hiperkes dan
Keselamatan Kerja bagi dokter, paramedis, supervisor dan masyarakat umum calon pekerja
serta uji kompetensi di bidang K3.
B. KEGIATAN
1. SASARAN / RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan meliputi:
a. Pengujian lingkungan kerja dan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
b. Pelatihan keselamatan kerja yang terdiri dari :
- Pelatihan dokter
- Pelatihan paramedis
- Pelatihan pencari Kerja
- Pelatihan supervisor
c. Kegiatan Tempat Uji Kompetensi (TUK) bidang K3
3
2. INDIKATOR KINERJA
a. Masukan
Dana APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp. 610.000.000
(enam ratus sepuluh juta rupiah).
b. Keluaran
1) Jumlah perusahaan yang melakukan pengujian lingkungan kerja dan kesehatan
kerja sebanyak 45 perusahaan
2) Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilatih Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) sebanyak 175 orang yang terdiri dari :
a. Pelatihan dokter sebanyak 25 orang
b. Pelatihan paramedis sebanyak 25 orang
c. Pelatihan supervisor (teknisi perusahaan) sebanyak 75 orang
d. Pelatihan pencari kerja sebanyak 50 orang dan
3) Ketersediaan Tempat Uji Kompetensi (TUK) sebanyak 1 kegiatan
c. Hasil
1) Persentase peningkatan perusahaan memiliki kategori baik dalam penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2) Meningkatnya kondisi lingkungan kerja yang aman dan nyaman
3) Meningkatnya derajat kesehatan tenaga kerja di perusahaan
4) Meningkatnya produktivitas tenaga kerja di perusahaan
5) Meningkatnya pengetahuan, pemahaman, dan penerapan K3 bagi dokter,
paramedis, supervisor di tempat kerja dan masyarakat umum pencari kerja
d. Manfaat
1) Meningkatnya kualitas lingkungan kerja
2) Mencegah terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan akibat kerja
3) Meningkatnya produktivitas tenaga kerja
e. Dampak
1) Meningkatnya derajat kesehatan tenaga kerja di sektor industri
2) Meningkatnya kesadaran masyarakat pekerja akan pentingnya penerapan K3
3) Meningkatnya produktivitas tenaga kerja
f. Batasan Kegiatan
1) Kegiatan pengujian lingkungan kerja dan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
dilakukan pada sektor industri kecil, menengah dan besar di wilayah Provinsi Jawa
Tengah.
2) Kegiatan Pelatihan Keselamatan Kerja bagi dokter, paramedis, supervisor dan
pencari kerja di wilayah Provinsi Jawa Tengah.
3) Tempat Uji Kompetensi (TUK) bidang keselamatan kerja
4
C. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN
1) Maksud dan tujuan kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pengujian lingkungan kerja di
sektor industri adalah:
a. Menciptakan kondisi lingkungan yang aman dan nyaman
b. Meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas tenaga kerja sektor industri
c. Meningkatkan pemahaman pengurus perusahaan dalam menerapkan K3
2) Maksud dan tujuan kegiatan Pelatihan K3 bagi :
a. Pelatihan Dokter : meningkatan pengetahuan dan pemahaman mengenai tugas dan
fungsi dokter perusahaan dalam meningkatkan penerapan K3 di perusahaan
b. Pelatihan Paramedis : meningkatan pengetahuan dan pemahaman mengenai tugas
dan fungsi dokter perusahaan dalam meningkatkan penerapan K3 di perusahaan
c. Pencari Kerja :
- Memberikan pemahaman kepada calon pekerja tentang Keselamatan Kerja dan
Hiperkes
- Memberikan pelatihan dan pembekalan kepada calon pekerja agar memahami
pentingnya penerapan K3 dalam bekerja.
- Meningkatkan daya saing bagi calon pekerja dengan pengetahuan di bidang K3
d. Supervisor : untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi supervisor perusahaan
dalam bidang higiene perusahaan, keselamatan dan nkesehatan kerja
3) Maksud dan tujuan kegiatan Uji Kompetensi K3 : mempersiapkan sumber daya manusia
(pekerja/calon pekerja) dalam memperoleh sertifikat kompetensi di bidangK3 dari badan
nasional sertifikasi Profesi (BNSP).
D. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pengujian lingkungan kerja akan dilaksanakan pada
bulan Januari s/d Desember 2020 di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah
2. Kegiatan Pelatihan Keselamatan Kerja
a. Pelatihan dokter rencana dilaksanakan pada bulan Maret 2020
b. Pelatihan paramedis rencana dilaksanakan pada bulan April 2020
c. Pelatihan pencari kerja rencana dilaksanakan pada bulan Februari dan Oktober 2020
d. Pelatihan supervisor rencana dilaksanakan pada bulan Juni, Juli dan Agustus 2020
3. Kegiatan Tempat Uji Kompetensi (TUK) bidang K3 rencana dilaksanaakan bulan November
2020
E. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pengujian lingkungan kerja akan dilaksanakan dengan
cara/metode sebagai berikut:
5
1. Mempelajari metode/peraturan yang berhubungan dengan pengujian lingkungan kerja dan
pemeriksaan kesehatan kerja
2. Melaksanakan pengamatan kondisi lingkungan kerja
3. Melakukan pengukuran faktor bahaya di lingkungan kerja
4. Melakukan pemeriksaan kesehatan pada tenaga kerja
5. Melakukan wawancara dengan pengurus dan tenaga kerja
F. PELAKSANA DAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN
a. Penanggung jawab kegiatan: Kepala Balai Keselamatan Kerja Provinsi Jawa Tengah
b. Pengampu kegiatan: Kepala Seksi Penyelenggaraan dan Pemberdayaan
c. Pelaksanaan kegiatan: Pegawai fungsional khusus dan fungsional umum di Balai
Keselamtan Kerja Prov. Jateng
G. BIAYA
Kegiatan diajukan melalui APBD 2020 dengan anggaran sebesar Rp. 610.000.000,- (enam
ratus sepuluh juta rupiah) dengan Rincian Anggaran Belanja (RAB) terlampir.
H. PENUTUP
Demikian usulan kegiatan pengujian keselamatan kerja, ergonomi, psikologi kerja dan pelatihan
SDM bidang K3 tahun anggaran 2020. Kerangka Acuan Kinerja (KAK) ini disusun dalam rangka
mendukung budaya K3 di perusahaan sehingga dapat tercipta lingkungan kerja yang aman
serta meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja. Atas perhatian dan perkenannya
diucapkan terima kasih.
Semarang, Januari 2020
KEPALA BALAI KESELAMATAN KERJA
PROVINSI JAWA TENGAH
MUMPUNIATI, SH.MM Pembina
NIP. NIP. 19710520 199403 2 010