Download - Keratokontivitis Viral
KERATOKONJUNGTIVITIS VIRAL
Eka Wahyuningtias, s.kedI Wayan Erik Pramana Jaya, s.ked
KonjungtivaKonjungtiva merupakan lapisan terluar dari mata yang terdiri dari membran mukosa tipis yang melapisi kelopak mata dan berakhir pada kornea.
konjungtiva dibagi atas 2 bagian yaitu konjungtiva palpebra dan konjungtiva bulbaris.
Anatomi
secara letak areanya, konjungtiva dibagi menjadi 6 area yaitu area marginal, tarsal, orbital, forniks, bulbar dan limbal.
Konjungtiva divaskularisasi oleh arteri ciliaris anterior dan a. palpebralis dan bersama banyak vena vena konjungtiva
Fungsi dari konjungtiva adalah memproduksi air mata, menyediakan kebutuhan oksigen ke kornea ketika mata sedang terbuka dan melindungi mata .
KORNEAjaringan transparan, tembus cahaya, menutupi bola mata bagian depan. kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda-beda : lapisan epitel, lapisan Bowman, stroma, membran Descement, dan lapisan endotel.
KONJUNGTIVITISKonjungtivitis adalah radang konjungtiva, merupakan penyakit mata paling sering dijumpai. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental.
Penyebab konjungtivitis Konjungtivitis folikular viral akut Demam faringokonjungtivitis oleh
adenovirus tipe 3 dan 7 dan serotipe lain. Virus herpes simpleks. Konjungtivitis folikular viral kronik (virus
molluscum contagiosum). Blefarokonjungtivitis viral (varicella, herpes
zoster akibat virul varicella-zoster , virus campak).
Gejala penting konjungtivitis adalah sensasi benda asing, yaitu sensasi tergores atau terbakar, sensasi penuh disekeliling mata, gatal, dan fotofobia.
Gajala Konjungtivitis
Diagnosis konjungtivitis Tanda –tanda penting konjungtivitis adalah
hiperemia, mata, berair, eksudasi, pseudoptosis, hipertrofi papilar, kemosis, folikel, pseudomembran, dan membran, granuloma, dan adenopati pre-aurikular.
Hiperemia adalah tanda klinis konjungtivitis akut yang paling menyolok. Kemerahan paling jelas di forniks dan makin berkurang ke arah limbus karena dilatasi pembuluh-pembuluh konjungtiva posterior.
Konjungtivitis viral Adalah suatu penyakit umum yang dapat
disebabkan oleh berbagai jenis virus. Keadaan ini berkisar antara penyakit berat yang dapat menimbulkan cacat, sampai in
feksi ringan yang cepat sembuh sendiri.
1. Konjungtivitis viral akutDemam FaringokonjungtivalKeratokonjungtivitis EpidemikaKonjungtivitis virus herpes simpleksKonjungtivitis penyakit newcastleKonjungtivitis Hemoragika Akut
2. Konjungtivitis viral kronikBlefarokonjungtivitis molluscum contagiosumBlefarokonjungtivitis varicella-zosterKeratokonjungtivitis campak
KOMPLIKASIKebanyakan konjungtivitis dapat sembuh sendiri, namun apabila konjungtivitis tidak memperoleh penanganan yang adekuat maka dapat menyebabkan komplikasi: (Ilyas, S. 2006).
Blefaritis marginal hingga krusta akibat konjungtivitis akibat staphilococcus
Jaringan parut pada konjungtiva akibat konjungtivitis chlamidia pada orang dewasa yang tidak diobati adekuat.
Keratitis punctata akibat konjungtivitis viral
Keratokonus (perubahan bentuk kornea berupa penipisan kornea sehingga bentuknya menyerupai kerucut) akibat konjungtivitis alergi.
Ulserasi kornea marginal, perforasi kornea hingga endoftalmitis dapat terjadi pada infeksi N. Gonorrhoeae, N.kochii, N. Meningitidis, H. Aegypticus, S. Aureus, dan M. Catarrhalis.
Pneumonia terjadi 10-20% pada bayi yang mengalami konjungtivitis chlamydia.
Meningitis dan septikemia akibat konjungtivitis yang diakibatkan meningococcus.
KERATITISKeratitis adalah peradangan pada kornea, membran transparan yang menyelimuti bagian berwarna dari mata (iris) dan pupil. Kondisi ini ditandai dengan rasa sakit dan gangguan penglihatan (Iilyass, 2002).
penyebab keratitis bermacam-macam, seperti infeksi bakteri,virus maupun jamur (virus herpes simpleks merupakan penyebab tersering), kekeringan kornea, pajanan cahaya yang terlalu terang, benda asing, reaksi alergi terhadap kosmetik, debu, polusi atau bahan iritan lainnya, kekurangan vitamin A dan penggunaan lensa kontak yang kurang baik.(Vaughan, 2007)
ETIOLOGI
Gejala keratitis: Mata terasa sakit Gangguan penglihatan Trias keratitis (lakrimasi, fotofobia, dan
blefarospasme)
Tanda keratitis: Infiltrat (berisi infiltrat sel radang,
kejernihan kornea berkurang, terjadi supurasi dan ulkus.)
Neovaskularisasi (superfisial bentuk bercabang-cabang, profunda berbentuk lurus seperti sisir)
Injeksi perikornea Kongesti jaringan yang lebih dalam
(iridosiklitis yang dapat disertai hipopion)
Keratitis epitelial Keratitis subepitelial Keratitis stroma Keratitis endotelial
Klasifikasi keratitis berdasarkan lokasi
Disebabkan oleh herpes simpleks dan herpes zoster. 1. Keratitis herpes simpleks - Keratitis dendritik - Keratitis disiformis2. Keratitis virus varicella-zoster
Keratitis virus
Peradangan (“itis”) dari kornea dan konjungtiva yang disebabkan oleh virus. Ketika hanya kornea yang meradang, hal itu disebut keratitis, ketika hanya konjungtiva yang meradang, hal itu disebut konjungtivitis.
Keratokonjungtivitis viral
Penyebab dari keratokonjungtivitis viral ini adalah infeksi virus antara lain adenovirus, virus herpes simpleks (HSV), enterovirus, virus varicella zoster, virus morbilli. (Vaughan, 2007)
ETIOLOGI
Konjungtivitis infeksi timbul sebagai akibat penurunan daya imun dan kontaminasi eksternal.
PATOFISIOLOGI
Patogen yang infeksius dapat menginvasi dari tempat yang berdekatan atau dari jalur aliran darah dan bereplikasi di dalam sel mukosa konjungtiva. Kedua infeksi bakterial dan viral memulai reaksi bertingkat dari peradangan leukosit atau limfositik meyebabkan penarikan sel darah merah atau putih ke area tersebut.
Sel darah putih ini mencapai permukaan konjungtiva dan berakumulasi disana dengan berpindah secara mudahnya melewati kapiler yang berdilatasi.
Diagnosis keratokonjungtivitis ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Konjungtivitis sebaiknya dibedakan dengan keratitis
DIAGNOSIS
Tanda konjungtivitis keratitis
Tajam penglihatan normal Turun nyata
Silau Tidak ada Nyata
Sakit Pedas, rasa
kelilipan
Sakit
Mata merah Injeksi konjungtiva Injeksi siliar
Edem kelopak mata Tidak ada/ringan,
terutama pada
konjungtivitis
adenoviral
Tidak ada/berat
Pupil Normal Mengecil
Kornea Normal Keruh, defek epitel pada pewarnaan
fluoresein
Berdasarkan hasil anamnesa diperoleh kombinasi gejala dan tanda pada penyakit konjungtivitis dan keratitis sehingga pasien didiagnosis dengan keratokonjungtivitis.
Biomikroskop (slitlamp) penggunaan slitlamp akan tampak adanya kekeruhan pada kornea baik berupa gambaran infiltrat seperti titik putih kecil atau becabang.
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan keratokonjungtivitis tergantung pada berat ringannya gejala klinik.
penatalaksanaan
Pada kasus ringan sampai sedang, cukup diberikan obat tetes mata tergantung jenis penyebabnya seperti pada KKV dapat diberikan anti histamin topikal dan dapatditambahkan vasokontriktor, kemudian dilanjutkan dengan stabilasator sel mast.
Padakasus yang berat dapat dikombinasi dalam pengobatannya ataupun dilakukan pembedahan.
Pada konjungtivitis virus yang merupakan “ self limiting disease” penanganan yang diberikan bersifat simtomatik serta dapat pula diberikan antibiotic tetes mata(chloramfenikol) untuk mencegah infeksi bakteri sekunder.
Steroid tetes mata dapat diberikan jika terdapat lesi epithelial kornea, namu pemberian steroid hanya berdasarkan pengawasan dokter spesialis mata karena bahaya efek sampingnya cukup besar bila digunakan berkepanjangan, antara lain infeksi fungal sekunder, katarak maupun glaucoma.
Prognosis Prognosis pada kasus keratokonjungtivitis
tergantung pada berat ringannya gejala klinis yang dirasakan pasien, namun umumnya baik terutama pada kasus yang tidak terjadi parut atau vaskularisasi pada kornea.
konjungtivitis dapat bertambah parah menjadi infeksi akut yAng mengganggu penglihatan apabila telah terjadi komplikasi seperti adanya keterlibatan kornea. Keratitis disini merupakan kelainan akibat infiltrasi sel radang yang mengakibatkan keruhnya kornea. Akibat terjadinya kekeruhan pada media kornea ini maka tajam penglihatan menurun. Keratitis selain disebabkan infeksi dapat juga disebabkan oleh kebiasaan, seringnya terpajan (exposure), penyakit lain seperti herpes simpleks, dan herpes zoster.
kesimpulan
Diagnosis keratokonjungtivitis ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaanfisik dan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan hasil anamnesa diperoleh kombinasi gejala dantandapada penyakit konjungtivitis dan keratitis sehingga pasiendidiagnosis dengan keratokonjungtivitis. Penatalaksanaan keratokonjungtivitis tergantung pada berat ringannya gejala klinik
KESIMPULAN
terimakasih